Download - Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

Transcript
Page 1: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

1

BAB I

PENDAHULUAN

 1.1   Latar Belakang

Salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan

masyarakat pada suatu wilayah tertentu adalah Angka Kematian Ibu melahirkan

dan Angka Kematian Bayi. Makin besar angka ini menunjukkan bahwa makin

besar masalah kesehatan disuatu wilayah tertentu.

Kasus kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tergolong cukup tinggi.

Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2009 menunjukkan bahwa

secara nasional Angka Kematian Ibu di Indonesia adalah 228/100.000 kelahiran

hidup. Itu berarti sekitar 17 ribu perempuan meninggal setiap tahunnya atau setiap

jam 2 orang ibu bersalin meninggal dunia. Demikian pula dengan Angka

Kematian Bayi (AKB), khususnya angka kematian bayi baru lahir “neonatal”

masih berada pada angka 34 per 1000 kelahiran hidup atau setiap 5 menit satu

bayi baru lahir meninggal. Sedangkan angka harapan yang diinginkan berdasarkan

Sasaran Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goal (MDG) pada

tahun 2015, kematian ibu melahirkan ditetapkan pada angka 103 per 100.000

kelahiran hidup dan angka kematian bayi pada angka 34 per 1000 kelahiran hidup.

(Depkes RI, 2010)

Untuk wilayah NTB sendiri menduduki peringkat kedua terbesar AKI di

Indonesia setelah papua yaitu 370 per 10.000 kelahiran hidup. Data dari Dinas

Kesehatan provinsi NTB didapatkan bahwa jumlah kematian maternal sampai

bulan Mei 2007 adalah 95 kematian ibu dan 74 kematian neonatal. Ini

Page 2: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

2

memberikan gambaran masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan baik dalam

lingkup nasional maupun provinsi NTB sendiri. (Dikes NTB, 2009)

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar

dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.

Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada

serviks (pembukaan dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara

lengkap. (JNPK-KR, 2008).

Data BBLR di Puskesmas Mangkung pada tahun 2012 dari Januari-

Desember sebanyak 61/549 orang dari banyak ibu yang melahirkan.

Sedangkan pada tahun 2013 dari Januari-Juni sebanyak 26/236 orang dari

banyak orang yang melahirkan.

Berdasarkan dari data yang didapat penyebab BBLR yaitu: karena

kurangnya asupan gizi ibu hamil, karena dari segi ekonomi tidak mencukupi.

Dari uraian diatas dianggap perlu tenaga kesehatan (bidan) untuk tetap

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya melalui pendidikan formal yaitu

jenjang pendidikan Diploma III (D-III) maupun pendidikan informal melalui

berbagai jenis seminar-seminar dan atau pelatihan-pelatihan.

1.2   Tujuan

1.2.1   Tujuan umum

Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada By Ny.”F”

dengan Berat Badan Lahir Rendah.

Page 3: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

3

1.2.2 Tujuan khusus

1. Mampu melakukan pengumpulan data Subyektif dengan benar pada

By Ny”F” dengan Berat Badan Lahir Rendah

2. Mampu melakukan pengumpulan data Obyektif dengan benar pada By

Ny”F” Berat Badan Lahir Rendah

3. Mampu menganalisa data untuk menegakkan diagnosa pada By Ny”F”

dengan Berat Badan Lahir Rendah

4. Mampu melakukan penatalaksanaan serta mengevaluasi hasil tindakan

asuhan kebidanan pada By Ny”F” dengan Berat Badan Lahir Rendah

1.3.  Manfaat

1.3.1 Bagi Lahan praktik, yaitu Puskesmas Mangkung

Penulis berharap dengan adanya praktek ini, bisa memberikan manfaat bagi

Puskesmas Mangkung untuk membantu para petugas kesehatan dalam

melayani masyarakat

1.3.2 Bagi Institusi

Penulis berharap praktek yang dilaksanakan ini bisa menjadi bahan evaluasi

dan pengalaman bagi institusi pendidikan dalam menyediakan proses

pembelajaran yang lebih lanjut bagi mahasiswa, mengetahui kemampuan

mahasiswa dalam menerapkan ilmu pendidikan yang diperoleh mahasiswa

di bangku kuliah dan mengetahui adanya kesenjangan antara teori dan

praktik sebagai bahan analisa untuk pendidikan.

