BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR KEHAMILAN
1. Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester ke
satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu ( minggu
ke-13 hingga ke-27 ), dan trimester ketiga 13 minggu ( minggu ke-28
hingga ke-40 ) (Prawirohardjo, 2008 : 213).
Sedangkan menurut Saifudin (2008 : 89) kehamilan adalah suatu
masa yang dimulai dari konsepi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid
pertama haid terakhir.
2. Proses Terjadinya Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan
ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implementasi) pada
uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai aterm (Manuaba, 2010 : 75).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
Sedangkan menurut Wiknjosastro (2008 : 139) menjabarkan
proses kehamilan yakni bahwa wanita pada umumnya mempunyai 2
indung telur ( ovarium ) yaitu di sebelah kanan dan kiri, dan diperkirakan
dalam ovarium wanita terdapat kira-kira 100,000 folikel primer. Pada
setiap bulannya indung telur akan melepaskan 1 atau 2 sel telur ( ovum )
yang kemudian di tangkap oleh fimbria dan disalurkan ovum tersebut ke
dalam tuba. Untuk setiap kehamilan yang dibutuhkan adalah
spermatozoa, ovum, pembuahan ovum, dan nidasi hasil konsepsi.
Pada waktu koitus, jutaan spermatozoa pria dikeluarkan di forniks
vagina dan di sekitar portio wanita, hanya beberapa ratus ribu
spermatozoon saja yang dapat bertahan hingga kavum uteri dan tuba,
dan beberapa ratus yang dapat sampai ke bagian ampula tuba dimana
spermatozoon dapat memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi.
Disekitar sel telur terdapat zona pellucida yang melindungi ovum, ratusan
spermatozoon tersebut berkumpul untuk mengeluarkan ferment (ragi)
agar dapat mengikis zona pellucida dan hanya satu spermatozoon yang
mempunyai kemampuan untuk membuahi sel telur, peristiwa ini disebut
pembuahan ( konsepsi ).
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, dimulailah
proses pembelahan zigot sambil bergerak menuju kavum uteri oleh arus
serta getaran sillia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba. Pada
umumnya jika hasil konsepsi telah sampai kavum uteri maka akan terjadi
perlekatan pada dinding depan atau belakang uterus dekat fundus uteri,
perlekatan itu disebut nidasi dan jika terjadi nidasi barulah dapat
dikatakan adanya kehamilan. Setelah adanya kehamilan dibutuhkan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
sesuatu untuk membuat janin tumbuh dengan baik yaitu plasenta,
umumnya plasenta terbentuk dengan lengkap pada usia kehamilan
kurang lebih 16 minggu. Plasenta ini sebagian besar berasal dari janin
dan sebagian kecil dari ibu (Wiknjosastro, 2008 : 139).
3. Tanda kehamilan
Tanda kehamilan menurut Manuaba (2010: 107) dibagi menjadi 3
bagian, yaitu:
a. Tanda tidak pasti kehamilan
1) Amenorea (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak
dapat haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid
terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran
tanggal persalinan akan terjadi, dengan memakai rumus Neagie:
HT – 3 (bulan + 7).
2) Mual dan muntah
Biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir
triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut “morning
sickness”.
3) Mengidam (ingin makanan khusus)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
4) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.
Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
5) Anoreksia (tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, tetapi
setelah itu nafsu makan timbul lagi.
6) Mamae menjadi tegang dan membesar.
Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
7) Miksi sering
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan
hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan,
gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala
janin.
8) Konstipasi atau obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan
untuk buang air besar.
9) Pigmentasi (perubahan warna kulit)
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna
lebih tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut
bagian bawah.
10) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah). Sering terjadi
pada triwulan pertama.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
11) Varises (pemekaran vena-vena)
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi
penampakan pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh
darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan
payudara.
b. Tanda kemungkinan kehamilan
1) Perut membesar
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan
mulai pembesaran perut.
2) Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari
rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus
membesar dan bentuknya makin lama makin bundar.
3) Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,
terutama daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus
uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus
pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang
dan lebih lunak.
4) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva,
vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh
pengaruh hormon estrogen.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
5) Tanda Piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadang–kadang pembesaran
tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya.
Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan
hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.
6) Tanda Braxton-Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas untuk
uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar
tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda
Braxton-Hicks tidak ditemukan.
7) Teraba ballotemen
Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah
tanda adanya janin di dalam uterus.
8) Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human
chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing
pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu
menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.
c. Tanda pasti kehamilan
1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian-
bagian janin.
2) Denyut jantung janin
a) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
b) Dicatat dan didengar dengan alat doppler
c) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
3) Dilihat pada ultrasonograf terlihat tulang-tulang janin dalam foto-
rontgen
4. Proses Adaptasi Fisiologis dan Psikologi Dalam Masa Kehamilan
Menurut Asrinah dan kawan kawan (2010:55), periode antepartum
adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir
(HPHT) sampai dimulainya persalinan. Periode antepartum dibagi
menjadi tiga trimester, pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang
mempertimbangan bahwa lama kehamilan diperkirakan kurang dari 40
minggu. Pembuahan berlangsung ketika terjadi ovulasi, kurang lebih 14
hari setelah haid terakhir (dengan perkiraan siklus 28 hari). Pada
praktiknya, trimester I secara umum dipertimbangkan berlangsung pada
minggu pertama hingga ke-12 (12 minggu), trimester II minggu ke-13
sampai dengan minggu ke-27 (15 minggu), dan trimester III minggu ke-27
hingga minggu ke-40 (13 minggu).
Lamanya kehamilan yaitu antara 280 hari atau 40 pekan (minggu)
atau 10 bulan (lunar months) dihitung dari HPHT. Kehamilan dibagi atas 3
triwulan (trimester) kehamilan trimester I antar 0-14 minggu, kehamilan
trimester II antara 15-27 minggu, kehamilan trimester III antara 28-36
minggu dan diatas 36 minggu (Varney,dkk. 2007 : 7).
a. Perubahan Fisiologis pada kehamilan trimester 1, 2 dan 3
1) Sistem reproduksi
a) Uterus
Uterus merupakan organ berbentuk seperti buah alvokad
atau pir, tebal dan terletak di dalam pelvis antara rektum
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
(bagain usus sebelum dubur) di belakang dan kandung
kemih di depan. Perubahan yang terjadi pada uterus, yaitu
peningkatan berat dari 30 gram sampai 1000 gram pada
akhir kehamilan. Berikut ini adalah perubahan uterus pada
setiap trimester kehamilan yaitu, sebagai berikut :
(1) Trimester 1
(a) Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama
kehamilan di bawah pengaruh estrogen dan
progesterone.
(b) Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk
menerima konsepsi sampai persalinan.
(c) Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus
berbentuk seperti buah alvokad.
(d) Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar
sebesar telur bebek.
(e) Pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur
angsa, pada saat ini fundus uteri telah dapat diraba
dari luar di atas sympisis.
(f) Terjadi perubahan pada isthmus uteri yang
menyebabkan isthemus uteri menjadi lebih lunak
dan panjang.
(2) Trimester 2
(a) Pada trimester II ini uterus mulai memasuki rongga
peritoneum.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
(b) Uterus akan bertambah besar dalam rongga pelvis
dan menyentuh dinding abdomen dan mendesak
usus ke kedua sisi abdomen.
(c) Uterus mengalami perkembangan desidua.
(3) Trimester 3
(a) Pada akhir kehamilan dinding uterus akan menipis
dan lebih lembut.
(b) Pada akhir kehamilan biasanya kontraksi sangat
jarang dan meningkat pada satu dan dua minggu
sebelum persalinan.
(c) Pada trimester III isthmus lebih nyata menjadi
bagian korpus uteri dan berkembang menjadi
segmen bawah rahim (SBR).
(d) Setelah minggu ke-28 kontraksi brakton hicks
semakin jelas.
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan
Usia Kehamilan (minggu)
Tinggi Fundus Dalam cm Menggunakan Penunjuk Badan
12 - Teraba diatas simfisis pubis 16 - Pertengaham simfisis pubis dan umbilikus 20 20 cm (±2cm) Pada umbilikus 22-27 UK (minggu)=cm (±2cm) - 28 28 cm (±2cm) Pertengaham umbilikus dan prosesus
xifoideus 29-35 UK(minggu)=cm (±2cm) - 36 36 cm (±2cm) Pada prosesus xifoideus 40 33 cm (±2cm) 3 jari dibawah prosesus xifoideus
Sumber : (Saifuddin, 2008 : 93)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
b) Vagina
Vagina merupakan saluran yang elastis, panjangnya sekitar
8 – 10 cm, dan berakhir pada rahim.Vagina dilalui oleh darah
pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir. Karena
terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit,
berikut ini adalah perubahan vagina tiap trimester kehamilan,
yaitu sebagai berikut :
(1) Trimester 1
(a) Terjadi peningkatan vaskularisasi karena pengaruh
hormon estrogen, peningkatan vaskularisasi
menimbulkan tanda chadwick (warna merah tua
atau kebiruan) pada vagina sampai minggu ke-8
kehamilan.
(b) Selama masa hamil Ph sekresi vagina menjadi lebih
asam. Keasaman berubah dari 4 - 6,5.
(2) Trimester 2
(a) Karena hormone estrogen dan progesterone terus
meningkat dan terjadi hipervaskularisasi
mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat
genitalia membesar.
(b) Sekresi vagina meningkat, Hal ini normal jika tidak
disertai gatal, iritasi atau berbau busuk.
(3) Trimester 3
(a) Dinding vagina mengalami peregangan (bertambah
panjangnya dinding vagina).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
(b) Lapisan otot membesar, vagina lebih elastic.
c) Ovarium
Ovarium berjumlah sepasang dan terletak antara rahim dan
dinding panggul. Ovulasi berhenti selama kehamilan dan
pematangan folikel ditunda. Hanya satu korpus luteum yang
berfungsi (max 6-7 minggu) di dalam ovarium wanita hamil
kemudian fungsinya diganti oleh plasenta pada umur
kehamilan 16 minggu. Berikut ini adalah perubahan yang
terjadi setiap trimester kehamilan, yaitu sebagai berikut :
(1) Trimester 1
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatum, korpus luteum graviditatium berdiameter
kira-kira 3 cm dan akan mengecil setelah plasenta
terbentuk.
(2) Trimester 2 dan 3
Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk
dan menggantikan fungsi korpus luteum graviditatum.
d) Serviks
(1) Trimester 1
(a) Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi
lunak yg disebut dengan tanda Goodlell.
(b) Selama kehamilan serviks tetap tertutup rapat.
(2) Trimester 2
(a) Pada awal trimester ini berkas kolagen kurang kuat
terbungkus.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
(b) Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-
kelenjar di serviks berfungsi lebih dan mengeluarkan
sekresi lebih banyak.
(3) Trimester 3
Akibat aktivitas uterus selama kehamilan serviks
mengalami pematangan secara bertahap dan kanal
mengalami dilatasi.
