1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, Pengusaha,
Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Wisata adalah perjalanan yang dilakukan
oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang
dikunjunginya dalam jangka waktu sementara. Keseluruhan kegiatan yang terkait
dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan
dan masyarakat setempat sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
Pengusaha disebut sebagai kepariwisataan. Kepariwisataan bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesajahteraan rakyat,
menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan,
dan sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk
rasa cinta tanah air, memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, mempererat
persahabatan antar bangsa (Undang-undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan).
Pariwisata merupakan salah satu sektor urusan pilihan pemerintahan
daerah kabupaten dan kota di Indonesia sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
2
Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Propinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dimana Pemerintah Pusat sesuai dengan
otonomi daerah telah melimpahkan kewenangan untuk mengelola sumberdaya
dan kekayaannya dengan kemampuan dan kekuatan yang dimiliki masing-masing.
Urusan pilihan ini merupakan urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi,
kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan. Otonomi daerah juga
menempatkan kabupaten dan kota sebagai pusat-pusat pertumbuhan. Pariwisata
merupakan suatu bidang yang turut serta dapat memajukan daerah yakni melalui
peningkatan pendapatan asli daerah dari bidang pariwisata. Karena itu setiap
daerah telah merancang berbagai penawaran tentang potensi daerah kepada calon
investor untuk menanamkan modal di daerahnya, dan hal ini diharapkan dapat
juga meningkatkan potensi pariwisata daerah kabupaten/kota.
Pembangunan daerah merupakan salah satu bagian dari pembangunan
nasional yang tidak dapat dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Untuk
mendukung penyelenggaraan otonomi daerah tersebut dibutuhkan kewenangan
yang luas, nyata, dan bertanggung jawab di tiap-tiap daerah tersebut. Sebagai
tindak lanjut penyelenggaraan otonomi daerah dengan dikeluarkannya Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan
kebijakan yang lahir dalam rangka menjawab dan memenuhi tuntutan reformasi
dan semangat pembaharuan tentang demokratisasi antara hubungan pusat dan
daerah serta upaya pemberdayaan daerah. Negara Indonesia seperti yang kita
ketahui merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki berbagai macam
potensi pariwisata, baik wisata alam maupun wisata budaya karena Indonesia
3
memiliki bermacam-macam suku, adat istiadat, dan kebudayaan juga dikarenakan
letak geografis negara Indonesia sebagai negara tropis yang menghasilkan
keindahan alam dan keanekaragaman satwa.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Arief Yahya menjelaskan capaian
angka sementara jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke
Indonesia tahun 2014 sebesar 9,3 juta wisman. Perkembangan kunjungan wisman
pada periode Januari hingga Oktober sebesar 7.755.616 wisman. Adapun capaian
wisman pada Oktober 2014 sebanyak 808.767 wisman atau tumbuh 12,34% dan
apabila capaian pada bulan November dan Desember 2014 signifikan, maka target
akhir tahun ini optimis tercapai. Sedangkan jumlah perjalanan wisatawan
nusantara (wisnus) pada tahun 2014 sebanyak 251 juta perjalanan.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjelaskan capaian pariwisata
di bidang ekonomi pada tahun 2014 antara lain: kontribusi pariwisata terhadap
perekonomian (PDB) nasional sebesar 4,01%, devisa yang dihasilkan oleh
pariwisata sebesar US$ 10,69 miliar, jumlah tenaga kerja di bidang pariwisata
sebanyak 10,3 juta orang, dan daya saing pariwisata Indonesia tahun 2013 berada
di ranking 70 dunia menurut World Economic Forum (WEF).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memaparkan kondisi pariwisata
Indonesia pada 2014 cukup cerah, untuk ini Kementerian Pariwisata menetapkan
tahun 2015 yakni: jumlah kunjungan wisman sebesar 10 juta atau tumbuh sekitar
7-8%, jumlah wisatawan nusantara (wisnus) sebesar 254 juta, perolehan devisa
sebesar US$ 12,05 miliar dan pengeluaran wisnus Rp 201,5 triliun, serta jumlah
tenaga kerja di bidang pariwisata sebanyak 11,3 juta orang.
4
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan bahwa capaian
pariwisata 2014 menjadi pijakan dalam menetapkan target 2019 yang besarnya
dua kali lipat, dimana secara makro target 2019 kontribusi pariwisata terhadap
Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional akan menjadi 8%, devisa yang
dihasilkan sebesar Rp 240 triliun, serta menciptakan 13 juta lapangan kerja. Selain
itu target kunjungan wisman meningkat menjadi 20 juta wisman dan wisnus naik
menjadi 275 juta, serta daya saing pariwisata Indonesia akan meningkat berada di
ranking 30 besar dunia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjelaskan lebih jauh, untuk
mencapai target 20 juta wisman pada 2019 berbagai upaya harus dilakukan di
antaranya perbaikan infrastruktur pariwisata, infrastruktur ICT (Information and
Communication Technology ), health and hygiene dan aksesibilitas (conectivity,
seat capacity dan direct flight) serta regulasi. Dalam regulasi, Pemerintah
melakukan terobosan diantaranya dengan memberikan bebas visa kunjungan
singkat (BVKS) bagi 5 negara yakni: Australia, Jepang, Korea, China, dan Rusia
yang mulai diterapkan tahun 2015. Selain itu memberikan kemudahan perizinan
masuknya kapal layar (yacht) ke perairan Indonesia dalam upaya mendorong
masuknya para yachter internasional yang menjadi bagian penting dari
pengembangan wisata bahari (marine tourism) di tanah air.
