13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 INDUSTRI JASA MAKANAN
Industri jasa makanan atau biasa disebut katering industri meliputi tempat-
tempat, institusi dan perusahaan yang menyediakan makanan. Menurut Kardigantara
(2006:4), jasa boga (katering) termasuk dalam industri Commercial Catering yaitu
maksud dan tujuan dari perusahaannya adalah untuk mendapatkan profit melalui jasa
layanan katering yang bertujuan memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen
melalui produk (jasa) yang disediakan.
Faktor rasa pada makanan merupakan tolok ukur kepuasan konsumen yang
disesuaikan dengan kebiasaan dan pengalaman dari konsumen yang menikmati
produk tersebut. Manajemen katering didefinisikan sebagai tugas perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian dan mengeksekusi setiap kegiatan yang
mempengaruhi persiapan dan pengiriman makanan, minuman, dan layanan terkait,
namun beorientasi pada penetapan harga.
14
2.2. MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD)
Makanan cepat saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas,
mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana, seperti fried chiken,
hamburger atau pizza. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri
pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk
mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut. Selain itu, pengolahan
dan penyiapannya lebih mudah dan cepat, cocok bagi mereka yang selalu sibuk
(Sulistijani, 2002). Kehadiran makanan cepat saji dalam industri makanan di
Indonesia juga bisa mempengaruhi pola makan kaum remaja di kota.
Makanan cepat saji umumnya mengandung kalori, kadar lemak, gula dan
sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A, asam askorbat, kalsium dan
folat. Makanan cepat saji adalah gaya hidup remaja (Khomsan, 2004). Keberadaan
restoran-restoran fast food yang semakin menjamur di kota-kota besar di Indonesia
seperti McDonald, KFC, Richeese Factory, dan lain-lain. Makanan cepat saji
mempunyai kelebihan yaitu penyajian cepat sehingga hemat waktu dan dapat
dihidangkan kapan dan dimana saja, tempat saji dan penyajian yang higienis,
dianggap makanan bergengsi, makanan modern, juga makanan gaul bagi anak muda.
15
2.3. SERVICE IMPROVEMENT
Service improvement memberikan panduan penting dalam menciptakan dan
memelihara nilai pelanggan melalui baik desain, pengenalan dan pengoperasian
layanan. Service improvement menggabungkan prinsip-prinsip, praktek dan metode
dari manajemen kualitas, perubahan manajemen dan peningkatan kemampuan.
Organisasi belajar untuk menyadari tambahan dan skala besar peningkatan kualitas
layanan, operasional efisiensi dan kelangsungan bisnis (Musda, 2012).
Tujuan utama dari service improvement adalah untuk terus menyelaraskan
layanan jasa ke perubahan kebutuhan bisnis dengan mengidentifikasi dan
melaksanakan perbaikan jasa layanan yang mendukung proses bisnis. Kegiatan
perbaikan ini dukungan pendekatan siklus hidup melalui gambar berikut :
Gambar 2.1 Service Improvement
Sumber: Musda (2012)
16
a. Strategi Layanan
Strategi layanan dari setiap penyedia layanan harus didasarkan atas dasar
pengakuan bahwa pelanggan tidak membeli produk, mereka membeli kepuasan
dari kebutuhan khusus. Oleh karena itu, untuk menjadi sukses, layanan yang
disediakan harus dapat dirasakan oleh pelanggan untuk memberikan nilai yang
cukup dalam bentuk manfaat yang ingin dicapai pelanggan.
b. Desain Layanan
Desain Layanan adalah tahap dalam siklus hidup layanan secara keseluruhan
dan merupakan elemen penting dalam proses perubahan bisnis. Desain layanan
dimulai dengan seperangkat persyaratan bisnis dan diakhiri dengan pengembangan
desain solusi layanan untuk menselaraskan persyaratan dokumen bisnis
c. Transisi Layanan
Peran Transisi Layanan adalah untuk memberikan layanan yang diperlukan oleh
bisnis ke dalam penggunaan operasional. Transisi Layanan memberikan ini dengan
menerima Paket Desain Layanan dari tahap Desain Layanan dan memberikan
ke tahap Operasional setiap elemen yang diperlukan untuk operasi yang sedang
berlangsung dan mendukung layanan tersebut.
d. Operasi Layanan
Tujuan dari Operasi Layanan adalah untuk memberikan tingkat layanan yang
disepakati kepada pengguna dan pelanggan, dan untuk mengelola aplikasi,
teknologi dan infrastruktur yang mendukung pemberian layanan.