2) Kenaikan berat badan
Berat badan (Ai Yeyeh, 2009 : 34) sesuai dengan teori
yang menyebutkan bahwa berat badan ibu hamil akan
bertambah antara 6,5 kg-16,5 kg. Berdasarkan IMT (Indeks
Massa Tubuh) berat badan ibu masih dalam batas normal
dengan kalkulasi sebagai berikut :
Tabel 2.2 Status Gizi
Nilai Status Gizi Kesimpulan <17,0 Gizi kurang Sangat kurus 17,0-18,5 Kurang Kurus 18,5-25,0 Baik Normal 25,0-27,0 Lebih Gemuk >27,0 Lebih Sangat gemuk
Sumber : Ai Yeyeh (2009 : 34)
b. Perubahan psikologis pada ibu hamil
1) Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci
dengan kehamilannya.
b) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan.
Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
c) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar
hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu
mendapat perhatian dengan seksama.
e) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan
rahasia seseorang yang mungkin akan diberitahukannya
kepada orang lain atau bahkan merahasiakannya.
(Sulistyawati, 2009 : 76)
2) Perubahan psikologis pada trimester II
a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar
hormone yang tinggi.
b) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
c) Merasakan gerakan anak.
d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
e) Libido meningkat.
f) Menuntut perhatian dan cinta.
g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian
dari dirinya.
h) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya
atau pada orang lain yang baru menjadi ibu.
i) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan,
kelahiran, dan persiapan untuk peran baru.
(Sulistyawati, 2009 : 76-77)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
3) Perubahan Psikologis pada Trimester III
a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh
dan tidak menarik.
b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
f) Merasa kehilangan perhatian.
(Sulistyawati, 2009 : 77)
5. Antenatal Care
a. Definisi Antenatal Care
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
pada ibu hamil sejak ibu mulai merasakan kehamilannya sampai saat
bersalin (Saefuddin, 2008 : 89).
b. Tujuan asuhan atenatal
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
social ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
4) Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian asi ekslusif.
c. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Sarwono,2008:89)
d. Menurut Sulistiawati (2009:69), pelayanan / asuhan standar minimal
termasuk ‘14T‘ yakni :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Ukur tekanan darah
3) Nilai Status Gizi
4) Ukur tinggi fundus uteri
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6) Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8) Test laboratorium (rutin dan khusus)
9) Tatalaksana kasus
10) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
e. Kebijakan teknis
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau
komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan
pemantauan selama kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara
keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
1) Mengupayakan kehamilan yang sehat.
2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan
awal serta rujukan bila di perlukan.
3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4) Perencanaan antisipasif dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan jika terjadi komplikasi.
(Saifuddin, 2008 : 90)
f. Informasi pada kunjungan ANC, menurut Saifuddin (2008 : N2)
1) Trimester 1 ( sebelum minggu ke 14 )
a) Membangun hubungan saling percaya antara petugas
kesehatan dan ibu hamil.
b) Mendeteksi masalah dan menanganinya.
c) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum,
anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional
yang merugikan.
d) Memulai persiapan kelahiran bayinya dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi.
e) Mendorong prilaku sehat ( gizi, kebersihan, istirahat dan
sebagainya.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
2) Trimester II (sebelum minggu ke-14-28)
Sama seperti di atas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai
preeklampsi (tanya ibu tentang gejala - gejala preeklampsia,
pantau tekanan darah, evaluasi oedema periksa untuk mengetahui
protein urine).
3) Trimester III (antara minggu ke 28-36 dan sesudah minggu ke-36)
Sama dengan yang di atas , kewaspadaan terhadap eklampsia,
pemeriksaan palpasi abdominal untuk mengetahui apakah
terdapat hamil ganda. Setelah 36 minggu pada trimester III : Sama
halnya dengan di atas, pada hamil lebih dari 36 minggu di lakukan
pemeriksaan pendeteksian letak bayi yang tidak normal atau
kondisi lainnya yang mengharuskannya untuk melahirkan di rumah
sakit.
g. Standar Asuhan
1) Identifikasi ibu hamil
Bidan mengadakan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
motivasi ibu, suami dan keluarga agar mau memeriksakan
kehamilannya.
a) Pemeriksaan dan pemantauan ANC
Menurut Saifuddin (2008 : 90) kunjungan antenatal sebaiknya
dilakukan sedikitnya 4 kali selama masa kehamilan :
(1) K1 Pertama kali berkunjung pada trimester1 (sebelum 14
minggu).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
(2) K2 Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara
minggu 14 – 28).
(3) K3 & K4 Dua kali kunjungan selama trimester ketiga
(antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu ke 36).
h. Palpasi Abdomen
Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar
tubuh dengan jari. Dilakukan untuk menentukan besarnya rahim
dengan menentukan usia kehamilan serta menentukan letak anak
dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan
menggunakan metode leopold, yakni :
1) Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan
bagian apa yang ada di fundus, dengan cara pemeriksa berdiri
sebelah kanan dan menghadap kemuka ibu, kemudian kaki ibu
dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkukan jari-jari kedua
tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu tentukan apa
yang ada didalam fundus. Bila kepala sifatnya keras, bundar dan
melenting.
2) Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan
letak bagian kecil pada anak. Caranya Letakkan kedua tangan
pada sisi uterus, dan tentukan dimanakan bagian terkecil bayi.
3) Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang
terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah
atau belum terpegang oleh pintu atas panggul. Caranya tekan
dengan ibu jari dan jari tengah pada salah atu tangan secara
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
lembut dan masuk ke dalam abdomen pasien di atas simpisis
pubis. Kemudian peganglah bagian presentasi bayi, lalu bagian
apakah yang menjadi presentasi tersebut.
4) Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian
bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam
rongga panggul. Caranya letakkan kedua tangan di sisi bawah
uterus lalu tekan ke dalam dan gerakkan jari-jari kearah rongga
panggul, dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi
telah masuk. Pemeriksaan ini dilakukan bila kepala masih tinggi,
pemeriksaan leopold lengkap dapat dilakukan bila janin cukup
besar, kira-kira bulan ke VI ke atas.
(Aziz, 2008 : 142)
i. Pengolahan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,
penanganan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat
besi 60 mg) dan asam folat 500 mg, minimal masing–masing 90 tablet.
Tablet besi sebaiknya diminum bersamaan dengan vitamin C atau air
jeruk agar cepat dalam penyerapan dan tidak diminum bersama teh
atau kopi karena akan mengganggu penyerapan. (Safrudin, 2009 : 85)
j. Pengolahan Dini Hypertensi Pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda gejala pre-eklampsi, serta mengambil
tindakan yang cepat dan merujuknya. (Safrudin, 2009 : 85)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
k. Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu hamil, suami
serta keluarga pada trimester II untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan
direncanakan dengan baik, transportasi, biaya dan merujuk bila ada
kegawatan. (Safrudin, 2009 : 86)
6. Identifikasi, Komplikasi Dini Kehamilan
Ada enam tanda bahaya dalam masa periode antenatal :
a. Perdarahan pervaginam pada hamil muda maupun hamil tua.
b. Bengkak pada kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala yang
hebat, menetap dan tidak menghilang, serta kejang.
c. Demam atau panas tinggi.
d. Air ketuban keluar sebelum waktunya.
e. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang, tidak seperti biasanya
atau tidak bergerak sama sekali.
f. Muntah terus dan tidak mau makan.
Komplikasi dan penyulit kehamilan yang umumnya ditemukan pada:
a. Trimester I
1) Hiperemesis gravidarum
Mual dan muntah sering terjadi pada pagi hari tapi kadang
juga terjadi sepanjang hari. Penyebab dari hiperemesis belum
diketahui secara pasti tapi ada yang menyatakan bahwa mual
dan muntah tersebut disebabkan oleh peningkatan kadar
estrogen.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
2) Abortus
Perdarahan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 22
minggu dengan gejala – gejala perdarahan, kaku perut,
keluarnya sebagian atau seluruh hasil konsepsi, servix
berdeletasi atau uterus mengecil dari seharusnya.
3) Kehamilan ektopik terganggu
Terjadi perdarahan pada wanita yang selama hamilnya
mengalami anemi, dan mengalami nyeri perut yang tidak
biasa.
4) Molahidatidosa
Merupakan suatu kehamilan yang tidak berkembang secara
tidak wajar dimana tidak ditemukan nya janin, secara
makroskopi. Molahidatidosa berisi cairan jernih dengan
ukuran bervariasi. Adanya molahidatidosa harus dicurigai bila
seseorang wanita yang mengalami amenore, perdarahan
pervaginam, uterus lebih besar dari usia kehamilan
seharusnya, dan tidak ditemukannya tanda tanda kehamilan.
5) Anemia
Anemia dalam kehamilan kurang baik bagi ibu baik dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas dan masa selanjutnya,
karena berbagi penyulit dapat timbul karenanya.
b. Trimester II dan III
1) Letak janin
Letak janin yang tidak pas pada posisi yang tidak normal akan
dapat menimbulkan penyulit bagi ibu pada saat persalinan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
2) Hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan adalah hal yang serius yang
terjadi pada trimester II dan III, apalagi diiring dengan gejala
edem, kejang, di usia kehamilan di atas 22 minggu, dengan
ketentuan kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg, kenaikan
darah absolute 149/90 atau 160/110 yang diambil selang 6
jam dalam keadaan istirahat.
3) Ketuban pecah dini
Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda – tanda persalinan
dan di tunggu satu jam belum terjadi inpartu, sebagian besar
KPD ini terjadi pada kehamilan di atas 37 minggu sedangkan
di bawah 36 minggu jarang terjadi.
4) Gerak anak kurang
Ibu mersakan gerak bayinya antara 20 minggu sampai 24
minggu dimana ibu merasakan gerak janinnya 3 X dalam
periode 3 jam. Gerkan ini akan lebih terasa bila ibu dalam
posisi berbaring atau istirahat.
5) Kehamilan lewat waktu
Kehamilan yang terjadi melewati 294 hari atau 42 minggu
6) Kehamilan ganda
Pada kehamilan ganda dapat menyebabkan komplikasi yang
dapat terjadi pada trimester II atau III yaitu :
a) Persalinan premature
b) Hidramnion
c) Preeklamsi – eklampsi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
d) Kelainan letak plasenta previa / sulusio plasenta
e) Gangguan pertumbuhan janin
7) Badan panas
Ibu mengalami peningkatan suhu badan di atas 38ºC, dimana
menunjukan bahwa ibu mengalami gejala infeksi dan adanya
sesuatu yang dapat membahayakan kehamilannya.
6) Adanya tanda – tanda inpartu sebelum waktunya
Adanya tanda – tanda persalinan sebelu, kehamilan di atas 37
minggu karena dapat terjadi persalinan premature.
