Download - Artikel Dan Jurnal

Transcript

Volume 1 No

PAGE 29

Volume 1 No. 3

ISSN:1979-6161Desember 2008ADI CENDIKIA

Jurnal Pendidik dan Tenaga KependidikanOptimalisasi Hasil Belajar Praktik Seni Tari Kiprah Dewa Kumara melalui Penerapan Praktik Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Kelas IXF SMP Negeri 7 Surakarta Tahun 2007/2008

RA. Retno Lesnarning.Penerapan Metode PAKEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VI SD Negeri Ngembat Padas 1 Gemolong Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2007/2008.

Sholihin

Cooperatif Learning Untuk Mewujudkan Pendekatan CTL Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 10 Tegal

Sugiharini

Upaya Peningkatan Ketrampilan Mengarang Melalui Pembiasaan Menulis Menggunakan Ejaan Yang Benar Pada Siswa Kelas V SD Brangkal 2 Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen

Umie DanarsihMelalui Metode Penugasan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah KAA Bagi Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Kalijambe Tahun 2006/2007SarwiyatiUpaya Menangani Kesulitan Matematika Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pemecahan Masalah Jenis Terbuka Siswa Kelas V SD Negeri Gedongan Kabupaten Sragen Tahun 2006/2007

SuwarnoPenggunaan Alat Peraga Kongkrit Dalam Rangka Meningkatkan Prestasi Belajar IPS bagi Siswa Kelas VI SD Negeri Jatibatur I Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2007/2008. SupyaniUpaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Operasional Hitung Bilangan Cacah Melalui Pemanfaatan Alat Peraga Bagi Siswa Kelas VI SD Negeri Kaloran 2 Kabupaten Sragen

S a p t o n oOptimalisasi Peningkatan Keterampilan Menarikan Rantaya Putri I (Gerak Dasar ) Melalui Media Audio Visual Bagi Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Surakarta Tahun 2006 - 2007

Priyati Umiyatun

Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Dan Individual Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Konstruksi Baja siswa Tingkat III Teknik Konstruksi Bangunan SMK Negeri 2 Klaten

SarjonoPendekatan Konstruktivistik Dalam Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Volum Dan Luas Sisi BRSL bagi Siswa kelas XII F SMP Negeri 13 Purworejo

Teguh WidodoPenerapan Model Pembelajaran Tipe TAI Dengan Tehnik Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika temtamg Lingkaran Bagi Siswa Kelas VIIIA SMP N 2 Bulu Nur AminotoVolume 1 No. 3

ISSN:1979-6161 Desember 2008

ADI CENDIKIA

Jurnal Pendidik dan Tenaga KependidikanPenasihat

Ketua Yayasan BIMA Surakarta

Pemimpin Redaksi

Dr. Mulyadi HP, M.Pd.

Sekretaris

Mariana Ari Wijayanti, S.Pd., S.Farm., Apt.

Rahma Ari Widyaswati

Penyunting Ahli

Dr. H.M. Purnomo, M.Pd.

Suparjan, S.Pd., MM.

Dra. Ari Winarsih

Pratiwi Ari Hendrawati,S.Kep.Dr. W. Sutopo, S.T, M.Si.

Layout

Indrawan Ari Purnomo

Suwanto, S.P.

Alamat Redaksi: Jln. Singosari Utara IV No.9 Nusukan RT.01. RW.01. Solo. Pos. 57135.

Tilp. (0271) 7018082/ 730094. HP. 081328050767. E-mail: [email protected]. DAFTAR ISI

Sambutan Ketua Umum Asosiasi Widyaiswara Indonesia............................................ 4

Sambutan Ketua yayasan Bina Insan Mandiri Surakarta ................................................ 5

Judul Jurnal:

1. Optimalisasi Hasil Belajar Praktik Seni Tari Kiprah Dewa Kumara melalui Penerapan Praktik Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Kelas IXF SMP Negeri 7 Surakarta ...............2. Penerapan Metode PAKEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VI SD Negeri Ngembat Padas 1 Gemolong ................................

3. Cooperatif Learning Untuk Mewujudkan Pendekatan CTL Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 10 Tegal..........................4. Upaya Peningkatan Ketrampilan Mengarang Melalui Pembiasaan Menulis Menggunakan Ejaan Yang Benar Pada Siswa Kelas V SD Brangkal 2.....................

5. Melalui Metode Penugasan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah KAA Bagi Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Kalijambe ........................................................6. Upaya Menangani Kesulitan Matematika Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pemecahan Masalah Jenis Terbuka Siswa Kelas V SD Negeri Gedongan ..................7. Penggunaan Alat Peraga Kongkrit Dalam Rangka Meningkatkan Prestasi Belajar IPS bagi Siswa Kelas VI SD Negeri Jatibatur I Gemolong

8. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Operasional Hitung Bilangan Cacah Melalui Pemanfaatan Alat Peraga Bagi Siswa Kelas VI SD Negeri Kaloran 2 ..........9. Optimalisasi Peningkatan Keterampilan Menarikan Rantaya Putri I Melalui Media Audio Visual Bagi Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Surakarta ...........................................10. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Dan Individual Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Konstruksi Baja siswa SMK Negeri 2 Klaten ........................................ 11. Pendekatan Konstruktivistik Dalam Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika bagi Siswa kelas XII F SMP Negeri 13 Purworejo.......................................12. Penerapan Model Pembelajaran Tipe Tai Dengan Tehnik Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Bagi Siswa Kelas VIIIA SMP N 2 Bulu............ Formulir Berlangganan Jurnal Adi Cendikia............................................................. Kriteria Pemuatan Artikel pada Jurnal ...................................................................... SAMBUTAN

KETUA UMUM ASOSIASI WIDYAISWARA INDONESIA

( ASWINDO )Assalamualaikum Wr Wb.

Saya sambut dengan senang hati dan gembira atas terbitnya Jurnal Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan nama Jurnal : ADI CENDIKIA yang diterbitkan oleh yayasan Bina Insan Mandiri (BIMA) Surakarta. Jurnal tersebut sebagai perwujudan nyata sumbangan masyarakat yang peduli terhadap dunia pendidikan, khususnya peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan.

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat pada saat ini, masyarakat tidak hanya sebagai obyek tetapi perlu juga sebagai subyek. Penyampaian pesan informasi tentang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan monopoli pendidik saja melainkan milik kita bersama. Melalui Jurnal ADI CENDIKIA diharapkan memberikan kontribusi yang berharga dalam perkembangan IPTEK dan untuk kemajuan bangsa kita.

Harapan yang pertama kali saya ucapkan adalah permohonan kepada Allah SWT, semoga kita selalu mendapatkan lindungan-Nya, Jurnal ADI CENDIKIA semoga selalu sukses dalam menjalankan misinya untuk kemajuan pendidikan pada khususnya. Akhirnya selamat kepada pemimpin redaksi dan staf lainnya atas terbitnya jurnal ini.

Wassalamualaikum Wr Wb.

Asosiasi Widyaiswara Indonesia (ASWINDO)

Ketua Umum

DR. H. Mulyadi HP, M.Pd

SAMBUTAN

KETUA YAYASAN BINA INSAN MANDIRI SURAKARTAAssalaumaikum Wr Wb.

Yayasan Bina Insan Mandiri (BIMA), sebagai organisasi yang berjuang pada kegiatan sosial dan pendidikan sewajarnya apabila salah satu usahanya adalah memberikan kontribusi kepada dunia pendidikan melalui penerbitan jurnal pendidik dan tenaga kependidikan.

Jurnal ini diterbitkan dengan melihat kenyataan di lapangan bahwa banyak pendidik dan tenaga kependidikan (khususnya guru dan pengawas sekolah) yang mengalami kesulitan dalam memperoleh angka kredit unsur pengembangan profesi guna kenaikan pangkat dari golongan IV-a ke golongan IV-b. Dengan terbitnya Jurnal ADI CENDIKIA ini membuka peluang yang lebih lebar dalam memperoleh angka kredit unsur pengembangan profesi.

Jurnal ADI CENDIKIA yang diterbitkan setahun empat kali yaitu bulan maret, Juni, September, dan desember menerima artikel dari para pendidik dan tenaga kependidikan untuk diterbitkan pada setiap penerbitan. Segala kekurangan mohon dimaafkan, terima kasih atas bantuannya. Semoga Jurnal ini dapat meningkatkan wawasan para pendidik dan tenaga kependidikan, semoga sukses.

Wassalaualaikum Wr Wb.

Yayasan Bina Insan Mandiri Surakarta

Ketua

Dr. H. M. Purnomo, M.Pd.Optimalisasi Hasil Belajar Praktik Seni Tari Kiprah Dewa Kumara melalui Penerapan Praktik Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Kelas IXF SMP Negeri 7 Surakarta pada Semester gasal tahun 2007/2008

Oleh : RA. Retno Lesnarning

(Guru Kesenian daerah di SMP negeri 7 Surakarta)

----------------------------------------------------------------------

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar praktik seni tari kiprah dewa kumara bagi siswa kelas IX F SMP Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2007 / 2008 melalui penerapan praktik bimbingan kelompok.

Waktu penelitian dilaksanakan pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2007/2008 dengan mengambil tempat di SMP Negeri 7 Surakarta. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX F SMP Negeri 7 Surakarta, jumlah siswa sebanyak 4o siswa.Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Tindakan sebanyak dua kali dalam dua siklus. Tindakan pada siklus pertama menerapkan bimbingan kelompok pada kelompok besar, sedangkan tindakan pada siklus kedua adalah menerapkan bimbingan pada kelompok kecil. Tahapan tiap siklus terdiri dari : 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) pengamatan tindakan, 4) refleksi tindakan. Pengumpulan data menggunakan teknik tes dan pengamatan. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui peenrapan bimbingan kelompok dapat meningkatkan hasil belajar praktik tari Kiprah Dewa Kumara. Bagi siswa kelas IX F SMP Negeri 7 Surakarta pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2007 / 2008.

Kata Kunci: Seni Tari. Tari Kiprah Dewa Kumara. Bimbingan kelompok.

PENDAHULUANLatar Belakang MasalahMata pelajaran pada jenjang sekolah menengah pertama sangatlah beragam, diantaranya adalah Seni Tari yang merupakan bagian dari mata pelajaran Kesenian Daerah dan termasuk kelompok muatan lokal. Apabila diteliti banyak dijumpai permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar dan mengajar yang berakibat hasil belajar tidak optimal atau nilai pada mata pelajaran Seni Tari rendah. Hal ini dikarenakan Seni Tari merupakan mata pelajaran yang menggunakan keterampilan atau praktik dimana dalam praktik seni tari dibutuhkan penguasaan teknik-teknik gerak sehingga gerak terlihat luwes, lentur dan tidak kaku, serta penguasaan irama atau tempo iringan yang harus selaras dengan gerak tarinya.