17
2.4. INTERNET
Saat ini, internet menjadi mediator antara masyarakat dengan perusahaan
dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan kapanpun dan dimanapun. Perusahaan
menggunakan internet untuk membangun sebuah hubungan yang lebih dekat dengan
pelanggan dan juga digunakan untuk mempromosikan produk atau jasa dengan lebih
efektif dan efisien. Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p71), internet adalah
jaringan komputer global yang luas dan terus berkembang yang menghubungkan para
pengguna komputerdi seluruh dunia ke sebuah media penyimpanan informasi yang
sangat luas.
Menurut Bertha Silvia Sutejo (2006, p 11), dalam jurnal internet marketing,
konsep dan persiapan baru dunia pemasaran, mengatakan bahwa internet merupakan
sumber informasi yang paling banyak digunakan oleh perusahaan. Hal ini
dikarenakan internet dapat menjangkau semua wilayah, cepat dan efektif dalam
menyampaikan berbagai informasi secara universal, berkualitas serta efisien karena
dalam penggunaannya hampir tidak memerlukan biaya. Berdasarkan pendapat di atas
maka dapat disimpulkan bahwa internet merupakan suatu jaringan komputer untuk
mendapatkan informasi yang saat ini paling banyak digunakan oleh perusahaan
karena dianggap efektif dan efisien dalam menghubungkan para penggunanya pada
sebuah media penyimpanan informasi yang sangat luas.
18
2.5. E-BUSINESS
Menurut Whitten L. J. dan Bentley (2007, p18), e-business merupakan suatu
bentuk aktivitas hasil dari kegunaan internet dalam mengurus dan mendukung
kegiatan bisnis dalam suatu perusahaan setiap harinya. Chaffey (2009, p397),
mendefinisikan e-business sebagai penggunaan jaringan elektronik untuk bisnis dan
biasanya menggunakan teknologi web.
Sedangkan menurut Turban et al. (2010, p4), e-business merujuk pada definisi
yang lebih luas dari e-commerce, tidak hanya sekedar menjual dan membeli produk
atau jasa, tetapi juga melayani pelanggan, kolaborasi antar rekan bisnis dan membawa
sebuah perusahaan dalam melakukan transaksi secara elektronik. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa e-business merupakan wujud aktivitas yang berasal dari kegunaan
internet mencakup seluruh kegiatan bisnis pada perusahaan, yang diantaranya berupa
aktivitas layanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra binis serta transaksi jual beli
produk atau jasa menggunakan jaringan elektronik yang biasanya memanfaatkan
teknologi web sebagai medianya.
2.6. TEKNOLOGI BARCODE
19
Sebuah kode batang atau barcode adalah suatu kumpulan data optik yang
dibaca mesin. Sebenarnya, kode batang ini mengumpulkan data dalam lebar
(garis) dan spasi garis paralel dan dapat disebut sebagai kode batang atau
simbologi linear / 1D (1 dimensi). Tetapi juga memiliki bentuk persegi, titik,
heksagon dan bentuk geometri lainnya di dalam gambar yang disebut kode
matriks atau simbologi 2D (2 dimensi). Selain tak ada garis, sistem 2D sering
juga disebut sebagai kode batang. Walaupun ada beragam simbol dan
penggunaan tetapi semua tujuannya sama, yaitu mengencode string karakter
sebagai garis batang atau spasi (Yudhanto, 2007)
Gambar 2.2 Contoh Barcode
Sumber: Anonymous (2016)
2.7. ANALISA INDUSTRI
2.7.1. ANALISA FIVE FORCES PORTER
Five Forces adalah model analisa dari Michael. E. Porter (Porter, 1979) untuk
menganalisis suatu industri berikut dengan pesaingnya serta menganalisis lingkungan
yang kompetitif yang mungkin akan berpengaruh terhadap pemasaran suatu produk.
Berikut merupakan model Five Forces’s Porter.
20
Gambar 2.3 Model Five Forces’s Porter
Sumber: Moore, K. (2014)
Dalam analisa Five Forces’s Porter ada 5 faktor yang mempengaruhi kelangsungan
hidup suatu bisnis antara lain:
a. Ancaman dari pendatang baru (Threat of New Entrants)
Pertumbuhan kompetitor atau pendatang baru akan menambah juga tingkat
kompetisi antar perusahaan. Ancaman masuknya pesaing baru tergantung dari besar
kecilnya hambatan untuk masuk ke dalam sebuah industri.
