Download - BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

Transcript
Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

8

 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

2.1.1 Definisi Sistem

Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah

komponen fungsional (dengan satuan fungsi atau tugas khusus) yang saling

berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses

atau pekerjaan tertentu. (Fathansyah, 1999, p9).

Adapun menurut Prahasta (2005, p37), definisi dari sistem adalah

sekumpulan objek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam

mencapai tujuan atau sasaran bersama.

Namun ia juga menjabarkan definisi-definisi lain dari beberapa sumber,

seperti Simatu (1995) yang mendefinisikan sistem sebagai cara pandang terhadap

dunia nyata yang terdiri dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk

mencapai tujuan dalam lingkungan yang kompleks, dan Robert & Michael

(1991), yang mendefinisikan sistem sebagai kumpulan elemen yang saling

berinteraksi membentuk kesatuan, dalam interaksi yang kuat maupun lemah

dengan pembatas yang jelas.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

9

 

Dari beberapa definisi yang telah dijabarkan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kumpulan objek yang terangkai dalam

sebuah interaksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.1.2 Definisi Informasi

Informasi, menurut Prahasta (2005, p30), adalah data yang ditempatkan

pada konteks yang penuh arti oleh penerimanya. Ia (Prahasta), juga menjabarkan

definisi-definisi lain dari informasi, yaitu sebagai makna atau pengertian yang

dapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang

umum digunakan di dalam representasinya (pustaka ITS,1986), kemudian juga

sebagai analisis dan sintesis terhadap data (pustaka Kadir, 1999).

Namun, dalam bidang ilmu komputer, dapat disimpulkan bahwa informasi

adalah data yang disimpan, diproses, atau ditransmisikan. Pernyataan ini

memfokuskan pada definisi informasi sebagai pengetahuan yang didapatkan dari

pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.

2.1.3 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi menurut pustaka Budihar (1995), adalah suatu sistem

manusia-mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung

fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam organisasi.

Namun, Prahasta (2005, p40) berpendapat bahwa sistem informasi adalah

entity (kesatuan) formal yang terdiri dari berbagi sumber daya fisik maupun

logika. Dari organisasi ke organisasi, sumber daya-sumber daya ini disusun atau

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

10

 

distrukturkan dengan beberapa cara yang berlainan karena organisasi dan sistem

informasi merupakan sumber daya- sumber daya yang bersifat dinamis.

2.2 Sistem Informasi Geografi

2.2.1 Definisi Geografi

Geografi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal

balik antara manusia dan alam, yaitu mempelajari permukaan bumi, yang

mencakup bentuk dan pengembangannya, gejala-gejala yang terjadi diatasnya,

tampakan-tampakan iklim, vegetasi, hidrologi, lahan dan penggunaannya, yang

berkaitan dengan kehadiran dan kegiatan manusia, dalam konteks keruangan,

lingkungan dan wilayah (Tejoyuwono, 1991).

Dari definisi diatas, dapat diartikan bahwa geografi adalah ilmu tentang

lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik

dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani

yaitu gê ("Bumi") dan graphein ("menulis", atau "menjelaskan").

Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi

juga mengapa disitu dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan "lokasi

pada ruang." Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau

manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi

itu.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

11

 

2.2.2 Definisi Informasi Geografi

Sedangkan informasi geografi, oleh Tejoyuwono (1991) didefinisikan

sebagai informasi yang menyangkut lingkungan, wilayah dan isi yang luas, tidak

hanya menyangkut potensi dan distribusi sumber dayanya, tetapi juga

menyangkut keruangan dan ekologi dalam konteks suatu wilayah, baik bagian

darat, laut maupun lingkungan kehidupan.

Informasi geografi mencakup informasi mengenai tempat-tempat yang

terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek

terletak di permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-keterangan

(atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau

diketahui (Prahasta, 2005).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi geografi

merupakan representasi fakta-fakta dari kondisi fisik maupun sosial ekonomi

yang ada di permukaan bumi.

2.2.3 Definisi Sistem Informasi Geografi (SIG)

Pada dasarnya, sistem informasi geografi merupakan gabungan dari tiga

unsur pokok: sistem, informasi, dan geografi. Dengan memperhatikan pengertian

sistem informasi, maka SIG merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari

berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang

terdapat di permukaan bumi. Jadi, SIG juga merupakan sejenis perangkat lunak

yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi,

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

12

 

menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya

(Prahasta, 2005).

Definisi SIG selalu berkembang, bertambah, dan bervariasi. Hal ini terlihat

dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar. Selain itu, SIG juga merupakan

suatu kajian ilmu dan teknologi yang dapat dikatakan telah berkembang dengan

pesat akhir-akhir ini. Berikut ini adalah beberapa definisi dari berbagai ahli yang

akan dijabarkan oleh penulis:

a. SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk

menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG

dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-

objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang

penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan

sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam

menangani data yang bereferensi geografi, yaitu masukan, manajemen

data, analisis dan manipulasi data, dan keluaran (Aronoff, 1989).

b. SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan,

dan pengambilan kembali data yang diinginkan dan juga merupakan

penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia (Burrough,

1986).

c. SIG merupakan sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak,

data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

13

 

mengumpulkan, menyimpan, menganalisa dan menyebarkan informasi-

informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi (Chrisman, 1997).

d. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data

geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan

perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data,

kompilasi data, penyimpanan data, perubahan data, manajemen dan

pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan presentasi data, dan

analisa data (Bern, 1992).

e. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan,

memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisa informasi-informasi yang

berhubungan dengan permukaan bumi (Demers, 1997).

