10
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Perkembangan
a. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (IDAI, 2010).
Sedangkan Andriani (2011), menyebutkan bahwa perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
dari proses kematangan.
Hal ini berarti menyangkut proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Perkembangan juga merupakan perubahan secara kualitatif, yaitu
bertambahnya fungsi tubuh sebagai hasil dari proses kematangan dan
pengalaman.
b. Parameter Perkembangan Anak Balita
Dalam masa perkembangan anak, terdapat masa kritis dimana
diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna bagi potensi
perkembangan anak. Oleh karena itu perlu adanya perhatian yang lebih
11
serius, agar anak dapat berkembang lebih optimal sesuai dengan
usianya.
Perkembangan anak akan maksimal bila interaksi sosial
dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap
perkembangan (Adriana, 2011).
Frankenburg, dkk (1981) dalam Andriana (2011)
mengemukakan ada 4 parameter perkembangan yang digunakan dalam
menilai perkembangan anak balita melalui DDST
(DenverDevelopmental Screening Test), yaitu:
1) Kepribadian/tingkah laku sosial (Personal social)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri,bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Contoh : membuka pakaian, mengikat tali sepatu.
2) Gerakan motorik halus (Fine motor adaptive)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat.
Contoh: menggenggam, melipat dan menggunting, meniru,
membuat garis.
3) Bahasa (Language)
Mengikuti perintah dan berbicara spontan. Perkembangan
bahasa sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi antara
12
anak dengan orang tua atau orang dewasa lainnya. Perkembangan
bahasa akan optimal bila kemampuan berbahasa anak disesuaikan
dengan usianya yaitu dengan dilatih melafalkan atau mendengarkan
suara. Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan
menghambat perkembangan anak.
Contoh: mengucap nama, bersuara.
4) Perkembangan motorik kasar (Gross motor)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap
tubuh.
Contoh: merangkak, berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan normal dan merupakan hasil interaksi banyak faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor-
faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak menurut berbagai
sumber, antara lain sebagai berikut:
1) Menurut Andriana (2011), secara umum terdapat dua faktor utama
yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu :
a) Faktor Internal
(1) Ras/etnik atau Bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika,
tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia, begitu
pula sebaliknya.
13
(2) Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur
tubuh yang tinggi, pendek, gemuk atau kurus.
(3) Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada
masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.
(4) Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan
berkembang lebih cepat daripada anak laki-laki. Akan
tetapi setalah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak
laki-laki akan lebih cepat bila dibandingkan dengan anak
perempuan.
(5) Genetik
Genetik adalah bawaan anak yaitu potensi anak
yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan
genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak,
misalnya yaitu kekerdilan.
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak menurut Andriana (2011), yaitu:
14
(1) Faktor Prenatal
(a) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir
kehamilan akan mempengaruhi perkembangan janin.
(b) Kelainan Imunologi
Eritroblastosis Fetalis timbul atas dasar
perbedaan golongan darah antara janin dan darah ibu,
sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah
merah janin,kemudian melalui plasenta masukkedalam
perdaran darah janin dan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan
kernikterus yang akan menyebabkan kerusakan
jaringan otak.
(c) Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan serta
perlakuan salah atau kekerasan mental pada ibu hamil
dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan
perkembangan janin selama dalam kandungan.
(2) Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma
kepala dan asfiksia dapat menyebabkan kerusakan otak,
karena kurangnya asupan oksigen dalam otak. Sehingga
tumbuh kembang anak dapat terhambat.
15
(3) Faktor Pasca Persalinan
Pasca persalinan juga dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
tumbuh kembang anak menurut Andriana (2011), yaitu:
(a) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat
makanan yang adekuat, agar anak menjadi lebih sehat
dan dapat berkembang sesuai dengan usianya.
(b) Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya.
Seorang anak yang tidak diinginkan oleh orangtuanya
atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami
hambatan dalam pertumbuhan dan pekembangannya.
(c) Sosio Ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan
kekurangan makanan serta kesehatan lingkungan yang
jelek dan ketidaktahuan, hal tersebut dapat
menghambat pertumbuhan anak.
(d) Lingkungan Pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi antar ibu
dan anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Karena orangtua adalah orang terdekat anak, sehingga
16
sangat diperlukan adannya hubungan yang baik antara
orangtua dengan anak.
(e) Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan atau
stimulasi, khususnya dalam keluarga misalnya yaitu
penyediaan mainan, sosialisasi anak, serta keterlibatan
ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
2) Sedangkan menurut Soetjiningsih (2002), dalam bukunya yang
berjudul Tumbuh Kembang Anak, menyebutkan bahwa ada dua
faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak,
yaitu:
a) Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal utama dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang. Melalui instruksi
genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah dibuahi,
dapat ditentukan kualitas dan kuantitas tumbuh kembang yang
ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat
sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan
berhentinya pertumbuhan tulang.
b) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup
baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
17
sedangkan lingkungan yang kurang baik, akan menghambat
perkembangan anak/potensi bawaan.
