Download - Asuhan Keperawatan Kanker Kolon

Transcript

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENDENGAN KANKER KOLON Dosen Pembimbing : Ns. Ana nusantara, S.KepOleh Kelompok 14:Bayu Laksono (14201.06.14004)Unilatin Nikma (14201.06.140043 )PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATANSTIKES HASHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONGPAJARAKAN PROBOLINGGTAHUN AJARAN 2015HALAMAN PENGESAHANLaporan Pendahuluan dan Asuhan KeperawatanKanker kolonDisusun Untuk Memenuhi Tugas Mata AjarSistem pencernaanMengetahui,Dosen Mata AjarNs. Ana nusantara, S.KepKATA PENGANTARAlhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES Hafshawaty, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KANKER COLON dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada:KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok pesantren Zainul Hasan GenggongNs. Iin Aini Isnawaty, S.Kep.,M.Kes. sebagai ketua STIKES Hafshawaty Zainul Hasan GenggongKusyairi, S.Kep., Ns., M.Kep. sebagai Ketua Prodi S1 KeperawatanNs. Nafolion Nur Rahmat S.Kep. sebagai Dosen Wali S1 Keperawatan Tingkat 2Ns. Nafolion Nur Rahmat S.Kep sebagai dosen mata ajar Sistem IntegumentSanti Damayanti,A.Md. sebagai ketua perpustakaan STIKES Hafshawaty Zainul Hasan GenggongTeman-teman kelompok sebagai anggota penyusun makalah iniPada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum sempurna. Oleh karena itu kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini.Probolinggo, Sebtember 2015PenyusunDAFTAR ISIHalaman SampulHalaman PengesahanKata PengantarDaftar IsiBAB 1 PENDAHULUANLatar BelakangRumusan MasalahTujuanManfaatBAB 2 TINJAUAN PUSTAKAPengertianEtiologiTanda dan gejala serta stadiumnyaBAB 3 ASUHAN KEPERAWATANPengkajianDiagnosa Keperawatan Intervensi KeperawatanBAB 4 PENUTUP4.1 Kesimpulan4.2 SaranDAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUANI.I. Latar belakangPada zaman purbakala, kanker sudah dikenal oleh orang-orang yang mahir melaksanakan observasi dan mereka menyebutnya cancer (crab) , artinya kepiting . diartikan demikina karena dapat mengadakan penyebarab seperti kepiting yang punya banyak kaki. Istilah cancer juga dipakai untuk menjelaskan suatu kelompok penyakit yang berjumlah 270, yaitu ketika sel dan penyakit ini mengalami perkembangbiakan tanpa kendali, merusak sel sel-sel normal , mengancam nyawa individu penderitanya. Tidak banyak penyakit yang menyebabkan rasa cemas dan takut lebih berat daripada kanker. Dampak fisiologis dan psikologis pada pasien dan keluarganya begitu besar,sehingga dapat mengubah pola hidup mereka.Kanker dapat menyebabkan mutilasi dan kematian pada individu . dahulu , fokus kanker dalah incurability( tidak dapat disembuhkan) sehinggu timbul perasaan tidak berdaya dan putus asa. Sekarang sudah banyak kemajuan yang dilakukan dengan pencegahan ,pendeteksian dini, dan pengobatan kanker banyak riset yang dilakukan terus-menerus. Perawat juga dapat mempunyai perasaan negative terhadap kanker. Sangat dianjurkan agar perawat memeriksa perasaan mereka sendiri dan mencoba menambah pengetahuan mereka tentng kanker dan pengobatan yang ada sekarang. Mereka perlu juga mengungkapkan perasaan dengan teman sejawat. Perawat berhasil menangani perasaan terhadap kanker, akn lebih mampu membantu pasien kanker. 