2.2.4 Karakteristik Sistem Informasi Geografi

Dari beberapa definisi yang telah dijabarkan diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa sistem informasi geografi memiliki karakteristik sebagai

berikut:

a. Merupakan suatu sistem hasil pengembangan perangkat keras dan

perangkat lunak untuk tujuan pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat

disajikan dalam satu sistem berbasis komputer.

b. Melibatkan teknik informatika dan aplikasi lainnya yang terkait.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

14

 

c. Mampu mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan, menampilkan,

memanipulasi, memadukan dan menganilisis data spasial dan fenomena

geografis suatu wilayah.

d. Mampu menyimpan data dasar yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu

masalah.

Contoh: penyelesaian masalah kemacetan di Jakarta yang memerlukan

informasi-informasi dasar seperti volume kendaraan, trayek angkutan

umum, dan yang lainnya.

2.2.5 Subsistem Sistem Informasi Geografi

Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka SIG dapat diuraikan menjadi

beberapa subsistem, yaitu:

a. Data Input: Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan

mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem

ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau

mentransformasikan format data-data aslinya kedalam format yang dapat

digunakan oleh SIG.

b. Data Output: Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran

seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun

bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta, dan lain-lain.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

15

 

c. Data Management: Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial

maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga

mudah dipanggil, di-update, dan di-edit.

d. Data Manipulation & Analysis: Subsistem ini menentukan informasi-

informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga

melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi

yang diharapkan.

Gambar-gambar berikut adalah gambar-gambar yang menjelaskan tentang

uraian dari subsistem SIG, yang dijabarkan pada gambar 2.1 dan gambar 2.2

dibawah ini:

Gambar 2.1 Subsistem-subsistem SIG

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

16

 

Jika subsistem SIG diatas diperjelas berdasarkan uraian jenis

masukan, proses, dan jenis keluaran yang di dalamnya, maka subsistem

SIG juga dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2: Uraian Subsistem-subsistem SIG

2.2.6 Komponen Sistem Informasi Geografi

SIG merupakan produk dari beberapa komponen. Komponen-komponen

yang terdapat dalam SIG adalah sebagai berikut:

a. Perangkat Keras

SIG membutuhkan komputer untuk penyimpanan dan pemroresan data.

Ukuran dari sistem komputerisasi bergantung pada tipe SIG itu sendiri.

SIG dengan skala yang kecil hanya membutuhkan PC (personal computer)

yang kecil dan sebaliknya. Ketika SIG yang di buat berskala besar di

perlukan spesifikasi komputer yang besar pula serta host untuk client

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

17

 

machine yang mendukung penggunaan multiple user. Hal tersebut

disebabkan data yang digunakan dalam SIG baik data vektor maupun data

raster penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses

analisanya membutuhkan memori yang besar dan prosesor yang cepat.

Untuk mengubah peta ke dalam bentuk digital diperlukan hardware yang

disebut digitizer.

Perangkat keras dalam SIG terbagi menjadi tiga kelompok yaitu:

1. Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke dalam

jaringan komputer. Contoh: scanner, digitizer, CD-ROM.

2. Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam komputer yang berfungsi

mengolah, menganalisis dan menyimpan data yang masuk sesuai

kebutuhan, contoh: CPU (Central Processing Unit), tape drive, disk

drive.

3. Alat keluaran (output) yang berfungsi menayangkan informasi

geografi sebagai data dalam proses SIG, contoh: VDU (Visual

Display Unit), plotter, printer.

Dibawah ini adalah gambar 2.3 yang berupa skema dari perangkat

keras berikut keterangannya:

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

18

 

Gambar 2.3: Skema Perangkat Keras

Keterangan gambar 2.3:

Data dasar geografi melalui unit masukan (digitizer, scanner, CD-ROM)

dimasukkan ke komputer. Data yang telah masuk akan diolah melalui CPU

(pusat pemrosesan data), dan CPU ini dihubungkan dengan:

a. Unit penyimpanan (disk drive, tape drive) untuk disimpan dalam disket.

b. Unit keluaran (printer, plotter) untuk dicetak menjadi data dalam bentuk

peta.

c. VDU (layar monitor) untuk ditayangkan agar dapat dikontrol oleh para

pemakai dan programmer (pembuat program).

Scanner : alat untuk membaca tulisan pada sebuah kertas atau gambar.

CD-ROM : alat untuk menyimpan program.

Digitizer : alat pengubah data asli (gambar) menjadi data digital (angka).

Plotter : alat yang mencetak peta dalam ukuran relatif besar.

Printer : alat yang mencetak data maupun peta dalam ukuran relatif kecil.

