24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menerapkan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang
merupakan penelitian model Kemmis dan Mc Taggart yang dikembangkan dari
pemikiran Kurt Lewin (penggagas awal penelitian tindakan). Kemmis dan Mc.
Taggart, 1988, mengemukakan “PTK adalah studi yang dilakukan untuk
memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara
sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.”17
2. Tempat Penelitian
PTK ini dilaksanakan di SD Negeri Tlahap kecamatan Kledung kabupaten
Temanggung kelas IIIA pada mata pelajaran matematika pokok bahasan
mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat dan unsurnya.
3. Subjek Penelitian
Pada PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik kelas IIIA
SD Negeri Tlahap yang berjumlah 32 peserta didik, terdiri dari 15 peserta didik
laki-laki dan 17 peserta didik perempuan.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012,
yaitu bulan Maret 2012. Penelitian ini dilakukan dengan rencana jadwal sebagai
berikut:
17 Masnur Muslich, 2011, Melaksanakan PTK Itu Mudah, Jakarta, Bumi Aksara, hal. 8.
25
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian pada Kelas IIIA Mata Pelajaran Matematika
SD Negeri Tlahap Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012
Siklus I
Pertemuan ke Hari Tanggal Jam ke Keterangan
1 Kamis 22 Maret 2012 1-2 1 x pertemuan
2 Sabtu 24 Maret 2012 1-2 1 x pertemuan
Siklus II
Pertemuan ke Hari Tanggal Jam ke Keterangan
1 Senin 26 Maret 2012 1-2 1 x pertemuan
2 Selasa 27 Maret 2012 1-2 1 x pertemuan
3.2. Rencana Tindakan
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus, yang tujuannya untuk melihat
peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti mata
pelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun dua
siklus tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Siklus I
A. Perencanaan
Pada penelitian ini, peneliti melakukan analisis kurikulum untuk
menentukan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peneliti
membentuk tim kolaborasi dengan dua guru di SD Negeri Tlahap, yaitu Gunawan,
A.Ma.Pd. selaku guru kelas IIIA dan Sugiyanti, S.Pd. sebagai observer II. Pada
tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan hal-hal seperti berikut:
26
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
kompetensi dasar yang ingin dicapai.
2) Membuat format lembar observasi untuk guru dan peserta didik.
3) Menyiapkan lembar kerja tim, tugas pekerjaan rumah, lembar kerja
individu, membuat bendera untuk tim, dan membuat soal test siklus I.
B. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
sesuai RPP pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Tahap pelaksanaan dalam pembelajaran kooperatif metode STAD
meliputi:
1) Presentasi kelas atau tahap Mengajar
Guru menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif STAD hanya pada
pertemuan pertama, yaitu tugas-tugas yang harus dikerjakan peserta didik dalam
pembelajaran kooperatif STAD. Antara lain peserta didik harus bekerja dalam
kelompok, tidak boleh mengakhiri diskusi mereka sampai seluruh anggota
kelompok mengerti apa yang didiskusikan, memastikan peserta didik bahwa LKS
itu untuk belajar bukan untuk diisi dan dikumpulkan, peserta didik harus saling
menjelaskan jawaban mereka pada teman-teman satu kelompoknya, jika ada
pertanyaan dari peserta didik dianjurkan untuk menanyakan kepada teman satu
kelompoknya sebelum menanyakan pada guru.
Pada tahap ini guru menyampaikan materi yang akan dibahas. Kemudian
dengan pertanyaan-pertanyaan, peserta didik diingatkan kembali pada sub materi
27
pokok yang telah dipelajari sebelumnya. Sebagai motivasi, guru menjelaskan
manfaat mempelajari sub materi pokok yang akan dipelajari.
2) Tahap belajar dalam kelompok (tim)
Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
peserta didik yang heterogen. Peserta didik bergabung dengan kelompoknya
masing-masing yang telah ditentukan. Kemudian guru menjelaskan secara
singkat tentang sub materi pokok yang akan dipelajari oleh masing-masing
kelompok dan membagikan lembar diskusi pada masing-masing kelompok.
Peserta didik melakukan diskusi dengan kelompoknya sampai semua
anggota kelompok mengerti apa yang didiskusikan. Selama peserta didik diskusi,
guru berkeliling di dalam kelas, memberikan pujian pada kelompok yang bekerja
dengan baik dan secara bergantian duduk bersama kelompok untuk
memperhatikan bagaimana anggota kelompok tersebut bekerja.
