50
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam suatu
penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pencapaian hasil
belajar antara siswa kelas binaan Astra dan kelas T-TEP non OJT, program keahlian
teknik otomotif di SMK Negeri 6 Bandung, serta memperhatikan variabel-variabel
lain yang mempengaruhi kemampuan hasil belajar.
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian evaluatif
merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan
suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah
ditetapkan. Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian
terapan namun tujuannya dapat dibedakan dari penelitian terapan. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan
tertentu (Danim, 2000). Penelitian ini diarahkan untuk menilai keberhasilan manfaat,
kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program kegiatan dari suatu unit/ lembaga
tertentu. Penelitian evaluatif dapat menambah pengetahuan tentang kegiatan dan
dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut, serta membantu para
pimpinan untuk menentukan kebijakan (Sukmadinata, 2005). Penelitian evaluatif
dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan hipotesis.
51
Makna evaluatif menunjuk pada kata kerja yang menjelaskan sifat suatu
kegiatan, dan kata bendanya adalah evaluasi. Penelitian evaluatif menjelaskan adanya
kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi terhadap sesuatu objek, yang
biasanya merupakan pelaksanaan dan rencana. Jadi yang dimaksud dengan penelitian
evaluatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang
apa yang terjadi, yang merupakan kondisi nyata mengenai keterlaksanaan rencana
yang memerlukan evaluasi. Melakukan evaluasi berarti menunjukkan kehati-hatian
karena ingin mengetahui apakah implementasi program yang telah direncanakan
sudah berjalan dengan benar dan sekaligus memberikan hasil sesuai dengan harapan.
Jika belum bagian mana yang belum sesuai serta apa yang menjadi penyebabnya.
Penelitian evaluatif memiliki dua kegiatan utama yaitu pengukuran atau
pengambilan data dan membandingkan hasil pengukuran dan pengumpulan data
dengan standar yang digunakan. Berdasarkan hasil perbandingan ini maka akan
didapatkan kesimpulan bahwa suatu kegiatan yang dilakukan itu layak atau tidak,
relevan atau tidak, efisien dan efektif atau tidak. Atas dasar kegiatan tersebut,
penelitian evaluatif dimaksudkan untuk membantu perencana dalam pelaksanaan
program, penyempurnaan dan perubahan program, penentuan keputusan atas
keberlanjutan atau penghentian program, menemukan fakta-fakta dukungan dan
penolakan terhadap program, memberikan sumbangan dalam pemahaman suatu
program serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Lingkup penelitian evaluatif
dalam bidang pendidikan misalnya evaluasi kurikulum, program pendidikan,
pembelajaran, pendidik, siswa, organisasi dan manajemen.
52
Satu pengertian pokok yang terkandung dalam evaluasi adalah adanya standar,
tolok ukur atau kriteria. Mengevaluasi adalah melaksanakan upaya untuk
mengumpulkan data mengenai kondisi nyata sesuatu hal, kemudian dibandingkan
dengan kriteria agar dapat diketahui kesenjangan antara kondisi nyata dengan kriteria
(kondisi yang diharapkan). Penelitian evaluatif bukan sekedar melakukan evaluasi
pada umumnya. Penelitian evaluatif merupakan kegiatan evaluasi tetapi mengikuti
kaidah-kaidah yang berlaku bagi sebuah penelitian, yaitu persyaratan keilmiahan,
mengikuti sistematika dan metodologi secara benar sehingga dapat dipertanggung
jawabkan. Sejalan dengan makna tersebut, penelitian evaluatif harus memiliki ciri-ciri
sebagai berikut (Arikunto, 2006):
1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi
penelitian ilmiah pada umumnya.
2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir sistemik yaitu memandang
program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dan beberapa
komponen atau unsur yang saling berkaitan antara satu sama lain dalam
menunjang keberhasilan kinerja dan objek yang dievaluasi.
3. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dan objek yang dievaluasi, perlu
adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi
keberhasilan program.
4. Menggunakan standar, kriteria, dan tolok ukur yang jelas untuk setiap indikator
yang dievaluasi agar dapat diketahui dengan cermat keunggulan dan kelemahan
program.
53
5. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci
untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, perlu ada
identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi sub komponen, dan
sampai pada indikator dan program yang dievaluasi.
6. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan
akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.
7. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan/ rekomendasi bagi
kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan kata lain, dalam
melakukan kegiatan evaluasi program, peneliti harus berkiblat pada tujuan
program kegiatan sebagai standar, kriteria, atau tolak ukur.
B. Variabel dan Paradigma Penelitian
1. Variabel Penelitian
Arikunto S, (2006:116) menyatakan bahwa: “ Variabel adalah objek penelitian
yang bervariasi”. Sedangkan menurut Sugiyono (2002:20) menyebutkan bahwa:
“Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut dari seorang atau orang lain atau satu
objek yang lain”. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dirumuskan bahwa
variabel penelitian itu adalah suatu atribut atau aspek dari orang maupun objek yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan ditarik kesimpulannya.
Menurut Siregar, S. (2004:9) Variabel didefinisikan sebagai suatu atribut (proporsi) objek, yang ada dalam diri sumber populasi dengan elemen-elemennya memiliki ukuran (kualitas atau kuantitas) yang bervariasi. Ukuran tersebut dalam bentuk nila, indeks, skor, atau identitas dan sebagainya.
54
Objek yang dipermasalahkan dalam penelitian ini adalah kemampuan
kompetensi memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin, sehingga variabelnya
adalah ”Hasil evaluasi kompetensi memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin
siswa kelas binaan Astra dan siswa kelas T-TEP non OJT”.
2. Paradigma Penelitian
Menurut Siregar, S. (2001) paradigma penelitian adalah model penjabaran dari
berbagai variabel dalam bentuk sebab akibat/ komparatif/ jurnalistik sehingga mudah
untuk merumuskan masalah, memilih teori yang relevan, menentukan hipotesis dan
asumsi dasar, memilih instrumen penelitian, teknik analisis data dan mudah
memprediksi alternatif kesimpulan dan sasaran yang akan dikemukakan.
Berdasarkan pengertian tersebut maka paradigma dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Siswa kelas II Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif
SMK Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2010-2011
Siswa Kelas Binaan Astra
Siswa Kelas T-TEP non OJT
Post test Post test
Pembelajaran Kurikulum T-TEP dan Basic Mechanic Training
Pembelajaran Kurikulum T-TEP
Pre test
Analisis Data Uji Normalitas Uji Hipotesis
Pre test
Kesimpulan Temuan Penelitian
55
Keterangan: = Ruang Lingkup Penelitian
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun
suatu informasi sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk
suatu keperluan (Arikunto, 2003: 96). Berdasarkan paradigma penelitian data yang
akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif sebagai data utama yang
digunakan untuk menguji hipotesis. Adapun data kuantitatifnya adalah hasil belajar
rata-rata pada kompetensi memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin yang didapat
berdasarkan hasil belajar.
Data kuantitatif tersebut merupakan data utama yang digunakan untuk menguji
hipotesis. Bentuk data kuantitatif menurut Sugiyono (2002: 15), adalah sebagai
berikut :
Data kuatitatif dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu data diskrit dan data kontinum. Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung atau membilang (bukan mengukur). Data kontinum adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran. Data kontinum dikelompokan menjadi tiga yaitu data ordinal, interval dan rasio. Data ordinal adalah data yang berjenjang atau berbentuk peringkat. Data interval adalah data yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut (mutlak). Data rasio adalah data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol absolut.
56
Berdasarkan pernyataan tersebut maka bentuk data-data kuantitatif dalam
penelitian ini merupakan data skor atau nilai berbentuk interval.
2. Sumber Data
Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data ini
dapat berupa orang, benda, gerak atau proses sesuatu. (Arikunto, 1998: 114).
Berdasarkan jenis data yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan penelitian
ini, maka sumber data penelitian ini adalah:
1. Siswa kelas II program keahlian teknik otomotif tahun ajaran 2010/2011.
2. Guru mata pelajaran memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin.
D. Populasi dan sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah sekelompok orang atau barang yang berdiam di suatu tempat
dan memiliki ciri yang dapat membedakan dirinya dengan yang lain. Seperti yang
diungkap Sugiyono (2002: 90) bahwa “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai
populasi adalah siswa tingkat II Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Negeri 6
Bandung tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 200 orang, yang terbagi ke dalam kelas T-
TEP non OJT yang tiap kelasnya terdiri dari 33-35 orang, dua kelas T-TEP dan satu
kelas binaan Astra yang masing-masing kelas terdiri dari 35 orang.