Faktor lingkungan ini dibagi menjadi dua, yaitu:
(1) Faktor Pra-natal
Soetjiningsih (2002), menyebutkan bahwa faktor
lingkungan pra-natal yang dapat berpengaruh pada janin,
yaitu:
(a) Gizi Ibu Waktu Hamil
Kenaikan berat badan wanita selama hamil
adalah 10-12,5 kg. Apabila kurang dari itu, dapat
meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas baik bagi
ibu maupun janin. Karena gizi yang kurang pada waktu
ibu hamil sering menyebabkan terjadinya BBLR (Berat
Bayi Lahir Rendah), abortus, partus prematurus, anemia
kehamilan dan partus lama.
Namun apabila kelebihan hormon tyroid, dapat
mngalami gangguan kardiovaskuler, metabolisme,
seksual dan mata.
(b) Radiasi
Janin yang terpapar radiasi sebelum usia
kehamilan 18 minggu, dapat menyebabkan kematian
janin, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan
lainnya. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak
18
setelah lahir juga dapat terhambat karena adanya paparan
radiasi.
(c) Infeksi
Ibu yang menderita penyakit TORCH
(Toxoplasma Rubella Citomegalovirus dan Herpes
Simplex). Sedangkan infeksi lain yang dapat
menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, lues,
HIV, polio, campak.
(d) Stress
Stress yang dialami ibu saat hamil dapat
menyebabkan adanya gangguan tumbuh kembang janin.
2) Faktor Postnatal
Soetjiningsih (2002), menjelaskan bahwa lingkungan
postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara
umum dibagi menjadi:
(a) Lingkungan Biologis, antara lain:
(1) Ras/Suku Bangsa
Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh
ras/suku bangsa. Bangsa kulit putih/ras Eropa
mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi
daripada Bangsa Asia.
19
(2) Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita,
karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah
terjadi gizi kurang. Selain itu masa balita merupakan
dasar pembentukan kepribadian anak, sehingga
diperlukan kebutuhan khusus.
(3) Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam
tumbuh kembang anak. Karena makanan dibutuhkan
untuk proses pertumbuhan dan perkembangan, yang
dipengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga.
Ketahanan makanan keluarga mencakup pada
ketersediaan makanan dan pembagian makanan yang
adil dalam keluarga.
(4) Perawatan Kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur tidak pada
saat anak sakit saja, namun pemeriksaan kesehatan
secara rutin tiap bulan akan menunjang tumbuh
kembang anak. Oleh karena itu, pemanfaatan fasilitas
kesehatan dianjurkan secara komprehensif, yang
mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
20
(5) Hormon
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang adalah hormon somtotropin,
hormon tiroid, hormon seks, insulin, dan hormon
kelenjar adrenal. Apabila terjadi gangguan pada salah
astu hormon, dapat menyebabkan terganggunya
sistem pada tubuh dan terhambatnya tumbuh
kembang anak.
(b) Faktor Fisik
Faktor fisik yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak menurut Soetjiningsih (2002), antara lain
yaitu:
(1) Sanitasi
Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup
dominan dalam penyediaan lingkungan yang
mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya.
Kebersihan, baik kebersihan perorangan ataupun
lingkungan memegang peranan penting dalam
timbulnya penyakit. Akibat dari kebersihan yang
kurang, maka anak akan sering sakit, misalnya diare,
kecacingan, tifus abdominalis, hepatitis, malaria,
demam berdarah, dan sebagainya.
21
(2) Keadaan Rumah
Keadaan perumahan yang layak dengan
kontruksi bangunan yang tidak membahayakan
penghuninya,serta tidak penuh sesak akan menjamin
kesehatan penghuninya.
(c) Faktor Psikososial
Selain faktor lingkungan biologis dan fisik, faktor
psikososial juga mempengaruhi tumbuh kembang anak,
yaitu (Soetjiningsih, 2002):
(1) Stimulasi
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam
tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat
stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang
kurang/tidak mendapat stimulasi.
(2) Motivasi Belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini,
dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk
belajar, misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu
jauh buku-buku, suasana yang tenang serta sarana
lainnya.