CPU : pusat pemrosesan data digital.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

19

 

VDU : layar monitor untuk menampilkan hasil pemrosesan.

Disk drive : bagian CPU untuk menghidupkan program.

Tape drive : bagian CPU untuk menyimpan program.

b. Perangkat Lunak

Dalam pembuatan SIG diperlukan software yang menyediakan fungsi tool

yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan

informasi geografi. Dengan demikian, elemen yang harus terdapat dalam

komponen software SIG adalah:

1. Tool untuk melakukan input dan transformasi data geografi

2. Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)

3. Tool yang mendukung query geografis, analisa dan visualisasi

4. Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool

geografi.

Gambar 2.4: Skema Perangkat Lunak

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

20

 

Keterangan gambar 2.4:

Data hasil penginderaan jauh dan tambahan (data lapangan, peta) dijadikan

satu menjadi data dasar geografi. Data dasar tersebut dimasukkan ke

komputer melalui unit masukan untuk disimpan. Bila diperlukan data yang

telah disimpan tersebut dapat ditayangkan melalui layar monitor atau

dicetak untuk bahan laporan (dalam bentuk peta/gambar). Data ini juga

dapat diubah untuk menjaga agar data tetap aktual (sesuai dengan keadaan

sebenarnya).

c. Data dan Informasi

SIG merupakan perangkat pengelolaan basis data (DBMS = Data Base

Management System) dimana interaksi dengan pemakai dilakukan dengan

suatu sistem antar muka dan sistem query dan basis data dibangun untuk

aplikasi multiuser. SIG juga merupakan perangkat analisis keruangan

(spatial analysis) dengan kelebihan dapat mengelola data spasial dan data

non-spasial sekaligus.

Berikut yang merupakan tipe-tipe data geografi pada SIG:

i. Data lokasi:

1. Koordinat lokasi

2. Nama lokasi

3. Lokasi topologi (letak relatif: sebelah kiri perumahan A,

sebelah kanan pertokoan B)

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

21

 

ii. Data non-lokasi:

1. Trayek angkutan umum

2. Volume kendaraan

iii. Data dimensi waktu (temporal):

1. Data non-lokasi di lokasi bersangkutan dapat berubah dengan

waktu (misal: data volume kendaraan di suatu wilayah pada

saat hari kerja akan berbeda dengan saat hari libur).

Untuk dapat memperoleh data atau informasi geografi, terdapat lima cara,

yaitu:

1. Survei lapangan: pengukuran fisik (land marks), pengambilan sampel

(polusi air), pengumpulan data non-fisik (data sosial, politik,

ekonomi dan budaya).

2. Sensus: dengan pendekatan kuesioner, wawancara dan pengamatan,

pengumpulan data secara nasional dan periodik (sensus jumlah

penduduk, sensus kepemilikan tanah).

3. Statistik: merupakan metode pengumpulan data periodik/per-interval

waktu pada stasiun pengamatan dan analisis data geografi tersebut,

contoh: data titik-titik rawan macet pada jam kerja.

4. Tracking: merupakan cara pengumpulan data dalam periode tertentu

untuk tujuan pemantauan atau pengamatan perubahan, contoh: data

volume kendaraan di suatu wilayah.

5. Penginderaan jarak jauh (inderaja): merupakan ilmu dan seni untuk

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

22

 

mendapatkan informasi suatu obyek, wilayah atau fenomena melalui

analisis data yang diperoleh dari sensor pengamat tanpa harus kontak

langsung dengan obyek, wilayah atau fenomena yang diamati.

d. Intelegensi Manusia

Intelegensi manusia merupakan kemampuan manusia dalam pengelolaan

dan pemanfaatan SIG secara efektif. Bagaimanapun juga manusia

merupakan subyek (pelaku) yang mengendalikan seluruh sistem, sehingga

sangat dituntut kemampuan dan penguasaannya terhadap ilmu dan

teknologi mutakhir. Selain itu diperlukan pula kemampuan untuk

memadukan pengelolaan dengan pemanfaatan SIG, agar SIG dapat

digunakan secara efektif dan efisien. Adanya koordinasi dalam pengelolaan

SIG sangat diperlukan agar informasi yang diperoleh tidak simpang siur,

tetapi tepat dan akurat.

2.2.7 Kemampuan Sistem Informasi Geografi

Kemampuan SIG dapat diklasifikasikan melalui dua sudut pandang, yaitu

dari definisinya dan dari fungsi analisisnya (Prahasta, 2005, p72).

Secara eksplisit, kemampuan SIG dilihat dari definisnya. Kemampuan SIG

dari sudut pandang definisinya adalah sebagai berikut:

a. Memasukkan dan mengumpulkan data geografi (spasial dan atribut)

b. Mengintegrasikan data geografi

c. Memeriksa dan meng-update data geografi

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

23

 

d. Menyimpan dan memanggil kembali data geografi

e. Merepresentasikan atau menampilkan data geografi

f. Mengelola data geografi

g. Memanipulasi data geografi

h. Menganalisa data geografi

i. Menghasilkan keluaran (output) data geografi dalam bentuk-bentuk: peta

tematik (view dan layout), tabel, grafik, laporan, dan lainnya baik dalam

bentuk hardcopy maupun softcopy.