1.3.3 Bagi Masyarakat

Penulis berharap dengan adanya praktek ini dapat membantu masyarakat

Page 4: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

4

dalam hal pelayanan kesehatan terutama masalah-masalah kebidanan yang

berkaitan dengan persalinan untuk menurunkan angka kematian ibu dan

bayi, mendeteksi secara dini adanya penyulit atau masalah-masalah dalam

kebidanan sehingga menurunkan angka morbilitas dan mortalitas, serta

dengan adanya konseling di akhir pemeriksaan penulis berharap dapat

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terutama ibu

tentang persalinan.

1.3.4 Bagi mahasiswa

Penulis berharap dengan adanya praktek ini dapat memberikan manfaat

kepada mahasiswa dalam menambah pengalaman dan pengetahuan untuk

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di dalam kelas selama proses belajar

mengajar, terutama terampil dalam melakukan asuhan pada ibu bersalin

normal

Page 5: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN BBLR

Bayi kecil atau Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan

berat <2500 gram. Penyebabnya bisa karena lahir sebelum waktunya (<37

minggu) dikenal dengan sebagai bayi premature atau adanya gangguan

pertumbuhan dalam rahim intra uterin Growth Returdation (IUGR).

2.2 FAKTOR RESIKO LAHIRNYA BBLR (Perinasia, 2003):

1. Faktor keturunan (genetic)

2. Infeksi yang terjadi saat kehamilan (TORCH, Clamydia,dll)

3. Penyakit kronis pada ibu seperti:

a. Tekanan darah tinggi

b. Kencing manis

c. TBC

d. Asthma

e. Penyakit Jantung

f. Pre-eklampsia-Eklampsia

g. Kurang darah akibat malaria

h. Dan lain-lain

4. Status Gizi ibu yang kurang

5. Pekerjaan Ibu yang berat

6. Kecelakaan

Page 6: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

6

7. Mempunyai riwayat pernah melahirkan BBLR

8. Bayi kembar

9. Ibu perokok pasif maupun aktif

2.3 KLASIFIKASI BBLR

Berdasarkan usia kehamilan bisa diklasifikasikan menjadi bayi premature

dan bayi yang mengalami gangguan pertumbuhan intrauterine growt retardation

(IUGR). Sedangkan berdasarkan grafik pertumbuhan dalam tahun bisa dibedakan

menjadi Kecil Masa Kehamilan (KMK), Sesuai Masa Kehamilan (SMK) dan

Besar Masa Kehamilan (BMK). Akan tetapi karena sering kali seorang ibu lupa

kapan HPHT-nya maka secara umum semua bayi dengan berat badan <2500 gram

dianggap BBLR, terlepas dari apakah bayi tersebut premature.

2.4 TANDA DAN GEJALA BAYI BBLR

2.4.1 Tanda-tanda Bayi Premature (Perinasia, 2003):

1. Kulitnya mengkilat dan tembus cahaya

2. Tulang rawan telinga sangat lunak dan fleksible

3. Lanugo banyak terutama pada punggung (untuk yang sangat premature lanugo

belum ada)

4. Pola pemafasan tidak teratur

5. Aktifitas dan tangisnya lemah

6. Menghisap dan menelan tidak efektif

7. Pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora

8. Pada bayi laki-laki skrotum tampak mulus (belum banyak rugae)

Page 7: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

7

2.4.2 Masalah yang mungkin terjadi pada BBLR (Perinasia, 2003):

1. Kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim

2. Paru-parunya belum berfungsi normal

3. Jaringan lemak bawah kulit tipis

4. Lemak coklat sedikit

5. Kekurangan oksigen

6. Darah bayi masih kental

7. Mudah mengalami infeksi

8. Bayi sangat lemah

9. Belum kuat menghisap susu ibunya dan cepat capek

2.4.3 ASUHAN KEBIDANAN PADA BBLR dan PENANGANAN BBLR :

Asuahan Kebidanan Pada BBLR :

Adapun asuhan yang dilakukan dalam menghadapi bayi dalam kondisi seperti

BBLR adalah sbb :