22
(3) Hukuman yang Wajar
Kalau anak berbuat benar maka wajib kita
memberi imbalan dengan ciuman, kasih sayang atau
belaian. Ganjaran tersebut akan menimbulkan
motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi
tingkah lakunya. Sedangkan menghukum dengan
cara-cara yang wajar kalau anak berbuat salah masih
dibenarkan. Sehingga akan menimbulkan rasa percaya
diri pada anak yang penting untuk perkembangan
kepribadian anak kelak kemudian hari.
(4) Stress
Stress pada anak juga berpengaruh terhadap
tumbuh kembangnya. Misalnya anak akan menarik
diri, rendah diri, terlambat bicara, nafsu makan
menurun dan sebagainya.
(5) Cinta dan kasih sayang
Kasih sayang yang diberikan pada anak
membuat psikis anak lebih tenang dan merasa
nyaman, mampu mengikuti tahap perkembangan dan
pertumbuhan.
(6) Kualitas Interaksi Anak-Orangtua
Keikutsertaan orang tua dalam mendidik anak
memberi motivasi khusus pada anak untuk melakukan
23
atau mengembangkan setiap tindakan yang ada
didalam pikiran sang anak.
(d) Faktor Keluarga dan Adat Istiadat
Keluarga dan adat istiadat yang berlaku di
masyarakat juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang
anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak selain faktor biologis, fisik dan psikososial adalah
faktor keluarga dan adat istiadat. Menurut Soetjiningsih
(2002) , faktor keluarga dan adat istiadat, antara lain:
(1) Pekerjaan/Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan
menunjang tumbuh kembang anak, karena orangtua
dapat menyediakan semua kebutuhan anak, baik
kebutuhan primer maupun sekunder.
(2) Pendidikan Ayah/Ibu
Pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor
penting dalam tumbuh kembang anak. Karena semakin
tinggi tingkat pendidikan orangtua, semakin baik pula
orangtua dapat menerima segala informasi dari luar,
terutama tentang tumbuh kembang anak.
(3) Jumlah Saudara
Jumlah anak yang banyak dalam suatu keluarga
yang keadaan sosial ekonominya cukup, akan
24
mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih
sayang yang diterima anak. Sedangkan pada keluarga
dengan jumlah anak yang banyak dan keadaan sosial
ekonomi kurang, akan menyebabkan kurangnya kasih
sayang dan perhatian pada anak, serta berkurangnya
kebutuhan lain yang diperlukan untuk tumbuh
kembang anak.
(4) Jenis Kelamin dalam Keluarga
Pada masyarakat tradisonal, wanita mempunyai
status yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki.
(5) Stabilitas dalam Keluarga
Stabilitas dan keharmonisan dalam rumah
tangga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Anak
yang tumbuh pada keluarga yang harmonis, tumbuh
kembangnya akan jauh lebih baik dibandingkan dengan
anak yang tumbuh dalam keluarga yang kurang
harmonis.
(6) Kepribadian Ayah/Ibu
Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu
pengaruhnya akan berbeda terhadap tumbuh kembang
anak, apabila dibandingkan dengan kepribadian
orangtua yang tertutup.
25
2. Stimulasi
a. Pengertian Stimulasi
Menurut IDAI (2010) stimulasi adalah kegiatan merangsang
kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi
teratur sedini mungkin secara terus menerus pada setiap kesempatan.
Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam perkembangan
anak.
Hal tersebut dapat dilakukan oleh orangtua yang merupakan
orang terdekat anak, ibu asuh, anggota keluarga lain dan kelompok
masyarakat yang tinggal di lingkungan rumah tangga. Karena anak
yang banyak mendapat stimulasi terarah akan cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang bahkan tidak mendapatkan
stimulasi.
b. Prinsip Dasar Pelaksanaan Stimulasi Tumbuh Kembang
Menurut IDAI (2010), dalam melakukan stimulasi tumbuh
kembang anak, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Stimulasi dilakukan dengan rasa cinta dan kasih sayang.
2) Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan
meniru tingkah laku orang terdekatnya.
3) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
4) Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi,
bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman
26
atau bentakan baik anak mau melakukan atau tidak mau melakukan
kegiatan yang dilatihnya.
5) Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan seseuai umur
anak, terhadap empat aspek kemampuan dasar anak, yaitu motorik
kasar dan halus, sosialisasi dan kemandirian serta kemampuan
bicara dan bahasa.
6) Selalu beri anak pujian atas keberhasilannya, bila perlu hadiah.
7) Gunakan alat bantu stimulasi, bila diperlukan dicari yang
sederhana dan mudah didapat, misalnya: mainan yang dibuat
sendiri dari bahan bekas, alat-alat disekitar rumah atau benda-
benda yang terdapat dialam bebas.