b. Ancaman Produk Pengganti (Threat of Substitution Product)
Adanya perusahaan lain dengan produk atau jasa pengganti akan membatasi
keuntungan potensial dari suatu industri. Ancaman produk substitusi terjadi apabila
konsumen dihadapkan pada kecilnya biaya untuk beralih ke produk lain (switching
cost) atau jika produk substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau
21
kualitasnya sama atau bahkan dengan kualitas yang lebih tinggi dari produk-produk
lainnya pada suatu industri.
c. Kekuatan Penawaran Pembeli (Bargaining Power of Buyers)
Daya tawar pembeli pada suatu industri berperan dalam menekan harga, serta
memberikan penawatan dalam peningkatan kualitas ataupun layanan lebih dan
membuat kompetitor saling bersaing satu sama lain.
d. Kekuatan Penawaran Pemasok (Bargaining Power of Suppliers)
Kekuatan tawar-menawar pemasok memengaruhi intensitas persaingan dalam suatu
industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada sedikit
barang substitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk mengganti bahan baku
sangat mahal. Sering kali kepentingan yang dicari oleh pemasok dan produsen
adalah saling memberikan harga yang masuk akal, memperbaiki kualitas,
mengembangkan jasa baru, pengiriman just-in-time, dan mengurangi biaya
persediaan, dengan demikian memperbaiki profitabilitas jangka panjang untuk
semua pihak. Perusahaan dapat menjalankan strategi integrasi ke belakang untuk
mendapatkan kendali atau kepemilikan dari pemasok.
e. Persaingan di antara Perusahaan yang ada (Kompetitor)
Persaingan antar perusahan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam
lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat
berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi
yang dijalankan perusahaan pesaing. Intensitas persaingan akan tinggi apabila
22
jumlah pesaing seimbang, pertumbuhan industri yang lamban, biaya tetap (fixed
cost) yang tinggi, kurangnya diferensiasi produk, dan kompetitor yang beragam.
2.7.2 ANALISA STP
Menurut Kotler (2008), dalam upaya untuk mendapatkan kepuasan konsumen
di tengah persaingan, perusahaan harus mengerti terlebih dahulu apa kebutuhan dan
keinginan konsumennya. Akan tetapi, sebuah perusahaan tidak dapat memenuhi
keinginan konsumen yang sangat beragam. Untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya, perusahaan harus mempersiapkan strategi pemasaran dengan
memilih segmen konsumen yang tepat. Proses ini meliputi market segmentation,
targeting, positioning :
1. Segmentation
Menurut Kotler & Amstrong (2008, p46), segmentasi pasar adalah membagi
sebuah pasar menjadi grup-grup pembeli dengan keinginan, karakteristik, atau
perilaku yang berbeda-beda. Pembagian pasar menurut Kotler:
a. Geografis
Segmentasi geografis adalah membagi keseluruhan pasar menjadi kelompok
homogeneous berdasarkan lokasi. Lokasi geografis tidak menjamin bahwa
semua konsumen di lokasi tersebut mempunyai keputusan pembelian yang
sama, namun pendekatan ini dapat membantu mengidentifikasi secara umum
akan kebutuhan konsumen di suatu lokasi.
23
b. Demografis
Segmentasi dari demografis dibagi menjadi :
1) Usia : Kebutuhan dan keinginan konsumen berubah seiring usia.
2) Jenis kelamin : Membagi pasar sesuai jenis kelamin
c. Psikografik
Membagi pasar berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan karakteristik pribadi.
2. Targeting
Setiap perusahaan dapat masuk ke dalam satu atau beberapa segmen pasar. Setelah
perusahaan mendefinisikan segmen pasarnya, market targeting mengevaluasi
ketertarikan dari masing-masing segmen dan memilih segmen pasar. Menurut
Craven (2003, p198-199), market targeting adalah sebuah proses ketertarikan
setiap segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki. Pada
umumnya market targeting dapat dibedakan menjadi beberapa level:
a. Undifferentiated Marketing (mass)
Sebuah strategi pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk
mengabaikan perbedaan segmen dan masuk ke dalam sebuah pasar dengan
hanya satu penawaran.
b. Differentiated Marketing (Segmented)
Sebuah strategi pasar dimana perusahaan memutuskan untuk menargetkan
beberapa segmen pasar dan merancang beberapa penawaran untuk setiap
pasarnya.
24
3. Positioning
Positioning adalah memposisikan suatu produk dengan jelas, tepat, dan berbeda
untuk bersaing di pikiran target konsumen
2.7.3 ANALISA TOWS
Menurut Jogiyanto (2005:46), SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-
kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki
perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang
dihadapi. SWOT adalah akronim untuk Kekuatan (Strenghts), Kelemahan
(Weakness), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats) dari lingkungan
eksternal perusahaan.
