Download - Askep Asma

Transcript
Page 1: Askep Asma

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Asma Bronkial dapat menyerang semua golongan usia, baik laki-

laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak. Dari waktu ke waktu baik di

negara maju maupun negara berkembang prevalensi asma meningkat. Asma

merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal ini

tergambar dari data studi survey kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai

provinsi di Indonesia.

SKRT pada tahun 1986 menunjukkan bahwa Asma menduduki peringkat

ke-5 dari 10 (sepuluh) penyebab kematian ke-4 di Indonesia atau sebesar 5,6%.

Pada tahun 1995 prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13 %. Menurut

Staf Departemen Paru divisi asma dan PPOK Rumah Sakit Persahabatan dan

Budhi Antariksa, hingga kini diperkirakan sekitar 5% dari total penduduk

Indonesia atau sekitar 11 juta juga menderita asma (Republika 27 Maret 2007).

Asma dapat timbul pada berbagai usia, gejalanya bervariasi dari ringan

sampai berat dan dapat dikontrol dengan berbagai cara. Gejala asma dapat

ditimbulkan oleh berbagai rangsangan antara lain infeksi, alergi, obat-obatan,

polusi udara, bahan kimia, beban kerja atau latihan fisik, bau-bauan yang

merangsang dan emosi.

Prevalensi asma di seluruh dunia adalah sebsar 80% pada anak dan 3-5%

pada dewasa, dan dalam 10 tahun terakhir ini meningkat sebesar 50%. Selain di

Indonesia prevalensi asama di Jepang dilaporkan meningkat 3 kali disbanding di

tahun 1960 yaitu dari 1,2 % menjadi 3,14 %.

Penyebab pada asma sampai saat ini belum diketahuii namun dari hasil

penelitian terdahulu menjelaskan bahwa saluran nafas penderita asma mempunyai

sifat yang sangat khas yaitu sangat peka terhadap rangsangan.

1

Page 2: Askep Asma

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan asma

bronchial

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengna asma bronchial.

b. Mampu menentukan masalah atau diagnosa keperawatan pada pasien

dengan asma bronchial.

c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan asma

bronchial.

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan asma

bronchial.

e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan asma

bronchial.

f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan secara baik dan benar.

C. Ruang Lingkup

Makalah ini menguraikan tentang bagaimana melaksanakan asuhan

keperawatan pada klien dengan asma bronchial, pada kasus ini penulis

menggunakan metoda pemecahan masalah yaitu dengan pendekatan proses

keperawatan yang meliputi pengkajian, perumusan masalah, diagnosis

pelaksanaan dan evaluasi, yang dilaksanakan mulai tanggal 25 September 2007

27 September 2007 di ruang Anggrek Bawah RSUD Persahabatan.

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi kasus

yaitu pengamatan langsung terhadap klien mengenai penyakit dan perkembangan,

perawatan serta pengobatan klien dengan asma bronchial.

2

Page 3: Askep Asma

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Studi kepustakaan untuk mendapatkan sumber-sumber teoritis yang

berhubungan dengan asuhan keperawatan pada klien dengan asma bronchial

2. Observasi langsung pada klien dengan melakukan pemeriksaan fisik yang

dilakukan untuk mendapatkan data tentang keadaan fisik, psikis, sosial,

spiritual dan observasi tidak langsung dilakukan dengan melihat catatan atau

status klien

3. Wawancara dengan klien dan keluarga untuk mendapatkan informasi

mengenai kondisi keadaan klien.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari penulisan makalah ini,

maka penulis menguraikan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan meliputi Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup,

Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis meliputi konsep dasar penyakit Asma Bronchial,

yang menguraikan tentang Anatomi Fisiologi, Pengertian, Etiologi,

Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Komplikasi, Pemeriksaan

Penunjang, Penatalaksanaan, Asuhan Keperawatan, Intervensi

Keperawatan dan Evaluasi.

BAB III : Tinjauan Kasus meliputi Hasil Pengkajian Diagnosa Keperawatan,

Rencana Keperawtan, Catatan Keperawatan dan Catatan

Perkembangan.

BAB IV : Pembahasan menguraikan tentang kesenjangan antara Teori atau

keadaan klien yang meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,

Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

3

Page 4: Askep Asma

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Penyakit Asma Bronchial

1. Anatomi Fiosiologi Paru

Sistem pernafasan terdiri dari saluran pernafasan (rongga hidung, rongga

mulut, foring, laring, trachea, bronkus, bronkiolus dan alveoli

Laring membagi saluran pernafasan menjadi 2 bagian :

a. Saluran pernafasan atas

b. Saluran pernafasan bawah

Rongga Hidung

Rongga hidung terdiri atas

a. Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai pelindung

b. Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai pelapis

udara

c. Struktur konka berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar.

d. Sel sillia berperan untuk melemparkan benda asing keluar saluran dalam

usaha membersihkan jalan nafas

Fungsi Rongga Hidung

a. Sebagai bagian dari sistem respirasi

b. Sebagai fungsi dari preventif, dilaksanakan oleh bulu hidung, sebagai

penyaring debu dan sillia sebagai pembersih jalan nafas

c. Sebagai funngsi pelicin atau pelumas yang dilaksanakan oleh submukosa

dan sel qoblet

d. Sebagai fungsi pemanas dan pendingin udara yang dilaksanakan oleh

vaskularisasi rongga hidung

4

4

Page 5: Askep Asma

Rongga mulut

Peranan rongga mulut dalam pernafasan adalah hanya waktu bersuara

atau tersumbatnya rongga hidung

Faring

Merupakan bagian belakang dari rongga hidung dan rongga mulut,terdiri

dari nasofaring, orofaring, laringofaring, berperan sebagai pemisah jalan udara

dan makanan

Laring

Fungsi utama laring adalah sebagai alat suara dan di dalam saluran

pernafasan berfungsi sebagai jalan udara.

Trakea

Trakea merupakan suatu cincin tulang rawan yang tidak lengkap

(berbentuk C). Panjang trakea kira-kira 10 cm yang terdiri dari 16-20 cincin

tulang rawan.

Bronkus

Bronkus merupakan struktur yang terdapat di dalam mediastinum, yang

merupakan percabangan dari erakea dan membentuk bronkus utama kanan

dan kiri. Panjang cabang bronkus utama ± 5 cm, diameternya 11-19 cm dan

luas penampangnya 3,2 cm2.

Sudut tajam yang dibentuk oleh percabangan trakea disebut Karina.

Bronkus utama mempunyai 3 cabang yaitu bronkus lobaris superior, medialis

dan inferior.

Sedangkan bronkus utama kiri mempunyai 2 cabang yaitu bronkus

lobaris, superior dan inferior. Diameter dari bronkus lobaris adalah 4,5-11,5

mm dengan luas penampang ± 2,7 cm2.

Bronkus lobaris bercabang menjadi bronkus segmentalis, dimana paru

kanan mempunyai 10 segmen dan paru kiri mempunyai 3 segmen.

5

Page 6: Askep Asma

Bronchiolus Duktus Alveolaris dan Alveolus

Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus, kemudian

terbagi lagi duktus-duktus Alveolaris.

Duktus Alveolaris merupakan tangkai dari alveolus dan bersama-sama dengan

bronkiolus resopiratorius, merupakan bagian dari suatu unit fungsional paru,

dimana pertukaran gas.

Paru

Terbagi menjadi paru kanan dan paru kiri. Setiap paru dilindungi oleh

selaput yang disebut pleura, yaitu pleura viseralis, yang melapisi rongga dada

sebelah dalam.

Pembuluh darah pada paru:

a. Sirkulasi pulmonal berasal dari ventrikel kanan yang tebal 1/3 dari tebal

ventrikel kiri.

b. Selain aliran melalui arteri pulmonal ada darah yang langsung ke paru

yaitu dari aorta melalui arteri pulmonalis yang kaya akan O2.

c. Arteri pulmonalis membawa darah yang sedikit mengandung udara dari

vertikel kanan ke paru.

Pernafasan (Respirasi)

Adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2

(oksigen) dan mengeluarkan CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi

keluar dari tubuh.

Fungsi Saluran Pernafasan :

a. Sebagai saluran, yaitu yang dilakukan oleh hidung, faring, laring, trakea,

bronkus, bronkeolus.

b. Sebagai alat difusi/pertukaran gas, dilakukan oleh bronkolus, respiratorius,

duktus alveolaris, dan alveolus.

c. Sebagai saringan untuk partikel yang lebih dari 10 mikron, dilaksanakan

oleh bulu hidung, mukosa hidung dan faring.

6

Page 7: Askep Asma

d. Melembabkan, dilakukan oleh mukus dan pembuluh darah pada mukosa

hidung dan faring.

e. Menyesuaikan suhu udara pernafasan dengan suhu tubuh.

Proses pernafasan terdiri dari 4 tahap yaitu :

a. Ventilasi

Peristiwa masuknya dan keluarnya udara ke dalam paru (inspirasi dan

ekspirasi). Prosesnya dipengaruhi oleh : kondisi saluran pernafasan,

kondisi otot-otot pernafasan dan rangka thorak, volume dan kapasitas paru

dan fungsi pusat pernafasan, serta saraf spiral yang mempersyarafi otot-

otot pernafasan.

b. Difusi

Pertukaran oksigen dan karbondioksida yaitu, perpindahan oksigen dari

alveoli ke dalam darah dan karbondioksida dari darah ke alveoli.