8) Beri kesempatan yang sama bagi anak laki-laki dan perempuan.
c. Tujuan Stimulasi
Stimulasi perkembangan anak bertujuan untuk membantu anak
agar dapat mencapai tingkat perkembangan yang optimal sesuai
dengan usia anak. Kegiatan ini meliputi berbagai kegiatan untuk
merangsang perkembangan anak, antara lain: latihan gerak, bicara
berfikir, mandiri serta bergaul (Suherman, 2000).
d. Kelompok Umur Stimulasi Anak
Stimulasi yang dilakukan oleh orangtua ataupun orang terdekat
anak lainnya, harus sesuai dengan pembagian kelompok umur anak
yang sesuai dengan tabel berikut:
27
Tabel 2.1 Kelompok Umur Stimulasi Anak
No. Periode Tumbuh Kembang Kelompok Umur
1. Masa pre-natal Masa pre-natal 2. Masa bayi (0-12 bulan) Umur 0-3 bulan
Umur 3-6 bulan
Umur 6-9 bulan
Umur 9-12 bulan
3. Masa anak balita (12-60 bulan) Umur 12-15 bulan
Umur 15-18 bulan
Umur 18-14 bulan
Umur 24-36 bulan
Umur 36-48 bulan
Umur 48-60 bulan
4. Masa pra-sekolah (60-72 bulan) Umur 60-72 bulan
Sumber: Depkes, RI. 2010
e. Stimulasi Pada Anak Umur 1-3 Tahun
Stimulasi yang dilakukan oleh orangtua ataupun orang terdekat
anak, harus sesuai dengan umur anak, agar anak dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan umurnya.
Berikut ini stimulasi yang dapat dilakukan orangtua atau orang
terdekat anak pada anak usia 1-3 tahun menurut IDAI (2010), yaitu:
1) Stimulasi Anak Usia 1 Tahun:
a) Kemampuan Gerak Kasar
(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: bermain bola dan berjalan
sendiri.
(2) Menarik mainan: bila anak sudah dapat berjalan tanpa
berpegangan, berikan mainan pada anak untuk bisa ditarik.
(3) Berjalan mundur: bila anak sudah dapat berjalan tanpa
berpegangan, ajari anak cara melangkah mundur.
(4) Berjalan naik dan turun tangga: bila anak sudah mampu
merangkak, ajari anak cara naik dan turun tangga
28
(5) Berjalan sambil berjinjit: tunjukkan pada anak cara berjalan
sambil berjinjit.
(6) Menangkap dan melempar bola: tunjukkan pada anak cara
menangkap dan melempar bola.
b) Kemampuan Gerak Halus
(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: memsukkan benda
kedalam wadah, bermain dengan mainan yang mengapung
didalam air, menggambar dan menyusun kubus.
(2) Permainan balok: beli balok kecil dan ajari anak cara
menyusun balok tanpa menjatuhkannya.
(3) Memasukkan dan mengeluarkan benda: ajari anak cara
memasukkan dan mengeluarkan benda kedalam wadah,
seperti botol, kotak, dsb.
(4) Memasukkan benda yang satu ke benda yang lainnya:
tunjukkan pada anak cara memasukkan mangkok kedalam
mangkok yang lebih kecil kedalam mangkok yang lebih
besar.
c) Kemampuan Bicara dan Bahasa
(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: berbicara, menjawab
pertanyaan, menunujuk dan menyebutkan nama-nama
gambar.
29
(2) Membuat suara: ajak anak membuat suara dari barang-
barang yang dipilihnya, seperti memukul-mukul sendok di
kaleng.
(3) Menyebut nama bagian tubuh: dorong anak agar mau
menyebutkan nama bagian tubuh ketika anak memakai
pakaian.
(4) Pembicaraan: ajari anak untuk merangkai kata-kata yang
baik.
d) Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian
(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
(a) Memberi rasa aman dan kasih sayang.
(b) Mengayun.
(c) Menina-bobokkan.
(d) Permainan “ciluk-ba”
(e) Permainan bersosialisasi.
(2) Menirukan pekerjaan rumah tangga: ajak anak untuk
menirukan anda menyapu ketika melakukan pekerjaan
rumah.
(3) Melepas pakaian: tunjukkan pada anak cara melepas
pakaiannya.
(4) Makan sendiri: tunjukkan pada anak cara memegang
sendok dan biarkan anak makan sendiri.
30
(5) Merawat boneka: beri anak boneka untuk dirawat, ajari cara
menyayangi, menini-bobokkan.
(6) Pergi ke tempat-tempat umum: seringlah bawa anak pergi
ke tempat umum dan bicarakan apa yang anak lihat.
2) Stimulasi Anak Usia 2 Tahun:
a) Kemampuan Gerak Kasar
(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: dorong anak agar mampu
memanjat, berlari, melompat, melatih keseimbangan badan
dan bermain bola.
