Artikel Ilmiah
REDESAIN GEDUNG HOTEL GOLDEN TULIP DI MATARAMDENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEGANG PARSIAL
REDESIGN OF GOLDEN TULIP HOTEL BUILDING IN MATARAMUSING PARTIAL PRESTRESSED CONCRETE BEAMS
oleh:
FARID RIDWAN
F1A 011 044
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2016
ii
iii
1
REDESAIN GEDUNG HOTEL GOLDEN TULIP DI MATARAMDENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEGANG PARSIAL
REDESIGN OF GOLDEN TULIP HOTEL BUILDING IN MATARAMWITH PRESTRESS PARTIAL CONCRETE BEAMS
Farid Ridwan1, Hariyadi2, Suryawan Murtiadi2
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MATARAM
ABSTRAK.
Hotel Golden Tulip Lombok yang berada di kota Mataram, terdiri dari 11 lantai.Awalnya hotel ini didesain dan dibangun menggunakan struktur beton bertulang konvensional.Desain tersebut mengakibatkan, terdapat banyak kolom besar di tengah gedung. Kemudian akandirencanakan kembali dengan struktur balok prategang parsial, sehingga mendapatkan bentangyang lebih panjang dengan menghilangkan kolom di tengah gedung. Tujuan dari redesain adalahdapat membandingkan mana yang lebih efektif antara perencanaan awal dengan hasil redesain.
Perencanaan meliputi beberapa tahap yaitu pemodelan struktur, pembebanan strukturdan analisis struktur. Tahap pemodelan struktur adalah proses memasukkan data-dataperencanaan struktur seperti geometri, material dan elemen struktur. Pada tahap pembebananstruktur, beban-beban yang bekerja yaitu, beban mati, hidup, dan gempa. Analisis strukturmenggunakan program bantu ETABS V.9. Data hasil analisis struktur digunakan sebagai dataperencanaan elemen struktur, sesuai ketentuan SNI 2847-2013 tentang persyaratan beton strukturuntuk bangunan gedung.
Dari gaya dalam yang dihasilkan, maka didesain komponen struktur balok prategangparsial, dengan bentang sepanjang 15,5 m dan dimensi 350 x 800 mm. Menggunakan 19 strandtulangan non-prategang tarik 9 D-22 untuk kondisi tumpuan, dan tulangan non prategang tariksebanyak 5 D-22 untuk kondisi lapangan. Dari perencanaan ulang didapatkan volume balokyang lebih besar dari perencanaan eksisting. Tetapi dengan penggunaan balok prategang parsial,memberikan bentang yang lebih panjang pada gedung akibat penghilangan kolom yang beradaditengah gedung.
Kata kunci: Struktur beton, balok prategang parsial, Hotel Golden Tulip, redesain.
1. PENDAHULUANSebagai bahan studi perencanaan,
akan dilakukan redesign atau merencanakankembali hotel Golden Tulip. Awalnya hotelini didesain menggunakan struktur betonbertulang konvensional dan selanjutnya akandirencanakan kembali dengan struktur balokprategang. Sedangkan pada pelat lantai dankolom akan direncanakan menggunakanbeton bertulang. Selain itu juga akan
direncanakan penggunaan pondasi sesuaidengan besarnya beban yang akan dipikuldan kondisi tanah di lapangan.
Struktur dengan balok prategangmemiliki beberapa kelebihan. Diantaranyaadalah mempunyai bentang layan yang lebihbesar dari beton bertulang konvensional danmempunyai dimensi yang lebih kecil.Perbedaan utama antara beton bertulang danprategang yaitu beton bertulang
1 Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Mataram2 Dosen Teknik Sipil Universitas Mataram
2
mengkombinasikan beton dan baja dengancara menyatukan dan membiarkankeduanya bekerja bersama-sama.
