Download - astri anggreini modul respirasi

Transcript
  • MODUL RESPIRASI

    Sifat farmakologi obat yang digunakan pada kelainan sistim Respirasi.

  • Kelainan yang terjadi pada sistim respirasiDapat berupa batuk,dan bersin yang disebabkan oleh adanya penolakan dari sistim ini terhadap masuknya benda benda asing seperti debu dan kuman penyakit.

  • Secara farmakologi batuk dapat berupa batuk kering tanpa riak dan batuk mengandung riak.

    Karena perbedaan itu maka obat yang akan diberikan ada berupa obat penekan pusat batuk (Anti tusiv ) dan obat menghilangkan riak disebut dengan ekspektoran,+

  • Ada lagi obat yang dapat digunakan untuk kelainan sistim respirasiYang disebut obat Asma.

  • Asma merupakan penyakit yang sangat umum ditemui dalam praktek kedokteran sehari hari.Pasien anak yang dirawat dirumah sakit lebih banyak yang disebabkan menderita asma dibanding kan disebabkan penyakit lain.Asma tidak dapat lagi dipandang secara sederhana sebagai obstruksi saluran napas yang reversibel,atau saluran nafas yang teriritasi,asma haruslah dipandang sebagai suatu penyakit radang yang meneyebabkan hiperaktivitas bronkus dan bronkus spasme.

  • Pandangan ini telah merubah barbagai rekomendasi mengenai1.Pencegahan2.Pengobatan asma.Dengan telah dilakukan berbagai uji klinis yang membandingkan manfaat pengobatan anti radang dengan manfaat trapi bronkodilator sederhana,talah menunujukan manfaat dengan menempatkan komponen peradangan sebagai masalah yang mendasari asma dan menyediakan bronkodilator sebagai simtomatis.

  • Peradangan dapat menyebabkan penyempitan saluran nafas asmatikIni ditandai dengan peningkatan jumlah sel sel yang berperan dalam respon peradangan seperti: - eosinofil - basofil - makrofag - limfositYang dapat ditemui dalam cairan bilasan bronkoalveolus pada pasien asma.dan juga akan mengalami penebalan saluran nafas.

  • Kebanyakan anak anak dan orang dewasa terpajan alergen tertentu Akan merupakan penyebab radang asmatik tetapi tidak sampai menyebabkan bronkokonstriksi yang nyata.Pada penelitian epidemiologis diketahui bahwa terdapat hubungan antara peningkatan kadar imunoglobulin E (IgE) dan prevalensi asma,akibat terpajan alergen,

  • Jika alergen menyambung silang 2 molekul IgE ,basofil dan sel mast diaktifkan .sejumlah mediator radang dilepaskan dimana dilepas isi granul dan sintesis berbagai mediator lipid serperti:1.Mediator Histamin berefek,vasodilatasi,vasopermeabelitas,gatal,batuk,bronkokontriksi,rinirea.2.Mediator protease,dengan efek,vasodilatsai,vasopermeabilitas,bron ko kontriksi.

  • 3.Turunan lipid,LTC4 bronkokontriksi,vasodilatasi,vasopermeabilitas4.LTB4 kemotaksis leukosit5.PGD2, vasodilatasi bronkokontriksi6.PAF bronkotriksi,kemotaksis leukosit.LT= leukotrin,PG=prostaglndin,PAF=faktor pengaktif platelet.

  • IgE yang spesifik terhadap alergen terikat pada sel mast melalui reseptor Fc

    Vasodilatasi,peningkatan vasopermeabilitas dan penigkatan munculnya molekul molekul adhesi leukosit pada endotel akan menyebabkan suatu influk sel sel peradang dari peredaran darah kedalam jaringan .Pada reaksi akut histamin dan leukotrin dilepas sel mast,sedang pada penyakit kronis leukotrin dan histamin dilepas bersama dengan Interleukin (IL4) dan IL 13 dari basofil.

