BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai
oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya
(Sustrani,2006). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal yang mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan
angka kematian atau mortalitas. Hipertensi merupakan
keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang lama.
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik
lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg
(Muttaqin, 2012). Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-
menerus lebih dari suatu periode. Menurut WHO,
hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar
atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik lebih
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
besar atau sama dengan 95 mmHg. Hipertensi dikategorikan
ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95-100 mmHg,
hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya 105 dan 114
mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115
mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan
peningkatan diastoliknya karena dianggap lebih serius dari
pada peningkatan sistolik (Sujono, 2011).
b. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi menurut Joint National Committe
7 (JNC 7) yang digunakan di Amerika Serikat tahun 2003.
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7
Kategori
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Normal
<120
<80
Pre Hipertensi
120-139
80-89
Hipertensi Tahap 1
140-159
90-99
Hipertensi Tahap 2
≥160
≥100
Krisis Hipertensi (membutuhkan penanganan gawat darurat)
>180 >110
(Sumber: White Coat Hunter Publications, 2007)
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
Tahun 2007 di Indonesia belum disepakati klasifikasi
hipertensi, sehingga para pakar hipertensi di Indonesia sepakat
untuk menggunakan klasifikasi WHO dan JNC 7 sebagai
klasifikasi hipertensi yang digunakan di Indonesia. Selanjutnya
klasifikasi hipertensi menurut hasil Konsesus Perhimpunan
Hipertensi Indonesia.
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsesus
Perhimpunan Hipertensi Indonesia
Kategori
Sistolik (mmHg)
Dan/atau
Diastolik (mmHg)
Normal
<120
Dan
<80
Pre Hipertensi
120-139
Atau
80-89
Hipertensi Tahap 1
140-159
Atau
90-99
Hipertensi Tahap 2 ≥160
Atau
≥100
Hipertensi sistol terisolasi
≥140
Dan <90
(Sumber: Sujono, 2011)
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
Table 2.3 Klasifikasi tekanan darah menut WHO/ISH
Klasifikasi Tekanan Darah
Tekanan Darah Sistolik (mmHg)
Tekanan Darah Diastolik (mmHg)
Hipertensi berat ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sedang 160 –179 100 –109
Hipertensi ringan 140 –159 90 –99
Hipertensi perbatasan
120 –149
90 –94
Hipertensi sistolik perbatasan
120 –149
< 90
Hipertensi sistolik terisolasi
> 140
< 90
Normotensi
< 140
< 90
Optimal < 120
< 80
c. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua
jenis, yaitu:
1) Hipertensi primer (esensial) adalah hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya (Gunawan, 2001). Sebanyak 90-95
persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan
pasti apa penyebabnya. Para pakar Menunjuk stress sebagai
tuduhan utama, setelah itu banyak faktor lain yang
mempengaruhi, dan para pakar juga menemukan hubungan
antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
resiko untuk menderita penyakit ini. Onset hipertensi essensial
biasanya muncul pada usia antara 25-55 tahun,sedangkan
usia di bawah 20 tahun jarang ditemukan.
Patogenesis hipertensi essensial adalah multifaktorial.
Faktor-faktor yang terlibat dalam pathogenesis hipertensi
essensial antara lain faktor genetik, hiperaktivitas sistem
saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek natriuresis,
natrium dan kalsium intraseluler, serta konsumsi alkohol
secara berlebihan. Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi
merupakan hipertensi tipe ini.
2) Hipertensi sekunder atau renal adalah hipertensi yang
meripakan akibat kelainan penyakit ataupun obat tertentu
yang bisa meningkatkan tekanan darah. Kurang dari 10%
pasien menderita jenis hipertensi ini. Pada kebanyakan kasus
penyebab hipertensi sekunder antara lain penggunaan
estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler ginjal,
hiperaldoste ronisme primer dan sindroma cushing,
feokromsitoma, koarktasio aorta, kehamilan, serta
penggunaan obat-obatan, baik secara langsung ataupun
tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat
hipertensi dengan menaikkan tekanan darah.. Hipertensi
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
sekunder dapat terjadi pada individu dengan usia sangat muda
tanpa disertai riwayat hipertensi dalam keluarga.