Seiring dengan perkembangan waktu banyak model bisnis baru beralih ke
analisis TOWS. Perbedaan yang mendasar dalam analisis SWOT dan analisis
TOWS adalah analisis TOWS merupakan analisis yang diawali dari
mengeksplorasi pemikiran akan hal-hal yang akan datang atau hal yang lebih
dinamis yaitu dari faktor eksternal terlebih dahulu baru diikuti dengan faktor
internal. Berikut merupakan matriks dari strategi TOWS:
25
Gambar 2.4. Matriks TOWS
Sumber: David (2006)
Matriks strategi TOWS merangkai perangkat pencocokan yang penting
membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu strategi SO
(Strengths-Opportunities), strategi WO (Weakness - Opportunities), strategi ST
(Strengths- Threats) dan strategi WT (Weakness- Threats). Mencocokkan kunci
faktor-faktor eksternal dan internal merupakan bagian yang sulit dalam
mengembangkan Matriks TOWS dan memerlukan penilaian yang baik (David,
2006). Berikut akan dijelaskan lebih lanjut:
a. Strengths & Opportunities (SO)
Perusahaan dapat menggunakan Kekuatan (Strengths) untuk mengambil
keuntungan dari Peluang (Opportunities) yang ada. Kekuatan adalah faktor
internal yang dimiliki, baik bersifat individual, kelompok ataupun proses bisnis
organisasi. Faktor kekuatan ini dapat menjadi potensi paling penting dalam
keberhasilan strategi perusahaan.
26
b. Strengths & Threats (ST)
Perusahaan dapat menggunakan Kekuatan (Strengths) untuk menghadapi adanya
potensi ancaman (Threats) yang nyata. Kekuatan juga diperlukan dalam
mengatasi ancaman kompetitor, dan dalam dunia bisnis dimana perubahan atau
dinamika pasar yang sangat cepat, akan membuat perubahan yang cepat pula
setiap pemain. Semisal kekuatan perusahaan adalah jumlah jaringan bisnis yang
tersebar luas, maka pengelolaan dan pengawasan harus semakin intensif agar
kompetitor tidak memakan pangsa pasar berlebihan.
c. Weaknesses and Opportunities (WO)
Perusahaan dapat menggunakan peluang (Opportunities) untuk mengatasi
kelemahan (Weakness). Selain kekuatan yang bisa dikedepankan, kelemahan
dalam perusahaan harus dapat diminimalkan, agar tidak menjadi mangsa bagi
pesaing dan pasar. Dengan adanya peluang yang terbuka, maka kelemahan
perusahaan dapat dikelola lebih baik.
d. Weaknesses and Threats (WT)
Perusahaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan menghindari
ancaman (Threats). Kelemahan yang ada harus dapat menghindari ancaman
nyata atau ancaman yang hanya memiliki potensi. Kerjasama antar tim sangat
diperlukan agar kelemahan ini tidak membuat perusahaan sulit bersaing.
27
2.7.4. MARKETING MIX
Marketing mix atau bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2007)
memiliki pengertian sebagai berikut : “Bauran pemasaran adalah perangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan perusahaannya”.
Maka, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan satu perangkat
yang terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi, yang didalamnya akan
menentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan semua itu ditujukan untuk
mendapatkan respon yang diinginkan dari pasar sasaran. Menurut Alma (2008: p303),
Bauran Pemasaran yang digunakan adalah konsep 7P yang terdiri dari 4P
konvensional yaitu: Product (Produk), Price (Harga), Place (Lokasi), Promotion
(Promosi). Ditambah dengan 3P khusus untuk pemasaran jasa, yaitu: People (Sumber
daya Manusia), Physical Evidence (Bukti fisik atau sarana prasarana), serta Process
(Proses).
2.7.4.1. PRODUCT
Pada jaman sekarang ini, konsumen semakin banyak memiliki
alternatif dan sangat hati-hati dalam menentukan keputusan untuk
melakukan pembelian dengan mempertimbangkan faktor faktor kebutuhan,
keunggulan produk, pelayanan dan perbandingan harga sebelum
memutuskan untuk membeli. Dari faktor-faktor tersebut, keunggulan
28
produk termasuk ke dalam pertimbangan utama sebelum membeli.
Keunggulan kompetitif suatu produk merupakan salah satu faktor
penentu dari kesuksesan produk baru, dimana kesuksesan produk
tersebut diukur dengan parameter jumlah penjualan produk (Tjiptono,
2008 dalam Selang (2013)).