  • Radang asmatik ditandai dengan hiperaktivitas bronkus sehingga berbeda dengan radang yang ditemukan pada kondisi lain seperti pneumonia.

    Akibat yang kronis antara lain edema saluran nafas,hipertropi otot polos,tanggalnya epitel,dan hiperreaktivitas bronkus terhadap stimulus nonspesifik seperti,bau bau yang kuat,udara dingin,polutan,dan histamin.Radang saluran nafas asmatik,dapat meningkatkan tonus parasimpatik disertai penyempitan bronkus.

  • Dapat diramalkan bahwa suatu obat yang hanya memengaruhi satu mediator tidak mungkin bermanfaat besar,sebab ada begitu banyak mediator yang berperan.

    Sebagai contoh histamin jelas dilepaskan selama reaksiasmatik alergi.tetapi penggunaan antihistamin hanyasedikit atau tidak bermanfaat dalam asma alergi.

    Sebaliknya inhibitor leukotrin atau suatu antagonis reseptorIL4 memiliki efek efek yang jelas.Obat obat yang lebih luasditujukan untuk pengobatan radang asmatik (yaituglukortikoid) juga diramalakan memiliki manfaat terapeutik lebih besar dari pada obat obat yang hanya ditujukan untuk bronkokontriksi itu saja.

  • Pengobatan AsmaDapat diberikan secara topikal pada paru paru dapat dilakukan denganpenggunaan aerosol.Caraini akan manghasilkan konsentrasi lokal yang tinggi didalam paru paru dengan penghantaran sistemik yang rendah, sehingga memperbaiki rasio terapeutik dengan cara meminimalkan efek samping sistemik.

  • Obat obat yang paling umum untuk asma dengan aerosol ini: 1. agonis reseptor B2 adrenergik2. glukokortikoidDimana obat obat ini akan memberikanefeek samping yang serius bila diberikansecara sistemik.Karena patofisiologi asma hanya akanmelibatkan saluran nafas maka manfaatpenggunaan aerosol dengan efek terbatassistemik terbatas sangat besar.

  • Ukuran partikel obat menentukan hantaran bahan obat tersebut kedalam paru paru

    Disamping itu, juga laju pernafasan serta kemampuan menahan nafassetelah inhalasi.

    Disarankan untuk pemberian obat kedalam paru paru untukdapat mengambil nafas dengan perlahan dan dalam,kemudian ditahan selama 5 sampai 10 detik.

  • Biasanya pemberian obat secara aerosol ,90% akan tertelan yang terdeposit ke paru paru 2- 10% saja Untuk memperoleh efeksistemik minimum obat dfalam bentu aerososl harus sukar di absrobsi pada sistim gastrointestinal atau cepat diinaktivasi melalui metabolisme lintaspertama,dihati.

    Ada 2 jenis alat yangdigunakan untuk terapi dengan aerosol yaitu:

    -1 inhaler dosis terukur.-2 nebulizer. Ini baik untuk pasien asma parah yang kemampuan menghirupnya kurang.

  • Agonis reseptor B-adrenergik:

    Agonis reseptor untuk asama adalah sub tipe B2 obat ini lansung dihantar kesaluran nafas ecara inhalasi.Obat agonis adayang kerja cepat dan lama.Kerja singkat hanya digunakan untuk peredaan simtomatik asama,sedangkan yang kerja lama digunakan untuk profilaksis dalam pengobatan asma.

