7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Minat Belajar
a. Pengertian Minat
Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan belajar
mengajar. Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari
dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk
menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di
sekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk
melakukannya sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2010:
57) bahwa “minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa
senang”.
Menurut A’la (2010: 23) “minat yang ada dalam diri seseorang
timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari
partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja”.
Maksudnya adalah minat tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan
timbul karena adanya partisipasi secara aktif, turut serta secara
langsung dalam suatu hal.
7
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
8
Minat yang dikemukakan Winkel (1986: 30) adalah
“kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik
pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
bidang itu”. Perasaan senang akan menimbulkan minat yang diperkuat
lagi dengan sikap positif.
Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan suatu yang ada dalam diri seseorang yang menimbulkan
suatu gejala-gejala seperti rasa suka, rasa senang, semangat dan suka
melakukan tingkah laku sesuai melalu berbagai kegiatan yang meliputi
mencari pengetahuan dan pengalaman. Sehingga, minat belajar
merupakan perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang dalam kegiatan
belajar yang dijalaninya yang akan menimbulkan keterlibatan aktif
dalam proses yang dijalani.
Hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh minat yang ada dalam
dirinya, karena bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena
tidak ada daya tarik baginya. Minat menurut Syah (2008: 141) “minat
belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajarnya”. Apabila seseorang mempunyai
minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk
melakukan sehingga apa yang diinginkan dapat tercapai.
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
9
b. Ciri-ciri Minat
Minat pada siswa sekolah dasar masuk pada kategori minat pada
masa kanak-kanak. Hurlock (2007: 166-167) menyatakan bahwa:
Minat yang dibentuk pada masa kanak-kanak dapat
mempengaruhi anak sebagai berikut:
1) Minat mempengaruhi bentuk dan cita-cita.
2) Minat dapat dan memang berfungsi sebagai tenaga
pendorong yang kuat.
3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas
seseorang.
4) Minat yang terbentuk pada masa kanak-kanak sering
menjadi minat seumur hidup, karena minat menimbulkan
kepuasan.
Aktivitas belajar akan tercapai apabila memiliki minat yang
kuat, minat yang ada dalam diri seorang anak akan berpengaruh besar
terhadap proses belajar yang dijalani. Minat merupakan rasa
ketertarikan hati pada suatu hal yang dianggap mereka menarik
perhatian. Hurlock (2007: 115) juga mengungkapkan ada 7 ciri-ciri
minat pada anak antara lain:
(1) minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan
mental, (2) minat bergantung pada kesiapan belajar, (3) minat
bergantung pada kesempatan belajar, (4) perkembangan minat
mungkin terbatas, (5) minat dipengaruhi budaya, (6) minat
berbobot emosional, (7) minat itu egosentris.
Ciri-ciri minat menurut Hurlock tersebut maksudnya adalah
minat yang ada pada diri seseorang akan berkembang sesuai dengan
tahap perkembangan yang mereka alami mulai dari perkembangan
fisik maupun perkembangan mental seseorang. Minat belajar
seseorang akan tumbuh apabila faktor-faktor luar dalam pembelajaran
menarik dan memiliki kesiapan serta kesempatan untuk belajar dengan
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
10
baik dengan lingkungan yang mendukung dan menyenangkan. Minat
belajar muncul karena perasaan hati yang tertarik pada suatu hal yang
dianggapnya menarik hati sehingga dalam menjalani suatu hal atau
kegiatan akan dilaksanakan dengan sepenuh hati dan tanpa paksaan.
c. Pengaruh Minat Terhadap Kegiatan Belajar Siswa
Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan
belajar siswa. Suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan
minat yang sungguh-sungguh oleh siswa akan menghasilkan prestasi
belajar yang maksimal. Minat memiliki peranan penting dalam belajar.
Menurut Susanto (2013: 66) mengungkapkan bahwa “minat
merupakan unsur yang menggerakan motivasi yang menyebabkan
seseorang memusatkan perhatian terhadap seseorang, suatu benda, atau
kegiatan tertentu”.
