7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Database, OLTP, OLAP
Menurut Connolly dan Begg (2010, p65), database adalah koleksi dari
berbagi data secara logis yang terkait, dan deskripsi dari data ini dirancang
untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p1198) DBMS dibangun untuk OLTP
umumnya dianggap sebagai tidak cocok untuk data warehouse karena setiap
sistem dirancang dengan satu set yang berbeda dari kebutuhan. Sebagai contoh,
sistem OLTP adalah desain untuk memaksimalkan kapasitas pemrosesan
transaksi, sementara data warehouse dirancang untuk mendukung ad hoc
proses query. Oleh karena itu, data organisasi memerlukan penanganan
operasinya setiap hari. Ukuran database OLTP dapat berkisar dari database
berukuran kecil (beberapa Megabytes (Mb)), database berukuran menengah /
medium (Gigabytes (Gb)), database berukuran besar (Terabytes (Tb)), atau
bahkan sampai penyimpanan yang sangat besar hingga Petabytes (Pb).
Menurut Connolly dan Begg (2010, p1250) Online Analytical Processing
(OLAP) merupakan sintesis dinamis, analisis dan konsolidasi volume terbesar
dari multidimensional data. Teknologi OLAP memungkinkan data warehouse
digunakan secara efektif untuk proses online analysis, memberikan respon
yang cepat terhadap analytical queries yang kompleks.
Berikut ini beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan
OLAP, yaitu:
8
a. Meningkatkan produktivitas dari end-users bisnis dan pengembang
teknologi informasi.
b. Meningkatkan penghasilan dan keuntungan potensial dengan
memungkinkan perusahaan untuk merespon permintaan pasar lebih cepat.
c. Mengurangi back-log dari pengembangan aplikasi untuk staf teknologi
informasi dengan membuat end-user bebas untuk membuat perubahan
skema dan memungkinkan organisasi untuk merespon permintaan pasar
lebih cepat.
d. Mengurangi lalu lintas jaringan dalam sistem OLTP atau dalam data
warehouse.
Secara harfiah database merupakan sekumpulan data yang tersusun
dengan aturan tertentu dalam bentuk tabel. Secara fungsi, database merupakan
suatu tempat yang dipergunakan untuk menyimpan sekumpulan data dalam
format tertentu.
2.1.2 Konsep Data Warehouse
Menurut Nayem (2007, pg71) data warehouse berguna untuk menganalisis
informasi data secara historical. Data warehouse di gunakan untuk
mengakuisisi data dan memaintenance aktivitas. Dan berguna untuk pembuatan
keputusan suatu perusahaan untuk memberikan informasi secara update untuk
mendukung keputusan suatu proses bisnis dan kegiatan operasional
perusahaan.
Menurut W.H Inmon (2005, p495) data warehouse merupakan kumpulan
dari database yang memiliki sifat berorientasi subjek, terintegrasi, yang di
rancang untuk dapat mendukung pengambilan keputusan dalam organisasi, di
9
mana setiap datanya berhubungan dengan suatu kejadian yang terjadi pada
suatu waktu tertentu.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p1197), data warehouse adalah
sebuah koleksi data yang terdiri dari subject-oriented, integrated, time variant
dan non volatile yang mendukung management dalam proses pengambilan
keputusan.
2.1.2.1 Tujuan Data Warehouse
Menurut Connolly dan Begg (2010, p1198), tujuan data warehouse
adalah mengintegrasikan data organisasi dengan jumlah yang besar
menjadi satu wadah dimana pengguna dapat dengan mudah menjalankan
query, membuat laporan serta melakukan analisis. Singkatnya, data
warehouse adalah teknologi menajemen dan analisis data.
2.1.2.2 Keuntungan Data Warehouse
Menurut Conolly dan Begg (2010, p1198), kesuksesan
pengimplementasian data warehouse dapat meberikan keuntungan bagi
organisasi maupun perusahaan antara lain:
1. Adanya kemungkinan balik modal yang tinggi pada investasi.
Suatu organisasi harus memberikan sumber daya yang besar untuk
menjamin kesuksesan dalam membuat data warehouse dan biayanya
bervariasi tergantung dari solusi teknis yang ada. Namun kemungkinan
adanya kondisi balik modal terhadap biaya yang dikeluarkan untuk
investasi data warehouse relatif lebih besar. Sehingga tidak perlu ada
10
kekhawatiran akan anggapan adanya pemborosan untuk investasi data
warehouse ini.
2. Keuntungan yang kompetitif.
Adanya kemungkinan balik modal yang besar terhadap investasi
merupakan bukti adanya keuntungan yang kompetitif dengan adanya
teknologi ini. Keuntungan kompetitif ini dicapai dengan
memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengakses data yang
sebelumnya tidak tersedia, tidak diketahui, atau informasi yang tidak
tercatat.
3. Meningkatkan produktivitas para pengambil keputusan di perusahaan.
Data warehouse dapat memungkinkan hal ini dengan
mentransformasikan data menjadi informasi yang berarti. Teknologi ini
menyediakan para manajer bisnis untuk dapat melakukan analisis yang
lebih konsisten sehingga pada akhirnya terjadi peningkatan
produktivitas.
2.1.3 Karakteristik Data Warehouse
Karakteristik yang terdapat pada data warehouse Conolly dan Begg (2010,
p1197) sebagai berikut:
a. Subject – oriented
Data warehouse harus berorientasi pada subyek yaitu data warehouse
dibuat berdasarkan subjek – subjek utama di dalam bisnis (seperti kontrak
konstruksi, nilai kontrak, dan jenis bangunan).
11
b. Integrated
Data warehouse harus terintegrasi karena sumber – sumber data
warehouse berasal dari berbagai lingkungan bisnis dengan sistem aplikasi
yang berbeda. Sumber data yang teritegrasi harus dibuat konsisten untuk
menampilkan tampilan data kepada user.
c. Time variant
Data warehouse hanya akurat dan valid pada beberapa poin dalam waktu
atau dalam interval waktu tertentu.
d. Non – Volatile
Data pada data warehouse tidak dapat di update dalam waktu nyata (real
time) tetapi data di refresh dari sistem operasional. Data baru selalu
ditambahkan sebagai sebuah suplemen kedalam database, dibandingkan
sebagai penggantian data.
2.1.4 Perbedaan OLTP System dan Data Warehouse System
Berikut ini adalah tabel perbedaan antara OLTP system dan data warehouse
system menurut Conolly dan Begg (2010, p1199) :
Tabel 2.1 Perbedaan OLTP Systems dan Data Warehousing Systems
(Sumber: Conolly dan Begg, 2010, p1199)
Characteristic OLTP System Data warehouse System
Main purpose Mendukung proses
operasional
Mendukung proses analisis
Data age Current Historical
Data latency Real-time Tergantung pada panjangnya
12
siklus untuk data supplements
pada warehouse.
Data
granularity
Detailed-data Detailed data, lightly and
highly summarized data
Data processing Memprediksi pola data
insertions, deletions,
updates, dan queries.
Tingkat tertinggi transaksi
Kurang dapat diprediksi pola
data queries, pertengahan
pada tingkat terendah
transaksi.
