37
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN Rahayu 5 yang berlokasi di Jalan
Terusan Permai No. 25 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Populasi
penelitian ini, yakni seluruh kemampuan siswa dalam pemahaman konsep dan
kemampuan berpikir kritis di kelas IV SDN Rahayu 5 Kecamatan Margaasih
kabupaten Bandung. kelas eksperimen dari penelitian ini adalah siswa kelas IV
SDN Rahayu 5 berjumlah 40 siswa. Sedangkan kelas kontrol adalah siswa kelas
IV SDN Rahayu 4, yang keduanya dipandang memiliki kemampuan setara.
B. Desain Penelitian
Desain dari penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan
Nonequivalent Control Group Desaign dengan tiga variabel yaitu learning cycle
(X) sebagai variabel bebas (independent variable), pemahaman konsep siswa (Y1)
dan kemampuan berpikir kritis (Y2) sebagai variabel terikat (dependent variable).
Penelitian ini didesain dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperiment dan
kelompok kontrol.
Langkah selanjutnya, akan dilakukan uji pretes maupun postest pada kedua
kelompok, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Walaupun
diberikan perlakuan yang berbeda antara kedua kelompok tetapi untuk pengujian
baik kelompok eksperimen maupun kontrol menggunakan perangkat tes yang
sama.
Mekanisme penelitian, dapat digambarkan sebagai berikut:
Learning Cycle
(X)
()
Kemampuan Berpikir Kritis
(Y1)
()
Pemahaman Konsep
(Y2)
()
38
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Secara sederhana desain penelitian, yaitu desain control group Pretes-
postest berikut:
Kelompok Pretest Treatment Postest
A O1 X O2
B O3 O4
Keterangan:
A : Perlakuan model learning cycle 5E
B : Perlakukan berupa pembelajaran secara konvensional
O1 : Pretes kelas experimen
O2 : Postes kelas experimen
O3 : Pretes kelas kontrol
O4 : Postes kelas kontrol
(Schumacher, 2001: 342)
Berdasarkan desain penelitian eksperimen kuasi tersebut, selanjutnya
peneliti membuat alur penelitian untuk memudahkan pengecekan dan pemahaman
terhadap pelaksanaan penelitian ini. Alur penelitiannya sebagai berikut:
39
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Sedangkan rincian prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:
Prosedur pada penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, tahap pengumpulan data. Uraian dari kedua tahap tersebut adalah
sebagai berikut;
Gambar 3.2
Prosedur Penelitian
Studi Kepustakaan
Pretes kelas eksperimen Pretes kelas kontrol
Pelaksanaan pembelajaran
dengan model
Learning Cycle 5E
Postes kelas eksperimen Postes kelas kontrol
Analisis data
Kesimpulan
Penyusunan, uji coba, revisi dan
pengesahan instrumen
Pelaksanaan pembelajaran
konvensional
40
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan penelitian meliputi tahap-tahap penyusunan proposal,
seminar proposal, studi pendahuluan, penyusunan instrumen penelitian pengujian
instrumen dan perbaikan instrumen. Kegiatannya meliputi:
1) Menentukan jadwal penelitian
Penentuan jadwal penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapan waktu
yang tepat melakukan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada
semester genap (II) Tahun Pelajaran 2013/2014.
2) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum
yang berlaku, dengan mengkaji terlebih dahulu silabus mata pelajaran IPS
kelas IV SD semester genap. Pengkajian dilakukan terhadap materi
pelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian serta Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). RPP disusun disesuaikan dengan pembelajaran
model learning cycle 5E.
3) Membuat kisi-kisi tes uji coba.
4) Mempersiapkan instrumen pengumpulan data berupa tes pemahaman
konsep dan kemampuan berpikir kritis.
b. Tahap pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran model learning cycle 5E di kelas
eksperimen. Berikut ini dijelaskan proses pelaksanaan pembelajaran pada
kelas eksperimen, yaitu:
1) Tahap pembangkitan minat (engagement)
Guru membangkitkan minat dan keingintahuan siswa dengan melontarkan
pertanyaan tentang kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan
topik)
2) Tahapan Eksplorasi
a) Guru mmbentuk siswa menjadi beberapa kelompok, yang terdiri dari
4-5 siswa.