57
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel
ditentukan dengan teknik sampel kelompok (cluster sampling) berdasarkan kelas-
kelas yang sudah ada. Menurut Arikunto (1998:107) mengemukakan bahwa:
“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100. Lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau
lebih”.
Berdasarkan sampling yang telah dilakukan maka sebagai sampel penelitian
adalah siswa kelas binaan Astra dan siswa kelas T-TEP non OJT, yaitu 2 TKR 2
sejumlah 35 siswa dan siswa kelas 2 TKR 6 sejumlah 33 siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam suatu penelitian, merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan
untuk dapat dianalisis. Untuk itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang
relevan dengan tujuan penelitian. Tahapan penelitian yang menjadi acuan dalam
pelaksanaan penelitian pada kompetensi memelihara/ servis sistem bahan bakar
bensin adalah sebagai berikut:
1. Pre Test
Pre test digunakan untuk mengukur raw input siswa sebelum pelaksanaan
pembelajaran kelas. Bentuk soal pre test yang akan digunakan dalam mengumpulkan
data penelitian yaitu dengan tes pilihan ganda (multiple choice test). Multiple choice
58
test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang
belum lengkap dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau multiple choice test terdiri atas
bagian (options) terdiri atas suatu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan
beberapa pengecoh (distractor).
2. Post Test
Post test digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah melaksanakan
pembelajaran, baik untuk kelas Astra dan T-TEP non OJT. Soal post test yang akan
digunakan dalam mengumpulkan data penelitian sama dengan yang digunakan dalam
pre test, hanya options dari tiap soal diacak kembali dengan susunan options yang
berbeda.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data kuantitatif dalam
penelitian ini meliputi studi dokumentasi dan lembar soal.
1. Lembar Soal
Lembar soal digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada domain
kognitif siswa mengenai sistem bahan bakar bensin. Lembar soal yang digunakan
berbentuk pilihan ganda (multiple choice test). Multiple choice test terdiri atas suatu
keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap dan
untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang
telah disediakan.
59
G. Pengujian Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2002:144) yang menyatakan bahwa “ Instrumen yang baik
harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable”. Oleh karena itu
untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, instrumen penelitian ini
harus diuji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tersebut.
H. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian dengan
pendekatan kuantitatif mengenai kemampuan kompetensi memelihara/ servis sistem
bahan bakar bensin pada tingkat pemahaman pada kelas binaan Astra dan kelas T-
TEP non OJT, adalah sebagai berikut:
1. Menyusun rancangan penelitian
2. Menetapkan materi pada mata pelajaran memelihara/ servis sistem bahan bakar
bensin, menentukan kompetensi dan sub kompetensi disesuaikan dengan alokasi
waktu yang ditentukan.
3. Menyusun instrumen penelitian yang disesuaikan dengan kondisi populasi atau
sampel penelitian.
4. Menguji instrumen penelitian.
5. Melakukan pre test kepada dua kelompok siswa yang merupakan sampel
penelitian. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum pembelajaran
kompetensi memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin, dan untuk uji
homogenitas.
60
6. Melakukan post test kepada dua kelompok siswa yang merupakan sampel
penelitian. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah pembelajaran
kompetensi memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin.
7. Membandingkan nilai hasil belajar siswa kelas binaan Astra dengan siswa kelas
T-TEP non OJT sesudah pembelajaran kompetensi memelihara/ servis sistem
bahan bakar bensin, dilihat dari N-gain (selisih nilai post test dengan pre test)
8. Menyimpulkan hasil penelitian.
Berdasarkan penjelasan tahapan-tahapan penelitian di atas, tahapan penelitian
dapat digambarkan sebagai berikut:
Menyusun rancangan penelitian, meliputi: 1. Memilih masalah 2. Studi pendahuluan
1. Merumuskan masalah 2. Merumuskan anggapan
Memilih pendekatan
Menentukan variabel Menentukan sumber data
Menentukan dan menyusun instrumen
Menguji instrumen
Analisis Data Hasil Pengujian Instrumen
Pelaksanaan Penelitian
Analisis Data Hasil Penelitian
Menyimpulkan Hasil Penelitian
Hipotesis
61
Gambar 3.2 Tahapan Penelitian 1. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Analisis data yang dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul.