Sedangkan kemampuan SIG dari sudut pandang fungsi analisisnya adalah

sebagai berikut:

a. Fungsi analisis spasial

Fungsi analisis spasial terdiri dari:

1. Klasifikasi (reclassify) : fungsi ini mengklasifikasikan suatu data

spasial menjadi data spasial baru dengan menggunakan kriteria

tertentu.

2. Jaringan (network) : fungsi ini merujuk data spasial titik (point) atau

garis (line) sebagai suatu jaringan yang tak terpisahkan. Fungsi ini

sering digunakan di bidang-bidang transportasi dan utility. Sebagai

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

24

 

contoh, dengan fungsi analisis spasial network, untuk menghitung

jarak terdekat, yang pertama harus dilakukan adalah mencari seluruh

kombinasi jalan-jalan yang menghubungkan titik awal dan titik akhir

yang dimaksud. Pada setiap kombinasi, hitung jarak titik awal dan

akhir dengan mengakumulasikan jarak dari jalan-jalan yang

membentuknya. Kemudian pilih jarak terpendek dari kombinasi-

kombinasi yang ada.

3. Overlay : fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal

dua data spasial yang menjadi masukannya. Sebagai contoh, bila

ingin menghasilkan wilayah-wilayah yang memiliki titik-titik rawan

kemacetan, dimana data-data yang diperlukan adalah volume

kendaraan, dan kepadatan populasi di wilayah Jakarta Selatan, maka

fungsi analisis spasial overlay akan dikenakan terhadap data-data

spasial tersebut.

4. Buffering : fungsi ini akan menghasilkan data spasial baru yang

berbentuk polygon atau zone dengan jarak tertentu dari data spasial

yang menjadi masukannya. Data spasial titik akan menghasilkan data

spasial baru yang berupa lingkaran-lingkaran yang mengelilingi titik

pusatnya.

5. 3D analysis : fungsi ini terdiri dari beberapa subfungsi yang

berhubungan dengan presentasi data spasial dalam ruang 3 dimensi.

Fungsi analisis spasial ini banyak menggunakan fungsi interpolasi.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

25

 

Sebagai contoh adalah untuk menampilkan data spasial ketinggian,

tataguna tanah, jaringan jalan dan utility dalam bentuk model 3

dimensi.

6. Digital image processing : fungsi ini dimiliki oleh perangkat SIG

yang berbasiskan raster. Karena data spasial permukaan bumi (citra

digital) banyak didapat dari perekaman data satelit yang berformat

raster, maka banyak SIG raster yang juga dilengkapi dengan fungsi

analisis ini.

b. Fungsi analisis atribut

Fungsi analisis atribut terdiri dari operasi dasar sistem pengelolaan basis

data (DBMS) dan perluasannya:

i. Operasi dasar basis data mencakup:

1. Membuat basis data baru (create database)

2. Menghapus basis data (drop database)

3. Membuat tabel basis data (create table)

4. Menghapus tabel basis data (drop table)

5. Mengisi dan menyisipkan data (record) ke dalam tabel (insert)

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

26

 

6. Membaca dan mencari data (field atau record) dari tabel basis

data (seek, find, search, retrieve)

7. Mengubah dan meng-edit data yang terdapat di dalam tabel

basis data (update, edit)

8. Menghapus data dari tabel basis data (delete, zap, pack)

9. Membuat indeks untuk setiap tabel basis data

ii. Perluasan operasi basis data:

1. Membaca dan menulis basis data dalam sistem basis data yang

lain (export dan import)

2. Dapat menggunakan bahasa basis data standar SQL (structured

query language)

2.3 Data

2.3.1 Definisi Data

Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek,

seperti contohnya manusia, barang, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk

angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, dan lainnya (Fathansyah, 1999, p2).

Data merupakan bahasa, mathematical, dan simbol-simbol pengganti lain

yang disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia, peristiwa,

konsep, dan objek-objek penting lainnya (Prahasta, 2005, p30).

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

27

 

2.3.2 Model Data

Data-data yang digunakan di dalam SIG dapat diklasifikasikan menjadi

beberapa data, yaitu data spasial dan data atribut.

a. Data spasial

Data spasial mempunyai pengertian sebagai suatu data yang mengacu pada

posisi, obyek, dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data spasial

merupakan salah satu item dari informasi, dimana didalamnya terdapat

informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi, dibawah permukaan

bumi, perairan, kelautan dan bawah atmosfir (www.ilmukomputer.com).

Data spasial dan informasi turunannya digunakan untuk menentukan posisi

dari identifikasi suatu elemen di permukaan bumi.

Karakteristik utama dari data spasial adalah bagaimana mengumpulkannya

dan memeliharanya untuk berbagai kepentingan. Selain itu juga ditujukan

sebagai salah satu elemen yang kritis dalam melaksanakan pembangunan

sosial ekonomi secara berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan.