Faktor penting yang mempengaruhi belajar seseorang salah
satunya adalah minat. Minat yang ada dalam diri seseorang akan
menumbuhkan suatu motivasi, begitu pula dalam belajar. Kegiatan
belajar apabila dilakukan dengan minat yang besar akan membuat
kegiatan belajar memiliki gairah atau semangat dari dalam hati dan
tanpa paksaan dari siapapun.
d. Indikator Minat
Minat adalah kondisi kejiwaan yang dialami oleh seseorang
untuk menerima atau melakukan suatu aktivitas belajar. Safari dalam
Nuriani, Lasmayan dan Sutama (2014: 6) mengungkapkan bahwa:
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
11
Minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam
melakukakn kegiatan dan dapat membangkitkan gairah
seseorang untuk memenuhi kesediannya dalam belajar.
Kemudian definisi operasional dari minat belajar adalah skor
siswa yang diperoleh dari tes belajar yang mengukur aspek: (1)
kesukacitaan, (2) ketertarikan, (3) perhatian, dan (4)
keterlibatan.
Indikator merupakan suatu ukuran atau karakteristik yang
menunjukan suatu ketercapaian suatu kompetensi yang sudah ada.
Indikator minat merupakan suatu ukuran, tolak ukur, atau karakteristik
dari meningkatnya minat yang ada dalam diri seseorang yang dapat
diamati. Indikator minat menurut Safari dalam Nuriani, Lasmayan dan
Sutama (2014: 6) dapat didefinisikan sebagai berikut:
a. Kesukacitaan, yaitu siswa senang dalam mengikuti
pembelajaran, kemauan siswa untuk belajar, kehadiran
siswa dalam mengikuti pelajaran.
b. Ketertarikan, yaitu kesegeraan siswa dalam mengumpulkan
tugas dan mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh
guru.
c. Perhatian, yaitu memperhatikan penjelasan guru,
konsentrasi siswa dalam belajar.
d. Keterlibatan, yaitu aktif dalam pembelajaran, aktif
berdiskusi dengan kelompoknya.
Indikator-indikator minat yang ditunjukan di atas akan
menunjukan atau mewakili minat atau kemauan yang ada dalam diri
seseorang. Ketercapaian indikator tersebut tergantung dari minat yang
ada dalam diri seseorang yang akan menimbulkan aktivitas-aktivitas
sebagai tolak ukur atau ukuran minat yang sudah tercapai. Minat
belajar yang tinggi dapat mendukung dan mempengaruhi proses
belajar dan menjadikan pretasi belajar siswa menjadi lebih maksimal.
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
12
Minat belajar siswa akan mempengaruhi prestasi belajar yang
ingin dicapai. Menurut Syah (2007: 151) minat adalah “kecenderungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu”. Jadi, seorang siswa yang memiliki minat yang besar terhadap
suatu mata pelajaran akan memusatkan perahatiannya lebih banyak.
Karena, pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang
memungkinkan siswanya belajar lebih giat dan akhirnya mencapai
prestasi yang diinginkan. Minat belajar yang besar cenderung
menghasilkan prestasi belajar yang tinggi dan sebaliknya minat belajar
yang rendah akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang
dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-
informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi
belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam
mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai
atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar
mengajar. Arifin (2011: 12) mengemukakan prestasi belajar
adalah:
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang
bersifat prenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena
sepanjang rentang kehidupanya manusia selalu mengejar
prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
Prestasi belajar dapat menggambarkan keberhasilan
individu dalam proses belajar. Keberhasilan proses belajar
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
13
individu dapat dilihat dari keterampilan-keterampilan yang
dikuasai maupun sikap dan tingkah laku yang ditunjukan.
Pendapat-pendapat yang disebutkan di atas diperoleh
kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan
belajar yang telah ditempuh atau dicapai oleh siswa dari suatu
proses pembelajaran yang dapat diukur melalui simbol-simbol
yang sudah ditentukan. Prestasi belajar juga merupakan suatu
penilaian untuk mengukur dan mengetahui perkembangan dan
kemajuan siswa dalam menguasai materi yang diajarkan. Prestasi
belajar siswa merupakan output dari proses belajar, dengan
demikian faktor-faktor yang mempengaruhi belajar akan
mempengaruhi juga prestasi belajar.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar seseorang tidaklah sama, melainkan
berbeda-beda pada setiap individu. Prestasi belajar seseorang
dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor internal dan faktor
eksternal.
1) Faktor Internal
Faktor internal menurut Hamdani (2011: 139-146)
adalah “faktor yang berasal dari siswa, faktor ini antara lain: a)
kecerdasan, b) faktor jasmaniah atau fisiologis, c) sikap, d)
minat, e) bakat, f) motivasi”.
