2. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan nilai-nilai anti korupsi
untuk mengatasi faktor internal penyebab terjadinya korupsi; 2.
Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip-prinsip anti korupsi yang
berpedoman pada nilai-nilai anti korupsi untuk mengatasi faktor
eksternal penyebab terjadinya korupsi agar korupsi tidak terjadi;
3. Mahasiswa mampu memberikan contoh penerapan prinsip-prinsip dan
nilai-nilai anti korupsi dalam suatu organisasi/institusi/
masyarakat untuk mencegah terjadinya korupsi dalam setiap
kegiatannya. Kompetensi Dasar Pokok Bahasan Nilai-nilai anti
korupsi dan prinsip-prinsip anti korupsi Sub Pokok Bahasan 1.
Nilai-nilai anti korupsi 2. Prinsip-prinsip anti korupsi PENDIDIKAN
ANTI-KORUPSI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG Nilai &Prinsip Anti-korupsi
3. PENYEBAB KORUPSI Penyebab korupsi terdiri atas faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan penyebab
yang datangnya dari diri pribadi atau individu Faktor eksternal
berasal dari lingkungan atau sistem. Pencegahan korupsi dapat
dilakukan dengan menghilangkan, atau setidaknya mengurangi, kedua
faktor penyebab tersebut. PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI Nilai -Nilai
Anti-korupsi KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
4. PENYEBAB KORUPSI Faktor internal sangat ditentukan oleh kuat
tidaknya nilai-nilai anti korupsi tertanam dalam diri setiap
individu. Nilai-nilai anti korupsi itu perlu diterapkan oleh setiap
individu untuk dapat mengatasi faktor eksternal agar korupsi tidak
terjadi. Untuk mencegah terjadinya faktor eksternal, selain
memiliki nilai-nilai anti korupsi, setiap individu perlu memahami
dengan mendalam prinsip-prinsip anti korupsi PENDIDIKAN
ANTI-KORUPSI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG Nilai - Nilai Anti-korupsi
5. PENGERTIAN ANTI-KORUPSI Memperbaiki moral manusia sebagai
umat beriman; Memperbaiki moral bangsa; Meningkatkan kesadaran
hukum individu dan masyarakat. Merupakan kebijakan untuk mencegah
dan menghilangkan peluang bagi berkembangnya korupsi. 1 2 3
10Pengertian Korupsi Langkah-langkah anti korupsi meliputi :
Memilih Pemimpin yang bersih, jujur, anti korupsi, peduli, cepat
tanggap dan teladan; Mengentaskan kemiskinan;4 5
6. PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Nilai Nilai Anti-korupsi
mari kita simak film ini
7. NILAI-NILAI ANTI KORUPSI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
Nilai - Nilai Anti-korupsi KEJUJURAN 1 KEPEDULIAN 2 KEMANDIRIAN 3
KEDISIPLINAN 4 TANGGUNG JAWAB 5 KERJA KERAS 6 KESEDERHANAAN 7
KEBERANIAN 8 KEADILAN 9
8. PRINSIP-PRINSIP ANTI KORUPSI
9. PRINSIP- PRINSIP ANTI- KORUPSI Kewajaran Transparansi Aturan
Main Akuntabilitas Kontrol Aturan Main
10. Akuntabilitas mengacu pada kesesuaian antara aturan dan
pelaksanaan kerja Semua lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya
sesuai aturan main baik dalam bentuk konvensi (de facto) maupun
konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu dengan
individu) maupun pada level lembaga. Akuntabilitas
11. 1. Akuntabilitas harus dapat diukur dan
dipertanggungjawabkan melalui mekanisme pelaporan dan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan semua kegiatan. 2. Evaluasi
atas kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat
yang diperoleh masyarakat baik secara langsung maupun manfaat
jangka panjang dari sebuah kegiatan. Bagaimana mengukur
Akuntabilitas ?
