Download - BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

10

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Perkembangan

a. Pengertian Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh

yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus,

bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (IDAI, 2010).

Sedangkan Andriani (2011), menyebutkan bahwa perkembangan adalah

bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil

dari proses kematangan.

Hal ini berarti menyangkut proses diferensiasi dari sel-sel

tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang

sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.

Perkembangan juga merupakan perubahan secara kualitatif, yaitu

bertambahnya fungsi tubuh sebagai hasil dari proses kematangan dan

pengalaman.

b. Parameter Perkembangan Anak Balita

Dalam masa perkembangan anak, terdapat masa kritis dimana

diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna bagi potensi

perkembangan anak. Oleh karena itu perlu adanya perhatian yang lebih

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

11

serius, agar anak dapat berkembang lebih optimal sesuai dengan

usianya.

Perkembangan anak akan maksimal bila interaksi sosial

dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap

perkembangan (Adriana, 2011).

Frankenburg, dkk (1981) dalam Andriana (2011)

mengemukakan ada 4 parameter perkembangan yang digunakan dalam

menilai perkembangan anak balita melalui DDST

(DenverDevelopmental Screening Test), yaitu:

1) Kepribadian/tingkah laku sosial (Personal social)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan

mandiri,bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Contoh : membuka pakaian, mengikat tali sepatu.

2) Gerakan motorik halus (Fine motor adaptive)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk

mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-

bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi

memerlukan koordinasi yang cermat.

Contoh: menggenggam, melipat dan menggunting, meniru,

membuat garis.

3) Bahasa (Language)

Mengikuti perintah dan berbicara spontan. Perkembangan

bahasa sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi antara

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

12

anak dengan orang tua atau orang dewasa lainnya. Perkembangan

bahasa akan optimal bila kemampuan berbahasa anak disesuaikan

dengan usianya yaitu dengan dilatih melafalkan atau mendengarkan

suara. Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan

menghambat perkembangan anak.

Contoh: mengucap nama, bersuara.

4) Perkembangan motorik kasar (Gross motor)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap

tubuh.

Contoh: merangkak, berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan

perkembangan normal dan merupakan hasil interaksi banyak faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor-

faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak menurut berbagai

sumber, antara lain sebagai berikut:

1) Menurut Andriana (2011), secara umum terdapat dua faktor utama

yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu :

a) Faktor Internal

(1) Ras/etnik atau Bangsa

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika,

tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia, begitu

pula sebaliknya.

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

13

(2) Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur

tubuh yang tinggi, pendek, gemuk atau kurus.

(3) Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada

masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.

(4) Jenis kelamin

Fungsi reproduksi pada anak perempuan

berkembang lebih cepat daripada anak laki-laki. Akan

tetapi setalah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak

laki-laki akan lebih cepat bila dibandingkan dengan anak

perempuan.

(5) Genetik

Genetik adalah bawaan anak yaitu potensi anak

yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan

genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak,

misalnya yaitu kekerdilan.

b) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi tumbuh

kembang anak menurut Andriana (2011), yaitu:

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

14

(1) Faktor Prenatal

(a) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir

kehamilan akan mempengaruhi perkembangan janin.

(b) Kelainan Imunologi

Eritroblastosis Fetalis timbul atas dasar

perbedaan golongan darah antara janin dan darah ibu,

sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah

merah janin,kemudian melalui plasenta masukkedalam

perdaran darah janin dan menyebabkan hemolisis yang

selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan

kernikterus yang akan menyebabkan kerusakan

jaringan otak.

(c) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan serta

perlakuan salah atau kekerasan mental pada ibu hamil

dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan

perkembangan janin selama dalam kandungan.

(2) Faktor persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma

kepala dan asfiksia dapat menyebabkan kerusakan otak,

karena kurangnya asupan oksigen dalam otak. Sehingga

tumbuh kembang anak dapat terhambat.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

15

(3) Faktor Pasca Persalinan

Pasca persalinan juga dapat mempengaruhi tumbuh

kembang anak. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

tumbuh kembang anak menurut Andriana (2011), yaitu:

(a) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat

makanan yang adekuat, agar anak menjadi lebih sehat

dan dapat berkembang sesuai dengan usianya.

(b) Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya.

Seorang anak yang tidak diinginkan oleh orangtuanya

atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami

hambatan dalam pertumbuhan dan pekembangannya.

(c) Sosio Ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan

kekurangan makanan serta kesehatan lingkungan yang

jelek dan ketidaktahuan, hal tersebut dapat

menghambat pertumbuhan anak.

(d) Lingkungan Pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi antar ibu

dan anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Karena orangtua adalah orang terdekat anak, sehingga

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

16

sangat diperlukan adannya hubungan yang baik antara

orangtua dengan anak.

