Download - askep hipertensi terbaruuuuu

Transcript
  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    1/41

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    2/41

    III. ETIOLOGI

    Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara

    mereka menderita hipertensi essensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan penyebab

    medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu

    (hipertensi sekunder).

    Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :

    1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum

    diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).

    2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari

    adanya penyakit lain.

    Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan

    pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan

    meningkatnya tekanan darah.

    Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-

    10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%,

    penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

    Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor

    pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau

    norepinefrin (noradrenalin).

    Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:

    1. Penyakit Ginjal

    Stenosis arteri renalis

    Pielonefritis

    Glomerulonefritis

    Tumor-tumor ginjal

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_hormonal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/KBhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_hormonal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/KB
  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    3/41

    Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)

    Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)

    Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

    2. Kelainan Hormonal

    Hiperaldosteronism

    Sindroma Cushing

    Feokromositoma

    3. Obat-obatan

    Pil KB

    Kortikosteroid

    Siklosporin

    Eritropoietin

    Kokain

    Penyalahgunaan alkohol

    Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

    4. Penyebab Lainnya

    Koartasio aorta

    Preeklamsi pada kehamilan

    Porfiria intermiten akut

    Keracunan timbal akut

    Adapun penyebab lain dari hipertensi yaitu :

    1. Peningkatan kecepatan denyut jantung

    2. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama

    3. Peningkatan TPR yang berlangsung lama

    IV. FAKTOR PREDISPOSISI

    Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa hal

    seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Hipertensi juga banyak dijumpai pada

    penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi.

    Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya

    Hipertensi.

    Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang

    olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sindroma_Cushing&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kokainhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyalahgunaan_alkohol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kayu_manishttp://id.wikipedia.org/wiki/Timbalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sindroma_Cushing&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kokainhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyalahgunaan_alkohol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kayu_manishttp://id.wikipedia.org/wiki/Timbal
  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    4/41

    berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan

    Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang

    bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada

    saat kita tidak beraktivitas.

    Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara

    intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan

    tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka

    kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini

    dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang

    tinggal di kota.

    Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi

    Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan

    terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan

    antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya

    pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih

    tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.

    V. PATOFISIOLOGI

    Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di

    pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf

    simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla

    spinalis ke ganglia simpatis di torak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor

    dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis

    ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang

    merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan

    dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor

    seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap

    rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap

    norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi.

    Pada saat bersamaan dimana system simpatis merangsang pembuluh darah

    sebagai respon rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan

    tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang

    menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    5/41

    yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

    mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatnkan pelepasan rennin.

    Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi

    angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi

    aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh

    tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut

    cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

    VI. MANIFESTASI KLINIS

    Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun

    secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan

    dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud

    adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan;

    yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan

    tekanan darah yang normal.

    Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:

    sakit kepala

    kelelahan

    mual

    muntah

    sesak nafas

    gelisah

    pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,

    mata, jantung dan ginjal.

    Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan

    koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif,

    yang memerlukan penanganan segera.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Hidunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Otak
  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    6/41

    VII. KLASIFIKASI

    The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood

    Pressure membuat suatu klasifikasi baru yaitu :

    Klasifikasi Tekanan Darah untuk Dewasa Usia 18 Tahun atau Lebih *

    Kategori Sistolik

    (mmhg)

    Diastolik

    (mmhg)

    Normal < 130

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    7/41

    Disamping itu juga terdapat hipertensi pada kehamilan ( pregnancy-induced

    hypertension, PIH ) PIH adalah jenis hipertensi sekunder karena hipertensinya

    reversible setelah bayi lahir. PIH tampaknya terjadi akibat dari kombinasi peningkatan

    curah jantung dan TPR. Selama kehamilan normal volume darah meningkat secara

    drastis. Pada wanita sehat, peningkatan volume darah diakomodasikan oleh penurunan

    responsifitas vascular terhadap hormon-hormon vasoaktif, misalnya angiotensin II. Hal

    ini menyebabkan TPR berkurang pada kehamilan normal dan tekanan darah rendah.

    Pada wanita dengan PIH, tidak terjadi penurunan sensitivitas terhadap vasopeptida-

    vasopeptida tersebut, sehingga peningkatan besar volume darah secara langsung

    meningkatkan curah jantung dan tekanan darah. PIH dapat timbul sebagai akibat dari

    gangguan imunologik yang mengganggu perkembangan plasenta. PIH sangat berbahaya

    bagi wanita dan dapat menyebabkan kejang,koma, dan kematian.

    VIII. KOMPLIKASI

    Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi menurut TIM

    POKJA RS Harapan Kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) adalah

    diantaranya :

    Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, transient

    ischemic attack (TIA).

    Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut

    (IMA).

    Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.

    Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil.

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    8/41

    IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan penunjang menurut FKUI (2003:64) dan Dosen Fakultas

    kedokteran USU, Abdul Madjid (2004), meliputi :

    Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi

    bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau

    mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer

    lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol

    total, HDL, LDL

    Pemeriksaan EKG. EKG (pembesaran jantung, gangguan konduksi), IVP

    (dapat mengidentifikasi hipertensi, sebagai tambahan dapat dilakukan

    pemerisaan lain, seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan

    ekordiografi.

    Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN /creatinin (fungsi ginjal), glucose

    (DM) kalium serum (meningkat menunjukkan aldosteron yang meningkat),

    kalsium serum (peningkatan dapat menyebabkan hipertensi: kolesterol dan tri

    gliserit (indikasi pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid (menyebabkan

    vasokonstrisi), urinanalisa protein, gula (menunjukkan disfungsi ginjal), asam

    urat (factor penyebab hipertensi)

    Pemeriksaan radiologi : Foto dada dan CT scan

    X. PENATALAKSANAAN

    Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah

    raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar

    peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat

    digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke

    dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).

    Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

    1. Pengobatan non obat (non farmakologis)

    2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    9/41

    Pengobatan non obat (non farmakologis)

    Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah

    sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya

    ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan

    non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan

    yang lebih baik.

    Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :

    1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh

    2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.

    Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini

    hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan

    sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.

    3. Ciptakan keadaan rileks

    Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol

    sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

    4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit

    sebanyak

    3-4 kali seminggu.

    5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol

    Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

    Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang

    beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.

    Diuretik

    Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh

    (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya

    pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.

    Penghambat Simpatetik

    Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf

    yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin

    dan Reserpin.

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    10/41

    Betabloker

    Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa

    jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap

    gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya adalah : Metoprolol,

    Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat

    menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi

    sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat

    gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus

    hati-hati.

    Vasodilator

    Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot

    polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin,

    Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah

    : sakit kepala dan pusing.

    Penghambat ensim konversi Angiotensin

    Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin

    II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang

    termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah :

    batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.

    Antagonis kalsium

    Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat

    kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin,

    Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing,

    sakit kepala dan muntah.

    Penghambat Reseptor Angiotensin II

    Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II

    pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan

    yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang

    mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.

    Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko

    terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    11/41

    Pathway Faktor predisposisi : usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang olahraga, genetic, alcohol,konsumsi garam, obesitas

    Ginjal

    HIPERTENSI

    Perubahan struktur

    Penyumbatan pembuluh darah

    Kerusakan vaskuler pembuluh darah

    Vasokontriksi

    Gangguan sirkulasi

    Otak

    Fatigue

    Sistemik

    Vasokontriksi

    Pembuluh darah

    Afterload

    Resistensi

    pembuluh darah

    otak

    Suplai O2

    otak

    Nyeri

    kepala

    Vasokontriksi

    pemb.darah ginjal

    Sinkop

    Ggn.perfusi

    serebral

    Blood flow darah

    Respon RAA

    Merangsang

    aldosteron

    Retensi Na

    EdemaKelebihan

    vol.cairan

    Koroner

    Iskemia

    miokard

    Nyeri dada

    Intoleransi

    aktivitas

    Penurunan

    curah jantung

    Spasme ar

    Retina

    Diplopi

    Resti

    Injuri

    Perubahan situasi

    Misinterpretasi

    informasi

    Kurangpengetahuan

    Informasi yg minimKrisis situasiona

    Metode koping

    tidak efektif

    Koping individu

    tidak efektif

    Tek.sistemik darah

    Beban kerja jantung

    Aliran darah makin

    cepat ke seluruh tubuh,

    sedangkan nutrisi

    dalam sel sudah

    mencukupi kebutuhan

    Nutrisi lebih

    dari kebutuhan

    Ansietas

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    12/41

    KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

    I. PENGKAJIAN

    AKTIVITAS/ISTIRAHAT

    Gejala : kelemehan, keletihan, napas pendek, gaya hidup monoton.

    Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea

    SIRKULASI

    Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit

    serebrovaskular. Episode palpitasi, perspirasi.

