Download - Astri Lbm 2 Jiwa

Transcript
Page 1: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

STEP 71. Bagaimana mekanisme kerja otak dalam menerima rangsang suka dan duka?

2. Apa hubungan dia di PHK dengan keluhan saat ini (sedih, kehilangan minat, dll)? HPA aksis ( Hypothalamic-Pituitary-Adrenal )

            Bila pengalaman yang berbentuk stressor dalam kehidupan sehari-hari kita tercatat dalam

korteks serebri dan sistem limbik sebagai stresor atau emosi yang mengganggu, bagian dari otak ini

akan mengirim pesan ke tubuh. Tubuh meningkatkan kewaspadaan untuk mengatasi stressor tersebut.

Target adalah kelenjar adrenal. Adrenal akan mengeluarkan hormon kortisol untuk mempertahankan

kehidupan. Kortisol memegang peranan penting dalam mengatur tidur, nafsu makan, fungsi ginjal,

sistem imun, dan semua faktor penting kehidupan. Peningkatan aktivitas glukokortikoid (kortizol)

merupakan respon utama terhadap stressor. Kadar kortisol yang meningkat menyebabkan “umpan

balik”, yaitu hipotalamus menekan sekresi cortikotropik-releasing hormone (CRH) , kemudian

mengirimkan pesan ini ke hipofisis sehingga hipofisi juga menurunkan produksi adrenocortictropin

hormon (ACTH). Akhirnya pesan ini juga diteruskan kembali ke adrenal untuk mengurangi produksi

kortisol.

            Pengalaman buruk seperti penganiayaan pada masa anak atau penelantaran pada awal

perkembangan merupakan faktor yang bermakna untuk terjadinya gangguan mood pada masa dewasa.

            Sistem CRH merupakan sistem yang paling terpengaruh oleh stressor yang dialami seseorang

pada awal kehidupannya. Stressor yang berulang menyebabkan peningkatan sekresi CRH, dan

penurunan sensitivitas reseptor CRH adenohipofisis. Stressor pada awal masa perkembangan ini

dapat menyebabkan perubahan yang menetap pada sistem neurobiologik atau dapat membuat jejak

pada sistem syaraf yang berfungsi merespon respon tersebut. Akibatnya, seseorang menjadi rentan

terhadap stressor dan resiko terhadap penyakit-penyakit yang berkaitan dengan stressor meningkat,

seperti terjadinya depresi setelah dewasa.

            Stressor pada awal kehidupan seperti perpisahan dengan ibu, pola pengasuhan buruk,

menyebabkan hiperaktivitas sistem neuron CRH sepanjang kehidupannya. Selain itu , setelah dewasa,

reaktivitas aksis HPA sangat berlebihan terhadap stressor.

            Adanya faktor genetik yang disertai dengan stressor di awal kehidupan, mengakibatkan

hiperaktivitas dan sensitivitas yang menetap pada sistem syaraf. Keadaan ini menjadi dasar

kerentanan seseorang terhadap depresi setelah dewasa. Depresi dapat dicetuskan hanya oleh stressor

yang derajatnya sangat ringan.

            Peneliti lain melaporkan bahwa respons sistem otonom dan hipofisis-adrenal terhadap stressor

psikososial pada wanita dengan depresi yang mempunyai riwayat penyiksaan fisik dan seksual ketika

masa anak lebih tinggi dibanding kontrol.

            Stressor berat di awal kehidupan menyebabkan kerentanan biologik seseorang terhadap

stressor. Kerentanan ini menyebabkan sekresi CRH sangat tinngi bila orang tersebut menghadapi

1 | P a g e

Page 2: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

stressor. Sekresi tinggi CRH ini akan berpengaruh pula pada tempat di luar hipotalamus, misalnya di

hipokampus. Akibatnya, mekanisme “umpan balik” semakin terganggu. Ini menyebabkan

ketidakmampuan kortisol menekan sekresi CRH sehingga pelepasan CRH semakin tinggi. Hal ini

mempermudah seseorang mengalami depresi mayor, bila berhadapan dengan stressor.

            Peningkatan aktivitas aksis HPA meningkatkan kadar kortisol. Bila peningkatan kadar

kortisol berlangsung lama, kerusakan hipokampus dapat terjadi. Kerusakan ini menjadi prediposisi

depresi. Simptom gangguan kognitif pada depresi dikaitkan dengan gangguan hipokampus.

            Hiperaktivitas aksis HPA merupakan penemuan yang hampir selalu konsisten pada gangguan

depresi mayor. Gangguan aksis HPA pada depresi dapat ditunjukkan dengan adanya

hiperkolesterolemia, resistennya sekresi kortisol terhadap supresi deksametason, tidak adanya respon

ACTH terhadap pemberian CRH, dan peningkatan konsentrasi CRH di cairan serebrospinal.

Gangguan aksis HPA, pada keadaan depresi, terjadi akibat tidak berfungsinya sistem otoregulasi

atau fungsi inhibisi umpan balik. Hal ini dapat diketahui dengan test DST (dexamethasone supression

test).

(Askep Neuropsikologi Depresi)

kadar kortisolPagi hari: 5-25 mg/dLSore hari: 2,5-12,5 mg/dL

3. Bagaimana patofisiologinya sehingga dia tidurnya terganggu?

Tidur terganggu

Melatonin - Pada siang hari, tubuh Anda berubah dari serotonin menjadi melatonin.Tubuh Anda kemudian menyimpan melatonin pada kelenjar pineal di dalam otak Anda. Ketika tingkat penurunan cahaya pada malam hari, kelenjar pineal mengeluarkan melatonin, membantu Anda untuk tertidur. Di pagi hari, siang hari sinyal kelenjar pineal Anda untuk menutup produksi melatonin, membantu Anda untuk bangun. Jika kadar serotonin Anda rendah, kemungkinan besar, Anda tidak memproduksi melatonin yang cukup. Dan tanpa melatonin yang cukup, tubuh Anda tidak dapat secara memadai mengatur tidur Anda / siklus bangun. Studi menunjukkan bahwa mengambil dalam jumlah yang tepat dari melatonin dapat mengembalikan tidur pada orang dewasa lebih dari 50. Ambil 1-3 mg setengah jam sebelum Anda pergi tidur. (Dr. Frank Shallenberger (www.realcuresletter.com)

Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa(PPDGJ-III),Dr.Rusdi Maslim dan http://adiwarsito.files.wordpress.com/2010/03/6224830-otak-manusia-neurotransmiter-dan-stress-by-dr-liza-pasca-sarjana-stain-cirebon.pdf dan Buku Saku Psikiatri Klinik, Harold I Kaplan & Benajmin J Sadock.

