BAB IV
ISI DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Perusahaan
1. Profil dan Sejarah Perusahaan
CV. Bina Agro Mandiri mulai berdiri pada bulan Agustus tahun
2005, dengan pemilik perusahaan yaitu Bapak Muhammad Bachroni.
Awal mula terciptanya nama Bina Agro Mandiri yaitu dari seorang
wartawan majalah swasta yang memuat mengenai sarang burung walet
yang diselipkan di antara sarang burung sriti untuk mengundang burung
walet membuat sarang di tempat tersebut dan menjadikannya bisnis.
Bisnis tersebut diberi nama Bina Agro Nusantara. Bapak Muhammad
Bachroni kemudian berinisiatif membuka usaha dibidang obat-obatan
herbal yang diberi nama Bina Agro Mandiri.
Sebelum mendirikan CV. Bina Agro Mandiri, pada tahun 2003
beliau mulai menekuni marketing / pemasaran melalui media online.
Karena ketekunan beliau mempelajari tentang marketing online,
kemudian beliau diundang untuk mengisi seminar mengenai marketing
online. Beliau kemudian menyudahi pekerjaan sebagai konsultan
marketing online dan beralih membuka usaha obat-obatan herbal
VCO (Virgin Coconut Oil) merupakan minyak alami yang berasal
dari buah kelapa dengan proses pembuatannya tanpa pemanasan dengan
api melainkan dengan menjaga kestabilan suhu ruangan. VCO merupakan
minyak kelapa yang lebih sehat jika dibandingkan dengan minyak goreng
pada umumnya. Pada tahun 2005, VCO memiliki banyak peminat
dikalangan masyarakat dan menjadi peluang usaha yang besar. Hal
tersebut yang mendorong beliau untuk memproduksi VCO sebagai
produk pertama di CV. Bina Agro Mandiri. Berbekal keterampilan beliau
mengenai marketing online, beliau memasarkan produk VCO yang diberi
nama PRIMA COCO ke media online. Maraknya permintaan VCO pada
11
12
tahun tersebut membuat perusahaan menambah jangkauan pemasaran
dengan menggunakan agen-agen yang tersebar di berbagai wilayah di
seluruh Indonesia. Produk VCO di CV. Bina Agro Mandiri meraup
keuntungan yang begitu besar sehingga membuat beliau diundang dalam
pelatihan-pelatihan mengenai VCO di berbagai daerah seperti Jawa,
Papua, Sulawesi dan Sumatera.
Pembuatan VCO yang mudah, mengakibatkan timbulnya para
pesaing-pesaing bisnis VCO. Banyaknya pesaing-pesaing VCO dan
banyaknya VCO mengakibatkan permintaan VCO semakin hari semakin
menurun. Hal tersebut juga berdampak pada permintaan VCO di CV Bina
Agro Mandiri. Permintaan VCO yang menurun tersebut membuat
perusahaan kemudian mengembangkan usaha di bidang herbal dan
instalasi air minum isi ulang baik air mineral maupun Reverse Osmosis.
Perusahaan tetap membuat VCO namun hanya dalam skala kecil.
Penjualan instalasi air minum isi ulang tersebut mendapat keuntungan
yang sangat besar dan membuat perusahaan merambah usaha di bidang
penjualan aneka mesin rekayasa dan botol. Dalam usaha bidang herbal
juga mengalami perkembangan, yaitu :
a. Menyediakan Benih dan Bibit Tanaman Obat, Buah, Sayur dan
Bunga.
Pekarangan depan rumah yang cukup luas memungkinkan
untuk ditanami beberapa bibit tanaman baik tanaman obat maupun
tanaman buah yang ditaruh dalam pot. Kondisi tersebut yang membuat
beliau memanfaatkan pekarangan depan rumah menajadi peluang
usaha pembibitan tanaman. Usaha pembibitan tanaman tersebut
banyak menarik minat pembeli datang kerumah.
Ketekunan dan keuletan beliau dalam membuat usaha di
bidang pembibitan membuat beliau membuka lahan sebesar 1 hektar
untuk ditanami bibit-bibit tanaman. CV. Bina Agro Mandiri telah
mengirim berbagai jenis bibit ke seluruh Indonesia. Minat pembeli
paling banyak biasanya berasal dari daerah Kalimantan. Selain
13
pembibitan, CV. Bina Agro Mandiri juga menyediakan bahan baku
herbal berupa simplisia yang berasal dari kebun juga dari petani-
petani yang bermitra dengan perusahaan.
b. Menyediakan Simplisia, Serbuk dan Ekstrak Herbal.
