20
BAB III
PROSES PENYELIDIKAN KASUS
Layanan dan bimbingan siswa ini memiliki beberapa tahapan yang dilakukan
oleh praktikan dalam memberikan bantuan kepada klien yang mengalami kesulitan
dalam belajarnya. Tahapan-tahapan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
A. IDENTIFIKASI KASUS
Identifikasi kasus merupakan langkah awal yang dilakukan oleh praktikan
dalam melaksanakan layanan dan bimbingan siswa. Identifikasi kasus sendiri adalah
usaha mengenal, mengetahui, dan memahami jenis masalah yang dialami oleh klien,
yang dalam hal ini adalah siswa. Tujuan identifikasi kasus ini adalah untuk untuk
mengumpulkan data-data klien sebagai proses awal untuk memahami masalah yang
dihadapi oleh klien sehingga praktikan dapat menentukan faktor apa yang
menyebabkan terjadinya masalah tersebut dan pada akhirnya mampu mengatasinya
dengan baik. Adapun langkah yang dilakukan dalam identifikasi kasus adalah sebagai
berikut:
1. Mengamati sikap dan tingkah laku siswa selama mengikuti jam pelajaran dan di
luar pelajaran.
2. Melihat hasil belajarnya melalui ulangan harian.
3. Mencari informasi dari teman sekelasnya.
4. Mencari informasi tentang prestasi belajarnya dari wali kelas
21
Melalui langkah-langkah identifikasi kasus, setelah dilihat dan diamati siswa
mengalami kesulitan belajar, ini dibuktikan dari nilai beberapa mata pelajaran yang
kurang memuaskan atau masih dibawah kriteria nilai. (dapat dilihat pada lampiran
nilai Raport).
B. ANALISIS DATA
Tahap analisis data adalah tahap pengumpulan data dan pengorganisasian data
dengan baik yang berupa data pribadi maupun data tentang lingkungan sekitarnya
secara menyeluruh.
Untuk mengetahui informasi tentang klien secara lebih mendalam, diperlukan
data yang akurat dan lengkap. Untuk itu diperlukan berbagai teknik pengumpulan
data antara lain angket, observasi, dokumentasi, wawancara, dan check list. Namun,
mengacu pada kode etik layanan dan bimbingan siswa maka data siswa bersifat
rahasia sehingga segala informasi yang menyangkut identitas diri siswa dan orang tua
dibuat fiktif.
Dalam layanan dan bimbingan siswa ini, praktikan memilih siswa kelas VII-
A, karena praktikan mengajar di kelas tersebut sehingga klien mudah dipantau.
Selama mengikuti pelajaran, klien sering bercanda/ramai, pada saat-saat tertentu klien
sering terlihat melamun yang menyebabkan klien tidak konsentrasi pada pelajaran,
dan tidak bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran sehingga nilai-nilai klien selalu
kurang memuaskan. Berdasarkan kenyataan di atas, praktikan merasa perlu
melakukan identifikasi lebih jauh mengenai data-data klien sehingga nantinya dapat
memecahkan masalah yang dihadapi klien. Berikut merupakan data-data angket, hasil
observasi, dokumentasi serta wawancara praktikan bersama klien.
22
1. Identitas Klien Berdasarkan Angket
a. Identitas klien (siswa)
Nama : Aldi Fairus (fiktif)
Nama Panggilan : Aldi
Tempat tanggal lahir : Malang, 12 Februari 1994
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pelabuhan Ketapang RT. 03 RW. 04 Sukun Malang
b. Identitas orang tua
Nama Ayah : Rhoma Irama (fiktif)
Tempat tanggal lahir : Malang, 08 Juli 1971
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Pelabuhan Ketapang RT. 03 RW. 04 Sukun Malang
Nama Ibu : Yatti Oktavia (fiktif)
Tempat tanggal lahir : Malang, 03 Mei 1970
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Pelabuhan Ketapang RT. 03 RW. 04 Sukun Malang
23
c. Riwayat Pendidikan Klien
Riwayat pendidikan klien dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tahun TK SD SMP
Tahun masuk 1998 2000 2007
Tahun keluar 2000 2007 ......