Sedangkan beton prategangmengkombinasikan beton berkuatan tinggidan baja mutu tinggi dengan cara yang“aktif”. Hal ini dicapai dengan cara menarikbaja tersebut dan menahannya ke beton, jadimembuat beton dalam keadaan tertekan.Kombinasi aktif ini menghasilkan prilakuyang lebih baik dari kedua bahan tersebut.
Beton prategang memiliki dua jenismetode desain yaitu prategang penuh (fullprestressing) dan prategang parsial (partialprestressing). Prategang penuh tidakmemperkenakan adanya tegangan tarik.Pada analisa gaya-gaya dalam saatmerencanakan gedung, akan terjadi momennegatif, biasanya terjadi pada daerahtumpuan balok dan sebagainya. Makaprategang parsial lebih baik, digunakandibandingkan dengan prategang penuh.Karena tulangan non-prategang didalamprategang parsial dapat menahan momennegatif yang terjadi.
2. STRUKTUR BETON PRATEGANGa. Prinsip Dasar Balok Prategang
Prinsip dasar beton prategang danbeton bertulang biasa adalah sama, yaitudipasangnya tulangan baja pada daerah-daerah dimana tegangan tarik akan terjadi.Pada konstruksi beton prategang, tulanganbaja mutu tinggi pada dasarnya harus ditarikterlebih dahulu sebelum bekerjanya bebanluar. Penarikan baja ini menyebabkantertekannya beton yang ada di sekitarnya.Sehingga beton menjadi mampu menahanbeban yang lebih tinggi sebelum mengalamikeretakkan.b. Tahap Pembebanan
Tidak seperti beton bertulang, betonprategang mengalami beberapa tahappembebanan. Pada setiap tahap pembebananharus dilakukan pemeriksaan tegangan ataskondisi serat tertekan dan serat tertarik darisetiap penampang. Pada tahap tersebutberlaku tegangan ijin yang berbeda-beda
sesuai kondisi beton dan tendon. Ada duatahap pembebanan pada beton prategang,yaitu transfer dan service.
3. BATASAN PERENCANAANBatasan perencanaan dalam studi kasus iniyaitu:1. Perencanaan struktur gedung hotel
meliputi pelat, balok, kolom dan pondasi.2. Perencanaan tidak meliputi instalasi
mekanikal, elektrikal dan saluran air.3. Tidak meninjau dari segi metode
pelaksanaan, analisa biaya, arsitekturaldan manajemen konstruksi.
4. Analisis gempa menggunakan ResponsSpectrum.
5. Program permodelan strukturmenggunakan program ETABS V.9,sedangkan menggambar hasil desaindengan program AutoCAD 2010.
3. DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR3.1. Permodelan dan Analisa Struktur
dengan ETABS v.93.5.1. Permodelan
Permodelan struktur gedungdilakukan secara 3D dengan menggambarsemua elemen. Permodelan elemen strukturini menggunakan program ETABS v.9 danmenggunakan buku panduan (AplikasiPerencanaan Gedung dengan ETABS).Elemen struktur tersebut antara lain:a. Penggambaran Elemen Balokb. Penggambaran Elemen Kolomc. Penggambaran Elemen Pelatd. Pemodelan Pondasie. Kekakuan Sambungan (joint) Balok
Kolom3.5.2.1. Proses Output Data
Proses output disini yaitu membuattabulasi dari hasil analisis struktur yangdilakukan pada struktur bangunan. Hasiltersebut berupa displacement maksimum,gaya geser dasar maksimum dan gaya dalamdari Response Spektrum. Data hasil analisisstruktur akan digunakan dalam merancangdesain struktur komposit yang aman sesuaistandar yang telah ditetapkan.
3
Sebelum merencanakan elemenstruktur, harus terpenuhi terlebih dahulu hasildari analisis struktur yang akan ditabulasi.Hasil dari analisis yang berupa gaya geserdasar maksimum dari respon dinamikstruktur akibat pembebanan gempa dankinerja batas layan struktur, yang ditinjaudari displacement struktur.