  • Yang kerja singkat : -albuterol

    (PROVENTIL,VENTOLIN)- Levabuterol

    (XOPENEX)- Metaprotrenol

    (ALUPENT)-Terbutalin

    (BRETHAIRE)-Pirbuterol

    (MAXAIR)

    Obat obat ini digunakan dalam pengobatan inhalasi padabronkospasme akut

  • Terbutalin,(BRETHINE,BRICANYL),albuterol dan metaprotrenol juga tersedia dalam bentuksediaan oral.Obat inhalasi memiliki onset kerja dalam 1 samapi 5 menit dan menghasilkan bronkodilatasi 2 sampai 6 jam.Bentuk oral durasi kerja sedikit lebih lama Mis terbutalin oral 4 8 jam

  • Mekanisme kerja agonis reseptor B adrenergikkerja singkat:

    Sebagai anti asma berkaitan dengan relaksasi lansung dari otot polos saluran nafas dan bronkodilatasi yang diakibatkannya.Walaupun otot polos bronkus manusia hanya sedikit atau tidak menirimasama sekali pasokan saraf saraf simpatik katekolaminergik,namun otot ini banyak mengandung reseptor B 2 adrenergik.Ransangan terhadap reseptor reseptor ini menyebabkan aktivitas adenilil siklase danmeningkatkan AMP sikilik dalam sel sehingga tonus otot menurun,juga meningkatkankonduktas saluran kalium didalam sel otot salurannafas inimenyebabakanhiperpolarisasi danrelaksasi membran.

  • Agonis Reseptor B- Adrenergik Kerja lama1.Salmeterol xinafoat (SEREVENT) adalah agonis adrenergik kerja lama dengan aktivitas sangat tinggi untuk reseptor sub tipe B2,yang dapat memberikan bronkodilatasi terus menerus selama 12 jam.Mekanisme efekterpeutik belumsepenuhnya diketahui,tapi dengan pemanjangan rantai samping pada salmeterol menjadikan zat ini 10.000 kali lebih lifopilik dibanding albuterol.

  • Bitolterol(Torlanate):Adalah agonis reseptor B-adrenergik yang sangat selektif juga durasi kerja relatif lebihlama,namun onset kerjanya cepat dan disetujui oleh FDA untuk pengobatan bronkospasme akut,tapi tidak untuk propilaksis..Mekanisme yang mendasari kerja bitolterol terkait dengan kenyataan bahwa kerja biologis obat ini bergantung pada metabolisme didalam paru paru menjadi metabolit aktifnya yaitu kolterol

  • ToksisitasKarena memiliki selektivitas terhadap reseptor B2 adrenergik dan penghantarannya secara topikal,agonis reseptor B adrenergik inhalasi memiliki efek samping yang relatif sedikitpada dosis yang dianjurkan.Sebagaian obat yang dihirup pasti diabsorpsi kedalamsirkulasi sistemik.Oleh karena itu pada dosis yanglebih tinggi obat dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung,aritmia jantung dan efekterhadap SSP.hal inidikhawatirkan pada penderita yang kurang terkontrol dengan kemungkinan timbulnya ketergantungan yang berlebihan dan tidak terhadap pengobatan simtomatik kerja singkat.

  • Terapi Agonis Reseptor B adrenergik OralPenggunaan agonis adrenergik oral untuk bronkidilatasi tidak diterimasecara luas,sebagaian besar karena resiko timbulnya efek samping yanglebih besar: terutama gemetarKram ototTakiaritmia jantungGangguan metabolik

  • Agonis B adrenergik oral,sering digunakan dalam dua keadaan:1.Pada anak kecil (usia< 5 th) yang belum dapat menggunakan in haler dosis terukurtetapi kadang kadangmengalami mengi(Nafas berbunyi) akibat infeksi virus pada saluran nafas bagian atas,pemberian terapi oral singkat (Sirup albuterol atau metaprotrenol) dapat diterimadengan baik.dan efektif.2. Pada beberapa pasien dengan peningkatan keparahan (eksaserbasi) asma yang berat,aerosol apa pun,baik yang secara inhalerdosis terukur atau melalui nebulizer,dapat mengiritasi dan memperparah batuk dan bronkospasme. Dalam halini terapi agonis b2 adrenergik oral ( tablet albuterol,metaproterenol,atau terbutalin)efektif.Namun frekuensi efek samping sistenik yang merugikan akibat pemberian obat secara oral,lebih tinggi pada orang dewasa dibanding padaanak anak

  • Walaupun stimulasi reseptor b-adrenergik terbukti menghambat pelepasan mediator mediator radang dari sel mast,pemberian agonis B2adrenewrgik jangka panjang baik oral maupunsistemiktidak menurunkan hiperresponsivitasbronkus.Oleh karena itu diperlukan pendekatan lain untuk mengobati gejala krois.