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
14
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam
diri siswa itu sendiri. Faktor-faktor intern yang dimiliki oleh
siswa dapat berasal dari kekuatan fisik maupun kemampuan
otak (kecerdasan) dalam menerima informasi yang
disampaikan. Kemauan hati untuk belajar yang dimiliki siswa
akan membangkitkan semangat dan motivasi belajar yag kuat.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal menurut Slameto (2010: 60-71) faktor
ekstern yang mempengaruhi terhadap belajar ada tiga faktor
yaitu:
a) Faktor keluarga terdiri dari cara orang tua mendidik,
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan
latar belakang kebudayaan.
b) Faktor sekolah terdiri dari metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam
masyarakat, media masa, teman bergaul, dan bentuk
kehidupan masyarakat.
Jadi, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari
lingkungan luar siswa yang mempengaruhi belajar. Faktor
eksternal akan mempengaruhi bagaimana siswa bertingkah
laku. Siswa akan belajar dari apa yang dilihat dan dirasakannya
di lingkungan tempat tinggal mereka.
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
15
c. Batas Minimal Prestasi Belajar
Seorang guru perlu untuk mengetahui cara atau kiat dalam
menentukan batas minimal keberhasilan belajar. Hal ini penting
karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang
dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara yang mudah.
Kriteria ketuntasan belajar yang disampaikan oleh Suryosubroto
(2002: 77) sebagai berikut:
1) Ketuntasan belajar dapat dilihat secara kelompok
maupun perorangan.
2) Secara kelompok, ketuntasan belajar dinyatakan telah
dicapai jika sekurang-kurangnya 85% dari siswa dalam
kelompok yang bersangkutan telah memenuhi kriteria
ketuntasan yang belajar secara perorangan.
3) Secara perorangan, ketentuan belajar dinyatakan telah
terpenuhi jika seseorang (siswa) telah mencapai taraf
penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap unit
bahan yang dipelajarinya.
4) Dalam kurikulum 1994, taraf penguasaan minimal yang
diterapkan bagi ketuntasan belajar secara perorangan
adalah:
a) 75% unit hasil penilaian formatif pada setiap satuan
pelajaran,
b) 60% unit rata-rata hasil penilaian sub sumatif,
sumatif dan kokurikuler pada setiap semester.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan ketercapaian siswa setelah menempuh suatu
pembelajaran. Prestasi belajar lebih menekankan pada aspek
kognitif misalnya siswa dapat mengerjakan soal-soal dengan baik
berarti dia dapat menguasai materi yang telah disampaikan.
Prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai ukuran keberhasilan
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
16
kegiatan belajar siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran
selama periode siswa tertentu.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial disingkat IPS merupakan
suatu ilmu yang mempelajari kehidupan sosial dan memiliki
berbagai macam cabang. Hal senada diungkapkan oleh Trianto
(2010: 171) yang berpendapat bahwa:
Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari
berbagai macam cabang ilmu-ilmu sosial, seperti
sosiologi, sejarah, geografi ekonomi, politik, hokum, dan
budaya. Pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas
dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan
interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu
sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
hukum, dan budaya).
IPS dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang
manusia di dalam kelompok yang disebut masyarakat, dengan
menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi,
antropologi dan sebagainya. Pembelajaran IPS selalu berkenaan
dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala macam tingkah
laku dan kebutuhannya seperti kebutuhan materinya, budayanya,
maupun pemanfaatan sumber daya untuk kesejahteraan manusia itu
sendiri. Pembelajaran IPS sangat penting untuk diajarkan mulai
dari tingkat dasar sampai lanjutan. Di sekolah dasar pembelajaran
IPS akan melatih kemampuan dan keterampilan-keterampilan
sosial siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan di luar dirinya.
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
17
Penelitian yang akan dilaksanakan di SD Negeri 03
Karangtengah pada mata pelajaran IPS akan membahas materi
tentang peristiwa sekitar proklamasi dengan menggunakan model
Quantum Learning. Materi tersebut menjelaskan tentang peristiwa
atau kejadian yang mengawali peristiwa proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia, mulai dari tahap persiapan dengan membentuk
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) sampai pembentukan PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) dan tokoh-tokoh yang berperan dalam
proklaamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Materi yang mengambil berasal dari silabus KTSP yang
berlaku di sekolah tersebut.Untuk lebih jelasnya lihat tabel di
bawah ini.
