46
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu
(Quasi Experimental Design). Jenis penelitian ini dipilih karena kelompok kontrol
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Dalam penelitian ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, tidak
dipilih secara random, namun digunakan pertimbangan yaitu jumlah siswa, nilai
rata-rata kelas dan pada kedua kelompok tersebut belum diberlakukan
pembelajaran Think Pair Share. Pada kelompok eksperimen diberi treatment
khusus yaitu dengan menggunakan pembelajaran Think Pair Share berbantuan
media power point, sedangkan kelompok kontrol dikenakan treatment dengan
menggunakan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan. Setelah
tiga kali pertemuan, kedua kelompok di tes dengan tes yang sama sebagai tes
akhir. Hasil kedua tes akhir ini diuji perbedaannnya. Perbedaan hasil tes antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan pengaruh dari
treatment yang diberikan.
Dengan asumsi bahwa kedua kelompok memiliki kesetaraan yang sama
maka desain yang dipilih adalah Two Group Posttest Only, digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1. Skema Two Group Posttest Only
Keterangan:
X1 : Treatment pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power
point.
X2 : Treatment pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan.
X1 Q2
X2 Q4
47
Q2 : Skor hasil pengukuran akhir hasil belajar kelompok eksperimen.
Q4 : Skor hasil pengukuran akhir hasil belajar kelompok kontrol.
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1. Variabel Penelitian
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati
(Sugiyono, 2011:4). Dalam penelitian ini variabel yang akan digunakan ada dua
jenis yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).
Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah pembelajaran
Think Pair Share berbantuan media power point (X1) dan pembelajaran Think
Pair Share berbantuan media bagan (X2). Hal ini dikarenakan pembelajaran Think
Pair Share berbantuan media power point dan model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share berbantuan media bagan merupakan variabel yang
mempengaruhi hasil belajar IPA.
Variabel dependen/terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA
(Y). Hal ini dikarenakan, pembelajaran IPA mendapat pengaruh dari variabel
bebas yaitu pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power point dan
pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan.
3.2.2. Definisi Operasional
Pembelajaran Think Pair Share dalam penelitian ini berbantuan media
power point dan media bagan yang merupakan variabel tindakan (bebas) yang
mempengaruhi hasil belajar IPA sebagai variabel terikat. Variabel penggunaan
pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power point didefinisikan
secara operasional sebagai proses pembelajaran IPA kelas 5 SD N Bergaskidul 03
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang dimana siswa dihadapkan pada suatu
masalah untuk selanjutnya dicari jawaban dan kesimpulannya dengan berbantuan
media power point sehingga pembelajaran menjadi lebih mengaktifkan siswa,
sedangkan hasil belajar IPA adalah besarnya skor yang diperoleh siswa dalam
mengerjakan soal post tes yang berbentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPA
materi daur air. Hasil belajar IPA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil
belajar kognitif siswa setelah diberikan treatment berupa pembelajaran Think Pair
48
Share berbantuan media power point dan pembelajaran Think Pair Share
berbantuan media bagan.
3.3. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah semua siswa kelas 5 SD N Bergaskidul
03 dengan jumlah 36 siswa dan SD N Bergaskidul 01 dengan jumlah 45 siswa.
Subjek yang akan digunakan penelitian ini ada dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Pada penelitian ini kelompok eksperimen
adalah kelompok siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power point
yaitu semua siswa kelas 5 SD N Bergaskidul 03 yang berjumlah 36 siswa. Dan
pada penelitian ini kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang mendapat
perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Think Pair Share
berbantuan media bagan yaitu semua siswa kelas 5 SD N Bergaskidul 01 yang
berjumlah 45 siswa.
Tabel 3.