    Tanda : kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah diperlukan untuk

    menegakan diagnosis). Hipotensi postural (mungkin berhubungna dengan

    regimen obat ). Nadi : denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis ;

    perbedaan denyut seperti denyut femoral melambat sebagai kompensasi

    denyutan radialis atau brakialis; denyut popliteal, tibialis posterior, pedalis

    tidak teraba atau lemah. Frekuensi/irama : takikardia berbagai disritmia. Bunyi

    jantung : terdengar S2 pada dasar ; S3 (CHF dini); S4 (pergeseran ventrikel

    kiri/hipertrofi ventrikel kiri). Murmur stenosis valvular. Ekstremitas ;

    perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi perifer) ; pengisian kapiler

    mungkin melambat /tertunda (vasokonstriksi)

    INTEGRITAS EGO

    Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau marah kronik

    (dapat mengindikasikan kerusakan serebral). Faktor-faktor stress

    multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan)

    Tanda : letupan suara hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang

    meledak. Gerak tangan empati, otot muka tegang (khusus sekitar mata),

    gerakan fisik cepat, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara.

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    13/41

    ELIMINASI

    Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti, infeksi/obstruksi atau riwayat

    penyakit ginjal dimasa lalu)

    MAKANAN/CAIRAN

    Gejala : makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi

    lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur);

    kandungan tinggi kalori. Mual, muntah. Perubahan berat badan akhir-akhir ini

    (meningkat/menurun).

    Tanda : berat badan normal atau obesitas. Adanya edema (mungkin umum atau

    tertentu); kongesti vena; glukosuria (hampir 10% pasien hipertensi adalah

    diabetik)

    NEUROSENSORI

    Gejala : keluhan pening/pusing. Berdenyut. Sakit kepala suboksipital (terjadi saat

    bangun dan menghilang secara spontan stelah beberapa jam ). Episode

    kebas/kelemahan pada satu sisi tubuh. Gangguan penglihatan (diplopia,

    penglihatan kabur). Episode epistaksis.

    Tanda : status mental : perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, afek, proses

    pikir, atau memori (ingatan). Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman

    tangan dan /atau reflex tendon dalam. Perubahan-perubahan retinal optik: dari

    sklerosis/penyempitan arteri ringan sampai berat dan perubahan sklerotik

    dengan edema atau papiledema, eksudat, dan hemoragi tergantung pada

    berat/lamanya hipertensi.

    NYERI/KETIDAKNYAMANAN

    Gejala : angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung). Nyeri hilang timbul pada

    tungkai/klaudasi (indikasi arteriosklerosis pada arteri ekstremitas bawah). Sakit

    kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Nyeri

    abdomen/massa (feokromositoma)

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    14/41

    PERNAPASAN

    Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja. Takipnea, ortopnea, dispnea

    nokturnal paroksismal. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum. Riwayat

    merokok.

    Tanda : distress respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan. Bunyi napas tambahan

    (krekles/mengi). Sianosis.

    KEAMANAN

    Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan. Episode parestesia unilateral transien.

    Hipotensi posturnal.

    PEMBELAJARAN/PENYULUHAN

    Gejala : faktor-faktor risiko keluarga :hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM,

    penyakit serebrovaskular/ginjal.

    Faktor-faktor risiko etnik : seperti orang Afrika-Amerika, Asia tenggara. Penggunaan pil

    KB atau hormone lain; penggunaan obat/alcohol.

    II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Risiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan Peningkatan afterload,

    vasokontriksi pembuluh darah.

    2. Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan suplai oksigen otak

    3. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan

    berlebih sehubungan dengan kebutuhan metabolik.

    4. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral dan iskemia

    miokard

    5. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema, peningkatan cairan

    intravaskular

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    15/41

    6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan umum dan ketidakseimbangan

    antara suplai dan kebutuhan oksigen

    7. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan Krisis situasional

    8. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan berhubungan

    dengan Misinterpretasi informasi

    9. Risiko injuri/cedera berhubungan dengan penglihatan ganda ( diplopia )

    10. Ansietas berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    16/41

    III. RENCANA KEPERAWATAN

    NO DIAGNOSATUJUAN DAN KRITERIA

    HASILINTERVENSI RASIONAL

    1 Gangguan perfusi

    serebral

    berhubungan

    dengan penurunan

    suplai oksigen otak

    Setelah diberikan asuhan

    keperawatan diharapkan pasien

    dapat mencapai atau

    mempertahankan tingkat umum

    sadar penuh,bebas dari gejala

    atau komplikasi neurologis

    merugikan dengan kriteria hasil

    :

    Pasien dapat

    mendemonstrasikan tanda-

    tanda vital stabil

    1. Pantau TD,

    catat adanya

    hipertensi sistolik

    secara terus menerus

    dan tekanan nadi yang

    semakin berat.

    2. Pantau

    frekuensi jantung,

    catat adanya

    Bradikardi, Tacikardia

    atau bentuk Disritmia

    lainnya.