Reporting Memprediksi one-
dimensional, menetapkan
laporan relatif statis
Terduga, multidimensional,
dynamic reporting
Users Melayani sejumlah angka
besar operational users
Melayani sejumlah angka
terendah dari managerial
users
2.1.5 Arsitektur Data Warehouse
Gambar 2.1 Arsitektur Data Warehouse
(Sumber: Connolly dan Begg 2010, p1204)
13
Komponen-komponen utama data warehouse Conolly dan Begg (2010, p1203-
1207), terdiri atas:
1. Operational Data Source
Sumber data untuk data warehouse diberikan dalam bentuk:
• Mainframe operasional data dalam database hirarki generasi
pertama dan jaringan database.
• Departmental data dalam sistem file proprietary seperti VSAM,
RMS, dan relasional DBMS seperti informix dan oracle.
• Private data diselenggarakan pada workstation dan private servers.
• External system seperti database, internet tersedia secara komersial
atau database yang terkait dengan suppliers organisasi atau
customers.
2. Operational Data Store
Arus repositori dan integrasi operational data yang digunakan untuk
analisis.
3. Load manager
Load manager bertugas melaksanakan semua operasi yang
berhubungan dengan extraction dan loading data ke dalam warehouse,
termasuk transformasi data sederhana sebagai persiapan data untuk
dimasukkan ke dalam warehouse.
4. Warehouse Manager
Warehouse manager berupa:
• Melakukan analisa data untuk menjaga konsistensi data.
• Melakukan transformasi dan penggabungan sumber data dari
penyimpanan sementara ke dalam tabel-tabel data warehouse
14
• Menciptakan index dan view pada base tables
• Melakukan denormalisasai (jika diperlukan)
• Melakukan agregasi (jika diperlukan)
• Melakukan back-up dan archive / back-up data
5. Query Manager
Query manager melakukan semua operasi yang berhubungan dengan
management user queries. Kompleksitas queries manager ditentukan
oleh fasilitas yang disediakan oleh end-user access tools dan basis data.
Operasi yang dilakukan komponen ini berupa pengarahan query pada
tabel yang tepat dan penjadwalan eksekusi query.
6. Detailed Data
Komponen ini menyimpan semua detail data dalam skema database.
Pada umumnya beberapa data tidak disimpan secara fisik tetapi dapat
dilakukan dengan cara agregasi. Secara periodik detail data
ditambahkan ke data warehouse untuk mendukung agregasi data.
7. Lightly and Highly Summarized Data
Komponen ini menyimpan semua data yang diringkas oleh warehouse
manager. Data perlu diringkas dengan tujuan untuk mempercepat
performa query. Rangkuman data turut diperlukan seiring dengan
adanya data yang baru yang masuk ke dalam data warehouse.
8. Archive / Back-up Data
Komponen ini menyimpan detail data dan ringkasan data dengan tujuan
untuk menyimpan dan back-up data. Walaupun ringkasan yang
diperoleh dari data mendetil, ringkasan perlu di back-up juga apabila
data tersebut disimpan melampaui periode penyimpanan detail data.
15
9. Metadata
Komponen ini menyimpan semua definisi metadata (informasi
mengenai data) yang digunakan dalam proses dalam data warehouse.
Metadata digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain:
• Proses extracting dan loading, metadata digunakan untuk
menentukan sumber data dalam warehouse.
• Proses manajemen warehouse, metadata digunakan untuk
menghasilkan tabel ringkasan.
• Sebagai bagian dari proses manajemen query, metadata
digunakan untuk mengarahkan sebuah query pada sumber data
yang tepat.
10. End-user Access Tools
Tujuan utama dari data warehouse adalah menyediakan informasi bagi
pengguna untuk pembuatan keputusan yang strategis dalam berbisnis.
Para pengguna berinteraksi dengan data warehouse menggunakan end-
user access tools.
Berdasarkan kegunaan data warehouse, terdapat lima kategori end-
user access tools, yaitu:
• Reporting and Query Tools
Reporting tools meliputi production reporting tools dan report
writers. Production reporting tools digunakan untuk
menghasilkan laporan operasional secara berkala. Query Tools
untuk relasional data warehouse dirancang untuk menerima SQL,
dan proses query data yang tersimpan di warehouse.
16
• Application Development Tools
Application Development Tools menggunakan graphical data
access tools yang dirancang khusus untuk lingkungan client-
server. Beberapa aplikasi tersebut diintegrasikan dengan OLAP
tools, dan dapat mengakses semua database system utama.
• Executive Information System (EIS) Tools
EIS sering dikenal sebagai “everyone’s information system”
(sistem informasi setiap orang). Awalnya dikembangkan untuk
mendukung pembuatan kebutuhan top-level yang strategis. Akan
tetapi, kemudian meluas untuk mendukung semua tingkat
manajemen.
EIS tools pada awalnya berhubungan dengan mainframes
yang memungkinkan para pengguna untuk membangun aplikasi
pendukung keputusan yang bersifat grafik untuk menyediakan
sebuah overview mengenai data perusahaan dan akses pada
sumber data eksternal. Kini, EIS banyak dilengkapi dengan
fasilitas query dan menyediakan custom-build applications untuk
area bisnis seperti penjualan, pemasaran dan keuangan.
• Online Analytical Processing (OLAP) Tools
OLAP tools didasarkan pada konsep database yang bersifat
multidimensional dan memperbolehkan pengguna untuk
menganalisis data dari sudut pandang yang kompleks dan
multidimensi. Alat Bantu ini mengasumsikan bahwa data diatur
dengan model multidimensi yang khusus (MDDB) atau oleh
17
sebuah relational database yang dirancang untuk memungkinkan
query multidimensi.
• Data Mining Tools
Data mining adalah proses menemukan korelasi, pola dan tren
yang baru, yaitu dengan melakukan penggalian sejumlah data
menggunakan teknik statistik, matematis, dan artificial intelligent
(AI). Data mining memiliki potensi untuk menggatikan
kemampuan OLAP tools.
2.1.6 Anatomi Data Warehouse
Dalam menentukan anatomi suatu data warehouse yang akan digunakan
oleh suatu perusahaan, terlebih dahulu kita harus mengetahui kebutuhan
informasi yang diperlukan oleh perusahaan. Anatomi data warehouse terdiri
atas tiga jenis, yaitu:
2.1.6.1 Data Warehouse Fungsional
Menurut Deliana et al (2009, p185) data warehouse ini dibuat
berdasarkan fungsi yang berada didalam perusahaan. Contohnya seperti,
fungsi keuangan atau financial, marketing, pemasaran, HRD, dan lain –
lain.
Keuntungan membangun data warehouse bentuk ini adalah harganya
relative murah, serta pembuatan sistemnya yang tidak terlalu susah.
Sedangkan kerugiannya adalah resiko dalam konsistensi data serta
terbatasnya pengumpulan data bagi pengguna.
18
Gambar 2.2 Functional Data Warehouse
( Sumber: Deliana et al, 2009, p185 )
2.1.6.2 Data Warehouse Terpusat
Menurut Inmon (2005, p193), sebagian besar organisasi / perusahaan
membangun dan memelihara lingkungan data warehouse terpusat tunggal.
Pengaturan ini dilakukan karena memiliki beberapa alasan, yaitu:
• Data dalam warehouse antar perusahaan dan gambaran yang
digunakan hanya pada kantor pusat.
• Perusahaan mengoperasikan sebuah model bisnis terpusat
• Volume data dalam data warehouse seperti sebuah penyimpanan
tunggal yang terpusat.
