21
BAB III
STRATEGI KOMUNIKASI
3.1 Analisis
3.1.1 Analisis Studi Literatur
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh penulis, penulis mendapatkan beberapa
data yang mendukung topik perancangan sebagai berikut :
a) Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi membawa dampak
yang positif dan negatif bagi semua orang khususnya bagi para remaja, dengan
kemajuan teknologi segalanya menjadi mudah dan semakin mengarahkan sifat para
remaja yang pada dasarnya masih mencari jati diri menjadi semakin individualis
karena merasa tidak memerlukan orang lain.
b) Remaja merupakan usia perubahan dari seorang anak – anak menjadi dewasa
dimana masa remaja harus di persiapkan dan diarahkan dengan tepat agar menjadi
seseorang yang bertanggung jawab , peduli , dan memiliki tata perilaku yang baik di
masa depan
3.1.2 Analisis Hasil Kusioner
Penulis telah menentukan responden sebagai perwakilan sebanyak 65 remaja di kota
Semarang dengan mengambil sample dari sekolah dan universitas sebagai berikut:
SMK N 7
SMK N 2
Universitas Stikubank
Universitas Dian Nuswantoro
IKIP PGRI
Target sasaran berusia 15 – 22 tahun dengan SES B – C. Kuisioner ini bertujuan untuk
menggali informasi mengenai pengetahuan remaja tentang penyandang disabilitas dan
seberapa besar kepedulian remaja terhadap penyandang disabilitas.
22
3.1.2.1 Target Sasaran
Gambar 3.1 Jenis Kelamin Responden
Gambar 3.1 Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan data kuisioner jenis kelamin responden di dominasi oleh kaum wanita
sebesar 43% atau 37 orang dari 65 jumlah responden.
3.1.2.2 Usia
Gambar 3.2 Usia Responden
23
3.1.2.3 Fasilitas Umum
Gambar 3.3 Jumlah Responden Pengguna Fasilitas Umum
Sebanyak 65 responden pernah menggunakan fasilitas umum bus , zebra cross, dan
trotoar.
Gambar 3.4 Jumlah Penggunaan Responden terhadap Fasilitas Umum
24
Sebanyak 42% responden menggunakan fasilitas umum 6 – 10 kali dalam seminggu ,
32% lainnya menggunakan fasilitas umum sebanyak 1 – 5 kali dalam seminggu , dan sisanya
sebesar 26% menggunakan fasilitas umum lebih dari 10 kali dalam seminggu.
3.1.2.4 Penyandang Disabilitas
Gambar 3.5 Jumlah Responden yang Mengetahui Istilah Penyandang Disabiltas
25
Sebesar 69% dari total 65 jumlah respoden pernah mendengar istilah penyandang
disabilitas dan 31% responden belum pernah mendengar istilah penyandang disabilitas.
Gambar 3.6 Gambar Golongan yang Termasuk Penyandang Disabilitas
Berdasarkan dari data di atas sebesar 63% responden menjawab tuna netra , tuna
daksa, dan tuna rungu, 6% menjawab wanita hamil, 23% lanjut usia dan hanya 8% yang
menjawab semuanya. Hal ini menandakkan bahwa tidak sepenuhnya semua remaja
mengetahui pengertian tentang penyandang disabilitas, sebagian besar hanya pernah
mendengar namun tidak mengetahui siapakah yang termasuk ke dalam penyandang
disabilitas.
26
3.1.2.5 Kepedulian Remaja
Gambar 3.7 Respon yang Dilakukan Para Remaja ketika Melihat Penyandang Disabilitas
di Fasilitas Umum
Gambar 3.8 Respon yang Dilakukan Para Remaja terhadap Penyandang Disabilitas
27
3.1.2.6 Hasil Riset Desain
Pada kuisioner penulis memberikan alternatif bentuk gambar sebagai berikut :
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3.9 Alternatif Desain
Gambar 3.10 Hasil Kuisioner Pilihan Alternatif Desain
28
Sebanyak 58% responden memilih gambar 1 dimana gambar 1 lebih cenderung
menggunakan unsur gambar vector dibandingkan gambar 2 yang cenderung bergaya
fotografi atau menggunakan objek asli.
