5/24/2018 Bab I II III
1/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangKonstruksi jalan rayasebagai sarana transportasi adalah merupakan
unsur yang sangat penting dalam usaha meningkatkan kehidupan manusia
untuk mencapai kesejahteraannya. Dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai
mahluk sosial manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, maka
dengan adanya prasarana jalan ini, maka hubungan antara suatu daerah
dengan daerah lain dalam suatu negara akan terjalin dengan baik. Sarana yang
dimaksud disini adalah sarana penghubung yang melalui darat, laut dan
udarah. Dari ketiga sarana tersebut, akan ditinjau prasarana yang melalui
darat.
Dalam perencanaan geometrik termasuk juga perencanaan tebal
perkerasan jalan, karena dimensi dari perkerasan merupakan bagian dari
perencanaan geometrik sebagai suatu perencanaan jalan seutuhnya.
Bertambahnya jumlah dan kualitas kendaraan dan berkembangnya
pengetahuan tentang kelakukan pengendara serta meningkatnya jumlah
kecelakaan, menuntut perencanaan geometrik supaya memberikan pelayanan
maksimum dengan keadaan bahaya minimum dan biaya yang wajar.
5/24/2018 Bab I II III
2/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 2
B. Maksud Dan TujuanSuatu perencanaan geometrik yang lengkap tidak saja memperhatikan
keamanan dan ekonomisnya biaya, tetapi juga nilai struturalnya.Kita harus
lebih teliti dalam memilih lokasi perencanaan geometrik sehingga suatu jalan
menjadi nyaman.
Sebagai perencana, kita dituntut untuk menguasai teknik perencanaan
geometrik dan tata cara pembuatan konstruksi jalan raya serta memahami
permasalahan dan pemecahannya.
Yang dimaksud perkerasan lentur dalam perencanaan ini adalah
perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai
lapisan permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan dibawahnya.
Interpretasi, evaluasi dan kesimpulan-kesimpulan yang akan dikembangkan
dari hasil penetapan ini, harus juga memperhitungkan penerapannya secara
ekonomis sesuai dengan kondisi setempat, tingkat keperluan, kemampuan
pelaksanaan dan syarat teknis lainnya, sehingga kontruksi jalan yang
direncanakan itu adalah yang optimal.
Pada umumnya teknik perencanaan geometrik jalan raya dibagi atas
tiga bagian penting, yaitu :
1.alinyemen horizontal / trase jalan.
2. alinyemen vertikal / penampang memanjang jalan.3.penampang melintang jalan.
pembangunan yang baik antara alinyemen horizontal dan vertical
memberikan keamanan dan kenyamanan para pemakai jalan.
5/24/2018 Bab I II III
3/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 3
C. Ruang LingkupDalam perencanaan geometrik yang kami laksanakan dalam tugas ini,
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1.perencanaan trase dan penentuan medan2.bentuk dan panjang kurva3.penggambaran kurva4.penentuan kemiringan melintang tiap tikungan dan penggambaran elevasi,
superelevasi badan jalan.
5. menghitung jarak pandang6. menghitung alinyemen vertikal7.perhitungan volume galian dan timbunan
5/24/2018 Bab I II III
4/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 4
BAB II
DASAR TEORI
A. Uraian Secara Umum1. Pengertian Jalan
Jalan raya adalah jalur- jalur tanah di atas permukaan bumi yang
dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran- ukuran dan jenis
konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk menyelurkan lalu lintas
orang, hewan, dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat
ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat.
Jalan raya sebagai sarana pembangunan dalam membantu
pembangunan wilayah adalah penting.Oleh karena itu pemerintah
mengupayakan pembangunan jalan raya dengan lancar, efisien dan
ekonomis.
Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk geometriknya
harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat
memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan
fungsinya, sebab tujuan akhir dari perencanaan geometrik ini adalah
menghasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas
dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan biaya juga memberikan rasa
aman dan nyaman kepada pengguna jalan.
2. Klasifikasi JalanPada umumnya jalan raya dapat dikelompokkan dalam klasifikasi
menurut fungsinya, dimana pereturan ini mencakup tiga golongan penting,
yaitu :
5/24/2018 Bab I II III
5/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 5
a. Jalan Arteri ( Utama )Jalan raya utama adalah jalan yang melayani angkutan utama,
denganciri- ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata- rata tinggi dan
jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien. Dalam komposisi lalu
lintasnya tidak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak
bermotor.Jalan raya dalam kelas ini merupakan jalan- jalan raya
berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik.
b. Jalan Kolektor ( Sekunder )Jalan kolektor adalah jalan raya yang melayani angkutan
pengumpulan/ pembagian dengan ciri- ciri perjalanan jarak sedang,
kecepatan rata- rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Berdasarkan komposisi dan sifat lalu lintasnya dibagi dalam tiga
kelas jalan,yaitu :
1)Kelas II AMerupakaan jalan raya sekunder dua jalur atau lebih dengan
konstruksi permukaan jalan dari lapisan aspal beton atau yang setara.
2)Kelas II BMerupakan jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi
permukaan jalan dari penetrasi berganda atau yang setara dimana
dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat dan
kendaraan tak bermotor.
3)Kelas II CMerupakan jalan raya sekunder dua jalur denan konstruksi
permukaan jalan dari penetrasi tunggal, dimana dalam komposisi
5/24/2018 Bab I II III
6/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 6
lalu lintasnya terdapat kendaraan bermotor lambat dan kendaraan tak
bermotor.
c. Jalan Lokal ( Penghubung )Jalan penghubung adalah jalan yang melayani angkutan
setempat dengan cirri- cirri perjalanan yang dekat, kecepatan rata- rata
rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
3. Volume Lalu LintasVolume lalu lintas menyatakan jumlah kendaraan yang melintasi
satu titik pengamatan dalam satu satuan waktu. Untuk mendapatkan
volume lalu lintas tersebut, dikenal dua jenis Lalu Lintas Harian Rata-rata,
yaitu :
a. Lalu Lintas Harian Rata- rata (LHR)Jumlah kendaraan yang diperoleh selama pengamatan dengan
lamanya pengamatan.
