BAB I
BAB IPENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANGDalam rangka penerapan mata kuliah kebidanan komunitas. Khususnya tentang kesehatan ibu dan anak guna mendapatkan tenaga kesehatan yang profesional yang tidak hanya tahu tentang masalah kesehatan dalam instansi rumah sakit tetapi juga yang terjadi dalam lingkup masyarakat desa. Karena nantinya para tenaga kesehatan juga akan diterjunkan secara langsung dalam masyarakat. Untuk sangat penting bagi mahasiswa Akademi kebidanan untuk dapat melakukan kegiatan praktek kerja lapangan yang dapat digunakan sebagai gambaran untuk menghadapi permasalahan secara langsung dalam suatu lingkup masyarakat desa. Sebab praktek kerja lapangan merupakan suatu bentuk praktek nyata bagi mahasiswa untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat dengan berorientasi pada program kerja polindes.
Polindes merupakan wadah yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan khusus KIA/KB dan pemberian informasi kesehatan yang bertangung jawab terhadap wilayah kerjanya dan berperan sebagai ujung tombak dalam pembangunan kesehatan desa. (Dep. Kes. RI., 1999)Dalam peningkatan pelayanan kesehatan berkualitas secara menyeluruh dan merata mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010 khususnya di wilayah pedesaan, pemerintah telah mengupayakan pendekatan pelayanan kesehatan khussnya KIA/KB dan SKA, maka ditempatkanlah bidan di desa yang bertujuan untuk menurunkan angka kelahiran dan kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi dan balita (AKB). (Dep. Kes. RI., 1999)Agar bayi dan balita sehat juga terhindar dari kematian, maka dilakukan perawatan sejak bayi dalam kandungan dengan melakukan pemeriksaan antenatal secara rutin. Setelah bayi lahir banyak kemungkinan bayi akan tertular penyakit seperti campak, polio atau morbili, TBC, dan hepatitis. Untuk pemberian kekebalan atau zat limun ke dalam tubuh yang lebih kita kenal dengan nama imunisasi sangatlah penting guna merangsang tubuh untuk menghasilkan antibodi dan respon limun seluler yang dapat melindungi tubuh terhadap agen inkjeksi. sebab beberapa penyakit tersebut tidak dapat dianggap remeh. (Saifudin Abdul Bari, 1976)Campak merupakan juga salah satu penyebab kematian bayi balita. Campak atau morbili merupakan salah satu penyakit yangdisebabkan oleh virus morbili yangdapat dalam sekret nasofaring dan dapat dengan mudah dilakukan pada lain melalui udara.
Gejala dari penderita campak adalah terdapatnya bercak darah merah, demam, batuk dan pilek, apabila tidak segera diobati akan menyebabkan komplikasi yaitu akan terjadi radang otak, radang paru, radang kandung kencing dan menurunya keadaan gizi anak.
Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili atau campak akan mendapatkan kekebalan secara pasif (melalui placenta) sampai usia 4-6 bulan dan setelah usia tersebut kekebalan akan berkurang sehingga sibayi dapat menderita morbili. Sebagai upaya penanggulangan, dianjurkan pada para ibu untuk memberikan imunisasi campak pada usia 9 bulan karena pada usia ibi bayi tidak menghasilkan antibody. (Effendy Nasrul, 1998)1.2. TUJUAN 1.2.1. Tujuan Umum
Menerangkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke dalam proses asuhan kebidanan komunitas serta dapat pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan metode Varney dalam memecahkan masalah.1.2.2. Tujuan KhususTujuan khusus dari penulisan laporan ini, ditujukan setelah melakukan asuhan kebidanan, sehingga dapat :
1. Melakukan pengkajian
2. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa pada anak
3. Mengidentifikasi masalah potensial
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada anak
5. Merumuskan suatu tindakan yang komperhensif pada anak
6. Melaksanakan tindakan suatu rencana pada anak
7. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada anak
1.3. MANFAAT1.3.1. Bagi Penulis
1. Mahasiswa dapat memahami tujuan dari asuhan kebidanan
2. Mahasiswa dapat mengetauhi komponen asuhan kebidanan
3. Mahasiswa mengetauhi informasi-informasi yang penting dan harus dikumpulkan setiap kunjungan.
1.3.2. Bagi Institusi
Sebagai masukan dan bahan kepustakaan dalam memberikan asuhan kebidanan pada trimester ketiga.1.3.3. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan dengan adanya kesempatan praktek bagi mahasiswa lahan praktek makin memberikan berbagai pengalaman untuk penatalaksanaan suatu asuhan.
1.3.4. Bagi Klien
Agar klien dapat mengetauhi dan memahami tentang keadaan yang dialaminya dan diharapkan klien bisa diharapkan kooperatif dengan tenaga kesehatan dalam melakukan asuhan kebidanan.1.4. TEMPAT DAN WAKTU
Penyusunan laporan asuhan kebidanan ini dilakukan pada tanggal 25 Februari 2008 di desa Mojojejer, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang.
1.5. METODE PENULISAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data merupakan faktor penting dalam pembuatan asuhan kebidanan karena dari data tersebut akhirnya pemecahan suatu masalah dapat diselesaikan. Penulis di dalam pengumpulan data tersebut akhirnya pemecahan suatu masalah dapat diselesaikan, penulis di dalam pengumpulan data, guna penyusunan laporan asuhan kebidanan menggunakan metode :
a. Wawancara
Pengambilan data dengan cara tanya jawab langsung dengan pasien.
b. Observasi
Pengambilan data dengan cara menilai dan memantau perkembangan keadaan pasien.
c. Dokumentasi
Pengambilan data dengan melihat lembar status pasien atau buku rekam pasien.
d. Studi Pustaka
Teori asuhan kebidanan diambil dari buku-buku tentang penyakit anak dan buku yang membahas kesehatan anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA2.1. KONSEP DASAR KOMUNITAS
1. Pengertian
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau istilahnya berinteraksi. Kesulitan hidup manusia yang berinterakasi menurut suatu sistem adat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. (Koerjaraningrat, tahun 1990).
