PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah fundamental yang dihadapi Pembangunan Pertanian saat ini antara lain: (1) Laju
konversi lahan yang tidak terkendali; (2) Infrastruktur pertanian yang tidak memadai; (3)
sistem pengadaan benih yang tidak sesuai dengan musim tanam; (4) Perubahan iklim yang
tidak menentu; (5) kurangnya kemampuan petani, peternak dan pekebun dalam
memanfaatkan teknologi maju; (6) Keterbatasan permodalan petani; dan (7) Kendala
transportasi akibat cuaca buruk dan kerusakan jalan. Untuk mengatasi permasalahan
fundamental tersebut, perlu koordinasi baik di lingkup Kementerian Pertanian maupun antar
sektor serta antara pusat dan daerah. Sekretariat Jenderal merupakan satu dari 12 Eselon I
yang terdapat di Kementerian Pertanian. Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor: 24
Tahun 2010 Pasal 274, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan Kementerian Pertanian agar pembangunan pertanian dapat
berjalan dengan baik.
Visi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian adalah Menjadikan Birokrasi yang
Profesional dan Berintegritas serta Memberikan Pelayanan Prima. Dalam melaksanakan
visinya tersebut, misi yang harus dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal, adalah:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada aparatur Kementerian Pertanian dan
masyarakat;
2. Meningkatkan kualitas perencanaan, penganggaran, pemantauan dan evaluasi, serta
pelaporan pelaksanaan pembangunan pertanian;
3. Mewujudkan organisasi, ketatalaksanaan dan pelayanan administrasi kepegawaian
Kementerian Pertanian yang proporsional, efektif dan efisien;
4. Meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan dan pelayanan informasi publik;
5. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan perlengkapan serta kearsipan;
6. Meningkatkan kualitas pelayanan ketatausahaan, kerumahtanggaan, hubungan antar
lembaga dan Protokol serta hubungan masyarakat;
7. Menyusun rumusan kebijakan kerjasama luar negeri pembangunan pertanian dan
mensosialisasikan kerjasama luar negeri bidang pertanian;
8. Meningkatkan kualitas data dan mengembangkan sistem informasi pertanian dalam
mendukung pembangunan pertanian;
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
2
9. Menyelenggarakan pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian
yang berkualitas.
Visi dan Misi Sekretariat Jenderal tersebut tertuang di dalam Perjanjian Kinerja (PK) baik di
tingkat Eselon I maupun Eselon II. Agar pelaksanaan kegiatan di lingkup Sekretariat
Jenderal memenuhi target yang telah ditetapkan di dalam PK maka dilakukan pemantauan
dan evaluasi terhadap PK Sekjen tersebut secara triwulanan.
Laporan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian ini berisi gambaran pelaksanaan Indikator Kinerja yang ada di dalam
PK lingkup Sekretariat Jenderal yang meliputi capaian atau progress Indikator Kinerja
Eselon I lingkup Setjen, permasalahan yang dihadapi dan tindak lanjut atau pemecahan
masalah tersebut.
B. Maksud dan Tujuan
Proses pemantauan dan evaluasi capaian indikator kinerja Sekreatriat Jenderal
Kementerian Pertanian merupakan kegiatan pengumpulan data dan pengukuran capaian
ataupun progress atas Indikator Kinerja Perjanjian Kinerja Lingkup Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian. Proses pemantauan dan evaluasi capaian indikator kinerja dari
setiap unit baik Eselon I maupun II di lingkungan Sekretariat Jenderal bertujuan untuk
memberikan gambaran pelaksanaan program dan kegiatan di lingkup Sekretariat Jenderal.
Gambaran tersebut untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan
program dan kegiatan sesuai target Indikator Kinerja pada PK yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pemantauan dan evaluasi atas kinerja dilaksanakan secara berkelanjutan dan
berkala secara triwulanan. Dengan demikian, proses pelaksanaan program dan kegiatan
tetap dapat berjalan baik sesuai rencana ataupun dapat diambil suatu tindakan perbaikan
untuk mengatasi adanya penyimpangan yang terjadi terhadap capaian kinerja.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
3
BAB II VISI, MISI DAN PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL
A. VISI
“Menjadikan Birokrasi yang Profesional dan Berintegritas serta Memberikan Pelayanan
Prima”.
B. MISI
Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas, Misi yang harus dilaksanakan oleh Sekretariat
Jenderal, Kementerian Pertanian adalah :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada aparatur Kementerian Pertanian dan
masyarakat;
2. Meningkatkan kualitas perencanaan, penganggaran, pemantauan dan evaluasi, serta
pelaporan pelaksanaan pembangunan pertanian;
3. Mewujudkan organisasi, ketatalaksanaan dan pelayanan administrasi kepegawaian
Kementerian Pertanian yang proporsional, efektif dan efisien;
4. Meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan dan pelayanan informasi publik;
5. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan perlengkapan serta kearsipan;
6. Meningkatkan kualitas pelayanan ketatausahaan, kerumahtanggaan, hubungan antar
lembaga dan Protokol serta hubungan masyarakat;
7. Menyusun rumusan kebijakan kerjasama luar negeri pembangunan pertanian dan
mensosialisasikan kerjasama luar negeri bidang pertanian;
8. Meningkatkan kualitas data dan mengembangkan sistem informasi pertanian dalam
mendukung pembangunan pertanian;
9. Menyelenggarakan pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian
yang berkualitas.
C. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi
yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja,
terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi
amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber
daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas
kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
4
akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan
juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga
terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya. Tujuan penyusunan perjanjian kinerja
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk
meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur ;
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur ;
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi;
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan
supervisi atas perkembangan/ kemajuan kinerja penerima amanah;
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
D. PENYUSUNAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA
Pihak yang menyusun Perjanjian kinerja lingkup Sekretariat Jenderal adalah:
1. Pimpinan unit kerja (eselon I)
Perjanjian Kinerja di tingkat unit kerja Sekretariat Jenderal ditandatangani oleh pejabat
yang bersangkutan dalam hal ini Sekretaris Jenderal dan disetujui oleh Menteri
Pertanian.
2. Pimpinan Satuan Kerja
Perjanjian kinerja di tingkat satuan kerja ditandatangani oleh pimpinan Biro/Pusat.
E. PENGGUNAAN SASARAN DAN INDIKATOR
Perjanjian Kinerja menyajikan Indikator Kinerja Utama yang menggambarkan hasil-hasil
yang utama dan kondisi yang seharusnya, tanpa mengesampingkan indikator lain yang
relevan.
1. Untuk tingkat Eselon I sasaran yang digunakan menggambarkan dampak pada
bidangnya dan outcome yang dihasilkan serta menggunakan Indikator Kinerja Utama
Eselon I dan indikator kinerja lain yang relevan.
2. Untuk tingkat Eselon II sasaran yang digunakan menggambarkan outcome dan output
pada bidangnya serta menggunakan Indikator Kinerja Utama Eselon II dan indikator
kinerja lain yang relevan.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
5
BAB III PEMBAHASAN
A. Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Capaian kinerja Sekretariat Jenderal diukur dengan membandingkan antara target yang
telah ditetapkan dengan realisasi tiap triwulanan. Kinerja Sekretariat Jenderal dapat terlihat
dari realisasi capaian indikator kinerjanya. Indikator kinerja Sekretariat Jenderal meliputi:
Nilai AKIP Kementerian Pertanian, Opini Laporan Keuangan Kementerian Pertanian, Nilai
Kualitas Pelayanan Publik (IKM), Nilai reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian dan
Persentase kerjasama luar negeri yang ditindaklanjuti. Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal
triwulan III adalah sebagai berikut:
1. Nilai AKIP Kementerian Pertanian
AKIP sebagai suatu sistem mencakup komponen perencanaan kinerja, pengukuran dan
pemantauan capaian kinerja, pelaporan dan evaluasi kinerja. Sakip merupakan instrumen
yang digunakan instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi.
Dokumen SAKIP mempunyai keterkaitan yang sangat erat antara Rencana Strategis,
rencana kinerja tahunan dan penetapan kinerja. Rencana Strategis memberikan arah
pembangunan organisasi jangka menengah, sedangkan RKT dan PK merupakan target dan
komitmen kinerja yang akan diwujudkan pada suatu tahun tertentu.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), pada triwulan IV ini MenPANRB telah
melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja pada Kementerian Pertanian. Pelaksanaan
evaluasi ini berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi
Sistem Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Kementerian Pertanian memperoleh nilai 72,17 atau
predikat “BB”. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja
birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Kementerian
Pertanian sudah menunjukkan hasil yang baik. Rincian penilaian tersebut adalah sebagai
berikut:
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
6
Tabel 1 Capaian Kinerja Nilai AKIP Kementerian Pertanian Triwulan IV
Komponen yang Dinilai 2014 2015
Bobot Nilai Bobot Nilai
a Perencanaan Kinerja 35 24,88 30 22,32
b Pengukuran Kinerja 20 13,56 25 17,91
c Pelaporan Kinerja 15 11,38 15 12,61
d Evaluasi Kinerja 10 7,16 10 6,67
e Capaian Kinerja 20 14,05 20 12,66
Nilai Hasil Evaluasi 100 71,03 100 72,17
Tingkat Akuntabilitas KInerja B BB
Hasil evaluasi dan observasi menunjukkan, sudah banyak perbaikan yang dilakukan oleh
Kementerian Pertanian dalam penerapan dan penguatan manajemen berbasis kinerja
(Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah). Kementerian Pertanian juga telah
mencoba untuk menerapkan pembagian atau penjenjangan kinerja mulai dari pimpinan
sampai kepada seluruh tingkat eselon IV. Berikut adalah beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Kementerian Pertanian telah menyusun Indikator Kinerja Utama, namun dari hasil
evaluasi MenPANRB masih terdapat indikator yang belum sepenuhnya spesifik, relevan
dan terukur. Kondisi tersebut mengganggu proses pengukuran dan simpulan capaian
kinerja kementerian dan unit kerja.
b. Prosedur penganggaran belum sepenuhnya mengutamakan atau mempersyaratkan
adanya kinerja terukur sebelum pengajuan kegiatan dan anggarannya. Pengesahan
anggaran lebih mengacu kepada kesesuaian nama program dan kegiatan, kode
rekening serta pagu anggaran yang tersedia, kurang menekankan atau menagih hasil
atau outcome yang mungkin belum selesai. Praktik ini tidak mendorong instansi
pemerintah untuk menerapkan anggaran berbasis kinerja.
c. Praktik pengukuran kinerja pihak yang sudah menyepakati perjanjian atau kesepakatan
kinerja, belum dikaitkan dengan sistem remunerasi atau pengakuan, sehingga
berpotensi mengurangi makna dan semangat pihak-pihak yang bersepakat.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
7
Adapun rekomendasi dari permasalahan tersebut di atas adalah sebagai berikut:
a. Memastikan tersedianya Rencana Strategis Kementerian dan Unit Kerja mandiri yang
berkualitas, lebih terukur, menggambarkan kinerja jangka menengah yang terukur,
layak untuk diperjanjikan dan dapat diketahui dan ditagih hasilnya saat dibutuhkan.
b. Mereviu dan menyempurnakan IKU, baik tingkat kementerian maupun unit kerja
dibawahnya dan memastikannya sudah lebih spesifik, relevan, terukur dan khas atau
unik menggambarkan efektivitas dan alasan keberadaan entitas IKU tersebut.
c. Mendorong diterapkannya anggaran berbasis kinerja, dengan cara memastikan dan
meminta seluruh unit kerja mempertanggungjawabkan kinerja atau hasilnya terlebih
dahulu (termasuk janji atau outcome yang belum terwujud) sebelum mengajukan
anggaran. Memastikan seluruh unit kerjadapat mengaitkan kinerja utama (indikator dan
target) dengan penganggarannya (mengaitkan IKU dengan anggarannya).
d. Memastikan tersedianya Perjanjian Kinerja atau kesepakatan kinerja yang menyajikan
dan menjanjikan kinerja atau hasil (bukan sekedar kerja) yang sangat terukur, relevan
dan dapat ditagih serta menggambarkan kekhasan, keunikan, keutamaan dan alasan
keberadaan entitas, mulai dari tingkat Menteri, eselon I, II, III dan IV, bahkan jika perlu
sampai kepada tingkatan paling rendah yang paling mungkin.
e. Melakukan monitoring, mengukur, menagih dan menyimpulkan kinerja sebagaimana
yang disepakati di tiap tingkatan dan mengaitkannya dengan penghargaan dan
pengakuan atas capaian kinerja yang pantas.
f. Agar setiap penanggungjawab program melakukan evaluasi program dalam rangka
memastikan tersedianya jawaban terukur atas keberhasilan program-program prioritas
atau unggulan yang ada di kemneterian. Penanggungjawab program harus memastikan
keberhasilan maupun kekurangberhasilan suatu program secara nyata dan terukur,
perubahan kondisi yang terjadi atau perubahan yang terjadi pada suatu target grup
(kelompok) tertentu yang menjadi target perubahan.
g. Kementerian Pertanian lebih transparan dengan memastikan diunggahnya dokumen
dan informasi yang berhak diketahui oleh publik (seperti Renstra, Perjanjian Kinerja,
IKU dan Laporan Kinerja) ke dalam laman (website) resmi milik Kementerian Pertanian
dan/atau milik unit kerja dan memastikan informasi yang disajikan bersifat terkini
(updated).
h. Terus mendorong dan memfasilitasi upaya peningkatan kualitas penerpaan sistem
akuntabilitas kinerja di seluruh unit kerja, baik di pusat maupun di daerah.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
8
2. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pertanian
Berdasarkan dengan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, menyatakan bahwa BPK-RI harus
melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kementerian Pertanian.
