1
Universitas Muhammadiyah Riau
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan material terus mengalami kemajuan. Saat ini dibutuhkan
material yang murah, ringan, kuat, anti korosi dan mudah untuk didapatkan.
Karena itu, berkembanglah material yang bisa disebut sebagai material komposit,
yaitu material dari serat alam yang merupakan gabungan dari beberapa jenis
material, yang ternyata setelah digabungkan dua jenis material yang berbeda
mempunyai karakteristik yang beda dengan sifat dasarnya (Wicakson, 2006).
Dalam penelitiannya Salma, (2013) mengatakan serat alam merupakan salah satu
alternatif bahan pengganti serat sintesis yang saat ini mulai banyak
dikembangkan. Banyak penelitian yang mulai meneliti serat alam untuk dijadikan
sebagai pengganti serat sintesis. Serat alam dalam penggunaannya mempunyai
banyak keuntungan antara lain kekuatan spesifik modulusnya yang tinggi,
densitas rendah, harga rendah, melimpah dan dapat didaur ulang (Matasina,
2014).
Nasution, (2017) dalam penelitiannya menyatakan bahwa serat kenaf serat
alam yang melimpah yang mempunyai daya tarik dari segi keunggulan
diantaranya ringan dan tahan air. Kenaf merupakan tanaman ramah lingkungan
yang mampu tumbuh pada berbagai lingkungan. Kayu kenaf sangat baik sebagai
bahan baku industri particle board untuk berbagai keperluan seperti furniture,
pintu, jendela, kusen, pelapis dinding rumah, dan lain-lain. Keunggulan dari serat
kenaf mempunyai struktur serat dengan kerapatan rendah, kadar holoselulosa dan
alfaselulosa yang sangat sesuai untuk papan partikel, terdiri dari sekitar 40%
lapisan tipis bagian luar dan sekitar 60% bagian inti yang sangat ringan dan
memiliki kerapatan sekitar 100-200 kg/m3 serta struktur yang terkandung dalam
serat yang mana sangat mempengaruhi sifat mekaniknya pada papan komposit.
Prastito, (2016) telah melakukan penelitian tentang pengaruh komposisi
serbuk halus dan kasar pada komposit kenaf terhadap pengujian impak dan
hasilnya untuk energi serap tertinggi adalah variasi resin-serbuk 70%-30%, begitu
pula dipengujian kekuatan impak tertinggi berada pada variasi resin-serbuk 70%-
30%
2
Universitas Muhammadiyah Riau
Syafri, (2017) dalam penelitiannya mengatakan semakin meningkatnya luas
perkebunan karet di indonesia semakin besar juga produksi karet, sehingga limbah
yang dihasilkan juga semakin banyak. Salah satu limbahnya adalah cangkang biji
karet yang merupakan pembungkus luar setelah kulit karet dengan ciri berwarna
coklat dan tekstur yang keras. Penelitian dilakukan oleh Nurtanti (2019), tentang
karakteristik sifat fisis dan mekanik komposit dari cangkang biji karet dan serat
kenaf dengan metode cetak cold press bahwa dengan menambahkan cangkang biji
karet berupa serbuk yang berfungsi sebagai pengisi akan menambahkan kekuatan
mekanik yaitu pada kekuatan impaknya.
Pengembangan komposit mengenai penambahan antara serat dan matrik
sudah sering dilakukan, penambahan antara serat dan matrik ini akan
menggunakan perlakuan kimia terhadap serat yaitu perlakuan alkali. Alkalisasi
adalah perlakuan kimia 5 % NaOH yang dilakukan bertujuan untuk menambah
kekuatan mekanik komposit. Hartanto L, (2009) dalam penelitiannya mengatakan
bahwa penambahan perlakuan alkali terhadap serat dan matrik berpengaruh
terhadap kekuatan mekanik benda yaitu kekuatan tarik. Penelitan sebelumnya
dilakukan oleh Catur P, (2012) tentang pengaruh perlakuan alkali kadar 5%
dengan lama perendaman terhadap sifat tarik serat pelepah pisang kepok
menunjukkan bahwa semakin lama perendaman serat pelepah pisang kepok
(musaceae) dengan 5%NaOH akan memberikan sifat yang mampu meningkatkan
nilai elongasi serat pelepah pisang kapok dan kekuatan tarik optimum dicapai
pada serat yang mengalami perlakuan alkali 2 jam sebesar 35,404 MPa (Catur P,
Sri W, 2012).
Penelitian yang akan dilakukan adalah menambahkan perlakuan alkalisasi
5% NaOH pada kenaf serbuk serta dengan variasi waktu perendaman 0 , 4 , 12,
dan 24 jam, dimana bahan dasar yang digunakan yaitu kenaf dan cangkang biji
karet dengan resin epoxy terhadap uji fisis dan mekanik dengan menggunakan
metode cold press. Berdasarkan uraian diatas peneliti berupaya untuk memperoleh
kualitas papan komposit yang lebih baik dengan menggunakan standar SNI 01-
4449-2006.
3
Universitas Muhammadiyah Riau
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh variasi lama waktu perendaman perlakuan 5% NaOH
terhadap serat kenaf.
2. Bagaimana pengaruh perlakuan 5% NaOH terhadap sifat fisis dan sifat
mekanis komposit serat kenaf dan cangkang biji karet.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai maksimum
pengaruh alkalisasi 5% NaOH terhadap karakteristik sifat fisis dan mekanik papan
komposit dari serat kenaf dan cangkang biji karet.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
tambahan penelitian tentang peningkatan sifat mekanik komposit melalui
perbaikan ikatan antarmuka serat dan matrik terhadap pengaruh perlakuan
alkalisasi 5% NaOH pembuatan papan komposit dengan bahan baku serat kenaf
dan cangkang biji karet menggunakan metode Cold Press.
1.5. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka batasan masalah yang akan
dikaji dalam tugas akhir ini antara lain sebagai berikut :
1. Zat pelarut yang digunakan adalah 5% natrium hidroksida (NaOH).
2. Perbandingan fraksi volume serat alam 30% dan resin epoxy 70%.
3. Variasi komposisi serat kenaf dan cangkang biji karet adalah 75:25 dari
persen berat serat alam.
4. Komposit kenaf dengan ukuran ayakan 10 mesh dan cangkang biji karet
dengan ukuran ayakan 100 mesh.
5. Cetakan berukuran 20 x 15 x 1,5 cm.
6. Pembuatan komposit dengan menggunakan metode pengempaan cetak
(Cold Press).
7. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini uji mekanik (impak dan
tarik) dan Uji fisis (daya serap air, dan kerapatan).
Top Related