    Normalnya autoregulasi

    mempertahankan aliran

    darah otak yang konstan

    pada saat ada fluktuasi TD

    sistemik. Kehilangan

    autoregulasi dapat mengikuti

    kerusakan kerusakan

    vaskularisasi serebral

    lokal/menyebar.

    Perubahan pada ritme

    (paling sering Bradikardi)

    dan Disritmia dapat timbul

    yang mencerminkan adanya

    depresi/trauma pada batang

    otak pada pasien yang tidak

    memiliki kelainan jantung

    sebelumnya.

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    17/41

    3. Pantau

    pernapasan meliputi

    pola dan iramanya.

    4. Catat status

    neurologis dengan

    teratur dan

    bandingkan dengan

    keadaan normalnya

    5. Berikan

    obat anti hipertensif

    misal diazoksida

    (hiperstat) dan

    Napas yang tidak teratur

    dapat menunjukkan lokasi

    adanya gangguan serebral

    dan memerlukan intervensi

    yang lebih lanjut.

    Pengkajian kecenderungan

    adanya perubahan tingkat

    kesadaran adalah sangat

    berguna dalam menentukan

    lokasi penyebaran/luasnya

    dan perkembangan dari

    kerusakan serebral.

    Efektif dalam menurunkantekanan darah untuk

    mencegah krisis hipertensif

    yang dapat dihubungkan

    dengan intoksifikasi PCP.

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    18/41

    hidralazin (apresolin)

    2 Perubahan nutrisi :

    lebih dari kebutuhan

    tubuh berhubungan

    dengan masukan

    berlebih sehubungandengan kebutuhan

    metabolik.

    Setelah diberikan asuhan

    keperawatan diharapkan pasien

    mampu mengidentifikasi

    hubungan antara hipertensi

    dengan kegemukan, dengankriteria hasil :

    Pasien menunjukkan

    perubahan pola makan

    Mempertahankan berat

    badan dengan pemeliharaan

    kesehatan optimal

    Melakukan/mempertahankan

    program olahraga yang tepat

    secara individual

    1. Kaji pemahaman

    pasien tentang

    hubungan langsung

    antara hipertensi dan

    kegemukan

    2. Bicarakan

    pentingnya

    menurunkan masuka

    kalori dan batasi

    batasan lemak, garam

    dan gula

    3. Tetapkan keinginan

    Kegemukan adalah risiko

    tambahan terhadap tekanan

    darah tinggi karena

    disproporsi antara kapasitas

    aorta dan peningkatan curah

    jantungberkaitan dengan

    peningkatan masa tubuh

    kesalahan kebiasaan makan

    menunjang terjadinya

    aterosklerosis dan

    kegemukan, yang merupakan

    predisposisi hipertensi.

    Kelebiah masukan garam

    memperbanyak volume

    cairan intravaskuler dan

    dapat merusak ginjal yang

    lebih memperburuk kondisi

    motivasi untuk.menurunkan

    berat badan adalah internal.

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    19/41

    pasien untuk

    menurunkan berat

    badan

    4. Kaji ulang

    masukan kalori harian

    dan pilihan diet.

    5. Rujuk ke ahli gizi

    sesuai indikasi

    Individu harus berkeinginan

    untuk menurunkan berat

    badan bila tidak maka

    program tidak akan berhasil

    .

    Mengidentifikasi

    kekuatan/kelemahan dalam

    program diet terakhir.

    membantu dalam

    menentukan individu untuk

    penyesuaian/penyuluhan

    Memberikan konseling dan

    bantuan dengan memenuhi

    kebutuhan diet individual

    3 Kelebihan volume

    cairan berhubungan

    dengan edema

    Setelah diberikan asuhan

    keperawatan diharapkan pasien

    menunjukkan keseimbangan

    masukan dan haluaran,BB

    stabil, tanda vital dalam rentang

    normal dan tak ada oedema

    1. Awasi denyut

    jantung, TD, CVP

    Tacikardi dan hipertensi

    terjadi karena 1. Kegagalan

    ginjal untuk mengeluarkan

    urine, 2. Pembatasan cairan

    berlebih selama mengobati

    hipovolemia/hipotensi atau

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    20/41

    dengan kriteria hasil :

    Menyatakan pemahaman diet

    individu/pembatasan cairan2. Catat pemasukan

    dan pengeluaran

    secara akurat.

    3. Awasi berat jenis

    urine

    4. Timbang tiap hari

    dengan alat dan

    pakaian yang sama

    5. Kaji kulit, wajah

    area tergantung untuk

    edema

    perubahan fase oliguri gagal

    ginjal dan 3. Perubahan

    pada renin-angiotensin.

    Perlu untuk menentukan

    fungsi gnjal, kebutuhan

    penggantian cairan

    Mengukur kemampuan ginjal

    untuk mengkonsentrasikan

    urine

    Penimbangan berat badan

    harian adalah pengawasan

    status cairan terbaru.