Jika gaya geser dasar strukturgedung ini belum terpenuhi atau belummelebihi 85% gaya geser, maka akandilakukan analisis ulang dengan melakukanpreliminary desain kembali dan denganmemperhatikan faktor skala yang ditentukandalam pasal 7.9.4.1 SNI 03-1726-2012.
Bagan Alir
4. HASIL ANALISIS DANPERENCANAAN
4.1. UmumProses analisis perhitungan struktur
komposit pada hotel Golden Tulip akandigunakan program ETABS v.9 dengan datamasukan dalam perencanaan yang sudahditentukan dan mendapatkan hasil darianalisis. Hasil dari analisis berupa gaya geser
dasar maksimum, displacement maksimumdan dan gaya dalam struktur tersebut.Selanjutnya hasil dari analisis tersebut dapatdigunakan sebagai data dalam redesign atauperencanaan ulang gedung hotel GoldenTulip dengan menggunakan struktur betonkomposit..
4.2. Data Masukan (Input)4.2.1. Material Struktur
Struktur gedung didesainmenggunakan data material dengan mutubahan dan persyaratan yang sesuai denganstandar peraturan yang ada sebagai berikut:
4.2.1.1. BetonKuat beton, (f’c)
Beton Bertulang = 30 MPaBeton Prategang = 40 MPa
Modulus Elastisitas beton, (Ec)Beton Bertulang = 4700 ′ = 25742 MPa
= 25742960 kN/m²Beton Prategang = 4700 ′ = 29725 MPa
= 29725410 kN/m²Angka poison, (v)= 0,2Modulus geser, (G) = Ec/(2 x (1 + v)
Beton Bertulang = 10726233 kN/m²Beton Prategang = 12385587 kN/m²
4.2.1.2. Baja TulanganDiameter ≤ 12 mm menggunakan bajaDiameter ≤ 12 mm menggunakan bajatulangan polos BJTP 24 dengan teganganleleh, fy = 240 MPa.Diameter 10 mm menggunakan baja tulanganulir BJTP 40 dengan tegangan leleh, fy = 400MPa.Diameter ˃ 12 mm menggunakan bajatulangan ulir BJTP 40 dengan tegangan leleh,fy = 400 MPa.4.2.1.3. Baja TendonMenggunakan untaian 7 kawat yang biasadigunakan untuk sistem prategang menurutspesifikasi ASTM A-416, yang mempunyaikekutan batas, fu = 1860 MPa. Dengan data-data sebagai berikut:Diameter nominal = 12,7 mmLuas nominal = 98,71 mm2
Beban putus tendon = 10104 kN
4
4.2.2. Dimensi Komponen StrukturDimensi komponen struktur yang
digunakan dalam perencanaan hotel GoldenTulip sebagai berikut:4.2.2.1. Dimensi Balok dan Kolom
Balok pada perencanaan struktur inidibagi menjadi 2 tipe yaitu:1. Balok beton prategang (BP):BP-1 (800x350) untuk balok induk lantaiBP-2 (700x300) untuk balok induk atapBPA-1 (700x300) untuk balok anak lantai2. Balok beton bertulang (BA) :B6 (450x200), B7 (500x250),BA-1 (600x300), BA-2 (700x300),BI-1 (700x300), BI-1a (600x300)C7 (500x250), C9 (600x250),C11 (700x300), T5 (400x200),T11 (700x350).3. Dimensi kolom pada perencanaan struktur
komposit sebagai berikut:K1 (500x1200) untuk lantai base sampai
lantai 2, K2 (450x900) untuk lantai 3 sampai
lantai 6, K3 (450x800) untuk lantai 7 sampai
lantai 10, K4 (450x600) untuk lantai 11 dan
atap mesin.