Pada kegiatan belajar dan mengajar guru menyampaikan materi pelajaran yang berupa gerak gerak tari secara klasikal bersama-sama satu kelas, kemudian siswa mempelajari sendiri dan guru tidak menerapkan bimbingan secara kelompok pada materi-materi gerak yang sudah disampaikan, maka siswa kurang bisa menguasai materi-materi gerak yang sudah diajarkan oleh guru sehingga menyebabkan tidak optimalnya hasil belajar mereka yang ditandai dengan nilainya rendah.

Dengan melihat kenyataan di atas, peneliti mengharapkan adanya optimalisasi hasil belajar praktik seni tari, pada para siswa dimana praktik seni tari dituntut keindahan, keluwesan gerak serta ketepatan irama dengan iringannya, dan unsur-unsur tersebut tidak langsung mampu dikuasai oleh siswa, akan tetapi harus melalui proses pengulangan gerakan-gerakan dan teknik-teknik gerak yang harus disesuaikan dengan gending iringannya, hal tersebut tidak akan tercapai tanpa bimbingan dari guru.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka diharapkan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar memberikan bantuan yang berupa bimbingan kelompok pada siswa, dengan bimbingan kelompok siswa akan lebih dekat berinteraksi dengan guru dan dengan teman sekelompoknya serta dapat saling berlatih ataupun mengulang gerakan-gerakan tari yang belum mampu dikuasai oleh para siswa.

Rumusan Masalah

Apakah melalui penerapan praktik bimbingan kelompok dapat mengoptimalkan hasil belajar praktik seni tari pada tari Kiprah Dewa Kumara bagi siswa Kelas IX F SMP Negeri 7 Surakarta pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2007 / 2008?.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar praktik seni tari Kiprah Dewa Kumara bagi siswa kelas IX F SMP Negeri 7 Surakarta pada semester gasal tahun pelajaran 2007/2008 melalui pembelajaran dengan menerapkan bimbingan kelompok.

KAJIAN TEORIHakikat belajar

Menurut Arista (2003: 4) mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya. Dengan demikian hasil dari kegiatan adalah berupa perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Hal demikian juga sesuai dengan teori behavioris dalam Yulaelawati (2004: 107) menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila terdapat perubahan tingkah laku pada peserta didik. Akhirnya dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sesuatu proses atau kegiatan yang disengaja yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan sebagai hasil latihan dan pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan dan perubahan itu bersifat menetap.

Pengertian Hasil Belajar

Hasil merupakan prestasi yang diperoleh seseorang setelah melakukan usaha. Hal in sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, bahwa hasil : suatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh usaha (2005: 391). Hasil belajar biasanya berbentuk penilaian (nilai) yang disampaikan kepada siswa untuk memotifasi siswa dan dapat dilihat pada proses maupun hasil (produk). Hal ini sesuai pendapat dari Widodo Supriyono (1999: 16) bahwa hasil belajar ialah prestasi belajar yang telah dicapai dan dapat diwujudkan baik dalam angka-angka maupun katakata dalam dunia pendidikan atau suatu cara untuk memberikan evaluasi hasil belajar pada anak didik dengan memberikan nilai angka atau kategori.

Pengertian Seni

Menurut Wisnu Wardhana Kesenian adalah buah budi manusia dalam menyatakan nilai-nilai keindahan dan keluhuran lewat berbagai media. (1990: 6) Adapun seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia (1990: 8). Sedangkan Mettler (1960) yang dikutip oleh Jacqueline Smith terjemahan Benn Suharto menyatakan bahwa seni adalah pembentukan beberapa materi untuk memberikan pengalaman estetis. Selanjutnya menurut Reid (1969) seni menitikberatkan estetika tetapi estetika itu lebih luas dari seni (1985: 5).

Hakikat Seni Tari

Tari ada sejak manusia itu ada karena tari merupakan ungkapan perasaan manusia. Seperti ungkapan sedih, senang, marah dan sebagainya dimana ungkapan-ungkapan perasaan ini diwujudkan dalam gerak anggota tubuh seperti pendapat dari Soedharsono (1972) dalam bukunya Jawa Dan Bali Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Tradisional Di Indonesia menyatakan bahwa : Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah . Sementara itu Wisnoe Wardhana berpendapat bahwa Seni tari adalah ungkapan nilai-nilai keindahan dan keluhuran lewat gerak dan sikap (1990: 8)

Adapun unsur-unsur seni tari adalah : (1) Wiraga adalah gerak wiraga tari yang harus disesuaikan dengan perwatakan karakter tari yang disajikan.(2) Wirama adalah kesesuaian gerak wiraga tari dengan iringan yang digunakan. (3) Wirasa adalah penghayatan karakter tari yang menimbulkan rasa yang harus selalu diperhatikan.

Hasil Belajar Praktik Seni Tari Kiprah Dewa Kumara

Pada umumnya hasil belajar meliputi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek ini tidak dapat dipisahkan secara eksplisit. Pada praktik seni tari lebih menekankan psikomotorik. Tari Kiprah Dewa Kumara merupakan tari tradisi gaya Surakarta dengan karakter putra lanyap menggambarkan seorang ksatria, maka tari tersebut bisa ditarikan oleh siswa putra maupun siswa putri bisa bersamaan dalam satu kelas dan mereka dapat saling berinteraksi antara satu dengan yang lain sehingga dimungkinkan akan dapat memotivasi mereka untuk dapat berhasil dalam proses belajar.Pengertian Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok sebagai salah satu teknik bimbingan dan konseling dalam situasi kelompok. Sebagaimana dikemukakan oleh Soekirman dan Soetarno: Bimbingan kelompok adalah usaha penyuluh pendidikan atau guru untuk membantu anak atau siswa yang berlangsung dalam situasi kelompok (1985: 56). Sedangkan menurut Prayitno yang dikutip oleh Endang Purwaningtyas pada Penataran Guru Pembimbing SLTP Propinsi Jawa Tengah, bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok, artinya semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi memberi saran yang dibicarakan itu semua bermanfaat untuk diri peserta sendiri dan peserta yang lain (2003: 2).

Tujuan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok mempunyai peranan berbeda dan lebih kuat daripada bimbingan individual, dalam bimbingan kelompok siswa tidak hanya berinteraksi dengan pembimbing tetapi juga berinteraksi dengan sesama siswa yang lain. Interaksi dengan sesama teman dalam kelompoknya ini dapat mendekatkan hubungan antara mereka, dengan demikian dapat menambah keberanian, menimbulkan rasa bersatu dan lain-lain. Selanjutnya Traxler yang dikutip oleh Soekirman dan Sutarno mengemukakan tujuan bimbingan kelompok sebagai berikut: (1) Untuk membantu memberikan orientasi kepada kelompok dalam memasuki atau menghadapi situasi baru, lingkungan baru atau pengalaman baru, (2) Untuk menyediakan pengalaman belajar atau learning experience yang agak berlainan dengan pengalaman belajar yang diberikan dalam kegiatan kurikulum, (3) Untuk meletakkan dasar-dasar bagi penyuluhan individual, (4) Untuk membantu memberikan adjustment dan terapi (1986: 62)

Hipotesis Tindakan

Melalui penerapan bimbingan kelompok dapat mengoptimalkan hasil belajar praktik seni tari pada tari Kiprah Dewa Kumara Bagi Siswa Kelas IXF SMP Negeri 7 Surakarta pada semester gasal tahun 2007/2008.METODOLOGI PENELITIAN

Setting dan subyek penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester gasal tahun pelajaran 2007 / 2008, Adapun tempat penelitian di SMP Negeri 7 Surakarta. Data diperoleh dari hasil test . Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX F SMP Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2007 / 2008.

Teknik dan alat pengumpulan data.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik test unjuk kerja, karena sesuai dengan variabel yang diteliti yang berbentuk praktik atau peragaan, bukan berupa teori. Sedangkan alat pengumpulan data menggunakan check list tes unjuk kerja atau tes praktik.Validasi dan Analisis Data

Karena pada penelitian ini sumber data berupa nilai dan bersifat kwantitatif maka analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data deskriptif komparatif atau uraian perbandingan yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal,nilai tes setelah siklus pertama,dan nilai tes siklus kedua.Analisis deskriptif dilanjutkan dengan reflektif untuk merefleksi apa yang diperoleh melalui uraian perbandingan.Prosedur Tindakan.

Langkah awal penelitian ini tidak menggunakan metode eksperimen, tetapi peelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Adapun ciri-ciri penelitian ini peneliti mengunakan dua siklus, siklus pertama adalah penerapan bimbingan dilakukan pada kelompok besar yaitu satu kelas dibagi menjadi 4 kelompok maka satu kelompok terdiri dari 10 siswa. Pada siklus kedua bimbingan kelompok diterapkan pada kelompok kecil yaitu satu kelas dibagi menjadi 8 kelompok masing-masing terdiri 5 siswa.Tahapan setiap siklus terdiri dari : 1) perencanaan tindakan( planning); 2) pelaksanaan tindakan (acting); 3) pengamatan tindakan (observing) dan 4) merefleksi tindakan (reflecting).

HASIL TINDAKANHasil Tindakan

Kondisi awalSiklus 1Siklus 2

Nilai rata-rata 59Nilai rata-rata 68,62

Apabila dibandingkan dengan kondisi awal terdapat peningkatan 16,30%.Nilai rata-rata 74,60

Apabila dibandingkan dengan nilai rata-rata siklus satu terdapat peningkatan 8,71%.

Dari hasil penelitian, telah terbukti bahwa ada peningkatan yang sangat berarti dari hasil belajar praktik seni tari para siswa dengan menerapkan bimbingan kelompok.

Dapat diperkirakan bahwa jika para siswa diberi bimbingan kelompok maka kesulitan-kesulitan dalam proses pembelajaran akan teratasi, sehingga siswa termotivasi untuk selalu aktif belajar seni tari dan menghasilkan bentuk-bentuk gerak yang luwes dan lentur menyatu serta sesuai atau pas dengan irama gendhingnya. Dengan semakin aktifnya siswa dalam kelompok maka siswa terpacu untuk mengimbangi hasil belajar siswa yang lain dalam kelompok itu, juga siswa terpacu untuk selalu tidak ketinggalan dengan teman sekelompoknya.