3) Tahap kuis
Peserta didik mengerjakan tes individu/kuis. Setelah selesai, guru bersama
peserta didik membahas tes individu sambil mengulang hal-hal yang dianggap
sulit oleh peserta didik.
4) Tahap penskoran (skor kemajuan individual)
Guru membuat skor individu dan skor kelompok. Setelah diketahui skor
kelompoknya, dapat ditentukan kelompok mana yang layak mendapat
penghargaan.
28
5) Tahap penghargaan (rekognisi tim)
Penghargaan diberikan kepada kelompok/tim berdasarkan perolehan skor
rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan
kelompok super.
C. Observasi
Selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Proses pembelajaran ini mengakibatkan perubahan tingkah laku atau
aktivitas guru dan peserta didik. Pengamatan pada perubahan tingkah laku ini
menunjukkan reaksi terhadap tindakan yang diberikan. Pengamatan dilakukan
agar dapat diketahui apakah selama proses belajar mengajar sesuai dengan
skenario dalam RPP. Penelitian ini melibatkan dua observer yaitu peneliti sendiri
dan Sugiyanti, S.Pd. yang merupakan salah satu guru di SD Negeri Tlahap
kecamatan Kledung kabupaten Temanggung.
D. Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah data yang terkumpul
dianalisis sejauh mana tindakan yang dilakukan. Hasil pengamatan dan hasil tes
yang diperoleh selama proses belajar mengajar berlangsung kemudian dianalisis.
Berdasarkan hasil analisis ini, peneliti melakukan refleksi untuk menentukan
kekurangan selama siklus I dan merencanakan tindakan berikutnya yaitu pada
siklus II.
29
2. Siklus II
A. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk memperbaiki refleksi
siklus pertama, berdasarkan informasi dari refleksi siklus I. Informasi yang
diperoleh dari refleksi siklus 1 merupakan data yang digunakan untuk membuat
perencanaan sikus II.
B. Pelaksanaan Tindakan
Seperti pada tahap pelaksanaan siklus I, pada siklus II guru menyampaikan
kembali tujuan, garis besar materi, memberikan kuis, dan penghargaan tim. Selain
itu guru membimbing peserta didik dalam pembelajaran.
C. Observasi
Sama seperti siklus 1, observer harus mengamati jalannya pembelajaran
apakah sudah sesuai dengan skenario RPP.
D. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan kembali dengan menganalisis lembar observasi dan
hasil belajar. Jika tujuan dalam pembelajaran mengalami peningkatan yang
signifikan maka penelitian dianggap berhasil.
30
3.3. Sumber Data
Data dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh sumber dari:
1. Peserta didik
Untuk mendapatkan data tentang aktivitas peserta didik dan hasil belajar
dalam proses belajar mengajar.
2. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam hal aktivitas dan hasil belajar peserta didik di
dalam proses pembelajaran.
3. Teman sejawat dan kolaborator
Dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara
menyeluruh.
3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
PTK ini menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, diantaranya:
a. Tes
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan menyelesaikan soal tentang berbagai bangun datar sederhana
menurut sifat dan unsurnya untuk mendapatkan hasil belajar peserta didik,
ini berarti tes sebagai alat ukur belajar. “Tes merupakan suatu cara yang
berbentuk tugas atau serangkaian tugas yang harus diselesaikan oleh
31
peserta didik yang bersangkutan.”18 Tes dilaksanakan pada akhir siklus atau
pada akhir pertemuan pada tiap siklusnya.
b. Obsevasi
Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
peserta didik dalam proses pembelajaran dan implementasi model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Karl Popper mengemukakan bahwa
pada umumnya “observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran
dari teori.”19 Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui apakah
pembelajaran sesuai dengan skenario atau tidak serta mengidentifikasi
hambatan-hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran. Selain lembar
observasi aktivitas guru dan peserta didik, lembar observasi juga digunakan
untuk mengetahui kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran.
c. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
pembelajaran. Angket ini dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan tertulis kepada peserta didik untuk dijawabnya.
d. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data
tentang tingkat keberhasilan implementasi model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Menurut Hopkins “wawancara adalah suatu cara untuk
mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang
18 Ibid, hal.146.19 Rochiati Wiriaatmadja, 2010, Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan
Kinerja Guru dan Dosen, Bandung, Remaja Rosdakarya, hal. 104.