Tempat
sekolah
Aisyiyah Bustanul
Atfal 28
Bakalan Krajan 2 SMPN 17 Malang
Lama belajar 2 Tahun 7 Tahun ......
d. Kegiatan Belajar Klien
Waktu belajar : Malam hari
Lama belajar rata-rata : 30 Menit
Partner belajar : -
Tempat belajar : Kamar
Dari data kegiatan belajar klien di atas, praktikan dapat menyimpulkan
bahwa klien malas belajar, ditunjukkan dengan durasi belajar yang hanya ½ -1
jam per hari. Belajar klien tidak ditemani oleh orang tua sehingga tidak ada
yang mengawasi. Selain itu, klien juga tidak mengikuti kursus di luar sekolah
sehingga juga kurang mendapatkan pengayaan yang lebih selain dari sekolah.
24
2. Identitas Klien Berdasarkan Daftar Cek Masalah (DCM /Problem Check List
(PCL)
Daftar Check Masalah atau Problem Check List adalah sebuah daftar
kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau memancing pengutaraan
masalah yang pernah atau sedang dialami oleh seseorang yang menyangkut keadaan
pribadi individu, seperti sikap, minat, kondisi jasmaniah, hubungan sosial kejiwaan,
kondisi rumah dan keluarga, dan lain-lain (Hidayah, 1998:55).
Dari hasil Daftar Check Masalah yang telah diisi oleh klien pada lampiran 1,
dapat diketahui bahwa klien mengalami masalah sebagai berikut.
➢ Aspek Masalah Kesehatan
1. Kurang/tidak dapat tidur
2. Merasa lelah dan tidak semangat
3. Kurang hawa segar
4. Sering gemetar dan keluar keringat
5. Mudah kaget dan gugup
6. Perut saya sering terganggu
➢ Aspek Masalah Kehidupan Ekonomi
1. Ibu/Saudara ikut membantu mencari penghasilan tambahan
2. Saya tidak ingin orang tua terlalu mengekang
➢ Aspek Masalah Keluarga
1. Saya adalah anak sulung
2. Selalu bertengkar dengan kakak/adik
3. Pertengkaran ayah dan ibu menganggu pikiran saya
25
4. Orang tua kurang memperhatikan saya
5. Orang tua mencampuri urusanku
6. Sukar menyesuaikan diri dengan ayah
7. Di rumah saya merasa kurang senang
8. Kehidupan di rumah kurang teratur
➢ Aspek Masalah Agama dan Moral
1. Malas beribadah
2. Tidak sungguh-sungguh mengerjakan ibadah
3. Kurang merasakan manfaat ibadah
4. Sering berkata dusta
5. Sering mengingkari janji
6. Sering tidak mengakui kesalahan
7. Sering iri hati
8. Ucapan dan perbuatan sering tidak sesuai
9. Sering mengambil barang orang lain
10. Sering mempermainkan orang lain
11. Kurang dapat toleransi dengan agama lain
12. Mudah merasa iba terhadap penderitaan orang lain
13. Merasa hormat kepada orang yang lebih tua
14. Merasa hormat dengan wanita
15. Ada perasaan senang menceritakan hal-hal yang berbau porno
16. Sangat senang bergaul dengan pria/wanita yang uval-ugalan
26
➢ Aspek Masalah Pribadi
1. Merasa rendah diri
2. Senang merasa curiga dengan orang lain
3. Bersikap dingin dalam bergaul
4. Merasa pesimis (tidak punya harapan)
5. Saya ingin lebih menarik
6. Kurang bisa menghargai orang lain
7. Merasa lebih dari orang lain
8. Ingin selalu dihargai
➢ Aspek Masalah Hubungan Sosial Berorganisasi
1. Suka bergaul
2. Senang menjadi pusat perhatian
3. Tidak berminat pada organisasi
4. Mudah tersinggung
5. Sering bertentangan pendapat dengan orang lain
6. Sukar menerima kekalahan
7. Selalau ingin berkuasa dalam pergaulan
8. Mudah merasa malu
9. Mudah marah
10. Sering tidak sabar
11. Sering tidak menepati janji
12. Tidak dapat menerima kritikan
13. Lebih senang menjadi anggota daripada ketua
➢ Aspek Masalah Rekreasi/Hobi dan Penggunaan Waktu