41
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
b) Siswa diajak menjelaskan konsep yang ditemukan dengan kalimat
sendiri
3) Tahapan Penjelasan (exploration)
a) Guru memandu diskusi
b) Siswa secara kritis mengeluarkan dan mendengarkan pendapat teman
c) Memberikan masukan atau pendapat lain
4) Tahapan elaborasi
a) Guru membimbing siswa untuk bertanya mengenai konsep yang telah
didapat sebelumnya dan mengusulkan pemecahan masalah
b) Guru membimbing siswa membuat kesimpulan.
5) Tahapan Evaluasi
a) Siswa melakukan evaluasi diri dengan mengungkapkan kekurangan
atau kelebihan pembelajaran yang telah didapatkan agar kedepannnya
menjadi lebih baik.
c. Tahap pengumpulan data
Tahap penulisan laporan meliputi tahap pengolahan data, analisis data, dan
penyusun laporan secara lengkap.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang
digunakan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan
percobaan terkontrol (Sukmadinata, 2013: 53). Sedangkan metode yang
digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian ini
merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari
dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan
kelompok siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran model
learning cycle 5E dan kelompok kontrol (kelas pembanding) adalah kelompok
siswa yang pembelajarannya tidak menggunakan pembelajaran model learning
cycle 5E (konvensional).
42
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Variabel penelitian ini melibatkan tiga jenis variabel yaitu variabel bebas,
variabel terikat dan variabel kontrol.
a. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu model learning cycle 5E.
b. Variabel terikat pada penelitian ini adalah pemahaman konsep dan
kemampuan berpikir kritis siswa pembelajaran IPS.
c. Variabel kontrol pada penelitian ini, merupakan kategori kemampuan awal
pembelajaran IPS siswa.
D. Definisi Operasional
Terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam judul maupun isi dalam
penelitian ini yang perlu diklarifikasi agar memperoleh kesamaan persepsi, istilah-
istilah. Hal ini ditegaskan oleh Rosnenty (2010: 12) bahwa “Operationalizing
variables means stating them in an observable and measurable from making them
availabe for manipulation, control and examination”. Definisi operasional dalam
penelitian ini yaitu:
1. Model learning cycle 5E
Learning cycle 5E merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk
mengembangkan konsep-konsep tertentu dan keterampilan menalar. Hal ini
ditegaskan oleh Kolumuc (2012) bahwa LC terdiri dari 5 tahapan yang
mendorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran sehingga
memungkinkan siswa untuk mengkonstruksi konsep-konsep melalui mereka
sendiri. Model pembelajaran learning cycle 5E itu sendiri merupakan sebuah
tahapan kegiatan yang dirancang melalui lima tahapan sebagai upaya agar siswa
dapat belajar lebih aktif dimulai dari tahapan pembangkitan minat (engagement)
Pada tahap kedua eksplorasi (exploration) Pada tahap ketiga penjelasan
(explanation). Kemudian tahap keempat elaborasi (elaboration). Terakhir tahapan
Evaluasi (Evaluation)
2. Pemahaman konsep
43
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan dalam menyerap arti dari
materi atau bahan yang dipelajari sehingga dapat disajikan dalam bentuk yang
dapat dimengerti dan mampu memberikan interpretasi serta mampu
mengklasifikasikanya kedalam hubungan konsep dan makna dari konsep tersebut
(Bloom, 1979). Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti pemahaman konsep
siswa khususnya dalam pembelajaran IPS kelas IV di sekolah dasar dengan
menggunakan 7 indikator antara lain: menafsirkan, mencontohkan,
mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan
menjelaskan (Anderson dan Krathwohl 2010: 100).
3. Kemampuan berpikir kritis
Gunawan (2007: 177) yang menjelaskan bahwa berpikir kritis adalah
kemampuan untuk berpikir pada level yang kompleks dan menggunakan proses
analisis dan evaluasi sehingga membutuhkan perlakuan yang dapat merangsang
kemampuan berpikir siswa. Dalam hal ini gunawan juga menjelaskan bahwa
berpikir kritis melibatkan keahlian berpikir induktif seperti mengenali hubungan,
menganalisis masalah yang bersifat terbuka, menentukan sebab akibat, membuat
kesimpulan dan memperhitungkan data yang relevan. Penelitian ini menggunakan
5 indikator kemampuan berpikir kritis dari Ennis yaitu: (1) memberikan
penjelasan sederhana (elementary clarification), (2) membangun keterampilan
dasar (basic support), (3) menyimpulkan (interenci), (4) memberikan penjelasan
lanjutan (advanced clarification), dan (5) mengatur strategi dan teknik.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu
jenis instrumen yaitu tes. Instrumen dalam bentuk tes terdiri dari seperangkat soal
tes yang mengukur pemahaman konsep dan kemampuan berpikir siswa. Uraian
mengenai instrumen penelitian yang berupa: tes (Pretes dan posttest) kemampuan
pemahaman konsep dan berpikir kritis siswa yang sudah diuji coba (analisis
validitas, realibilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen tes).