CV. Bina Agro Mandiri juga memasok bahan-bahan simplisia
berasal dari para petani yang bermitra dengan perusahaan, selain itu
simplisia-simplisia tersebut juga sebagian ada yang berasal dari kebun
sendiri. Di CV. Bina Agro Mandiri juga memproduksi serbuk-serbuk
yang berasal dari simplisia yang sudah di grider dan di ayak, seperti
serbuk kulit manggis, serbuk mimbo, serbuk temulawak dan lain-lain.
CV. Bina Agro Mandiri juga rutin memasok bahan herbal bagi para
terapis, produsen herbal skala rumah tangga, home industry, hingga
perusahaan farmasi herbal ternama baik berupa simplisia, serbuk,
maupun ekstrak herbal dalam jumlah kecil hingga partai besar.
c. Pelatihan Agribisnis.
CV. Bina Agro Mandiri juga melaksanakan pelatihan
agribisnis bagi wisatawan.. Pelatihan yang diberikan CV. Bina Agro
Mandiri adalah seperti pelatihan pengolahan produk berbahan kelapa
dan turunannya / VCO (Virgin Coconut Oil), pelatihan budidaya
tanaman obat, dan pelatihan pembuatan organik. Pelatihan tersebut
juga untuk menarik para wisata yang berkunjung ke CV. Bina Agro
Mandiri.
Perkembangan yang pesat membuat CV. Bina Agro Mandiri juga
mendirikan beberapa divisi-divisi lainnya, diantaranya :
a. Yogya Visiprima
Yogya Visiprima merupakan divisi dari CV. Bina Agro
Mandiri yang berbentuk toko bergerak dalam bidang penjualan /
distribusi obat herbal, simplisia, serbuk, ekstrak herbal, bibit tanaman
dan instalasi air minum. Yogya Visiprima dalam pendistribusian
produk dari CV. Bina Agro Mandiri telah tersebar di seluruh
Indonesia.
14
b. Bina Syifa Mandiri.
Bina Syifa Mandiri merupakan sebuah divisi yang bergerak
dalam produksi obat-obat herbal. Bina Syifa Mandiri memproduksi
obat herbal dalam bentuk sediaan kapsul dan sediaan cair. Label
produksi obat-obat herbal yang di produksi yaitu Bina Syifa Mandiri
dan Alwahida. Bina Syifa Mandiri juga memproduksi kosmetik
kecantikan seperti Shampo Kemiri, Shampo Klerak, dan lain lain
dengan label produksi Maryam Beauty Center.
c. Raja Botol.
Raja Botol merupakan sebuah divisi dari CV. Bina Agro
Mandiri yang bergerak dalam penjualan botol dan aneka kemasan.
Raja Botol memiliki beraneka macam jenis kemasan dan botol.
Pemasaran Raja Botol sendiri telah mencapai ke seluruh Indonesia.
d. Java Stevia
Gula Stevia adalah salah satu pemanis pengganti gula yang
berasal dari daun stevia, baik berupa kering maupun yang masih
berbentuk daun utuh. Stevia merupakan jenis pemanis alami yang
tidak meninggalkan rasa getir di mulut. Gula Stevia juga dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit terutama dapat mencegah
penyakit diabetes. Harga dari gula stevia yang mahal mendorong
perusahaan membuka divisi Java Steivia yang bergerak dalam bidang
penjualan pemanis alami yang berasal dari daun stevia. Stevia
merupakan gula alami yang berasal dari daun stevia. Produk dari Java
Stevia sendiri sudah banyak diminati oleh masyarakat Inonesia.
Pemasaran dari gula stevia yang diproduksi oleh Java Stevia sudah ke
seluruh Indonesia.
2. Visi dan Misi Perusahaan.
a. Visi
Menjadi perusahaan agribinis yang terpercaya dengan menyediakan
stok produk yang berkualitas yang memadai dan lengkap, serta
memberikan pelayanan yang profesional.
15
b. Misi
Meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat sekitar dengan cara
membantu memberdayakan
3. Lokasi Perusahaan
Lokasi CV. Bina Agro Mandiri berada di Jl. Bantul 391,
Dongkelan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. CV. Bina Agro
Mandiri memiliki beberapa tempat yang digunakan untuk menjalankan
usaha, yaitu :
a. Lahan agrowisata dan pembibitan di Jalan Alam Citra, Desa Cabeyan,
Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Toko sekaligus kantor / Yogya Visiprima berada di Jalan Bnatul 391,
Dongkelan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
c. Tempat produksi obat-obat herbal / Bina Syifa Mandiri berada di Desa
Kweni, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
d. Gudang penyimpanan serbuk dan simplisia kering berada di Jalan
Ringroad Selatan, Jogonalan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul.
e. Gudang penyimpanan simplisia kering dan stok produksi berada di
Desa Beran, Kasihan, Bantul.
f. Tempat pengkapsulan dan pengemasan berada di Desa Kwayuhan,
Kecamatan Mertoyudan, Magelang.