2.7.4.2. PRICE
Sepatutnya dewasa ini harga yang dibayar oleh pembeli sudah
termasuk layanan yang diberikan oleh penjual. Banyak perusahaan
mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan
yang hendak dicapainya. Adapun tujuan tersebut dapat berupa
meningkatkan penjualan, mempertahankan market share, mempertahankan
stabilitas harga, mencapai laba maksimum dan sebagainya.
2.7.4.3. PLACE
Fleksibilitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu
perusahaan dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi. Di
samping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategi
seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus (Christian A. D.
dalam Selang, 2013). Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan
29
komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital
intensif, maka perusahaan benar-benar harus mempertimbangkan dan
menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi, demografi,
budaya, dan persaingan di masa mendatang.
2.7.4.4. PROMOTION
Menurut Tjiptono (2007: p209-210) yang dikutip oleh Selang
(2013), promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang
merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau meningatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal
pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
2.7.4.5. PEOPLE
Payne (2000:18), menyatakan bahwa orang atau karyawan merupakan
bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung
dalam kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen.
2.7.4.6. PROCESS
30
Proses dibedakan dengan dua cara (Selang, 2013) yaitu:
1. Complexity, dalam hal ini berhubungan dengan langkah-langkah dan tahap
dalam proses.
2. Divergence, berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah tahap
proses.
Obyek utama dari pemasaran adalah mengidentifikasikan kebutuhan dan
keinginan pasar. Oleh karena itu jasa harus didesain untuk memenuhi keinginan
tersebut.
2.7.4.7. PHYSICAL EVIDENCE
Dikutip oleh Selang (2013), perusahaan melalui tenaga pemasarnya
menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu
sebagai berikut :
1. An attention-creating medium. Perusahaan jasa melakukan diferensiasi
dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk
menjaring pelanggan dari target pasarnya.
2. As a message-creating medium. Menggunakan simbol untuk
mengkomunikasikan kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dari
produk jasa.
3. As effect-creating medium. Baju seragam yang berwarna, bercorak, dan
desain untuk menciptakan sesuatu dari produk jasa yang ditawarkan. (Ratih,
31
2005: p64). Bentuk fisik di artikan oleh Zeithaml et al. (2009: p168)
merupakan suatu hal yang secara nyata mempengaruhi keputusan konsumen
untuk membeli dan menggunakan jasa yang di tawarkan (Baso, 2013).
2.7.5 ANALISA PESAING
Di dalam dunia bisnis persaingan merupakan hal yang wajar, Cravens (2003)
menyatakan bahwa analisa pesaing meliputi pendefinisian arena persaingan,
penganalisisan grop strategis, penggambaran dan pengevaluasian tiap pesaing utama.
Analisis tersebut harus mampu menunjukan kemampuan dan kekuatan pesaing.
Menurut Kotler dan Keller (2008), analisa pesaing memiliki posisi yang penting yaitu
POP (Point of Parity) dan POD (Point of Difference). Analisa pesaing Wa^Port akan
dijelaskan lebih detail di Bab 3.
2.8. TEORI YANG BERKAITAN DENGAN BUSINESS MODEL
Business Model Creation The 9 Building Blocks & Business
Model Canvas
Menurut Alexander Osterwalder & Pigneur (2010: p14), model bisnis
menggambarkan secara rasional bagaimana sebuah organisasi membuat,
menyampaikan dan menangkap value yang ada. Semua pelaku bisnis harus
32
memiliki pemahaman yang sama terhadap Business Model sehingga
diperlukan sebuah konsep yang dapat memberikan suatu gambaran yang
standar. Konsep yang dibuat harus simple, relevan dan mudah dipahami. Di
dalam Business Model Canvas terdapat 9 (sembilan) bagian penting yaitu:
Gambar 2.5 The 9 Building Blocks
Sumber: Hossain, Moulude (2014)
Berikut adalah penjelasan tentang 9 Building Blocks:
1. Customer Segments
Customer segments menjelaskan perbedaan kumpulan orang atau organisasi
sebuah bisnis yang bertujuan untuk mendekati dan melayani pelanggan.