1. Suka berolahraga tapi tidak ada desempatan
2. Lebih suka buku-buku hiburan daripada buku pelajaran
27
3. Setiap ada film baru saya nonton
4. Salah satu keluargaku selalu menghalangi hobiku
5. Kesenangan membaca majalah/komik sering menghabiskan waktu belajar
6. Habis waktuku untuk nonton TV
7. Waktu saya banyak terpakai untuk menuruti keinginan/hobi saya
8. Waktu saya habis untuk ngobrol
➢ Aspek Masalah Penyesuaian Terhadap Sekolah
1. Sering meninggalkan pelajaran
2. Sering membolos
3. Ingin pindah kelas lain
4. Ingin pindah sekolah
5. Sering merasa cemas jika ada ulangan
6. Bahan pelajaran sukar dikuasai
7. Ada beberapa pelajaran yang tidak saya senangi
8. Pelajaran di sekolah ini terlalu membosankan
9. Merasa kurang dimengerti oleh guru
10. Peraturan sekolah terlalu menekan
11. Beberapa mata pelajaran kuanggap tidak perlu
12. Di sekolah tidak dapat memusatkan konsentrasi
13. Di dalam kelas saya sering melamun
14. Saya sering datang terlambat
15. Seorang kawan selalu menjengkelkan saya
➢ Aspek Masalah Penyesuaian terhadap Kurikulum
1. Pelajaran di sekolah terlalu berat
2. Saya takut terhadap ulangan
3. Saya tidak suka belajar
4. Saya tidak berminat terhadap buku
5. Saya sering mendapat angka rendah
6. Saya tidak senang belajar bersama
28
7. Sering khawatir kalau-kalau mendapat giliran maju ke depan kelas
8. Sering mendapatkan kesukaran dalam menyelesaikan pekerjaan rumah
9. Pelajaran yang bersifat hitungan sukar bagiku
10. Merasa segan membaca buku perpustakaan
➢ Aspek Masalah Masa Depan yang Berhubungan dengan Jabatan
1. Sukar menetapkan pilihan sekolah tamatan
2. Merasa pesimis
3. Terhadap hari depan ragu karena sulitnya mencari pekerjaan
4. Khawatir nantinya tidak dapat mandiri
5. Ingin mengetahui bakat dan kemampuan diri
6. Bingung menentukan sikap setelah lulus nanti
7. Sering berdebar-debar jika mengingat masa depan
8. Ayah ibu ikut campur dalam mengarahkan cita-cita.
➢ Aspek Masalah Kebiasaan Belajar
1. Belajar kalau ada ulangan
2. Belajar tidak teratur waktunya
3. Belajar hanya waktu malam hari
4. Sukar memusatkan perhatian waktu belajar
Mengenai kebiasan klien dalam belajar, data didapatkan dari check list
kebiasaan belajar pada lampiran 2 yang dijelaskan sebagai berikut.
• Saya mempunyai tempat belajar
• Saya sering latihan soal-soal pelajaran di rumah
• Saya biasa membaca soal ulangan lebih dahulu daripada baru kemudian
mengerjakan soal yang lebih mudah, baru lainnya
• Saya ingin tahu cara belajar yang efisien
• Saya belajar kalau mengahadapi ujian
29
• Saya belajar kalau disuruh
• Pembagian waktu belajar saya kurang baik
• Kegiatan di luar sekolah menganggu belajar saya
• Saya lebih suka nonton TV daripada relajar
• Buku catatan pelajaran saya tidak menarik untuk dibaca
• Setelah dibaca berulang-ulang, saya baru mengerti isi pelajaran
• Saya hanya dapat belajar dengan baik jika mendengarkan radio/tape
• Karena tidak suka dengan mata pelajaran tertentu saya malas relajar
• Saya tidak mau belajar jika tidak suka gurunya
• Saya mengalami kesulitan pelajaran yang berhubungan dengan menghitung
• Saya sering menyelesaikan tugas tidak tepat pada waktunya
3. Identitas Klien Berdasarkan Observasi
Selama mengajar sebagai guru Geografi dan Sejarah di kelas klien, praktikan
telah melakukan pengamatan terhadap kebiasaan belajar klien di kelas. Berikut
merupakan hasil observasi tentang klien.
