5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya
Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau
jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Dengan
demikian akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan.
(Mulyadi 2005:7)
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang
merupakan alat menejemen dalam memonitor dan merekam transaksi
biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk
laporan biaya. Pada awal timbulnya akuntansi biaya mula-mula hanya
ditujukan untuk penentuan harga pokok produk atau jasa yang
dihasilkan, akan tetapi dengan semakin pentingnya biaya non produksi,
yaitu biaya pemasaran dan adminnistrasi umum, akuntansi biaya saat ini
ditujukan untuk menyajikan informasi biaya bagi manajemen baik biaya
produksi maupun non produksi. Oleh karena itu, akuntansi biaya dapat
digunakan pada perusahaan manufaktur maupun non manufaktur.
(Supriyono 2010:12)
Akuntansi biaya adalah bidang khusus akuntansi yang berkaitan
terutama dengan akumulasi dan analisis biaya untuk penentuan harga
6
pokok produk yang dihasilkan, serta untuk membantu manajemen dalam
perencanaan, pengendalian dan pengembalian keputusan. (Firdaus 2009:
16)
2. Konsep Akuntansi Biaya
a. Harga Perolehan atau Harga Pokok (Cost)
Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur
dalam satuan uang-dalam bentuk :
1) Kas yang dibayarkan, atau
2) Nilai aktiva lainnya yang diserahkan / dikorbankan, atau
3) Nilai jasa yang diserahkan/ dikorbankan, atau
4) Hutang yang timbul, atau
5) Tambahan modal
Dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan
perusahaan, baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah
terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan
yang akan terjadi).
b. Biaya (Expenses)
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan
dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan
dipakai sebagai pengurang penghasilan. Biaya digolongkan ke
dalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi
dan umum, biaya bunga dan biaya pajak perseroan.
c. Penghasilan (Revenues)
7
Penghasilan adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang
dalam bentuk :
1) Kas yang diterima, atau
2) Piutang yang timbul, atau
3) Nilai aktiva lainnya yang diterima, atau
4) Nilai jasa yang diterima, atau
5) Pengurangan hutang, atau
6) Pengurangan modal
Dalam rangka penjualan barang dagangan, produk atau jasa yang
dilakukan oleh perusahaan kepada pihak lain.
d. Rugi dan Laba
Rugi dan laba adalah hasil dari proses mempertemukan secara wajar
antara semua penghasilan dengan semua biaya dalam periode
akuntansi yang sama. Apabila semua penghasilan lebih besar
daripada biaya, maka selisihnya adalah laba bersih. Sebaliknya, jika
semua penghasilan lebih kecil daripada biaya, maka selisihnya
disebut rugi bersih.
e. Rugi (Losses)
Rugi adalah berkurangnya aktiva atau kekayaan perusahaan yang
bukan karena pengambilan modal oleh pemilik, dimana tidak ada
manfaat yang diperoleh dari berkurangnya aktiva tersebut.
(Supriyono 2010:16)
8
3. Pengertian Biaya
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi (biaya historis) atau
kemungkinan akan terjadi (biaya yang akan dikeluarkan dikemudian
hari) untuk mencapai tujuan tertentu. Kemudian dalam arti sempit biaya
adalah pengorbanan sumber ekonomis untuk memperoleh aktiva. Untuk
membedakan pengertian biaya dalam arti luas, pengorbanan sumber
ekonomis untuk memperoleh aktiva ini disebut istilah harga pokok.
(Mulyadi 2005:39).
Biaya (cost) adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai
pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk
masa yang akan datang, atau mempunyai manfaat melebihi satu periode
akuntansi tahunan. (Firdaus 2009:22)
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan
dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan dipakai
sebagai pengurang penghasilan. Biaya digolongkan ke dalam harga
pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya
bunga dan biaya pajak perseroan. (Supriyono 2010:16)
4. Penggolongan Biaya
Penggolongan biaya adalah proses pengelompokkan secara
sistematis atas keseluruhan elemen yang ada kedalam golongan-
9
golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi
yang lebih punya arti atau lebih penting. (Supriyono 2010:18)
a. Penggolongan biaya sesuai dengan Fungsi Pokok dari kegiatan/
aktivitas Peusahaan. (Cost Classified Acourding to the Function of
Business Activity)
Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan-perusahaan dapat
digolongkan ke dalam :
1) Fungsi produksi, yaitu fungsi yang berhubungan dengan
kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang
siap untuk dijual.
2) Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhungan dengan cara
yang memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai
yang di inginkan perusahaan sampai dengan pengumpulan kas
dari hasil penjualan.
3) Fungsi administrasi dan umum, adalah fungsu yang
berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijaksanaan,
pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara
keseluruhan agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya-
guna (efisien). Kegiatan fungsi ini berhubungan dengan fungsi
pokok perusahaan yang lain, tetapi manfaatnya tidak
diidentifikasikan langsung pada fungsi lain tersebut.