• Sekalipun data dapat diintegrasikan, jika data diedarkan melaui
banyak local sites, maka akan mempersulit pengaksesan.
2.1.6.3 Data Warehouse Terdistribusi
Menurut Inmon (2005, p193) data warehouse terdistribusi mempunyai
3 tipe, yaitu:
19
• Bisnis terdistribusi secara geografis atau dibedakan menurut lini
produk. Oleh karena hal tersebut, maka disebutkan data warehouse
local dan data warehouse global.
• Data warehouse local mewakili data dan proses dilokasi yang
terpencil dan data warehouse global mewakili bagian dari bisnis yang
diintegrasikan melalui keseluruhan bisnis.
• Lingkungan data warehouse akan memegang banyak data dan volume
data akan didistribusikan melalui bebrapa processor.
• Lingkungan data warehouse tumbuh dalam sebuah kebiasaan yang
tidak terorganisasi. Data warehouse yang pertama muncul, kemudian
diikuti dengan yang lain. Kurangnya koordinasi dari pertumbuhan
data warehouse yang berbeda biasanya menghasilkan sebuah
perbedaan secara politik dan organisasi. Kasus ini dapat disebut
dengan data warehouse terdistribusi yang secara bebas berkembang.
2.1.7 Struktur Data Warehouse
Menurut Inmon (2005, p33), data dalam data warehouse akan mengalami
perubahan data yang berasal dari lingkungan operasional dimana data tersebut
akan mengalami transformasi dari tingkatan operasional ke tingkatan data
warehouse.
Pada perumusannya, data disampaikan dari current detail data ke older
detail. Setelah data diringkas, data tersebut disampaikan dari current detail ke
lightly summarized data, kemudian dari lightly summarized data ke highly
summarized data.
20
Gambar 2.3 Struktur data warehouse
(Sumber: Inmon 2005, p33)
Struktur data warehouse terdiri dari:
1. Current Detailed Data
Detail data yang aktif yang mencerminkan keadaan yang sedang berjalan
saat ini dan merupakan level terendah dari data warehouse. Oleh karena
itu, data ini belum efisien untuk digunakan sekalipun datanya lengkap atau
detail. Hal ini dikarenakan terlalu rumit atau kompleks untuk melakukan
analisis dengan data yang banyak dan biasanya memerlukan tempat
penyimpanan yang cukup besar.
2. Old Detailed Data
Data history dari suatu perusahaan yang berupa hasil backup yang
disimpan dalam media penyimpanan dan dapat diakses sewaktu-waktu jika
dibutuhkan. Data pada tingkat ini biasanya berupa backup data-data dari
kurun waktu lama misalnya dalam ukuran tahunan dan sudah hampir tidak
pernah diakses lagi. Namun penyusunan directory untuk data ini harus
21
mencerminkan umur dari data agar mempermudah untuk pengaksesan
kembali.
3. Lightly Summarized Data
Data ringkasan atau summary dari current detailed data. Pada tingkat ini,
data hasil ringkasan masih belum dapat digunakan dalam proses
pengambilan keputusan karena belum bersifat "total summary" dan masih
bersifat detail. Lightly summarized data biasanya sering digunakan untuk
gambaran dari keadaan yang sedang berlangsung dan sudah berlangsung.
4. Highly Summarized Data
Highly summarized data merupakan merupakan hasil proses summary
yang bersifat "totalitas" dan mudah diakses. Data pada tingkat inilah yang
pada akhirnya digunakan untuk menganalisa menggunakan data
multidimensi. Database multidimensi adalah suatu teknologi software
komputer yang dirancang untuk mendukung pengambilan keputusan
dalam dunia bisnis. Hal ini disebabkan karena data pada tingkat ini
dianggap sudah cukup representatif dan ringkas. Akan tetapi data ini tetap
dapat merepresentasikan keadaan data secara keseluruhan. Hal ini tentu
saja sangat memudahkan kalangan pimpinan atau eksekutif karena tidak
perlu lagi membaca dan melakukan analisis data untuk waktu yang cukup
lama.
5. Metadata
Menurut Inmon (2005, p102), metadata (data mengenai data) merupakan
bagian dari aturan pemrosesan informasi dimana terdapat program dan
data.
22
2.1.8 Konsep Pemodelan Data Warehouse
2.1.8.1 Entity Relationship Modelling (ER Modelling)
Menurut Connolly (2010, p372), ER Modelling adalah sebuah
pendekatan top – down untuk perancangan basis data yang mulai dengan
mengindentifikasi data yang penting disebut entites dan relationship antar
data harus direpresentasikan dalam model.
2.1.8.2 Dimensionality Modeling
Menurut Conolly dan Begg (2010, p1227) dimensionality modeling
adalah teknik logical design yang bertujuan untuk menyajikan data
standar, bentuk intuitif yang memungkinkan untuk mengakses high
performance.
Dimensionality modeling menggunakan konsep dari Entity
Relationship (ER) dengan beberapa batasan yang penting. Setiap
Dimensional model terdiri dari satu buat tabel yang memiliki banyak
Primary key (composite Primary key), yang disebut tabel dimensi
(dimensional table). Setiap tabel dimensi memiliki satu buah (non-
composite) primary key yang berhubungan dengan salah satu primary key
di tabel fakta. Karakteristik ini disebut skema bintang (strar schema) atu
star join.
2.1.9 Komponen Dimensionality Modeling
2.1.9.1 Tabel Fakta (Fact Table)
Menurut Inmon (2005, p497), tabel fakta adalah tabel pusat dari skema
bintang di mana data yang sering muncul akan ditempatkan di sini.
23
Menurut Connolly dan Begg (2010, p1227), every dimensional model
(DM) is composed of one table with a composite primary key, called the
fact table”, yang berarti suatu tabel pada dimensional model (DM) yang
isinya satu table dengan composite primary key (PK), di sebut dengan fact
table. Jadi primary key (PK) pada tabel fakta merupakan beberapa foreign
key.
Disebut juga tabel utama (major table), merupakan inti dari skema
bintang dan berisi data aktual yang akan dianalisis (data kuantitatif dan
transaksi). Tabel fakta adalah tabel yang umumnya mengandung angka
dan data historis di mana key (kunci) yang dihasilkan sangat unik karena
key-nya merupakan kumpulan foreign key dan primary key yang ada pada
masing-masing tabel dimensi yang berhubungan atau merupakan tabel
terpusat dari skema bintang. Tabel fakta menyimpan tipe-tipe measure
yang berbeda, seperti measure, yang secara langsung terhubung dengan
tabel dimensi dan measure yang tidak berhubungan dengan tabel dimensi.
2.1.9.2 Tabel Dimensi (Dimensional Table)
Menurut Inmon (2005, p495), tabel dimensi adalah tempat di mana data
yang tidak berhubungan yang berelasi dengan tabel fakta ditempatkan di
dalam tabel multidimensional.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p1227), tabel dimensi
(Dimensional Table) a set of smallertables called dimension tables”, yang
berarti sekumpulan tabel-tabel yang lebih kecil dari fact table pada
dimensional model (DM), disebut dimension tables. Setiap dimension
tables mempunyai non-composite primary key.
24
Disebut juga tabel kecil (minor table), biasanya lebih kecil dan
memegang data deskriptif yang mencerminkan dimensi suatu bisnis. Tabel
dimensi adalah tabel yang berisikan kategori dengan ringkasan detail data
yang dapat dilaporkan seperti laporan keuntungan pada tabel fakta dapat
dilaporkan sebagai dimensi waktu (yang berupa per bulan, perkuartal, dan
pertahun).