Masarakat atau komunitas adalah menunjukkan pada sebagian masarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (Dalam arti geografi), dengan batasan-batasan tertentu dimana yang lebih besar dari anggota-anggotanya dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya. (Soerdjono Soekamto, 1982).
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami teritorial tertentu dan adanya sifat-sifat saling tergantung adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama. (Mac Liaver, 1957).Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga dapat mengorganisirkan dir dan terpikir tentang adanya dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. (Linton, 1936).
2. Ciri-Ciri Masyarakat Dari berbagai pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Interaksi antara sesama anggota masyarakat
Di dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan hubungan sosial yang menyangkut antar perseorangan, antara kelompok-kelompok maupun antara perorangan dengan kelompok. Untuk terjadinya interaksi sosial harus memiliki dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunitas.
b. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentuSuatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah tertentu menurut suatu keadaan geografis sebagai tempat tinggal komunitasnya, baik dalam ruang lingkup yang terkecil RT/RW, Dusun, Desa, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi, dan bahkan negara.
c. Saling tergantung satu dengan yang lain
Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu saling tergantung satu dengan yang lainya dalam memenuhi kebutuhan manusia. Tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai keterampilan sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing. Mereka hidup saling melengkapi, saling memenuhi agar tetap berhasil dalam kehidupan.
d. Memiki adat istiadat tertentu/kebudayaan
Adat istiadat dan kebudayaan dicipta untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat yang mencakup bidang yang sangat luas di antara tata cara berinteraksi, antara kelompok-kelompok yang ada dimasyarakat apakah itu dalam perkawinan, kesenian, mata pencaharian, sistem kekerabatan.
e. Memiliki identisitas masalah
Suatu kelompok masyarakat memiliki identisitas yang dapat dikenali oleh anggota masyarakat lainya. Hal ini penting untuk menopang kehidupan dalam bermasyarakat yang lebih kuat. Identisitas kelompok dapat berupa lambang-lambang, bahasa, pakaian, simbol-simbol tertentu dari perumahan, benda-benda tertentu seperti alat-alat pertanian, mata uang, senjata tajam, kepercayaan dan sebagainya.
3. Tipe-Tipe MasyarakatMenurut Gilin and Gilin lembaga masyarakat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Dilihat dari sudut perkembanganya
1. Cresive intitutionLembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya yang menyangkut : lembaga utang-piutang yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat, misalnya yang menyangkut : Hak milik, perkawinan, agama, dst.
2. Enacted instition
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya yang menyangkut : Lembaga utang piutang, lembaga perdagangan, pertanian, pendidikan yang kesemua berakar kepada kebiasaan-kebiasaan disistemativasi, yang kemudian dituangkan kedalam lembaga-lembaga.
b. Dari sudut sistem nilai yang diterima oleh masyarakat1. Basic institution
Adalah lembaga masyarakat yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat, diantaranya keluarga, sekolah-sekolah yang dianggap sebagai institusi dasar pokok.2. Subsidiary instution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang penting karena memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja. Misalnya pembentukan panitia rekreasi, pelantikan/wisuda bersama dan sebagainya.
c. Dari sudut penerimaan masyarakat 1. Approved/Social Sanctioned Institution
Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat seperti sekolah, perusahaan, koperasi, dsb.
2. Unsanctioned Institution
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat walaupun kadang-kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya misalnya kelompok penjahat, pemeras, gelandangan dan pengemis.
d. Dari sudut penyebaranya
1. Generasi Institution
Adalah lembaga masyarakat berdasarkan atas faktor penyebarannya. Misalnya agama karena dikenal hampir semua masyarakat dunia.
2. Restries Institution
Adalah lembaga-lembaga yang dianut oleh masyarakat tertentu saja misalnya Budha banyak dianut oleh orang Muanthai, Vitnam, Kristen katolik banyak dianut masyarakat Italia, Perancis, Roma, Islam banyak dianut masyarakat Arab.
e. Dari sudut fungsi
1. Operatif Institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola/ta cara yang diperlulak untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan seperti lembaga industri.
2. Regulatif Institution
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat/tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak dari pada lembaga itu sendiri, misalnya lembaga hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan, dsb.
4. Ciri-Ciri Masyarakat IndonesiaDilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi menjadi 3 katagori :
1. Masyarakat desa
Ciri-cirinya :
a. Hubungan keluarga dan masyarakat sangat luas
b. Hubungan didasarkan atas adat-istiadat yang kuat sebagai organisasi sosial
c. Percaya pada kekuatan gaib
d. Tingkat buta huruf relatif tinggi
e. Perilaku hukum tidak tertulis yang intinya diketauhi dan dipahami oleh setiap orang.
f. Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidan teknologi dan keterampilan diwariskan oleh orang tua langsung pada keturunanya.
g. Sistem ekonomis sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagian kecil dijual dipasaran utnuk memenuhu kebutuhan dan uang berperan sangat terbatas.
h. Semangat gotong-royong dalam bidang sosial dan ekonomi sangat kuat.
2. Masyarakat Madya
Ciri-cirinya :
a. Hubungan keluarga masih tetap kuat dan huungan kemasyarakatan mulai mengendor
b. Adat istiadat masih tetap dihormati dan disingkapi masyarakat mulai terbuka daripengaruh luar.
c. Timbul rasionalitas pada cara berfikir, sehingga kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul apabila telah kehabisan akal.
d. Timbul lembaga-lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan dasar dan menengah
e. Tingkat buta huruf mulai menurun
f. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis
g. Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi pasaram, sehingga menimbulkan deferensiasi dalam struktur masyarakat karena uang semakin meningkat penggunaanya.
h. Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial dikalangan keluarga dan tetangga dan kegiatan umum lainya didasarkan upah
3. Ciri-ciri masyarakat modern
a. Hubungan antar manusia dihubungkan akan kepentingan-kepentingan pribadi
b. Hubungan antara masyarakat dilakukan secara terbuka dalam suasana saling pengaruh mempengaruhi c. Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu pengetauhan dan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
d. Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga-lembaga keterampilan dan kejuruan.