Pelanggan merupakan hal yang paling penting dalam Business Model. Tanpa
pelanggan, perusahaan atau bisnis tidak akan berkembang. Untuk memuaskan
pelanggan, sebuah bisnis harus mengelompokkan ke segment yang berbeda
seperti kebutuhan, kebiasaan atau atribut lainnya. Sebuah bisnis harus
mengetahui segmen apa yang akan harus diperhatikan dan diabaikan. Business
Model didesain sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
33
2. Value Propositions
Menggambarkan sekumpulan produk dan jasa yang menciptakan value bagi
segmen pelanggan tertentu. Value proposition adalah alasan utama pelanggan
berpindah dari satu produk ke produk lainnya. Value proposition harus dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan. Beberapa value dapat inovatif dan berbeda
dari produk yang sudah ada. Beberapa elemen yang digunakan untuk
meningkatkan value pada produk yang digunakan oleh yaitu
- Newness
Merupakan proposisi nilai yang sama sekali baru dari kebutuhan pelanggan
sebelumnya. Hal ini sering terjadi, tapi tidak selalu terkait dengan teknologi.
- Accessibility
Membuat produk atau layanan untuk pelanggan yang sebelumnya tidak
memiliki akses mudah adalah salah satu cara untuk menciptakan nilai. Ini dapat
dilakukan dari inovasi, teknologi baru, atau kombinasi keduanya
3. Channels
Mendeskripsikan bagaimana komunikasi perusahaan dalam menggapai
pelanggan untuk mendistribusikan barang
Tabel 2.1 Type of Channel Channel Channel Phases
Ow
n
Dir
ect Sales Force 1. Awareness
How do we raise
awareness about
our company’s
products and
services?
2. Evaluation
How do we
allow customers
evaluate our
organization’s
Value
3. Purchase
How do we
allow
customers
purchase
specific
4. Delivery
How do we
deliver a
Value
Proposition to
customers?
5. After Sales
How do we
provide post-
purchase customer
support?
Web Sales
Indir
ect Own Stores
P ar tn er Partner Stores
34
Wholesaler Propostion? products and
services?
Sumber: Kottler dan Keller (2004)
a. Awareness
Bertujuan untuk meningkatkan awareness konsumen terhadap perusahaan dan
pelayanan yang ditawarkan. Dengan konsep awareness yang digunakan
adalah viral marketing, maka penggunaan sosial media sebagai channel
utama.
b. Evaluation
Bertujuan untuk memberikan bantuan kepada konsumen di mana mereka
dapat menyampaikan tanggapan mengenai layanan yang diberikan. Forum
online dan customer service merupakan evaluasi channel yang dapat
diterapkan.
c. Purchase
Bagaimana cara agar pelanggan dapat membeli produk atau jasa secara spesifik.
d. Delivery
Dipergunakan untuk menyampaikan value proposition yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada konsumer. Layanan perusahaan di bidang jasa menjadikan
delivery channel penting untuk diperhatikan serta dikembangkan.
e. After Sales
Dipergunakan oleh perusahaan untuk memberikan bantuan kepada para
konsumen yang telah membeli produk atau jasa dari perusahaan tersebut.
4. Customer Relationships
35
Menjelaskan tipe hubungan yang dibangun oleh perusahaan dengan masing -
masing customer segments. Tujuan dari membangun relasi dengan pelanggan
adalah untuk memberikan pengalaman yang baik kepada pelanggan. Beberapa
kategori dalam membangun relasi dengan konsumen adalah:
a. Personal Assistance
Membangun relasi dengan pelanggan melaui interaksi antar manusia.
Contoh: e-mail.
b. Self-Service
Membuat kontak langsung kepada pelanggan. Perusahaan sudah
memberikan semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh pelanggan untuk
membantu diri mereka sendiri.
5. Revenue Streams
Yaitu mengenai uang atau cash yang didapatkan perusahaan dari setiap segmen
pelanggan yang mereka miliki. Perusahaan harus mengetahui berapa yang harus
dikeluarkan dalam setiap segmen untuk mendapatkan value yang nantinya akan
ditawarkan ke pasar. Ada 2 (dua) jenis Revenue Streams yaitu:
a. Pendapatan transaksi yang berasal dari pembayaran konsumen biasa.
b. Pendapatan berulang (recurring) yang berasal dari pembayaran konsumen
langganan, atau layanan pasca - pembelian untuk konsumen.
Revenue Streams Wa^Port didapatkan dari Asset Sale yaitu menjual produk
yang dimiliki oleh perusahaan kepada konsumen.
36
Perusahaan menentukan harga dengan juga mempertimbangkan harga produk
kompetitor, atau harga barang substitusi. Wa^Port menggunakan metode
Perceived - value pricing, merupakan metode penentuan harga dengan
berdasarkan pada harga yang dirasakan pantas oleh konsumen (Kottler dan
Keller, 2012).