• Klien sering kehilangan konsentrasi saat pelajaran berlangsung ditandai
dengan pada setiap kali klien ditunjuk guru untuk menjawab pertanyaan klien
selalu tidak dapat menjawabnya.
• Klien sering terlihat mencontek jawaban teman sebangku baik dalam
menyelesaikan tugas maupun saat mengikuti ulangan (selalu menggantungkan
pada teman sebangkunya)
• Klien sering bercanda (ramai sendiri) ketika proses pembelajaran berlangsung
30
• Klien sekali waktu terlihat melamun sehingga mengganggu konsentrasi
belajar
• Klien sering tidak bersifat aktif dalam kegiatan diskusi dan selalu
menggantungkan pada teman
• Klien sering terlihat beberapa kali mengganggu teman-temannya pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung
Kebiasaan-kebiasaan klien di atas sangat berpengaruh terhadap prestasi klien
dalam penguasaan materi pelajaran yang disampaikan guru praktikan. Walaupun
klien mendapatkan nilai yang cukup bagus untuk penugasan individu tetapi
sebenarnya hasil tersebut bukan murni pekerjaan klien sendiri (tetapi klien
menyontek jawaban teman sebangkunya), sehingga ketika klien ditanya secara lisan
tentang materi yang telah diajarkan hasilnya, klien mengalami kesulitan dalam
menjawab pertanyaan yang diajukan guru praktikan.
4. Identitas Klien Berdasarkan Wawancara
Selain melalui cara pengisian angket dan observasi, data atau informasi dari
klien juga diperoleh dari wawancara yang telah dilakukan beberapa kali oleh
praktikan terhadap klien. Dari wawancara diperoleh berbagai informasi tentang klien.
Klien merupakan anak sulung dalam keluarganya, yang mempunyai 2 orang
adik. Perhatian dari orang tua terutama dari Ibu menjadikan klien cenderung dekat
dengan sang ibu daripada ayahnya, hal ini disebabkan karena ayahnya bekerja
sebagai sopir sehinggadi waktu bersama di rumah bersama klien kurang. Sebagimana
orang tua pada umumnya selalu mengharapkan yang terbaik untuk anaknya, demikian
31
dengan orang tua klien menginginkan klien kelak menjadi anak yang berbakti kepada
kedua orang tua dan sukses dalam hidupnya, tetapi klien mempunyai hobi jalan-jalan
bersama teman-temannya daripada belajar di bangku sekolah. Perbedaan pendapat
tentang cita-cita antara orang tua dan klien mengakibatkan klien merasa terkekang,
tidak kerasan di rumah, klien sering beranggapan orang tua menghalangi dan terlalu
ikut campur dalam masa depannya.
Mengenai kebiasaan belajar, klien hanya menggunakan sedikit waktunya
untuk belajar yaitu 1/2-1 jam perhari dan menghabiskan waktunya untuk bermain
bersama teman-teman di luar bangku sekolah. Pergaulan bersama-sama teman diluar
terkadang membuat klien lupa waktu dan sering pulang malam. Sesampainya di
rumah orang tua klien sering mengeluh dan memarahi klien.
Dalam pelajaran Geografi khususnya, klien mengalami kesulitan terutama
dengan soal perhitungan skala, karena ada rumus yang harus dihafalkan. Dan klien
tidak menyukai pelajaran yang menggunakan rumus.
