8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Analisis Sistem
Analisis sistem menurut Whitten (2004, p38) adalah suatu pembelajaran
bisnis problem domain untuk memberikan kemajuan dan spesifikasi dari
kebutuhan bisnis dan prioritas bagi jalan keluarnya. Tahap analisis sistem
dilakukan sebelum tahap perancangan sistem. Tahap analisis merupakan tahap
yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan
menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Analisis suatu sistem
sangatlah diperlukan untuk mengetahui masalah atau hambatan yang ada dalam
suatu sistem sehingga memudahkan dalam menentukan penyelesaian masalah
apabila hambatan tersebut muncul. Dengan analisis sistem, perusahaan juga
dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari suatu sistem.
2.1.2 Internet
2.1.2.1 Pengertian Internet
Pengertian internet menurut O’Brien (2003, p10), internet merupakan
jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan, dan
jaringan pemerintahan yang saling berhubungan dengan jumlah penggunanya
lebih dari 200 negara.
Federal Networking Council mendefinisikan internet sebagai sistem
informasi global yang secara logik terhubung oleh suatu alamat global yang unik
berdasarkan Internet Protocol (IP), mampu melakukan komunikasi
9
menggunakan Transmission Control Protocol (TCP/IP), dan dapat digunakan
untuk kepentingan publik maupun personal. Dari keterangan diatas internet
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem jaringan komputer global yang terdiri
dari user dan data.
Sistem jaringan global mempunyai arti bahwa semua orang di seluruh
dunia dapat terhubung dengan internet, walaupun setiap pengguna internet
mengembangkannya menurut budayanya masing-masing. Dengan kata akhir
tanpa kemampuan untuk mengakses data dan informasi personal, tidak akan ada
yang tertarik untuk terhubung dengan internet.
Konsep internet yang mampu untuk memberikan akses informasi lebih
cepat dan membuat komunikasi lebih mudah dan cepat menjadi tujuan utama
dari internet. Pada zaman sebelum internet berkembang, pertukaran informasi
dan komunikasi dilakukan melalui jalan yang lama antara lain surat pos, telepon,
rapat langsung, dan lainnya. Sekarang cara-cara lama tersebut dapat dilakukan
secara cepat melalui internet.
2.1.2.2 Sejarah Internet
Cikal bakal internet sesungguhnya diawali dari Uni Soviet, ketika pada
tahun 1957 mereka meluncurkan sebuah satelit bernama Sputnik. Peluncuran
sputnik ini dirasakan sebagai ancaman oleh Amerika Serikat. Presiden Dwight
D.Eisenhower menyatakan perlunya membangun sebuah teknologi yang
membuat Amerika tetap sebagai negara superior. Kemudian dibentuklah sebuah
badan yang disebut Advanced Research Projects Agency (ARPA). ARPA
bernaung dibawah Departemen Pertahanan Amerika atau Department of Defense
(DoD).
10
Pada tahun 1969, DoD memberi tugas pada ARPA untuk membangun
sebuah mata rantai komunikasi antara DoD dengan militer yang tidak dapat
disabot oleh musuh mereka. Jaringan komunikasi yang diciptakan ini disebut
ARPAnet. Pada awalnya ARPAnet hanya menghubungkan 4 buah situs saja,
yaitu:
a. Stanford Research Institute (SRI)
b.University of California at Santa Barbara (UCSB)
c. University California at Los Angeles (UCLA)
d.University of Utah
Pada tahun 1970, penelitian yang dilakukan di Stanford University
menghasilkan sebuah protokol yang disebut TCP / IP. Protokol TCP / IP inilah
yang berkembang terus hingga sekarang dan menjadi protokol standar dalam
internet. (Kurniawan, 2001, p2).
2.1.3 World Wide Web (WWW)
World Wide Web dibuat oleh Tim Berners-Lee sebagai sarana yang lebih
mudah untuk mengirim informasi dan membuat informasi tersebut tersedia di
internet.
World Wide Web adalah suatu aplikasi perangkat lunak yang
mempermudah dan memungkinkan bagi semua orang untuk mengirim dan
mengakses dokumen Hypertext dalam internet. Web dapat kita anggap sebagai
wadah dari semua informasi yang bisa kita akses menggunakan web browser.
Web telah berkembang besar karena kemudahan penggunaan dan tampilannya
secara visual. Penggunaan kata web karena keterhubungan antara dokumen-
dokumen yang menyerupai jaring laba-laba.
11
Menurut McLeod (2001,p75), World Wide Web adalah ruang informasi di
internet, tempat dokumen-dokumen hypermedia disimpan dan dapat diambil
melalui skema alamat yang unik. Tujuan dari web adalah untuk menciptakan
lingkungan penggunaan yang nyaman bagi user. Dalam web berlangsung
berbagai aktivitas seperti, email, usenet news, chat dan sebagainya. Pelacakan
web dilakukan dengan memasukan alamat URL (Uniform Resource Locater)
yang dimiliki oleh setiap web.
World Wide Web sering kali dianggap dianggap sama dengan internet,
walaupun sebenarnya World Wide Web hanyalah bagian dari internet.
2.1.4 Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya
terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada
didalam World Wide Web (WWW) di internet. Sebuah web page adalah
dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language),
yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang
menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para
pemakai melalui web browser. Semua publikasi dari website-website tersebut
dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar.
2.1.5 File Transfer Protocol (FTP)
File Transfer Protocol (FTP) adalah metode yang paling umum
digunakan sejak dulu dalam mentransfer file-file dalam internet. FTP bekerja
didalam dua model yang berbeda. Yang pertama adalah FTP dapat digunakan
untuk transfer file-file diantara dua account di internet (namun transfer ini
memerlukan password kedua account). Model yang satu lagi dikenal sebagai
12
Anonymous FTP, sebuah Anonymous FTP memampukan setiap user untuk
terhubung dengan sistem dan men-download file-file. FTP sendiri tidak memiliki
fasilitas untuk memberitahu user dimana lokasi sebuah file, sehingga dapat
dikatakan bahwa FTP adalah media dalam sharing dokumen tanpa user perlu
tahu dimana lokasi file tersebut. (Deitel, J.Dietel, Nieto, 2001, p49).
2.1.6 Transmision Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP)
TCP / IP adalah protokol utama yang digunakan pada internet. TCP / IP
adalah sebuah nama umum untuk koleksi lebih dari 100 protokol yang digunakan
untuk menghubungkan komputer dan jaringan. TCP / IP sendiri merupakan
kombinasi antara dua protokol penting yaitu Transmission Control Protocol
(TCP) dan Internet Protocol (IP). Peranan kedua protokol tersebut saling
mendukung di dalam pengiriman informasi di internet. Cara kerjanya adalah :
TCP akan memecahkan informasi yang hendak dikirim menjadi paket-paket
kecil. Lalu IP akan mentransportasikan paket-paket tersebut ke alamat yang
dituju. Lalu TCP alamat yang dituju akan menerima paket-paket tersebut dan
mengecek error. Jika ditemukan error, TCP akan meminta paket dikirim ulang.
Namun jika tidak ditemukan error maka TCP akan menggabungkan paket-paket
tersebut kembali menjadi informasi. (Govanus, 1999,p15).
2.1.7 Hypertext Transfer Protocol (HTTP)
Menurut Dara (2001, pp 100-101) HTTP adalah protokol yang digunakan
WWW untuk transfer dan memproses file HTML. Protokol ini secara
keseluruhan beroperasi tanpa sepengetahuan pemakai sehingga pemakai tidak
perlu mengetahui TCP / IP bila hanya sekedar menggunakan internet. HTTP
memungkinkan adanya transmisi dan penerimaan informasi dalam bentuk yang
13
berbeda, seperti teks, gambar, animasi, dan suara melewati internet antara web
browser dan web server.
2.1.8 PHP
Menurut Sidik (2001, p3), PHP merupakan script untuk pemrograman
script web server-side, script yang membuat HTML secara on the fly, dokumen
HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat
dengan menggunakan text editor atau editor HTML.
Tujuan utama penggunaan bahasa ini adalah untuk memungkinkan
perancang web menulis halaman web dinamik dan cepat. PHP mendukung
penggunaan database seperti MySQL, dan menyatu dengan HTML yang
dijalankan pada server side. Yang artinya semua syntax yang kita berikan akan
sepenuhnya dijalankan pada server, sedangkan yang dikirim ke browser hanya
hasilnya saja.
2.1.9 Uniform Resource Locators (URLs)
Saat WWW dikembangkan di internet, muncul juga kebutuhan akan cara
standar dalam menspesifikasi sebuah site / file di web. Akhirnya, sistem
pengamatan menggunakan URLs yang mengkombinasikan informasi mengenai
tipe protokol yang digunakan, alamat, dimana sumber daya dialokasikan, lokasi
sub direktori dan nama file.
Contoh URLs :
HTTP : // www.kaskus.us/showthread/index.html
Dimana :
1. HTTP: tipe internet protokol yang digunakan.
2. // :standar penulisan alamat URL.
14
3. www.kaskus.us: nama domain dari site dimana informasi yang dicari berada
4. /showthread: jalur / path dari informasi yang dicari.
5. /index.html: nama file dimana informasi berada.
(Castro, 2000, p27-29).
2.1.10 Domain Names
Domain names mempresentasikan IP Address dan dimaksudkan untuk
mempermudah mengerti dan mengingatnya dengan mengkonversikan nomor
menjadi nama. Saat ini terdapat 7 macam domain name yang umum digunakan,
yaitu:
1..com: commercial / komersil
2..edu: education / lembaga pendidikan
3..gov: government / pemerintah
4..net: network / penyedia layanan internet
5..mil: militer USA
6..org: organization / organisasi umum
7..int: international organization / organisasi internasional
(Reedy, et al, 2000, p106).