Data Siswa Kelas 5 SD N Bergaskidul 03 dan SD N Bergaskidul 01
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Semester 2
Tahun Pelajaran 2012/2013
Jenis Kelamin
Kelompok Eksperimen
SD N Bergaskidul 03
Kelompok Kontrol
SD N Bergaskidul 01
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 16 44,4% 19 42,2%
Perempuan 20 55,6% 26 57,8%
Jumlah 36 100% 45 100%
Pada Tabel 3. menunjukkan subjek dalam penelitian ini adalah kelompok
eksperimen kelas 5 SD N Bergaskidul 03 yang berjumlah 36 siswa, yaitu terdiri
dari 16 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan dan kelompok kontrol kelas 5 SD
N Bergaskidul 01 yang berjumlah 45 siswa, yaitu terdiri dari 19 siswa laki-laki
dan 26 siswa perempuan. Jadi jumlah seluruh subjek penelitian sebanyak 81
siswa.
Alasan yang menjadi pertimbangan peneliti memilih SD N Bergaskidul 03
sebagai kelas eksperimen dalam penelitian ini karena SD ini memenuhi syarat
49
untuk dijadikan penelitian eksperimen selain itu sekolah yang untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol berakreditasi sama yaitu A, sedangkan penelitian
dengan judul “Perbedaan Pengaruh Antara Penerapan Pembelajaran Think Pair
Share Berbantuan Media Power Point dengan Pembelajaran Think Pair Share
Berbantuan Media Bagan Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas 5
Sekolah Dasar Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013” belum pernah
dilakukan di SD N Bergaskidul 03.
Terhadap subyek penelitian dilakukan uji kesetaraan untuk mengetahui
kemampuan awal kedua kelompok. Data yang digunakan untuk uji kesetaraan
adalah hasil belajar IPA dengan materi daur air. Pada penelitian ini uji kesetaraan
menggunakan 25 soal yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji
kesetaraan yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji t-test. Sebelum dilakukan
uji kesetaraan, dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak dan uji homogenitas digunakan untuk memastikan
data berasal dari kelompok yang sama.
Uji normalitas ini akan digunakan uji Liliefors dengan melihat skor pada
Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS versi 20 (Statistic
Product and Service Solution). Data dinyatakan berdistribusi normal jika
signifikansi lebih besar dari 0,05. Berikut ini disajikan Tabel 4. hasil uji
normalitas data uji kesetaraan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada
siswa kelas 5 materi daur air.
Tabel 4.
Hasil Uji Normalitas Data Uji Kesetaraan
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
50
Berdasarkan Tabel 4. pada kolom Kolmogrov-Smirnov diketahui
signifikasi untuk hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sebesar 0,200 > 0,05, sehingga terbukti bahwa data berdistribusi normal. Berikut
ini disajikan Gambar 2 dan 3 grafik uji normalitas dari hasil belajar IPA kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Gambar 2. Grafik Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen
Gambar 3. Grafik Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Kelompok Kontrol
51
Sebelum melakukan uji t-test (Independent Sample T-Test) sebelumnya
dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levenes Test),
artinya jika varian sama, maka uji t menggunakan Egual Variances Assumsed
(diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Egual
Variances Not Assumsed (diasumsikan varian berbeda). Kriteria berdasarkan
signifikansi adalah jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikansi
< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesisnya sebagai berikut:
Ho : Kedua variansi adalah sama (varian kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol)
Ha : Kedua variansi adalah berbeda (varian kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol)
Berikut ini disajikan Tabel 5. hasil uji homogenitas skor hasil belajar IPA
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 5.
Hasil Uji Homogenitas Skor Hasil Belajar IPA
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Berdasarkan Tabel 5. signifikansi pada uji F adalah 0,387 > 0,05, maka Ho
diterima, maka dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol). Dengan ini penggunaan uji t
menggunakan Equal Variance Assumed. Pengujian menggunakan uji dua sisi
dengan tingkat signifikansi 0,05. Kriteria berdasarkan signifikansi adalah jika
52
signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Hipotesisnya sebagai berikut:
Ho : Tidak ada perbedaan antara rata-rata skor antara kelompok
eksperimen dengan rata-rata skor kelompok kontrol.