Berdasarkan hasil wawancara dengan teman klien, klien sangat pasif dalam
mengerjakan tugas terutama tugas dalam kelompok. Klien sering menggantungkan
hasil pekerjaan pada teman sekelompoknya. Hal ini juga dipngaruhi oleh
ketidaksukaan klien terhadap pelajaran . Mengenai pelajaran yang disukai, klien
meyukai pelajaran Seni dan Bahasa Indonesia karena klien menyukai cara mengajar
guru Seni, tetapi tidak suka pada cara mengajar guru Bahasa Indonesia. Tetapi klien
mengalami kesulitan dalam penguasaan materi untuk mata pelajaran Matematika dan
IPA karena harus menghafalkan rumus-rumus yang sangat banyak.
32
5. Identitas Klien Berdasarkan Dokumentasi
Berdasarkan catatan nilai yang dimiliki oleh guru, prestasi atau pencapaian
klien terhadap mata pelajaran Geografi dan Sejarah adalah sebagai berikut.
Rekapan Nilai Mata Pelajaran Geografi
No Penilaian Nilai Rata-rata
1
Tugas
a. Tugas 1
b. Tugas 2
c. Tugas 3
d. Tugas 4
50
50
100
57,2
64,3
2
Post Test
- Post Test 1 70 70
3
Ulangan Harian
a. Ulangan Harian 1
b. Ulangan Harian 2
35
45
40
Rekapan Nilai Mata Pelajaran Sejarah
No Penilaian Nilai Rata-rata
1
Tugas
a. Tugas 1
b. Tugas 2
65
80
72,5
2
Diskusi
a. Diskusi 1
b. Diskusi 2
75
70
72,5
33
4
Ulangan Harian
a. Ulangan Harian 1
54 54
C. SINTESA
Sintesa masalah adalah pemilihan terhadap data atau informasi yang tersedia
kemudian dipilih sesuai dengan kebutuhan klien yang mempunyai masalah.
Rangkuman dan penyusunan data atau informasi yang tersedia tentang kelebihan dan
kekurangan klien.
a. Kelebihan Klien
• Walaupun pasif, Klien menyukai pelajaran Seni dan pelajaran yang tidak
berhubungan dengan rumus
• Walaupun suka mengganggu teman-temanya ketika di kelas, tetapi klien
sangat menghargai guru yang mengajar dan orang yang lebih tua
• Nilai Diskusi harian cukup bagus, karena klien suka bicara/merespon guru IPS
pada saat pelajaran Sejarah
• Klien mempunyai gambaran yang jelas kemana setelah lulus dari SMP Negeri
17 Malang, yaitu ke STM Nasional
b. Kekurangan Klien
• Klien sulit berkonsentrasi saat menerima pelajaran dan cenderung ramai
sendiri saat pelajaran berlangsung dan sering terlihat mengganggu teman
lainnya
• Klien sering menggantungkan tugas dan ulangan harian pada teman
sebangku/menyontek
34
• Klien pada saat tertentu terlihat sering melamun pada saat pembelajaran
berlangsung
• Klien mengalami kesulitan jika mempelajari mata pelajaran yang bersifat
menghafal rumus, seperti Matematika dan IPA
• Klien tidak dapat membagi waktu luangnya untuk belajar karena klien lebih
suka bermain bersama teman-temannya daripada belajar
• Pada saat pembelajaran berlangsung klien sering mengganggu temannya
D. DIAGNOSA
Diagnosa adalah suatu langkah untuk mencari, menemukan dan menentukan
factor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah. Tujuan diagnosa adalah untuk
mengetahui letak kesulitan, jenis kesulitan dan mengetahui latar belakang kesulitan
siswa. Oleh karena itu akan dijabarkan dibawah ini:
1. Lokasi Kesulitan Belajar
Setelah melakukan berbagai pengumpulan data dan dilakukan analisis
terhadap data yang masuk, maka praktikan dapat menyimpulkan lokasi kesulitan
belajar siswa dalam pelajaran secara umum dan bidang studi Geografi dan Sejarah
secara khusus yaitu sebagai berikut.
a. Masalah belajar
• Secara umum, kesulitan belajar klien terletak pada mata pelajaran yang di
dalamnya terdapat unsur hafalan rumus seperti Matematika dan IPA. Klien
malas untuk menghafal sesuatu terutama yang menyangkut pelajaran.