d. Faktor Resiko Hipertensi
Beberapa faktor risiko yang dapat mengakibatkan
hipertensi menurut Sujono, (2011), yaitu:
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol:
1) Riwayat keluarga menderita hipertensi atau genetic
Studi menunjukkan bahwa sekitar 20% -
40% pasien hipertensi primer mempunyai riwayat
keluarga dengan hipertensi. Keadaan ini kemungkinan
berkaitan dengan genetik. Gen yang meliputi sistem
renin angiotensin dan yang lain berkaitan dengan
tonus vaskuler, trasportasi garam dan air di ginjal,
dan retensi insulin berkontribusi terhadap
perkembangan hipertensi (Gray et al, 2002).
Selain itu didapatkan 70-80% Kasus hipertensi
esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga.
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi.
Menurut Rohaendi (2008), mengatakan bahwa
Tekanan darah tinggi cenderung diwariskan dalam
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
keluarganya. Jika salah seorang dari orang tua ada
yang mengidap tekanan darah tinggi, maka akan
mempunyai peluang sebesar 25% untuk mewarisinya
selama hidup anda. Jika kedua orang tua mempunyai
tekanan darah tingi maka peluang untuk terkena
penyakit ini akan meningkat menjadi 60%.
2) Usia
Insiden hipertensi meningkat sesuai dengan
peningkatan usia. Semakin tinggi umur seseorang
semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang lebih
tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi
dari orang yang berusia lebih muda.. Hal ini
disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai
menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus
benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus ,
hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada
wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50
tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon
sesudah menopause.
Usia berpengaruh pada baroreseptor yang
berperan dalam regulasi tekanan darah dan keausan
arteriosclerosis dari arteri-arteri utama, terutama
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
aorta, dan berpengaruh pada elastisitas dinding
arteri. Arteri menjadi kurang elastis ketikan tekanan
melalui dinding arteri meningkat. Hal ini sering
terlihat peningkatan secara bertahap tekanan sistolik
sesuai dengan peningkatan usia. Peningkatan kasus
hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan
dan enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat
meningkatkan resiko hipertensi. Prevalensi dikalangan
usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan
kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun.
3) Ras
Hipertensi primer lebih sering terjadi pada
kulit hitam dari pada etnis yang lain. Lebih banyak
orang Afrika-Amerika dengan hipertensi mempunyai
nilai renin yang lebih rendah dan penurunan eksresi
natrium di ginjal pada saat tekanan darah normal.
4) Jenis kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila
terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak
menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60%
penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
dikaitkan dengan perubahan hormone estrogen setelah
menopause. Peran hormone estrogen adalah
meningkatkan kadar HDL yang merupakan faktor
pelindung dalam pencegahan terjadinya proses
aterosklerosis. Efek perlindungan hormone estrogen
dianggap sebagai adanya imunitas wanita pada usia
premenopause. Pada premenopause, wanita mulai
kehilangan sedikit demi sedikit hormone estrogen yang
selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan.
Proses ini terus berlanjut dimana terjadi perubahan
kuantitas hormone estrogen sesuai dengan umur
wanita secara alami. Umumnya, proses ini mulai
terjadi pada wanita umur 45-55 tahun.
Perbandingan antara pria dan wanita,
ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi.
Dari laporan sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka
prevalensi 6% dari pria dan 11% pada wanita.
Laporan dari Sumatra Barat menunjukan 18,6%
pada pria dan 17,4% wanita. Di daerah perkotaan
Semarang didapatkan 7,5% pada pria dan 10,9% pada
wanita. Sedangkan di daerah perkotaan Jakarta
didapatkan 14,6 pada pria dan 13,7% pada wanita
(Gunawan, 2001)
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
b. Faktor resiko yang dapat dikontrol:
1) Merokok
Fakta otentik menunjukan bahwa merokok
dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Kebanyakan
efek ini berkaitan dengan kandungan nikotin. Asap
rokok (CO) memiliki kemampuan menarik sel darah
merah lebih kuat dari kemampuan menarik oksigen,
sehingga dapat menurunkan kapasitas sel darah
merah pembawa oksigen ke jantung dan jaringan
lainnya.