LHR =
b. Lalu Lintas Harian Rata- rata Tahunan (LHRT)Jumlah lalu lintas kendaraan yang melewati satu jalur selama 24
jam dan diperoleh dari data satu tahun penuh.
LHRT =
Pada umumnya lalu lintas pada jalan raya terdiri dari berbagai
jenis kendaraan, baik kendaraan cepat, kendaraan lambat, kendaraan
berat, kendaraan ringan, maupun kendaraan tak bermotor. Dalam
hubungannya dengan kapasitas jalan, maka jumlah kendaraan bermotor
5/24/2018 Bab I II III
7/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 7
yang melewati satu titik dalam satu satuan waktu mengakibatkan
adanya pengaruh / perubahan terhadap arus lalu lintas. Pengaruh ini
diperhitungkan dengan membandingkannya terhadap [engaruh dari
suatu mobil penumpang dalam hal ini dipakai sebagai satuan dan
disebut Satuan Mobil Penumpang ( Smp ).
Untuk menilai setiap kendaraan ke dalam satuan mobil
penumpang ( Smp ), bagi jalan di daerah datar digunakan koefisien di
bawah ini :
Sepeda =0, 5 Mobil Penumpang =1 Truk Ringan ( berat kotor < 5 ton ) =2 Truk sedang > 5 ton =2, 5 Bus =3 Truk Berat > 10 ton =3 Kendaraan tak bermotor =7
Di daerah perbukitan dan pegunungan, koefisien untuk
kendaraan bermotor di atas dapat dinaikkan, sedangkan untuk
kendaraan tak bermotor tak perlu dihitung. Jalan dibagi dalam kelas
yang penetapannya kecuali didasarkan pada fungsinya juga
dipertimbangkan pada besarnya volume serta sifat lalu lintas yang
diharapkan akan menggunakan jalan yang bersangkutan.
4. Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Geometrik JalanUntuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk geometriknya
harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat
5/24/2018 Bab I II III
8/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 8
memberkan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas, sebab tujuan akhir
dari perencanaan geometrik ini adalah tersedianya jalan yang memerikan
rasa aman dan nyaman kepada pengguna jalan.
Dalam merencanakan suatu konstruksi jalan raya banyak factor
yang menjadi dasar atau pertimbangan sebelum direncanakannya suatu
jalan. Faktor itu antara lain :
a. Kendaraan RencanaDilihat dari bentuk, ukuran dan daya dari kendaraankendaran
yang menggunakan jalan, kendaraan- kendaraan tersebut dapat
dikelompokkan.
Ukuran kendaraan- kendaraan rencana adalah ukuran terbesar
yang mewakili kelompoknya. Ukuran lebar kendaraan akan
mempengaruhi lebar jalur yang dbituhkan. Sifat membelok kendaraan
akan mempengaruhi perencanaan tikungan. Daya kendaraan akan
mempengaruhi tingkat kelandaian yang dipilih, dan tingi tempat dududk
( jok ) akan mempengaruhi jarak pandang pengemudi.
Kendaraan yang akan digunakan sebagai dasar perencanaan
geometric disesuaikan dengan fungsi jalan dan jenis kendaraan yang
dominan menggunakan jalan tersebut. Pertimbangan biaya juga ikut
menentukan kendaraan yang dipilih.
b. Kecepatan Rencana Lalu LintasKecepatan rencana merupakan factor utama dalam perencanaan
suatu geometric jalan.Kecepatan yaitu besaran yang menunjukkan jarak
yang ditempuh kendaraan dibagi waktu tempuh.
5/24/2018 Bab I II III
9/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 9
Kecepatan rencana adalah kecepatan yang dipilih untuk
keperluan perencanaan setiap bagian jalan raya seperti tikungan,
kemiringan jalan, jarak pandang dll. Kecepatan maksimum dimana
kendaraan dapat berjalan dengan aman dan keamanan itu sepenuhnya
tergantung dari bentuk jalan, kecepatan rencana haruslah sesua dengan
tipe jalan dan keadaan medan.
Suatu jalan yang ada di daerah datar tentu saja memiliki design
speed yang lebih tinggi dibandingkan pada daerah pegunungan atau
daerah perbukitan.
Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi kecepatan rencana
tergantung pada :
1)Topografi ( Medan )Untuk perencanaan geometric jalan raya, keadaan medan
memberikan batasan kecepatan terhadap kecepatan rencana sesuai
dengan medan perencanaan ( datar, bbukit, dan gunung ).
2)Sifat dan tingkat penggunaan daerahKecepatan rencana untuk jalan- jalan arteri lebih tinggi dibandingkan
jalan kolektor.
c.Kelandaian
Adanya tanjakan yang cukup curam dapat mengurangi laju
kecepatan dan bila tenaga tariknya tidak cukup, maka berat kendaraan (
muatan ) harus dikurangi, yang berarti mengurangi kapasitas angkut dan
mendatangkan medan yang landai.
5/24/2018 Bab I II III
10/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 10
B. Perencanaan Geometrik Jalan1. Perencanaan Alinyemen Horizontal ( Trase Jalan )
Dalam perencanaan jalan raya harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga jalan raya itu dapat memberikan pelayanan optimum kepada
pemakai jalan sesuai dengan fungsinya.
Untuk mencapai hal tersebut harus memperhatikan perencanaan
alinyemen horizontal ( trase jalan ) yaitu garis proyeksi sumbu jalan tegak
lurus pada bidang peta yang disebut dengan gambar situasi jalan.