2.1.11 Sistem
Pengertian Sistem menurut Mcleod (2001, p11) adalah sekelompok
elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan
organisasi atau perusahaan yang terdiri dari sejumlah sumber daya dan sumber
daya tersebut bekerja menuju tercapainya suatu tujuan tertentu yang ditentukan
oleh pemilik perusahaan tersebut. Dengan adanya sistem yang berjalan dalam
suatu perusahaan maka akan ada sebuah pengaturan dan kerjasama dalam proses
15
input dan output dalam perusahaan tersebut, sehingga arus informasi yang
diproses akan berjalan dengan seimbang
2.1.12 Informasi
Menurut McLeod (2001, p15), informasi adalah data yang telah diproses
atau data yang memiliki arti.
Menurut Haag dkk(2005, p6), Informasi adalah data yang telah memiliki
arti dalam konteks yang spesifik
Menurut O’Brien (2003, p38) informasi adalah suatu data yang telah
diproses dan dimasukkan dalam konteks yang memberikan nilai bagi pemakai
akhir tertentu.
Dapat disimpulkan informasi adalah data yang diolah menjadi lebih
berguna, jelas dan memiliki arti bagi pengguna.
2.1.13 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Hall ( 2001, p7), sistem informasi adalah sebuah rangkaian
prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan
didistribusikan kepada para pemakai.
Menurut Laudon (2004, p8), sistem informasi merupakan sekumpulan
komponen yang saling berhubungan dan fungsinya mengumpulkan, memproses,
menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk membantu manajer dalam
mengambil keputusan, menganalisis dan menggambarkan masalah yang
kompleks dalam suatu organisasi.
Maka disimpulkan sistem informasi adalah sebuah rangkaian dimana
terdapat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan
16
data, memproses data menjadi informasi dan mendistribusikannya kepada
pemakai.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Pemasaran
2.2.1.1 Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler (2002, p9), pemasaran adalah suatu proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut McLeod (2001, P449), pemasaran terdiri dari kegiatan
perorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan
pertukaran yang memuaskan dalam hubungan yang dinamis melalui penciptaan,
pendistribusian, promosi, dan penentuan harga barang, jasa, dan gagasan.
Menurut Rangkuti (2002, p48), pemasaran adalah suatu proses kegiatan
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan
manajerial. Akibat dari faktor-faktor tersebut adalah masing-masing individu
maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,
menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki komoditas.
Maka pemasaran dapat disimpulkan sebagai suatu proses kegiatan baik
perorangan maupun organisiasi yang menawarkan dan menciptakan hubungan
pertukaran produk baik dalam bentuk barang, jasa maupun gagasan.
2.2.1.2 Tujuan Pemasaran
Tujuan pemasaran menurut Peter Drucker adalah membuat kegiatan
menjual berjalan lancar, yaitu untuk mengetahui dan memahami para pelanggan
17
dengan baik sehingga produk atau jasa yang dihasilkan cocok dengan mereka
yang dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan
pelanggan yang siap membeli.
2.2.1.3 Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah didefinisikan sebagai analisis,
perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang
dirancang dengan pembeli, sasaran yang menguntungkan perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan. (Kotler 2001, p18).
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
pemikiran penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan barang dan jasa
untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan
organisasi. (Kotler, 2001, p9).
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran
adalah suatu proses analisis perencanaan dan implementasi yang mempunyai
tujuan menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan
menciptakan tujuan perusahaan.
18
2.2.1.4 Konsep Pemasaran
Gambar 2.1 Konsep Dasar Pemasaran
Pada gambar 2.1 diatas menunjukkan konsep dasar pemasaran saling
terkait dengan tiap konsep yang diciptakan sebelumnya.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001, p8-17), konsep pemasaran inti
terdiri dari:
1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan
Kebutuhan manusia (needs) adalah pernyataan dari perasaan kekurangan.
Keinginan adalah kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan
kepribadian seseorang. Ketika didukung oleh daya beli, keinginan berubah
menjadi permintaan.
2. Produk dan jasa
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan
kebutuhan atau keinginan pelanggan. Selain barang nyata produk meliputi jasa,
19
yang merupakan aktivitas atau manfaat yang ditawarkan untuk dijual, yang pada
dasarnya tidak nyata dan tidak berakibat pada kepemilikan apapun.
3. Nilai, kepuasan dan mutu
Nilai pelanggan (customer value) merupakan selisih antara nilai yang diperoleh
pelanggan dengan memiliki dan menggunakan suatu produk, dengan biaya yang
dikeluarkan (cost) untuk memperoleh produk tersebut. Kepuasan pelanggan
(customer satistfaction) bergantung pada perkiraan kinerja produk dalam
memberikan nilai, relatif terhadap harapan pembeli. Kepuasan pelanggan
berkaitan dengan kualitas. Manajemen mutu total (total quality management)
adalah suatu program yang dirancang untuk memperbaiki mutu produk, jasa dan
proses pemasaran secara terus-menerus.
4. Pertukaran, transaksi, dan hubungan pemasaran
Pertukaran adalah suatu tindakan untuk memperoleh obyek yang diharapkan dari
seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai pengganti. transaksi adalah suatu
perdagangan yang melibatkan paling sedikit dua bentuk nilai, persetujuan
mengenai tempat. Transaksi pemasaran merupakan bagian dari gagasan yang
lebih besar mengenai hubungan pemasaran. Hubungan pemasaran yaitu proses
menciptakan, memelihara, dan meningkatkan hubungan timbal balik dengan
pelanggan dan pihak lain yang berkepentingan.
5. Pasar
Pasar adalah seperangkat pembeli aktual dan potensial dari sebuah produk.
20
6. Pemasaran
Pemasaran berarti mengelola pasar untuk menghasilkan pertukaran dan
hubungan dengan tujuan menciptakan nilai dan memuaskan kebutuhan akan
keinginan.
2.2.1.5 Riset Pemasaran
Riset pemasaran adalah kegiatan penelitian pemasaran yang dilakukan
secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan masalah, pengumpulan
data, pengolahan data dan interpretasi hasil penelitian (Rangkuti 2002, p1).
Tujuan riset pemasaran adalah :
• Mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan
kenyataan yang ada secara obyektif.
• Bebas dari pengaruh keinginan pribadi.
2.2.1.6 Marketing Mix
Menurut Kotler (2001, p56), Marketing Mix adalah the set of
controllable, tactical marketing tools that the firm blends to produce the
response it wants in the target market.
Atau dapat diartikan seperangkat alat pemasaran yang taktis dan
terkontrol yang digunakan oleh perusahaan untuk terus menerus untuk mencapai
tujuan respon yang diinginkan perusahaan di pasar yang menjadi sasaran.
Alat pemasaran tersebut dikumpulkan menjadi 4 kelompok yang dikenal
dengan four Ps : product, price, place, and promotion atau 4 P yaitu produk,
harga, tempat, dan promosi.
21
The four Ps of Marketing Mix
Gambar 2.2 The four Ps of Marketing Mix Kotler (2004,p58)
Menurut McLeod (2001, p449), alat-alat tersebut diklasifikasikan
menjadi empat kelompok yang luas yang disebut 4 (empat) P dalam pemasaran,
yaitu :
1. Produk (Product)
Adalah apa yang dibeli oleh pelanggan untuk memuaskan keinginan atau
kebutuhannya. Produk dapat berupa barang fisik, berbagai jenis jasa, atau suatu
gagasan.
22
2. Harga (Price)
Harga terdiri dari semua elemen yang berhubungan dengan apa yang dibayar
oleh pelanggan untuk produk itu.
3. Promosi (Promotion)
Promosi berhubungan dengan semua cara yang mendorong penjualan produk,
termasuk periklanan dan penjualan langsung.
4. Tempat (Place)
Tempat berhubungan dengan cara mendistribusikan produk secara fisik kepada
pelanggan melalui saluran distribusi.
2.2.1.7 Proses Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2001, p53), proses pemasaran adalah
proses yang (1) menganalisis peluang pemasaran; (2) menyeleksi pasar sasaran;
(3) mengembangkan bauran pemasaran; dan (4) mengatur usaha pemasaran.
Rencana strategis mendefinisikan misi dan tujuan perusahaan secara
keseluruhan. Dalam setiap unit bisnis, pemasaran memainkan peran dalam
membantu pencapaian seluruh tujuan strategis.
Konsumen sasaran berada dibagian tengah. Perusahaan mengidentifikasi
seluruh pasar, membaginya ke dalam segment yang lebih kecil, memilih segment
yang paling menjanjikan, dan memusatkan perhatian dalam pelayanan serta
pemuasan segment ini. Perusahaan merancang bauran pemasaran yang disusun
oleh faktor-faktor dibawah kendali produk, harga, lokasi, dan promosi. Untuk
mendapatkan bauran pemasaran yang terbaik dan dapat melaksanakannya,
perusahaan turut serta dalam analisis pemasaran, perencanaan, implementasi, dan
23
pengawasan. Melalui kegiatan-kegiatan ini, perusahaan melakukan pengamatan
dan penyesuaian terhadap lingkungan pemasaran.