3.1.2.7 Hasil Riset Typography
Sebagai pendukung data, penulis juga memberikan alternatif huruf yang paling
disukai kepada para responden sebagai berikut :
Huruf 1 Huruf 2
Huruf 3 Huruf 4
Gambar 3.11 Alternatif Jenis Huruf
Gambar 3.12 Hasil Riset Typography
29
Berdasarkan dari hasil riset sebanyak 37% responden memilih jenis huruf 3 yaitu
jenis huruf sans serif dibandingkan dengan jenis huruf 1 sebesar 29% , huruf 2 script
sebesar 20% dan jenis huruf 4 huruf serif sebesar 14%
3.1.2.8 Hasil Riset Warna
Menurut Klimcuk warna merupakan salah satu unsur utama dalam sebuah
desain karena warna dapat mempengaruhi cara berpikir seseorang ( 2008 : 33), oleh
sebab itu penulis juga memberikan alternatif warna kepada para responden untuk
mendukung perancangan kampanye sosial yang akan dibuat.
Gambar 3.13 Alternatif Warna
Gambar 3.14 Hasil Riset Alternatif Warna
30
Berdasarkan dari hasil kuisioner sebanyak 43% responden memilih jenis
golongan warna dingin, 32% responden memilih jenis golongan warna panas dan
sisanya sebesar 25% memilih warna pastel.
Gambar 3.15 Hasil Riset Media Sosial
Sebagai pendukung media kampanye untuk penggunaan media sosial seperti
Facebook , Instagram atau Twitter oleh sebab itu penulis melakukan penelitian apakah
remaja dengan SES B – C memiliki media sosial. Berdasarkan hasil penelitian 86%
target sasaran ternyata memiliki akun media sosial dan 14% tidak.
31
Gambar 3.16 Hasil Riset Media Sosial yang Dimiliki
Berdasarkan hasil riset di atas sebanyak 56 target sasaran memiliki sosial media
Facebook, 18 target sasaran juga memiliki Instagram dan hanya 4 target sasaran yang
memiliki sosial media Twitter . Sehingga berdasarkan data diatas dapat disimpulkan
lebih dari 50% target sasaran memiliki sosial media Facebook.
3.1.3 Analisis Hasil Wawancara
3.1.3.1 Hasil Wawancara dengan Rekan Penyandang Disabilitas
1) Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sidi seorang yang berprofesi
sebagai tukang becak di kota Semarang dirinya kerap kali menggunakan bus
untuk melakukan pulang pergi ke kampung halamannya. Selama menggukan
bus umum dirinya juga beberapa kali mengalami dampak dari
ketidakpedulian remaja , katanya “ ya kalau yang baik peduli ya ngasi kalau
ndak baik ya ada yang diem aja ”
2) Hasil wawancara dengan Bapak Tri seorang petugas parkir di Jalan Pemuda
dirinya sering menggunakan bus BRT untuk aktivitas pulang pergi
32
berdasarkan pengalaman ada remaja yang tidak peduli dan semuanya
berdasarkan dari pribadi dan didikan keluarga masing – masing.
3) Hasil wawancara dengan Ibu Rosyiah dirinya pernah memiliki pengalaman
ketika naik bus BRT waktu itu dirinya sedang hamil 3 bulan saat itu kondisi
bus agak sedikit sesak karena bertepatan dengan jam pulang sekolah
sedangkan dia ada janji untuk bertemu dokter kandungan sehingga dirinya
tidak mendapatkan bangku . Kata Ibu Rosyiah “ waktu itu banyak anak –
anak sekolah mba cuma ya mereka kayak nggak tau entah usia kandungan
saya masi muda jadi mungkin gak terlalu keliatan atau mereka memang yang
gak mau ngasi tempatnya cuma ya sudah untung saya gak terlalu jauh
perginya mba ”
4) Hasil wawancara dengan Ibu Retno, berdasarkan pengalamannya ketika
waktu hamil dirinya pernah mengalami dampak dari ketidakpedulian remaja,
karena dirinya ada sebuah urusan dan terpaksa harus menggunakan fasilitas
umum karena tidak ada yang mengantar. Berdasarkan dari pengalamannya
waktu itu ada anak sekolah salah seorang anak tertidur dan yang lainnya
sedang mengobrol dan satu lagi sedang melihat namun tidak memberikan
bangkunya. “padahal kan ibu hamil seharusnya mendapat prioritas ya , tapi
untungnya ada petugas BRT yang cepet sadar terus minta ke anak –
anaknya tempat duduknya terus baru saya dikasi tempat duduk deh ” ujar Ibu
Retno
3.1.3.2 Hasil Wawancara dengan Petugas Lapangan BRT
Wawancara dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2016 kepada beberapa petugas
lapangan BRT di kota Semarang dengan hasil sebagai berikut :
1. Bapak Deni Praminto yang telah bekerja sebagai petugas bus dan shelter
selama dua tahun, menurut pengalaman Bapak Deni selama bekerja di BRT
banyak remaja yang tidak peduli terhadap penyandang disabilitas, apabila
ada penumpang disabilitas yang naik kerap kali dirinya harus berteriak untuk
meminta tempat duduk kepada para remaja.