(2) Latihan menghadapi rintangan: ajak anak bermain ular
naga, merangkak di kolong meja, berjinjit, mengelilingi
kursi.
(3) Melompat jauh: usahakan agar anak melompat jauh dengan
kedua kakinya.
(4) Melempar dan menangkap: tunjukkan pada anak cara
melempar bola besar ke arah anda, lalu minta anak
melempar kembanli bola tersebut.
b) Kemampuan Gerak Halus
(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: dorong agar anak mau
bermain puzzle, balok-balok dan memasukkan benda satu
kedalam benda lainnya.
(2) Membuat gambar tempelan: bantu anak memotong gambar-
gambar dari majalah tua dengan gunting untu anak.
31
(3) Memilih dan mengelompokkan benda menurut jenisnya:
berikan pada anak bermacam-macam benda, lalu minta
anak untuk mengelompokkan masing-masing benda itu
menurut jenisnya.
(4) Mencocokkan gambar dan benda: tunjukkan pada anak cara
mencocokkan gambar bola dengan sebuah benda yang
sesungguhnya.
(5) Menyusun balok-balok: ajak anak bermain dengan balok-
balok.
c) Kemampuan Bicara dan Bahasa
(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: bacakan buku cerita pada
anak, dorong agar anak mau bercerita apa yang dilihatnya
baik dari buku maupun ketika jalan-jalan. Bantu dan
dampingi anak ketika menonton televisi, maksimal 1 jam
sehari.
(2) Menyebut nama lengkap anak: ajari anak menyebut nama
lengkapnya secara lengkap.
(3) Bercerita tentang diri anak: ceritakan kembali kejadian lucu
yang dialami anak.
(4) Menyebut nama berbagai jenis pakaian: ketika anak memaka
pakaian, minta anak untuk menyebut jenis nama pakaiannya.
32
(5) Menyatakan keadaan suatu jenis benda: gunakan ungkapan
yang mudah dipahami anak, misal “pakai kemeja yang
merah.”
d) Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian
(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
(a) Bujuk dan tenangkan anak ketika anak kecewa, dengan
cara memeluk dan bebicara padanya.
(b) Sering ajak anak pergi ke tempat bermain.
(c) Ajak anak membersihkan tubuhnya ketika kotor.
(2) Melatih anak buang air kecil dan buang air besar di kamar
mandi: ajari anak agar memberitahu orangtua ketika ingin
buang air. Dampingi anak danberitahu cara menyiram
kotoran.
(3) Berdandan: biarkan anak berdandan memakai pakaian
dewasa danbiarkan anak memilih pakaian yang
diinginkannya.
(4) Berpakaian: ajari anak berpaka sendiri tanpa bantuan.
3) Stimulasi Anak Usia 3 Tahun:
a) Kemampuan gerak kasar/motorik kasar:
(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: mendorong anak berlari,
melompat, berdiri di atas satu kaki, memanjat, bermain
bola, mengendarai sepeda roda tiga.
33
(2) Menangkap bola: ajari anak menangkap bola, gunakan
bola sebesar bola tenis.
(3) Berjalan mengikuti garis lurus: tunjukkan pada anak cara
berjalan di atas papan/garis lurus dengan merentangkan
kedua lengan untuk menjaga keseimbangan.
(4) Melompat: tunjukkan pada anak cara melompat dengan
satu kaki. Bila anak sudah bisa melompat dengan satu
kaki, tunjukkan cara melompat melintasi ruangan, mula-
mula dengan sau kaki, kemudian bergantian dengan kaki
lainnya.
(5) Melempar benda-benda kecil ke atas: ajari anak
melempar benda-benda kecil ke atas atau menjatuhkan
kerikil ke dalam kaleng. Gunakan benda-benda yang tidak
berbahaya.
(6) Menirukan binatang berjalan: tunjukkan pada anak cara
berjalan, misalkan anjing berjalan dengan kedua kaki dan
tangan.
(7) Lampu hijau-merah: minta anak berdiri di hadapan anda.
Ketika anda mengatakan “lampu hijau” minta anak
berjalan jinjit ke arah anda dan berhenti ketika anda
mengatakan “lampu merah”, secara bergantian sampai
anak tiba di tempat anda.
34
b) Kemampuan gerak halus/motorik halus
(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: bermain puzzle yang
lebih sulit, menyusun balok-balok, menggambar gambar
yang lebih sulit, bermain mencocokkan gambar dengan
benda yang sesungguhnya dan mengelompokkan benda
menurut jenisnya.
(2) Memotong: beri anak gunting, tunjukkan cara
menggunting. Beri gambar besar untuk latihan
menggunting.