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kompetensi dasar
2. Menghargai peranan
tokoh pejuang dan
masyarakat dalam
mempersiapkan dan
mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
2.3 Menghargai jasa dan
peranan tokoh dalam
memproklamasikan
kemerdekaan.
Materi yang akan disampaikan pada kegiatan belajar mengajar
yang diambil dari buku BSE IPS kelas V untuk SD/MI yang disusun
oleh Endang dkk halaman 177 sampai 187 dan oleh siti Syamsiah dkk
halaman 101 sampai 107 adalah sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
18
1) Peristiwa Menjelang Proklamasi
Peristiwa-peristiiwa menjelang proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia diawali dengan adanya pertemuan-pertemuan
yang diadakan untuk perundingan kemerdekaan RI sampai pada
detik-detik proklamasi dikumandangkan. Peristiwa-peristiwa
tersebut diantaranya:
a) Pertemuan di Dalat
b) Pertemuan Rengasdengklok
c) Detik-detik proklamasi
2) Peranan BPUPKI dan PPKI dalam Perumusan Dasar Negara dan
UUD 1945
Tugas dan Peranan BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan
Indonesia adalah sebagai berikut.
a) Menyelidiki kemungkinan-kemungkinan Indonesia merdeka.
b) Mempersiapkan lahirnya Indonesia merdeka.
c) Menyusun dasar negara merdeka
d) Menyusun rancangan UUD Indonesia merdeka
BPUPKI dibubarkan oleh pemerintah Jepang pada tanggal 7
Agustus 1945, hal ini didasari karena telah berhasil menjalankan
tugasnya. Selanjutnya peran BPUPKI digantikan oleh PPKI.
Persetujuan ini terjadi pada pada tanggal 7 Agustus 1945. Tugas
PPKI adalah melanjutkan tugas BPUPKI dan untuk
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
19
mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia. Ketua PPKI adalah Ir.
Soekarno, sedangkan wakilnya Drs. Moh.Hatta.
3) Riwayat Singkat Tokoh-tokoh Penting Proklamasi Kemerdekaan Ri
a) Ir. Soekarno
Setelah Jepang menduduki Indonesia, Soekarno
dijadikan sebagai ketua Poetra (Poesat Tenaga Rakyat),
Penasihat Java Hokokai, anggota BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), dan PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Pada tanggal 18
Agustus 1945 Soekarno dipilih menjadi presiden Republik
Indonesia yang pertama. Karena jasa-jasanya, sejak tahun 1986
Soekarno memperoleh pemberian gelar Pahlawan Proklamator
Kemerdekaan Indonesia.
b) Drs. Moh. Hatta
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta dipilih sebagai
wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Atas jasa-
jasanya, Mohammad Hatta diberi gelar penghargaan sebagai
Pahlawan Proklamator Kemerdekaan Indonesia. Mohammad
Hatta menggundurkan diri sebagai wakil presiden RI pada
tanggal 1 Desember 1956 karena tidak sejalan dengan
pemikiran politik Presiden Soekarno yang ketika itu ingin
menerapkan sistem Demokrasi Terpimpin. Beliau juga pernah
menjadi delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar di
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
20
Den Haag Belanda.Mohammad Hatta juga dikenal sebagai
Bapak Koperasi Indonesia. Beliau meninggal pada tanggal 14
Maret 1980 dan dimakamkan di Pemakaman Umum Tanah
Kusir Jakarta.
c) Ahmad Subarjo
Ahmad Subarjo adalah Penasihat PPKI. Beliau menjadi
penengah golongan muda dan kedua pemimpin nasional,
Sukarno-Hatta. Beliau mewakili golongan tua berunding
dengan para pemuda ketika Sukarno-Hatta diculik dan
diamankan ke Rengasdengklok.
d) Ibu Fatmawati
Sebagai istri pemimpin Bangsa Indonesia, Fatmawati
turut mendampingi Bung Karno. Ibu Fatmawati dikenal sebagai
tokoh wanita yang dekat dengan rakyat Indonesia yang sedang
memperjuangkan kemerdekaan. Jasa Ibu Fatmawati sangat
menonjol dalam peristiwa Proklamasi. Beliau menjahit Bendera
Pusaka, Merah Putih. Beliau menjahit Bendera Pusaka ini pada
bulan Oktober 1944. Bendera ini dikibarkan setelah Bung
Karno membaca Proklamasi.