10
4) Fungsi keuangan (Financial), yaitu fungsi yang berhubungan
dengan kegiatan keuangan atau penyedia dana yang diperlukan
perusahaan.
Apabila dana selalu dapat mencukupi dari dalam perusahaan fungsi
ini tidak begitu penting, akan tetapi apabila sering diperlukan dana
dari luar perusahaan fungsi ini memegang peranan penting di
dalam perusahaan.
Atas dasar fungsi tersebut, biaya dapat dikelompokkan menjadi :
1) Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan
fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menajdi
produk selesai. Biaya produksi dapat digolongkan kedalam : (1)
Biaya bahan Baku; (2) Biaya tenaga Kerja; (3) Biaya Overhead
Pabrik
2) Biaya Pemasaran, yaitu biaya dalam rangka penjualan produk
selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas.
Biaya ini meliputi biaya untuk melaksanakan : (1) Fungsi
Penjualan; (2) Fungsi Penggudangan produk selesai; (3) Fungsi
pengepakkan dan pengiriman; (4) Fungsi adpertensi; (5) Fungsi
pemberian kredit dan pengumpulan piutang; (6) Fungsi
pembuatan faktur dan adminstrasi penjualan.
3) Biaya administrasi dan umum, yaitu semua biaya yang
berhubungan dengan fungsi admnistrasi dan umum. Biaya ini
terjadi dalam rangka penentuan kebujaksanaan, pengarahanl,
11
dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
Termasuk dalam biaya ini gaji pimpinan tertinggi perusahaan,
personalia, sekretariat, akuntansi, hubungan masyarakat,
keamanan dan sebagainya.
4) Biaya keuangan, adalah semua biaya yang terjadi dalam
melaksanakan fungsi keuangan, misalnya : biaya bunga.
b. Penggolongan biaya sesuai dengan periode Akuntansi dimana biaya
akan dibebankan.
1) Pengeluaran Modal (Capital Expenditures)
Pengeluaran modal (Penulis cenderung menamakan :
pengeluaran (untuk memperoleh aktiva) adalah pengeluaran
yang akan memberikan manfaat pada beberapa periode
akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan
manfaat pada periode akuntansi yang akan datang. Pada saat
terjadinya pengeluaran ini dikapitalisasi ke dalam harga
perolehan aktiva, dan diperlakukan sebagai biaya pada periode
akuntansi yang menikmati manfaatnya.
2) Pengeluaran Penghasilan (Revenues Expenditures)
Pengeluaran penghasilan (penulis cenderung menamakana
pengeluaran biaya) adalah pengeluaran yang akan memberikan
manfaat hanya pada periode akuntansi di mana pengeluaran
terjadi. Umumnya pada saat terjadinya pengeluaran langsung
12
diperlakukan ke dalam biaya, atau tidak dikapitalisasi sebagai
aktiva.
c. Penggolongan Biaya Sesuai dengan tendensi Perubahannya
terhadap Aktivitas atau kegiatan atau Volume.
1) Biaya Tetap (Fixed Cost)
a) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi
oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai
dengan tingkatan tertentu.
b) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah
berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan,
semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya
satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi
biaya satuan.
2) Biaya Variabel (Variabel Cost)
a) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding
(proporsional) dengan perubahan volume kegiatan,
semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total
biaya variabel, semakin rendah jumlah total biaya variabel.
b) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan.
3) Biaya semi variabel (Semi Variable Cost)
a) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan
perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya
13
tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin
besar jumlah biaya total, semakin rendah volume kegiatan
semakin rendah biaya, tetapi perubahannya tidak
sebanding.
b) Pada biaya semi variabel, biaya satuan akan berubah
terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan
tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkatan
kegiatan tertentu semakin tinggi volume kegiatan semakin
rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan
semakin tinggi biaya satuan.
d. Penggolongan biaya sesuai dengan objek atau pusat biaya yang
dibiayai
1) Biaya langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya
dapat diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu.
2) Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya atau
manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada objek atau pusat
biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh
beberapa objek atau pusat biaya.
Departemen didalam pabrik dapat dikelompokan menjadi dua
departemen yaitu:
1) Departemen produksi
14
Adalah departemen atau bagian didalam pabrik diamana
dikalukan pengolahan bahan baku menjadi produk selesaiatau
pengolahan dari suatu bagian produk selesai yang dihasilkan,
baik dengan tangan (manual) maupun dengan mesin.
2) Departemen Jasa
Adalah departemen atau bagian didalam pabrik dimana pada
departemen tersebut tidak dilakukan pengolahan bahan baku
menjadi prooduk selesai akan tetapimenghasilkan jasa yang
akan dinikmati oleh departemen lain.
e. Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya
1) Biaya terkendalikan (Controllable Cost)
Biaya terkendalikan adalah biaya secara langsung dapat
dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka
waktu tertentu.