Prosesnya dipengaruhi oleh suhu tubuh, perbedaan tekanan atau

konsentrasi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah,

ketebalan membran respirasi.

c. Perfusi

Peristiwa distribusi darah di dalam paru

d. Tranfortasi Gas

Proses distribusi oksigen ke seluruh jaringan

Proses tranportasi dipengaruhi oleh kondisi pompa jantung dan vaskuler

(sistem kardiovaskuler), kosentrasi hemogtobin.

2. Pengertian Asma Bronchial

Asma bronchial adalah gangguan fungsi aliran udara paru yang ditandai

oleh kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsangan dengar

karakteristik bronkospasme, hiper sekresimukosa dan infeksi saluran

pernafasan.

Sedangkan mernurut Manahutu E.Y (1992) bahwa Asma bronchial

adalah penyakit dengan karakteristik peningkatan hiperaktivitas bronkus

7

Page 8: Askep Asma

terhadap berbagai rangsangan. Dengan manifestasi penyempitan trachea dan

bronkus yang luas dan menyeluruh dengan derajat yang berubah, karena

pengobatan maupun secara spontan.bronkospasme,

3. Etiologi

Etiologi yang pasti dari asma belum diketahui, dari hasil penelitian yang

dilakukan, menjelaskan bahwa saluran nafas penderita asma mempunyai sifat

yang sangat khas, yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan asma adalah sebagai berikut :

a. Faktor pencetus

1) Alergen (makanan, bumbu masak, bulu binatang, debu,dll)

2) Asap rokok

3) Zat-zat di tempat kerja (woll, debu, tepung, serbuk kayu)

4) Obat-obatan : Aspirin, penicilin

5) Infeksi terutama oleh virus

6) Emosi

7) Lingkungan dan cuaca, udara yang terlalu lembab, terlalu panas, atau

dingin.

8) Aktivitas fisik yang berlebihan

9) Aktor yang sulit dihindarkan: bau tajam

10) Penyakit tertentuyang memperberat : infeksi hidung (sinusitis).

b. Faktor Keturunan

4. Patofisiologi

Dasar kelainan pada asma adalah suatu hiperaktivitas bronkus yaitu

sindroma klinik yang ditandai oleh kepekaan saluran nafas terhadap berbagai

rangsangan, baik rangsangan dari dalam maupun dari luar.

Dengan manifestasi penyempitan saluran nafas yang menyeluruh

dengan derajat yang berubah-ubah secara spontan atau dengan pengobatan

(faisal yunus;1990).

8

Page 9: Askep Asma

Ada 2 komponen penyempitan saluran nafas pada asma yaitu :

a. Bronkospasme

Disebabkan karena kontraksi otot polos bronkus.

b. Inflamasi dinding mukosa saluran nafas

Menyebabkan edema dan hiopersekresi mukosa. Hal tersebut

menyebabkan obstruksi aliran udara.

Secara skematis patofisiologi asma bronkial dapat dijelaskan sebagai

berikut :

Kien terpajan alergen / faktor pencetus

Sel mast mensekresi berbagai mediator :

→ Histamin, prostaglandin leucotrin, plcitelet activating faktor

Otot polos kontraksi → bronkokonstriksi.

Pembuluh darah kapiler dilatasi (vasodilatasi kapiler sekitar bronkus)

- Spasme otot polos

- Edema mukosa

- Hipersekresi

Obstruksi saluran nafas

Tanda dan gejala asma bronkial :

- sesak

- batuk

- wheezing

5. Manifestasi Klinis

a. Batuk keras karena gatal di tenggorokan.

b. Dipsnoe yang hebat.

9

Page 10: Askep Asma

c. Cianosis pada ekstrenitas atas dan bawah.

d. Nafas berbunyi / mengi (wheezing).

e. Nadi cepat dan dangkal.

f. Keringat dingin dan takut pada waktu serangan biasanya pada malam hari.

g. Produksi spontan.

Klasifikasi asmaDerajat serangan asma akut

Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV

SesakMasih jalan,

berbaring

Bila bicara

duduk

Pada istirahat

miring ke

depan

BicaraMasih dalam

kalimatKata-kata Kata

kesadaranMungkin

gelisah

Biasanya

gelisahGelisah

Ngantuk,

menurun

Frekuensi nafas Meningkat Meningkat ≥ 30 x / menit

Otot nafas

tambahan

Tidak

digunakanBiasanya ada Gelisah

Gerakan nafas

paradoks

Mengi Sedang NyaringBiasanya

nyaring

Sering tidak

terdengar

mengi

Nadi < 100 100-200 >120 Bradikardi

Per (100x/menit) > 80% 60-80% < 60%

Pa O2 tanpa O2 Normal > 60 mmHg < 60 mmHg

Pa O2 <45 mmHg < 45 mmHg ≥ 45 mmHg

Sa O2 >95% 91-95% < 90%

10

Page 11: Askep Asma

6. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada penderita asma adalah

a. Uji Foal Paru (spirometri)

Volume ekspirasi paksa detik 1 (Vep-1) dan kapasitas vital paksa

b. Lab

1) Darah tepi : Eosinovilia

2) Uji kulit : Dengan alergen pada asma alergi (uji prick)

3) serum : Iqe spesifik meningkat

4) Sputum : Terdapat eosinofil, spiral, curschumann dan kristal,

chardet layden.

7. Penatalaksanaan Medis Asma Bronchial

a. Usaha Pencegahan

1) Usaha menghindari faktor pencetus

2) Imunoterapi : hanya pada kasus tertentu. Alergen secara periodik

dimulai dari dosis kecil, kemudian ditingkatkan dengan tujuan

menimbulkan kekebalan terhadap alergen pencetus serangan.

b. Obat-obatan untuk pencegahan

1) Korti kosteroid

Tipikal yang mempunyai manfaat anti inflamasi yang kuat.

2) Kromolin

Bekerja menstabilkan sel mast dan mengurangi pelepasan mediator

penyebab bronkospasme.

3) Cetotiven

Mempunyai efek menghambat pelepasan mediator dari sel mast dan

efek profilaksis pada asma ekstrinsik terutama pada anak.

11

Page 12: Askep Asma

c. Pengobatan pada serangan asma

1) Bronkodilator

Obat pelega, melebarkan jalan nafas terutama dengan jalan

merelaksasikan otot polos bronkus, contohnya antagonis beta 2,

metilkantin, anti kolinergik.

2) Kortikostroid

3) Anti biotik : bila ada infeksi

4) Terapi cairan melalui infus

5) Terapi oksigen : 2-4 L/menit

6) Fisioterapi dada dan terapi intalasi

B. Tinjauan Teoritis

1. Pengkajian keperawanan, terdiri dari :

a. Riwayat Kesehatan terdiri dari :

1) Data Biografi

Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, bangsa,

bahasa yang digunakan, alamat, sumber biaya.

2) Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama, kapan mulai sakit, faktor pencetus, terjadinya tiba-tiba

atau berangsur-angsur, pengobatan yang telah diberikan, efek obat

yang telah diberikan.

3) Riwayat kesehatan yang lalu.

a) Hal-hal yang dapat menjadi pemicu serangan asma, baik fisik

maupun psikologisseperti : alergaen inhalasi, infeksi saluran nafas

bagian atas, obat dan makanan, aktivitas olahraga (joging aerobik),

kerja keras dan riwayat asma saat beraktivitas, cemas dan panik.

b) Pengalaman yang dirawat, keluhan yang sering dialami,

pengalaman yang lalu tentang episode asma.

12

Page 13: Askep Asma

c) Riwayat alergi, makanan berpantang, kebiasaan berobat, dan obat

yang biasa diminum atau digunakan.

4) Pengalaman dirawat, keluhan yang sering dialami, pengalaman yang

lalu tentang episode asma.

5) Riwayat kesehatan lingkungan.

6) Riwayat psikososial : suasana hati, karakteristik, perkembangan

mental, kepekaan lingkungan, sosialisasi, gaya hidup, pola koping

perspsi klien tentang penyakitnya, pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit asma,faktor pencetus asma, penatalaksanaan medis

dan keperawatan serta lain-lain.

7) Kebiasaan sehari-hari : pola nutrisi (makan dan minum), pola istirahat,

pola aktivitas, pola eliminasi dan pola komunikasi.

8) Kebutuhan dan aktivitas spiritual.

b. Pemeriksaan Fisik

1) Penampilan Umum

Klien tampak kelelahan bingung, gelisah, dan pucat.

2) Status Neurologi

Penurunan tingkat kesadaran pada klien asma, terjadi karena ketidak

seimbangan, asam basa.

3) Status respirasi

a) Inspeksi

Klien tampak sesak, dyspnea, hiperventilasi, peningkatan kerja, nafas

ditandai dengan : penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi otot-otot

intercostal, otot substernal, dan supraclavicula, respirasi rate : lebih

dari 24 kali permenit.

b) Auskultasi

Bunyi nafas melemah, ada wheezing pada saat ekspirasi, ada ronchi

c) Palpasi

Taktil fremitus meningkat / menurun atau tetap.

13

Page 14: Askep Asma

d) Perkusi

Resonan meningkat / melemah.