Trase jalan terdiri dari gabungan bagian lurus yang disebut tangen
dan bagian lengkung yang disebut tikungan.Untuk mendapatkan
sambungan yang mulus antara bagian lurus dan bagian tikungan maka
pada bagian- bagian tersebut diperlukan suatu bagian pelengkung
peralihan yang disebut spiral.
Bagian yang sangat kritis pada alinyemen horizontal adalah bagian
tikungan, dimana terdapat gaya yang akan melemparkan kendaraan ke luar
dari tikungan yang disebut gaya sentrifugal.
Beradasarkan hal tersebut di atas, maka dalam perencanaan
alinyemen pada tikungan ini agar dapat memberikan kenyamanan dan
keamanan bagi pengendara, maka perlu dipertimbangkan hal- hal berikut:
a. Ketentuan-Ketentuan DasarPada perencanaan geometrik jalan, ketentuan- ketentuan dasar
ini tercantum pada daftar standar perencanaan geometric jalan
merupakan syarat batas, sehingga penggunaannya harus dibatasi
sedemikian agar dapat menghasilkan jalan yang cukup memuaskan.
5/24/2018 Bab I II III
11/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 11
b. Klasifikasi Medan Dan Besarnya Lereng (Kemiringan)Klasifikasi dari medan dan besar kemiringan adalah sebagai
berikut :
Klasifikasi Medan Kemiringan (%)
Datar ( D ) 0 - 9.9
Bukit ( B ) 10 - 24.9
Gunung ( G ) > 25, 0
Tabel 2.2 Tabel Klasifikasi Medan dan Besar Kemiringan
Sumber : Perencanaan Geometrik Jalan Raya, Dept. PU
2. Jenis-Jenis Lengkungan PeralihanDalam suatu perencanaan alinyeman horizontal kita mengenal ada
3 macam bentuk lengkung horizontal antara lain :
a. Full CircleBentuk tikungan ini adalah jenis tikungan yang terbaik dimana
mempunyai jari- jari besar dengan sudut yang kecil. Pada pemakaian
bentuk lingkaran penuh, batas besaran R minimum di Indonesia
ditetapkan oleh Bina Marga sebagai berikut :
Kecepatan Rencana
( Km/Jam )
Jari- jari Lengkungan Minimum
( Meter )
120 2000
100 1500
80 1100
60 700
40 300
30 100
5/24/2018 Bab I II III
12/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 12
Tabel 2. 3 Tabel Jari- jari Lengkung Minimum dan kecepatan rencana
Sumber : Perencanaan Geometrik Jalan Raya, NOVA
Gambar Lengkung Peralihan :
Gambar 2.1 Full Circle
Keterangan :
PI =Nomor Station (Point of Interaction)
R =Jari- jari tikungan (meter)
= Sudut tangen (o)
TC =Tangen Circle
CT =Circle Tangen
T =Jarak antara TC dan PI
L =Panjang bagian tikungan
E =Jarak PI ke lengkung peralihan
Sumber : Perencanaan Geometrik Jalan Raya, PEDC Bandung
TC
1
1/2 1/2
CTTC
R R
L
Ec
PI
5/24/2018 Bab I II III
13/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 13
Perhitungan Data Kurva :
Ls = 0
Tc = Rc tan
Ec =
Ec = Tc tan
Lc =
Rc (
Lc = 0,01745 Rc (
Lc = Rc (
Syarat Pemakaian :
Rc > Rmin
b. SpiralCircle - spiral ( SCS )Lengkung spiral pada tikungan jenis S - C S ini adalah
peralihan dari bagian tangen ke bagian tikungan dengan panjangnya
diperhitungkan perubahan gaya sentrifugal.
Adapun jari- jari yang diambil adalah sesuai dengan kecepatan
rencana yang ada pada daftar I perencanaan geometric jalan raya.
Gambar 2.2 Spiral Circle Spiral
Sumber : Perencanaan Geometrik Jalan Raya, PEDC. Bandung
5/24/2018 Bab I II III
14/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 14
Keterangan :
Ts =Titik perubahan dari tangen ke spiral
SL =Titik Perubahan dari spiral ke Lingkaran
L =Panjang Bagian spiral ke Tengah
TC =Tangen Circle
ST =Perubahan dari spiral ke tangen
Ls =Panjang total spiral dari Ts sampai SL
=Sudut lengkungan
Tt =Panjang tangen total yaitu jarak antara RP dan ST
Es =Jarak tangen total yaitu jarak antara RP dan titik tangen
busur lingkaran
Perhitungan Data Kurva :
Lsmin = 0,222
- 2,727
(c = 0,4 m/detik)
Ls = Dari tabel 4.7. lengkung peralihan Silvia Sukirman
s =
c =
Lc =
Rc (
L = Lc + 2Ls
p =
p = Ls p* (
5/24/2018 Bab I II III
15/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 15
k = Ls -
k = Ls k* (
Es =
- Rc
Es = (Rc + p) sec1/2- Rc
Ts = (Rc + p) tan1/2+ k
Syarat Pemakaian :
Lsmin Ls
Jika Rc untuk lengkung F-C tidak memenuhi syarat
Lc > 20
c. SpiralSpiral ( SS )Penggunaan lengkung spiral spiral dipakai apabila hasil
perhitungan pada bagian lengkung S C S tidak memenuhi syarat
yang telah ditentukan. Bentuk tikungan ini dipergunakan pada tikungan
yang tajam.