    Peningkatan berat badan

    lebih dari 0,5 kg per hari

    diduga ada retensi cairan.

    Edema terjadi terutama pada

    jaringan yang tergantung

    pada tubuh contoh : tangan,

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    21/41

    6. Berikan obat sesuai

    indikasi (diuretik)

    kaki, area lumbosakral

    Membantu dalam

    pengeluaran cairan

    4 Nyeri berhubungan

    dengan peningkatan

    tekanan vascular

    serebral dan iskemia

    miokard

    Setelah diberikan asuhan

    keperawatan diharapkan pasien

    Nyeri terkontrol dengan kriteria

    hasil :

    Mengungkapkan metode

    yang memberikan

    pengurangan

    Mengikuti regimen

    farmakologi yang diresepkan

    Skala nyri 0-1

    Wajah pasien tidak meringis

    1. Observasi

    derajat nyeri

    2. Pertahanka

    n tirah baring selama

    fase akut

    3. Berikan

    tindakan

    nonfarmakologi untuk

    menghilangkan sakit

    kepala atau nyeri dada

    misal, kompres dingin

    pada dahi, pijat

    punggung dan leher,

    Mengetahui derajat nyeri

    yang dirasakan pasien dan

    mempermudah intervensi

    selanjutnya

    Meminimalkan

    stimulasi/meningkatkan

    relaksasi

    Tindakan yang menurunkan

    tekanan vaskular serebral

    dan yang memperlambat/

    memblok respon simpatis

    efektif dalam menghilangkan

    sakit kepala dan

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    22/41

    teknik relaksasi

    ( panduan imajinasi,

    distraksi ) dan

    aktivitas waktu

    senggang.

    4. Minimalkan

    aktivitas vasokontriksi

    yang dapat

    meningkatkan sakit

    kepala misalnya,

    mengejan saat BAB,

    batuk panjang,

    membungkuk.

    5. Kaji tanda-

    tanda vital

    6. Kolaborasi :

    komplikasinya.

    Aktivitas yang meningkatkan

    vasokontriksi menyebabkan

    sakit kepala pada adanya

    penigkatan tekanan vaskular

    serebral.

    Mengetahui keadaan umum

    pasien. Peningkatan tanda-

    tanda vital mengindikasikan

    nyeri belum dapat terkontrol.

    Menurunkan/mengontrol

    nyeri dan menurunkan

    rangsang sistem saraf

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    23/41

    - Analgesik

    - Antiansietas mis,

    lorazepam, diazepam

    simpatis.

    Dapat mengurangi tegangan

    dan ketidaknyamanan yang

    diperberat oleh stres.

    5 Intoleransi aktivitas

    berhubungan dengan

    Kelemahan umum

    dan

    ketidakseimbangan

    antara suplai dan

    kebutuhan oksigen

    Setelah diberikan asuhan

    keperawatan diharapkan pasien

    dapat berpartisipasi dalam

    aktivitas yang

    diinginkan/diperukan dengan

    kriteria hasil :

    Melaporkan peningkatandalam toleransi aktivitas

    yang dapat diukur

    Menunjukkan penurunan

    dalam tanda-tanda

    intoleransi fisiologi

    1. Kaji respon

    pasien terhadap

    aktivitas, perhatikan

    frekuensi nadi lebih

    dari 20 kali per menit

    di atas frekuensi

    istirahat, peningkatan

    tekanan darah yang

    nyata selama /sesudah

    aktivitas, dpsnea atau

    nyeri dada, keletihan

    dan kelemahan yang

    berlebihan, diaforesis,

    pusing atau pingsan

    Menyebutkan parameter

    membantu dalam mengkaji

    respons fisiologi terhadap

    stres aktivitas dan bila ada,

    merupakan indikator dari

    kelebihan kerja yang

    berkaitan dengan tingkat

    aktivitas

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    24/41

    2. Instruksika

    n pasien tentang

    teknik penghematan

    energi , misalnya

    menggunakan kursi

    saat mandi, duduk saat

    menyisir rambut atau

    menggosok gigi,

    melakukan aktivitas

    dengan perlahan

    3. Kaji sejauh

    mana aktivitas yang

    dapat ditoleransi

    4. Berikan

    dorongan untuk

    melakukan

    aktivitas/perawatan

    diri bertahap jika

    Teknik menghemat energi

    mengurangi pengguanan

    energi, juga membantukeseimbangan antara suplai

    dan kebutuhan oksigen

    Mengidentifikasi sejauh

    mana kemampuan pasien

    dalam melakukan aktivitas

    dan perawatan diri.