35
• Klien sering telihat mengganggu temannya pada saat pembelajaran
berlangsung
• Klien merasa sulit konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu. Dia sering
ramai saat pembelajaran berlangsung
• Klien mudah menyerah saat mengerjakan pekerjaan yang tidak bisa dia
selesaikan. Sehingga pada akhirnya klien akan menggantungkan diri pada
pekerjaan temannya.
• Klien sekali waktu terlihat melamun saat proses pembelajaran berlangsung
• Klien tidak dapat membagi waktu luangnya untuk belajar
Kesulitan belajar klien yang berasal dari dirinya sendiri sangat berpengaruh
terhadap prestasi dan pemahamannya pada pelajaran. Faktor intern banyak
muncul dalam masalah ini.
b. Masalah sosial
Selain masalah belajar, masalah sosial juga menentukan lokasi kesulitan
belajar siswa. Beberapa masalah sosial yang menjadi lokasi kesulitan belajar klien
antara lain:
• Klien kurang bisa bekerja sama dengan temannya terutama pada saat tugas
kelompok.
• Klien banyak menggantungkan diri pada pekerjaan temannya.
• Klien sering bertentangan pendapat dengan orang lain
• Klien mudah terpengaruh dalam pergaulan teman-teman di luar bangku
sekolah
36
2. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Faktor yang menyebabkan timbulnya masalah kesulitan belajar siswa dapat
berasal dari faktor intern maupun faktor ekstern. Berikut dijelaskan tentang
faktor-faktor yang melatarbelakangi masalah kesulitan belajar klien.
a. Faktor Intern
Berdasarkan check list dan wawancara yang dilakukan terhadap klien, maka
praktikan dapat menyimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor intern yang
mempengaruhi belajar klien antara lain:
• Secara umum, kesulitan belajar klien terletak pada mata pelajaran yang di
dalamnya terdapat unsur hafalan rumus seperti Matematika dan IPA. Klien
malas untuk menghafal sesuatu terutama yang menyangkut pelajaran.
Selain itu menurut klien metode yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran juga sangat berpengaruh.
• Klien sering menggaggu teman-temannya pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung
• Klien merasa sulit konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu. Sekali waktu
klien terlihat melamun saat kegiatan pembelajaran berlangsung
• Klien mudah menyerah saat mengerjakan pekerjaan yang tidak bisa dia
selesaikan. Sehingga pada akhirnya klien akan menggantungkan diri pada
pekerjaan temannya.
• Klien tidak dapat membagi waktu luangnya untuk belajar
37
b. Faktor Ekstern
Sedangkan faktor ekstern yang dapat praktikan simpulkan dari check list
dan wawancara antara lain:
• Klien sering mengikuti ajakan temannya untuk bermain saat jam-jam
belajar di rumah / mudah terpengaruh teman.
• Klien sering bertetangan pendapat dengan orang lain.
• Klien merasa terkekang karena menurutnya orang tua klien terlalu
menggekang dan ikut campur dalam kehidupannya.
E. PROGNOSA
Setelah memahami masalah kesulitan belajar yang dihadapi oleh klien, maka
langkah selanjutnya adalah mempersiapkan bantuan-bantuan apa yang akan diberikan
untuk membantu masalah klien. Prognosa adalah langkah memprediksi kemungkinan
yang akan terjadi apabila siswa yang mempunyai masalah segera diberi bantuan dan
apabila tidak segera diberi bantuan yang akan diberikan adalah Bimbingan Konseling
(BK) dan hal-hal yang disepakati bersama dengan siswa. Tujuannya adalah untuk
menyelesaikan masalah belajar klien sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajarnya dan proses belajar akan berlangsung dengan baik.