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian memberikan target Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) terhadap indikator kinerja opini laporan keuangan tahun 2014 yang diukur pada
tahun 2015. Realisasi target ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan
predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Kementerian Pertanian
Tahun 2014 melalui LHP BPK RI atas Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun
2014 Nomor: 9.A/LHP/XVII/05/2015 tertanggal 29 Mei 2015. Namun, walaupun BPK
memberikan WTP sebagai opini atas laporan keuangan Kementerian Pertanian, opini tahun
2014 tersebut masih Dengan Paragraf Penjelasan. Opini BPK tahun 2014 hanya disertai
dengan 1 (satu) paragraf penjelasan, yaitu persediaan barang yang diserahkan kepada
masyarakat namun belum disertai dengan berita acara serah terima. Untuk itu, maka
rekomendasi perbaikan ke depan terhadap permasalahan ini adalah memperbaiki
implementasi prosedur pengelolaan persediaan barang yang diserahkan kepada
masyarakat.
Tabel 2 Capaian Kinerja Opini Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Triwulan IV
Indikator Kinerja Target Realisasi Triwulan IV Kemajuan Pelaksanaan (%)
Opini Laporan Keuangan
Kementerian Pertanian
WTP WTP Dengan Paragraf
Penjelasan
Perolehan opini yang semakin tahun semakin baik tersebut tidak terlepas dari komitmen
pimpinan akan upaya tindak lanjut hasil pemeriksaan yang menjadi catatan pemeriksaan
tahun sebelumnya. Ada 3 (tiga) upaya tindak lanjut pemeriksaan yang dilakukan terkait
dengan aset, yaitu :
1. Memastikan bahwa semua Pengelolaan PNBP, Pengelolaan Persediaan, Pengelolaan
Aset lebih tertib di tahun 2014.
2. Melakukan monitoring dan penyelesaian atas aset–aset yang berasal dari satker inaktif.
3. Dalam rangka kepastian hukum kepemilikan aset tetap berupa tanah telah dilakukan
pensertifikatan sebagian tanah milik Kementerian Pertanian yang belum bersertifikat.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
9
Upaya tindak lanjut yang dilakukan terkait dengan permasalahan hibah diupayakan dengan
melakukan penertiban pengelolaan hibah yang diterima oleh Kementerian Pertanian dan
melakukan rekonsiliasi penerimaan hibah dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan
Utang Kementerian Keuangan serta menetapkan Pusat Kerjasama Luar Negeri (Pusat KLN)
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian sebagai pengelola satu pintu atas hibah.
Upaya tindak lanjut terkait dengan permasalahan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
dilakukan melalui 2 (dua) upaya, yaitu :
1. Melaksanakan pungutan atas kekurangan PNBP serta meningkatkan pengendalian,
pengawasan dan pengamanan atas pemanfaat aset
2. Melakukan perbaikan Sistem Pengendalian Intern diantaranya: membuat pedoman
pencatatan aset tak berwujud, pedoman pengelolaan persediaan, pedoman
pengawasan dan pengendalian pengelolaan Aset, revisi PP 48 tahun 2012 tentang Tarif
PNBP.
Upaya tindak lanjut lainnya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan
adalah:
1. Melaksanakan workshop penyusunan laporan keuangan di 33 Provinsi untuk
memastikan penyelesaian penyusunan laporan keuangan tingkat satker dan tingkat
wilayah serta tindak lanjut rekomendasi BPK per Provinsi.
2. Melakukan verifikasi atas laporan keuangan satker dan UAPPA/B-W dimana khusus
untuk tahun 2014 jumlah satker Kementerian Pertanian sebanyak 1.440 satker.
3. Melakukan reviu atas laporan keuangan satker dan UAPPA/B-W oleh Inspektorat
Jenderal.
4. Melakukan koordinasi lebih intensif antar semua Eselon I lingkup Kementerian
Pertanian untuk penyelesaian tindak lanjut rekomendasi BPK-RI.
5. Membuat peta atas semua permasalahan – permasalahan yang diperkirakan akan
berdampak pada peningkatan kualitas laporan keuangan dan opini BPK-RI, yang
menggambarkan permasalahan utama, Eselon I terkait, satker terkait, nilai rupiah serta
volume, yang untuk selanjutnya telah dibuat kesepakatan dengan semua Eselon I
mengenai rencana aksi penyelesaiannya.
BPK mengakui bahwa upaya Kementerian Pertanian yang menindaklanjuti temuan hasil
pemeriksaan rata-rata di atas 70% tiap tahunnya. Upaya yang dilakukan Kementerian
Pertanian ini merupakan upaya paling baik diantara lima K/L di bawah Auditorat KN IV BPK
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
10
RI. Hal ini menunjukkan keseriusan Kementerian Pertanian dalam memperbaiki kinerja
keuangan secara konsisten dan berkesinambungan.
3. Nilai Kualitas Pelayanan Publik (IKM)
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan
masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas
pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara
pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Pengukuran
IKM di lingkungan Kementerian Pertanian digunakan untuk mengetahui mutu kinerja
pelayanan unit kerja pelayanan publik secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan
kebijakan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan publik. Peningkatan dan pembinaan
diprioritaskan pada unsur pelayanan yang paling rendah atau berada di bawah rata-rata.
Selanjutnya perlu ditindaklanjuti dengan program perbaikan, sedangkan yang mempunyai
nilai mutu pelayanan publik cukup tinggi atau di atas rata-rata agar tetap dipertahankan.
Pengukuran IKM dilakukan terhadap 9 Unit Kerja Pelayanan Publik (UKPP) dan 160 Unit
Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Kementerian Pertanian. Pada Tahun 2014, nilai IKM
Kementerian Pertanian 3,21, nilai konversi IKM 80,24 dengan mutu pelayanan B (baik) dan
kinerja baik. Unsur pelayan tahun 2014 yang perlu diperbaiki adalah prosedur, persyaratan,
kecepatan dan kepastian jadwal pelayanan.
Pada tahun 2015, pengukuran IKM juga dilakukan dengan melibatkan 9 UKPP dan 160 UPT
yang ada di Lingkungan Kementerian Pertanian. Target indikator kinerja IKM tahun 2015
adalah sebesar 80 dengan realisasi sebesar 80,39. Hal ini berarti capaian kinerja IKM
sebesar 100,49% atau sedikit diatas IKM yang ditargetkan pada tahun 2015.
Tabel 3 Capaian Kinerja Nilai Kualitas Pelayanan Publik (IKM) Triwulan IV
Indikator Kinerja Target Realisasi Triwulan IV Kemajuan Pelaksanaan (%)
Nilai Kualitas Pelayanan Publik (IKM) 80 80,39
Tercapainya target IKM tentunya tidak lepas dari komitmen pimpinan dan seluruh unit kerja
terkait termasuk Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian untuk terus meningkatkan
kualitas layanan publik secara konsisten dan berkesinambungan. Keberhasilan pencapaian
target ini juga dikarenakan beberapa program layanan publik yang diberikan Kementerian
Pertanian efektif dan efisien. Adapun permasalahan yang dihadapi adalah petugas pemberi
layanan belum pernah mendapatkan pelatihan khusus mengenai budaya pelayanan prima,
sehingga direncanakan pada tahun depan akan diselenggarakan diklat penerapan budaya
pelayanan prima.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
11
4. Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian
Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian merupakan nilai hasil evaluasi dari Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. Evaluasi
tersebut bertujuan untuk menilai kemajuan dan memberi saran perbaikan pelaksanaan
program reformasi birokrasi dalam rangka meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja,
mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN dan meningkatkan kualitas
pelayanan publik di lingkungan Kementerian Pertanian.
Hasil penilaian terhadap reformasi birokrasi Kementerian Pertanian disampaikan melalui
Surat Menteri PAN dan RB Nomor B.13194.1/ M.PANRB/ 09/ 2015 tertanggal 30 September
2015. Indeks reformasi birokrasi Kementerian Pertanian adalah 71,88 dengan kategori “BB”,
meningkat dari 65,02 (B) pada tahun lalu, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4 Capaian Kinerja Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Triwulan IV
No. Komponen Penilaian Nilai Maksimal Nilai Capaian % Capaian
A. Pengungkit
1. Manajemen Perubahan 5,00 3,24 64,85%
2. Penataan Peraturan Perundang-
undangan
5,00 4,38 87,50%
3. Penataan dan Penguatan Organisasi 6,00 4,51 75,17%
4. Penataan Tatalaksana 5,00 3,47 69,35%
5. Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 11,06 73,74%
6. Penguatan Akuntabilitas 6,00 2,72 45,40%
7. Penguatan Pengawasan 12,00 8,43 70,24%
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6,00 4,50 74,92%
Sub Total Komponen Pengungkit 60,00 42,30 70,51%
B Hasil
1. Kapasitas dan akuntabilitas kinerja
organisasi
20,00 13,83 69,13%
2. Pemerintah yang bersih dan bebas
KKN
10,00 7,74 77,43%
3. Kualitas Pelayanan Publik 10,00 8,01 80,00%
Sub Total Komponen Hasil 40,00 29,58 73,95%
Indeks Reformasi Birokrasi 100,00 71,88 71,88%
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
12
Berdasarkan penilaian MenPANRB beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mencapai
sasaran Reformasi Birokrasi adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas kinerja Organisasi
Nilai akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian adalah 71,03 (B) yang berarti
pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan Kementerian Pertanian sudah baik, pedoman
akuntabilitas kinerja pun telah disusun. Upaya yang telah dilakukan dalam
meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi antara lain dengan
melakukan identifikasi, analisis dan pemetaan peraturan perundang-undangan yang
tidak harmonis. Nilai survei kapasitas organisasi dengan hasil 3,22 dari skala 5. Adapun
hal penting yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan kapsitas dan akuntabilitas
kinerja organisasi Kementerian Pertanian adalah:
1.) Melibatkan peranan pimpinan tertinggi secara aktif dan berkelanjutan dalam
pelaksanaan reformasi birokrasi
2.) Menyediakan media komunikasi yang reguler untuk mensosialisasi
program/kegiatan reformasi birokrasi yang sedang dan akan dilakukan
3.) Melakukan evaluasi peta proses bisnis dan prosedur operasional dan disesuaikan
dengan perkembangan tuntutan efisiensi dan efektivitas birokrasi
4.) Mengumumkan tahapan administrasi dan hasil seleksi kompetensi promosi
terbuka melalui IT dapat melalui website panitia seleksi dan website institusi yang
dapat diakses secara mudah
5.) Memperhatikan penilaian kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi
6.) Melakukan monitoring dan evaluasi atas pencapaian kinerja individu dan
menjadikannya dasar untuk pemberian tunjangan kinerja serta dasar
pengembangan karir
7.) Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan aturan/disiplin/kode
etik/kode perilakuk instasni secara berkala
8.) Membangun sistem pemberian sanksi dan imbalan kepada seluruh unit organisasi
di lingkungan Kemneterian Pertanian
9.) Meningkatkan peranan pimpinan secara langsung pada saat penyusunan renstra,
PK dan dokumen-dokumen perencanaan lainnya serta peranan pimpinan dalam
memantau pencapaian kinerja secara berkala
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
13
10.) Membangun sistem pengukuran kinerja yang dapat diakses oleh seluruh unit
organisasi
11.) Melakukan pemutakhiran data secara berkala
12.) Menyusun dokumen secara tertib sebagai evidence dalam pelaksanaan program
dan kegiatan
b. Pemerintah yang bersih dan bebas KKN
Pencapaian sasaran pemerintah yang bersih dan bebas KKN di lingkungan Kementan
belum tercapai dengan baik, terlihat dari indeks persepsi korupsi yang dilakukan oleh
KPK sebesar 3,00 (skala 4). Hal ini berkaitan dengan program-program reformasi
birokrasi yang belum sepenuhnya dilaksanakan sehingga belum terlihat perubahan-
perubahan yang signifikan walaupun telah memperoleh opini wajar tanpa pengecualian
dari BPK. Hal penting yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan publik Kementerian Pertanian adalah:
1.) Melakukan public campaign tentang gratifikasi secara berkala
2.) Melakukan penilaian resiko pada seluruh unit organisasi
3.) Menindaklanjuti hasil evaluasi atas whistle blowing system
4.) Melakukan monitoring dan evaluasi atas penanganan benturan kepentingan secara
berkala dan menindaklanjuti hasil evaluasi tersebut
5.) Memfokuskan fungsi pengawasan internal pada client dan audit berbasis resiko
c. Peningkatan kualitas pelayanan publik
Kualitas pelayanan publik di lingkungan Kemneterian Pertanian sudah cukup baik. Dari
hasil survei eksternal kualitas pelayanan, laporan indeks kepuasan masyarakat tahun
2014 menunjukkan angka 3,2 (skala 4). Hal yang perlu dilakukan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan publik Kementerian Pertanian adalah:
1.) Meningkatkan kegiatan sosialisasi/pelatihan dalam upaya penerapan budaya
pelayanan prima
2.) Menerapkan sistem sanksi/reward bagi pelaksana layanan serta pemberian
kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar dalam
meningkatkan budaya pelayanan prima
3.) Menyusun SOP pengaduan pelayanan secara komprehensif sebagai bentuk
perbaikan kualitas pelayanan
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
14
4.) Melakukan evaluasi atas penanganan keluhan/masukan secara berkala
5.) Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan
5. Persentase Kerjasama Luar Negeri yang Ditindaklanjuti
Pembinaan kerjasama luar negeri merupakan fungsi yang strategis dalam rangka
meningkatkan dan membangun kerjasama di bidang pertanian dalam kerangka bilateral,
regional, dan multilateral yang tidak terpisahkan dari kebijakan politik luar negeri yang bebas
aktif. Bidang Kerjasama Luar Negeri pada tahun 2015 telah melaksanakan berbagai
kegiatan strategis untuk menunjang program pembangunan pertanian dengan keberhasilan
terjalinnya kerjasama luar negeri saling menguntungkan dan berkelanjutan dalam bidang
teknis dan ekonomi pertanian.