Upaya lain adalah melakukan promosi secara efektif dengan menggunakan
jalur digital atau on-line antara lain melalui kegiatan: mobile apps, digital
campaign, interactive campaign, viral marketing (Facebook, Twitter, Youtube,
blog), maupun jalur konvensional atau off-line antara lain dengan
memasang advertisement di majalah tematik dan lifestyle mags, media
5
placement di titik-titik strategis, mengikuti consumer shows (B2C), consumer
promotions, maupun melakukan sales missions, road show dan famtrips dengan
mengundang para tour operator dan penulis pariwisata dari negara-negara yang
menjadi sumber wisman. Selain itu untuk mempresentasikan daya tarik keindahan
alam (nature), keanekaragaman budaya dan keramahtamahan masyarakat
Indonesia (culture) maupun fasilitas pariwisata menarik lainnya yang
dikembangkan oleh orang kreatif Indonesia (manmade) perlu diperkuat
melalui branding pariwisata Indonesia. Untuk ini dilakukan re-
launching branding “Wonderful Indonesia” dan “Pesona Indonesia” yang
nantinya akan digunakan untuk kegiatan pemasaran dan promosi pariwisata di
luar maupun di dalam negeri. Branding “Wonderful Indonesia” dan “Pesona
Indonesia” sebagai country branding wajib digunakan, sedangkan destination
branding di masing-masing destinasi bersama-sama
menggunakan branding “Wonderful Indonesia” atau “Pesona Indonesia”.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjelaskan kekuatan pariwisata
Indonesia pada tiga unsur yakni nature, culture, dan manmade. Ketiga unsur ini
masing-masing akan dikembangkan sebagai produk wisata andalan secara
proporsional. Untuk nature potensinya sebesar 60% dikembangkan dalam produk
wisata bahari, wisata ekologi, dan wisata petualangan,
sedangkan culture potensinya sebesar 35% dikembangkan sebagai wisata heritage
dan religi, wisata kuliner dan belanja, dan wisata kota dan desa. Untuk manmade
potensinya sebesar 5% dikembangkan sebagai wisata MICE dan Event, wisata
olahraga, dan wisata kawasan terpadu (integreted resort).
(http://www.parekraf.go.id)
6
Tempat wisata yang terkenal banyak di Indonesia, salah satunya adalah
Danau Toba dan sekitarnya, termasuk diantaranya adalah Samosir. Samosir
merupakan pulau vulkanik yang di kelilingi Danau Toba terletak di Kabupaten
Samosir Propinsi Sumatera Utara, Indonesia. Berbicara mengenai Danau Toba
tentu sudah tidak asing lagi, karena danau Toba sudah sangat dikenal di Indonesia
dan Asia bahkan di dunia karena Danau Toba merupakan danau vulkanik terbesar
di Indonesia dan Asia Tenggara dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar
30 kilometer (http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Toba). Danau Toba dan
sekitarnya termasuk Pulau Samosir telah dimasukkan Pemerintah sebagai
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 - 2025.
Terdapat 88 (delapan puluh delapan) Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang
ditetapkan Pemerintah, dimana Toba dan sekitarnya merupakan urutan ke 6
(enam). Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang selanjutnya disingkat KSPN
adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi
untuk pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting
dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya,
pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta
pertahanan dan keamanan (Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2011).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pernah memberikan pemaparan
mengenai pariwisata Indonesia ke depan. Dari paparan itu, ternyata pariwisata
sejatinya bisa menjadi sumber devisa terbesar dibandingkan yang lain. Bahwa
dalam dua tahun terakhir pariwisata Indonesia tumbuh di atas angka 8% hingga
7
jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia mencapai kisaran 8-9 jutaan. Tahun
2014 target kunjungan wisatawan 9,5 juta dan tercatat sebanyak 9,4 juta
wisatawan mengunjungi Indonesia sampai tutup tahun. Hal ini bisa ditingkatkan
lagi dengan meningkatkan promosi. Sayangnya, dalam beberapa tahun belakangan
kita hanya menginvestasikan dana yang sangat kecil untuk promosi pariwisata.
Tahun 2014, angka promosi wisata hanya Rp 300 miliar. Namun di tahun ini,
dana promosi pariwisata nasional sebesar Rp 1,2 triliun atau US$ 93 juta.