5. Ciri-ciri Masyarakat Sehata. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
b. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan untuk ibu dan anak
c. Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan meningkatkan mutu lingkungan hidup.
d. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi masyarakat.
e. Penurunan angka kematian dan kesakitan dari berbagai sebab dan penyakit
6. Indikator Ciri Masyarakat Sehat
Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah :
a. Menurut yang berhubungan dengan statsus kesehatan masyarakat meliputi :
1. Indikator komperhensif
Angka kematian kasar menurun
Rasio angka mortalitas profesional
Umur harapan hidup rendah
2. Indikator spesifik
Angka kematian ibu dan anak menurun
Angka kematian karena penyakit menular menurun
Angka kelahiran menurun
b. Indikator pelayanan kesehatan
1. Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
2. Distribusi tenaga kesehatan merata
3. Informasi lengkap tentang jumlah tenpat tidur di rumah sakit, fasilitas kesehatan lain, dsb.
4. Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan diantaranya rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, dsb.
7. Masalah-Masalah Kesehatan Dalam Masyarakat Indonesia
a. Jenis masalah
1. Tingginya angka pertumbuhan penduduk (1,98 %)
2. Tingginya angka kematian ibu dan anak
Angka kematian ibu (420 per 100.000 penduduk)
Angka kematian bayi (52 per 10.000 penduduk)
Angka kematian balita (84 per 1.000)
3. Tingginya angka kesakitan karena penyakit menular diantaranya adalah :
Penyakit infeksi usus
Tuberkulosis
Demam berdarah
ISPA
Infeksi saluran nafas bawah
4. Meningkatnya angka kesakitan penyakit tidak menular diantaranya adalah :
Penyakit jantung
Neoplasma
Penyakit karena cidera
Penyakit ganguan mental
5. Masalah kesehatan lingkungan
Keadaan lingkungan fisik dan biologis yang belum memadai
Baru sebagian kecil penduduk yang menikmati air bersih dan fasilitas kesehatan lingkungan Pembinaan program peningkatan lingkungan belum berjalan seperti yang diharapkan
b. Penyebab masalah1. Faktor sosial ekonomi
2. Gaya hidup dan perilaku sehat
3. Lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan.
2.2. KONSEP KELUARGA1. Pengertian
Adalah suatu kelompok manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan/ unit masyarakat yang terkecil dan sebagainya. Tetapi tidak terlalu ada hubungan darah. Ikatan perkawinan dan ikatan-ikatan lain. Mereka hidup bersama dalam satu rumah (tempat tinggil) biasanya dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu rumah (DepKes RI-1993).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Dep. Kes. RI. 1993)
Keluarga adalah dua/ lebih dari dua individu yang tergantung karena hubungan darah, perkawinan/ peningkatan dan mereka hidup didalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Salvicon G. Baleon dan Maklaya 1989).
Dari ketiga batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu adalah:
a. Unit terlalu masyarakat.
b. Terdiri dari dua orang atau lebih.
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
d. Hidup dalm satu rumah tangga.
e. Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga.
f. Berinteraksi satu sama lain.
g. Setiap anggota keluarga menjalankan peranan masing-masing.
h. Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dan bermacam-macam diantaranya adalah:
a. Partilineal:adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara, sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu di susun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal:adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal:adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Partrilokal:adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan:adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan seberapa jarak saudara yang menjadi keluarga karena adanya hubungan dengan suami/ istri.
Ciri-ciri Struktur Keluarga Anderson Carter:
a. Terorganisasi:Saling berhubungan saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada Keterbatasan:Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai/ keterbatasan dan menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Apa perbedaan dan kekhususan:Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
3. Tipe/ Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah ibu dan anak.
b. Keluarga Santai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan keluarga inti.
c. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misal nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
d. Keluarga duda/ janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian/ kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanda pernikahan, tetap membentuk satu keluarga.
Tipe keluarga indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family) karena masyarakat indonesia yang terdiri dari berbagai suku terdapat dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang kuat.4. Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
1. Partikal, yang dominan dan memegang kekuasaaan dalam keluarga adalah pihak ayah
2. Martikal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu.
3. Ekualitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu
5. Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertenu. Peranan individu dalam keluarga oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anaknya ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai salah satu keluarga dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya sebgai pengasuh dan pendidikan anak-anaknya, pelindung serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan Anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental sosial dan spiritual.6. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga.
a. Fungsi Biologis
Untuk meneruskan keturunan.
Memelihara dan membesarkan anak.
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
Memelihara dan merawat anggota keluarga.
b. Fungsi Psikologis
Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi Sosial
Membina sosialisasi pada anak.
Membentuk norma-norma tingkah laku SSI dengan tingkat perkembangan anak.
Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Mengatur penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misal pendidikan anak-anak jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi Pendidikan
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat-bakat minat yang dimilikinya.
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan. Ahli lain membuat fungsi keluarga sebagai berikut:
b. Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.
c. Fungsi Sosialisasi Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
d. Fungsi Perlindungan
Fungsi keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
e. Fungsi Peranan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara institusi menyiapkan peranan dan suasana anak dan anggota yang lain dan berkomunikasi dan berinteraksi antara sesama anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
f. Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak-anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan ini, ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
g. Fungsi Ekonomis
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
h. Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif ini tidak selalu harus seperti ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya. Rekreasi dapat dilakukan dirumah dengan cara menonton TV bersama bercerita tentang pengalaman masing-masing dan sebagainya.
i. Fungsi Biologis
Tugas keluarga dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus keturunan sebagai generasi penerus.
Dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :
1) Asih
Adalah memberikan kasih sayang, perhatian rasa nyaman, kehangatan kepada anggota keluarga, sehingga memungkinkan meraka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
2) Asuh
Adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
3) Asah
Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dan mempersiapkan masa depannya.