44
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1. Tes Pemahaman Konsep
Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil
belajar memecahkan masalah sosial yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dalam penelitian ini, tes digunakan oleh peneliti untuk mengetahui perbedaan
pengaruh model pembelajaran learning cycle 5E terhadap pemahaman konsep
antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam bentuk soal pilihan
ganda. Adapun tes yang digunakan dalam teknik pengumpul data penelitian
ini adalah:
a. Pretest adalah tes yang dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran
pemahaman konsep dengan tanpa perlakuan untuk kelas eksperimen
maupun kelas kontrol
b. Postest adalah tes yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran untuk
kelas eksperimen melalui model learning cycle 5E, sedangkan kelas
kontrol menggunakan pendekatan konvensional (pembelajaran yang biasa
dilakukan oleh guru).
Langkah penyusunan tes dimulai dari penyusunan kisi-kisi dengan
konsultasi pada pembimbing. Perancangan butir soal berpedoman pada jenjang
kognitif pemahaman konsep oleh Anderson & Krathwohl (2010: 100). Kisi-kisi
yang disusun mencakup aspek pemahaman konsep dalam bentuk soal dan
kemampuan berpikir kritis, (kisi-kisi soal tes kemampuan berpikir kritis
terlampir).
2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Tes untuk kemampuan berpikir kritis berbentuk uraian, yaitu melakukan
pretes dan postes di kelas ekperimen maupun kelas kontrol. Pada tes kemampuan
berpikir kritis diberikan tes soal uraian untuk siswa terhadap materi pembelajaran
IPS SD.
Untuk penskoran terhadap jawaban kemampuan berpikir kritis yang
diperoleh siswa dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Kriteria Skor Jawaban Kemampuan Berpikir kritis
45
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
No.
Soal
Skor Kriteria
1 3 Siswa sangat jelas dalam menjelaskan dampak positif
maupun negatif dari penggunaan teknologi masa lalu
dan masa kini
2 Siswa cukup jelas dalam menjelaskan dampak positif
maupun negatif dari penggunaan teknologi masa lalu
dan masa kini
1 Siswa kurang jelas dalam menjelaskan dampak positif
maupun negatif dari penggunaan teknologi masa lalu
dan masa kini
2 3 Siswa sangat tepat mempertimbangkan suatu alternatif
solusi terhadap dampak buruk perkembangan teknologi
komunikasi dan cara mengatasi dampak tersebut
2 Siswa cukup tepat mempertimbangkan suatu alternatif
solusi terhadap dampak buruk perkembangan teknologi
komunikasi dan cara mengatasi dampak tersebut
1 Siswa kurang tepat mempertimbangkan suatu alternatif
solusi terhadap dampak buruk perkembangan teknologi
komunikasi dan cara mengatasi dampak tersebut
3 3 Siswa sangat tepat mendeduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi peristiwa yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan dan cara agar terhindar dari kecelakaan
2 Siswa cukup tepat mendeduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi peristiwa yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan dan cara agar terhindar dari kecelakaan
1 Siswa kurang tepat mendeduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi peristiwa yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan dan cara agar terhindar dari kecelakaan
4 3 Siswa sangat jelas mengidentifikasi asumsi mengenai
kelebihan dan kekurangan menggunakan alat
transportasi masa kini atau modern
2 Siswa cukup jelas mengidentifikasi asumsi mengenai
kelebihan dan kekurangan menggunakan alat
transportasi masa kini atau modern
1 Siswa kurang jelas mengidentifikasi asumsi mengenai
kelebihan dan kekurangan menggunakan alat
transportasi masa kini atau modern
5 3 Siswa sangat tepat menentukan tindakan cara mengatasi
pencemaran pabrik
2 Siswa cukup tepat menentukan tindakan cara mengatasi
pencemaran pabrik
1 Siswa kurang tepat menentukan tindakan cara mengatasi
46
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
pencemaran pabrik
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan tes.