  • GLUKOKORTIKOIDPemberian glukokortikoid sistemik telah lam dilakukan untuk mengobati asma kronis yang parah atau asma akut yang bertambah parah.Penggunaanaerosol setelah pengembangan formulasi cukup aman digunakan.Subjek penderita asma yang memerlukan agonis B2 adrenergik inhalasi empat kali seminggu atau lebih dianggap sebagai calon penerima glukokortikoid inhalasi.

  • Mekanisme kerja pada asmaAsma merupakan penyakit yang disebabkan oleh radang salauran nafas ,hieraktivitas saluran nafas dan bronkokontriksiakut.Glukokortikoid tidak merelakssai otot polos saluran nafas sehinggamemilikim efek yang kecil pada bronokontriksi. Tapi senyawa iniefektif dalam menghambat radang saluran nafas jika diberikan secara tunggal

  • Mekanisme yang turut menyebabakan efek anti radang terapiglukokortikoid padaasam meliputi modulasi:-produksi sitokin-produksi kemokin-penghambatan ekossanoid-penghambat akumulasi basofil,eosinofil,dan leukosit yang nyata di jaringan paruserta penurunanpermeabilitas pembuluh darah.Karena anti radangnya sangat baik obat ini merupakanobta yangpalingefektif dalam pengobatanasma ini.

  • Glukortikoid Inhalasi:-Beklometason dipropionat(BecloventVancerilTriamsinolon asetonoid (Azmacort)Flunisolid (Aerobid)Budosenid (Pulmicort)Obat obatini digunakan secara propilaktik untuk mengendalikan asma bukan untuk meredakan gejala asma akut,dimana kepatuhan merupakan hal sangat penting

  • Glukokortikoid sistemikDigunakan untuk eksaserbasi asma akut,dan asma kronis yang parah.Dosis tinggi 40 -60mg prednison /hari selama 5 hari Untuk anak 1- 2 mg/hari /kg

  • ToksisitasSecar Inhalasi dapatmencapai sistemikdapat terjadi kandidiasis orofaring dan disfonia,dapat diatasi dengan pembilasan mulutdan tenggorokan denganairsetiap selesai pemakaianSedikit menurunkan densitas mineral tulang terutama pada wanita penderita asam yang diobati dengan steroid inhalasi.ini bahkan dapat terjadi dena dosis hanya 500 ug/hari.

  • Secara sistemik :Efek efek merugikan telah diketahui denganjelas, namun pengobatan singkat 5- 10 hari cukup memberikan sedikit toksisitas yang berhubungan dengan dosis obat.Tapiyang umum terjadi selampengobatan adalah: Gangguan suasana hatiMeningkatnya bafsu makanHilangnya kontrol glukosa pada penderita diabetes,dan kandidiasis.

  • Antagonis Reseptor Leukotrin dan Inhibitor Sintesis Leukotrin.Zafirlukas (Accolate)Montelukas( Singulair) adalah antagonis reseptor leukotrin.

    Zileuton (Zylo) adalah sutuinhibitor 5- lipoksigenase,enzim yangmengkatalis pembentukan leukotrin dari asam arakidonat.

  • Farmakokinetik dan metabolisme Obat obat ini dapat sebagai pemodifikasi leukotrin tersedia dalam bentuk sediaan tablet oral.cepat diabsrobsi,99% senyawa ini terikat protein,dimetbolisme di hati waktu paruh zat ini kira kira10 jam.