4. Pemasaran.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang
digunakan individu, rumah tangga, ataupun organisasi untuk memperoleh
kebutuhan dan keinginan mereka dengan cara menciptakan dan
mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain (Simamora 2003).
Penjualan produk yang meningkat juga didampingi dengan pemasaran
produk yang bagus. Pemasaran awal yang dilakukan saat CV. Bina Agro
Mandiri didirikan yaitu menggunakan media online / internet. Pemasaran
menggunakan media online tersebut sangat efektif menarik minat pembeli
untuk membeli produk awal CV. Bina Agro Mandiri. Hingga saat ini,
16
media online masih digunakan sebagai media pemasaran. Pemasaran yang
dilakukan CV. Bina Agro Mandiri yaitu :
a. Pemasaran dengan menggunakan distributor dan agen.
Pihak perusahaan memasarkan produk-produknya kepada 2
distributor yang sudah berlangganan. Kemudian distributor tersebut
membawa banyak agen dan sub agen. Agen dan sub agen kemudian
menjual produk dari CV. Bina Agro Mandiri dengan membuka toko
fisik maupun secara media online. Sehingga membuat produk dari
CV. Bina Agro Mandiri tersebar luas di Indonesia seperti Jawa,
Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.
b. Pemasaran melalui toko.
Pemasaran produk yang dilakukan di toko yaitu dalam bentuk
eceran dan partai besar. Pemesanan dalam partai besar dilakukan oleh
pihak-pihak yang sudah bermitra dengan perusahaan. Pihak-pihak
yang bermitra dengan perusahaan banyak yang berasal dari luar
Yogyakarta. Pemesanan dalam eceran, dilakukan oleh pembeli datang
langsung ke toko.
c. Pemasaran media online.
Pemasaran melalui media online banyak mendapat keuntungan
yang besar. Pemasaran media online juga menarik minat para pembeli
memesan produk bahkan datang langsung ke toko. Pemasaran dengan
media online dilakukan dengan menggunakan website CV. Bina Agro
Mandiri yaitu www.binagro.co.id. Produk dari CV. Bina Agro
Mandiri juga dipasarkan oleh agen dan sub-agen melalui media online
berupa website dan mall online.
d. Penjualan ke mancanegara.
Penjualan ke mancanegara berawal dari media online yang
dipasarkan perusahan melalui website berbahasa Inggris yaitu
www.binagro.com, kemudian banyak pembeli dari luar negeri yang
berminat dengan produk dari perusahaan. Selain itu, peran distributor
membawa para sub agen juga membuat produk dari CV. Bina Agro
17
Mandiri kemudian merambah ke luar negeri. Produk CV. Bina Agro
Mandiri sudah merambah ke negeri seperti Cina (Hongkong, Macau,
Taiwan), Canada, Pakistan dan lain-lain.
5. Struktur Organisasi CV. Bina Agro Mandiri.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
PengemasanEkstrakPenggilingan
SerbukSimplisia
Produksi
Distribusi Pengiriman
Promotion & Branding
Office Marketing
Online Marketing
ProduksiMarketingHuman Resource Development
Finance Accounting
Direktur
Quality Control
18
6. Sumber Daya Manusia.
Terciptanya sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan
karena adanya perekrutan tenaga kerja dan seleksi tenaga kerja.
Perekrutan sumber daya manusia yang ada di CV. Bina Agro Mandiri
dilakukan dengan cara merekrut masyarakat sekitar perusahaan untuk
bekerja di CV. Bina Agro Mandiri sehingga membantu mengurangi
pengangguran di daerah sekitar perusahaan. Perekrutan sumber daya
manusia di perusahaan juga dilakukan melalui iklan baris di koran.
Rekomendasi relasi juga menjadi bagian dari perekrutan di CV. Bina
Agro Mandiri. Seleksi tenaga kerja di CV. Bina Agro Mandiri yaitu :
a. Pelamar pekerjaan datang langsung ke toko dengan membawa
persyaratan. Persyaratan tersebut sebagai berikut :
1) Surat lamaran / CV (Curicullum Vitae).
2) Pas foto 3x4 sebanyak 3 kali.
3) Fotokopi Ijazah terakhir.
4) Sertifikat Pelatihan / Sertifikat Penghargaan (jika ada).
b. Pelamar yang datang ke toko kemudian melakukan wawancara oleh
bagian personalia yaitu Meta.
c. Pelamar yang diterima di CV Bina Agro Mandiri sebelumnya melalui
masa magang 3 bulan untuk bagian kantor, sedangkan untuk bagian
produksi baik produksi obat herbal, produksi serbuk dan penyimpanan
simplisia kering langsung bekerja
7. Ketenagakerjaan dan Tata Tertib
a. Jumlah Tenaga Kerja.