4.2.2.1. PelatPelat pada perencanaan struktur ini
dibagi menjadi 2 yaitu, pelat dengan tebal120 mm untuk pelat atap dan 130 mm untuksemua pelat lantai selain atap.4.2.2.2. Pondasi
Pondasi pada perencanaan strukturkomposit ini, menggunakan pondasi pilecap4.2.3. Pembebanan Struktur4.3.3.1 Beban Mati
Total beban mati 1.49 kN/ m2
4.3.3.2 Beban HidupTotal beban hidup 0.73 kN/ m2
4.3.3.3 Beban GempaBeban gempa statik dan bebangempa dinamik.
4.2.4. Perhitungan Analisa Struktur4.2.4.1 Analisis Gaya Dalam
Dari hasil analisa strukturmenggunakan Etabs v.9. didapatkan gaya-
gaya dalam pada struktur berupa momen dangaya geser. Dapat dilihat pada Gambar 1:
Gambar 1. Diagram Momen dan Gaya Geser
4.2.4.1 Desain Balok Prategang Parsial1. Kehilangan prategang
a. Kehilangan prategang akibat perpendekan
elastis
Kehilangan akibat perpendekan elastis
diangap tidak terjadi karena balok dicor
setempat.
b. Kehilangan prategang akibat gesekan
PR = (P0 - Px) / ApsTendon pada selubung logam fleksibel,
dimana :
k = 0,0016
μ = 0,15
dy/dx = (4 x e) / L = 0,065
e = 2,718
α = 0,2
Px = P0 x e -(μα + kx)
Px = 2442 x 2,718-(0,5 x 0,2 + 0,0016 x 15,5)
Px = 2311,10 kN
PR = (P0 - Px) / ApsPR = (2442 - 2311,101) / 1875,01
PR = 0,0687 kN/mm2
c. Kehilangan gaya prategang akibat rangkak
beton
CR = Kcr x (Es / Ec) x (fci - fcd)
Kcr = 1,6 untuk pasca tarik
fci = P0 /A + P0 x e2 / I + MD x e / I
5
fci = + 2442 . +1075,23 . = 0,02194fcd = MT x e / I
fcd =,. = 0,01916
CR = 1,6 x (193000 / 29725) x (0,016354-
0,01916)
CR = 0,02895 kN/mm2
d. Kehilangan gaya prategang akibat susut
beton
SH = ɛcs x Es t = 30 hari
ɛcs = 200 x 10-6 / log10 (30 + 2)
ɛcs = 200 x 10-6 / log10 (t + 2) = 0,000133
SH = 0,000133 x 193000
SH = 0,0256 kN/mm2
e. Kehilangan gaya prategang akibat relaksasi
baja
RE = C (Kre -J (SH +CR +ES))
C = 1
Kre = 0,035 kN/mm2
J = 0,05
RE = 1 (0,035 - 0,05 (0,0256 +0,028959 +0))
RE = 0,0322 kN/mm2
f. Kehilangan gaya prategang akibat
pengagkuran
ANC = Δ(Es / L)ANC = 0,001 x (19300 / 15500)ANC = 0,0124 kN/mm2
Total kehilangan gaya prategang
LP = ES = SH + CR + RE + FR + ANC =
0,1680 kN/mm2
Persentase kehilangan
σ = P0 / Aps = 1,301323 kN/mm2
PLP = (LP / σ) x100 %
PLP = (0,1680 / 1,301) x100 %
= 12,9 % < 20 % OK
Pe = (100 - 12,9) % x Pi = 2126 kN
> Pe = 2092 kN
2. Desain lentur tumpuan balok prategangparsial
Momen nominal kondisi service,Momen lapangan, Mu+ = 610,88 kNmMomen tumpuan, Mu- = 1192,85 kNmPenambahan tulangan non-prategang
As = 9 D-22 = 3421 mm2
As' = 3 D-22 = 1140,39 mm2