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan (Arikunto, 2013: 67).
Alat tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dengan
menggunakan soal pilihan ganda untuk mengukur pemahaman siswa dan soal
uraian untuk mengukur kemampuan berpikir kritis.
Tabel 3.2
Teknik Pengumpulan Data yang Digunakan
Instrumen Topi/kajian Sumber Data
Soal tes obyektif Mengukur pemahaman konsep Siswa
Soal tes uraian Mengukur kemampuan berpikir kritis Siswa
G. Teknik Pengelolaan Data
Sebelum soal tes digunakan dalam penelitian, maka soal tersebut harus diuji
cobakan terlebih dahulu pada siswa yang telah memperoleh materi berkenaan
dengan penelitian ini. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui instrumen yang
dibuat telah memenuhi syarat instrumen yang baik, yaitu validitas, reliabilitas,
daya pembeda, dan tingkat kesukaran.
1. Validitas Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrumen yang digunakan dalam penelitian, Arikunto (2006).
Validitas instrumen dalam penelitian ini yaitu validitas konstruksi.
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal
yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang
ditunjukkan dalam tujuan instruksional khusus (Arikunto, 2013: 83). Sedangkan
47
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
validitas isi suatu alat evaluasi artinya ketepatan alat tersebut ditinjau dari segi
materi yang dievaluasikan (Suherman, 2003). Validitas isi dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah
diajarkan. Apakah soal pada instrumen penelitian sesuai atau tidak dengan materi
yang diajarkan.
Validitas konstruk dilakukan peneliti kepada dosen pascasarjana UPI yaitu
ibu Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, Ms dan bapak Prof. Dr. H. Disman, M.Si. adapun
koreksi dari hasil uji validitas instrumen oleh buk Enok yaitu untuk pembuatan
soal pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis baiknya sub indikator
yang ada dipilih sesuai dengan perkembangan kognitif siswa SD. Hal ini sesuai
dengan pembahasan peneliti pada bab 2 bahwa untuk instument tidak semua dari
sub indikator dimasukan. Sedangkan hasil koreksi dari Prof. Disman yaitu
memperbaiki kata-kata pada soal sehingga mudah untuk dimengerti oleh siswa
dan untuk kemampuan berpikir kritis menggunakan soal essay.
Hasil dari validitas teoritik ini dilakukan uji Cochran’s Q dengan bantuan
program SPSS 16 for Windows, untuk melihat keterkaitan antar skor yang
diberikan oleh beberapa validator. Hipotesis yang diuji adalah:
H0 : Para penimbang memberikan pertimbangan yang seragam
H1 : Para penimbang memberikan pertimbangan yang tidak seragam
Kriteria pengujian yang digunakan, adalah jika p-value (sig.) lebih besar dari 0,05,
maka H0 diterima, dan untuk kondisi lainnya H0 ditolak (langkah-langkah
pengujian seperti pengujian pada hipotesis penelitian).
Kemudian validitas butir tes diuji dengan bantuan Microsoft Excel 2007
dengan langkah-langkah sebagai berikut (Sundayana,2010):
1) Menghitung harga korelasi setiap butir tes menggunakan rumus Product
Moment Pearson sebagai berikut.
r xy
–
Keterangan :
rx y: Koefisien validitas.
48
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
X : Skor satu butir soal tertentu terhadap skor total (jumlah skor siswa
pada butir).
Y : Skor total (jumlah skor semua siswa pada tiap butir soal).
N : Jumlah subyek.
2) Melakukan perhitungan uji-t dengan rumus.
3) Mencari ttabel dengan ttabel = tα (dk = n-2).
4) Membuat kesimpulan, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel, butir soal valid, atau
Jika thitung ≤ ttabel, butir soal tidak valid.
2. Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang
sama (Arikunto, 2013: 100). Suatu alat evaluasi (tes) disebut reliabel jika hasil
evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama. Rumus
yang digunakan untuk menghitung reliabilitas tes ini adalah rumus Alpha
(Arikunto, 2003)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
∑σi2 = jumlah varians skor tiap–tiap item
σt2 = varians total
n = banyaknya soal
Menurut Suherman (2001) ketentuan klasifikasi koefisien reliabilitas
sebagai berikut:
Tabel 3.3
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
49
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Besarnya nilai r11 Interpretasi
0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r11 ≤ 0,60 Cukup
0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah
r11 ≤ 0,20 Sangat rendah
3. Daya Pembeda
Daya pembeda soal yang kita ketahui adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Hal ini ditegaskan pula oleh Suherman (2001) Daya
pembeda sebuah butir soal tes untuk membedakan antara siswa yang pandai atau
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (bodoh). Daya
pembeda item dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks
diskriminasi item. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda
menurut Surapranata (2009) adalah:
Keterangan:
DP = Daya pembeda
= Rata-rata skor pada kelompok atas
= Rata-rata skor pada kelompok bawah
= Skor maksimum pada butir soal
Menurut Suherman (2001) klasifikasi interpretasi daya pembeda soal
sebagai berikut:
Tabel 3.4
Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda Interpretasi
DP ≤ 0,00 Sangat Jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
50
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik
4. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya
suatu soal tes (Arikunto, 2006). Menurut Surapranata (2009), tingkat kesukaran
untuk soal uraian dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Dimana :
TK = Tingkat Kesukaran
= Rata-rata skor pada butir soal
= Skor maksimum pada butir soal
Menurut Suherman (2001) klasifikasi tingkat kesukaran soal sebagai
berikut:
Tabel 3.5
Klasifikasi Koefisien Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran Klasifikasi
TK = 0,00 Soal Sangat Sukar
0,00 TK 0,3 Soal Sukar
0,3 TK ≤ 0,7 Soal Sedang
0,7 TK ≤ 1,00 Soal Mudah
TK = 1,00 Soal Sangat Mudah
H. Teknik Analisis Data
51
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Data yang diperoleh dalam penlitian ini adalah data kuantitatif dengan
menggunakan teknik statistika berdasarkan pemahaman konsep dan kemampuan
berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS.
Data kuantitatif yang diperoleh dalam penelitian ini akan dilakukan uji
statistik. Pengujian tersebut dilakukan pada hasil uji instrumen, data pretes, dan
postes. Hasil uji instrumen diolah dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel
2007 untuk memperoleh validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat
kesukaran soal. Data hasil pretes dan postes pemahaman konsep dan kemampuan
berpikir kritis siswa diolah dengan menggunakan bantuan Software SPSS 16 For
Windows.
Pengolahan dengan menggunakan uji statistik dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Asumsi normalitas merupakan prasyarat kebanyakan prosedur statistika
inferential. Dalam penelitian ini, asumsi normalitas dieksplorasi menggunakan uji
normalitas Lilifors (Kolmogorov Smirnov) melalui SPSS 16 dengan taraf
signifikansi α = 0.05. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai
berikut:
H0 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Uji normalitas dilakukan untuk menilai perbedaan pemahaman konsep dan
kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS sebelum dan sesudah
diberikan treatment atau perlakuan. Uji normalitas dengan cara menggunakan
Gain factor normalized yang menggunakan rumus:
ɡ=
Dimana:
G= gain faktor
Spost= skor postest
Spre= skor Pretes
52
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
SMI= skor maksimum ideal
Untuk kriteria nilai g: G ≤ 0,300 maka peningkatan dikatakan rendah, 0,300 ≤ g ≤
0,700 dikatakan sedang dan G≥0,700 peningkatan dikatan tinggi. Semakin besar
nilai g maka semakin besar tingkat kemampuan berpikir kritis dan pemahaman
konsep siswa.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui distribusi data, apakah
homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan cara
membandingkan varian terbesar dan varian terkecil dengan menggunakan tabel.
Adapun langkah-langkah uji homogenitas sebagai berikut:
a. Mencari nilai varian terbesar dan terkecil denga rumus:
Fhitung= _Varian Besar_
Varian Kecil
b. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan kriteria: Jika Fhitung <
Ftabel, maka varians adalah homogen dan uji komparatif dapat dilakukan.
Jika menggunakan program SPSS 16, maka dapat dilakukan dengan analisis
non parametrik tes yaitu dengan menggunakan Two Related Sample Tes yaitu
dengan membandingkan angka signifikan (Sig) dengan nilai alfa dengan kriteria:
jika angka signifikan (Sig) < α, maka H0 ditolak. Sebaliknya, jika angka (Sig) > α
maka H0 diterima. Selengkapnya kaidah uji homogenitas dengan menggunakan
Kolmogorov Sminorv sebagai berikut:
H0: data sampel memiliki variansi homogen
H1: data sampel tidak memiliki variansi homogen
3. Uji t
Untuk menarik kesimpulan dalam penelitian maka dibutuhkan pembuktian
hipotesis (Arikunto, 2010). Uji t dilakukan untuk membuktikan hipotesis
mengenai adanya pengaruh penerapan model learning cycle 5E terhadap dan
53
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran
IPS SD.
