Download - Arsitektur & Wisata Rural

Transcript
Page 1: Arsitektur & Wisata Rural

Makalah Arsitektur Pariwisata

Arsitektur dan Pariwisata Rural Disusun oleh: Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Inggrid Andhini 1351010044

Arsitektur | Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | UPN “Veteran” Jawa Timur Tahun ajaran 2015-2016

Page 2: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

1 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah untuk tugas mata kuliah Arsitektur Pariwisata.

Arsitektur dan Pariwisata Rural Tidak bisa dipisahkannya antara pariwisata dan arsitektur menunjukkan bahwa kedua hal ini memang akan selalu berkaitan. Sama halnya dengan pariwisata di pinggrian kota atau pedesaan (rural). Meskipun letaknya berada di luar kota, tidak menutup kemungkinan bahwa pariwisata ini berkembang dengan signifikan. Dalam makalah ini dijelaskan bagaimana korelasi antara keduanya menjadi sebuah pasar yang cukup signifikan membawa keuntungan baik bagi daerah maupun negara secara keseluruhan. Saya menyadari bahwa tersusunnya makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan dan bantuan dari Ibu Dosen mata kuliah Arsitektur Pariwisata, teman-teman seperjuangan mata kuliah ini, dan pihak-pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Semoga makalah ini dapat memberi kontribusi bagi kemajuan pariwisata dalam masyarakat. Akhirnya segala kritik dan saran terhadap makalah ini sangat saya harapkan, demi untuk perbaikan pada penyusunan berikutnya nanti.

Hormat kami, Penulis

Page 3: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

2 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ 0 KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 1 DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2 BAB I: PENDAHULUAN ....................................................................................................... 3

1.1. LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 3 1.1.1. RUANG LINGKUP ARSITEKTUR DALAM PARIWISATA ............................ 3 1.1.2. PARIWISATA RURAL ......................................................................................... 3

1.2. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 4 1.3. TUJUAN ......................................................................................................................... 4

BAB II: KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................. 5 2.1. PARIWISATA PINGGIRAN, TEMPAT “LARI” MASYARAKAT KOTA ................ 5

BAB III: PEMBAHASAN ....................................................................................................... 6 3.1. MENGAPA ARSITEKTUR DILIBATKAN DALAM PARIWISATA RURAL .......... 6

3.1.1. ARSITEKTUR LANSKAP ALAMI RURAL ....................................................... 6 3.1.2. ARSITEKTUR MEMBENTUK KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA ................... 6 3.1.3. ATRAKSI PARIWISATA RURAL ....................................................................... 7

3.2. ANALISA WISATA RURAL: KAMPUNG WISATA KEMBANG ARUM ............... 9 3.2.1. DETAIL LOKASI .................................................................................................. 9 3.2.2. ANALISA ARSITEKTUR DALAM WISATA RURAL .................................... 12

3.2.2.1. ARSITEKTUR LANSKAP ALAMI RURAL ................................................. 12 3.2.2.2. ARSITEKTUR MEMBENTUK KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA ............ 13 3.2.2.3. ATRAKSI PARIWISATA RURAL ............................................................... 14

3.3. KLASIFIKASI TURIS DALAM PARIWISATA RURAL .......................................... 15 BAB IV: SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 17

4.1. SIMPULAN .................................................................................................................. 17 4.2. SARAN ......................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19

Page 4: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

3 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

1.1.1. RUANG LINGKUP ARSITEKTUR DALAM PARIWISATA Arsitektur merupakan bahasan yang luas, bahkan dalam pariwisata sekali pun

arsitektur turut mengambil bagian. Pariwisata pada hakekatnya adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk tujuan rekreasi maupun hiburan. Perjalanan itu tak begitu saja bisa berdiri sendiri tanpa adanya pendukung. Salah satunya adalah fasilitas sarana dan prasana. Fasilitas ini adalah arsitektur. Tanpa arsitektur perjalanan tersebut tak akan bisa berjalan baik. Seperti contoh, sebuah perjalanan mengunjungi sebuah pantai yang eksotis yang dalam perjalanannya memakan waktu setengah hari menaiki sebuah kapal. Apabila di pulau tempat pantai eksotis itu ada tidak memiliki fasilitas untuk menginap seperti bungalow atau villa kecil di pinggir pantai tentu pariwisata tersebut tidak akan berkembang.

