ASKEP SULOSIO PLASENTAKELOMPOK
DEFINISI Solusio plasenta (abrubtio plasenta) adalah
lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dimana pada keadaan normal implantasinya diatas 22 minggu dan sebelum lahirnya anak.
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari tempat implantasinya pada korpus uteri sebelum bayi lahir. dapat terjadi pada setiap saat dalam kehamilan. Terlepasnya plasenta dapat sebagian (parsialis),atau seluruhnya(totalis) atau hanya rupture pada tepinya (rupture sinus marginalis) (dr.Handayo,dkk)
KLASIFIKASI Klasifikasi dari solusio plasenta adalah
sebagai berikut:Solusio plasenta parsialis : bila hanya
sebagian saja plasenta terlepas dari tempat perlengkatannya.
Solusio plasenta totalis ( komplek ) : bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat perlengketannya.
Prolapsus plasenta : kadang-kadang plasenta ini turun ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.
Etiologi Etiologi dari solusio belum diketahui secara pasti. Faktor
predisposisi yang mungkin ialah Hipertensi esensial atau preeklampsi,Tali pusat yang pendek
karena pergerakan janin yang banyak atau bebas.Trauma abdomen seperti terjatuh terkelungkup,tendangan anak yang sedang di gendong.
Tekanan rahim yang membesar pada vena cava inferior.Uterus yang sangat kecil,Umur ibu (< 20 tahun atau > 35 tahun,Ketuban pecah sebelum waktunya.Mioma uteri.
Defisiensi asam folat.,Merokok,alcohol,dan kokain.,Perdarahan retroplasenta.Kekuatan rahim ibu berkurang pada multiparitas.
Peredaran darah ibu terganggu sehingga suplay darah ke janin tidak ada.,Pengecilan yang tiba-tiba pada hidromnion dan gamely.
Factor-faktor yang mempengaruhi solusio plasenta
Factor vaskuler (80-90%) yaitu toksemia gravidarum,glomerulonefritis kronik,dan hipertensi esensial. Adanya desakan darah yang tinggi membuat pembuluh darah mudah pecah sehingga terjadi hematoma retroplasenter dan plasenta sebagian terlepas.
Factor trauma. Pengecilan yang tiba-tiba dari uterus pada
hidromnion dan gamely. Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat dari
pergerakan janin yang banyak/bebas,atau pertolongan persalinan.
PATOFISIOLOGI Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh
perdarahan ke dalam desidua basalis yang kemudian terbelah dan meningkatkan lapisan tipis yang melekat pada mometrium
sehingga terbentuk hematoma desidual yang menyebabkan pelepasan, kompresi dan akhirnya penghancuran plasenta yang berdekatan dengan bagian tersebut.
Ruptur pembuluh arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma retro plasenta yang akan memutuskan lebih banyak pembuluh darah, hingga pelepasan plasenta makin luas dan mencapai tepi plasenta,
karena uterus tetap berdistensi dengan adanya janin, uterus tidak mampu berkontraksi optimal untuk menekan pembuluh darah tersebut. Selanjutnya darah yang mengalir keluar dapat melepaskan selaput ketuban.
MANIFESTASI KLINIK
Perdarahan yang disertai nyeri. Anemia dan syok,beratnya anemia dan syok sering tidak
sesuai dengan banyaknya darah yang keluar. Rahim keras seperti papan dan terasa nyeri saat dipegang
karena isi rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang (uterus en bois).
Palpasi sulit dilakukan karena rahim keras. Fundus uteri makin lama makin baik. Bunyi jantung biasanya tidak ada. Pada toucher teraba ketuban yang teregang terus-menerus
(karena isi rahim bertambah). Sering terjadi proteinuria karena disertai preeklampsi.
KOMPLIKASI
Perdarahan Gangguan
pembekuan darah
Oliguria Perdarahan
postpartum Utero renal
reflex Ruptur uteri
Asfiksia Kelainan
susunan system saraf pusat
Retardasi pertumbuhan
Anemi
PADA IBU PADA JANIN
PENATALAKSANAAN
Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan mengukur keseimbangan cairan
Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan perbaikan: memberikan infuse dan transfuse darah segar
Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,hematokrit,COT(Clot Observation Test/test pembekuan darah),kadar fibrinogen plasma,urine lengkap,fungsi ginjal
Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetika Terminasi kehamilan : persalina segera,pervaginam atau section
sesarea. Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa janin dan dengan lahirnya plasenta,berjutuan agar dapat menghentikan perdarahan.
Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit) diberikan darah segar dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen dengan monitoring berkala pemeriksaan COT dan hemoglobin
Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt menyebabkan nekrosis ginjal (reflek utero ginjal) selaput ketuban segera dipecahkan
Atasi anemia Darah segar merupakan bahaan terpilih
untuk mengatasi anemia karena disamping mengandung butir-butir darah merah,juga mengandung unsure pembekuan darah.