12. Transparansi : prinsip yang mengharuskan semua proses
kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk
penyimpangan dapat diketahui oleh publik. Transparansi menjadi
pintu masuk sekaligus kontrol bagi seluruh proses dinamika
struktural kelembagaan. Dalam bentuk yang paling sederhana,
transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk saling
menjunjung tinggi kepercayaan (trust). Transparansi
13. Proses penganggaran yang bersifat bottom up, mulai dari
perencanaan, implementasi, laporan pertanggungjawaban dan penilaian
(evaluasi) terhadap kinerja anggaran. Proses penyusunan kegiatan
atau proyek pembangunan. Hal ini terkait pula dengan proses
pembahasan tentang sumber-sumber pendanaan (anggaran pendapatan)
dan alokasi anggaran (anggaran belanja). Perlunya keterlibatan
masyarakat dalam proses transparansi:
14. Proses pembahasan tentang pembuatan rancangan peraturan
yang berkaitan dengan strategi penggalangan (pemungutan) dana,
mekanisme pengelolaan proyek mulai dari pelaksanaan tender,
pengerjaan teknis, pelaporan finansial dan pertanggungjawaban
secara teknis. Proses pengawasan dalam pelaksanaan program dan
proyek pembangunan yang berkaitan dengan kepentingan publik dan
yang lebih khusus lagi adalah proyek-proyek yang diusulkan oleh
masyarakat sendiri. Proses evaluasi terhadap penyelenggaraan proyek
yang dilakukan secara terbuka dan bukan hanya pertanggungjawaban
secara administratif, tapi juga secara teknis dan fisik dari setiap
out put kerja-kerja pembangunan.
15. Kontrol masyarakat sangat diperlukan Kontrol Masyarakat
Proses Perencanaan Program Pembangunan, Anggaran Pendapatan dan
Anggaran Belanja Negara atau Daerah Evaluasi dan Penilaian Kinerja
Anggaran Out Come Jangka Pendek & Jangka Panjang Implementasi
Alokasi Sektor, Pelaksanaan, serta Pengawasan Format Laporan
Pertanggungjawaban Out Put (Teknisi Fisik dan Administrasi)
16. Fairness Prinsip fairness ditujukan untuk mencegah
terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik
dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran lainnya.
17. 1. Komprehensif dan disiplin : mempertimbangkan keseluruhan
aspek, berkesinambungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran
dan tidak melampaui batas (off budget). 2. Fleksibilitas : adanya
kebijakan tertentu untuk efisiensi dan efektifitas. 3. Terprediksi
: ketetapan dalam perencanaan atas dasar asas value for money dan
menghindari defisit dalam tahun anggaran berjalan. Anggaran yang
terprediksi merupakan cerminan dari adanya prinsip fairness di
dalam proses perencanaan pembangunan. 4. Kejujuran : adanya bias
perkiraan penerimaan maupun pengeluaran yang disengaja, yang
berasal dari pertimbangan teknis maupun politis. Kejujuran - bagian
pokok dari prinsip fairness. 5. Informatif : adanya sistem
informasi pelaporan yang teratur dan informatif sebagai dasar
penilaian kinerja, kejujuran dan proses pengambilan keputusan.
Sifat informatif - ciri khas dari kejujuran. lima langkah penegakan
prinsip fairness
18. Kebijakan anti korupsi mengatur tata interaksi agar tidak
terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat.
Kebijakan anti korupsi tidak selalu identik dengan undang- undang
anti-korupsi, namun bisa berupa undang-undang kebebasan mengakses
informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang
anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat
mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan
anggaran negara oleh para pejabat negara. Kebijakan
Anti-Korupsi
20. Isi kebijakan: Kebijakan anti-korupsi akan efektif apabila
di dalamnya terkandung unsur-unsur yang terkait dengan persoalan
korupsi. Pembuat kebijakan: Kualitas isi kebijakan tergantung pada
kualitas dan integritas pembuatnya. Pelaksana kebijakan: Kebijakan
yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor
penegak kebijakan; yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan,
pengacara, dan lembaga pemasyarakatan. Kultur kebijakan: Eksistensi
sebuah kebijakan terkait dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap,
persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap hukum atau
undang-undang anti korupsi. Lebih jauh kultur kebijakan ini akan
menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam pemberantasan
korupsi. 4 Aspek Kebijakan .
21. Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang
dibuat betul-betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi.
Kontrol Kebijakan
22. OposisiPartisipas i KEBIJAKAN Revolusi 3 Model Kontrol
Kebijakan
23. Partisipasi: Melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan
ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya. Oposisi: Mengontrol
dengan menawarkan alternatif kebijakan baru yang dianggap lebih
layak. Revolusi; Mengontrol dengan mengganti kebijakan yang
dianggap tidak sesuai. 3 Model Kontrol Kebijakan
24. Perbedaan kontrol terhadap kebijakan tergantung pada sistem
yang terbangun. Dalam sistem demokrasi yang sudah mapan
(established), kontrol kebijakan tersebut dapat dilakukan melalui
partisipasi dan oposisi.
25. mari kita simak film ini
26. BAGAIMANA ANALISA SAUDARA MENGENAI VIDIO TERSEBUT ?