Oleh karena alasan itulah arsitektur menjadi elemen penting dalam setiap perkembangan pariwisata, baik pariwisata yang modern maupun pariwisata rural sekalipun. Perkembangan pariwisata akan selalu sejalan dengan arsitektur. Semakin berkembang arsitektur di suatu daerah—dalam konteks ini adalah arsitektur yang tidak merusak pariwisata itu sendiri—semakin pula pesat tumbuh pariwisata di daerah tersebut.

1.1.2. PARIWISATA RURAL Konsep pariwisata perdesaan (rural tourism) dengan cirinya produk yang unik, khas

serta ramah lingkungan kiranya dapat menjadi solusi baru bagi pengembangan kepariwisataan di dunia. Sebagai respon atas pergeseran minat wisatawan tersebut maka di Indonesia pun tumbuh pilihan wisata baru berupa desa-desa wisata di berbagai provinsi di Indonesia. Pengembangan Desa Wisata tidak hanya bermanfaat bagi munculnya alternative wisata untuk memenuhi pergeseran minat wisatawan, namun juga dapat dijadikan sebagai solusi bagi permasalahan kemiskinan, pelestarian budaya dan pelestarian lingkungan hidup. Indonesia umumnya merupakan wilayah yang kaya akan ragam keunikan di desa, namun baik masyarakat maupun pengelola destinasi belum terlihat menyadari benar potensi tersebut sehingga penanganan desa yang memenuhi karakteristik sebagai desa wisata tidak dilakukan dengan semestinya. Di samping itu, untuk melengkapi model pemberdayaan masyarakat dan kemiskinan melalui desa wisata, maka kunci keberhasilan adalah kesiapan dari seluruh penduduk untuk membuka diri dan berubah. Untuk menyiapkan penduduk agar mampu mengelola desa wisata maka perlu diberikan pelatihan kompetensi untuk mengelola desa wisata, sehingga pelestarian budaya dan pengentasan kemiskinan dapat terwujud.

Sebagian besar wilayah Indonesia masih berkarakteristim perdesaan, yang kegiatan ekonomi utama penduduknya adalah pertanian dan pengelolaan sumber daya alam. Permasalahan utama yang dihadapi wilayah perdesaan di Indonesia pada umumnya adalah masih besarnya jumlah penduduk miskin, terbatasnya alternatif lapangan kerja dan rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja perdesaan.

Page 5: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

4 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

Pariwisata perdesaan merupakan salah satu alternatif utama untuk mengatasi lemahnya ekonomi perdesaan juga upaya dalam mendukung kebijakan pemerintah Indonesia dalam menumbuhkan ekonomi nonpertanian di perdesaan. Lingkungan perdesaan, kehidupan sehari-hari masyarakat desa yang beridentitas lokal, juga kontak dengan warisan budaya dan penduduk desa merupakan produk utama pariwisata perdesaan.

Model pariwisata perdesaan yang pro-growth, pro-poor, dan pro-job serta berkarakter khas Indonesia yang merupakan pengembangan dari model pariwisata perdesaan yang sudah ada merupakan tujuan dari pengembangan model pariwisata perdesaan yang dihasilkan. Model yang dihasilkan tidak hanya satu, tetapi beberapa sesuai dengan karakteristik budaya masyarakat, karakteristik daya tarik wisata yang dimiliki, serta sistem pengelolaannya.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas didapat beberapa rumusan masalah tentang bahasan kali ini, di antaranya:

1. Apa itu pariwisata rural? 2. Apa hubungan antara arsitektur dan pariwisata rural? 3. Mengapa arsitektur dilibatkan dalam parwisata rural? 4. Contoh pariwisata rural dan fasilitas arsitektur apa saja yang ada di tempat tersebut? 5. Siapa saja klasifikasi pasar turis untuk pariwisata rural?