2.2.2 E-Business
E-business (e-bisnis) merupakan penggunaan platform elektronik untuk
mengarahkan bisnis perusahaan. Internet dan teknologi lainnya akan membantu
bisnis perusahaan menjadi lebih cepat, akurat, dan memiliki cakupan yang lebih
luas (Kotler dan Armstrong, 2001, p74)
2.2.3 E-Marketing
2.2.3.1 Pengertian Pemasaran Internet (e-Marketing)
Chaffey, et al, mendefinisikan e-Marketing sebagai pencapaian tujuan
pemasaran perusahaan melalui penggunaan teknologi komunikasi elektronik
(2006, p9). E-Marketing tidak hanya menunjuk pada penggunaan media digital,
tetapi juga berhubungan dengan bagaimana melakukan manajemen data
konsumen dan menjaga relasi yang baik dengan konsumen.
Menurut Mohammed, et al, (2003, p4), internet marketing merupakan
proses membangun dan memelihara hubungan dengan konsumen melalui
aktifitas online untuk memfasilitasi pertukaran ide, produk, dan layanan yang
memuaskan tujuan dari kedua belah pihak.
Jadi, e-Marketing (internet marketing) bisa didefinisikan sebagai
pencapaian tujuan pemasaran perusahaan dengan media digital yang
memfasilitasi pertukaran ide, produk, dan layanan serta mencakup proses untuk
membangun relasi dengan konsumen.
24
2.2.3.2 Tahapan e-Marketing
Gambar 2.3 Tujuh tahapan e-marketing (seven stages of marketing)
Menurut Mohammed, et al, (2003, p1) proses e-marketing terbagi
menjadi 7 (tujuh) tahapan :
Tahap 1 : Framing marketing opportunity
Tahap ini melibatkan analisis peluang pasar dan inisial pertama dalam konsep
bisnis yaitu mengumpulkan data offline dan online yang cukup untuk
membangun tanggung jawab dari penaksiran peluang.
25
Gambar 2.4 Framework for Market Opportunity (Mohammed 2003, p10)
Pada tahap ini terdiri dari enam langkah :
1. Investigate Opportunity in an Existing or New Value System (Menemukan
peluang pada sistem nilai yang sedang berjalan maupun yang baru)
Seed Opportunity in Existing New Value System
Identify Unmet and Underserved Need(s)
Identify Target Segment(s)
Declare Company’s Resource-based Opportunity for Advantage
Assess Competitive, Technological, and Financial Opportunity
Make “Go/No Go” Assessment
26
Melakukan identifikasi faktor-faktor apa saja yang menjadi peluang pasar bagi
perusahaan dan faktor-faktor dari lingkungan sekitar yang dapat mendukung
perusahaan untuk melaksanakan pemasaran melalui internet.
2. Identify unmet or Underserved Needs (Mengidentifikasi kebutuhan yang
belum terpenuhi)
Mencari tahu keinginan dan kebutuhan pelanggan yang masih belum dapat
dipenuhi.
3. Determine Target Customer Segments (Menentukan segmentasi target
pelanggan)
Dalam melakukan pemilihan dan mengidentifikasi pelanggan yang menjadi
prioritas, diperlukan pengertian yang jelas mengenai pembagian target
perusahaan. Perusahaan harus mengembangkan sketsa awal untuk membuat
konsep bisnis dan memperkirakan besarnya peluang. Tujuh segmentasi tersebut,
yakni :
a. Demographics
Pengelompokan berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku, pendapatan,
status dalam keluarga, pendidikan, dan internet.
b. Firmographics
Pengelompokan dengan membagi pasar berdasarkan variabel spesifik
perusahaan. Contohnya jumlah karyawan dan ukuran besar kecilnya perusahaan.
c. Geographics
Pengelompokan dengan membagi pasar ke dalam unit-unit geografis.
Contohnya negara, wilayah, dan kota.
27
d. Behavioral
Pengelompokan dengan membagi pasar berdasarkan bagaimana pelanggan
membeli dan menggunakan produk. Contohnya offline shopping behaviour atau
web usage.
e. Occasion
Pengelompokan pelanggan berdasarkan kegiatan rutin, kegiatan khusus, waktu,
lokasi, event, dan lain sebagainya.
f. Psychographics
Pengelompokan pelanggan berdasarkan gaya hidup, kepribadian, pertalian, dan
lain sebagainya.
g. Benefits
Pengelompokan pelanggan berdasarkan pada keuntungan atau kualitas yang
dicari suatu produk. Contohnya kenyamanan, kualitas, dan lain sebagainya.
4. Assess Resource Requirements to Deliver the Offering (Mengidentifikasi
kebutuhan sumber daya untuk menyampaikan penawaran)
Sebuah perusahaan harus memiliki sekumpulan sumber daya untuk menang
dalam pasar. Pada langkah ini, perusahaan menyusun pengalaman dan manfaat
apa yang akan dibutuhkan untuk memberikan manfaat dari penawaran tersebut.
Sistem sumber daya merupakan sebuah kumpulan dari kegiatan dan aset-aset
yang terpisah yang dimiliki oleh perusahaan ataupun individu, yang ketika
digabungkan akan menciptakan keunggulan perusahaan. Adapun sumber daya
tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni:
28
a) Customer-facing
Sumber daya dalam customer-facing meliputi nama merek, tenaga penjualan
yang handal, dan saluran distribusi yang beragam.
b) Internal
Sumber daya ini berhubungan dengan operasi internal perusahaan, seperti
teknologi, pengembangan produk, pengalaman staff, skala ekonomis, dan
sebagainya.
c) Upstream
Sumber daya ini ada kaitannya dengan hubungan perusahaan dengan para
penyalur.
4. Assess Competitive, Technological, and Financial Attractiveness of
Opportunity (Menilai peluang persaingan, teknologi dan kesempatan atas
daya tarik keuangan)
Perusahaan mencoba meramalkan kemungkinan persaingan, teknologi yang kira-
kira sesuai untuk diterapkan serta keadaan keuangan yang memungkinkan.
Faktor-faktor yang dapat digunakan perusahaan untuk penilaian terhadap
peluang:
a. Competitive intensity
Mengukur tingkat kemampuan bersaing suatu perusahaan dengan
mengidentifikasi kompetitor yang akan dihadapi. Competitor atau pesaing dapat
dibagi menjadi:
1) Kompetitor langsung
perusahaan yang bergerak di bidang industri yang sama
29
2) Kompetitor tidak langsung
perusahaan yang menjadi pesaing secara tidak langsung,
dibedakan menjadi dua kategori, yakni:
1. Substitute producers
Perusahaan lain yang menjual produk dan jasa yang berbeda,
tetapi dapat memberikan fungsi yang sifatnya menggantikan
produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
2. Adjacent competitors
Perusahaan yang tidak menawarkan produk atau jasa yang
sama, tetapi memiliki potensi untuk menjadi pengganti pada
saat-saat tertentu.
b. Customer dynamics
Mengukur dinamika konsumen yang mempengaruhi permintaan akan produk
perusahaan.
c. Technology vulnerability
Pemanfaatan teknologi tepat guna yang mendukung pertambahan suatu nilai bagi
perusahaan.
d. Micro economics
Pengukuran peluang financial perusahaan yang dilihat melalui ukuran
perusahaan dan keuntungan yang diperoleh.
6. Conduct Go/No-Go Assessment (Keputusan untuk go atau no go)
Melakukan penilaian terhadap peluang, sumber daya yang dimiliki perusahaan,
dan kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi untuk menilai besarnya
dukungan terhadap pelaksanaan sistem pemasaran melalui internet.
30
Beberapa faktor yang digunakan untuk menentukan keputusan go/no-go
antara lain:
o Competitive vulnerability (Kemampuan bersaing)
o Magnitude of unmet need (tingkat kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi)
o Interaction between segment (Interaksi dalam segmentasi)
o Likely rate of growth (Kecenderungan pertumbuhan)
o Technology vulnerability (Kemampuan teknologi)
o Market size (Ukuran pasar)
o Level of profitability (Tingkat keuntungan)
Tiga parameter yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang diatas, yaitu:
o Positive factor
Apabila faktor tersebut memberikan nilai tambah ke perusahaan.
o Neutral factor
Apabila faktor tersebut tidak memberikan dampak yang terlalu besar ke
perusahaan.
o Negative factor
Apabila faktor tersebut akan membuat perusahaan mengalami kesulitan dalam
meraih peluang yang ada.
Tahap 2 : Formulating the Marketing Strategy
Strategi internet marketing berdasar pada perusahaan, unit bisnis, dan
keseluruhan dari strategi perusahaan. Tujuan strategi pemasaran, sumber daya,
dan ukuran kejadian harus disatukan dengan strategi unit bisnis. Pada akhirnya,
keseluruhan pada strategi marketing meliputi aktifitas online dan offline.
Tiga konsep dalam strategi pemasaran yaitu :
31
1. Segmentation
Proses pembagian atau pengelompokan pelanggan yang heterogen menjadi
pelanggan yang homogen (kesamaan dari sisi minat, daya beli, gaya hidup)
dalam suatu sub unit tertentu yang membuat mereka menjadi bagian dari
program pemasaran.
Dengan mengacu pada matriks segmentasi Bricks and Mortar, perusahaan dapat
menentukan strategi segmentasi yang paling tepat dan yang paling sesuai
dijalankan.
Dimensi pertama dari matriks tersebut (change in segmentation Characteristics
Due to Internet) menjelaskan tentang karakteristik segmentasi pasar setelah
perusahaan berpindah ke pemasaran melalui internet akan berubah atau tidak dan
dimensi kedua (change in size of Market Segments) menjelaskan tentang ukuran
segmentasi pasar setelah perusahaan beralih ke pemasaran melalui internet akan
berubah atau tidak.