    Kemajuan aktivitas bertahap

    mencegah peningkatan kerja

    jantung tiba-tiba.

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    25/41

    dapat ditoleransi Memberikan bantuan hanya

    sebatas kebutuhan hanya

    akan mendorong

    kemandirian dalam

    melakukan aktivitas.

    6 Ansietasberhubungan dengan

    perubahan kondisi

    kesehatan

    Setelah diberikan asuhankeperawatan diharapkan pasien

    tampak rileks

    Kriteria hasil:

    Melaporkan cemas

    berkurang sampai hilang

    Mampu mengidentifikasi

    cara hidup yang sehat

    untuk membagikan

    perasaannya

    1. Observasi tingkahlaku yang

    menunjukkan tingkat

    ansietas

    2. Tinggal bersama

    pasien,

    mempertahankan

    sikap yang tenang.

    Mengakui atau

    menjawab

    kekhawatirannya dan

    Ansietas ringan dapat

    ditunjukkan dengan peka

    rangsang dan insomnia.

    Ansietas berat yang

    berkembang kedalam

    keadaan panik dapat

    menimbulkan perasaan

    terancam, ketidakmampuan

    untuk berbicara dan

    bergerak.

    Menegaskan pada

    pasien atau orang terdekat

    bahwa walaupun perasaan

    pasien diluar kontrol

    lingkungannya tetap aman

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    26/41

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    27/41

    tenang, kurangi lampu

    yang terlalu terang,

    kurangi orang jumlah

    orang yang

    berhubungan dengan

    pasien

    7 Koping individu

    tidak efektif

    berhubungan dengan

    Krisis situasional

    Setelah diberikan asuhan

    keperawatan diharapkan pasien

    mampu mengidentifikasi

    perilaku koping efektif dengan

    kriteria hasil :

    Menyatakan kesadaran

    kemampuan

    koping/kekuatan pribadi

    Mengidentifikasi potensial

    situasi stres dan mengambil

    1. kaji

    keefektifan strategi

    koping dengan

    mengobservasi

    perilaku misal,

    kemampuan

    menyatakan perasaan

    dan perhatian,

    keinginan dalam

    partisipasi dalam

    rencana pengobatan

    Mekanisme adaptif perlu

    untuk mengubah pola hidup

    seseorang, mengatasi

    hipertensi kronik dan

    mengintegrasikan terapi

    yang diharuskan ke dalam

    kehidupan sehari-hari

    Manifestasi mekanisme

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    28/41

    langkah untuk menghindari

    atau mengubahnya.

    Mendemonstrasikan

    pengguanaan keterampilan

    atau metode koping efektif

    2. Bantu

    pasien untuk

    mengidentifikasi

    stresor spesifik dan

    kemungkinan strategi

    untuk mengatasinya

    3. Libatkan

    pasien dalam

    perencanaan

    perawatan dan beri

    dorongan partisipasi

    maksimum dalam

    rencana pengobatan

    4. Dorong

    pasien untuk

    mengevaluasi

    koping maladaptif mungkin

    merupakan indikator marah

    yang ditekan dan diketahui

    telah menjadi penentu utama

    TD diastolik

    Keterlibatan memberikan

    pasien perasan kontrol diri

    yang berkelanjutan,

    memperbaiki keterampilan

    koping, dan dapat

    meningkatkan kerja sama

    dalam regimen terapeutik

    Fokus perhatian pasien

    terhadap realitas situasi

    yang ada relatif terhadap

    pandangan pasien tentang

    apa yang diinginkan.

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    29/41

    prioritas/tujuan hidup.

    Tanyakan apakah

    yang anda lakukan

    merupakan apa yang

    anda inginkan?

    5. Bantu

    pasien utuk

    mengidentifikasi dan

    mulai merencanakan

    perubahan hidup yang

    perlu. Bantu untuk

    menyesuaikan

    daripada membatalkan

    tujuan diri/keluarga

    Perubahan yang perlu harus

    diprioritaskan secara

    realistik untuk menghindari

    rasa tidak menentu dan tidak

    berdaya.

    8 Kurang pengetahuanmengenai kondisi

    dan rencana

    pengobatan

    berhubungan dengan

    Misinterpretasi

    informasi

    Setelah diberikan asuhankeperawatan diharapkan pasien

    menyatakan pemahaman

    tentang proses penyakit dan

    regimen pengobatan dengan

    kriteria hasil :

    Mengidentifikasi efek

    1. Kajikesiapan dan

    hambatan dalam

    belajar. Termasuk

    orang terdekat

    Kesalahan konsep danmenyangkal diagnosakarena

    perasaan sejahtera yang

    sudah lama dinikmati

    mempengaruhi minat

    pasien/orang terdekat untuk

    mempelajari penyakit,

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    30/41

    samping obat dan

    kemungkinan komplikasi

    yang perlu diperhatikan

    Mempertahankan TD dalam

    parameter normal

    2. Tetapkan

    dan nyatakan batas

    TD normal. Jelaskan

    tentang hipertensi

    efeknya pada jantung,

    pembuluh darah,

    ginjal dan otak.

