9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Didalam bab 2 ini akan di jelaskan variabel terikat dan variabel
bebas, yaitu prestasi belajar di notasikan dengan variabel terikat, pola
asuh orang tua dan gaya belajar dinotasikan dengan variabel bebas.
1.1 Prestasi Belajar
1.1.1 Prestasi
Menurut Tulus Tu’u, S.Th., MM.Pd. (2004:75)
Prestasi merupakan hasil yang di capai seseorang saat
mengerjakan tes, tugas atau kegiatan tertentu.
1.1.2 Belajar
Driscoll, 2000 dalam Sharon E.Smaldino, Deborah L.Lowther,
James D.Russell (2011:11)
Belajar (learning) adalah perubahan terus- menerus dalam
kemampuan yang berasal dari pengalaman pemelajar dan interaksi
pemelajar dengan dunia. Menurut Alsa (2005) dalam M.Nur Ghufron,
Rini Risnawati,S (2012:4) Belajar adalah tahapan perubahan perilaku
individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
individu dengan lingkungan
1.1.3 Prestasi Belajar
Menurut Tulus Tu’u, S.Th.,MM.Pd.(2004:76)
Prestasi belajar siswa dilihat dalam nilai atau angka yang dicapai
siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut dilihat dari
10
sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk
melihat penguasaan siswa dalam pengetahuan sebagai ukuran
pencapaian hasil belajar siswa selama mengikuti pembelajaran selama
satu semester.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang di maksud prestasi
belajar dalam penelitian ini adalah tarah sejauh mana kemampuan
yang hendak dicapai melalui aktivitas belajar yang meliput aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik yang lazimnya dinyatakan dengan
skor atau nilai.
1.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Siswa
Prestasi siswa dalam pembelajaran dapat dipengaruhi oleh peran
dan strategi guru dalam proses pembelajaran. Pertama yaitu, strategi
pendekatan pribadi siswa terhadap guru yang kurang terlihat dalam
bidang tertentu sesuai dengan tujuh macam kecerdasan yang ada.
Kedua yaitu, strategi guru dalam melibatkan siswa melalui proses
pembelajaran secara penuh dan tatap muka dengan suasana gembira
dan menyenangkan. Ketiga yaitu, strategi guru dalam membuat alat
bantu dan menciptakan ruangan yang hidup pada saat pembelajaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi menurut Merson U (2004:80)
1. Faktor Kecedasan
Menunjukkan kecerdasan menyangkut kemampuan yang luas, tidak
hanya kemampuan rasional memahami, mengerti, memecahkan
problem, tetapi termasuk kemampuan mengatur perilaku
11
berhadapan dengan lingkungan yang berubah dan kemampuan
belajar dari pengalamannya.
2. Faktor Bakat
Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya
sejak lahir, yang diterima sebagai warisannya dari orang tua. Bakat-
bakat yang dimiliki siswa tersebut apabila diberi kesempatan
dikembangkan dalam pembelajaran, akan dapat mencapai prestasi
yang tinggi. Sebaliknya, seorang siswa ketika akan memilih bidang
pendidikannya, sebaiknya memperhatikan aspek bakat yang ada
padanya. Sebaiknya bersama orang tuanya meminta jasa layanan
psikotes untuk melihat dan mengetahui bakatnya.
3. Faktor Minat dan Perhatian
Minat adalah keinginan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian
adalah sesuatu yang dapat kita lihat dan dengar dengan baik dan
buruk. Minat dan perhatian biasanya berkaitan erat. Minat dan
perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak
yang baik bagi prestasi belajar siswa.
4. Faktor Motif
Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu.
Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta
kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Faktor Cara Belajar
12
Keberhasilan studi siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar siswa.
Cara belajar yang efisien sebagai berikut:
a. Konsentrasi pada saat belajar
b. Mempelajari kembali materi yang telah diterima
c. Berusaha menguasai materi dengan baik
d. Mencoba menyelesaikan dan berlatih mengerjakan latihan
soal
6. Faktor Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan salah satu pengaruh yang positif pada
prestasi belajar siswa. Karena keluarga merupakan tempat pertama
anak mengatahui segala hal.