2.1.10 Pemodelan Multidimensional
2.1.10.1 Star Schema
Menurut Conolly dan Begg (2010, p1227), Star Schema adalah model
dimensional data yang memiliki fact table di tengah, dikelilingi oleh
denormalized dimension tables.
Selain itu star schema memudahkan end user untuk memahami
struktur database pada data warehouse yang di rancang.
Keuntungan dari penggunaan star schema:
1. Respon data lebih cepat daripada perancangan database operasional.
2. Mempermudah daalm hal modifikasi atau pengembangan data
warehouse yang terus menerus.
3. End – user dapat menyesuaikan cara berfikir dan menggunakan data.
4. Menyederhanakan pemahaman dan penelusuran metadata bagi pemakai
dan pengembang.
25
Gambar 2.4 Star Schema (dimensional model) for property sales of
DreamHomes
(Sumber: Conolly dan Begg, 2010, p1228)
2.1.10.2 Snowflake Schema
Menurut Conolly dan Begg (2010, p1229), snowflake schema adalah
model dimensional data yang memiliki fact table di tengah, dikelilingi
oleh normalized dimension tables.
Keuntungan dari skema snowflake:
1. Kecepatan memindahkan data dari data OLTP ke dalam metadata.
2. Sebagai kebutuhan dari alat pengambil keputusan tingkat tinggi dimana
dengan tipe yang seperti ini seluruh struktur dapat digunakan
sepenuhnya.
3. Banyak yang beranggapan lebih nyaman merancang dalam bentuk
normal ketiga.
26
Gambar 2.5 Part of star schema (dimensional model) for property sales of
DreamHome with a normalized version of the Branch dimension table
(Sumber: Conolly dan Begg, 2010, p1229)
2.1.10.3 Starflake Schema
Menurut Conolly dan Begg (2010, p1229), starflake schema adalah
model dimensional data yang memiliki fact table di tengah, dikelilingi
oleh normalized dan denormalized dimension tables.
Gambar 2.6 Starflake Schema
(Sumber: Conolly dan Begg, 2010, p1229)
27
2.1.11 ETL (Extract, Transform, Load)
Menurut Conolly dan Begg, 2010, p1208 ETL melakukan semua
operasi yang terkait dengan ETL data ke dalam warehouse. Data dapat
diperoleh langsung dari sumber data atau lebih umum dari data store
operasional.
Menurut Gour et.Al., (2010, pg786-787), ETL (Extract, Transform,
Load) adalah fungsi data yang melibatkan data mining dari sumber luar
(sistem operasional), mengubahnya agar menjadi sesuai kebutuhan bisnis,
dan akhirnya di masukkan ke dalam data warehouse untuk memecahkan
masalah. Perusahaan menggunakan teknologi extract, transform, load
(ETL), untuk membaca data dari sumbernya, membersihkannya dan
memformat kembali agar menjadi seragam, dan kemudian menulis ke
repositori target untuk dieksploitasi. Data yang digunakan untuk proses
ETL dapat berasal dari sumber manapun, seperti: mainframe application,
ERP application, CRM tool, flat file atau Excel spreadsheet.
ETL bertanggung jawab dalam menarik data dari berbagai sumber,
merubah data dan memuat data tersebut kedalam data warehouse dengan
menyebabkan data yang masih kurang akurat untuk dapat meningkatkan
keakuratan dan menjadi lebih baik. Tanpa tanggung jawab tersebut, tidak
akan ada informasi strategis dalam data warehouse. Jika sumber data yang
diambil dari berbagai sumber tidak dibersihkan, diekstraksi dengan benar,
berubah dan terintegrasi dalam cara yang tepat, proses query yang
merupakan tulang punggung dari data warehouse.
28
Extract, Transform, Load, tiga fungsi database yang digabungkan
menjadi satu alat yang mengotomatisasi proses untuk menarik data dari
satu database ke database lain (Gour et.Al., 2010, pg786-787)
� Extract
Proses membaca data dari sumber database yang ditentukan dan
extracting data yang di inginkan.
� Transform
Proses mengubah / mengextract data yang diperoleh dari format
baru sesuai kebutuhan sehingga dapat ditempatkan ke database
lain. Transformasi terjadi dengan menggunakan aturan atau lookup
tabel atau dengan menggabungkan dengan data lainnya.
� Load
Proses memasukkan data ke dalam target database.
Permasalahan yang terjadi dalam proses ETL (Gour et.Al.,
2010, p786-789), sebagai berikut :
1. Inconsistent, sulit untuk me-maintain business rules.
2. Technical Challenges, sulitnya dalam mengintegrasi dan
transform data dari pusat data yang berbeda
3. Lack of Rules, kurangnya paparan aturan bisnis (business rules)
yang ditujukan pada end users.
4. Source Systems Missing, hilangnya sumber data penting akan
mempersulit kinerja ETL.
5. Poor Query Performance.
29
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Teori Akuntansi
Menurut Widiarti (2009, p1-12), perlakuan pendapatan keuangan dan
biaya sangat berhubungan dengan kontrak konstruksi yang diterima.
Dikarenakan sifat dari aktivitas yang dilakukan pada kontrak konstruksi ini,
tanggal saat aktivitas kontrak mulai dilakukan dan tanggal saat aktivitas
tersebut diselesaikan biasanya jatuh pada periode keuangan yang berlainan.
Yang dimaksud kontrak konstruksi tersebut mengenai kontrak konstruksi
yang meliputi kontrak pemberian jasa yang berhubungan langsung dengan
konstruksi aset, umpamanya pelayanan jasa untuk manajer proyek dan arsitek
dan kontrak untuk penghancuran atau restorasi lingkungan setelah
penghancuran aset. Harapan perusahaan pembangunan perumahan, baik
perusahaan yang berskala besar maupun kecil dapat menentukan kapan
pendapatan dan biaya suatu kontrak konstruksi harus diakui sebagai
pendapatan dan beban dalam laporan laba rugi serta sesuai dengan standar
keuangan yang berlaku. Dikarenakan pada saat ini masih ada beberapa
perusahaan pembangunan mengakui pendapatan dan biaya konstruksinya
masih rancu. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap
standarisasi dari keuangan kontrak konstruksi tersebut.
Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan
disebutkan bahwa pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan
yang biasa dan dikenal dengan sebutan berbeda. Ada yang menyebutnya
pendapatan sebagai penjualan, penghasilan jasa ( fees ), bunga, dividen, royalti
dan sewa.
30
Kontrak konstruksi sendiri mempunyai pengertian adalah suatu kontrak
yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aset ataupun suatu
kombinasi aset, baik yang berhubungan erat satu sama lain ataupun saling
tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan kontrak konstruksi adalah
nilai yang muncul atas aktivitas kontrak konstruksi kerjasama dua pihak atau
dengan kata lain perolehan dari nilai kontrak antara dua belah pihak, dari suatu
kesepakatan kerjasama antara dua belah pihak, pihak pertama adalah pihak
yang memberi kontrak kerja konstruksi dan pihak kedua adalah pihak yang
menerima dan menjalankan kontrak konstruksi.