e) Sutan Syahrir
Sutan Syahrir adalah tokoh politik, pejuang
kemerdekaan, dan perdana menteri pertama RI.Syahrir
dilahirkan di Bukit Tinggi. Pada zaman Jepang, Syahrir
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
21
memutuskan untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah
Jepang. Beliau salah satu tokoh yang berani mengambil risiko
mencari berita mendengarkan berita radio. Syahrir adalah salah
satu tokoh yang paling awal mengetahui berita Jepang
menyerah kepada Sekutu. Setelah beliau mengetahui berita
tersebut beliau mendesak Sukarno-Hatta untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di luar rapat PPKI.
Disamping tokoh-tokoh yang disebutkan di atas, sebenarnya
masih banyak tokoh-tokoh lain yang berjasa seperti Sukarni,
Sayuti Melik, Radjiman Widyodiningrat, dan lain-lain.
4) Menghargai Jasa Pahlawan
Ada beberapa cara mengenang dan menghormati jasa para
pahlawan, di antaranya sebagai berikut.
a) Pada waktu upacara di sekolah atau di kantor, dilakukan acara
mengheningkan cipta yang tujuannya untuk mengenang jasa
para pahlawan.
b) Melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan mendoakan
semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
c) Meneladani semangat perjuangan para pahlawan dalam
kehidupan sehari-hari.
d) Mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan
membangun Indonesia supaya lebih maju.
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
22
Meningkatkan proses pembelajaran IPS di kelas sangat penting,
maka dari itu diperlukan suatu inovasi dalam pembelajaran yang
diharapkan dapat membuat suasana pembelajaran IPS menjadi lebih
menarik dan menyenangkan. Salah satu solusi yang dapat digunakan
adalah dengan menggunakan model Quantum Learning.
Pembelajaran IPS dengan menggunakan model Quantum
Learning ini diharapakan akan membuat suasana pembelajaran IPS
lebih nyaman dan menyenangkan sehingga akan tumbuh berbagai
kegiatan belajar siswa yang maksimal. Sehingga tujuan penelitian
dapat tercapai dengan baik. Penerapan model pembelajaran Quantum
pada pembelajraran di SD sesuai dan dapat diterapkan.
Penerapan model Quantum Learning dalam pembelajaran
dinilai cocok dan sesuai. Penerapan model ini dipengaruhi oleh faktor
internal maupun eksternal. Model Quantum Learning menerapkan
pada penataan lingkungan yang sesuai, dengan menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan. Seperti pada teori belajar konfergensi
yang dikemukakan oleh Louis William Stern dalam Sagala (2010: 98)
mengungkapkan bahwa “perkembangan bukan hanya dapat dilihat dari
salah satu faktor pembawaan (hereditas) tetapi dapat dikatakan bahwa
pengaruh kerjasama antara faktor internal dan eksternal ataupun
faktor-faktor dasar dan faktor ajar”. Jadi, diharapkan dengan
penggunaan model Quantum Learning akan dapat meningkatkan
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
23
prestasi belajar siswa dengan membuat proses pembelajaran menjadi
lebih menarik dan menyenangkan.
4. Model Pembelajaran Quantum (Quantum Learning)
a. Pengertian Model Quantum Learning (Pembelajaran Kuantum)
Quantum Learning pertama kali digunakan di supercamp.
Quantum learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanof, seorang
pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa
yang disebutnya “suggestology” atau “suggestopedia”. Prinsipnya
adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi
belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif
maupun negatif.
Quantum Learning menurut DePorter dan Henarcky (2003:
16) didefinisikan sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah
energi menjadi cahaya”. Semua kehidupan adalah energi. Maksud
dari “energi menjadi cahaya”. Menurut Rusman (2010:330)
adalah:
Mengubah semua hambatan-hambatan belajar yang selama
ini dipaksakan untuk terus dilakukan menjadi sebuah
manfaat bagi siswa sendiri dan bagi orang lain, dengan
memaksimalkan kemampuan dan bakat alamiah siswa.
Pendapat tersebut memilki makna bahwa segala sesuatu
yang menghambat suatu proses pembelajaran akan diubah menjadi
manfaat dalam suatu pembelajaran. Bakat dan kemampuan awal
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
24
siswa akan dimaksimalkan dengan diberikan motivasi-motivasi
yang akan meningkatkan minat siswa dalam belajar.