Nikotin mengganggu system saraf simpatis yang
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan oksigen
miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok,
nikotin juga meningkatkan frekuensi denyut jantung,
tekanan darah, dan kebutuhan oksigen jantung,
merangsang pelepasan adrenalin, serta menyebabkan
gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu
kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya.
Nikotin dalam rokok dan obat seperti kakain
menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan
segera dan tergantung dengan dosis. Peran rokok
dalam tekanan darah merupakan hal yang kompleks
yang bisa menyebabkan masalah pada pembuluh darah,
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
yang berdampak pada peningkatan kerja jantung
dan peningkatan kebutuhan oksigen (Gray et al, 2002).
2) Tingkat Stress
Hubungan antara stress dan hipertensi diduga
melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat
menaikkan tekanan darah secara intermiten (tidak
menentu). Stres yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah yang menetap tinggi.
Walaupun hal ini belum terbukti tetapi angka
kejadian masyarakat di perkotaan lebh tinggi dari
pada di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan
dengan pengaruh stres yang dialami kelompok
masyarakat yang tinggal di kota (Roehandi, 2008).
Menurut Anggraini (2009) mengatakan stres akan
meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan
curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas
saraf simpatis.
3) Tingkat aktivitas
Orang dengan aktivitas yang kurang, memiliki
resiko mengalami hipertensi lebih tinggi. Aktivitas
membantu mencegah dan mengontrol hipertensi dengan
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
menurunkan berat badan dan resistensi perifer serta
menurunkan lemak tubuh (Anggraini,et al, 2009).
4) Obesitas
Obesitas dapat meningkatkankejadian hipertensi
primer. Hal ini disebabkan lemak dapat menimbulkan
sumbatan pada pembuluh darah sehingga dapat
meningkatkan tekanan darah (Anggraini, et al, 2009).
5) Konsumsi garam tinggi
Konsumsi tinggi natrium sering berhubungan
dengan retensi cairan. Konsumsi garam tinggi sering
menjadi faktor penting dalam perkembangan
hipertensi primer. Diet tinggi garam dapat menginduksi
pelepasan hormon natriuretik yang secara tidak
langsung meningkatkan tekanan darah. Natrium juga
menstimulasi mekanisme vasopresor melalui sistem
saraf pusat (Gray et al, 2002).
6) Konsumsi alkohol
Insiden hipertensi meningkat pada orang
yang minum 3 ons etanol setiap hari. Konsumsi
alkohol dua gelas ayau lebih setiap hari
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
meningkatkan resiko hipertensi dan menyebabkan
resistensi terhadap obat anti hipertensi (Muttaqin,
2012).
7) Konsumsi kafein
Pengaruh kafein masih kontroversial. Kafein
dapat meningkatkan kecepatan denyut jantung. Kafein
meningkatkan tekanan darah secara akut tetapi tidak
mempunyai efek yang terus-menerus (Muttaqin, 2012).
e. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla
diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk implus yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor sepert kecemasan dan ketakutan
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Disaat yang bersamaan system saraf simpatis
merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi,
kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktifitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin,
yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi
kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriktor yang
menyebabkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukn angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriksi kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosterone oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan darah tinggi.
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan struktural
dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab
pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi usia lanjut. Perubahan tersebut
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang pada
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah
yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan
penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner
& Suddarth, 2002).
f. Tanda dan Gejala Hipertensi
Gejala-gejala yang sering terjadi pada penderita hipertensi
meskipun secara tidak sengaja muncul secara bersamaan antara
lain sakit kepala, pendarahan dihidung, wajah kemerahan serta
cepat capai.
Menurut Sustrani (2004) gejala–gejala hipertensi antara
lain sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah
bekerja keras atau mengangkat beban kerja, mudah lelah,
penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering
buang air kecil terutama di malam hari, telingga berdering
(tinnitus) dan dunia terasa berputar.