7. Tahap-Tahap Kehidupan KeluargaTahap-tahap kehidupan menurut Duvail adalah sebagai berikut :
a. Tahap pembentukan keluarga : tahap ini dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dalam bentuk rumah tangga.
b. Menjelang kelahiran anak tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih sayang pada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupanya sangat tergantung pada kedua orang tuanya, kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah : pada tahap ini anak sudah mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergau dengan teman sebayanya tetapi masih sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak mengetauhi mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma agama, norma sosial budaya dan sebagainya.
e. Tahap menghadapi anak masa sekolah : dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidika anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depanya, membiasakan anak dan meningkatkan pengetauhan umum anak.f. Tahap menghadapi masa remaja : tahap ini adalah tahap yang paling penting, rawan, karena dalam tahap ini akan akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadianya, oleh karena itu suri tauladan dari orang tuanya sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dipertimbangkan.
g. Tahap melepas anak kemasyarakat : setelah melakukan tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikan, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak kemasyarakat dalam memulai kehidupanya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan rumah tangga.
h. Tahap berdua kembali : setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami dan istri saja dalam tahap keluarga akan merasa sepi dan apabila tidak menerima kenyataan akan menimbulkan depresi dan stress.i. Tahap masa tua : tahap ini masuk ke tahap lanjut usia dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggal dunia.
8. Tugas-tugas keluargaPada dasarnya tugas keluarga ada 8 tugas pokok sebagai berikut :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukan masing-masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
8. Membangkitkan semangat para anggota keluarga
9. Ciri-Ciri Keluarga
a. Diikat dalam suatu perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggota keluarganya
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam suatu rumah
10. Ciri-Ciri Keluarga Indonesiaa. Suami sebagai pengambil keputusan
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Mengambil keputusan
f. Meneruskan nilai-nilai budaya Indonesia
g. Mempunyai semangat gotong royong
11. Pola kehidupan Indonesia
a. Daerah pedesaan
Tradisional
Agraris
Tenang
Sederhana
Akrab
Menghormati orang tua
b. Daerah perkotaan
Dinamis
Rasional
Konsumtif
Demokratif
Individual
Terlibat dalam kehidupan politik2.3. KONSEP DASAR IMUNISASI2.3.1. PengertianImunisasi adalah pemberian kekebalan atau zat imun ke dalam tubuh. Imunisasi adalah suatu proses membuat subyek imun/ resistensi terhadap penyakit karena pembentukan antibodi/ perkembangan imunitas seluler ada keduanya dari hasil beberapa mekanisme lainnya.
2.3.2. Macam Imunisasi1. Imunisasi Aktif
Induksi tubuh untuk mengembangkan pertahanan terhadap penyakit dengan pemberian vaksin/ toksoid yang merangsang sistem umum untuk menghasilkan antibody dan respon imun seluler yang melindungi terhadap agen infektisi.
2. Aktif Alamiah
Tubuh terpapar langsung dari alam atau penderita penyakit sehingga tubuh akan kebal pada penyakit tersebut dikemudian hari. Contoh : Variola.
3. Aktif Buatan/ disengaja
Tubuh diberikan imun dari luar untuk mendapatkan kekebalan. Contoh: Polio, DPT, BCG, Hepatitis B.
4. Imunisasi Pasif
Pemberian proteksi sementara melalui pemberian antibody yang dihasilkan secara eksogen.
Imunisasi pasif terjadi melalui pemindahan antibody transplasenta pada janin yang memberikan proteksi terhadap penyakit selama 3 6 bulan.
2.3.3. Istilah Dalam Imunisasi1. Vaksin
Suatu suspensi mikroorganisme hudup yang dilemahkan (mati/ bagian angenik) agen yang diberikan pada hospes potensial untuk menginduksi imunitas dan mencegah penyakit.
2. Toksoid
Suatu toksin bakteri yang diubah yang telah dibuat non toksin tapi mempertahankan kemampuan untuk merangsang pembentukan antitoksin.
3. Anti Toksin
Antibody yang berasal dari serum binatang, dari rangsangan binatang dengan antigen spesifik yang digunakan untuk memberikan imunisasi pasif.
2.3.4. Bahan Untuk Membuat ToksinAda yang dibuat dari bibit penyakit yang dimatikan
Contoh : Bakteri pertusis dalam vaksin DPT
Bibit penyakit yang sudah dielmahkan
Contoh :- Virus campak dari vaksin campak.
- Virus polio dalam vaksin polio.
Ada yang dibuat dari toksin (racun) yang dihasilkan oleh bakteri kemudian dijadikan menjadi toxoid sehingga tidak berbahaya.
Ada yang dibut dari bagian tubuh penyakit yang dimurnikan
Contoh :
Lapisan paling luar (mantel) virus hepatitis B dalam pembuatan vaksin hepatitis B.
2.3.5. Hal Yang Dapat Menimbulkan Kerusakan Vaksin1. Panas merusak semua jenis vaksin, sinar matahari merusak vaksin BCG dan campak.
2. Pembekuan dapat merusak vaksin yang dibuat dari toksoid.
3. Desinfektan/ antisepsik (alkohol, spiritus, sabun
2.3.6. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi1. Polimyelitis (kelumpuhan)
2. Campak (measles)
3. Difteri (motak)
4. Pertusis (batuk ringan, batuk 100 hari)
5. Tetanus
6. Tubercolosis (TBC)
7. Hepatitis B.
2.3.7. Indikator KontraBCG:Sakit kulit (luka) ditempat suntikan.
DPT:Panas lebih dari 38 C, riwayat demam kejang.
DPT2 & DPT3:Reaksi berlebih setelah reaksi imunisasi DPT
Misal :Suhu tinggi dengan kejang, penurunan kesadaran, shock (reaksi anafilatik lainnya).
Polio:Tidak ada.
Campak:Riwayat kejang, demam panas lebih dari 38 C.
Hepatitis B:Tidak ada.
DT:Tidak ada.
TT:Tidak ada
2.3.8. Bukan Indikasi KontraPenyakit ringan :Mencret 1 2 x, batuk pilek, sedikit gizi kurang, alergi the alergon non valesin.
Contoh : Makan dan obat-obatan.
2.4. IMUNISASI CAMPAK
Campak (Measles) disebabkan oleh bibit penyakit berupa virus valesin yang digunakan adalah valesin hidup yang telah dilemahkan. Kemasan dalam Hakon yang berbentuk gumpalan yang beku dan kering untuk dilarutkan dalam 5 cc pelarut (Aquabidest) potensi vaksin yang sudah dilarutkan akan cepat menurun, vaksin campak mudah rudak karena pembekuan.