Konsep belajar kuantum menurut Hamruni (2011: 56)
mengungkapkan bahwa:
Setiap orang memiliki potensi otak yang relatif sama,
tinggal bagaimana mereka mengolahnya. Bila seorang
siswa mampu mengenali tipe belajarnya dan melakukan
pembelajaran yang sesuai, maka belajar akan terasa sangat
menyenangkan dan akan memberikan hasil yang optimal.
Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang
menekanan pada gaya belajar siswa. Siswa akan belajar pada
suasana yang nyaman dan menyenangkan. Suasana belajar yang
efektif diciptakan melalui campuran antar unsur-unsur hiburan,
permainan, cara berpikir yang positif, dan suasana yang
menyenangkan.
Pembelajaran kuantum memiliki beberapa prinsip yang
harus diketahui. DePorter (2003: 7-8) mengemukakan bahwa
prinsip-prinsip yang harus ada dalam Quantum Learning adalah:
1) Segalanya berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh,
dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran,
semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2) Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam penggubahan mempunyai
tujuan
3) Pengalaman sebelum pemberian nama
Otak berkembang pesat dengan adanya rangsangan rasa
ingin tahu, oleh karena itu, proses belajar paling baik
terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum
mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka
pelajari.
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
25
4) Akui setiap usaha
Belajar mengandung resiko. Pada saat siswa
mengambil langkah ini, mereka patut mendapat
pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri
mereka.
5) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan
Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan
dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan
belajar.
Prinsip-prinsip Quantum Learning tersebut apabila
dijalankan dengan baik, maka akan berjalan dengan maksimal.
Mengatur suasana belajar atau lingkungan belajar dalam model
Quantum Learning ini haruslah optimal yang akan ditujukan
sebagai upaya untuk mrmbangun dan mempertahankan sikap
positif dalam belajar.
b. Penerapan Model Quantum Learning
Quantum Learning dalam penerapan dalam kegiatan belajar
mengajar menggunakan berbagai macam metode ceramah, tanya
jawab, diskusi, demonstrasi, kerja kelompok, eksperimen, metode
pemberian tugas maupun membuat peta pikiran. Quantum
Learning merupakan model untuk membuat proses pembelajaran
menjadi yang dapat meningkatkan minat siswa dapat terlibat aktif
dalam pembelajaran.
Penataan lingkungan dalam pembelajaran menggunakan
Quantum Learning sangat diperhatikan. De Porter dan Henarcki
(2003:14) menyatakan bahwa “lingkungan adalah cara seorang
guru menata ruang kelas mulai dari pencahayaan, warna,
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
26
pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik, dan semua hal yang
mendukung proses belajar”.
Suasana belajar siswa dipengaruhi oleh penataan
lingkungan yang baik. Penataan lingkungan yang tepat digunakan
untuk mempertahankan suasana pembelajaran yang nyaman dan
menyenangkan bagi siswa. Quantum Learning itu sendiri memiliki
kerangka skenario pembelajaran. Kerangka dalam skenario
Quantum learning berdasar pada “TANDUR” yang merupakan
singkatan dari Tanamkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi,
dan Rayakan. Kerangka dalam pembelajaran Quantum tersebut
dapat dijadikan sebagai pedoman seorang guru dalam menerapkan
model Quantum Learning di kelas.
TANDUR merupakan skenario penting dalam penerapan
model Quantum Learning. De Porter dan Henarcki (2003: 88)
mengatakan bahwa “unsur-unsur tersebut merupakan kerangka
perancangan pengajaran untuk menerapkan Quantum Learning di
kelas”. Kerangka pengajaran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tumbuhkan : sertakan diri mereka, pikat mereka,
puaskan AMBAK (Apa Manfaatnya BAgiKu).
2. Alami :berikan mereka pengalaman belajar; tumbuhkan
kebutuhan untuk mengetahui.
3. Namai : berikan “data”, tepat saat minat memuncak.
4. Demonstrasikan : berikan kesempatan bagi mereka
untuk mengkaitkan pengalaman dengan data baru,
sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai
pengalaman pribadi.
5. Ulangi : rekatkan gambaran keseluruhannya.
6. Rayakan : ingat, jika layak dipelajari maka layak pula
dirayakan.
