8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
Dalam kajian teori ini, akan diuraikan mengenai metode inkuiri yang berisi
tentang alasan munculnya metode inkuiri, definisi inkuiri,langkah inkuiri,
kelebihan dan kekurangan metode inkuiri,sintaks inkuiri. Teori tentang aktivitas
belajar yang berisi tentang definisi aktivitas belajar, indikator tercapainya aktivitas
belajar, jenis-jenis aktivitas belajar. Teori tentang hasil belajar yang berisi tentang
defini hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Dalam sub
bab kajian teori juga diuraikan mengenai pembelajaran IPS di Sekolah Dasar,
kajian IPS, pendidikan IPS.
2.1.1 Metode Inkuiri
Penggunaan metode dalam pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru
diharapkan tidak hanya mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan
hasil belajar siswa, akan tetapi mampu mengaktifkan siswa saat berlangsungnya
proses belajar mengajar. Penelitian pada tahun 1957 yang dilakukan oleh James
Raths menunjukan bahwa 97% dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di kelas
adalah dilakukan oleh guru (Wahab, 2007:92). Alasan tersebut yang memicu
lahirnya metode yang sangat inovasi dalam pembelajaran IPS yang dikenal
dengan metode inkuiri.
Metode inkuiri mempunyai banyak definisi tetapi secara keseluruhan sama.
Metode inkuri menurut Sapriya (2009:80)adalah rangkaian kegiatanpembelajaran
yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk menemukan
sendiri suatu jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Pada prinsipnya tujuan penerapan metode Inkuiri dalam pembelajaran di
kelas, membantu siswa bagaimana merumuskan pertanyaan, mencari jawaban
atau pemecahan untuk memuaskan keingintahuannya dan untuk membantu teori
dan gagasannya tentang dunia. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa pembelajaran
inkuiri bertujuan untuk mengembangkan tingkat berfikir dan jugaketerampilan
berfikir kritis (Gunawan, 2011:90).Hal yang dipentingkan dalam Inkuiriadalah
siswa mencari sesuatu sampai tingkatan “yakin” (belief-percaya), tingkatan ini
9
dicapai melalui dukungan fakta, analisa interpretasi dan pembuktian. Bahkan lebih
dari itu, dalam Inkuiri akan dicari tingkat pencarian alternatif (pilihan
kemungkinan) pemecahan masalah tersebut.
Penerapan metode Inkuiri di dalam kelas hendaknya mempunyai penguasaan
yang penuh terhadap metode tersebut. Banyak pengajar atau guru berusaha
mengajar dengan menggunaan metode inkuiri namun tidak bersungguh-sungguh
melakukanya. Oleh karena itu guru perlu mengajarkan dan memberikan prosedur
atau langkah-langkah yang jelas saat melakukan pembelajaran dengan
menggunakan metode Inkuiri (Wahab 2007 : 95).
2.1.1.1 Langkah atau Prosedur Pembelajaran dengan Metode Inkuiri
Inkuiri diterapkan dalam pembelajaan IPS dikelas mempunyai langkah
atau prosedur yang harus dilakukan oleh seorang guru. Prosedur ini menjadi
sangat penting ketika guru ingin menerapkan sebuah metode dalam pembelajaran
agar tidak berakibat pada kekacauan dalam proses pembelajaran dan
ketidaktercapaian tujuan pembelajaran.
Berikut ini prosedur pemakaian atau langkah metode Inkuiri menurut
Widiarto (2009 : 27-32) :
1) Siswa diperkenalkan masalah yang akan diangkat atau dibahas
2) Siswa mengumpulkan data dari berbagai sumber informasi,
dalam pengumpulan data ini siswa juga diarahkan untuk
mengajukan pertanyaan.
3) Siswa diarahkan atau dibimbing untuk menganalisis data
secara individual maupun kelompok.
4) Siswa membuat hipotesis
5) Siswa menguji hipotesis yang telah dibuat dengan pengetahuan
mereka dan sumber informasi yang mereka dapat.
6) Siswa dengan bimbingan dan arahan guru menyimpulkan yang
telah didapat dari pengujuan hipotesis.
10
Widiarto (2009:33) juga berpendapat bahwa inkuiri mempunyai banyak
keuntungan yaitu:
1) Aktivitas siswa lebih bermakna dimana siswa dapat
menemukan informasi dan pengetahuan
2) Penemuan membantu siswa mempelajari bagaimana mengikuti
petunjuk-petunjuk dan kunci-kunci, dan mencatat penemuan-
penemuan.