Pengakuan pendapatan dan beban memperhatikan tahap penyelesaian
suatu kontrak sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian
(percentage of completion). Menurut metode ini, pendapatan kontrak
dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap
penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban, dan laba yang dilaporkan
dapat diakui menurut penyelesaian pekerjaan secara proporsional.
Menurut metode persentase penyelesaian (percentage of completion)
seperti inilah, pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan dalam laporan
laba rugi dalam periode akuntansi dimana aktivitas / pekerjaan dilakukan.
Biaya kontrak biasanya diakui sebagai sebagai beban dalam laporan laba rugi
dalam periode akuntansi dimana aktivitas / pekerjaan yang berhubungan
dilakukan.
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau
masa depan, pertumbuhan, dan potensi perkembangan yang baik bagi
perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan
31
potensial sumber daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan di masa depan.
Pimpinan perusahaan atau manajemen sangat berkepentingan terhadap laporan
keuangan yang telah di analisis, karena hasil tersebut dapat dijadikan sebagai
alat dalam pengambilan keputusan lebih lanjut untuk masa yang akan datang.
Dengan menggunakan analisis rasio, berdasarkan data dari laporan keuangan,
akan dapat diketahui hasil-hasil finansial yang telah di capai di waktu-waktu
yang lalu, dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan,
serta hasil-hasil yang di anggap cukup baik.
Ada beberapa rasio-rasio keuangan yang dapat di identifikasikan secara
signifikan dalam memberikan perbedaan kinerja keuangan, yaitu:
1. Rasio Profitabilitas (profitability ratio)
Adalah rasio-rasio yang menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan.Meliputi antara lain:
-Net Profit Margin (NPM)
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kembalian
keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya.
-Return on Asset (ROA)
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimiliki.
2. Rasio Aktivitas (activity ratio)
Adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan atau
efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau
perputaran (turn over) dari aktiva-aktiva tersebut. Meliputi antara lain:
32
-Total Asset Turnover (TATO)
Yaitu rasio yang menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan
menggunakan total asetnya.
Menurut Fachrudin (2008, p1-9), ada beberapa strategi yang dapat
dilakukan agar perusahaan tidak dapat kesulitan dari keuangan dan dapat
bangkit kembali dan meraih survive. Pertama, mencetak laba. Laba dapat
ditingkatkan dengan menghemat biaya, misalnya dengan memangkas divisi
atau unit bisnis yang merugi, dan memangkas biaya yang tidak realisatis. Pada
kasus kesulitan keuangan yang tidak terlalu parah, perbaikan kondisi keuangan
dapat dilakukan dengan meningkatkan pendapatan melalui penjualan yang
didukung oleh usaha-usaha pemasaran. Analisa pasar perlu dilakukan untuk
memenangkan persaingan. Perusahaan juga perlu menemukan keunggulan
komparatif sebagaimana yang dilakukan beberapa perusahaan penerbangan di
Indonesia ketika sedang kesulitan. Kedua, mengubah cash flow menjadi positif,
misalnya dengan restrukturisasi hutang dan penghematan. Restrukturisasi
hutang dapat dilakukan dengan negosiasi ulang dan penjadwalan kembali
hutang. Ketiga, memperbaiki kinerja dengan melakukan perbaikan ke arah
yang positif, misalnya dengan merespon keinginan pelanggan. Tindakan ini
juga berguna untuk mengembalikan kepercayaan pelanggan. Keempat,
membangun budaya positif. Membangun budaya baru dapat dilakukan dengan
regenerasi pimpinan yang memiliki highly motivated. Kelima, mendapatkan
pinjaman berbiaya rendah. Keenam, membangun kepercayaan - antara lain
kepercayaan karyawan, pemegang saham, pelanggan, dan masyarakat umum.
Kepercayaan akan future value yang baik pada perusahaan telah meyakinkan
tim manajemen eksekutif untuk samasama berjuang dan meyakinkan ribuan
33
investor. Ketujuh, menyusun kekuatan. Mengumpulkan orang-orang terbaik
dan mengurangi orang yang tidak tepat akan menghasilkan kekuatan inti yang
akan memodifikasi atau membuat perubahan radikal.
Dalam situasi kesulitan keuangan direktur utama menghadapi tugas yang
lebih besar. Terutama masalah arus kas untuk operasi yang masih berlanjut
serta melakukan perundingan restrukturisasi hutang dengan kreditur. Masalah
ini dan juga masalah ketidakpastian serta reputasi mungkin akan membuatnya
berfikir untuk mengundurkan diri. Ini menarik untuk dicermati.
Dalam melakukan suatu bisnis perusahaan kelap mengalami jatuh bangun
atau mengalami keuntungan atau kerugian, berikut penjelasannya:
� Keuntungan (Laba)
Laba didefinisikan sebagai perubahan dalam aktiva bersih selama
periode tertentu kecuali perubahan yang berasal dari investasi oleh pemilik
dan distribusi kepada pemilik. Aktiva bersih ini berasal dari transaksi
sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan
dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai usaha selama satu
periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi
pemilik.
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi
perusahaan tetapi penting juga sebagai informasi bagi pembagian laba
dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi
informasi yang dilihat banyak oleh seperti profesi akuntasi, pengusaha,
analis keuangan, pemegang saham, ekonomi, fiskus, dan sebagainya.
34
Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah
pendapatan dan biaya. Menurut Yadiati (2007, p91). Laba bisa dilihat
dari segi sintaksis, semantik dan pragmatik.
1. Laba akutansi dari segi sintaksis :
Menurut pendekatan sintaksis, laba didefinisikan sebagai selisih
antara pendapatan dan beban. Laba dianggap telah timbul bila
terjadi kenaikan nilai dari kekayaan bersih sebagai akibat adanya
transasksi.
2. Laba akutansi dari segi semantik :
Laba dari segi semantik diartikan sebagai kesejahteraan dan
kemakmuran (wealth) atau diartikan sebagai perubahan
kemakmuran, atau perubahan kapital, atau modal.
Menurut konsep kemakmuran, laba timbul jika ada aliran lebih
yang masuk setelah aliran pada awal periode dapat dipertahankan
sampai pada akhir periode.
3. Laba akutansi dari segi Pragmatik :
- Laba sebagai alat prediksi, angka laba dapat memberikan
informasi sebagai alat untuk menaksir dan menduga aliran kas
untuk pembagian deviden, sebaagai alat untuk menaksir
kemampuan perusahaan dalam menaksir earning power dan
nilai perusahaan di masa mendatang.
- Laba sebagai alat pengendalian manajemen, laba dapat
digunakan sebagai tolak ukur bagi manajemen dalam mengukur
kinerja manajer atau divisi suatu perusahaan.
35
� Kerugian (Rugi)
Rugi adalah sebuah kondisi dimana biaya suatu perusahaan
melebihi pendapatan. Menurunnya nilai ekuitas dari transaksi yang
sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entitas dan dari seluruh
transaksi kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas selama periode
tertentu kecuali yang berasal dari biaya atau pemberian kepada
pemilik (prive).
Nilai Penjualan
Menurut Fahirah,et.al (2010,p251-269) nilai adalah perkiraan jumlah uang
pada tanggal penilaian, yang dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil
penukaran suatu aset, antara pembeli yang berminat membeli dengan penjual
yang berminat menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang
penawarannya dilakukan secara layak, di mana kedua pihak setiap mengetahui,
bertindak hati-hati dan tanpa paksaan.