Secara garis besar, teknik analisis data menurut Arikunto S, (1996:240) meliputi
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Persiapan : Kegiatan yang akan dilakukan pada persiapan adalah: 1) Mengecek nama dan jumlah responden yang akan dites. 2) Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi dari soal tes yang akan
diberikan. 3) Menyebarkan soal tes kepada responden. 4) Memeriksa jumlah lembar jawaban tes yang telah diisi responden. 5) Mengecek kelengkapan data dan memeriksa isi dari soal tes yang akan
diberikan. b. Tabulasi
1) Memberi skor pada setiap item jawaban yang telah dijawab responden. 2) Menjumlah skor yang didapat dari setiap responden.
Langkah-langkah analisis data uji instrumen:
a. Data pre test digunakan untuk mendapatkan tingkat homogenitas dari kedua
kelompok dalam penelitian.
b. Jika sampel berdistribusi homogen, maka data dilanjutkan dengan pengujian
normalitas distribusi data.
c. Jika data berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan dengan uji “t”.
1) Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel
memiliki varians relatif sama atau populasi yang homogen atau tidak. Apabila
kesimpulan menunjukan kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi
yang sama dan layak untuk diuji statistik parametrik.
Mengetahui tingkat homogen
T-TEP non OJT data yang dianalisis adalah nilai
kompetensi memelihara/ servis
antara varian sampel dengan sampel lainnya
T-TEP non OJT dinyatakan sebagai distribusi F. dengan rumus :
SS
B
AF2
2
=
Keterangan:
SA
2 = Variansi terbesar
SB
2 = Variansi terkecil
dengan derajat kebebasannya masing
2) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi
normal atau tidak. Kondisi d
hipotesis menggunakan statistik parametrik. Menurut Sudjana (1992:151) "Teori
menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang
diselidiki berdistribusi normal, jika ter
kesimpulan berdasarkan teori itu tidak berlaku".
kesimpulan menunjukan kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi
yang sama dan layak untuk diuji statistik parametrik.
engetahui tingkat homogenitas kelompok siswa kelas binaan Astra dan kelas
data yang dianalisis adalah nilai pre test dan nilai
memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin. Selanjutnya perbandingan
antara varian sampel dengan sampel lainnya yaitu siswa kelas binaan Astra dan kelas
dinyatakan sebagai distribusi F. dengan rumus :
(Siregar S, 2004: 50)
= Variansi terbesar
= Variansi terkecil
dengan derajat kebebasannya masing-masing
(Siregar S, 2004: 50)
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi
normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji
hipotesis menggunakan statistik parametrik. Menurut Sudjana (1992:151) "Teori
menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang
diselidiki berdistribusi normal, jika ternyata populasi tidak berdistribusi normal, maka
kesimpulan berdasarkan teori itu tidak berlaku".
62
kesimpulan menunjukan kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi
itas kelompok siswa kelas binaan Astra dan kelas
dan nilai post test pada
sistem bahan bakar bensin. Selanjutnya perbandingan
yaitu siswa kelas binaan Astra dan kelas
(Siregar S, 2004: 50)
(Siregar S, 2004: 50)
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi
ata berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji
hipotesis menggunakan statistik parametrik. Menurut Sudjana (1992:151) "Teori-teori
menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang
nyata populasi tidak berdistribusi normal, maka
Uji normalitas menggunakan aturan Strugess dengan memperhatikan tabel
dibawah ini.
Interval f
Jumlah
Pengisian tabel diatas mengikuti prosedur sebagai berikut :
1. Menentukan rentang dengan rumus :
XbXaR −=
Dimana : = data terbesar
= data terkecil
2. Menentukan banyaknya kelas inte
i = 1 + 3.3 log n
Dimana: n = jumlah sampel
3. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus :
K
RP =
dimana : R = rentang
K = banyak kelas
Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke dalam tabel distribusi
frekuensi.