Bila tekanan darah tidak terkontrol dan menjadi sangat
tinggi atau bisa disebut hipertensi berat, maka akan timbul gejala-
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
gejala seperti, pusing, pandangan kabur, sakit kepala, kebingungan
mengantuk dan sulit bernapas.
g. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi yang tidak teratasi, dapat menimbulkan
komplikasi yang berbahaya seperti:
1) Payah Jantung
Payah jantung (Congestive health failure) merupakan
kondisi jantung tidak lagi mampu memompa darah
yang dibutuhkan tubuh. Kerusakan ini dapat terjadi karena
kerusakan otot jantung atau sistem listrik jantung.
2) Stroke
Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan
pembuluh darah yang lemah menjadi pecah. Bila hal ini
terjadi pada pembuluh darah otak, maka terjadi perdarahan
otak yang dapat berakibat pada kematian. Keterlibatan
pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau
serangan trans-Iskemik (TIA) yang bermanifestasi sebagai
peralis sementara pada satu sisi (hemiplegia) ataugangguan
tajam penglihatan. Pada penderita stroke dan hipertensi
disertai serangan iskemia, insiden infark otak menjadi 80%.
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
3) Kerusakan Ginjal
Dengan adanya peningkatan tekanan darah ke
dinding pembuluh darah akan mempengaruhi kapiler
glomerolus pada ginjal mengeras sehingga fungsinya sebagai
penyaring darah menjadi terganggu. Selain itu dapat
berdampak kebocoran pada glomerolus yang menyebabkan
urin bercampur protein (proteinuria).
4) Kerusakan Penglihatan
Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh
darah mata, sehingga mengakibatkan penglihatan menjadi
kabur atau buta.
h. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan laboratorium
rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi yang bertujuan
menentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko lain atau
mencari penyebab hipertensi.
1) Urin
Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi
sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan
azotemia (peningkatan nitrogen urea darah-BUN dan
kreatinin (Muttaqin, 2012).
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
2) Elektrokardiografi untuk mengkaji hipertrofi ventrikel
kiri (Muttaqin, 2012).
3) Deteksi terhadap pembuluh darah di retina. Retina (selaput
peka cahaya pada permukaan dalam bagian belakang mata)
merupakan satu-satunya bagian tubuh yang secara langsung
menunjukkan adanya efek dari hipertensi terhadap
pembuluh darah kecil (Smeltzer dan Bare, 2002).
i. Manajemen Hipertensi
Manajemen hipertensi ini terutama meliputi:
1) Terapi farmakologis
Obat-obat anti hipertensi dapat digunakan sebagai
obat tunggal atau dicampur dengan obat lain. Klasifikasi
oabt anti hipertensi di bagi menjadi empat kategori
berikut ini (Joint National Committe on Prevention,
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure
/ JNC,2003).
a) Diuretik
Diuretik yang biasa digunakan sebagai
antihipertensi terdiri atas hidrokortazid dapat
diberikan sendiri pada penderita hipertensi ringan
atau penderita yang baru dan penghambat beta (beta
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
blocker), digunakan sebagai obat anti hipertensi tahap I
atau dikombinasi dengan diuretic dalam pendekatan tahap
II untuk mengobatai hipertensi. Penghambat beta juga
digunakan sebagai antiangina dan antidiritmia. Efek
samping yang ditimbulkan meliputi penurunan denyut
jantung, penurunan tekanan darah yang nyata dan
bronkospasme. Penghambat beta jangan dihentikan secara
mendadak karena dapat menimbulkan angina disritmia
dan infark miokardium (Muttaqin, 2012).
b) Simpatolitik
Bekerja dipusat menurunkan respon simpatetik dari
batang otak ke pembuluh darah perifer. Obat-obat
golongan ini meliputi: metildopa (yang pertama
digunakan untuk mengontrol hipertensi), klinidin,
guanabenz dan guanfasin. Efek samping dan reaksi
yang merugikan meliputi: rasa mengantuk, mulut
kering, pusing dan denyut jantung lambat (bradikardi).
c) Vasodilator atrial yang bekerja langsung
Terapi ini merupakan tahap III yang bekerja
dengan merelaksasikan otot-otot polos dari pembuluh
darah terutama arteri, sehingga menyebabkan
vasodilatasi. Pemberian terapi bersamaan dengan
diuretik. Obat yang sering digunakan adalah
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
hidralazim dan minoksidil untuk pengobatan hipertensi
sedang dan berat. Efek samping yang bisa timbul
berupa takikardi, palpitasi, edema dan gejala-gejala
neurologis atau kesemutan dan baal (Muttaqin, 2012).
d) Antagonis angiotensin (penghambat enzim pengubah
angiotensin)
Menghambat pembentukan angiotensin II
(vasokonstriktor) dan menghambat pelepasan aldosteron.