1.3. TUJUAN Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini: 1. Mengetahui apa itu pariwisata rual 2. Mengetahui hubungan antara arsitektur dan pariwisata rural 3. Mengetahui alasan mengapa arsitektur dilibatkan dalam pariwisata rural 4. Mengenal contoh pariwisata rural yang ada di Indonesia begitu pula dengan bentuk arsitekturnya 5. Mengetahui klasifikasi turis yang berkunjung ke pariwsata rural?

Page 6: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

5 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. PARIWISATA PINGGIRAN, TEMPAT “LARI” MASYARAKAT

KOTA Kesibukan padat merayap, tingkat stres yang tinggi, ketegangan yang intens, tekanan

akan jam kerja tinggi menjadi hal yang maklum di daerah perkotaan. Masyarakat kota terbiasa dengan kegaiatan yang notabene sama setiap hari. Dapat dikatakan masyarakat ini jenuh, tetapi tidak ada yang bisa mereka lakukan. Karena memang rutinitas itulah yang harus dijalani agar semua sendi dalam kehidupan manusia lancar. Mereka terbiasa bukan berarti nyaman, oleh karena itu masyarakat kota di waktu luangnya mencari tempat untuk sekedar ‘lari’. Lari dari rutinitas yang sesak dan mencekik.

Ada banyak opsi untuk masyarakat kota memilih tempat ‘lari’ atau lebih elok disebut tempat wisata, tempat untuk me-refresh pikiran. Wisata dalam kota dan wisata luar kota. Kebanyakan masyarakat kota jenuh dengan suasana kota walaupun ada tempat untuk me-refresh-kan pikiran di dalam kota. Alasan suasana baru membuat masyarakat kota ‘lari’ ke luar kota. Di luar kota juga masih dibagi ke beberapa kategori spot wisata: wisata ke kota lain yang lebih lengang; wisata ke tempat alami seperti gunung, pantai, dll; wisata ke desa wisata melihat kehidupan masyarakat di pedesaan yang jauh berbeda dengan kota, dsb. Dari tiga contoh spot wisata tersebut, kunjungan ke desa wisata atau yang lebih dikenal parwisata rural berada di tingkat pertama yang paling diminati masyarakat kota.

Ada beberapa alasan mengapa masyarakat kota lebih meminati jenis pariwisata ini sebagai tujuan wisata. Yang paling sering adalah karena kontrasnya kehidupan masyarakat desa dengan kota. Hal ini mampu menarik minat masyarakat kota untuk lebih dekat mengetahui bagaimana kehidupan di pedesaan berjalan. Dengan sedikit rutinitas, kehidupan sesama yang hangat, suasana yang jauh dari hiruk-pikuk dan kebisingan. Selain alasan kontras kehidupan antar keduanya, alasan kedua adalah alasan finansial yang murah untuk mencapai desa-desa wisata. Kebanyakan desa wisata tidak memungut biaya terlampau tinggi untuk bisa menjelajahi desa mereka. Biasanya wisatawan hanya diwajibkan mengisi buku tamu selebihnya wisatawan bisa memilih sendiri pengeluaran finansial yang akan digunakan. Seperti contoh untuk membeli suvenir atau biaya lain untuk menginap di desa tersebut—yang mengharuskan membayar beberapa rupiah untuk biaya menginap. Alasan ketiga adalah keontetikan suvenir yang didapat dari desa wisata. Selain karena harga yang miring bila dibandingkan membeli suvenir di luar desa wisata, keontetikan karya seni yang dihasilkan masyarakat desa wisata lebih otentik dan asli. Menjadi hal yang mutlak bagi sebagian masyarakat kota untuk membeli oleh-oleh untuk dibawa kembali ke kota.