(e) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan atau

stimulasi, khususnya dalam keluarga misalnya yaitu

penyediaan mainan, sosialisasi anak, serta keterlibatan

ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

2) Sedangkan menurut Soetjiningsih (2002), dalam bukunya yang

berjudul Tumbuh Kembang Anak, menyebutkan bahwa ada dua

faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak,

yaitu:

a) Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal utama dalam

mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang. Melalui instruksi

genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah dibuahi,

dapat ditentukan kualitas dan kuantitas tumbuh kembang yang

ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat

sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan

berhentinya pertumbuhan tulang.

b) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan

tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup

baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

17

sedangkan lingkungan yang kurang baik, akan menghambat

perkembangan anak/potensi bawaan.

Faktor lingkungan ini dibagi menjadi dua, yaitu:

(1) Faktor Pra-natal

Soetjiningsih (2002), menyebutkan bahwa faktor

lingkungan pra-natal yang dapat berpengaruh pada janin,

yaitu:

(a) Gizi Ibu Waktu Hamil

Kenaikan berat badan wanita selama hamil

adalah 10-12,5 kg. Apabila kurang dari itu, dapat

meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas baik bagi

ibu maupun janin. Karena gizi yang kurang pada waktu

ibu hamil sering menyebabkan terjadinya BBLR (Berat

Bayi Lahir Rendah), abortus, partus prematurus, anemia

kehamilan dan partus lama.

Namun apabila kelebihan hormon tyroid, dapat

mngalami gangguan kardiovaskuler, metabolisme,

seksual dan mata.

(b) Radiasi

Janin yang terpapar radiasi sebelum usia

kehamilan 18 minggu, dapat menyebabkan kematian

janin, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan

lainnya. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

18

setelah lahir juga dapat terhambat karena adanya paparan

radiasi.

(c) Infeksi

Ibu yang menderita penyakit TORCH

(Toxoplasma Rubella Citomegalovirus dan Herpes

Simplex). Sedangkan infeksi lain yang dapat

menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, lues,

HIV, polio, campak.

(d) Stress

Stress yang dialami ibu saat hamil dapat

menyebabkan adanya gangguan tumbuh kembang janin.

2) Faktor Postnatal

Soetjiningsih (2002), menjelaskan bahwa lingkungan

postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara

umum dibagi menjadi:

(a) Lingkungan Biologis, antara lain:

(1) Ras/Suku Bangsa

Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh

ras/suku bangsa. Bangsa kulit putih/ras Eropa

mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi

daripada Bangsa Asia.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

19

(2) Umur

Umur yang paling rawan adalah masa balita,

karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah

terjadi gizi kurang. Selain itu masa balita merupakan

dasar pembentukan kepribadian anak, sehingga

diperlukan kebutuhan khusus.

(3) Gizi

Makanan memegang peranan penting dalam

tumbuh kembang anak. Karena makanan dibutuhkan

untuk proses pertumbuhan dan perkembangan, yang

dipengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga.

Ketahanan makanan keluarga mencakup pada

ketersediaan makanan dan pembagian makanan yang

adil dalam keluarga.

(4) Perawatan Kesehatan

Perawatan kesehatan yang teratur tidak pada

saat anak sakit saja, namun pemeriksaan kesehatan

secara rutin tiap bulan akan menunjang tumbuh

kembang anak. Oleh karena itu, pemanfaatan fasilitas

kesehatan dianjurkan secara komprehensif, yang

mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

20

(5) Hormon

Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap

tumbuh kembang adalah hormon somtotropin,

hormon tiroid, hormon seks, insulin, dan hormon

kelenjar adrenal. Apabila terjadi gangguan pada salah

astu hormon, dapat menyebabkan terganggunya

sistem pada tubuh dan terhambatnya tumbuh

kembang anak.

(b) Faktor Fisik

Faktor fisik yang berpengaruh terhadap tumbuh

kembang anak menurut Soetjiningsih (2002), antara lain

yaitu:

(1) Sanitasi

Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup

dominan dalam penyediaan lingkungan yang

mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya.

Kebersihan, baik kebersihan perorangan ataupun

lingkungan memegang peranan penting dalam

timbulnya penyakit. Akibat dari kebersihan yang

kurang, maka anak akan sering sakit, misalnya diare,

kecacingan, tifus abdominalis, hepatitis, malaria,

demam berdarah, dan sebagainya.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

21

(2) Keadaan Rumah

Keadaan perumahan yang layak dengan

kontruksi bangunan yang tidak membahayakan

penghuninya,serta tidak penuh sesak akan menjamin

kesehatan penghuninya.

(c) Faktor Psikososial

Selain faktor lingkungan biologis dan fisik, faktor

psikososial juga mempengaruhi tumbuh kembang anak,

yaitu (Soetjiningsih, 2002):

(1) Stimulasi

Stimulasi merupakan hal yang penting dalam

tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat

stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat

berkembang dibandingkan dengan anak yang

kurang/tidak mendapat stimulasi.