3) Peserta didik lebih lanjut mengembangkan minat dalam apa
yang dia pelajari.
4) Peserta didik mengembangkan minat ketrampilan-ketrampilan
dan sikap yang pokok untuk belajar dengan mengarahkan diri.
5) Peserta didik mengembangkan pengertian yang lebih
mendalam tentang tugas-tugas dari seorang guru.
6) Penemuan bekerja pada tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi
dari bidang kognitif (analisa, sintesa).
2.1.1.2. Kelebihan dan Kekurangan metode Inkuiri
Inkuiri sebagai satu proses direncanakan untuk meningkatkan
perkembangan intelektual para siswa. Inkuiri dalam perananya sebagai sebuah
metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan.Berikut ini kelebihan
inkuiri bagi siswa menurut Widiarto (2009:33) adalah:
1) Secara aktif siswa beraktivitas menemukan informasi dan
pengetahuan, ingatan menjadi meningkat.
2) Penemuan membantu siswa mempelajari bagaimana untuk
mengikuti petunjuk-petunjuk dan kunci-kunci,mencatat
penemuan-penemuan, dengan demikian membekali dirinya untuk
menangani situasi-situasi masalah yang baru.
3) Hadiah-hadiah yang diberikan berkenaan dengan penemuan
sesuatu memberikan dorongan para peserta didik dengan motivasi
dari dalam.
4) Peserta didik lebih lanjut mengembangkan minat dalam apa yang
sedang ia pelajari.
5) Peserta didik mengembangkan minat ketrampilan-ketrampilan
dan sikap-sikap yang pokok bagi belajar dengan mengarahkan diri
sendiri.
6) Peserta didik mengembangkan pengertian yang lebih mendalam
tentang tugas-tugas seorang guru.
7) Penemuan bekerja pada tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi dari
bidang kognitif (analisa, sintesa) hal tersebut mendorong
pemikiran intuitif .
11
Sedangkan kekurangan metode Inkuiri menurut Widiarto (2009:34)
adalah sebagai berikut:
1) Membutuhkan banyak waktu.
2) Kebanyakan buku-buku teks dan bahan pembelajaran sekarang
tersedia bagi guru ditulis sebagai pameran daripada sebagai suatu
penemuan.
3) Peserta didik seringkali menjadi macet ataupun kehilangan arah
sebelum masalah dipecahkan.
4) Para peserta didik seringkali menemukan hal-hal yang lain daripada
yang dimaksudkan.
5) Suatu penemuan yang salah yang mebutuhkan banyak usaha dapat
menurunkan semangat para peserta didik secara luar biasa.
6) Guru harus mempunyai latar belakang yang kuat di dalam
bidangnya untuk menangani penemuan-penemuan yang tidak
diharapkan.
7) Beberapa peserta didik nampaknya tidak mampu membuat
penemuan yang dimaksudkan .
Solusi dalam mengatasi kelemahan metode inkuiri adalah sebagai berikut:
1) guru pada awal pembelajaran harus menjelaskan dengan sangat jelas prosedur
penggunaan metode inkuiri kepada siswa sehingga siswa tidak mengalami
kebingungan saat ingin melaksanakan tahap inkuiri berikutnya, 2) guru harus
memperkirakan waktu pelajaran berlangsung agar semua sintaks dan tahap inkuiri
terlaksana secara penuh sampai akhir pembelajaran, 3) untuk mengatasi buku
yang kurang mendukung dalam penggunaan metode inkuiri sebaiknya guru
mempersiapkan aau membuat buku pegangan sendiri untuk siswa pada materi
yang akan diajarkan, 4) guru harus membimbing siswa dengan sabar dan terus
memberi motivasi kepada siswa agar siswa tidak putus asa dalam menemukan
jawaban, 5) pembagian kelompok sebaiknya dilaksanakan seara heterogen agar
kelompok dalam suatu kelas mempunyai keseimbangan dan saling membantu
antar anggota kelompok, 6) guru harus benar-benar memahami metode inkuiri
dengan baik dan menguasai materi pelajaran yang akan diberikan pada saat
pembelajaran berlangsung.