2) Biaya tidak terkendalikan (Uncontrollable Cost)
Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang pimpinan/ pejabat tertentu berdasar
wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh
seorang pejabat dalam jangka waktu tertentu.
f. Penggolongan Biaya Sesuai dengan tujuan Pengambilan keputusan
1) Biaya Relevan (Relevant Cost)
15
Adalah biaya yang akan mempengaruhi pengambilan
keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan
didalam pengambilan keputusan.
2) Biaya tidak relevan (Irrelevant Cost)
Adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan
keputusan, oleh karena itu biaya ini tidak perlu diperhitungkan
atau dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.
5. Perilaku Biaya
Ditinjau dari perilaku biaya terhadap perubahan dalam tingkat kegiatan
atau volume maka biaya-biaya dapat dikategorikan dalam tiga jenis
biaya, yaitu :
a. Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya-biaya yang dalam total berubah secara
langsung dengan adanya perubahan tingkat kegiatan atau volume,
baik volume produksi ataupun volume penjualan. Disamping itu,
biaya variabel mempunyai karakteristik umumyang lain dimana
biaya per unitnya tidak berubah. Contoh biaya variabel adalah biaya
bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung, serta beberapa
elemen biaya overhead pabrik dan elemen biaya penjualan.
b. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang secara total tidak berubah
dengan adanya perubahan tingkat kegiatan atau volume dalam batas-
batas dari tingkat kegiatan yang relevan atau dalam periode waktu
tertentu. Biaya tetap per unit akan berubah dengan adanya
16
perunbahan volume produksi. Dalam jangka panjang biaya tetap
juga akan menjadi biaya variabel.
c. Biaya semi variabel
Biaya semi variabel adalah biaya-biaya yang mempunyai atau
mengandung unsur tetap dan unsur variabel. Untuk tujuan
perencanaan dan pengendalian, biaya ini harus dipisah menjadi
elemen biaya variabel. Unsur tetap ini biasanya merupakan biaya
minimum yang harus dikeluarkan untuk jasa yang digunakan.
Contoh biaya semi variabel adalah biaya listrik, biaya telpon, biaya
angkutan, dan lain-lain. (Firdaus 2009:26)
6. Unsur-unsur Biaya Produksi
a. Biaya bahan baku langsung adalah bahan yang akan diolah menjadi
produk selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasi atau diikuti
jejaknya atau merupakan bagian integral pada produk tertentu.
Pertimbangan utama dalam mengelompokkan bahan ke dalam
bahan baku langsung adalah kemudahan penelusuran proses
pengubahan bahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Jadi biaya
bahan baku langsung adalah biaya dari komponen-komponen fisik
produk. Biaya bahan baku dapat dibebankan secara langsung
kepada produk karena observasi fisik dapat dilakukan
untukmengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk.
(Supriono 2011)
17
b. Biaya tenaga kerja langsung adalah semua balas jasa (teken
prestasi)yang diberikan oleh perusahaan kepada semua
karyawan.Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja
yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Misalnya gaji
karyawan pabrik, biaya kesejahteraan karyawan pabrik, upah
lembur karyawan pabrik, upah mandor pabrik dan gaji manajer
pabrik. (Mulyadi 2012)
c. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain bahan baku dan
tenaga kerja langsung., yang elemennya dapat digolongkan ke
dalam : biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung,
penyusutan dan amorrtisasi aktiva tetap pabrik, reparasi dan
pemeliharaan aktiva tetap, biaya listrik dan air pabrik, biaya
asuransi pabrik, biaya overhead lain-lain.
7. Pengertian Harga Pokok Produksi
Istilah harga pokok (cost) sama dengan pengertian biaya dalam arti
sempit, yaitu pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
(Mulyadi 2012:9)
Harga Pokok Produksi merupakan jumlah biaya barang yang
diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan ke
barang yang diselesaikan adalah biaya produksi dari bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead. (Hansen dan
Mowen 2006)
18
Harga pokok produksi adalah biaya yang dibeli untuk proses
sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan.
(Hongren et all 2006)
Pada perusahaan manufaktur semua biaya yang terjadi atau
dikeluarkan dalam mengelola bahan baku menjadi produk yang siap jual
dapat disebut sebagai harga pokok produk atau biaya produksi. Jadi
harga pokok produksi adalah segala pengorbanan sumber daya ekonomi
yang terjadi ataupun akan terjadi untuk memperoeh suatu produk.
8. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi
Pada dasarnya tujuan penentuan harga pokok produksi adalah
untuk menentukan secara tetap jumlah biaya perunit produk jadi,
sehingga dapat diketahui laba atau rugi suatu perusahaan per periode.
Manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis beasar adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan Harga Jual Produk Perusahaan yang berproduksi
missal memproses produknya untuk memenuhi persediaan di
gudang dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka
waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per
satuan produk. Penentuan harga jual produk, biaya produksi per
unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping
data biaya lain serta data non biaya.
b. Memantau Realisasi Biaya Produksi Manajemen memerlukan
informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan
19
dibandingkan dengan rencana produksi yang telah ditetapkan, oleh
sebab itu akuntansi biaya digunakan dalam jangka waktu tertentu
untuk memantau apakah produksi mengkonsumsi total biaya
produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.
c. Menghitung Laba Rugi Periodik Guna mengetahui apakah kegiatan
produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu
menghasilkan laba bruto. Manajemen memerlukan ketepatan
penentuan laba periodik, sedangkan laba periodik yang tepat harus
berdasarkan informasi biaya dan penentuan biaya yang tepat pula.
d. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk
Dalam Proses yang Disajikan dalam Neraca. Saat manajemen
dituntut untuk membuat pertanggungjawaban perperiode,
manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan
laporan laba rugi yang menyajikan harga pokok persediaan produk
jadi dan harga pokok yang pada tanggal neraca masih dalam proses.
Berdasarkan catatan biaya produksi yang masih melekat
pada produk jadi yang belum di jual pada tanggal neraca disajikan
dalam harga pokok persediaan produk jadi. Biaya produksi yang
melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses
pengerjaan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk
dalam proses. (Mulyadi 2005)
9. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
a. Metode harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method)
20
Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan
harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap
pesanan atau kontrak atau jasa serata terpisah, dan setiap pesanan
atau kontrak dapat dipidahkan identitasnya. Pengolahan produk
akan dimulai setelah datangnya pesanan dari langganan atau
pembeli melalui dokumen pesanan penjualan (sales order), yang
memuat jenis dan jumlah produk yang dipesan, spesifikasi pesanan,
tanggal pesanan diterima harus diserahkan. Atas dasar pesanan
penjualan akan dibuat perintah produksi (production order) untuk
melaksanakan kegiatan produksi sesuai dengan yang dipesan oleh
pembeli. Supriyono (2010:55).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan produksi
untuk melayani pesanan dan sifat produksinya akan terputus-putus,
selesai diolah pesanan yang satu dilanjutkan pengolahan pesanan
yang lain. Pada harga pokok pesanan, harga pokok dikumpulkan
untuk setiap pesanan sesuai dengan biaya yang dinikmati oleh setiap
pesanan, jumlah biaya produksi setiap pesanan akan dihitung pada
saat pesanan selesai. Untuk menghitung biaya satuan, jumlah biaya
produksi pesanan tertentu dibagi jumlah produksi pesanan yang
bersangkutan.
Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok
pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut :
(1) Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan
pembeli yang bentuknya tergantung pada spesifikasi pesanan,
sehingga sifat produksinya terputus-putus dan setiap pesanan
dapat dipisahkan identitasnya secara jelas.
21
(2) Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan
tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan realtif teliti
dan adil.
(3) Jumlah total harga pokok untuk pesanan tertentu dihitung pada
saat pesanan yang bersangkutan selesai, dengan menjumlahkan
semua biaya yang dibebankan kepada pesanan yang
bersangkutan.
(4) Pesanan yang sudah selesai dimasukkan ke gudang produk
selesai dan biasanya segera akan diserahkan (dijual) kepada
pemesan sesuai dengan saat/ tanggal pesanan harus diserahkan.
Manfaat informasi harga pokok pesanan :
(1) Menentukan harga yang akan dibebankan kepada pemesan.
(2) Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.
(3) Memantau realisasi produksi.
(4) Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.
(5) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk
dalam proses yang disajikan dalam neraca.
Prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan
meliputi :
(1) Prosedur akuntansi biaya bahan dan suplies
(a) Pembelian Bahan dan Suplies
(b) Pengembalian (return) bahan dan Supplies yang dibeli
kepada suplier.