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
27
Model Quantum Learning merupakan model yang
menekankan pada proses pembelajaran yang menyenangkan bagi
siswa baik dari cara penguatan ataupun dalam bentuk variasi
lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan cara guru
dalam membuat proses pembelajaran membuahkan hasil yang
efektif dan dibarengi dengan proses pembelajran yang
menyenangkan. Setiap keberhasilan yang dicapai juga patut untuk
dirayakan dengan gembira.
5. Implementasi Model Quantum Learning
Pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Learning
mengikuti skenario pembelajaran Quantum seperti yang dikemukakan
oleh De Porter dan Henarcki (2003: 88) yaitu TANDUR (Tumbuhkan,
Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan). Langkah langkah
pembelajaran yang dilakukan mengikuti skenario TANDUR tersebut.
Langkah-langkah dalam implementasi pembelajaran Quantum yang
dapat disesuaikan dengan mata pelajaran dan materi yang akan
diajarkan menurut Thobroni dan Mustofa (2011: 283) yaitu:
1) Tumbuhkan
Guru menumbuhkan minat belajar siswa dengan
melakukan tanya jawab dengan siswa, bernyanyi bersama juga
menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan minat belajar siswa.
Selanjutnya Guru menampilkan video untuk pembelajaran
mengenai peristiwa sekitar proklamasi. Selain itu, guru juga
memberikan penjelasan-penjelasan mengenai materi yang
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
28
diajarkan dengan gaya yang menarik serta menyiapkan suasana
pembelajaran yang mendukung serta kondusif.
2) Alami
Guru menampilkan video untuk pembelajaran mengenai
peristiwa sekitar proklamasi. Kegiatan pada tahap alami adalah
siswa mengamati dengan seksama video yang ditampilkan. Guru
menulangi video jika memang diperlukan. Guru bertanya jawab
mengenai video yang ditampilkan dan siswa yang bertanya
diberikan apresiasi berupa tepuk tangan. Selanjutnya siswa
diminta membaca buku bab sejarah peristiwa proklamasi serta
alat-alat kelengkapan NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia).
3) Namai
Guru membagikan lembar kerja siswa yang harus
dikerjakan secara berkelompok. Lembar kerja siswa berisi kata
kunci atau konsep yang akan dicari jawabannya oleh siswa.
4) Demonstrasikan
Siswa menuangkan pengalaman pada pengalaman
pembelajaran yang baru dengan mempresentasikan hasil
pekerjaan pada tahap namai dengan tampil di depan kelas.
5) Ulangi
Guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah
didapatkan oleh siswa dan melakukan tanya jawab, menjelaskan
materi yang masih mengambang atau yang belum dimengerti oleh
siswa.
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
29
6) Rayakan
Siswa dan guru bersama-sama merayakan keberhasilan
pembelajaran ini dengan teknik “hore hore hore”, jika diberi aba-
aba semua siswa melompat dan berteriak “hore hore hore”, selain
itu bias dengan memberikan hadiah, pujian, atau tepukan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian oleh Cok Istri Agung Wijayanti dkk pada tahun 2012. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Quantum (Quantum Learning) Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas V sekolah Dasar Paliatan”. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan dapat diketahuai bahwa data hasil belajar IPA
dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar kemudian data dianalisis dengan
teknik t-test. Nilai rata-rata hasil belajar IPA pada kelas eksmerimen 84,71 dan
kelompok kontrol 81,32. Hasil analisis diperoleh nilai (thitung = 4,29> ttabel =
2,00). Kesimpulannya bahwa model pembelajaran Kuntum berpengaruh
terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Gugus Peliatan Tahun
Ajaran 2012/2013.
Penelitian Cok Istri Agung Wijayanti, relevan dengan penelitian ini.
Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama penerapan model Quantum
Learning. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini adalah, penelitian tersebut
merupakan penelitian eksperimen sedangkan penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas. Selain itu, penelitian di atas membahas hasil
belajar siswa yang berarti hanya pada aspek kognitif saja, sedangkan dalam
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
30
penelitian ini bukan hanya prestasi belajar saja melainkan juga pada minat
belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Karyono pada tahun 2009 yang berjudul
“Pengaruh Model Quantum Learning Terhadap Pencapaian Kompetensi
Belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan Memperhatikan Minat Belajar”.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) terdapat perbedaan pencapaian kompetensi
belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan antara siswa yang belajar
dengan model quantum learning dan ekspositori. Hal ini dibuktikan dari harga
Fhitung = 5,103 > Ftabel = 3,91. Pencapaian kompetensi belajar mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa yang belajar dengan model
quantum learning lebih tinggi dari pencapaian kompetensi belajar mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa yang belajar dengan model
ekspositori ; (2) terdapat perbedaan pencapaian kompetensi belajar mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan antara siswa yang mempunyai minat
belajar tinggi dan rendah. Hal ini dibuktikan dari harga Fhitung = 36,993 >
Ftabel = 3,91. Siswa dengan minat belajar tinggi lebih tinggi pencapaian
kompetensi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dibandingkan dengan siswa dengan minat belajar rendah ; (3) terdapat
intertaksi pengaruh antara model pembelajaran dengan minat belajar terhadap
pencapaian kompetensi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian diperoleh Fhitung = 58,108 > Ftabel =
3,91.