Gambar 2.3 Spiralspiral
Os OsP
SCSC
ES
RC
RC RC
TS
K
TS
ST
P
5/24/2018 Bab I II III
16/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 16
Keterangan :
Ts = Tangen spiral
Ls =Panjanglengkung spiral
=Sudut lengkungan
Es =Jarak tangen total yaitu jarak antara RP dan titik tangen
busur lingkaran
Perhitungan Data Kurva :
Lsmin =
s = 0,5
c =
L = 2Ls
p =
p = Ls p* (
k = Ls -
k = Ls k* (
Es =
- Rc
Es = (Rc + p) sec1/2- Rc
Ts = (Rc + p) tan1/2+ k
Syarat Pemakaian :
Ls 50 Jika Lc pada lengkung S-C-S tidak memenuhi syarat
5/24/2018 Bab I II III
17/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 17
3. Penampang MelintangPenampang melintang jalan adalah potongan suatu jalan tegak lurus
pada as jalan yang menunjukkan bentuk serta susunan bagian- bagian
jalan yang bersangkutan dalam arah melintang. Maksud dari
penggambaran profil melintang disamping untuk memperlihatkan bagian-
bagianjalan juga untuk membantu dalam menghitung banyaknya galian
dan timbunan sesuai dengan rencana jalan dengan menghitung luas
penampang melintang jalan.
4. Kemiringan Pada Tikungan (Superelevasi)Pada suatu tikungan jalan, kendaraan yang lewat akan terdorong
keluar secara radial oleh gaya sentrifugal yang diimbangi oleh :
a. Komponen yang berkendaraan yang diakibatkan oleh adanya superelevasi dari jalan.
b. Gesekan samping antara berat kendaraan dengan perkerasan jalan.Kemiringan superelevasi maksimim terdapat pada bagian busur
tikungan sehingga perlu diadakan perubahan dari kemiringan
maksimum berangsur- angsur ke kemiringan normal.
Dalam melakukan perubahan pada kemiringan melintang jalan, kita
mengenal tiga metode pelaksanaan, yaitu :
a. Mengambil sumbu as jalan sebagai sumbu putar
Gambar 2. 4 Sumbu as jalan sebagai sumbu putar
5/24/2018 Bab I II III
18/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 18
b. Mengambil tepi dalam jalan sebagai sumbu putar
Gambar 2.5 Tepi jalan sebagai sumbu putar
c. Mengambil tepi luar jalan sebagai sumbu putar
Gambar 2. 6 Tepi luar jalan sebagai sumbu putar
Sedangkan bentuk bentuk dari diagram superelevasi adalah sebagai
berikut :
a. Diagram superelevasi pada FC
Gambar 2. 7 Diagram superelevasi pada FC
5/24/2018 Bab I II III
19/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 19
b. Diagram superelevasi pada SCS
Gambar 2. 8 Diagram superelevasi pada SCS
c. Diagram superelevasi pada SS
Gambar 2. 9 Diagram Superelevasi pada SS
5/24/2018 Bab I II III
20/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 20
5. Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan (Widening)Untuk membuat tikungan pelayanan suatu jalan tetap sama, baik
pada bagian lurus maupun pada bagian tikungan, prlu diadakan pelebaran
pada perkerasan tikungan. Pelebaran perkerasan pada tikungan tergantung
pada :
a. Jari- jari tikungan ( R )b. Sudut tikungan ( )c. Kecepatan Tikungan ( Vr )Rumus Umum :
B = n (b + C) + (n 1) Td + Z
Keterangan :
B =lebar perkerasan pada tikungan ( m )
n =jumlah jalur lalu lintas
b =lebar lintasan truk pada tikungan
Td =lebar melintang akibat tonjolan depan
Z =lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
C =kebebasan samping ( 0, 8 ) m
Rumus :
b = 2,4 + R -
Td =
Td =
Z =
5/24/2018 Bab I II III
21/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 21
W = B - L
Keterangan :
R =jari- jari tikungan
P =jarak ban muka dan ban belakang ( 6, 1 )
A =jarak ujung mobil dan ban depan ( 1, 2 )
Vr =keecepatan rencana
B = lebar jalan
L = lebar badan jalan (Kelas IIB = 7,0)
Syarat :
Bila B 7 tidak perlu pelebaran
Bila B> 7 perlu pelebaran
C. Alinement Vertikal (Profil Memanjang)Alinement vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh bidang
vertical melalui sumbu jalan.Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya jalan
terhadap muka yanah asli, sehingga memberikan gambaran terhadap
kemampuan kendaraan naik atau turun dan bermuatan penuh.
Pada alinyemen vertical bagian yang kritis adalah pada bagian lereng,
dimana kemampuan kendaraan dalam keadaan pendakian dipengaruhi oleh
panjang kritis, landai dan besarya kelandaian.Maka berbeda dengan
alinyemen horizontal, disini tidak hanya pada bagian lengkung, tetapi penting
lurus yang pada umumnya merupakan suatu kelandaian.
5/24/2018 Bab I II III
22/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 22
1. Landai Maksimum dan Panjang Maksimum LandaiLandai jalan adalah suatu besaran untuk menunjukkan besarnya
kenaikan atau penurunan vertical dalam satu satuan jarak horizontal (
mendatar ) dan biasanya dinyatakan dalam persen ( % ).
Maksud dari panjang kritis landai adalah panjang yang masih dapat
diterima kendaraan tanpa mengakibatkan penurunan kecepatan truck yang
cukup berarti. Dimana untuk panjang kelandaian cukup panjang dan
mengakibatkan adanya pengurangan kecepatan maksimum sebesar 3050
% kecepatan rencana selama satu menit perjalanan.
Kemampuan kendaraan pada kelandaian umumnya ditentukan oleh
kekuatan mesin dan bagian mekanis dari kendaraan tersebut. Bila
pertimbangan biaya menjadi alasan untuk melampaui panjang kritis yang
diizinkan, maka dapat diterima dengan syarat ditambahkan jalur khusus
untuk kendaraan berat.
