45
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
A. Gambaran Umum Kota Batam
Kota Batam yang berada di Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah
satu kota dengan potensi pertumbuhan terpesat di Indonesia. Letaknya yang
sangat strategis, berdekatan dengan Singapura, menjadikan Kota Batam
sebagai salah satu destinasi utama bisnis dan perdagangan.
Awalnya, pada tahun 1970, pemerintah membangun Kota Batam dan
mengembangkannya sebagai kawasan industry dan perdagangan. Saat itu kota
ini dihuni sekitar 6.000-an penduduk. dan hanya dalam tempo 40 tahun saja,
penduduk Batam bertambah hingga 170 kali lipat. Salah satu faktor
peningkatan jumlah penduduk tersebut ditengarai sebagai dampak dahsyatnya
pembangunan infrastruktur dan properti di Kota Batam.
1. Luas dan Batas Wilayah administrasi
Luas wilayah Kota Batam seluas 426,463.28 Ha, terdiri dari luas wilayah
darat 108,265 Ha dan luas wilayah perairan/laut 318,298.28 Ha. Kota Batam
meliputi lebih dari 400 (empat ratus) pulau, 329 (tiga ratus dua puluh
Sembilan) di antaranya telah bernama, termasuk didalamnya pulau-pulau
terluar di wilayah perbatasan negara. Dalam hal ini Kota Batam berbatasan
dengan:
Sebelah Utara : Singapura dan Malaysia
Sebelah Selatan : Kabupaten Lingga
Sebelah Barat : Kabupaten Karimun dan Laut Internasional
46
Sebelah Timur : Kabupaten Bintan dan Kota Tanjung Pinang.38
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kota Batam
Sumber: Bapedda Kota Batam, 2011
Kedudukan Administrasi Wilayah
Berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005 terjadi pemekaran
wilayah menjadi 12 kecamatan dan 64 kelurahan.
Tabel 3.1 Nama, Luas Wilayah Perkecamatan dan Jumlah Kelurahan
No
NAMA
KECAMATAN
JMLH
KELUR
AHAN
LUAS WILAYAH
ADMINISTRASI
LUAS
TERBANGUN
Ha Thd Ha Thd
1 Belakang Padang 6 76,778.44 18.00 4,402 8.9669
2 Batu Ampar 4 4,541.63 1.06 632 1.2873
3 Bengkong 4 1,942.48 0,46 938 1.9106
38
Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kota Batam 2011-2016.
47
4 Lubuk Baja 5 3,960.61 0.93 450 0.9166
5 Batam Kota 6 4,629.53 1.09 2,352 4.7908
6 Sei Beduk 4 12,098.78 2.84 1,739 3.5422
7 Nongsa 4 32,589.55 7.64 5,554 11.3130
8 Sekupang 7 10,721.42 2.51 2,113 4.3040
9 Sagulung 6 6,429.99 1.51 3,579 7.2901
10 Batu Aji 6 6,236.77 1.46 2,119 4.3162
11 Bulang 4 46,029.11 10.79 8,967 18.2650
12 Galang 8 220,604.97 51.72 16,249 33.0977
Total 426,563.28 100.00 49,094 100
Sumber: Peta Ranperda RTRW Kota Batam 2011-2031
2. Letak dan Kondisi Geografis
a. Posisi Astronomis
Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat
strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam
berdasarkan perda nomor 2 tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Batam 2004-2014, terletak antara 0ᵒ 25’ 29’ “-1ᵒ 15’ 00”
Lintang Utara 103ᵒ 34’35” - 104ᵒ 26’ 04” Bujur Timur.
b. Posisi Geostrategik
Kota Batam berbatasan dengan daerah dan negara lain. Hal ini
memiliki implikasi posisi geostrategic Kota Batam, Singapura dan
Malaysia yang berada di sebelah utara Kota Batam, secara ekonomi makro
memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam perekonomian Batam.
Letak strategis Batam telah menjadi daya tarik Singapura untuk
merelokasikan aktivitas industri mereka ke Batam karena ketersediaan
lahan yang cukup dan kemudahan investasi yang diberikan.