1. Mencegah kedinginan dengan metode kanguru

Bayi yang lahir dengan berat badan > 2500 gram membutuhkan perawatan

yang yang peralatan yang lebih khusus sehingga sebaiknya segera dirujuk. Tetapi

bila rujukan tidak dapat dilaksanakan dapat dilakukan perawatan kanguru

(“kanguru care”) dimana ibu, anggota keluarga lainnya meletakkkan bayi didada

ibu tanpa dibungkus (“skin to skin”) yang memakai baju khusus dambil

melakukan kegiatan lain. Metode kanguru dalam perwatan bayi mulai di

perkenalkan oleh Roy dan Martinez di Columbia. Prinsip dasar metode kanguru

ini adalah mengganti perwatan bayi berat lahir rendah (BBLR) dalam incubator

Page 8: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

8

dengan metoda kanguru, ibu diidentikkan sebagai kanguru yang dapat

memberiakn suhu optimal (36,5-37,5 C) dengan cara mendekap bayinya. Suhu

yang optiamal ini diperoleh oleh karena adanya kontak langsung antara kulit bayi

dan kulit ibu. Suhu ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah yang

dapat memberikan lingkungan hangat pada bayi. Kontak yang erat dan interaksi

antara ibu dan bayi sebagai reaksi rangsangan sensoris yang diberikan ibu kepada

bayinya.

Bayi baru lahir yang telah memakai popok dan tutup kepala diletakkan

diantara dua payudara ibu, ditutup oleh baju ibu yang berfungsi sebagai kantong

kanguru. Ibu berfungsi sebagai induk bayi. Posisi bayi dalam kantung kanguru

adalah tegak vertical pada siang hari ketika ibu berdiri atau duduk san tengkurap

miring pada malam hari ketika ibu berbaring tidur.Di Indonesia tidak semua desa

mendapat aliran listrik dan untuk mencegah hipotermia masyarakat biasanya

memakai buli-buli panas atau bayi digendong, keadaan ini dapat menimbulkan

masalah bagi bayi seperti luka bakar karena buli-buli panas atau aspirasi susu

karena terjadi penekanan pada lambung bayi. Metode kanguru merupakan

penyelesaian dalam keadaan dimana teknologi kedokteran BBLR seperti di negara

berkembang.

2. Resusitasi

Langkah awal asuahn bayi baru lahir dengan BBLR adalah :

1. Cegah pelepasan panas yang berlebihan, keringkan-hangatkan.

2. Bebaskan jalan nafas, atur posisi- isap lendir.

3. rangsangan taktil

Page 9: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

9

Mengeringkan tubuh bayi dan pengisapan lendir atau cairan ketuban dari

mulut dan hidung yang pada dasarnya merupakan tindakan rangsangan, belum

cukup utuk menimbulkan pernafasan yang adekuat pada bayi baru lahir dengan

BBLR, maka diperlikan rangsangna taktil tambahan.

Selam melakukan rangsangan taktil, hendaknya jalan nafas sudah dipastikan

bersih. Walaupun prosedur in cukup sederhana tetapi tetap diperlukan

pengetahuan tambahan dalam melaksanakan tindakan itu. Ada 2 cara yang

memadai dan cukup aman untuk memberikan rangsangan taktil yaitu :

1. Menepuk atau menyentil telapak kaki

2. Menggosok punggung bayi

Menepuk atau menyentil telapak kaki, seringkali menimbulkan pernafasan

pada bayi yang mengalami depresi pernafasn yang ringan. Cara lain yang cukup

aman adalah melakukan penggosokan punggung bayi secara cepat. Mengusap dan

mengelus tubuh, tungkai dan kepala bayi juga merupakan rangsangan taktil, tetapi

rangsangan taktil yang ditimbulkan lebih ringan dari menepuk, menyentil atau

menggosok. Prosedur in itidak dilakukan pada bayi apnu, hanya dilakukan pada

bayi-bayi yang telah berusaha bernafas. Elusan pada tubuh bayi, dapat membantu

untuk meningkatkan frekuensi dan dalamnya pernafasan.