    3. Hindari

    mengatakan TD

    normal dan gunakan

    istilah terkontrol

    dengan baik saat

    menggambarkan TD

    pasien dalam batas

    kemajuan dan prognosis.

    Bila pasien tidak menerima

    realitas bahwa membutuhkan

    pengobatan kontinu, maka

    perubahan perilaku tidak

    akan dipertahankan.

    Pemahaman bahwa tekanan

    darah tinggi dapat terjadi

    tanpa gejala adalah untuk

    memungkinkan pasien

    melanjutkan pengobatan

    meskipun ketika merasa

    sehat.

    Karena pengobatan untuk

    hipertensi adalah sepanjang

    kehidupan, maka dengan

    penyampaian ide terkotrol

    akan membantu pasien untuk

    memahami kebutuhan untuk

    melanjutkan

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    31/41

    yang diinginkan.

    4. Bantu

    pasien dalam

    mengidentifikasi

    faktor-faktor risiko

    kardiovaskuler yang

    dapa diubah misal,

    obesitas, diet tinggi

    lemak jenuh dan

    kolesterol, pola hidup

    monoton,merokok,

    minum alkohol, pola

    hidup penuh stres.

    5. Atasi

    masalah dengan

    pasien untuk

    mengidentifikasi cara

    dimana perubahan

    gaya hidup yang tepat

    dapat dibuat untuk

    mengurangi faktor-

    pengobatan/medikasi.

    Faktor-faktor risiko ini telah

    menunjukkan hubungan

    dalam menunjang hipertensi

    dan penyakit kardiovaskular

    serta ginjal.

    Dengan mengubah pola

    perilaku yang

    biasa/memberikan rasa

    amanakan sangat

    menyusahkan. Dukungan,

    petunjuk dan empati dapat

    meningkatkan keberhasilan

    pasien dalam menyelesaikan

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    32/41

    faktor penyebab

    Hipertensi

    6. Bahas

    pentingnya

    menghentikan

    merokok dan bantu

    pasien dalam

    membuat rencana

    untuk berhenti

    merokok.

    tugas

    Nikotin meningkatkan

    pelepasan ketokolamin,

    mengakibatkan peningkatan

    frekuensi jantung, TD, dan

    vasokontriksi, mengurangi

    oksigenasi jaringan, dan

    meningkatkan beban kerja

    miokardium.

    9 Risiko tinggi

    penurunan curah

    jantung berhubungan

    dengan Peningkatan

    afterload,

    vasokontriksi

    pembuluh darah.

    Setelah diberikan asuhan

    keperawatan diharapkan pasien

    mampu berpartisipasi dalam

    aktivitas yang menurunkan

    tekanan darah/ beban kerja

    jantung dengan criteria hasil :

    Mempertahankan tekanan

    1. Pantau TD.

    Ukur pada kedua

    tangan/ paha untuk

    evaluasi awal.

    Gunakan ukuran

    manset yang tepat dan

    teknik yang akurat.

    Perbandingan dari tekanan

    memberikan gambaran yang

    lebih lengkap tentang

    keterlibatan/ bidang masalah

    vaskular. Hipertensi

    diklasifikasikan pada orang

    dewasa sebagai peningkatan

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    33/41

    darah dalam rentang individu

    yang dapat diterima

    Memperlihatkan irama dan

    frekuensi jantung yang stabil

    dalam rentang normal pasien

    2. Catat

    keberadaan, kualitas

    denyutan sentral dan

    perifer

    tekanan diastolik sampai

    130, hasil pengukuran

    diastolik di atas 130

    dipertimbangkan sebagai

    peningkatan pertama,

    kemudian maligna.

    Hipertensisistolik juga

    merupakan faktor risiko yang

    ditentukan untuk penyakit

    serebrovaskular dan penyakit

    iskemi jantung bila tekanan

    diastolik 90-115.