Uji normalitas menggunakan aturan Strugess dengan memperhatikan tabel
Tabel 3.1 Persiapan Uji Normalitas
tX iZ ol il
(Siregar S, 2004: 87)
Pengisian tabel diatas mengikuti prosedur sebagai berikut :
Menentukan rentang dengan rumus :
(Siregar, S. 2004:24)
= data terbesar
= data terkecil
Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus :
(Siregar, S. 2004:24)
Dimana: n = jumlah sampel
Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus :
R = rentang
K = banyak kelas (Siregar, S. 2004:25)
Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke dalam tabel distribusi
63
Uji normalitas menggunakan aturan Strugess dengan memperhatikan tabel
ie 2χ
(Siregar S, 2004: 87)
(Siregar, S. 2004:24)
(Siregar, S. 2004:24)
(Siregar, S. 2004:25)
Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke dalam tabel distribusi
4. Menghitung rata-
Dimana: = jumlah frekuensi
ix = data tengah
5. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:
∑= fn
S
6. Tentukan batas bawah (
rumus :
Interval I: : Xb; boleh kurang dari Xb asal tidak melebihi P
: Xb + (p
Dimana : Bb = batas bawah interval
7. Hitung nilai Z1 untu
S
xxZ in
i
−= (dua desimal)
Lihat nilai peluang Zin pada tabel
selalu diambil nilai peluang 0,500
8. Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom 1i, contoh
Hitung frekuensi harapan
-rata kelas ( ) dengan rumus:
(Siregar, S. 2004:25)
= jumlah frekuensi
= data tengah-tengah dalam interval.
Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:
( )( )1
22
−∑−
nn
xfxf iiii
(Siregar S, 2004: 86)
Tentukan batas bawah () dan batas atas( Ba) kelas interval terendah dengan
: Xb; boleh kurang dari Xb asal tidak melebihi P
: Xb + (p- 1) (Siregar, S. 2004:25)
Dimana : Bb = batas bawah interval
Hitung nilai Z1 untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus :
(dua desimal) (Siregar, S. 2004:86)
Lihat nilai peluang Zin pada tabel statistik, isikan pada kolom lo Harga xi dan xn
selalu diambil nilai peluang 0,500 (Siregar, S. 2004:87)
Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom 1i, contoh
Hitung frekuensi harapan (Siregar, S. 2004:87)
64
(Siregar, S. 2004:25)
(Siregar S, 2004: 86)
) dan batas atas( Ba) kelas interval terendah dengan
: Xb; boleh kurang dari Xb asal tidak melebihi P
1) (Siregar, S. 2004:25)
k setiap batas bawah kelas interval dengan rumus :
(Siregar, S. 2004:86)
statistik, isikan pada kolom lo Harga xi dan xn
(Siregar, S. 2004:87)
211 oo lll −=
(Siregar, S. 2004:87)
9. Hitung nilai untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:
10. Lakukan interpolasi pada tabel
11. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika
Rumus interpolasi tabel statistik:
3) Uji Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menerima atau menolak besaran statistik
yang diuji, dengan membandingkannya terhadap besaran parameter yang telah
terstandar pada tabel-
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data nilai rata
memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin dengan jenis data interval, sehingga
untuk menguji hipotesis tersebut menggunakan statistik uji
untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:
(Siregar, S. 2004:87)
Lakukan interpolasi pada tabel , untuk menghitung
Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika
Gambar 3.3 Cara Interpolasi Tabel Statistik
polasi tabel statistik:
Uji Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menerima atau menolak besaran statistik
yang diuji, dengan membandingkannya terhadap besaran parameter yang telah
-tabel statistik.
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data nilai rata-rata pa
sistem bahan bakar bensin dengan jenis data interval, sehingga
untuk menguji hipotesis tersebut menggunakan statistik uji t-test.
65
untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:
(Siregar, S. 2004:87)
> α =0,05
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menerima atau menolak besaran statistik
yang diuji, dengan membandingkannya terhadap besaran parameter yang telah
rata pada kompetensi
sistem bahan bakar bensin dengan jenis data interval, sehingga
Untuk melakukan uji
normalitas dengan menggunakan aturan
rumus t-test, yaitu bila n1
berikut:
2004:155)
Dengan derajat kebebasan :
Uji t-test di atas didasarkan pada tabel persiapan di bawah ini:
No
Kelas binaan Astra Pre test
Post test
Selisih
1
n
Untuk melakukan uji t-test syaratnya data harus normal, maka data harus uji
gan menggunakan aturan Sturgess. Berdasarkan pertimbangan memilih
, yaitu bila n1 ≠ n2 maka digunakan uji t-test dengan rumus sebagai
Dengan derajat kebebasan :
(Siregar, S. 200
test di atas didasarkan pada tabel persiapan di bawah ini:
Tabel 3.2. Persiapan Uji t Kelas binaan Astra Kelas T-TEP non OJT
Selisih Pre test
Post test
selisih
(Sugiyono, 2002: 137)
66
test syaratnya data harus normal, maka data harus uji
. Berdasarkan pertimbangan memilih
test dengan rumus sebagai
(Siregar, S.