Data spasial memiliki beberapa model data yang diklasifikasikan sebagai

berikut:

i. Model data raster

Model data raster merupakan representasi dari obyek-obyek geografi

yang terekam sehingga dapat dikenali dan diproses oleh komputer.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

28

 

Model data raster memberikan informasi spasial terhadap permukaan

di bumi dalam bentuk gambaran yang di generalisasi. Secara

konseptual, model data raster merupakan model data spasial yang

paling sederhana.

ii. Model data vektor

Model data vektor merupakan model data yang paling banyak

digunakan. Model ini berbasiskan pada titik (point) dengan nilai

koordinat (x,y) untuk membangun objek spasialnya. Objek yang

dibangun terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu berupa titik (point),

garis (line), dan area (polygon).

1. Titik (point)

Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada

suatu obyek. Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat

ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada peta maupun

dalam layar monitor. Contoh : lokasi fasilitas kesehatan, dan

lain-lain.

2. Garis (line)

Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau

lebih titik dan merepresentasikan obyek dalam satu dimensi.

Contoh : jalan, sungai, dan lain-lain.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

29

 

3. Area (polygon)

Area merupakan representasi obyek dalam dua dimensi. Suatu

area paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling

terhubung diantara ketiga titik tersebut. Contoh : danau, persil

tanah, dan lain-lain.

Jenis  Contoh Representasi  Contoh Atribut 

 

 

Titik 

 

 

ID  Nama  Lokasi

1 SMU 

1 Kec. A 

2 SDN 

B Kec. A 

3 SMP 

5 Kec. A 

4 SDN 

A Kec. B 

5 SMU 

2 Kec. B 

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

30

 

 

 

Garis 

ID Status 

Jalan 

Kondisi

1 Jalan 

Nasional 

Baik

2 Jalan 

Provinsi 

Sedang

3 Jalan 

Kabupaten 

Rusak

 

 

Poligon

 

 

 

ID  Guna Lahan Luas 

(Ha) 

1 Sawah  20

2 Permukiman  30

3 Kebun  45

4 Danau  40

Gambar 2.5: Contoh Representasi data vektor dan

atributnya

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

31

 

b. Data atribut

Data atribut mendeskripsikan features objek hingga dapat dianggap sebagai

“informasi” milik komputer mengenai objek. Secara praktis, data atribut ini

disimpan didalam tabel-tabel basis data (objek sebagai baris atau record

dan atribut-atribut sebagai kolom atau field).

Data atribut dapat dijelaskan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada

penjelasan secara kualitatif, yang dijelaskan adalah tipe, klasifikasi, dan

label suatu objek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek yang lain,

misalnya sekolah, mall, dan sebagainya. Bila dilakukan secara kuantitatif,

data objek dapat diukur atau dinilai berdasarkan skala tingkatan, interval

dan rasio suatu titik tertentu. Misalnya, jumlah penduduk dalam suatu

kelurahan ada 1000 jiwa.

2.4 Sistem Basis Data

2.4.1 Definisi Basis Data

Basis data dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang, yaitu

(Fathansyah, 1999, p2):

a. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang

diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali

dengan cepat dan mudah.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

32

 

b. Kumpulan data yang saling berhubungan, yang disimpan secara bersama

sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundancy) yang tidak perlu,

untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

c. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan, yang disimpan dalam

media penyimpanan elektronik.

Adanya basis data mengimplikasikan adanya pengertian keterpisahan

antara penyimpanan (storage) fisik data yang digunakan dengan program-

program aplikasi yang mengaksesnya untuk mencegah saling ketergantungan

(dependence) antara data dengan program-program yang mengaksesnya.

2.4.2 Definisi Sistem Basis Data

Secara umum, sistem basis data merupakan sistem yang terdiri atas

kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data di

sebuah sistem komputer) dan sekumpulan program (DBMS) yang

memungkinkan beberapa pemakai atau program lain untuk mengakses dan

memanipulasi file tersebut (Fathansyah, 1999, p10).

Dengan menggunakan sistem basis data, pengguna, pemrogram, atau

developer program aplikasi tidak perlu mengetahui informasi detil mengenai

bagaimana data-datanya disimpan (Prahasta, 2005, p190).

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

33

 

2.4.2.1. Table

Table adalah suatu relasi data yang digambarkan dalam kolom dan baris

(Connolly, 2002, p72).

2.4.2.2. Field

Field dalam konteks database biasanya sering disebut dengan atribut. Field

merupakan nama kolom dari sebuah tabel atau relasi (Connolly, 2002, p72).

2.4.2.3. Primary Key

Primary key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut yang dipilih untuk

mengidentifikasi tuple-tuple atau record dalam sebuah table (Connoly, 2002,

p79).

2.4.2.4. Foreign Key

Foreign key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut dalam suatu table

yang menunjuk pada key yang terdapat pada table lain. Foreign key berfungsi

untuk menunjukkan hubungan antar satu table dengan table lainnya (Connoly,

2002, p79).

2.4.2.5. Entity Relationship Diagram (ERD)

Model Entity Relationship berisi komponen-komponen himpunan entitas dan

himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang

merepresentasikan seluruh fakta dari ‘dunia nyata’ yang telah ditinjau, yang

dapat digambarkan dengan lebih sistematis (Fathansyah, 1999, p79).