Dalam masalah ini, praktikan berusaha memberikan solusi atas segala hal
yang menjadi hambatan belajar klien. Beberapa bantuan yang akan diberikan adalah
sebagai berikut.
1. Untuk menumbuhkan motivasi belajar, maka konseling secara individual akan
dilakukan terhadap klien. Klien akan diberi pengertian-pengertian tentang hak dan
38
kewajiban sebagai siswa, hak dan kewajiban seorang anak terhadap orang tua,
serta tanggung jawab diri terhadap penentuan masa depan yaitu kemana tujuan
hidupnya akan diarahkan.
2. Memberikan keyakinan kepada klien bahwa setiap manusia memiliki kemampuan
dan bakat masing-masing sehingga klien tidak perlu lagi cemas dan ragu akan
kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian, klien akan mendapatkan
kembali rasa percaya dirinya dalam mengerjakan sesuatu.
3. Memberikan pengertian tentang pentingnya belajar dan ilmu pengetahuan dan
meyakinkan bahwa semua ilmu tidak ada yang sia-sia. Semua ilmu yang
diberikan di sekolah memiliki tujuan masing-masing dan mempunyai manfaat
dalam bidang-bidang kehidupan.
4. Memberikan dorongan kepada klien agar klien selalu bertanya tentang apa yang
kurang jelas dimengerti secara langsung kepada guru, siswa lain yang lebih bisa,
atau kakak kelas.
5. Memberikan saran kepada klien agar membuat jadwal belajar di rumah sehingga
kegiatan belajarnya teratur dan akan meningkatkan prestasi belajarnya.
6. Meminta klien untuk melakukan kegiatan belajar sesuai dengan cara apa yang
disukainya misalnya sambil mendengarkan musik atau belajar di tempat yang
tenang sehingga klien akan dapat berkonsentrasi dan menikmati belajarnya. Siswa
diberikan bimbingan cara memanfaatkan waktu disekolah dan dirumah. Selain itu
siswa juga memerlukan cara pemanfaatan waktu dan cara menggunakan waktu
secara baik.
39
7. Membantu belajar klien secara langsung pada saat waktu luang atau saat istirahat
atau bahkan secara home visit.
8. Memberikan pengertian kepada klien agar dapat bekerja sama dengan teman-
temannya ketika menyelesaikan tugas secara berkelompok karena pekerjaan akan
lebih mudah dan cepat jika dikerjakan secara bersama-sama.
9. Memberikan gambaran kepada klien dalam bergaul, bahwa dalam pergaulan kita
juga harus mampu membedakan mana pergaulan yang bernilai positif dan mana
pergaulan yang bernilai negatif. Klien diberikan dampak negatif akibat pergaulan
yang salah.
10. Memberikan masukan kepada klien untuk bisa menghargai teman-temannya.
11. Memberikan dorongan untuk tetap dekat kepada Allah SWT, dengan melakukan
apa yang menjadi perintahNYA dan menjauhi apa yang menjadi laranganNYA.
F. TREATMENT (Pemberian Bantuan)
Penanganan masalah belajar siswa harus sesegera mungkin dilakukan karena
akan mempengaruhi pencapaian belajarnya. Bila masalah belajar siswa/klien terjadi
berlarut-larut, maka proses belajar akan terganggu sehingga tujuan pembelajaran
tidak akan berhasil. Untuk mengatasinya, setelah menemukan masalah serta penyebab
terjadinya masalah, maka dilakukan usaha pemberian bantuan belajar antara lain:
Bantuan masalah belajar dan pembagian waktu
Masalah ini merupakan masalah utama yang disalami siswa sehingga
diperlukan pemecahan yang tepat agar masalah ini segera dapat diatasi. Adapun
beberapa bantuan yang dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut :
40
1. Klien diberikan motivasi agar dia mau menjalankan tugasnya sebagai pelajar
yaitu belajar
2. Memberikan cara untuk melakukan belajar yang efisien. Dengan selalu mematuhi
jadwal belajar yang telah dibuat klien sendiri
3. Memberikan motivasi untuk selalu bertanya mengenai pelajaran yang tidak
dimengerti
4. Memberikan pengerahan tentang pentingnya belajar, baik untuk dirinya sendiri,
orang tua, dan bangsa
5. Menyarankan siswa untuk mengurangi waktu bermain dengan temannya (di luar
bangku sekolah), sehingga waktu belajar di malam hari tersita untuk bermain
bersama teman-temannya.