7) Sakit kepala hebat
Sakit kepala yang terjadi dapat menyebabkan rasa ketidak
nyamanan, dimana sakit kepala yang menetap dan tidak
hilang dengan istirahat, dan dapat di curigai adanya gejala
dari eklamsi. (Setyaningrum 2009:11)
B. KONSEP DASAR PERSALINAN
1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik, dan
janin turun dalam jalan lahir. kelahiran adalah proses dimana janin dan
ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. (Sarwono, 2008:100)
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. (Saifuddin, 2008:100)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
2. Tujuan persalinan normal
Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan
hidup dan memberikan drajat kesehatan yang tinggibagi ibu dan bayinya,
melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan
intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginka (optimal). (JNPK-KR:
2008:3)
3. Tanda dan Gejala
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu
sebelumnya wanita memasuki ”Bulannya”, minggunya dan ”Harinya” yang
disebut kala pendahuluan (preparatomi satge of labor) memberikan
tanda-tanda sebagai berikut :
a. Ligehtening/settling/dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul (PAP) terutama pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah kencing, karena kandung kemih tertekan
oleh bagian terendah janin.
d. Rasa sakit perut dan pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
dari uterus kadang-kadang disebut ”false labor pains” Serviks
menjadi lembek mulai mendatar dan sekresinya bertambah dan bisa
bercampur darah (bloody show).
e. Tanda dan gejala inpartu seperti adanya penipisan dan pembukaan
serviks, kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan servik
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), dan cairan lendir
bercampur darah (”show”) melalui vagina.(JNPK-KR,2008:37)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
4. Lima benang merah
Ada lima aspek dasar atau lima benang merah, yang penting dan
saling terkait asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek
tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis.
Lima benang merah tersebut (JNPK-KR, 2008 : 7) adalah :
a. Keputusan klinik
Langkah dalam membuat keputusan klinik antara lain:
1) Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat
keputusan
2) Menginterprestasikan data dan mengidentifikasi masalah.
3) Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang
terjadi/dihadapi
4) Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk
mengatasi masalah.
5) Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk
solusi masalah.
6) Melaksanakan asuhan/intervensi terpilih.
7) memant au dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau intervensi.
b. Asuhan sayang ibu dan bayi
Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan
mengkutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan
kelahiran bayi. Banyak hasil menunjukkan bahwa jika para ibu
diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran
bayi serta mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapatkan hasil
rasa aman dan hasil yang lebih baik.
Disebutkan pula bahwa hal tersebut pula dapat mengurangi
terjadinya persalinan dengan vakum, cunam, dan seksio sesar, dan
persalinan berlangsung lebih cepat.
c. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan
lengkap yang di berikan kepada ibu dan bayi baru lahir serta harus di
laksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan
kelahiran. Saat memberikan asuhan dasar selama kunjungan
antenatal atau post partum, dan saat menatalaksana penyulit.
1) Tujuan pencegahan infeksi dalam pelayanan asuhan kesehatan
a) Meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme.
b) Menurunkan resiko penularan penyakit yang mengancam
jiwa seperti hepatitis, HIV/AIDS.
2) Tindakan – tindakan pencegahan infeksi dalam pelayanan
asuhan kesehatan, yaitu :
a) Cuci tangan ;
b) Memakai sarung tangan ;
c) Memakai perlengkapan pelindung (celemek/ baju penutup,
kacamata, sepatu tertutup) ;
d) Menggunakan asepsis atau teknik aseptic ;
e) Memproses alat bekas pakai ;
f) Menangani peralatan tajam dengan aman ; dan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
g) Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan serta
pembuangan sampah secara benar.
d. Pendokumentasian
Pendokumentasian adalah bagian penting dari proses
membuat keputusan klinik karena memungkinkan penolong
persalinan untuk terus menerus memperhatikan asuhan yang
diberikan selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Catat semua
asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan bayi, jika asuhan yang
telah diberikan tidak dicatat maka maka dapat dianggap bahwa tidak
pernah dilakukan asuhan yang dimaksud.
e. Rujukan
Rujukan adalah kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas
kesehatan rujukan atau yang memiliki sarana lebih lengkap
diharapkan mampu menyelamatkan jiwa ibu dan bayinya.
Singkatan BAKSOKUDA dapat digunakan dalam
mempersiapkan rujukan :
1) B : ( Bidan ) Pastikan bahwa ibu dan bayi di dampingi oleh
penolong persalinan saat di bawa ke fasilitas kesehatan rujukan.
2) A : ( Alat ) Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan
persalinan ke tempat rujukan, perlengkapan dan bahan-bahan
tersebut mungkin di perlukan dalam perjalanan.
3) K : ( Keluarga ) Beritahu ibu dan keluarga mengenai ibu dan
janin, suami atau keluarga yang lain harus menemani ibu dan
bayi ke tempat rujukan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
4) S : ( Surat ) Berikan surat ke tempat rujukan, surat ini harus
memberikan identifikasi mengenai ibu dan bayi.
5) O : ( Obat ) Bawa obat-obatan esensial pada mungkin diperlukan
selama perjalanan.
6) K : ( Kendaraan ) Siapkan kendaraan yang paling mungkin untuk
merujuk dalam kondisi yang cukup nyaman.
7) U : ( Uang ) Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam
jumlah yang cukup.
8) Da : ( Darah untuk transfusi )
(JNPK-KR, 2008 : 36)
5. Faktor Penting Dalam Persalinan
a. Passange (jalan lahir)
Adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Agar janin dan
plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan
lahir tersebut harus normal. Rongga-rongga panggul yang normal
adalah pintu atas panggil hampir berbentuk bundar, sacrum lebar dan
melengkung, promontorium tidak menonjol ke depan, kedua spina
ischiadica tidak menonjol kedalam, sudut arcus pubis cukup luas (90-
100), ukuran conjugata vera (ukuran muka belakang pintu atas
panggul yaitu dari bawah simpisis ke promontorium) ialah 10-11 cm,
ukuran diameter transversa (ukuran melintang pintu atas panggul)
12-14 cm, diameter oblique (ukuran sserong pintu atas panggul) 12-
14 cm, pintu bawah panggul ukuran muka melintang 10-10,5 cm.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
Jalan lahir dianggap tidak normal dan kemungkinan dapat
menyebabkan hambatan persalinan apabila panggul sempit
seluruhnya, panggul sempit sebagian, panggul miring, panggul
seperti corong, ada tumor dalam panggul. Dasar panggul terdiri dari
otot-otot dan macam-macam jaringan, untuk dapat dilalui bayi
dengan mudah jaringan dan otot-otot harus lemas dan mudah
meregang, apabila terdapat kekakuan pada jaringan, maka otot-otot
ini akan mudah ruptur.
Kelainan pada jalan lahir lunak diantaranya disebabkan oleh
serviks yang kaku (pada primi tua primer atau sekunder dan serviks
yang cacat atau skiatrik), serviks gantung (OUE terbuka lebar, namun
OUI tidak terbuka), serviks konglumer (OUI terbuka, namun OUE
tidak terbuka), edema serviks (terutama karena kesempitan panggul,
sehingga serviks terjepit diantara kepala dan jalan lahir dan timbul
edema), terdapat vaginal septum, dan tumor pada vagina.
b. Power (kekuatan)
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang
terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.
Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang
dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.His
adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.Kontraksi adalah
gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim yang terjadi
diluar kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian syaraf
simpatik.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang bersifat
menetap setelah adanya kontraksi.His yang normal adalah timbulnya
mula-mula perlahan tetapi teratur, makin lama bertambah kuat
sampai kepada puncaknya yang paling kuat kemudian berangsur-
angsur menurun menjadi lemah. His tersebut makin lama makin
cepat dan teratur jaraknya sesuai dengan proses persalinan sampai
anak dilahirkan. His yang normal mempunyai sifat : kontarksi otot
rahim mulai dari salah satu tanduk rahim, kontraksi bersifat simetris,
fundal dominan yaitu menjalar ke seluruh otot rahim, kekuatannya
seperti memeras isi rahim, otot rahim yang berkontraksi tidak kembali
ke panjang semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan
segmen bawah rahim, bersifat involunter yaitu tidak dapat diatur oleh
parturient. Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga
sekunder yang berperan dalam persalinan, tenaga ini digunakan
pada saat kala 2 dan untuk membantu mendorong bayi keluar,
tenaga ini berasal dari otot perut dan diafragma.
Meneran memberikan kekuatan yang sangat membantu
dalam mengatasi resistensi otot-otot dasar panggul. Persalinan akan
berjalan normal, jika his dan tenaga meneran ibu baik. Kelainan his
dan tenaga meneran dapat disebabkan karena hypotonic / atonia
uteri dan hypertonic / tetania uteri.
c. Passanger
Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan
passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah
kepala, karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar,
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
90% bayi dilahirkan dengan letak kepala. Kelainan-kelainan yang
sering menghambat dari pihak passanger adalah kelainan ukuran
dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka ataupun letak dahi,
kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang ataupun letak
sungsang.
d. Psyche (psikologis)
Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi
penyebab lamanya persalinan, his menjadi kurang baik, pembukaan
menjadi kurang lancer. Menurut Pritchard, perasaan takut dan cemas
merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa sakit dalam
persalinan dan berpengaruh terhadap kontraksi rahim dan dilatasi
serviks sehingga persalinan menjadi lama.
e. Penolong (tenaga kesehatan)
Meliputi pengalamannya dalam memimpin persalinan,
kesabaran dan pengertiannya dalam menghadapi pasien terutama
terhadap primípara. (Safrudin,2009:101)
6. Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin dalam
menyesuaikan dengan ukuran dirinya dengan ukuran panggul saat kepala
melewati panggul, yaitu :
a. Engangement
Engangement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir
kehamilan, dan pada multigravida terjadi pada awal persalinan.
Engangement adalah peristiwa ketika diameter biparietal melewati
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang/oblik didalam
jalan lahir dan sedikit fleksi. (Sumarah,2009:88)
b. Penurunan kepala
Menurut Cuningham (1995) dan Varney (2002) seperti dikutip
pada sumarah (2009:92), kekuatan yang mendukung yaitu tekanan
cairan amnion, tekanan langsung fundus pada bokong, kontraksi otot-
otot abdomen, ekstensi dan pelurusan badan janin atau tulang
belakang janin menyebabkan penurunan kepala.
c. Fleksi
Gerakan fleksi disebabkan karena janin terus didorong maju
tetapi kepala janin terhambat oleh serviks, dinding panggul atau
dasar panggul.Pada kepala janin, dengan adanya fleksi maka
diameter oksipitofrontalis 12cm berubah menjadi
suboksipitobregmatika 9 cm. Posisi dagu bergeser kearah dada janin.
(Sumarah, 2009:92)
d. Rotasi dalam
Rotasi dalam atau putar paksi dalam adalah pemutaran
bagian terendah janin dari posisi sebelumnya kearah depan sampai
dibawah simpisis. Gerakan ini adalah upaya kepala janin untuk
menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir yaitu bentuk bidang tengah
dan pintu bawah panggul.Rotasi ini terjadi setelah kepala melewati
hodge III (setinggi spina) atau setelah didasar panggul. Pada
pemeriksaan dalam ubun- ubun kecil mengarah ke jam 12.