Berdasarkan kedua dimensi tersebut dapat diperoleh empat kemungkinan posisi
perusahaan, yakni sebagai berikut :
- Reclassified Expansion
Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan mengalami perubahan dari
pemasaran offline, serta ukuran segmen konsumennya juga mengalami
perubahan setelah perusahaan menerapkan pemasaran online.
- Market Expansion
Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan tidak mengalami perubahan
dari pemasaran offline, tetapi ukuran segmen konsumennya mengalami perluasan
setelah perusahaan menerapkan pemasaran online.
32
- No Change
Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan serta ukuran segmen
konsumennya tidak mengalami perubahan dari pemasaran offline setelah
perusahaan menerapkan pemasaran online.
- Market Classification
Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan mengalami perubahan dari
pemasaran offline, tetapi ukuran segmen konsumennya tidak mengalami
perubahan setelah perusahaan menerapkan pemasaran online.
Gambar 2.5 Bricks-and-Mortar segmentation scenarios 2. Targeting
Proses penetapan segmen pasar yang paling menarik yang kemudian akan
dijadikan target utama perusahaan dalam kegiatan akhir dari pemasaran yaitu
penjualan, berdasarkan pada keuntungan, biaya pelayanan, mudah dijangkau, dan
potensi pertumbuhan.
33
3. Positioning
Menurut Mohammed, et al, (2003, p112-113), menekankan pada perbedaan yang
berarti, dapat dikomunikasikan, dan menarik secara financial. Positioning
mempengaruhi persepsi pelanggan akan suatu produk.
Tahap 3 : Designing the customer experience
Perusahaan harus mengerti tipe pengalaman pelanggan yang perlu diberikan
untuk memenuhi peluang pasar. Pengalamannya harus berhubungan dengan
posisi perusahaan dan strategi pemasaran. Rancangan dari pengalaman
pelanggan merupakan penghubung antara strategi pemasaran tingkat tinggi
dengan taktik program pemasaran.
Tiga tahapan hierarki dari pengalaman pelanggan adalah :
a. Experience Functionality
Di tahap paling awal ini, konsumen hanya memandang suatu web yang dimiliki
oleh perusahaan harus mampu bekerja secara baik. Dalam artian web tersebut
harus biasa melayani kebutuhan dari konsumennya.
b. Experiencing Intimacy
Ketika web dirasa telah dapat melayani kebutuhan konsumen, pengalaman
konsumen akan berlanjut ke tahapan yang bisa lebih tinggi. Di tahapan inilah
konsumen mulai menuntut web yang ditampilkan perusahaan lebih dapat
mengerti keinginan konsumen yang bersangkutan agar pengalaman beralih ke
tingkat loyal.
c. Experiencing Evangelism
Di tahap yang terakhir, konsumen telah berada pada tingkat loyal yang tinggi
dikarenakan perusahaan telah mampu melayani dan memberikan apa yang
34
diharapkan oleh konsumennya secara maksimal. Pada tahapan ini akan dapat
berbagi pengalaman dengan orang lain, sehingga informasi tentang perusahaan
akan menyebar ke publik secara otomatis.
Tahap 4 : Crafting the customer interface
Teknologi internet telah menyebabkan pergantian cara interaksi antara pelangan
dengan perusahaan yaitu dari konsep marketplace (interaksi face to face)
menjadi konsep marketspace ( interkasi screen to face ). Dengan adanya
interaksi screen to face, maka pelanggan dalam waktu kapan saja dan dimana
saja dapat mengakses website mengetahui informasi mengenai perusahaan, yang
meliputi profil perusahaan, promosi, dan sebagainya.
Untuk dapat mendorong interaksi screen to face yang lebih intent maka interface
yang dirancang harus menarik dan mudah dipahami. Dalam perancangan
customer interface mencakup tujuh elemen yakni:
1. Context
Context dari suatu website mencakup estetika dan fungsional dan penglihatan
dan perasaan. Beberapa situs memilih untuk berfokus pada grafik yang menarik,
warna, dan fitur desain, sedangkan yang lainnya lebih menekankan pada
tujuannya, seperti kemudahan navigasi.
2. Content
Content atau isi didefinisikan sebagai subyek digital dalam sebuah situs. Conten
meliputi unsur dari subyek digital, seperti text, video, audio, dan grafik, sebagai
pesan dari obyek digital yang termasuk penawaran produk, layanan, dan
informasi. Sementara context berfokus pada bagaimana desain suatu situs,
35
content berfokus pada apa yang dipresentasikan. Context terdiri dari tiga dimensi
yaitu, offering mix, appeal mix, dan multimedia mix.
3. Community
Didefinisikan sebagai hubungan interaksi yang dibangun berdasarkan
ketertarikan yang sama. Sekumpulan orang dapat menciptakan sebuah hubungan
ikatan yang kuat, sehingga terbentuk komunitas yang saling berhubungan dan
saling bertukar pikiran tentang minat para anggotanya.
Kesadaran mengenai komunitas dapat mendorong pelanggan untuk kembali ke
website karena :
a. Komunitas dapat menciptakan isi yang menarik.
Isi ini, baik diciptakan oleh anggota maupun administrator dapat mendorong
ketertarikan individu untuk mengunjungi situs.
b. Komunitas dapat membuat aktifitas yang mungkin atau yang mudah, jadi
keperluan untuk suatu kepuasan yang tidak didapatkan secara individual.
4. Customization
Didefinisikan sebagai kemampuan suatu situs untuk memodifikasi dirinya sendiri
atau dimodifikasi oleh setiap user. Ketika customization dilakukan dan diatur
oleh perusahaan, ini dikenal sebagai tailoring. Sedangkan jika customization
yang dilakukan dan diatur oleh user, maka ini dikenal sebagai personalisasi.
5. Communication
Komunikasi mengarah pada dialog yang terbentang antara website dengan
usernya. Dimensi komunikasi meliputi tiga bagian, yaitu :
36
a. Broadcast
Broadcast adalah pertukaran informasi satu arah dari organisasi ke user. Pada
umumnya, broadcast adalah hubungan “one-to-many” atara website dengan
usernya. Contohnya adalah : FAQs, e-mail, news latter, broadcast event.
b. Interactive
Komunikasi interaktif adalah komunikasi dua arah antara organisasi dan user.
Contoh dari komunikasi yang interaktif adalah : user input ( user ratings, user
feedback to the site).
c. Hybrid
Hybrid communication adalah kombinasi komunikasi broadcast dan interactive.
6. Connection
Didefinisikan sebagai jaringan yang menghubungkan antara satu situs dengan
situs lainnya.
7. Commerce
Didefinisikan sebagai kapasitas transaksional dari sebuah website.
Kemampuan commerce adalah fitur-fitur dari customer interface yang
mendukung aspek-aspek yang beragam dari transaksi perdagangan.
Dimensi commerce meliputi : registrasi, shopping cart, keamanan, credit
card approval, one-click shopping, order through affiliates, configuration
technology, order tracking, dan delivery options.
Tahap 5: Designing the marketing program
Melalui tahap satu sampai empat, perusahaan seharusnya mempunyai
arah strategi yang jelas. Perusahaan telah membuat keputusan go atau no go pada
beberapa bagian pilihan. Dalam tahapan ini perusahaan akan merancang program
37
pemasaran yang digunakan untuk merangkaikan strategi pemasaran secara
terkombinasi agar dapat menggerakan target pelanggan dari tahap awareness
mengenai produk perusahaan menjadi tahap exploration, kemudian beralih ke
tahap commitment, dan berakhir pada tahap dissolution.
Kerangka kerja yang digunakan untuk menyelesaikan tugas ini adalah
marketspace matrix yang terdiri dari enam kelas pendukung, yaitu product,
pricing, communication, community, distribution, dan branding yang dapat
digunakan untuk menciptakan target pelanggan yang awareness, exploration,
dan diharapkan adanya komitmen pelanggan terhadap penawaran dari
perusahaan.
Untuk meningkatkan hubungan pelanggan terhadap perusahaan, terhadap empat
tahapan, yaitu : Awareness, Exploration / Expansion, Commitment, Dissolution.
a. Awareness
Pada tahapan awareness, pelanggan hanya mengetahui informasi dasar,
pengetahuan, atau sikap mengenai perusahaan, tetapi tidak melakukan
komunikasi dan transaksi dengan perusahaan.
b. Exploration / Expansion
Tahap ini pelelangan dan perusahaan mulai melakukan komunikasi dan tindakan
untuk melakukan transaksi dengan perusahaan, dimana pelanggan mulai tertarik
untuk menjelajahi situs dan mencari informasi perusahaan didalamnya.
c. Commitment
Pada tahapan ini pelanggan merasakan adanya kewajiban dan tanggung jawab
terhadap produk maupun perusahaan. Biasanya pelanggan yang sudah
berkomitmen, mereka akan berulang-ulang bersikap dan bertindak yang
38
mencerminkan loyalitas yang bisa dilakukan dengan mengakses website ataupun
melakukan transaksi berikutnya.
d. Dissolution
Tahapan ini dapat terjadi ketika salah satu atau kedua belah pihak ingin
memutuskan hubungan. Yang menyebabkan terjadinya dissolution adalah:
1. Terdapat alternatif yang lebih baik, atau pelanggan hanya menginginkan
sesuatu yang berbeda
2. Hubungan didunia online akan berakhir sebagai konsekuensinya langsung
dari pengabdian.
3. Dissolution dapat dipicu oleh kegagalan utama, seperti tanggapan layanan
yang buruk, kegagalan produk, atau layanan, persoalan etika dengan perusahaan
ataupun karyawan.