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

34

 

Contoh-contoh penggambaran relasi antar hubungan entitas yang ada adalah:

a. One-to-one

Sebuah entitas di A hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak

satu entitas di B, dan begitupun sebaliknya.

b. One-to-many

Sebuah entitas di A hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak

satu entitas di B, namun sebuah entitas di B dapat diasosiasikan dengan

nol atau lebih entitas di A.

c. Many-to-many

Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di

B dan sebuah entitas di B dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih

entitas di A.

Gambar 2.6: Diagram E-R

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

35

 

2.4.2.6. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-

notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya

sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas.

DFD merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan sistem

yang sedang berjalan logis (id.wikipedia.org).

Tingkatan dalam DFD ada tiga, yaitu:

a. Diagram Konteks

1. Merupakan level tertinggi yang menggambarkan input dan output

sistem.

2. Terdiri dari satu proses yang tidak memiliki data store.

b. Diagram Nol

1. Memiliki data store.

2. Diagram tidak rinci, diberikan tanda bintang pada akhir nomor.

2.4.2.7. State Transition Diagram (STD)

State Transition Diagram (STD) mendeskripsikan bagaimana suatu objek

dapat mengalami perubahan status akibat dari suatu event (www.toki.or.id).

Penjabaran STD meliputi seluruh message yang dapat dikirim ataupun

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

36

 

diterima oleh objek yang berhubungan, dan interval antara dua message yang

dikirim oleh suatu objek umumnya merepresentasikan sebuah state.

2.4.3 Komponen Sistem Basis Data

Dalam sebuah sistem basis data, terdapat komponen-komponen utama yang

dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Fathansyah, 1999, p10):

a. Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang biasanya terdapat dalam sebuah sistem basis data

adalah :

i. Komputer (satu untuk sistem yang stand-alone atau lebih dari satu

untuk sistem jaringan)

ii. Memori sekunder yang on-line (hard disk)

iii. Memori sekunder yang off-line (tape atau removable disk) untuk

keperluan back-up data

iv. Media/perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan)

b. Sistem Operasi (Operating System)

Sistem operasi merupakan program yang mengaktifkan/memfungsikan

sistem komputer, mengendalikan seluruh sumber daya (resources) dalam

komputer dan melakukan operasi-operasi dasar dalam komputer (operasi

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

37

 

I/O, pengelolaan file, dan lain-lain. Program pengelola basis data hanya

dapat aktif jika sistem operasi yang dikehendakinya telah aktif.

c. Basis Data (Database)

Sebuah sistem basis data hanya dapat memiliki beberapa basis data. Setiap

basis data dapat berisi/memiliki sejumlah objek basis data (file/tabel,

indeks, dan lain-lain). Disamping untuk menyimpan data, setiap basis data

juga berguna untuk menyimpan definisi struktur (baik untuk basis data

maupun objek-objeknya secara detail).

d. Sistem Pengelola Basis Data (DBMS)

Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara

langsung, tetapi ditangani oleh sebuah Perangkat Lunak (sistem) yang

spesifik. Perangkat lunak inilah (DBMS) yang akan menentukan

bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia

juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara

bersama, pemaksaan keakuratan atau konsistensi data, dan sebagainya.

e. Pengguna (User)

Untuk sebuah sistem basis data yang stand-alone, maka pada suatu saat

hanya ada satu pemakai yang dapat bekerja. Sedangkan untuk sistem basis

data dalam jaringan, maka pada suatu saat ada banyak pengguna yang

dapat menggunakan basis data yang sama. Pilihan untuk stand-alone atau

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

38

 

jaringan (multiuser) tergantung pada kebutuhan pengguna, perangkat keras

yang tersedia, sistem operasi yang digunakan, serta DBMS yang dipilih.

f. Aplikasi (Perangkat Lunak) Lain

Aplikasi lain ini bersifat opsional. Artinya, ada atau tidaknya tergantung

pada kebutuhan kita. DBMS yang kita gunakan lebih berperan dalam

pengorganisasian data dalam basis data, sementara bagi pemakai basis data

dapat disediakan program lain untuk melakukan pengisian, pengubahan

dan pengambilan data.

2.5 Pemetaan

2.5.1 Definisi Peta

Berdasarkan www.organisasi.org, peta mempunyai pengertian sebagai

representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi, yang berbentuk gambar

atau lukisan keseluruhan atau pun sebagian permukaan bumi baik laut maupun

darat.

2.5.2 Jenis-Jenis Peta

Peta dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Peta Umum

Peta umum adalah peta yang manampilkan bentuk fisik permukaan bumi

suatu wilayah. Contoh : Peta jalan dan gedung wilayah DKI Jakarta.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

39

 

b. Peta Khusus

Peta khusus adalah peta yang menampakkan suatu keadaan atau kondisi

khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan daerah bumi. Contohnya

adalah peta persebaran hasil tambang, peta curah hujan, peta pertanian

perkebunan, peta iklim, dan lain sebagainya.