Ha : Ada perbedaan perbedaan antara rata-rata skor antara
kelompok eksperimen dengan rata-rata skor kelompok kontrol.
Oleh karena signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,387 > 0,05), maka Ho
diterima, bahwa artinya tidak ada perbedaan antara rata-rata skor antara kelompok
eksperimen dengan rata-rata skor kelompok kontrol.
3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan
observasi.
3.4.1.1.Tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan yang memiliki
respon/jawaban benar atau salah. Jawaban yang benar akan mendapat skor dan
jawaban yang salah tidak mendapat skor. Dengan demikian, hasil pengukuran
dengan menggunakan tes termasuk kategori data kuantitatif. Tes pada penelitian
ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA pada pokok bahasan daur air
kelas 5 semester genap SD N Bergaskidul 03 dan SD N Bergaskidul 01 yang
diajarkan dengan penerapan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media
power point dan penerapan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media
bagan. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda.
3.4.1.2.Observasi
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dari kegiatan awal
sampai kegiatan akhir. Dalam penelitian ini peneliti tidak terlibat dan hanya
sebagai pengamat independen. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi bias pada hasil
penelitian. Dalam penelitian ini mengobservasi implementasi pembelajaran Think
Pair Share berbantuan media power point pada kelompok eksperimen dan
implementasi pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan pada
kelompok kontrol.
53
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
non tes (lembar observasi) dan tes (lembar soal).
3.4.2.1.Instrumen Lembar Observasi
Dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut pula dengan
pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek
dengan menggunakan seluruh alat indera. Dalam penelitian ini lembar observasi
untuk mengobservasi implementasi pembelajaran Think Pair Share berbantuan
media power point pada kelompok eksperimen dan implementasi pembelajaran
Think Pair Share berbantuan media bagan pada kelompok kontrol yang dilakukan
oleh guru. Kisi-kisi lembar observasi ini dibuat berdasarkan sintak pembelajaran
Think Pair Share yang meliputi empat langkah yaitu pra pembelajaran, kegiatan
awal, kegiatan inti (tahap penyajian kelas, Think, Pair, Share) dan kegiatan akhir .
Adapun kisi-kisi observasi implementasi pembelajaran Think Pair Share
berbantuan media power point pada kelompok eksperimen dan implementasi
pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan pada kelompok kontrol
terdapat pada Tabel 6 dan 7 sebagai berikut:
54
Tabel 6.
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Pembelajaran Think Pair Share
Berbantuan Media Power Point
Indikator Tahapan yang dilakukan guru
Pra Pembelajaran
1) Mempersiapkan peralatan terlebih
dahulu.
2) Memperkirakan waktu yang akan
diperlukan.
3) Memeriksa kesiapan siswa.
1) Guru mempersiapkan peralatan.
2) Guru menganalisis kebutuhan waktu.
3) Guru memeriksa kesiapan siswa.
Kegiatan Awal
1) Memberikan apersepsi dan memotivasi
siswa.
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
1) Guru memberikan apersepsi dan memotivasi
siswa.(TPS : Konstruktivisme and Question)
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
TPS : Tahap penyajian kelas
1) Melaksanakan presentasi.
2) Memfasilitasi siswa dengan media power
point.
3) Menjelaskan langkah kerja pembelajaran
TPS.
1) Guru melaksanakan presentasi. (TPS:
Modelling)
2) Guru memfasilitasi siswa dengan media
power point.
3) Guru menjelaskan langkah kerja
pembelajaran TPS.
TPS : Tahap belajar individu (Think)
4) Memberikan beberapa soal kepada setiap
siswa.
5) Membimbing siswa dalam mengerjakan
soal secara individu.
4) Guru memberikan beberapa soal kepada
setiap siswa.
5) Guru membimbing siswa dalam mengerjakan
soal secara individu.