Menurut Luhut Binsar Panjaitan, Pemerintah juga harus memberikan
perhatian besar terhadap infrastruktur pariwisata dan mengedukasi penduduk lokal
yang berbeda-beda kulturnya. Sebagaimana dengan di Danau Toba, Sumatera
Utara. Pemandangan Danau Toba yang indah sekali ternyata tidak menarik bagi
para turis karena infrastrukturnya yang kurang memadai. Datang ke sana harus
berjam-jam dari Bandara Kuala Namu, Deli Serdang. Kedua, masyarakat belum
siap dalam hal fasilitas dan sikap keramahtamahan bagaimana menyambut
wisatawan.
Industri pariwisata Indonesia ke depan diharapkan terus tumbuh. Potensi
alam Indonesia sangat luar biasa untuk bisa dikembangkan dan menghasilkan
penerimaan yang lebih besar lagi. Pariwisata kita baru mampu menyumbang US$
10 miliar devisa negara, dengan total sumbangan terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) sebesar 6 persen per tahunnya
(http://luhutpandjaitan.com/in/artikels.php). Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif menjelaskan lebih jauh, Indonesia memiliki potensi pariwisata berupa
nature sebesar 35% yang dikembangkan dalam produk wisata bahari, wisata
ekologi, dan wisata petualangan, sedangkan potensi berupa culture sebesar 60%
dikembangkan dalam wisata heritage dan religi; wisata kuliner dan belanja; dan
8
wisata kota dan desa. Sementara itu potensi berupa manmade sebesar 5%
dikembangkan untuk wisata MICE dan event, wisata olahraga, dan wisata
kawasan terpadu (integreted resort). Potensi pariwisata tersebut, menurut Arief
Yahya, dipasarkan dengan strategi promosi BAS (Branding, Advertising, dan
Selling) dengan komposisi penggunaan anggaran dari Pemerintah sebesar 50%,
30%, dan 20%. Untuk kegiatan branding 100% dilakukan oleh Pemerintah,
kegiatan advertising 50% Pemerintah dan 50% pelaku bisnis pariwisata,
sedangkan kegiatan selling 100% dilakukan pelaku bisnis. (http://www.pikiran-
rakyat.com/node).
Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir telah menetapkan arah
pembangunannya sebagaimana ditetapkan dalam Perda Kabupaten Samosir
Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2015, telah terdapat arah pembangunan yang lebih detail
dan lebih lengkap berupa program yang akan dilaksanakan dalam merealisasikan
pembangunan daerah. Berdasarkan RPJMD Kabupaten Samosir pada tahun
2011-2015 (sesuai dengan visi Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir 2011-
2015), pembangunan Kabupaten Samosir diarahkan kepada pengembangan
wilayah di bidang pariwisata. Melihat sisi geografis, historis dan sosial yang ada
di kabupaten Samosir, maka ditetapkan visi Kabupaten Samosir tahun 2011-2015
yaitu “Samosir Menjadi Daerah Tujuan Wisata Lingkungan yang Inovatif 2015”.
Pada RPJMD periode ini, pembangunan daerah Kabupaten Samosir melanjutkan
tahapan awal pembangunan dari periode sebelumnya.
Menurut Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten
Samosir, pada RPJMD Kabupaten Samosir periode 2011-2015, pembangunan
9
wilayah Kabupaten Samosir seluruhnya diarahkan kepada aspek pariwisata.
Sesuai dengan kondisi wilayah Kabupaten Samosir, pengembangan yang dirasa
paling tepat adalah pengembangan destinasi kepariwisataan. Misalnya, kalaupun
ada pengembangan sektor industry (selain pariwisata), industri tersebut harus
menjadi industri yang mengembangkan pariwisata. Atau sektor pertanian harus
menjadi pertanian yang mendukung pariwisata. Ditambah lagi, 9 (sembilan)
Kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir semuanya memiliki destinasi
pariwisata, baik itu wisata alam, wisata budaya maupun wisata sejarah. Sehingga
dapat dikatakan sektor pariwisata adalah suatu modal otonom yang harus
pertamakali dikembangkan di Kabupaten Samosir.
Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir pernah
menyampaikan, selain gencar promosi dan sosialisasi, pihaknya juga telah
menyiapkan berbagai agenda tahunan berupa event pariwisata. Event adalah alat
promosi dalam bauran promosi yang termasuk dalam jenis acara dan pengalaman
yang bertujuan menyampaikan pesan dengan mengajak pelanggan dan pelanggan
potensial untuk terlibat dalam sebuah acara yang diselenggarakan perusahaan
(Hermawan, 2012:65). Salah satu event pariwisata yang dilaksanakan Pemerintah
Daerah Kabupaten Samosir adalah Horas Samosir Fiesta yang dilaksanakan
setiap tahun. Pada tahun 2014 yang lalu kegiatan ini diadakan di dua tempat di
Kabupaten Samosir masing masing di lokasi Open Stage Pangururan dan di Open
Stage Tuktuk Siadong. Beberapa agenda yang dilaksanakan dalam Event Horas
Samosir Fiesta Tahun 2014 adalah Cheerful Tourist Got Talent, Gondang Naposo
dan Bataks Opera Night yang dilaksanakan pada Bulan Juli, Oktober dan
November di Open Stage Pangururan. Sementara untuk pagelaran di Open Stage
10
Kelurahan Tuk Tuk Siadong, Kecamatan Simanindo dilaksanakan kegiatan
pementasan lagu Herman De lago dari Austria Orkestra serta Samosir Bahoela
dan Kini.