Data yang diperoleh haruslah data yang berdistribusi normal. Adapun rumus
yang digunakan untuk uji t Susetyo (2010: 203) adalah sebagai berikut:
keterangan:
X1 = Mean kelas eksperimen
X2= Mean kelas kontrol
n1= jumlah siswa kelas eksperimen
n2= jumlah siswa kelas kontrol
nilai thitung kemudian dibandingkan dengan ttabel pada nilai α = 0,05 dan derajat
kebebasan dk= n-1. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan jika thitung
<ttabel maka Ho diterima.
I. Uji Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen variabel pemahaman konsep dan
berpikir kritis. Tes untuk pemahaman konsep peneliti menggunakan soal bentuk
pilihan ganda sedangkan berpikir kritis menggunakan soal uraian yang diuji
cobakan kepada 42 siswa di SDN Rahayu 6 Kecamatan Margaasih Kabupaten
Bandung. Berikut hasil uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembeda.
1. Uji Validitas
Pengujian tingkat validitas tiap item dipergunakan analisis item, artinya
mengkorelasikan skor item dengan skor total yang merupakan jumlah tiap
skor item. Persyaratan minimum agarsoal dapat dikatakan valid apabila r = 0,2
sehingga apabila korelasi antar item kurang dai 0,2 interumen tersebut
dinyatakan tidak valid.
54
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
a. Adapun hasil uji coba mengenai tingkat validitas butir pilihan ganda
disajikan dalam tabel 3.6 dibawah ini:
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Pemahaman Konsep
No. Soal r-hitung Interpretasi
1 0,36 Valid
2 0,38 Valid
3 0,50 Valid
4 0,50 Valid
5 0,42 Valid
6 0,55 Valid
7 0,35 Valid
8 0,20 Valid
9 0,50 Valid
10 0,41 Valid
11 0,51 Valid
12 0,24 Valid
13 0,00 Tidak Valid
14 0,00 Tidak Valid
15 0,35 Valid
16 0,50 Valid
17 0,31 Valid
18 0,01 Tidak Valid
19 0,32 Valid
20 0,21 Valid
21 0,51 Valid
22 0,38 Valid
23 0,59 Valid
24 0,36 Valid
25 0,51 Valid
26 0,48 Valid
27 0,46 Valid
28 0,51 Valid
29 -0,07 Tidak Valid
30 0,49 Valid
31 0,60 Valid
32 0,55 Valid
33 -0,06 Tidak Valid
34 0,16 Tidak Valid
35 0,09 Tidak Valid
36 0,45 Valid
37 0,78 Valid
55
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
38 0,42 Valid
39 0,21 Valid
40 0,33 Valid
41 0,44 Valid
42 0,70 Valid
43 0,39 Valid
44 0,33 Valid
45 0,45 Valid
46 -0,39 Tidak Valid
47 0,21 Valid
48 0,20 Valid
Setelah dilaksanakan uji coba dan analisis terhadap 48 soal pilihan ganda
ternyata 40 soal termasuk dalam kategori valid dan sebanyak 8 soal termasuk
dalam kategori tidak valid sehingga dari soal valid tersebut peneiti memilih
sebanyak 30 soal yang mewakili dari sub indikator penelitian. Soal yang termasuk
dalam kategori valid dan tidak valid tercantum dalam tabel 3.7
Tabel 3.7
Hasil AnalisisValiditas Butir Soal Tes Pemahaman Konsep Siswa
No Butir Soal Keterangan
1 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,15,16,17,19,20,21,22,23,24,
25,26,27,28,30,31,31,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,4
7,48
Valid
2 13,14,18,29,33,34,35,46 Tidak Valid
b. Uji Validitas Soal Uraian
Sedangkan uji validitas untuk soal uraian pada kemampuan berpikir kritis
disajikan pada Tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.8
Hasil Validitas Kemampuan Berpikir kritis
No. Soal r-hitung Interpretasi
1 0,37 Valid
2 0,41 Valid
3 0,44 Valid
4 0,36 Valid
5 0,47 Valid
6 0,25 Valid
7 0,60 Valid
56
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
8 0,45 Valid
9 0,32 Valid
10 0,40 Valid
11 0,00 Tidak Valid
12 0,27 Valid
Sedangkan uji coba soal untuk kemampuan berpikir kritis dari analisis
terhadap 12 soal uraian ternyata 11 soal termasuk dalam kategori valid dan hanya
1 soal yang dalam kategori tidak valid sehingga dari soal valid tersebut peneiti
memilih sebanyak 5 soal yang mewakili dari sub indikator penelitian kemampuan
berpikir kritis. Soal yang termasuk dalam kategori valid dan tidak valid tercantum
dalam tabel 3.9.