Bila restorasi cairan telah tercapai dengan baik tetapi pasien masih dalam kondisi anemia berat,berikan packed cell.
TERAPI SPESIFIK
Atasi syok Infuse larutan NS/RL untuk restorasi cairan,berikan
500ml dalam 15 menitpertama dan 2 L dalam 2 jam pertama. ( lihat cara mengatasi syok)
Berikan transfuse dengan darah segar untuk memperbaiki factor pembekuan akibat koagulopati.
Tatalaksana oliguria atau nekrosis tubuler akut Furosemina 40 mg dalam 11kristloid dengan 40-60
tetesan per menit. Bila belum berhasil,gunakan manitol 500 ml dengan
40 tetesan permenit.
KASUS Ny.M (45 tahun) datang ke RS bersama
suaminya dengan membawa surat rujukan dari bidan. Tertulis disurat status obstetri G6P4A1H37 mg dengan susp.solusio plasenta. Saat wawancara, klien mengeluh mengalami perdarahan melalui vagina berwarna kehitaman sejak tadi malam, disertai nyeri dan kram pada perut yang terus menerus serta janin bergerak aktif. Klien berfikir akan segera melahirkan dan datang ke bidan dekat rumah keesokan paginya, tapi klien justru dirujuk ke RS.
Klien menceritakan selama kehamilan ini baru memeriksakan kehamilannya sekali, yaitu pada saat dinyatakan (+) hamil 12 mg oleh bidan. Setelah itu tidak pernah lagi memeriksakan kehamilan karena ini bukan kehamilan yang pertama. Sebelum kehamilan ini, klien mempunyao riwayat perdarahan dan mengalami keguguran pada usia kehamilan 16 mg.
Selama pemeriksaan fisik perawat mencatat TTV sebagai berikut : TD=80/55 mmHg, N=110x/Mnt, P= 28x/Mnt, S= 36 , uterus keras , tegang, seperti papan, nyeri tekan (+), TFU=36 cm, His (-), DJJ dan palpasi janin sulit. Klien terlihat pucat, lemah, tampak kesakitan, kulit teraba dingin, konjungtiva anemis, pembalut penuh dengan darah berwarna kehitaman. Klien kemudian melakukan pemeriksaan USG dan terlihat solusio plasenta partialis dengan hematoma, DJJ 82x/Mnt, aktifitas janin lemah, perdarahan aktif (+)
PENGKAJIAN A. Klien Nama : Ny.M Umur : 45 tahun Jenis kelamin : Wanita Agama : Islam Alamat : Karanganyar Status : Menikah Pekerjaan : PNS Susp sulosio plasenta
Keluhan Utama
Klien mengeluh mengalami perdarahan melalui vagina berwarna kehitaman
Keadaan Umum : Lemah Kesadaran : Composmentis Tanda-tanda vital : TD=80/55 mmHg,
N=110x/Mnt, P= 28x/Mnt, S= 36 Kepala Rambut : hitam, lembab, berombak Kulit kepala : bersih, tidak ada ketombe Kepala tidak ada hematom Muka : Pucat, meringis
Mata Palpebrae : coklat kehitaman, tidak ada
edema, tidak ada peradangan Sclera : warna putih Conjungtiva : Anemis Pupil : bentuk bulat normal, tidak
ada kelainan, isokor TIO : tekanan intra okuler baik Telinga : bersih, tidak ada nanah atau
tanda-tanda peradangan Hidung : bersih, tidak ada secret,
tidak ada pendarahan/ benda asing
Mulut Rongga mulut : tidak ada peradangan, ada bau mulut Gigi : tidak ada kelainan, bersih Lidah : normal/ bersih Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran Thorax Inspeksi : bentuk normal, simetris, RR meningkat, Palpasi : vocal vremitus : normal, pengembangan
paru normal Perkusi : suara paru sonor/ normal, bunyi jantung
normal Auskultasi : suara nafas normal, suara jantung normal
Abdomen Inspeksi : perut besar (buncit), terlihat
etrio pada area perut, terlihat linea alba dan ligra Auskultasi : tidak terdengar gerakan janin. Palpasi : uterus keras , tegang, seperti
papan, nyeri tekan (+),palpasi janin sulit Genetalia : vagina berdarah / keluar
darah yang merah kehitaman Kulit : bersih, , warna coklat, wajah
pucat,teraba dingin
ANALISIS DATA Masalah : Kekurangan volume cairan Data Subjektif Klien mengeluh mengalami perdarahan melalui
vagina berwarna kehitaman sejak tadi malam Klien mengatakan mempunyai riwayat perdarahan
pada kehamilan sebelumnya Data Objektif TTV : TD= 80/55 mmHg,Nadi : 110x/menit,RR :
28x/menit,Suhu: 36 oC Klien terlihat pucat, lemah,Kulit klien teraba