Obat yang sering digunakan adalah captropil,
enalapril dan lisinopril. Digunakan pada klien dengan
kadar renin serum yang tinggi. Efek samping obat ini
adalah mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, letih,
insomnia, kalium serum yang berlebihan (hiperkalemia)
dan takikardia.
2) Terapi non farmakologis
Mengubah pola hidup pada penderita hipertensi
sangat menguntungkan untuk menurunkan tekanan darah.
Beberapa pola hidup yang harus diperbaiki adalah
menurunkan berat badan jika kegemukan, mengurangi
minum alkohol, meningkatkan aktivitas fisik aerobik,
mengurangi asupan garam, mempertahankan asupan kalium
yang adekuat, mempertahankan asupan kalsium dan
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
magnesium yang adekuat, menghentikan merokok, mengurangi
asupan lemak jenuh dan kolesterol. Seperti halnya pada orang
yang lebih muda, intervensi non farmakologis ini harus dimulai
sebelum menggunakan obat-obatan. Terapi komplementer
dapat dipertimbangkan sebagai terapi non farmakologis tetap
ini bersifat pengobatan alami untuk menangani penyebab
penyakit dan memacu tubuh sendiri untuk menyembuhkan
penyakitnya. Terapi komplementer ini antara lain adalah terapi
herbal, relaksasi progresif, terapi musik, latihan nafas,
meditasi.
2. Perokok
Perokok adalah seseorang yang suka merokok, disebut perokok
aktif bila orang tersebut yang merokok secara aktif, dan disebut
perokok pasif bila orang tersebut hanya menerima asap rokok saja,
bukan melakukan aktivitas merokok sendiri (KBBI, 2012).
Definisi lain dari perokok adalah mereka yang merokok setiap
hari untuk jangka waktu minimal enam bulan selama hidupnya masih
merokok saat survei dilakukan.
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
a. Kategori Perokok
1) Perokok Aktif
Perokok aktif (active smoker) adalah orang yang
merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa
mengakibatkan bahaya bagi kesehatan diri sendiri maupun
linkungan sekitar. Menurut pendapat orang-orang yang
perokok kebanyakan perokok aktif itu tidak bisa hidup tanpa
rokok karena sudah terbiasa merokok dan apabila disuruh
berhenti ada yang mau da nada yang tidak mau, itu disebabkan
kerena kecanduan jadi kalau tidak merokok rasanya kurang
enak dan itu semakin sulit untuk dihentikan mereka merokok.
2) Perokok Pasif
Perokok pasif (pasive smoker) adalah asap rokok yang
di hirup oleh seseorang yang tidak merokok (passive smoker).
Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan
sekitar. Asap rokok lebih berbahaya terhadap perokok pasif
daripada perokok aktif. Asap rokok kemungkinan besar bahaya
terhadap mereka yang bukan perokok, terutama di tempat
tertutup. Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan
terhirup oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak
mengandung karbonmonoksida, empat kali lebih banyak
mengandung tar dan nikotin.
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
b. Paparaan asap rokok
Asap rokok mengandung sekitar 4.000 zat kimia seperti
karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), asam sianida
(HCN), amonia (NH4OH), acrolein, acetilen, benzaldehyde,
urethane, benzene, methanol, coumarin, etilkatehol-4, dan
ortokresol. Selain komponen gas ada komponen padat atau partikel
yang terdiri dari nikotin dan tar. Karbon Monoksida (CO)
merupakan gas beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya
kemampuan darah membawa oksigen. Selain itu akibat karbon
monoksida yang terkandung dalam asap rokok bagi ibu hamil
(perokok pasif) karena suami merokok, dapat mengurangi kerja
haemoglobin yang seharusnya mengikat oksigen untuk diedarkan
ke seluruh tubuh. Nikotin merupakan zat utama dalam daun
tembakau. Zat ini adalah alkaloid beracun yang merupakan
senyawa organik dan terdiri dari karbon, hidrogen, nitrogen dan
oksigen (Wang, 2001). Nikotin dapat menyebabkan terjadinya
kontraksi pembuluh darah yang berakibat terhambatnya aliran
darah ke janin sehingga menghambat suplai zat makanan yang
diperlukan janin.