TPS : Tahap belajar berpasangan (Pair)
6) Membimbing siswa dalam berpasangan.
7) Menyediakan waktu berinteraksi
menyatukan jawaban.
6) Guru membimbing siswa dalam berpasangan.
7) Guru menyediakan waktu berinteraksi
menyatukan jawaban. (TPS : Learning
Community)
TPS : Tahap diskusi kelas (Share)
8) Mengarahkan kegiatan presentasi kelas.
9) Melibatkan kelompok lain menanggapi
hasil dari kelompok yang presentasi.
8) Guru memandu kegiatan presentasi kelas.
9) Guru melibatkan kelompok lain untuk
menanggapi hasil dari kelompok yang
presentasi.
55
10) Membahas hasil diskusi bersama-sama.
10) Siswa dan guru bersama-sama membahas
hasil diskusi.
Kegiatan Akhir
1) Refleksi dan mengumpulkan hasil
diskusi.
2) Siswa membuat rangkuman.
3) Mengakhiri diskusi.
1) Guru melakukan refleksi dan mengumpulkan
hasil diskusi. (TPS : Reflection)
2) Guru membantu siswa dalam membuat
rangkuman diskusi dengan tanya jawab.
3) Guru menutup diskusi.
56
Tabel 7.
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Pembelajaran Think Pair Share
Berbantuan Media Bagan
Indikator Tahapan yang dilakukan guru
Pra Pembelajaran
1) Mempersiapkan peralatan terlebih
dahulu.
2) Memperkirakan waktu yang akan
diperlukan.
3) Memeriksa kesiapan siswa.
1) Guru mempersiapkan peralatan.
2) Guru menganalisis kebutuhan waktu.
3) Guru memeriksa kesiapan siswa.
Kegiatan Awal
1) Memberikan apersepsi dan memotivasi
siswa.
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
1) Guru memberikan apersepsi dan memotivasi
siswa.(TPS : Konstruktivisme and Question)
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
TPS : Tahap penyajian kelas
1) Melaksanakan presentasi.
2) Memfasilitasi siswa dengan media
bagan.
3) Menjelaskan langkah kerja pembelajaran
TPS.
1) Guru melaksanakan presentasi. (TPS:
Modelling)
2) Guru memfasilitasi siswa dengan media
bagan.
3) Guru menjelaskan langkah kerja
pembelajaran TPS.
TPS : Tahap belajar individu (Think)
4) Memberikan beberapa soal kepada setiap
siswa.
5) Membimbing siswa dalam mengerjakan
soal secara individu.
4) Guru memberikan beberapa soal kepada
setiap siswa.
5) Guru membimbing siswa dalam mengerjakan
soal secara individu.
TPS : Tahap belajar berpasangan (Pair)
6) Membimbing siswa dalam berpasangan.
7) Menyediakan waktu berinteraksi
menyatukan jawaban.
6) Guru membimbing siswa dalam berpasangan.
7) Guru menyediakan waktu berinteraksi
menyatukan jawaban. (TPS : Learning
Community)
TPS : Tahap diskusi kelas (Share)
8) Mengarahkan kegiatan presentasi kelas.
9) Melibatkan kelompok lain menanggapi
hasil dari kelompok yang presentasi.
8) Guru memandu kegiatan presentasi kelas.
9) Guru melibatkan kelompok lain untuk
menanggapi hasil dari kelompok yang
presentasi.
57
10) Membahas hasil diskusi bersama-sama.
10) Siswa dan guru bersama-sama membahas
hasil diskusi.
Kegiatan Akhir
1) Refleksi dan mengumpulkan hasil
diskusi.
2) Siswa membuat rangkuman.
3) Mengakhiri diskusi.
1) Guru melakukan refleksi dan mengumpulkan
hasil diskusi. (TPS : Reflection)
2) Guru membantu siswa dalam membuat
rangkuman diskusi dengan tanya jawab.