4) Status Cardiovaskuler

a) Nadi

Tachikardia, adanya arytmia, distensi vena jugularis.

b) Tekanan Darah

Awalnya meningkat, namun karena terjadi hiperinflasi maka tekanan

intra ehorak meningkat, tekanan darah menurun.

c) Adanya pulsus paradoks (penurunan tekanan darah). Sistolik ± 10

mmhg atau lebih pada waktu inspirasi.

d) Pengisian kapiler : awlnya normal dan lebih dari 3 detik bila serangan

makin memburuk.

5) Sistem Gastro Intestinal

Mulut dan membran mukosa kering, adanya mual, muntah karena alergi

terhadap makanan.

c. Pemeriksaan Penunjang

1) Laboratorium

Peningkatan serum I q E, test alergi (+)

2) Rontgen Thorak

Hyperventilasi

3) Analisa Gas Darah

a) Pada serangan asma awal :

ph meningkat, Pa Co2 menurun, Pa O2 menurun, chyperventilasi,

hipokarbia

b) Serangan progresif

(progresive attack)

Ph normal, pa co2 normal, pa o2 menurun (penurunan ventilasi

alveolar)

14

Page 15: Askep Asma

c) Prolog attack status

asmatikus :

Ph menurun, Pa Co2 meningkat, Pa O2 menurun, (hypercarbia ventilasi

tidak adekuat, hipoventilasi, respirastory)

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul

a. Tidak efeknya bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan

produksi sputum

b. Pola nafas tidak efefktif berhubungan dengan brokokonstriksi

c. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan supply oksigen

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang

tidak adekuat

e. Keterbasan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

f. Kurangnya pengetahuan tentang proses-proses penyakitnya berhubungan

dengan kurang informasi

3. Intervensi Keperawatan

a. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan

produksi sputum

Tujuan : Jalan nafas kembali efektif

Kriteria hasil : 1) Sputum tidak ada

2) Mengi dan ronchi tidak ada

3) Sesak nafas berkurang atau hilang

4) Tanda- tanda vital noramal

TD = 90/60 – 140/90 mmHg

RR = 16 – 24 x/mnt

S = 36 – 37 c

N = 60 – 100 x/mnt

Interventasi : 1) Auskultasi bunyi nafas

Rasional : Mengetahui adanya suara mengi dan

ronchi karena obstruksi jalan nafas.

15

Page 16: Askep Asma

2) Ajarkan klien

penggunaan pernafasan diafragma dan batuk efektif

Rasional : Memperbaiki ventilasi dan untuk

menghasilkan sekresi tanpa

menyebabkan sesak nafas.

3) Beri minum klien 6-8

gelas per hari (air hangat)

Rasional : Hidrasi membantu menurunkan

kekentalan sekret dan mempermudah

pengeluaran

4) Bantu dalam pemberian

tindakan inhaler dosis terukur

Rasional : Tindakan ini menambahkan air dalam

percabangan bronchial dan pada sekret

memudahkan pengeluaran sekret

b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan bronkokonstriksi

Tujuan : Pola nafas efektif

Kriteria hasil : 1) Tidak menggunakan otot bantu pernafasan

2) Ekspansi dada

kanan kiri simetris

3) Tidak

menggunakan cuping hidung

4) Tanda-tanda

vital normal

TD = 90/60 – 140/90 mmHg

RR = 16 – 24 x/mnt

SH = 36 -37 c

ND = 60 – 100 x/mnt

16

Page 17: Askep Asma

Intervensi : 1) Ajarkan klien pernafasan diafragmatik dan pernafasan

bibir

Rasional : Membantu klien memperpanjang waktu

ekspirasi

2) Berikan dorongan untuk mengelilingi aktifitas

denganperiode istirahat.

Rasional : Memberikan jeda aktifitas, memungkinkan

klien untuk melakukan aktifitas, tanpa

distres berlebihan

3) Berikan oksigen sesuai indikasi

Rasional : Kekurangan oksigen yang berlangsung lama

dapat menyebabkan hipoksia

4) Observasi pengembangan para klien

Rasional : Mengontrol sejauh mana ekspansi paru

c. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai O2.

Tujuan : Perbaikan dalam pertukaran gas .

Kriteria hasil : 1) Gas darah arteri dalam batas normal

2) Warna kulit kemerahan.

3) Frekwensi pernafasan 16-24 x/ menit.

4) Ronchi, wheezing tidak ada

Intervansi : 1) Pantau hasil gas darah arteri

Rasional : Untuk mengindentifikasi kemajuan atau

penyimpangan dari susunan yang

diharapkan.

2) Berikan O2 sesuai indikasi

Rasional : Kekurangan O2 yang berlangsung lama

dapat menyebabkan hipoxia.

3) Pertankan posisi fowler

17

Page 18: Askep Asma

Rasional : Posisi ini akan memungkinkan expansi

paru yang lebih baik.

4) Usahakan suhu udara sejuk dan nyaman

Rasional : Udara sejuk memungkinkan bernafas

lebih mudah.

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan, tubuh berhubungan dengan

intake yang tidak adekuat.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil : 1) Berat badan dalam batas normal

2) Makan habis 1 porsi

3) Turgor kulit baik

Intervensi : 1) Kaji tingkat nutrisi klien

Rasional : Mengindentifikasi kemajuan atau

penyimpangan dari tujuan yang

diharapkan.

2) Berikan perawatan oral, buang sekret.

Rasional : Rasa badan enak, bau dapat membuat

mual dan muntah.

3) Berikan makan porsi kecil tapi sering

Rasional : Memberikan kesempatan untuk

meningkatkan masukan kalori.

4) Timbang berat badan tiap 1 minggu.

Rasional : Guna menentukan kebutuhan kalori dan

menyusun tujuan berat badan.

e. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan O2.

Tujuan : 1) Klien dapat beraktivitas tanpa keluhan sesak

18

Page 19: Askep Asma

2) Frekuensi pernafasan dan nadi normal

RR : 16-20 x/menit.

Intervensi : 1) Kaji tingkat aktivitas klien

Rasional : Mengetahui tingkat kemandirian klien dan

aktivitas yang dapat dilakukan

2) Berikan kebutuhan dasar klien yang dapat diperlukan.

Rasional : Guna memenuhi kebutuhan klien

3) Lakukan istirahat disela-sela melakukan aktivitas.

Rasional : Istirahat membantu mengembalikan

stamina atau energi tubuh.

4) Observasi frekuensi nadi dan pernafasan sebelum dan

sesudah aktivitas.

Rasional : Gejala tersebut merupakan indikasi

ketidakmampuan melakukan aktivitas.

f. Kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan

kurangnya informasi.

Tujuan : Pengetahuan klien bertambah

Krieteria hasil : Klien mengerti tentang proses penyakitnya.

Intervensi : 1) Jelaskan proses penyakit klien

Rasional : Menurunkan anxietas klien.

2) Anjurkan klien untuk menghindari agent seclotif

kecuali diberikan oleh dokter.

Rasional : Sedatif dapat menekan pernafasan dan

melindungi mekanisme batuk.

3) Diskusikan pentingnya menghindari orang yang

sedang terinfeksi saluran nafas akut.

Rasional : Meghindari terjadinya penularan infeksi

saluran saluran nafas atas.

19

Page 20: Askep Asma

4) Hindari faktor intrinsik dan ekstrinsik yang dapat

menimbulkan serangan asma.

Rasional : Menghindari terjadinya serangan asma.

4. Evaluasi

Hasil yang diharapkan klien dapat mempertahankan kebersihan jalan nafas

atas, mempertahankan oksigenasiatau ventilasi adekuat.

Membantu tindakan untuk mempermudah pertukaran gas meningkatkan

masukan nutrisi, dapat beraktivitas tanpa bantuan, memberikan informasi

tentang proses penyakit atau prognosis dan program pengobatan.

20

Page 21: Askep Asma

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Tanggal masuk : 25 September 2007

Ruang : Anggrak Bawah

Nomor Register : 0004

Diagnosa Medis : Asma Bronchial

1. Identitas Klien

Nama : Ny. Y

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 39 tahun

Status Perkawinan : Kawin

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Suku : Jawa

Bahasa yang digunakan : Indonesia

Alamat rumah : Jln. Kayumanis Barat RT 011 RW 04

Kayumanis – Jakarta Timur

Sumber biaya : Pribadi

21

Page 22: Askep Asma

Sumber informasi : Klien, keluarga dan catatan medis

2. Riwayat Keperawatan

a. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama

Klien mengatakan nafasnya sesak sejak satu hari sebelum masuk

Rumah Sakit disertai batuk berdahak

2) Kronologis Keluhan

Sejak dua minggu sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh batuk

berdahak yang berwarna putih kental dan nafasnya sesak

3) Faktor Pencetus

Sejak dua minggu sebelum masuk Rumah Sakit klien nafasnya sesak

setelah membersihkan rumah, klien mempunyai riwayat asma sejak

usia 5 tahun. Klien mengatakan sakitnya kambuh bila terkena debu.

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

1) Riwayat Imunisasi

Klien mengatakan tidak ingat imunisasi apa saja yang sudah diberikan

2) Riwayat alergi (obat, makanan, binatang dan lingkungan)

Klien mengatakan mempunyai alergi terhadap makanan yaitu ikan teri,

dan bila ada debu klien langsung nafasnya sesak, untuk yang lainnya

tidak.

3) Riwayat dirawat di rumah sakit

Klien mengatakan sebelumnya pernah di rawat di rumah sakit Islam

pada tahun 2005. Klien mengatakan rutin berobat jalan di Poli Asma

Rumah Sakit Persahabatan.