(Sumarah, 2009:93)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
e. Ekstensi
Penyebab dikarenakan sumbu jalan lahir pada pintu bawah
panggul mengarah ke depan dan ke atas, sehingga kepala
menyesuaikan dengan cara ekstensi agar dapat melaluinya. Pada
saat itu ada dua gaya yang mempengaruhi, yaitu :
1) Gaya dorong dari fundus uteri kearah belakang.
2) Tahanan dasar panggul dan simpisis kearah depan.
Hasil kerja dari dua gaya tersebut mendorong ke vulva dan
terjadilah ekstensi. Maka berangsur–angsur lahirlah ubun-ubun
kecil, ubun-ubun besar, dahi, mata, hidung, mulut, dan dagu. Pada
saat kepala sudah lahir seluruhnya, dagu bayi berada di atas anus
ibu.
(Sumarah,2009:95)
f. Rotasi luar
Terjadinya gerakan rotasi luar atau putar paksi luar
dipengaruhi oleh faktor-faktor panggul,sama seperti pada rotasi
dalam. (Sumarah,2009:97)
g. Ekspulsi
Setelah terjadinya rotasi luar, bahu depan berfungsi sebagai
hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian setelah
kedua bahu lahir disusul lahirlah trochanter depan dan belakang
sampai lahir janin seluruhnya. Gerakan kelahiran bahu depan, bahu
belakang, badan seluruhnya. (Sumarah,2009:97-98)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
7. Langkah Pertolongan Persalinan dan Manajemen Kebidanan Pada Ibu
Bersalin
Berlangsungnya proses persalinan normal dibagi menjadi 4 kala, yaitu:
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan
lengkap (10 cm). Pada fase aktif Lamanya kala 1 untuk primigravida
berlangsung 13 jam, sedangkan multigravida sekitar 7 jam dengan
perhitungan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan
multigravida 2 cm/jam. (Saifuddin, 2008:N8)
1) Kala I ini dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
a) Fase laten
Dimana pembukaan servik berlangsung lambat, sampai
pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7–8 jam.
b) Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase, yaitu
fase akselerasi berlangsung selama 2 jam (pembukaan
terjadi 4 cm), fase dilatasi maksimal selama 2 jam
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm, fase
deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
(pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap).
Fase-fase tersebut diatas dijumpai pada primigravida pada
multigravida pun demikian, tetapi fase laten, fase aktif dan
deselerasi terjadi lebih pendek.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
2) Asuhan Kala I Persalinan
a) Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti
suami, dan keluarga untuk memberikan dukungan kepada
ibu.
b) Mengatur aktifitas dan posisi yang nyaman bagi ibu.
c) Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his dengan cara
ibu diminta untuk menarik nafas panjang, kemudian
dilepaskan dengan meniup sewaktu ada his.
d) Menjaga privasi ibu antara lain dengan menggunakan
penutup atau tirai dan tidak menghadirkan orang lain tanpa
pengetahuan ibu dan seizin ibu.
e) Menjelaskan kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi
dalam tubuh ibu, prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil
pemeriksaan.
f) Menjaga kebersihan diri dengan membolehkan ibu untuk
mandi dan menganjurkan ibu untuk membasuh
kemaluannya seusai buang air besar atau kecil.
g) Mengatasi rasa panas ibu bersalin biasanya merasa panas
dan banyak keringat. Bidan dapat mengatasinya dengan
meggunakan kipas angin/AC.
h) Masase dengan melakukan pijatan pada punggung dan
mengusap perut dengan lembut.
i) Pemberian cukup minum untuk memenuhi kebutuhan energi
dan mencegah dehidrasi.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
j) Mempertahankan kandung kemih tetap kosong dengan
menyarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin.
k) Memberikan support pada ibu dan keluarga.
(Saifuddin,2008:N8)
b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
pada kala ini his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2–
3 menit sekali, kepala janin telah turun masuk ruang panggul
sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang
secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan karena tekanan pada
rektum, ibu merasa seperti ingin BAB, dengan tanda anus terbuka,
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin dan lahirlah kepala,
diikuti oleh seluruh badan janin, kala II pada primi: 2 jam pada multi: 1
jam. (sumarah, 2009:106)
1) Tanda dan gejala kala II
a) Ibu merasa ingin meneran (dorongan meneran/doran)
b) Perineum menonjol (perjol)
c) Vulva vagina membuka (vulka)
d) Adanya tekanan pada spincter anus (teknus)
e) Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
f) Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
g) Kepala telah turun didasar panggul
h) Ibu kemungkinan ingin buang air besar
(JNPK,2008:79)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
2) Asuhan Kala II
a) Memberikan dukungan pada ibu dalam menghadapi
persalinan.
b) Memberikan ibu makanan dan minuman jika tidak ada his.
c) Mendampingi ibu dengan keluarga atau suami saat
melahirkan.
d) Memantau DJJ setelah setiap kontraksi untuk memastikan
janin tidak mengalami bradikardi (nadi 12x/menit). Selama
mengedan yang lama akan terjadi pengurangan aliran darah
dan oksigen ke janin.
e) Memimpin persalinan jika sudah ada tanda-tanda Kala II.
f) Memakai sarung tangan saat kepala bayi terlihat
g) Menjaga kebersihan ibu jika ada kotoran keluar dari rektum,
bersihkan dengan kain bersih.
h) Bantu kepala bayi lahir perlahan, sebaiknya diantara his.
i) Begitu kepala bayi lahir, usap mulut dan hidung bayi dengan
kasa bersih dan biarkan kepala bayi memutar.
j) Begitu bahu sudah pada posisi anterior-posterior yang benar,
bantulah persalinan dengan cara tepat.
k) Segera setelah lahir, periksa keadaaan bayi, letakkan di perut
ibu, dan segara keringkan bayi dengan handuk bersih yang
hangat. Setelah bayi kering, selimuti bayi dengan handuk baru
yang bersih dan hangat.
l) Minta ibu memegang bayinya. Tali pusat di klem di dua
tempat, lalu potong diantara dua klem dengan gunting steril.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
m) Letakkan bayi dalam pelukan ibu dan mulai menyusui.
(JNPK,2008:79)
c. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.Setelah bayi
lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat.
Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. (sumarah, 2009:7)
Tanda-tanda pelepasan plasenta adalah uterus yang
membundar dan keras, uterus terdorong keatas, tali pusat bertambah
panjang, ada semburan darah.Setelah plasenta lahir harus diperiksa
untuk melihat apakah ada bagian plasenta yang tertinggal di dalam
uterus, dan biasanya eksplorasi kavum secara manual.
(Prawirohardjo, 2008;117)
1) Manajemen aktif Kala III
Penatalaksanaan aktif Kala III (Pengeluaran Aktif
Plasenta) membantu menghindarkan terjadinya perdarahan
pasca persalinan. Adapun penatalaksanaan kala III meliputi:
a) Pemberian oksitosin dengan segera (2 menit setelah bayi
lahir).
b) Pengendalian tarikan pada tali pusat.
c) Pemijatan uterus segera setelah pada tali pusat.
2) Asuhan Kala III
a) Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi
yang juga mempercepat pelepasan plasenta 2 menit setelah
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
kelahiran bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau
memberikan ergometrin 0,2 mg IM.
b) Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT), PTT
dilakukan hanya kalau uterus berkontraksi.
c) Segera setelah plasenta dan selaputnya dikeluarkan, masase
fundus agar menimbulkan kontraksi. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan
pasca persalinan.
d) Jika menggunakan manajemen aktif Kala III dan plasenta
belum lahir dalam 15 menit, berikan oksitosin 10 unit IM dosis
kedua.
e) Periksa kandung kemih dan lakukan katerisasi jika kandung
kemih penuh.
f) Periksa adanya tanda-tanda pelepasan plasenta.
d. Kala IV (Kala Pengawasan atau Observasi)
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena
perdarahan postpartum paling sedikit terjadi pada 2 jam pertama.
Hal-hal yang diobservasi adalah tingkat kesadaran pasien.
Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu dan
pernapasan, kontraksi uterus dan perdarahan yang terjadi.
Darah yang keluar harus ditukar sebaik-baiknya. Kehilangan
darah pada persalinan biasanya disebabkan oleh luka pada
pelepasan uri dan robekan pada serviks dan perineum.Perdarahan
masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400–500 cc. Bila
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
perdarahan lebih maka harus dicari penyebabnya. (Manuaba,
2010:174)
Sebelum meninggalkan wanita pospartum petugas harus
memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran
plasenta dan 30 menit pada jam kedua setelah persalinan.
(Saifuddin, 2008:5)
WHO/UNICEF/IVACG Task Force, 2006 merekomendasikan
pemberian 2 dosis vitamin A 200.000 IU dalam selang waktu 24 jam
pada ibu pasca bersalin untuk memperbaiki kadar vitamin A pada ASI
dan mencegah terjadinya lecet puting susu. Selain itu suplementasi
vitamin A akan meningkatkan daya tahan tubuh ibu terhadap infeksi
perlukaan atau laserasi akibat proses persalinan. (JNPK-KR
2008:110)
1) Asuhan Kala IV
a) Evaluasi fungsi fundus dengan meletakkan jari tangan anda
secara melintang antara pusat dan fundus uteri.
b) Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
c) Periksa perenium perdarahan aktif (misalnya, apakah dari
laserasi atau episiotomi). Laserasi diklasifikasikan
berdasarkan luasnya robekan, yaitu:
(1) Laserasi derajat 1: Robekan terjadi pada mukosa
vagina, komisura posterior, dan kulit perineum. Tidak
perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan aposisi luka
baik.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
(2) Laserasi derajat 2: Robekan terjadi pada mukosa
vagina, komisura posterior, kulit perineum, dan otot
perineum. Diperlukan penjahitan.
(3) Laserasi derajat 3: Robekan terjadi pada mukosa
vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot
perineum, dan otot sfingter ani.
(4) Laserasi derajat 4: Robekan terjadi pada mukosa
vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot
perineum, otot sfingter ani, dan dinding depan rektum.
Penolong APN tidak dibekali keterampilan untuk
reparasi laserasi perineum derajat 3 atau 4. Segera
rujuk ke fasilitas rujukan.
d) Evaluasi kondisi secara umum.
e) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV
persalinan.
(JNPK-KR,2008:111)
8. Pertolongan persalinan menggunakan metode Asuhan Persalinan Normal
58 angkah Asuhan Persalinan Normal :
1) Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
2) Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan alat suntik sekali
pakai 2 ½ ml ke dalam wadah partus set.
3) Memakai celemek plastik.
4) Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
5) Menggunakasn sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan
digunakan untuk pemeriksaan dalam.
6) Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi
dengan oksitosin dan letakkan kembali ke dalam wadah partus set.
7) Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dan
gerakan vulva ke perineum.
8) Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah
lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
9) Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam
larutan clorin 0,5 %, membuka sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan merendamnya dalam larutan clorin 0,5 %.