22
(c) Potongan Pembelian (Tunai) atas Pembelian Bahan dan
Supplies
(d) Pemakaian Bahan dan Supplies
Secara ringkas prosedur akuntansi bahan dan supplies pabrik
dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 1
Jurnal Prosedur Akuntansi Bahan dan Supplies
Transaksi dan
Dokumen
Dasar
Jurnal Transaksi Buku Besar
Pembantu
Pembelian
Bahan dan
Supplies:
Persediaan Bahan Baku xxx Kartu
Persediaan:
- Faktur
Pembelian Persediaan Bahan Penolong xxx - Bahan baku
- Bukti
Penerimaan
Barang
Persediaan Supplies Pabrik xxx - Bahan
Penolong
- Pesanan
Pembelian Hutang Dagang
xxx
- Supplies
Pabrik
Pengembalian
Tunai
Pembelian:
Hutang Dagang xxx Kartu
persediaan :
- Nota Debit
Persediaan Bahan Baku
xxx - Bahan Baku
- Laporan
Pengiriman
Pengembalian
Pengiriman
Persediaan Bahan Penolong
xxx
- Bahan
Penolong
Persediaan Supplies Pabrik
xxx - Suplies
Pabrik
Potongan Tunai
Pembelian : Hutang Dagang xxx
Kartu
Persediaan:
- Bukti Kas
Keluar Persediaan Bahan Baku
xxx - Bahan baku
Persediaan Bahan Penolong
xxx - Bahan
Penolong
Persediaan Suplies Pabrik
xxx - Supplies
Pabrik
Kas
xxx
Atau :
Hutang Dagang xxx
Penghasilan Lain-lain
xxx
Kas
xxx
23
Lanjutan
Pemakaian Bahan
Baku :
Kartu
Persediaan :
Bon Permintaan
Bahan Barang dalam Proses- Biaya Bahan Baku xxx - Bahan Baku
Persediaan Bahan Baku
xxx - Kartu Harga
Pokok Pesanan
Pemakaian Bahan
Penolong : Biaya Overhead Pabrik-Sesungguhnya xxx
Kartu
Persediaan :
Bon Permintaan
Bahan Persediaan bahan Penolong
xxx
- Bahan
Penolong
Kartu Biaya :
- Overhead
Pabrik
Pemakaian
Supplies Pabrik : Biaya Overhead Pabrik-Sesungguhnya xxx
Kartu
Persediaan :
Bon Permintaan
Bahan Persediaan Supplies Pabrik
xxx - Supplies Pabrik
Kartu Biaya :
- Overhead
Pabrik
Pengembalian
Bahan Baku dari
Pabrik ke gudang
Bahan
Kartu
Persediaan :
- Laporan
Pengembalian
Bahan
Persediaan Bahan Baku xxx - Bahan Baku
Barang Dalam Proses Biaya Bahan
Baku xxx
- Kartu Harga
Pokok Pesanan
Sumber: Supriyono (2010:65)
(2) Penentuan Besarnya Gaji dan Upah
Secara ringkas prosedur Akuntansi biaya tenaga kerja dapat
digambarkan sebagai berikut:
24
Tabel 2
Jurnal Prosedur Akuntansi Bahan dan Supplies
Transaksi
dan
Dokumen
Dasar
Jurnal transaksi Buku Besar
pembantu
Penentuan
gaji dan
Upah :
Biaya gaji dan upah xxx
- Daftar
Hadir Hutang Pajak Pendapatan
xxx
- Kartu Jam
kerja Hutang Dana Pensiun
xxx
- daftar gaji
dan upah Hutang Asuransi Tenaga Kerja
xxx
Hutang Asuransi Hari tua
xxx
Piutang Karyawan
xxx
Hutang gaji dan upah
xxx
Pembayaran
gaji dan
Upah:
- Bukti kas
Keluar Hutang gaji dan Upah xxx
Kas
xxx
Distribusi
gaji dan
Upah
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Kartu Harga
Pokok
Pesanan dan
Kartu
Biaya :
- Perintah
Jurnal Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx
- Overhead
Pabrik
Biaya Pemasaran xxx - Pemasaran
Biaya Administrasi dan Umum xxx
-
Administrasi
dan Umum
Biaya Gaji dan Upah
xxx
25
Lanjutan
Beban atas
Gaji dan
Upah :
Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya xxx Kartu Biaya :
- Daftar
Sumbangan
atas gaji
dan upah
Biaya Pemasaran xxx - Overhead
PabrikPemasaran
Biaya Administrasi Umum xxx - Administrasi
dan Umum
Hutang Pajak Pendapatan
xxx
Hutang Dana Pensiun
xxx
Hutang Asuransi Tenaga Kerja
xxx
Hutang Asuransi Hari tua
xxx
Penyetoran
atas
potongan
dan beban
gaji dan
upah :
Hutang Pajak Pendapatan xxx
- Bukti Kas
Keluar Hutang Dana Pensiun xxx
Hutang Asuransi Tenaga Kerja xxx
Hutang Asuransi Hari tua xxx
Kas xxx
Sumber: Supriyono (2010:70)
(3) Prosedur Akuntansi Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling komplek,
untuk keadilan dan ketelitian pembebanan harus digunakan
tarip biaya pembebanan adalah sebagai berikut :
(a) Adanya biaya overhead yang timbul setelah aktivitas
berlalu.
(b) Adanya biaya yang baru dapat dihitung pada akhir
periode
26
(c) Adanya biaya yang terjadi hanya pada interval waktu
tertentu.