Fase Tidur

2 | P a g e

Page 3: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

Terdapat dua fase utama tidur, yaitu Non-Rapid Eye Moevement (NREM) dan Rapid Eye Movement (REM). Keterangan serta tahapan-tahapan yang terjadi di dalamnya adalah sebagai berikut.

Fase Tidur: Non-REM (NREM)

Non-rapid eye movement terbagi menjadi 4 tahap: N1 – N4, yang masing-masingnya lebih dalam dari yang lainnya.

N1 – dimulai saat kita mulai tertidur dan berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, sekitar 5 menit. Mata bergerak sangat lambat di bawah kelopak, aktifitas otot menurun, dan pada tahap ini kita sangat mudah terbangun. Banyak orang yang merasakan sensasi seperti ‘terjatuh’ pada tahap ini, yang menyebabkan kontraksi otot secara tiba-tiba (disebut hypnic myoclonia).

N2 – tahap ini bisa dikatakan sebagai tahap awal saat kita benar-benar tidur, dan berlangsung antara 10-30 menit. Pada tahap ini otot tubuh menjadi sangat rileks, aktifitas otak lebih lambat, gerakan mata berhenti, detak jantung melambat dan temperatur tubuh menurun. Seseorang agak susah terbangun di tahap ini.

N3 & N4 – kedua tahap ini merupakan tahap paling dalam dari tidur NREM. Sangat sulit untuk terbangun pada tahap ini, dan jika terbangun kita akan mengalami disorientasi serta membutuhkan penyesuaian selama beberapa menit. Pada bagian terdalam dari tahap ini, aktifitas otak sangat lambat, dan aliran darah lebih banyak diarahkan ke otot, mengisi energi fisik tubuh.

Selama tahap tidur lelap (deep sleep) pada fase NREM, tubuh akan meregenerasi dan memperbaiki sel-sel tubuh, serta memperkuat sistem imun tubuh.

Fase Tidur: REM

Fase REM biasanya terjadi 70 – 90 menit setelah kita tertidur. Fase tidur ini lebih dalam dari NREM. Selama fase REM ini, biasanya mata bergerak-gerak/berkedut (itulah mengapa fase ini disebut rapid eye movement) dan napas menjadi lebih tidak teratur, aktifitas otak dan ritme detak jantung juga meningkat.

Umumnya mimpi terjadi saat fase tidur REM. Namun otak ‘melumpuhkan’ otot-otot tubuh, khususnya tangan dan kaki, sehingga kita tidak ikut bergerak saat bermimpi.

Siklus NREM dan REM dalam Tidur

3 | P a g e

Page 4: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

Selama tidur, seseorang biasanya melewati setidaknya 3 tahapan dalam NREM sebelum masuk ke fase REM. Siklus atau perputaran antara dua fase ini akan terus berulang selama tidur, yang masing-masingya membutuhkan waktu antara 1 – 2 jam. Dan siklus ini dapat berulang sekitar 3 hingga 4 kali dalam satu malam.

http://webkesehatan.com/fase-siklus-tidur-tahapan-tidur/

Bagaimana stress dapat mengganggu pola tidur kita?

4. Dampak apa saja yang terjadi pada seseorang yang mengalami gangguan mood?Kriteria Depresi

Gejala utama:

afek depresi

kehilangan minat dan kegembiraan

berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya

aktivitas

Gejala lainnya :

konsentrasi dan perhatian berkurang,

harga diri dan kepercayaan diri berkurang,

pikiran rasa bersalah dan tidak berguna,

pandangan masa depan yang suram dan pesimistik,

pikiran atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri,

tidur terganggu dan

nafsu makan terganggu.

Gejala Fisik

Menurut beberapa ahli, gejala depresi yang kelihatan ini mempunyai rentangan dan variasi

yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang dialami. Namun secara garis besar ada

beberapa gejala fisik umum yang relatif mudah dideteksi. Gejala itu seperti :

Gangguan pola tidur (sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit)

Menurunnya tingkat aktivitas. Pada umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkan

perilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti nonton TV,

makan, tidur

Menurunnya efisiensi kerja. Penyebabnya jelas, orang yang terkena depresi akan sulit

memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan. Sehingga, mereka juga

akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas. Kebanyakan yang dilakukan justru hal-

hal yang tidak efisien dan tidak berguna, seperti misalnya ngemil, melamun, merokok terus

menerus, sering menelpon yang tak perlu. Yang jelas, orang yang terkena depresi akan

4 | P a g e

Page 5: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

terlihat dari metode kerjanya yang menjadi kurang terstruktur, sistematika kerjanya jadi kacau

atau kerjanya jadi lamban.

Menurunnya produktivitas kerja. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atau

seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan

atas apa yang dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan

kegiatannya seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap beraktivitas membuatnya

semakin kehilangan energi karena energi yang ada sudah banyak terpakai untuk

mempertahankan diri agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya. Mereka mudah sekali lelah,

capai padahal belum melakukan aktivitas yang berarti !

Mudah merasa letih dan sakit. Jelas saja, depresi itu sendiri adalah perasaan negatif. Jika

seseorang menyimpan perasaan negatif maka jelas akan membuat letih karena membebani

pikiran dan perasaan ! ; dan ia harus memikulnya di mana saja dan kapan saja, suka tidak

suka !

Gejala Psikis

Perhatikan baik-baik gejala psikis di bawah ini, apakah Anda atau rekan Anda ada yang

mempunyai tanda-tanda seperti di bawah ini :

Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung

memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Pasti mereka

senang sekali membandingkan antara dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih

sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih

diperhatikan oleh atasan, dan pikiran negatif lainnya.

Sensitif. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengkaitkan segala sesuatu dengan

dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering peristiwa yang netral jadi dipandang dari

sudut pandang yang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan. Akibatnya, mereka mudah

tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akan maksud orang lain (yang sebenarnya tidak ada

apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka menyendiri.

Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa

menjadi orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya mereka

kuasai. Misalnya, seorang manajer mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain.

Dalam persepsinya, pemutasian itu disebabkan ketidakmampuannya dalam bekerja dan

pimpinan menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusi sesuai dengan yang diharapkan.

5 | P a g e

Page 6: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

Perasaan bersalah. Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang

mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu

hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya

dikerjakan. Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan

diri mereka atas situasi tersebut.