Tabel 3.9 Hasil AnalisisValiditas Butir Soal
Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
No Butir Soal Keterangan
1 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,12 Valid
2 11 Tidak Valid
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas tes dalam penelitian ini digunakan dengan bantuan
software Anates V.4 for Window untuk soal pilihan ganda dan uraian. Hasil
reliabilitas soal pemahaman konsep dan berpikir kritis disajikan pada Tabel 3.10
berikut:
Tabel 3.10
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Kemampuan r11 Klasifikasi
Pemahaman Konsep 0,84 Sangat Tinggi
Berpikir kritis 0,53 Cukup
3. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya
suatu soal. Perhitungan tingkat kesukaran pada soal pemahaman konsep jenis
pilihan ganda yaitu pilihan ganda menggunakan bantuan sofware Anates V.4 for
57
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Windows. Beikut disajikan ringkasan tingkat kesukaran tes pilihan ganda pada
abel 3.11 berikut
Tabel 3.11
Tingkat Kesukaran Butir Tes Pemahaman Konsep
No. Soal TK Interpretasi
1 0,66 Sedang
2 0,19 Sukar
3 0,80 Mudah
4 0,85 Sangat Mudah
5 0,83 Mudah
6 0,52 Sedang
7 0,78 Mudah
8 0,19 Sukar
9 0,78 Mudah
10 0,45 Sedang
11 0,64 Sedang
12 0,66 Sedang
13 1,00 Sangat Mudah
14 0,97 Sangat Mudah
15 0,83 Mudah
16 0,59 Sedang
17 0,88 Sangat Mudah
18 0,80 Mudah
19 0,85 Sangat Mudah
20 0,59 Sedang
21 0,33 Sedang
22 0,61 Sedang
23 0,66 Sedang
24 0,90 Sangat Mudah
25 0,26 Sukar
26 0,59 Sedang
27 0,50 Sedang
28 0,52 Sedang
29 0,14 Sangat Sukar
30 0,88 Sangat Mudah
31 0,23 Sukar
32 0,64 Sedang
33 0,09 Sangat Sukar
34 0,66 Sedang
35 0,35 Sedang
36 0,64 Sedang
37 0,59 Sedang
58
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
38 0,30 Sangat Mudah
39 0,73 Mudah
40 0,28 Sukar
41 0,42 Sedang
42 0,54 Sedang
43 0,35 Sedang
44 0,23 Sukar
45 0,64 Sedang
46 0,45 Sedang
47 0,85 Sangat Mudah
48 0,30 Sangat Mudah
Analisis tingkat kesukaran soal pemahaman konsep dilakukan dengan
program anates. Adapun kesimpulan dari hasil perhitungan data dapat disajikan
pada tabel 3.12 berikut.
Tabel 3.12
Data Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tes Pemahaman Konsep
No. Item Soal Keterangan Soal
1 29,33 Sangat sukar
2 2,8,25,31,40,44 Sukar
3 1,6,10,11,12,16,20,21,22,23,26,27,28,32,34
35,36,37,41,42,43,45,46
Sedang
4 3,5,7,9,15,18,39 Mudah
5 4,13,14,17,19,24,30,38,47,48 Sangat mudah
Sedangkan tingkat kesukaran untuk kemampuan berpikir kritis dari hasil
perhitungan dalam bentuk soal uraian dijabarkan pada Tabel 3.13 berikut:
Tabel 3.13
Tingkat Kesukaran Butir Tes Kemampuan Berfikir Kritia
No. Soal TK Interpretasi
1 0,71 Mudah
2 0,51 Sedang
3 0,28 Sukar
4 0,51 Sedang
5 0,48 Sedang
6 0,28 Sukar
7 0,48 Sedang
8 0,51 Sedang
9 0,65 Sedang
10 0,56 Sedang
11 0,28 Sukar
59
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
12 0,59 Sedang
Sedangkan untuk Analisis tingkat kesukaran soal kemampuan berpikir kritis
dilakukan dengan program anates. Adapun kesimpulan dari hasil perhitungan data
dapat disajikan pada tabel 3.14 berikut.