Dinas Pariwisata Seni dan Budaya dalam rangka mensukseskan event
tersebut telah melakukan penginformasian kegiatan tersebut dengan penempelan
stiker, baleho dan spanduk di berbagai warung dan tempat srategis. Di beberapa
angkutan bus dan mobil pribadi yang keluar masuk Kabupaten Samosir juga telah
dilakukan. Selain itu, untuk membantu promosi, dengan melibatkan dan
mengundang para pelaku wisata dan agen travel tingkat Provinsi yang ada di Kota
Medan sebelum event dilaksanakan. Sehingga seluruh lapisan dapat mengetahui
agenda wisata di Samosir. Event ini diharapkan sebagai langkah meningkatkan
kunjungan wisata ke Kabupaten Samosir.
Pemerintah Kabupaten Samosir, memprogramkan pembenahan dan
pengembangan sejumlah obyek wisata serta membina mental masyarakat supaya
memiliki sikap sadar wisata. Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya
Kabupaten Samosir mengatakan, tercatat 92 (sembilan puluh dua) titik lokasi
obyek wisata di 8 (delapan) Kecamatan. Pemerintah Kabupaten juga mendorong
partisipasi masyarakat, kelompok dan pelaku wisata, serta institusi pendidikan
secara optimal untuk bersinergi mewujudkan Visit Samosir Year 2015. Data di
Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir yang diperoleh dari hotel
dan tempat wisata, menunjukkan peningkatan kunjungan wisatawan dari tahun ke
tahun, di mana 2005 tercatat 28.286 orang, 2013 mencapai 149.779 orang dan
tahun 2014 mencapai 180.000 wisatawan. (http://travel.kompas.com/read/
2015/03/04/112500127/Pemkab.Samosir.Benahi.Obyek.Wisata).
11
Data yang dihimpun majalah SWA dari Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya
Kabupaten Samosir, ada kenaikan kunjungan wisatawan ke Samosir sekitar 20%
dibanding realisasi tahun sebelumnya. Kini, jumlah wisatawan yang datang
berkunjung bahkan lebih banyak dari jumlah penduduk di Pulau Samosir sendiri
yaitu sebanyak 152 ribu orang. Kesuksesan ini tidak terlepas dari upaya promosi
yang gencar dilakukan Pemerintah Kabupaten Samosir. Tagline Samosir,” Negeri
Indah Kepingan Surga” benar-benar mengena di hati para wisatawan yang datang.
Banyaknya event budaya yang dipromosikan lewat berbagai media memudahkan
para wisatawan mengatur waktu kedatangan. Untuk memudahkan wisatawan,
Pemkab memberikan informasi tentang berbagai macam obyek wisata yang
menarik, baik lokasi maupun keunikannya di setiap hotel dan kapal feri. Itu semua
menjadi panduan untuk tour guide yang sedang bertugas. Selain meningkatkan
jumlah wisatawan, Pemkab Samosir juga ingin meningkatkan lama kunjungan
wisatawan yang datang. Yang biasanya dua hari, diharapkan menjadi empat hari.
Tidak hanya Pulau Samosir yang mendunia, Pemkab Samosir juga bekerja sama
dengan Pemerintah Kabupaten lain untuk mengelola Danau Toba. Terdapat 7
(tujuh) Kabupaten yang memiliki dan mengelola kawasan Danau
Toba. Wisata yang dikembangkan lebih ke arah wisata air, seperti banana boat.
Pendapatan daerah dari sektor pariwisata masih kecil. Kami
memperkuat branding Pulau Samosir dan menjadikan seluruh penduduknya
sebagai tenaga promosi. Pemkab secara rutin melakukan edukasi kepada
masyarakat bekerja sama dengan Akademi Pariwisata Medan. Salah satunya
adalah tentang tatacara berkomunikasi yang baik (http://swa.co.id/business-
strategy/samosir-kian-dibanjiri-wisatawan).
12
Data yang dihimpun peneliti dari Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya
Kabupaten Samosir, bahwa jumlah kunjungan wisatawan mengalami peningkatan.
Walaupun mengalami peningkatan, namun masih belum bisa mencapai target
capaian kunjungan wisatawan sebagaimana disebutkan dalam Rencana Strategis
Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir 2011-2015 diharapkan
dapat dicapai pertumbuhan kunjungan wisatawan sekitar 20 % setiap tahunnya.