3. Pemberian ASI melalui sonde lambung

Pemberia ASI pada bayi BBLR melalui sonde lambung mungkin

diperlukan sebagai salah satu alternatif bagi bayi sakit maupun BBLR. Cara in

digunakan saat bayi belum dapat menelan, belum bisa mengkoordinasikan antara

menelan dan bernafas , atau terlalu cepat lelah dan tidak mendapatka susu yang

Page 10: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

10

cukup. Perawat /bidan yang sudah terlatih harus kompeten memastikan sonde

lambung dan mengawasi bayi selama memakai alat ini.

4. Penanganan BBLR :

Pada dasarnya ada 4 hal yang harus dilakukan bila dihadapkan dengan

BBLR yaitu :

1. Mengupayakan agar bayi bernafas spontan (resusitasi)

2. Menjaga suhu tubuh agar tetap normal

3. Pemberian nutrisi ASI

4. Mencegah dan menangani infeksi yang mungkin timbul

Dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Suhu tubuh dijaga/ dipertahankan pada sushu aksila 36,5 – 37,5 C, bayi

baru lahir dengan umur kehamilan 35 minggu perlu perhatian ketat, bayi

dengan berat badan lahir <2000 gram dimasukkan incubator atau biks

dengan lampu. Pada BBLR yang sudah stabil dilakukan perawatan bayi

lekas.

b. Oksigen dengan head box/ nasal / CPAC/oksigen incubator ataupun

ventilator disesuaikan dengan masalah pernafasan yang didapat. Pantau

dengan pulse oksimeter (SpO2). Kp AGD.

c. Sirkulasi dipertahankan dengan pemantauan ketat denyut jantung, perfusi

darah dan tekanan darah.

Pada bayi kecil yang keadaan umumnya tidak baik , sering diperlukan

volume ekspanderdan komponen darah . Aawasi keseimbangan cairan , jaga

jangan sampai kurang atau berlebih. Dopamine 5-8 gr/kg BB/ menit sering

Page 11: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

11

diperlukan untuk mempertahanka perfusi jaringan, ekskresi urine dan mencegah

asidosis metabolic.

a. Pemberia cairan dan nutrisi

Jika tidak diberikan minum per oral sesegera mungkin Periksa refleks menghisap

dan menelan. Motivasi ASI , jika memungkinkan ibu dianjurakan tinggal di

ruang yang tersedia untuk ibu.

b. Pemberian nutrisi secara intravena jikak ada indikasi. Pada BBLR sering

pemberian secara oral tidak mencukupi kebutuhan, terutama pada awal

kehidupan. Nutrisi meliputi karbohidarat, lemak, asam amino, vitamin dan

mineral. Beriakan multivitamin jika minuman entman bisa diberikan secara

kontinyu.

c. Antibiotik profilaksis diberikan pada bayi yang mempunyai potensial

terjadinya infeksi, yaitu BBLSR, ketuban pecah dini, ketuban keruh ataupun

lahir dengan bebbagai tindakan .

Ampisilin 50-100 mg Kg BB/hari iv/im dibagi 2 dosis diberikan selama 3 5 hari.

Gentamicin 5 mg kgBB/hari iv/im 9sesudah kencing) dibagi 2 dosis,

diberikan 3-5 hari. Kemudian dipantau kemungkinan adanya infeksi.

d. Pencegahan infeksi

Cara kerja aseptic, cuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air

mengalir. Tangan dibasuh dengan handscrub atau alcohol 70% setiap akan

memegang bayi.

Mencegah terlalu banyak bayi didalam satu ruangan, Melarang petugas yang

menderita infeksi masuk ke tempat bayi dirawat, Antibiotik rasional disesuaikan

Page 12: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

12

dengan pola kuman setempat, Membatasi tindakan seminimal mungkin.

e. Pencegahan perdarahan : vitamin K 1 mg i.m sekali pemberian.

2.4.4 Konsep Pendokumentasian SOAP

Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk pendekatan

yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Asuhan yang

telah diberikan harus dicatat secara benar, jelas, singkat, logis dalam suatu metode

pendokumentasian.

Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang dapat

mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah diberikan

pada seorang klien, yang didalamnya tersirat proses berfikif yang sistematis

seorang bidan dalam menghadapi seorang klien sesuai langkah-langkah dalam

proses menajemen kebidanan.(varney,2002)

Menurut Hellen Varney, alur berfikir saat menghadapi klien meliputi 7

langkah. Untuk orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang

bidan melalui proses berfikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP

yaitu :

S = SUBJEKTIF

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui

anamnesa sebagai langkah I Varney

O = OBJEKTIF

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil

laboratorium, dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus

Page 13: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

13

untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney

A = ASSESMENT

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data

sumbektif dan data objektif dalam suatu identifikasi :

a. Diagnosa/masalah

b. Antisipasi diagnosa/masalah potensial

c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi

dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3, 4 Varney.

P = PLANNING

Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan 1 dan evaluasi

perencanaan (E) berdasarkan Assesment sebagai langkah 5, 6, 7 Varney

Beberapa alasan penggunaan SOAP dalam pendokumentasian :

a. Pembuatan grafik metode SOAP merupakan perkembangan informasi

yang

sistematis yang mengorganisasi penemuan dan konklusi anda menjadi

suatu rencana.

b. Metode ini merupakan intisari dari proses pelaksanaan kebidanan untuk

tujuan mengadakan pendokumentasian asuha.

Page 14: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

14

BAB 3

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA By Ny “F”DENGAN BERAT

BADAN LAHIR RENDAH DI PUSKESMAS

MANGKUNG LOMBOK TENGAH

Tanggal Masuk : 28 juli 2013

Pukul : 20.00 Wita

Tempat : Ruang Bersalin Puskesmas Mangkung

3.1 SUBJEKTIF

3.1.1 Biodata

Nama bayi : By. Ny “J”

Umur : 1 hari

Anak ke : 1 (Pertama)

Lahir : 28 Juli 2013 Pukul 20.10 wita

Jenis kelamin : Laki- laki

Nama Ayah : Tuan ”Z”

Umur : 30 tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tani

Alamat : Kesambik

Nama ibu : Ny “F”

Umur : 25 tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Alamat : Kesambik

Page 15: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

15

3.1.2 Hari/tanggal pengkajian : sabtu/28 Juli 2013, pukul 08.00 wita

3.1.3 Keluhan utama

Bayi baru lahir spontan pukul 20.10 wita dengan BBL 2300 gr

3.1.4 Riwayat perjalanan penyakit

Bayi baru lahir spontan hari sabtu tanggal 28 juni 2013 pukul 20.10 wita

dengan BBL 2300 gr.

3.1.5 Riwayat Menstruasi

Menarche : 13 tahun

Siklus : Teratur

Warna : Merah

Jumlah : 2-3x ganti pembalut

Lama : 6-7 hari

Flour albus : Tidak ada

3.1.6 Riwayat kehamilan sekarang

Hamil ke :

Usia kehamilan :

HPHT :

Imunisasi :

ANC :

Obat yang dikonsumsi:

1 (pertama)

9 bulan

September 2012

TT (lengkap 2x) di posyandu

TT1 tanggal 21-10-2012

TT2 tanggal 25-11-2012

6 kali selama hamil di posyandu dan

puskesmas

vitamin C dan tablet tambah darah

Page 16: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

16

sebanyak 3 bungkus diminum 1x1 per

hari yang diberikan bidan

3.1.7 Riwayat kehamilan, persalinan serta nifas yang lalu :

N

o

.

Hami

l

Ke

UK

Persalinan Penyulit

BB

L

Um

ur

Ana

k

jenis

Ket.

H/M

Jenis Temp

at

Penolo

ng H P N

kelami

n

1 ini -

-

-

-

-

-

3.1.8 Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang

Penyakit jantung : tidak ada

Penyakit hepatitis : tidak ada

Penyakit hipertensi : tidak ada

Penyakit diabetes : tidak ada

Penyakit kelamin : tidak ada

Penyakit HIV/AIDS : tidak ada

Penyakit Malaria : tidak ada

Penyakit campak : tidak ada

Penyakit TBC : tidak ada

Penyakit ginjal : tidak ada

Penyakit asma : tidak ada

Page 17: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

17

Penyakit gangguan mental : tidak ada

Keturunan kembar : tidak ada

3.1.9 Riwayat Biopsiko sosial kurtural spiritual

a. Riwayat Biologis Status perkawinan: Nikah 1x lamanya 7 tahun

b. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami

Dukungan keluarga : Keluarga sangat mendukung dan mengharapkan kehamilan

ini

d. Beban kerja : Ibu hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

e. Pendamping persalinan : keluarga

f. Kepercayaan terhadap kehamilan: Tidak ada

3.2 OBJEKTIF

3.2.1 Pemeriksaan umum

Keadaan umum lemah, tangis (+), muntah (-), BAK (+), BAB (-), syanosis

( - ), tidak terpasang infuse. BB :2300gr, PB : 46cm, LIKA 30cm, LIDA :