3) Guru menutup diskusi.
Pada Tabel 6 dan 7 menunjukkan bahwa untuk kisi-kisi observasi
implementasi pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power point pada
kelompok eksperimen dan implementasi pembelajaran Think Pair Share
berbantuan media bagan yang pertama yaitu pra pembelajaran dengan kegiatan
pembelajaran yang diamati adalah guru mempersiapkan peralatan, guru
menganalisis kebutuhan waktu, dan guru memeriksa kesiapan siswa.
Untuk langkah-langkah pembelajaran Think Pair Share yang kedua yaitu
kegiatan awal adalah guru memberikan apersepsi dan memotivasi siswa (TPS:
Konstruktivisme and Question) dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada langkah-langkah pembelajaran Think Pair Share yang ketiga yaitu
kegiatan inti meliputi tahap penyajian kelas yaitu guru melaksanakan presentasi
(TPS: Modelling), guru memfasilitasi siswa dengan media power point/bagan, dan
guru menjelaskan langkah kerja pembelajaran TPS. Tahap belajar individu
(Think) yaitu guru memberikan beberapa soal pertanyaan kepada setiap siswa dan
guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal secara individu. Tahap belajar
berpasangan (Pair) yaitu guru membimbing secara dalam berpasangan dan guru
menyediakan waktu berinteraksi menyatukan jawaban. (TPS: Learning
Community). Tahap diskusi kelas (Share) yaitu guru memandu kegiatan presentasi
kelas, guru melibatkan kelompok lain untuk menanggapi hasil dari kelompok
yang presentasi kemudian siswa dan guru bersama-sama membahas hasil diskusi.
Langkah-langkah pembelajaran Think Pair Share yang keempat yaitu
kegiatan akhir yaitu guru melakukan refleksi dan mengumpulkan hasil diskusi,
58
guru membantu siswa dalam membuat rangkuman hasil diskusi selanjutnya guru
menutup diskusi.
3.4.2.2.Instrumen Tes
Instrument tes dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar atau
achievement test. Jenis tes yang digunakan tes formatif berupa pilihan ganda. Tes
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar IPA sebelum dan sesudah
pemberian treatment, agar menjamin bahwa instrumen yang akan digunakan
merupakan instrumen yang baik, maka tes disusun mengikuti langkah-langkah
penyusunan soal yaitu sebagai berikut: 1) penyusunan kisi-kisi, 2) uji coba
instrumen, 3) uji validitas dan reliabilitas.
Penyusunan kisi-kisi berdasarkan SK dan KD yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini disusun dua kisi-kisi instrumen tes formatif yaitu kisi-kisi
instrumen tes untuk mengukur hasil belajar sebelum treatment diberikan dan kisi-
kisi instrumen tes untuk mengukur hasil belajar sesudah treatment diberikan.
Kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur hasil belajar IPA disusun
berdasarkan SK: 7. Memahami perubahan yang terjadi di dalam dan hubungannya
dengan penggunaan sumber daya alam dan KD: 7.4. Mendeskripsikan proses daur
air dan kegiatan manusia dapat mempengaruhinya. Berikut ini disajikan Tabel 8.
kisi-kisi instrumen hasil belajar IPA materi daur air.
59
Tabel 8.
Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPA
Materi Daur Air
Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di dalam dan
hubungannya dengan penggunaan sumber daya
alam.
Kompetensi Dasar : 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan
manusia dapat mempengaruhinya.
No. Indikator Butir Soal Jumlah Soal
1. Menjelaskan proses daur air. 1, 6, 9, 10, 13,
15, 17, 45
8
2. Menyebutkan fungsi bagian tumbuhan
dalam proses daur air.
5, 47 2
3.
Menentukan perubahan wujud air dalam
pola daur air dengan menggunakan
gambar.
29, 42 2
4. Membedakan jenis-jenis sumber air alami
dan buatan.