7. Faktor Sekolah
Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi
pengaruh pada prestasi belajar siswa. Sekoolah merupakan
lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan
organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental
spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.
1.2 Pola Asuh Orangtua
Menurut Grolnick,1995;Santrock, 2009; Eggen, 2004 (2014:105)
Pola asuh dapat dikatakan bahwa keluarga, dalam hal ini orang tua,
merupakan pendidik utama dan pertama. Di samping memelihara
pertumbuhan fisik dan kesehatan anak, orang tua menginternalisasikan
nilai-nilai budaya, agama, kemanusiaan, kemasyarakatan, dan nilai-nilai
13
luhur lainnya ke dalam diri anak. Di dalam keluarga, terjadilah proses
enkulturasi secara informal.
Keluarga secara tidak langsung menjadi model yang ditiru oleh
anak. Apa yang dilihat dan dipelajari dari orangtua, apa yang dirasakan
dan dialami oleh anak, termasuk hal-hal yang menyenangkan ,
menyakitkan, atau membanggakan akan terinternalisasi dalam batin
anak. Kehidupan pribadi orang tua, ketaatan dalam hukum, aturan,
menjalankan kaidah agama, kesusilaan, semangat, dan motivasi hidup
yang diperagakan orang tua seluruhnya terekam secara tidak langsung
dalam pikiran anak.
Berdasarkan uraian tersebut maka pola asuh orang tua merupakan
cara anak melihat orang tua dari kepribadian orang tuanya, karena orang
tua memberikan ajaran mengenai aturan, tata tertib, kesusilaan, dan
selalu memberikan semangat serta motivasi agar anak bertingkah baik
secara teratur.
1.2.1 Macam-macam Pola Asuh Orang Tua
Cara asuh orang tua dalam proses pendewasaan anak dan
menjadikan anak mandiri dilakukan dengan cara berbeda-beda. Cara
yang nantinya menjadikan perilaku dan kebiasaan yang mempengaruhi
anak nantinya. Macam pola asuh orang tua yang diterapkan kepada anak
akan berpengaruh pada dampak dalam masyarakat dan lingkungan
sekolahnya.
14
Menurut Eggen & Kauchak, 2004; Boyd & Bee, 2010; Santrock,
2009 (2014:105) jenis -jenis pola asuh orang tua meliputi: pola asuh
otoriter (authoritarian parenting), pola asuh demokratis (authoritative
parenting) dan pola asuh permisif (permissive parenting).
a. Pola Asuh Demokratis (authoritative parenting) (2014:105)
Pola asuh orang tua yang diterapkan oleh orang tua dalam
mendidik anak dengan menempatkan anak setara dengan orang tua.
Anak adalah subjek yang memiliki potensi dan kemampuan untuk
diaktualisasikan. Dalam proses perkembangannya, anak
memerlukan pendampingan serta kondisi yang menantang dan
kondusif sehingga anak menjadi pribadi yang berkembang sesuai
dengan diri pribadinya yang unik serta fitrahnya.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan menerapkan pola asuh
orang tua ialah cara orang tua mendidik anak dengan menempatkan
anak setara dengan orang tua, dan orang tua ikut serta
mendampingi pertumbuhan anak menjadi pribadi yang lebih
dewasa.
b. Pola Asuh Otoriter (authoritarian parenting) (2014:105)
Pola asuh otoriter adalah proses pengasuhan anak yang di sengaja
atau tidak sengaja menempatkan anak sebagai objek. Kalaupun
anak dipandang sebagai subjek, maka anak dianggap tidak
memiliki potensi dan kemampuan untuk mengembangkan dirinya
secara optimal sebagai manusia sesuai dengan fitrahnya. Anak
15
dianggap sebagai orang dewasa namun dalam bentuk kecil,
sehingga orang tua memberi perlakuan seperti layaknya apa yang
patut dipikirkan dan dilakukan anak sesuai dengan model berfikir
dan berperilaku orang tua.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pola asuh otoriter
merupakan proses dimana orang tua menganggap anak sudah
dewasa dan mempu mengembangkan dirinya secara optimal
sebagai manusia.