4. Pelanggan sudah tidak sesuai lagi dengan beberapa kategori produk. Seperti
pembeli musik, video games, dan sepatu atletik yang berkurang setelah remaja.
Tahap 6 : Leveraging customer information through technology
Dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, perusahaan harus membuat dan
bertindak berdasarkan 3 (tiga) kunci keputusan:
a. Memilih pasar apa yang hendak dituju secara strategis.
b. Mempelajari lebih lanjut mengenai pelanggan dan merencanakan strategi
untuk mendapatkan target pelanggan.
c. Menaksirkan keuntungan jangka panjang dari pelanggan dan memelihara
hubungan pelanggan (costumer relationship management).
39
Perusahaan menggunakan teknologi informasi untuk mendapatkan, menganalisa,
mengelola, dan memanfaatkan informasi yang pelanggan inginkan untuk
mengurangi ketidakpastian, yang diasosiasikan dengan 3 tipe kunci keputusan.
Pada tahap ini berfokus pada 3 proses penting mengenai informasi pelanggan,
yaitu : marketing research, database marketing, dan customer relationship
management.
a. Marketing research
Tahapan ini membantu perusahaan dalam mengerti dan menemukan apa yang
diinginkan dan dibutuhkan oleh pelanggannya dengan menyediakan informasi
yang konstruktif mengenai kualitas dan kegunaan produk serta pelayanannya
untuk mendukung dalam pengambilan keputusan manajerial. Marketing research
dapat dilakukan dengan dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Mendefinisikan masalah (define problem)
Yaitu mendefinsikan masalah untuk mengevaluasi peluang bisnis yang potensial
dan masalah-masalah yang ada agar semaki jelas.
2. Mengumpulkan data (collect data)
Pengumpulan data dengan menggunakan metode pengumpulan data secara
online dan offline.
3. Mengorganisasi data (organize data)
Setelah terkumpul, data tersebut harus diorganisasikan secara baik guna
mendukung pengambilan keputusan secara efektif.
40
4. Analisis data (Analyze data).
Objektivitas dari langkah analisi data adalah untuk mendapatkan wawasan dari
data yang dikumpulkan, serta untuk membuat perkiraan berdasarkan hasil yang
telah dikumpulkan tersebut.
5. Memanfaatkan data (utilize data)
Dari data hasil analisi dimanfaatkan untuk membuat keputusan strategi
marketing selanjutnya.
b. Database marketing
Ialah proses pemasaran yang meliputi informasi penting mengenai individual
pelanggan, menghormati privasi pelanggan, menganalisis informasi ini untuk
memperkirakan tanggapan pelanggan akan penawaran yang berbeda, dan
membuat keputusan-keputusan pemasaran dari tanggapan yang diharapkan.
c. Customer Relationship Management
CRM adalah proses pemasaran yang berfokus dalam bagaimana caranya
mempertahankan pelanggan. Terdapat tiga cara dalam mempertahankan
pelanggan, yaitu dengan mengerti pelanggannya, mengidentifikasi pelanggannya
dengan mengenalinya secara jelas, dan menjalankan taktik untuk menjaga
hubungan baik dengan para pelanggan.
Tahap 7 : Evaluating the marketing program
Tahap akhir ini memfokuskan pada bagaimana perusahaan dapat menafsirkan
performa program internet marketing dengan menggunakan :
Marketing Metrics Framework.
Matriks ini mengandung tiga aspek, yaitu :
41
a. Financial Metrics
Mengukur performa suatu perusahaan secara finansial.
b. Customer-based Metrics
Mengukur performa pemasaran suatu perusahaan yang didapat dari nilai yang
diberikan oleh pelanggan.
c. Internet marketing program implementasi metrics.
Menafsirkan seberapa baik setiap elemen dari performa program pemasaran
dapat meningkatkan nilai dari pelanggannya, dalam hal ini pengukuran dapat
dilihat dari seberapa suksesnya implementasi dari e-Marketing perusahaan.
2.2.3.3 Strategi e-Marketing
Strategi e-Marketing yang paling umum digunakan adalah model
“CTPM” yang dipopulerkan oleh Ken Evoy, yang meliputi :
1. Content
Menyediakan segala informasi yang dibutuhkan seputar jasa atau produk yang
akan dipasarkan.
2. Traffic
Bagaimana caranya untuk mendatangkan pengunjung untuk melihat jasa atau
produk yang akan dipasarkan.
3. Pre-sell
Membentuk kesan atas jasa atau produk yang akan dipasarkan.
4. Monetize
Mendapatkan penjualan dari jasa atau produk yang dipasarkan.
42
2.2.4 Perancangan Sistem
Yang dimaksud dengan perancangan sistem menurut Whitten (2004, p39)
adalah spesifikasi atau konstruksi dari teknikal, solusi berdasarkan komputer
bagi kebutuhan bisnis didalam analisa sistem. Pada tahap perancangan suatu
sistem juga meliputi konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan
perangkat keras dari suatu sistem.
Menurut Marakas (2006, p2) yang dimaksud dengan analisa sistem dan
perancangan sistem adalah sebuah struktur proses yang bekerja dalam
pengembangan sebuah sistem informasi. Tahap perancangan system akan
berkaitan dengan tahap analisa, sehingga apabila data yang didapatkan kurang
akurat atau tak lengkap, maka sistem yang dirancang tidak akan sesuai dengan
kebutuhan dari perusahaan tersebut.
Dalam buku McLeod (2001, p192), perancangan sistem adalah penentuan
proses dan data yang diperlukan oleh sistem yang baru. Jika sistem itu berbasis
komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis peralatan yang akan
digunakan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem
merupakan suatu tahapan dimana kita harus menentukan bagaimana membangun
atau menyusun sistem informasi yang terbaik sesuai dengan kebutuhan pemakai
informasi.
2.2.4.1 Tujuan Perancangan Sistem
Tahap perancangan sistem memiliki dua tujuan utama yaitu :
• Untuk memenuhi kebutuhan dari pemakai sistem.
43
• Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang
lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang
terlibat.
2.3 Database
2.3.1 Pengertian Database
Menurut Conolly, Begg, dan Strachan (2002, p14), Database adalah
suatu rangkaian data yang secara logis saling terkait, dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi dari suatu perusahaan.
Sedangkan menurut Nickerson (2001, p207), database adalah kumpulan
data dan hubungan antara data-data tersebut yang disimpan dalam tempat
penyimpanan sekunder. Data didalam database dapat disimpan pada beberapa
file yang terpisah atau dalam satu file yang besar. Data disimpan tergantung dari
sofware database tersebut.
Dari dua teori tersebut dapat kami simpulkan pengertian database dalam
tujuan yang paling sederhana, ialah sebuah koleksi data-data. Selain itu database
dapat juga disimpulkan sebagai mekanisme terstruktur yang mempunyai
kemampuan untuk menyimpan informasi dan memanggil informasi yang
tersimpan dengan lebih efektif dan efisien. Manusia menggunakan database
setiap hari tanpa mereka sadari. Sebuah buku telepon merupakan sebuah
database. Datanya terdiri dari nama-nama, alamat-alamat dan nomor telepon
2.3.2 Database Language
2.3.2.1 Structured Query Language (SQL)
Menurut Conolly, Begg, dan Strachan (2002, p111), SQL adalah sebuah
contoh bahasa pemrograman yang transform-oriented, dengan kata lain sebuah
44
bahasa pemrograman yang dirancang untuk menggunakan hubungan untuk
mengubah input (masukan) menjadi output (keluaran) yang dibutuhkan, memiliki
2 komponen utama yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data
Manipulation Language (DML)
2.3.2.2 Data Definition Language (DDL)
Menurut Conolly, Begg, dan Strachan (2002, p55) DDL adalah sebuah
bahasa deskriptif yang memungkinkan DBA atau pengguna untuk
menggambarkan dan memberi nama entitas yang dibutuhkan untuk aplikasi dan
relationship yang mungkin muncul antara entitas yang berbeda.
DDL memungkinkan pemakai membuat spesifikasi tipe dan struktur data,
dan kendala yang akan disimpan dalam database.
2.3.2.3 Data Manipulation Language (DML)
Menurut Conolly, Begg, dan Strachan (2002, p56) DML adalah sebuah
bahasa yang menyediakan sebuat aturan dari operasi yang mendukung operasi
dasar manipulasi data yang disimpan di database.
DML biasanya mempunyai operasi-operasi yaitu :
Insertion, yaitu memasukkan data baru kedalam database
Modification, yaitu mengubah data yang tersimpan dalam database
Retrieval data, yaitu memanggil data dalam database
Deletion data, yaitu menghapus data didalam database
2.4 DataBase Management System (DBMS)
Menurut Conolly, Begg, dan Strachan (2002, p16), ”DBMS is a software
system that enables users to define, create and maintain the database and which
45
provides controlled access to this database”. DBMS adalah sistem perangkat
lunak yang membuat pengguna dapat mengidentifikasi, membuat, memelihara
database dan menyediakan akses terkontrol ke database.
Dan masih dalam buku karangan Connolly, Begg, dan Strachan (2002,
p16), dijelaskan bahwa DBMS menyediakan beberapa fasilitas sebagai berikut :
Pemakai dapat mendefinisikan suatu database, biasanya dilakukan melalui
Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan pemakai membuat
spesifikasi tipe dan struktur data, dan kendala yang akan disimpan dalam
database.