12
2.1.1.3 Sintaks Inkuiri
Selain mempunyai tahapan atau fase yang sistematis, Inkuiri juga memiliki
sintaks atau tahapan proses pembelajaran yang dialami oleh siswa. Berikut ini
sintaks proses Inkuiri menurut Bruce dalam Wena (2008:82) yang digambarkan
dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3
Sintaks Pembelajaran Inkuiri
Fase Kegiatan
Pertama Menghadapkan masalah
1. Menjelaskan prosedur penelitian
2. Menyajikan situasi yang saling bertentangan atau berbeda
Kedua Verifikasi data
1. Memeriksa dan menyeleksi sumber yang sesuai untuk
menemukan data yang dicari
2. Memeriksa kembali masalah
Ketiga Mencari data dan mengkaji data
1. Mengisolisasi variabel yang ada
2. Merumuskan hipotesis sebab akibat
Keempat Mengorganisasikan, merumuskan, dan menjelaskan
Kelima Menganalisis proses penelitian
Sumber : Wena (2008:82)
13
2.1.2 Aktivitas Belajar
Siswa dalam belajar sangat erat kaitanya dengan subjek yang melakukan
pengajaran. Hamalik (2007:59) menyatakan bahwa selama ini siswa hanya
dianggap sebagai pendengar, pengikut dan pelaksana tugas sedangkan
kebututuhan dan minat siswa kurang mendapat perhatian dari guru.
Menurut Suherman (2008:182), aktivitas belajar adalahketerlibatan siswa
dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran
guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat
dari kegiatan tersebut.Aktivitas belajar, juga melibatkan seluruh panca indera
yang membuat seluruh tubuh dan pikiran terlibat dalam proses belajar (Sardiman
2007:55). Aktivitas belajar muncul ketika aktivitas anak dimunculkan dalam
pembelajaran yang sedang berlangsung. Ukuran baik, cukup dan kurang
bergantung pada banyak sedikitnya siswa melakukan yang kemudian disesuaikan
oleh metode yang diterapkan guru (Rahardja, 2002:21).
Menurut Rahardja (2002:21) ada dua sifat aktivitas yaitu aktivitas sejati
yang meliputi kegiatan jasmani dengan mencari masalah, memecahkan masalah,
menilai sesuatu, menyimpulkan sesuatu, menganalisis, dan menciptakan sesuatu.
Aktivitas yang lainya yaitu aktivitas semu yang meliputi kegiatan meniru atau
mengulang perbuatan orang lain yang sudah banyak terbentuk.
Peningkatan aktivitas belajar berarti meningkatnya jumlah siswa yang
bertanya dan menjawab, meningkatnya siswa yang saling berinteraksi untuk
bekerjasama membahas materi pelajaran.Dalam hal ini, diharapkan peningkatan
aktivitas belajar disertai dengan peningkatan ketrampilan (psikomotorik) dan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, sehingga terjadi peningkatan hasil
belajar.
Menurut Sardiman (2003:67) indikator aktivitas belajar dapat dilihat dari:
1) banyaknya siswa beraktivitas dalam pembelajaran, 2) dominasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran, 3) banyaknya siswa yang mampu mengerjakan tugas yang
diberikan guru melalui proses pembelajaran.
14
2.1.2.1 Jenis-jenis Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar memiliki jenis. Jenis aktivitas belajar disesuaikan dengan
kategori kebiasaan dan perilaku beraktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung.
Berikut ini jenis-jenis aktivitas belajar menurut Paul d. Diedric dalam Sardiman
(2011:101) :
1) Visual Activities, yang termasuk di didalamnya misalnya
membaca, memperhatikan gambar dan demonstrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain. 2) Oral Activities, seperti menyatakan merumuskan, bertanya,
memberi saran, berpendapat, diskusi, interupsi. 3) Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian,
percakapan, diskusi, musik. 4) Writting Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan,
laporan, menyalin. 5) Drawing Activities, menggambar, membuat grafik, peta,
diagram. 6) Motor Activities, yang termasuk didalamnya: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, berkebun,
berternak. 7) Mental Activities, sebagai contoh: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan. 8) Emotional Activities, seperti merasa bosan, gugup, melamun,
berani, tenang.
2.1.3 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bukti atau buah yang dipetik dari siswa yang telah
menjalani proses belajar. Hasil belajar yang biasa diterima siswa sebagai buah
dari proses belajaranya dapat berupa hasil yang diinginkan maupun yang tidak
diinginkan, semua itu tergantung dari usaha dan kesunguhan yang telah dilakukan
sewaktu menjalani proses belajar. Menurut Aunurrahman (2009:37) hasil belajar
biasanya ditandai dengan perubahan tingkah laku.