Syarat panjang kritis landai maksimum tersebut adalah sebagai
berikut :
Landai maksimum (%) 3 4 5 6 7 8 10 12
Panjang Kritis 400 330 250 200 170 150 135 120
Tabel 2. 4 Syarat Panjang Kritis Landai Maksimum
Sumber : Perencanaan Geometrik Jalan Raya, Dept. PU
5/24/2018 Bab I II III
23/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 23
2. Lengkung VertikalPada setiap penggantian landai harus dibuat lengkung vertical yang
memenuhi keamanan, kenyamanan, dan drainage yang baik.Lengkung
vertical yang digunakan adalah lengkung parabola sederhana.Lengkung
vertical adalah suatu perencanaan alinyemen vertical untuk membuat suatu
jalan tidak terpatah- patah.
Pada alinyemen vertical bagian yang kritis adalah pada bagian
lereng, dimana kemampuan kendaraan dalam keadaan pendakian
dipengaruhi oleh panjang kritis, landai dan besarya kelandaian.Maka
berbeda dengan alinyemen horizontal, disini tidak hanya pada bagian
lengkung, tetapi penting lurus yang pada umumnya merupakan suatu
kelandaian.
Syarat panjang kritis landai maksimum tersebut adalah sebagai berikut :
a. Lengkung vertical cembung
LV LV
LV LV
Gambar 2. 10 Lengkung Vertikal Cembung
5/24/2018 Bab I II III
24/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 24
b. Lengkung vertical cekung
LV LV
LV LV
Gambar 2. 11 Lengkung Vertikal Cekung
Pada lengkung vertical cembung yang mempunyai tanda ( + )
pada persamaannya dan lengkung vertical cekung yang mempunyai
tanda (- ) pada persamaannya. Hal yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut :
1)Pada alinyemen vertical tidak selalu dibuat lengkungan dengan jarakpandangan menyiap, tergantung pada medan, klasifikasi jalan, dan
biaya.
2)Dalam menentukan harga A = G1 G2 terdapat 2 cara dalampenggunannya, yaitu :
Bila % ikut serta dihitung maka rumus yang dipergunakanadalah seperti di atas.
Bila % sudah dimasukkan dalam rumus, maka rumus menjadi :y =
5/24/2018 Bab I II III
25/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 25
3. Jarak PandangJarak pandang adalaha jarak dimana pengemudi dapat melihat
benda yang menghalanginya, baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak dalam batas mana pengemudi dapat melihat dan menguasai
kendaraan pada satu jalur lalu lintas. Jarak pandang bebas ini dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu :
a. Jarak Pandang Henti ( dh )Jarak pandang henti adalah jarak pandang minimum yang
diperlukan pengemudi untuk menghentikan kendaraan yang sedang
berjalan setelah melihat adanya rintangan pada jalur yang
dilaluinya.Jarak ini merupakan dua jarak yang ditempuh sewaktu
melihat benda hingga menginjak rem dan jarak untuk berhenti setelah
menginjak rem.
Rumus :
dh = dp + dr
dp = 0,287 V tr
dr =
Keterangan :
dh =jarak pandang henti
dp =jarak yang ditempuh kendaraan dari waktu melihat benda
dimana harus berhenti sampai menginjak rem
dr =jarak rem
Vr =kecepatan rencana ( km/ jam )
L =kelandaian
5/24/2018 Bab I II III
26/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 26
Fm =koefisien gesek maksimum
=-0, 000625 .Vr + 0, 19
( + ) =pendakian
( - ) =penurunan
b. Jarak Pandang Menyiap ( dm )Jarak pandang menyiap adalah jarak yang dibutuhkan untuk
menyusul kendaraan lain yang digunakan hanya pada jalan dua jalur.
Jarak pandang menyiap dihitung berdasarkan panjang yang diperlukan
untuk melakukan penyiapan secara normal dan aman.
Jarak pandang menyiap ( dm ) untuk dua jalur dihitung dari
penjumlahan empat jarak.
Rumus :
Dm = dl + d2+ d3+ d4
Keterangan :
dl =jarak yang ditempuh selama kendaraan menyiap
=0,278. tr ( Vm + . a. tr )
d2 =jarak yang ditempuh oleh kendaraan menyiap selama dijalur
kanan
=0, 278 . Vr. t2
d3 =jarak bebas antara kendaraan yang menyiap dengan kendaraan
yang datang
d4 =jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang dating=2/3. d2
V =kecepatan rencana
tr =waktu ( 3, 74, 3 ) detik
5/24/2018 Bab I II III
27/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 27
t2 =waktu ( 9, 310, 4 ) detik
m =perbedaan kecepatan ( 15 km/ jam )
a =percepatan rata- rata ( 2, 262, 36 )
D. Galian Dan TimbunanPada perencanaan jalan raya, diusahakan agar volume galian dan
timbunan sama. Dengan mengkombinasikan antara alinyemen vertical dan
horizontal, memungkinkan kita untuk menghitung banyaknya volume galian
dan timbunan pada suatu pekerjaan konstruksi jalan raya.
Langkah- langkah dalam menghitung volume galian dan timbunan
adalah sebagai berikut :
1. Penentuan station ( jarak patok ), sehingga diperoleh panjang orizontaljalan dari alinyemen horizontal.
2. Menggambarkan profil memanjang yang memperlihatkan perbedaan mukatinggi tanah asli dengan tinggi tanah asli dengan tinggi muka perkerasan
yang akan direncanakan.
3. Menggambarkan profil melintang pada setiap titik station sehingga dapatdihitung luas penampang galian dan timbunan.
4. Menghitung volume galian dan timbunan dengan menggunakan carakoordinat atau dengan cara menggunakan batuan autocad.
5/24/2018 Bab I II III
28/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 28
BAB III
PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN
A. STANDAR PERENCANAAN GEOMETRIK JALANDirencanakan suatu konstruksi jalan raya dengan kelas jalan III
dengan tinggi kota A = 945 m dan tinggi kota B = 855 m yang dilihat dan
dihitung berdasarkan garis kontur yang tersedia dengan memakai skala
1:10000. Dalam menentukan tinggi dari setiap petak pada trase jalan
didasarkan pada letak patok pada gambar kontur yang kita buat. Sedangkan
untuk membuat kemiringan didasarkan pada beda tinggi antara 2 patok.