(3) Membuat buku cerita gambar tempel: ajari anak
membuat buku cerita gambar tempel. Gunting gambar dari
majalah tua/brosur, tunjukkan pada anak cara menyusun
guntingan gambar tersebut sehingga menjadi suatu cerita
menarik.
(4) Menempel gambar: bantu anak menemukan gambar/ foto
menarik dari majalah, potongan kertas dan sebagainya.
Minta anak menempel gambar tersebut pada karton/kertas
tebal.
(5) Menjahit: gunting sebuah gambar dari majalah, tempel
pada sebuah gambar di karton. Buat lubang-lubang di
sekeliling gambar tersebut. Ambil tali rafia dan simpulkan
salah satu ujungnya. Kemudian ajari anak cara menjahit
sekeliling gambar.
35
(6) Menggambar/menulis: ajari anak menggambar garis
lurus, bulatan, segi empat serta menulis huruf dan angka.
Kemudian buat pagar, rumah, matahari, bulan, huruf,
angka dan sebagainya. Ajari juga anak menulis namanya.
(7) Menghitung : ajari anak menghitung kacang dan letakkan
kacang tersebut di tempat lainnya. Mula-mula anak belum
bisa menghitung lebih dari dua atau tiga. Bantu anak
menghitung jika anak mengalami kesulitan.
(8) Menggambar dengan jari: ajari anak menggambar dengan
cat memakai jari-jarinya di selembar kertas besar.
(9) Cat air: beri anak cat air, kuas dan selembar kertas.
Ceritakan bagaiman warna-warna bercampur ketika anak
mulai menggunakan cat air itu.
Mencampur warna: campur air ke warna merah, biru dan
kuning dari cat air. Beri anak potongan sedotan, ajari anak
untuk meneteskan warna itu pada selembar kertas.
Ceritakan bagaimana warna-warna bercampur membentuk
warna lain.
(10) Membuat gambar tempel: gunting kertas menjadi
segitiga, segi empat, lingkaran. Jelaskan mengenai
perbedaan-perbedaan tersebut. Minta anak membuat
gambar dengan cara menempelkan potongan berbagai
bentuk di selembar kertas.
36
c) Kemampuan Bicara dan Bahasa
(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
(a) Bacakan buku cerita pada anak:buat anak agar
melihat anda membaca.
(b) Nyanyikan lagu dan bacakan sajak-sajak untuk
anak.
(c) Buat anak agar mau menyebut nama lengkap,
menyatakan perasaannya, menjelaskan sesuatu dan
mengerti waktu.
(d) Bantu anak dalam memilih acara TV, maksimal 2
jam sehari. Dampingi anak menonton TV dan
jelaskan kejadian yang baik dan buruk. Ingat,
bahwa acara dan berita di TV dapat berpengaruh
buruk pada anak.
(2) Berbicara dengan anak: buat anak agar mau mengajukan
berbagai pertanyaan. Jawab pertanyaan tersebut dengan
kata-kata sederhana, gunakan lebih dari satu kata.
(3) Bercerita mengenai dirinya: buat agar anak mau bercerita
mengenai dirinya, hobinya atau mengenai anda.
(4) Album fotoku: tempelkan foto anak di buku anak. Minta
anak menceritakan apa yang terjadi di dalam fotonya.
37
(5) Mengenal huruf: gunting huruf besar menurut alfabet dari
majalah/koran, tempel pada karton. Anda dapat pula
menulis huruf besar tersebut dengan spidol.
d) Sosialisasi dan Kemandirian
(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
(a) Bujuk dan tenangkan ketika anak kecewa, dengan cara
memeluk dan berbicara kepadanya.
(b) Dorong agar anak mau mengutarakan perasaannya.
(c) Ajak anak anda makan malam bersama keluarga.
(d) Sering-sering ajak anak pergi ke taman, kebun
binatang, perpustakaan dan lain-lain.
(e) Bermain dengan anak, ajak anak agar mau membantu
melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan.
(2) Mengancingkan kancing tarik:bila anak sudah bisa
mengancingkan kancing besar, coba dengan kancing yang
lebih kecil. Ajari anak menutup dan membuka kancing
tarik di bajunya
(3) Makan pakai sendiok garpu:bantu anak makan dengan
sendok dan garpu dengan baik.
(4) Memasak:biarkan anak membantu memasak seperti
mengukur dan menimbang menggunakan timbangan
masak, membubuhkan sesuatu, mengaduk, memotong kue
38
dan sebgainya. Bicara pada anak apa yang diperbuat
kalian berdua.