Modulus hancur (retak),fr = 0,70x√ fc' = 0,70 x √40 = 4,4272 MPaPenampang dipandang sebagai persegipanjang,Untuk : fc' > 28 MPa, 1 = 0,85 - 0,05 x( fc' - 28) / 7 = 0,764a = A x f + A x f − A ′ x f0,85 x f ′ x b= 1875,01 x 1248,40 + 3421 x 400 − 1140,39 x 4000,85 x 40 x 450a = 288,18 mmc = a / β1 = 288,18/ 0,764 = 377,06
Kontrol Teganganɛ = 0,003 x d – cc= 0,003 x 730 – 377,06377,06 = 0,00297fs = ɛsx Es = 0,00297 x 200000 = 572 MPa
fs > 400 MPa sudah leleh sesuai asumsiɛ = 0,003 x c − dc= 0,003 x , , = 0,00297f 's = ɛ’sx Es = 0,00297 x 200000 = 502 MPa
f’s > 400 MPa sudah leleh sesuai asumsi
Penampang persegi panjang, maka indeks
total penulangan adalahω = A x fb x d x f ′ = 1282,905x 1248,4350 x 650 x 40= 0,0398ω = A x fb x d x f ′ = 3421 x 400350 x 730 x 40 = 0,0130ω′ = A x fb x d x f ′ = 1140,3981 x 400350 x 730 x 40 = 0,0043ω = ω + dd (ω − ω )= 0,0356 + 730650 (0,0169 − 0,0034)= 0,0499
6
ωT < 0,36 x β1
0,0499 < 0,36 x 0,764 = 0,2751 OK
ωT < 0,36 x β1
Mn = Aps x fps (dp - a / 2) + As x fy (d - a / 2) +
A's x fy ( a / 2 - d')
Mn = 480,275 x 1248,40 (650 – 288,18/ 2) +
6082,25x 400 (730 – 288,18/ 2) +
140,3981 x 400 ( 288,18/ 2 - 70)
Mn = 2145,49 kNm
Mn > Mu2145,49 kNm >1192,85 kNm OK
Momen retak
Mcr = fr x Sb + Pe x (e + r2/ cb)
Mcr = 4,4272 x 3,73E+07 +2092 x ( 250 +
53333,33 / 400) = 1105,70 kNm
Mn > 1,2 x Mcr2145,49 > 1,2 x 1014,63 = 1326,8 kNm
OK
Cek penulangan minimum
As minimum = 0,004 A
Dimana A adalah luas bagian penampang di
antara muka tarik dan cgc
A = 180000 mm2
As minimum = 720 mm2
As = 6842,38 mm2
As minimum < As OK3. Desain lentur lapangan balok
prategang parsialPenambahan tulangan non-prategang
As = 5 D-22 = 1900 mm2
As' = 3 D-22 = 1140,39 mm2
Modulus hancur (retak),fr = 0,70 x √ fc' = 0,70 x √40 4,4272 MPaPenampang dipandang sebagai persegipanjang,Untuk : fc' > 28 MPa, 1 = 0,85 - 0,05 x( fc' - 28) / 7 = 0,764 mma = A x f + A x f − A ′ x f0,85 x f ′ x b
= 1875,01 x 1248,40 + 1900 x 400 − 1140,39 x 4000,85 x 40 x 2530a = 34,14 mm
c = a / β1 = 34,14/ 0,764 = 44,67
Kontrol Teganganɛ = 0,003 x d – cc= 0,003 x – ,, = 0,04736fs = ɛs x Es = 0,04736 x 200000
= 9140,74 MPa
fs > 400 MPa sudah leleh sesuai asumsiɛ = 0,003 x c − dc= 0,003 x 44,67 − 7044,67 = 0,00036f 's = ɛsx Es = 0,000036 x 200000
= 68,98 MPa
f’s > 400 MPa belum leleh, maka f 's = f 'yPenampang persegi panjang, maka indeks
total penulangan adalahω = A x fb x d x f ′ = 1282,905x 1248,402530 x 650 x 40= 0,0398ω = A x fb x d x f ′ = 1900x 4002530 x 730 x 40 = 0,0010ω = A x fb x d x f ′ = 1140,3981 x 68,982530 x 730 x 40= 0,0001ω = ω + dd (ω − ω )= 0,0356 + (0,0018 − 0,0001)= 0,0433ωT < 0,36 x β1
0,0433 < 0,36 x 0,764 = 0,2751 OK
ωT < 0,36 x β1Mn = Aps x fps (dp - a / 2) + As x fy (d - a / 2) +
A's x fy ( a / 2 - d')
Mn = 1282,905x 1248,40 (650 – 34,14 / 2) +
1900x 400 (730 – 34,14 / 2) +
1140,3981 x 68,98 (34,14 / 2 - 70)
7
Mn = 2152,91 kNm Mn > Mu2152,91 kNm > 610,88 kNm OK
Momen retak
Mcr = fr x Sb + Pe x (e + r2/ cb)
Mcr = 4,4272 x 3,73E+07 +2092 x ( 250 +
53333,33 / 400) = 1105,70 kNm
Mn > 1,2 x Mcr2152,91 > 1,2 x 1105,70 = 1326,80 kNm
OK
Cek penulangan minimum
As minimum = 0,004 A
Dimana A adalah luas bagian penampang di
antara muka tarik dan cgc,
A = 180000 mm2
As minimum = A x 0,004 = 720 mm2
As = 4181,46 mm2
As minimum < As OK
4. Pengangkuran Balok UjungDiameter lubang pada angkur, db = 100 mmDiameter sengkang yang digunakan,D = 10 mmKuat tekan beton pada keadaan awal (saattransfer), fci' = 30 MPaJumlah gaya tendon, P = 2442 kNTegangan leleh baja untuk tulangan geser,fsy = 320 MPa
Gambar 2 Penampang UjungPada Gambar 2, digambarkan kondisipenampang ujung yang akan didesainLuas permukaan angkur,Ab = 300 x 250 – 19(π / 4 x 162)Ab = 86180 mm2
Luas tumpuan dari angkurA’b = 450 x 470 = 211500 mm2
Menurut SNI 2013, faktor beban untukpengangkuran adalah 1,2 sedangkan faktorreduksi kekuatan φ = 0,85 Tegangantumpuan ijin pencar,σb = 1,2 P / Ab = 1,2 x 2442 / 86180σb = 34,00 MPakekutan desain terhadap tegangan tumpuandianaikan 50% menjadifb = φ x 0,86 x fci' x (√Ab / A'b ) x 1,5fb = 0,85 x 0,86 x 30 x (√86180 / 211500) x
1,5 = 50,93 MPaσb ≤ fb OK
a. Bursting vertikalMomen pencarMb = (H - h) = 2442 / 8 (800 – 300)Mb = 152,63 kNmGaya pencarTb = Mb / (H / 2) = 152,63 / (800 x 10-3 / 2)Tb = 381,65 kNMenurut SNI 2002
Tb = 0,35 Psu 1 − = 0,35 x 2442 x1 − = 534,18 kNLuas tulangan totalAs = Tb / fys = 534,18 / 320As = 1669,22 mm2
Sengkang diletakan di daerah antara 160 -800 mm:Digunakan sengkang berpenampang:4 D 10Luas tulangan geser sengkang,Av = ns x π / 4 x D2
Av = 4 x π / 4 x 102 = 314,16 mm2
Jumlah sengkang sebanyakn= As / Av = 1669,33 / 314,16 = 5,31 buahn = 6 buahA = 1844,95 mm2
b. Bursting horizontalMomen pencarMb = (B - h)Mb = 2442 / 8 (450 - 300) = 60 kNmGaya pencarTb = Mb / (B / 2) = 60 / (450 x 10-3 / 2)Tb = 266,67 kNmenurut SNI 2002
8
Tb = 0,35 Psu 1 − = 0,35 x 3015,7 x1 − = 244,20 kNLuas tulangan totalAs = Tb / fys = 266,67 / 320 = 272,54 mm2