2. Saudari Marta yang betugas di bus BRT juga mengatakan banyak remaja
yang tidak peduli dan harus diminta memberikan tempat duduknya apabila
ada orang tua dan kepedulian tergantung dari pribadi masing – masing.
33
3. Bapak Setyo Nugroho selaku petugas BRT yang telah bekerja selama 5
tahun mengakui bahwa kepedulian remaja di kota Semarang sangat kurang,
kebanyakan dari para remaja tidak mau memberikan tempat duduknya
kepada penyandang disabilitas dengan berpura – pura tidur , bermain
handphone atau mendengarkan musik.
4. Saudari Umi Wahi yang pernah menjadi petugas di dalam BRT selama 1,5
tahun juga menceritakan bahwa dirinya pernah menjumpai remaja yang tidak
mau memberikan tempat duduknya kepada penyandang disabilitas dengan
alasan lelah.
5. Saudari Utfah yang bekerja sebagai petugas BRT yang sekarang bertugas
sebagai pengawas shelter juga mengatakan banyaknya anak remaja yang
tidak peduli seperti ketika hendak memasuki bus mereka tidak mendahulukan
orang yang lebih tua atau membutuhkan serta para petugas harus selalu
berteriak untuk meminta para remaja untuk memberikan bangkunya.
3.1.4 Analisis Hasil Video Logging
Gambar 3.17 Remaja tidak Memberikan Tempat Duduk dan Sibuk Bermain Handphone
34
Gambar 3.18 Remaja tidak Memberikan Tempat Duduk dan Sibuk Mengobrol dengan
Teman – Temannya
35
Gambar 3.19 Remaja yang Tidak Memberikan Bangku kepada Wanita yang Membawa
Anak Kecil
36
Gambar 3.20 Remaja Hanya Melihat dan Tidak Membantu Penyandang Disabilitas
Bedasarkan dari hasil penelitian video logging didapati perilaku target sasaran
yang cuek sehingga tidak menyadari kondisi di sekitar dan justru sibuk mengobrol
dengan teman atau bermain gadget, adapula target yang memang menyadari
keberadaan penyandang disabilitas namun tidak memperdulikan dan hanya melihat.
37
3.1.5 Analisis SWOT
3.1.5.1 Strenght ( Kekuatan )
Sudah banyak lembaga yang mendukung terhadap kepedulian terhadap
penyandang disabilitas.
3.1.5.2 Weakness ( Kelemahan )
Kampanye lebih dapat menjangkau melalui media offline dibandingkan
dengan media online yang lebih mudah viral.
3.1.5.3 Opportunity ( Kesempatan )
Kampanye menyampaikan gagasan yang kurang baik dari sifat
individualisme dalam diri remaja. Setelah menyadari masalah yang ada
remaja yang baik akan mengubah pandangan dan tindakan.
3.1.5.4 Threat ( Ancaman )
Target kampanye dengan SES B – C yang lebih suka aktifitas diluar
dibandingkan mengikuti kegiatan edukasi.
3.2 Sasaran Khalayak
3.2.1 Target Primer
Target sasaran dalam kampanye sosial ini ditujukan bagi para remaja di Indonesia
dengan batasan wilayah Ibu kota Jawa Tengah. Target sasaran berusia 15 – 22 tahun
yang berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa. Menurut Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa
pada usia berikut merupakan masa persiapan dalam mencari jati diri sehingga sangat
tepat untuk diarahkan agar menjadi pribadi yang baik di masa depan. Target sasaran
adalah remaja yang sering menggunakan fasilitas umum seperti bus, trotoar, dan zebra
cross oleh sebab itu dipilih remaja dengan SES B – C.