Data ini merupakan data yang akan diserahkan ke Badan Pusat Statistik untuk
dimuat dalam buku Samosir dalam Angka Tahun 2014. Data menunjukkan
persentasi peningkatan kunjungan wisatawan mulai tahun 2011 adalah 14,7 %, 9,1
%, 3,4 % dan 14,2 %. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan ke Samosir Tahun 2005-2014
TAHUN WISATAWANNUSANTARA
WISATAWANMANCANEGARA
JUMLAHKUNJUNGAN
2008 73.593 32.278 105.871
2009 87.257 22.207 109.464
2010 94.629 20.913 115.542
2011 109.897 22.732 132.629
2012 119.530 25.297 144.827
2013 124.117 25.662 149.779
2014 140.637 30.450 171.087
Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir
13
Ketua Asosiasi Pariwisata (Asita) Sumatera Utara Solahuddin Nasution
pernah mengatakan Sumatera Utara membutuhkan event yang lebih besar agar
kunjungan wisatawan lebih meningkat lagi karena pariwisata di daerah ini masih
jauh tertinggal dengan Provinsi lain di tanah air. Event-event yang dilaksanakan
saat ini belum mampu mendongkrak kunjungan wisatawan oleh karena itu
dibutuhkan event yang lebih besar lagi dari yang dilaksanakan selama ini.
Solahuddin mengakui pemerintah daerah telah melaksanakan event di Danau Toba,
namun acaranya terlalu banyak sehingga perhatian kita terpecah-pecah akibatnya
acara itu tidak mampu meningkatkan parawisata yang berkunjung ke objek wisata
itu. Ketua Asita Sumut ini, mencontohkan perkembangan parawisata di luar
negeri yang selalu mengadakan kegiatan promosi secara besar–besaran dan
akhirnya kunjungan wisatanya meningkat. Karena tidak ada suatu objek wisata
dikenal tanpa ada promosi. (http://disbudpar.sumutprov.go.id/ news/sumut-butuh-
even-besar-untuk-dongkrak-pariwisata).
Pariwisata suatu daerah dapat dikatakan berkembang dengan
bertambahnya jumlah kunjungan wisatawan. Berbicara dengan pariwisata tentu
tidak bisa dipisahkan dengan wisatawan. Untuk meningkatkan wisatawan perlu
diketahui apa yang menjadi motivasi para calon wisatawan dalam melakukan
perjalanan wisata. Untuk meningkatkan wisatawan suatu daerah perlu dilakukan
pemasaran pariwisata tersebut, karena wisatawan dapat terpengaruh dengan teknik
pemasaran untuk daerah tujuan tertentu karena wisatawan tidak hanya untuk satu
motivasi khusus untuk melakukan perjalanan wisata (Yoeti, 1983:86).
Berbicara tentang pemasaran maka hal ini berkaitan dengan perencanaan
komunikasi. Karena elemen dasar pemasaran adalah produk, tempat, harga dan
14
promosi atau disebut juga bauran pemasaran (marketing mix., Dimana dari
keempat elemen pemasaran tersebut, promosi adalah elemen yang memiliki
keterikatan dengan perencanaan komunikasi. Komunikasi dengan demikian
merupakan unsur penting dalam menunjang pemasaran yang efektif. Munculnya
komunikasi sebagai unsur yang menunjang pemasaran, akan membentuk segitiga
pemasaran yaitu: produk/jasa, komunikasi, dan pasar/investor. Karena sebuah
produk yang ingin dipasarkan memerlukan promosi (Cangara, 2013:76). David
J.Rahman menyatakan bahwa prinsip pemasaran komersil, yakni proses
perencanaan dan penetapan harga, promosi dan penyebaran ide-ide, barang dan
layanan jasa untuk menciptakan pertukaran guna memenuhi kepuasan individu
dan tujuan organisasi (Cangara, 2013:76).
Menurut Kotler (1999:19) ada lima konsep yang merupakan dasar
pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu konsep produksi, konsep
produk, konsep penjualan, konsep pemasaran dan konsep pemasaran terpadu.
Konsep penjualan berkaitan dengan komunikasi yakni mengenai promosi. Konsep
penjualan berpendapat bahwa konsumen, jangan dibiarkan begitu saja, organisasi
harus melakukan upaya penjualan dan promosi yang agresif. Dalam bauran
promosi (promotion mix) dikenal empat teknik untuk pemasaran, yakni iklan,
personal selling, publikasi dan exhibition. Exhibition adalah cara untuk menjual
produk melalui event-event tertentu (Cangara, 2013:77). Dengan demikian
Pemerintah Daerah dalam menjual pariwisata yang ada di daerahnya dapat
melakukan promosi melalui pelaksanaan event-event.
Program komunikasi dalam pelaksanaan promosi dalam pemasaran baik
pemasaran sosial, pemasaran komersial, maupun pemasaran politik, memerlukan
15
strategi. Program-program pembangunan, termasuk penggalangan dan
pemberdayaan masyarakat, baik yang berskala internasional, regional, nasional
maupun yang berskala lokal tidak sedikit yang mengalami kegagalan. Program-
program tersebut pada awalnya berlangsung sangat dinamis ketika ditunjang
dengan dana yang kuat. Tapi pada saat dana yang digunakan sudah habis maka
program juga berakhir. Kondisi seperti ini banyak ditemukan di Negara-negara
berkembang, dimana program dilakukan hanya untuk mengeruk dana sebesar-
besarnya, sehingga cenderung menjadi lahan korupsi. Akhirnya program yang
menelan biaya begitu besar dinilai gagal (Cangara, 2013:62). Tapi dibalik
kegagalan itu, ada banyak program komunikasi yang dilaksanakan cukup sukses.
Misalnya pemasaran pupuk di Filipina dan peningkatan produksi pertanian di
Indonesia. Berhasil tidaknya suatu program komunikasi maupun program
pembangunan yang memerlukan komunikasi, pada dasarnya tergantung dari
perencanaan itu sendiri. Menurut D.Gomez (1993) membicarakan perencanaan
komunikasi maka berkaitan dengan kebijaksanaan komunikasi (Cangara, 2013:63).
Kebijaksanaan komunikasi merupakan strategik jangka panjang yang harus
dijabarkan ke dalam perencanan operasional. Penjabaran perencanaan komunikasi
dari kebijakan sampai operasional dengan melalui strategi komunikasi. Dalam hal
ini strategi komunikasi adalah kiat atau taktik yang bisa dilakukan dalam
melaksanakan perencanaan komunikasi.
Perencanaan komunikasi selain dapat dilihat dalam skala yang lebih luas,
dapat dilihat mulai unit terkecil misalnya Daerah Kabupaten sampai yang terbesar
yang memerlukan dukungan komunikasi. Penyebarluasan gagasan pembangunan
dalam berbagai sektor termasuk sektor pariwisata merupakan wilayah kerja
16
perencanaan komunikasi (Cangara, 2013:63). Berarti untuk pengembangan
pembangunan melalui sektor pariwisata diperlukan strategi komunikasi. Dengan
demikian dalam pemasaran pariwisata diperlukan strategi komunikasi pemasaran.
Penggunaan strategi komunikasi dapat dilaksanakan dalam berbagai
bidang termasuk dalam pemasaran pariwisata melalui pelaksanaan event. Dalam
melaksanakan pemasaran pariwisata agar terlaksana dengan maksimal dan
optimal diperlukan strategi komunikasi yang efektif mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Dengan dilaksanakannya strategi
komunikasi yang tepat dalam melaksanakan promosi dan pemasaran pariwisata
diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke suatu daerah.
Pelaksanan event Horas Samosir Fiesta yang dilaksanakan Dinas Pariwisata, Seni
dan Budaya Kabupaten Samosir diharapkan juga dapat maksimal dan optimal
dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Samosir.
Pemerintah dalam upaya mempromosikan potensi pariwisata daerahnya
juga telah memasukkan dan membuat ke dalam web-site Pemerintah Daerah. Di
dalam web-site tersebut biasanya berisikan berbagai profil daerah beserta potensi
pariwisata daerah tersebut. Berita-berita daerah juga ditampilkan dalam web site.
Beberapa web site belum dikelola dengan baik. Data base yang ditampilkan tidak
dengan cepat di up date. Data-data yang ditampilkan bukanlah data terbaru, dan
bukan merupakan data time series (selama beberapa periode tertentu). Hal ini
sebagai contoh dapat dilihat di web site Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir
www.samosirkab.go.id. Namun strategi pemasaran melalui pameran potensi
daerah yang dilakukan selama ini, membuat web site dan pembagian buku/brosur
belum cukup efektif.
17
Dibutuhkan lebih dari sekedar mencetak buku/brosur dan membuat web
site untuk memasarkan potensi daerah. Persaingan antar daerah yang semakin
meningkat menuntut setiap daerah untuk bisa melakukan promosi secara cerdas.
Tingginya tingkat persaingan disebabkan antara lain adanya kesamaan
produk/jasa yang ditawarkan oleh Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah belum
bisa menemukan brand name bagi daerahnya yang membedakan dengan daerah
lainnya. Pemerintah Daerah selama ini baru memiliki slogan-slogan daerah seperti
Sleman Sembada, Yogya berhati nyaman, Samosir Negeri Indah Kepingan Sorga
dan sebagainya.
Menurut Bhinadi (2005), Pemerintah Daerah harus merancang strategi
yang sistemik untuk menjual dan menawarkan potensi sumberdaya nasional di
daerahnya masing-masing kepada masyarakat konsumen secara luas maupun
investor pada khususnya. Dengan cara menjual dan menawarkan potensi semacam
ini, diharapkan pada jangka menengah dan panjang akan berimbas pada
peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Salah satu cara untuk menjual potensi
sumberdaya setiap kabupaten dan kota tersebut adalah dengan membuat sebuah
strategi komunikasi pemasaran daerah. Komunikasi menjadi salah satu pilihan
strategis bagi Pemerintah Daerah untuk menawarkan produk/jasanya kepada pasar
(investor). Komunikasi yang dilakukan dalam hal ini bisa dengan menciptakan
branding communication bagi daerah tersebut.