  • Mekanisme Kerja pada AsmaObat obat pemodifikasi leukotrin bekerja baik sebagai antagonis kompetif pada reseptor leukotrin atau dengan menghambat sintesis leukotrin

  • ToksisitasAda sedikit efek merugikan yang lansung berkaitan dengan penghambatan fungsi atau sintesis leukotrin hal ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa produksi leukotrin terutama terbatas lokasi peradangan.

  • Kromolin natrium dan nedokromil natrium.Kromolin dihasilkan dari tanaman Ammi visnaga bersifat spamolitik ,kemampuan bronkodilatasi tidak dimiliki tapi dapat menghambat bronkospame,yangdiinduksi oleh antigen juga menghambat pelepasan histamin,danautakoid lain dari selsel mast.Nedokromil suatu senyawa dengan sifat kimia dan bilogi yang sama dengan kromolin

  • Mekanisme kerjaMemberikan aktivitas efek terapeutik yang berhubungan dengan asma.yang meliputi penghambatan pelepasan mediator dari sel mast bronkial,mampu membalikan aktivitas fungsional leukosit yang ada dalam darah penderita asma,supresi efek aktivasi berbagai peptida kemotaktik pada netrofil,eosinofil,dan monosit manusia.penghambatan reflek parasimpatik,dan reflek batuk.dan penghambatanperedaran leukosit didalam saluran nafas penderita asma.

  • FarmakokinetikUntuk penyakit asma,kromlin diberikan secara inhalasi dalam bentuk larutan (dihantarkan melalui semprotan aerosol atau nebulizer ) atau dibeberapa negara selain Amerika Serikat,obat dalam bentuk serbuk (dicampur dengan laktosa) dihantarkan dengan alat inhaler turbokusus.

  • Efek farmakologis berasal dari penempatan obat secara topikal didalamparu paru.Bila diberikan secara oral hanya 1% kromlin yang diserap.Konsentrasi puncak dalam plasma tercapai dalam waktu 15menit setelahinhalasi. Waktuparuh berkisar antara 45 menit 100 menit.

  • Toksisitas

    Kromlin dan nedokromil secara umum dapat diterima dengan baik oleh pasien.Reaksi yang merugikan jarang terjadi dan kecil,antara lain bronkosapasme,batuk atu mengi,edema laringeal,sakit dan bengkak pada persensdian angioodem,sakit kepala,ruam dan mual.dan dapatmenimbulkan rasa tidakenakdilidah.

  • Penggunaan pada asmaKromolin(INTAL) dan Nedokromil (TILADE)Terutama digunakan pada pengobatanasma bronkial ringan sampai sedang untukmencegah serangan asmatik.Dibandingglukokortikoid inhalasi kromlin dannedokromil kurang efektif.

  • Teofilin Suatu senyawa metilxantin merupakan salah satu obat yang paling murah digunakan untuk mengobati asma.Mekanisme kerja: Teofilin menghambat enzim nukleotida siklik fosfodiesterase (PDE).Pada sistim pulmonal teofilin merelakssasi otot polos sehingga dapat dikelompokan sebagai suatu bronkodilator,ini berperan dalam efikasi terapeutik akut dalam asma.

  • Absrobsi ,nasib,dan Eksresi Mudah diabsrobsi,secara oral,rektal dan parentralMakanan memperlambat absrobsi,Didistribusi keseluruh tubuh ,menembus plasenta dan danmasuk kedalam air susus ibu,

  • Toksikologi: Intoksikasi fatal akibat teofilin lebih sering terjadi dari pada kafein,pemberian aminofilin intravena cepat pada dosis terapeutik (500 mg) kadang kadang dapat menyebabkan kematianmendadak yang mungkin disebabkan oleh aritmia jantung.Obat ini harus disuntikan perlahan lahan 20 - 40 menit untuk mencegah gejala gejala toksik yang parah,

