BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum membahas pengumpulan data, terlebih dahulu akan dibahas mengenai
proses produksi yang terdapat di PT. ITU Aircon Co. untuk mengetahui alur proses,
mesin-mesin yang digunakan dan produk yang dihasilkan.
PT. ITU Aircon Co. memproduksi Air Handling Unit dengan berbagai tipe untuk
berbagai macam ukuran ruangan. Air Handling Unit yang dihasilkan digunakan sebagai
pendingin ruangan yang digunakkan untuk gedung-gedung. Bahan-bahan yang digunakan
adalah aluminium, black steel, galvanic steel dan copper tube.
Air Handling Unit yang dihasilkan di PT. ITU Aircon Co. memiliki berbagai tipe
menurut ukuran dan kemampuan Air Handling Unit tersebut di antara lain adalah CS 156,
CS 217 dan CS 270 (pada pembahasan ini digunakan tipe yang paling sering diproduksi,
yaitu CS 270).
Dalam pembuatan Air Handling Unit CS 270 ini, terdapat 8 proses utama yang
dilakukan, yaitu:
1. Fin Press
Pada proses ini, aluminium foil dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan.
2. Hairpin
Pada proses ini, copper tube dipotong atau dipotong dan ditekuk sesuai ukuran
yang dibutuhkan.
43
3. Cutting
Pada proses ini, galvanic stell dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan.
4. Pelubangan otomatis
Proses ini dilakukan pada 2 jenis mesin sesuai ukuran yang dibutuhkan. Untuk
ukuran yang lebih kecil, digunakan CNC trumpf, sedangkan untuk ukuran yang
lebih besar, digunakan CNC armada. Pada proses ini dibuat lubang-lubang baut
pada galvanic steel.
5. Flexpander
Pada proses ini, copper tube yang telah digabungkan dengan aluminium yang
telah digabungkan pada proses assembly fin coil agar perpindahan panas dan
dingin yang terjadi pada fincoil dapat terjadi secara maksimal.
6. Brazing
Proses brazing atau pengelasan, digunakan untuk menggabungkan fincoil dan
black steel.
7. Bending
Pada proses ini, galvanic stell yang telah dilubangi kemudian ditekuk agar dapat
dihubungkan satu sama lain dengan media perekatnya adalah baut.
8. Bor manual
Pada proses ini, black steel dibor unutk menciptakan lubang yang nantinya akan
dilas dengan copper tube yang telah dipotong-potong sebelum digabungkan
dengan fincoil.
44
Untuk penjelasan mengenai proses produksi pada PT.ITU Aircon Co. dapat
dilihat pada Operation Process Chart di bawah ini:
Gambar 4.1 Operation Process Chart PT ITU Aircon Co.
45
4.1 Hasil Pengumpulan Data
Pengumpulan data difokuskan pada Produksi Air Handling Unit tipe CS 270
yang paling sering diproduksi di PT ITU Aircon Co.
Hasil pengumpulan data yang telah dilakukan selama berada di PT ITU
Aircon Co. akan dibahas lebih lanjut pada sub bab berikut. Adapun data-data
tersebut adalah:
4.1.1 Data Kapasitas Mesin, Layout dan Data Produksi
Seperti telah disebutkan di atas bahwa terdapat 8 proses utama pada proses
produksi, data-data kapasitas mesin dan data produksi akan dilampirkan di
bawah ini:
Tabel 4.1 Kapasitas Mesin
No Nama Mesin Jml Mesin % scrap tiap operasi Kapasitas Mesin/jam
1 Fin Press 2 1 240.00
2 HairPin 1 1 180 dan 45
3 Cutting 1 5 102.86
4 CNC Armada 1 5 30.51
5 CNC Trumpf 1 5 16.36
6 Bending 2 2 20.00
7 Mesin Bor 1 6 11.25
8 Assembly Fin Coil 1 1 2.77
9 Flexpander 1 2 2.40
10 Brazing 1 1 2.40
11 Kolam Periksa 1 0 3.00
12 Assemby Floor 2 1 2.00
Sumber: data internal PT ITU Aircon Co.