Perasaan terbebani. Banyak orang yang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang

dialaminya. Mereka merasa terbeban berat karena merasa terlalu dibebani tanggung jawab

yang berat.

Gejala Sosial

Jangan heran jika masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya

mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan (atau aktivitas rutin lainnya). Bagaimana tidak,

lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi tersebut yang pada

umumnya negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih, mudah

sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah interaksi dengan rekan

kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah

lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada di antara kelompok dan merasa

tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak mampu untuk

bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada

kesempatan.

(Psikiatri Klinis Kaplan)

ManiaDefinisi: kesenangan yg berlebihanTrias Mania: euphoria, flight of ideas, leugorhea (bicara cepat dan tdk bs dihentikan)

Manifestasi klinik

(i). Perubahan pada Kondisi Emosional:

Perubahan pada mood (perasaan terpuruk, depresi, sedih, atau muram).

Penuh air mata atau menangis.

Meningkatnya iritabilitas ( Kegelisahan atau kehilangan kesabaran).

(ii). Perubahan dalam Motivasi :

Perasaan tidak termotivasi, atau memiliki kesulitan untuk memulai agi hari atau

bahkan sulit bangun dari tempat tidur.

Menurunnya tingkat partisipasi sosial atau minat pada aktivitas sosial.

Kehilangan kenikmatan atau minat dalam aktivitas menyenangkan.

Menurunnya minat pada seks.

6 | P a g e

Page 7: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

Gagal untuk berespons pada pujian atau reward.

(iii). Perubahan dalam Fungsi dan Perilaku Motorik :

Bergerak atau berbicara dengan lebih perlahan daripada biasanya.

Perubahan dalam kebiasaan tidur ( tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit,

bangun lebih awal dari biasanya dan merasa kesulitan untuk kembali tidur di

pagi buta ).

Perubahan dalam selera makan ( makan terlalu banyak atau terlalu sedikit).

Perubahan dalam berat badan ( bertambah atau kehilangan berat badan).

Berfungsi secara kurang efektif daripada biasanya di tempat kerja, atau di

sekolah.

(iv). Perubahan Kognitif :

Kesulitan berkonsentrasi atau berpikir jernih.

Berpikir negatif mengenai diri sendiri dan masa depan.

Perasaan bersalah atau menyesal mengenai kesalahan di masa lalu.

Kurangnya self-esteem atau merasa tidak adekuat.

Berpikir akan kematian atau bunuh diri.

Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1

Klasifikasi

a. Sindroma depresi melancolicAdanya rem disegala bidangGejalanya : trias depresi dan gejala tambahanTrias depresi :

1. Cara berpikir sangat lambat2. Tingkah laku yang lamban, kaang-kadang sampai stupor3. Perasaaan hati yang sedih, negativisme

Gejala tambahan :1. Tak ada kepercayaan pada diri semdiri2. Sering takut3. Ada nafsu bunuh diri4. Kadang-kadang halusinasi5. Kadang-kadang ada waham hipocondrie, waham berdosa, waham diri miskinGejala jasmani : kurus, konstipasi, amenorhoeKeadaan ini terdapat pada : depresi endogen dan melancholia

b. Sindroma depresi vegetatifBanyak didapatkan gejala-gejala vegetatif, misalnya : sering haus, banyak keringat, obstipasi, palpitasi, paraesthesi, tremor, pusing0pusing, kadang-kadang jatuh pingsanGejala psikik hanya sedikit :1. Adanya remming2. Tertawa seperlunya3. Perasaan takut

7 | P a g e

Page 8: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

4. Tidak ada waham

c. Sindroma depresi psikogenikDisebabkan oleh trauma psikik, bila trauma hilang, sindroma depresi hilangGejala-gejala :1. Kemampuan psikik berkurang2. Kelalaian psikik tak menonjol3. Psikotrauma diketahui oleh penderita, tetapi penderita tidak mengerti, mengapa kesedihan

tak dapat hilang4. Dapat ditolong dengan psiko-analisa

d. Sindroma depresi involusi Terdapat pada climacterium Adanya remming Keluhan-keluhan secara berlebihan

Trias depresiSimtmoatologi FK UNDIP

5. Mengapa pasien sekitar 3bulan lalu merasa sangat senang, selalu bersemangat dan tidak merasa lelah, sangat senang, dan menjadi suka berbelanja?

Baca PPDGJ yaa

6. Mengapa terjadi penurunan GAF pada gg.mood?

7. Mengapa pasien mencoba untuk bunuh diri?Bila pengalaman yang berbentuk stressor dalam kehidupan sehari-hari kita tercatat dalam korteks serebri dan sistem limbik sebagai stresor atau emosi yang mengganggu, bagian dari otak ini akan mengirim pesan ke tubuh. Tubuh meningkatkan kewaspadaan untuk mengatasi stressor tersebut. Target adalah kelenjar adrenal. Adrenal akan mengeluarkan hormon kortisol untuk mempertahankan kehidupan. Kortisol memegang peranan penting dalam mengatur tidur, nafsu makan, fungsi ginjal, sistem imun, dan semua faktor penting kehidupan. Peningkatan aktivitas glukokortikoid (kortizol) merupakan respon utama terhadap stressor. Kadar kortisol yang meningkat menyebabkan “umpan balik”, yaitu hipotalamus menekan sekresi cortikotropik-releasing hormone (CRH) , kemudian mengirimkan pesan ini ke hipofisis sehingga hipofisi juga

8 | P a g e

Page 9: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

menurunkan produksi adrenocortictropin hormon (ACTH). Akhirnya pesan ini juga diteruskan kembali ke adrenal untuk mengurangi produksi kortisol.

            Pengalaman buruk seperti penganiayaan pada masa anak atau penelantaran pada awal perkembangan merupakan faktor yang bermakna untuk terjadinya gangguan mood pada masa dewasa.

            Sistem CRH merupakan sistem yang paling terpengaruh oleh stressor yang dialami seseorang pada awal kehidupannya. Stressor yang berulang menyebabkan peningkatan sekresi CRH, dan penurunan sensitivitas reseptor CRH adenohipofisis. Stressor pada awal masa perkembangan ini dapat menyebabkan perubahan yang menetap pada sistem neurobiologik atau dapat membuat jejak pada sistem syaraf yang berfungsi merespon respon tersebut. Akibatnya, seseorang menjadi rentan terhadap stressor dan resiko terhadap penyakit-penyakit yang berkaitan dengan stressor meningkat, seperti terjadinya depresi setelah dewasa.

