BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Endoftalmitis
2.1.1 Definisi
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata,biasanya akibat
infeksi setelah trauma atau bedah atau endogen akibat sepsis.Berbentuk radang
supuratif didalam rongga mata dan struktur didalamnya. Peradangan supuratif
didalam bola mata akan memberikan abses didalam badan kaca. 1
Pasien terlihat sakit disertai dengan demam, dan pada mata timbul gejala
berupa mata sakit,merah,kelopak bengkak,edema kornea,keratik presipitat disertai
hipopion,reflek fundus hilang akibat adanya nanah didalam badan kaca. Tajam
penglihatan sangat menurun.2
2.1.2 Etiologi
6
Penyebab Endoftalmitis dapat dibagi menjadi dua,yaitu endoftalmitis yang
disebabkan oleh infeksi dan endoftalmitis yang disebabkan oleh imunologis atau
autoimun (non infeksi).1,3
Endoftalmitis yang disebabkan oleh infeksi :
a. Endoftalmitis endogen berasal dari infeksi bakteri, jamur maupun parasit
yang menyebar lewat darah; hematogen,contohnya pada endokarditis.
b. Endoftalmitis eksogen akibat komplikasi pembedahan mata, benda
asing, atau karena trauma mata.
Bakteri yang merupakan penyebab endoftalmitis adalah stfilokok,
streptokok, pneumokok, pseudokok, psudomonas, dan basil subtilis. Jamur
yang sering menyebabkan endoptalmitis adalah aktinomices, aspegilus,
fikomikosis.1
Endoftalmitis yang disebabkan oleh faktor imunologis atau autoimun1 :
a. Endoftalmitis Fakoanafilaktik
Merupakan endoftalmitis unilateral ataupun bilateral yang merupakan
reaksi uvea granulomatosa terhadap lensa yang mengalami ruptur.
Merupakan suatu penyakit autoimun terhadap jaringan tubuh (lensa)
sendiri, akibat jaringan tubuh tidak mengenai jaringan lensa yang terletak
didalam kapsul (membran basalis lensa). Kadang-kadang penyakit ini
berjalan bersama trauma lensa yang menimbulkan uveitis fakoanafilaktik
sehingga terjadi uveitis simpatika.
2.1.3 Klasifikasi endoftalmitis4
1. Endophtalmitis Eksogen
Dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi pada tindakan
pembedahan yang membuka bola mata.
2. Endophtalmitis Endogen
7
Pada bentuk endoftalmitis ini tidak ada riwayat operasi mata ataupun
trauma mata. Biasanya ada beberapa penyakit sistemik yang mempengaruhi,
baik melalui penurunan mekanisme pertahanan host atau adanya fokus sebagai
tempat potensial terjadinya infeksi. Endoftalmitis endogen sangat jarang,
hanya 2-15%dari seluruh endoftalmitis.
Gambar 4 Endoftalmitis Endogen
2.1.4 Patofisiologi
Dalam keadaan normal, sawar darah mata (blood-ocular barrier) memberikan
ketahanan alami terhadap serangan dari mikroorganisme. Dalam endophthalmitis
endogen, mikroorganisme yang melalui darah menembus sawar darah-mata baik
oleh invasi langsung (misalnya, emboli septik) atau oleh perubahan dalam
endothelium vaskular yang disebabkan oleh substrat yang dilepaskan selama
infeksi. Kerusakan jaringan intraocular dapat juga disebabkan oleh invasi langsung
oleh mikroorganisme dan atau dari mediator inflamasi dari respon kekebalan.
Endoftalmitis dapat terlihat nodul putih yang halus pada kapsul lensa, iris,
retina, atau koroid. Hal ini juga dapat timbul pada peradangan semua jaringan
okular, mengarah kepada eksudat purulen yang memenuhi bola mata. Selain itu,
peradangan dapat menyebar kejaringan lunak orbital.6
2.1.5 ManifestasiKlinis
8
Manifestasi klinis endoftalmitis dapat diketahui dari gejala subjektif dan
objektif yang didapat dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
a. Gejala subjektif endoftalmitis1,5 :
Nyeripada bola mata
Fotofobia
Penurunan tajam penglihatan
Nyeri kepala
Mata terasa bengkak
Kelopak mata bengkak, merah kadang sulit dibuka
Adanya riwayat tindakan bedah mata, trauma tembus bola mata disertai
dengan atau tanpa adanya penetrasi benda asing perlu diperhatikan karena adanya
kemungkinan penyebab eksogen.1,6 Penyakit yang merupakan predisposisi
terjadinya endophtalmitis diantaranya diabetes militus. Sedangkan beberapa
penyakit infeksi yang dapat menyebabkan endophtalmitis endogen akibat
penyebaran secara hematogen adalah meningitis, endocarditis, infeksi saluran
kemih, infeksi paru-paru dan pielonefritis.6
Untuk endoftalmitis fakoanafilaktik dapat ditanyakan tentang adanya
riwayat katarak yang diderita pasien sebelumnya.
b. Gejala Objektif endoftalmitis
Kelainan fisik yang ditemukan berhubungan dengan struktur bola mata
yang terkena dan derajat infeksi atau peradangan.Pemeriksaan yang
dilakukan adalah pemeriksaan luar, slit lamp dan funduskopi kelainan
fisik yang dapat ditemukan dapat berupa1,6 :
Edema palpebra superior
Reaksi konjungtiva berupa hiperemis dan kemosis
Injeksi siliar atau injeksi konjungtiva
Edema kornea
9
Kornea keruh
Keratik presipitat
Bilik mata depan keruh
Hipopion
Kekeruhan vitreus
Penurunan reflex funuds dengan gambaran warna agak pucat atau
pun hilang sama sekali.