6. Menyarankan siswa untuk membaca ulang materi yang telah diberikan guru di
sekolah, Setelah pulang sekolah menjelang istirahat siang hendaknya diselingi
dengan membaca materi yang telah diperoleh di sekolah
Bimbingan masalah pribadi dan masalah sosial
1. Memberikan pengertian kepada klien bahwa harapan orang tua, supaya klien
menjadi orang yang sukses dan sejahtera, serta sukses untuk kehidupan rumah
tangganya kelak adalah benar karena setiap orang tua menginginkan yang terbaik
untuk anak-anaknya
2. Memberikan dorongan kepada klien bahwa setiap bakat yang kita miliki harus
dikembangkan selama tidak menyalahi aturan hukum dan agama
41
3. Memberikan pengertian bahwa dalam berteman harus tahu mana yang baik dan
mana yang menjerumuskan kepada kehancuran. Untuk itu yang baik boleh kita
ikuti tetapi yang buruk sebaiknya kita tinggalkan
4. Memberikan nasehat agar dapat menghargai pendapat orang lain, sekalipun
pendapat orang lain berbeda dengan kita. Karena setiap manusia memiliki
pemikiran yang berbeda terhadap suatu hal
5. Memberikan nasehat untuk tidak pernah lupa akan kewajiban seorang muslim
(sholat, mengaji, dan berbuat baik)
G. TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)
Follow up adalah suatu kegiatan untuk mengadakan pemantauan atau monitor
siswa setelah diadakan kegiatan layanan bimbingan. Tindak lanjut ini bertujuan untuk
mengetahui keberhasilan diagnostik kesulitan belajar dan usaha bantuan yang
diberikan terhadap permasalahan yang dihadapi siswa. Cara yang dilakukan untuk
tindak lanjut tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Memonitor atau mengawasi perkembangan siswa secara terus menerus baik
didalam kelas maupun diluar kelas.
b. Mengetahui perkembangan siswa setelah diberikan penyuluhan dengan cara
menganalisa hasil tes siswa
c. Mengadakan Home Visit ke tempat Klien
Berdasarkan hasil wawancara terhadap klien setelah proses treatment
(pemberian bantuan) dilaksanakan, perilaku klien di dalam kelas sudah mengalami
beberapa peningkatan yaitu: klien sudah mulai mau memperhatikan apa yang
diterangkan praktikan selama proses pembelajaran di dalam kelas, klien mampu
42
mengurangi kegiatan ramai sendiri di dalam kelas, pada saat pembelajaran
berlangsung sudah jarang terlihat klien mengganggu teman lainnya, tetapi pada saat
klien sudah mulai bosan dengan pelajaran kebiasaan itu muncul lagi (tetapi masih
bisa diatasi), klien merasa lebih baik dan sadar bahwa yang menetukan masa
depannya adalah dirinya sendiri, tanggung jawab terhadap dirinya mulai tumbuh klien
mau memperbaiki nilai yang dirasa kurang dengan mengumpulkan seluruh tugas
yang tidak dikerjakan.
Mengetahui perkembangan keberhasilan klien membutuhkan waktu yang
tidak sebentar. Oleh karena itu, langkah ketiga harus dilaksanakan yaitu mengadakan
home visit ke tempat klien, untuk mengetahui langsung bagaimana perilaku klien
selama di rumah menurut orang tua dan adik-adiknya belum dapat dilaksanakan,
maka sepenuhnya praktikan menyerahkan kepada pihak sekolah, yaitu guru BK dan
wali kelas. Hal ini juga dikarenakan terbatasnya waktu praktikan dalam memantau
perkembangan siswa oleh karena telah selesainya masa Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMP Negeri 17 Malang.
Top Related