c. Pola Asuh Permisif (permissive parenting) (2014:106)
Pola asuh permisif adalah proses pengasuhan orang tua bagi anak
yang tidak memiliki pedoman, karena di sengaja atau tidak, di
mana seolah-olah tidak terjalin ikatan emosional antara orang tua
dengan anak. Orang tua seolah-olah membiarkan terjadinya
pengurangan hubungan yang terlepas dengan anak. Anak tidak
memperoleh pedoan normatif dalam menata tugas-tugas
perkembangan anak. Dalam hal itulah, terjadi pembiaran anak
dalam melakukan tugas-tugas perkembangan.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pola asuh permisif
adalah cara orang tua membiarkan anak tumbuh dewasa dengan
sendirinya dan menjalankan tugas-tugasnya dengan sendiri tanpa
adanya bantuan dari orang tua.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan menerapkan pola asuh
orang demokratis, karena pola asuh ini orang tua menempatkan
16
anak setara dengan orang tua, dan tidak mementingkan dirinya
sendiri namun lebih mengutamakan anak. Orang tua juga selalu
mengontrol kebiasaan anak dan prestasinya di sekolah serta
perkembangan dari hari ke hari karena anak mulai tumbuh menjadi
dewasa.
Berdasarkan uraian tersebut pola asuh orang tua adalah interaksi
antara orang tua dan anak untuk proses pendewasaan serta belajar
mandiri dengan ajaran-ajaran yang baik dan perhatian serta kasih
sayang.
2.3 Gaya Belajar
a. Menurut Keefe (1979)
Gaya belajar adalah “faktor-faktor kognitif, afektif, dan fisiologis yang
menyajikan beberapa indikator yang relatif stabil tentang bagaimana
para siswa merasa, berhubungan dengan lainnya dan bereaksi terhadap
lingkungan belajar”.
b. Menurut James and Gardner (1995)
Gaya belajar adalah cara yang kompleks di mana para siswa
menganggap dan merasa paling efektif dan efisien dalam memproses,
menyimpan dan memanggil kembali apa yang telah mereka pelajari.
c. Menurut Kolb (1981)
Gaya belajar yang dipilih individu menunjukkan cara tercepat dan
terbaik bagi setiap individu dalam upaya menyerap sebuah informasi
dari luar dirinya.
17
Berdasarkan uraian tersebut maka yang di maksud dengan gaya belajar
dalam penelitian ini adalah cara seorang anak dalam hal belajar yang
dilakukan berbeda-beda dalam menyerap suatu pemahaman dari
beberapa sumber belajar untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
2.3.1 Macam-macam Gaya Belajar
Bobbi De Porter (2000) mengklarifikasi gaya belajar menjadi 3 yaitu:
a. Gaya belajar visual
Gaya belajar visual ini secara umum dapat diartikan sebagai gaya
belajar yang lebih menekankan pada indra penglihatan atau mata.
Kebanyakan siswa yang mempunyai gaya belajar visual memiliki
khalayak internal (internal imagery), sehingga cenderung imaginatif
dan kreatif. Karakteristik gaya belajar visual ini berhubungan
dengan visualitas.
Ciri-ciri siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual
menurut Bobbi De Porter (2000) adalah sebagai berikut:
a. Rapi dan teratur
b. Berbicara dengan tepat
c. Teliti terhadap detail
d. Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun
prestasi
e. Mengingat apa yang dilihat, daripada di dengar.
f. Tidak terganggu dengan keributan
g. Pembaca cepat dan tekun
18
h. Lebih suka membaca dari pada di bacakan
i. Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ketika guru
menjelaskan
b. Gaya belajar auditorial
Gunawan (2006) mengidentifikasikan bahwa orang auditori
mengekspresikan diri melalui suara, baik itu melalui komunikasi
internal dengan diri sendiri maupun eksternal dengan orang lain.
Siswa yang belajar dengan auditori merupakan diskusi dengan
teman, membicarakan sesuatu dan mendengarkan apa yang
disampaikan oleh guru. Orang auditori lebih sering
menginterpretasikan melalui bunyi suara, nada suara, dan
mendengarkan tape recorder.