Rumus perhitungan tarif biaya :
Keterangan:
T = Tarif biaya Overhead
B = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu
K = Budget kapasitas pembebanan untuk periode yang
bersangkutan
Apabila tarif biaya overhead pabrik ditentukan, prosedur
akuntansi biaya overhead pabrik selanjutnya sebagai
berikut :
(a) Prosedur Pembebanan Biaya Overhead Pabrik pada
Pesanan
BDP-BOP xxx
BOP dibebankan xxx
(b) Prosedur Akuntansi Pengumpulan Biaya Overhead
Pabrik yang Sesungguhnya
i. Biaya Bahan Penolong
BOP Sesungguhnya xxx
Persediaan Bahan Penolong xxx
ii. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
T =
B
K
....................................................(1)
27
BOP Sesungguhnya xxx
Biaya Gaji dan Upah xxx
iii. Biaya Penyusutan dan Amortisasi Aktiva Tetap
Pabrik
BOP Sesungguhnya xxx
Akumulasi Penyusutan Mesin xxx
Akumulasi Penyusutan Mesin xxx
Akumulasi Penyusutan Peralatan xxx
Akumulasi Hak Paten xxx
iv. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap
Pabrik
Saat beli:
Persediaan Suku Cadang xxx
Hutang Dagang/ Kas xxx
Saat dipakai:
BOP Sesungguhnya xxx
Persediaan Suku Cadang xxx
v. Biaya Listrik dan Air untuk Pabrik
BOP Sesungguhnya xxx
Kas xxx
Hutang Biaya xxx
vi. Biaya Asuransi Pabrik
Terjadinya pembayaran persekot asuransi:
Persekot Asuransi xxx
Kas xxx
Persekot Asuransi menjadi biaya:
BOP Sesungguhnya xxx
Persekot Asuransu xxx
vii. Biaya Overhead Lain-lain
28
BOP Sesungguhnya xxx
Kas xxx
Hutang Biaya xxx
(c) Prosedur Akuntansi Perhitungan dan Perlakuan Selisih
Biaya Overhead Pabrik
i. Jurnal menutup Biaya Overhead Pabrik dibebankan ke biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
BOP dibebankan xxx
BOP Sesungguhnya xxx
ii. Jurnal menutup Biaya overhead pabrik
sesungguhnya dan menghitung selisih sebagai
berikut :
Jika BOP sesungguhnya lebih besar BOP
dibebankan
Selisih BOP xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Jika BOP sesungguhnya lebih kecil BOP
dibebankan
BOP Sesungguhnya xxx
Selisih BOP xxx
iii. Salah satu perlakuan selisih yaitu masuk ke rekening
rugi laba
Selisih tidak menguntungkan:
Rugi-Laba xxx
Selisih BOP xxx
Selisih Menguntungkan:
Selisih BOP xxx
29
Rugi Laba xxx
(4) Prosedur Akuntansi Produk Selesai dan Produk Dalam Proses
Akhir Periode.
i. Jurnal Bukti Pemindahan Produk Selesai dan Perintah
Jurnal :
Persediaan Produk Selesai xxx
BDP-Biaya Bahan Baku xxx
BDP-BOP xxx
ii. Jurnal Harga Pokok Produk dipindahkan ke rekening
Persediaan
Persediaan Produk Dalam Proses xxx
BDP-Biaya Bahan Baku xxx
BDP-BTKL xxx
BDP-BOP xxx
iii. Prosedur Akuntansi Penjualan atau Penyerahan Produk
kepada Pemesan
Piutang dagang xxx
Kas xxx
Penjualan xxx
iv. Jurnal mencatat Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan Produk Selesai xxx
Untuk menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan
produksi dalam proses yang disajikan dalam neraca, perusahaan
memerlukan catatan biaya produksi setiap pesanan. Dalam
perusahaan yang berproduksi secara pesanan harus diperlukan suatu
data pengeluaran biaya untuk pesanan tertentu. Data ini dapat dimuat
30
dalam suatu kartu harga pokok yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Menurut
Mulyadi Kartu Harga Pokok merupakan catatan penting dalam
metode harga pokok pesanan. Kartu harga pokok ini berfungsi
sebagai rekening pembantu yang digunakan untuk mengumpulkan
biaya produksi tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk
mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci kedalam kartu
harrga pokok pesanan yang bersangkutan. Biaya produksi dipisahkan
menjadi biaya produksi langsung terhadap pesanan tertentu dan
biaya produksi tidak langsung dalam hubungannya dengan pesanan
tertentu. Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu harga pokok
secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatat
dalam kartu harga pokok berdasarkan satu tarif tertentu.
Tabel
Kartu Harga Pokok Pesanan
UD BERSAMA
Jl Pramuka Banjarmasin
KARTU HARGA POKOK
No. Pesanan :
Pemesan :
Tgl Pesan :
Produk :
Tgl Selesai :
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik
No. Keterangan Jumlah No. Jenis Upah Jumlah No. Jenis BOP Jumlah
Sumber : Mulyadi (2012:45)
31
b. Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method)
Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan
harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap
satuan waktu tertentu misalnya bulan, triwulan, semester atau
tahun. Pada metode harga pokok proses perusahaan menghasilkan
produk yang homogin, bentuk produk bersfifat standar dan tidak
tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli. Kegiatan
produksi perusahaan ditentukan oleh budget produksi atau skedul
produksi satuan waktu tertentu yang sekaligus dipakai dasar oleh
bagian produksi untuk melaksanakan produksi. Tujuan produksi
untuk mengisi persediaan yang selanjutnya akan dijual kepada
pembeli, oleh karena sifat produk homogin dan bentuknya standar
maka kegiatan produksi dapat dilaksanakan secara terus menerus.