1.2. Rumusan Masalah1.3. Tujuan ( umum dan kusus)Tujuan UmumUntuk mengetahui tentang penyakit kanker kolonTujuan KhususUntuk mengetahui EtiologiUntuk menggetahu Tanda dan gejala serta stadiunyaUntuk mengetahui Faktor resikoUntuk mengetahui PatofisiologiManfaat1.2.1 Bagi Institusi PendidikanMakalah ini bagi Institusi Pendidikan Kesehatan adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiwa sebagai peserta didik dalam menelaah suatu fenomena kesehatan yang spesifik tentang penyakit Kanker kolon.1.2.2 Bagi Profesi KeperawatanMakalah ini bagi masyarakat adalah sebagai penambah wawasan terhapa fenomena kesehatan yang saat ini menjadi momok tersendiri dikalangan masyarakat ini.1.2.3 Bagi Mahasiswa/iManfaat makalah ini bagi mahasiswa baik penyusun mauoun pembaca adalah untuk menambah wawasan terhadap seluk beluk tentang penyakit Kanker kolonBAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertiankanker kolon adalah keganasan yang terjadi di usus besar. American cancer society(2009) memperkirakan bahwa 148.810 orang akan dapat didiagnosis dengan kanker kolorektal dan 49.960 akan mati karena penyakit ini di amerika sserikat pada tahun 2008. Pada tahun 2003, organisasi kesehatan dunia memperkirakan bahwa sekitar 940.00 individu dapat didiagnosis dengan kanker kolorektal di seluruh dunia dan 492.000 meninggal pada tahun tersebut.Kanker kolorektal merupakan beban kesehatan utama di seluruh dunia . kejadian dan kematian dari kanker kolon mengalami penuruan yang lambat selama 20 tahun di amerika serikat. Namun , kanker kolon tetep penyebab ketiga kanker yang berhubungan dengan kematian pada tahun 2008(ACS,2009)Faktor usia menjadi factor resiko kanker kolorektal, seperti bagi banyak tumor solid lain. Puncat timbulnya kanker kolorektal pada sekitar usia 65 tahun ( desch,2005).Prognosis dan stadiumPrognosis kanker kolon disesuaikan dengan stadium dari kanker kolon. Penilaian stadium kanker kolon dengan menggunakan system TNM telah di sepakati untuk menentukan sebelum kanker ( American cancer society,2009).merupakan stadium patologis dari kanker kolon dengan penilaian system TMN. Tabel 7.13 pengelompokkan stadium dan prediksi bertahan hidupStadium 1TNMBertahan hidup setelah 5 tahunTumor primer (t)Kelenjar getah bening regional (N)Metastsis jauh (M)Sadium 0Carcinoma insitu (tis) NO MOStadium 1Tumor menginvasi submukosa (T1) atau propria muskularis (T2) NO MO 79%Stadium IITumor menginvasi muskularis (T3) atau organ dan struktur jaringan sekitar (T4) NO MO 73%Stadium IIA T3 NO MO 65%Stadium IIB T4 NO MO 51%Stadium IIIA T1-4 N1 MO 49%Stadium IIIB T1-4 N2-3 MO 15%Stadium IV T1-4 NI-3 MO 5%Sumber american cancer society . colorectal cancer. Facts and figure 2008-2009. American cancer society statistics. Diambil maret 2.2009Le voyer TE.sigurdson ER.hanlon AL.et al.colon cancer survival is associated with increasing number of lymph nodes analyzed;a secondary survey of intergroup trial INT-0089.J CLIN ONCOL . AGUSTUS 1 2003 ;21(15);2912-92.2. EtiologiPenyebab pasti masih belum di ketahui , tetapi beberap kondisi yang dikenal sebagai sindrom polyposis adenomatosa memiliki predisposisi lebih besar menjadi resiko kanker kolon ( Dragovich,2009)Sebagian besar kanker kolon muncul dar polip adenomatosa yang menutupi dinding sebelah dalam usus besar. Seiring waktu, pertumbuhan abnormal ini memperbesar dan akhirnya berkembang menjadi adenokarsinoma. Dalam kondisi ini,banyak adenomatosa mengembangkan polip di kolon.yang akhirnya menyebabkan kanker usu besar . kanker biasanya terjadi sebelummmmmm usia 40 tahun. Sindrom adenomatosa polyposis cenderung berjalan dalam keluarga.Kelompok lain lain sindrom kanker usus besar ,disebut sindrom keturunan nonpolyposis kanker kolorektal(HNPCC=HEREDITARY NONPOLYPOSIS COLORETAL CANCER), juga berjalan dalam