32
lain.”20 Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang tepat dan
objektif, serta mencari tahu kesan guru dan peserta didik tentang metode
pembelajaran yang digunakan.
e. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat data yang tidak bisa masuk
ke dalam lembar observasi.
f. Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto untuk memberikan gambaran secara lebih
nyata mengenai suasana kelas selama proses pembelajaran berlangsung.
g. Diskusi antara guru dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK.
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Butir soal tes
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes
kemampuan mengerjakan tes matematika tentang bangun datar sederhana.
b. Lembar pengamatan
Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati aktivitas peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran.
c. Lembar angket
Instrumen atau alat pengumpulannya disebut angket berisi sejumlah
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
20 Ibid, hal. 117.
33
3.5. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan
oleh peneliti, yaitu :
1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar peserta didik)
Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik diskriptif dengan
mencari persentase keberhasilan belajar.
a. Data hasil observasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
% Pencapaian = Σ Skor yang diperoleh
Skor maksimum
b. Data hasil tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Nilai = Σ Skor yang dijawab benar
Skor maksimum
c. Nilai yang diperoleh dari hasil observasi merupakan hasil belajar
kognitif, afektif dan psikomotorik.
d. Hasil observasi dapat dihitung dengan menghitung keberhasilan kelas
yaitu persentase peserta didik yang tuntas sesuai dengan indikator
keberhasilan yang dihitung dengan rumus:
% ketuntasan belajar peserta didik =Σpeserta didik yang tuntas belajar
Banyaknya peserta didik dalam satu kelas
x 100 %
x 100 %
x 100%
34
2. Data kualitatif digunakan untuk menganalisis data-data non tes, yaitu data
observasi, data angket dan data wawancara. Data observasi dan angket digunakan
untuk peserta didik yang mengalami kesulitan dalam wawancara. Sedangkan data
wawancara pada penelitian ini bertujuan untuk mengatasi peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar. Data kualitatif dapat
dianalisis dengan reduksi data, penyajian teks dan penarikan kesimpulan:
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan penyederhanaan data yang telah diperoleh dari
observasi, angket, dan wawancara. Data yang didapat dirangkum dan dipilih
sesuai dengan tema yang ada. Data reduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah dalam pengumpulan data.
b. Penyajian data
Setelah dilakukan penyederhanaan (direduksi) maka langkah selanjutnya
yaitu mendisplay data. Data display dilakukan dengan cara menyajikan hasil
data dalam bentuk kalimat dan tabel.
c. Penarikan kesimpulan
Tahap terakhir yaitu kesimpulan dari data yang telah disederhanakan dan
disajikan.
3.6. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan proses dikatakan berhasil bila:
1. Rata-rata aktivitas belajar peserta didik dan guru sudah mencapai skor lebih
dari atau sama dengan 75%.
35
2. Nilai pada keterampilan sosial peserta didik dan toleransi terhadap adanya
keragaman sudah mencapai skor lebih dari atau sama dengan empat atau kategori
baik.
a. Keterampilan sosial ditandai dengan peserta didik berdikusi dan bekerja
sama dalam pembelajaran, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
dan berkomunikasi dengan peserta didik lain yang dapat dilihat dari
observasi aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran.
b. Toleransi terhadap adanya keragaman ditandai dengan peserta didik
menerima peserta didik lain sebagai rekan dalam bekerja dan menghargai
pendapat peserta didik lain yang dapat dilihat dari observasi aktivitas
peserta didik selama proses pembelajaran.
Indikator keberhasilan belajar dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
apabila peserta didik yang nilainya tuntas belajar sudah lebih dari atau sama dengan
75%. Batas tuntas belajar 75% mengacu pada KTSP SD, yang menyatakan bahwa
“kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%.”21
Peserta didik dikatakan mencapai tuntas belajar kognitif apabila peserta
didik mampu menguasai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang mengacu
pada KKM mata pelajaran matematika yang telah ditetapkan sekolah, yaitu untuk
ketuntasan individu 63, sedangkan batas ketuntasan klasikal adalah 75% dari
jumlah peserta didik yang mengikuti tes.
21 Jumadi, Pengertian KTSP dan Pengembangan Silabus Dalam KTSP,pdf, hal.5. (diunduh1 Maret 2012 pukul 21.12)
Top Related