10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai,
pastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit).
11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, meminta ibu untuk meneran saat ada His apabila ibu sudah
merasa ingin meneran.
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (pada saat ada His, bantu ibu dalam posisi setengah
duduk dan pastikan ia meneran nyaman).
13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran.
14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
60 menit.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
15) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
17) Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan.
18) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19) Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,
memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut.
20) Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21) Menunggu hingga kapala janin selesai melakukan putaran paksi
luar secara spontan.
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental.Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi.
Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan, dan siku sebelah atas.
24) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung
kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
25) Menilai penilaian selintas:
a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan.
b) Apakah bayi bergerak aktif.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
26) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan
bayi atas perut ibu.
27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus.
28) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
(intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-
kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal dan
jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31) Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem.
32) Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di
kepala bayi.
34) Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35) Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
36) Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan
tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-
hati kearah dorsokranial. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
37) Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah seejajar, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan
tekanan dorso-kranial).
38) Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta
dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta
dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39) Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan
bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus
terabakeras).
40) Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan
kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput
ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik
yang tersedia.
41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
43) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
44) Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes
mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1mg intramaskuler di
paha kiri anterolateral.
45) Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
46) Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
47) Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49) Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pasca persalinan.
50) Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik.
51) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah di dekontaminasi.
52) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
53) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan
sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian
bersih dan kering.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
54) Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum.
55) Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5 %.
56) Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
57) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
58) Melengkapi partograf.
9. Partograf
Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk
memantau keadaan ibu dan janin tanpa menghiraukan apakah persalinan
tersebut normal atau dengan komplikasi (Prawirohardjo, 2008:315).
Partograf adalah alat bantu yang di gunakan selama fase aktif persalinan
(JNPK-KR, 2008: 54). Partograf di pakai untuk memantau kemajuan
persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil
keputusan dalam penatalaksanaan (Saifuddin,2008:N8).
Tujuan dari partograf menurut Prawrohardjo (2008:315) adalah :
a. meningkatkan mutu dan keteraturan pemantauan janin dan ibu
selama persalinan.
b. untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan
menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
c. untuk mengetahui lebih awal adanya persalinan abnormal dan
mencegah terjadinya persalinan lama yang dapat menurunkan resiko
perdarahan post partum dan sepsis, mencegah persalinan macet,
robekan rahim dan infeksi bayi baru lahir
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
d. membantu mengambil keputusan lebih awal, kapan seorang ibu
harus di rujuk, di percepat dan di akhiri persalinannya.
Partograf di mulai pada pembukaan 4 cm ( fase aktif ). Partograf
sebaiknya di buat untuk setiap ibu bersalin, tanpa menghiraukan apakah
persalinan tersebut normal atau dengan komplikasi.Menurut JNPK-KR,
(2008:55) partograf harus di gunakan :
1) Untuk semua ibu dalam fase aktif kala I persalian sebagai elemen
penting asuhan persalian.
2) Selama persalianan dan kelahiran di semua tempat.
3) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan
asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran.
Petugas harus mencatat kondisi ibu dan bayi sebagai berikut :
1) Denyut jantung janin, di periksa setiap ½ jam
2) Air ketuban, catat air ketuban setiap pemeriksaan vagina :
a) U : Selaput utuh
b) J : Selaput pecah
c) M : Air ketuban bercampur mekonium
d) K : Tidak ada cairan ketuban atau kering
3) Perubahan kepala janin ( Molding atau Molase )
a) O : Sutura terpisah
b) 1 : Sutura ( pertemuan dan tulang tengkorak ) Bersesuaian
c) 2 : Sutura tumpang tindih tetapi dapat di perbaiki
d) 3 : Sutura tumpang tindih dan tidak dapat di perbaiki
4) Pembukaan mulut rahim (serviks) di nilai setiap 4 jam dan di berikan
tanda silang (x)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
5) Penurunan : mengacu pada bagian kepala (di bagi 5 bagian) yang
teraba pada pemeriksaan abdomen / luar di atas simfisis pubic. Catat
dengan lingkaran (O) pada setiap pemeriksaan dalam. Pada posisi
O/5 sinsiput (S) atau paruh atas kepala berada di simfisis pubis
6) Waktu : menyatakan berapa jam waktu yang telah di jalani sesudah
pasien di terima
7) Jam ; catat jam sesungguhnya
8) Kontraksi : catat setiap setengah jam; lakukan palpasi untuk
menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya tiap
kontraksi dalam hitungan detik
a) kurang dari 20 detik ; kontraksi lemah
b) antara 20 – 40 detik : kontraksi sedang
c) lebih dari 40 detik : kontraksi kuat
9) Oksitosin ; jika memakai oksitosin catatlah banyaknya oksitosin per
volume cairan infuse dan dalam tetesan per menit
10) Catat semua obat yang di berikan
11) Nadi catatlah setiap 30 – 60 menit dan tandai dengan sebuah titik
besar
12) Tekanan darah cacatlah setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah
13) Suhu badan catatlah setiap 2 jam
14) Protein aseton dan volume urine catatlah setiap 2 jam.
Jika temuan – temuan melintas kearah kanan dari garis waspada,
petugas kesehatan harus melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan
janin dan segera mencari rujukan. ( Saifuddin, 2008:N13)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
10. Identifikasi komplikasi dan deteksi dini pada persalinan
Tabel 2.3 Deteksi pada tanda persalinan
Temuan – temuan anamnesis / pemeriksaan
Rencana Asuhan
Riwayat bedah sesar 1. Segera rujuk ke fasilitas yang mempunyai kemampuan untuk melakukan bedah sesar. 2. Dampingi ibu ke tempat rujukan 3. berikan dukungan dan semangat
Perdarahan pervaginam selain lendir darah
Jangan lakukan pemeriksaan dalam 1.baringkan ibu ke sisi kiri 2.pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan ringer laktat /garam fisiologis (NS) 3.segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan untuk melakukan bedah sesar. 4.dampingi ibu ketempat rujukan.
Kurang dari 37 minggu (persalinan kurang bulan)
1.segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan menatalaksanakan gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir. 2.dampingi ibu ketempat rujukan. Berikan dukungan dan semangat
Ketuban pecah disertai dengan keluarnya mekonimium kental
1.baringkan ibu ke sisi kiri 2.dengar DJJ 3.segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan untuk melakukan bedah sesar. 4.dampingi ibu ketempat rujukan.
Ketuban pecah (lebih dari 24jam) kurang dari umur kehamilan.
1.segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan menatalaksanakan gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir. 2.dampingi ibu ketempat rujukan. Berikan dukungan dan semangat
Tanda-tanda atau gejala-gejala infeksi a.temperatur >38ºc b.menggigil c.nyeri abdomen d.cairan ketuban berbau
1.baringkan ibu miringke kiri 2.pasang infus 3.berikan dosis awal 4gr MgSO420% IV selama 20menit 4.suntikan 10gr MgSO4 5.segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan menatalaksanakan gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir. 6.dampingi ibu ketempat rujukan. Berikan dukungan dan semangat
TFU 40cm/lebih 1.segera rujuk 2.dampingi ibu ketempat rujukan
DJJ kurang dari 100 / lebih dari 180x/menit pada dua kali penilaian dengan jarak 5 menit
1.baringkan ibu miring ke sisi kiri dan anjurkan untuk bernafas secara teratur 2.pasang infus 3.segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan menatalaksanakan gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir. 4.dampingi ibu ketempat rujukan. Berikan dukungan dan semangat
Primipara dalam fase aktif kala 1 persalinan dengan penurunan kepala jamin 5/5
1.baringkan ibu miring ke kiri 2.Segera rujuk ke fasilitas yang mempunyai kemampuan untuk melakukan bedah sesar. 3.Dampingi ibu ke tempat rujukan. berikan dukungan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
Temuan – temuan anamnesis / pemeriksaan
Rencana Asuhan
Presentasi bukan belakang kepala (sungsang, letak lintang dll)
1.baringkan ibu miring ke sisi kiri 2.segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan menatalaksanakan gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir. 3.dampingi ibu ketempat rujukan. Berikan dukungan dan semangat
Tali pusat menumbung (jika tali pusat masih berdenyut)
1.gunakan sarung tangan disenfeksi tingkat tinggi, letakan satu tangan di vagina dan jauhkan kepala janin dari taki pusat yang menumbung, tangan lain mendorong bayi melalui dinding abdomen agar bagian terbawah janin tidak menekan tali pusatnya. 2.segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan menatalaksanakan gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir. 3.dampingi ibu ketempat rujukan. Berikan dukungan dan semangat
Tanda dan gejala syok a.nadi cepat >110x/menit b.TD menurun (sistolik<90mmHg) c.pucat d.berkeringat, kulit lembab, dingin e.nafas cepat >30x/menit f.cemas g.produksi urine sedikit
1.baringkan ibu ke sisi kiri 2.jika mungkin naikan kedua kaki ibu untuk meningkatkan aliran darah ke jantung 3.pasang infus 4.segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan menatalaksanakan gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir. 5.dampingi ibu ketempat rujukan. Berikan dukungan dan semangat
Tanda dan gejala fase laten berkepanjangan a.pembukaan servik kurang dari 4cm setelah 8jam b.kontraksi teratur (lebih dari 2 dalam 10menit)
1.segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan menatalaksanakan gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir. 2.dampingi ibu ketempat rujukan. Berikan dukungan dan semangat
Tanda dan gejala belum inpartu a.frekuensi kontraksi kurang dari dua kali dalam 10 menit dan lamanya kurang dari 20detik b.tidak ada perubahan pada servik dalam waktu 1jam hingga 2jam
1.anjurkan ibu untuk minum dan makan 2.anjurkan ibu untuk bergerak bebas 3.jika kontraksi berhenti atau tidak ada perubahan servik, evaluasi DJJ, jika tidak ada tanda-tanda kegawat daruratan pada ibu dan janin, persilahkan ibu untuk pulang dengan nasehat untuk: -menjaga pola makan dan minum -datang untuk mendapatkan asuhan jika terjadi peningkatan frekuensi dan lama kontraksi.
Tanda dan gejala partus lama a.pembukaan servik mengarah kesebelah kanan garis waspada partograf b.pembukaan servik kurang dari 1cm perjam c.frekuensi kontraksi kurang dari 2kali dalam 10menit dan lamanya kurang dari 40detik
1.segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan menatalaksanakan gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir. 2.dampingi ibu ketempat rujukan. Berikan dukungan dan semangat.
Sumber : JNPK-KR (2008-46)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
C. KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR
1. Definisi bayi baru lahir
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu
yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intra uterin ke
kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
pada uisa kehamilan 37 – 42 minggu dan berat badanya 2500 – 4000
gram. (dewi 2010:1)
2. Perubahan fisiologis bayi baru lahir (prawirohardjo, 2008:161)
a. Perubahan metabolisme karbohidrat.