Pemerintah Kabupaten Samosir telah menetapkan Analisis Lingkungan
Strategis dengan pendekatan SWOT dilakukan dalam upaya untuk
mengidentifikasi semua faktor yang mendukung dan menghambat terhadap
pencapaian tujuan, baik yang berkenaan dengan Analisis Lingkungan Internal
18
maupun Analisis Lingkungan Eksternal. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka
ditetapkan strategi yang berkaitan dengan pariwisata adalah sebagai berikut (Bab
IV RPJMD Kabupaten Samosir 2011-2015):
1. Melalui pemberdayaan masyarakat dalam melakukankonservasi hutan, tanah dan air, dengan dukunganPemerintah Atasan, Dunia Internasional dan stakeholders,maka Kabupaten Samosir akan menjadi Kabupatenpariwisata lingkungan yang inovatif;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional danPeraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor03/UM.001/NKP/2008, tentang penetapan pariwisataunggulan, maka Danau Toba yang mengelilingi KabupatenSamosir sebagai destinasi wisata unggulan Nasional dansebagai kawasan strategis Nasional di bidang konservasilingkungan akan mewujudkan Kabupaten Samosir sebagaisurga bagi wisatawan;
3. Potensi batuan vulkanik toba hasil letusan gunung berapitertua dan terbesar di dunia akan dikelola dan di manfaatkansebagai industri kerajinan souvenir bagi para wisatawandalam meningkatkan perekonomian masyarakat;
4. Seni dan Budaya batak harus dipelihara dan dikembangkansebagai paket wisata dalam menyambut para wisatawanpada setiap destinasi yang menambah lamanya parawisatawan untuk tinggal di Kabupaten Samosir dalammeningkatkan perekonomian masyarakat;
5. Penataan zonasi perikanan di perairan Danau Toba dandanau kecil lainnya dapat di kembangkan menjadi kawasanpengembangan wisata dengan tetap memperhatikan fungsipelestarian lingkungan dengan dukungan Pemerintah Atasan,dunia Internasional dan stakeholders lainnya, untukmeningkatkan pendapatan daerah;
6. Dengan pengembangan kawasan agropolitan, akanmeningkatkan produksi komoditi unggulan KabupatenSamosir yang dikenal dengan produksi komoditi unggulandataran tinggi;
7. Penataan kawasan gunung Pusuk Buhit menjadi tujuanwisata terpadu (seni, budaya, rohani dan rekreasi) yangberbasis lingkungan akan memberikan daya ungkit terhadapkunjungan wisata melalui kerjasama yang sinergis dengananak rantau maupun stakeholders lainnya;
8. Penataan tanah ulayat dan pemanfaatan hutan lindung sesuairegulasi daerah akan memberikan peluang kepada investordalam pembangunan khususnya di bidang pariwisata;
19
9. Kabupaten Samosir sebagai kabupaten pariwisatalingkungan yang inovatif akan dapat diwujudkan denganpartisipasi seluruh stakeholders dalam melaksanakanpembangunan sesuai dengan arahan RTRW Kabupaten;
10. Prinsip dan falsafah dalihan na tolu paopat sihal sihaldengan dukungan anak rantau akan meningkatkanpengelolaan potensi Kabupaten Samosir dalammeningkatkan taraf hidup masyarakat;
11. Prinsip anakhon hi do hamoraon di ahu, daya juang sertakesetia kawanan yang tinggi dalam pengembanganpendidikan akan melahirkan generasi muda yang berdayasaing dan mampu untuk mengelola dan melanjutkanpembangunan serta akan siap menerima pengaruhglobalisasi;
12. Melalui pola recruitment SDM aparatur yang baik danpengembangan kompetensi SDM melalui diklat akanmewujudkan good governance;
13. Melalui rekayasa teknik dengan dukungan PemerintahAtasan, dunia Internasional maupun Investor, pemanfaatanair Danua Toba menjadi sumber energi sekaligus untukmemenuhi kebutuhan air baku bagi masyarakat melaluikonsep clean environment akan meningkatkan kesejahteraanmasyarakat;
14. Faktor kesulitan dalam pelaksanaan dan pembiayaanpembangunan serta dalam pelestarian Danau Toba akandapat teratasi melalui kerjasama regional Kabupaten se-kawasan Danau Toba, Pemerintah Atasan, para investorserta anak rantau;
15. Melalui pembangunan karakter (capacity building) denganmenerapkan falsafah dalihan na tolu paopat sial-sial,bekerjasama dengan tokoh agama dan tokoh adat akanmelahirkan generasi yang resisten terhadap degradasi moral;
16. Komunikasi dan koordinasi yang baik dengan masyarakatdan anak rantau dalam penetapan regulasi pertanahan diKabupaten Samosir akan meningkatkan partisipasipemanfaatan lahan untuk pembangunan serta pengembanganlahan tidak produktif menjadi bernilai ekonomi;
17. Dengan menerapkan falsafah pelestarian lingkunganSoripada Habonaran, Pasur Hangoluan (bumi terawat, airkehidupan) dapat mengurangi dampak bencana alam danpencemaran.