Sengkang diletakan di daerah antara 0,2 B -B: 90 mm – 450 mmDigunakan sengkang berpenampang:4 D 10Karena luas sengkang vertikal melebihisekang horizontal maka tidak perlu sengkangtambahan.5. Penulangan GeserKuat tekan beton,fc' = 40 MPaKuat tarik strand fpu = 1860 MPaTegangan leleh baja (polos) untuk tulangangeser, fy = 240 MPaGaya geser rencana akibat beban terfaktor,Vu = 549 kNDiameter sengkang (polos) yang digunakan,P = 12 mmDiperkirakan jarak pusat tulangan lentur kesisi beton, d' = 70 mmDiperkirakan jarak pusat tulangan prategangke sisi beton, dp = 650 mmMomen rencana akibat beban terfaktor,Mu = 1471,516 kNmTinggi efektif balok,d = h - d' = 800 – 70 = 730 mmGaya geser ultimit rencana, Vu = 433 kNFaktor reduksi kekuatan geser, = 0,60Kuat geser beton,Vc = (0,05x√ fc') +4,8(Vu xdp / Mu) x bw x dVc = (0,05 x √ 40) + 4,8 (549 x 650 /
1471,516) x 450 x 7300 = 301,587 kNTahanan geser beton,Vu / = 549 / 0,6 = 721,67 kN
Karena Vn > Vc maka perlu tulangan geserTahanan geser sengkang,Vs = Vn - Vc = 721,67 – 301,587Vs = 420,079 kNKuat geser sengkang,Vs = 420,079 kNDigunakan sengkang berpenampang :4 P 12Luas tulangan geser sengkang,Av = ns x π / 4 x P2 = 452,39 mm2
Jarak sengkang yang diperlukan :
s = Av x fy x d / ( Vs x 103 ) = 188,68 mmJarak sengkang maksimum,smax = 0,75 h= 600,00 mmJarak sengkang maksimum,smax = 600,00 mmJarak sengkang yang harus digunakan,s = 188,68 mmDiambil jarak sengkang :s = 175 mmDigunakan sengkang,
4 P 12 - 1756. Kontrol Lendutan
qD balok = 8,64 kN/mqD tembok = 10 kN/mqD lantai = 8.395 kN/mqDTOTAL = 27,35 kN/mqL = 4,56 kN/m
Lendutan saat transferδDL = 5 q L4 / 384 E I= . , = 34,46 mmδ↑ =( P ec L2 / 8 E I) + (P (ec - ee) L2 / 24 E I)= 2442000 250 155008 29725 1,92 10+ 2442000 (250 + 250) 1550024 29725 1,92 10= 73,73 mm ↑ (ke atas)δtotal = -39,27 mm ↑ (ke atas)
Lendutan saat serviceδDL = 5 q L4 / 384 E I= . , = 34,46 mmδLL = 5 q L4 / 384 E I= , , =7,72 mmδ↑ = ( P ec L2 / 8 E I) + (P (ec - ee) L2 / 24 E I)= 3015655 250 155008 29725 1,92 10+ 3015655 (250 + 250) 1550024 29725 1,92 10δ↑ = 66,12 mm ↑ (ke atas)δtotal = -26,97 mm ↑ (ke atas)lendutan ijin
δizin= L / 480 = 15500 / 480 = 32,29 mmJadi lendutan yang terjadi di bawah lendutanijin δtotal < δizin OK
Selain dari komponen balokprategang parsial, perencanaan dari semuakomponen struktur komponen non-prategang
9
meliputi desain lentur dan geser baik balokmaupun kolom.d. Pondasi
Hasil uji boring menunjukan bahwakedalaman 0 m – 6 m adalah tanah lunakdengan nilai Nspt = 5 -25 . Tanah kerasdengan N > 50 mulai kedalaman 20,5m.
Digunakan bore pile diameter 50 cmdengan kedalaman 20,5 m, dengan jumlahtiang perkelompok tiang 16 tiang.