(2) Motivasi Belajar

Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini,

dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk

belajar, misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu

jauh buku-buku, suasana yang tenang serta sarana

lainnya.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

22

(3) Hukuman yang Wajar

Kalau anak berbuat benar maka wajib kita

memberi imbalan dengan ciuman, kasih sayang atau

belaian. Ganjaran tersebut akan menimbulkan

motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi

tingkah lakunya. Sedangkan menghukum dengan

cara-cara yang wajar kalau anak berbuat salah masih

dibenarkan. Sehingga akan menimbulkan rasa percaya

diri pada anak yang penting untuk perkembangan

kepribadian anak kelak kemudian hari.

(4) Stress

Stress pada anak juga berpengaruh terhadap

tumbuh kembangnya. Misalnya anak akan menarik

diri, rendah diri, terlambat bicara, nafsu makan

menurun dan sebagainya.

(5) Cinta dan kasih sayang

Kasih sayang yang diberikan pada anak

membuat psikis anak lebih tenang dan merasa

nyaman, mampu mengikuti tahap perkembangan dan

pertumbuhan.

(6) Kualitas Interaksi Anak-Orangtua

Keikutsertaan orang tua dalam mendidik anak

memberi motivasi khusus pada anak untuk melakukan

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

23

atau mengembangkan setiap tindakan yang ada

didalam pikiran sang anak.

(d) Faktor Keluarga dan Adat Istiadat

Keluarga dan adat istiadat yang berlaku di

masyarakat juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang

anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

anak selain faktor biologis, fisik dan psikososial adalah

faktor keluarga dan adat istiadat. Menurut Soetjiningsih

(2002) , faktor keluarga dan adat istiadat, antara lain:

(1) Pekerjaan/Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga yang memadai akan

menunjang tumbuh kembang anak, karena orangtua

dapat menyediakan semua kebutuhan anak, baik

kebutuhan primer maupun sekunder.

(2) Pendidikan Ayah/Ibu

Pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor

penting dalam tumbuh kembang anak. Karena semakin

tinggi tingkat pendidikan orangtua, semakin baik pula

orangtua dapat menerima segala informasi dari luar,

terutama tentang tumbuh kembang anak.

(3) Jumlah Saudara

Jumlah anak yang banyak dalam suatu keluarga

yang keadaan sosial ekonominya cukup, akan

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

24

mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih

sayang yang diterima anak. Sedangkan pada keluarga

dengan jumlah anak yang banyak dan keadaan sosial

ekonomi kurang, akan menyebabkan kurangnya kasih

sayang dan perhatian pada anak, serta berkurangnya

kebutuhan lain yang diperlukan untuk tumbuh

kembang anak.

(4) Jenis Kelamin dalam Keluarga

Pada masyarakat tradisonal, wanita mempunyai

status yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki.

(5) Stabilitas dalam Keluarga

Stabilitas dan keharmonisan dalam rumah

tangga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Anak

yang tumbuh pada keluarga yang harmonis, tumbuh

kembangnya akan jauh lebih baik dibandingkan dengan

anak yang tumbuh dalam keluarga yang kurang

harmonis.

(6) Kepribadian Ayah/Ibu

Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu

pengaruhnya akan berbeda terhadap tumbuh kembang

anak, apabila dibandingkan dengan kepribadian

orangtua yang tertutup.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

25

2. Stimulasi

a. Pengertian Stimulasi

Menurut IDAI (2010) stimulasi adalah kegiatan merangsang

kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar anak dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi

teratur sedini mungkin secara terus menerus pada setiap kesempatan.

Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam perkembangan

anak.

Hal tersebut dapat dilakukan oleh orangtua yang merupakan

orang terdekat anak, ibu asuh, anggota keluarga lain dan kelompok

masyarakat yang tinggal di lingkungan rumah tangga. Karena anak

yang banyak mendapat stimulasi terarah akan cepat berkembang

dibandingkan dengan anak yang kurang bahkan tidak mendapatkan

stimulasi.

b. Prinsip Dasar Pelaksanaan Stimulasi Tumbuh Kembang

Menurut IDAI (2010), dalam melakukan stimulasi tumbuh

kembang anak, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1) Stimulasi dilakukan dengan rasa cinta dan kasih sayang.

2) Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan

meniru tingkah laku orang terdekatnya.

3) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.

4) Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi,

bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

26

atau bentakan baik anak mau melakukan atau tidak mau melakukan

kegiatan yang dilatihnya.

5) Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan seseuai umur

anak, terhadap empat aspek kemampuan dasar anak, yaitu motorik

kasar dan halus, sosialisasi dan kemandirian serta kemampuan

bicara dan bahasa.

6) Selalu beri anak pujian atas keberhasilannya, bila perlu hadiah.