Hutang
Menurut Dewi (2008, p37-54) kebijakan dividen memiliki peran yang
penting dalam menjelaskan nilai perusahaan. Pembayaran dividen akan
menjadi alat monitoring sekaligus bonding (obligasi) bagi manajemen. Namun
demikian tidak terhenti pada masalah struktur kepemilikan dan kebijakan
dividen, kebijakan pendanaan juga menjadi variabel penting yang menjelaskan
nilai perusahaan. Kebijakan pendanaan yang optimal akan meningkatkan nilai
perusahaan melalui penurunan pajak dan menurunnya biaya ekuitas.
Penggunaan hutang akan menurunkan beban pajak sejumlah bunga, di sisi lain
36
penggunaan hutang juga akan menurunkan biaya modal saham. Namun
demikian penggunaan hutang yang berlebihan akan meningkatkan risiko gagal
bayar akibat tingginya beban bunga dan pokok hutang yang harus dibayar oleh
perusahaan.
Kebijakan Hutang Terhadap Kebijakan Dividen
Menurut Dewi (2008, p47-58) apabila perusahaan mengalami keterbatasan
laba ditahan, perusahaan cenderung memanfaaatkan hutang namun bila
penggunaan hutang terlalu besar dapat berdampak pada financial distress dan
kebangkrutan. Berdasarkan dampak ini apabila perusahaan ingin menghindari
hutang yang tinggi, maka laba perusahaan dialokasikan ke laba ditahan yang
digunakan untuk operasi perusahaan dan investasi di masa yang akan datang
sehingga akan mengurangi penggunaan hutang. Kebijakan hutang memiliki
pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen karena penggunaan hutang yang
terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan dividen yang mana sebagian besar
keuntungan akan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan hutang. Sebaliknya,
pada tingkat hutang yang rendah perusahaan membagikan dividen yang tinggi
sehingga sebagian besar laba digunakan untuk kesejahteraan pemegang saham.
Kebijakan hutang diperoleh dengan pembagian antara total hutang yang
dimiliki oleh perusahaan baik current liability maupun long term liability dan
total aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Piutang
Menurut Santoso, et.al (2008, p37-54) Pembayaran tunai yang ditawarkan
oleh suatu perusahaan menjadi suatu yang mustahil, sebab persaingan akan
37
memberikan kemudahan dalam persyaratan pembayaran oleh karena itu
penjualan secara kredit menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan dalam rangka
untuk meningkatkan volume penjualannya. Dengan penjualan secara kredit
maka akan muncul piutang dan dengan munculnya piutang ini berarti
perusahaan harus menyisihkan sejumlah danan yang akan diinvestasikan ke
dalam piutang tersebut. Dengan adanya penjulan secara kredit maka akan
menimbulkan piutang, semakin besar penjualan kredit maka semakin besar
pula investasi dalam piutang dan akibatnya risiko atau biaya yang akan
dikeluarkan akan semakin besar pula.
Ada tiga tujuan perusahaan menanamkan dana-dananya pada piutang.
Pertama, untuk meningkatkan penjualan. Jika perusahaan mengambil
kebijakan untuk melakukan penjualan kredit disamping penjualan tunai, maka
perusahaan biasanya akan dapat menerima proyek lebih banyak. Suatu
kebutuhan belum tentu diikuti tersedianya dana atau uang untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Demikian pula yang dialami oleh para pelanggan, karena
itu beberapa dari mereka memenuhi kebutuhannya dengan jalan membeli
secara kredit. Pada umumnya para pelanggan lebih suka membeli secara kredit
atau membayar dengan angsuran dari pada harus membayar secara langsung.
Dalam rangka peningkatan penjualan banyak perusahaan menanamkan danaya
dalam piutang. Kedua, untuk meningkatnkan laba. Suatu akibat langsung dari
investasi pada piutang adalah naiknya penjualan. Kenaikan ini diharapkan
secara tidak langsung akan menaikkan laba yang diperoleh. Tentu saja hal ini
dimungkinkan jika tambahan-tambahan penghasilan lebih besar dari pada
biaya-biaya yang di keluarkan oleh yang bersangkutan dengan administrasi
kredit. Ketiga, untuk menghadapi persaingan. Sebagai tindakan
38
mempertahankan diri, kebanyakan perusahaan di dalam menetapkan kebijakan
yang serupa dengan kebijakan-kebijakan persaingan-persaingannya. Kebijakan
kredit tersebut adalah kebijakan penjualan kredit di dalam penjualan kredit
menuntut dana tertanam dalam piutang.
Kebijakan Manajemen Piutang
Menurut Dewi.(2008, p47-58). Besar kecilnya piutang yang di miliki
perusahaan dipengaruhi oleh kebijakan pengkreditan yang di tentukan oleh
perusahaan jika perusahaan menurunkan standar kreditnya, maka penjualan
akan meningkat yang berarti peningkatan piutang yang akan membawa
keuntungan lebih besar bagi perusahaan. Tetapi dengan peningkatan kredit ini
berarti perusahaan harus menanggung beban investasi pada piutang yang
semakin besar, serta kemungkinan peningkatan piutang yang tidak bisa
terkumpul.
Keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan sangat tergantung pada
permintaan terhadap produk atau jasa yang di tawarkan perusahaan tersebut.
Semakin tinggi penjualan maka semakin tinggi keuntungan yang di peroleh.
Penjualan perusahaan tergantung pada banyak faktor dimana faktor tersebut
dapat di kontrol dan ada yang tidak dapat di kontrol.
Kebijakan Dalam Pemberian Kredit Kepada Pelanggan
Menurut Dewi.(2008, p47-58) di dalam pemberian kredit maka pihak
perusahaan harus terlebih dahulu melakukan evaluasi terhadap pelanggan. Ada
terdapat beberapa langkah dalam melakukan evaluasi terhadap pelanggan.
Pertama, standar kredit atau kualitas pelanggan yang akan diperkenankan
39
memperoleh kredit. Kedua, jangka waktu kredit yaitu berapa lama seorang
pelanggan yang membeli secara kredit harus sudah membayar hutangnya.
Ketiga, potongan (discount) yang diberikan kepada pelanggan. Keempat,
mengumpulkan informasi terlebih dahulu terhadap calon pembeli. Kelima,
menganalisis calon pembeli berdasarkan atas informasi yang diperoleh.
Keenam, membuat keputusan tentang kebijakan kredit.
Perusahaan yang telah menjalankan kebijakan kredit dan pengumpulan
piutang, dapat melakukan evaluasi calon pelanggan yang baru dengan
mendasarkan diri pada cara-cara yang telah digunakan. Secara umum terdapat
beberapa langkah dalam melakukan evaluasi kepada para pelanggan. Pertama,
mengumpulkan informasi yang relevan tentang calon pelanggan. Kedua,
menganalisis kondisi calon pelanggan atas dasar informasi yang diperoleh.
Ketiga, mengambil keputusan apakah calon pelanggan akan diberikan kredit
atau tidak.
Likuiditas
Menurut Santoso, et. al. (2008, p37-54). Bila perusahaan dalam kondisi
yang likuid atau tingkat likuiditasnya rendah, maka harus menggunakan cara-
cara tertentu agar likuiditas lebih tinggi atau dipertahankan dengan sebagai
berikut. Pertama, dengan hutang lancar, diusahakan untuk menambah aktiva
lancar. Kedua, dengan aktiva lancar tertentu, maka diusahakan untuk
mengurangi jumlah hutang lancar. Ketiga, dengan mengurangi jumlah hutang
lancar bersama-sama dengan aktiva lancar.