Jumlah total biaya pada harga pokok proses dihitung setiap akhir
periode dengan menjumlah semua elemen biaya yang dinikmati
produk dalam satuan waktu yang bersangkutan. Untuk menghitung
biaya, jumlah total biaya produksi pada satuan waktu tertentu
dibagi jumlah produk yang dihasilkan pada satuan waktu yang
sama.
Karakteristik metode harga pokok proses antara lain
sebagai berikut :
1) Pengumpulan biaya produksi dilakukan per departemen
produksi per periode akuntansi.
32
2) Perhitungan harga pokok produksi per satuan dengan cara
membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode
tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama
periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap
akhir periode akuntansi.
3) Pembebanan dipesan antara biaya langsung dengan biaya tidak
langsung tidak diperlukan.
4) Biaya Overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar
biaya yang sesungguhnya terjadi.
5) Biaya Overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya
bahan baku dan tenaga kerja langsung. (Mulyadi, 2009: 217),
Perbedaan antara metode harga pokok pesanan dengan metode
harga pokok proses terletak pada dua hal berikut ini :
1) Dasar penentuan harga pokok produk
Dasar penetuan harga pokok produk metode harga pokok
pesanan adalah setiap produk yang dipesan, sedangkan dasar
penentuan harga pokok produk dengan metode harga pokok
proses adalah setiap periode tertentu.
2) Waktu penetuan haga pokok produk
Dengan metode harga pokok pesanan, harga pokok ditentukan
saat pesanan telah selesai diproduksi sedangkan jika
menggunakan harga pokok proses, harga pokok ditentukan saat
akhir periode.
33
10. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi
a. Metode Full Costing
Full costing adalah metode penentuan harga pokok
produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam
harga pokok produksi, yang terediri dari bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku
variable maupun tetap. Harga pokok produksi menurut metode Full
Costing terdiri dari unsur biaya produksi sebagai berikut :
Biaya Bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya Overhead pabrik :
- Variabel xxx
- Tetap xxx +
Harga Pokok Produk xxx
Dalam pendekatan full costing, berbagai pengorbanan
sumber ekonomi ini disajikan dalam laporan rugi laba yang
dikelompokkan ke dalam 3 golongan:
1) Pengorbanan sumber ekonomi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi. Pengorbanan ini dikelompokkan dengan
judul “biaya produksi” dan dirinci menjadi: biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
34
2) Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran
produk jadi. Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul
biaya pemasaran.
3) Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain produksi
dan pemasaran produk. Pengorbanan ini dikelompokkan
dengan judul “biaya administrasi dan umum.”
35
Gambar 1
Laporan Rugi Laba Perusahaan Manufaktur dengan Pendekatan Full Costing
UD Bersama
Laporan Rugi-Laba dengan Pendekatan Full Costing
Untuk Bulan Mei 2015
Penjualan xxx
Kos Penjualan:
Persediaan Awal Produk Jadi xxx
Kos Produksi:
Persediaan Awal Produk Dalam Proses xxx
Biaya Produksi:
Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx
xxx
xxx
Persediaan Akhir Produk Dalam Proses xxx
Kos Produksi xxx
Kos Produk yang Tersedia untuk Dijual xxx
Persediaan Akhir Produk Jadi xxx
Kos Penjualan xxx
Laba Bruto xxx
Biaya Usaha:
Biaya Administrasi & Umum xxx
Biaya Pemasaran xxx
xxx
xxx
Laba Bersih Usaha
Pendapatan di Luar Usaha xxx
Biaya di Luar Usaha xxx
xxx
Laba Bersih Sebelum Pajak xxx
Pajak Penghasilan 35% xxx
Laba Bersih Setelah Pajak xxx
Sumber: Mulyadi (2012:21)
36
b. Metode Variabel Costing
Variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang
hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable
ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang berperilaku variable.
Harga pokok produksi menurut metode Variable Costing terdiri dari unsur
biaya produksi sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Biaya Overhead Variabel xxx +
Harga Pokok Produk xxx
Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan
variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variable (Biaya
Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead
Pabrik Variable) ditambah dengan biaya non produksi variable
(Biaya Pemasaran Variable dan Biaya Administrasi & Umum
Variable) dan Biaya Tetap, Biaya Pemasaran Tetap, Biaya
Administrasi & Umum Tetap).
11. Penentuan Tarif BOP
Menurut Mulyadi (2009:197), penentuan tarif biaya overhead pabrik
melalui tiga tahap berikut ini:
a. Menyusun Anggaran Biaya Overhead Pabrik harus dipastikan
tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar
37
penaksiran biaya overhead pabrik. Ada tiga macam kapasitas yang
dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead
pabrik: kapasitas praktis, kapasitas normal, dan kapasitas
sesungguhnya yang diharapkan.
b. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk.
Setelah anggaran biaya overhead pabrik disusun, langkah
selanjutnya adalah memilih dasar yang akan dipakai untuk
membebankan secara adil biaya overhead pabrik kepada produk.