keluarga. Dalam sindrom ini ., kanker kolon berkembang tanpa didahului dengan polip . sindrom HNPCC berhubungan dengan kelainan genetic . kelainan ini telah diidentifikasi dan orang yang berisiko dapat diidentifikasi melalui genetic. Sekali teridentifikasi sebagai pembawa gen yang abnormal,orang-orang ini memerlukan konseling dan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi kanker pprakanker dan tumor (Munoz,2009)Faktor lain yang beresiko tinggi untuk mengembangkan kanker kolon,meliputi hal-hal berikut.Colitis ulseratif atau penyakit crohn (glick,2000)Kanker payudara ,Rahim ,atau ovarium sekarang atau di masa lalu ( agrawal,2008). Obesitas telah diidentifikasi sebagai factor resko kanker usus besar (Gittens,2009) .Merokok telah jelas di kaitkan dengan resiko y ang lebih tinggi untuk kanker usus besar.Apakah diet memainkan peran dalam mengembangkan kanker usus besar telah di periksa . studi menunjukkan bahwa melakukan olahraga dan diet kaya buah-buahan serta sayuran dapat membantu mencegah kanker usus besar(Cummings, 1998).Penelitian efek obat menjukkan bahwa terapi pengganti estrogen dan OAINS seperti aspirin dapat mengurangi resiko kanker kolorektal (Chan,2002)2.3. PatofisiologiSecara genetic , kanker kolon meruapakn penyakit yang kompleks. Perubahan genetic sering dikaitkan dengan perkembangan dari lesi premaligma (edenoma) untuk adenokarsinoma invasive. Rangkaian peristiwa molekuler dan genetic yang menyebabkan transformasi dari keganasan polip adenomatosa. Proses awal adalah mutasi APC ( adenomatosa polipis gen) yang pertama kali ditemukan pada individu dengan keluarga adenomatosa polipis (FAP= familial adenomatous polypis). Protein yang di kodekan oleh APC penting dalam aktivasi onkogen c-myc dan siklin D1yang mendorong pengembangan menjadi fenotipe ganas (Vogelstin 1988).Selain mutasi ,proses epigenetic seperti metilasi DNA yang abnormal juga dapat menyebabkan penekanan gen supreor tumor atau aktivasi dari onkogen, kondisi ini mengembangkan proses kompromi keseimbangan genetic dan akhirnya megarah ke tranformasi maligna (Dragovich, 2009).PATHWAYMerokok Faktor Genetik Kolitis ulserasif, Kanker payudara, rahim Obesitas Konsumsi makan yang rendah Penyakit crohn atau ovarium sekarang/di masa lau serat, banyak lemak dan proteinKontak agen PolipKarsinogenik adenomatosa Perubahan metaplasia pada dinding kolon Kanker kolon Invasi jaringan dan efek kompresi oleh tumorKompresi saraf lokal Anoreksia Intervensi radiasi dan kemoterapi Respon psikologisAnsietasNyeri dangkal abdominal Asupan nutrisi tidak adekuatNyeriResiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 2.4. Manifestasi klinisGejala kanker usus besar yang paling sering adalah perubahan kebiasaan defekasi, perdarahan, nyeri, anemia, anoreksia, dan penurunan berat badan. Gejala dan tanda penyakit ini bervariasi sesuai dengan letak kanker dan sering dibagi menjadi kanker yang menemui bagian kanan dan kiri usus besar.Karsinoma kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi akibat iritasi dan respons reflex. Sering terjadi diare, nyeri mirip-kejang, dan kembung. Lesi pada kolon kiri cenderung melingkar, sehingga sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pipa. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia akibat kehilngan darah kronis. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf,pembulu linfe,atau vena,menimbulkan gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah,keinginan defekasi,atau sering berkemih dapat timbul akibat tekanan pada struktur tersebut.Karsinoma paada kolon kanan(isi kolon berupa cairan ) cenderung terdapat sedikit cenderung terjadi obstruksi karena lumen usus besar dan feses masih encer.Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi dengan uji guaiac (suatu uji sedrhana yang dapat dilakukan di klinik). Perdarahan dapat bersifat intermiten , sehingga diindikasikan pemeriksaan endoskopi atau radiografo usus besar bila terjadi anemia. Mucus jarang terlihat, karena bercampur dalam feses. Pada orang kurus , tumor kolon kanan kadang dapat di raba , tetapi tidak khas pada stsdium awal . penderita mungkin merasa enak pada abdomen, dan kadang pada epigastrium. 2.5. Pemeriksaan penunjangDPLAnalisis feses lengkap DPLAnalisis feses lengkapPertanda tumorEndoscopi saluran cerna bagian bawahBiopsiUSG abdomen2.6. PenatalaksanaanPasien dengan gejala obstruksi kusus di obati dengan cairan IV dan pengisapan nasogastric. Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna tetapi,komponen dapat di berikan. Pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan komplikasi yang berhubungan .endoskopi ultrasonografi dan laparoskopi telah terbukti berhasil dalam penahapan kanker kolon. Pada periode propeotif.Sistemik kemoterapi5-fluororasil tetap manjadi rejimen kemoterapi pilihan untuk kanker usus besar, baik dalam pengaturan ajuvan dan metastasis . dalam 10 terakhir , kombinasi regimen tersebut pemberian tingkat kemanjuran dan meningkatkan perkembangan masa hidup pada pasien metastasis kankker usus besar. Selain 5-fluororasil , fluoropyrimidines seperti capecitabine (xeloda) dan tegafur digunakan sebagai monoterapi atau dikombinasikan dengan oxaliplatin (Eloxatin) dan irinotecan. Beberapa rejimen kombinasi standart menggunakan infus terus berkempanjangan yang mengandung fluorourasil tau capecitabine. Ketersediaan kelas baru obat-obatan dan produk biologis aktif untuk kanker kolon di harapkan dapat menambah kelangsungan hidup untuk pasien dengan penyakit metastasis dari 12 bulan pada 2dekade yang lalu menjadi sekitar 22 bulan saat ini (Kim 2009).Ajuvan ( pascaoperasi) kemoterapiTerapi standar kanker kolon stadium II akhir dan stadium III diberikan kombinasi fluorourasil dan levamisole seperti dalam bentuk leucovorin. Pendekatan ini telah di uji beberapa uji acak yang besar dan telah terbukti mengurangi individu 5 tahun resiko kanker kambuh dan kematian oleh sekitar 30% ( Arkenau,2008)Meskipun informasi tentang hasil terapi ajuvan dalam tahap II dan III kanker kolon terbatas , suatu kumpulan data dikumpulkan oleh ajuvan colon cancer grup endpoint dengan fluorourasil berbasis terapi ajuvan baru-baru ini dianalisis. Para penulis menyimpulkan bahwa kometerapi ajuvaaan penyakit signifikan memberikan manfaat kelangsungan hidup karena mengurangi tingkat kekambuhan terutama dalam 2 tahun pertama terapi ajuvan, tetapi dengan beberapa keuntungan di tahun 3-4 ( Sargent,2009)Agen biologisBevacizumad ( Avastin) adalah obat anti-angiogenesis pertama yang akan metastasik. Obat ini merupakan antibody monoclonal pada factor pertumbuhan endotel vascular (VEGF) dengan menjubkan perkembangan membaik dan kelangsungan hidup secara keseluruhan ketika bevacizumad ini ditambahkan ke kometerapi ( IFL, fluororasil ditambah irinocetan).Sebuah analisis kohort dari pasien yang lebih tua ( umur 65 tahun atau lebih ) dari 2 uji klinis acak memeriksa bevacizumad ditambah ditambah manfaat fluorourasil berbasis kemoterapi lini pertama pengobatan kanker kolorektal metastik. Studi menyimpulkan bahwa penambahan bevacizumad untuk kemoterapi fluororasil secara