Penelitian yang dilakukan oleh Karyanto relevan dengan penelitian ini.
Persamaan dengan penelitian ini yaitu penelitian ini membahas pengaruh
model Quantum Learning terhadap minat belajar. Perbedaan dengan penelitian
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
31
ini adalah jenis penelitian Karyanto merupakan jeneis penelitian eksperimen,
selain itu mata pelajaran yag diteliti merupakan mata pelajaran PKn.
Sedangkan, pada penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas
bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar dengan
menggguanakan model Quantum Learning dan meniliti pada mata pelajaran
IPS.
C. Kerangka Berpikir
Hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas VB menunjukan
bahwa prestasi belajar IPS di kelas VB SD Negeri 03 Karangtengah tergolong
rendah. Prestasi belajar yang rendah dapat diketahui dari hasil nilai ulangan
harian siswa kelas VB yang berjumlah 30 siswa dengan nilai KKM 63. Siswa
yang belum tuntas sebanyak 18 siswa dan yang tuntas 12 siswa. Jadi,
sebanyak 60% dari keseluruhan kelas belum tuntas. Selain itu, dalam proses
pembelajaran IPS yang berlangsung di kelas kebanyakan siswa dalam
mengerjakan soal IPS masih bingung, dan juga ketika guru meminta siswa
untuk membaca materi siswa terlihat enggan untuk membaca dan malah ada
yang menjawab “lah bu”, “malas bu”. Siswa menganggap pembelajaran IPS
kurang menarik dan terlalu banyak materi yang harus siswa hapal.Hal ini
dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran masih kurang dalam menggunakan
model pembelajaran yang bervariatif dan sesuai dengan materi yang
disampaikan.
Peneliti dan guru sepakat berkolaborasi untuk meningkatkan minat dan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VB dengan berdiskusi
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
32
untuk menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
IPS. Hasil diskusi dengan guru, akhirnya disepakati dengan menerapkan
model pembelajaran model pembelajaran kuantum (Quantum Learning) yang
diharapkan akan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPS. Langkah-langkah pembelajaran dengan model Quantum
Learning terdiri dari tahap tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi,
dan rayakan yang biasa disingkat TANDUR. Penelitian akan dilaksanakan
dalam dua siklus, yang masing masing siklus ada dua kali pertemuan.
Diharapkan dengan menerapkan model Quantum Learning dapat
meningkatkan minat dan prestasi belajar pada pelajaran IPS di kelas V SD
Negeri 03 Karangtengah.
Kerangka berpikir pada penelitian ini disajikan pada skema gambar 2.1
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir
Kondisi awal
siswa
Tindakan kelas yang
akan dilakukan :
menggunakan model
Quantum Learning
Siklus I:
menggunakan model
Quantum Learning
1. Rendahnya minat
pada pelajaran
IPS
2. Prestasi belajar
IPS masih rendah
3. Siswa
menganggap
pelajaran IPS
kurang
menantang
Siklus II:
menggunakan model
Quantum Learning
Kondisi akhir
Melalui model
Quantum Learning
dapat meningkatkan
minat dan prestasi
belajar IPS
Menggunakan
kerangka Quantum
learning “TANDUR”,
Tanamkan, Alami,
Namai,
Demonstrasikan,
Ulangi, dan Rayakan.
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
33
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dirumuskan hipotesis
tindakan yaitu :
1. Pembelajaran menggunakan model Quantum Learning dapat
meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas VB SD Negeri 03
Karangtengah.
2. Pembelajaran menggunakan model Quantum Learning dapat
meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SD Negeri 03
Karangtengah.
Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016
Top Related