Tenaga kerja yang ada di CV. Bina Agro Mandiri terdiri dari
45 orang pekerja. 45 orang tersebut tersebar di berbagai tempat yaitu
10 orang bekerja dibagian lahan agrowisata di cabeyan, 6 orang
bekerja dibagian produksi, 11 orang dibagian produksi serbuk dan
penyimpanan simplisia kering, 8 orang bekerja dibagian kantor, dan
10 orang bekerja dibagian pengemasan di daerah Magelang.
19
b. Tata Tertib Perusahaan.
Tata tertib di dalam suatu perusahaan berfungsi untuk
meningkatkan kedisiplinan para karyawan. CV. Bina Agro Mandiri
memiliki aturan-aturan yang harus di taati oleh para karyawan, yaitu :
1) Hari kerja perusahaan Senin-Sabtu.
2) Jam masuk kerja dimulai pukul 08.00 WIB.
3) Istirahat pukul 12.00-13.00 WIB.
4) Pulang pukul 16.00 WIB untuk hari Senin-Jumat, pukul 15.00
untuk hari Sabtu.
5) Bagi karyawan wanita muslim diwajibkan menggunakan hijab.
6) Setiap karyawan wajib mentaati seluruh peraturan yang dibuat atau
diberikan perusahaan.
8. Sistem Gaji
Sistem penggajian karyawan dari CV. Bina Agro Mandiri
dilakukan secara mingguan untuk karyawan produksi dan lahan dan
secara bulanan utnuk karyawan kantor. Penggajian secara mingguan
diberikan pada setiap hari sabtu. Para karyawan juga mendapat bonus
tambahan jika para karywan bekerja lembur. Pemberian gaji para
karyawan juga ditentukan dari lamanya karyawan bekerja di perusahaan
dan prestasi karyawan tersebut.
9. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan.
Fasilitas-fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawan
berupa tunjangan, kendaraan, dan rekreasi. Tunjangan yang diberikan
perusahaan bagi karyawannya adalah
1) Tunjangan pendidikan bagi puta-putri dari karyawan yang masih
bersekolah.
2) Tunjangan tengah bulan di tujukan untuk karyawan tetap.
3) Uang makan dan snack setiap harinya bagi seluruh karyawan.
4) Tunjangan rumah sakit bagi karyawan maupun keluarga karyawan
yang sakit.
20
5) Tunjangan yang ditujukan bagi karyawan yang akan melaksanakan
pernikahan.
6) Tunjangan bagi keluarga karyawan yang meninggal dunia.
7) Bonus bagi karyawan dapat berupa uang tunjangan hari raya (THR),
makanan, dan bingkisan.
8) Jaminan kesehatan bagi setiap karyawan seperti pemberiaan obat dan
suplemen herbal bagi semua karyawan.
9) Kendaraan bermotor bagi karyawan yang tidak memiliki kendaraan.
Fasilitas ini hanya diberikan kepada karyawan kantor / karyawan yang
bertugas sebagai distribusi.
10) Sarana rekreasi bagi semua karyawan dengan mengadakan liburan
bersama.
21
B. Pembahasan
1. Persiapan Bahan Baku.
Persiapan bahan baku sangatlah penting sebelum melakukan
pembuatan jamu. Perisiapan bahan baku bertujuan untuk memperlancar
proses pengolahan dan menjaga kualitas dari bahan baku tersebut. Secara
umum, persiapan bahan baku melalui beberapa tahap yaitu pengumpulan
bahan baku, sortasi basah, pencucian, pengeringan bahan, sortasi kering,
dan penyimpanan bahan. Bahan kulit manggis yang didapat CV. Bina
Agro Mandiri merupakan bahan kering yang berasal dari para petani mitra
daerah kali besing, Purworejo. Sedangkan simplisia daun sirsak dan
bunga rosella dibeli langsung dari pengkpetani mitra dalam bentuk kering,
untuk sarang semut diperoleh langsung dalam bentuk serbuk.
Daun sirsak yang layak panen bentuknya mulus, tidak rusak secara
fisik. Selain itu juga bebas serangan hama, seperti daun keriting atau
bercak-bercak penyakit. Pilih daun yang telah berwarna hijau pekat untuk
dipanen, tapi hindari daun yang terlalu tua. Apabila daun terlalu tua
dikhawatirkan kandungan zat aktif yang diharapkan telah menurun,
begitupun dengan daun yang terlalu muda. Para praktisi pengobatan dan
industri herbal biasanya memilih daun sirsak pada lembar ke 4-6 dari
pucuk. Daun yang ada pada posisi tersebut dianggap memiliki kandungan
zat aktif yang paling baik . Daun dipetik dari pangkalnya, pemetikan
jangan sampai melukai batang. Kemudian daun yang ada pada baris ke-6
hingga pangkal batang sebaiknya dipapas juga (Syahroni 2012).