4) Riwayat Pemakaian Obat

Klien mengatakan memakai inhalasi dengan menggunakan obat

combivant

22

21

Page 23: Askep Asma

c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan

keterangannya)

Keterangan :

: Laki-laki : Yang tinggal dalam satu rumah

: Perempuan : Yang ada hubungan

: Klien

: Penyakit yang sama dalam keluarga

Menurut klien riwayat penyakit yang sama yang dideritanya saat ini

adalah ayahnya.

d. Riwayat Psikososial dan Spiritual

Orang yang dekat dengan klien saat ini suami dan anak-anaknya yang

selalu menemani selama dirawat, hubungan klien dengan keluarga terbina

sangat baik.

23

Page 24: Askep Asma

Orang yang selama ini dekat dengan klien selaian suaminya yaitu ibunya,

klien selalu bertanya tentang penyakitnya. Dampak sakit terhadap

keluarga yaitu keluarga merasa khawatir dengan penyakit yang diderita

klien, klien tampak gelisah dengan ekspresi wajah tegang.

Dengan keyakinan agama Islam klien dan keluarga selalu berdoa semoga

penyakit yang dialaminya saat ini bisa sembuh dan bisa segera pulang ke

rumah sakit untuk berkumpul bersama keluarganya.

e. Kondisi Lingkungan Rumah

Lingkungan rumamh klien sangat padat, ukuran rumah yang sempit untuk

kapasitas keluarga, pembuangan sampah yang sembarangan dan ventilasi

rumah kurang sehingga pencahyaan di rumah kurang.

f. Pola Kebiasaan sehari-hari

1) Nutrisi

a) Pada saat di rumah

Klien mengatakan frekuensi makan tidak tentu karena nafsu

makannya kurang jenisnya seperti nasi, lauk dan sayur, klien

mengatakan alergi terhadap ikan teri

b) Pada saat di rumah sakit

Klien makan ± 3 kali/hari, habis ½ porsi, klien mengatakan nafsu

makannya berkurang karena merasa mual dan tidak menyukai

makanan yang disediakan di rumah sakit. Jenis makanan di rumah

sakit yaitu nasi, lauk, sayur dan buah. Berat badan saat ini 65 kg,

berat badan sebelum sakit 68 kg dan tinggi badan 155 cm.

2) Eliminasi

Frekuensi BAK di rumah ataupun di rumah sakit yaitu 4-5 x/hari

dengan warna kuning jernih, baunya khas dan tidak ada keluhan.

Sedangkan frekuensi BAB di rumah ataupun di rumah sakit yaitu

24

Page 25: Askep Asma

1x/hari, warnanya kuning tengguli, baunya khas dan tidak ada

keluhan.

3) Personal Hygiene

Di rumah klien mandi 2x/hari memakai sabun, oral hygiene 2x/ahri,

memakai pasta gigi, mencuci rambut 3 x dalam satu minggu dengan

menggunakan shampo.

Di rumah sakit klien mandi hanya di lap saja, oral hygiene 2x/hari.

4) Aktivitas dan Latihan

Klien tidak bekerja sehari-hari hanya tinggal di rumah sebagai ibu

rumah tangga, klien jarang berolahraga. Keluhan bila melakukan

aktivitas yagn berlebihan yaitu sesak.

3. Pengkajian Fisik

a. Sistem Penglihatan

Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal,

konjungtiva normal, kornea normal, sklera anikterik, pupil isokor, otot

mata tidak ada kelainan, fungsi penglihatan baik, klien tidak menggunakan

kaca mata.

b. Sistem Pendengaran

Daun telinga normal dan tidak sakit bila digunakan, bentuk nnormal,

serumen tidak ada, kondisi telinga normal, cairan dari telinga tidak ada.

Perasaan penuh dalam telinga tidak ada, tinitus tidak ada, fungsi

pendengaran normal, klien tidak memakai otot bantu.

c. Sistem Wicara

Keluhan kesulitan berbicara tidak ada.

d. Sistem Pernafasan

Jalan nafas terdapat sputum kental berwarna putih, yang menimbulkan

nafas sesak bila melakukan aktivitas. Bila bernafas klien nampak

25

Page 26: Askep Asma

menggunakan otot-otot bantu nafas, frekuensi nafas 80x/menit, irama

nafas tidak teratur, kedalaman nafas memanjang, ronchi +/+, wheezing

+/+ klien menggunakan oksigen 3 liter/menit.

e. Sistem Kardiovaskuler

Sirkulasi periper tekanan darah 150/100 mmHg, denyut nadi 96x/menit

dengan irama teratur dan denyutnya kuat. Temperatur kulit hangat dengan

suhu 360C, warna pucat, tidak terdapat kelainan pada bunyi jantung

f. Sistem Hematologi

Pada opemeriksaan laboratorium tangal 24 Desember 2007, Hg 13,9 gr/dl,

Ht 4,2 vol %, leukosit 18.900, erinbrosit 6,11 juta/ul, trombosit 241

ribu/ul, untuk pemeriksaan geding mecanigum (BT-CT) tidak dilakukan

dan pemeriksaan abumin tidak dilakukan.

g. Sistem Pencernaan

Keadaan kulit normal dan bersih, jumlah gigi lengkap terdapat caries,

saliva normal.

Pada abdomen teraba lemas membunal

4. Data Penunjanng

Pemeriksaan Laboratorium

a. Analisa gas darah tanggal 25 September 2007

PH : 7,519 Normal (7,35 – 7,45)

PCO2 : 35 (35 – 45 mmHg)

PO2 : 101,0 (85 – 95)

HCO2 : 27,9 (22 – 26 mmol/L)

Total CO2 : 28,9 (23 – 27 mmol/L)

BE : +5,3 (-2,5 - +2,5)

Std HCO2 : 29,1 (22 – 26)

Saturasi O2 : 98,1 (96 – 97%)

26

Page 27: Askep Asma

Analisa gas darah tanggal 29 September 2007

PH : 7,8 Normal (7,35 – 7,45)

PCO2 : 36 (35 – 45 mmHg)

PO2 : 98 (85 – 95)

HCO2 : 26 (22 – 26 mmol/L)

Total CO2 : 28,9 (23 – 27 mmol/L)

BE : +3,4 (-2,5 - +2,5)

Std HCO2 : 27,2 (22 – 26)

Saturasi O2 : 97,2% (96 – 97%

b. Elektrolit darah tanggal 25 Septembe r2007

Natrium : 134 Normal (135 – 145 mmol/L)

Kalium : 3,2 (3,5 – 5,5 mmol/L)

Clorida : 100 (98 – 1009 mmol/L)

Ureum : 19 (20 – 40 mmol/dl)

Creatinin : 0,8 (0,8 – 1,5 mg/dl)

c. Darah lengkap tanggal 25 September 2007

Hb : 13,9 Normal (12,0 – 16,09 /dl)

Ht : 4,2 (37,0 – 51,0 % )

Emtrosit : 6,11 (4,5 – 5,5%)

Trombosit : 141 (140 – 440 k/ul)

Leukosit : 18.900 (5000 – 1000/ul)

Radio Diagnostik

Klien dilakukan pemeriksaan radiologi pada tanggal 26 September 2007

dengan hasil adanya Hiper inflamasi pada paru

5. Penatalaksanaan

a. Oksigen 3 liter/menit

b. Infus NacL 0,9% + 1 ½ ampul amynophilin 24 jam/kolf

c. Metil prednisolon 3 x 125 mg

d. Ceftriaxone injeksi 1 x 2 gr

27

Page 28: Askep Asma

e. Ambroxol syrup 3 x C

f. Inhalasi Combivent 3 x 1/hari

6. Resume

Ny. S, usia 39 tahun dirawat diruang Anggrek Bawah dengan diagnosa medis

asma bronchial sebelumnya saat di rumah tepatnya 2 minggu sebelum masuk

Rumah Sakit, klien nafasnya sesak setelah membersihkan rumah, klien

mempunyai riwayat asma sejak usia 5 tahun, klien mengatakan sakitnya

kambuh bila terkena debu. Klien mengeluh batuk berdahak yang berwarna

putih kental, sehingga keluarga membawa klien ke IGD Persahabatan pada

tanggal 25 September 2007 di IGD Persahabatan klien dilakukan

pemeriksaan, akhirnya dianjurkan dirawat untuk pengobatan lebih lanjut,

klien mendapatkan pengobatan.

2. Oksigen 3 liter/menit

3. Infus NacL 0,9% + 1 ½ ampul amynophilin 24 jam/kolf

4. Metil prednisolon 3 x 125 mg

5. Ceftriaxone injeksi 1 x 2 gr

6. Ambroxol syrup 3 x C

7. Inhalasi Combivent 3 x 1/hari

28

Page 29: Askep Asma

B. Analisa Data

Nama : Ny. S

Usia : 39 tahun

Ruang Rawat : Anggrek Bawah

No. Reg : 00004

Tanggal Data FokusMasalah

KeperawatanParaf

25/10/07

I

DS : Klien mengatakan nafasnya

sesak, batuk berdahak

berwarna putih kental.