1. Indikasi
Diberikan pada bayi usia 9 bulan
Prifilaksi pasca paparan pada orang yang tidak diimunisasi umur kurang dari 9 bulan tidak menghasilkan kekebalan yang baik karena gangguan antibody (kekebalan) yang dibawa sejak lahir sewaktu bayi dalam kandungan.
2. Cara Pemberian
Diberikan secara sekutan, biasanya di lengan kiri bagian atas dengan dosis 0,5 cc.
Jumlah suntikan 1 kali.
Diberikan bersamaan dengan pemberian vaksi lain tapi tidak dicampur dalam satu spuit dengan vaksin lain.
3. Efek Samping
Panas dan kemerahan.
Anak-anak mungkin panas selama 1 -3 hari, setelah satu minggu kadang-kadang disertai dengan kemerahan seperti menderita campak ringan.
Penyakit campak bisa sembuh sendiri, tapi sering terjadi komplikasi yang cukup berat dan berbahaya, antara lain :
a. Radang otak
b. Radang paru
c. Radang kandung kencing
d. Menurunkan keadaan gizi anak.
2.5. KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN
2.2.1. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilakukan bidan pada ibu yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan dalam bidang KIA. (Dep. Kes. RI, 1993)2.2.2. Langkah-langkah (7 Langkah Menurut Varney)
I. Pengkajian
A. Data Subyektif
Merupakan data yang didapat dari hasil wawancara langsung pada klien dan keluarga serta dengan tim tenaga kesehatan.
1. Biodata
Berisi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, suku bangsa, status perkawinan, umur kawin, lama kawin, kawin ke-, alamat. Dari data tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran tentang faktor resiko, keadaan sosial ekonomi yang mempengaruhi kondisi klien.
2. Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang paling dirasakan oleh pasien.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Keadaan anak saat ini di BPS Soetinan Soeyono Kabuh.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pasien sebelumnya sehingga pasien berobat ke rumah sakit.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit apa saja yang pernah diderita oleh keluarga pasien.
6. Riwayat Neonatal
a. Riwayat Prenatal
Kesehatan ibu hamil, kehamilan yang ke berapa, ANC berapa kali, dimana obat yang pernah didapat.
b. Riwayat Natal
Proses persalinan dimana, oleh siapa, spontan atau tidak, BB bayi, PB bayi.
c. Riwayat Post Natal
Pemberian ASI7. Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui imunisasi apa saja yang sudah diberikan pada bayi.
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Makan berapa kali, minum berapa kali porsi.
b. Pola Istirahat
Siang dan malam berapa jam, dan kapan waktunya.
c. Pola Imunisasi
BAK berapa kali, BAB berapa kali.
d. Pola Personal Hygiene
Mandi berapa kali, ganti popok berapa kali.
9. Data Psikososial
Keadaan jiwa pasien saat pengkajian.
B. Data Obyektif
Merupakan data yang didapat melalui pemeriksaan fisik yang terdiri dari inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi yang meliputi :
1. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum:baik, bayi menangis kuat
Kesadaran:composmentis
TTV :
N:80 120 x/menit
S:36,5 37,5 oC
RR:30 50 x/menit
BB:3400 gram
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala :simetris/ tidak, warna rambut, distribusi, kebersihan kulit kepala
Muka :simetris/ tidak, pucat/ tidak, oedema/ tidak, cloasma gravidarum/ tidak
Mata :simetris/ tidak, bersih/ tidak, conjungtiva anemis/ tidak, sclera ikterus/ tidak
Hidung :simetris/ tidak, bersih/ tidak, ada polip/ tidak, secret/ tidak
Telinga :simetris/ tidak, ada serumen/ tidak, ada gangguan pendengaran atau tidak.
Mulut dan gigi:simetris/ tidak, bibir kering/ tidak, stomatitis, kebersihan mulut, adakah karang gigi, gigi berlubang, gigi palsu
Leher :adakah pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Dada :simetris/ tidak, hiperpigmentasi areola mamae, putting susu menonjol/ tidak, bersih/ tidak
Abdomen :pembesaran perut sesuai umur kehamilan linea nigra, linea alba, adakah luka bekas operasi
Genetalia :oedem/ tidak, ada varices/ tidak, bersih/ tidak, adakah condiloma akuminata
Anus :ada hemoroid/ tidak
Ekstremitas atas :simetris/ tidak, oedem/ tidak, adakah gangguan perdarahan
Ekstremitas bawah :simetris/ tidak, oedem/ tidak, varices/ tidak, ada gangguan pergerakan/ tidak
b. Palpasi
Suatu pemeriksaan seluruh bagian tubuh yang dapat teraba dengan menggunakan tangan yang berbeda untuk mendeteksi jaringan bentuk, suhu dan pergerakan.
Leher :ada pembesaran kelenjar tyroid & vena jugularis
Dada :ada nyeri tekan/ tidak, colostrum sudah keluar/ belum
c. Auskultasi
Mendengarkan bunyi yang terbentuk dalam organ tubuh untuk mendeteksi perbedaan dari normal.
Dada :Ada ronchi/ wheezing/ tidak
d. Perkusi
Mengetuk permukaan tubuh dengan jari untuk menghasilkan gerakan yang menjalar melalui jaringan tubuh.
Abdomen :tidak kembung
3. Data Penunjang
II. Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
Diagnosa, masalah dan kebutuhan melalui identifikasi yang benar terhadap masalah dan kebutuhan.
III. Antisipasi Masalah Potensial
Doagnosa atau masalah yang potensial timbul yang pasien sehubungan dengan kondisi saat pengkajian, seperti respirasi distress syndrom (RDS) dan resiko infeksi serta gangguan pemenuhan nutrisi atau cairan.
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Tindakan segera yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi parah, seperti pemberian hepatitis B.
V. Intervensi
Diagnosa atau masalah yang potensial terjadi pada pasien sehubungan dengan kondisinya saat pengkajian.
Diagnosa:Pemberian vaksi atau imunisasi hepatitis B.
Tujuan:Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 15 menit diharapkan di kemudian hari bayi tidak terjangkit penyakit hepatitis.