Pada akhir triwulan IV, kegiatan kerjasama secara kumulatif telah terlaksana sebanyak 115
kegiatan. Beberapa permasalahan yang dihadapi adalah terdapat beberapa kegiatan yang
direvisi dan terdapat sidang bilateral yang dijadwal ulang. Solusinya adalah perlu koordinasi
lebih intensif. Tindak lanjut kerjasama luar negeri dapat berupa: surat penyampaian
kesepakatan sidang untuk ditindaklanjuti oleh unit Eselon I terkait, rapat koordinasi untuk
membahas tindak lanjut hasil sidang, fasilitasi kunjungan Tim Misi dari Lembaga
Internasional atau Negara Mitra, atau bentuk kegiatan lain yang bertujuan
mendiseminasikan informasi hasil kesepakatan sidang, beserta langkah tindaklanjutnya.
Tabel 5 Capaian Kinerja Persentase Kerjasama Luar Negeri yang Ditindaklanjuti Triwulan IV
Indikator Kinerja Target Realisasi Triwulan IV Kemajuan Pelaksanaan (%)
Persentase Kerjasama Luar Negeri
yang Ditindaklanjuti
80%
(113
kegiatan)
115 kegiatan
B. Capaian Kinerja Masing-Masing Biro/Pusat lingkup Sekretariat Jenderal
Pada triwulan IV terjadi perubahan anggaran yang ada di 5 Perjanjian Kinerja Biro/Pusat. Ke
lima biro/pusat tersebut adalah Biro Organisasi dan Kepegawaian, Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian, Pusat Kerjasama Luar Negeri, Biro Perencanaan dan Biro Hukum dan
Informasi Publik. Adapun capaian kinerja triwulan IV masing-masing Biro/Pusat lingkup
Sekretariat Jenderal adalah sebagai berikut:
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
15
1. Biro Perencanaan
Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan
rencana dan program Kementerian Pertanian. Dalam menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Biro Perencanaan menyelenggarakan fungsi :
a. Koordinasi dan penyiapan penyusunan kebijakan, rencana dan program
pembangunan pertanian;
b. Koordinasi dan penyusunan anggaran pembangunan pertanian;
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pembangunan pertanian;
d. Koordinasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan
pertanian; dan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Perencanaan.
Sasaran Kegiatan Biro Perencanaan adalah perencanaan kebijakan, anggaran,
pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas
baik.
Biro Perencanaan menyusun Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh Sekretaris
Jenderal dan Kepala Biro Perencanaan. Terdapat 3 Indikator Kinerja pada Perjanjian
Kinerja Biro Perencanaan. Indikator tersebut adalah: Nilai AKIP Sekretariat Jenderal,
Jumlah Revisi Anggaran yang Dilakukan dan Jumlah Rekomendasi Hasil Evaluasi yang
Ditindaklanjuti. Pada triwulan IV ini terdapat perubahan pada Perjanjian Kinerja Biro
Perencanaan. Perubahan pada anggaran yang dialokasikan untuk Biro Perencanaan
dari semula Rp. 63.587.600.000,00 menjadi Rp.59.587.600.000,00. Capaian dari
Perjanjian Kinerja Biro Perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Nilai AKIP Sekretariat Jenderal
Biro Perencanaan bertugas mengawal agar nilai AKIP Sekretariat Jenderal yang
diperoleh sesuai dengan target yaitu sebesar 82. Pada triwulan IV ini, Itjen
melakukan penilaian terhadap pelaksanaan AKIP Sekretariat Jenderal. Itjen
melakukan evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian
Pertanian terhadap lima komponen besar manajemen kinerja yang meliputi:
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, pemanfaatan hasil
evaluasi dan pencapaian sasaran/kinerja organisasi.
Hasil evaluasi dituangkan dalam bentuk nilai dengan kisaran 0 s.d 100. Unit kerja
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian memperoleh nilai sebesar 86,91
dengan kategori sangat baik (A).
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
16
Tabel 6 Capaian Kinerja nilai AKIP Sekretariat Jenderal Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
nilai AKIP Sekretariat Jenderal 82 86,91 105,98
Nilai tersebut merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen
manajemen kinerja yang dievaluasi di lingkungan Setjen yaitu Biro Umum dan
Humas, Biro Perencanaan, Biro Organisasi dan Kepegawaian, Biro Hukum dan
Informasi Publik serta Biro Keuangan dan Perlengkapan, dengan rincian sebagai
berikut:
1.) Perencanaan kinerja lingkup Sekretariat Jenderal tertuang dalam Renstra
menunjukkan bahwa tujuan dan sasaran dalam Renstra hanya 50% yang telah
berorientasi hasil, indikator kinerja tujuan (outcome) dan sasaran (outcome dan
output) yang telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik hanya sebesar
50%.
2.) Pengukuran kinerja lingkup Setjen belum ditetapkan mekanisme pengumpulan
data kinerja.
3.) Pelaporan kinerja yang tertuang dalam Lakip tingkat Eselon II di lingkup Setjen
belum seluruhnya menyajikan evaluasi dan analisis capaian kinerja melainkan
hanya menguraikan prose/realisasi kegiatan yang ada di dokumen anggaran
(DIPA), Lakip tingkat Eselon II belum seluruhnya menyajikan informasi
keuangan yang terkait dengan pencapaian kinerja melainkan hanya
menyajikan pembandingan realisasi dengan target, dan pembanding kinerja
tahun sebelumnya dengan tahun berjalan, dan informasi yang disajikan dalam
Lakip tingkat Eselon II belum seluruhnya digunakan untuk perbaikan
perencanaan, menilai dan memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan,
peningkatan kinerja, serta untuk penilaian kinerja.
4.) Evaluasi kinerja yang dapat diukur dari perolehan nilai akuntabilitas komponen
pemanfaatan evaluasi sebesar 8,13. Evaluasi kinerja yang dilaksanakan pada
lingkup Sekretariat Jenderal meliputi penyerapan anggaran setiap bulan yang
dihadiri PPK dan PUMK, evaluasi oleh Satlak PI dan evaluasi intern untuk
mengevaluasi target dan realisasi keuangan.
5.) Pencapaian kinerja lingkup Sekretariat Jenderal perolehan nilai akuntabilitas
komponen pencapaian sasaran/kinerja organisasi sebesar 19,35. Hal tersebut
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
17
menunjukkan bahwa dari delapan sasaran strategis yang ditetapkan pada
tahun 2014 seluruhnya telah mencapai target yaitu nilai akuntabilitas kinerja
Kementerian Pertanian tercapai A (sangat baik) dan kualitas laporan keuangan
tercapai opini WTP.
Terhadap permasalahan tersebut direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1.) Perencanaan Kinerja
a.) Menyempurnakan tujuan dan sasaran dalam renstra agar seluruhnya
berorientasi hasil, memperbaiki indikator kinerja tujuan (outcome) dan
sasaran (outcome dan output) agar memenuhi kriteria indikator kinerja
yang baik. Menambahkan dokumen penetapan knerj di dalam renstra dan
melakukan reviu secara berkala terhadap renstra.
b.) Menambahkan Indikator Kinerja Utama (IKU) di dalam dokumen Renstra.
c.) Menambahkan komponen program, serta target kinerja dalam dokumen
PK agar ditetapkan dengan baik degan menyajikan target jumlah, selain itu
dokumen PK agar dimonitor pencapaiannya secara berkala
2.) Pengukuran Kinerja
a.) Menetapkan mekanisme pengumpulan data kinerja dan mengukur
realisasinya, menyempurnakan Indikator Kinerja Sasaran dalam IKU serta
melakukan reviu terhadap IKU secara berkala
b.) Mengumpulkan data kinerja dengan mekanisme pengumpulan data kinerja
3.) Pelaporan Kinerja
a.) LAKIP Sekjen agar menyajikan evaluasi dan analisis mengenai capaian
kinerja serta menyajikan informasi keuangan yang terkait dengan
pencapaian kinerja
b.) Menggunakan informasi yang disajikan dalam LAKIP Sekjen untuk
perbaikan perencanaan, menilai dan memperbaiki pelaksanaan program
dan kegiatan, peningkatan kinerja, serta untuk penilaian kinerja yaitu pada
Sekretariat Jenderal
4.) Pemanfaatan Hasil Evaluasi
Menggunakan hasil evaluasi kinerja untuk perbaikan perencanaan maupun
pelaksanaan kinerja dengan mengacu kepada evaluasi Menpan dan RB
5.) Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi
Memaksimalkan target/sasaran strategis Kementerian Pertanian yang
ditetapkan agar mencapai target yaitu Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian
Pertanian tercapai A (sangat baik) dan mempertahankan kualitas laporan
keuangan dengan opini WTP
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
18
Kegiatan-kegiatan di Biro Perencanaan yang mendukung keberhasilan dalam
pencapaian indikator kinerja Nilai AKIP Setjen adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Tindak Lanjut Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-
2045 dengan pagu anggaran Rp674.000.000,- dan realisasi Rp542.349.570,-
(80,47%).
b. Kegiatan Penyusunan Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019
Kegiatan Renstra Pertanian 2015-2019 menghasilkan tiga dokumen yang terdiri
dari: Renstra Kementan, Renstra Setjen dan Renstra Biro Perencanaan 2015-
2019. Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp981.290.000,- dengan
realisasi Rp808.102.050,- (82,35%).
c. Koordinasi Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015 dengan pagu
anggaran sebesar Rp97.200.000,- dan terealisasi sebesar Rp83.146.000,-
(85,54%).
d. Koordinasi Trilateral Meeting dan Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Tahun
2016 dengan pagu anggaran Rp186.180.000,- dan realisasi Rp177.947.000,-
(95,58%).
e. Penyusunan Standar Baku Indikator Kinerja dan Indikator Kinerja Utama 2015-
2019 dengan pagu anggaran Rp690.004.000,- dan realisasi Rp662.196.000,-
(95,97%).
f. Koordinasi Pelaksanaan Pra-Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Pertanian Nasional dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian
Nasional Tahun 2015 dengan pagu anggaran sebesar Rp1.066.660.000,- dan
realisasi sebesar Rp1.052.631.360,- (98,68%).
g. Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal
dengan alokasi anggaran sebesar Rp131.630.000,- dan realisasi sebesar
Rp125.000.000,- (94,96%).