DO : - Batuk produktif, sputum

berwarna putih kental dan sulit

dikeluarkan

- Ronchi +/+

- Wheezing +/+

- Klien tampak menggunakan

otot bantu pernafasan

- Irama nafas tidak memanjang

- TD : 150/100 mmHg

N : 96x/menit

S : 368C

Bersihkan jalan nafas

tidak efektif

Kelompok

IRIN A

29

Page 30: Askep Asma

25/10/07

II

Rr : 30x/menit

- Klien terpasang O2 3 L/menit

- Klien nampak pucat

DS : - Klien mengatakan nafasnya

sesak

DO : - Klien nampak sesak

Rr 30x/menit

Gangguan pertukaran

gas

Kelompok

IRIN A

Tanggal Data FokusMasalah

KeperawatanParaf

25/10/07

- Ronchi dan wheezing +/+

- Klien terpasang O2 3 L/menit

- Nilai AGD tanggal 25

September 2007

PH : 7,519

PCO2 : 35

PO2 : 101,0

HCO2 : 27,9

Total CO2 : 28,9

BE : +5,3

Std HCO2 : 29,1

Saturasi O2 : 98,1

- Klien nampak pucat

- Akral hangat

- Coping hidung tidak ada

DS : Klien mengatakan nafsu

makannya berkurang karena

Bersihkan jalan nafas

tidak efektif

Resiko tinggi

pemenuhan kebutuhan

Kelompok

IRIN A

Kelompok

30

Page 31: Askep Asma

III merasa mual

- Berat badan turun 3 kg selama

sakit

DO : - Makan habis ½ porsi setiap

kali makan

- Berat badan saat ini 65 kg,

sebelum sakit

- Hb : 13,9 g gr/dl, Ht 4,2 vol %

nutrisi kurang

darikebutuhan tubuh

IRIN A

Tanggal Data FokusMasalah

KeperawatanParaf

25/10/07

IV

- Sebelum sakit 68 kg, TB 155 cm

- Turgor kulit dan kekenyalan

kulit elastis

- Pemeriksaan albumin belum

dilakukan

- Konjungtiva tidak anemis

DS : Klien mengadakan sangat cemas

dan takut dengan penyakitnya

saat ini

DO : - Klien nampak gelisah dan

ekspresi wajah tegang

- TD : 150/100 mmHg

N : 96x/menit

S : 368C

Rr : 30x/menit

- Klien bertanya tentang

penyakitnya

Cemas Kelompok

IRIN A

31

Page 32: Askep Asma

25/10/07

V

- Klien nampak cemas

- Klien pernah dirawat dengan

penyakit yang sama api tidak

tuntas

DS : Klien mengatakan tidak mengerti

tentang penyakitnya

DO : - Klien nampak gelisah dan

ekspresi wajahnya tegang

Kurang pengetahuan Kelompok

IRIN A

Tanggal Data FokusMasalah

KeperawatanParaf

25/10/07

VI

- TD : 150/100 mmHg

N : 96x/menit

S : 368C

Rr : 30x/menit

- Klien bertanya tentang

penyakitnya

- Pendidikan terakhir klien SMU

- Pekerjaan klien sebagai IRT

DS : Klien mengatakan lemas dan

kebutuhan sehari-harinya

sebagian dibantu oleh keluarga

dan perawat.

DO : - Klien tampak lemah

- Klien tampak lemah

- Aktivitas klien dibantu oleh

keluarga

- Klien terpasang O2 3L/menit

Imobilisasi aktivitas Kelompok

IRIN A

32

Page 33: Askep Asma

25/10/07

VII

dan IVFD pada lengan kanan

- Klien tampak sesak

DS : -

DO : - Klien terpasang infus di

lengan kanan dengan cairan

Nacl 0,9% + ½ amp

aminophylin 24 jam/kdf

- Pemasangan infus tanggal 25

September 2007

- Lokasi infus baik tidak ada

kemerahan ataupun bengkak

- Verban pada penutup infus

kering

- TD : 150/100 mmHg

N : 96x/menit

S : 368C

Rr : 30x/menit

Leukosit 18.900

33

Page 34: Askep Asma

C. Diagnosa Keperawatan

Nama : Ny. S

Usia : 39 tahun

Ruang Rawat : Anggrek Bawah

No. Reg : 00004

No DX.

Diagnosa KeperawatanTanggal

ParafDitemukan Teratasi

I

II

III

IV

Bersihan jalan nafas tidak efektif

berhubungan dengan peningkatan

produksi mukos

Gangguan pertukaran gas berhubungan

dengan kurangnya suplai O2 pada

tubuh

Resiko tinggi pemenuhan kebutuhan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat

Cemas berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan tentang

penyakitnya

Kurang pengetahuan berhubungan

25 – 10 – 07

25 – 10 – 07

25 – 10 – 07

25 – 10 – 07

27 – 10 – 07

(sebagian)

27 – 10 – 07

25 – 10 – 07

(sebagian)

25 – 10 – 07

Kelompok

IRIN A

Kelompok

IRIN A

Kelompok

IRIN A

Kelompok

IRIN A

Kelompok

34

Page 35: Askep Asma

V

VI

VII

dengan kurang terpaparnya informasi

mengenai penyakitnya

Intoleransi aktivitas berhubungan

dengan kelemahan fisik dan

pemasangan alat invasif

Resiko tinggi berhubungan dengan

terpasangnya alat invasif

25 – 10 – 07

25 – 10 – 07

25 – 10 – 07

27 – 10 – 07

27 – 10 – 07

IRIN A

Kelompok

IRIN A

Kelompok

IRIN A

35

Page 36: Askep Asma

D. Rencana Keperawatan

Nama : Ny. S

Usia : 39 tahun

Ruang Rawat : Anggrek Bawah

No. Reg : 00004

Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional Paraf

25/10/07DX. I

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi mukosDS : Klien mengatakan

nafasnya sesak, batuk berdahak berwarna putih kental.

DO : - Batuk produktif, sputum berwarna putih kental dan sulit dikeluarkan

- Ronchi +/+- Wheezing +/+- Klien tampak

menggunakan otot bantu pernafasan

- Irama nafas tidak memanjang

- Ekspirasi nafas memanjang

- TD : 150/100 mmHgN : 96x/menitS : 368CRr : 30x/menit

- Klien terpasang O2 3 L/menit

Jalan nafas klien efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil :2. Keluhan sesak

berkurang/hilang

3. Ronchi dan wheezing hilang/berkurang

4. Sekret encer dan mudah dikeluarkan

5. Tidak ada penggunaan otot bantu nafas

1. Kaji fungsi pernafasan seperti bunyi nafas, kecepatan, irama dan kedalaman juga penggunaan otot bantu nafas.

2. Berikan posisi senyaman mungkin (semi fowler)

3. Catat kemampuan untuk mengeluarkan sputum

4. Berikan dan anjurkan klien untuk minum

1. penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektosis, ronchi menunjukkan akumulasi sekrel atau ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot bantu nafas dan peningkatan kerja pernafasan.

2. Posisi semi fowler dapat membantu meningkatkan ekspansi paru sehingga memfasilitasi ventilasi difusi perfusi

3. Pengeluaran sulit bila sekret sangat kental

4. De

Kelompok IRIN A

36

Page 37: Askep Asma

- Klien nampak pucat

6. Tanda-tanda vital dalam batas normal :TD : 110/70 – 120/90

mmHgN : 80 – 100 x/menitS : 368CRr : 16 – 24 x/menit

7. Ekspirasi normal

hangat (± 40-50..

5. Ajarkan dan anjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan batuk efektif

6. Ukur tanda-tanda vital setiap 4-6 jam bila keadan stabil.

7. Kolaborasi dengan tim medis dalam hal :a. Berikan O2 sesuai

program b. Berikan obat-obatan

sesuai program

ngan hidrasi yang cukup sekret akan encer dan muntah dikeluarkan.

5. Dengan nafas dalam dan batuk efektif akan meningkatkan pengembangan paru dan pengeluaran sekret

6. Perubahan TD, N, S, Rr sebagai kompensasi dari ventilasi yang tidak efektif

7. a. Pemberian O2 mempunyai beban kerja otot pernafasan

b. Dengan pemberian obat-obatan kepada klien diharapkan dapat melebarkan jalan nafas dengan efektif, mengencerkan sekret dan mengatasi infeksi.