PENUTUPSimpulan

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dan pembahasan serta diperluas degan landasan teori yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa Dengan menerapkan bimbingan kelompok dapat meningkatkan hasil belajar praktik seni tari pada tari Kiprah Dewa Kumara,dan didukung oleh data yang diperoleh dari kondisi awal rata rata nilainya 59, sedangkan kondisi akhir meningkat dengan nilai rata rata 74,60, sehingga terjadi peningkatan sebesar 26,44%.Saran

Saran: (1) Bagi lembaga kependidikan khususnya pada jenjang SMP dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai masukan untuk memotivasi para siswa agar dapat meningkatkan potensinya secara maksimal. (2) Kepada para guru seni tari, pemberian bimbingan kelompok dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan hasil belajar praktik seni tari. (3)Bagi para siswa baik yang mengalami kesulitan belajar maupun tidak, disarankan untuk lebih aktif dalam bimbingan belajar, karena melalui bimbingan kelompok telah terbukti sebagai salah satu teknik untuk meningkatkan hasil belajar khususnya mata pelajaran praktik seni tari. DAFTAR PUSTAKABimo Walgito. 1989. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset.

Chodidjah Husin A. 1989. Masalah dan Kesulitan Belajar. FKIP Universitas Sebelas Maret.

Endang Purnaning T. 2003. Bimbingan Kelompok. Lembaga Pengkajian Mutu Pendidikan Jawa Tengah.

Gendhon Humardhani. 1951. Pemikiran dan Kritiknya. Surakarta: STSI Press.

Jaqueline Smith. 1985. Komposisi Tari : Sebuah Pertunjuk Praktis Bagi Guru. Terjemahan Ben Suharto Ikalasti. Yogyakarta.

Koestoer Partowisastro. 2003. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah. Jakarta: Erlangga.

Suharsimi Arikunto. 1983. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Bina Aksara.

Sutrisno Hadi. Metodologi Research. Jilid III. Yogyakarta : Yayasan Peneribitan Fakultas Psikologi UGM.

Tulus Hidayat. 1986. Masalah Belajar dan Bimbingan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Penerapan Metode PAKEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Kelas VI SD Negeri Ngembat Padas 1 Gemolong Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2007/2008.

Oleh. Sholihin

(Guru SD Negeri Ngembat Padas 1 Gemolong Kabupaten Sragen)

---------------------------------------------------------------------------------- ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah guru pendidikan kewarganegaraan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas VI SD Negeri Ngembat Padas 1 Kec. Gemolong Kabupaten Sragen melalui metode pembelajaran PAKEM dengan penelitian. Pengembangan pembelajaran aktif dengan ini juga bertujuan untuk mendapatkan metode pembelajaran matematika yang efektif dan efisien.

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun 2007/2008, dengan mengambil tempat di Sekolah dimana peneliti mengajar yaitu di kelas VI SD Negeri Ngembat Padas 1 Kec. Gemolong Kabupaten Sragen.

Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas, sebanyak dua tindakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan, melakukan pengamatan dan merefleksi hasil tindakan. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes dan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yang dilanjutkan dengan refleksi.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pembelajaran dengan pendekatan PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bagi siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Ngembat Padas 1 kecamatan Gemolong Kabupaten sragen tahun pelajaran 2007/2008.

Kata Kunci: Pembelajaran. PAKEM. Hasil belajar PKn.

PENDAHULUAN

Latar belakang masalah

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilaksanakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah, sebagai upaya untuk mengembangkan pengetahuan, memiliki keterampilan, dan membina kepribadian. Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk meningkatkan nilai dan sikap, di dalam dan luar sistem pendidikan, dalam waktu yang relative singkat dan dengan metode dan pendekatan andragogi.

Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VI SD Negeri Ngembat Padas 1 Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, dalam materi pokok mendiskripsikan proses Pilkada, pada semester ganjil tahun pelajaran 2007/2008, sebelum penelitian masih rendah, yaitu rata-rata kelas 74. Bukti nilai tersebut dapat dilihat pada daftar nilai. Nilai ulangan harian pertama tentang proses pelaksanaan Pilkada, nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50, nilai yang sering muncul 65. nilai ulangan harian kedua masih tentang perkalian bersusun, nilai rata-rata kelas 76 nilai tertinggi 90, dan nilai terendah 60, sedangkan nilai yang paling muncul 72.

Sebelum penelitian ini dilakukan peneliti sebagai guru Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VI SD Negeri Ngembat Padas 1 Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen belum melakukan metode PAKEM. Peneliti hanya melakukan pembelajaran dengan metode ceramah.

Mata pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) / PMP (Pendidikan Moral Pancasila) bermula secara resmi pada 1978 dipuji karena berperan besar menjadikan manusia Indonesia sebagai penghayat dan pengamal nilai-nilai moral Pancasila. Namun ternyata nilai-nilai moral tersebut disampaikan dengan metode ceramah ataupun dihafal tanpa sosialisasi ke dalam praktek hidup sehari-hari. Proses mata pelajaran ini masih jauh dari proses yang partisipatoris sehingga pelajaran PPKn menjadi verbalistis.

Usaha mencapai tujuan pengajaran di atas dapat dilakukan dengan memperbaiki melalui pendekatan Cooperative Learning Model PAKEM. Sunarno (2006:3) mengatakan bahwa banyak model pembelajaran yang ditawarkan, antara lain: model pembelajaran langsung (direct instruction model), model pembelajaran kooperatif (cooperative learning model), model pembelajaran berbasis masalah (open ended model) dan model SAVI (Somatic, Visual, Intellectuality model), dan model PAKEM, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Penggunaannya disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan tujuan pendidikan PKn dan menggunakan pendekatan dan metode yang sesuai dengan sifat atau karakteristik PKn. Rumusan Masalah

Apakah metode pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan materi pokok pelaksanaan PILKADA pada Siswa kelas VI SD Negeri Ngembat Padas 1 Kecamatan. Gemolong Kabupaten Sragen dari nilai rata-rata 76 hingga menjadi 85 ?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas VI SD Negeri Ngembat Padas 1 Kecamatan. Gemolong Kabupaten Sragen melalui metode pembelajaran PAKEM dengan penelitian. KAJIAN TEORI

Pelajaran PKn

Secara konseptual, pendidikan kewarganegaraan adalah suatu bentuk pendidikan yang memuat unsur-unsur pendidikan demokrasi yang berlaku universal, di mana prinsip umum demokrasi yang mengandung pengertian mekanisme sosial politik yang dilakukan melalui prinsip dari, oleh, dan untuk warga negara menjadi fondasi dan tujuannya.

Materi PPKn merupakan unsur lain dari pendidikan kewarganegaraan nasional yang harus segera dilakukan pembaruan. Masih kuatnya unsur- unsur militeristis dan indoktrinasi dalam materi ajar PPKn sudah selayaknya diganti dengan pengetahuan yang dibutuhkan oleh tiap warga negara, yakni materi ajar yang berhubungan dengan pengembangan prinsip-prinsip demokrasi, civil society, dan hak asasi manusia.

Hakekat Belajar

Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Berdasarkan eksperimennya, Skinner seperti yang ditulis oleh Dimyati dan Mudjiono (2002:9) berpendapat bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun.

Gagne dalam Dimyati (2002:10) berpendapat bahwa Belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Hasil belajar berupa kapabilitas.

Syaiful (2006:13) mengatakan Belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Henry, E. Garret dalam Sagala (2006:13) berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman vang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Kemudian Lester D. Crow ditulis oleh Kasijian (1984:56) mengemukakan Belajar ialah upaya untuk memperoleh kebiasaankebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap.

Bertolak dari beberapa definisi yang telah diutarakan, secara umum belajar diartikan sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Hakekat Metode pembelajaran

Menurut Seels and Richey (1994 : 32) metode pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi dan mengurutkan peristiwa atau langkah-langkah dalam sebuah pembelajaran. Snelbecker (1982 : 115) mengemukakan metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran dengan memahami perbedaan karakteristik dan kemampuan siswa, sehingga diharapkan guru dapat membantu kesulitan belajar siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Briggs (1987 : 12) metode pembelajaran adalah cara penyampaian materi pelajaran yang melibatkan sistem pembelajaran dengan perangkat komponen-komponen yang terdiri dari materi pembelajaran, tes dan siswa, serta guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Menurut Muhibbin Syah (1995 : 190) metode pembelajaran adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Semakin baik metode pembelajaran maka semakin efektif pula pencapaian tujuan. Menurut Ratna Wills Dahar (1996 : 106) metode pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, peralatan, dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Wasty Soemanto (1998 : 102) metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan komunikasi dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran.

Winarno Surakhmad (1994 : 96) mengemukakan bahwa metode pembelajaran dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu: (a) metode pembelajaran secara individual, (b) metode pembelajaran secara kelompok.

Peranan Metode Pembelajaran

Menurut Hizam Zaini (2003:58) Ada beberapa model pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah model PAKEM, yang pada hakekatnya melibatkan tugas yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung satu sama lainnya dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Dalam model pembelajaran ini siswa akan memiliki persepsi bahwa mereka mempunyai tujuan yang sama, mempunyai tanggung jawab dalam mempelajari materi yang dihadapi, saling membagi tugas dan tanggung jawab yang sama besarnya dalam kelompok, belajar kepemimpinan, sementara mereka memperoleh ketrampilan bekerjasama selama belajar dan siswa mempertanggungjawabkan secara individu materi yang dibahas dalam kelompok.

Langkah-langkah dalam menggunakan model pembelajaran PAKEM dalam proses pembelajaran Hizam Zaini (2003:58) adalah sebagai berikut : (1). semua siswa dalam kelas dibagi dalam kelompok-kelompok dengan anggota sekitar 5 siswa. (2). setiap kelompok diberi lembar kegiatan berisi pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan jumlah anggota kelompoknya, sehingga setiap anggota kelompok berusaha menjawab satu pertanyaan dan memahaminya betul. (3). anggota kelompok yang sudah bisa menjawab dan memahami, menjelaskan kepada anggota lain dalam satu kelompok yang sama. (4). dirumuskan hasil-hasil pemahaman setiap anggota kelompok dalam bentuk kesimpulan bersama. (5). guru membimbing diskusi kelompok dan diskusi kelas untuk mendapatkan kesimpulan akhir. (6). diberikan tes kooperatif sebagai ulangan harian.

Metode Pengajaran Active dan Kreatif

Pengajaran Active dan Kreatif lebih dikenal dengan istilah "Active and creatif teaching" merupakan pengajaran yang mengarahkan kegiatan peserta didik pada pemecahan suatu masalah yang dirumuskan dahulu secara bersama-sama. Metode pengajaran PAKEM didefinisikan sebagai cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Dalam perkembangan terakhir ini, pengajaran PAKEM sering diungkapkan sebagai pembelajaran berkorelasi atau pembelajaran terpadu.

Hipotesis

Dengan menerapkan Cooperative Learning Metode PAKEM dapat meningkatkan nilai rata-rata kelas dari 76 hingga 85 siswa kelas VI SD Negeri Ngembat Padas 1 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen dalam materi pokok Pelaksanaan Pilkada. METODOLOGI PENELITIANSetting dan Subyek Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada semester ganjil karena materi tentang pelaksanaan Pilkada dialokasikan pada bulan September 2007 minggu ketiga hingga bulan Oktober 2007 minggu ke 2. Tempat Penelitian dilaksanakan di sekolah dimana kami ditugaskan oleh Pemerintah yakni di SD Negeri Ngembat Padas 1 Kec. Gemolong Kabupaten SragenSubjek penelitian yang digunakan adalah di kelas VI SD Negeri Ngembat Padas 1 Kec. Gemolong Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2007/2008 semester ganjil. Penentuan tempat tersebut dengan mempertimbangkan bahwa kelas VI SD Negeri Ngembat Padas 1 Kec. Gemolong Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2007/2008 .

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data penelitian, teknik yang digunakan adalah

Observasi langsung adalah kegiatan pengamatan langsung ditempat lokasi tentang sampel yang diteliti yaitu kelas VI SD Negeri Ngembat Padas 1 Kec. Gemolong Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2007/2008. Content analysis. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam peneliltian ini adalah :Butir soal. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif yang dilanjutkan dengan refleksi. Deskriptif komparatif dengan cara membandingkan nilai tes dari kondisi awal, siklus pertama dan siklus kedua.Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Banyaknya tindakan tiga kali dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan hasl tindakan dan merefleksi tindakan.

HASIL PENELITIANDeskripsi Siklus ISetelah tindakan pada siklus I berakhir dan peneliti memeriksa hasil tes siswa maka peneliti dapat memaparkan hasil pengamatan sebagai berikut. Dari 36 siswa yang mengerjakan soal-soal tes siklus I dengan materi pokok melakukan pelaksanaan Pilkada nilai tertinggi adalah 94, dan nilai terendah adalah 68.

Dari hasil tes pada siklus I materi pokok pelaksanaan Pilkada, nilai tertinggi adalah 94 dan nilai terendah adalah 68. frekwensi atau nilai yang sering muncul 84. Jika dibandingkan dengan nilai pada kondisi awal maka terdapat peningkatan. Terjadi peningkatan rata-rata nilai kondisi awal dengan rata-rata nilai tes siklus 1 8,5%.

Diskripsi Siklus II

Setelah tindakan pada siklus II berakhir dan peneliti memeriksa hasil tes siswa maka peneliti dapat memaparkan hasil pengamatan sebagai berikut. Dari 36 siswa yang mengerjakan soal-soal tes siklus II dengan materi pokok melakukan pelaksanaan Pilkada nilai tertinggi adalah 97, dan nilai terendah adalah 72.

Dengan demikian terbukti terjadi peningkatan rata-rata nilai kondisi awal dengan rata-rata nilai tes siklus 13,6%. Dari hasil ini bahwa standard kinerja dari niai rata-rata kelas 76 naik menjadi 85 sudah terpenuhi. Tindakan untuk meningkatkan nilai hasil belajar siswa berdasarkan data yang diperoleh sudah cukup sampai siklus II.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa Dengan menerapkan model pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yang terbukti meningkatnya nilai rata-rata kelas dari 76 menjadi 85 siswa kelas VI SD Negeri Ngembat Padas 1 Kec. Gemolong Kabupaten Sragen, dalam materi pokok pelaksanaan Pilkada . Nilai rata-rata hasil belajar meningkat 8,5%.

SaranKebijaksanaan dibidang studi pendidikan kewarganegaraan harus tetap mempertahankan mekanisme pengajaran yang berdasar pada penggunaan model pembelajaran yang dapat menggali ide, kreatifitas, dan inovasi siswa secara individual untuk menunjang kualitas pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Peneliti menyarankan sebagai Guru pendidikan kewarganegaraan seharusnya menguasai penggunaan metode pembelajaran PAKEM yang sesuai dengan materi pokok agar memudahkan siswa menerima pembelajarannya dan tidak bosan, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

DAFTAR PUSTAKADahar, Ratna Willis. 1996. Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga.

Kasijian. 1984. Psikologi Pendidikan, Jakarta, Bina Ilmu.

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. 1988. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru.

Nasution. 1982. Teori Belajar, Motivasi dan Ketrampilan Mengajar, Jakarta; Grafindo.

Nurkancana. 1991; Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.

Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Ratna Willis Dahar. 1989. Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga.

Semiawan. 1993. Sosiologi Pendidikan Suatu - Analisis Sosiologi Tentang Pelbagai Problem Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipa.

Cooperatif Learning Untuk Mewujudkan Pendekatan CTL Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 10 TegalOleh: Sugiharini, S Pd.., M.Pd.

(Guru Matematika di SMP negeri 10 Tegal)

-------------------------------------------------------------------------ABSTRAKPenelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika kelas VIII B semester I SMP Negeri 10 Tegal pada semester gasal tahun 2005 / 2006 melalui Coorperative learning dengan pendekatan CTL. untuk pengumpulan data digunakan metode observasi dan tes.Tempat penelitian sesuai dengan tempat peneliti bertugas yaitu di SMP negeri 10 Tegal, dengan mengambil waktu pada semester gasal tahun pelajaran 2005/2006. Sedangkan subyek yang diteliti adalah siswa satu kelas yaitu kelas VIII-B SMP Negeri 10 Tegal sebanyak 40 siswa..

Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas, dengan melakukan tindakan sebanyak dua tindakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan tindakan dan tahap merefleksi dari hasil tindakan.Dari hasil analisis dan refleksi diperoleh siklus tindakan I dan siklus tindakan II baik diskusi maupun presentasi memperoleh ketercapaian dalam kriteria keberhasilan 100%. Sedangkan dalam hasil belajar siswa pada siklus tindakan I ketercapaiannya 47,5 dan pada siklus tindakan II hasil belajar siswa mencapai 77,5% sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui cooperative learning untuk mewujudkan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII B semester I SMP Negeri 10 Tegal Tahun 2005 / 2006.Kata Kunci : Cooperatif learning, pendekatan CTL, prestasi belajar Matematika.PENDAHULUANLatar Belakang Masalah

Pengalaman belajar merupakan kegiatan yang perlu dilakukan siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan materi pembelajaran. (Depdiknas, 2004:12). Pengalaman belajar siswa perlu didukung dengan ketersediaan bahan, baik berupa objek langsung maupun objek tak langsung yang bersifat kontekstual.

Dengan demikian maka strategi pembelajaran yang dikembangkan dapat bersifat: (1) menekankan pada pemecahan masalah, (2) belajar di berbagai konteks kehidupan sehari-hari, (3) mendorong siswa sebagai active learners. (4) menghargai keunikan diri siswa, (5) belajar melalui cooperatif learning dan (6) mengembangkan asesmen dalam sistem pengujiannya.

SMP Negeri 10 Tegal adalah salah satu SMP Negeri di Kota Tegal dengan predikat SSN.SK.Dirjen.Dikdasmen No. 1147 A/ C3/ SK/ 2004, mewajibkan batas tuntas minimal untuk mata pelajaran matematika adalah 75. Kenyataan dari batas tuntas yang diwajibkan. Dari tes awal tersebut maka peneliti berpendapat bahwa dengan pendekatan CTL, diharapkan siswa kelas VIII B dapat meningkatkan prestasi matematikanya.

Rumusan Masalah

Apakah melalui cooperatif learning untuk mewujudkan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar matematika bagi siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Tegal pada semester gasal tahun 2005 - 2006?

Tujuan Penelitian

1. Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika kelas VIII B semester I SMP Negeri 10 Tegal Tahun 2005 - 2006, melalui Cooperatif learning.2. Untuk mengetahui sejauh mana Cooperatif learning untuk mewujudkan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Tegal tahun 2005 - 2006.KAJIAN TEORI Pendekatan Kontekstual

Pendekatan Kontektual (Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Depdiknas, Dirjen. Dikdasmen).

Tujuh Komponen CTL

Pertama, Construcivism (konstruktivisme) merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Kedua, Menemukan. Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fata, tetapi hasil dari menemukan diri sendiri . Ketiga. Bertanya . Pengetahuan yang dimiliki siswa dimulai dari keinginan tahu sehingga ia bertanya. Aktivitas siswa dapat diamati pada saat kegiatan diskusi, bekerja dalam kelompok, menemui kesulitan, mengamati dan lainnya. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Keempat. Masyarakat Belajar. Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antara kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Di ruang ini, di kelas ini, disekitar ini, juga orang-orang yang ada di luar sana, semua adalah anggota masyarakat belajar. Kelima. Pemodelan. Pembelajaran dengan pemodelan dimaksudkan adalah belajar dengan meniru dari suatu aktivitas yang dapat ditiru. Dalam pembelajaran ini guru dapat memberikan contoh merupakan satu-satunya model. Keenam. Refleksi . Refleksil adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Ketujuh. Penilaian yang sebenarnya . Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran (Depdiknas. Dirjen. Dikdasmen : 11)

Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase ke-IndikatorAktivitas / Kegiatan Guru

1Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswaGuru menyampaikan semua tujuan pelajaran ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

2Menyajikan informasiGuru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

3Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajarGuru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

4Membimbing kelompok bekerja dan belajarGuru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

5EvaluasiGuru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6Memberikan penghargaanGuru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok

Dalam pembelajaran kooperatif dapat dilakukan melalui bermacam-macam pendekatan, peneliti memilih pendekatan model kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division), berikut ini ditunjukkan tipe pendekatan STAD tersebut.

Table 2. Tipe STAD dalam Pembelajaran Kooperatif

Pendekatan

UnsurSTAD

(Student Team Achievement Division)

Tujuan KognitifInformasi akademik sederhana

Tujuan SosialKerjasama dalam kelompok

Struktur KelompokKelompok heterogen dengan 4-5 orang anggota

Pemilihan TopikBiasanya guru

Tugas UtamaSiswa dapat menggunakan LKS dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya, disertai kuncinya

PenilaianTes mingguan / kuis

Pengakuan Lembar pengakuan dan publikasi

Hipotesis Tindakan

Melalui Cooperatif learning untuk mewujudkan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII B Semester I SMP Negeri 10 Tegal tahun 2005 - 2006.

METODE PENELITIANSeting dan Subyek penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SMP Negeri 10 Tegal, jalan Kartini Nomor 58 Tegal. Subyek penelitian adalah siswa SMP Negeri 10 Tegal Kelas VIII B Semester I tahun pelajaran 2005/2006.Alat Pengumpulan Data

1. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

2. Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas siswa.Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: (1) Tes digunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar hasil belajar matematika siswa, mengukur keberhasilan dan efisiensi pembelajaran yang dilakukan. Tes dilakukan pada akhir pembelajaran maupun disetiap setelah pelajaran. (2) Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Observasi dilaksanakan secara langsung yang berarti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap subyek yang diselidiki. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Banyaknya tindakan yang dilakukan sebanyak dua tindakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan tindakan , melaksanakan tindakan, mengamati hasil tindakan, dan merefleksi hasil tindakan.HASIL PENELITIAN Siklus I Tabel . Data diskusi, presentasi dan hasil belajar siswa pada siklus 1

No.Indikator KeberhasilanFrekuensi%% ketercapaian dalam

kriteria keberhasilan

1Diskusi : - memuaskan

- baik 1

392,5

97,52,5

97,5

Jumlah40100100

2Presentasi : - memuaskan

- baik 3

377,5

92,57,5

92,5

Jumlah40100100

3Hasil belajar siswa

> 65

= 65

< 6519

-

2147,5

-

52,547,5

-

52,5

Jumlah 4010047,5

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ketercapaian dalam kriteria dalam kriteria keberhasilan berdiskusi adalah memuaskan 1 siswa atau sebesar 2,5% dan siswa yang berkritria baik 39 siswa atau sebesar 97,5% selanjutnya kriteria keberhasilan presentasi diperoleh memuaskan 3 siswa atau sebesar 7,5% dan kriteria baik 37 siswa atau sebesar 9,2%. Sedangkan kriteria ketercapaian hasil belajar siswa diperoleh nilai > 65 sebanyak 19 siswa atau 47,5% dan nilai < 21 siswa atau 52,5%.Siklus II

Tabel : Data diskusi, presentasi dan hasil belajar siswa pada siklus II

No.Indikator KeberhasilanFrekuensi%% ketercapaian dalam

kriteria keberhasilan

1Diskusi: - memuaskan

- baik

- cukup 4

33

310

82,5

7,510

82,5

7,5

Jumlah40100100

2Presentasi : - memuaskan

- baik

- cukup 8

31

120

77,5

2,520

77,5

2,5

Jumlah 40100100

3Hasil belajar siswa

> 65

= 65

< 6531

-

477,5

-

22,577,5

-

-

Jumlah 4010077,5

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dalam diskusi diperoleh nilai memuaskan 4 siswa atau 10%, nilai baik 33 siswa atau 82,5% dan nilai cukup 3 siswa atau 7,5%. Sedangkan prestasi diperoleh nilai memuaskan 8 siswa atau 20%, nilai baik 31 siswa atau 77,5% dan nilai cukup 1 siswa atau 2,5%. Untuk selanjutnya hasil belajar siswa diperoleh nilai > 65 siswa atau 77,5% dan < 65 ada siswa atau 22,5%. Dari hasil analisis perolehan nilai diatas dikatakan pembelajaran berhasil, karena pada siklus tindakan II ini siswa telah mencapai keberhasilan klasikal atau sebesar77,5%. PENUTUP Kesimpulan Melalui penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa kooperatif learning untuk mewujudkan pendekatan CTL dalam upaya peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII B semester I SMP Negeri 10 Tegal, dengan dibuktikan ketercapaian keberhasilan sebesar 77,5%.

Saran

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru atau peneliti diharapkan lebih meningkatkan ketrampilan mengelola sistem pembelajaran di kelas dengan pendekatan CTL.

DAFTAR PUSTAKADimyati dan Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hopkins, D. 1985. A. Teachers guide to classroom research. Philadhelphia : Open University Press. Hudojo, Herman. 2003, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : JICA IMSTEP

Kemmis, S and Taggart, R. 1988. The action research planner. Victoria : Deakin University.

Poerwadarminta, W.J.S. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Suherman, Erman. 2003, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Malang : IMSTEP J ICA.

Cholik MA. Dan Sugijono. 2004. Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga.

Upaya Peningkatan Ketrampilan Mengarang Melalui Pembiasaan Menulis Menggunakan Ejaan Yang Benar Pada Siswa Kelas V SD Brangkal 2 Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen Semester gasal Tahun 2005 / 2006

Oleh. Umie Danarsih, S.Pd.(Guru SD negeri Brangkal 2 Gemolong, Kabupaten Sragen)

--------------------------------------------------------------------ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah (1) Mendiskripsikan kesalahan ejaan dalam karangan siswa kelas V SD Negeri Brangkal 2, (2) Mendeskripsikan kesalahan struktur kalimat dalam karangan siswa kelas V SD Negeri Brangkal 2, (3) Menentukan berapa besar penggunaan ejaan yang benar terhadap peningkatan mengarang siswa kelas V SD Negeri Brangkal 2.

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini direncanakan selama empat bulan dimulai Juli sampai Oktober 2005. Subjek penelitian yang penulis ambil adalah siswa kelas V SD Negeri Brangkal 2 Kecamatan Gemolong berjumlah 21 anak.

Dalam analisis ini menggunakan metode diskriptif Komparatif yaitu membandingkan hasil temuan baik pada kondisi awal, tindakan, Siklus I dan Siklus II. Teknik analisis ini mencakup langkah langkah sebagai berikut : (1) Jenis kesalahan ejaan dalam karangan, (2) Jenis kesalahan struktur kalimat dalam karangan siswa, (3) Prosentase kesalahan masing masing bidang dalam karangan siswa. Prosedur penelitian menggunakan desain spiral Kemmis dan Me Taggert (1998) merupakan penelitian yang bersiklus yang terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi yang dilakukan secara berulang ulang.

Berdasarkan hasil dari kondisi awal, siklus pertama dan siklus kedua maka dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui pembiasan menulis dengan ejaan yang benar dapat meningkatkan ketrampilan mengarang pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Semester I SD Negeri Brangkal 2 Kecamatan Gemolong Tahun Pelajaran 2005 / 2006.

Kata Kunci: Keterampilan mengarang. Pembiasaan menulis. Ejaan yang benar.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemampuan berbahasa siswa kelas V SD Negeri Brangkal 2 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen masih tergantung fungsi edukatif, khususnya produksi bahasa Indonesia masih sangat kurang. Mayoritas siswa cenderung pasif dalam mereproduksi kata, utamanya mengarang Bahasa Indonesia. Kita menyadari adanya keterbatasan kemampuan siswa di setiap sekolah. Untuk menghasilkan karangan yang baik, salah satu syarat yang harus dikuasai siswa adalah kemampuan mereproduksi kalimat. Kalimat yang baik dan benar adalah kalimat yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.Hal yang menjadi hambatan siswa dalam mengarang adalah pemakaian ejaan, tanda baca, pemilihan kohesi dan koherensi paragraf.Keterampilan mengarang yang timbul karena latihan dan seringnya membenahi diri karena merasa kurang, akan lebih berhasil dibanding mengarang sekali tempo dan terbatas waktu. Keterampilan mengarang adalah keterampilan yang bersifat mekanistik (Djago Tarigan, l987 : 3) kemampuan itu tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja. Latihan menulis secara sistematis dan dilakukan secara intensif akan lebih mendekati harapan.Penyebab lain masalah mengarang yang dialami siswa kelas V SD Negeri Brangkal 2 adalah belum pahamnya persyaratan mengarang antara lain memilih topik, menentukan karangan dan paragraf.Tanggung jawab guru terhadap perbaikan mengarang tidak bisa dilepas begitu saja. Guru harus memperhatikan masalah ke mana siswa harus dibawa, serta berusaha melaksanakan pelajaran mengarang dengan cara menarik dan bervariatif. Hal tesebut merupakan salah satu usaha untuk memupuk siswa, agar gemar memproduksi bahasa dalam hal ini mengarang, dengan kemampuan berbahasa yang memadahi akan mampu mengantarkan siswa meraih kesuksesan. Rumusan Masalah

Apakah melalui pembiasaan menulis dengan ejaan yang benar dapat meningkatkan ketrampilan mengarang pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V semester I SD Negeri Brangkal 2 Tahun Pelajaran 2005/2006 ?Tujuan

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan mengarang pada pelajaran Bahasa Indonesia melalui pembiasaan menulis dengan ejaan yang benar bagi siswa kelas lima Sekolah dasar Negeri Brangkal 2 kecamatan Gemolong Kabupaten sragen pada semester gasal tahun 2005/2006.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKANPeningkatan Ketrampilan Mengarang

Meningkatkan artinya menaikkan atau mempertinggi (Poerwadarminta, 1984 : 1078) jadi peningkatan adalah suatu kenaikan atau penambahan sesuatu. Menurut W.J.S. Poerwadarminta (1984 : 1088) ketrampilan adalah kecekatan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat (dengan keahlian). Jadi ketrampilan yang dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat sesuai keahliannya.

Mengarang

Menurut Suparno dalam bukunya yang berjudul Ketrampilan Dasar Menulis (2006 : 3.3). Mengarang adalah suatu kegiatan yang mengikuti alur proses yang bertahap dan berurutan. Jadi mengarang adalah suatu kegiatan yang harus mengikuti proses dan bertahap secara berurutan sesuai dengan aturan yang berlaku. Jadi Peningkatan Ketrampilan Mengarang adalah suatu usaha untuk menambah kecekatan atau kemampuan untuk melakukan suatu kegiatan yang mengikuti proses secara berurutan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Menulis

Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain (Suparno, 2006 : 1.26). Jadi menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi kepada orang lain yang penyampaiannya dengan tulisan.

Ejaan

Karena menulis ada hubungannya dengan ejaan maka disini akan penulis jelaskan tentang ejaan terlebih dahulu. Ejaan adalah cara atau aturan menuliskan kata-kata dengan huruf (Purwadarminto, l976:266). Hal senada juga diungkapkan oleh H.G. Tarigan ( 1978 : 2 ) yang menyatakan bahwa ejaan adalah cara - cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut disiplin ilmu bahasa.

Purwadi dalam bukunya yang berjudul Analisis Kesalahan Berbahasa (2000 : 41) menjelaskan bahwa kesalahan pemakaian ejaan meliputi kesalahan penulisan atau pemakaian : tanda baca atau funtuasi, huruf kapital, istilah, preposisi, dan gabungan kata.Jadi menulis karangan adalah suatu kegiatan komunikasi kepada orang lain dengan aturan menulis sesuai dengan disiplin ilmu serta menggunakan proses yang berurutan yang penyampaiannya dengan bentuk tulisan.

Pembiasaan Menulis Karangan

Menurut Zainal Arifin dan Amran Tasai, yang dimaksud kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca sama dengan apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis (1985:87).

Zainal Arifin dan Amran Tasai, dalam bukunya yang berjudul Cermat Berbahasa Indonesia (1985:87-92), mengemukakan ciri-ciri kalimat efektif meliputi kesepadanan struktur, keparalelan, penekanan, kecermatan, kepaduan dan kelogisan.

Hipotesis Tindakan

Melalui pembiasaan menulis dengan ejaan yang benar dapat meningkatkan ketrampilan mengarang pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V Semester I SD Negeri Brangkal 2 Tahun Pelajaran 2005 / 2006

METODOLOGI PENELITIANSetting dan Subyek Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama empat bulan pada semester gasal tahun pelajaran 2005/2006. Tempat penelitiannya adalah SD Negeri Brangkal 2 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen dengan alasan Sekolah Dasar tersebut adalah tempat peneliti bekerja, jadi agar supaya mudah dilaksanakan dan efisien. Subyek Penelitian adalah siswa Kelas V SD Negeri Brangkal 2 Kecamatan Gemolong yang berjumlah 21 siswa.Sumber Data

Sumber data yang.digunakan dalam penelitian ini adalah karangan siswa kelas V SD Negeri Brangkal 2 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen dan obyek yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah kesalahan dibidang ejaan dan struktur kalimat dalam karangan siswa kelas V SD Negeri Brangkal 2 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini digunakan metode simak dengan teknik catat. Menurut Sudaryanto (1993 : 133) disebut metode simak atau penyimakan, karena dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Setelah penyimakan, dilakukan pencatatan pada kartu data yang dilanjutkan dengan klasifikasi data. Pencatatan semacam ini disebut tehnik catat (Sudaryanto , 1993 :135). Teknik Pengumpulan Data yang digunakan adalah: (1) Siswa diberi tes yaitu berupa gambar bersambung agar dibuat cerita sehingga berujud sebuah karangan dan guru menyimak dan mencatat penggunaan ejaan serta struktur kalimat yang tidak benar. (2) Siswa dipantau dalam mengerjakan tugas yaitu membuat cerita dengan gambar berseri tentang kesalahan penggunaan ejaan dan struktur kalimat sedang guru mengisi lembar observasi yang telah tersedia. Alat Pengumpulan Data berupa: (1) Soal tes yaitu yang berupa gambar bersambung. (2) Lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti.Analisis Data

Tahap ini merupakan upaya dalam menyampaikan secara langsung masalah yang terkandung dalam data. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini penulis menggunakan Teknik Analisa Diskriptif Komparatif yaitu membandingkan hasil temuan baik pada kondisi awal, tindakan, siklus I dan siklus II.Tehnik analisis dalam penilitian ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : (1) Jenis kesalahan ejaan dalam karangan: a) Mencari penerapan ejaan yang salah, b) Mendiskripsikan penerapan ejaan yang salah . c) Menganalisis penerapan ejaan yang salah , d) Membetulkan penerapan ejaan yang salah; dan (2) Jenis kesalahan struktur kalimat dalam karangan siswa, dan langkah langkahnya sebagai berikut : Mencari kalimat yang salah dibidang struktur kalimat, Mendiskripsikan kalimat yang salah dibidang struktur kalimat, Menganalisis kalimat yang salah dibidang struktur kalimat , Membetulkan kalimat yang salah dibidang struktur kalimat. (3) Persentase kesalahan masing-masing bidang dalam karangan.Indikator Kinerja

Hasil nilai menulis sebuah karangan siswa kelas V SD Negeri Brangkal 2 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen sebelumnya adalah 6,0. Adapun nilai yang penulis inginkan adalah 6,5.

Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas, dengan melaksanakan tindakan sebanyak dua kali dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu membuat perencanaan tindakan, melakukan tindakan, mengadakan pengamatan tindakan dan merefleksi hasil tindakan.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Hasil Siklus I

Hasil tes kondisi awal rata - rata = 6. Hasil tes siklus pertama rata - rata = 6,47. Bahwa ada peningkatan antara kondisi awal dengan siklus pertama namun belum sesuai dengan target yang diharapkan.

Deskripsi Hasil Siklus IIDilihat dari hasil tes siklus pertama dan hasil tes siklus kedua adalah sebagai berikut : Hasil tes siklus pertama rata - rata = 6,47 . Hasil tes siklus kedua rata rata = 6,52. Bahwa ada peningkatan antara hasil tes siklus pertama dengan hasil tes siklus kedua siklus kedua dan sudah sesuai dengan target yang diharapkan bahkan melebihi target.

KOMPARATIF HASIL BELAJAR KONDISI AWAL ,

SIKLUS I & IINoNama SiswaKondisi AwalSiklus ISiklus II

1Heru Mandra 677

2Alip Nasrul Budi Utomo 666

3Aisah Ahningrum Nuraini666

4Andri Zain Sukmawan 677

5Aisah Nuraini 677

6Daan Prianto 566

7Fiki Kurnia Wardani 666

8Fahmi Ardiyanto788

9Hendrik Wijayanto555

10Ivan Ardiyansah 565

11Lilis Suryaningsih 677

12Nonik Setyowati 666

13Rafianiati 666

14Rochim Prastya Budi 888

15Rangga Saputra 766

16Tri Utami 677

17Triyati Anitasari 666

18Wiwik Dian Pertiwi 677

19Mugi Lestari 666

20Rifki Nuryadi 566

21Tri Widayanti 677

Jumlah 126136137

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil kesimpulan pada BAB IV bahwa melalui pembiasaan menulis dengan ejaan yang benar dapat meningkatkan keterampilan mengarang pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V semester I Sekolah Dasar Negeri Brangkal 2 Tahun Pelajaran 2005 / 2006, maka Hipotesis yang berbunyi Melalui pembiasaan menulis dengan ejaan yang benar dapat meningkatkan ketrampilan mengarang pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V semester I SD Negeri Brangkal 2 Tahun Pelajaran 2005 / 2006 terbukti kebenarannya.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dalam hal ini penulis memberikan saran - saran yang mungkin berguna bagi para pelaksana pendidikan sebagai berikut :

1. Kepada khususnya kepala Sekolah Dasar Negeri Brangkal 2 sebagai penanggung jawab di sekolah tersebut, penulis sarankan agar selalu memberi pengarahan kepada rekan-rekan gurunya supaya membiasakan menulis dengan ejaan yang benar.2. Kepada rekan-rekan guru Sekolah Dasar Negeri Brangkal 2 khususnya, rekan-rekan guru se Kecamatan pada umumnya mengingat membiasaakan menulis degan ejaan yang benar dapat meningkatkan keterampilan mengarang, maka penulis sarankan agar selalu memantau dan mengawasi siswanya didalam pembiasaan menulis dengan ejaan yang benar di Sekolah masing - masing.3. Kepada siswa Sekolah Dasar NegeriBrangkal 2 khususnya, siswa Sekolah Dasar se Kecamatan Gemolong pada umumnya, karena dengan berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, maka penulis sarankan kepada semua siswa agar selalu membiasakan menulis dengan ejaan yang benar.DAFTAR PUSTAKAAlwi Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.

Edi Subroto, D. 1992. Pengantar Penelitian Linguistik Struktural, Surakarta, Sebelas Maret University.

Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Purwadi. 2000. Analisis Kesalahan Berbahasa, Surabaya, Pulitbangsari. Romlan, M. 1986. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis, Yogyakarta, CV. Karyono. Suharsini Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan atau Praktek,. Jakarta, Rineka Cipta.Sumadi, Suryabroto. 1987. Metodologi Penelitian, Jakarta, CV.Rajawali.Tarigan, Djogo. 1987. Membina Ketrampilan Menulis Paragraf, Bandung, Angkasa.

Zainal Arifin, Amran Tasai. 1985. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta, Antar Kota.

Melalui Metode Penugasan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah KAA Bagi Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Kalijambe Tahun 2006/2007

Oleh. Sarwiyati

(Guru SMP Negeri 1 Kalijambe Kabupaten Sragen)--------------------------------------------------------------------------------------ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menngkatkan hasil belajar Sejarah Konferensi Asia Afrika bagi siswa kelas IX A SMP N 1 Kalijambe pada semester Genap tahun pelajaran 2006 / 2007 melalui proses pembelajaran dengan pemanfaatan / penggunaan metode penugasan.Penelitian ini dilaksanakan selama satu semester atau enam bulan yakni pada bulan Januari sampai dengan bulan Juli 2007. Tempat penelitian di SMP Negri 1 Kalijambe Kabupaten Sragen yang beralamat di Jl. Sangiran Kalijambe Sragen. Subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IX A SMPN 1 Kalijambe tahun ajaran 2006/2007 yang berjumlah 38 siswa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan melakukan tindakan sebanyak dua kali dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan hasil tindakan dan merefleksi hasil tindakan.

Hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa melalui metode penugasan dapat meningkatkan hasil belajar Sejarah tentang Konferensi Asia Afrika bagi siswa kelas IX A Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kalijambe Kabupaten Sragen pada semester genap Tahun 2006/2007.Kata Kunci: Hasil Belajar. Sejarah KAA. Metode penugasan.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Hasil belajar sejarah Konfrensi Asia Afrika siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Kalijambe semester genap tahun pelajaran 2006 / 2007 sebelum penelitian masih rendah. Bukti nilai yang rendah tersebut dapat dilihat pada daftar nilai. Nilai ulangan harian pertama tentang materi Peristiwa sekitar G30S / PKI Tahun 1965 nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 45, nilai yang sering muncul 70. Nilai ulangan harian kedua tentang materi Perkembangan Sosial, Ekonomi, Politik pada masa Orde Baru nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 35, nilai yang paling sering muncul 60.

Setelah penelitian ini dilaksanakan kami berharap semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran Sejarah semakin meningkat. Semua siswa memperhatikan dengan penuh semangat sehingga tidak ada lagi yang cuek, tidak ada lagi yang terkantuk-kantuk dan tidak ada lagi yang menjahili temannya karena tertarik dengan pelajaran Sejarah.

Proses pembelajaran diharapkan mampu menaraik minat siswa dan membakar semangat belajar siswa. Untuk menarik minat siswa dan membakar semangat belajar siswa metode ceramah saja tidak cukup maka sudah semestinya guru menerapkan berbagai macam metode. Salah satu metode pembelajaran Sejarah adalah penugasan, sehingga setelah penelitian ini diharapkan guru menerapkan metode penugasan dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar Sejarah siswa kelas IX A SMP N 1 Kalijambe Semester Genap tahun pelajaran 2006 / 2007 rendah, terbukti dalam ulangan harian pertama nilai yang sering muncul 70, sedangkan pada ulangan harian kedua nilai yang sering muncul 60. Untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran sejarah diharapkan guru mulai menerapkanberbagai macam metode pembelajaran termasuk metode penugasan.

Rumusan Masalah

Sebagaimana dipaparkan dalam latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Apakah melalui Metode penugasan dapat meningkatkan hasil belajar Sejarah Konferensi Asia Afrika bagi siswa kelas IX A SMP Negri 1 Kalijambe pada semester Genap tahun pelajaran 2006 / 2007?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menngkatkan hasil belajar Sejarah Konferensi Asia Afrika bagi siswa kelas IX A SMP N 1 Kalijambe pada semester Genap tahun pelajaran 2006 / 2007 melalui proses pembelajaran dengan pemanfaatan / penggunaan metode penugasan.

KAJIAN PUSTAKA

Hakekat Sejarah

Pada awal perkembangannya sejarah lebih banyak bersifat seni dan merupakan salah satu cabang sastra. Pada tahap ini sejarah masih setingkat cerita dongeng. Sejak jaman Herodotus dirintis penulisan sejarah yang bersifat ilmiah dan menjadi sebuah ilmu setelah muncul kritik-kritik sejarah, metode-metode penelitian dan penulisan sejarah. Pada masa ini sejarawan tidak begitu saja percaya pada saksi sejarah, sebab tidak semua saksi dapat dipercaya. Sejarawan mulai memegang kesaksian sebagai prinsip / skepticism in principle.

Banyak manfaat yang dapat dipetik dari mempelajari ilmu sejarah. Secara rinci sejarah mempunyai empat fungsi, yakni: fungsi instruktif, fungsi edukatif, fungsi inspiratif dan fungsi rekreatif.

Pendidikan sejarah sebenarnya merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat yang mendukung budaya yang bersangkutan. Oleh karena itu setiap bangsa mempunyai cara yang berbeda dalam mengajarkan sejarah. Pada masa tradisional bangsa Indonesia mengajarkan sejarah berdasarkan konsep-konsep tradisional yang disesuaikan dengan budaya daerah setempat. Bangsa Indonesia trerdiri dari berbagai lingkungan kebudayaan daerah dan tiap daerah mempunyai cara sendiri dalam mengajarkan sejarahnya kepada generasi muda. Pada masa tradisional bangsa Indonesia mengajarkan sejarah berdasarkan konsep-konsep tradisional.

Pengajaran Sejarah adalah cara untuk meneruskan nilai-nilai masyarakat dari satu generasi kepada grenerasi berikutnya. Nilai-nilai yang terjadi pada peristiwa masa lampau merupakan salah satu unsur yang dapat menjamin kelangsungan budaya masyarakat itu sendiri (Petunjuk Guru Sejarah Nasional dan Umum, Drs Suwanto, 9)

Hakekat Belajar

Dalam buku Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar disebutkan bahwa: belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Tabrani Rusyan, 1979: 7).

Hasil Belajar

Hasil Belajar adalah suatu hasil yang dicapai oleh anak atau siswa setelah ia melakukan aaaktivitas belajar dengan suatu evaluasi yang memadahi. Jadi Hasil Belajar Sejarah Konferensi Asia Afrika adalah : Nilai atau hasil yang diperoleh atau dicapai oleh siswa setelah ia belajar Sejarah Konferensi Asia Afrika dan mengerjakan evaluasi yang memadahi dari materi itu.

Metode Penugasan

Metode tugas adalah suatu cara mengajar dimana guru dengan siswa bersama-sama merencanakan suatu soal, problema atau kegiatan yang harus diselesaikan murid dalam jangka waktu tertentu ( Didaktik dan Metodik Umum PPPG Tertulis Tahun 1983 1984 Hal 101 )

Hipotesis Tindakan

Melalui Metode Penugasan dapat meningkatkan hasil belajar sejarah Konferensi Asia Afrika bagi Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Kalijambe pada Semester GenapTahun Pelajaran 2006/2007 .

METODE PENELITIAN

Setting dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama satu semester atau enam bulan yakni pada bulan Januari sampai dengan bulan Juli 2007. Tempat penelitian di SMP Negri 1 Kalijambe Kabupaten Sragen yang beralamat di Jl. Sangiran Kalijambe Sragen. Subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IX A SMPN 1 Kalijambe tahun ajaran 2006/2007 yang berjumlah 38 siswa.

Tehnik dan Alat Pengumpulan Data

Data yang diolah oleh peneliti dalam penelitian ini diperoleh dari siswa yang berupa nilai. Karena data yang diperoleh berupa nilai maka tehnik pengumpulan data dilakukan lewat tes.ada tiga macam tes yang harus dilaksanakan yakni tes lisan, tes tertulis dan tes perbuatan. Sedangkan tes yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes tertulis.

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah buitir soal. Butir-butir soal tes terdiri dari dua perangkat untuk dua siklus. Perangkat pertama unntuk siklus pertama dan perangkat kedua untuk siklus kedua. Perangkat pertama terdiri dari 20 butir soal pilihan ganda dengan materi Konferensi Asia Afrika dan peranan Indonesia dalam KAA untuk siklus pertama. Sedangkan perangkat kedua terdiri dari 20 butir soal pilihan ganda dengan materi Kerjasama ASEAN dan peran Indonesia dalam ASEAN untuk siklus kedua.

Analisis Data

Cara untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh simpulan dari penelitian disebut Analisis Data. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan menggunakan metode diskriptif komparatif, yakni dengan membandingkan nilai tes kondisi awal dengan nilai tes pada siklus pertama, nilai tes siklus pertama dengan nilai tes siklus kedua, kemudian membandingkan nilai tes kondisi awal dengan nilai tes siklus kedua.

Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini lebih awal peneliti menentukan metode penelitian. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Salah satu ciri dalam penelitian tindakan adalah adanya tindakan yang dilakukan dalam tiap siklus. Langkah berikutnya adalah menentukan jumlah siklus. Dalam penelitian ini peneliti menentukan banyaknya siklus yakni dua siklus. Langkah-langkah dalam setiap siklus meliputi: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Dalam menyusun perencanaan, peneliti membagi menjadi tiga kegiatan yaitu apersepsi, kegiatan inti dan penutup.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum penelitian ini dilaksanakan hasil belajar sejarah Konferensi Asia Afrika siswa kelas IX A SMP N 1 Kalijambe semester genap tahun pelajaran 2006/2007 masih rendah. Nilai yang rendah tersebut dapat dilihat dari daftar nilai. Nilai ulangan harian pertama tentang materi Peristiwa Sekitar G 30 S PKI 1965 nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 45 sedangkan nilai yang sering muncul 70. nilai ulangan harian kedua tentang materi Perkembangan Sosial, Ekonomi, Politik pada masa Orde Baru nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 35 sedangkan nilai yang paling sering muncul adalah 60.

Deskripsi Hasil Siklus I

Setelah tindakan pada siklus I berakhir dan peneliti memeriksa hasil tes siswa maka peneliti dapat memaparkan hasil pengamatan sebagai berikut. Dari 38 siswa yang mengerjakan soal-soal tes siklus I dengan materi Konferensi Asia Afrika Dan Peran Indonesia nilai tertinggi adalah 90, dan nilai terendah adalah 50, sedangkan nilai yang sering muncul adalah 75. Dari nilai-nilai tersebut ditemukan rata-rata 69,6.

Setelah tindakan kelas pada siklus I selesai dilakukan peneliti dapat memaparkan hasil observasi pada siklus I tersebut sebagai berikut. Dari hasil tes pada siklus I materi Konferensi Asia Afrika dan Peran Indonesia dalam KAA nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah sebesar 50 dengan nilai rata-rata 69,6. Jika dibandingkan dengan nilai pada kondisi awal maka terdapat peningkatan.

Rata-rata nilai pada kondisi awal sebesar 61,9. Sedangkan rata-rata nilai pada hasil tes siklus I sebesar 69,6. jadi terjadi peningkatan rata-rata nilai dari kondisi awal dengan rata-rata nilai tes siklus I sebesar 7,7 (69,6 61,9) jika dihitung persentase kenaikan rata-rata nilai tersebut adalah 12,44%.Deskripsi Siklus IISetelah tindakan kelas pada siklus II selesai dilaksanakan dan peneliti meneliti hasil tesyang dikerjakan oleh siswa maka peneliti memaparkan hasil pengamatan sebagai berikut. Dari 38 siswa yang mengerjakan soal-soal tes siklus II dengan materi Kerjasama ASEAN dan Peran Indonesia dalam ASEAN nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50 sedangkan nilai yang sering muncul adalah 70. dari nilai-nilai tersebut ditemukan rata-rata 67,789 dan dibulatkan menjadi 67,8.Hasil observasi pada tindakan kelas siklus II dapat kami uraikan setelah peneliti mengoreksi hasil tes pada akhir siklus II dengan materi Kerjasama ASEAN dan Peran Indonesia dalam ASEAN nilai tertinggi sebesar 85 dan nilai terendah sebesar 50, sedangkan nilai yang sering muncul adalah 70 dengan nilai rata-rata 67,8. Jika dibandingkan dengan nilai tes siklus pertama terdapat penurunan.

Hasil Penelitian

Tindakan kelas siklus I dan siklus II telah peneliti selesaikan sesuai dengan rencana. Dari tindakan kelas siklus I dan siklus II peneliti dapat menguraikan hasil penelitian tersebut.

Hasil belajar siswa pada kondisi awal nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah 35 dengan rata-rata 61,9. Sedangkan hasil belajar pada tindakan kelas siklus I dengan materi KAA dan Peran Indonesia dalam KAA dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50 sedangkan rata-rata nilai siklus I sebesar 69,6. untuk hasil belajar siswa pada tindakan siklus II dengan materi Kerjasama ASEAN dan Peran Indonesia dalam ASEAN nilai tertinggi 85, nilai terendah 50 sedangkan nilai yang sering muncul 70 dengan rata-rata nilai sebesar 67,8.

PENUTUP

Simpulan

Peneliti memaparkan simpulan ini yang didasarkan pada Hipotesis Tindakan dan Hasil penelitian. Dalam penelitian ini Hipotesis yang peneliti ajukan berbunyi : Melalui Metode Penugasan dapat meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Konferensi Asia Afrika bagi siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Kalijambe pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2006 / 2007.

Untuk hasil penelitian akan peneliti paparkan perbandingan antara hasil belajar pada Kondisi Awal dengan hasil belajar pada siklus II seperti yang diuraikan pada bab IV, sebagai berikut : Hasil belajar siswa pada kondisi awal nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah 35 dengan rata-rata 61,9. Sedangkan hasil belajar pada tindakan kelas siklus I dengan materi KAA dan Peran Indonesia dalam KAA dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50 dengan rata-rata nilai siklus I 69,6. Untuk hasil belajar siswa pada tindakan siklus II dengan materi Kerjasama ASEAN dan Peran Indonesia dalam ASEAN nilai tertinggi 85, nilai terendah 50 sedangkan nilai yang sering muncul 70 dengan nilai rata-rata sebesar 67,8.

Saran

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan ada beberapa saran yang akan peneliti sampaikan yaitu : 1) Karena telah ditemukan pengetahuan baru yakni melalui Metode Penugasan, dapat meningkatkan hasil belajar Sejarah Konferensi Asia Afrika, maka hal ini dapat digunakansebagai dasar untuk penelitian selanjutnya baik bagi guru Sejarah maupun guru Geografi dan Ekonomi. 2) Perlu ditingkatkan penerapan Metode Penugasan pada siswa untuk meningkatkan kemampuan siswa memecahkan msalah dan sekaligus untuk meningkatkan prestasi siswa. 3) Bagi guru perlu mengintensifkan penerapan Metode Penugasan untuk meningkatkan kualitas Proses Belajar Mengajar. 4) Bagi sekolah, perlu peningkatan semangat/dorongan bagi guru-guru untuk melakukan penelitian selain untuk kepentingan peningkatan proses pembelajaran, untuk peningkatan kesejahteraan guru (mendapat nilai pengembangan profesi) juga laporannya dapat menambah koleksi perpustakaan (bertambah referensi).

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi HP, 2006. Prosedur / Motodologi Penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas, Semarang. LPMP.

Mursid Sumaatmaja dkk. 1983 1984. Metode Khusus IPS. Bandung. PPPG Tertulis

Peraturan Mendiknas RI Nomor 7/Q/2005

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.

Sutrisna Hadi. 1982. Metodologi Research jilid I. Yogyakarta. Yasbit Fakultas Psikologi UGM.

Sutrisna Hadi. 1982. Metodologi Research jilid II. Yogyakarta. Yasbit Fakultas Psikologi UGM.

Suwanto dkk. 1997. Petunjuk Guru Sejarah Nasional dan Umum. Semarang. Aneka Ilmu.

Tabrani Rusyan. 1979. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.

paya Menangani Kesulitan Matematika Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pemecahan Masalah Jenis Terbuka Siswa Kelas V SD Negeri Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun 2006/2007

Oleh. Suwarno

(Guru SD negeri Gedongan Plupuh Kabupaten sragen)

------------------------------------------------------------------------------

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas V SD negeri Gedongan Plupuh Kabupaten Sragen pada tahun pelajaran 2006/2007 dalam memecahkan masalah matematika agar diperoleh hasil belajar matematika yang meningkat .

Tempat penelitian adalah suatu tempat atau lokasi, dimana penelitian mengambil populasi dan sampel untuk mendapatkan data-data penelitian. Sebagai tempat penelitian ini yakni Siswa kelas V SD Negeri Gedongan sebagai SD berprestasi dan memiliki organisasi yang baik serta mempunyai letak yang strategis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober 2006.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti adalah penerapan pendekatan pemecahan masalah secara terbuka dalam pembelajaran matematika. Siklus yang dilakukan sebanyak dua siklus, dan tahapan tiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah secara terbuka dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas V SD negeri Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen pada tahun pelajaran 2006/2007.

Kata Kunci: Hasil belajar, Matematika, Pe4ndekatan pemecahan masalah.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Ketidaksenangan terhadap matematika oleh siswa pada akhirnya menyebabkan rendahnya hasil prestasi belajar matematika. Dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika selalu lebih rendah. Skor matematika nasional sering dibawah 5 dengan skala 0-10 (Marpaung, 2002:2).

Melihat kondisi di atas maka diperlukan usaha peningkatan kualitas pendidikan matematika yang antara lain adalah dengan melalui pendekatan pemecahan masalah (problem solving) yang diperkenalkan dalam pendidikan matematika. Menurut NCTM dalam Harta (2006:1) pendekatan ini telah menjadi fokus kurikulum di Amerika Serikat dan merupakan salah satu kegiatan rutin di Rusia. Di Indonesia, pentingnya pemecahan masalah ditekankan dalam Kurikulum Matematika 2004 (Depdiknas, 2003) dengan pernyataan bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu prinsip pengembangan kurikulum.

Pembelajaran dengan pemecahan masalah belum sepenuhnya mencapai hasil yang diharapkan. Hal tersebut dapat dilihat dari siswa yang masih menemui berbagai macam kesulitan dalam mengerjakan soal-soal pemecahan masalah. Menurut Suyadmojo (Sukoco, 2003:5) menyimpulkan bahwa kesalahan siswa dalam memecahkan persoalan dalam matematika dapat dikategorikan menjadi 5 aspek, yaitu : Kesalahan pada aspek bahasa, Kesalahan pada aspek imaginasi, Kesalahan pada aspek prasyarat, Kesalahan pada aspek tanggapan, Kesalahan pada aspek terapan.

Menurut Hedden dan Speer dalam Poppy (2002:538) pemberian soal terbuka akan dapat memberi peluang siswa dalam mengembangkan daya matematik melalui keleluasaan berpikir secara aktif dan kreatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika Soal bentuk terbuka mempunyai pengertian bahwa soal tersebut mempunyai cara pemecahan masalah lebih dari satu cara atau mempunyai jawaban lebih dari satu atau tidak tunggal (Kurikulum 2004:5).

Rumusan Masalah

Apakah pemecahan masalah jenis terbuka dapat menangani kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal siswa kelas V SD Negeri Gedongan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Plupuh Kabupaten sragen pada tahun pelajaran 2006/2007?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas V SD negeri Gedongan Plupuh Kabupaten Sragen pada tahun pelajaran 2006/2007 dalam memecahkan masalah matematika agar diperoleh hasil belajar matematika yang meningkat . KAJIAN TEORIPembelajaran Matematika

Definisi belajar menurut Winkel (1996:58) adalah aktifitas mental atau psikis yang berlangsung interaksi aktif yang menghasilkan perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan ini bisa hasil baru atau penyempurnaan terhadap hasil yang diperoleh dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.

Menurut Muhibbin Syah (2001:92) belajar pada dasarnya dapat dipahami sebagai tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sedangkan menurut Nana Sudjana (2000:28) belajar pada hakekatnya adalah sebagai inti dari proses pembelajaran yaitu suatu proses perubahan tingkah laku melalui berbagai pengalaman yang dilakukan bukan mengingat maupun menghafal.

Hakekat matematika menurut Herman (1979:96) adalah berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur, dan hubungan-hubungannya yang diatur menurut urutan yang logis dan juga berkenaan dengan konsep-konsep abstrak.

Belajar Matematika

Menurut Dienes dalam Hudoyo (1979:108) belajar matematika melibatkan suatu struktur hirarki dari konsep-konsep tingkat yang lebih tinggi yang dibentuk atas dasar apa yang telah terbentuk sebelumnya. Jadi, asumsi ini berarti bahwa belajar konsep-konsep matematika tingkat lebih tinggi tidak mungkin bila prasyarat yang mendahului konsep-konsep itu belum dipelajari.

Belajar memecahkan masalah Matematika

Belajar memecahkan masalah (problem solving) menurut Gagne dalm Hudoyo (1979:108) merupakan tipe belajar yang paling kompleks, karena di dalamnya terkait tipe-tipe belajar yang lain, terutama penggunaan aturan-aturan yang ada disertai proses analisis dan penyimpulan. Tipe belajar ini sangat diperlukan penalaran yang kadang-kadang memerlukan waktu yang lama, tetapi dengan tipe belajar problem solving ini kemampuan penelaran anak dapat berkembang.

Pengertian kesulitan belajar

Menurut Mulyono Abdurrahman (1999:6), bahwa kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran dan tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau berhitung.

Menurut Hudoyo (1979:157) yang dimaksud dengan soal dalam matematika adalah pertanyaan yang dihadapkan kepada siswa. Pertanyaan tersebut tentunya mengandung permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa. Lebih lanjut menurut Polya dalam Hudoyo (1979:159) mengatakan bahwa masalah untuk ditemukan lebih penting dalam matematika elementer, sedangkan masalah untuk dibuktikan lebih penting dalam matematika lanjut.. Karena itu pemecahan masalah merupakan suatu tingkat aktivitas intelektual yang tinggi. Pemecahan masalah menurut Harta (2006:1) adalah suatu proses penerapan apa yang telah dipelajari kedalam situasi baru.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Tempat penelitian adalah suatu tempat atau lokasi, dimana penelitian mengambil populasi dan sampel untuk mendapatkan data-data penelitian. Sebagai tempat penelitian ini yakni Siswa kelas V SD Negeri Gedongan sebagai SD berprestasi dan memiliki organisasi yang baik serta mempunyai letak yang strategis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober 2006.

Pengumpulan Data

Metode pengumpuan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data dilakukan secara sistematis dengan prosedur terstandar dan data yang dikumpulkan tersebut harus sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Metode yang digunakan adalah metode Tes, dan metode Observasi, serta metode Wawancara

Analisis Data Analisis data dilakukan secara diskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif yang dilanjutkan dengan refleksi. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap daqri siklus ke siklus dengan cara merefleksi hasil tindakan.HASIL PENELITIAN

Siklus I

Pada Siklus I yaitu aspek pemahaman, kemampuan yang akan diukur adalah pemahaman terhadap soal dan pemahaman terhadap materi yang digunakan dalam soal. Indikator untuk mengukur kemampuan pada aspek ini adalah kemampuan siswa dalam mengetahui apa yang ditanyakan dalam soal, kemampuan mengetahui apa yang diketahui dari soal (data apa yang tersedia dalam soal), dan kemampuan mengubah soal ke dalam bentuk matematis atau bentuk lain, gambar atau tabel misalnya.

Pada aspek pemahaman, persentase terbesar terdapat pada item soa