Ciri-ciri siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar auditorial
menurut Bobbi De Porter (2000):
a. Berbicara sendiri ketika mengerjakan tugas
b. Mudah terganggu dengan keributan
c. Menggerakan bibir saat mereka membaca
d. Senang membaca dengan keras
e. Kesulitan dalam menulis
f. Berbicara dengan fasih
g. Belajar dengan mendengar
h. Suka berbicara dan berdiskusi
i. Lebih suka mengeja dngan keras daripada menulisnya
19
c. Gaya belajar kinestetik
Menurut Gunawan (2006) bahwa orang kinestetik sangat peka
terhadap perasaan atau emosi dari pada sensasi sentuhan dan
gerakan.
Menurut Hiatono Santoso (2009) berpendapat orang kinestetik
adalah sebuah istilah yang dipakai untuk menjelaskan hal-hal yang
berhubungan dengan perasaan dan sensasi tubuh.
Ciri-ciri siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik
menurut Bobbi De Porter (2000):
a. Berbicara dengan berlahan
b. Menganggapi perhatian fisik
c. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
d. Menghafal dengan cara berjalan
e. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
f. Banyak menggunakan isyarat tubuh
g. Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama.
2.4 Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah penelitian referensi bahwa hasil dari
penelitian tersebut dapat dilakukan hasilnya dan pengaruh positif yang
signifikan dari variabel dependen dan variabel independen.
Penelitian yang dilakukan oleh Ita Suryani (2011) dengan judul
“Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi
20
Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bambanglipuro Tahun
Ajaran 2010/2011”, dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan terdapat
pengaruh positif dan signifikan Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi
Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bambanglipuro Tahun
Ajaran 2010/2011, ditunjukkan dengan rx1y sebesar 0,369; r²x1y 0,136 dan
thitung 3,021 lebih besar dari t tabel 2,000 dengan persamaan Y=0,799 X₁ +
16,817. Penelitian oleh Ita Suryani memiliki kesamaan variabel yang diteliti
dengan penelitian ini, yaitu sama-sama memiliki variabel terikat Prestasi
Belajar dan variabel bebas yaitu Pola Asuh Orangg Tua. Perbedaan dengan
penelitian tersebut terletak pada variabel bebas yang lain yaitu Motivasi
Belajar.
Penelitian ini dilakukan oleh Ibnu R. Khoeron1, Nana Sumarna2,
Tatang Permana3 (2014), dengan judul “PENGARUH GAYA BELAJAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF”Gaya belajar sebagai salah satu faktor dalam
diri peserta didik berpengaruh sebesar 52% yang merupakan pengaruh tinggi
terhadap pencapaian prestasi belajar peserta didik kelas XI TKR SMK
Negeri 8 Kota Bandung. Artinya, bahwa semakin sesuai gaya belajar dengan
kepribadian peserta didik, maka akan semakin tinggi prestasi akademik
peserta didik tersebut guna mencapai prestasi belajar. Berbanding terbalik
apabila semakin tidak sesuai gaya belajar dengan kepribadian peserta didik,
maka akan semakin rendah prestasi akademiknya.
21
2.5 Kerangka Berfikir
Uma Sekaran dalam Sugiyono (2013:91) mengemukakan bahwa,
kerangka berfikir merupakan model konsep tentang teori yang dapat
berhubungan dengan beberapa faktor yang telah dipilah sesuai variabel
masalah yang penting
2.5.1 Pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa
Pola asuh orang tua atau pendidik yang diapresiasi anak
sebagai undangan,bantuan, bimbingan, dan dorongan untuk
membentuknya mengembangkan diri sebagai pribadi yang berkarakter
adalah orang tua yang mampu memancarkan kewibawaan pada anak.
Pola asuh orang tua sebagai proses dimana saling berpengaruh
dari segi kepribadian maupun segi pendidikan. Proses tersebut
dilakukan orang tua dalam keluarga, adanya beberapa aturan-aturan
yang harus di taati anak agar di sekolah anak selalu bertindak baik
seperti dirumah. Anak akan memperoleh hasil yang baik jika pola asuh
dari orang tua di lakukan dengan baik.
2.5.2 Pengaruh pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa
Aspek yang dimiliki oleh beberapa indikator yang relatif
stabil dengan cara siswa merasa senang dengan penyampaian materi
dari guru dan setiap anak pasti memiliki cara belajar yang berbeda.