Dari hasil perhitungan from to chart yang didapat dari PT ITU Aircon Co.,
didapat bahwa jumlah from to chart adalah:
46
Tabel 4.2 FTC awal PT ITU Aircon Co.
Sumber: data internal PT ITU Aircon Co.
FTC Hasil
1,2 1
1,3 1
1,4 1
1,6 1
2,9 1
3,9 1
4,5 1
9,10 1
5,7 1
6,7 1
10,11 1
7,11 1
11,12 1
12,13 1
13,14 1
Total 15
47
Gambar 4.2 Layout lama PT ITU Aircon Co.
48
4.2 Pengumpulan Data
4.2.1 Routing sheet
Dari data yang didapatkan di atas, dapat dibuat routing sheet. Tujuan dari
pembuatan routing sheet ini adalah untuk menentukan jumlah mesin
teoritis yang dibutuhkan pada setiap proses produksinya.
Beberapa perincian mengenai perhitungan pada routing sheet akan
dijabarkan di bawah ini:
1. Jumlah disiapkan didapatkan dari hasil perhitungan sebagai berikut:
scrap
diharapkanjumlahdisiapkanJumlah
%1 −=
2. Jumlah mesin teoritis didapatkan dari hasil perhitungan di bawah ini:
sinsinsin
meKapasitasmeasreliabilit
disiapkanjumlahteoritismeJumlah
×=
Berikut adalah contoh perhitungan pada mesin Fin press:
Diketahui: Jam kerja per hari = 7
% scrap = 5%
Reliabilitas mesin = 95%
• Kapasitas mesin/hari = 240 X 7 = 1680
• Jumlah yang diharapkan = 2174
• 01.01
2174−
=disiapkanJumlah =2196
• 168095.0
2196sin
×=teoritismeJumlah = 1.45 mesin
Berikut adalah tabel routing sheet PT ITU Aircon Co.
49
Tabel 4.3 Routing Sheet PT ITU Aircon Co.
50
4.2.2 Multi Product Proccess Chart
4.2.3 Dari perhitungan Multi Product Proccess Chart diketahui kebutuhan
mesin secara keseluruhan. Hasil dari Multi Product Proccess Chart
tersebut dilampirkan pada data tabel kebutuhan jumlah mesin.
Multi Product Proccess Chart dan tabel kebutuhan jumlah mesin tersebut
dilampirkan di bawah ini beserta contoh perhitungan pembulatannya:
Contoh perhitungan pembulatan pada tabel kebutuhan jumlah mes in pada
mesin Fin Press:
Diketahui: Jumlah mesin teoritis = 1.45
Angka di belakang koma dibagi dengan angka di depan koma. Apabila
hasil yang didapatkan <0.1 maka dilakukan pembulatan ke bawah dan
apabila hasil yang didapatkan ≥0.1, maka angka dibulatkan ke atas.
Pada mesin Fin Press, angka jumlah kebutuhan mesin adalah 1.45. maka
perhitungan pembulatan adalah 45.0145.0
= karena hasilnya >0.1, maka
pembulatan dilakukan ke atas. Maka angka jumlah mesin yang dibutuhkan
adalah 2.
51
Gambar 4.3 Multi Product Process Chart PT ITU Aircon Co.
52
4.2.4 Material Handling Planning Sheet
Material Handling Planning Sheet digunakan untuk menghitung
kebutuhan material handling untuk perpindahan material antar fasilitas
berikut ini adalah contoh perhitungan dan tabel Material Handling
Planning Sheet.
53
Tabel 4.4 Material Handling Planning Sheet (sekarang)
54
Tabel 4.5 Material Handling Planning Sheet (usulan)
Adapun contoh perhitungan Material Handling Planning Sheet (MHPS)
adalah sebagai berikut :
55
• Total Weight = Unit prepared x Weight Unit
= 1x 500 = 500Kg
• Cost/Equipment = ( ) cetanxdispermeternperpindahaikdetx8x3600
UMR
= 5.1783600
750000x
x = 3645.833
• Frequency/hour = Capacity
WeightTotal
= 500 / 1200 = 0.42 (dibulatkan ke atas) menjadi 1
• Cost = Cost/Equipment x Frequency/hour x 2
= 3645.833 x 1 x 2 =7291.67
4.2.5 From To Chart
Perhitungan From to Chart digunakan untuk menentukan hubungan antara
setiap fasilitas, berapa aktivitas yang dilakukan antara fasilitas yang satu
dan yang lainnya. Berikut adalah tabel hasil perhitungan From to Chart.