Kriteri:KU ibu baik
TTV normal :
N:120 160 x/menit
S:36,5 37,5 oC
RR:40 60 x/menit
Suntikan Berhasil
Intervensi :
1) Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga.
Rasional:Tercipta kerjasama yang kooperatif antara keluarga pasien dengan tenaga kesehatan.
2) Jelaskan pentingnya imunisasi hepatitis B.
Rasional:Dengan penjelasan maka ibu dapat mengetahui tentang imunisasi hepatitis B dan akibatnya bila tidak diimunisasi.
3) Memberitahu ibu bahwa anaknya akan diimunisasi.
Rasional:Ibu mengerti bahwa anaknya telah diimunisasi hepatitis B.
4) Beri penyuluhan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan.
Rasional:ASI eksklusif dapat memberikan manfaat yang banyak pada bayi yaitu kekebalan nutrisi.
5) Anjurkan ibu untuk secara rutin mengimunisasikan anaknya sesuai jadwal.
Rasional:Imunisasi yang rutin dan lengkap dapat mencegah anak dari penyakit.
VI. Implementasi
Merupakan realisasi dan intervensi yang telah disusun, namun dalam kondisi tertentu tidak semua intervensi dapat dilakukan, jadi harus disesuaikan dengan keadaan pasien.
VII. Evaluasi
Adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan dan kriteria. Manfaat dari evaluasi ini adalah untuk menilai kemampuan kita dalam memberikan asuhan kebidanan sendiri serta sebagai umpan balik untuk memperbaiki asuhan kebidanan kepada pasien, dalam evaluasi ini menggunakan format SOAP, yaitu :
S :Data subyektif yang diperoleh dari tanya jawab langsung
O :Data yang diperoleh dari pemeriksaan secara langsung
A :Pernyataan yang diambil dari data subyektif dan data obyektif
P :Rencana lanjutan.
BAB IIITUNJAUAN KASUS
3.1. PENGKAJIAN DATA
1. Data Umum
Tanggal Pengkajian : 25-02-2008
Nama KK: Tn. K
Alamat:
Dsn. Mojojejer RT/RW : 02/01 Ds. Mojojejer, Kec. Mojowarno, Kab. Jombang.
1. Susunan Keluarga
NoNamaJenis kelaminUmurHubungan dengan keluargaPekerjaan/ sekolahKeadaan fisikKB/ ket.
LP
1.Tn. K((29 thKKSwastaBaik
2.Ny. M(24 thIstriIRTBaikSuntik
3.An. A(3 thAnakBaik
4.An. L(9 blnAnakBaik
Jumlah keluarga yang tinggal di rumah tersebut 4 orang.
2. Genogram
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Dalam satu keluarga
3. Tipe keluarga inti (Nuclear Family) dimana di rumah tersebut tinggal satu keluarga terdiri dari ayah, ibu, anak.
4. Status gizi Tn. K
Makan : 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk, sayur, kadang buah.
Minum : ( 7 8 gelas /hari, air putih, teh, kadang kopi.
5. Keadaan rumah atau tempat tinggal
a. Luas rumah:12 x 6 72 m2b. Letak:Letak rumah jaur dari sungai
c. Dinding:Terbuat dari tembok
d. Atap:Genteng
e. Lantai:Plester
f. Cahaya:Terang, pencahayaan cukup, cahaya matahari dapat masuk
g. Jalan angin:Cukup, ada ventilasinya
h. Jendela:Ada pada ruang tamu, kamar, tempat TV dan ruang makan
i. Kebersihan:Cukup, penataan barang pada tempatnya
j. Jumlah ruangan:3 kamar, di depan 1, di belakang 2
k. Konstruksi:Permanen (sema terbuat dari tembok.
Denah rumah
6. Air Minum
Asal: Sumber/ sumur yang dialirkan melalui sanyo
Nilai air: Air yang digunakan bersih, tidak berwarna/ berbau
Konsumsi: Air digunakan untuk mansi, cuci, masak dan lain-lain
7. Pembuangan sampah
Sampah dibuang di belakang rumah di dalam lubang, dikumpulkan dulu lalu dibakar.
8. Jamban dan kamar mandi
Jenis jamban: WC leher angsa
Letak jamban: Terletak di bagian belakang rumah
Kebersihan: Cukup
Kamar mandi: Terletak di bagian belakang rumah, kebersihan cukup
9. Pekarangan dan selokan
Pengaturan:Rapi, tanaman yang diletakkan dalam pot diatur sedemikian rupa di teras.
Kebersihan:Halaman bersih.
Air limbah:Pembuangan air kamar mandi langsung dialirkan ke belakang.
Tanaman peneduh:Ada pohon-pohon di samping dan depan rumah.
Peralatan:Ada, seperti sapu lidi dan sebagainya.
10. Kandang ternak
Tn. K memelihara ayam.
11. Status Sosial Ekonomi
Penghasilan bersih Tn. K sebesar ( Rp. 700.000,- keseluruhan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
12. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga melakukan waktu istirahatnya dengan menonton TV, mendengarkan radio, curhat dengan tetangga.
13. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Keluarga Tn. K dengan seorang istri dan dua anak usia 3 tahun dan 9 bulan berarti Tn. K berada pada perkembangan keluarga dengan usia anak balita.
14. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RT
Hubungan dengan tetangga baik, ibu mengikuti organisasi yasinan dan ayah mengikuti tahlil.
15. Struktur Peran Keluarga
Suami sebagai kepala keluarga yang berperan penting dalam mengambil keputusan. Keluarga juga mematuhi nilai dan norma yang ada di masyarakat.
16. Fungsi Keluarga
Suami juga sebagai ayah sebagai tombak pertama pencari nafkah dan ibu membantu dalam keseharian, ibu mengurus pekerjaan rumah dan mengurus anaknya yang balita. Anggota keluarga saling menghargai sesuai perannya masing-masing.
17. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi antar keluarga menggunakan bahasa Jawa.
18. Pola Interaksi Keluarga
a. Penanggung jawab keluarga adalah ayah/ hubungan di keluarga adalah KK (Kepala Keluarga)
b. Pengambil keputusan di keluarga adalah ayah/ hubungan di keluarga adalah KK (Kepala Keluarga)
19. Pola Penggunaan Fasilitas Kesehatan oleh Keluarga
Bila ada anggota keluarga yang sakit berobat ke Puskesmas, Polindes.