2.1.6 Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesa, pemeriksaaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Peradangan oleh bakteri gambaran berupa rasa sakit yang
sangat, kelopak mata merah dan bengkak, bilik mata depan keruh kadang disertai
hipopion. Di dalam badan kaca dapat ditemukan massa putih abu-abu hipopion
ringan dan bentuk abses satelit didalam badankaca.
Bila dalam endoftalmitis sudah terdapat hipopion maka prognosisnya buruk
maka itu diagnosis dini dan cepat harus sudah dibuat untuk mencegah kebutaan
pada pasien.1 Endoftalmitis akibat kuman yang kurang virulen terlihat dalam satu
minggu sampai beberapa minggu. Endoftalmitis yang disebabkan oleh jamur
mempunyai masa inkubasi yang lambat, kadang kadang hingga14 hari setelah
infeksi dengan gejala mata merah dan sakit.1,5 Didalam badan kaca ditemukan
masa putih abu-abu, hipopion ringan, abses satelit di badan kaca dengan proyeksi
sinar baik.1
Metode kultur merupakan langkah yang sangat diperlukan karena bersifat
spesifik untuk mendeteksi mikroorganisme penyebab. Teknik kultur memerlukan
waktu 48 jam – 14 hari. Bahan-bahan yang dikultur diambil dari cairan dari COA
dan corpus vitreous.3,5
Pada pemeriksaan oftalmoskop fundus tidak terlihat oleh karena kekeruhan
pada corpus vitreous, maka dapat dilakukan pemeriksaan USG mata. Dengan
10
pemeriksaan ini dapat diteneukan apakah ada benda asing dibola mata, densitas
dari vitreitis yang terjadi dan mengetahui apakah infeksi telah mencapai retina.6
Pemeriksaan penunjang lainnya dilakukan untuk mengetahui dengan pasti
kuman penyebab endoftalmitis, terutama bila ada penyakit sistemik yang dapat
menimbulkan endoftalmitis melalui penyebaran hematogen. Pemeriksaan
penunjang tersebut dapat berupa pemeriksaan darah lengkap, LED, kimia darah,
foto thotaks, USG jantung, kultur darah, urin , sputum dan tinja.6
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi jika proses peradangan mengenai ketiga
lapisan mata (retina, koroid dan sklera) dan badan kaca maka akan mengakibatkan
panoftalmitis. Panoftalmitis merupakan radang supuratif intraokular disertai
dengan radang jaringan ekstraokular atau kapsul tenon dan jaringan ikat jarang di
dalam rongga orbita.Berikut merupakan perbedaan endoftalmitis dan panoftalmitis2
Endoftalmitis Panoftalmitis
Radang Intraokular Intraokular dan Intraorbita
Demam Tidak nyata Nyata
Sakit bola mata Ada Berat
Pergerakan bola mata Masih dapat Sakit, tidak bergerak
Eksophtalmus Tidak ada Mata menonjol
Bedah Eviserasi bulbi Enukleasi bulbi
2.1.8 Penatalaksanaan
Pasien dengan endoftalmitis harus segera dikenali dan dirawat di rumah
sakit. Prinsip manajemennya adalah dengan mengidentifikasi organisme penyebab,
pemberian antibiotik secara langsung dan pemberian steroid. Hal ini mencakup
pemasangan alat pada vitreous (vitrektomi), tindakan ini bukan ditujukan untuk
memeperbaiki visus, tapi untuk mengatasi proses inflamasi yang terjadi, serta
membatasi infeksi agar tidak terjadi penyulit dan keadaan yang lebih berat
11
dikarenakan virulensi mikroorganisme penyebab yang memiliki enzim proteolitik
dan produk toksin yang yang dapat merusak retina, serta kemampuan multiplikasi
yang cepat, juga jarak antara ditegakkannya diagnosis pada saat terapi diberikan.6
Terapi steroid pada penyakit mata adalah untuk mengurangi inflamasi yang
disertai eksudat dan untuk mengurangi granulasi jaringan. Kedua efek ini penting
untuk endoftalmitis, karena dasar dari endoftalmitis adalah inflamasi, dimana
prognosis visusnya dipengaruhi oleh inflamasi yang terus berlanjutApabila
pengobatan gagal dilakukan maka dilakukan eviserasi.6
12