5. KESIMPULANSesuai dengan hasil analisis yang
dilakukan pada gedung denganmenggunakan program Etabs V. 9, makadalam modifikasi perencanaan gedungHotel Golden Tulip Lombok denganmenggunakan balok prategang parsial inimaka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:1. Setelah dianalisis struktur menggunakan
balok prategang parsial dengan sistimpasca tarik pada bentang 15,5 meterukuran balok 350/800 dapat diterapkan.
2. Dari perencanaan sesuai aturan SNIyang berlaku, didapatkan dimensikomponen-komponen strukur gedung,yaitu:
a. Dimensi Pelat lantai dengan ketebalan130 mm = 13 cm.
b. Balok pada perencanaan struktur inidibagi menjadi 2 tipe yaitu:Balok beton prategang (BP):BP-1 (800x450) untuk balok induklantaiBP-2 (700x300) untuk balok induk atapBPA-1 (700x300) untuk balok anaklantaiBalok beton bertulang (BA) :B6 (450x200), B7 (500x250)BA-1 (600x300), BA-2 (700x300),BI-1 (700x300), BI-1a (600x300),C7 (500x250), C9 (600x250),C11 (700x300), T5 (400x200),T11 (700x350)/
c. Dimensi kolom digunakan:K1 (500x1200) untuk lantai base sampailantai 2.K2 (450x900) untuk lantai 3 sampailantai 6.
K3 (450x800) untuk lantai 7 sampailantai 10.K4 (450x600) untuk lantai 11dan atapmesin.
d. Tebal shear wall untuk lift sebesar 200mm = 20 cm.
e. Fondasi menggunakan Pile Cap denganbor pile diameter 0,5 m dan pondasitelapak 5,25 x 5,25 m dengan tanahkeras maksimum pada kedalaman 20,5m.
3. Dari perencanaan menggunakanbalok prategang parsial didapatkan volumebalok yang lebih besar dari perencanaaneksisting. Tetapi dengan penggunaan balokprategang parsial, memberikan bentang yanglebih panjang pada gedung akibatpenghilangan kolom yang berada ditengahgedung.
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, A., 2010, Balok Dan Pelat BetonBertulang, Graham Ilmu,Yogyakarta.
Budiadi, A., 2012, Desain Praktis BetonPrategang, Andi Offset, Jakarta.
Hardipratomo, W., 1994, Struktur BetonPrategang, Nova, Bandung.
Hardiyatmo, H.C., 2011, Analisa DanPerencanaan Pondasi II, GadjahMada University Press,Yogyakarta.
Lin, T.Y., dan Burns, N.H., 1996, DesainStruktur Beton Prategang EdisiKetiga, Elangga, Jakarta.
Nawy, E. G., 2000, Beton Prategang SuatuPendekatan Mendasar EdisiKetiga, Erlangga, Jakarta.
Nawy, E. G., 1998, Beton Bertulang-SuatuPendekatan Dasar, Refika,Bandung.
PPMB-ITB, 2011, Desain Spektra Indonesia,tersedia di www.puskim.pu.go.id/aplikasi_spektra_indonesia_2011, diakses 01 Desember 2015.
10
Sardjono HS, 1991, Pondasi Tiang Pancang,Sinar Wijaya, Surabaya.
Sudarmoko, 1994, Kolom Beton Bertulang,Biro Penerbit, Yogyakarta.
SNI 1726-2012, 2012, tentang Tata CaraPerencanaan Ketahanan GempaUntuk Bangunan Gedung danNon Gedung, BadanStandardisasi Nasional, Jakarta.
SNI 1727-2013, 2013, tentang bebanminimum untuk perencanaangedung dan struktur lain, BadanStandardisasi Nasional, Jakarta.
SNI 2847-2013, 2013, tentang PersyaratanBeton Struktur Untuk BangunanGedung, Badan StandardisasiNasional, Jakarta.
Wang C.K., dan Salmon, C.G., 1993, DesainBeton Bertulang Edis Empat,Elangga, Jakarta.
Top Related