48
Sebelah selatan Kota Batam berbatasan dengan wilayah Kabupaten
Lingga dan sebelah Barat dengan Kabupaten Karimun serta laut
internasional. Karakteristik wilayah ini secara geografis tidak jauh
berbeda, begitu juga dari sisi sosio-kulturnya. Kabupaten Karimun
merupakan wilayah pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau (Sekarang
Kabupaten Bintan) yang pembentukanya bersamaan dengan Kota Batam.
Daerah ini terkenal dengan industry pertambangan batu granit dan
produksi perikanan yang juga merupakan kenutuhan bagi proses
pembangunan Kota Batam.
Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan terletak di sebelah
Timur Kota Batam, kedua daerah ini memiliki keterkaitan emosional dan
kultural dengan Kota Batam. Kota Tanjung Pinang sekaligus merupakan
ibukota Provinsi Kepulauan Riau, sehingga menjadi pusat pemerintahan
provinsi. Kota ini uga memiliki potensi wisata yang cukup besar, baik
wisata bahari dan wisata sejarah.
Kabupaten Bintan selain merupakan daerah yang kaya akan
sumber daya alam, baik laut dan darat terutama bauksit, juga merupakan
kawasan yang cukup kaya dengan hasil pertanian dan perkebunan.
Produksi hasil bumi ini memberikan andil bagi kebutuhan masyarakat
Kota Batam.
49
3. Kondisi Sosial-Budaya dan Ekonomi
a. Kependudukan
Sejak Pulau Batam dan beberapa pulau disekitarnya dikembangkan
oleh Pemerintah Republik Indonesia menjadi daerah industri,
perdagangan, alih kapal dan pariwisata serta dengan terbentuknya
Kotamadya Batam tanggal 24 Desember 1983, laju pertumbuhan
penduduk terus mengalami peningkataxn dimana dari hasil sensus
penduduk rata-rata per tahun selama periode 2000-2013 laju pertumbuhan
penduduk Batam rata-rata 8 persen.
Masyarakat Kota Batam merupakan masyarakat yang heterogen
yang terdiri dari beragam suku dan golongan. Suku yang dominan antara
lain melayu, jawa, batak, minangkabau dan tionghoa. Dengan
berpayungkan budaya melayu dan menjunjung tinggi Bhineka Tunggal
Ika.
b. Kegiatan Perekonomian
Perekonomian Kota Batam setiap tahun relative mengalami
peningkatan. Laju pertumbuhan ekonomi Batam pada tahun 2011
mencapai 7,20 persen lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.
Oleh karena itu wilayah ini dijadikan sebagai pemacu pertumbuhan
ekonomi secara nasional maupun bagi Provinsi Kepulauan Riau. Adapun
sektor penggerak ekonomi yang merupakan nadi perekonomian Kota
Batam meliputi sektor komunikasi, sektor listrik, air dan gas, serta sektor
perbankan, sektor industri dan alih kapal, sektor perdagangan dan
jasa.produk yang dihasilkan tidak hanya merupakan konsumsi masyarakat
50
Batam dan Indonesia tetapi juga merupakan komoditi ekspor untuk negara
lain.
4. Potensi dan Sebaran Bahan Galian Tambang di Provinsi Kepulauan Riau
Tabel 3.2 Potensi dan Sebaran Bahan Galian Tambang di Provinsi Kepulauan
Riau
No
Jenis Bahan
Galian
Lokasi Sebaran Potensi Ket.