            Stressor pada awal kehidupan seperti perpisahan dengan ibu, pola pengasuhan buruk, menyebabkan hiperaktivitas sistem neuron CRH sepanjang kehidupannya. Selain itu , setelah dewasa, reaktivitas aksis HPA sangat berlebihan terhadap stressor.

            Adanya faktor genetik yang disertai dengan stressor di awal kehidupan, mengakibatkan hiperaktivitas dan sensitivitas yang menetap pada sistem syaraf. Keadaan ini menjadi dasar kerentanan seseorang terhadap depresi setelah dewasa. Depresi dapat dicetuskan hanya oleh stressor yang derajatnya sangat ringan.

            Peneliti lain melaporkan bahwa respons sistem otonom dan hipofisis-adrenal terhadap stressor psikososial pada wanita dengan depresi yang mempunyai riwayat penyiksaan fisik dan seksual ketika masa anak lebih tinggi dibanding kontrol.

            Stressor berat di awal kehidupan menyebabkan kerentanan biologik seseorang terhadap stressor. Kerentanan ini menyebabkan sekresi CRH sangat tinngi bila orang tersebut menghadapi stressor. Sekresi tinggi CRH ini akan berpengaruh pula pada tempat di luar hipotalamus, misalnya di hipokampus. Akibatnya, mekanisme “umpan balik” semakin terganggu. Ini menyebabkan ketidakmampuan kortisol menekan sekresi CRH sehingga pelepasan CRH semakin tinggi. Hal ini mempermudah seseorang mengalami depresi mayor, bila berhadapan dengan stressor.

            Peningkatan aktivitas aksis HPA meningkatkan kadar kortisol. Bila peningkatan kadar kortisol berlangsung lama, kerusakan hipokampus dapat terjadi. Kerusakan ini menjadi prediposisi depresi. Simptom gangguan kognitif pada depresi dikaitkan dengan gangguan hipokampus.

            Hiperaktivitas aksis HPA merupakan penemuan yang hampir selalu konsisten pada gangguan depresi mayor. Gangguan aksis HPA pada depresi dapat ditunjukkan dengan adanya hiperkolesterolemia, resistennya sekresi kortisol terhadap supresi deksametason, tidak adanya respon ACTH terhadap pemberian CRH, dan peningkatan konsentrasi CRH di cairan serebrospinal. Gangguan aksis HPA, pada keadaan depresi, terjadi akibat tidak berfungsinya sistem otoregulasi atau fungsi inhibisi umpan balik. Hal ini dapat diketahui dengan test DST (dexamethasone supression test).

(Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis edisi 7. Jakarta: BinarupaAksara. 1997. p. 777-858)

9 | P a g e

Page 10: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

8. Apa hubungan jenis kelamin dan umur dengan keluhan pasien? Sebutkan faktor resiko yang lain!FR : Epidemiologi

Gangguan depresif adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling sering terjadi. Prevalensi

gangguan depresif pada populasi dunia adalah 3-8 % dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif

yaitu 20-50 tahun. World Health Organization menyatakan bahwa gangguan depresif berada pada

urutan keempat penyakit di dunia.Gangguan depresif mengenai sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki

pada suatu waktu dalam kehidupan. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penderita gangguan

depresif semakin meningkat dan akan menempati urutan kedua penyakit di dunia.Gangguan depresif

dapat terjadi pada semua umur, dengan riwayat keluarga mengalami gangguan depresif, biasanya

dimulai pada usia 15 dan 30 tahun. Usia paling awal dikatakan 5-6 tahun sampai 50 tahun dengan

rerata pada usia 30 tahun. Gangguan depresif berat rata-rata dimulai pada usia 40 tahun (20-50 tahun).

Epidemiologi ini tidak tergantung ras dan tak ada korelasinya dengan sosioekonomi. Perempuan

juga dapat mengalami depresi pasca melahirkan anak.

Faktor Risiko:

1. Seks / Jenis Kelamin2. Usia3. Status pernikahan4. Faktor SosioEkonomi

KAPLAN SADDOCK. Buku Ajar Psikiatri Klinis. 2010.

9. Apa saja macam-macam gangguan suasana perasaan?Lihat buku

10. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk pasien ini?Cara diagnosis

10 | P a g e

Page 11: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

Px. Status Mental Episode Depresif:

Deskripsi umum: Retradasi psikomotor menyeluruh merupakan gejala yang paling umum, walaupun agitasi psikomotor juga sering ditemukan khususnya pada pasien lansia. Secara klasik, seorang pasien depresi memiliki postur yang membungkuk tidak terdapat pergerakan spontan, pandangan mata yang putus asa dan memalingkan pandangan.

Mood, afek dan perasaan: Pasien tersebut sering kali dibawa oleh anggota keluarganya atau teman kerjanya karena penarikan sosial dan penurunan aktifitas secara menyeluruh.

Bicara: Banyak pasien terdepresi menunjukkan suatu kecepatan dan volume bicara yang menurun, berespon terhadap pertanyaan dengan kata tunggal dan menunjukkan yang lambat terhadap suatu pertanyaan.

Gangguan Persepsi: Pasien terdepresi dengan waham atau halusinasi dikatakan menderita episode depresi berat dengan ciri psikotik. Waham sesuai mood pada pasien terdepresi adalah waham bersalah, memalukan, tidak berguna, kemiskinan, kegagalan, kejar, dan penyakit somatik terminal.

Pikiran: Pasien terdepresi biasanya memiliki pandangan negatif tentang dunia dan dirinya sendiri. Isi pikiran mereka sering kali melibatkan perenungan tentang kehilangan, bersalah, bunuh diri, dan kematian. Kira – kira 10% memiliki gejala jelas gangguan berpikir, biasanya penghambatan pikiran dan kemiskinan isi pikiran.

Sensorium dan Kognisi: Daya ingat, kira – kira 50 – 70% dari semua pasien terdepresi memiliki suatu gangguan kognitif yang sering kali dinamakan pseudodemensia depresif, dengan keluhan gangguan konsentrasi dan mudah lupa.

Pengendalian Impuls: Kira – kira 10 – 15% pasien terdepresi melakukan bunuh diri dan kira – kira dua pertiga memiliki gagasan bunuh diri. Resiko meninggi untuk melakukan bunuh diri saat mereka mulai membaik dan mendapatkan kembali energi yang diperlukan untuk merencanakan dan melakukan suatu bunuh diri (bunuh diri paradoksikal / paradoxical suicide).