25/10/07DX. II

Gangguan pertukaran gas

berhubungan dengan kurangnya

Adanya perbaikan dalam pertukaran gas setelah dilakukan tindakan

1. Observasi dan kaji tingkat fungsi pernafasan seperti

1. Adanya penurunan pada bunyi nafas dapat menunjukkan

Kelompok IRIN A

37

Page 38: Askep Asma

suplai O2 pada tubuh

DS : - Klien mengatakan nafasnya sesak

DO : - Klien nampak sesak Rr 30x/menit

keperawatan 3 x 24 jamKriteria Hasil :1. Nilai analisa gas arteri

dalam batas normal.

adanya wheezing atau ronchi dan penggunaan otot bantu nafas

aklektasis, ronchi menunjukkan akumulasi, sekret yang dapat menimbulkan penggunaan otot bantu pernafasan

- Ronchi dan wheezing +/+

- Klien terpasang O2 3 L/menit

- Nilai AGD tanggal 25 September 2007 PH :

7,519 PCO2 : 35

PO2 : 101,0

HCO2 : 27,9

Total CO2 : 28,9

BE : +5,3

Std HCO2 : 29,1

Saturasi O2 : 98,1

- Klien nampak pucat- Akral hangat- Coping hidung tidak

PH 7,35 – 7,45PCO2 35 – 45 mmHgPO2 85 – 95HCO2 22 – 26 mmol/LTotalCO2 23 – 27 mmol/LBE -2,5 - +2,5Std HCO2 22 – 26Saturasi O2 96 – 97%

2. Sianosy tidak terjadi

3. Ronchi dan wheezing tidak ada

4. Tanda-tanda vital dalam batas normal :TD : 110/70 – 120/90

mmHgN : 80 – 100 x/menitS : 360 – 370 CRr : 16 – 24 x/menit

5. Sesak tidak ada

2. Kaji kulit terhadap pucat/cianosis

3. Observasi hasil gas darah arteri

4. Observasi tanda-tanda vital tiap 4-6 jam

5. Berikan posisi semi

2. Untuk mengetahui sirkulasi peredaran darah perifer, cianosis menunjukkan ketidakcukupan suplai O2

dalam darah

3. Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari sasaran yang diharapkan

4. Untuk mengetahui keadaan umum klien

5. Posisi semi fowler akan

38

Page 39: Askep Asma

ada-

fowler memungkinkan ekspansi paru yang lebih baik

Kolaborasi :

6. Berikan oksigen sesuai instruksi

7. Lakukan pemeriksaan analisis gas darah

6. Kekurangan oksigen yang berlangsung lama dapat menyebabkakn hipoxia

7. Pemeriksaan AGD dapat menunjukkan adanya perbaikan ...

29/10/07DX III

Resiko tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat..DS : Klien mengatakan

nafsu makannya berkurang karena merasa mual

- Berat badan turun 3 kg selama sakit

DO : - Makan habis ½ porsi setiap kali makan

- Berat badan saat ini 65 kg, sebelum sakit

Pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam. Dengan kriteria hasil :1. Mual berkurang atau

tidak ada

2. Nafsu makan meningkat

1. Kaji pola diet biasa klien yang disukai atau tidak disukai

2. Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan porsi kecil tapi sering, tinggi protein dan karbohidrat, disajikan dalam bentuk menarik

1. Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan, pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki masukan diet

2. Makanan hangat dan sering dapat meningkatkan nafsu makan dan memaksimalkan masukan nutrisi dan menurunkan iritasi gaster.

Kelompok IRIN A

39

Page 40: Askep Asma

- Hb : 13,9 g gr/dl, Ht 4,2 vol %

- Sebelum sakit 68 kg, TB 155 cm

- Turgor kulit dan kekenyalan kulit elastis

- Pemeriksaan albumin belum dilakukan

- Konjungtiva tidak anemis

3. Makan habis 1 porsi

4. Berat badan tidak turun

5. Albumin dalam batas normal

6. Turgor kulit elastis

3. Kaji intake/output dan berat badan secara periodik

4. Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi untuk penyembuhan

5. Anjurkan perawatan oral hygiene sebelum dan sesudah tindakan pernafasan

6. Kaji turgor kulit

Kolaborasi :7. Rujuk ke ahli diet untuk

menentukan komposisi diet

8. Awasi pemeriksaan laboratorium seperti Albumin, protein, serum

3. Untuk mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan

4. Meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi

5. Menurunkan atau mengurangi rasa tidak enak pada mulut yang dapat mengurangi nafsu makan

6. Turgor yang tidak elastis menunjukkan dehidrasi dan nutrisi kurang

7. Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat

8. Nilai mudah menunjukkan malnutrisi

25/10/07DX IV

Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.DS : Klien mengadakan

sangat cemas dan takut dengan penyakitnya

Cemas klien berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit dengan kriteria hasil :1. Mampu beradaptasi pada

perubahan lingkungan 1. Bina hubungan saling

percaya dengan klien1. Hubungan saling percaya

merupakan dasar penting

Kelompok IRIN A

40

Page 41: Askep Asma

saat iniDO : - Klien nampak gelisah

dan ekspresi wajah tegang

- TD : 150/100 mmHgN : 96x/menitS : 368C

Rr : 30x/menit- Klien bertanya tentang

penyakitnya- Klien nampak cemas - Klien pernah dirawat

dengan penyakit yang sama api tidak tuntas

dan perubahan aktivitas kehidupan sehari-hari.

2. Ekspresi wajah rileks

3. Tanda-tanda vital dalam batas normalTD : 110/70 – 120/90

mmHgN : 80 – 100 x/menitS : 360 – 370 CRr : 16 – 24 x/menit

2. Ajarkan klien untuk mengekspresikan kecemasannya

3. Dengarkan keluhan klien dengan penuh empati

4. Jelaskan kepada klien tentang kondisi saat ini serta program pengobatan dan keperawatan

5. Perawat selalu berada dekat klien dan siap bila diminta bantuannya

dalam membina hubungan terapeutik

2. Dengan mengekspresikan kecemasan diharapkan semua keluhan klien dapat terungkap sehingga dengan demikian kecemasan klien berkurang

3. Mendengarkan secara aktif dan empati akan membuat klien merasa dihargai dan diperhatikan

4. Dengan memahami kondisi saat ini serta pengobatan dan perawatan yang diberikan akan mengurangi tingkat kecemasan

5. Keberadaan perawat selalu dekat dengan klien akan memberikan perasaan tenang pada klien.

25/10/07DX V

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi mengenai penyakitnyaDS : Klien mengatakan

Klien dapat menunjukkan pemahaman tentang penyakitnya setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 30 menit,

1. Kaji tingkat pengetahuan klien

1. Untuk membantu dalam memberikan intervensi

41

Page 42: Askep Asma

tidak mengerti tentang penyakitnya

dengan kriteria hasil :1. Klien dapat menyebutkan

apa yang

DO : - Klien nampak gelisah dan ekspresi wajahnya tegang

- TD : 150/100 mmHgN : 96x/menitS : 368 CRr : 30x/menit

- Klien bertanya tentang penyakitnya

- Pendidikan terakhir klien SMU

- Pekerjaan klien sebagai IRT

dilakukan oleh perawat meliputi Pengertian, perawatan, Pencegahan

2. Adanya reswpon (feddback) dari klien dan keluarga.

3. Klien dapat mengulang kembali penjelasan yang telah dijelaskan perawat

4. Klien tidak bertanya lagi tentang penyakitnya

5. Klien tampak tenang.

2. Berikan informasi yang benar tentang pengertian, pencegahan dan perawatan dengan menggunakan bahasa yang mudah dupahami oleh klien dan keluarga

3. Berikan infomrasi tertulis untuk klien

4. Beri kesempatan klien untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas

5. Tanyakan kembali kepada klien tentang hal yang sudah dijelaskan

2. Diharapkan informasi terarah dan mudah dipahami sehingga tidak menimbulkan kesalahapahaman

3. Membantu sebagai pengingat dan penguat belajar

4. Mengurangi rasa cemas dan memotivasi klien untuk kooperatif selama masa perawatan.

5. Untuk mengevaluasi penjelasan yang diterima klien

Kelompok IRIN A

42

Page 43: Askep Asma

6. Berikan umpan balik terhadap respon klien.

6. Dengan adanya respon dari perawat klien merasa penjelasannya lebih diterima.

25/10/07DX VI

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan pemasangan alat invasifDS : Klien mengatakan

lemas dan kebutuhan sehari-harinya sebagian dibantu oleh keluarga dan perawat.

DO : - Klien tampak lemah- Klien tampak lemah- Aktivitas klien dibantu

oleh keluarga- Klien terpasang O2

3L/menit dan IVFD pada lengan kanan

- Klien tampak sesak

Klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari setelah dilakukan tindakan keperawsatan selama 2 x 24 jam, dengan kriteria hasil :1. Klien dapat melakukan

aktivitas tanpa dibantu

2. Klien tidak sesak saat melakukan aktivitas

1. Kaji tingkat kemampuan pemenuhan kebutuhan klien

2. Bantu klien untuk mandiri dalam hal Makan, minum, oral hygiene dan eliminasi

3. Dekatkan barang-barang yang dibutuhkan di meja klien

4. Libatkan keluarga dalam melakukan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

5. Anjurkan aktivitas/mobilisasi

1. Dengan mengetahui kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan maka memudahkan intervensi.

2. Untuk melatih kemandirian klien dalam memnuhi kebutuhan klien

3. Dengan mendekatkan barang-barang supaya mudah dijangkau klien

4. Dengan melibatkan keluarga dapat membantu proses tindakan keperawatan.

43

Page 44: Askep Asma

secara bertahap sesuai dengan tingkat kemampuan klien

25/10/07DX VII

Resiko tinggi berhubungan dengan terpasangnya alat invasifDS : -

DO : - Klien terpasang infus di lengan kanan dengan cairan Nacl 0,9% + ½ amp aminophylin 24 jam/kdf

- Pemasangan infus tanggal 25 September 2007

- Lokasi infus baik tidak ada kemerahan ataupun bengkak

- Verban pada penutup infus kering

- TD : 150/100 mmHgN : 96x/menitS : 368CRr : 30x/menitLeukosit 18.900

Infeksi nosokomial tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, dengan kriteria hasil :