1 Timah Perairan kab. Karimun
dan kab. lingga
200.000 ton Ekspoitasi
2 Bauksit Kab. Bintan, kab.
Karimun, kab. Lingga
dan tanjung pinang
3.515 juta ton Ekspoitasi
3 Batu Besi Kab. Lingga dan
natuna
Ekspoitasi
4 Granit Kab.bintan, karimun
dan lingga
873 juta M Ekspoitasi
5 Pasir Darat Kab.bintan dan
karimun
16.800.000 M Ekspoitasi
6 Pasir Laut Kab. karimun 7.164.348.267
Ton
Ekspoitasi
Sumber: Bapedda Provinsi Kepulauan Riau
5. Pemetaan Pertambangan Pasir Ilegal di Kota Batam
Dari data hasil survey terhadap lahan tambang aktif dan lahan pasca
tambang, diperkirakan kegiatan penambangan telah mencakupi luasan lahan ± 83
51
ha (830.000 m2), dan terdapat lebih dari 72 spot tambang yang tersebar di
kecamatan nongsa. Kegiatan penambangan pasir dilakukan secara open pit dengan
menggunakan peralatan mekanis (pompa, back hoe, truck dll). Kedalaman fit rata-
rata 4 meter, sehingga diperkirakan volume pasir yang telah tertambang ±
3.320.000 m3
Gambar 3.2 Pemetaan Lokasi Penambangan Pasir Ilegal di Kecamatan Nongsa
Kota Batam
Sumber: Bapedal Kota Batam
Tabel 3.3 Lokasi Pertambangan Pasir Ilegal, Jumlah, dan Produksi di Kecamatan
Nongsa Kota Batam
No Lokasi Jumlah Produksi (Mᵌ)
1 KDA (belakang perum family dream 30 289
2 Teluk Mata Ikan 6 48
3 Depan Vihara Sambau 7 120
52
4 Vihara proyek 4 57
5 Dapur Arang 10 262
6 Kebun Sayur Kampung 32 1 12
7 Mergung 1 10
8 Belakang SMU 3 1 15
9 Belakang SMU 4 1 15
10 Belakang SMU 5 1 15
11 Pelabuhan Batu Besar 1 15
Jumlah 63 858
Sumber: Bapedal Kota Batam
B. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL)
1. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota
Batam
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan merupakan unsur Pelaksana
tugas Walikota dibidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PPLH), dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan mempunyai tugas
melaksanakan Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian, Pengawasan dan
Evaluasi Kebijakan Daerah dibidang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PPLH).
Dalam pelaksanaan tugasnya Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut (SKPD Kota Batam, 2016):
53
a. Perumusan dan penetapan kebijakan dibidang Perlindungan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
sesuai lingkup tugasnya.
c. Pembinaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan evaluasi
tugas sesuai lingkup tugasnya.
d. Melakukan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup pada tingkat
Daerah; dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai lingkup
tugas dan fungsinya.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut diatas, Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Batam terdiri dari:
a. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang mempunyai fungsi
penyusunan rencana kegiatan, perencanaan, monitoring, evaluasi, dan
pelaporan, pengelolaan keuangan, kepegawaian, perlengkapan, rumah
tangga, perpustakaan, administrasi umum, dan hubungan masyarakat serta
memberikan peayanan administratif.
Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Sekretariat
terdiri dari:
1) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi
2) Sub Bagian Keuangan
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
54
b. Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan
Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan di pimpin oleh
seorang Kepala Bidang yang mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di
bidang analisis pencegahan dampak lingkungan, dengan tugas:
a. Menyususn rencana Kegiatan Bidang Analisis Pencegahan Dampak
Lingkungan;
b. Merumuskan kebijakan umum di bidang analisis pencegahan
dampak lingkungan;
c. Menyusun rencana dan melaksanakan penetapan kinerja bidang
analisis pencegahan dampak lingkungan;
d. Melaksanakan koordinasi pengembangan penilaian dan
kemampuan teknis komisi penilai analisis mengenai dampak
lingkungan;
e. Mnerapkan pelaksanaan teknis Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan;
f. Menerapkan pelaksanaan teknis Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL);
g. Menerapkan pelaksanaan teknis Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL)
h. Melaksanakan pembinaan penerapan sistem manajemen
lingkungan ekolabel, produksi bersih dan teknologii ramah
lingkungan;
55
i. Mengendalikan dan melaksanakan norma, standar, pedoman dan
petunjuk operasional di bidang analisis pencegahan dampmak
lingkungan;
j. Melaksanakann monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan
bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan; dan
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan
lingkup tugas dan fungsinya.
Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bidang
Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan terdiri dari:
1) Sub Bidang Teknis Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
2) Sub Bidang Evaluasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
c. Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup
Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di bidang pelestarian
lingkungan hidup dengan tugas:
a. Menyusun rencana kegiatan bidang pelestarian lingkungan hidup;
b. Merumuskan kebijakan umum dii bidang pelestarian lingkungan
hidup;
c. Menyusun rencana dan melaksanakan penetapan kinerja bidang
pelestarian lingkungan hidup;
d. Melaksanakan pemetaan kondisi eksisting lingkungan hidup serta
upaya untuk melakukann pemantauan dann pelestarian lingkungan
hidup;
56
e. Melaksanakan pengembangan perangkat ekonomi lingkungan
dalam rangka pelestarian lingkungan hidup;
f. Mengendalikan dan melaksanakan norma, standar, pedoman, dan
petunjuk operasional di bidang pelestarian lingkungan hidup;
g. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan bidang
pelestarian lingkungan hidup; dan
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan
lingkup tugas dan fungsinya.
Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bidang
Pelestarian Lingkungan Hidup terdiri dari:
1) Sub Bidang Pelestarian Ekosistem Darat, Pesisir dan Laut;
2) Sub Bidang Pemantauan Lingkungan.
d. Bidang Pengendalian Lingkungan
Bidang Pengendalian Lingkungan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di bidang
pengendalian lingkungan, dengan tugas:
a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Pengendalian Lingkungan;
b. Merumuskan kebijakan umum di bidang pengendalian lingkungan;
c. Menyusun rencana dan melaksnakan penetapan kinerja bidang
pengendalian lingkungan;
d. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan pengelolaan baha
berbahaya berascun (B3), limbah bahan berbahaya beracun, limbah
cair, pencemaran udara dan kebisingan, serta sarana dan prasarana
pengelolaan limbah (B3)
57
e. Melaksanakan koordinasi dan pemberian pembinaan pengendalian
pencemaran lingkungan hidup pada kegiatan usaha;
f. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan penangan
pengendalian pencemaran lingkungna hidup;
g. Mengendalikan dan melaksanakann norma, standar, pedoman dan
petunjuk operasional di bidang pengendalian lingkungan;
h. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Bidang
Pengendalian Lingkungan, dan melaksanakan tugas lain yang
diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.
Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bidang
Pengendalian Lingkungan terdiri dari:
1) Sub Bidang Pengendalian Lingkungan;
2) Sub Bidang Pengendalian Usaha Lingkungan
e. Bidang Penegakan hukum Lingkungan
Bidang Penegakan hukum Lingkungan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di bidang penegakann
hukum lingkungan dengan tugas:
a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Penegakan Hukum
Lingkungan;
b. Merumuskan kebbijakan umum di bbidang penegakan hukum
lingkungan;
c. Menyusun rencana dan melaksanakan penetapan kinerja bidangn
penegakan hukum lingkugan;
58
d. Melaksanakan koordinasi dan pelaksanaan penanganan kasus
pencemaran dan atau perusakan lngkungan hidup yang berkaitan
dengan hukum administrasi/perdata dan pidanan lingkungan;
e. Melaksanakan pengumpulan bahan keterangan dan penyidikan
dalam kasus ppencemaran dan kerusakan lingkungan dan atau
kerusakan lingkungan hidup;
f. Melaksanakan pengumpulan bahan keterangan dan penyidikan
dalam kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan dan atau
kerusakanlingkungan hidup;
g. Melaksanakan penyelesaian sengketa lingkungan di luar
pengadilanl
h. Melaksanakan kkoordinasi pelaksanaan upaya pemulihan kualitas
lingkungan hidup;
i. Mengendalikan dan melaksanakan norma, standar, pedoman dan
petunjuk operasional di bidang pengekan hukm lingkungan;
j. Memlaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaopran kegiatan
Bidang Pengakan Hukum Lingkungan; dan melaksanakan tugas
lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan
fungsinya.
Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bidang
Penegakan Hukum Lingkungan terdiri dari:
1) Sub Bidang Penaatan Lingkungan;
2) Sub Bidang Pemulihan Lingkungan;
f. Unit Pelaksana Teknis
59
g. Kelompok Jabatan Fungsional39
Berikut adalah struktur organisasi Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan (BAPEDAL) Kota Batam:
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGENDALIAN DAMPAK
LINGKUNGAN (BAPEDAL) KOTA BATAM
Gambar 3.3 Struktur Organisasi
Sumber: Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Batam
39
SKPD Batam Online http://skpd.batamkota.go.id/dampaklingkungan/download/peraturan-
pemerintah-ri/ diakses pada tanggal 7 agustus, pukul 18.00 WIB.