Asap aliran samping adalah asap rokok yang berasal dari
ujung rokok yang terbakar, sedangkan asap aliran utama adalah
asap rokok yang telah dihisap oleh perokok lalu kemudian
dihembuskan kembali ke udara.
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
Asap rokok orang lain (AROL) adalah asap yang keluar
dari ujung rokok yang menyala atau produk tembakau lainnya,
yang biasanya merupakan gabungan dengan asap rokok yang
dikeluarkan oleh perokok. Asap rokok terdiri dari asap utama
(main stream) yang mengandung 25% kadar bahan berbahaya dan
asap sampingan (side stream) yang mengandung 75% kadar bahan
berbahaya. Perokok pasif mengisap 75% bahan berbahaya
ditambah separuh dari asap yang dihembuskan keluar oleh
perokok.
Salah satu hasil penelitian menyebutkan kejadian paparan
asap rokok di angkutan umum 87,2 %. Kejadian paparan asap
rokok yang mengenai orang lain di tempat kerja 68,4 %.Sedangkan
paparan asap rokok yang mengenai orang lain di rumah 61,6 %.
Dari hasil survey dapat disimpulkan resiko paparan asap rokok di
tempat umum masih sangat tinggi. Ini menunjukan masih perlunya
sosialisasi aturan merokok di tempat umum, dan kesadaran akan
pengaruh asap rokok yang dapat membawa resiko buruk bagi
lingkungan terdekat (keluarga) bisa menjadi motivasi kepatuhan
terhadap aturan merokok. Kejelasan aturan, serta kedisiplinan
penerapan aturan juga dapat menekan resiko paparan asap rokok
kepada perokok pasif.
Paparan asap rokok dapat menyebabkan berbagai dampak
negatif pada kesehatan, khususnya pada ibu hamil. Kejadian
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
paparan asap rokok orang lain menjadi masalah di seluruh dunia.
Adapun bukti untuk efek racun dari merokok aktif pada kesuburan
dan kehamilan, dalam sebuah penelitian hubungan antara paparan
asap rokok orang lain, ibu yang terpapar paparan asap berakibat
bayi lahir dengan berat lahir menurun telah cukup terdokumentasi
dengan baik, baru-baru ini studi epidemiologi mulai memberikan
bukti sugestif untuk menunda konsepsi, mengubah siklus
menstruasi, keguguran dini (misalnya spontan aborsi), kelahiran
prematur, dan cacat bawaan dalam kaitannya dengan paparan asap
rokok orang lain.
Perokok pasif merupakan salah satu risiko terjadinya
Suddent Infant Deadth Syndrom. Bayi yang terpapar dengan kadar
asap rokok dari ibu yang merokok lebih 20 batang sehari akan
mengalami perubahan struktur nafas dimana terjadi penebalan
dinding saluran nafas yang dapat menyebabkan penyempitan
saluran nafas hebat dan mengakibatkan kematian mendadak (Rad
Marssy, 2007). Ibu hamil yang terpapar oleh asap rokok orang lain,
mempunyai risiko untuk melahirkan janin dengan berat badan lahir
rendah. Karbon monoksida yang terkonsentrasi dalam darah janin,
zat ini akan meracuni dan mengurangi jumlah oksigen yang dibawa
ke dalam darah sehingga berat janin menjadi rendah (Oktaviani,
2011).
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
Nikotin dalam rokok dapat menimbulkan kontraksi pada
pembuluh darah sehingga aliran darah ke tali pusat jani menjadi
berkurang sehingga distribusi zat-zat makanan dan oksigen
berkurang yang bisa menyebabkan bayi lahir prematur (Amiruddin,
2006). Dampak negatif rokok dan asapnya terhadap ibu hamil
diantaranya ancaman persalinan prematur, ketuban pecah dini,
ancaman lepasnya plasenta sebelum lahir, plasenta previa
(Oktaviani, 2011).