1. Tanda-tanda infeksi tidak ada seperti dolor, color, tumor, rubor dan fungsi laesa

2. Infeksi seperti plebitis tidak terjadi

3. Tanda-tanda vital dalam batas normal

4. Leukosit dalam batas normal 5000-10000/uL

1. Observasi tanda-tanda infeksi pada daerah pemasangan infus

2. Ganti balutan infus setiap hari

3. Ganti jarum/abolate infus setiap 3 x 24 jam dengan cara teknik septik dan anti septik

4. Observasi tanda-tanda vital setiap 8 jam

1. Untuk mengetahui adanya infeksi sedini mungkin

2. Mencegah berkembangbiaknya mikro organisme pada balutan penutup jarum infus

3. Antisipasi mikroorganisme berkembang biak pada jarum infus

4. Untuk mengetahui keadaan umum klien

44

Page 45: Askep Asma

Kolaborasi :5. Berikan therapy

antibiotik seusai instruksi dokter

6. Lakukan pemeriksaan leukosit

5. Antibiotik merupakan pencegahan timbulnya infeksi

6. Leukosit tinggi menunjukkan adanya infeksi

45

Page 46: Askep Asma

E. Catatan Keperawatan

Nama : Ny. S

Usia : 39 tahun

Ruang Rawat : Anggrek Bawah

No. Reg : 00004

Tanggal PukulNo. DX

Catatan Keperawatan/Respon Hasil Paraf

25/10/07 09.00

10.00

10.10

10.30

11.00

11.30

I & II

I & II

I

III

I & II

I & II

- Mengukur tanda-tanda vital

Respon : TD : 150 mmHg Rr : 30x/menit

N : 96x/menit S : 368 C

- Melakukan auskulatsi bunyi

nafas

Respon : Wheezing +/+, Ronchi +/+

- Mengajarkan dan

menganjurkan klien untuk batuk efektif, dan

melakukan nafas dalam.

Respon : Klien dapat melakukan batuk efektif

dengan baik, sekret keluar berwarna putih

kental

- Memberikan minum hangat

Respon : Klien minum ½ gelas

- Menimbang berat badan klien

Respon : berat badan 65 kg

- Melakukan kolaborasi dengan

dokter untuk pemberian O2 dan theraphy

Respon : - O2 diberikan 3 L/menit

- Theraphy injeksi, metil

prednisolone 125 mg, ceftriaxone

2gr, ambroxol sy 1 C

- Memberikan PFR dan inhalasi

46

Page 47: Askep Asma

Respon : - Inhalasi dengen combivent

Tanggal Pukul No. DX Catatan Keperawatan/Respon Hasil Paraf

26/10/07

12.00

12.30

13.00

14.00

08.30

III & VI

IV & V

IV & V

VII

I & II,

VII

- Memberikan diet siang

Respon : Diet habis ½ porsi

- Mendengarkan keluhan klien,

membiarkan klien mengungkapkan

perasaannya

Respon : - Klien mengeluh sesak nafas dan

batuk

- Klien mengeluh cemas dengan

keadaan penyakitnya

- Klien mengatakan sebagian

kebutuhan (mandi, makan,

minum) dibantu perawat dan

keluarga

- Memberikan informasi tentang

asma, faktor-faktor yang dapat menimbulkan

serangan asma dan cara pencegahannya.

Respon : Klien mengerti dengan apa yang

sudah dijelaskan dan mengatakan

cemasnya berkurang.

- Mengobservasi cairan infus

Respon : - Klien terpasang infus NacL 0,9%

x 1 ½ amp, anynophilin 24

- Tetesan infus lancar

- Mengukur TTV

Respon : TD : 120/90 mmHg Rr : 24x/menit

47

Page 48: Askep Asma

N : 90x/menit S : 365 C

Tanggal Pukul No. DX Catatan Keperawatan/Respon Hasil Paraf

27/10/07

09.00

11.30

12.00

12.30

09.00

09.15

11.00

VII

I & II

I & II

II

I & II

VI

I & II

- Mengganti balutan

Respon : Tanda-tanda infeksi tidak ada (rubor,

dolor, tumor dan fungsi laesa)

- Memberikan inhalasi

Respon : - Inhalasi dengan combivent 1 amp

dan PFR

- PFR preinhalasi 120 dan post

inhalasi 160 ml

- Klien mengatasi sesak berkurang

- Memberikan theraphy injeksi dan

oral

Respon : - Injeksi metil prednisolone 165 mg,

ceftriaxone 2 gr.

- Theraphy oral ambroxo/sy 1 C

- Memberikan makan siang

Respon : Klien makan habis ½ porsi

- Mengukur TTV

Respon : TD : 120/90 mmHg Rr : 24x/menit

N : 90x/menit S : 367 0 C

- Membantu klien mandi

Respon : Klien tampak segar, kulit klien tampak

bersih

- Memberikan inhalasi dan PFR

Respon : - Theraphy diberikan combovent.

48

Page 49: Askep Asma

12.00

12.10

12.30

I & II

VII

III & VI

- PFR Pre inhalasi 150 ml, post

inhalasi 200 ml

- Klien dapat mengeluarkan sputum

dengan mudah konsistensi sputum

bening encer

- Klien mengatakan sesak sudah tidak

ada/berkurang

- Memberikan theraphy injeksi dan oral

Respon : - Theraphy injeksi metil prednisolon

125 mg, ceftriaxone 2 gr

- Theraphy oral ambroxol sy 1 C

- Meng off infus

Respon : Tanda-tanda infeksi tidak ada pada

daerah pemasangan infus

- Memberikan diet siang

Respon : Klien makan habis ¾ porsi

49

Page 50: Askep Asma

F. Catatan Perkembangan

Nama : Ny. S

Usia : 39 tahun

Ruang Rawat : Anggrek Bawah

No. Reg : 00004

TanggalNo. DX

Catatan Perkembangan / SOAP Paraf

27/10/07 I S : - Klien mengatakan sesak dan batuknya sudah

berkurang, dahaknya juga sudah dikeluarkan

dan sudah encer

O : - Batuk klien berkurang, sputum mudah

dikeluarkan berwarna bening dan encer

- Ronchi dan wheezing tidak terdengar

- Tidak ada penggunaan otot bantu nafas

- Ekspirasi klien normal

- TD : 130/70 mmHg S : 367 0C

N : 88 x/menit Rr : 24x/menit

- O2 sudah tidak terpasang

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

- Kaji fungsi pernafasan (bunyi

nafas, iramam, kecepatan dan kedalaman

nafas)

- Ajarkan dan anjurkan klien untuk

melakukan nafas dalam dan batuk efektif

- Ukur TTV tiap 8 jam

50

Page 51: Askep Asma

- Kolaborasi dengan tim medis; bila

klien sesak kembali berikan O2 sesuai

instruksi dan berikan theraphy sesuai

program.

TanggalNo. DX

Catatan Perkembangan / SOAP Paraf

27/10/07 II S : Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang

O : - Sesak klien berkurang dan O2 tidak terpasang

- TD : 130/70 mmHg S : C

N : 98 x/menit Rr : 24x/menit

- Sianosis tidak ada

- Ronchi dan wheezing tidak

terdengar

- Nilai AG tanggal 27 September

2007 ada perbaikan

PH : 7,48

PCO2 : 36 mmHg

PO2 : 98

HCO2 : 26 mmol/L

Total CO2 : 28 mmol/L

BE : +3,4

Std HCO2 : 27,2

Saturasi O2 : 97,2%

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

- Observasi bunyi nafas

51

Page 52: Askep Asma

25/10/07

25/10/07

27/10/07

IV

V

VI

- Berikan oksigen bila timbul sesak

- Berikan theraphy sesuai prosedur

S : Klien mengatakan nafsu makannya sudah

meningkat dan mualnya mulai berkurang.

O : - Klien makan habis ½ porsi

- Berat badan masih 65 kg

- Turgor kulit elastis

- Pemeriksaan albumin belum

dilakukan

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan sudah tahu dan sudah

mengerti tentang penyakitnya

O : - Klien nampak sudah mengerti dan dapat

menyebutkan tentang pengertian, cara

perawatan dan pencegahan penyakitnya

- Klien dan keluarga nampak

merespon apa yang dijelaskan oleh perawat

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan badannya tidak lemas lagi

dan sudah bisa melakukan aktivitas sendiri

tanpa dibantu orang lain

O : - Klien nampak segar dan sudah bisa

melakukan aktivitasnya sendiri tanpa dibantu

52

Page 53: Askep Asma

27/10/07 VII

- Klien sudah tidak terpasang infus

- Klien memakai oksigen bila

merasa sesak

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

S : -

O : - Infus sudah tidak terpasang

- Tanda-tanda infeksi tidak terjadi

- Leukosit 18.900

- TD 130/70 mmHgS : 367 0 C

N : 88 x/menit Rr : 24x/menit

A : Masalah tidak terjadi

P : Intervensi dihentikan

53

Page 54: Askep Asma

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membandingkan beberapa kesenjangan antara tinjauan

teoritis asa bronchial yang penulis temukan pada Ny. Y selama dinas di Ruang

Anggrek Bawah, RSUP Persahabatan Jakarta, dan juga akan dibahas tentang faktor

penghambat serta faktor pendukung dari setiap tahap proses keperawatan.