60
2. Rencana, Strategi dan Kebijakan Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Kota Batam
Tujuan rencana strategis Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota
Batam Tahun 2011 – 2016 adalah terwujudnya pembangunan Kota Batam yang
harmonis, berkelanjutan dan lestari dengan penekanan pada ketercukupan tutupan
lahan, ketersediaan sumber air pada kuantitas dan kualitas, keanekaragaman
hayati, menahan laju pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Adapun sasaran, strategi dan arah kebijakan yang hendak dicapai Bapedal
Kota Batam berdasarkan RPJMD Kota Batam Tahun 2011 – 2016 adalah
sebagai berikut:
a. Sasaran
1) Meningkatnya pengelolaan lingkungan hidup oleh industri /
perusahaan.
2) Terlindunginya kelestarian lingkungan, keanekaragaman hayati dan
ekosistem lingkungan.
3) Meningkatnya kualitas udara dan pengelolaan limbah dan material
bahan berbahaya dan beracun
4) Meningkatnya ketaatan dan kepedulian pemangku kepentingan
dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan.
5) Meningkatnya kepedulian pemangku kepentingan dalam
menjalankan pembangunan berkelanjutan.
6) Terpenuhinya kebutuhan dunia usaha dan masyarakat dalam
mendapatkan lingkungan hidup yang sehat dan baik.
61
7) Penyelenggaraan sistem pengelolaan limbah cair permukiman dan
industri.
8) Meningkatnya penataan kelembagaan dan peningkatan kinerja
aparatur.
b. Strategi
1) Peningkatan pengawasan pengelolaan Lingkungan Hidup pada
industri / usaha kegiatan.
2) Peningkatan upaya penegakan hukum lingkungan secara konsisten.
3) Mengoptimalkan sarana dan prasarana perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup (laboratorium, pos pengaduan)
dalam memenuhi tuntutan masyarakat terhadap lingkungan yang
baik dan sehat.
4) Peningkatan informasi lingkungan kepada masyarakat dan
pemangku kepentingan (stakeholder) dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
5) Peningkatan kajian lingkungan sebagai acuan pengambilan
keputusan / kebijakan lingkungan hidup dengan memanfaatkan isu
lingkungan global dalam rangka menjalankan pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
6) Mengikutsertakan aparatur untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan yang relevan dan sesuai kebutuhan.
7) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan dengan baik.
c. Kebijakan
62
1) Mengendalikan tingkat kerusakan dan pencemaran lingkungan
dengan menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan lingkungan
hidup yang memadai.
2) Mengendalikan pencemaran kerusakan lingkungan waduk, pesisir
dan laut.
3) Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan serasi, selaras dan
seimbang.
4) Peningkatan upaya penegakan hukum lingkungan secara kosisten.
3. Program dan Kegiatan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota
Batam
Arah kebijakan akan diwujudkan dalam pelaksanaan program Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan, yang terdiri dari 5 (lima) program dengan
kegiatan sebagai berikut (SKPD Kota Batam, 2016):
a. Program Peningkatan Pelayanan Keuangan Daerah, terdiri atas satu
kegiatan, yaitu: Kegiatan Peningkatan Pelayanan Administrasi
Perkantoran.
b. Program Pembangunan, Peningkatan dan Pengadaan Fasilitas Sarana
dan Prasarana Perkantoran Pemerintah, terdiri atas satu kegiatan,
yaitu: Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
c. Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Aparatur terdiri atas satu
kegiatan, yaitu: Peningkatan Sumber Daya Aparatur dan Disiplin
Aparatur.
d. Program Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan, meliputi 8 (delapan) kegiatan, yaitu:
63
a. Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup Kota Batam.
b. Pengawasan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3.
c. Penyelenggaraan Komisi Penilai AMDAL dan Rapat Tim Teknis
Kota Batam.
d. Pengawasan Izin Gangguan (HO) dan Air Limbah di Kota Batam.
e. Pelayanan Pos Pengaduan Lingkungan Hidup.
f. Operasi Penaatan Lingkungan.
g. Evaluasi Pelaksanaan RKL/RPL dan UKL/UPL.
h. Pemantauan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Batam.
e. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, meliputi 4 (empat) kegiatan, yaitu:
1) Penyusunan Status Lingkungan Hidup Kota Batam.
2) Reprogramming Sistem Informasi Lingkungan (SIL).
3) Sosialisasi dan Rapat Koordinasi Lingkungan Hidup.
4) Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Lingkungan dan
Operasional Laboratorium.
Top Related