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar
gula darah, untuk menambah energi pada jam 3 pertama setelah lahir
diambil dari hasil metabolisme asam lemak, bila karena sesuatu hal
misalnya bayi mengalami, metabolisme asam lemak tidak memenuhi
kebutuhan pada neonatus maka kemungkinan besar bayi akan
menderita hipoglikemia.
b. Perubahan suhu tubuh
Ketika bayi baru lahir, bayi berada pada suhu lingkungan yang
lebih rendah dibanding suhu dalam rahim Ibu, apalagi bayi dibiarkan
dalam suhu kamar 25o C maka bayi akan kehilangan panas melalui
konveksi, radiasi dan evaporasi sebanyak 200kal/ kg, BB/ menit.
Sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10
nya.
c. Perubahan pernafasan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
Selama dalam uterus, janin mendapatkan O2 dari pertukaran
gas melalui paru-paru bayi. Bayi normal melalui pernafasan 30 detik
sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya
dengan pernafasan dan peredaran darah dapat digunakan Apgar
Score, dapat juga dilihat dari frekuensi denyut jantung, pernafasan,
wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh. Pernafasan bayi normal
berkisar antar 30-60x/ menit.
d. Perubahan sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan
O2 meningkat dan tekanan CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan
turunnya resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah
tersebut meningkat. Hal ini mengakibatkan darah dari arteri
pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus talpus
dipotong aliran darah dari plasenta melalui vena cava. Sirkulasi janin
berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar kandungan.
3. Tanda-tanda bayi baru lahir normal
Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa tanda
antara lain : Appearance color (warna kulit), Seluruh tubuh kemerah-
merahan, Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung >100x/menit,
Grimace (reaksi terhadap rangsangan), Menangis, batuk/ bersin, Activity
(tonus otot), Gerakan aktif, Respiration (usaha nafas) (Rukiyah,2010:2).
a. Penampilan pada bayi baru lahir:
1) Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, perlu dikurangi
rangsangan terhadap reaksi terhadap rayuan, rangsangan
sakit, atau suara keras yang mengejutkan atau suara mainan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
2) Keaktifan pada bayi normal melakukan gerakan-gerakan
tangan yang simetris pada waktu bangun. Adanya temor pada
bibir, kaki dan tangan pada waktu menangis adalah normal,
tetapi bila hal ini terjadi pada waktu tidur, kemungkinan gejala
auatu kelainan yang perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
3) Simetris pada bayi apakah secara keseluruhan badan
seimbang. Kepala: apakah terlihat simetris, benjolan seperti
tumor yang lunak dibelakang atas yang menyebabkan kepala
tampak lebih panjang ini disebabkan akibat proses kelahiran,
benjolan pada kepala, pengukuran lingkar kepala dapat ditunda
sampai kondisi benjol (capput sucsedenaum) dikepala hilang
dan jika terjadi moulase, tunggu hingga kepala bayi kembali
pada bentuknya semula.
4) Muka wajah pada bayi tampak ekspresi, mata: perhatikan
kesimetrisan antara mata kanan dan kiri, perhatikan adanya
tanda-tanda perdarahan berupa bercak merah ang akan
menghilang dalam waktu 6 minggu.
5) Mulut bayi penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu
seperti mulut ikan, tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi,
saliva tidak terdapat pada bayinormal, bila terdapat secret yang
berlebihan, kemungkinan ada kelainan bawaan saluran cerna.
6) Leher, dada, abdomen terlihat adanya cidera akibat persalinan.
Perhatikan ada tidaknya kelainan pada pernafasanbayi, karena
bayi masih ada pernafasan mulut.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
7) Punggung terdapat adanya benjolan atau tumor atau tulang
punggung dengan lekukan yang kurang sempurna. Bahu,
tangan, sendi, tungkai, perlu diperhatikan bentuk, gerakannya,
faktur (bila ekstremitas lunglai/kurang gerak), farices.
8) Kulit dan kuku dalam keadaan normal kulit bewarna
kemerahan, kadang kadang didapatkan kulit yang mengelupas
ringan, pengeluaran yang berlebihan harus dipikirkan
kemungkinan adanya kelainan, waspada timbulnya kulit dengan
warna yang tidak rata (cutis marmorata) ini dapat disebabkan
karena temperature dingin, telapak tangan, telapak kaki dan
kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat dan kuning, bercak
bercak besar biru yang sering terdapat disekitar bokong
(monglian spot) akan menghilang pada umur 1 sampai 5 tahun.
9) Kelancaran menghisap dan pencernaan harus diperhatikan.
Tinja dan kemih diharapkan keluar dalam 24 jam pertama.
Waspada bila terjadi perut yang tiba-tiba membesar, tanpa
keluarnya tinja, disertai muntah , dan mungkin dengan kulit
kebiruan, harap segera konsultasi untuk pemeriksaan lebih
lanjut, untuk kemungkinan Hirschprung/Congenital Megacolon.
10) Refleks bayi ( Sinclair, 2010:341)
a) Refleks menghisap (sucking reflex) Bayi akan melakukan
gerakan menghisap ketika Anda menyentuhkan puting susu
ke ujung mulut bayi.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
b) Refleks menggenggam (palmar grasp reflex) Grasping
Reflex adalah refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram
benda-benda yang disentuhkan ke bayi.
c) Refleks leher (tonic neck reflex) Akan terjadi peningkatan
kekuatan otot (tonus) pada lengan dan tungkai sisi ketika
bayi Anda menoleh ke salah satu sisi.
d) Refleks mencari (rooting reflex) Rooting reflex terjadi ketika
pipi bayi diusap (dibelai) atau di sentuh bagian pinggir
mulutnya.
e) Refleks moro (moro reflex) Releks Moro adalah suatu
respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi
akibat suara atau gerakan yang mengejutkan.
f) Babinski Reflex . Refleks primitif pada bayi berupa gerakan
jari-jari mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap,
indikasi syaraf berkembang dengan normal.
g) Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan benda-
benda yang didekatkan ke mulut.
h) Breathing Reflex Refleks gerakan seperti menghirup dan
menghembuskan nafas secara berulang-ulang – fungsi :
menyediakan O2 dan membuang CO2 – permanen dalam
kehidupan.
i) Eyeblink Reflex Refleks gerakan seperti menutup dan
mengejapkan mata – fungsi : melingdungi mata dari cahaya
dan benda-benda asing – permanen dalam kehidupan Jika
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan
menutupatau dia akan mengerjapkan matanya.
j) Puppilary Reflex Rekleks gerakan menyempitkan pupil mata
terhadap cahaya terang, membesarkan pupil mata terhadap
lingkungan gelap. – fungsi : melindungi dari cahaya terang,
menyesuaikan terhadap suasana gelap.
k) Refleks tonic neck Disebut juga posisi menengadah, saat
kepala bayi digerakkan kesamping, lengan pada sisi
tersebut akan lurus dan lengan yang berlawananakan
menekuk (kadang-kadang pergerakan akan sangat halus
atau lemah).
l) Refleks tonic Labyrinthine / labirin Pada posisi telentang,
reflek ini dapat diamati dengan menggangkattungkai bayi
beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat
akanbertahan sesaat, kemudian jatuh.
m) Refleks merangkak (crawling) Jika ibu atau seseorang
menelungkupkan bayi baru lahir, iamembentuk posisi
merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk
kearah tubuhnya.
n) Refleks berjalan dan melangkah (stepping) Jika ibu atau
seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri
dantelapak kakinya menyentuh permukaan yang keras,
ibu/orang tersebut akanmelihat refleks berjalan, yaitu
gerakan kaki seperti melangkah ke depan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
o) Refleks yawning, Yakni refleks seperti menjerit kalau ia
merasa lapar, biasanyakemudian disertai dengan tangisan.
11) Reflek Swimming Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi
diletakkan di kolam yang berisiiair, ia akan mulai mengayuh dan
menendang seperti gerakan berenang. Berat badan sebaiknya
tiap hari dipantau penurunan berat badan lebih dari 5% berat
badan waktu lahir, menunjukkan kekurangan cairan.
4. Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatan
Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda tanda kegawatan
/ kelainan yang menunjukkan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan
sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda antara lain:
sesak nafas, frekuensi pernafasan 60 x/menit, gerah retraksi di dada,
malas minum, panas atau suhu badan bayi rendah, kurang aktif, berat
lahir rendah (500-2500 gram) dengan kesulitan minum (Ai Yeyeh,
2010:7).
Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan
telah melakukan upaya pencegahan infeksi seperti berikut :
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi.
b. Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
c. Semua peralatan dan perengkapan yang akan di gunakan telah di
DTT atau steril. Khusus untuk bola karet penghisap lender jangan
dipakai untuk lebih dari satu bayi.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
d. Handuk, pakaian atau kain yang akan digunakan dalam keadaan
bersih (demikian juga dengan timbangan, pita pengukur, termometer,
stetoskop dll).
e. Dekontaminasi dan cuci setelah digunakan.
(JNPK-KR, 2008:120)
5. Penilaian segera setelah bayi lahir
Segera setelah lahir letakkan bayi di atas kain bersih dan kering
yang disiapkan di atas perut ibu (bila tidak memungkinkan, letakkan di
dekat ibu, misalnya diantara kedua kaki ibu atau di sebelah ibu) pastikan
area tersebut bersih dan kering. Keringkan bayi terutama muka dan
permukaan tubuh dengan kain kering, hangat dan bersih. Kemudian
lakukan 2 penilaian awal sebagai berikut: (a) apakah menangis kuat dan
bernafas tanpa kesulitan? (b) apakah bergerak dengan aktif atau lemas?
Jika bayi tidak bernafas atau megap-megap atau lemah maka segera
lakukan resusitasi bayi baru lahir (JNPK-KR, 2008:120).
Tabel 2.4 Skor Apgar
Skor 0 1 2 Appearance color(warna kulit)
Pucat Badan merah, ekstremitas biru
Seluruh tubuh kemerah- merahan
Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung
Tidak ada <100x/menit >100x/menit
Grimace (reaksi terhadap rangsangan)
Tidak ada Sedikit gerakan mimik Menangis, batuk/ bersin
Activity (tonus otot) Lumpuh Ekstremitas dalam fleksi sedikit
Gerakan aktif
Respiration (usaha nafas) Tidak ada Lemah, tidak teratur Menangis kuat Sumber: jeny j. S sondakh (2009:158)
a. Asfiksia
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
Asfiksia Neonatorum merupakan keadaan dimana bayi tidak
dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir
keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnea
dan sampai ke asidosis. Keadaan asfiksia ini dapat terjadi karena
kurangnya kemampuan fungsi organ bayi seperti pengembangan paru-
paru. (Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008 : 198)
Banyak faktor yang menyebabkannya diantaranya adanya
penyakit pada ibu sewaktu hamil seperti ipertensi, paru, gangguan
kontraksi persalinan itu juga sangat penting dalam menentukan terjadi
asfiksia atau tidak seperti pada partus lama atau partus dengan
tindakan tertentu itu dapat menyebabkan terjadinya asfiksia
neonatorum. (Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008 : 198-199). Biasanya terjadi
pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan komplikasi, misalnya
diabetes melitus, preeklamsia berat atau eklampsia eritroblastosis
fetalis, kelahiran kurang bulan ( < 34 minggu), kelahiran lewat waktu,
plasenta, previa, solusio plasentae, korioamnionitis, hidramnion dan
oligohidramnion, gawat janin, serta pemberian obat anestesi atau
narkotik sebelum kelahiran. (Mansjoer, Arif. 2007 : 502).