(5) Mencuci tangan dan kaki: tunjukkan pada anak cara
memakai sabun dan membasuh dengan air ketika mencuci
kaki dan tangannya. Setelah itu dapat dilakukannya, ajari
anak untuk mandi sendiri.
(6) Menentukan batasan: Bantu anak anda dalam menentukan
keputusan dengan cara anda menentukan batasannya dan
menawarkan pilihan. Misalnya “Kau bisa memilih antara
dua hal: dibacakan cerita atau bermain sebelum tidur, kau
tidak boleh memilih keduanya.”
3. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu melalui panca
indera manusia (Notoatmodjo,2003).
b. Manfaat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian, ternyata
perilaku didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
39
c. Proses Adopsi Perilaku
Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa sebelum seseorang
mengadopsi perilaku baru di dalam dirinya, terjadi proses yang
berurutan yaitu:
1)Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).
2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut.
Disini sikap subyek sudah mulai timbul.
3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah
lebih baik lagi.
4) Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu yang
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
5) Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau mengadopsi perilaku melalui
proses seperti ini yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan
sikap yang positif maka perilaku tersebut bersifat langgeng. Dan
begitu juga sebaliknya, jika perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tesebut tidak akan
bertahan lama.
40
c. Tingkat Pengetahuan
Notoatmodjo (2003), menjelaskan lebih lanjut tentang tingkat
pengetahuan yang dibagi menjadi 6 tingkatan, yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.yang termasuk dalam tingkat pengetahuan ini
adalah mengingat kembali (recall), yaitu sesuatu yang spesifik dari
seluruh materi yang dipelajarinya.Contoh: dapat menyebutkan tanda-
tanda bahaya pada masa nifas.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar dengan cara menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil.
4) Analisis (Analysis)
Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
41
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah
kemampuan untuk menyususn informasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian
ini berdasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
sesorang. Menurut Wawan dan Dewi (2011), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan, antara lain yaitu:
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan yaitu bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah tertentu untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan
untuk menyerap informasi, sehingga dapat meningkatkan
kualitas kehidupan. Tingkat pendidikan seseorang akan
berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang
datang dari luar. Orang berpendidikan tinggi akan memberi
42
respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan
akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan
mereka peroleh dari gagasan tersebut. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi
sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki
termasuk pengetahuan tentang stimulasi.
b) Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003),
pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan untuk
menunjang kehidupannya. Pekerjaan bukanlah kesenangan,
tetapi merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,
berulang danbanyak tantangan. Sedangkan bekerja merupakan
kegiatan yang menyita waktu.
c) Umur
Menurut Elizabeth BH yang dikutip Nursalam (2003),
usia adalah umur individu yang terhitung saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Sedangkan menurut Hurlock (1998) semakin
cukup umur, semakin matanag tingkat kematangan dan
kekuatan dalam berfikir.
2). Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam
(2003), lingkungan merupakan suatu kondisi yang ada di sekitar
43
manusia dan dapat mempengaruhi perkembangan perilaku
seseorang atau kelompok.
(d) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang berlaku pada masyarakat
dapat mempengaruhi sikap dan pengetahuan seseorang dalam
menerima informasi.
e. Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau
kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas
(Notoatmodjo, 2005).
Cara mengukur tingkat pengetahuan adalah dengan
memberikan pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian. Nilai 1 untuk
jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah. Setelah itudigolongkan
menjadi 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Dikatakan baik
apabila skor pengetahuan (76-100%), cukup (56-75%) kurang (≤ 56%)
(Nursalam, 2008).
4. Balita
a. Pengertian Balita
Balita (Bawah Lima Tahun) atau under five years yaitu anak
yangberusia 0–59 bulan. Balita merupakan masapertumbuhan tubuh
44
dan otak yang sangat pesat dalam pencapaiankeoptimalan fungsinya
(Supartini, 2004).
b. Periode Tumbuh Kembang Balita
Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling
berkaitan dan berhubungan. Yang dimulai sejak masa konsepsi
sampai dewasa (IDAI, 2010). Secara lebih lanjut, IDAI (2011)
membagi periode tumbuh kembang anak menjadi beberapa tahapan,
antara lain yaitu:
1) Masa Prenatal atau Masa Intra Uterin
Masa prenatal atau masa dalam kandungan dibagi menjadi
3 periode, yaitu:
a) Masa zigot/mudghah
Masa zigot/mudghah yaitu masa sejak konsepsi sampai
umur kehamilan 2 minggu.
b) Masa embrio
Masa embrio yaitu masa sejak umur 2 minggu hingga
usia 8 minggu. Ovum yang telah dibuahi, dengan cepat akan
menjadi suatu organisme dan terjadi diferensiasi sel hingga
terbentuknya sistem organ dalam tubuh.
c) Masa janin
Masa janin adalah masa sejak umur kehamilan 9-12
minggu, sampai akhir kehamilan. Masa ini terbagi menjadi 2
periode, yaitu:
45
(1) Masa Fetus Dini
Masa fetus dini sejak umur kehamilan 9 minggu
sampai trimester II kehidupan intra uterin. Pada masa ini
terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan tubuh
manusia sempurna..