11, 33, 38, 40,
50
5
5. Menentukan daur siklus panjang dan
siklus pendek daur air.
16 ,37, 44 3
6. Mencirikan ciri-ciri air bersih. 22, 43 2
7. Mengurutkan tahapan terjadinya daur air. 3, 25, 48 3
8. Menentukan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi daur air.
28, 39 2
9.
Mengidentifikasikan kegiatan manusia
yang dapat mempengaruhi daur air.
2, 4, 8, 12,
14,18, 20, 23,
46, 49
10
10. Menyebutkan kegiatan manusia yang
dapat melestarikan keberadaan air.
31, 36 2
11. Menyebutkan manfaat air terhadap
kehidupan manusia.
7, 19, 21, 24,
26, 41
6
12. Menyebutkan cara menghemat air. 27, 30, 32, 34,
35
5
3.5.Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Arikunto (2006:168) menyatakan instrumen yang baik harus memenuhi
dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Butir soal yang telah disusun
diuji coba dikelas 5 SD N Bergaslor 01 dengan jumlah siswa sebanyak 43 siswa.
60
Skor hasil uji coba ini di analisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir
soal.
3.5.1. Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Menurut Arikunto (1998) validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.
Pada penelitan ini menggunakan batas minimal koefisien corrected item to total
correlation ≥ 0,2 untuk menyatakan bahwa item intrumen valid. Penelitian ini
menggunakan dasar teori dari Arikunto (2012:89) yang menyatakan semua item
yang mencapai koefisien minimal 0,20 daya pembedanya dianggap sangat
memuaskan. Berikut ini disajikan Tabel 9. hasil uji validitas instrumen tes hasil
belajar IPA materi daur air.
61
Tabel 9.
Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar IPA
Materi Daur Air
No. Indikator Butir Soal
Hasil Uji
Validitas
Valid Tidak
Valid
1. Menjelaskan proses daur air. 1, 6, 9, 10,
13, 15, 17,
45
1, 6,
13, 17
9, 10,
15, 45
2. Menyebutkan fungsi bagian tumbuhan
dalam proses daur air.
5, 47 5 47
3. Menentukan perubahan wujud air dalam
pola daur air dengan menggunakan
gambar.
29, 42 29, 42 -
4. Membedakan jenis-jenis sumber air
alami dan buatan.
11, 33, 38,
40, 50
11, 33,
38, 40,
50
5. Menentukan daur siklus panjang dan
siklus pendek daur air.
16 ,37, 44 16, 44 37
6. Mencirikan ciri-ciri air bersih. 22, 43 22 43
7. Mengurutkan tahapan terjadinya daur air. 3, 25, 48 3, 25 48
8. Menentukan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi daur air.
28, 39 28 39
9. Mengidentifikasikan kegiatan manusia
yang dapat mempengaruhi daur air.
2, 4, 8, 12,
14,18, 20,
23, 46, 49
2, 8,
12, 14,
49
4, 18,
20,23,
46
10. Menyebutkan kegiatan manusia yang
dapat melestarikan keberadaan air.
31, 36 31 36
11. Menyebutkan manfaat air terhadap
kehidupan manusia.
7, 19, 21,
24, 26, 41
21 7, 19,
24, 26,
41
12. Menyebutkan cara menghemat air. 27, 30, 32,
34, 35
27, 30,
34, 35
32
3.5.2. Reliabilitas Instrumen
Reliabel adalah dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Reliabilitas
menunjuk pada suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
62
Uji reliabilitas penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik alpha
yang dikembangkan oleh Azwar (2010:98) menyatakan untuk menentukan tingkat
reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut:
α ≤ 0,6 : kurang baik
0,7 < α < 0,8 : dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
α > 0,9 : reliabilitas memuaskan
Di bawah ini disajikan Tabel 10. hasil uji reliabilitas instrumen yang
digunakan dalam penelitian:
Tabel 10.