keseluruhan memberikan perbaikan dan kemajuan masa hidup pada pasien yang lebih tua seperti halnya pada pasien yang lebih muda, tanpa peningkatan resiko pengobatan pada kelompok usia yang lebih tua ( Kabbinavar , 2009) d. Terapi radiasiSampai saat ini terapi radiasi tetap merupakan modalitas standar untuk pasien dengan kanker rektal, peran terapi radiasi pada kanker kolon masih terbatas . terapi ini tidak memiliki peran dalam pengaturan ajuvan atau dalam pengaturan metastasis. Terapi ini terbatas pada terapi paliatif, untuk metastasis dipilih sisi lain seperti tulang metastasis. Lebih baru dan lebih selektif cara pemberian terapi radiasi seperti stereotactic radio terapi ( Cyberknife) dan tomotherapy saat ini sedang diselidiki dan dapat memperpanjang indikasi untuk radio terapi dalam pengolahan kanker usus besar di masa depan (Dragovich,2009)e.Terapi bedahPembedahan adalah satu-satunya modalitas kuratif untuk kanker kolon ( tahap I-III) dan berpontensi memberikan satu-satunya pilihan bagi pasien dengan metastasis di hati dan atau paru-paru ( penyakit stadium IV) . Prinsip-prinsip umum untuk semua termasuk operasi pengangkatan tumor primer dengan margin yang memadai termasuk daerah drainase limfatik.Untuk Lesi di sekum dalam kolon kanan , diindikasi untuk hemikolektomi kanan; untuk lesi di proksimal kolon transversus atau tengah, dilakukan hemikolektomi kanan;untuk lesi di lienalis fleksura dan kolon sebelah kiri , hemicolectomy kiri. Pada setiap lesi kolon sigmoid , maka akn dilakukan intervensi sigmoid colectomy yang sesuai dengan kondisi klinis. Total abdominal colectomy dengan anastomosis ileorectal mungkin diperlukan untuk pasien yang telah didiagnosis dengan hereditary nonpolyposis colorectal cancer (HNPCC). Adenomatosa polipis familiar, dan kanker methachronous di segmen usus yang ter pisah atau kondisi keganasan usus akut dengan status tidak diketahui pada bagian proksimal usu ( Dragovich,2009).Komplikasi Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap. 2. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung.3.Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan hemorragi. 4. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses. 5. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.6. Pembentukan absesPembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.BAB III ASUHAN KEPERAWATAN3.1. PengkajianPada pengkajian akan didapatkan sesuai stadium kanker kolon. Keluhan sangat di tentukan oleh lokasi kanker , tahap penyakit ,dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi.Pada pengkajian riwayat penyakit sekarang ,akan didapatkan perubahan kebiasaan defekasi dan pasase darah dalam feses . gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak dapat diketahui penyebabnya ,anoreksia,penurunan berat badan, dan keletihan.Pengkajian riwayat penyakit penting untuk diketahui ada riwayat infeksi pada kolon, kanker payudara ,Rahim, atau ovarium. Pengkajian riwayat kluarga ,terutama pada generasi terdahulu yang memiliki riwayat kanker . pengkajian kebiasaan yang mendukung peningkatan resiko ,seperti merokok ,konsumsi makanan rendah serat ,atau tinggi lemak dan protein. Perawat juga mengkaji selama ada riwayat penyakit tersebut apakah disertai adanya penurunan berat badan.Kanker kolon pada lansia berhubungan erat dengan karsinogen diet. Kekurangan serat adalah factor penyebab utama karena hal ini menyebabkan pasase feses melalui saluran usus menjadi lama sehingga terpajan karsinogen cukup lama. Kelebihan lemak diyakini mengubah flora bakteri dan mengubahh