Tabel 3.14
Data Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis
No. Item Soal Keterangan Soal
1 3,6,11 Sukar
2 2,4,5,7,8,9,10,12 Sedang
3 1 Mudah
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal merupakan kemampuan soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah . dari
hasil perhitungan daya pembeda soal piliha ganda dilakukan dengan bantuan
software Anates V.4 for Windows. Berikut perhitugan daya pembeda untuk soal
pilihan ganda yang disajikan pada Tabel 3.15
Tabel 3. 15
Daya Pembeda Butir Soal Pemahaman Konsep
No. Soal DP Interpretasi
1 0,45 Baik
2 0,45 Baik
3 0,54 Baik
4 0,45 Baik
5 0,45 Baik
6 0,72 Baik Sekali
7 0,36 Cukup
8 0,90 Baik Sekali
9 0,45 Baik
10 0,36 Cukup
11 0,54 Baik
12 0,90 Baik Sekali
13 0,00 Kurang
14 -0.90 Kurang
15 0,36 Cukup
16 0,45 Baik
17 0,27 Cukup
18 0,90 Baik Sekali
60
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
19 0,18 Kurang
20 0,45 Baik
21 0,81 Baik Sekali
22 0,72 Baik Sekali
23 0,45 Baik
24 0,27 Cukup
25 0,18 Kurang
26 0,63 Baik
27 0,72 Baik Sekali
28 0,81 Baik Sekali
29 -0,90 Kurang
30 0,36 Cukup
31 0,54 Baik
32 0,63 Baik
33 0,90 Baik Sekali
34 0,00 Kurang
35 0,27 Cukup
36 0,54 Baik
37 1,00 Baik Sekali
38 0,63 Baik
39 0,36 Cukup
40 0,27 Cukup
41 0,45 Baik
42 0,81 Baik Sekali
43 0,36 Cukup
44 -0,90 Kurang
45 0,63 Baik
46 -0,72 Kurang
47 0,18 Kurang
48 0,27 Cukup
Berdasarkan perhitungan analisis daya pembeda dengan menggunakan
program anates bahwa dari 48 soal tes pemahaman konsep IPS diperoleh
kesimpulan data sebagai berikut:
Tabel 3.16
Data Analisis Soal Tes Pemahaman Konsep Berdasarkan Daya Pembeda
No Item Soal Keterangan
1 - Sangat Jelek
2 13,14,19,25,29,34,44,46,47 Jelek
3 7,10,15,17,24,30,35,39,40,43,48 Cukup
4 1,2,3,4,5,9,11,16,20,23,26,31,32,36,38,41,45 Baik
61
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
5 6,8,12,18,21,22,27,28,33,37,42 Sangat Baik
Sedangkan daya pembeda untuk kemampuan berpikir kritis dengan soal
uraian akan disajikan pada Tabel 3.17
Tabel 3.17
Daya Pembeda Butir Soal Kemampuan Berpikir kritis
No. Soal DP Interpretasi
1 0,28 Cukup
2 0,25 Cukup
3 0,09 Kurang
4 0,24 Cukup
5 0,28 Cukup
6 0,30 Cukup
7 0,18 Kurang
8 0,18 Kurang
9 0,09 Kurang
10 0,21 Cukup
11 0,30 Cukup
12 0,09 Kurang
Berdasarkan perhitungan analisis daya pembeda dengan menggunakan
program anates bahwa dari 12 soal tes kemampuan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran IPS diperoleh kesimpulan data sebagai berikut:
Tabel 3.18
Data Analisis Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Berdasarkan Daya Pembeda
No Item Soal Keterangan
1 - Sangat Jelek
2 3,7,8,9,12 Jelek
3 1,2,4,5,6,10,11 Cukup
4 - Baik
5 - Sangat Baik
62
Emilda Saputri, 2014 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
J. Alur Uji Statistik
Normal
Homogen Tidak Homogen
Gambar 3.3
Alur Uji Statistik
Kelas Eksperimen
Data
Pretes Postes
Kelas Kontrol
Data
Pretes Postes
Uji Normalitas
Uji Homogenitas
Uji t Uji
Parametrik
(Uji t’)
Kesimpulan
Uji Mann-Whitney
Top Related