Reliabilitas: Semua informasi dari pasien terlalu menonjolkan hal yang buruk dan menekankan yang baik

Episode Manik: Deskriksi Umum: Pasien manik adalah tereksitasi, banyak bicara, kadang – kadang

mengelikan dan sering hiperaktif. Suatu waktu mereka jelas psikotik dan terdisorganisasi, memerlukan pengikatan fisik dan penyuntikan intra muskular obat sedatif.

Mood, afek dan perasaan: Pasien manik biasanya euforik dan lekas marah. Mereka memiliki toleransi frustasi yang rendah, yang dapat menyebabkan perasaan kemarahan dan permusuhan. Secara emosional adalah labil, beralih dari tertawa menjadi lekas marah menjadi depresi dalam beberapa menit atau jam.

Bicara: Pasien manik tidak dapat disela saat mereka bicara dan sering kali rewel dan penganggu bagi orang – orang disekitarnya. Saat keadaan teraktifitas meningkat pembicaraan penuh gurauan, kelucuan, sajak, permainan kata – kata dan hal – hal yang tidak relefan. Saat tingkat aktifitas meningkat lagi, asosiasi menjadi longgar, kemampuan konsentrasi menghilang, menyebabkan gagasan yang meloncat – loncat (flight of idea), gado – gado kata dan neologisme. Pada kegembiraan manik akut

11 | P a g e

Page 12: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

pembicaraan mungkin sama sekali inkoheren dan tidak dapat membedakan dari pembicaraan skizofrenik.

Gangguan Persepsi: Waham ditemukan pada 75% dari semua pasien manik. Waham sesuai mood seringkali melibatkan kesehatan, kemampuan atau kekuatan yang luar biasa. Dapat juga ditemukan waham dalam halusinasi aneh yang tidak sesuai mood.

Pikiran: Isi pikirannya termasuk tema kepercayaan dan kebesaran diri, sering kali perhatiannya mudah dialihkan. Fungsi kognitif ditandai oleh aliran gagasan yang tidak terkendali cepat.

Sensorium dan Kognisi: Secara kasar orientasi dan daya ingat adalah intak walaupun beberapa pasien manik mungkin sangat euforik sehingga mereka menjawab secara tidak tepat. Gejala tersebut disebut “mania delirium” (delirious mania) oleh Emil Kraepelin.

Pengendalian Impuls: Kira – kira 75% pasien manik adalah senang menyerang atau mengancam.

Perimbangan dan Tilikan: Gangguan pertimbangan merupakan tanda dari pasien manik. Mereka mungkin melanggar peraturan dengan kartu kredit, aktifitas seksual dari finansial, kadang melibatkan keluarganya dalam kejatuhan finasial.

Reliabilitas: Pasien manik terkenal tidak dapat dipercaya dalam informasinya.http.//www.geocities.com.fkupn

Positron Emission Tomography (PET) Scan merupakan salah satu modalitas kedokteran

nuklir, yang untuk pertama kali dikenalkan oleh Brownell dan Sweet pada tahun 1953.

Prototipenya telah dibuat pada sekitar tahun 1952, sedangkan alatnya pertama kali dikembangkan

di Massachusetts General Hospital, Boston pada tahun 1970. Positron yang merupakan inti

kinerja PET pertama kali diperkenalkan oleh PAM Dirac pada akhir tahun 1920-an. PET adalah

metode visualisasi metabolisme tubuh menggunakan radioisotop pemancar positron. Oleh karena

itu, citra (image) yang diperoleh adalah citra yang menggambarkan fungsi organ tubuh. Fungsi

utama PET adalah mengetahui kejadian di tingkat sel yang tidak didapatkan dengan alat

pencitraan konvensional lainnya. Kelainan fungsi atau metabolisme di dalam tubuh dapat

diketahui dengan metode pencitraan (imaging) ini. Hal ini berbeda dengan metode visualisasi

tubuh yang lain seperti foto rontgen, computed tomography (CT), magnetic resonance imaging

(MRI) dan single photon emission computerized tomography (SPECT).

A. Prinsip Kerja PET-Scan.

Sel-sel kanker memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi dari sel-sel lain. Salah

satu karakteristik adalah bahwa sel-sel kanker memerlukan tingkat yang lebih tinggi glukosa

untuk energi. Ini adalah langkah-langkah proses biologis PET. Positron emisi tomografi (PET)

membangun sistem pencitraan medis gambar 3D dengan mendeteksi gamma sinar radioaktif

yang dikeluarkan saat glukosa (bahan radioaktif) tertentu disuntikkan ke pasien. Setelah dicerna,

gula tersebut diolah diserap oleh jaringan dengan tingkat aktivitas yang lebih tinggi /

metabolisme (misalnya, tumor aktif) daripada bagian tubuh.

PET-scan dimulai dengan memberikan suntikan FDG (suatu radionuklida glukosa-based)

dari jarum suntik ke pasien. Sebagai FDG perjalanan melalui tubuh pasien itu memancarkan

12 | P a g e

Page 13: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

radiasi gamma yang terdeteksi oleh kamera gamma, dari mana aktivitas kimia dalam sel dan

organ dapat dilihat. Setiap aktivitas kimia abnormal mungkin merupakan tanda bahwa tumor

yang hadir.

Sinar Gamma yang dihasilkan ketika sebuah positron dipancarkan dari bahan radioaktif

bertabrakan dengan elektron dalam jaringan. Tubrukan yang dihasilkan menghasilkan sepasang

foton sinar gamma yang berasal dari situs tabrakan di arah yang berlawanan dan terdeteksi oleh

detektor sinar gamma diatur di sekitar pasien.

Detektor PET terdiri dari sebuah array dari ribuan kilau kristal dan ratusan tabung

photomultiplier (PMTS) diatur dalam pola melingkar di sekitar pasien. Kilau kristal

mengkonversi radiasi gamma ke dalam cahaya yang dideteksi dan diperkuat oleh PMTS.

Gambar 2. Proses kerja PET-Scan

13 | P a g e

Page 14: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

Blok Diagram Sistem PET-Scan

Sinyal dari setiap output PMT dikonversi menjadi tegangan dan amplitudo oleh low

noise amplitudo (LNA). Sinyal yang dihasilkan oleh PMT berupa sinyal pulsa yang lambat.

Kekuatan sinyal dari setiap PMT ditentukan dengan mengintegrasikan sinyalnya menjadi pulsa.

Setelah LNA, sistem ini menggunakan variabel-gain amplifier (VGA) untuk mengkompensasi

variabilitas sensitivitas dari PMTS.