Uji makroskopik kulit buah manggis yaitu berwarna merah cokelat,
permukaan dalam licin, berbau khas, berasa sepat dan pahit. Kadar air
sebesar 7,96 %. Hasil penetapan kadar air simplisia kulit buah manggis
tidak melebihi 10%, jika melebihi 10% menjadi media yang baik untuk
pertumbuhan jamur (Pasaribu et al 2012). Simplisia yang baik harus
memenehi persyaratan dari Farmakope Indonesia. Syarat simplisia kering
berdasarkan Farmakope Indonesia adalah susut pengeringan memiliki
nilai <10% ; kadar abu total <2,9% ; kadar abu tidak larut asam <0,04% ;
22
kadar sari larut air >24,6% ; dan kadar sari larut etanol >24,3 %
(Indrasuari et al 2014).
Simplisia kulit manggis yang berasal dari para petani mitra yaitu
memiliki kualitas yang berbeda antara satu dengan yang lain. Kualitas
kulit yang didapat dari petani mitra dari segi warna dan permukaan sesuai
dengan karakteristik simplisia kulit manggis karena sebelum simplisia
dikirim ke CV. Bina Agro Mandiri telah dilakukan sortasi basah dan
pengeringan. Simplisia yang didapat dari petani mitra terkadang kadar
airnya tidak sesuai dengan syarat kelayakan simplisia kulit manggis yaitu
sekitar 12-15% atau >10%. Oleh karena itu, CV Bina Agro Mandiri
melakukan seleksi simplisia kulit manggis kembali sesuai karakteristik
simplisia kering yang benar dan standar mutu simplisia yang benar.
Proses persiapan bahan baku simplisia kulit manggis sesuai standar
mutu simplisia yang akan diolah menjadi jamu sediaan cair melalui
beberapa proses, yaitu :
a. Pengeringan bahan baku.
Proses pengeringan bahan bertujuan untuk menurunkan kadar
air sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang dan
mikroorganisme lain, menghilangkan aktivitas enzim yang bisa
menguraikan lebih lanjut kandungan zat aktif, serta memudahkan
dalam hal pengelolaan proses selanjutnya (lebih ringkas, mudah
disimpan, tahan lama, dan sebagainya). Faktor yang mempengaruhi
pengeringan diantaranya adalah waktu pengeringan, suhu
pengeringan, kelembaban udara disekitar bahan, kelembaban bahan
atau kandungan air dari bahan, ketebalan bahan yang dikeringkan,
luas permukaan bahan, dan sirkulasi udara (Narulita 2014).
Pengeringan yang tepat akan menghasilkan mutu simplisia
yang tahan disimpan lama dan tidak terjadi perubahan bahan aktif
yang dikandungnya. Pengeringan suatu bahan terlalu lama dan
suhunya yang terlalu tinggi dapat menurunkan mutu karena dapat
merusak komponen-komponen yang terdapat di dalamnya (Rusli dan
23
Darmawan 1988). Tujuan pengeringan agar bahan baku dapat tahan
lama serta mencegah terjadinya proses penjamuran. Alasan digunakan
temperatur pengeringan yang tidak terlalu tinggi adalah untuk
mencegah kemungkinan rusaknya senyawa antioksidan. Pada
umumnya senyawa antioksidan rusak pada temperatur 60°–70°C
(Miryanti et al 2011).
Pengeringan dapat dilakukan dengan cara dikeringkan
langsung di bawah sinar matahari, kering angin, dan dengan oven.
Hasil pengeringan yang paling bagus adalah dengan cara kering angin,
karena dengan cara tersebut kadar air dapat mencapai 10%.
Pengeringan bahan yang digunakan saat mengeringkan bahan kulit
manggis di CV. Bina Agro Mandiri masih menggunakan cara
tradisional. Pengeringan dilakukan langsung di bawah sinar matahari.
Pengeringan yang dilakukan di CV. Bina Agro Mandiri dapat merusak
senyawa zat aktif seperti antioksidan yang terdapat pada kulit
manggis.
b. Sortasi kering bahan.
Bahan yang telah dikeringkan kemudian masuk ke tahap
sortasi kering. Sortasi kering dilakukan untuk memisahkan bahan
dengan kotoran-kotoran yang menempel saat pengeringan. Sortasi
kering juga memilih kembali bahan yang sudah dikeringkan, seperti
bahan yang masih basah / tidak kering secara merata dikeringkan
kembali dan bahan yang terlalu kering tidak diambil kembali karena
semakin sedikit kadar air dalam simplisia maka akan semakin baik.
Sortasi kering simplisia kulit manggis yang dilakukan di CV.