Menurut Gagnedalam Prayitno (2007:8) mengatakan bahwa hasil belajar
adalah dicapainya sejumlah kemampuan setelah mengikuti proses belajar
mengajar, yaitu ketrampilan intelektual (pengetahuan), strategi kognitif
(memecahkan masalah), informasi verbal (mendeskripsikan sesuatu), ketrampilan
15
motorik, sikap dan nilai.Sedangkan menurut Sudjana (2004:22)hasil belajar
adalah adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya.
Kingsley dalam Sudjana(2004:22) membagi tiga macam hasil belajar
mengajar yaitu: 1) keterampilan dan kebiasaan, 2)pengetahuan dan pengarahan, 3)
sikap dan cita-cita.
Sedangkan Gagne dalam Aunurahman (2009:47) membagi lima macam
hasil belajar yaitu: 1) keterampilan intelektual atau pengetahuan prosedural yang
diperoleh melalui penyajian materi di sekolah, 2) strategi kognitif atau
kemampuan memecahkan masalah-masalah baru degan jalan mengatur proses
internal masing-masing individu, 3) informasi verbal atau kemampuan untuk
mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata, 3) keterampilan motorik atau
kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang
berhubungan dengan otot, 4) sikap atau kemampuan internal yang mempengaruhi
tingkah laku seseorang yang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan serta
faktor intelektual.
Hasil belajar dapat dikategorikan menjadi tiga bidang, yaitu bidang
kognitif atau memecahkan masalah, afektif atau sikap, dan psikomotorik
melaksanakan gerakan-gerakan. Oleh karena itu hasil belajar siswa jelas akan
berbeda-bedakarena dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yaitu faktor dari
dalam siswa dan dari luar siswa (Sudjana, 2005:39).
Antara proses dan hasil dalam pembelajaran merupakan dua hal yang tidak
berdiri sendiri, namun saling terkait. Ghufron (2010:20) menyatakan bahwa faktor
yang mempengaruhi proses pembelajaran antara lain adalah faktor siswa seperti
kecerdasan emosional, guru, strategi atau metode mengajar, dan sarana atau
perangkat pembelajaran, dan gaya belajar.
2.1.4 IPS dan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
2.1.4.1 Pengertian IPS
Istilah ilmu pengetahuan sosial atau yang lebih dikenal dengan IPS
merupakan nama mata pelajaran ditingkat sekolah dasar menengah, atas, maupun
16
perguruan tinggi, biasanya ditingkat perguruan tinggi lebih dikenal dengan nama
”social studies” (Sapriya, 2009:19).
2.1.4.2 Pendidikan IPS
Menurut Soemantri dalam Sapriya (2009:11) pendidikan IPS adalah
seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humoniaria, serta kegiatan dasar manusia
yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan. Pengertian tentang pendidikan IPS menurut Soemantri tersebut
menunjukan bahwa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial yang diambil, atau
diperoleh dari lingkungan masyarakat yang sangat dekat dengan kehidupan siswa
sehingga pendidikan IPS penting diberikan di sekolah dasar, menengah dan
sekolah tingkat atas bahkan ditingkat perguruan tinggi yang memeang mempunyai
konsentrasi dan layak diberikan pendidikan IPS.
Pendidikan IPS SD dalam implementasinya pada pembelajaran di kelas
dapat dilakukan melalui berbagai carametode. Metode tersebut sekarang banyak
dikembangkan sebagai contoh pembelajaran interaktif, metode pemecahan
masalah, metode inkuiri, metode dialog kreatif,metode bermain peran, metode
karyawisata dan sebagainya.
2.1.4.3 Kajian IPS
Menurut Kurikulum KTSP (2008:575) ilmu pengetahuan sosial (IPS)
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi
geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi.Melaluimata pelajaran IPS, peserta didik
diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan
bertanggung jawab, serta wargadunia yang cinta damai.
2.1.4.4 Tujuan Mata Pelajaran IPS
Sesuai dengan kurikulum KTSP (2008:575), mata pelajaran IPS bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) mengenal konsep-
konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2)
memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) memiliki
17
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) Memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat
yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, maupun global.