Gambar 1. Pra-Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional dan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional Tahun 2015
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
19
h. Koordinasi serta peningkatan kapasitas penyusun Laporan Kinerja
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan SAKIP di lingkup
Kementerian Pertanian, maka Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian mengadakan Rapat Koordinasi SAKIP Kementerian
Pertanian Tahun 2015 di 2 (dua) wilayah yaitu: Wilayah Timur yang
dilaksanakan di Swiss Bell Hotel Bali pada tanggal 21-23 Oktober 2015 dan
Wilayah Barat yang telah diselenggarakan pada tanggal 28-30 Oktober 2015
bertempat di Hotel Santika Premiere Yogyakarta. Peserta dalam Rakor ini
adalah para penyusun Laporan Kinerja dari Eselon I dan perwakilan UPT
Lingkup Kementerian Pertanian serta menghadirkan narasumber dari
KemenPAN RB, Inspektorat Jenderal, dan Konsultan VA2. Anggaran yang
dialokasikan untuk kegiatan ini adalah Rp806.900.000,- dengan serapan
sebesar Rp781.239.100,- (96,82%).
Gambar 2 dan 3 Pelaksanaan Rakor SAKIP di Bali dan Yogya
i. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2014 dengan alokasi anggaran sebesar
Rp842.750.000,- dengan serapan sebesar Rp 802.961.850,- (95,28%).
Dalam mencapai indikator Nilai AKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2015,
dialokasikan pagu anggaran sebesar Rp5.476.614.000,- dengan realisasi sampai
dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp5.035.572.930,- atau sebesar 91,95%.
b. Jumlah Revisi Anggaran yang Dilakukan
Salah satu indikator ketepatan perencanaan anggaran adalah berapa banyak revisi
yang dilakukan. Semakin sedikit revisi anggaran semakin tepat perencanaan
anggarannya. Hingga akhir triwulan IV telah dilakukan revisi anggaran sebanyak 3
kali. Jumlah revisi tersebut merupakan akumulasi dari revisi triwulan I, II dan III.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
20
Tabel 7 Capaian Kinerja Jumlah Revisi Anggaran yang Dilakukan Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Jumlah Revisi Anggaran 5 kali 3 kali
Revisi DIPA yang dilakukan terkait dengan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh
Menteri Pertanian, berdasar pada:
1) Surat Menteri Keuangan No. S-794/ MK.02/ 2014 tanggal 1 Desember 2014,
sebagai tindak lanjut penghematan anggaran perjalanan dinas/meeting
konsinyering Kementerian/Lembaga TA. 2015 dan refocusing belanja untuk
mendukung Upsus Swasembada Pangan Padi, Jagung, dan Kedelai.
Anggaran Biro Perencanaan yang semula Rp51.587.600.000,- bertambah
Rp71.587.600.000,-
2) Surat Menteri Keuangan No. S-18/MK.02/2015 tanggal 9 Pebruari 2015,
perihal Perubahan Pagu Anggaran Belanja K/L dalam APBN-P TA. 2015.
Anggaran Biro Perencanaan yang semula Rp71.587.600.000,- berkurang
menjadi Rp63.587.600.000,-
3) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 134 Tahun 2015 tentang
Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Pertanian sebesar
70%. Anggaran Biro Perencanaan yang semula Rp63.587.600.000,- kembali
berkurang menjadi Rp59.587.600.000,-
Pada Tahun 2015 ini, telah keluar beberapa peraturan-peraturan baru yang juga
berpengaruh terhadap penggunaan anggaran sehingga perlunya dilakukan revisi
DIPA. Peraturan-peraturan tersebut adanya kebijakan yang terkait dengan proses
revisi yang harus dipatuhi, yakni adanya: 1) PMK No: S-798/PB/2015 tanggal 6
Oktober 2015 perihal Pemantauan dan Pengendalian Revisi Anggaran Tahun
Anggaran 2015, dan 2) PMK No: 140/PMK/ 2015 tanggal 6 Oktober 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan No. 257/PMK.02/2014 yakni Tata
Cara Revisi Anggaran Tahun 2015.
Revisi-revisi tersebut sangat menyita waktu, bahkan berdampak pada penundaan
kegiatan sehingga realisasi menjadi rendah. Selain itu, revisi ini dapat
mengakibatkan pagu minus, karena beberapa kegiatan yang sedang berjalan dan
belum dibayar terkena penghematan, hal ini berdampak juga pada rendahnya
serapan anggaran.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
21
Proses revisi juga tidak terlepas dari fasilitasi software "Aplikasi RKA-KL Online"
yang terkadang bermasalah dan mengalami kegagalan dalam proses (upload) nya.
Keluarnya beberapa peraturan-peraturan baru terhadap penggunaan anggaran,
menyebabkan perlunya revisi DIPA. Tahun 2015, terdapat kebijakan terkait terkait
proses revisi yang harus dipatuhi, yakni adanya PMK No: S-798/PB/2015 tanggal 6
Oktober 2015 perihal Pemantauan dan Pengendalian Revisi Anggaran Tahun
Anggaran 2015 dan PMK No: 140/PMK/2015 tanggal 6 Oktober 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan No. 257/PMK.02/2014 yakni Tata
Cara Revisi Anggaran Tahun 2015. Proses revisi juga tidak terlepas dari fasilitasi
software "Aplikasi RKA-KL Online" yang terkadang bermasalah dan mengalami
kegagalan dalam proses (upload) nya.
Oleh karena itu, untuk mengatasi/memecahkan permasalahan tersebut diatas
dapat dilakukan, antara lain: 1) sejak DIPA diserahkan oleh Presiden kepada
Kementerian/Lembaga, masing-masing Satker segera melakukan pengecekan
RKA-KL dan menyegerakan proses revisi agar rencana kerja/jadwal kerja tidak
terganggu; 2) mematuhi kaidah-kaidah penyusunan anggaran agar tidak terjadi
kesalahan dalam peletakan akun belanja; 3) melakukan koordinasi dengan
Kementerian Keuangan yang membidangi proses revisi, sehingga apabila terjadi
kesalahan di dalam aplikasi RKA-KL atau kegagalan proses revisi dapat segera
diatasi; 4) petugas/pejabat pengelola keuangan sebaiknya tidak melegalisasi setiap
Tahunnya, sehingga tidak perlu melakukan revisi administratif pergantian pejabat
pengelola keuangan; 5) selalu mengikuti perkembangan aplikasi RKA-KL Online
melalui jaringan internet http://rkakldipa.anggaran.depkeu.go.id.
Kegiatan-kegiatan di Biro Perencanaan yang mendukung keberhasilan dalam
pencapaian indikator kinerja Jumlah Revisi Anggaran yang Dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Koordinasi Penyusunan APBN-P 2015 Lingkup Kementan
dengan alokasi anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp292.760.000,-
dan terealisasi sebesar Rp292.344.108,- (99,86%).
b. Koordinasi dan Penelitian RKA-KL Kementan TA 2016 Mendukung PJK
dengan alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp1.173.440.000,- dan
terealisasi sebesar Rp1.169.347.900,- (99,65%).
c. Penyusunan Rancangan APBN Pagu Anggaran Lingkup Kementan Tahun
2016 dengan alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp697.805.000,-
dan terealisasi sebesar Rp690.294.500,- (98,94%).
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
22
d. Identifikasi Hasil Revisi DIPA dan POK 2015 dengan alokasi anggaran
kegiatan ini sebesar Rp. 410.541.000,- dan terealisasi sebesar Rp.
406.551.530,- (99,03%).
e. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Pembangunan Pertanian TA. 2016 dan
Rakersus.
Gambar 4. Pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian Tahun 2016
c. Jumlah Rekomendasi Hasil Evaluasi yang Ditindaklanjuti
Salah satu fungsi Biro Perencanaan adalah melakukan Pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan program pembangunan pertanian. Hasil evaluasi diharapkan dapat
ditindaklanjuti sebagai feedback bagi perencanaan ke depan maupun yang sedang
berjalan.
Tabel 8 Capaian Kinerja Rekomendasi Hasil Evaluasi yang Ditindaklanjuti Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Jumlah Rekomendasi Hasil Evaluasi yang Ditindaklanjuti
6 6
Dari target yang ditetapkan sebanyak 6 rekomendasi hasil evaluasi yang
ditindaklanjuti, tercapai 100% (sebanyak 6 rekomendasi), yakni:
1.) Merekomendasikan kepada Ditjen Perkebunan untuk memberikan bantuan
peralatan berupa alat/mesin penebang tebu agar panen tebu tidak terlambat;
2.) Merekomendasikan kepada Ditjen Tanaman Pangan agar Program SL-PTT
yang sudah berakhir, segera ditindaklanjuti dengan Program GP-PTT;
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
23
3.) Merekomendasikan kepada Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk
melaksanakan kegiatan Peningkatan Inseminasi Buatan (IB), termasuk
peningkatan produksi dan distribusi semen beku yang merupakan kegiatan
prioritas pada Tahun 2015;
4.) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan agar menginstruksikan
kepada Balai Veteriner Denpasar untuk membantu Dinas Peternakan Provinsi,
khususnya Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Dinas Peternakan Kabupaten
Timor Tengah Selatan dalam penyidikan, pengujian dan
pengobatan/pemberantasan penyakit pada kelompok peternak terkait dengan
kasus kematian sapi bantuan;
5.) Merekomendasikan kepada Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan agar
kegiatan Sentra Peternakan Rakyat (SPR) yang semula berjumlah 500 SPR
menjadi 50 SPR (sebagai pilot project). Hal ini karena kegiatan tersebut
bersifat jangka panjang sehingga harus dijabarkan lagi dalam tahapan setiap
tahun dengan sasaran yang terukur dan jelas serta memperhatikan realitas
sosial budaya masyarakat;
6.) Merekomendasikan kepada Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian terkait
perbaikan sistem pengawasan pelaksanaan kebijakan pupuk bersubsidi
dengan mengintegrasikan sistem pengawasan berbasis internet yang memberi
kesempatan bagi masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam mengawasi
pelaksanaan kebijakan pupuk bersubsidi dan pengawasan dilakukan secara
berjenjang dari mulai tingkat pusat hingga ke level desa.
2. Biro Organisasi dan Kepegawaian
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, fungsi pengorganisasian,
ketatalaksanaan dan pengelolaan kepegawaian secara operasional merupakan
tanggung jawab Biro Organisasi dan Kepegawaian. Biro Organisasi dan Kepegawaian
mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan organisasi dan tata
laksana, serta pengelolaan kepegawaian. Dalam menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Biro Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. Koordinasi dan penyempurnaan organisasi, dan pengembangan jabatan fungsional
serta pengembangan budaya kerja;
b. Koordinasi dan penyempurnaan tata laksana dan fasilitasi reformasi birokrasi;
c. Pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pegawai;
d. Pelaksanaan mutasi pegawai Kementerian Pertanian; dan
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
24
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Organisasi dan Kepegawaian.
Biro Organisasi dan Kepegawaian menyusun Perjanjian Kinerja yang ditandatangani
oleh Sekretaris Jenderal dan Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian. Pada triwulan
III ini terdapat perubahan Indikator Kinerja pada Perjanjian Kinerja Biro Organisasi dan
Kepegawaian, yang semula 8 indikator menjadi 9 indikator. Indikator tersebut adalah:
(1) Dokumen Penataan Kelembagaan, (2) Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional,
Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja; (3) Laporan Ketatalaksanaan; (4) Laporan
Reformasi Birokrasi; (5) Laporan Perencanaan, Pengembangan dan Kesejahteraan
Pegawai; (6) Dokumen Peningkatan Pelayanan Mutasi, Pensiun, dan Pemberhentian
Pegawai; (7) Laporan Pembinaan SDM Aparatur Pertanian melalui Organisasi
Kedinasan; (8) Laporan Perencanaan dan pengelolaan anggaran; (9) Laporan
ketatausahaan dan kerumahtanggaan Biro. Capaian dari Perjanjian Kinerja Biro
Organisasi dan Kepegawaian adalah sebagai berikut:
a. Dokumen Penataan Kelembagaan
Penataan Kelembagaan merupakan salah satu wujud pelaksanaan agenda
Reformasi Birokrasi di Kementerian Pertanian. Hingga akhir triwulan IV kemajuan
pelaksanaan kegiatan penataan kelembagaan sebesar 100%. 4 dokumen penataan
kelembagaan yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut: (1.) Permentan No. 43
Tahun 2015; (2.) Kepmentan No.68 Tahun 2015; (3.) Laporan Penataan
Kelembagaan Daerah (UPT); dan (4.) Dokumen Peningkatan Efektivitas
Kelembagaan SKPD.