Bina Agro Mandiri yaitu masih secara manual. Simplisia yang kering
kemudian disortasi kembali dengan meneliti satu-persatu simplisia
tersebut. Sortasi kering kulit manggis untuk memilih kembali kulit
manggis yang sudah di keringkan sesuai standar dan memisahkan
simplisia yang terlalu kering / gosong. Sortasi kering yang dilakukan
untuk daun sirsak yaitu memisahkan daun yang bagus dengan daun
24
yang kotor dan daun yang bolong. Sortasi bunga rosella dilakukan
untuk memisahkan kelopak bunga yang bagus dengan kelopak bunga
rusak / terlalu gosong.
c. Penyimpanan bahan.
Penyimpanan simplisia harus memenuhi syarat / standar
penyimpanan yang baik dan benar. Syarat penyimpanan simplisia
yang baik adalah :
1) Memiliki sirkulasi udara yang baik.
2) Memiliki suhu, kelembapan, dan penerangan yang cukup
sehingga tidak merusak simplisia yang disimpan.
3) Mampu melindungi simplisia dari perubahan cuaca esktrim
(sangat panas atau sangat dingin) dan kelembapan berlebih.
4) Melindungi simplisia dari serangga dan hewan pengganggu yang
dapat merusak simplisia (Sudewo 2009).
Simplisia kulit manggis yang akan digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan jamu sediaan cair kemudian diproses untuk digiling /
grinder dan diayak. Sebagian simplisia kulit manggis yang tidak
digunakan kemudian disimpan sebagai bahan cadangan. Penyimpanan
simplisia kulit manggis di CV. Bina Agro Mandiri tidak memenuhi
syarat kelayakan penyimpanan simplisia. Penyimpanan simplisia kulit
manggis di CV. Bina Agro Mandiri hanya menggunakan karung dan
penyimpanannya hanya ditaruh begitu saja diruangan bercampur
dengan simplisia lainnya. Keterangan lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 4.2 dibawah ini. Penyimpanan seperti dapat mengakibatkan
simplisia mudah berjamur dan dimakan tikus.
25
Penyimpanan simplisia menggunakan karung berwarna-warni
bertujuan untuk melindungi simplisia dari sinar ultraviolet agar bahan
aktif pada simplisia tidak rusak. Karena penggunaan karung berwarna-
warni dapat memperkecil penyerapan suhu panas yang dapat merusak
senyawa aktif simplisia, selain itu karung yang berwarna-warni dapat
memantulkan sinar ultraviolet.
2. Pembuatan Serbuk Kulit Manggis
Gambar 4.3 Proses Pembuatan Serbuk Kulit Manggis
a. Penggilingan.
Penggilingan bertujuan untuk memperkecil ukuran bahan
sehingga mempermudah dalam pengemasan dan lebih praktis dalam
penggunaan. Penggilingan dapat dilakukan dengan menggunakan alat
penggiling/ penepung, seperti alat hummer mills. Dalam penggilingan,
ukuran bahan harus disesuaikan dengan keperluan penggunaan,
Serbuk Kulit Manggis
Pengayakan
Penggilingan
Simplisia Kulit Manggis
Gambar 4.2 Penyimpanan Simplisia
26
misalnya jika penggunaannya dengan cara diseduh atau digodok
ukurannya cukup (20-40 mesh) karena sebelum dikonsumsi disaring
terlebih dahulu. Tetapi jika ingin dibuat produk kapsul, maka ukuran
serbuknya harus halus yaitu 80-100 mesh supaya jika dikonsumsi
dapat larut semua dalam tubuh (Sembiring 2007).
Simplisia kulit manggis yang sudah kering kemudian
memasuki proses penggilingan dengan menggunakan mesin hammer
mills. Keterangan lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4
dibawah ini. Proses penggilingan ini dapat menghasilkan simplisia
dalam bentuk serbuk / tepung. Proses penggilingan simplisia kulit
manggis ini menghasilkan serbuk yang masih kasar. Hasil
penggilingan dengan hammer mills memudahkan dalam
pengekstrakan kulit manggis menjadi jamu sediaan cair jika
dibandingkan dengan bentuk simplisia kulit manggis yang masih utuh.
b. Pengayakan.
Serbuk yang di hasilkan dari mesin hammer mills masih
berupa serbuk kasar . Untuk menyeragamkan serbuk tersebut maka
dilakukan pengayakan dengan menggunakan mesin ayak. Pengayakan
bertujuan untuk menyamakan derajad kehalusan dari serbuk yang
digiling, keterangan lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar 4.5
dibawah ini. Serbuk kulit manggis yang telah digiling mempunyai
hasil yang tidak sama rata atau terdapat serbuk yang berukuran kecil
Gambar 4.4 Proses Penggilingan Bahan
27
dan besar. Serbuk hasil dari penggilingan kemudian masuk ke proses
pengayakan. Pengayakan serbuk kulit manggis menggunakan mesin
ayak dengan ukuran ayakan yaitu 80 mesh.