1) Klasifikasi Asfiksia
Klasifikasi Asfiksia ringan (Apgar skor 7-10) - Asfiksia
sedang (Apgar skor 4-6) - Asfiksia berat (Apgar skor 0-3) (Hidayat,
Aziz Alimul, 2008 : 200-201).
2) Pengkajian
Pengkajian yang didapatkan pada asfiksia neonatorum
adalah adanya pernapasan yang cepat, pernapasan cuping hitung,
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
sianosis, nadi cepat, reflek lemah, warna kulit biru atau pucat,
penilaian apgar skor menunjukkan adanya sfiksia seperti asfiksia
ringan (7-10), sedang (4-6) dan berat (0-3), (Hidayat, A. Aziz
Alimul. 2008 : 199). Distres pernapasan (apnu atau megap-
megap), detak jantung < 100x/mnt, refleks/respons bayi lemah,
tonus otot menurun, serta warna kulit biru atau pucat (Mansjoer,
Arif. 2007 : 502).
3) Resusitasi neonatus
a) Alur resusitasi
Penilaian dengan 5 item :
(1) bersih dari mekoneum?
(2) bernapas atau menangis?
(3) tonus otot baik?
(4) warna kulit kemerahan?
(5) cukup bulan?
b) Langkah Awal / jalan napas
(6) Beri kehangatan
(7) Posisikan kepala*, bersihkan jalan napasbila perlu
(8) Keringkan bayi, beri rangsang untuk bernapas, posisikan
lagi
(9) Beri oksigen bila perlu
c) Breathing
Bila dari penilaian; apnu atau FJ < 100/m :
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
(1) Berikan ventilasi tekanan positif/VTP selama 30 detik,
kemudian evaluasi VTP 40-60/m, 20-30/30 detik
d) Sirkulasi
Dilakukan bila evaluasi setelah VTP 30 detik, FJ < 60/m :
(1) Lakukan kompresi dada selama 30 detik bersamaan
dengan VTP, yakni :
(a) 1 kegiatan terdiri dari 3 kompresi 1 VTP
(b) 1 menit 90 kompresi 30 VTP
(c) 30 detik 45 kompresi 15 VTP
b. Ikterus
Ikterus pada bayi atau yang dikenal dengan istilah ikterus
neonatarum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh
pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak
terkonjugasi yang berlebih. Pada orang dewasa, ikterus akan tampak
apabila serum bilirubin >2 mg/dl(>17μmol/L) sedangkan pada
neonatus baru tampak apabila serum bilirubin >5mg/dl(86μmol/L).
Terdapat 2 jenis ikterus yaitu yang fisiologis dan patologis
1) Ikterus fisiologi
Ikterus fisiologi adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan
hari ketiga serta tidak mempunyai dasar patologi atau tidak
mempunyai potensi menjadi karena ikterus. Adapun tanda-tanda
sebagai berikut :
a) Timbul pada hari kedua dan ketiga
b) Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10 mg% pada neonatus
cukup bulan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
c) Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5% per
hari.
d) Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg%.
e) Ikterus menghilang pada 10 hari pertama.
f) Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan
patologis.
2) Ikterus Patologi
Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis
atau kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut
hiperbilirubinemia. Adapun tanda-tandanya sebagai berikut :
a) Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama.
b) Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan
atau melebihi 12,5% pada neonatus kurang bulan.
c) Pengangkatan bilirubin lebih dari 5 mg% per hari.
d) Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama.
e) Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%.
f) Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik. (Arief ZR,
2009 : 29)
6. Kunjungan Neonatal (KN)
Kunjungan pertama kali pada hari pertama dengan hari ketujuh
(sejak 6 jam setelah lahir). Kunjungan kedua kali pada hari kedelapan
sampai hari kedua puluh delapan. Kunjungan neonatal bertujuan : Untuk
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar.
Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau masalah
kesehatan pada neonatus. (Safrudin, 2012:145)
Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan pendekatan
komprehensif, Manajemen Terpadu Bayi Muda, yang meliputi :
a. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksl
bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah.
b. Perawatan tali pusat.
c. Imunisasi Hep B 0 bila belum diberikan pada saat lahir
d. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberlkan ASI
eksklusif,pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan
bayi baru lahir di rumah dangan menggunakan buku KIA.
e. Penanganan dan rujukan kasus (Saifuddin, 2008:136)
D. KONSEP DASAR NIFAS
1. Definisi nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari,
namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan
Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim sebab melahirkan atau
setelah melahirkan.Darah nifas yaitu darah yang tertahan tidak bisa
keluar dari rahim dikarenakan hamil.Maka ketika melahirkan, darah
tersebut keluar sedikit demi sedikit. Darah yang keluar sebelum
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
melahirkan disertai tanda-tanda kelahiran, maka itu termasuk darah nifas
juga. (Anggraini, 2010:01).
2. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
a. Perubahan system reproduksi
1) Involusi uterus
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses
dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat
sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir
akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Uterus mengalami involusi, yaitu proses kembalinya uterus
ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, dimulai segera
setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung
banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus. Luka
bekas implantasi plasenta tidak meninggalkan parut karena
dilepaskan dari dasarnya dengan partumbuhan endometrium baru
dibawah permukaan luka. Pembuluh darah yang banyak akan
mengecil lagi pada masa nifas.
Tabel 2.5 Perubahan Normal Pada Uterus Selama Postpartum
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram Uri lahir 2jari dibawah pusat 750 gram 1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram 2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram 6 minggu Bertambah kecil atau normal 50-60 gram 8 minggu Sebesar normal 30 gram
Sumber : vivian dan Sunarsih 2011: 57
2) Lochea
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.
Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang
nekrotik dari dalam uterus. Lochea mengalami perubahan karena
proses involusi. Pengeluaran lochea dibagi berdasarkan waktu
dan warnanya.Lochea dibagi dalam beberapa jenis, yaitu :
a) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa
selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo,
dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.
b) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah
dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.
c) Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi,
pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
d) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah
berbau busuk.
f) Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.
3) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah
persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari
tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.
4) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar selama proses persalinan, dan dalam beberapa
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap
berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
vagina kembali kepada keadaan tida hamil, dan rugae dalam
vagina secara berangsur angsur akan muncul kembali sementara
labia menjadi lebih menonjol. Ukuran vagina akan selalu lebih
besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama
5) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur
karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang
bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, perineum sudah
mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap
lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
6) Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan
meremas) untuk merapatkan dinding rahim sehingga tidak terjadi
perdarahan, kontraksi inilah yang menimbulkan rasa mules pada
perut ibu, sesaat setelah melahirkan normalnya rahim teraba kares
setinggi 2 jari dibawah pusar, 2 pekan setelah melahirkan rahim
sudah tak teraba, 6 pekan akan pulih seperti semula.
b. Perubahan system pencernaan
Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus
kembali normal. Meskipun kadar progesterone menurun setelaah
melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan
selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian
bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema.
Rasa sakit didaerah perineum dapat menghalangi keinginan
kebelakang.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
c. Perubahan system perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air
kecil, selain khwatir nyeri jahitan juga karena penyempitan saluran
kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses persalinan. Buang
air kecil sulit kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher
buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin
dan tulang pubis selama persalinan. Urin dalam jumlah yang besar
akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah
plasenta dilahirkan, kadar hormone estrogen yang bersifat menahan
air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini
menyebabkan dieresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal
dalam tempo 6 minggu.
d. Perubahan endokrin
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam
postpartum. Progesterone turun pada hari ke 3 postpartum. Kadar
prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang. (Anggraini, 2010:37)
3. Perubahan Psikologis Masa Nifas
a. Bounding Attachment
Bounding attachment adalah suatu proses dimana sebagai
hasil dari suatu interaksi terus menerus bati dan orang tua yang
bersifat saling mencintai, memberikan keduanya pemenuhan
emosional dan saling membutuhkan. Proses ikatan batin antara ibu
dengan bayinya ini diawali dengan kasih sayang terhadap bayi yang
dikandung, dan dapat dimulai sejak kehamilan. Ikatan batin antara
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
bayi dan orang tuanya berkaitan erat dengan pertumbuhan psikologi
sehat dan tumbuh kembang bayi.
b. Respon Ayah dan Keluarga:
Jika ibu sudah mengandung bayinya selama sembilan bulan,
ayah benar-benar merasakan kebersamaan dengan bayinya saat
bayi sudah lahir. Perkenalan ayah dengan bayi dimulai saat mereka
saling bertatapan. Seperti halnya ikatan ibu dengan bayi, keberadaan
ayah dengan bayi penting bagi tumbuh kembang bayi, hasil penelitian
Robert A Veneziano dalam the importance of father love
menyebutkan kedekatan ayah dan bayi sangat membantu
mengembangkan kemampuan sosial, kecerdasan emosi dan
perkembangan kognitif bayi.
Hasil penelitian menunjukkan 62% ayah mengalami depresi
pasca lahir atau baby blues, perasaan cemas, khawatir dan takut
dapat muncul saat seorang pria menyadari dirinya kini memiliki peran
baru yaitu sebagai ayah.
c. Sibling Rivally
Sibling rivally merupakan suatu perasaan cemburu atau
menjadi pesaing dengan bayi atau saudara kandung yang baru
dilahirkan. Perasaan cemburu ini pun dapat timbul terhadap sang
ayah. Kenyataannya semua anak merasa terancam oleh kedatangan
seorang bayi meskipun dengan derajat yang berbeda-beda, baik
selama kehamilan maupun setelah kelahiran. (Dewi, 2011:69)
4. Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
Menurut Vivian (2011: 65), adaptasi psikologi ibu masa nifas terdiri
tiga fase yaitu:
a. Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. pada saat itu,
fokus perhatian ibu pada dirinya sendiri. Pengalaman setelah
persalinan sering diceritakan berulang-ulang.
b. Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari
setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidak
mampuannya dan tanggung jawab dalam merawat bayi, ibu memiliki
rasa sensitif sehingga ibu mudah tersinggung.
c. Fase letting go yaitu fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan, ibu
sudah dapat menyesuaikan diri. Merawat diri dan bayinya, serta
kepercayaan diri sudah meningkat.
5. Program nasional masa nifas
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali.
Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru
lahir juga untuk mencegah,mendeteksi, serta menangani masalah-
masalah yang terjadi.