7) Gunakan alat bantu stimulasi, bila diperlukan dicari yang

sederhana dan mudah didapat, misalnya: mainan yang dibuat

sendiri dari bahan bekas, alat-alat disekitar rumah atau benda-

benda yang terdapat dialam bebas.

8) Beri kesempatan yang sama bagi anak laki-laki dan perempuan.

c. Tujuan Stimulasi

Stimulasi perkembangan anak bertujuan untuk membantu anak

agar dapat mencapai tingkat perkembangan yang optimal sesuai

dengan usia anak. Kegiatan ini meliputi berbagai kegiatan untuk

merangsang perkembangan anak, antara lain: latihan gerak, bicara

berfikir, mandiri serta bergaul (Suherman, 2000).

d. Kelompok Umur Stimulasi Anak

Stimulasi yang dilakukan oleh orangtua ataupun orang terdekat

anak lainnya, harus sesuai dengan pembagian kelompok umur anak

yang sesuai dengan tabel berikut:

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

27

Tabel 2.1 Kelompok Umur Stimulasi Anak

No. Periode Tumbuh Kembang Kelompok Umur

1. Masa pre-natal Masa pre-natal 2. Masa bayi (0-12 bulan) Umur 0-3 bulan

Umur 3-6 bulan

Umur 6-9 bulan

Umur 9-12 bulan

3. Masa anak balita (12-60 bulan) Umur 12-15 bulan

Umur 15-18 bulan

Umur 18-14 bulan

Umur 24-36 bulan

Umur 36-48 bulan

Umur 48-60 bulan

4. Masa pra-sekolah (60-72 bulan) Umur 60-72 bulan

Sumber: Depkes, RI. 2010

e. Stimulasi Pada Anak Umur 1-3 Tahun

Stimulasi yang dilakukan oleh orangtua ataupun orang terdekat

anak, harus sesuai dengan umur anak, agar anak dapat tumbuh dan

berkembang sesuai dengan umurnya.

Berikut ini stimulasi yang dapat dilakukan orangtua atau orang

terdekat anak pada anak usia 1-3 tahun menurut IDAI (2010), yaitu:

1) Stimulasi Anak Usia 1 Tahun:

a) Kemampuan Gerak Kasar

(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: bermain bola dan berjalan

sendiri.

(2) Menarik mainan: bila anak sudah dapat berjalan tanpa

berpegangan, berikan mainan pada anak untuk bisa ditarik.

(3) Berjalan mundur: bila anak sudah dapat berjalan tanpa

berpegangan, ajari anak cara melangkah mundur.

(4) Berjalan naik dan turun tangga: bila anak sudah mampu

merangkak, ajari anak cara naik dan turun tangga

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

28

(5) Berjalan sambil berjinjit: tunjukkan pada anak cara berjalan

sambil berjinjit.

(6) Menangkap dan melempar bola: tunjukkan pada anak cara

menangkap dan melempar bola.

b) Kemampuan Gerak Halus

(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: memsukkan benda

kedalam wadah, bermain dengan mainan yang mengapung

didalam air, menggambar dan menyusun kubus.

(2) Permainan balok: beli balok kecil dan ajari anak cara

menyusun balok tanpa menjatuhkannya.

(3) Memasukkan dan mengeluarkan benda: ajari anak cara

memasukkan dan mengeluarkan benda kedalam wadah,

seperti botol, kotak, dsb.

(4) Memasukkan benda yang satu ke benda yang lainnya:

tunjukkan pada anak cara memasukkan mangkok kedalam

mangkok yang lebih kecil kedalam mangkok yang lebih

besar.

c) Kemampuan Bicara dan Bahasa

(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: berbicara, menjawab

pertanyaan, menunujuk dan menyebutkan nama-nama

gambar.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

29

(2) Membuat suara: ajak anak membuat suara dari barang-

barang yang dipilihnya, seperti memukul-mukul sendok di

kaleng.

(3) Menyebut nama bagian tubuh: dorong anak agar mau

menyebutkan nama bagian tubuh ketika anak memakai

pakaian.

(4) Pembicaraan: ajari anak untuk merangkai kata-kata yang

baik.

d) Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian

(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan:

(a) Memberi rasa aman dan kasih sayang.

(b) Mengayun.

(c) Menina-bobokkan.

(d) Permainan “ciluk-ba”

(e) Permainan bersosialisasi.

(2) Menirukan pekerjaan rumah tangga: ajak anak untuk

menirukan anda menyapu ketika melakukan pekerjaan

rumah.

(3) Melepas pakaian: tunjukkan pada anak cara melepas

pakaiannya.

(4) Makan sendiri: tunjukkan pada anak cara memegang

sendok dan biarkan anak makan sendiri.

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

30

(5) Merawat boneka: beri anak boneka untuk dirawat, ajari cara

menyayangi, menini-bobokkan.

(6) Pergi ke tempat-tempat umum: seringlah bawa anak pergi

ke tempat umum dan bicarakan apa yang anak lihat.

2) Stimulasi Anak Usia 2 Tahun:

a) Kemampuan Gerak Kasar

(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: dorong anak agar mampu

memanjat, berlari, melompat, melatih keseimbangan badan

dan bermain bola.

(2) Latihan menghadapi rintangan: ajak anak bermain ular

naga, merangkak di kolong meja, berjinjit, mengelilingi

kursi.

(3) Melompat jauh: usahakan agar anak melompat jauh dengan

kedua kakinya.

(4) Melempar dan menangkap: tunjukkan pada anak cara

melempar bola besar ke arah anda, lalu minta anak

melempar kembanli bola tersebut.

b) Kemampuan Gerak Halus

(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: dorong agar anak mau

bermain puzzle, balok-balok dan memasukkan benda satu

kedalam benda lainnya.

(2) Membuat gambar tempelan: bantu anak memotong gambar-

gambar dari majalah tua dengan gunting untu anak.

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

31

(3) Memilih dan mengelompokkan benda menurut jenisnya:

berikan pada anak bermacam-macam benda, lalu minta

anak untuk mengelompokkan masing-masing benda itu

menurut jenisnya.

(4) Mencocokkan gambar dan benda: tunjukkan pada anak cara

mencocokkan gambar bola dengan sebuah benda yang

sesungguhnya.

(5) Menyusun balok-balok: ajak anak bermain dengan balok-

balok.

c) Kemampuan Bicara dan Bahasa

(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: bacakan buku cerita pada

anak, dorong agar anak mau bercerita apa yang dilihatnya

baik dari buku maupun ketika jalan-jalan. Bantu dan

dampingi anak ketika menonton televisi, maksimal 1 jam

sehari.

(2) Menyebut nama lengkap anak: ajari anak menyebut nama

lengkapnya secara lengkap.

(3) Bercerita tentang diri anak: ceritakan kembali kejadian lucu

yang dialami anak.

(4) Menyebut nama berbagai jenis pakaian: ketika anak memaka

pakaian, minta anak untuk menyebut jenis nama pakaiannya.

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

32

(5) Menyatakan keadaan suatu jenis benda: gunakan ungkapan

yang mudah dipahami anak, misal “pakai kemeja yang

merah.”

d) Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian

(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan:

(a) Bujuk dan tenangkan anak ketika anak kecewa, dengan

cara memeluk dan bebicara padanya.

(b) Sering ajak anak pergi ke tempat bermain.

(c) Ajak anak membersihkan tubuhnya ketika kotor.

(2) Melatih anak buang air kecil dan buang air besar di kamar

mandi: ajari anak agar memberitahu orangtua ketika ingin

buang air. Dampingi anak danberitahu cara menyiram

kotoran.

(3) Berdandan: biarkan anak berdandan memakai pakaian

dewasa danbiarkan anak memilih pakaian yang

diinginkannya.

(4) Berpakaian: ajari anak berpaka sendiri tanpa bantuan.

3) Stimulasi Anak Usia 3 Tahun:

a) Kemampuan gerak kasar/motorik kasar:

(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: mendorong anak berlari,

melompat, berdiri di atas satu kaki, memanjat, bermain

bola, mengendarai sepeda roda tiga.

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

33

(2) Menangkap bola: ajari anak menangkap bola, gunakan

bola sebesar bola tenis.

(3) Berjalan mengikuti garis lurus: tunjukkan pada anak cara

berjalan di atas papan/garis lurus dengan merentangkan

kedua lengan untuk menjaga keseimbangan.

(4) Melompat: tunjukkan pada anak cara melompat dengan

satu kaki. Bila anak sudah bisa melompat dengan satu

kaki, tunjukkan cara melompat melintasi ruangan, mula-

mula dengan sau kaki, kemudian bergantian dengan kaki

lainnya.

(5) Melempar benda-benda kecil ke atas: ajari anak

melempar benda-benda kecil ke atas atau menjatuhkan

kerikil ke dalam kaleng. Gunakan benda-benda yang tidak

berbahaya.

(6) Menirukan binatang berjalan: tunjukkan pada anak cara

berjalan, misalkan anjing berjalan dengan kedua kaki dan

tangan.

(7) Lampu hijau-merah: minta anak berdiri di hadapan anda.

Ketika anda mengatakan “lampu hijau” minta anak

berjalan jinjit ke arah anda dan berhenti ketika anda

mengatakan “lampu merah”, secara bergantian sampai

anak tiba di tempat anda.

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

34

b) Kemampuan gerak halus/motorik halus

(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: bermain puzzle yang

lebih sulit, menyusun balok-balok, menggambar gambar

yang lebih sulit, bermain mencocokkan gambar dengan

benda yang sesungguhnya dan mengelompokkan benda

menurut jenisnya.

(2) Memotong: beri anak gunting, tunjukkan cara

menggunting. Beri gambar besar untuk latihan

menggunting.

(3) Membuat buku cerita gambar tempel: ajari anak

membuat buku cerita gambar tempel. Gunting gambar dari

majalah tua/brosur, tunjukkan pada anak cara menyusun

guntingan gambar tersebut sehingga menjadi suatu cerita

menarik.

(4) Menempel gambar: bantu anak menemukan gambar/ foto

menarik dari majalah, potongan kertas dan sebagainya.

Minta anak menempel gambar tersebut pada karton/kertas

tebal.

(5) Menjahit: gunting sebuah gambar dari majalah, tempel

pada sebuah gambar di karton. Buat lubang-lubang di

sekeliling gambar tersebut. Ambil tali rafia dan simpulkan

salah satu ujungnya. Kemudian ajari anak cara menjahit

sekeliling gambar.

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

35

(6) Menggambar/menulis: ajari anak menggambar garis

lurus, bulatan, segi empat serta menulis huruf dan angka.

Kemudian buat pagar, rumah, matahari, bulan, huruf,

angka dan sebagainya. Ajari juga anak menulis namanya.

(7) Menghitung : ajari anak menghitung kacang dan letakkan

kacang tersebut di tempat lainnya. Mula-mula anak belum

bisa menghitung lebih dari dua atau tiga. Bantu anak

menghitung jika anak mengalami kesulitan.

(8) Menggambar dengan jari: ajari anak menggambar dengan

cat memakai jari-jarinya di selembar kertas besar.

(9) Cat air: beri anak cat air, kuas dan selembar kertas.

Ceritakan bagaiman warna-warna bercampur ketika anak

mulai menggunakan cat air itu.

Mencampur warna: campur air ke warna merah, biru dan

kuning dari cat air. Beri anak potongan sedotan, ajari anak

untuk meneteskan warna itu pada selembar kertas.

Ceritakan bagaimana warna-warna bercampur membentuk

warna lain.

(10) Membuat gambar tempel: gunting kertas menjadi

segitiga, segi empat, lingkaran. Jelaskan mengenai

perbedaan-perbedaan tersebut. Minta anak membuat

gambar dengan cara menempelkan potongan berbagai

bentuk di selembar kertas.

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

36

c) Kemampuan Bicara dan Bahasa

(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan:

(a) Bacakan buku cerita pada anak:buat anak agar

melihat anda membaca.

(b) Nyanyikan lagu dan bacakan sajak-sajak untuk

anak.

(c) Buat anak agar mau menyebut nama lengkap,

menyatakan perasaannya, menjelaskan sesuatu dan

mengerti waktu.

(d) Bantu anak dalam memilih acara TV, maksimal 2

jam sehari. Dampingi anak menonton TV dan

jelaskan kejadian yang baik dan buruk. Ingat,

bahwa acara dan berita di TV dapat berpengaruh

buruk pada anak.

(2) Berbicara dengan anak: buat anak agar mau mengajukan

berbagai pertanyaan. Jawab pertanyaan tersebut dengan

kata-kata sederhana, gunakan lebih dari satu kata.

(3) Bercerita mengenai dirinya: buat agar anak mau bercerita

mengenai dirinya, hobinya atau mengenai anda.

(4) Album fotoku: tempelkan foto anak di buku anak. Minta

anak menceritakan apa yang terjadi di dalam fotonya.

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

37

(5) Mengenal huruf: gunting huruf besar menurut alfabet dari

majalah/koran, tempel pada karton. Anda dapat pula

menulis huruf besar tersebut dengan spidol.

d) Sosialisasi dan Kemandirian

(1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan:

(a) Bujuk dan tenangkan ketika anak kecewa, dengan cara

memeluk dan berbicara kepadanya.

(b) Dorong agar anak mau mengutarakan perasaannya.

(c) Ajak anak anda makan malam bersama keluarga.

(d) Sering-sering ajak anak pergi ke taman, kebun

binatang, perpustakaan dan lain-lain.

(e) Bermain dengan anak, ajak anak agar mau membantu

melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan.

(2) Mengancingkan kancing tarik:bila anak sudah bisa

mengancingkan kancing besar, coba dengan kancing yang

lebih kecil. Ajari anak menutup dan membuka kancing

tarik di bajunya

(3) Makan pakai sendiok garpu:bantu anak makan dengan

sendok dan garpu dengan baik.

(4) Memasak:biarkan anak membantu memasak seperti

mengukur dan menimbang menggunakan timbangan

masak, membubuhkan sesuatu, mengaduk, memotong kue

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

38

dan sebgainya. Bicara pada anak apa yang diperbuat

kalian berdua.

(5) Mencuci tangan dan kaki: tunjukkan pada anak cara

memakai sabun dan membasuh dengan air ketika mencuci

kaki dan tangannya. Setelah itu dapat dilakukannya, ajari

anak untuk mandi sendiri.

(6) Menentukan batasan: Bantu anak anda dalam menentukan

keputusan dengan cara anda menentukan batasannya dan

menawarkan pilihan. Misalnya “Kau bisa memilih antara

dua hal: dibacakan cerita atau bermain sebelum tidur, kau

tidak boleh memilih keduanya.”

3. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu melalui panca

indera manusia (Notoatmodjo,2003).

b. Manfaat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian, ternyata

perilaku didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

39

c. Proses Adopsi Perilaku

Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa sebelum seseorang

mengadopsi perilaku baru di dalam dirinya, terjadi proses yang

berurutan yaitu:

1)Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut.

Disini sikap subyek sudah mulai timbul.

3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah

lebih baik lagi.

4) Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu yang

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau mengadopsi perilaku melalui

proses seperti ini yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan

sikap yang positif maka perilaku tersebut bersifat langgeng. Dan

begitu juga sebaliknya, jika perilaku itu tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tesebut tidak akan

bertahan lama.

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

40

c. Tingkat Pengetahuan

Notoatmodjo (2003), menjelaskan lebih lanjut tentang tingkat

pengetahuan yang dibagi menjadi 6 tingkatan, yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.yang termasuk dalam tingkat pengetahuan ini

adalah mengingat kembali (recall), yaitu sesuatu yang spesifik dari

seluruh materi yang dipelajarinya.Contoh: dapat menyebutkan tanda-

tanda bahaya pada masa nifas.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar dengan cara menyimpulkan, meramalkan dan

sebagainya.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil.

4) Analisis (Analysis)

Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

41

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah

kemampuan untuk menyususn informasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian

ini berdasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

sesorang. Menurut Wawan dan Dewi (2011), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan, antara lain yaitu:

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan yaitu bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah tertentu untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan

untuk menyerap informasi, sehingga dapat meningkatkan

kualitas kehidupan. Tingkat pendidikan seseorang akan

berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang

datang dari luar. Orang berpendidikan tinggi akan memberi

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

42

respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan

akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan

mereka peroleh dari gagasan tersebut. Makin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi

sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki

termasuk pengetahuan tentang stimulasi.

b) Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003),

pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan untuk

menunjang kehidupannya. Pekerjaan bukanlah kesenangan,

tetapi merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,

berulang danbanyak tantangan. Sedangkan bekerja merupakan

kegiatan yang menyita waktu.

c) Umur

Menurut Elizabeth BH yang dikutip Nursalam (2003),

usia adalah umur individu yang terhitung saat dilahirkan sampai

berulang tahun. Sedangkan menurut Hurlock (1998) semakin

cukup umur, semakin matanag tingkat kematangan dan

kekuatan dalam berfikir.

2). Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam

(2003), lingkungan merupakan suatu kondisi yang ada di sekitar

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

43

manusia dan dapat mempengaruhi perkembangan perilaku

seseorang atau kelompok.

(d) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang berlaku pada masyarakat

dapat mempengaruhi sikap dan pengetahuan seseorang dalam

menerima informasi.

e. Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian

atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau

kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas

(Notoatmodjo, 2005).

Cara mengukur tingkat pengetahuan adalah dengan

memberikan pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian. Nilai 1 untuk

jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah. Setelah itudigolongkan

menjadi 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Dikatakan baik

apabila skor pengetahuan (76-100%), cukup (56-75%) kurang (≤ 56%)

(Nursalam, 2008).

4. Balita

a. Pengertian Balita

Balita (Bawah Lima Tahun) atau under five years yaitu anak

yangberusia 0–59 bulan. Balita merupakan masapertumbuhan tubuh

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

44

dan otak yang sangat pesat dalam pencapaiankeoptimalan fungsinya

(Supartini, 2004).

b. Periode Tumbuh Kembang Balita

Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling

berkaitan dan berhubungan. Yang dimulai sejak masa konsepsi

sampai dewasa (IDAI, 2010). Secara lebih lanjut, IDAI (2011)

membagi periode tumbuh kembang anak menjadi beberapa tahapan,

antara lain yaitu:

1) Masa Prenatal atau Masa Intra Uterin

Masa prenatal atau masa dalam kandungan dibagi menjadi

3 periode, yaitu:

a) Masa zigot/mudghah

Masa zigot/mudghah yaitu masa sejak konsepsi sampai

umur kehamilan 2 minggu.

b) Masa embrio

Masa embrio yaitu masa sejak umur 2 minggu hingga

usia 8 minggu. Ovum yang telah dibuahi, dengan cepat akan

menjadi suatu organisme dan terjadi diferensiasi sel hingga

terbentuknya sistem organ dalam tubuh.

c) Masa janin

Masa janin adalah masa sejak umur kehamilan 9-12

minggu, sampai akhir kehamilan. Masa ini terbagi menjadi 2

periode, yaitu:

Page 36: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

45

(1) Masa Fetus Dini

Masa fetus dini sejak umur kehamilan 9 minggu

sampai trimester II kehidupan intra uterin. Pada masa ini

terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan tubuh

manusia sempurna..

(2) Masa Fetus Lanjut

Masa fetus lanjut yaitu masa pada trimester akhir

kehamilan. Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung

dengan pesat yang disertai dengan perkembangan fungsi-

fungsi alat tubuh. Terjadi transfer Imunoglobulin (Ig G) dari

darah ibu ke janin melalui plasenta.

Periode paling penting dalam masa prenatal adalah

trimester pertama kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak

janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi yang

kurang pada waktu ibu hamil, ibu yang merokok, infeksi, minum

minuman beralkohol, obat-obatan, pola asuh, depresi berat, faktor

psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil, akan

menimbulkan pengaruh buruk bagi tumbuh kembang janin.

2) Masa Bayi (0-11 bulan)

Pada masa bayi, dibagi menjadi 2 periode, yaitu:

Page 37: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

46

a) Masa Neonatal (umur 0-28 hari)

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan,

perubahan sirkulasi darah, dan mulai berfungsinya organ-organ.

Masa neonatal dibagi menjadi 2, yaitu:

(1) masa neonatal dini (umur 0-7 hari)

(2) masa neonatal lanjut (umur 8-28 hari)

b) Masa Post Neonatal (umur 29 hari-11 bulan)

Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang sangat pesat

dan proses pematangan berlangsung secara terus-menerus.

Kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapatkan

ASI Eksklusif selama 6 bulan penuh, perkenalan kepada

makanan pendamping ASI setelah usia 6 bulan, pemberian

imunisasi, dan pola asuh yang sesuai merupakan hal yang

sangat penting pada masa ini. Agar terciptanya kontak batin

yang erat antara ibu dan bayi, karena ibu mempunyai pengaruh

sangat besar dalam mendidik anak.

3) Masa anak usia toddler (1-3 tahun)

Usia toddler (1-3 tahun) mrupakan golden periode atau

periode keemasan dalam tumbuh kembang anak. Karakteristik

periode kritis ini adalah pertumbuhan sel otak yang cepat dalam

waktu yang singkat, serta peka terhadap stimulasi atau rangsangan

di sekitarnya. Oleh karena itu, anak usia toddler harus

Page 38: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

47

mendapatkan perhatian yang serius dan stimulasi dini untuk

membantu anak meningkatkan potensinya (Hartanto, 2006).

Sedangkan ciri-ciri anak usia toddler, yaitu:

a) Jasmani

Anak usia toddler berada dalam tumbuh kembang

jasmani/fisik yang pesat, oleh karena itu mereka membutuhkan

ruangan yang lebih luas dan banyak kegiatan untuk

menyalurkan energi.

b) Mental

Anak usia 1-3 tahun lebih memiliki perhatian yang singkat,

suka meniru orang lain dan rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh

karena itu, berikanlah mereka perhatian dengan sebaik-

baiknya.

c) Emosional

Usia toddler menjadikan anak mudah merasa gembira dan

tersinggung. Kadang mereka sulit diatur dan cenderung

melawan. Oleh karena itu, perlihatkanlah kasih sayang serta

disiplin pada anak, agar anak merasa bahwa dirinya penting

bagi orang tua. Sedangkan menurut Hurlock (1991) dalam

buku Psikologi Umum oleh Irwanto, dkk (2002) mengatakan

bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor

kematangan dan belajar. Dan pengalaman emosional anak

Page 39: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

48

sangat tergantung dari seberapa jauh anak dapat mengerti

rangsangan yang diterimanya.

d) Sosial

Anak toddler agak anti sosial. Mereka lebih senang

bermain sendiri daripada bermain secara berkelompok. Oleh

karena itu, beri kesempatan anak untuk bermain sendiri tapi

tetap mendorong anak untuk berpartisipasi dengan anak

lainnya.

4) Masa Anak Pra-sekolah (Anak Umur 60-72 bulan)

Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil.

Anak mulai menunjukkan keinginannya. Anak juga harus mulai

dipersiapkan untuk sekolah. Oleh karena itu, panca indra dan

sistem penerima rangsang serta memori harus sudah siap agar anak

dapat belajar dengan baik.

Page 40: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,

49

B. Kerangka Teori

Faktor Internal:

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Umur

Faktor Eksternal:

1. Lingkungan

2. Sosial Budaya

Pengetahuan Ibu

tentang Stimulasi

perkembangan anak

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam buku

Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Manusia (Wawan dan Dewi, 2011)

Page 41: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-khairunnis...dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap ... menggenggam,