  • Dosis Penggunaan pada asma : memiliki efikasi sebagai bronkodilator pada asma dandiman dulu sebagai obat pilihan pertamaApnea pada bayi prematur dapat ditolong oleh pemberian xantin oral atau intravenadapat menghilangkan episode apnea yang berlansung lebih dari 20 detik Dosis 5 MG /KG BB

  • Terapi biasanya dimulai dengan pemberian 12 s/d 16mg /kg perhari paling sedikit untuk 3 hari.Anak anak berusia kurang dari 1 th membutuhkan dosis jauh lebih sedikit

  • SENYAWA SENYAWA AntikolinergikDengan adanya senyawasenyaw agonis B adrenergik inhalasipenggunaan senyawa antikolinergik berkurang,tapi dari penelitianlebih lanjut diketahui pentingnya jalur parasimpatik pada bronko spasme dalam kasus asma seperti snyawa Ipatropium bromida (ATROVENT) suatusenyawa antikolinergik kuterner yang memiliki sfat farmakologi lebih baik dibanding dari obat obat sebelumnya.terutama pasien asma yang mengalami eksaserbasi psikogenik.

  • Pengobatan kombinasi ipatropium dengan antagonis Badrenergik menghasilkan bronkodilatasi yang besar bila dibandingkan diberikan sendiri sendiri.seperti pada asmaakut

  • Terapi Obat untuk Asma dalam Kondisi KhususAsma pada anak:Patofisiologi pada anak sama dengan orang dewasa,strategi pengobatan juga tidak berbeda.Glukokortikoid in halasi dapat menggangu kecepatan pertumbuhan,sehingga pengendalian asma terkontrol baik dapat menjaga pertumbuhan.Pemakaian inhaler dosis terukur memerlukan keterampilan kusus dan tak dapat digunakan anak dibawah usia 5 th. Untuk itu ditetapkan penggunaan larutan nebulizer atau parentral.

  • Pasien di ruang rawat inapAgonis B adrenargik satu satunya pilihan terbaik yangefektif pada penanganan segera pada eksaserbasi asma yang berat. Bila dibandingkandengan aminofilin untuk penanganan asma dalam kedaan darurat.Pasien diruang rawat inap: Selain penggunaan reguler agonis B adrenergik inhalasi untuk terapi bronkodilator pasien rawat inap harus diobati dengan glukortikod dosis tinggi secara sistemik seperti metilprednisolon 30 -120 mg secara iv setiap 6 jam.

  • Penyakit asmaselama hamil dan menyusuiAsma yang tidak dikontrol dengan baikdapat membahayakan kehamilan danbahkan dapat menyebabkan kematian ibudan janin.Terapi agonis B adrenergik inhalasi diindikasikan untuk memperbaiki fungsi pernafasan.

  • Penggunaan obat asma pada RINITISRinitis alergi musiman hay fever- disebabkan penumpukan alergen pada mukosa hidung menyebabkan reaksi hipersensituvitas segera.Reaksi ini biasanya tidak disertai asma karea alergen alergen yang terkandung dalampartikel itu terlalu besar untuk dihirup kedalam saluran nafas bawah.Pengobatan riniris ini samadengan asma

  • Glukortikoid topikal : BeklometasonMometasonMudesonidTriamsinilon asetonid atau kromlin sangat efektif diberikan segera sebelum musim alergi.Antihistamin dapat meredakan gejala rinitis alergi .

  • Emfisema dapat dicegahAtau diperlambat perkembangannya denagn menghentikan kebiasaan merokok dari pasien.Pengobatan emfisema sama dengan pengobatan asma karena komponen peradangan/bronkospatik pasien dapat menerima terapi ini..Bila terjadi emfisema dengan peradangan aktifdisertai bronkospasme serta mukus berlebihan penggunaan Ipratropium inhalasi atau agonis B adrenergik dapat membantu.