dingin,Konjungtiva anemis,Pembalut penuh dengan darah berwarna kehitaman,Hasil pemeriksaan USG terlihat solusio plasenta parsialis dengan hematoma,Perdarahan aktif (+)
Gangguan Rasa nyaman : nyeri (akut) Data Subjektif Klien mengeluh nyeri dan keram pada perut yang
terus-menerus Data Objektif Tertulis di surat status obstetric G6P4A1H37
minggu (gestasi ke 6, pastus 4 kali, abortus 1 kali dan sekarang usia kehamilan 37 minggu)
dengan suspect solusio plasenta TTV : nadi = 110 x/menit,RR = 28x/menit,Uterus
keras,Uterus Tegang seperti papan, Nyeri tekan + Klien tampak kesakitan,Hasil pemeriksaan USG
terlihat solusio plasenta parsialis dengan hematoma
Resiko gawat janin Data Subjektif Klien mengeluh janin yang ada didalam kandungannya
bergerak aktif Data Objektif Tertulis di surat status obstetric G6P4A1H37 minggu
(gestasi ke 6, pastus 4 kali, abortus 1 kali dan sekarang usia kehamilan 37 minggu)
dengan suspect solusio plasenta Dari hasil pemeriksaan fisik : His (- ), DJJ dan palpasi
janin sulit Dari hasil pemeriksaan USG : DJJ = 82 x /menit ,
Aktivitas janin lemah
Diagnosa Keperawatan
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan terus menerus
Gangguan Rasa nyaman : nyeri (akut) berhubungan dengan trauma jaringan
Resiko gawat janin berhubungan dengan solusio plasenta
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan terus menerus
INTERVENSI1. Monitor intake dan output setiap 5-10 menit2. Monitor tanda vital TD 120/80 mmHg, nadi: 88
x/menit, RR 22 – 24 x/menit, suhu 36-37° C)3. Lakukan masage uterus dengan satu tangan
serta4. tangan lainnya diletakan diatas simpisis.5. Batasi pemeriksaan vagina dan rectum6. Infus atau cairan intravena7. Antibiotik8. Transfusi whole blood ( bila perlu )
RASIONAL
1. Perubahan output merupakan tanda adanya gangguan fungsi ginjal
2. Perubahan tanda vital terjadi bila perdarahan semakin hebat
3. Merangsang kontraksi uterus dan membantu pelepasan placenta, satu tangan diatas simpisismencegah terjadinya inversio uteri
4. Trauma meningkat terjadi perdarahan yang lebih hebat, bila terjadi laserasi pada serviks / perineum atau terdapat hematom
5. Merangsang kontraksi uterus dan mengontrol perdarahan
6. Mencegah infeksi yang mungkin terjadi7. Membantu menormalkan volume cairan tubuh.
Gangguan Rasa nyaman : nyeri (akut) berhubungan dengan trauma jaringan
INTERVENSI1. Bantu dengan penggunaan tekhnik
pernafasan2. Anjurkan klien untuk menggunakan
teknik relaksasi.Berikan instruksi bila perlu.
3. Berikan tindakan kenyamanan (pijatan, gosokan punggung, sandaran bantal, pemebrian kompres sejuk, dll)
4. Kolaborasi memberikan sedatif sesuai dosis
RASIONAL1. mendorong relaksasi dan memberikan
klien cara mengatasi dan mengontrol tingkat nyeri.
2. relaksasi dapat membantu menurunkan tegangan dan rasa takut, yang memperberat nyeri.
3. meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kooping dan kontrol klien.
4. meningkatkan kenyamanan dengan memblok impuls nyeri
Resiko gawat janin berhubungan dengan solusio plasenta
INTERVENSI1. Istirahatkan ibu2. Anjurkan ibu agar tidur miring ke kiri3. Pantau tekanan darah ibu4. Memantau bunyi jantung ibu
RASIONAL1. dengan mengistirahatkan ibu diharapkan metabolism
tubuh menurun dan peredaran darah ke placenta menjadi adekuat, sehingga kebutuhan O2 untuk janin dapat dipenuhi
2. dengan tidur miring ke kiri diharapkan vena cava dibagian kanan tidak tertekan oleh uterus yang membesar sehingga aliran darah ke placenta menjadi lancar
3. untuk mengetahui keadaan aliran darah ke placenta seperti tekanan darah tinggi, aliran darah ke placenta berkurang, sehingga suplai oksigen ke janin berkurang.
4. dapat mengetahui keadaan jantung janin lemah atau menurukan menandakan suplai O2 ke placenta berkurang sehingga dapat direncanakan tindakan selanjutnya.