20
Penanganan strategi berkaitan dengan perencanaan komunikasi. Dalam
menangani masalah komunikasi, para perencana dihadapkan pada sejumlah
persoalan, terutama dalam kaitannya dengan strategi penggunaan sumber daya
komunikasi yang tersedia untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Rogers
(Cangara, 2013:61) memberi batasan pengertian strategi komunikasi sebagai suatu
rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang
lebih besar melalui transfer ide-ide. Seorang pakar perencana komunikasi
Meddleton (Cangara, 2013:61) membuat defenisi dengan menyatakan “strategi
komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai
dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai dengan pengaruh
(efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal”.
Pemilihan strategi merupakan langkah krusial yang memerlukan
penanganan secara hati-hati dalam perencanaan komunikasi, sebab jika pemilihan
strategi salah atau keliru maka hasil yang diperoleh bisa fatal, terutama kerugian
dari segi waktu, materi dan tenaga (Cangara, 2013:62). Produk dan pasar
mempunyai siklus hidup yang menuntut perubahan strategi pemasaran setiap
waktu. Setiap kebutuhan baru mengikuti suatu siklus hidup permintaan yang
menjalani tahap-tahap kebangkitan, pertumbuhan yang cepat, pertumbuhan yang
makin lambat, kedewasaan dan penurunan (Kotler, 1999: 493). Dalam bidang
pariwisata yang menjadi produk dapat peneliti katakan segala potensi pariwisata
yang ada.
Perkembangan pariwisata tidak serta merta mengalami peningkatan
sebagaimana yang diinginkan dan direncanakan walaupun telah dilakukan
berbagai program dan kegiatan, termasuk mengenai program dan kegiatan
21
pemasaran melalui promosi. Begitu juga dengan keadaan pariwisata Kabupaten
Samosir, dimana Kabupaten Samosir telah dan sedang menjalankan event Horas
Samosir Fiesta dalam rangka program visit Samosir Year 2014-2015 untuk
mendukung Visi Kabupaten Samosir menjadi Daerah Tujuan Wisata Lingkungan
yang Inovatif 2015 (RPJMD Kabupaten Smaosir 2011-2015) dan Kabupaten
Samosir sebagai Tujuan Wisata Lingkungan Bertaraf Internasional 2025 (RPJP
Kabupaten Samosir 2005-2025). Untuk itu Pemerintah Daerah diharapkan dapat
melakukan promosi pariwisata secara efektif dan efisien, agar dapat
memaksimalkan peningkatan kunjungan wisatawan. Di sinilah pentingnya strategi
komunikasi pemasaran pariwisata dari Pemerintah Daerah dalam melaksanakan
pembangunan khususnya mengenai promosi di sektor pariwisata. Promosi sektor
pariwisata memerlukan suatu strategi yang tepat agar publikasi tentang potensi
yang dimiliki bisa dikembangkan secara optimal. Di dalam memajukan sektor
pariwisata di Kabupaten Samosir, Pemerintah Daerah melalui dinas terkait seperti
Dinas Pariwisata Seni, dan Budaya Kabupaten Samosir mempunyai peran yang
penting dalam menentukan strategi-strategi pembangunan kepariwisataan.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan ingin mengetahui
strategi komunikasi pemasaran pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata,
Seni dan Budaya Kabupaten Samosir dalam upaya meningkatkan wisatawan
melalui pelaksanaan event Horas Samosir Fiesta dalam rangka program visit
Samosir Year untuk mendukung Visi Kabupaten Samosir menjadi Daerah Tujuan
Wisata Lingkungan yang Inovatif 2015 (RPJMD Kabupaten Samosir 2011-2015)
dan Kabupaten Samosir sebagai Tujuan Wisata Internasional 2025 (RPJP
Kabupaten Samosir 2005-2025). Penelitian ini fokus terhadap strategi komunikasi
22
pemasaran yang dilaksanakan Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten
Samosir dalam pelaksanaan Event Horas Samosir Fiesta Tahun 2014.
1.2 Fokus Masalah
Sejalan dengan uraian diatas, penelitian ini akan menitikberatkan
permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya
Kabupaten Samosir dalam menarik minat wisatawan melalui Event Horas
Samosir Fiesta?
2. Apa Kendala yang dihadapi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten
Samosir dalam mempromosikan pariwisata Samosir?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan fokus masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dilaksanakan Dinas
Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir dalam menarik minat
wisatawan melalui Event Horas Samosir Fiesta.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya
Kabupaten Samosir dalam mempromosikan pariwisata Samosir.
23
1.4 Manfaat Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dapat diberikan dari penelitian ini adalah :
1. Kegunaan akademis.
2. Penelitian ini dapat mengembangkan kajian-kajian strategi komunikasi
pemasaran di bidang pariwisata dalam perspektif Ilmu Komunikasi, khususnya
terkait penelitian promosi event yang dilakukan pemerintah daerah.
3. Kegunaan praktis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Dinas Pariwisata, Seni
dan Budaya Kabupaten Samosir untuk menunjang praktek komunikasi
pemasaran yang efektif dalam mempromosikan daerah untuk meningkatkan
kunjungan wisatawan.
Top Related