20. Stress dan Coping Keluarga
Keluarga menggunakan TV, radio, sesekali berkunjung ke orang tua dan curhat ke tetangga bila menghadapi kejenuhan.
21. Keikutsertaan Keluarga dalam Organisasi Masyarakat
Yasinan dan tahlilan.
22. Penyakit Yang Diderita Keluarga
a. Suami:tampak sehat dan tidak mempunyai keluhan apa-apa. Suami mempunyai kebiasaan merokok.
b. Ibu:tampak sehat dan segar, tidak mempunyai kelainan apa-apa.
c. Anak:tampak sehat dan segar dan tidak pernah dirawat di RS.
23. Teknik Penampisan
MasalahSifat MasalahKemungkinan Masalah dapat diubahPotensi Masalah Untuk DicegahMenonjolnya MasalahSkor TotalUrutan Prioritas
Tn. K1/301/300,62
Ny. M1/301/300,62
An. A1/301/300,63
An. L1/311/32,11
2. Data Khusus
a. PUS/ WUS
1) Di dalam anggota keluarga terdapat pria usia subur/ PUS, jumlahnya 1 yaitu ayah sebagai KK.
2) Di dalam anggota keluarga juga terdapat wanita usia subur/ WUS, jumlahnya 1 yaitu ibu sebagai istri.
b. Keikutsertaan Keluarga Berencana/ KB
KB yang digunakan: KB suntik 3 bulanan, selama ( 1 tahun penggunaan pengetahuan keluarga tentang KB cukup. Ada riwayat gangguan penggunaan KB yaitu kenaikan berat badan.
c. Bayi dan Balita
1) Dalam anggota keluarga terdapat 1 balita
2) Keadaan bayi dalam keluarga
NoNamaUsiaL/PMenetekiPerawatan TalpusStatus Sehat/ SakitAktif Posyandu/ tidak
1 th< 1 th> 1 th
1Lukas Arianto9 blL6 blBaikSehat
Tanggal Pengkajian : 25 02 2008
A. Data Subyektif1) BiodataNama: An. LNama KK: Tn. K
Umur: 9 blnUmur: 29 tahun
Agama: IslamAgama: Islam
Suku/Bangsa: Jawa/IndonesiaSuku/Bangsa: Jawa/Indonesia
Pendidikan: Pendidikan: SD
Pekerjaan: Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan: Penghasilan: 700.000/bln
Alamat: Dsn. MojojejerAlamat: Dsn. Mojojejer
Ds. Mojojejer
Ds. Mojojejer
Mojowarno
Mojowarno
2) Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan pasien sudah mendapatkan imunisasi campak.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu pasien mengatakan, pasien dalam keadaan sehat, tidak sedang menderita sakit panas, pilek atau batuk.
4) Riwayat kesehatan dahulu
Ibu pasien mengatakan pasien pernah sakit panas, pilek dan batuk 1 3 hari dan tidak pernah menderita penyakit kronis seperti hepatitis, paru-paru dan lain-lain.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang pernah sakit paru-paru (TBC, asma), sakit jantung, DM, dan hipertensi.
6) Riwayat Neonatal
a. Prenatal
Ibu pasien memeriksakan kehamilan anak pertama ke bidan sejak diketahui hamil dengan frekuensi periksa trimester datu : 3 kali, trimester dua : 3 kali, trimester tiga : 4 kali, dan ibu mendapat suntikan TT 2 kali, sejak hamil diberi tablet Fe 1 x 1 (90 biji).
b. Natal
Persalinan dilakukan di BPS Ny. S desa Mojojejer secara spontan, persalinan normal pada tanggal 21-05-2007, jam 20.00 WIB.
c. Post Natal
Keadaan umum bayi baik dengan BB : 3000 gram, PB : 45 cm, ibu mengalami masa nifas selama 40 hari dan tidak ada gangguan.7) Riwayat Imunisasi
Jenis ImunisasiPemberian
Hb Uniject23-05-2007
BCG20-06-2007
Hepatitis B21-07-200721-08-200720-09-2005
DPT21-07-200721-08-200720-09-2007
Polio22-07-200720-08-200720-09-200718-02-2007
Campak20-02-2008
8) Pola kebiasaan sehari-hari
Ibu mengatakan pasien langsung bermain di kasur setiap bangun tidur, pasien suka bermain mobil-mobilan yang selalu berada di sebelahnya.
9) Pola nutrisi
Makan:Nasi tim, kadang dicampur dengan sayur sop dan kaldu ayam yang sudah dimasak dan dihaluskan, frekuensi 1 x /hari, 1 porsi kadang tidak habis.
Minum:ASI diberikan setiap kali bayi menangis, mau tidur siang dan malam hari, kadang diberikan susu formula ( 90 cc.
10) Pola aktivitas
Pasien sudah bisa duduk sendiri tanpa sandaran, bisa merangkak untuk meraih benda di dekatnya dan dapat beradaptasi dalam permainan tepuk tangan.
11) Pola istirahat/ tidur
Malam:Jam 19.00 05.00 malam hari bangun sebentar saat BAB atau BAK, atau saat haus kemudian tidur lagi.
Siang :Setiap selesai mandi dan waktu selesai makan, kadang langsung tidur.
12) Pola eliminasi
BAK:( 8 10 x /hari
BAB:( 1 2 x /hari
13) Pola kebersihan dan personal hygiene
Pasien mandi 2 x /hari, dimandikan ibunya pada pagi dan sore hari menggunakan air hangat, keramas 2 hari sekali, ganti pakaian setiap habis mandi atau bila kotor langsung ganti.
B. Data Obyektif
Pemeriksaan
1) Kesadaran : Composmentis
2) Keadaan umum : Baik, bayi bergerak aktif, tidak anemis.
Tanda-tanda Vital :
Tensi:
Nadi: 120 x /menit
Suhu: 365 C
RR: 35 x /menit
BB: 10 kg.
3) Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Kepala:Simetris, rambut tipis, ubun-ubun masih lunak, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada capur succedenum, chepal hematoma, tidak ada oedem.