29 cm, LILA 9cm

Tanda vital : S : 36,5°C DJ : 140x/mnt R : 58x/mnt

3.2.2 Pemeriksaan fisik

1. Kepala : rambut tidak kotor dan distribusi merata, tidak ada molase, tidak

terdapat pembengkakan atau cekungan pada kepala, ubun-ubun

datar.

2. Telinga : daun telinga sejajar dengan mata , kecil dan lunak.

3. Mata : simetris, tidak ada pengeluaran secret dan tanda-tanda infeksi

4. Hidung : normal, kanan dan kiri simetris, tidak ada pernapasan cuping

Page 18: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

18

hidung

5. Mulut : tidak sumbing, palatum lunak, reflek hisap lemah.

6. Leher : tidak ada pembengkakan atau benjolan.

7. Dada : simetris, klavikula normal, puting simetris, tidak ada wheezing

dan stridor.

8. Bahu, lengan dan tangan : gerakan pasif

9. Sistem saraf : refleks moro (+), reflek swallowin (+) babinsky(+)

10. Perut : tali pusat masih basah,belum lepas, perdarahan (-)

11. Genitalia : perempuan, vagina berlubang, uretra berlubang,

labia minor belum tertutup labia mayor

12. Tungkai dan kaki : gerakan pasif, panjang dan besar sama, jumlah jari

lengkap

13. Kulit : warna kulit kemerahan, tidak ada tanda lahir dan

bercakbercak hitam, verniks kaseosa (+)

3.2.3 Pemeriksaan penunjang

Tidak ada

3.3 ANALISA

a. Diagnosa : Bayi lahir dengan BBLR hari pertama.

b. Masalah : Cemas dan ketidak nyamanan

c. Dasar Subyektif : Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya dan

Bayinya

DO : BB 2300gr, DJ 140 x/mnt, S 36,5 0C, R 58x/mnt.

Page 19: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

19

d. Kebutuhan : Jelaskan pada ibu tentang keadaannya dan

Bayinya

3.4 PELAKSANAAN

1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yaitu

keadaan ibu dan bayi dalam keadaan sehat, Ibu dan keluarga mengerti

dengan penjelasan yang diberikan.

2. Mengobservasi k/u bayi dan tanda-tanda vital yaitu: DJ: 140 x/mnt,

S:36,5ºC

3. Mengganti selimut yang basah dengan yang kering, selimut telah

diganti.

4. Menimbang BB bayi, yaitu BB = 2300 gram.

5. Menjelaskan pada ibu tentang metode kanguru, yaitu: dengan cara bayi

menempel di dada ibu untuk mencegah terjadinya kedinginan

6. Menjelaskan pada ibu tentang cara metode kanguru yaitu dengan

menempelkan tubuh bayi ke dada bayi tanpa menggunakan baju (kulit

ketmu kulit atau kontak langsung).

7. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya ASI eklusif yaitu dari umur

0-6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan, kecuali obat dan

vitamin.

8. Mengajarkan ibu tentang cara pencegahan infeksi, yaitu: cuci tangan

sebelum dan sesudah memegang bayi.

Page 20: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

20

BAB 4PEMBAHASAN

Dari hasil pemeriksaan diatas dapat dikatakan

bahwa Ny “F” hamil 9 bulan dengan persalinan BBLR hal ini dapat kita lihat dari

berat badan pada bayi Ny”F”. Dari hasil pemeriksaan palpasi leopold I

didapatkan TFU pada Ny”F” adalah TFU: 28 cm pada usia kehamilan 39 minggu.