40
Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan
Menurut Santoso, et. al. (2008, p251-269) perputaran piutang merupakan
analisis utnuk mengukur berapa cepat piutang tersebut dilunasi dalam satu
tahun. Perputaran piutang tersebut ditentukan dengan penjualan kredit dibagi
dengan piutang. Perputaran piutang yang rationya makin tinggi menunjukan
dana yang tertanam dalam piutang rendah, dan akan dapat mempengaruhi
likuiditas perusahaan.
Percepatan dalam menerima hasil piutang dalam satu periode akan
dapat memperngaruhi likuiditas perusahaan karena perputaran piutang dapat
mempengaruhi likuiditas perusahaan karena perputaran piutang lebih cepat dari
yang diharapkan dan seberapa jauh piutang perusahaan bisa dipakai untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Piutang merupakan aktiva lancar
yang paling likuid dibandingkan aktiva lancar yang lainnya, untuk merubah
piutang menjadi kas memerlukan waktu yang lebih pendek. Semakin lambat
dalam melakukan penagihan piutang maka akan dapat mempengaruhi
perputaran piutang yang akan dapat memperkecil cash ratio perusahaan dan
akan dapat memperlambat perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.
2.2.2 Teori Pemasaran
Menurut Natalisa (2005, p1-14) persaingan adalah suatu situasi yang tidak
dapat dihindari dalam rangka mencapai keberhasilan suatu usaha, manajemen
bersama dengan seluruh anggotanya yang berkepentingan harus berusaha
secara total untuk memenangkan persaingan ini. Perusahaan yang berhasil
selalu berusaha mengenali pesaingnya sebaik mungkin seperti yang
41
dilakukannya terhadap para konsumen. Analisis dan evaluasi persaingan akan
membantu manajemen untuk memutuskan di mana akan bersaing dan
bagaimana menentukan posisi menghadapi pesaingnya pada setiap pasar
sasaran.
Analisis pesaing adalah suatu proses mengidentifikasi kunci pesaing,
mengukur / mengetahui tujuan pesaing, mengetahui strategi dan mengetahui
kekuatan serta kelemahannya serta pola-pola reaksi yang dilakukan serta
memilih pesaing yang menjadi ancaman perusahaan. Dari analisis pesaing
tersebut kita dapat membuat strategi apa untuk dapat meningkatkan kekuatan
dari suatu perusahaan. Misal diantaranya penerapan pemasaran yang baik.
Krisis moneter memacu praktek bisnis profesional dengan strategi pemasaran
yang terfokus dalam memasuki pasaran global harus terus meningkatkan
kemampuan bersaingnya.
Perusahaan jasa konstruksi banyak yang berhasil dalam bisnisnya, tetapi
lebih banyak yang tidak berkembang dan sudah tidak beroperasi lagi, maka
radi itu diperlukan strategi pemasaran yang spesifik, agar mampu membangun
keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Strategi pemasaran memberikan
beberapa pertimbangan logis dalam fungsi manajemen pada perusahaan jasa
konstruksi, untuk melihat lebih awal ancaman dan peluang dimasa depan, serta
untuk mencapai sasaran yang jelas serta arah pemasaran perusahaan.
Kemampuan itu adalah kesanggupan untuk bisnis memenangkan pangsa pasar
atau minimal mempertahankan pangsa yang sudah dimilikinya Pemasaran
merupakan penerapan dari strategi pemasaran yang sangat penting dan
mempunyai peranan dalam mencapai keberhasilan suatu startegi. Pemasaran
yang banyak dijumpai dalam aktivitas yang menciptakan nilai bagi pelanggan
42
yang merupakaan kombinasi dari produk, promosi dan distribusi, nilai bagi
pelanggan dapat ditingkatkan dengan mengurangi harga, jadi pemasaran terdiri
atas empat elemen (the four P’s), yaitu : product, price, promotion, and place
(distribution). Suatu proses perencanaan pemasaran dalam sektor jasa adalah
mengimplementasikan strategi pemasaran dengan merancang bauran
pemasaran jasa (service marketing mix) yang disesuaikan dengan masing-
masing segmen pasar yang telah diseleksi dan dijadikan pasar sasaran. Para
ahli yang memiliki prinsip yang sama tentang pemasaran jasa ini adalah
menyatakan bahwa didalam pemasaran jasa lingkup pemasaran jasa yang perlu
diperhatikan terdiri atas 7 (tujuh) elemen (the seven P’s) yaitu : Product, Price,
Promotion, Place, Physical evidence, People and Process.
Program pemasaran jasa merupakan rencana yang diikuti dengan cara
perusahaan yang bersifat menyeluruh serta mencerminkan keterpaduan antara
unsur bauran pemasaran jasa yaitu: produk jasa, harga / tarif jasa, saluran
pemasaran, promosi, penampilan bukti fisik, partisipasi sumber daya manusia
dan proses operasi dan penyampaian jasa.
Program strategi pemasaran jasa tersebut memiliki komponen, yaitu:
a) Keunggulan harga, merupakan elemen pemasaran yang menghasilkan,
pendapatan, paling fleksibel dan mudah untuk disesuaikan, dan menjadi
masalah utama perusahaan. Konsumen jasa konstruksi relatif peka
terhadap harga, kualitas pelayanan dan persaingan harga dianggap penting.
b) Keunggulan mutu, pengertian mutu pada kontraktor adalah performance
quality, yang memungkinkan pelanggan mempunyai kesan yang positif
dan menimbulkan kesetiaan pelanggan, sehingga dapat menetapkan harga
premium. Pengguna jasa pada umumnya menginginkan pelaksanaan
43
pekerjaan yang bermutu, perusahaan yang tidak konsisten terhadap mutu,
tidak dapat bertahan lama pada persaingan global.
c) Keunggulan waktu, waktu (temporal), banyak mempengaruhi kebijakan
pemasaran jasa, diantaranya untuk menentukan strategi, mengukur kinerja,
dapat berupa fast delivery time, on time delivery, dan development speed.
Keunggulan waktu, berpengaruh pada mutu pekerjaan dan biaya
pelaksanaan pekerjaan.
d) Fleksibilitas pelayanan, dalam bentuk rekayasa enginering, cara
pembayaran, sistem kontrak, dan pelayanan yang bersifat customized.
Ketika produk fisik tidak mudah untuk didiferensiasi, kunci keberhasilan
dalam persaingan beralih pada penambahan nilai pelayanan dalam bentuk
customization flexibility.
e) Relationship, adalah salah satu alat promosi yang paling efektif terhadap
biaya, dan waktu, terutama dalam membangun hubungan, preferensi,
keyakinan antara konsumen dengan perusahaan. Relationship dapat pula
bertujuan untuk membangun hubungan (network) yang efektif dengan
stakeholder untuk jangka waktu yang panjang dan saling menguntungkan.