A. Pengkajian

Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya penulis melaksanakan

asuhan keperawatan. Dengan menerapkan proses keperawatan dimana pengkajian

dilaksanakan pada hari pertama pengambilan kasus. Untuk mendapatkan data

yang menunjang baik secara objektif maupun subyektif, penulis melakukan

wawancara dengan klien dan keluarga, pemeriksaan fisik, mempelajari catatan

keperawatan, catatan medis dan hasil pemeriksaan penunjang pada saat dilakukan

pengkajian penulis menemukan adanya kesenjangan atau perbedaan antara

tinjauan teori dengankasus yang ada. Pada pengkajian klien dengan asma

bronchial yang penulis temukan yaitu kesemasan, keterbatasan fisik, dan resiko

terjadinya infeksi. Sedangkan menurut teori yang dilaksanakan tidak jauh berbeda

dengan manifestasi klinis. Kesenjangan/perbedaan ini dikarenakan menurut

54

Page 55: Askep Asma

manifestasi kliis pada kasus adalah klien tampak gelisah dan lemas dengan

penyakit yang dideritanya dan klien juga tampak lemas juga terpasang infus di

lengan kanan.

B. Diagnosa Keperawatan

Secara umum diagnosa yang timbul pada kasus asma bronchial yanng

ditemukan adalah bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

peningkatan mukus; gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kurangnya

suplai O2 pada tubuh; resiko tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat; cemas

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya; kurang

pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpaparnya informasi mengenai

penyakitnya; mobilisasi aktivitas berhubungan dengan kekuatan fisik dan

pemasangan alat invasif dan resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terpasang

alat invasif. Sedangkan diagnosa yang timbul pada Ny. Y produksi sputum, pola

nafas tidak efektif berhubungan dengan brokokonstruksi; kerusakan pertukaran

gas berhubungan dengan intake yang tidak adekuat; keterbatasan aktivitas

berhubungan dengan kelemahan fisik; kurangnya pengetahuan tentang proses-

proses penyakitnya berhubungan dengan informasi.

Pada kasus Ny. S ada juga diagnosa yang tidak ditemukan pada konsep

teoritis yaitu; cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

penyakitnya; imobilisasi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan

pemasangan alat invasif. Sedangkan diagnosa yang ditemukan pada konsep dan

kasus Ny. S adalah tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan

peningkatan mukus; gangguan pertukaran gas berhubngan dengan kurangnya

suplai O2 pada tubuh; Resiko tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat; kurangnya

pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi mengenai

penyakitnya.

52

55

Page 56: Askep Asma

C. Intervensi Keperawatan

Pada perencanaan tindakan keperawatan pada Ny. S menggunakan prioritas

masalah dengan mempertimbangkan dasar-dasar kebutuhan manusia. Dalam

menetapkan rencana asuhan keperawatan yang sudah dilakukan penulis yaitu;

membantu/mengkaji pola nafas klien, mengukur tanda-tanda vital,

mempertahankan nutiris yang adekuat, menjelaskan prosedur yang akan

dilakukan, kolaborasi dalam pembenaran obat-obatan, membantu klien dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari; nutrisi melibatkan keluarga dalam pelaksanaan

intervensi menggunakan teknik aseptik dan antiseptik, ganti balutan

infus/vemplon, memberikan pendidikan kesehatan asma bronchial, pemeriksaan

laboratorium dan penunjang. Penulis berusaha agar perencanaan ini dapat

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang dibuat sesuai dengan prioritas

masalah dan dapat mengatasi diagnosa keperawatan yang ditetapkan.

D. Implementasi

Dalam tahap implementasi, penulis bekerjasama dengankeluarga klien,

perawat ruangan dan tim kesehatan...sesuai prioritas masalah dan kondisi klien.

1. Intervensi yang dilakukan pada diagnosa bersihan jalan

nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan mukus adalah mengukur

TTV, melakukan auskultasi bunyi nafas, memberikan minum hangat,

melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian O2 dan theraphy,

memberikan inhalasi dan PFR, ambrotol syr 3 x CI.

2. Pada diagnosa gangguan pertukaran gas berhubungan

dengan kurangnya suplai O2 pada tubuh adalah melakukan auskultasi bunyi

nafas, memberikan theraphy/injeksi dan oral, memberikan inhalasi dan PFR

3. Pada diagnosa resiko tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

adalah memberikan makan klien, menimbang berat badan klien.

56

Page 57: Askep Asma

4. Pada diagnosa cemas berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang penyakitnya adalah mendengarkan keluhan klien,

membiarkan klien mengungkapkan perasannya, memberikan informasi

tentang asma, faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan asma dan cara

pencegahannya.

5. Pada diagnosa kurang pengetahuan berhubungan dengan

kurang terpaparnya informasi adalah mendengarkan keluhan klien

membiarkan klien mengungakpkan perasaannya, memberikan informasi

tentang asma, faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan asma dan cara

pencegahannya

6. Pada diagnosa imobilisasi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan fisik dan pemasangan alat invasif adalah mengukur TTV,

memberikan makan, membantu klien mandi.

7. Pada diagnosa keperawatan resiko tinggi infeksi

berhubungan dengan terpasang alat invasif adalah mengukur tanda-tanda vital,

mengobservasi cairan infus, mengganti balutan infus.

E. Evaluasi

Dalam melaksanakan evaluasi proses dan evaluasi hasil pada klien

dilaksanakan pada saat sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan.

Keperawatan mengenai reaksi klien dan evaluasi hasil berdasarkan tujuan yang

ditetapkan pada evaluasi ini penulis melakukan penilaian asuhan yang diberikan

dari tanggal 25 – 27 Oktober 2007.

Keberhasilan tindakan keperawatan dilakukan secara subjektif melalui

ungkapan klien dan secara objektif melalui pengamatan dan pengukuran dari

tujuh diagnosa ada satu diagnosa tidak terjadi, tiga diagnosa teratasi dan tiga

diagnosa teratasi sebagian.

57

Page 58: Askep Asma

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan langsung pada Ny. Y di

Ruang Anggrek Bawah RSUP Persahabatan pada tanggal 25 September – 27

September 2007, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam melakanakan asuhan keperawatan penulis

menggunakanpendekatan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian

sampai evaluasi. Data-data tersebut digunakan untuk menyusun diagnosa

keperawatan.

2. Dalam menentukan diagnosa keperawatan penulis berfokus

pada data-data sebagai hasil pengkajian berdasarkan masalah aktual, masalah

risiko tinggi yang penulisannya berdasarkan prioritas kebutuhan dasar

manusia menurut Maslow.

3. Dengan melaksanakan asuhan keperawatan secara

komprehensif maka seluruh permasalahan yagn dihadapi klien dapat teratasi.

58

Page 59: Askep Asma

4. Ternyata pada klien asma penyembuhannya sangat

berpengaruh pada sikap perawat yang empati danmenerapkan komunikasi

theraphy, di samping pemberian obat-obatan.

5. Dengan adanya seminar ini, para perawat dapat mengambil

manfaat yaitu menambah pengetahuan tentang proses asuhan keperawatan

klien asma.

B. Saran

Ruang Perawat

1. Untuk Klien

Diharapkan setelah diberikan pendidikan kesehatan, klien dapat mengerti dan

memahami pengertian perawatan dan pencegahan asma sehingga dapat

terhidnar dari serangan asma.

2. Untuk Perawat

Hendaknya para perawat di RSUP Persahabatan dapat lebih meningkatkan

kinerja dengan mengacu kepada standar operasional prosedur yang ditetapkan

oleh rumah sakit. Serta perawat juga hendaknya setiap klien yang baru masuk

rumah sakit segera diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit yang

diderita agar klien dankeluarga tidak cemas terhadap penyakitnya dan

menambah pengetahuan.

56

59

Page 60: Askep Asma

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, volume 2. Edisi 2 Jakarta : EGC

Doengoes, M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC

Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I edisi 3. Jakarta Media

Mangunnegoso, H. dkk , 2004. Asma Pedoman Diagnois dan Penatalaksanaan di Indonesia, Jakarta. Balai Penerbit FKUI

Dewanti, Santi. 2002. Exercise – Induced Asthma, Jakarta ....

60

Page 61: Askep Asma

DATAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN....................................................................

A. Latar Belakang....................................................................

B. Tujuan Penulisan.................................................................

C. Ruang Lingkup....................................................................

D. Metoda Penulisan................................................................

E. Sistematika Penulisan.........................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS............................................................

A. Konsep Dasar Penyakit.......................................................

1. Anatomi Fisiologi.........................................................

2. Pengertian ....................................................................

3. Etiologi .........................................................................

61

Page 62: Askep Asma

4. Patofisiologi..................................................................

5. Maniestasi Klinis..........................................................

6. Komplikasi....................................................................

7. Pemeriksaan Penunjang................................................

8. Penatalaksanaan............................................................

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan...................................

BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................

A. Pengkajian...........................................................................

B. Diagnosa Keperawatan .....................................................

C. Perencanaan .......................................................................

D. Pelaksanaan.........................................................................

E. Evaluasi ..............................................................................

F. Catatan Keperawatan..........................................................

BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................

A. Pengkajian...........................................................................

B. Diagnosa Keperawatan .....................................................

C. Perencanaan .......................................................................

D. Pelaksanaan.........................................................................

E. Evaluasi ..............................................................................

F. Catatan Keperawatan..........................................................

BAB V PENUTUP.................................................................................

A. Kesimpulan.........................................................................

B. Saran...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

62

Page 64: Askep Asma

Di Susuun Oleh :

1. IRMAWATI

2. RATNASARI ARIANI

3. MEMBI PURBAYANTI

4. PITTA DAMERIA

5. DWI JOKO WINANTO

RUMAH SAKIT UMUM PERJAN PERSAHABATAN

JAKARTA

2007

64