Output dari VGA dilewatkan melalui lowpass filter, offset kompensasi, dan kemudian

dikonversi menjadi sinyal digital dengan bit 10 sampai 12-bit analog-ke-digital (converter ADC

sampling) dengan 50Msps untuk menilai 100Msps.

Sinyal-sinyal dari beberapa PMTS harus dijumlahkan, oleh karena itu gabungan sinyal

masukan berupa ultra-high-speed. Sebuah DAC menghasilkan tegangan referensi komparator

untuk mengkompensasi offset DC. Akurasi yang sangat tinggi diperlukan untuk menghasilkan

sinyal output komparator dengan waktu yang berkecepatan tinggi. Sinyal output dari DAC

kemudian masuk ke bagian processing unit untuk dikirim ke image processing.

Dari hasil pendeteksian, dilakukan image reconstruction untuk mendapatkan gambaran

sebaran glukosa di dalam tubuh. Perangkat kamera PET biasanya telah dilengkapi dengan

program untuk keperluan ini, sehingga hasil image reconstruction dapat diperoleh dengan

mudah.

Kamera PET

Kamera PET memiliki kejernihan citra yang lebih baik dibandingkan kamera gamma

yang secara umum digunakan pada kedokteran nuklir. Hal ini dikarenakan pendeteksiannya

didasarkan pada coincidence detection.

14 | P a g e

Page 15: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

Ketika positron dilepaskan dari fluor-18, partikel ini akan segera bergabung dengan

elektron dan terjadilah anihilasi. Dari anihilasi ini dihasilkan radiasi gelombang elektromagnetik

dengan energi sebesar 511 V dengan arah berlawanan (180o). Adanya dua buah proton yang

dilepaskan secara bersamaan ini memungkinkannya dilakukan coincidence detection. Pada

coincidence detection ini, sinyal yang ditangkap oleh detektor akan diolah jika dua buah sinyal

diperoleh secara bersamaan.  Jika hanya satu buah sinyal  yang ditangkap, maka sinyal tersebut

dianggap sebagai pengotor. Oleh karenanya, hampir seluruh sinyal pengotor dapat dieliminasi

dengan cara ini.

Hasil foto PET-Scan.

Physical ExaminationNo physical findings are specific to major depressive disorder; instead, the diagnosis is based on the history and the mental status examination. Nevertheless, a complete mental health evaluation should always include a medical evaluation to rule out organic conditions that might imitate a depressive disorder. Most of these fall into the following major general categories:

Infection Medication Endocrine disorder Tumor Neurologic disorder

Laboratory Studies to Rule Out Organic CausesDepression is a clinical diagnosis, based on the history and physical findings. No diagnostic laboratory tests are available to diagnose major depressive disorder, but focused laboratory studies may be useful to exclude potential medical illnesses that may present as major depressive disorder. These laboratory studies might include the following:

Complete blood cell (CBC) count Thyroid-stimulating hormone (TSH) Vitamin B-12

15 | P a g e

Page 16: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

Rapid plasma reagin (RPR) HIV test Electrolytes, including calcium, phosphate, and magnesium levels Blood urea nitrogen (BUN) and creatinine Liver function tests (LFTs) Blood alcohol level Blood and urine toxicology screen Arterial blood gas (ABG) Dexamethasone suppression test (Cushing disease, but also positive in depression) Cosyntropin (ACTH) stimulation test (Addison disease)

NeuroimagingNeuroimaging can help clarify the nature of the neurologic illness that may produce psychiatric symptoms, but these studies are costly and may be of questionable value in patients without discrete neurologic deficits. Computed tomography (CT) scanning or magnetic resonance imaging (MRI) of the brain should be considered if organic brain syndrome or hypopituitarism is included in the differential diagnosis.Positron emission tomography (PET) imaging provides the means for the study of receptor binding of certain ligands and the effect a compound may have on receptors. However, PET scanning is problematic for use with children and adolescents because it requires complex equipment and uses radiation.Using single-photon emission computed tomography (SPECT) scanning, Tutus et al reported significant differences between the perfusion index values of untreated adolescents with depression and those of control patients. The researchers found that adolescents with major depressive disorder may have regional blood flow deficits in the left anterofrontal and left temporal cortical regions, with greater right-left perfusion asymmetry than healthy control patients.

Alat Ukur Depresi:1. Zung : 20 item

2. Raskin : 5 poin

16 | P a g e

Page 17: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

3. Hamilton : 24 itemd

11. DD? (alasan) ?Klasifikasi &Diagnosis

F.32.0 Episode depresi ringan

F 32.1 Episode depresi sedang

F32.3 Episode Depresif berat tanpa gejala psikotik

Pedoman Diagnostik

Semua 3 gejala utama gangguan depresif harus ada

Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa

diantaranya harus berintensitas berat

Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikometer) yang

mencolok, maka penderita mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk

melaporkan banyak gejalanya secara rinci.

Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode

gangguan depresif berat masih dapat dibenarkan

Episode depresi biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu,

akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk

menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu

Sangat tidak mungkin penderita akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau

rumah tangga kecuali pada tarif yang sangat terbatas

F32.3 EPISODE DEPRESI BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK

Pedoman Diagnostik

Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut diatas

17 | P a g e

Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif seperti tersebut di atas

Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2

minggu Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang

Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif seperti tersebut diatas

Ditambah sekurang-kurangnya 3 gejala lainnya Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu Menghadapi kesulitan nyata dalam meneruskan kegiatan dan kegiatan sosial,

Page 18: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

Disertai waham, halusinasi atau stupor. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan

atau malapetaka yang mengancam, dan penderita merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi

auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau

daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor

Jika diperlukan, waham atau halusisnasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi

dengan afek (mood congruent).