3.3 Strategi Komunikasi
3.3.1 Creative Brief
Pada perancangan kampanye sosial peduli penyandang disabilitas di fasilitas umum
penulis menggunakan Harol D. Lasswell 5W ( What, When, Where, Who, Why ) + 1H ( How )
sebagai berikut :
38
3.3.1.1 What
Kampanye peduli penyandang disabilitas di fasilitas umum diciptakan dengan harapan
dapat menyadarkan dan membuat para remaja peduli terhadap penyandang disabilitas
khususnya dalam penggunaan fasilitas umum. Selain itu mengurangi rasa individualisme
di dalam kepribadian para remaja sehingga dapat membawa dampak positif kepada
semua orang di dalam berbagai aspek kehidupan.
3.3.1.2 When
Kampanye sosial ini dibuat dalam jangka waktu 6 bulan dimulai dari bulan Desember
2016 – Mei 2017 sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
3.3.1.3 Where
Kampanye sosial peduli penyandang disabilitas di fasilitas umum akan direalisasikan ke
dalam bentuk visual yang berisi mengenai nilai positif dalam memberikan kepedulian
terhadap penyadang disabilitas, media ini akan membantu proses meluasnya informasi
ke ruang publik. Selain dalam bentuk visual nantinya akan diadakan sebuah acara di
kota Semarang untuk mendukung proses kampanye yang telah berjalan.
3.3.1.4 Who
Kampanye sosial ini ditujukan kepada para remaja berusia 15 – 22 tahun di kota
Semarang dan di dukung oleh lembaga Indonesia Disable Care Community,
DISHUBKOMINFO Provinsi Jawa Tengah serta komunitas 234 SC Semarang.
3.3.1.5 Why
Kampanye sosial peduli penyandang disabilitas di fasilitas umum dirancang oleh penulis
berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada tingginya rasa
individualisme pada remaja yang berdampak pada ketidakpekaan di lingkungan sekitar
dan minimnya rasa kepedulian terhadap sesama manusia terutama bagi penyandang
disabilitas.
3.3.1.6 How
Kampanye sosial ini akan memberikan informasi mengenai penyandang disabilitas dan
hak – haknya dengan cara membawa materi yang akan menggelitik sisi emosional dari
39
taret sasaran dan didukung dengan kegiatan agar para remaja dapat berinteraksi secara
langsung. Kampanye sosial ini akan menggunakan perpaduan media ATL, BTL dan
TTL untuk mendukung penyebarluasan informasi.
3.3.2 Strategi Penyampain Pesan Sosial
Perancangan kampanye sosial harus mempersiapkan strategi yang sesuai dan
tepat, oleh sebab itu penulis telah menyiapkan strategi sebagai berikut :
3.3.2.1 Tahapan Awaraness & Interest
Periode Pelaksanaan : Desember 2016
Menyebarkan informasi mengenai penyandang disailitas dan isu – isu mengenai
pentingnya rasa kepedulian terhadap penyandang disabilitas di sekolah dengan
SES B – C seperti SMKN 5, SMKN6, SMKN 7, SMKN4 , Universitas
STIKUBANK, IKIP PGRI , UDINUS, USM serta media promosi di badan bus dan
bangku bus BRT di Kota Semarang.
3.3.2.2 Tahapan Search
Periode Pelaksanaan : Januari 2017
Target Sasaran yang mulai tertarik akan mulai mencari informasi mengenai
kampanye sosial melalui permainan interkatif yang diletakkan di sekolah dan
universitas seperti SMKN 5, SMKN6, SMKN 7, SMKN4 , SMKN 8, Universitas
STIKUBANK, IKIP PGRI , UDINUS, USM dan shelter bus di Kota Semarang.
3.3.2.3 Tahapan Action
Periode Pelaksanaan :1 Februari 2017 – 30 Mei 2017
Pada tahap ini akan diadakan seminar untuk mendukung kampanye sebanyak 4
kali di 2 sekolah SMK N 7, SMKN 5, STIKUBANK, dan Universitas Semarang .
Seminar akan diadakan setiap bulan satu kali dimulai dari bulan Februari 2017
hingga 13 Mei 2017. Peletakkan Baliho di sekitar jalan Simpang Lima, Pemuda,
Pandanara, Majapahit, Tugu Muda, dan Dr. Cipto serta didukung oleh
penggunaan media sosial website, facebook dan instagram untuk menyebarkan
poster undangan.
40
3.3.2.4 Tahapan Share
Periode Pelaksanaan : 31 Mei 2017
Pada tahap ini event yang telah berlangsung akan diunggah ke dalam media
Sosial serta merchandise yang telah dibagikan menjadi salah satu faktor
pendukung untuk penyebarluasan kampanye dan seminar.