Pemakai dapat meng-insert, meng-update, men-delete, dan memanggil
(retrieve) data dari database, biasanya dilakukan melalui Data Manipulation
Language (DML). Dengan adanya pusat penyimpanan untuk semua data dan
deskripsi dari data, mengizinkan DML untuk menyediakan fasilitas pemeriksaan
umum pada data yang disebut dengan query language. query language yang
paling terkenal adalah Structured Query Language (SQL), dimana sekarang
merupakan bahasa standard dan formal untuk relasi DBMS.
DBMS menyediakan akses terkontrol ke dalam database, contohnya adalah
sistem keamanan, yang dapat mencegah pengguna yang tidak mempunyai hak
untuk mengakses database sehingga tidak dapat mengakses database tersebut .
2.5 The Relational Model
Relational Model adalah berdasar pada konsep matematika yang secara
fisik berwujud sebagai table. Conolly, Begg, dan Strachan (2002, p85)
46
2.5.1 Relational Data Structure
Relation, adalah sebuah table dengan kolom dan baris
Attributes, sebuah attribute adalah nama dari sebuah relation
Domain, adalah kumpulan nilai-nilai yang diperbolehkan untuk satu atau
banyak attribute.
Tuple, adalah sebuah baris dari relation
Degree, tingkatan dari sebuah relasi adalah jumlah dari atribut yang
dimiliknya
Cardinality, Cardinality dari sebuah relasi adalah jumlah dari tuples yang
dimilikinya
Relational database, adalah sebuah kumpulan dari normalized relation
2.5.2 Relational Keys
Superkey, adalah sebuah atribut atau sebuah aturan yang unik meng-
identifikasi sebuah tuple dalam sebuah relation
Candidate key, sebuah superkey yang tidak mempunyai bagian yang tepat
adalah sebuah superkey didalam relation
Primary key, candidate key dipilih untuk mengidentifikasi tuples unik
didalam relation
Foreign key, adalah sebuah atribut atau kumpulan atribut didalam satu relasi
yang cocok dengan candidate key dari beberapa relation
2.6 Normalization
Normalisasi menurut Connolly, Begg, dan Strachan (2002, p207) adalah
sebuah teknik untuk menghasilkan sekumpulan dari hubungan dengan property
47
yang diinginkan, memberikan kebutuhan data untuk enterprise. Normalisasi
adalah metode formal yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan
hubungan berdasarkan pada key dan functional depedencies diantara atribut –
atributnya.
2.7 Entity-Relationship Modelling
Entity-Relationship Model adalah sebuah tehnik penggambaran diagram
khusus yang di perkenalkan sebagai alat untuk mendesain database, E-R Model
dapat digunakan sebagai dasar dari tampilan data terpadu, ini dikemukakan oleh
Chen (1976) didalam buku ACM Transactions on Database Systems.
http://csc.lsu.edu/news/erd.pdf
Oleh Conolly, Begg, dan Strachan (2002,p83) menyatakan bahwa
didalam relational model, semua data terstruktur dengan hubungan antar tabel,
setiap relational memiliki nama dan atrribute. Setiap tuple menyimpan satu
nilai per attribute.
2.8 Database Design Methodology
Perancangan database merupakan proses menciptakan perancangan
untuk database yang akan mendukung operasi dan tujuan perusahaan (Conolly,
Begg, dan Strachan, 2002,p279). Dalam merancang suatu database, digunakan
metodologi-metodologi yang membantu dalam tahap perancangan database.
Metodologi perancangan adalah pendekatan struktur dengan menggunakan
prosedur, teknik, alat, serta bantuan dokumen untuk membantu dan memudahkan
dalam proses perancangan. Dengan menggunakan teknik metode design ini dapat
membantu dalam merencanakan, mengatur, mengontrol, dan mengevaluasi
database development project (Conolly, Begg, dan Strachan, 2002,p418).
48
Proses dalam metodologi perancangan dibagi menjadi tiga tahap :
1. Conceptual Database Design
2. Logical Database Design
3. Physical Database Design
2.8.1 Conceptual Database Design
Conceptual database design adalah proses membangun suatu model
berdasarkan informasi yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi, tanpa
pertimbangan perencanaan fisik (Connolly,2002,p419).
Langkah pertama adalah Membuat local conceptual data model untuk
setiap pandangan yang spesifik.
Pada tahap conceptual model, langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi entity types
Bertujuan untuk menentukan entity types utama yang dibutuhkan. Menentukan
entity dapat dilakukan dengan memeriksa user’s requirement specification.
Setelah terdefinisi, entity diberikan nama yang tepat dan jelas seperti mahasiswa,
dosen, mata_kuliah.
b. Mengidentifikasikan relationship types
Bertujuan untuk mengidentifikasi suatu relationship yang penting yang ada antar
entity yang telah diidentifikasi. Nama dari suatu relationship menggunakan kata
kerja seperti mempelajari, memiliki mempunyai dan lain-lain.
c. Mengidentifikasi dan menghubungkan attribute dengan entity atau
relationship types
49
Bertujuan untuk menghubungkan attribute dengan entity atau relationship yang
tepat. Attribute yang dimiliki setiap entity atau relationship memiliki identitas
atau karakteristik yang sesuai dengan memperhatikan attribute berikut:
simple/composite attribute, single/multi-valued attribute dan derived attribute.
d. Menentukan attribute domain
Bertujuan untuk menentukan attribute domain pada conceptual data model.
Contohnya yaitu menentukan nilai attribute jenis_kelamin pada entity mahasiswa
dangan ‘M’ atau ‘F’ atau nilai attribute sks pada entity mata_kuliah dengan ‘1’,
’2’, ‘3’ dan ‘4’.
e. Menentukan candidate key dan primary key attributes
Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key pada setiap entity dan memilih
primary key jika ada lebih dari satu candidate key. Pemilihan primary key
didasari pada panjang dari attribute dan keunikan key di masa datang.
f. Mempertimbangkan penggunaan enhance modeling concepts
Pada langkah ini bertujuan untuk menentukan specialization, generalization,
aggregation, composition. Dimana masing-masing pendekatan dapat dilakukan
sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Specialization dan generalization adalah proses dalam mengelompokan beberapa
entity dan menghasilkan entity yang baru. Beda dari keduanya adalah cara
prosesnya, dimana spesialisasi menggunakan proses top-down dan generalisasi
menggunakan proses bottom-up.
Aggregation menggambarkan sebuah entity types dengan sebuah relationship
types dimana suatu relasi hanya akan ada jika telah ada relationship lainnya.
50
g. Mengecek redundansi
Bertujuan untuk memeriksa conceptual model untuk menghindari dari
adanya informasi yang redundan. Yang dilakukan pada langkah ini adalah :
Memeriksa kembali one-to-one relationship.
Setelah entity diidentifikasikan maka kemungkinan ada dua entity yang mewakili
satu objek. Untuk itu dua entity tersebut harus di-merger bersama. Dan jika
primary key-nya berbeda maka harus dipilih salah satu dan lainnya dijadikan
alternate key.
Menghilangkan relasi yang redundansi.
Untuk menekan jumlah model data, maka relationship data yang redundan harus
dihilangkan.
h. Melihat kembali conceptual data model dengan pengguna.
Bertujuan untuk melihat kembali conceptual model dan memastikan bahwa data
model tersebut sudah benar.
2.8.2 Logical Database Design
Logical database design adalah proses pembuatan suatu model informasi
yang digunakan pada perusahan berdasarkan pada model data yang spesifik,
tetapi tidak tergantung dari Database Management System (DBMS) yang khusus
dan pertimbangan fisik yang lain (Conolly, Begg, dan Strachan, 2002,p441).
Langkah kedua adalah membuat dan memvalidasi local logical data
model untuk setiap pandangan. Bertujuan untuk membuat local logical data
model dari local conceptual data model yang mempresentasikan pandangan
khusus dari perusahaan dan memvalidasi model tersebut untuk menjamin
51
kebenaran strukturnya (dengan menggunakan teknik normalisasi) dan menjamin
bahwa model tersebut mendukung kebutuhan transaksi.
Pada perancangan model logical langkah kedua, tahapan-tahapannya
adalah :
a. Menghilangkan features yang tidak compatible dengan model relasional
(pilihan).
Bertujuan untuk menghasilkan model yang kompatibel dengan model relasional.
Yaitu dengan :
Menghilangkan many-to-many (*:*) binary relationship types
Menghilangkan many-to-many (*:*) recursive relationship types
Menghilangkan complex relationship types
Menghilangkan multi-valued attributes
b. Memperoleh relasi untuk local logical data model.
Bertujuan untuk membuat hubungan logical model yang mewakili entity,
relationship dan attribute yang telah didefinisi. Mendeskripsikan komposisi tiap
hubungan memakai Database Definition Language (DDL) untuk relasi yang
diikuti dengan daftar dari relasi attribute yang mudah lalu mengidentifikasikan
primary key dan foreign key dari suatu relasi. Untuk memperoleh relasi untuk
local data model, maka diperlukan penjelasan untuk mendeskripsikan struktur
yang mungkin dalam data model saat ini.
c. Memvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi
Dengan menggunakan normalisasi, maka model yang dihasilkan mendekati
model dari kebutuhan perusahaan, konsisten dan memiliki sedikit redundansi dan
stabilitas yang maksimum.
52
d. Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna
Bertujuan untuk menjamin bahwa relasi dalam model logikal tersebut
mendukung user’s requirements specification secara detail. Selain itu juga untuk
meyakinkan bahwa tidak ada kesalahan yang muncul sewaktu membuat suatu
relasi.
e. Mendefinisikan Integrity constraints
Bertujuan untuk mendefinisikan integrity constraints yang disampaikan dalam
pandangan. Terdapat lima tipe integrity constraints yang harus diperhatikan,
yaitu :
Required data
Attribute domain constraints
Entity integrity
Referential integrity
Enterprise Constraints
f. Melihat kembali local logical data model dengan pengguna
Bertujuan untuk menjamin local logical data model dan mendukung dokumentasi
yang menggambarkan model yang sudah benar.