3. Pembuatan Jamu Sediaan Cair Dari Ekstrak Kulit Manggis.
Kulit manggis yang berasal dari petani mitra memiliki kualitas
simplisia yang berbeda-berbeda. Warna dan permukaan simplisia yang di
dapat sesuai dengan kriteria simplisia kulit manggis. Kadar air yang dari
simplisia tersebut tidak memenuhi syarat simplisia. Kadar air dari
simplisia kulit manggis yang didapat dari petani lebih dari 10%.
Pengeringan bahan baku bertujuan untuk menurunkan kadar air yang ada
didalam simplisia agar sesuai syarat yaitu <10%. Simplisia yang sudah
melalui tahap pengeringan kemudian menyortasi kering. Sortasi kering
bertujuan untuk memisahkan simplisia dari kotoran yang menempel di
simplisia dan simplisia yang masih basah dipisahkan untuk dikeringkan
kembali. Simplisia yang sudah tersortasi kemudian sebagian ada yang
masuk kedalam penggrinderan dan sebagian ada yang disimpan.
Proses pembuatan jamu sediaan cair ini menggunakan simplisia
kulit manggis yang telah menjadi serbuk. Pembuatan serbuk kulit
manggis menggunakan hammer mills / penggiling. Pembuatan serbuk
menggunakan mesin hammer mills menghasilkan ukuran serbuk yang
tidak sama rata. Serbuk yang telah digiling kemudian mengayaknya agar
mendapatkan ukuran serbuk yang sama. Ayakan yang digunakan untuk
mengayak serbuk yaitu ukuran 80 mesh.
Gambar 4.5 Proses Pengayakan Serbuk
28
Serbuk kulit manggis hasil pengayakan kemudian digunakan untuk
pembuatan jamu sediaan cair. Jamu sediaan cair merupakan infusa yang
berasal dari pengekstrakan bahan baku dengan menggunakan air selama
15 menit dengan suhu 90° C. Ekstraksi yang digunakan untuk membuat
jamu sediaan cair yaitu infundasi.
Gambar 4.6 Proses Pembuatan Jamu Sediaan Cair
Cairan Infusa 3 dan Ampas
Menyaring infusa 3
Cairan Infusa 2 dan Ampas
Menyaring infusa 2
Merebus infusa dan menambahkan gula aren 125 gram, madu 300 ml dan sirup anggur 100 ml
Memasukkan dan mencampurkan dalam panci
Menambah air RO 4 liter
Merebus selama 15 menit dengan suhu 90° C
Menyaring infusa 1 dalam keadaan panas
Cairan infusa 1 dan ampas
Menyiapkan Serbuk Kulit Manggis 255 gram, Serbuk Daun Sirsak 50 gram, Serbuk Bunga Rosella 50 gram, Serbuk Sarang Semut 50 gram.
29
Langkah pertama pembuatan jamu sediaan cair dari ekstrak kulit
manggis adalah mencampurkan bahan dasar yaitu serbuk kulit manggis
255 gram, serbuk daun sirsak 50 gram, serbuk bunga rosella 50 gram dan
serbuk sarang semut 50 gram kemudian bahan diaduk agar tercampur rata.
Setelah bahan tercampur rata, menambahkan air RO sebanyak 4 liter.
Keterangan lebih jelasnya pada dapat dilihat pada gambar 4.7 dibawah
ini.
Panci yang sudah berisi campuran air dan serbuk kemudian
memanaskannya diatas kompor sampai mendidih dengan suhu 90° C
selama 15 menit. Infusa yang telah medidih kemudian menyaringnya
menggunakan kain bersih untuk memisahkan ampas dengan larutannya.
Keterangan lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.8 dan gambar
4.9.dibawah ini.
Gambar 4.7 Menambah Air RO pada campuran serbuk kulit manggis, daun
sirsak, bunga rosella, dan sarang semut
Gambar 4.8 Merebus larutan
30
Memeras ampas yang berada di kain hingga tidak tersisa air lagi.
Larutan yang telah disaring kemudian memanaskannya lagi diatas kompor
dan menambahkan gula aren sebanyak 125 gram, madu sebanyak 300 ml,
dan sirup anggur sebagai pengental sebanyak 100 ml. Mengaduk infusa
yang telah ditambahkan bahan tambahan agar menjadi homogen /
tercampur rata dengan infusa. Proses pengadukan melakukannya diatas
kompor sampai infusa mendidih, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
4.10, gambar 4.11 dan gambar 4.12 dibawah ini.
Infusa yang telah mendidih kemudian melakukan penyaringan
kembali. Proses penyaringan infusa dilakukan 2 kali. Infusa yang sudah
mendidih kemudian menyaringnya dengan kain bersih hingga terpisah
antara ampas dengan infusa. Setelah saringan pertama benar-benar
tersaring, kemudian dilakukan saringan ke-2 dengan menggunakan kain
mori yang permukaannya lebih padat sehingga sisa-sisa ampas yang
masih ikut dalam infusa dapat tersaring. Keterangan lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 4.13 dan gambar 4.14 dibawah ini.