(Siregar, S. 2000.130)
TEP non OJT selisih
(Sugiyono, 2002: 137)
67
4) Analisis N-Gain
Menyatakan gain (peningkatan) dalam hasil proses pembelajaran tidaklah
mudah, dengan menggunakan gain absolut (selisih antara skor pre test dan post test)
kurang dapat menjelaskan mana sebenarnya yang dikatakan gain tinggi dan mana
yang dikatakan gain rendah. Misalnya, siswa yang memiliki gain 2 dari 4 ke 6 dan
siswa yang memiliki gain dari 6 ke 8 dari suatu soal dengan nilai maksimal 8. Gain
absolut menyatakan bahwa kedua siswa memiliki gain yang sama. Secara logis
seharusnya siswa kedua memiliki gain yang lebih tinggi dari siswa pertama. Hal ini
karena usaha untuk meningkatkan dari 6 ke 8 (nilai maksimal) akan lebih berat
daripada meningkatkan 4 ke 6. Menyikapi kondisi bahwa siswa yang memiliki gain
absolut sama belum tentu memiliki gain hasil belajar yang sama. Meltzer (2002)
mengembangkan sebuah alternatif untuk menjelaskan gain yang disebut gain
ternormalisasi (normalize gain). Gain ternormalisasi (N-gain) diformulasikan dalam
bentuk persamaan seperti dibawah ini:
etesSkorIdealSkor
etesSkorPostesSkorGainN
Pr
Pr
−−=−
Pada data N- gain, besar N- gain yang ternormalisasi ini diinterprestasikan untuk
menyatakan besarnya perbedaan pencapaian hasil belajar, dengan kriteria berikut:
Kategori gain ternormalisasi disajikan pada tabel 3.3
0,70 <
0,30
N
Disini hipotesis penelitian akan disimbolkan dengan hipotesis alternatif (H
hipotesis nol (Ho). Supaya tam
lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara
(HA) terhadap (Ho). Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : µAs = µT
Tidak terdapat perb
sistem bahan bakar bensin yang signifikan antara siswa kelas binaan Astra
dan kelas T-
HA : µAs ≠ µT
Terdapat perbedaan kemampuan kompetensi
bahan bakar bensin yang signifikan antara siswa kelas binaan Astra dan
kelas T-TEP
Kriteria pengujian
perbedaan yang signifikan.
Tabel 3.3 Kriteria Normalized Gain
Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain
0,70 < N-Gain Tinggi
0,30 < N-Gain< 0,70 Sedang
N-Gain < 0,30 Rendah
(Hake dalam Meltzer 2002:4)
Disini hipotesis penelitian akan disimbolkan dengan hipotesis alternatif (H
). Supaya tampak ada dua pilihan, hipotesis ini perlu oleh pernyataan
lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara
). Hipotesis yang akan diuji adalah:
Tidak terdapat perbedaan kemampuan kompetensi memelihara/ servis
sistem bahan bakar bensin yang signifikan antara siswa kelas binaan Astra
-TEP non OJT.
Terdapat perbedaan kemampuan kompetensi memelihara/ servis
bahan bakar bensin yang signifikan antara siswa kelas binaan Astra dan
TEP non OJT.
< 0,05 atau taraf signifikansi 5% Ho ditolak, artinya
rbedaan yang signifikan.
68
Normalized Gain
Disini hipotesis penelitian akan disimbolkan dengan hipotesis alternatif (HA) dan
pak ada dua pilihan, hipotesis ini perlu oleh pernyataan
lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara
emelihara/ servis
sistem bahan bakar bensin yang signifikan antara siswa kelas binaan Astra
memelihara/ servis sistem
bahan bakar bensin yang signifikan antara siswa kelas binaan Astra dan
< 0,05 atau taraf signifikansi 5% Ho ditolak, artinya
Top Related