Muka:Tidak pucat, tidak ikterus.
Mata:Simetris, tidak ada sekret, sklera putih, konjungtiva tidak pucat, reflek cahaya ada.
Telinga:Simetris, tidak ada serumen.
Mulut:Simetris, rooting reflek baik, suckling reflek baik, swallowing baik, bersih, tidak stomatitis, bibir lembab.
Hidung:Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip, pernafasan normal, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Leher:Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis, tidak ada benjolan.
Dada:Bentuk dada simetris, puting dan areola mammae terlihat jelas, tidak ada tarikan intercosta.
Axilla:Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Perut:Tidak ada benjolan, tidak ada tanda-tanda infeksi, perut tidak kembung.
Genetalia:Bersih, tidak ada kelainan jenis kelamin.
Ekst. Atas:Simetris, jari-jari lengkap, tidak oedem.
Ekst. Bawah:Simetris, tidak ada polidaktili, sindaktili, pelvarus dan pervagus, tidak oedem.
Palpasi :
Suatu pemeriksaan seluruh bagian tubuh yang dapat teraba dengan menggunakan tangan yang berbeda untuk mendeteksi jaringan, bentuk, suhu dan pergerakan.
Kepala:Tidak ada benjolan.
Leher:Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Abdomen:Peristaltik usus normal.
Auskultasi :Mendengarkan bunyi yang terbentuk dalam organ tubuh untuk mendeteksi perbedaan dari normal.
Dada:Tidak ada wheezing dan ronchi.
Abdomen:Peristaltik usus normal.
Perkusi :
Mengetuk permukaan tubuh dengan jari untuk menghasilkan getaran yang menjalar melalui jaringan tubuh.
Abdomen:Tidak kembung.
3.2. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH
Diagnosa: An. L umur 9 bulan pasca imunisasi campakDS:
DO: Keadaan umum: baik
Kesadaran: bergerak aktif
TTV :
Suhu: 36,5 CNadi: 120 x/menit
RR: 35 x/menit
BB: 10 kg
3.3. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
3.4. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
3.5. INTERVENSI
Dx / Mx/ kebutuhanPerencanaanRasional
Tujuan/ Kriteria hasilIntervensi
By. L umur 9 bln pasien imunisasi campakSetelah diberi asuhan kebi-danan selama 1 x 15 menit di-harapkan ibu mengerti ten-tang efek sam-ping dari imu-nisasi1. Lakukan komuni-kasi terapeutik pada ibu1. Komunikasi tera-peutik dapat men-jalin kerja sama yang baik dengan ibu
2. Berikan penjelasan pada ibu bahwa se-telah imunisasi ke-mungkinan timbul panas2. Pemberian penjela-san akan membantu mengerti efek sam-ping yang mungkin terjadi dan tidak ce-mas
3. Berikan terapi (obat) untuk panas (Pamol 3 x ) 125 mg3. Terapi (obat) dapat menurunkan panas yang timbul
4. Anjurkan pada ibu untuk meminumkan obat penurun panas4. Pemberian obat se-dini mungkin dapat mengatasi timbulnya panas
5. Anjurkan untuk me-nimbang BB sebu-lan sekali di Posyan-du5. Menimbang BB se-cara rutin akan mengetahui perkem-bangan anak
6. Anjurkan pada ibu untuk memberikan makanan dengan gizi seimbang6. Pemberian nutrisi yang seimbang akan memberikan daya tahan tubuh anak kuat dan tumbuh dengan sempurna
3.6. IMPLEMENTASI
Dx / Mx/ kebutuhanImplementasi
Diagnosa :
Bayi sehat umur 9 bln pasca imunisasi campakTanggal : 25-02-2008
1. Jam : 15.45 WIB
Melakukan pendekatan dengan ibu pasien untuk dapat menciptakan hubungan terapeutik yang baik.
2. Jam : 15.50 WIB
Memberikan penjelasan pada ibu bahwa anaknya mungkin akan panas 1 3 hari akibat dari reaksi vaksin, tetapi tidah berbahaya.
3. Jam : 15.54 WIB
Memberikan obat penurun panas yang sudah dihaluskan (dalam bentuk puyer) 3 x 1 hari dosis tablet (125 mg).
4. Jam : 16.00 WIB
Menganjurkan pada ibu untuk segera meminum-kan obat setelah sampai di rumah sesuai jadwal.
5. Jam : 16.10 WIB
Menganjurkan ibu pasien untuk menimbangkan anaknya sebylan sekali di Posyandu
6. Jam : 16.20 WIB
Menganjurkan pada ibu mengenai menu gizi seimbang (sesuai umur).
3.7. EVALUASI
Tanggal : 26-02-2008Jam : 08.00 WIB
S:
O:S: 365 C
N: 120 x /menit
RR: 35 x /menit
BB: 10 kg
A:Masalah teratasi sebagian
P:Implementasi dilanjutkan, No. 5, 6.
BAB IVPENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada An. L umur 9 bulan dengan cara melakukan pengkajian, didapatkan data subyektif dan data obyektif yang mengarah pada diagnosa, yaitu : bayi umur 9 bulan pasca imunisasi campak.
Antisipasi masalah potensial yang diangkat kasus ini terjadinya penyakit campak. Intervensi disusun sesuai dengan diagnosa yang muncul pada kasus ini. Dan implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang disusun, evaluasi dengan waktu yang telah ditentukan dalam intervensi dengan menggunakan format SOAP.
4.2. SARAN
4.2.1. Bagi Ibu
Diharapkan ibu lebih kooperatif sehingga dalam pemberian pengobatan dapat dilakukan dengan baik.4.2.2. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya meningkatkan mutu pembelajaran, khususnya asuhan kebidanan.
4.2.3. Bagi Lahan Praktek
Hendaknya meningkatkan atau menambah fasilitas kesehatan demi pelayanan yang bermutu tentang asuhan kebidanan.
4.2.4. Bagi Mahasiswa
Hendaknya meningkatkan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi pasca imunisasi campak.
12 m
K. Tidur
K. Tamu
K. Tidur
K. Tidur
K. Mandi
Dapur
Kandang
Tempat TV
Ruang Makan
Teras