Langkah ketiga adalah Membuat dan memvalidasi global logical data
model. Bertujuan untuk menyatukan local logical data model menjadi global
logical data model.
Pada perancangan model logikal langkah ketiga, tahapan-tahapannya adalah :
a. Menggabungkan local logical data model menjadi global model
Pada langkah ini, setiap local logical data model menghasilkan E-R diagram,
skema relasional, kamus data dan dokumen pendukung yang mendeskripsikan
53
constraints dari model. Beberapa tugas yang harus dikerjakan adalah sebagai
berikut :
Memeriksa lembali nama dan isi dari entities dari relationships dan candidate
key.
Memeriksa kembali nama dan isi dari relationships/ foreign keys.
Menggabungkan entities atau hubungan dari local data model.
Mengikutsertakan (tanpa menggabungkan) entities atau relationships yang unik
pada tiap local data model.
Menggabungkan relationships atau foreingn key dari local data model.
Mengikutsertakan (tanpa menggabungkan) relationships atau foreign key unik
pada tiap local data model.
Memeriksa untuk entities (hubungan) dan relationships atau foreign key.
Memeriksa integrity constraints.
Menggambarkan ER-diagram.
Melakukan update dokumen.
b. Memvalidasi global logical data model
Bertujuan untuk memvalidasi relasi yang dibuat dari global logical data model
dengan teknik normalisasi dan menjamin bahwa model tersebut mendukung
kebutuhan transaksi
c. Mengecek pertumbuhan yang akan datang
Bertujuan untuk menentukan apakah ada perubahan yang signifikan seperti
keadaan yang tidak terduga dimasa mendatang dan menilai apakah model logikal
tersebut dapat menampung atau menyesuaikan perubahan yang terjadi.
d. Melihat kembali global logical data model dengan pengguna
54
Bertujuan untuk menjamin model data logikal yang bersifat global telah tepat
untuk perusahaan.
2.8.3 Physical Database Design
Physical database design adalah suatu proses untuk menghasilkan
gambaran dari implementasi database pada tempat penyimpanan, menjelaskan
dasar dari relasi, organisasi file dan indeks yang digunakan untuk efisiensi data
dan menghubungkan beberapa integrity constraints dan tindakan keamanan
(Connolly,2002,p478).
Langkah keempat : Menterjemahkan global logical data model untuk
target DBMS. Bertujuan untuk menghasilkan skema database relasional dalam
global logical data model yang dapat diimplemetasikan ke DBMS.
Pada perancangan model physical, langkah-langkahnya adalah :
a. Merancang basis relasional
Dalam memulai merancang physical design, diperlukan untuk mengumpulkan
dan memahami informasi tentang relasi yang dihasilkan dari logical database
design. Informasi yang penting bisa didapatkan dari kamus data dan DDL.
b. Merancang representasi dari data yang diperoleh
Bertujuan untuk menentukan bagaimana setiap data yang diperoleh mewakili
global logical data model ke dalam DBMS.
c. Merancang enterprise constraints
Pada langkah ini bertujuan untuk merancang batasan-batasan yang ada pada
perusahaan.
55
Langkah kelima : Merancang representasi physical. Bertujuan untuk
menentukan organisasi file yang optimal untuk penyimpanan dan menentukan
indeks yang dibutuhkan untuk meningkatkan performa.
Terdapat tiga faktor yang memungkinkan digunakannya representasi physical :
1. Transaction throughput
2. Response time
3. Disk storage
Dalam langkah kelima ini perlu untuk memahami system resources untuk
meningkatkan performa database.
Main memory
Dengan semakin besar main memory yang ada maka akan dapat meningkatkan
performa DBMS dan aplikasi database yang digunakan.
• CPU
CPU mengontrol tugas-tugas dari system resources lain dan
mengeksekusi prosesnya.
• Disk I/O
Dengan menggunakan DBMS yang besar, maka disk I/O yang diperlukan
sangat signifikan dalam menyimpan dan mengambil data. Untuk
menghindari kemacetan transfer data, maka :
File sistem operasi harus dipisahkan dari file database.
File utama database harus dipisahkan dari file indeks.
File recovery log harus dipisahkan dari database yang sedang tidak
digunakan.
56
• Network
Ketika jumlah data yang ditransfer telah banyak, maka dengan
menggunakan network sangat dianjurkan. Selain itu juga untuk
menghindari dari kemacetan dalam mentransfer data.
Pada langkah kelima ini, tahapan-tahapannya adalah :
a. Menganalisis transaksi
Bertujuan untuk mengerti fungsi dari transaksi yang dijalankan pada database
dan menganalisa transaksi yang penting. Kriteria kemampuan yang harus
diidentifikasikan dalam menganalisa transaksi adalah :
• Transaksi dapat berjalan secara sering dan akan mempunyai dampak yang
signifikan pada performa.
• Transaksi yang kritis pada operasi dan bisnis
• Waktu selama sehari atau seminggu ketika akan ada permintaan yang
tinggi pada saat database dibuat.
b. Memilih file organisasi
Bertujuan untuk menyimpan data secara tepat ke tempat penyimpanan data. Ada
beberapa pilihan struktur penyimpanan yaitu :
• Heap
• Hash
• Sekuensial berindeks
• Clusters
57
c. Memilih indeks
Bertujuan untuk meningkatkan performa dalam suatu sistem database. Salah satu
pendekatan untuk memilih organisasi file yang cocok untuk relasi adalah untuk
menyimpan tuples yang tidak disimpan dan dibuat sebanyak secondary indexes
sebagaimana diperlukan. Oleh karena itu, atribut yang digunakan adalah:
• Atribut yang sering digunakan untuk join operations untuk membuat
lebih efisien.
• Atribut yang sering dipesan untuk mengakses tuples pada suatu relasi
didalam urutan yang menunjukkan atribut.
d. Mempertimbangkan pengenalan dan redundansi kontrol.
Pada langkah physical database design ini mempertimbangkan denormalisasi
skema relational untuk meningkatkan performa. Hasil dari normalisasi adalah
perancangan database logikal secara structural, konsisten, dan menekan jumlah
redudansi. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :
• Denormalisasi membuat implementasi lebih kompleks
• Denormalisasi selalu mengorbankan fleksibilitas
• Denormalisasi akan membuat cepat dalam retrieve data tetapi lambat
dalam update.
Ukuran performa dari suatu perancangan database dapat dilihat dari sudut
pandang tertentu yaitu melalui pendekatan efisiensi data (Normalisasi) atau
pendekatan efisiensi proses (Denormalisasi). Efisiensi data dimaksudkan untuk
meminimalkan kapasitas disk, dan efisiensi proses dimaksudkan untuk
mempercepat proses saat retrieve data dari database.
58
e. Memperkirakan kebutuhan ruang penyimpanan
Bertujuan untuk memperkirakan jumlah ruang penyimpanan yang akan
diperlukan dalam database. Perkiraannya didasari pada ukuran setiap tabel
dalam suatu relasi. Contohnya dalam lima tahun mendatang berapa kapasitas
hard disk yang dibutuhkan untuk menampung data.
Langkah keenam : Merancang dan mengimplementasi mekanisme keamanan.
Bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan ukuran keamanan unuk
database yang telah di rincikan oleh pengguna
Dalam sebuah sistem database keamanan adalah elemen yang sangat penting
mengingat isi dari database berupa informasi yang sangat penting. ukuran
keamanan yang dapat diambil untuk melindungi database antara lain dari segi :
• Sistem database : ada beberapa pengguna berwenang yang dizinkan
untuk mengakses bagian database tertentu dan ada para pengguna yang
lain hanya diizinkan untuk membaca data yang diinginkannya, tetapi
tidak punya hak untuk mengubahnya. Kewajiban dari sistem database ini
adalah menjaga batasan seperti di atas tetap terjaga.
• Sistem operasi : tidak peduli betapa aman sistem databasenya, apabila
terjadi kelemahan dalam sistem operasi. Hal ini sama artinya dengan
adanya akses yang tidak diinginkan dalam database. Jadi tingkat
keamanan perangkat lunak dalam sistem operasi sangatlah penting seperti
halnya keamanan yang dilakukan secara fisik
• Jaringan : seluruh sistem database memperbolehkan untuk mengakses
lewat terminal atau jaringan, keamanan software-level dalam software
59
jaringan sangat penting sebagai keamanan fisik, keduanya dibutuhkan
dalam internet dan jaringan pribadi
• Fisik : situs yang mengandung sistem komputer harus secara fisik aman
dari entri secara diam-diam dan bahaya oleh para penyelundup
• Manusia : otorisasi pada pengguna harus dilakukan secara hati-hati untuk
mengurangi adanya kejadian dimana pengguna yang berwenang
memberikan akses kepada orang lain dengan imbalan suap atau lainnya.
Langkah ketujuh : Memonitor dan memasang sistem operasi. Bertujuan untuk
memonitor sistem operasi, meningkatkan performa dan menentukan perancangan
sistem yang tepat atau menggambarkan perubahan kebutuhan.
2.9 Unified Modeling Language (UML)
Analisis dan perancangan berorientasi objek sering dikenal sebagai
Object Oriented Analysis and Design (OOAD). UML distandarisasi sebagai awal
dari object-oriented notation. UML distandarisasi pada tahun 1997.