steroid menjadi senyawa yang mempunyai sifat karsinogen. Keletihan hamper selalu ad,akibat anemia difisiensi beri primer.Keluhan yang sering dilaporkan oleh lansia adalah nyeri, obstruksi, tenesmus, dan perdarahan rectal.Pengkajian psikososial biasanya di dapatkan kecemasan berat setelah mendapat pemberitahukaa tentang kondisi kanker kolon.pengkajian pengetauan pasien tentang program pengbatan kanker meliputi rediasi,kemoterapi,dan pembedahan memberikan manifestasi untuk merencanakan tindakan yang sesuai dengan kondisi induvidu.Pemeriksaan fisik yang di dapatkan sesuai dengan manifistasi klinik.pada sutvei umum terlihat lemah.TTV biasanya normal,tetapi dapat berubah sesuai dengan kondisi klinik.pada pemerisaanfisik fokus pada area abdomen dan rektum akan di dapatkan:Inspeksi: Tanda khas didapatkan adanya distensi abdominal.pemeriksaan rektum dan feses akan didapatkan adanya perubahaan bentuk dan warna feses.sering didapatkan bentuk feses dengan caliber kecil seperti pita. Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena ( feses hitam, seperti ter ). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri yang berhubungan dengan obstruksi ( nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi ), serta adanya darah merah segar dalam feses.Auskultrasi: biasanya normal.Perkusi: timpani akibat abdominal mengalami kembung.Palpasi: nyeri tekan abdomen pada area lesi.Pengertian diagnostik yang dapat membantu adalah dengan memeriksa abdomen dan rektal. Prosedur diagnostik paling penting kanker kolon adalah pengujian darah samar, enema, barium. Progtosigmoidoskopi, dan kolonoskopi. Sebanyak 60% dari kasus kanker kolorektal, dapat diidintifikasi dengan sigmoidoskopi dengan biopsi atau apusan sitology.Pemeriksaan antigen korsininoembrionik ( CEA ) juga dapat dilakukan, meskipun antigen karsinoembrionik mungkin bukan indicator yang dapat di percaya oleh dalam mendiagnosis kanker kolon karena tidak semua lesi menyekresi CEA. Pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar CEA dapat dipercaya dalam diagnosis prediksi. Pada aksisi tumor komplet, kadar CEA yang meningkat harus meningkatkan kembali normal dalam 4-8 jam. Peningkatan CEA pada hari lanjutannya menunjukkan kekambuhanya.3.3. Diagnosis keperawatanNyeri berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan, respon pembedahanKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang adekuatc. Ansietas berhubungan dengan perubahab status kesehatan 3.4. Intervensi KeperawatanIntervensiRasionalJelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmokologi dan noninvasive.Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmokologi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam mngurangi nyeri.Lakukan manajemen nyeri keperawatan, meliputi :Kaji nyeri dengan pendekatan PQRSTPendekatan PQRST dapat secara komprehensif menggali kondisi nyeri pasien. Apabila pasien mengalami skala nyeri 3 (0-4), keadaan ini merupakan peringatan yang perlu perawat waspadai karena memberikan manifestasi klinik yang bervariasi dari komplikasi pascabedah reseksi kolon.Beri oksigen nasal apabila skala nyeri 3 (0-4)Pemberian oksigen dilakukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada saat pasien engalami nyeri pasca bedah yang dapat mengganggu kondisi hemodinamik.Istirahatkan pasien pada saat nyeri munculIstirahat secara fisiologis akan menurunkan kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan metabolism basal.Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam pada saat nyeri munculMeningkatkan intake oksigen sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dari penurunan oksigen lokal.Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeriKolaborasi dengan tim medis untuk pemberian Analgetik melalui intravenaDistraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulusAnalgetik diberikan untu membantu menghambat stimulus nyeri ke pusat persepsi nyeri di korteks serebri sehingga nyeri dapat berkurang..IntervensiRasionalIntervensi nonbedah :Anjurkan pasien makan dengan perlahan dan mengunyah makanan dengan saksamaSajikan makanan dengan cara yang menarikFasilitasi pasien memperoleh diet biasa dengan kandungan serat tinggi Pantau intake dan output, anjurkan untuk timbang BB secara periodic (sekali seminggu).Intervensi dengan pembedahan :Berikan diet prabedahKaji kondisi dan toleransi gastrointestinal pasca reseksi kolon.Lakukan perawatan mulutKolaborasi dengan ahli gizi jenis nutrisi yang akan digunakan pasienMakanan dapat lewat dengan mudah ke lambungMembantu merangsang nafsu makanDapat membentuk massa feses yang optimal dan menurunkan kondisi diverkulosis menjadi divertikulis. Komponen buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan asupan tinggi serat.Untuk mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan.Diet tinggi kalori, rendah residu biasanya diberikan selama beberapa hari sebelum pembedahan, bila waktu dan kondisi pasien memungkinkan.Apabila tidak terdapat situasi kedaruratan, tindakan praoperatif dilakukan serupa dengan pembedahan abdomen umumnya.Parameter penting adalah dengan melakukan auskultasi bising usus. Apabila didapatkan bising usus artinya fungsi gastrointestinal sudah pulih pasca-anestesi umum.Kembalinya diet ke pola normal berlangsung sangat cepat, sedikitnya 2 l cairan/hari dianjurkan.Intervensi ini untuk menurunkan risiko infeksi oralAhli gizi harus terlibat dalam penentuan komposisi dan jenis makanan yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan individu.IntervensiRasionalMonitor respons fisik, seperti : Kelemahan, perubahan TTV, gerakan yang berulang-ulang, serta catat kesesuain respons verbal dan nonverbal selama komunikasi.Beri dukungan prabedahBantu pasien meningkatkan citra tubuh dan beri kesempatan pasien mengugkapkan perasaannyaHadirkan pasien yang pernah dilakukan kolostomiBerikan privasi untuk pasien dan orang terdekatKolaborasi dengan tim medis dan berikan anticemas sesuai indikasi contohnya diazepamDigunakan dalam mengevaluasi derajat/tinkat kesadaran/konsentrasi.Khususnya ketika melakukakan komunikasi verbal.Hubungan emosional yang baik antara perawat dan pasien akan memengaruhi penerimaan pasien dengan pembedahan.Perubahan yang terjadi pada citra tubuh dan gaya hidup sering sangat mengganggu, oleh karena itu pasien memerlukan dukungan empatis dalam mencoba menyesuaikannya.Berdiskusi dengan individu yang berhasil menghadapi kolostomi sering membantu menurunkan kecemasan pasien prabedah.Memberikan waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas dan perilaku adaptasi.Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.BAB IV PENUTUP Kesimpulan Saran Penulis berharap semoga penyusunan makalah tentang Askep pada Kanker kolon ini dapat memberikan ilmu dan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan praktik keperawatan. Dan juga dengan makalah ini dapat menjadi acuan untuk tindakan proses keperawatan.Daftar PustakaMusttaqin,arif. Kumala sari.2011.Gangguan gastrointestinal.salemba medika.jakarta 2013.A.price Sylvia dan Lorraine m.wilson.2003.Patofisiologi. Buku kedokteran.jakarta 2005.