56
No Nama
Mesin Stor
age
Fin
Pres
s
Hai
rPin
Cutti
ng
CNC
Arm
ada
CNC
Trum
pf
Bend
ing
Mes
in B
or
Ass
embl
y Fi
n Co
il
Flex
pand
er
Braz
ing
Kol
am P
erik
sa
Ass
emby
Flo
or
War
ehou
se
Tota
l
s Storage 1 2 1 1 1 6
1
Fin
Press 1 1
2 HairPin 1 1 2
3 Cutting 1 1
4
CNC
Armada 1 1
5
CNC
Trumpf 1 1
6 Bending 1 1 2
7
Mesin
Bor 1 1
8
Assemb
ly Fin
Coil 1 1
9
Flexpan
der 1 1
10 Brazing 1 1
11
Kolam
Periksa 1 1
12
Assemb
y Floor 1 1
13
Wareho
use 0
Total 0 1 2 1 1 1 2 1 3 2 3 1 1 1 20
Gambar 4.4 From To Chart PT ITU Aircon Co.
57
Dari total hasil perhitungan From To Chart usulan, didapat bahwa jumlah
yang didapat adalah 20.
4.2.6 Activity Relationship Chart
Actvity relationship chart dapat disebut sebagai bentuk lain dari From To
Chart atau merupakan terjemahan dari From To Chart dari bentuk grafik
ke bentuk diagram. Berikut adalah diagram tersebut:
Gambar 4.5 Activity Relationship Chart PT ITU Aircon Co.
4.2.7 Graph Based Construction Method
Berikut ini adalah contoh iterasi yang dilakukan untuk menyelesaikan
metode grafik ini:
58
Tabel 4.6 Iterasi sembilan Graph Method
iterasi
9
8 10 6 7 5 4 9 2 1 3 Total
11 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
faces total
8,10,3 3
Selain itu, di bawah ini terdapat contoh penggambaran hasil dari iterasi
kesembilan di atas.
1 2
Gambar 4.6 Iterasi kesembilan dari Graph method
59
Di bawah ini adalah hasil iterasi terakhir dari perhitungan dengan metode
grafik beserta gambar akhir dari penempatan fasilitas-fasilitas pada lantai
produksi.
Tabel 4.7 Iterasi dua belas Graph Method
iterasi
12
13 12 11 8 10 6 7 5 4 9 2 1 3 Total
14 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
faces total
13,12,11 1
Data perhitungan iterasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1
Gambar 4.7 Iterasi akhir dari Graph method
60
Dari hasil pembahasan di atas, didapatkan layout usulan sesuai dengan
perhitungan yang telah dilakukan. Hasil tersebut adalah:
61
Gambar 4.8 Layout usulan PT ITU Aircon Co.
62
4.3 Analisa Hasil Perhitungan
4.3.1 Analisa From To Chart dengan From To Chart metode Graph
Analisa mengenai perhitungan ini didasarkan kepada kebutuhan pabrik
pada produk Air Handling Unit CS 270. Perhitungan sebelumnya dengan
total keseluruhan keterkaitan antar mesin yang menghasilkan angka 15.
total kurang baik dikarenakan hubungan antar mesin-mesin buruk. Untuk
itu adanya perubahan pada sektor produksi pada produk Air Handling Unit
CS 270. Untuk melakukan perubahan pada susunan mesin di lantai
produksi, dibutuhkan perhitungan yang tepat untuk melakukan
perhitungan keterkaitan antar mesin-mesin.
Melalui pengamatan yang dilakukan maka didapat keterkaitan antar
mesin, yang selanjutnya digunakan untuk mencari jumlah aliran material
pada mesin-mesin yang berkaitan. Setelah didapat jumlahnya lalu
dilakukan penyesuaian pada layout yang telah ada. Setelah dilakukan
perhitungan dengan metode graph didapatkan total From To Chart sebesar
20. maka perbandingan From To Chart yang lama dan yang baru lebih
baik yang baru. Dikarenakan keterkaitan antar mesin menjadi lebih
beraturan dan berurutan.
