BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat struktural SKPD yang terlibat pada
proses penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran di pemerintah
kabupaten/kota se-Provinsi Lampung. Teknik pengambilan sampel untuk
pemerintah kabupaten/kota dilakukan dengan cluster sampling dan untuk SKPD
dan responden di masing-masing pemerintah kabupaten/kota dilakukan dengan
teknik multistage sampling. Penggunaan metode ini karena ketidakmungkinan
untuk menjangkau populasi yang luas dan biaya yang tinggi
Adapun tahapan pemilihan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pemilihan sampel pemerintah kabupaten/kota dilakukan dengan cluster
sampling atau secara acak berdasarkan kelompok dengan probabilitas yang
sama. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:125) cluster sampling adalah
pemilihan sampel secara acak dengan membagi populasi menjadi subpopulasi
yang bersifat heterogen. Sampel kemudian dipilih secara acak dari setiap
subpopulasi untuk diteliti lebih lanjut.
Pemerintah daerah yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah dua
pemerintah kabupaten induk, dua pemerintah kabupaten hasil pemekaran, dan
26
satu pemerintah kota dan kelima daerah ini dianggap sudah dapat mewakili
pemerintah kabupaten/kota yang ada se-Provinsi Lampung, yaitu:
a) Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan sebagai pemerintah kabupaten
induk.
b) Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah sebagai pemerintah kabupaten
induk.
c) Pemerintah Kabupaten Pesawaran sebagai pemerintah kabupaten hasil
pemekaran.
d) Pemerintah Kabupaten Pringsewu sebagai pemerintah kabupaten hasil
pemekaran.
e) Pemerintah Kota Bandar Lampung mewakili sebagai pemerintah kota.
2. Sedangkan pemilihan sampel untuk SKPD dan responden di masing-masing
pemerintah kabupaten/kota dilakukan dengan teknik multistage sampling atau
secara bertahap. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:126) multistage
sampling adalah teknik pemilihan sampel dilakukan secara beberapa tahap
dengan menggunakan unit sampling yang lebih kecil pada setiap tahapnya
untuk mendapatkan calon responden yang diinginkan dengan probabilitas
yang sama. Penelitian dilakukan pada SKPD karena kegiatan badan atau
dinas secara langsung berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat dan
juga merupakan satuan kerja pemerintah yang menyusun, menggunakan, dan
melaporkan realisasi anggaran atau sebagai pelaksana anggaran dari
pemerintah daerah.
SKPD yang menjadi sampel penelitian adalah SKPD yang mewakili profit
center, cost center, dan administration center, yaitu:
27
a) Dinas Pendapatan Daerah sebagai profit center
b) Dinas Perhubungan sebagai profit center
c) Dinas Pendidikan sebagai cost center
d) Dinas Kesehatan sebagai cost center
e) Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah sebagai administration
center
Pemilihan SKPD tersebut dianggap dapat mewakili seluruh SKPD yang ada
pada pemerintah kabupaten/kota yang ada se-Provinsi Lampung yang
digolongkan berdasarkan pusat pertanggungjawabannya.
3. Aparat pemerintah yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah
pejabat struktural SKPD yang terlibat secara langsung dalam proses
penyusunan dan pengusulan anggaran serta pelaksanaan anggaran. Fokus
responden penelitian ini adalah pejabat eselon III dan IV (kepala bidang dan
kepala subbagian/seksi/subbidang) dikarenakan rata-rata pejabat terkait
adalah pejabat level tengah dan bawah yang bertanggung jawab pada
penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran pada setiap unit kerjanya
pada SKPD.
3.2 Data Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode survei, yaitu melakukan
penyebaran kuesioner langsung kepada responden. Kuesioner dibuat dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan secara terstruktur dimana responden dibatasi dalam
memberikan jawaban pada alternatif jawaban tertentu saja. Sumber data dalam
28
penelitian ini diperoleh langsung dari responden, yaitu pejabat struktural SKPD
pada pemerintah kabupaten/kota se-Provinsi Lampung yang menjadi sampel
dalam penelitian ini.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode distribusi langsung
(direct distribution method), yaitu mendatangi para responden secara langsung
untuk menyerahkan ataupun mengumpulkan kembali kuesioner. Metode ini
bertujuan untuk memperoleh tingkat pengembalian kuesioner yang tinggi.
Pengambilan kembali kuesioner disesuaikan dengan waktu yang telah disepakati
oleh peneliti dengan yang bersangkutan.
3.3 Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan lima variabel bebas (independen), yaitu partisipasi
penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, evaluasi anggaran, umpan balik
anggaran, dan kesulitan tujuan anggaran yang merupakan komponen dari
budgetary goal characteristics serta satu variabel terikat (dependen), yaitu kinerja
manajerial pada SKPD.
1. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel dependen berupa kinerja manajerial pada SKPD merupakan
pengukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan pejabat sruktural SKPD
melaksanakan kegiatan manajerial meliputi perencanaan, investigasi,
koordinasi, evaluasi, pengawasan, staffing, negosiasi, dan perwakilan dalam
pencapaian tujuan organisasi. Instrumen pengukuran diadopsi dari Mahoney
29
et.al (1965) yang dikembangkan oleh Octavia (2009) dan Wulandari (2013).
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan menggunakan
skala likert lima poin dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
2. Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen berupa budgetary goal characteristics yang terdiri dari
lima komponen, yaitu:
a. Partisipasi penyusunan anggaran merupakan tingkat pengaruh dan
keterlibatan yang dirasakan oleh individu dalam proses perencanaan
anggaran (Milani, 1975). Instrumen pengukuran terdiri dari enam item
pertanyaan yang diadopsi dari Milani (1975) dan telah dimodifikasi oleh
Octavia (2009) dan Wulandari (2009). Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala interval dengan menggunakan skala likert lima poin dari
sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
b. Kejelasan tujuan anggaran menggambarkan tingkatan dimana tujuan
anggaran program dan kegiatan SKPD dinyatakan secara spesifik, jelas,
dan dimengerti oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap anggaran.
Instrumen pengukuran diadopsi dari Kenis (1979) dan telah dimodifikasi
oleh Syafrial (2009) dan Pratiwi (2012). Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala interval dengan menggunakan skala likert lima
poin dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
c. Evaluasi anggaran merupakan tindakan yang dilakukan untuk melihat
selisih anggaran program dan kegiatan SKPD dengan realisasinya
diperiksa oleh pimpinan ke masing-masing bawahan dan digunakan
30
untuk mengevaluasi kinerja bawahan. Instrumen pengukuran diadopsi
dari Kenis (1979) dan telah dimodifikasi oleh Istiyani (2009) dan
Rangkuti (2013). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval
dengan menggunakan skala likert lima poin dari sangat tidak setuju
sampai sangat setuju.
d. Umpan balik anggaran menunjukkan hasil yang diperoleh dari upaya
SKPD untuk mencapai tujuan anggaran yang telah ditetapkan sebagai
dasar untuk merasakan kesuksesan atau kegagalan.Variabel ini diukur
menggunakan instrumen yang diadopsi dari Kenis (1979) dan telah
dimodifikasi oleh Pratiwi (2012). Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala interval dengan menggunakan skala likert lima poin dari
sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
e. Kesulitan tujuan anggaran didefinisikan sebagai tingkatan kesulitan
dalam pencapaian tujuan anggaran program dan kegiatan yang
dipersepsikan oleh individu dalam SKPD. Instrumen pengukuran
diadopsi dari Kenis (1979) dan telah dimodifikasi oleh Rangkuti (2013).
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan
menggunakan skala likert lima poin dari sangat tidak setuju sampai
sangat setuju.
31
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Penelitian
Definisi Operasional Indikator Pengukuran Skala
Pengukuran
Kinerja Manajerial pada SKPD (Y)
Pengukur untuk mengetahui sejauhmana tingkat keberhasilan pegawai SKPD melaksanakan kegiatan-kegiatan manajerial dalam pencapaian tujuan organisasi.
1. Perencanaan 2. Investigasi 3. Koordinasi 4. Evaluasi 5. Pengawasan 6. Staffing 7. Negosiasi 8. Perwakilan 9. Kinerja secara keseluruhan
Interval
Budgetary Goal Characteristics
Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)
Tingkat pengaruh dan keterlibatan yang dirasakan oleh individu dalam proses perencanaan anggaran (Milani, 1975).
1. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran
2. Kepuasan dalam penyusunan anggaran
3. Kebutuhan memberikan pendapat
4. Kerelaan dalam memberikan pendapat
5. Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir
6. Seringnya atasan meminta pendapat atau usulan saat anggaran sedang disusun
Interval
Kejelasan Tujuan Anggaran (X2)
Menggambarkan tingkatan dimana tujuan anggaran program dan kegiatan SKPD dinyatakan secara spesifik, jelas, dan dimengerti oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap anggaran.
1. Mengetahui dengan jelas dan tepat tujuan anggaran
2. Mengetahui dengan jelas prioritas dari anggaran
3. Perkiraan ketidakjelasan anggaran dalam bidangnya
Interval
Evaluasi Anggaran (X3)
Menunjukkan sejauh mana selisih anggaran program dan kegiatan SKPD dengan realisasinya diperiksa oleh pimpinan ke masing-masing bawahan dan digunakan untuk mengevaluasi kinerja bawahan dalam penyusunan dan penggunaan anggaran.
1. Pencapaian efisiensi yang dapat dilakukan responden sebagai pengawas anggaran bidang kerjanya.
2. Sikap dan penilaian pimpinan kepada responden atas penyimpangan anggaran unit kerja yang telah dilakukan.
3. Penjelasan responden kepada pimpinan mengenai item-item yang menyebabkan penyimpangan anggaran unit kerja.
Interval
Umpan Balik Anggaran (X4)
Hasil yang diperoleh dari upaya SKPD untuk mencapai tujuan anggaran yang telah ditetapkan sebagai dasar
1. Jumlah perolehan umpan balik mengenai pencapaian tujuan anggaran
2. Adanya umpan balik dan pedoman mengenai
Interval
32
untuk merasakan kesuksesan atau kegagalan.
penyimpangan anggaran 3. Respon atasan atas
tercapainya tujuan anggaran yang telah ditetapkan
Kesulitan Tujuan Anggaran (X5)
Tingkatan kesulitan pencapaian tujuan anggaran program dan kegiatan yang dipersepsikan oleh individu dalam SKPD.
1. Tingkat kesulitan dan usaha responden dalam pencapaian tujuan anggaran.
2. Tingkat keahlian dan pengetahuan yang dimiliki responden dalam pencapaian anggaran.
3. Pendapat responden mengenai tujuan anggaran yang ingin dicapai pada unit kerjanya.
Interval
3.4 Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program aplikasi
komputer, yaitu program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) 21.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.4.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, dan range, (Ghozali, 2013). Deskripsi mengenai variabel-variabel
penelitian (budgetary goal characteristics: partisipasi penyusunan anggaran,
kejelasan tujuan anggaran, evaluasi anggaran, umpan balik anggaran, dan
kesulitan tujuan anggaran; dan kinerja manajerial pada SKPD) dijabarkan dalam
tabel statistik deskriptif dan tabel frekuensi. Statistik deskriptif juga memberikan
gambaran umum mengenai demografi responden penelitian meliputi, jenis
kelamin, umur, tingkat pendidikan, jabatan, dan lama pengalaman bekerja di
jabatan sekarang.
33
3.4.2 Uji Kualitas Data
Penelitian yang mengukur variabel menggunakan isntrumen dalam bentuk
kuesioner harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh dengan
uji validitas dan realibilitas. Pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui
apakah intrumen yang digunakan valid dan reliabel, karena kebenaran data yang
diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Penelitian ini
menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk menguji validitas
konstruk atau variabel. Untuk dapat melakukan analisis faktor diperlukan nilai
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Nilai KMO
MSA > 0,50 mengindikasikan construct validity dari masing-masing pertanyaan
(Ghozali, 2013).
2. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas dilakukan untuk mengukur keandalan suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 (Nunnally, 1968 dalam Ghozali,
2013).
34
3.4.3 Uji Asumsi Klasik
Pengujian hipotesis dengan analisis regresi dapat dilakukan dengan pertimbangan
tidak adanya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik atau asumsi yang
mendasari analisis regresi. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji multikolinieritas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang baik dan layak
digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Untuk
menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilihat melalui normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi
dikatakan normal, jika garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013). Pengujian normalitas data juga
melakukan uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) untuk memastikan kehandalan
hasil uji normalitas dalam penelitian ini. Jika Asymp Sig > 0,05, maka data itu
terdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2013) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas di dalam model regresi, yaitu dengan
35
menganalisis matriks korelasi variabel-variabel bebas, dapat juga dengan melihat
nilai tolerence dan variance infaltion factors (VIF). Nilai tolerence yang rendah
sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerence) dan nilai cut off yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerence
≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Jika nilai variance inflaton factor (VIF)
< 10 dan nilai tolerence > 0,10, maka model tersebut dapat dikatakan terbebas
dari multikolinearitas.
3. Uji Heteroskesdatisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi perbedaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Gejala
heteroskedastisitas dapat diuji dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang
tergambar pada grafik scatterplot. Jika titik-titik sebar membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heterokedositas (Ghozali, 2013).
3.4.4 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen dan beberapa variabel
independen, maka untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan alat analisis
regresi berganda (multiple regression analysis). Regresi bertujuan untuk menguji
36
pengaruh antara satu variabel dengan variabel lain. Adapun persamaan regresinya
adalah:
Y = α + β1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β 5X5 + ε
Di mana:
Y = kinerja manajerial pada SKPD
α = konstanta
X1 = partisipasi penyusunan anggaran
X2 = kejelasan tujuan anggaran
X3 = evaluasi anggaran
X4 = umpan balik anggaran
X5 = kesulitan tujuan anggaran
β 1 ,..., b5 = koefisien regresi ε = error
Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (α) 0,05 atau 5%. Untuk
menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka dilakukan
pengujian terhadap variabel-variabel penelitian dengan menggunakan uji
signifikansi parameter individual (uji statistik t) yang bertujuan untuk mengetahui
apakah variabel-variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen
serta variabel mana yang dominan mempengaruhi variabel dependen. Kriteria
pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Ha diterima, yaitu apabila ρ value < 0.05 atau bila nilai signifikansi kurang
dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara individual
berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Ha ditolak, yaitu apabila ρ value > 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih dari
nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara individual tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
37
Selanjutnya dilakukan pengujian Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk
mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat
(Ghozali, 2013). Nilai koefisien determinasi adalah di antara 0 sampai dengan 1 (0
≤ R2 ≤ 1). Nilai R
2 yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan
variasi variabel dependen.
Top Related