2.1.4.5 Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS
Ruang lingkup mata pelajaran IPS SD menurut Gunawan (2012:39) adalah
sebagai berikut: 1) manusia, tempat, dan linkungan, 2) waktu, keberlanjutan, dan
perubahan 3) sistem sosial dan budaya 4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan
IPS sebagai pendidikan global, yakni mendidik siswa akan kebinekaan bangsa,
budaya, dan peradaban di dunia. Menanamkan kesadaran ketergantungan antar
bangsa. Menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan transportasi
antar bangsa di dunia. Mengurangi kemiskinan kebodohan dan perusakan
lingkungan.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang berjudul efektivitas penggunaan metode inkuiri dalam
meningkatkan hasil belajar IPS tentang aktivitas ekonomi melalui pengembangan
asasmen pembelajaran bagi siswa kelas 5 SDN 2 Mudal Mojotengah Wonosobo
semester 2 dilakukan oleh Dwi Wahyuningsih (2010) menyimpulkan terdapat
peningkatan hasil belajar IPS pokok bahasan aktivitas ekonomi pada siswa kelas 5
SDN 2 Mudal Kecamatan Mojotengah kabupaten Wonosobo dengan
menggunakan metode inkuiri. Kaitanya dengan penelitian ini adalah ada
kesamaan penerapan metode pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPS untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN 08 Sidorejo semeseter 2 tahun
pelajaran 2012/2013 akan tetapi terdapat perbedaan yaitu pada penelitian ini
karena penelitian yang dilakukan tidak hanya hasil belajar saja yang ditingkatkan
namun Aktivitas belajar siswa juga ditingkatkan, subjek yang diambil dan
karakteristik siswa berbeda.
Penelitian yang berjudul penggunaan metode inkuiri guna meningkatkan
hasil belajar siswa kelas 5 pada pembelajaran IPS pokok bahasan persebaran
sumber daya alam di lingkungan setempat di SDN Tutup 2 kecamatan Tunjungan
kabupaten Blora semester 1 tahun pelajaran 2009/2010 dilakukan oleh Wafi
Rif”atul Himmah (2010) menyimpulkan terdapat peningkatan hasil belajar IPS
18
pokok bahasan Persebaran Sumber Daya Alam di lingkungan Setempat pada
siswa kelas 5 SDN Tutup 2 kecamatan Tunjungan kabupaten Blora dengan
menggunakan metode inkuiri. Kaitanya dengan penelitian ini adalah ada
kesamaan penerapan metode pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPS untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN 08 Sidorejo semester 2 tahun
pelajaran 2012/2013 akan tetapi terdapat perbedaan yaitu pada penelitian ini
karena penelitian yang dilakukan peneliti tidak hanya hasil belajar saja yang
ditingkatkan namun Aktivitas belajar siswa juga ditingkatkan, semseter yang
digunakan untuk penelitian berbeda, subjek yang diambil dan karakteristik siswa
juga berbeda.
Penelitian yang berjudul penerapan metode pembelajaran inkuiri untuk
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran idi
kelas 5 SDNTunggulwulung 1 kecamatan Pandaan kabupatenPasuruan tahun
pelajaran 2008/2009 dilakukan oleh Moh Samsul Arifin (2009).Menyimpulkan
terdapat peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar IPS pada siswa kelas 5
SDN Tunggulwulung 1 kecamatan Pandaan kabupatenPasuruantahun
pelajaran2008/2009 dengan menggunakan metode Inkuiri. Kaitanya dengan
penelitian ini adalah ada kesamaan penerapan metode pembelajaran Inkuiri dalam
pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.
akan tetapi terdapat perbedaan yaitu pada penelitian ini, karena penelitian yang
dilakukan peneliti berbeda subjek dan karakteristik siswa.
Penelitian yang berjudul peningkatan hasil dan aktivita sbelajar IPS melalui
metode inkuiri pada siswa kelas 5 SD negeri 1 Kemudo Prambanan Klaten tahun
pelajaran 2011/2012 dilakukan oleh Rossy Pratiwi (2012) menyimpulkan
terdapat peningkatan hasil belajar IPS pada siswa kelas 5 SDN 1 Kemudo
Prambanan Klaten tahun pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan metode
Inkuiri. Kaitanya dengan penelitian ini adalah ada kesamaan penerapan metode
pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar
dan aktivitas belajar siswa. akan tetapi terdapat perbedaan yaitu pada penelitian
ini, karena penelitian yang dilakukan peneliti berbeda subjek dan karakteristik
siswa. Berikut ini disajikan tabel hasil kajian penelitian yang relevan.