4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama
Peletakan mesin pada tata letak lama berdasarkan pada produk-produk
awal yang dibuat oleh PT ITU Aircon Co. karena itu, untuk produk
dengan ukuran besar seperti Air Handling Unit CS 270, terjadi biaya lebih
63
pada perpindahan material, dan dapat terjadi delay yang disebabkan
perpindahan material yang memakan waktu lebih lama.
Selain itu, seiring dengan bertambahnya saingan dalam produksi peralatan
tata udara, permintaan pasar berkurang drastis sehingga pabrik tidak dapat
lagi memproduksi secara mass produk sehingga lini produksi terpaksa
harus diubah.
4.3.3 Analisa Tata Letak Baru Dengan Perhitungan Metode Graph
Peletakan mesin pada tata letak yang baru merupakan hasil analisa dari
proses produksi yang terjadi saat ini dengan kapasitas produksi yang
disesuaikan dengan rata-rata junlah pemesanan pada produk yang paling
sering dipesan yaitu Air Handling Unit CS 270. Berdasarkan
pertimbangan dan analisa yang dilakukan, dengan dengan menggunakan
metode graph ini, didapat hasil bahwa tata letak yang baru dengan hasil
perhitungan keterkaitan antar mesin adalah 20, ternyata memang lebih
baik bila dibandingkan dengan tata letak yang lama dengan jumlah
keterkaitan antar mesin yaitu 15. Metode ini berhubungan dengan jumlah
keterkaitan antar mesin dan tingkat kepentingan dari tiap-tiap proses dan
alasan pendeskripsian alasan dari tiap-tiap permesinan. Peletakan mesin-
mesin tetap pada bangunan yang sama, hanya saja lebih terstruktur
sehingga proses yang dilakukan bisa lebih efektif dan efisien.
64
4.3.4 Analisa Perbedaan Tata Letak Baru Dengan Tata Letak Lama
Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa tata letak baru ini diterapkan
untuk memenuhi kebutuhan pabrik akan produk dengan ukuran yang
cukup besar dan jumlah pemesanan terbanyak yang dipesan oleh
pelanggan PT ITU Aircon Co. Tata letak baru ini diharapkan dapat
memberikan keuntungan baik dari segi waktu, jarak dan biaya. Beberapa
kelebihan yang terdapat pada tata letak yang baru ini jika dibandingkan
dengan tata letak yang baru adalah bahwa pada tata letak yang baru,
peletakan mesin-mesinnya lebih teratur dan terstruktur sehingga dapat
mengurangi biaya, waktu, dan jarak. Dengan menggunakan graph method
ini beberapa pengeluaran dapat diminimasi, seperti penggunaan material
handling dan peletakan mesin agar proses produksi tidak terganggu.
Dengan berubahnya tata letak tersebut, maka diharapkan bahwa proses
produksi akan semakin baik dan biaya yang ditimbulkan oleh penggunaan
material handling yang salah dapat diminimasi.
Berikut ini adalah gambar sebagai perbandingan antara tata letak yang
lama dan tata letak yang baru.
65
Tabel 4.8 Analisa hasil Material Handling Planning Sheet dan Graph
Method
Faktor Dari-Ke Sebelum Sesudah Keterangan
Jarak
Storage - Hairpin 39.07 3.09 Dengan Graph Method, didapat jarak tempuh
yang lebih
Kolam Periksa - Assembly Floor 42.22 17.66
dekat sehingga dapat menguntungkan bagi
perusahaan Assembly Floor - Storage 24.00 27.03
Material Handling
Storage - FinPress Forklift Hand Pallet
Dengan perhitungan yang didapat dari
MHPS, didapat bahwa
Brazing - Kolam Periksa Forklift Trolley
terdapat selisih biaya material handling dengan presentase
sebesar 27,8% yaitu RP.15809,- tiap harinya
Storage - Hairpin Forklift Hand Pallet
66
Gambar 4.9 Diagram hubungan produk Air Handling Unit CS 270 .
67
Gambar 4.10 Diagram hubungan produk Air Handling Unit CS 270
metode Graph
Top Related