6. Key Resources
Sumber daya dibutuhkan untuk membuat dan menawarkan value untuk
mendapatkan tempat dalam suatu market. Jenis-jenis key resources sebagai
berikut:
a. Physical
Sumber daya yang didapatkan dari fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan
seperti toko, bangunan kendaraan dan jaringan distribusi lainnya.
b. Intellectual
Sumber daya yang dipakai pada industri kreatif seperti fashion.
c. Human
Sumber daya yang berupa tenaga kerja atau manusia yang bekerja pada
perusahaan.
d. Financial
Sumber daya yang digunakan oleh bagian keuangan seperti pembayaran
secara tunai ataupun kredit.
7. Key Activities
37
Key Activities adalah hal penting yang harus dilakukan perusahaan untuk
membuat model bisnis. 3 (tiga) kategori Key Activities:
a. Production
Mendesain, membuat, dan menyampaikan produk dalam kuantitas
tertentu dan kualitas yang terbaik.
b. Problem Solving
Solusi untuk sertiap masalah baru yang dimiliki oleh pelanggan
c. Platform/Network
Jaringan atau sarana untuk mendukung jalannya bisnis model.
8. Key Partnership
Jaringan dari para supplier dan partners yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.
Perusahaan bekerjasama untuk mengoptimalkan bisnis model yang mereka
miliki mengurangi resiko dari bisnis dan juga untuk mendapat sumber daya. 3
(tiga) alasan perusahaan menjalin kemitraan, yakni:
a. Optimalisasi dan skala ekonomi relasi yang terjalin antara buyer dan
supplier bertujuan untuk menciptakan pengalokasian sumber daya dan
juga aktivitas yang ada seoptimal mungkin. Selain itu, optimalisasi dan
skala ekonomi biasa juga berlanjut hingga adanya pengurangan atau
penurunan biaya dan sering juga memiliki infrasuktur yang digunakan
bersamaan.
38
b. Mengurangi resiko dalam lingkungan persaingan yang identik dengan
ketidakpastian.
c. Mengakuisisi sumber daya tertentu. Kemitraan bisa juga dimotivasi guna
mengakuisisi suatu sumber daya tertentu daripada mereka harus membuat
atau meriset sendiri, yang tentunya memakan waktu dan biaya.
9. Cost Structure
Penjelasan mengenai biaya yang dibutuhkan selama perusahaan beroperasi. 2
jenis Cost Structure, yaitu
a. Cost-Driven
Meminimalkan biaya produksi sekecil mungkin.
b. Value-Driven
Fokus dengan produk yang diciptakan.
Beberapa karakteristik Cost Structure yaitu:
a. Fixed costs
Fixed costs atau biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah,
berapapun jumlah produk atau jasa yang dihasilkan. Contohnya adalah
gaji, biaya sewa, fasilitas pabrik, dan lain-lain.
b. Variable Cost
Variable cost atau biaya tidak tetap merupakan biaya yang berubah- ubah
bergantung oleh jumlah produk atau jasa yang dihasilkan.
2.9. TEORI LAPORAN KEUANGAN
39
2.9.1 LAPORAN KEUANGAN
Dalam membuat bisnis diperlukan laporan keuangan untuk mengetahui
dan memantau perkembangan bisnis yang sedang dijalani. Laporan keuangan
terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Pendapatan perusahaan yang diterima selama periode waktu tertentu
biasanya seperempat tahun dari tahun penuh, biaya itu terjadi selama
periode berjalan untuk memperoleh pendapatan, dan laba perusahaan yang
diperoleh selama periode tersebut (Titman, S. et al. 2014). Tujuan utama
laporan laba rugi yaitu mengukur tingkat keuntungan dalam periode
tertentu. Hasil akhirnya adalah berupa keuntungan atau kerugian. bila
perusahaan tidak membagi deviden dengan stakeholder maka seluruh hasil
akhir menjadi laba ditahan. Tetapi bila perusahaan membagi dividen, maka
hasil akhir tersebut dikurangi dengan dividen untuk mendapatkan nilai laba
ditahan
2. Neraca (Balance Sheet)
Berisi informasi tentang aset (segala sesuatu dari nilai milik perusahaan),
liabilities (utang perusahaan), dan stakeholders equity (uang yang
diinvestasikan oleh pemilik perusahaan) (Titman, S. et al. 2014). Neraca
40
digunakan untuk mengetahui kondisi perusahaan, untuk menilai apakah
kondisi perusahaan dalam kondisi baik atau tidak. Aset menjelaskan
aktivitas yang terjadi dalam bisnis, sedangkan liabilities dan stakeholders’
equity menjelaskan apa saja yang disediakan untuk mendukung bisnis.