3. Cold Pressor Test
a. Pengertian
Cold Pressor Test (CPT) adalah uji beban jantung dengan
cara merendam salah satu tangan ke dalam air es selama dua menit
tanpa diangkat untuk melihat kenaikan tekanan darah akut sebagai
perlawanan terhadap ejeksi dari ventrikel kiri dalam sistem arteri
sistemik yang berakibat terjadinya peningkatan akut.
Aktivitas simpatis dapat diuji dengan menggunakan cold
pressor test (CPT). CPT dilakukan dengan mengukur respon
tekanan darah (TD) terhadap stimulus dingin yang diberikan
selama percobaan. Uji ini digunakan untuk mendeteksi penyakit
hipertensi sejak dini. Respon hiperreaksi selama CPT dapat
memprediksi risiko terhadap penyakit hipertensi di masa depan
(Rajashekar et al., 2003).
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
CPT merupakan metode yang sederhana dan murah untuk
mengetahui risiko gangguan kardiovaskuler. Apalagi jika respon
dari CPT diukur dengan menggunakan elektrokardiogram (EKG)
dan pengukuran tekanan darah. Hal ini tentu akan menurunkan
biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien. Penelitian tentang
respon pembuluh darah arteri terhadap CPT pada pasien
prehipertensi ditemukan bahwa CPT dapat menurunkan
pengembangan arteri karotis dan brakialis. Selain itu, CPT dapat
menurunkan kekuatan tekanan nadi pada prehipertensi. Efek yang
dihasilkan dari test ini adalah nyeri dan peningkatan tekanan darah.
Lewis, dalam penelitiannya mengatakan bahwa jika jari diletakkan
dalam suhu air 1-18 derajat celcius, akan menimbulkan rasa nyeri
hebat. Akan tetapi, apabila suhu melebih 18 derajat celcius, rasa
nyeri tidak akan terjadi. Rasa nyeri pada temperatur rendah, secara
progressive akan terus meningkat hingga mencapai waktu
maksimal 1 menit. Karakteristik dari nyeri yang ditimbulkaan
seperti rasa tergilas, “pins and needle sensation”, distribusi
menyebar luas, dan dalam, dan pusat nyerinya pada bagian radial,
rasa nyeri bersfiat continuous dan non pulsatile. Pergerakan dari
jari tangan tidak akan mempengaruhi karakteristik dan intensitas
dari nyeri. Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari
transduksi stimuli akibat kerusakan jaringan dalam saraf sensorik
menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan melalui serabut
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu
dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls
listrik tersebut dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai
kualitas dan kuantitas nyeri setelah mengalami modulasi sepanjang
saraf perifer dan disusun saraf pusat. Rangsangan yang dapat
membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik, suhu
(panas atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan karena
trauma/inflamasi.
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system
saraf untuk mengubah berbagai stimuli mekanik, kimia, termal,
elektris menjadi potensial aksi yang dijalarkan ke system saraf
pusat. Dalam kaitannya dengan peningkatan tekanan darah,
beberapa penelitian mengatakan, cold pressor test berkaitan dalam
peningkatan plasma norepinefrin dan peningkatan aktivitas otot
simpatis/MSNA (musle sympathetic nerve activity). Peningkatan
MSNA berhubungan erat dengan peningkatan tekanan darah arteri
dan konsentrasi norepinefrin vena perifer dalam kaitan nya sebagai
vasokonstriktor.
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
b. Cara Melakukan
Cara melakukan pemeriksaan CPT dilakukan dalam dua tahap:
1. Tahap pertama sebelum intervensi CPT.
Pemeriksaan tekanan darah dilakukan tiga kali untuk
menentukan tekanan darah menggunakan spigmomanometer.
2. Tahap kedua
Dilakukan merendam tangan ke dalam wadah air es,
biasanya selama dua menit, dan mengukur perubahan tekanan
darah dan detak jantung. Perubahan ini berhubungan dengan
respons vaskular dan rangsangan denyut nadi.