Apabila relationship telah terbentuk akan memangkas biaya transaksi dan
waktu, mengalihkan transaction marketing ke relation marketing,
sehingga terbentuk networking yang juga merupakan aset perusahaan.
f) Aliansi, adalah memiliki mitra kerja strategis, dan apabila dikelola dengan
baik, akan memungkinkan perusahaan mencapai penjualan yang lebih
tinggi dengan biaya yang lebih rendah. Agar aliansi tersebut dapat
berlangsung dengan baik perusahaan harus mempunyai kelenturan
(flexibility) yang tinggi, kemampuan membentuk dan mengelola kemitraan
44
sebagai keterampilan inti dari setiap perusahaan yang bermitra. Salah satu
bentuk aliansi pada perusahaan jasa konstruksi adalah joint operations,
dua atau lebih perusahaan setuju untuk melaksanakan proyek secara
bersama-sama dalam jangka waktu yang tertentu dalam bentuk kerja sama
teknologi, manajemen, tenaga kerja, keuangan.
Gambar 2.7 Konsep pemasaran
(Sumber: Natalisa, 2005, p1-14)
2.2.3 Teori Operasi
Menurut Rita (2010, p474-487), kinerja operasional diukur dengan
menggunakan produktivitas, kualitas dan kuantitas dari suatu produk atau jasa,
biaya garansi, biaya kualitas sesuai dengan produk atau jasa yang ditawarkan,
proses penyelesaian produksi atau pengerjaan, dan proses pengiriman barang
dengan tepat waktu kepada pelanggan. Proses inovasi dalam membuat strategi
yang ada, inovasi produk atau pelayanan, dan implementasi inovasi akan
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja operasional suatu
perusahaan. Dalam melakukan inovasi, perusahaan perlu mengembangkan
suatu strategi inovasi formal dan menyeluruh. Strategi ini mengungkapkan
tujuan perusahaan dalam melakukan inovasi, yaitu dengan menjelaskan apa
yang akan diinovasi dan bagaimana melakukannya.
Berikut adalah dimensi strategi inovasi, yaitu orientasi kepemimpinan,
inovasi proses, inovasi produk atau jasa, dan implementasi inovasi. Pertama,
orientasi kepemimpinan. Dimensi ini menunjukkan apakah suatu perusahaan
45
mengikuti a first-to market (pertama masuk pasar), second-to-market (kedua
masuk pasar), atau late-entrant (sebagai pengikut), imitator posture (bersikap
peniru) dalam kegiatan inovasi. Orientasi perusahaan terhadap kepemimpinan
inovasi merupakan hal penting untuk dikembangkan guna memperbaiki kinerja
perusahaan. Kedua, inovasi proses. Inovasi proses didefinisikan sebagai suatu
elemen baru yang diperkenalkan dalam operasi produk dan jasa dalam
perusahaan, seperti materi bahan baku, spesifikasi tugas, mekanisme, maupun
peralatan yang digunakan untuk memproduksi produk atau jasa. Inovasi proses
menggambarkan perubahan dalam cara organisasi memproduksi produk atau
jasa akhir dari suatu perusahaan. Inovasi proses mencakup tahapan dari produk
baru, jasa atau pengembangan proses, dari konsepsi gagasan sampai dengan
penerimaan di pasar. Ketiga, inovasi produk. inovasi produk sebagai produk
atau jasa baru yang diperkenalkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Lebih lanjut, inovasi produk didefinisikan sebagai proses memperkenalkan
teknologi baru untuk digunakan. Hasil proses ini adalah pengenalan produk
atau jasa baru yang dapat dijadikan sebagai alat untuk memperoleh keuntungan
bagi perusahaan. Keempat, implementasi inovasi. Implementasi inovasi dalam
suatu organisasi dapat diartikan sebagai proses memperoleh karyawan yang
tepat dan bertanggung jawab dalam menggunakan inovasi. Implementasi
inovasi merupakan keputusan yang dibuat oleh manajer senior suatu organisasi
yang akan menggunakan inovasi dalam pekerjaannya. Tujuan fundamental dari
implementasi inovasi adalah merubah perilaku individu dalam organisasi
(anggota organisasi).
Kinerja operasional perusahaan diukur menggunakan penelitian yang
dilihat dari situasi dan kondisi perusahaan. Ukuran kinerja organisasi diukur
46
dengan menggunakan profitabilitas dan pertumbuhan keuangan perusahaan.
Pengukuran kinerja operasional diukur melalui beberapa dimensi pengukuran,
yaitu biaya produk atau jasa, kualitas produk atau jasa yang di tawarkan,
kualitas dari membuat atau melakukan proses, kemampuan dalam menangani
perubahan jumlah permintaan, kemampuan memenuhi perubahan selera
pelanggan, kemampuan dalam menyelesaikan pelayanan yang diberikan.
Gambar 2.8 Dimensi Strategi Inovasi
(Sumber: Rita, 2010, p474-487)
Standards Operating Procedure (SOP)
Menurut Sukawati, et.al.(2009, hal.95-100), Standar adalah spesifikasi
teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tatacara dan metode yang
disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan
memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan lingkungan
hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengalaman,
perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya. Prosedur adalah cara yang ditentukan untuk
melaksanakan kegiatan. Operasi adalah pemanfaatan sumber daya manusia,
fisik dan keuangan untuk menghasilkan barang atau jasa. Dengan kata lain,
47
produksi atau operasi adalah proses transformasi dari input menjadi output.
SOP (Standards Operating Procedure) menjamin keseragaman teknik operasi,
meningkatnya proses data akuntansi yang berkualitas tinggi dan membantu
perlindungan data file dan program dari kehilangan, kerusakan manipulasi atau
penggunaan yang tidak diotorisasi. Hal-hal yang perlu diatur dalam SOP
adalah penjadwalan kerja pengoperasian komputer, sasaran kinerja komputer,
prosedur Job Run, file control standards, dan prosedur pengawasan dan hal-hal
tidak terduga.
2.3 Teori Pendukung
2.3.1 Teknik Perancangan
Menurut Connolly dan Begg (2010, p1231) perancangan data warehouse
high level dimensional model yang dipakai adalah melalui enam tahap, yaitu:
a. Select business process
Proses bisnis yang mengacu kepada subjek utama dalam data warehouse
yang akan dibuatkan berdasarkan kebutuhan waktu, budget, dan dapat
menjawab pertanyaan bisnis yang paling umum.
Gambar 2.9 Proses Empat Tahap Dimensional Model
(Sumber: Connolly dan Begg 2010, p1231)
b. Declare grain
Memilih grain dengan cara menemukan keseimbangan antara kebutuhan
bisnis dan apa yang dapat diinformasikan dari sumber data yang ada.
Select Business Process
Declare Gain
Choose Dimensions
Identify Facts
48
c. Choose dimensions
Gabungan dimensi yang dibuat dengan baik, untuk membuatkan model
dimensional agar mudah dimengerti dan mudah digunakan dalam data
warehouse. Dimensi diidentifikasi dengan menggambarkan benda-benda
seperti nilai kontrak dan jenis bangunan.
d. Identify facts
Grain dalam tabel fakta akan menentukan fakta-fakta yang dapat digunakan
dalam model dimensional. Jika grain dari tabel fakta dalam sebuah nilai
kontrak konstruksi maka semua fakta-fakta numeric harus mengarah pada
nilai kontrak konstruksi.
e. Choosing the duration of the database
Menentukan waktu periode database untuk beberapa tahun kebelakang.
f. Tracking slowly changing dimensions
Dimensi berubah secara perlahan seiring berjalannya waktu dan kebutuhan.
Top Related