1. MENENTUKAN RATA RATA KONTUR
Kontur yang mempunyai jarak yang regang :
a. Kontur 1 = 940 m
Kontur 2 = 935 m
Jarak Datar = 49,27 m
Jarak Miring = (52+ 49,272)
= 49,52 m
b. Kontur 1 = 895 m
Kontur 2 = 890 m
Jarak Datar = 38,72 m
Jarak Miring = (52+38,722)
= 39,04 m
Kontur yang mempunyai jarak yang rapat :
a. Kontur 1 = 935 m
Kontur 2 = 930 m
Jarak Datar = 12,63m
Jarak Miring = (52+ 12,632)
= 13,58 m
b. Kontur 1 = 890 m
5/24/2018 Bab I II III
29/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 29
Kontur 2 = 885 m
Jarak Datar = 15,61 m
Jarak Miring = (52+ 15,612)
= 16,39 m
Ratarata kontur =4
39,1613,5804,3949,52
= 29,63 m
Klasifikasi medan =ratakonturRata
rervalkontu
intx 100 %
=63,295 x 100 %
= 16,87 %
Dengan demikian, daerah ini termasuk klasifikasi medan Bukit karena nilai
16,87 % besar dari 10 %
2. SPESIF IKAS PERENCANAAN GEOMETRIK
Diketahui jalan kelas III dengan medan Bukit, Maka :
Kecepatan Rencana = 40 km/jam Lebar Daerah Penguasaan = 20 m Lebar Perkerasan = ( 3,56,0 m) diambil 6 m Lebar Median Minimum = - Lebar bahu = ( 3,56,0 m ) diambil 1,5 m Lebar Melintang perkerasan = 4 % Lebar Melintang Bahu = 6 % Jenis Lapisan Permukaan Jalan = Paling tinggi pelebaran Jalan Miring Tikungan Maksimum (e maks) = 10 % Jarijari Lengkung Maksimum (R min) = 50 m Landai Maksimum = 9 %
5/24/2018 Bab I II III
30/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 30
3. MENENTUKAN KOORDINAT TI TIK
A 1317.138 1324.186
p1 1205.991 983.8683
p2 1669.147 828.8146
p3 2333.129 1258.15
p4 2727.907 1120.705
B 3027.05 1509.578
4. MENGHITUNG JARAK
dA-P1Titik A (1317.13 ; 1324.186)Titik P0 (1205.991 ; 983.8683 )
x = XP0XA
= 1205.991 -1317.13
= 111.1473
y = YAYP0
= 1324.186 - 185750
= -13750
dA-P1 = x2
+ y2
= 687002+-137502
= 70062,49 = 700,625 m
dP1-P2Titik P0 (202200; 185750)
Titik P1 (125250; 97800)
x = XP2XP1
= 125250 - 202200
= -76950
y = YP2YP1
= 185750 - 97800
= -87950
5/24/2018 Bab I II III
31/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 31
dP1-P2 = x2
+ y2
= (-76950)2+(-87950)2
= 116861 = 1168.61 m
dP2-P3Titik P1 (125250; 97800)
Titik P2 (277500;118700)
x = XP3XP2
= (277500125250)
= 152250y = YP3YP2
= 11870097800
= 20900
P2-P3 = x2
+ y2
= 1522502+ 209002
= 153677.82 = 1536.78 m
dP3-BTitik P2 (277500; 118700 )
Titik B (294500; 150000 )
x = XBXP3
= 294500277500
= 17000
y = YBYP3
= 150000 - 118700
= 31300
d P3-B = x2 + y2
= 170002 + 313002
= 35618.67 = 356.19 m
5/24/2018 Bab I II III
32/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 32
5.PENENTUAN SUDUT
SUDUT P11 = 90
1 = act tag 09.18340.32
111.15
X
Y
2 = act tag 51.18463.15.66
155.05
X
Y
1 = 1 - 2 + 90
= 18.0818.51 + 90
= 9
SUDUT P22 = 51
1 = act tag 51.18463.1566
155.05
X
Y
2 = act tag 49.32663.98
429.34
X
Y
2 = 1 + 2
= 18.51 + 32.49
= 51
SUDUT P33 = 52
1 = act tag 89.32663.98
429.34
X
Y
2 = act tag 40.19394.78
137.45
X
Y
3 = 2 + 1
= 32.89 - 19.40
= 520
5/24/2018 Bab I II III
33/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 33
SUDUT P43 = 72
1 = act tag 40.19394.78137.45
XY
2 = act tag 57.37299.14
388.87
X
Y
3 = 90 - 2 - 1
= 90 - 19.40 - 37.57
= 720
6.PENENTUAN TIKUNGAN
jika R < R Min maka yang digunakan adalah s - c - s
jika R > R Min maka yang digunakan adalah f-c
Untuk P1A n a l i s i s T i k u n g a n S p i r a l - C i r c l e - S p i r a l
Analisis Tikungan Spiral - Circle - Spiral
Kriteria AnalisisSimb
olRumus Analisis
Hasil
AnalisisSatuan
Kecepatan Rencana VR Ditentukan 40 Km/Jam
Sudut Analisis Gambar 90 Derajat
Jari-jari Busur Lingkaran R Analisis Gambar 256.90 Meter
Jari-jari Minimum Rmin Ketentuan 300 Meter
Lebar Jalan L Ditentukan 7 MeterBahu Jalan B Ditentukan 1.5 Meter
Superelevasi maksimum em Bina Marga 10 Persen
Kemiringan normal en Bina Marga 2 Persen
Superelevasi e Tabel 4.7. 5.2 Persen
Lengkung Peralihan
MinimumLS Tabel 4.7. 50 Meter
Lengkung Penuh F-C R > Rmin false
Sudut S S (90 x Ls) / ( x R) 6 Derajat
Sudut C C - 2 x S 78.84 Derajat
Nilai Lc Lc ( - 2S)/180 * * R 353.33 Meter
5/24/2018 Bab I II III
34/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 34
Lengkung Penuh
PeralihanS-C-S Lc > 20 true
Nilai Lc Lc ( - 2S)/180 * * R 353.33 Meter
Nilai L L Lc + 2 x Ls 453.33 Meter
Niali P P (Ls/6 x R) - R x (1 - CosS)
0.41 Meter
Nilai Es Es (R + P) / cos (0,5 x ) - R 256.297 Meter
Nilai K KLs - (Ls/(40 x R) - R x
SinS24.99 Meter
Nilai Ts Ts (R + p) x Tan (0,5 x ) + k 282.30 Meter
Landai Relatif 1/m (e + en) x B / Ls -
Apabila control terhadap lengkung penuh (Ful Circle) bertanda True,maka model tikungan yang digunakan adalah lengkung penuh (full Circlle.