F32.8 Episode Depresif Lainnya

F 32.9 Episode Depresif YT

F.33 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG

Pedoman Diagnostik

• Gangguan ini bersifat dengan episode berulang dari :

o Episode depresif ringan (F32.0)

o Episode depresif sedang (F32.1

o Episode depresif berat(F32.2 dan F32.3)

Episode masing-masing rata-rata lamanya sekitar 6 bulan akan tetapi frekuensinya lebih jarang

dibandingkan dengan gangguan bipolar

• Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peninggian afek dan hiperaktivitas yang memenuhi kriteria

mania (F30.1 dan F30.2)

Namun kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata ada episode singkat dari peninggian afek dan

hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria hipomania (F30.0) segera sesudah suatu episode depresi

(kadang-kadang tampaknya dicetuskan oleh tindakan pengobatan depresi)

• Pemulihan keadaan biasanya sempurna di antara episode, namun sebagian kecil penderita mungkin

mendapat depresi yang akhirnya

menetap, terutama pada lanjut usia (untuk keadaan ini, kategori ini harus tetap digunakan)

• Episode masing-masing, dalam berbagai tingkat keparahan, seringkali dicetuskan oleh peristiwa

kehidupan yang penuh stres atau trauma mental lain (adanya stres tidak esensial untuk penegakkan

diagnosis)

F33.0 GANGGUAN GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, EPISODE KINI RINGAN

Karakter Kelima F.33.00 = Tanpa gejala somatik

F.33.01 = Dengan gejala somatik

18 | P a g e

Untuk Diagnosis pasti : Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode sekarang

harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan (F32.0), dan sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2

minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.

Page 19: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

F33.1 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, EPISODE KINI SEDANG

Pedoman Diagnostik

• Untuk Diagnosis pasti :

a. Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode sekarang harus

memenuhi kriteria untuk episode depresi sedang (F32.1) , dan

b. Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2 minggu dengan

sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna

F33.2 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, EPISODE KINI BERAT TANPA GEJALA

PSIKOTIK

Pedoman Diagnostik

• Untuk Diagnosis pasti :

a. Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode sekarang harus

memenuhi kriteria untuk episode depresi berat tanpa gejala psikotik (F32.2 ) dan

b. Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2 minggu dengan

sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.

F33.3 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, EPISODE KINI BERAT DENGAN GEJALA

PSIKOTIK

Pedoman Diagnostik

• Untuk Diagnosis pasti :

a. Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode sekarang harus

memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.3) dan

b. Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2 minggu

dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.

F33.4 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, KINI DALAM REMISI

Pedoman Diagnostik

• Untuk Diagnosis pasti :

a. Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33,-) harus dipenuhi dan episode sekarang seharusnya

tidak memenuhi kriteria untuk episode depresi dengan derajat keparahan apapun atau gangguan lain

apapun dalam F30 – F39. dan

b. Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2 minggu

19 | P a g e

Page 20: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.

F33.8 Gangguan depresif berulang lainnya

F33.9 Gangguan depresif berulang YTT

Sumber:Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa(PPDGJ-III),Dr.Rusdi Maslim

EPISODE DEPRESIF GJALA KHAS/MENCOLOKRINGAN Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gjala

utama depresi Ditambah sekurang-kurangnya 2 gjala

lainnyatdk ada yg berat diantaranyaminimal berlangsung 2 minggu

Hanya sedikit kesulitan dlm pekerjaan dan kegiatan social yang biasa dilakukan

SEDANG Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gjala utama depresi

Ditambah sekurang-kurangnya 3 (& sebaiknya 4)dari gejala lainnyaminimal berlangsung 2 minggu

Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan keg.sosial,pekerjaan dan urusan rumah tangga

BERAT tanpa Gjala Psikotik Semua 3 gjala utama depresi harus ada

Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gjala lainnya, dan beberapa diantaranya harus berintensitas beratberlangsung minimal 2 minggu atau < bila gjala amat berat dan beronset sangat ceoat

Sangat tdk mungkin pasient mampu meneruskan kegiatan social,pekerjaan/urusan rumah tangga kcuali pd taraf yg sangat terbatas

BERAT dengan gjala Psikotik Sama sperti pd episode depresif berat tanpa gjala psikotik tapi disertai waham, halusinasi atau stupor depresifwaham biasnyamelibatkan ide ttg dosa,kemiskinan/malapetaka yg mengancam dan pasien merasa bertanggung jwb atas itu smua.halusinasi auditorik/olfactorik berupa suara yg menghina/menuduh/bau

20 | P a g e

Page 21: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

kotoran/daging membusuk

Gangguan BipolarDefinisi

Merupakan gangguan mood yang bersifat siklik dengan fluktuasi perasaan, energi, dan kelakuan dari

ujung-ujung yang ekstrim.Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya dua

episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari

peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu

lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi).

Khasnya adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biasanya

mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi cenderung

berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi 1 tahun (kecuali pada

orang usia lanjut).

UNIPOLAR atau gangguan depresi (gangguan depresi mayor) terjadi pada salah satu atau lebih dari episode depresi tanpa adanya latar belakang dari kejadian manik atau hipomanik. seseorang dapat mengalami satu episode depresif mayor yang diikuti oleh kembalinya pada keadaan awal fungsionalnya.

BIPOLAR gangguan dengan satu atau lebih episode manik/ hipomanik serta hiperaktifitas dimana penilaian dan perilaku penderita pada keadaan ini seringkali terganggu. episode manik atau hipomanik sering bergantian dengan episode depresif mayor dengan periode gangguan dari suasana hati yang normal

BIPOLAR memiliki dua kutub, manik dan depresi. menurut PDGJ JILID III gangguan ini bersifat episode berulang yang menunjukkan suasana perasaan pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan serta peningkatan energi dan aktivitas (mania atau hipomania) dan pada waktu yang lain berupa penurunan suasana perasaan serta pengurangan energi dan aktivitas (depresi).

1. Etiologi

Genetik

akibat gangguan medis atau penggunaan obat / senyawa tertentu

21 | P a g e

Page 22: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

Klasifikasi

Menurut American Psychiatric Association, bipolar dibagi menjadi 4 katagori:

bipolar I : ditandai dengan terjadinya satu atau lebih episode manik atau episode campuran,

dan biasanya diikuti dengan episode depresi mayor umumnya cukup parah dan perlu

perawatan di rumah sakit

bipolar II : dikarakterisir oleh satu atau lebih episode depresi mayor dan diikuti sedikitnya

satu episode hipomanik

siklotimik (cyclothymic) : ditandai dengan adanya sejumlah episode hipomanik atau gejala

depresi, tapi gejala itu belum termasuk dlm criteria manik atau depresi mayor masih ringan

tapi mungkin bisa berkembang menjadi bipolar I atau II pada 15-50% pasien

Bipolar non-spesifik : ditandai dengan tanda-tanda bipolar tapi tidak memenuhi kriteria

gangguan bipolar spesifik

Perjalanan penyakit :

a. Episode depresi berat

Lebih dari 2 minggu mengalami perasaan depresi dan kehilangan interes atau kesenangan

pada aktivitas normal

Gejala-gejala sama dengan diagnosis PPDGJ III

b. Episode manik

suatu periode di mana perasaan “meningkat” secara abnormal.