2.5.3 Skala pada Peta

Skala pada peta adalah perbandingan atau jarak di peta dengan jarak

sesungguhnya dengan satuan atau teknik tertentu (Badan Standarisasi Nasional).

Skala pada peta diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu:

a. Skala angka / skala pecahan

Contohnya seperti 1 : 1000 yang berarti 1 cm di peta sama dengan 1000 cm

jarak aslinya di dunia nyata.

b. Skala Satuan

Misalnya seperti 1 inch to 5 miles dengan arti 1 inchi di peta adalah sama

dengan 5 mil pada jarak sebenarnya.

c. Skala Garis

Skala garis menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan jarak yang

menyatakan suatu jarak pada tiap satuan jarak yang ada.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

40

 

2.5.4 Penerapan Penggunaan Peta dalam Sistem Informasi Geografi

Pada dasarnya, peta mempunyai manfaat sebagai informasi geografi pada

suatu wilayah tertentu. Sedangkan SIG merupakan sejenis perangkat lunak yang

dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan

keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya.

Jadi, peta yang diimplementasikan pada aplikasi SIG tersebut dapat

diterapkan sebagai suatu informasi geografis yang dikoneksikan ke dalam suatu

sistem, yang dapat memudahkan penggunanya untuk memperoleh tujuan dari

penggunaan aplikasinya.

2.6 Kemacetan

2.6.1 Definisi Kemacetan

Menurut id.wikipedia.org,  kemacetan adalah situasi atau keadaan

tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya

jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan biasanya banyak terjadi

di kota-kota besar, terutama yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik

atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan

kepadatan penduduk, seperti misalnya kota Jakarta.

2.6.2 Definisi Titik-Titik Rawan Kemacetan

Kota Jakarta kian lama kian dirundung macetnya lalu lintas. Dan

kemacetan itu hampir terjadi secara merata di banyak titik di Jakarta, termasuk di

wilayah Jakarta Selatan, yang merupakan satu wilayah dari kota Jakarta yang

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

41

 

mempunyai banyak titik rawan macet. Titik rawan kemacetan itu sendiri adalah

adalah wilayah yang mengindikasikan bahwa ruas jalan tak cukup untuk

membendung banyaknya arus kendaraan dalam satu waktu (id.wikipedia.org).

2.6.3 Penyebab Terjadinya Kemacetan di Wilayah Jakarta Selatan

Berdasarkan survei di dinas perhubungan DKI Jakarta yang telah dilakukan

oleh penulis, didapatkan kesimpulan bahwa terdapat beberapa alasan yang

menyebabkan terjadinya kemacetan di beberapa titik di wilayah Jakarta Selatan,

seperti misalnya:

a. Volume kendaraan yang melebihi kapasitas jalan pada jam-jam tertentu,

terutama pada jam berangkat dan pulang kerja

b. Banyak putaran (u-turn) yang menyebabkan antrian kendaraan

c. Lebar jalan yang kecil, yang hanya dapat dilalui satu jalur

d. Jarak antar persimpangan yang berdekatan, yang menyebabkan kepadatan

kendaraan semakin menumpuk

2.7 Jalur Alternatif

2.7.1 Definisi Jalur

Jalur menurut definisi adalah perkerasan jalan yang diperuntukan untuk

lalu lintas kendaraan, bisanya ditandai dari bagian jalan yang diaspal atau dibeton

pada jalan dengan perkerasan kaku/rigid pavement (id.wikipedia.org).

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

42

 

Jalur lalu lintas dikelompokkan atas jalur searah dan jalur dua arah baik

yang tidak dipisahkan atau dipisahkan dengan median ataupun pemisah jalur.

2.7.2 Definisi Jalur Alternatif

Jalur alternatif adalah adalah suatu jalur lalu lintas yang digunakan oleh

para pengendara bermotor untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk

mempersingkat jarak dan waktu dari satu tempat ke tempat lain

(id.wikipedia.org).

Pada dasarnya, ada beberapa jenis jalan yang dapat dikategorikan menjadi

jalur alternatif, seperti misalnya jalan tol dan jalan kecil, atau yang biasa disebut

dengan gang di Indonesia. Pada umumnya, jalur alternatif di kota Jakarta lebih

ditujukan penggunaannya oleh masyarakat untuk menghindari kemacetan yang

pada jam tertentu bisa terdapat di banyak titik di wilayah Jakarta.

2.7.3 Manfaat Adanya Jalur Alternatif di Jakarta Selatan

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, jalur alternatif di kota Jakarta pada

umumnya digunakan oleh para pengguna kendaraan bermotor untuk menghindari

kemacetan di Jakarta, khususnya di Jakarta Selatan yang cukup banyak terdapat

jalur alternatif.

Dengan memanfaatkan kegunaan jalur alternatif tersebut pada jam-jam

tertentu dimana banyak terdapat titik kemacetan di wilayah Jakarta Selatan, maka

para pengguna jalan pun dapat mempersingkat waktu dan jarak dari suatu tempat

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

43

 

ke tempat lain dalam satu waktu, agar kegiatan menjadi tidak terhambat,

terutama hanya karena adanya kemacetan pada jam-jam sibuk.