19
Tabel 4
Hasil Penelitian yang Relevan
No Nama Peneliti Tahun
Penelitian
Variabel yang
diteliti
MAPEL Subjek
Penelitian
1. Dwi
Wahyuningsih
2010 a. Metode
inkuiri
b. Hasil belajar
siswa
IPS siswa kelas 5
SDN 2 Mudal
Mojotengah
Wonosobo
semester 2
2 Wafi Rif”atul
Himmah
2010 a. Metode
inkuiri
b. Hasil belajar
siswa
IPS siswa Kelas 5
SDN Tutup 2
kecamatan
Tunjungan
kabupaten Blora
semester 1
tahun pelajaran
2009/2010
3. Moh Samsul
Arifin
2009 a. Metode
inkuiri
b. Hasil belajar
siswa
c. Aktivitas
belajar siswa
IPS siswa kelas 5
SDN
Tunggulwulung
1
kecamatan Pand
aan kabupaten
Pasuruan tahun
pelajaran
2008/2009
4.
Rossy
Pratiwi
2012
a. Metode
inkuiri
b. Hasil belajar
siswa
c. Aktivitas
belajar siswa
IPS
siswa kelas 5
SDnegeri 1
Kemudo
Prambanan
Klatentahun
pelajaran2011/2
012
20
Dari tabel hasil penelitian yang relevan tersebut, bisa kita cermati bahwa ada
peneliti yang hanya mempunyai dua variabel saja yaitu metode inkuiri dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas 5 letak perbedaan dengan
penelitian yang peneliti lakukan adalah ditambahnya variabel yaitu aktivitas
belajar, semester dantahun pelajaranserta subjek penelitian yang berbeda. Namun
ada dua penelitian yang mempunyai kesamaan dengan penelitian yang dilakukan
peneliti lakukan yaitu sama-sama menambahkan variabel aktivitas belajar, tetapi
subjek penelitian, semester dantahun pelajaranjuga berbeda.
2.3 Kerangka Pikir
Pembelajaran IPS SD yang diberikan di kelas mempunyai karakteristik
materi yang padat dan banyak. Materi yang banyak dan padat itu seharusnya dapat
diolah guru untuk menumbuhkan aktivitas belajar anak yang mampu memaknai
pembelajaran dengan kegiatan yang tidak mudah dilupakan dan mempunyai
keingintahuan yang tinggi terhadap informasi tersebut. Berkaitan dengan
pembelajaran IPS di kelas masih terdapat permasalahan yaitu selama ini metode
mengajar yang dilakukan guru masih menggunakan metode yang membosankan
dan hanya mengandalkan ceramah, pembelajaran berpusat pada guru, siswa
kurang aktif dalam menyampaikan pendapat, atau bertanya pada guru sehingga
pengetahuan siswa yang didapat sangat dangkal dan berakibat pada hasil belajar.
Oleh karena itu diperlukan adanya pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada
guru, namun siswa juga ikut terlibat secara pikiran, fisik, dan gerak dalam
pembelajaran
Metode yang tepat untuk pembelajaran yang melibatkan siswa timbal balik
antara siswa dan guru serta siswa terangsang untuk mengikuti pembelajaran
dengan menyenangkan, memahami hingga memaknai secara mendalam materi
pelajaran yang diberikan di kelas adalah metode pembelajaran inkuiri.
Penggunaan metode inkuiri dalam mata pelajaran IPS dapat membangun
pengetahuan siswa sendiri sehingga konsep yang diperoleh siswa akan tersimpan
dengan baik sehingga suatu saat pengetahuan itu dibutuhkan siswa akan lebih
mudah mengingatnya. Pembelajaran dilaksanakan dengan dua siklus. Setelah
21
pembelajaran dengan menggunakan metode Inkuiri ini, diharapkan akan
terjadipeningkatan hasil belajar siswa, aktivitas belajar dan pada akhirnya siswa
akan memperoleh hasil belajar yang dikatakan tuntas sama dengan atau diatas
KKM > 70 serta meningkatnya aktivitas belajar menjadi lebih bermakna.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir maka dapat dirumuskan
hipotesis tindakan sebagai berikut:
1)Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan
aktivitas belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas 5 SDN Salatiga 08
kecamatan Sidorejo semester 2tahun pelajaran2012/2013 menjadi lebih aktif
dan bermakna.
2) Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil
belajar pada mata pelajaran IPS Siswa kelas 5 SDN Salatiga 08 kecamatan
Sidorejo semester 2 tahun pelajaran2012/2013.