Apabila control terhadap lengkung penuh (Ful Circle) bertanda False,maka harus dilakukan analisis lengkung penuh dan lengkung peralihan
(SpiralCicrcleSpiral).
Jika control terhadap lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral Cicrcle Spiral) bertanda (True), maka moel tikungan yang digunakan
adalah lengkung penuh dan lengkung peralihan. Jika control terhadap lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral
Cicrcle Spiral) bertanda (False), maka model tikungan yang digunakan
adalah lengkung peralihan (SpiralSpiral)
5/24/2018 Bab I II III
35/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 35
Untuk P2A n a l i s i s T i k u n g a n S p i r a l - C i r c l e - S p i r a l
Analisis Tikungan Spiral - Circle - Spiral
Kriteria Analisis Simbol Rumus AnalisisHasil
AnalisisSatuan
Kecepatan Rencana VR Ditentukan 40 Km/Jam
Sudut Analisis Gambar 51 Derajat
Jari-jari Busur Lingkaran R Analisis Gambar 155.476 Meter
Jari-jari Minimum Rmin Ketentuan 300 Meter
Lebar Jalan L Ditentukan 7 Meter
Bahu Jalan B Ditentukan 1.5 Meter
Superelevasi maksimum em Bina Marga 10 Persen
Kemiringan normal en Bina Marga 2 Persen
Superelevasi e Tabel 4.7. 7.5 Persen
Lengkung Peralihan
Minimum
LS Tabel 4.7. 50 Meter
Lengkung Penuh F-C R > Rmin false
Sudut S S (90 x Ls) / ( x R) 9 Derajat
Sudut C C - 2 x S 32.56 Derajat
Nilai Lc Lc ( - 2S)/180 * * R Meter
Lengkung Penuh
PeralihanS-C-S Lc > 20 true
Nilai Lc Lc ( - 2S)/180 * * R 88.32 Meter
Nilai L L Lc + 2 x Ls 18.32 Meter
Niali P P(Ls/6 x R) - R x (1 -
Cos S)
0.68 Meter
5/24/2018 Bab I II III
36/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 36
Nilai Es Es(R + P) / cos (0,5 x )
- R17.53 Meter
Nilai K KLs - (Ls/(40 x R) - R
x SinS24.98 Meter
Nilai Ts Ts (R + p) x Tan (0,5 x )+ k
99.46 Meter
Landai Relatif 1/m (e + en) x B / Ls -
Apabila control terhadap lengkung penuh (Ful Circle) bertanda True,maka model tikungan yang digunakan adalah lengkung penuh (full Circlle.
Apabila control terhadap lengkung penuh (Ful Circle) bertanda False,maka harus dilakukan analisis lengkung penuh dan lengkung peralihan
(SpiralCicrcleSpiral). Jika control terhadap lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral
Cicrcle Spiral) bertanda (True), maka moel tikungan yang digunakan
adalah lengkung penuh dan lengkung peralihan.
Jika control terhadap lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral Cicrcle Spiral) bertanda (False), maka model tikungan yang digunakan
adalah lengkung peralihan (SpiralSpiral)
Untuk P3A n a l i s i s T i k u n g a n S p i r a l - C i r c l e - S p i r a l
Analisis Tikungan Spiral - Circle - Spiral
Kriteria Analisis SimbolRumus
Analisis
Hasil
AnalisisSatuan
Kecepatan Rencana VR Ditentukan 40 Km/Jam
Sudut Analisis Gambar 52 Derajat
Jari-jari Busur Lingkaran R Analisis Gambar 233.607 Meter
Jari-jari Minimum Rmin Ketentuan 300 Meter
Lebar Jalan L Ditentukan 7 Meter
Bahu Jalan B Ditentukan 1.5 Meter
Superelevasi maksimum em Bina Marga 10 Persen
Kemiringan normal en Bina Marga 2 Persen
Superelevasi e Tabel 4.7. 5.6 Persen
Lengkung Peralihan
MinimumLS Tabel 4.7. 50 Meter
Lengkung Penuh F-C R > Rmin false
Sudut S S (90 x Ls) / ( x R) 6 Derajat
5/24/2018 Bab I II III
37/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 37
Sudut C C - 2 x S 39.73 Derajat
Nilai Lc Lc( - 2S)/180 *
* R161.91 Meter
Lengkung Penuh Peralihan S-C-S Lc > 20 true
Nilai Lc Lc ( - 2S)/180 * * R
161.91 Meter
Nilai L L Lc + 2 x Ls 261.91 Meter
Niali P P(Ls/6 x R) - R x
(1 - Cos S)0.45 Meter
Nilai Es Es(R + P) / cos (0,5
x ) - R26.81 Meter
Nilai K KLs - (Ls/(40 x
R) - R x SinS24.99 Meter
Nilai Ts Ts(R + p) x Tan
(0,5 x ) + k 139.15Meter
Landai Relatif 1/m (e + en) x B / Ls -
Apabila control terhadap lengkung penuh (Ful Circle) bertanda True,maka model tikungan yang digunakan adalah lengkung penuh (full Circlle.