Tabel 9 Capaian Kinerja Dokumen Penataan Kelembagaan Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI TRW
IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Dokumen Penataan Kelembagaan
4 4 100,00
b. Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja
Target kinerja kegiatan Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik, dan
Budaya Kerja Tahun 2015 sebanyak 6 laporan. Hingga akhir triwulan IV, dari target
kinerja yang ditetapkan telah terealisasi 7 laporan atau sebesar 116%. 7 laporan
tersebut adalah Perber Mentan dan Kepala BKN Tentang JF Analis Ketahanan
Pangan, Dokumen Pedoman Uji Kompetensi, Dokumen Tentang Pedoman Formasi
Pegawai JF, Dokumen Factor Evaluation System, Dokumen di bidang Pelayanan
Publik dan Budaya Kerja, Lap Peningkatan Kualitas Budaya Kerja, Lap Kualitas
Pelayanan Publik Bidang Pertanian.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
25
Tabel 10 Capaian Kinerja Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik, dan
Budaya Kerja Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja
6 7 116
c. Laporan Ketatalaksanaan
Indikator Kinerja ini merupakan pelaksanaan kegiatan di bidang fasilitasi, koordinasi
dan evaluasi di bidang Ketatalaksanaan di lingkungan Kementerian Pertanian. Dari 4
target yang ditetapkan, hingga akhir triwulan IV telah terealisasi 4 laporan atau
sebesar 100%. Keempat laporan tersebut adalah (1.) Dokumen Sistem, Prosedur,
dan Pembakuan Sarana Kerja; (2.) Dokumen Pembinaan, Evaluasi dan
Pengembangan SOP; (3.) Laporan Fasilitas Penyusunan NSPK dan Tata Hubungan
Kerja; dan (4.) Laporan Penyusunan Bulletin Biro OK.
Tabel 11 Capaian Kinerja Ketatalaksanaan Triwulan IV
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
REALISASI TRW IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Laporan Ketatalaksanaan 4 4 100
d. Laporan Reformasi Birokrasi
Indikator Kinerja ini merupakan pelaksanaan kegiatan di bidang fasilitasi, koordinasi
dan evaluasi di bidang Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Pertanian.
Hingga akhir triwulan IV kemajuan pelaksanaan kegiatan sebesar 125%. Dari target
sebanyak 4 laporan reformasi birokrasi telah terealisasi 5 laporan reformasi birokrasi
yaitu (1.) Draft Road Map RB Kementan 2015-2019; (2.) Laporan PMPRB 2015; (3.)
Laporan Penetapan Perubahan Nama Kelas dan Jabatan; (4.) Laporan Program
Quick Wins Kementan; dan (5.) Laporan Rekonsiliasi Data Pemangku Jabatan.
Tabel 12 Capaian Kinerja Reformasi Birokrasi Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI TRW IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Laporan Reformasi Birokrasi 4 5 125
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
26
e. Laporan Perencanaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Pegawai
Perencanaan, pengembangan, dan kesejahteraan pegawai merupakan output
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka koordinasi di bidang formasi
kepegawaian, peningkatan kualitas kompetensi pegawai dan memberikan jaminan
terhadap kesejahteraan pegawai dalam bentuk pelayanan kesehatan pada Klinik
Pratama Kementerian Pertanian. Hingga akhir triwulan IV, dari 19 target laporan
perencanaan, pengembangan dan kesejahteraan pegawai telah terealisasi sebanyak
19 laporan atau 100% target telah tercapai. Kesembilan belas laporan tersebut yaitu:
(1.) Laporan Pengelolaan Data PNS; (2.) Laporan Evaluasi Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai; (3.) Laporan Perencanaan Kebutuhan PNS; (4.) Laporan Pengelolaan
Identitas PNS; (5.) Laporan Koordinasi Penyampaian LHKPN; (6.) Monev Penilaian
Prestasi Kerja Pegawai; (7.) Laporan Pelaksanaan Ujian Dinas dan Ujian Kenaikan
Pangkat Penyesuaian Ijazah; (8.) Laporan Pembinaan Etika dan Disiplin Pegawai;
(9.) Pemberian Tanda Jasa/Penghargaan Mentan; (10.) Laporan Pengembangan
Pegawai; (11.) Laporan Penilaian Kompetensi Pegawai; (12.) Seleksi Terbuka JPT
Lingkup Kementan; (13.) Laporan Pengelolaan Adm Kepegawaian Setjen; (14.)
Laporan Fasilitasi Pengangkatan Pejabat Struktural; (15.) Laporan Penataan Arsip;
(16.) Laporan Pembinaan SDM Aparatur Setjen; (17.) Laporan Pelayanan Kesehatan
Pegawai; (18.) Laporan Pembinaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja; (19.) Lap
Medical Check Up
Tabel 13 Capaian Kinerja Perencanaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Pegawai
Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Laporan Perencanaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Pegawai
19 19 100
f. Dokumen Peningkatan Pelayanan Mutasi, Pensiun, dan Pemberhentian Pegawai
Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 salah
satunya mengatur mengenai tugas dan fungsi Bagian Mutasi. Adapun tugas Bagian
mutasi adalah melaksanakan penyiapan mutasi pegawai Kementerian Pertanian dan
melaksanakan fungsi dalam penyelenggaraan administrasi kepegawaian meliputi :
a. Penyiapan pengadaan, pengangkatan, kepangkatan dan mutasi pegawai lainnya
serta pemberhentian pegawai lingkup Kementerian Pertanian;
b. Pelaksanaan pengumpulan data pegawai, monitoring pegawai pusat dan daerah
serta sosialisasi peraturan perundang-undangan kepegawaian;
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
27
c. Pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil melalui bimbingan teknis jabatan
fungsional serta diklat analis kepegawaian.
Hingga triwulan IV akhir telah terealisasi 9 dokumen dari 9 target atau kegiatan telah
terlaksana 100%. Sembilan dokumen tersebut adalah (1.) Dokumen Adm
Kepegawaian Kenaikan Pangkat; (2.) Dokumen Adm Kepegawaian Pemberhentian
dan Pensiun; (3.) Dokumen Adm Kepegawaian Jabatan Fungsional; (4.) Dokumen
Adm Kepegawaian Pegawai Baru; (5.) Laporan Temu Koordinasi Pengelola SAPK
Kementan; (6.) Laporan Pelaksanaan Forum Komunikasi JF Analis Kepegawaian;
(7.) Laporan Bimtek e- PUPNS; (8.) Laporan Monev e-PUPNS; dan (9.) Laporan
Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Mutasi.
Tabel 14 Capaian Kinerja Peningkatan Pelayanan Mutasi, Pensiun dan Pemberhentian
Pegawai Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Laporan Peningkatan Pelayanan Mutasi, Pensiun dan Pemberhentian Pegawai
9 9 100
g. Laporan Pembinaan SDM Aparatur Pertanian melalui Organisasi Kedinasan
Hingga akhir triwulan IV, pelaksanaan kegiatan pembinaan SDM Aparatur Pertanian
melalui Organisasi Kedinasan adalah Pelaksanaan Pembinaan SDM Melalui
Organisasi Kedinasan Semester I dan Semester II Tahun 2015.
Tabel 15 Capaian Kinerja Pembinaan SDM Aparatur Pertanian melalui Organisasi
Kedinasan Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Laporan Pembinaan SDM Aparatur Pertanian melalui Organisasi Kedinasan
2 2 100
h. Laporan Fasilitasi Urusan Perencanaan Ketatausahaan, dan Kerumahtanggaan
Hingga akhir triwulan IV telah terlaksana 5 laporan dari target sebanyak 5 laporan
atau kemajuan pelaksanaan kegiatan sebesar 100%. Kelima laporan tersebut adalah
(1.) laporan Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran; (2.) laporan Ketatausahaan
dan Kerumahtanggaan; (3.) laporan Fasilitasi Rakor di bidang Kelembagaan,
Ketatalaksanaan, dan SDM Aparatur; (4.) laporan Koordinasi, Pembinaan, dan
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
28
Pemantauan Bidang Organisasi, Ketatalaksanaan, dan Kepegawaian; (5.) laporan
Pembinaan Mental dan Karakter Pegawai.
Tabel 16 Capaian Kinerja Fasilitasi Urusan Perencanaan Ketatausahaan dan
Kerumahtanggaan Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Laporan Fasilitasi Urusan Perencanaan Ketatausahaan dan Kerumahtanggaan
5 5 100
3. Biro Hukum dan Informasi Publik
Biro Hukum dan Informasi Publik mempunyai tugas: melaksanakan koordinasi dan
penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum, serta pengelolaan
informasi publik bidang pertanian.
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Hukum dan Informasi
Publik menyelenggarakan fungsi :
a. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian;
b. Pengembangan sistem jaringan dan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum
pertanian;
c. Penyusunan naskah perjanjian, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum;
d. Penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan dan/atau pelayanan informasi publik
bidang pertanian; dan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Hukum dan Informasi Publik.
Peran Biro Hukum dan Informasi Publik menjadi lebih penting sejalan dengan
diberlakukannya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
publik.
Indikator kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik dilihat dari 4 indikator utama yaitu:
(1.) Prosentase Perundang-undangan yang diterbitkan berdasarkan Program Legislasi
Nasional (prolegnas) dan prolegtan; (2.) Prosentase layanan bantuan hukum lingkup
Kementan yang terselesaikan; (3.) Prosentase naskah perjanjian yang dihasilkan dan
(4.) Indeks kepuasan Pemohon Layanan Informasi Publik Bidang Pertanian (IKM).
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
29
a. Prosentase Perundang-undangan yang diterbitkan berdasarkan prolegnas dan
prolegtan
Dari 70% persen target Prosentase perundang-undangan yang diterbitkan
berdasarkan prolegnas dan prolegtan, hanya 58,11% yang terealisasi. Rendahnya
capaian indikator dikarenakan kurangnya prioritas eselon I terkait/pemrakarsa dalam
memenuhi target dalam prolegtan Pemrakarsa/eselon I terkait belum
memprioritaskan peraturan perundang-undangan yang telah disepakati dalam
Prolegtan. Tindaklanjut dari permasalahan tersebut adalah mendorong pemrakarsa
untuk memprioritaskan penyusunan peraturan perundang-undangan yang telah
disepakati dalam prolegtan.
Tabel 17 Capaian Kinerja Prosentase Perundang-undangan yang diterbitkan berdasarkan prolegnas dan prolegtan Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Prosentase perundang-undangan yang diterbitkan berdasarkan prolegnas dan prolegtan
70% 40,68% 58,11%
b. Prosentase layanan bantuan hukum lingkup Kementan yang terselesaikan
Hingga akhir triwulan IV, telah dilakukan 71% layanan bantuan hukum lingkup
Kementan yang terselesaikan atau 100% dari target. Pencapaian keberhasilan
indikator ini didukung dengan adanya sosialisasi Tata Cara Beracara di Pengadilan
lingkup Kementerian Pertanian. Permalalahan yang dihadapi adalah kurangnya
koordinasi dari pihak terkait yang berperkara sehinggga penyelesaian hukum tidak
optimal . tindaklanjut dari permasalahan tersebut adalah mendorong instansi terkait
untuk lebih berpartisipasi dalam koordinasi terkait penyelesaian permasalahan
hukum.
Tabel 18 Capaian Kinerja Prosentase layanan bantuan hukum lingkup Kementan yang
terselesaikan Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Prosentase layanan bantuan hukum lingkup Kementan yang terselesaikan
71% 71% 100%
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
30
c. Prosentase Naskah Perjanjian yang Dihasilkan
Prosentase naskah perjanjian yang dihasilkan pada triwulan IV sebesar 65% atau
81,25% dari target yang seharusnya yaitu 80%. Rendahnya capaian indikator
dikarenakan kurangnya pemahaman oleh pihak terkait atas substansi yang menjadi
objek perjanjian. Permasalahan yang dihadapi adalah pihak yang terkait dalam
perjanjian masih belum memahami tata cara penyusunan perjanjian yang baik dan
benar. Tindaklanjut dari permasalahan tersebut adalah perlu dilaksanakan
Bimbingan Teknis Tata Cara Penyusunan Perjanjian.
Tabel 19 Capaian Kinerja Prosentase Naskah Perjanjian yang Dihasilkan Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Prosentase naskah perjanjian yang dihasilkan
80,00% 65,00% 81,25%
d. Indeks kepuasan Pemohon Layanan Informasi Publik Bidang Pertanian (IKM)
Pada tahun ini Kementerian Pertanian berhasil memperoleh nilai IKM sebesar 81,02.
Pencapaian keberhasilan indikator ini didukung oleh kegiatan Informasi Publik
melalui Multimedia, serta Kegiatan Pameran dan Peragaan. Adapun permasalahan
yang dihadapi adalah masih kurangnya pemahaman tentang pentingnya
Keterbukaan Informasi Publik. Tindaklanjut dari permasalahan tersebut adalah
diperlukan sosialisasi yang berkesinambungan guna penguatan komitmen dan
komunikasi PPID Eselon I Maupun PPID Pembantu Pelaksana.