Dan teraba bokong pada fundus , Berarti tidak ada kesenjangan antara teori

dengan praktek. Pada kasus ini ibu tidak paham tanda- tanda persalinan DJJ

normal dan keadaan janin Ny “F” dapat kita katakan baik dengan frekuensi 136

x/menit. Penghitungan DJJ ini sesuai dengan teori Sarwono (2004) bahwa DJJ

akan terdengar diatas umbilkus atau dibawah umbilkus. Sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

Langkah selanjutnya yang kita lakukan adalah melakukan penghitugan

Pelviks score untuk mengetahui apakah pada kasus ini dapat lahir secara

pervaginam atau tidak. Dan dari hasil pemeriksaan didapatkan pelviks score

sama dengan 5 jadi Ny “F” dapat melahirkan secara pervaginam hal ini sesuai

dengan teori Marylin (2004) bahwa jika pelviks score sama dengan 5 maka bisa

dilahir diagnosa. Nilai 5 didapatkan dari penghitungan Ny “F” hamil ke dua,

tidak ada riwayat BBLR, hasil VT didaptkan pembukaan 10 cm sehingga untuk 1

kriteria ini nilai pelviks sama dengan 1 dan selanjutnya dilihat dari panjang

serviks 2 bagian terendah janin yaitu HI sehingga nilai pelviks sama dengan 0

Data BBLR di Puskesmas Mangkung pada tahun 2012 dari Januari-

Desember sebanyak 61/549 orang dari banyak ibu yang melahirkan.

Page 21: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

21

Sedangkan pada tahun 2013 dari Januari-Juni sebanyak 26/236 orang dari

banyak orang yang melahirkan.

Langkah selanjutnya yang kita lakukan adalah melakukan kolaborasi

dengan dokter karena hal ini merupakan kasus patologi.

Page 22: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

22

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada kasus Ny“F“ kami telah melakukan pemeriksaan sesuai dengan

standar dan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tidak ada kesulitan yang

didapatkan di lahan praktek dari hasil pengkajian data , begitu juga asuhan

yang kami berikan sesuai dengan diagnosa, masalah dan kebutuhan pasien serta

evaluasinya pun sesuai dengan rencana asuhan yang diberikan. Pada hasil

pemeriksaan Ny”F” kami menemukan tanda-tanda bahaya yaitu persalinan

dengan BBLR pada Ny “F” dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan

praktek.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dapatlah penulis mengajukan beberapa

saran, antara lain :

5.2.1 Untuk keluarga Ny”F”

Agar tetap membina hubungan yang baik dengan tenaga dan fasilitas

kesehatan yang ada serta tetap proaktif terhadap tindakan atau asuhan kebidanan

yang diberikan. Diharapkan dapat mempertahankan perawatan yang diberikan

kepada ibu bila perlu untuk lebih meningkatkan kualitas perawatan yang sesuai

dengan standar kesehatan.

5.2.2 Untuk Puskesmas Mangkung

Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan asuhan

kebidanan yang telah diberikan sehingga tercapai asuhan sesuai standar dan tetap

Page 23: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

23

tercermin citra bidan yang profesional.

5.2.3 Untuk Institusi Pendidikan

Agar lebih memperbanyak literatur-literatur khususnya buku-buku

kebidanan menurut Varney sehingga mahasiswa dapat lebih memahami dan dapat

menerapkan asuhan kebidanan pada pasien. Dapat menyatukan persepsi dalam

penyusunan asuhan kebidanan dengan Varney.

Agar tetap mempertahankan kesabarannya dalam membimbing mahasiswa

yang seringkali tidak menerapkan teori yang ada dan mengalami kejenuhan dalam

melakukan aktivitas kuliah.

5.2.4 Untuk Penulis

Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan asuhan kebidanan telah ada,

dan selalu menerapkan teori-teori yang telah didapatkan dan disesuaikan dengan

kondisi lapangan. Sehingga tetap tercermin citra bidan yang profesional.

Page 24: Asuhan Kebidanan Pada by Ny Suharti

24

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, S, 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

Dan Neonatal. Jakarta : Salemba medika

Saifuddin AB. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayana Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : YBP-SP

Varney, Helen. 2006. Asuhan Kebidanan Edisi 4.EGC : Jakarta

Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. YBPSP : Jakarta

Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan. YBPSP : Jakarta