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Belajar IPA
Materi Daur Air
Cronbach's Alpha
N of Items
.862 25
Tabel 10. merupakan hasil uji reliabilitas instrumen hasil belajar IPA
materi Daur Air. Instrumen ini yang akan digunakan untuk melakukan uji
kesetaraan dan uji post tes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Dari Tabel 10. tampak bahwa pada kolom Cronbach's Alpha menunjukkan 0,862.
Berdasarkan teknik alpha yang digunakan, maka dapat disimpulkan bahwa
reliabilitas instrumen bagus.
3.5.3. Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Analisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi
kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana termasuk mudah, sedang,
dan sukar. Tingkat kesukaran (difficult level) suatu butir soal didefinisikan sebagai
persentase subjek yang menjawab butir tes tertentu dengan benar. Sedangkan
angka yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu butir dinamakan indeks
kesukaran, yang dilambangkan dengan р, nilai р ini terletak antara 0 dan 1.
Tingkat kesukaran soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar. Menentukan taraf kesukaran (TK) digunakan rumus sebagai berikut:
63
Pi = 𝛴𝑥ᵢ
𝑆𝑚ᵢ 𝑁
Dimana:
Pi = tingkat kesukaran butir i atau proporsi menjawab benar butir i
𝛴𝑥ᵢ = banyaknya siswa yang menjawab benar butir i
𝑆𝑚ᵢ = skor maksimum
N = jumlah siswa
Kriteria yang digunakan untuk menentukan jenis tingkat kesukaran butir
soal menurut Sudjana (2011:-) adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin
sulit soal tersebut. Sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh makin mudah
soal tersebut. Dengan mengacu pada kriteria indeks yang dijabarkan oleh Sudjana
(2011:-), Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai berikut:
0 – 0,30 = Soal sukar
0,31 – 0,70 = Soal sedang
0,71 – 1,00 = Soal mudah
Analisis tingkat kesukaran soal dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20
(Statistic Product and Service Solution). Hasil analisisnya yaitu tidak ada soal
mudah, terdapat 13 soal sedang, dan 12 soal sukar.
3.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan data
hasil belajar IPA yang terkumpul dari hasil post tes pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol yang dilakukan analisis data. Untuk analisis data yang
digunakan adalah uji t-test (Independent Sample T-Test). Analisis data pada
penelitian ini menggunakan SPSS versi 20 (Statistic Product and Service
Solution).
Pada tahap analisis data, sebelum melakukan uji t-test (Independent
Sample T-Test) sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
64
berdistribusi normal atau tidak dan uji homogenitas digunakan untuk memastikan
data berasal dari kelompok yang sama. Uji normalitas ini akan digunakan uji
Liliefors dengan melihat skor pada Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan
program SPSS versi 20 (Statistic Product and Service Solution). Data dinyatakan
berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Kriteria berdasarkan
signifikansi adalah jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikansi
< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesisnya sebagai berikut:
Ho : Kedua variansi adalah sama (varian kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol)
Ha : Kedua variansi adalah berbeda (varian kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol)
Pada tahap pengujian hipotesis, teknik analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t-test (Independent Sample T-Test).
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi 0,05. Kriteria
berdasarkan signifikansi adalah jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan
jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Ho : Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan
pembelajaran Think Pair Share berbantuan media Power Point dengan
pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan terhadap hasil
belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N Bergaskidul 03 Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.
Ha : Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan pembelajaran
Think Pair Share berbantuan media Power Point dengan pembelajaran
Think Pair Share berbantuan media bagan terhadap hasil belajar IPA pada
siswa kelas 5 SD N Bergaskidul 03 Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.
Hasil belajar IPA berpengaruh signifikan, apabila terdapat perbedaan hasil
belajar IPA pada kelompok eksperimen dengan kolompok kontrol. Apabila
hipotesis alternatifnya diterima, maka skor rata-rata hasil belajar IPA pada
kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.
Top Related