Ada beberapa dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya
overhead pabrik kepada produk antara lain:
(1) Satuan Produk
Metode ini adalah yang paling sederhana dan yang langsung
membebankan biaya overhead pabrik kepada produk. Beban
biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
Taksiran biaya overhead pabrik =
Tarif biaya overhead
pabrik persatuan Taksiran jumlah satuan produk yang
dihasilkan
(2) Biaya Bahan Baku
Jika biaya overhead pabrik yang dominan bervariasi dengan
nilai bahan (misalnya biaya asuransi bahan baku), maka dasar
yang dipakai untuk membebankan kepada produk adalah
biaya bahan baku yang dipakai.
38
Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai
berikut :
Taksiran biaya overhead pabrik
x 100% =
Presentase biaya
overhead pabrik atas
biaya bahan baku yang
dipakai
Taksiran biaya bahan baku yang
dipakai
(3) Biaya Tenaga Kerja
Jika sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai
hubungan yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja, maka
dasar yang dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik
adalah biaya tenaga kerja langsung. Tari biaya overhead pabrik
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Taksiran biaya overhead pabrik
x 100% =
Presentase biaya
overhead pabrik dari
biaya tenaga kerja
langsung
Taksiran biaya tenaga kerja
langsung
(4) Jam tenaga kerja langsung
Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan dasar jam
tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan prosentase
tertentu dari jam tenaga kerja langsung.Rumus perhitungan
sebagai berikut:
Taksiran biaya overhead pabrik x 100% =
Tarif biaya overhead
per jam tenaga kerja
langsung Taksiran jam tenaga kerja
langsung
39
(5) Jam Mesin
Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan dasar jam
mesin dihitung berdasarkan prosentase tertentu dari jam mesin.
Rumus perhitungan sebagai berikut:
Taksiran biaya overhead pabrik x 100% =
Tarif biaya
overhead per
jam mesin Taksiran jam kerja
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dengan topik yang sama
dilakukan oleh Syaiful Anwar (2008) dan Yunda Kartika Sari (2013). Maka
hasil penelitian ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3
Hasil Penelitian Terdahulu
Identifikasi
Peneliti
Aspek
Syaiful Anwar
A03050079
Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri
Banjarmasin 2008
Yunda Kartika Sari
A03100055
Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri
Banjarmasin
Lutfi Cahyaningtyas
A03120016
Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri
Banjarmasin
1. Judul Penentuan Harga Pokok Produksi
Pada CV Moga di
Kabupaten Hulu
Sungai Selatan
Penentuan Harga
Pokok Produk Pintu
Besi Harmonika
dengan menggunakan
Metode Harga Pokok
Pesanan Pada Bengkel
Las Bubut Harapan
Utama Banjarmasin
Penentuan Harga
Pokok Produksi
Dengan
Menggunakan
Metode Harga
Pokok Pesanan Full
Costing Di UD
Bersama
Banjarmasin
40
Lanjutan
2. Institusi/ Perusahaan
yang diteliti
CV Moga
Kabupaten Hulu
Sungai Selatan
Bengkel Las
Bubut Harapan
Utama
Banjarmasin
UD Bersama
Banjarmasin
3. Permasalahan CV Moga tidak melakukan
perhitungan Harga
Pokok Produksi
Bengkel Las
Bubut Harapan
Utama
Banjarmasin tidak
memperhitungkan
biaya overhead
pabrik dan kurang
tepat
penggolongan
beberapa bahan
baku dan tenaga
kerja langsung
UD Bersama tidak
melakukan
penggolongan dan
perhitungan biaya
produksi yang
sesuai dengan
konsep Akuntansi
Biaya.
4. Tujuan Untuk menentukan Harga
Pokok Produksi
Pada CV Moga
1. Untuk mengetahui
penggolongan
biaya dalam
penentuan
harga pokok
pesanan pintu
besi
harmonika
secara tepat
menurut
akuntansi
biaya.
2. Untuk mengetahui
penentuan
harga pokok
produk pintu
besi
harmonika
dengan
menggunakan
metode harga
pokok
pesanan.
Untuk mengetahui
penggolongan
biaya produksi
dan perhitungan
biaya produksi
yang sesuai
dengan konsep
Akuntansi Biaya
41
Lanjutan
Sumber: Diolah oleh Penulis
5. Metode Penelitian
Harga Pokok
dengan
Metode Harga
Pokok
Pesanan
Harga Pokok
dengan Metode
Harga Pokok
Pesanan
Harga Pokok
dengan
Metode Harga
Pokok
Pesanan
6. Hasil Penelitian
Perhitungan
Harga Pokok
Produksi
menurut
penulis lebih
kecil Rp
311.791.214
dibandingkan
dengan
hitungan
perusahaan
Perhitungan Harga
Pokok Produksi
menurut penulis
lebih kecil Rp
506.106
dibandingkan
dengan hitungan
perusahaan
Perhitungan
Harga Pokok
Produksi
menurut
penulis lebih
besar Rp
3.101.212
dibandingkan
dengan
hitungan
perusahaan
Top Related