3.3.3 Tema Kampanye
Tema kampanye sosial yang diangkat oleh penulis adalah kepedulian terhadap
penyandang disabilitas di fasilitas umum
3.3.4 Judul Kampanye
Judul kampanye sosial yang diangkat adalah “ Peduli itu Keren Cuek itu Cemen ”
3.3.5 Media Kampanye
Kampanye sosial akan berlangsung sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
yaitu 6 bulan . Berikut adalah media kampanye yang telah dirancang oleh penulis
:
Tahapan Media Periode Waktu
Attention dan Interest Poster A3 Interaktif yang
akan di bagikan di
beberapa sekolah dan
universitas di Semarang
serta media sosial.
Pemasangan iklan pada
badan bus , jok kursi bus,
dan kursi halte
1 Bulan
Search Permainan interaktif yang
akan diletakkan di
sekolah, univesitas, dan
shelter bus di kota
Semarang.
1 Bulan
Action Seminar
Media Acara Seminar :
Poster A3 dibagikan ke
4 Bulan
41
sekolah dan universitas di
kota Semarang.
Baliho yang dipasang di
jalan – jalan seperti
Simpang Lima, Pemuda,
Pahlawan, Majapahit,
Tugu Muda, dan Dr.
Cipto.
Media Sosial.
Share Mengunggah kegiatan
dan Seminar yang telah
berlangsung di media
sosial Facebook dan
Website
Merchandise berupa topi,
canvas bag, botol minum,
notes dapat digunakan
untuk media share.
31 Mei 2016
Tabel 3.1 Media Kampanye
3.3.6 Strategi Media
3.3.6.1 Objektif Media
Penanaman rasa kepedulian kepada para remaja dengan cara menggungah
emosional namun masih bersifat rasional sehingga dapat menciptakan
keharmonisan di dalam aspek kehidupan serta meminimalkan sifat
individualisme di kepribadian para remaja.
3.3.6.2 Pendekatan Media
a) Media Utama
Media utama menggunakan media Below the Line seperti poster A3 dan
Baliho, MMT
42
b) Media Pendukung
Seminar yang diadakan sebanyak 4 kali di Sekolah dan Universitas di Kota
Semarang.
c) Above the Line
Website
Pemasangan Baliho
Pemasangan Desain pada Badan Bis
Pemasangan Desain Pada Bangku Bis
d) Below the Line
Poster A3
Baliho
Stiker Bangku
Merchandise
X Banner
Media Sosial
LCD
Soundsystem
3.3.7 Strategi Anggaran
3.3.7.1 Tahap Awaraness dan Interest Desember 2017
No Media Jumlah Harga Total
1 Poster A3 200 3.500 700.000
2 Pemasangan Iklan Badan
Bis
15 6.500.000 97.500.000
3 Pemasangan Iklan
Bangku Bis
15 3.000.000 45.000.000
TOTAL 700.000
Tabel 3.2 Anggaran Dana Awaraness dan Interest
43
3.3.7.2 Tahap Search Januari 2017
No Media Jumlah Harga Total
1 Kotak Permainan 15 5.000.000 75.000.000
2 Boothstand 15 9.000.000 135.000.000
3 Tiket Hadiah 2250 700 1.575.000
4 Bendera 30 2.500 1.125.000
5 Papan Informasi 15 75.000 1.125.000
TOTAL 213.825.000
Tabel 3.3 Anggaran Dana Search
3.3.7.3 Tahap Action Seminar Februari 2017 - Mei 2017
No Media Jumlah Harga Total
1 Poster A3 100 5.000 500.000
2 Cetak Baliho 6 750.000 4.500.000
3 X Banner 8 75.000 600.000
4 Merchandise 1000 40.000 40.000.000
5 Pembicara 12 500.000 6.000.000
6 Panitia 40 100.000 4.000.000
7 Sewa LCD 4 250.000 1.000.000
8 Pemasangan Baliho 6 1.500.000 9.000.000
9 Kaos Panitia 40 70.000 2.800.000
10 Cetak Name Tag +
Gelang Panitia
40 5000 200.000
11 Makan Siang 1100 25.000 27.500.000
12 Hadian Undian 22 150.000.000 150.000.000
13 Sewa lokasi 4 2.500.000 10.000.000
TOTAL 256.100.000
Tabel 3.4 Anggaran Dana Action
Top Related