Sumber: Titman, S. et al. (2014)
3. Laporan arus kas (Cash Flow Statement)
Melaporkan kas yang diterima dan uang tunai yang dikeluarkan oleh
perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam seperempat tahun
atau satu tahun penuh (Titman, S. et al. 2014). Laporan arus kas
diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus
kas masuk dan arus kas keluar. Pengklasifikasian transaksi berdasarkan pada
kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan. Laporan arus kas dapat
memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba dimasa yang akan datang. Untuk melakukan pendanaan pada sebuah
perusahaan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu
- Pendanaan dilakukan melalui hutang
Pendanaan dilakukan melalui hutang dilakukan dengan cara meminjam
ke bank, mengikuti program pemerintah Kredit Usaha Rakyat (KUR),
dan lain-lain
Assets = Liabilities + Stake holders’ Equity
41
- Pendanaan dilakukan melalui ekuitas / modal
Pendanaan dilakukan melalui modal dilakukan dengan cara menggunakan
modal sendiri, saham, dan lain lain.
2.9.2 FINANCIAL RATIO
Ada beberapa ratio yang akan digunakan dalam bisnis ini:
1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa
suatu proposal investasi dengan cara membandingkan investasi awal
dengan present value dari net cash flow (Warren dan Reeve, 2005). Syarat
yang harus dipertimbangkan sebelum membuat keputusan yaitu:
a. Jika Net Present Value lebih besar dari 0, maka proposaltersebut dapat
diterima.
b. Jika Net Present Value sama dengan 0, maka proposal tersebut dapat
diterima dan dapat juga ditolak.
42
c. Jika Net Present Value lebih kecil dari 0, maka proposal tersebut
ditolak.
Rumus NPV
Sumber: Titman, S. et al (2014)
dimana: n = jumlah tahun
rate = tingkat bunga
Arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan
dilakukan.
2. Internal Rate Ratio (IRR)
Internal Rate Ratio (IRR) adalah interest rate yang akan menyebabkan nilai
sekarang dari proposal pengeluaran modal untuk menyamakan nilai sekarang
dari annual cash flow yang diharapkan. IRR juga didefinisikan sebagai
tingkat pengembalian yang digunakan dalam Capital Budgeting. Berikut
merupakan rumus IRR:
Sumber: KISCL (2007)
dimana: IRR dapat diterima jika nilai IRR > WACC
: IRR ditolak jika nilai IRR < WACC
3. Return on Investment (ROI)
43
Return on Investment (ROI) adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengevaluasi efisiensi data keuangan yang digunakan untuk interest rate
yang menyebabkan nilai sekarang dari proposal pengeluaran modal untuk
menyamakan nilai sekarang dari annual cash flows yang diharapkan. Berikut
rumus dari ROI:
Sumber: Syamsuddin (2009)
4. Discounted Payback Period
Menurut Jan, I. (2013), perhitungan ini lebih handal dibandingkan dengan
perhitungan Payback Period biasa karena ia memperhitungkan nilai uang
berdasarkan waktu. Dengan melakukan pemotongan terhadap arus kas masuk
suatu proyek.
Discounted Payback Period =
dimana:
A: Periode terakhir dengan diskon kumulatif arus kas negatif
B: Nilai absolut dari akumulatif diskon arus kas pada akhir periode A
C: Arus kas diskon selama periode setelah A
5. Break Even Point
Menurut Bambang Riyanto (2011: p359) dalam Suhardi (2016) menyatakan
bahwa: “Analisa Break Even adalah suatu teknik analisa untuk mengetahui
hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume
44
kegiatan”. Menurut Kasmir (2011: p332) dalam Suhardi (2016): “Analisis titik
impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi
tidak memperoleh pendapatan (laba) dan tidak pula menderita kerugian.
Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama dengan
jumlah biaya yang dikeluarkan”
Berikut adalah cara untuk menghitung break even point:
Sumber: Suhardi (2016)
5. Weighted Average Cost of Capital (WACC)
Weighted Average Cost of Capital (WACC) adalah metode biaya rata-rata
tertimbang dari struktur pemodalan perusahaan. Dari laporan neraca dapat
diketahui financial leverage yaitu sumber dana pemodalan perusahaan yang
diperoleh dari dua macam sumber yaitu hutang dan dari modal sendiri. Nilai
menurut Brigham dan Houston (2006: p484):
WACC = (Cost of Debt x Proportion of Debt) + (Cost of Equity x
Proportion of Equity)
Cost of Debt = YTM (1- Tax rate)
45
Cost of Equity = Risk Free Rate + β (return on market – risk free rate)
Top Related