Tabel 20 Capaian Kinerja Indeks kepuasan Pemohon Layanan Informasi Publik
Bidang Pertanian (IKM) Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Indeks kepuasan Pemohon Layanan Informasi Publik Bidang Pertanian (IKM)
80 81,02 81,25%
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
31
4. Biro Keuangan dan Perlengkapan
Biro Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas: melaksanakan pengelolaan
urusan keuangan dan barang milik/kekayaan negara, serta arsip dan dokumentasi
Kementerian Pertanian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro
Keuangan dan Perlengkapan menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan urusan perbendaharaan dan penerimaan negara bukan pajak
(PNBP);
2. Pelaksanaan akuntasi dan verifikasi anggaran Kementerian Pertanian;
3. Pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian
Pertanian;
4. Pengelolaan arsip dan dokumentasi Kementerian Pertanian dan pelaksanaan
administrasi keuangan Sekretariat Jenderal; dan
5. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Keuangan dan Perlengkapan.
Biro Keuangan dan Perlengkapan menyusun Perjanjian Kinerja yang ditandatangani
oleh Sekretaris Jenderal dan Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan. Indikator
Kinerja yang terdapt pada Perjanjian Kinerja Biro Keuangan dan Perlengkapan adalah
sebagai berikut: (1) Peningkatan Kapasitas Pengelola Keuangan; (2) Peningkatan
Sumber-sumber potensi PNBP; (3) Laporan Keuangan lingkup Kementan berbasis
Akrual; (4) Peningkatan kapasitas SDM Penyusun Laporan Keuangan; (5) Penyelesaian
Penetapan kepemilikan BMN Kementerian Pertanian; (6) Pembukuan Nilai BMN atas
Realisasi Anggaran Tahun Berjalan; (7) Ketersediaan Arsip Dinamis Unit Kearsipan
Kementerian Pertanian dan (8) Kecepatan Layanan Kearsipan Unit Kearsipan
Kemneterian Pertanian. Capaian dari Perjanjian Kinerja Biro Keuangan dan
Perlengkapan adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan Kapasitas Pengelola Keuangan
Hingga triwulan IV akhir ketepatan pengelolaan belanja pegawai mengalami
kemajuan sebesar 150% atau terealisasi sebanyak 600 orang dari target triwulan IV
sebanyak 400 orang.
Tabel 21 Capaian Kinerja Ketepatan Pengelolaan Belanja Pegawai Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI TRW
IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Ketepatan pengelolaan Belanja pegawai
400 org 600 org 150%
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
32
b. Peningkatan Sumber-sumber potensi PNBP
Hingga triwulan IV akhir peningkatan sumber-sumber potensi PNBP mengalami
kemajuan 225% atau realisasi 45 satker dari target sebanyak 20 satker.
Tabel 22 Capaian Kinerja Sumber-Sumber Potensi PNBP Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET TRW IV
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Peningkatan Sumber-sumber potensi PNBP
20 satker 45 satker 225%
c. Laporan Keuangan lingkup Kementan berbasis Akrual
Hingga triwulan IV akhir Laporan Keuangan lingkup Kementan berbasis Akrual
mengalami kemajuan sebesar 98,4% dari target sebanyak 100%.
Tabel 23 Capaian Kinerja Laporan Keuangan lingkup Kementan berbasis Akrual
Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Laporan Keuangan lingkup Kementan berbasis Akrual
100 98,4 98,4%
Permasalahan yang dihadapi antara lain: masih ada 22 satker dari total satker
sebanyak 1.384 yang belum menyampaikan laporan keuangan secara berjenjang
di tingkat pelaporan eselon I maupun ke kementerian. Tindak lanjut dari
permasalahan tersebut yaitu secara Intensif melakukan koordinasi dan pembinaan
kepada Wilayah dalam penyusunan Laporan Keuangan lingkup Kementan.
d. Peningkatan kapasitas SDM Penyusun Laporan Keuangan
Hingga triwulan IV akhir Peningkatan kapasitas SDM Penyusun Laporan Keuangan
mengalami kemajuan sebesar 100% dari target sebanyak 60 orang. Kegiatan yang
mendukung Peningkatan kapasitas SDM Penyusun Laporan Keuangan adalah
diadakan pelatihan dan sosialisasi di 5 (lima) wilayah sebanyak 280 orang dan
adanya sertifikasi bagi Verifikator/Operator bagi Biro KP, UPT Pusat dan Eselon I
sebanyak 60 orang.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
33
Tabel 24 Capaian Kinerja Peningkatan kapasitas SDM Penyusun Laporan Keuangan
Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Peningkatan kapasitas SDM Penyusun Laporan Keuangan
60 orang 60 orang 100
e. Penyelesaian Penetapan kepemilikan BMN Kementerian Pertanian
Hingga triwulan IV akhir Penyelesaian Penetapan kepemilikan BMN Kementerian
Pertanian mengalami kemajuan sebesar 115,6% atau Rp. 1,5 Trilyun dari target
sebanyak Rp. 1,3 Trilyun. penetapan status penggunaan atas barang milik negara
di lingkungan Kementerian Pertanian senilai Rp.1.503.412.934.428,-
Tabel 25 Capaian Kinerja Penyelesaian Penetapan kepemilikan BMN Kementerian
Pertanian Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI TRW
IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Penyelesaian Penetapan kepemilikan BMN Kementerian Pertanian
Rp. 1,3 Trilyun Rp. 1,5 Trilyun 115,6
f. Pembukuan Nilai BMN atas Realisasi Anggaran Tahun Berjalan
Hingga triwulan IV akhir Pembukuan Nilai BMN atas Realisasi Anggaran Tahun
Berjalan mengalami kemajuan sebesar 100% atau terealisasi sebesar 100% dari
target sebanyak 100%. Total anggaran untuk belanja modal (Akun 53) Kementerian
Pertanian tahun anggaran 2015 sebesar Rp.1.062.767.625.000. Realisasi belanja
modal (Akun 53) TA 2015 sebesar Rp.982.411.714.998,- dan sudah dibukukan
senilai Rp. 982.411.714.998,-
Tabel 26 Capaian Kinerja Pembukuan Nilai BMN atas Realisasi Anggaran Tahun Berjalan
Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Pembukuan Nilai BMN atas Realisasi Anggaran Tahun Berjalan
100% 100% 100%
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
34
g. Ketersediaan Arsip Dinamis Unit Kearsipan Kementerian Pertanian
Hingga triwulan IV akhir Ketersediaan Arsip Dinamis Unit Kearsipan Kementerian
Pertanian mengalami kemajuan sebesar 112,9% atau terealisasi sebanyak 79%
dari target sebanyak 70%.
Tabel 27 Capaian Kinerja Ketersediaan Arsip Dinamis Unit Kearsipan Kementerian
Pertanian Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Ketersediaan Arsip Dinamis Unit Kearsipan I Kementerian Pertanian
70% 79% 112,9%
h. Kecepatan Layanan Kearsipan
Hingga triwulan IV akhir Kecepatan Layanan Kearsipan mengalami kemajuan
sebesar 100% atau telah terealisasi sebesar 30% dari target sebanyak 30%.
Tabel 28 Capaian Kinerja Kecepatan Layanan Kearsipan Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Kecepatan Layanan Kearsipan 30 30 100
5. Biro Umum dan Hubungan Masyarakat
Biro Umum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas: melaksanakan koordinasi
dan penyelenggaraan ketatausahaan, kerumahtanggaan dan pelaksanaan hubungan
masyarakat. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Umum dan
Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
2. Pelaksanaan urusan ketatausahaan
3. Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan
4. Pelaksanaan hubungan antar lembaga dan protokol
5. Pelaksanaan hubungan masyarakat, dan
6. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Umum dan Hubungan Masyarakat
Biro Umum dan Hubungan Masyarakat menyusun Perjanjian Kinerja yang
ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal dan Kepala Biro Umum dan Hubungan
Masyarakat. Indikator Kinerja yang terdapat pada Perjanjian Kinerja Biro Umum dan
Hubungan Masyarakat sebagai berikut: (1) Jumlah Laporan Ketatausahaan
Kementerian Pertanian, (2) Tingkat Kepuasan Pengguna Sarana dan Prasarana Kantor
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
35
Pusat Lingkup Sekretariat Jenderal; (3) Jumlah Laporan Kerjasama dengan Lembaga
Tinggi Negara, Pemerintahan, Organisasi Profesi dan Asosiasi; (4) Jumlah Laporan
Keprotokolan dan Pelayanan Pimpinan serta Pelaksanaan Ketatausahaan Menteri; (5)
Meningkatnya Program Pembangunan Pertanian. Capaian dari Perjanjian Kinerja Biro
Umum dan Hubungan Masyarakat sebagai berikut:
a. Laporan Ketatausahaan Kementerian Pertanian (Laporan)
Hingga triwulan IV akhir kegiatan penyusunan Laporan Ketatausahaan Kementerian
Pertanian sebesar 100% atau telah tersusun 10 laporan dari target sebanyak 10
laporan.
Tabel 29 Capaian Kinerja Kecepatan Laporan Ketatausahaan Kementerian Pertanian
Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Laporan Ketatausahaan Kementerian Pertanian
10 laporan 10 laporan 100
b. Tingkat Kepuasan Pengguna Sarana dan Prasarana Kantor Pusat Lingkup
Sekretariat Jenderal (Persen)
Hingga triwulan IV akhir, kemajuan pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan
kepuasan pengguna sarana dan prasarana Kantor Pusat Lingkup Sekretariat
Jenderal sebesar 101%. Kegiatan yang telah terlaksana adalah terpenuhinya Sarana
dan Prasarana dengan standar minimum. Kegiatan peningkatan kepuasan pengguna
terkendala oleh SDM dan Anggaran yang masih dalam proses pencairan.
Tindaklanjut dari permasalahan tersebut yaitu diadakannya Pelatihan SDM dan
Mempercepat proses pencairan anggaran.
Tabel 30 Capaian Kinerja Tingkat Kepuasan Pengguna Sarana dan Prasarana Kantor Pusat Lingkup Sekretariat Jenderal Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Tingkat Kepuasan Pengguna Sarana dan Prasarana Kantor Pusat Lingkup Sekretariat Jenderal
65% 65,97% 101%
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
36
c. Meningkatnya Pemberitaan Positif Program Pembangunan Pertanian (Persen)
Hingga triwulan IV akhir, kemajuan pelaksanan kegiatan untuk meningkatkan
Pemberitaan Positif Program Pembangunan Pertanian sebesar 142,86%.
Pemberitaan Positif pada Triwulan IV cukup banyak, dari target sebanyak 7%,
realisasi peningkatan Pemberitaan Positif Program Pembangunan Pertanian
sebesar 10%. Isu Negatif yang beredar adalah dampak kemarau panjang yang
mengakibatkan produksi pangan menurun dan gagal panen. Respon isu, advertorial
di media cetak, press release dan press conference, sosialisasi serta bantuan-
bantuan yang mengarah kepada swasembada pangan dan stop impor.
Tabel 31 Capaian Kinerja Peningkatan Pemberitaan Positif Program Pembangunan Pertanian Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Meningkatnya Pemberitaan Positif Program Pembangunan Pertanian (Persen)
7 10 142,86
d. Laporan Kerjasama dengan Lembaga Tinggi Negara, Organisasi Profesi dan
Asosiasi (Laporan)
Hingga triwulan IV akhir, kemajuan pelaksanaan penyusunan laporan Kerjasama
dengan Lembaga Tinggi Negara, Organisasi Profesi, dan Asosiasi sebesar 100%.
Dari target sebanyak 2 laporan telah terealisasi sebanyak 2 laporan Kerjasama
dengan Lembaga Tinggi Negara, Organisasi Profesi dan Asosiasi.
Tabel 32 Capaian Kinerja Penyusunan Laporan Kerjasama dengan Lembaga Tinggi Negara, Organisasi Profesi, dan Asosiasi Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Laporan Kerjasama dengan Lembaga Tinggi Negara, Organisasi Profesi, dan Asosiasi (Laporan)
2 2 100
e. Laporan Keprotokolan dan Pelayanan Pimpinan (Laporan)
Hingga triwulan IV akhir, kemajuan pelaksanaan penyusunan laporan Keprotokolan
dan Pelayanan Pimpinan sebesar 100%. Dari target sebanyak 2 laporan telah
terealisasi sebanyak 2 laporan keprotokolan dan pelayanan pimpinan.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
37
Tabel 33 Capaian Kinerja Penyusunan Keprotokolan dan Pelayanan Pimpinan Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Laporan Keprotokolan dan Pelayanan Pimpinan (Laporan)
2 2 100
6. Pusat Kerjasama Luar Negeri
Pusat Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan
kerjasama luar negeri di bidang pertanian.
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Pusat Kerjasama Luar Negeri
menyelenggarakan fungsi:
1. Penelaahan, penyusunan program dan penyiapan pelaksanaan kerjasama bilateral
di bidang pertanian
2. Penelaahan, penyusunan program dan penyiapan pelaksanaan kerjasama regional
di bidang pertanian
3. Penelaahan, penyusunan program dan penyiapan pelaksanaan kerjasama
multilateral di bidang pertanian
4. Pelaksanaan urusan atase pertanian
5. Pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Kerjasama Luar Negeri
Pusat Kerjasama Luar Negeri menyusun Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh
Sekretaris Jenderal dan Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri. Indikator Kinerja yang
terdapat pada Perjanjian Kinerja Pusat Kerjasama Luar Negeri sebagai berikut: (1)
Jumlah Nota Kesepakatan Bidang Pertanian dalam Kerangka Bilateral, Regional dan
Multilateral, (2) Jumlah Dokumen Kesepakatan yang Ditindaklanjuti; (3) Dokumen
Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran; (4) Jumlah Laporan Kegiatan dan
Pembinaan; (5) Jumlah Dokumen Pembinaan/Penyelenggaraan Kerja Sama di Atase
Pertanian Tokyo, Washington, Brussel dan Roma dan (6) Dukungan Kegiatan
Kerjasama Internasional dan Layanan Perkantoran. Capaian dari Perjanjian Kinerja
Pusat Kerjasama Luar Negeri sebagai berikut:
1.) Jumlah Nota Kesepakatan Bidang Pertanian dalam Kerangka Bilateral, Regional
dan Multilateral
Hingga akhir triwulan IV kemajuan pelaksanaan untuk tersusunnya Nota
Kesepakatan Bidang Pertanian dalam Kerangka Bilateral, Regional dan Multilateral
sebesar 100%.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
38
Tabel 34 Capaian Kinerja Jumlah Nota Kesepakatan Bidang Pertanian dalam Kerangka Bilateral, Regional dan Multilateral
Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN
(%)
Jumlah Nota Kesepakatan Bidang
Pertanian dalam Kerangka
Bilateral, Regional dan Multilateral
10 Dokumen 10 Dokumen 100
Adapun sepuluh dokumen kerjasama kegiatan sebagai berikut:
a.) Kerjasama bidang pertanian dalam kerangka bilateral.
Beberapa MoU telah ditandatangani namun belum adanya arah kebijakan
kerjasama luar negeri di bidang pertanian. Oleh karena itu perlu disusun arah
kebijakan kerjasama luar negeri di bidang pertanian.
b.) Kerjasama Bidang Pertanian Dalam Kerangka Regional.
Kegiatan yang dilakukan adalah sosialisasi di Pusat dan daerah terkait Kerja
Sama Luar Negeri. Permasalahan yang dihadapi adalah adanya kegiatan
prioritas yang harus dilaksanakan pada tahun berjalan tetapi belum ada
pendanaannya untuk itu perlu dipetakan jadwal sidang/pertemuan maupun
komitmen-komitmen.
c.) Kerjasama Bidang Pertanian Dalam Kerangka Multilateral.
Kegiatan yang dilakukan adalah Penyelenggaraan Sidang-Sidang Internasional.
Permasalahan yang dihadapi adalah kordinasi dalam pelaksanaan pertemuan
bilateral dengan negara mitra masih belum optimal sehingga sering terjadi
penundaan, oleh karena itu perlu koordinasi dengan pihak terkait.
d.) Penyelenggaraan Sidang Internasional di Dalam/Luar Negeri
Permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya tindak lanjut dan implementasi
Mou yang telah ditandatangani dengan negara mitra untuk itu perlu koordinasi
dengan bagian evaluasi terhadap MoU yang telah ditindak lanjuti dan
implementasinya.
e.) Sekretariat Pinjaman Hibah Luar Negeri
Permasalahan yang dihadapi adalah proses penugasan perjalanan Dinas Luar
Negeri masih sering mengalami masalah terutama dalam kecepatan proses
administrasi di Sekretariat Negara dan Kementerian Luar Negeri untuk itu perlu
adanya pedoman teknis pelaksanaan perjalanan dinas luar negeri di
Kementerian pertanian.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
39
f.) Peningkatan komoditas pangan dalam forum internasional menuju swasembada
padi, jagung, kedelai, tebu dan gula
Permasalahan yang dihadapi Pemantauan dan evaluasi terhadap rencana
kegiatan dan pelaksanaan kegiatan atase pertanian untuk itu diperlukan
koordinasi yang lebih intensif dengan Atase Pertanian dan pihak-pihak terkait.
g.) Pelaksanaan Hari Pangan Sedunia
h.) Kerjasama internasional terkait dengan pelayanan tamu dan perjalanan dinas
luar negeri
i.) Workshop/Sosialisasi Kerja Sama Bidang Pertanian Dengan Instansi Terkait.
j.) Kontribusi Indonesia dalam Kerjasama Selatan-Selatan.
2.) Jumlah Dokumen Kesepakatan yang Ditindaklanjuti
Pada akhir triwulan IV, kesepakatan yang ditindaklanjuti telah terlaksana sebanyak
82% atau 102,5% dari target. Sepanjang tahun 2015 telah dilaksanakan 115
kegiatan kesepakatan yang ditindaklanjuti. Tindak lanjut kerjasama luar negeri dapat
berupa: surat penyampaian kesepakatan sidang untuk ditindaklanjuti oleh unit
Eselon I terkait, rapat koordinasi untuk membahas tindak lanjut hasil sidang,
fasilitasi kunjungan Tim Misi dari Lembaga Internasional atau Negara Mitra, atau
bentuk kegiatan lain yang bertujuan mendiseminasikan informasi hasil kesepakatan
sidang, beserta langkah tindaklanjutnya.
Tabel 35 Capaian Kinerja Jumlah Dokumen Kesepakatan yang Ditindaklanjuti Triwulan IV
Indikator Kinerja Target Realisasi
Triwulan IV
Kemajuan Pelaksanaan
(%)
Jumlah Dokumen Kesepakatan
yang Ditindaklanjuti
80% 82% 102,5%
3.) Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran
Hingga akhir triwulan IV telah tersedia dokumen perencanaan dan penganggaran
dalam mendukung kegiatan Pusat Kerja Sama Luar Negeri. Kemajuan pelaksanaan
penyusunan dokumen perencanaan dan pengelolaan anggaran sebesar 100%.
Tabel 36 Capaian Kinerja Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran Triwulan IV
Indikator Kinerja Target Realisasi
Triwulan IV
Kemajuan Pelaksanaan
(%)
Dokumen Perencanaan dan
Pengelolaan Anggaran
1 1 100%
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
40
4.) Jumlah Laporan Kegiatan dan Pembinaan
Hingga akhir triwulan IV, kemajuan pelaksanaan penyusunan Laporan Kegiatan dan
Pembinaan sebesar 100%. Adapun dua laporan kegiatan dan pembinaan sebagai
berikut: (1.) Penyelenggaraan dan evaluasi kegiatan Pusat Kerja Sama luar Negeri
dengan output berupa dokumen pembinaan kegiatan Pusat Kerja Sama Luar
Negeri; dan (2.) Pembinaan Sumber Daya Manusia dan Karakter
Tabel 37 Capaian Kinerja Jumlah Laporan Kegiatan dan Pembinaan Triwulan IV
Indikator Kinerja Target Realisasi
Triwulan
IV
Kemajuan
Pelaksanaan (%)
Jumlah Laporan Kegiatan dan
Pembinaan
2 Laporan 2 laporan 100
5.) Jumlah Dokumen Pembinaan/Penyelenggaraan Kerja Sama di Atase Pertanian
Tokyo, Washington, Brussel dan Roma
Hingga Akhir triwulan IV, kemajuan penyusunan Dokumen Pembinaan/
Penyelenggaraan Kerja Sama di Atase Pertanian Tokyo, Washington, Brussel dan
Roma sebesar 100%.
Tabel 38 Capaian Kinerja Jumlah Dokumen Pembinaan/Penyelenggaraan Kerja Sama di Atase Pertanian Tokyo, Washington, Brussel dan Roma
Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAA
N
(%)
Jumlah Dokumen Pembinaan/ Penyelenggaraan Kerja
Sama di Atase Pertanian Tokyo, Washington, Brussel dan
Roma
4
Dokumen
4 Dokumen 100
Keempat Dokumen Pembinaan/ Penyelenggaraan Kerja Sama di Atase Pertanian
Tokyo, Washington, Brussel dan Roma adalah: (1.) Laporan kegiatan Atase
Pertanian Tokyo; (2.) Laporan kegiatan Atase Pertanian Roma; (3.) Laporan
kegiatan Atase Pertanian Brussel; dan (4.) Laporan Kegiatan Atase Pertanian
Washington.
6.) Dukungan Kegiatan Kerjasama Internasional dan Layanan Perkantoran
Hingga akhir triwulan IV kemajuan pelaksanaan dukungan kegiatan kerjasama
internasional dan layanan perkantoran sebesar 100%. Bentuk kegiatan Dukungan
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
41
Kegiatan Kerjasama Internasional dan Layanan Perkantoran seperti: (1.)
Pembayaran gaji dan tunjangan sehingga tersedianya gaji dan tunjangan pegawai.
Serta pelaksanaan layanan kegiatan perkantoran berjalan dengan baik; dan (2.)
penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran berdampak pada
terfasilitasinya operasional kegiatan perkantoran.
Tabel 39 Capaian Kinerja Dukungan Kegiatan Kerjasama Internasional dan
Layanan Perkantoran Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN
(%)
Dukungan Kegiatan Kerjasama
Internasional dan Layanan
Perkantoran
12 Bulanan 12 Bulanan 100
7. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian dan pelayanan data dan
informasi pertanian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, program dan anggaran;
2. Penyediaan dan pelayanan data dan informasi komoditas pertanian;
3. Penyediaan dan pelayanan data dan inromasi non komoditas pertanian
4. Pengelolaan dan pelaksanaan pengembangan sistem informasi Kementerian
Pertanian
5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menyusun Perjanjian Kinerja yang
ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal dan Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian. Terdapat perubahan pada dua indikator awal menjadi sebagai berikut: (1)
Data Statistik Pertanian, (2) Analisis Data Statistik Pertanian; (3) Pengembangan dan
Pengelolaan Layanan Sistem Informasi Pertanian; (4) Jumlah Petugas Pengelola dan
Pengumpul Data Pertanian yang Dilatih; (5) Dukungan Kegiatan Pengembangan
Perstatistikan dan Sistem Informasi Pertanian. Pada triwulan IV ini terjadi perubahan
anggaran pada PK Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Semula anggaran
Pusdatin sebesar Rp. 55.793.300.000,00 menjadi sebesar Rp. 53.593.300.000,00.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
42
Capaian dari Perjanjian Kinerja Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebagai
berikut:
1. Data Statistik Pertanian (Buku)
Hingga triwulan IV akhir kemajuan pelaksanaan kegiatan penyusunan Data Statistik
Pertanian sebesar 100% dari target sebanyak 10 buku.
Tabel 40 Capaian Kinerja Data Statistik Pertanian Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Data Statistik Pertanian 10 buku 10 buku 100
Dari target sebanyak 10 buku data Statistik Pertanian, telah terealisasi sebanyak 10
ouput buku atau sama dengan 100%. Buku data statistik tersebut adalah sebagai
berikut: (1.) Data PDB Sektor Pertanian (1 buku), (2.) Data Survei Penggunaan
Jagung (1buku), (3.) Data Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2015 (2 buku), (4.)
Angka Ramalan (ARAM) Hortikultura (1 buku), (5.) Data Konversi Karkas (1 buku),
(6.) Data Tebu Berkesinambungan (1 buku), (7.) Data Penggunaan Pupuk pada
Tanaman Pangan (1 buku), (8.) Data dan Peningkatan Kualitas Data Tanaman
Pangan Berkesinambungan Skala Nasiona (1buku), (9.) Publikasi Statistik
Pertanian (1 buku).
2. Analisis Data Statistik Pertanian (Buku)
Hingga triwulan IV akhir kemajuan pelaksanaan kegiatan penyusunan Analisis Data
Statistik Pertanian baru sebesar 100% dari target sebanyak 13 buku analisis data
statistik pertanian.
Tabel 41 Capaian Kinerja Analisis Data Pertanian Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Analisis Data Statistik Pertanian 13 buku 13 buku 100
13 ouput buku Analisis Data Pertanian sebagai berikut: 1. Analisis Data Harga
Komoditas Pertanian (1 buku), 2. Analisis Indikator Makro Sektor Pertanian (2
buku),3. Analisis Data Konsumsi, 4. Analisis Kinerja Perdagangan Komoditas
Pertanian(1 buku),5. Outlook Komoditas Pertanian (2 buku), 6. Analisis Tenaga
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
43
Kerja Sektor Pertanian (1 buku), 7. Penataan Data Lahan Pertanian, Penataan
Data Iklim (1 buku), 8. Data OPT dan DPI (1 buku), 9. Penataan Data Sarana
Pertanian (1 buku),10. Penataan SDM Pertanian Dan Kelembagaan Petani (1
buku), 11. Analisis Penduduk dan Kemiskinan Sektor Pertanian (1 buku),12.
Outlook Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pertanian(1 buku) buku),
3. Pengembangan dan Pengelolaan Layanan Sistem Informasi Pertanian (Sistem)
Hingga triwulan IV akhir kemajuan pelaksanaan kegiatan Pengembangan dan
Pengelolaan Layanan Sistem Informasi Pertanian sebesar 75% dari target
sebanyak 7 sistem.
Tabel 42 Capaian Kinerja Pengembangan dan Pengelolaan Layanan Sistem Informasi Pertanian Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN
(%)
Pengembangan dan Pengelolaan
Layanan Sistem Informasi
Pertanian
7 Sistem 7 Sistem 100
4. Jumlah Petugas Pengelola dan Pengumpul Data Pertanian yang Dilatih (Orang)
Hingga triwulan IV akhir kemajuan pelaksanaan kegiatan Pelatihan Petugas
Pengelola dan Pengumpul Data Pertanian yang Dilatih sebesar 100%.
Tabel 43 Capaian Kinerja Jumlah Petugas Pengelola dan Pengumpul Data Pertanian yang Dilatih Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN
(%)
Jumlah Petugas Pengelola dan
Pengumpul Data Pertanian yang
Dilatih
639 Orang 639 Orang 100
Terlatihnya Pengelola data di Pusat dan daerah di bidang statistik dan Sistem
informasi dari target sebanyak 639 orang tercapai 639 orang yang dilatih atau sama
dengan 100% pada kegiatan sebagai berikut: Implementasi dan Pengawalan e-
form Peternakan , Pemanfatan e-form Hortikultura , Jaringan Komputer, Website
Lingkup Kementerian Pertanian, Multimedi, Menuju Satu Data Sektor Pertanian,
Outlook Kebutuhan Sarana dna Prasarana Pertanian, Penataan Dan Analisis Data
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
44
Penduduk, Kemiskinan dan Tenaga Kerja Sektor Pertanian, Data Sosial Ekonomi
Pertanian, Analisis Data Sosial Ekonomi Pertanian.
5. Dukungan Kegiatan Pengembangan Perstatistikan dan Sistem Informasi Pertanian
(Bulan)
Hingga triwulan IV akhir kemajuan pelaksanaan kegiatan Dukungan Kegiatan
Pengembangan Perstatistikan dan Sistem Informasi Pertanian sebesar 100% dari
target 12 bulan. Terlayaninya pegawai Pusdatin selama 12 bulan layanan atau
sama dengan 100% meliputi: terbayarnya gaji dan terawatnya fasilitas
perkantopran, terkelolanya anggaran, terbinanya pegawai dibidang statistik,
komputer dan menejemen, terfasilitasinya pegawai dalam pekerjaan dibidang
statistik dan sistem informasi.
Tabel 44 Capaian Kinerja Dukungan Kegiatan Pengembangan Perstatistikan dan Sistem Informasi Pertanian Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN
(%)
Dukungan Kegiatan Pengembangan
Perstatistikan dan Sistem Informasi
Pertanian
12 Bulan 12 bulan 100
8. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan perlindungan varietas tanaman serta pelayanan perizinan
dan rekomendasi teknis pertanian.
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Pusat Perlindungan Varietas
Tanaman dan Perizinan Pertanian menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan rencana, program dan anggaran serta kerjasama
2. Pemberian layanan permohonan hak dan pengujian perlindungan varietas tanaman,
serta pendaftaran varietas dan sumber daya genetik tanaman
3. Penerimaan, analisis, fasilitasi proses teknis penolakan atau pemberian izin,
rekomendasi teknis dan pendaftaran di bidang pertanian
4. Pelayanan penamaan, pemberian, penolakan, permohonan, pembatalan hak, serta
pelayanan permohonan banding, konsultasi, pertimbangan dan perlindungan hukum
perlindungan varietas tanaman dan Perizinan Pertanian
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
45
5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Perlindungan Varietas
Tanaman dan Perizinan Pertanian
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian menyusun Perjanjian
Kinerja yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal dan Kepala Pusat Perlindungan
Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian. Indikator Kinerja yang terdapat pada
Perjanjian Kinerja Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian
sebagai berikut: (1) Laporan Data Pertanian, (2) Laporan Analisis Data Pertanian; (3)
Pengembangan dan Pengelolaan Layanan Sistem Informasi Pertanian; (4) Jumlah
Petugas Pengelola dan Pengumpul Data Pertanian yang Dilatih; (5) Dukungan Kegiatan
Pengembangan Perstatistikan dan Sistem Informasi Pertanian. Capaian dari Perjanjian
Kinerja Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebagai berikut:
1. Jumlah Pelayanan Proses Permohonan Hak PVT
Hingga triwulan IV akhir, telah dilakukan pelayanan proses permohonan hak PVT
sebanyak 52 varietas atau sebesar 94,54% dari target sebanyak 55 varietas.
Tabel 45 Capaian Kinerja Pelayanan Proses Permohonan Hak PVT Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Pelayanan Proses Permohonan Hak PVT (varietas)
55 52 94,54
2. Jumlah Penerbitan Sertifikat Hak PVT
Pada triwulan IV telah diterbitkan sertifikat Hak PVT sebanyak 30 sertifikat atau
66,66% dari target yang direncanakan.
Tabel 46 Capaian Kinerja Penerbitan Sertifikat Hak PVT Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN
(%) Jumlah Penerbitan Sertifikat Hak PVT (sertifikat)
45 30 66,66
3. Jumlah Pelayanan Proses Penerbitan Tanda Daftar Varietas dan SDG Tanaman
Hingga triwulan IV akhir, telah diterbitkan 104 tanda daftar. Kemajuan pelaksanaan
kegiatan sebesar 59,43%.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
46
Tabel 47 Capaian Kinerja Pelayanan Proses Penerbitan Tanda Daftar Varietas dan SDG Tanaman Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Jumlah Pelayanan Proses Penerbitan Tanda Daftar Varietas dan SDG Tanaman (tanda daftar)
175 104 59,43
4. Jumlah Pemeriksaan Uji BUSS
Hingga triwulan IV akhir, dari target sebanyak 50 varietas, terealisasi 52 varietas
yang telah dilakukan pemeriksaan terhadap Uji BUSS .
Tabel 48 Capaian Kinerja Pemeriksanaan Uji BUSS Tanaman Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI TRW
IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Jumlah Pemeriksaan Uji BUSS (varietas)
50 52 104
5. Jumlah Proses Pelayanan Pendaftaran Varietas Hortikultura Dalam Rangka
Peredaran
Hingga triwulan IV akhir, telah teralisasi 180 tanda daftar varietas hortikultura dalam
rangka peredaran atau 90% dari target sebesar 200 tanda daftar.
Tabel 49 Capaian Kinerja Proses Pelayanan Pendaftaran Varietas Hortikultura Dalam
Rangka Peredaran Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Jumlah proses pelayanan pendaftaran varietas hortikultura dalam rangka peredaran (tanda daftar)
200 180 90
6. Jumlah Pelayanan Proses Penerbitan Surat Izin Pupuk dan Pestisida
Hingga triwulan IV akhir, telah dilakukan penerbitan 4.682 surat izin pupuk dan
pestisida atau 222,95% dari target sebesar 2.100 surat izin.
Tabel 50 Capaian Kinerja Proses Pelayanan Penerbitan Surat Izin Pupuk dan Pestisida
Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Jumlah pelayanan proses penerbitan surat izin pupuk dan pestisida (surat izin)
2.100 3.686 222,95
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
47
7. Jumlah Pelayanan Proses Rekomendasi Teknis Bidang Peternakan
Hingga triwulan IV akhir, telah dikeluarkan 682 rekomendasi teknis bidang
peternakan atau 620% dari target sebesar 110 rekomendasi.
Tabel 51 Capaian Kinerja Proses Rekomendasi Teknis Bidang Peternakan Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Jumlah pelayanan proses rekomendasi teknis bidang peternakan (rekomendasi)
110 682 620
8. Jumlah Pelayanan Proses Perizinan Pemasukan/Pengeluaran Benih Tanaman, SDG
Tanaman, Obat Hewan dan Pakan Ternak
Hingga triwulan IV akhir, telah dikeluarkan 1.010 surat izin Pemasukan/Pengeluaran
Benih Tanaman, SDG Tanaman, Obat Hewan dan Pakan Ternak atau 100% dari
target sebesar 1.010 surat izin.
Tabel 52 Capaian Kinerja Pelayanan Proses Perizinan Pemasukan/Pengeluaran Benih Tanaman, SDG Tanaman, Obat Hewan dan Pakan Ternak Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI TRW
IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Jumlah Pelayanan Proses Perizinan Pemasukan/Pengeluaran Benih Tanaman, SDG Tanaman, Obat Hewan dan Pakan Ternak (surat izin)
1.010 1.010 100
9. Jumlah Terbitnya Surat Izin Bidang Peternakan
Hingga triwulan IV akhir, telah dikeluarkan 385 surat izin Bidang Peternakan atau
132,76% dari target sebesar 290 surat izin.
Tabel 53 Capaian Kinerja Penerbitan Surat Izin Bidang Peternakan Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI TRW IV
KEMAJUAN
PELAKSANAAN (%)
Terbitnya surat izin bidang peternakan (surat izin)
290 385 132,76
10. Jumlah Laporan Administrasi dan Manajemen
Laporan Administrasi dan Manajemen telah tersusun sesuai target.
Tabel 54 Capaian Kinerja Penerbitan Surat Izin Bidang Peternakan Triwulan IV
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI TRW
IV
KEMAJUAN PELAKSANAAN
(%)
Administrasi dan Manajemen (laporan)
4
4
100
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015
48
BAB IV KESIMPULAN
Secara umum kegiatan Sekretariat Jenderal serta Biro maupun Pusat lingkup Sekretariat
Jenderal Kementerian Pertanian pada triwulan IV Tahun 2015 telah terlaksana sesuai
dengan perjanjian kinerja yang telah disepakati.
Adapun permasalahan yang dihadapi antara lain: (1.) pada AKIP Kementerian Pertanian
masih terdapat indikator yang belum sepenuhnya spesifik, relevan dan terukur; (2.) prosedur
penganggaran belum sepenuhnya mengutamakan atau mempersyaratkan adanya kinerja
terukur sebelum pengajuan kegiatan dan anggarannya; dan (3.) praktik pengukuran kinerja
pihak yang sudah menyepakati perjanjian atau kesepakatan kinerja, belum dikaitkan dengan
sistem remunerasi atau pengakuan, sehingga berpotensi mengurangi makna dan semangat
pihak-pihak yang bersepakat.
Tindaklanjut dari permasalahan yang dihadapi antara lain:
Memastikan tersedianya Rencana Strategis Kementerian dan Unit Kerja mandiri yang
berkualitas, lebih terukur dan menggambarkan kinerja jangka menengah yang terukur.
Mereviu dan menyempurnakan IKU, baik tingkat kementerian maupun unit kerja
dibawahnya dan memastikannya sudah lebih spesifik, relevan, terukur dan khas atau
unik menggambarkan efektivitas dan alasan keberadaan entitas IKU tersebut.
Mendorong diterapkannya anggaran berbasis kinerja, dengan cara meminta seluruh unit
kerja mempertanggungjawabkan kinerja sebelum mengajukan anggaran. Memastikan
seluruh unit kerja dapat mengaitkan kinerja utama (indikator dan target) dengan
penganggarannya (mengaitkan IKU dengan anggarannya).
Melaksanakan workshop penyusunan laporan keuangan di 33 Provinsi untuk
memastikan penyelesaian penyusunan laporan keuangan tingkat satker dan tingkat
wilayah serta tindak lanjut rekomendasi BPK per Provinsi.
Melakukan reviu atas laporan keuangan satker dan UAPPA/B-W oleh Inspektorat
Jenderal.
Melakukan koordinasi lebih intensif antar semua Eselon I lingkup Kementerian
Pertanian untuk penyelesaian tindak lanjut rekomendasi BPK-RI.
Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas kinerja Organisasi
Pemerintah yang bersih dan bebas KKN
Peningkatan kualitas pelayanan publik