Gaya belajar merupakan cara yang dilakukan anak agar bisa
22
memahami materi yang di peroleh dari guru untuk mendapatkan
pengetahuan.
2.5.3 Pengaruh pola asuh orang tua dan gaya belajar terhadap prestasi
belajar siswa
Pola asuh orang tua sebagai proses dimana saling
berpengaruh dari segi kepribadian maupun segi pendidikan. Proses
tersebut dilakukan orang tua dalam keluarga, adanya beberapa aturan-
aturan yang harus di taati anak agar di sekolah anak selalu bertindak
baik seperti dirumah. Anak akan memperoleh hasil yang baik jika pola
asuh dari orang tua di lakukan dengan baik, dan anak memiliki inisiatif
sendiri untuk belajar dengan gaya belajar yang berbeda-beda untuk
mentransfer pengetahuan dan pengalaman dari guru maupun buku.
Prestasi belajar dalam bidang akademik dinyatakan sebagai
pengetahuan yang dicapai atau ketrampilan yang dikembangkan dalam
mata pelajaran tertentu di sekolah. Prestasi belajar ditetapkan dengan
nilai tes/ujian atau nilai yang diberikan guru, atau keduanya.
Dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh antara variabel
yang berpengaruh dalam penelitian ini ada dua variabel independen
yang diberi notasi X yaitu pola asuh orang tua (X1), dan gaya belajar
auditorial (X2), dan variabel dependen yang diberi notasi Y, yaitu
prestasi belajar siswa (Y). Maka model hipotetis sebagai berikut:
23
Keterangan
X1 = Pola Asuh Orang Tua
X2 = Gaya Belajar Auditorial
Y = Prestasi Belajar
=1. Pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa
2. Pengaruh gaya belajar auditorial terhadap prestasi belajar siswa
= Pengaruh pola asuh orang tua dan gaya belajar auditorial terhadap
prestasi belajar siswa
2.6 Definisi Operasional Variabel
Berikut ini akan dijelaskan definisi operasional dari masing-masing
variabel yang digunakan. Sehingga lebih mengarah pencapaian tujuan
penelitian penulis kerangka dasar penelitian yang meliputi variabel-variabel
sebagai berikut:
X 1
X 2
Y
24
2.6.1 Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh orang tua adalah interaksi antara orangtua dan anak
untuk proses pendewasaan serta belajar mandiri dengan ajaran-ajaran
yang baik dan perhatian serta kasih sayang.
2.6.2 Gaya Belajar
Gaya belajar adalah cara belajar yang digunakan siswa secara
dominan dalam menerima, mengolah, dan menyimpan informasi yang
diterimanya. Dalam penelitian ini gaya belajar yang dimaksud adalah
cara belajar yang digunakan oleh siswa secara dominan dalam
mempelajari materi. Gaya belajar tersebut terdiri dari empat jenis gaya
belahar, yaitu Visual (penglihatan), Audiovisual (pendengaran),
Kinestetik.
2.6.3 Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang telah dicapai siswa
yang dapat dilihat dari perubahan aspek kognitif, afektif dan
psikomotor dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan
tingkah laku diri pada siswa.
Prestasi belajar nilai yang di ambil dari hasil kumpulan nilai
keseluruhan selama satu setengah semester yaitu hasil penilaian tengah
semester genap 2017/2018.
2.7 Hipotesis Penelitian
25
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori. Maka dapat dikemukakan hipotesis
yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah:
2.7.1 Hipotesis Kerja I
Ada pengaruh positif antara pola asuh orang tua terhadap prestasi
belajar siswa di SMK Kristen Salatiga
Ha: β1 = 0
Ho: β1 ≠ 0
2.7.2 Hipotesis kerja II
Ada pengaruh positif antara gaya belajar terhadap prestasi belajar
siswa di SMK Kristen Salatiga
Ha: β2 = 0
Ho: β2 ≠ 0
2.7.3 Hipotesis Kerja III
Ada pengaruh antara pola asuh orang tua dan gaya belajar terhadap
prestasi belajar siswa di SMK Kristen Salatiga
Ha : β1, β2 = 0
H0 : β1,
Top Related