Tabel 2.5 program nasional masa nifas
Kunjungan Waktu Tujuan 1 6-8 jam setelah
persalinan 1.Mencegah terjadinya perdarahan masa nifas 2.Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memberikan rujukan bila perdarahan berlanjut 3.Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 4.Pemberian asi pada masa awal menjadi ibu. 5.Mengajarkan bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi 6.Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi dalam
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
keadaan stabil
2 6 hari setelah persalinan
1. Memastikan involusi uteri berjalan normal , uterus berkontraksi,fundus dibawah umbilicus tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau 2.Menilai adanya tanda-tanda demam,infeksi,atau kelainan pasca persalinan 3.Memastikan ibu mendapat cukupa makanan,cairan dan istirahat 4.Memastikan ibu menyusui dengan baik 5.Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi
3 Dua minggu setelah persalinan
Sama seperti di atas (enam hari setelah persalinan)
4 Enam minggu setelah persalinan
1.Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang di alami nya atau bayinya 2.Memberikan konseling untuk KB secara dini
Sumber : Saleha (2009:6)
6. Tanda bahaya masa nifas
a. Perdarahan Post Partum
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-
600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir (Prawirohardjo,
2008:523). Menurut waktu terjadinya di bagi atas 2 bagian :
1) Perdarahan Post Partum Primer (Early Post Partum
Hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.
Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa
placenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam
pertama.
2) Perdarahan post partum sekunder (Late Post Partum
Hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara
hari ke 5 sampai 15 post partum. Penyebab utama adalah
robekan jalan lahir dan sisa placenta
(Prawirohardjo, 2008:524).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
Menurut Manuaba (2010:295), perdarahan post partum
merupakan penyebab penting kematian maternal khususnya di
negara berkembang. Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum
adalah :
1) Grandemultipara.
2) Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun.
3) Persalinan yang di lakukan dengan tindakan : pertolongan kala
uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun,
persalinan dengan tindakan paksa, persalinan dengan narkosa.
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan,
Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi AKI. Infeksi
alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas
kesaluran urinary, payudara, dan pasca pembedahan merupakan
salah satu penyebab terjadinya AKI tinggi.
b. Infeksi masa nifas
Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas, malaise,
denyut nadi cepat.Gejala lokal dapat berupa Uterus lembek,
kemerahan dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria.
Ibu beresiko terjadi infeksi post partum karena adanya luka
pada bekas pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital
termasuk episiotomi pada perineum, dinding vagina dan serviks,
infeksi post SC yang mungkin terjadi.Penyebab infeksi :bakteri
endogen dan bakteri eksogen. Faktor predisposisi :nutrisi yang buruk,
defisiensi zat besi, persalinan lama, ruptur membran, episiotomi, SC
Gejala klinis :endometritis tampak pada hari ke 3 post partum disertai
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
dengan suhu yang mencapai 39 derajat celcius dan takikardi, sakit
kepala, kadang juga terdapat uterus yang lembek. Manajemen :ibu
harus diisolasi.
c. Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur
Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala
hebat atau penglihatan kabur.Gejala-gejala ini merupakan tanda-
tanda terjadinya Eklampsia post partum, bila disertai dengan tekanan
darah yang tinggi.
Penanganan :
1) Jika ibu sadar periksa nadi, tekanan darah, pernafasan
2) Jika ibu tidak bernafas periksa lakukan ventilasi dengan
masker dan balon. Lakukan intubasi jika perlu dan jika
pernafasan dangkal periksa dan bebaskan jalan nafas dan
beri oksigen 4-6 liter per menit.
3) Jika pasien tidak sadar/ koma bebaskan jalan nafas,
baringkan pada sisi kiri, ukur suhu, periksa apakah ada kaku
tengkuk.
4) Pembengkakan di wajah atau ekstrenitasi, ini berhubungan
dengan no 3.
d. Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih.
Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal
dari flora normal perineum. Sekarang terdapat bukti bahwa beberapa
galur E. Coli memiliki pili yang meningkatkan virulensinya.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
Pada masa nifas dini, sensitivitas kandung kemih terhadap
tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat
trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal.Sensasi
peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa
tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar, laserasi
periuretra atau hematoma dinding vagina. Setelah melahirkan
terutama saat infuse oksitosin dihentikan terjadi diuresis yang disertai
peningkatan produksi urine dan distensi kandung kemih. Overdistensi
yang disertai kateterisasi untuk mengeluarkan air yang sering
menyebabkan infeksi saluran kemih.
e. Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit.
Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat dapat
menyebabkan payudara menjadi merah, panas, terasa sakit, akhirnya
terjadi mastitis. Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman
dan terjadinya payudara bengkak. B.H yang terlalu ketat,
mengakibatkan segmental engorgement.Kalau tidak disusu dengan
adekuat, bisa terjadi mastitis.Ibu yang diit jelek, kurang istirahat,
anemia akan mudah terkena infeksi. Gejalanya yaitu :
1) Bengkak, nyeri seluruh payudara/ nyeri lokal.
2) Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya local
3) Payudara keras dan berbenjol-benjol (merongkol)
4) Panas badan dan rasa sakit umum
Penatalaksanaan :
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
1) Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan pada payudara
yang terkena edema dan sesering mungkin, agar payudara
kosong kemudian pada payudara yang normal.
2) Berilah kompres panas, bisa menggunakan shower hangat atau
lap basah panas pada payudara yang terkena.
3) Ubahlah posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan
posisi tiduran, duduk atau posisi memegang bola (football
position).
4) Pakailah baju B. H yang longgar.
5) Istirahat yang cukup , makanan yang bergizi.
6) Banyak minum sekitar 2 liter per hari.
7) Dengan cara-cara seperti tersebut di atas biasanya
peradangan akan menghilang setelah 48 jam, jarang sekali
yang menjadi abses. Tetapi apabila dengan cara-cara seperti
tersebut di atas tidaka da perbaikan setelah 12 jam, maka
diberikan antibiotik selama 5-10 hari dan analgesia.
f. Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama
Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat
mengganggu nafsu makan, sehingga ibu tidak ingin makan sampai
kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu
minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula untuk
mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah makanan yang
sifatnya ringan, karena alat pencernaan perlu istirahat guna
memulihkan keadaanya kembali.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
g. Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di kaki
Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-
vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi.
h. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan
dirinya sendiri.
Penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa
takut yang dialami kebanyakan wanita hamil dan melahirkan, rasa
nyeri pada awal masa nifas,kelelahan akibat kurang tidur
selama persalinan dan setelah melahirkan, kecemasan akan
kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah
sakit, ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi.
(Bahiyatun,2009:115)
E. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN VARNEY
1. Definisi
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan
dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan
yang berfokus pada klien (Varney, 2007:1).
2. Tujuan
Mengindentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat
kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan tindakan kebidanan dan
mengevaluasi tindakan.
3. Langkah-Langkah
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
a. Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien yang meliputi data subjektif, objektif dan hasil
pemeriksaan .
b. Langkah II : Interpensi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau
masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan.
c. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
dan Mengantisipasi Penanganannya
Tahap ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa
potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan.
d. Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan
Segera, untuk Melakukan Konsultasi, Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan Lain Berdasarkan Kondisi Ibu
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer
periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus menerus.
e. Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi.
f. Langkah VI : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien
dan Aman
Langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah V dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan
ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian klien atau
anggota tim kesehatan lainnya
g. Langkah VII : Mengevaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keafektif dan dari asuhan yang
sudah di berikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah.
4. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan merupakan suatu pendekatan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memberikan
asuhan. Manajemen kebidanan sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya menurut varney yang telah dirangkum dalam sebuah
pendokumentasian denagn nama metode SOAP. SOAP merupakan
kepanjangan dari Subjektif, Objektif, Assesment, Planning.
S : Merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan hasil anmnesa dari
klien yang mencakup keluhan dan riwayat.
O : Merupakan data yang dihasilkan berdasarkan pemeriksaan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan serta berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang serta pemeriksanan laboratorium
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
A : Merupakan hasil kesimpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh
sehingga didapatkan suatu kesimpulan tentang diagnosa atau masalah
yang terjadi
P : Berisi tentang rencana asuhan yang akan dan telah dilakukan
berdasarkan diagnosa yang telah dtegakan.
Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali ia
bertemu dengan pasiennya selama masa antepartum, seorang bidan
dapat menuliskan satu catatan SOAP untuk setiap kali kunjungan,
sementara dalam masa intrapartum seorang bidan boleh menuliskan
lebih dari satu catatan untuk satu pasien dalam satu hari. Juga seorang
bidan harus melihat catatan-catatan SOAP terdahulu bilamana dia
merawat seorang klien untuk mengevaluasi kondisinya yang sekarang.
F. LANDASAN HUKUM KEWENANGAN BIDAN
NOMOR 1464 / MENKES/PER/X/2010 TENTANG IZIN DAN
PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
1. Kewenangan Normal:
a. Pelayanan kesehatan ibu.
b. Pelayanan kesehatan anak.
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana.
2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak
memiliki dokter.
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh
seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi:
a. Pelayanan kesehatan ibu.
Ruang lingkup:
1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil.
2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal.
3) Pelayanan persalinan normal.
4) Pelayanan ibu nifas normal.
5) Pelayanan ibu menyusui.
6) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.
4. Kewenangan:
a. Episiotomi.
b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II.
c. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
d. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil.
e. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada Ibu Nifas.
f. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu
ibu (ASI) eksklusif.
g. Pemberian Uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
Postpartum.
h. Penyuluhan dan konseling.
i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil.
j. Pemberian surat keterangan kematian.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin.
5. Pelayanan kesehatan anak
a. Ruang Lingkup:
1) Pelayanan Bayi baru Lahir.
2) Pelayanan Bayi.
3) Pelayanan Anak Balita.
4) Pelayanan anak Pra-Sekolah.
b. Kewenangan:
1) Melakukan Asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin
K, Perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan
perawatan Tali Pusat.
2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk.
3) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
4) Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah.
5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah.
6) Pemberian konseling dan penyuluhan.
7) Pemberian surat keterangan kelahiran.
8) Pemberian surat keterangan kematian.
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana, dengan kewenangan:
1) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana.
2) Memberikan Alat Kontrasepsi Oral dan Kondom
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus
bagi bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat
kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang
meliputi:
1. Pemberian Alat Kontrasepsi Suntikan, Alat Kontrasepsi dalam Rahim,
dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit.
2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit
kronis tertentu. (dilakukan di bawah supervisi dokter).
3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang
ditetapkan.
4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan
ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan
lingkungan.
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah
dan anak sekolah.
6. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas.
7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan
terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom,
dan penyakit lainnya.
8. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA) melalui informasi dan Edukasi.
9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan Program Pemerintah
Khusus untuk Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan
antenatal Terintegrasi, Penanganan bayi dan anak Balita Sakit, dan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
pelaksanaan Deteksi Dini, Merujuk, dan memberikan penyuluhan
terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta
pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah
mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut. Selain itu, khusus di
daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter,
bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan
pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah
ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di
daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nur Afif Mujtahidah
Top Related