Pengukuran tekanan darah juga dilakukan pada saat
perendaman tangan pada air es pada menit pertama. Hal ini
dilakukan untuk mengontrol peningkatan tekanan darah dan detak
jantung yang terlalu tinggi yang dapat membahayakan. Setelah
perendaman, tangan responden dikeringkan dengan handuk tebal
untuk menghindari cedera.
c. Parameter CPT
Saraf sensorik aferen memicu aktivasi simpatik sistemik
yang menyebabkan vasokonstriksi yang ditandai. Hasilnya adalah
tekanan nadi yang meningkat (normal adalah 40mmHg), karena
pelepasan katekolamin. Tekanan yang meningkat ini mengisi
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
ventrikel ke tingkat yang lebih tinggi, namun volume stroke
menurun karena peningkatan afterload.
Peningkatan selama tekanan darah selama CPT dapat
disebabkan oleh beberapa factor, antara lain peningkatan aktivitas
system saraf simpatis, vasokontriksi, dan perasaan nyeri selama
perendaman di dalam air es. Tekanan darah dipengaruhi oleh dua
factor yaitu aliran darah dan tekanan perifer vaskuler. aliran darah
tubuh dipengaruhi oleh curah jantung, denyut jantung, dan volume
darah itu sendiri. Rangsangan dingin terhadap tangan yang
dicelupkan di air es menimbulkan stimulus pada saraf simpatis
jantung yang menyebabkan adanya vasokontraksi pada pembuluh
darah. Vasokontraksi pembuluh darah menyebabkan meningkatnya
nilai tekanan darah.
Selain hal tersebut, nyeri selama perendaman air es juga
berpengaruh terhadap naiknya tekanan darah pada CPT. Nyeri
menyebkan rangsangan terhadap system saraf otonom yang dapat
meningkatkan denyut jantung. Secara teori tekanan darah sisitol
dan diastole mengalami peningkatan saat tangan dimasukkan ke
dalam air es, hal ini sesuai dengan mekanisme tubuh manusia. saat
tubuh berada pada kondisi temperature yang relative rendah
pembuluh darah akan menyempit (vasokontraksi). Bila pada
pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20mm/g dan
tekanan diastolic lebih dari 15mm/Hg dari tekanan basal maka
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
merupakan termasuk golongan hiperreaktor yang memiliki potensi
hipertensi di masa mendatang, apabila kenaikan tekanan darah
kurang dari angka tersebut maka digolongkan hiporeaktor yang
merupakan kenaikan yang masih dianggap normal dan
kemungkinan untuk terjadinya hipertensi di masa mendatang
adalah kecil.
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
B. Kerangka Teori
Alexander Schirger, M.D.(2010)
Gambar 2.1 kerangka teori
Faktor terkontrol 1. Merokok 2. Stress 3. Aktivitas 4. Obesitas 5. Konsumsi
garam tinggi
6. Konsumsi alkohol
7. Konsumsi kafein
Faktor yang tidak terkontrol 1. Keturunan 2. Usia 3. Ras 4. Jenis
kelamin
Hipertensi
Tekanan darah post CPT
1. Hipereaktor jika tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mm/Hg dan tekanan diastolik lebih dari 15 mm/Hg.
2. Apabila kenaikan tekanan darah kurang dari angka tersebut maka digolongkan hiporeaktor yang merupakan kenaikan yang masih dianggap normal.
Dapat dideteksi
secara dini dengan
CPT
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
C. Kerangka Konsep
Variable independent Variable dependent
Gambar 2.2 kerangka konsep
1. Kebiasaan merokok
2. Menghirup atau terpapar asap rokok
Parameter tekanan darah post CPT
1. Hipereaktor jika tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mm/Hg dan tekanan diastolik lebih dari 15 mm/Hg.
2. Apabila kenaikan tekanan darah kurang dari angka tersebut maka digolongkan hiporeaktor yang merupakan kenaikan yang masih dianggap normal.
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
D. Hipotesis
Terdapat hubungan kenaikan tekanan darah antara perokok aktif
dan perokok pasif untuk mendeteksi hipertensi pada mahasiswa semester 1
dan semester 3 Program Studi Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan di
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Pemberian Cold Pressor..., Novita Januar Setiyani, Fakultas Ilmu KEsehatan UMP, 2018
Top Related