2.8 Jalur Terpendek

2.8.1 Definisi Jalur Terpendek

Jalur terpendek adalah jalur minimum yang diperlukan untuk mencapai

suatu tempat dari tempat tertentu. Jalur minimum yang dimaksud dapat dicari

dengan menggunakan graph. Graph yang digunakan adalah graph yang

berbobot, yaitu graph yang nilainya tidak negatif, dan bobot yang dimaksud

seperti misalnya berupa jarak dan waktu kemacetan yang sedang terjadi (Munir,

2005).

2.8.2 Metode Pencarian Jalur Terpendek

Jalur terpendek adalah suatu jaringan pengarahan perjalanan dimana

seorang pengarah jalan ingin menentukan jalur terpendek antara dua kota,

berdasarkan beberapa jalur alternatif yang tersedia, dimana titik tujuan hanya

satu, seperti contohnya gambar 2.7 dibawah ini, yang menunjukkan suatu graf

ABCDEFG yang berarah dan tidak berbobot.

 

Gambar 2.7: Graf ABCDEFG

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

44

 

Pada gambar diatas, misalkan kita dari kota A ingin menuju kota G. Untuk

menuju kota G, dapat dipilih beberapa jalur yang tersedia :

A → B → C → D → E → G

A → B → C → D → F → G

A → B → C → D → G

A → B → C → F → G

A → B → D → E → G

A → B → D → F → G

A → B → D → G

A → B → E → G

A → C → D → E → G

A → C → D → F → G

A → C → D → G

A → C → F → G

Berdasarkan data diatas, dapat dihitung jalur terpendek dengan mencari

jarak antara jalur-jalur tersebut. Apabila jarak antar jalur belum diketahui, jarak

dapat dihitung berdasarkan koordinat kota-kota tersebut, kemudian menghitung

jalur terpendek yang dapat dilalui.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

45

 

2.9 Algoritma

2.9.1 Definisi Algoritma

Kata algoritma berasal dari nama Abu Ja’far Mohammed Ibn Musa al-

Khowarizmi, seorang ilmuwan Persia yang menulis buku berjudul Kitab al jabr

w’al-muqabala (rules of restoration and reduction) sekitar tahun 825.

Pada Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary, istilah algorithm diartikan

sebagai prosedur langkah demi langkah untuk memecahkan masalah atau

menyelesaikan suatu tugas khususnya dengan menggunakan bantuan komputer.

Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan algoritma

sebagai urutan logis pengambilan keputusan untuk pemecahan suatu masalah

(Ngoen, 2004, p5).

2.9.2 Definisi Algoritma Greedy

Algoritma Greedy adalah algoritma yang memecahkan masalah langkah

demi langkah, dimana setiap langkah adalah dengan mengambil pilihan yang

terbaik yang dapat diperoleh saat itu (Munir, 2005).

Prinsip algoritma greedy adalah “take what you can get now” yang berarti “ambil

apa yang bisa anda peroleh sekarang”. Prinsip ini juga dipakai dalam pemecahan

masalah optimasi. Contoh penggunaan prinsip greedy dalam kehidupan sehari-

hari:

a. Memilih jurusan di Perguruan Tinggi

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

46

 

b. Memilih jalur tersingkat dari Slipi ke Pasar Minggu

2.9.3 Definisi Algoritma Dijkstra

Algoritma Dijkstra ditemukan pertama kali oleh, Edsger Dijkstra.

Algoritma ini adalah sebuah greedy algorithm dalam memecahkan permasalahan

jarak terpendek untuk sebuah graf berarah (directed graph) dengan bobot-bobot

sisi yang bernilai tidak-negatif (id.wikipedia.org).

2.9.4 Penerapan Penggunaan Algoritma Dijkstra

Algoritma Djikstra melakukan komputasi pencarian rute terpendek antara

simpul sumber dan simpul tujuan berdasarkan bobot pada sisi yang

menghubungkan simpul-simpul dalam graph. Bobot pada sisi bisa berarti

jarak.waktu ataupun bobot lainnya. Jalur terpendek dalam graph adalah jumlah

total minimum bobot dari sisi-sisi yang menghubungkan simpul sumber dengan

simpul tujuan. Algoritma Djikstra adalah algoritma pencarian jalur terpendek

klasik yang dapat ditemukan pada banyak literatur seperti pada referensi.

Algoritma Djikstra bekerja dengan cara mengunjungi simpul-simpul pada graph

dimulai dengan simpul sumber. Algoritma Djikstra kemudian secara berulang

memilih simpul-simpul terdekat dan menghitung total bobot semua sisi yang

dilewati untuk mencapai simpul tersebut. Pada algoritma djikstra total biaya

untuk mencapai suatu simpul dihitung dengan :

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00226-IF Bab 2.pdfdapat diambil dari suatu data dengan menggunakan kenvensi-konvensi yang umum digunakan

47

 

Ekspansi ini terus dilakukan sampai simpul tujuan tercapai. Algoritma

Djikstra dijamin menemukan jalur terpendek asalkan tidak ada bobot negatif

pada setiap sisi dalam graph pencariannya.