Pada mania akut gejala umumnya terjadi secara tiba-tiba dlm beberapa hari.

perubahan musim, antidepresan, cahaya terang, dan ECT dapat menyebabkan terjadinya

mania

Tahap parah episode manik menyerupai skizoprenia paranoid dengan gejala halusinasi,

khayalan. Sampai 20 % pasien bipolar memiliki gangguan pikiran, dan 5% di antaranya akan

didiagnose skizoprenia

c. Episode hipomanik

hipomania menggambarkan bentuk mania yang tidak terlalu parah

22 | P a g e

Page 23: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

Terjadi peningkatan perasaan yang abnormal, sedikitnya dalam 4 hari tanda-tandanya sama

dengan mania, tetapi belum sampai menyebabkan gangguan sosial maupun fungsional

mungkin mirip pada penggunaan kokain, antidepresan atau doping

Dalam episode hipomanik pasien mungkin justru berfungsi lebih baik, lebih kreatif, dan

produktif

Kadang-kadang status hipomania ini justru mrpk sesuatu yang diharapkan karena pasien

merasa gembira, merasa lebih bertenaga dan produktif, dan energi meningkat tapi harus

dimonitor karena 5-15 % pasien dengan status hipomania dapat berubah (switch) menjadi

mania

d. Episode campuran

dikatakan episode campuran jika gejala depresi dan mania terjadi bergantian hampir setiap

hari dalam waktu satu minggu terjadi kelabilan emosi yang cukup parah dan dapat

menyebabkan gangguan fungsi sosial dan pekerjaan dan memerlukan perawatan diRS

penderita dengan episode campuran seringkali sulit didiagnosa dan diobati karena adanya

fluktuasi gambaran klinik

prognosis umumnya tidak baik, angka bunuh diri lebih besar, dan kurang berespon terhadap

mood stabilizer

e. Siklus cepat (rapid cycling)

Terjadi perubahan mood yang fluktuasi sangat cepat

F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik

episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala

psikotik

harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik,atau campuran

dimasa lampau.

Buku Saku PPDGJ 3.

12. Tata laksana untuk pasien tersebut? Perlu pemeriksaan medis dan psikiatris untuk menyisihkan depresi sekunder dan berusaha untuk

mengidentifikasi sindrom afektif.Selalu tanyakan tentang gambaran-gambaran vegetatif dan evaluasi

potensi untuk bunuh diri.

Rawatlah pasien-pasien yang :

mengalami ketidakmampuan akibat gangguan ini

mempunyai lingkungan rumah yag destruktif atau dukungan lingkungan yang terbatas

berisiko bunuh diri

mempunyai penyakit medik terkait yang memerlukan penatalaksanaan

23 | P a g e

Page 24: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

Semua pasien deprsei harus mendapatkan psikoterapi dan beberapa memerlukan tambahan

terapi fisik.Kebutuhan terapi khusus bergantung pada diagnosis, berat penyakit, umur pasien, dan

respon terhadap terapi sebelumnya.

1. Terapi Psikologik

Psikoterapi suportif selalu diindikasikan.

Berikan kehangatan, empati, pengertian dan opimistik.

Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan hal-hal yang membuatnya prihatin

dan melontarkannya.

Bantulah memecahkan problem eksternal (misal, pekerjaan, menyewa rumah)-arahkan

pasien, terutama selama episode akut dan bila pasien aktif bergerak.

Latih pasien untuk mengenal tanda-tanda dekompesasi yang akan datang

Temui pasien sesering mungkin (mula-mula 1-3 kali per minggu) dan secara teratur tetapi

jangan sampai tidak berakhir atau untk selamanya.

Kenalilah bahwa beberapa pasien depresi dapat memprovokasi kemarahan anda (melalui

kemarahan, hostilitas, dan tuntutan yang tak masuk akal, dll)

Psikoterapi berorientasi tilikan jangka panjang dapat berguna pada pasien depresi minor

kronis tertentu dan beberapa pasien dengan depresi mayor yang mengalami remisi tetapi

mempunyai konflik.

Terapi kognitif perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi sedang dan ringan

Depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan dan pengelaman -

pengalaman sukses.

Dari perspektif kognitif, pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikian -

pikiran negatif dan harapan – harapan negatif. Terapi ini mencegah kekambuhan.

Deprivasi tidur parsial (bangun mulai di pertengahan malam dan tetap terjaga sampai

malam berikutnya), dapa membantu mengurangi gejala – gejala depresi mayor buat

sementara.

Latihan fisik (berlari,berenang) dapat memperbaiki depresi, dengan mekanisme bilologik

yang belum dimengerti dengan baik.

2. Terapi Fisik

Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin

bermanfaat dalam pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi unipolar.

Antikonvulsan juga sama baik dengan litium untuk mengobati kondisi akut,

meskipun kurang efektif untuk rumatan. Antidepresan dan litium dapat dimulai

bersama – sama dan litium diteruskan setelah remisi.

24 | P a g e

Page 25: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

Antipsikotik diperlukan bagi pasien psikotik, paranoid, atau pasien yang sangat

agitasi, tunggal atau bersama – sama dengan antidepresan, litium, atau ECT-anti

depresan yang baru juga terlihat efektif.

ECT mungkin merupakan terapi terpilih :

bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu pengobatan,

bila kondisi pasien menuntut remisi segera (misal, bunuh diri yang akut)

pada beberapa depresi psikotik

pada pasien yang tak dapat mentoleransi obat (misal, pasien tua yang berpenyakit

jantung). Lebih dari 90% pasien memberikan respons.

Sumber: Buku Saku Psikiatri, David A tomb

Indikasi utama untuk antidepresan adalah episode depresif beratObat lini pertamatrisiklik atau tetrasiklik atau SSRIAlogaritma untuk mengobati pasien dengan gangguan depresif beratBIPOLAR

bipolar harus diobati secara kontinu, tidak boleh putus. Bila putus, fase normal akan

memendek sehingga kekambuhan semakin sering.

Adanya fase normal pada bipolar sering mengakibatkan buruknya compliance untuk berobat

karena dikira sudah sembuh.

Oleh karena itu, edukasi sangat penting agar penderita dapat ditangani lebih dini

Farmakologi

25 | P a g e

Page 26: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

26 | P a g e

Page 27: Astri Lbm 2 Jiwa

ASTRI NOOR MALITASARI ARTERIOLBM 2 SGD 16 MODUL JIWA

27 | P a g e