Menurut Mathiassen (2000, p334), UML dapat menjawab kebutuhan
pengembangan object-oriented, dari analisis awal hingga deskripsi perancangan
yang detil, yang dapat membnetuk dasar dari automatic generation dari bagian-
bagian kode program.
UML yang juga terdiri dari sejumlah konsepsi object-oriented, dan
kebanyakan hanya berkaitan dengan beberapa situasi.
2.9.1 Object
Oleh Mathiassen (2000, p3), object adalah suatu entitas dengan identitas,
keadaan dan tingkah laku.
60
Oleh Whitten (2004, p431), object adalah sesuatu yang mampu atau dapat
dilihat, disentuh atau dalam sebutan lain dapat dirasakan dan dapat disimpan
datanya oleh pengguna dan berhubungan dengan tingkah laku.
Maka disimpulkan, Object adalah suatu yang mampu dirasakan yang
memiliki identitas,keadaan dan berhubungan dengan tingkah laku.
2.9.2 Class
Oleh Mathiassen (2000, p3), class dideskripsikan sebagai suatu deskripsi
dari sekumpulan object yang berbagi struktur pola tingkah laku dan atribut.
Oleh Whitten (2004, p433) class adalah kumpulan dari object yang
berbagi attribute dan behavior yang sama, kadang disebut sebagai object class.
Maka disimpulkan class adalah sekumpulan object yang berbagi attribute
dan behavior.
2.9.3 Event
Menurut Mathiassen (2000, p51), event adalah sebuah kejadian yang
terjadi secara instant melibatkan satu atau banyak object.
2.9.4 Atrribute
Mathiassen (2000,p92), menyatakan attribute adalah sebuah ciri
terdeskripsi dari sebuah class atau event .
Witthen (2004, p431), menyatakan attribute adalah data yang
menyatakan karakteristik dari sebuah object.
Maka disimpulkan attribute adalah data yang terdeskripsi di dalam
sebuah class atau object.
61
2.9.5 Operation
Oleh Mathiassen (2000,p 252), Operation merupakan sebuah ciri dari
proses yang dinyatakan pada sebuah class dan diaktifasi melalui object dari class
tersebut.
Gambar 2.6 Gambar dari sebuah Class menurut Mathiassen (2000,p338)
2.9.6 Class dan Object Structure
Mathiassen(2000,p69), menyatakan structure merupakan deskripsi
hubungan antar class maupun object.
2.9.6.1 Class Structure
Class structure menurut Mathiassen(2000,p72),dibagi menjadi 2 :
• Generalization Structure
Hubungan antara dua atau lebih specialization class dan lebih dari
general class.
• Cluster Structure
Kumpulan dari class yang membantu kita untuk mendapatkan dan
menyediakan tinjauan problem-domain.
2.9.6.2 Object Structure
Object structure menurut Mathiassen(2000,p75),dibagi menjadi 2 :
• Aggregation Structure
62
Sebuah relasi antara dua atau lebih object, sifatnya mendefinisikan
setiap bagiannya dari suatu keseluruhan.
• Association Structure
Sebuah relasi antara dua atau lebih object namun sifatnya tidak
mendefinisikan ciri dari sebuah object.
2.9.7 Object/Class Relationship
Menurut Whitten(2004, p435), Object/Class Relationship adalah sebuah
hubungan bisnis alami yang ada antara satu atau banyak object dan class.
2.9.7.1 Multiplicity
Multiplicity adalah angka minimal dan maksimal yang dimiliki dari
sebuah object atau class untuk sebuah object atau class yang berkaitan.
63
Gambar 2.7 Object/Class Association and Multiplicity Notation oleh Whitten
(2004,p437)
2.9.8 Rich Picture
Menurut Mathiassen (2000, p334), rich picture adalah overview dari
orang, objek, proses, struktur, dan masalah dalam sistem dan application domain.
64
2.9.9 Activity Diagram
Menurut Whitten (2004, p450), activity diagram adalah sebuah diagram
yang dapat digunakan menggambarkan alur dari sebuah bisnis proses, tahapan
dalam use case, atau logika dari sebuah object behavior.
Jones dan Rama (2006, p60) menjelaskan Activity diagram sebagai
sebuah peta pemahaman proses bisnis dengan menampilkan urutan aktifitas suatu
proses.
Activity diagram dibagi menjadi dua type yaitu overview diagram dan
detailed diagram
2.9.9.1 Overview Activity Diagram
Jones dan Rama (2006, p61) menerangkan bahwa Overview activity
diagram menampilkan sebuah pandangan tingkat tinggi dari proses bisnis dengan
cara mendokumentasi kunci dari event, urutan antara event tersebut, dan
informasi yang mengalir antara event
Overview Activity Diagram mempunyai simbol-simbol sebagai berikut:
• Swimlanes, yaitu sebuah kolom dalam activity diagram yang memisahkan
activity atau event berdasarkan pada person, department yang bertanggung
jawab atas event atau activity yang terjadi.
Gambar 2.8 Gambar swimlanes
• Solid Circle, yaitu sebuah lingkaran hitam yang menunjukkan proses dimulai
Gambar 2.9 Gambar solid circle
65
• event yang ditunjukkan melalui kotak bulat
Gambar 2.10 Gambar event • continuos lines with arrow, yaitu tanda panah untuk menunjukkan urutan
event
Gambar 2.11 Gambar continuos lines with arrow
• document, yaitu digunakan untuk menunjukkan sumber-sumber dokumen
dan laporan
.
Gambar 2.12 Gambar document
• dotted lines with arrow, yaitu digunakan untuk menunjukkan arah informasi
antara event dengan table, dan event dengan dokumen
Gambar 2.13 Gambar dotted lines with arrow • table, yaitu data yang mungkin dibaca dan disimpan dalam file komputer
selama proses bisnis berlangsung
Gambar 2.14 Gambar tables
66
• bulls eye yang menunjukkan proses selesai
Gambar 2.15 Gambar bulls eye
Langkah – langkah dalam menyiapkan OAD
1. Read the narrative and identify key efents
2. Annotate the narrative to clearly show event boundaries and event name
3. Represent agents participating in the business process using swimlanes
4. Diagram each event. Show the sequence of these events
5. Draw documents created and used in the business process. Show the flow
information from event to documents, and vice versa
6. Draw tables (files) created and used in the business process. Show the
flow of information from events to tables, and vice versa.
2.9.9.2 Detailed Activity Diagram
Detailed Activity Diagram adalah representasi detail dari aktivitas yang
menghubungkan satu atau dua event dari overview diagram.
2.9.10 Class Diagram
Diagram ini merupakan diagram yang sering ditemukan dalam
perancangan aplikasi berorientasi objek. Diagram ini menggambarkan
sekumpulan class. Interface dan relasinya, serta menunjukkan atribut (attribute)
dan operasi (operation) dan class tersebut. Scope atribut dan operasi pada sebuah
class ada tiga, yaitu private(-), protected (#), dan public (+).
Menurut Mathiassen (2000, p336), class diagram adalah diagram yang
menggambarka kumpulan dari class dan hubungan struktural diantara class
67
tersebut. Setiap class mempunyai attribute dan operation dimana hubungan
antara satu class dengan class lain dapat saling memiliki hubungan.
2.9.10.1 Class Diagram Relationship
Menurut Jones dan Rama (2006, p165-166), hubungan dalam class
diagram sebagai berikut :
1. One-to-one Relationship
Hubungan one-to-one antara entitas tidak sering terjadi seperti hubungan
one-to-many, tetapi mereka terjadi dalam SIA. Contohnya antara event
pengiriman dan pembayaran. Diasumsikan sebuah invoice dibuat setiap sebuah
pengiriman terjadi dan setiap invoice hanya berisi informasi untuk pengiriman.
2. One-to-many Relationship
Hubungan one-to-many umumnya terjadi dalam sistem akuntansi.
Contohnya, hubungan antara agen dengan event-event biasanya one-to-many.
Sebuah event biasanya berhubungan dengan satu agen, tetapi seorang agen bisa
terlibat dalam banyak event.
3. Many-to-many Relationship
Hubungan many-to-many menerangkan dimana sebuah order dapat
dilakukan untuk banyak produk dan suatu produk yang sama bisa terdapat dalam
banyak order. Hubungan many-to-many dapat dikonversi ke dalam dua bentuk
hubungan one-to-many dengan menambahkan “junction table”.
68
2.9.11 Use Case Diagram
Dalam buku Mathiassen (2000, p343), use case diagram menggambarkan
hubungan antar actor dengan use case. Terdapat empat komponen use case
diagram yaitu use case, actor, package, dan relationship.
Jones dan Rama (2006, p267), sebuah use case adalah sebuah rangkaian
langkah-langkah yang terjadi ketika actor berinteraksi dengan system untuk
mencapai suatu tujuan. Actor dapat berupa seseorang, sebuah computer, atau
bahkan system yang lain.
Use case diagram adalah sebuah presentasi grafik yang dapat
menyediakan daftar dari use case yang muncul didalam sebuah aplikasi.
Use case diidentifikasi dengan beberapa kata, misalnya ”memasukkan
pesanan pelanggan,” yang muncul dalam sebuah simbol berbentuk oval.
Actor digambarkan melalui gambar orang yang sederhana dan
dihubungkan oleh garis-garis ke use case sesuai dengan tanggung jawabnya
masing-masing.
2.9.12 Navigation Diagram
Berdasarkan buku dari Mathiassen (2000, p344), navigation diagram
adalah statechart diagram bentuk khusus yang fokus pada keseluruhan dinamika
dari user interface.
Top Related