Apabila control terhadap lengkung penuh (Ful Circle) bertanda False,maka harus dilakukan analisis lengkung penuh dan lengkung peralihan
(SpiralCicrcleSpiral).
Jika control terhadap lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral Cicrcle Spiral) bertanda (True), maka moel tikungan yang digunakan
adalah lengkung penuh dan lengkung peralihan.
Jika control terhadap lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral Cicrcle Spiral) bertanda (False), maka model tikungan yang digunakan
adalah lengkung peralihan (SpiralSpiral)
5/24/2018 Bab I II III
38/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 38
Untuk P4A n a l i s i s T i k u n g a n S p i r a l - C i r c l e - S p i r a l
Analisis Tikungan Spiral - Circle - Spiral
Kriteria Analisis Simbol RumusAnalisis
HasilAnalisis
Satuan
Kecepatan Rencana VR Ditentukan 40 Km/Jam
Sudut Analisis Gambar 72 Derajat
Jari-jari Busur Lingkaran R Analisis Gambar 320.11 Meter
Jari-jari Minimum Rmin Ketentuan 300 Meter
Lebar Jalan L Ditentukan 7 Meter
Bahu Jalan B Ditentukan 1.5 Meter
Superelevasi maksimum em Bina Marga 10 Persen
Kemiringan normal
en
Bina Marga 2
PersenSuperelevasi e Tabel 4.7. 3.8 Persen
Lengkung Peralihan
MinimumLS Tabel 4.7. 50 Meter
Lengkung Penuh F-C R > Rmin false
Sudut S S (90 x Ls) / ( x R) 4 Derajat
Sudut C C - 2 x S 63.05 Derajat
Nilai Lc Lc( - 2S)/180 *
* R352.31 Meter
Lengkung Penuh Peralihan S-C-S Lc > 20 true
Nilai Lc Lc( - 2S)/180 *
* R 352.31 Meter
Nilai L L Lc + 2 x Ls 452.31 Meter
Niali P P(Ls/6 x R) - R x
(1 - Cos S)0.33 Meter
Nilai Es Es(R + P) / cos (0,5
x ) - R76.02 Meter
Nilai K KLs - (Ls/(40 x
R) - R x SinS25.00 Meter
Nilai Ts Ts(R + p) x Tan
(0,5 x ) + k 257.95Meter
Landai Relatif 1/m (e + en) x B / Ls -
Apabila control terhadap lengkung penuh (Ful Circle) bertanda True,maka model tikungan yang digunakan adalah lengkung penuh (full Circlle.
Apabila control terhadap lengkung penuh (Ful Circle) bertanda False,maka harus dilakukan analisis lengkung penuh dan lengkung peralihan
(SpiralCicrcleSpiral).
5/24/2018 Bab I II III
39/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 39
Jika control terhadap lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral Cicrcle Spiral) bertanda (True), maka moel tikungan yang digunakan
adalah lengkung penuh dan lengkung peralihan.
Jika control terhadap lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral Cicrcle Spiral) bertanda (False), maka model tikungan yang digunakan
adalah lengkung peralihan (SpiralSpiral)
7.PENENTUAN TINGGI TITIK
Sta.Tinggi
Jarak 2Tinggi
Jarak 1Tinggi Tinggi Tt. Tinggi Tt.
Kontur 2 Kontur 1 Titik Kiri Kanan
3.5
0+000 935 1 935 1889.09 935.55 934.54
0+100890.00 31.79 893.00 13.15 892.12 892.36 891.89
0+200895.00 10.48 895.00 19.96 895.00 895.00 895.00
0+300890.82 32.02 890.53 14.73 890.62 890.60 890.64
0+400895.05 10.96 895.30 34.84 895.11 895.13 895.09
0+500892.80 21.33 893.90 24.21 893.32 893.40 893.23
0+600892.30 10.54 893.10 11.91 892.68 892.80 892.55
0+700885.21 21.27 885.60 13.92 885.45 885.48 885.41
0+800885.02 16.96 886.80 4.58 886.42 886.71 886.13
0+900887.80 15.53 887.60 18.17 887.71 887.69 887.73
1+000886.02 49.29 883.60 14.07 884.14 884.00 884.27
1+100886.06 28.11 883.70 8.50 884.25 884.02 884.47
1+200
5/24/2018 Bab I II III
40/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 40
886.00 8.15 883.21 21.66 885.24 884.91 885.56
1+300886.32 11.28 885.21 3.86 885.49 885.24 885.75
1+400886.00 25.16 884.20 43.37 885.34 885.25 885.43
1+500886.10 68.44 884.19 4.83 884.32 884.22 884.41
1+600885.40 11.73 885.04 27.20 885.29 885.26 885.32
1+700887.90 20.03 886.80 26.73 887.43 887.35 887.51
1+800 865.00 5.48 870.00 26.23 865.86 866.42 865.31
1+900866.00 35.69 866.60 10.67 866.46 866.51 866.42
2+000860.60 18.40 866.70 24.01 863.25 863.75 862.74
2+100860.00 11.57 860.00 20.38 860.00 860.00 860.00
2+200860.00 14.62 865.00 5.72 863.59 864.45 862.73
2+300856.00 24.49 856.00 25.22 856.00 856.00 856.00
2+345875.00 5.30 880.00 43.95 875.54 875.89 875.18
5/24/2018 Bab I II III
41/62
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 41
B.PERHITUNGAN DAN PENETUAN TYPE TIKUNGAN1. Penentuan Type Tikungan
Tidak memenuhi
Rc < R min.
Memenuhi Tidak memenuhi
c < 0o
Lc < 20 m
2Ls Lc
Top Related