    Denyutan karotis

    ,jugularis,radialis dan

    femoralis mungkinterpalpasi. Denyut pada

    tungkai mungkin menurun,

    mencerminkan efek dari

    vasokontriksi ( peningkatan

    SVR ) dan kongesti vena

    S4 umum terdengar pada

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    34/41

    3. Auskultasi

    tonus jantung dan

    bunyi nafas

    4. Amati

    warnakulit,

    kelembaban, suhu dan

    masa pengisian

    kapiler

    5. Pertahanka

    pasien hipertensi berat

    karena adanya hipertrofi

    atrium. Adanya krakel,

    mengi dapat

    mengindikasikan kongesti

    paru sekunder terhadap

    terjadinya atau gagal

    jantung kronik

    Adanya pucat, dingin, kulit

    lembab dan masa pengisian

    kapiler lambat mungkin

    berkaitan dengan

    vasokontriksi atau

    mencerminkan

    dekompensasi/penurunancurah jantung.

    Menurunkan stres dan

    ketegangan yang

    mempengaruhi tekanan

    darah dan perjalanan

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    35/41

    n pembatasan aktivitas

    seperti istirahat di

    tempat tidur/ kursi,

    jadwal periode

    istirahat tanpa

    gangguan, bantu

    pasien melakukan

    aktivitas perawatan

    diri sesuai kebutuhan

    6. Berikan

    lingkungan tenang,

    nyaman, kurangi

    aktivitas / keributan

    lingkungan. Batasi

    jumlah pengunjung

    dan lamanya tinggal.

    7. Kolaborasi :

    - Berikan obat-obat

    sesuai indikasi seperti

    Diuretik tiazid dan

    penyakit hipertensi

    Membantu untuk

    menurunkan rangsang

    simpatis; meningkatkan

    relaksasi.

    Tiazid mungkin digunakan

    sendiri atau dicampur

    dengan obat lain untuk

    menurunkan TD pada pasien

    dengan fungsi ginjal yang

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    36/41

    vasodilator relatif normal. Diuretik ini

    memperkuat agen-agen

    antihipertensi lain dengan

    membatasi retensi cairan.

    Vasodilator menurunkan

    aktivitas kontriksi arteri dan

    vena pada ujung saraf

    simpatik.

    10 Risiko injuri/cedera

    berhubungan dengan

    penglihatan ganda

    ( diplopia )

    Setelah diberikan asuhan

    keperawatan diharapkan pasien

    tidak mengalami suatu injury

    dalam perawatan di rumah sakit

    maupun di rumah dengan

    kriteria hasil :

    - Pasien tidak

    mengalami cedera.

    1. Jauhkan dari

    benda-benda tajam

    2. Berikan

    penerangan yang

    cukup3. Usahakan lantai

    tidak licin dan basah

    4. Pasang side rail

    5. Anjurkan pada

    keluarga klien untuk

    Meminimalkan risiko

    cedera

    Meminimalkan

    terjadinya benturan

    Meminimalkan klien

    jatuh

    Menghindari klien

    terjatuh pada saat istirahat

    Untuk meningkatkan

    menjaga keamanan

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    37/41

    selalu menemani klien

    dalam beraktivitas

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    38/41

    IV. EVALUASI

    Dx 1: Pasien dapat mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil

    Dx 2: Pasien menunjukkan perubahan pola makan

    Mempertahankan berat badan dengan pemeliharaan kesehatan optimal

    Melakukan/mempertahankan program olahraga yang tepat secara individual

    Dx 3: Pasien menunjukkan keseimbangan masukan dan haluaran,BB stabil, tanda vital dalam

    rentang normal dan tak ada oedema

    Menyatakan pemahaman diet individu/pembatasan cairan

    Dx.4: Pasien mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan

    Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan

    Skala nyri 0-1

    Wajah pasien tidak meringis

    Dx.5:Pasien tampak rileks

    Melaporkan cemas berkurang sampai hilang

    Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan perasaannya

    Dx.6 : Pasien tampak rileks

    Melaporkan cemas berkurang sampai hilang

    Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan perasaannya

    Dx.7 : Menyatakan kesadaran kemampuan koping/kekuatan pribadi

    Mengidentifikasi potensial situasi stres dan mengambil langkah untuk menghindari

    atau mengubahnya.

    Mendemonstrasikan pengguanaan keterampilan atau metode kopi

    Dx.8 : Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu

    diperhatikan

    Mempertahankan TD dalam parameter normal

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    39/41

    Dx.9 : Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat diterima

    Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung yang stabil dalam rentang normal pasien

    Dx.10 : Pasien tidak mengalami cedera.

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    40/41

  • 8/4/2019 askep hipertensi terbaruuuuu

    41/41

    DAFTAR PUSTAKA

    Doenges,Marilynn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk perencanaan

    dan pendokumentasian perawatan pasien edisi 3. Jakarta :EGC

    Price, Sylvia A.2005.Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6 volume 1 .

    Jakarta ;EGC

    Smeltzer, Suzanne C. 2001.Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta :EGC

    http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi