1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran kepada peserta didik agar
memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya menjadi manusia
yang kritis dalam berfikir. Saat ini manusia semakin sadar bahwa pendidikan
memiliki peran penting dalam kemajuan manusia. Selain peranannya penting,
pendidikan juga merupakan kekuatan dinamis kehidupan individu yang
mempengaruhi perkembangan fisik, jiwa, sosial, dan moralitasnya. Pendidikan
merupakan sarana pemerintah dan bangsa dalam membentuk generasi
pemimpin yang berkualitas dan mulia (Haryono, 2015:1). Pemerintah juga
berperan penting dalam proses pendidikan.
Pendidikan dapat menjadikan manusia menjadi pribadi yang lebih baik,
dengan mengikuti perkembangan zaman. Adapun tujuan dan fungsi Pendidikan
Nasional diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas Bab II Pasal 3 yang berbunyi pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
2
Maka dari itu, untuk mewujudkan suatu pendidikan yang unggul tidak
terlepas dari adanya campur tangan guru yang profesional guru yang
profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa
kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat. Untuk itu guru
harus telah memiliki kualifikasi kompetensi yang memadai: kompetensi
intelektual, sosial, spiritual, pribadi dan moral (Surya, 2003:28). Kompetensi
kinerja guru dapat di ukur berdasarkan kriteria yang dimiliki oleh guru, salah
satu kriteria dalam membangun kinerja guru yaitu guru mempunyai cara-cara
untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan tidak terlepas dari unsur
pelaksanaan pembelajaran yang baik sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
peserta didik.
Menurut Hamalik (2013:57) pembelajaran adalah suatu kombinasi telah
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran di sekolah dasar yang sesuai dengan Permendikbud No. 20
Tahun 2016. Tugas utama guru dalam proses pembelajaran yaitu dapat
mengkondisikan lingkungan yang nantinya dapat mengubah pola pikir dan
perubahan perilaku peserta didik yang lebih baik. Pada dasarnya pembelajaran
merupakan suatu interaksi yang dilakukan peserta didik dengan lingkungan
sekitar, tidak hanya interaksi peserta didik dengan seorang guru. Pada kegiatan
pembelajaran bukan diartikan sebagai kegiatan yang hanya menyajikan materi
pembelajaran saja, melainkan seorang guru juga dapat berinteraksi dengan baik
yaitu dengan cara dapat menerapkan media pembelajaran dan sumber belajar.
Proses pembelajaran dapat terjadi di manapun dan kapanpun dengan syarat
3
adanya sumber belajar dan media pembelajaran, walaupun tidak ada kegiatan
mengajar (Haryono, 2015:2).
Lembaga pendidikan formal seperti sekolah terus berupaya memperbaiki
segala sistem dan strukturnya. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan sebuah
pendidikan. Upaya-upaya tersebut terlihat dari kebijakan-kebijakan yang
ditetapkan oleh pemerintah, seperti pergantian kurikulum 2013. Kurikulum
2013 merupakan penyempurna dari kurikulum KTSP. Kurikulum ini
menggunakan model tematik intregatif.
Paradigma pendidikan modern menjadi konsep Kurikulum 2013
menganggap peserta didik sebagai pusat belajar (student centered). Kurikulum
ini menekankan pada pengalaman belajar peserta didik yang bermakna dengan
menggali pengetahuan sendiri yang diinginkan dengan berbagai sumber belajar
yang ada di lingkungan sekitar. Ketersediaan sumber belajar yang sesuai
dengan kurikulum 2013 sangat penting. Sumber belajar dapat membantu
peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan adanya media
pembelajaran.
Penerapan kurikulum 2013 di sekolah-sekolah tidak berjalan dengan
lancar. Terdapat kendala dalam pelaksanaan kurikulum ini seperti keterbatasan
media pembelajaran sebagai sumber belajar. Kondisi tersebut juga terjadi di
SD Negeri Petungsewu 2. Hasil observasi awal yang dilakukan pada tgl 15
Oktober 2018 di SDN Petungsewu 2 menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik dikelas peserta didik kurang bersemangat untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran, sebagian besar perhatian peserta didik tidak
tertuju pada guru saat menyampaikan materi pembelajaran, peserta didik
4
terlihat mengantuk dan tidak fokus terhadap penjelasan yang disampaikan
guru, peserta didik lebih senang berbicara sendiri dengan teman sebangku.
Pembelajaran di kelas menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dsn guru
menggunakan media pembelajaran tematik seadanya. Media pembelajaran
yang digunakan guru adalah buku tematik, gambar, LKS, serta sarana
prasarana yang tersedia dikelas.
Berdasarkan hasil wawancara pada Hari Rabu, 17 Oktober 2018 dengan
wali kelas II, kegiatan pembelajaran di SD Negeri Petungsewu 2 yang
menggunakan kurikulum 2013 memiliki beberapa kendala seperti kurangnya
media pembelajaran dan alat bantu dalam pembelajaran sehingga pembelajaran
menjadi kurang kondusif. Peserta didik sudah bisa membaca namun sebagaian
belum lancar dalam membaca, memahami materi penjumlahan dan
pengurangan mata uang masih perlu mendapatakan bimbingan dari guru.
Menurut wali kelas II peserta didik susah mengerti atau memahami
pembelajaran dikarenakan kondisi kelas yang tidak kondusif, peserta didik
tidak berkonsentrasi saat pembelajaran berlangsung sehingga tujuan
pembelajaran tidak tersampaikan dengan baik, metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru adalah ceramah, tanya jawab, penugasan dan
berkelompok.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa peserta didik kelas II
menyebutkan bahwa dalam penyampaian materi guru menggunakan metode
ceramah dan peserta didik mencatat materi yang disampaikan, beberapa peserta
didik mengatakan bahwa saat mendengar penjelasan guru atau mencatat materi
sering merasa mengantuk dan bosan, beberapa peserta didik juga sering tidak
5
fokus saat guru menyampaikan materi karena mendapat gangguan dari
temannya. Penggunaan media pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran di kelas menggunakan media yang sering dijumpai misalnya
gambar-gambar, poster, dan koran. Guru juga menggunakan buku pelajaran
seperti buku tematik, dan LKS dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan di SD Negeri Petungsewu
2 terdapat beberapa permasalahan. Guru memiliki keterbatasan dalam
mengajar salah satunya media yang digunakan gambar, poster, dan koran
sehingga peserta didik banyak yang tidak memperhatikan saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Karakteristik peserta didik kelas II melalui hasil
wawancara yang telah dilakukan peserta didik menyebutkan bahwa dalam
pembelajaran yang membosankan dan tidak fokus saat pembelajaran
berlangsung, kurang memahami operasi hitung mata uang, penggunaan media
yang kurang disukai oleh peserta didik karena banyak menggunakan media
gambar. Adanya media dapat mendukung proses pembelajaran, mempermudah
peserta didik saat memahami materi, serta meningkatkan kualitas mengajar
guru yang akan berdampak pada hasil belajar peserta didik.
Mengatasi permasalahan tersebut maka perlu adanya media pembelajaran
yang dapat mendukung peserta didik dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran tematik. Media Gerbong Kereta Imajinasi (Geraji) yaitu media
yang di desain untuk pembelajaran tematik kelas II sekolah dasar dengan tema
hidup rukun dan subtema hidup rukun di sekolah. Media Gerbong Kereta
Imajinasi (Geraji) dapat digunakan dalam pembelajaran tematik. Media yang
dikembangkan ini di desain dengan ukuran yang sesuai untuk peserta didik
6
kelas II sekolah dasar serta bahan yang digunakan dapat bertahan untuk jangka
panjang. Media ini juga di desain dengan warna-warna yang cerah agar
menarik perhatian peserta didik saat kegiatan pembelajaran. Penggunaan media
dalam kegiatan pembelajaran tematik perlu dikembangkan selain untuk
menarik minat belajar peserta didik, penggunaan media tematik dapat membuat
proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan serta
meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Media geraji membantu peserta didik dapat lebih aktif dalam mengikuti
kegitan pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran yang berlangsung tidak
lagi berpusat pada guru melainkan berpusat pada peserta didik. Karakteristik
dan kemampuan media perlu diperhatikan oleh guru agar peserta duduj dapat
memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik.
Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Vika Agustina
tahun (2014) yang berjudul Pengembangan Media Kereta Pintar pada
Pembelajaran Tematik Kelas I SD. Penelitian tersebut mengembangkan media
kereta api untuk berhitung dan mengenal hewan-hewan untuk pembelajaran
Matematika dan Bahasa Indonesia kelas I sekolah dasar. Tujuan dari
pembuatan media ini adalah peneliti ingin menanamkan konsep berhitung
kepada peserta didik kelas I di SD Blarang II Pasuruan, peneliti ingin
menciptakan proses pembelajaran lebih efektif dan aktif. Persamaan dan
perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Vika, yaitu persamaannya ialah
sama sama mengembangkan media hitung. Perbedaannya ialah pada penelitian
terdahulu peneliti meneliti kelas I dan mengembangkan media tematik dengan
mata pelajaran matematika dan bahasa indonesia, sedangkan penelitian yang
7
akan dilakukan yaitu mengembangkan media pembelajaran tematik yang
mengaitkan beberapa mata pelajaran matematika, bahasa indonesia dan sbdp.
Hal tersebut mendorong untuk melakukan penelitian tentang
Pengembangan Media Gerbong Kereta Imajinasi (Geraji) pada pembelajaran
tematik tema hidup rukun subtema hidup rukun disekolah kelas II sekolah
dasar. Media Gerbong Kereta Imajinasi (Geraji) diharapkan dapat membantu
guru dalam mengatasi kesulitan dalam mengajar pembelajaran tematik serta
dapat membantu peserta didik dalan memahami materi pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kevalidan pengembangan media Geraji (Gerbong Kereta
Imajinasi) dalam pembelajaran Tematik dengan Tema 1 Hidup Rukun
pada peserta didik kelas II Sekolah Dasar?
2. Bagaimana keefektifan pengembangan media Geraji (Gerbong Kereta
Imajinasi) dalam pembelajaran Tematik dengan Tema 1 Hidup Rukun
pada peserta didik kelas II Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penelitian Pengembangan
1. Mendeskripsikan kevalidan pengembangan media Geraji (Gerbong Kereta
Imajinasi) dalam pembelajaran Tematik dengan Tema 1 Hidup Rukun
pada peserta didik kelas II Sekolah Dasar.
2. Mendeskripsikan keefektifan pengembangan media Geraji (Gerbong
Kereta Imajinasi) dalam pembelajaran Tematik dengan Tema 1 Hidup
Rukun pada peserta didik kelas II Sekolah Dasar.
8
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Berdasarkan permasalahan yang di jelaskan pada latar belakang maka
produk yang di hasilkan berupa media Geraji (Gerbong Kereta Imajinasi).
Media Geraji (Gerbong Kereta Imajinasi) sudah di sesuaikan dengan KI, KD,
dan Tema pembelajarannya. Tema yang digunakan yaitu Tema 1 Hidup Rukun
yang terdiri dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan SBdP.
Media Geraji (Gerbong Kereta Imajinasi) memiliki beberapa kriteria
khusus, yaitu :
1. Konten (isi) :
a. Media ini berisi Tema 1 Hidup Rukun Subtema 3 Hidup Rukun Di
Sekolah.
b. Media ini memuat KD:
Bahasa Indonesia :
3.1 Merinci ungkapan, ajakan, perintah, penolakan yang terdapat dalam teks
cerita atau lagu yang menggambarkan sikap hidup rukun.
4.1 Menirukan ungkapan, ajakan, perintah, penolakan dalam cerita atau lagu
anak-anak dengan bahasa yang santun.
Matematika :
3.5 Menjelaskan nilai dan kesetaraan pecahan mata uang.
4.5 Mengurutkan nilai mata uang serta mendemonstrasikan berbagai kesetaraan
pecahan mata uang.
SBdP :
3.2 Mengenal pola irama sederhana melalui lagu anak-anak.
4.2 Menampilkan pola irama sederhana melalui lagu anak-anak.
9
c. Media ini berisi Indikator :
3.1.1 mengamati ciri-ciri kalimat perintah yang berkaitan dengan sikap hidup
rukun di sekolah.
3.1.2 menjelaskan ciri-ciri kalimat perintah yang berkaitan dengan sikap hidup
rukun di sekolah melalui teks tulisan
3.5.1 Mengurutkan pecahan mata uang melalui soal cerita
3.2.1 Mengamati lagu anak-anak pola irama sederhana
3.2.2 Menirukan lagu anak-anak pola irama sederhana
d. Media ini berisi Tujuan Pembelajaran
3.1.1 mengamati ciri-ciri kalimat perintah yang berkaitan dengan sikap hidup
rukun di sekolah dengan benar
3.1.2 menjelaskan ciri-ciri kalimat perintah yang berkaitan dengan sikap hidup
rukun di sekolah melalui teks tulisan dengan tepat
3.5.1 Mengerjakan soal cerita yang berkaitan dengan pecahan mata uang
dengan benar
3.2.1 Mengamati lagu anak-anak pola irama sederhana dengan benar
3.2.2 Menirukan lagu anak-anak pola irama sederhana dengan tepat
e. Media ini berisi materi tentang penjumlahan mata uang, kalimat perintah,
hidup rukun disekolah, dan pola irama lagu.
f. Media ini terdiri gambar mata uang, gambar mata uang yang dibuat sesuai
dengan soal cerita yang sudah disediakan. Dan peserta didik akan membaca
soal cerita tersebut kemudian menempelkan dalam bentuk mata uang pada
gerbong sebelah kiri kereta.
10
g. Petunjuk penggunaan media pada media Gerbong Kereta Imajinasi
(Geraji) yang berisi tentang aturan dan cara penggunaan dari media yang telah
dikembangkan.
2. Konstruk (tampilan):
a. Berbentuk seperti kereta api yang memiliki 5 gerbong, gerbong pertama
berwarna merah sebagai kontrol atau penggerak kereta yang cara
penggunaannya di hubungkan dengan sumber listrik . Gerbong kereta
selanjutnya merupakan gerbong yang akan diurutkan sesuai dengan
kelompok. Kelompok 1 dengan gerbong warna kuning, kelompok 2 warna
hijau, kelompok 3 warna pink, dan kelompok 4 warna biru. Pada bagian
dalam gerbong berisi materi dan kumpulan soal-soal.
b. Gerbong kereta api berukuran p x l x t : 18 cm x 10 cm x 12 cm.
c. Gerbong kereta api pada bagian atasnya bias dibuka dan ditutup.
d. Pada bagian kiri gerbong digunakan untuk menempel hasil penjumlahan
mata uang.
e. Pada bagian kiri gerbong digunakan untuk menempel hasil diskusi dari
kalimat perintah dan hidup rukun.
f. Jenis huruf (font) yang digunakan dalam penulisan adalah comic sans ms
dengan ukuran font 16-18
g. Uang kertas yang digunakan yaitu uang kertas tiruan/mainan yang mirip
dengan aslinya.
E. Pentingnya Penelitian Pengembangan
Pengembangan media pada pembelajaran Tematik Geraji kelas II ini
dilakukan sebagai salah satu upaya untuk tercapainya proses pembelajaran
11
tematik yang bermakna dan menyenangkan. Adapun pentingnya
pengembangan pada pembelajaran Tematik Geraji kelas II Sekolah Dasar
sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca tentang media
pembelaaran tematik yang digunakan dan dikembagkan pada kelas II sekolah
dasar, sebagai ajakan untuk mengembangkan media pembelajaran tematik yang
lebih menarik, serta diharapkan pengembangan media Geraji (Gerbong Kereta
Imajinasi) yang dirancang sebagai media tematik pada tema hidup rukun
subtema hidup rukun disekolah dapat direkomendasikan sebagai suatu inovasi
dalam dunia pendidikan.
2. Secara Praktis
a. Bagi Siswa
Diharapkan media Geraji (Gerbong Kereta Imajinasi) dapat
mempermudah pemahaman peserta didik kelas II sekolah dasar pada
pembelajaran tematik yang memuat pembelajaran Matematika, Bahasa
Indonesia dan SBdP. Media Geraji (Gerbong Kereta Imajinasi) mampu
membantu peserta didik mensimulasi penjumlahan dan pengurangan mata uang
dalam mata pelajaran Matematika, mengetahui hidup rukun di sekolah, serta
mengenal lagu anak-anak.
b. Bagi Guru
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
acuan guru untuk mengembangkan media pembelajaran yang mampu
12
meminimalisir kejenuhan dan kebosanan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran di kelas.
c. Bagi Sekolah
Diharapkan dengan adanya penelitian dan pengembangan media Geraji
(Gerbong Kereta Imajinasi) menjadi suatu onovasi baru bagi sekolah agar
mengembangkan media-media pembelajaran guna memudahkan pemahaman
peserta didik, tidak hanya di kelas II saja namum di semua kelas.
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian Pengembangan
1. Asumsi
a. Karakteristik peserta didik kelas II yang sudah bisa membaca meskipun
kurang lancar, dan tidak buta warna.
b. Peserta didik kelas II tidak ada yang ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
c. Pembelajaran sudah menggunakan pembelajaran tematik untuk peserta
didik kelas II.
2. Keterbatasan Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan ini memiliki keterbatasan dalam penelitian.
Berikut adalah keterbatasan penelitian pengembangan yaitu media
pembelajaran Geraji ini dirancang hanya untuk kelas II Sekolah Dasar yang
telah disesuaikan dengan Tema 1 Hidup Rukun Subtema 3 Hidup Rukun Di
Sekolah.
G. Definisi Operasional
Dalam definisi operasianal ini sesuai dengan variable judul yang telah di
buat, yaitu :
13
1. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan
tema-tema yang mengaitkan beberapa mata pelajaran menjadi satu
pembelajaran yang berkesinambungan.
2. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sebuah alat bantu yang memudahkan peserta
didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan mampu merangsang
pola pikir, kemampuan dan keterampilan peserta didik.
3. Media Audio Visual
Media audio visual adalah media yang dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan cara melibatkan penglihatan dan pendengaran sekaligus
dalam satu proses kegiatan pembelajaran.
4. Media Geraji (Gerbong Kereta Imajinasi)
Media geraji adalah media empat dimensi yang dirancang untuk kelas
dua pada pembelajaran tematik tema 1 subtema 3 dan tergolong media audio
visual yang mempunyai corak warna menarik.