Gambar 4.9 Menyaring Infusa 1
Gambar 4.10 Pemberian Gula Aren
Gambar 4.11 Pemberian Madu dan sirup anggur
31
4. Proses Pengemasan dan Pelabelan
Infusa yang sudah tersaring kemudian dimasukkan ke dalam botol
kaca dalam keadaan panas. Botol kaca dan tutup yang akan digunakan
sebelumnya membersihkannya dengan sabun cuci piring dan
membilasnya sampai bersih hingga tidak ada lagi sisa sabun yang
menempel pada botol dan tutup. Botol dan tutup yang sudah bersih
merebusnya ke dalam air yang mendidih selama 10 menit. Tujuan
membersihkan dan merebus botol dan tutup tersebut adalah tindakan
sterilisasi agar botol tidak terkontaminasi bakteri maupun mikroba.
Mikroba atau bakteri yang menempel dapat mengakibatkan cairan yang
ada di dalam botol terkontaminasi bakteri sehingga cairan didalam botol
menjadi tidak sehat. Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada gambar
4.15 dan gambar 4.16 dibawah ini.
Gambar 4.13 Penyaringan Infusa 2
Gambar 4.14 Penyaringan Infusa 3
Gambar 4.15 Pencucian Botol Kemasan
Gambar 4.16 Pengisian Infusa kedalam kemasan
32
Botol yang berisi infusa kemudian menutupnya dengan rapat agar
tidak bocor . tumpah. Kemudian memberi label nama produk yaitu
“Mangosteen Plus” pada kemasan botol yang sudah terisi infusa dan
tertutup rapat. Bagian tutup botol, memberi kemasan plastik dan
kemudian menyegelnya. Tujuan dari penyegelan adalah agar tutup botol
tetap aman dan tidak mudah terkontaminasi debu hingga sampai ke
tanggan konsumen. Botol yang sudah siap kemudian memasukkannya ke
dalam kemasan kardus / kemasan retail, keterangan lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 4.17 dibawah ini. Kemasan kardus yang digunakan
memiliki 2 lapisan yaitu bagian dalam terdapat kardus tebal dan bagian
luar kardus tipis / kemasan retail. Kardus tebal pada bagian kemasan
sekunder untuk melindungi botol dari benturan yang dapat mengakibatkan
botol bisa pecah.
Pemilihan botol sendiri sebagai kemasan jamu sediaan cair karena
kaca memiliki keunggulan transparan, dapat melindungi produk dari
pengaruh lingkungan, inert (tidak mudah bereaksi dengan produk), dan
dapat dipakai beberapa kali. Kardus kemasan retail yang berisi botol jadi
kemudian memasukkannya kedalam kemasan sekunder. Kemasan
sekunder berfungsi melindungi produk selama penggundangan dan
pengangkutan dari pabrik sampai ke tangan konsumen.
33
5. Pemasaran Produk.
Produk mangsoteen plus ini merupakan produk dari CV. Bina Agro
Mandiri yang banyak diminati oleh konsumen. CV. Bina Agro Mandiri
mematok harga mangosteen plus ini seharga Rp. 150.000 setiap botolnya.
Pemasaran dari mangosteen plus ini melalui 2 distributor. Distributor-
distributor ini kemudian memasarkan produk mangosteen plus kepada
agen dan sub agen. Produk mangosteen plus ini sudah tersebar di seluruh
Indonesia melalui para agen dan sub-agen. Agen dan sub-agen yang
menjual produk mangosteen plus ini membuka toko baik toko fisik
maupun toko online. Toko online yang memasarkan produk mangosteen
plus ini berasal dari berbagai daerah seperti Bekasi, Depok, Surabaya,
Sumatera dan lain-lain. Produk mangosteen plus juga sudah merambah ke
luar negeri seperti Hongkong. Kantor Yogya Visiprima yang juga sebagai
toko, menjual produk mangosteen plus secara eceran.
6. Pengolahan Limbah.
Pengolahan limbah hasil produksi obat herbal maupun produk
mangosteen plus di Bina Syifa Mandiri kemudian diolah menjadi pupuk
organik. Limbah hasil produksi tersebut berupa ampas bahan baku.
Limbah kemudian diolah menjadi pupuk organik dengan cara fermentasi.
Hasil olahan limbah tersebut kemudian digunakan untuk pupuk organik di
lahan cabeyan sehingga penggunaannya lebih aman jika dibandingkan
dengan pestisida berbahan kimia dan lebih menghemat biaya dalam
perawatan tanaman.
Top Related