(2) Masa Fetus Lanjut
Masa fetus lanjut yaitu masa pada trimester akhir
kehamilan. Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung
dengan pesat yang disertai dengan perkembangan fungsi-
fungsi alat tubuh. Terjadi transfer Imunoglobulin (Ig G) dari
darah ibu ke janin melalui plasenta.
Periode paling penting dalam masa prenatal adalah
trimester pertama kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak
janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi yang
kurang pada waktu ibu hamil, ibu yang merokok, infeksi, minum
minuman beralkohol, obat-obatan, pola asuh, depresi berat, faktor
psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil, akan
menimbulkan pengaruh buruk bagi tumbuh kembang janin.
2) Masa Bayi (0-11 bulan)
Pada masa bayi, dibagi menjadi 2 periode, yaitu:
46
a) Masa Neonatal (umur 0-28 hari)
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan,
perubahan sirkulasi darah, dan mulai berfungsinya organ-organ.
Masa neonatal dibagi menjadi 2, yaitu:
(1) masa neonatal dini (umur 0-7 hari)
(2) masa neonatal lanjut (umur 8-28 hari)
b) Masa Post Neonatal (umur 29 hari-11 bulan)
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang sangat pesat
dan proses pematangan berlangsung secara terus-menerus.
Kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapatkan
ASI Eksklusif selama 6 bulan penuh, perkenalan kepada
makanan pendamping ASI setelah usia 6 bulan, pemberian
imunisasi, dan pola asuh yang sesuai merupakan hal yang
sangat penting pada masa ini. Agar terciptanya kontak batin
yang erat antara ibu dan bayi, karena ibu mempunyai pengaruh
sangat besar dalam mendidik anak.
3) Masa anak usia toddler (1-3 tahun)
Usia toddler (1-3 tahun) mrupakan golden periode atau
periode keemasan dalam tumbuh kembang anak. Karakteristik
periode kritis ini adalah pertumbuhan sel otak yang cepat dalam
waktu yang singkat, serta peka terhadap stimulasi atau rangsangan
di sekitarnya. Oleh karena itu, anak usia toddler harus
47
mendapatkan perhatian yang serius dan stimulasi dini untuk
membantu anak meningkatkan potensinya (Hartanto, 2006).
Sedangkan ciri-ciri anak usia toddler, yaitu:
a) Jasmani
Anak usia toddler berada dalam tumbuh kembang
jasmani/fisik yang pesat, oleh karena itu mereka membutuhkan
ruangan yang lebih luas dan banyak kegiatan untuk
menyalurkan energi.
b) Mental
Anak usia 1-3 tahun lebih memiliki perhatian yang singkat,
suka meniru orang lain dan rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh
karena itu, berikanlah mereka perhatian dengan sebaik-
baiknya.
c) Emosional
Usia toddler menjadikan anak mudah merasa gembira dan
tersinggung. Kadang mereka sulit diatur dan cenderung
melawan. Oleh karena itu, perlihatkanlah kasih sayang serta
disiplin pada anak, agar anak merasa bahwa dirinya penting
bagi orang tua. Sedangkan menurut Hurlock (1991) dalam
buku Psikologi Umum oleh Irwanto, dkk (2002) mengatakan
bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor
kematangan dan belajar. Dan pengalaman emosional anak
48
sangat tergantung dari seberapa jauh anak dapat mengerti
rangsangan yang diterimanya.
d) Sosial
Anak toddler agak anti sosial. Mereka lebih senang
bermain sendiri daripada bermain secara berkelompok. Oleh
karena itu, beri kesempatan anak untuk bermain sendiri tapi
tetap mendorong anak untuk berpartisipasi dengan anak
lainnya.
4) Masa Anak Pra-sekolah (Anak Umur 60-72 bulan)
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil.
Anak mulai menunjukkan keinginannya. Anak juga harus mulai
dipersiapkan untuk sekolah. Oleh karena itu, panca indra dan
sistem penerima rangsang serta memori harus sudah siap agar anak
dapat belajar dengan baik.
49
B. Kerangka Teori
Faktor Internal:
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
Faktor Eksternal:
1. Lingkungan
2. Sosial Budaya
Pengetahuan Ibu
tentang Stimulasi
perkembangan anak
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam buku
Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia (Wawan dan Dewi, 2011)