Tanpa adanya masyarakat kota, pariwisata rural tidak akan berkembang. Tanpa pariwisata rural, masyarakat kota akan pula kehilangan tempat untuk mengurangi ‘tekanan’ yang mereka dapat di rutinitas mereka. Oleh karena itu keduanya harus berjalan seimbang, tidak boleh saling tumpang tindih karena keduanya saling membutuhkan.

Page 7: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

6 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

Gambar 1: Garis merah menunjukkan jalan yang semakin berundak naik. Kotak kuning menunjukkan rumah-rumah yang berorientasi ke jalan. Lingkaran biru menunjukkan rumah pemujaan adat yang menjadi vocal point dari keseluruhan kampung letaknya paling tinggi, dianggap paling suci. Sumber: TripAdvisor.com

BAB II PEMBAHASAN

3.1. MENGAPA ARSITEKTUR DILIBATKAN DALAM PARIWISATA

RURAL Alasan mengapa arsitektur terlibat dalam pariwisata rural tentunya karena alasan

mendasar arsitektur harus ada yaitu karena arsitektur adalah bagian pendukung pariwisata, tanpa arsitketur pariwisata seperti kehilangan salah satu sayapnya. Ada beberapa poin yang membuat arsitektur terlibat dalam pariwisata rural, di antaranya:

3.1.1. ARSITEKTUR LANSKAP ALAMI RURAL Arsitektur lanskap alami adalah

suatu karya lanskap yang tidak banyak dirubah dengan campur tangan manusia, hanya diolah agar tampil lebih menarik. Yang dimaksud dalam poin adalah suasana pedesaan baik dari segi tatanan rumah di desa, tata letak lanskap desa, maupun semua aspek kehidupan yang ada pada masyarakat pedesaan. Banyak contoh yang bisa mendukung penjelasan poin ini di antaranya adalah arsitektur lanskap desa adat wisata Kampung Tarung di Sumba Barat. Dilihat dengan seksama dari tampak satelit dapat terlihat bahwa perletakan rumah di Kampung Tarung mengikuti jalan dan kontur yang ada di desa. Tampak jelas bahwa desa ini memanfaatkan keadaan lanskap alami untuk membentuk desa mereka. Salah satu ciri dari desa wisata adalah masih selarasnya setiap sendi kehidupan mereka dengan alam. Contoh desa adat lain yang cocok dengan poin ini adalah Desa permukiman Muslim di Thailand.

3.1.2. ARSITEKTUR MEMBENTUK KEHIDUPAN SOSIAL

BUDAYA Arsitektur membentuk kehidupan sosial budaya masyarakat pedesaan. Melihat

dari letak rumah masyarakat desa yang cenderung berkelompok menjadi satu kesatuan. Hal itu bukan tanpa alasan, melainkan karena memang pola itu membentuk cara hidup dan kehidupan sosial masyarakat rural. Masyarakat rural hidup dekat dengan tetangga berbeda dengan masyarakat kota yang individualis. Masyarakat desa

Page 8: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

7 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

terbiasa berbagi hingga pada tanah pekarangan digunakan bersama antar satu sama lain. Seperti contoh konkritnya adalah desa adat Kampung Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kampung Naga memiliki pembedaan pola tatanan desa sebagai berikut:

Area pertama adalah area rumah tinggal—yang terpisah dengan jamban (tempat BAB & BAK)—dan area kedua adalah area luar yang termasuk di antaranya lumbung, jamban, area persawahan, dan hutan. Terlihat bahwa pola masyarakat tertata oleh satu struktur adat yang sudah ada dari zaman dulu dan tidak dilanggar sehingga membentuk pola kehidupan masyarakat yang rukun dan Kampung Naga terlihat bersih dan asri karena perletakan jamban dan area lain yang mengeluarkan residu berada di luar area rumah tinggal. Tidak hanya bersih dan asri, desa ini menjadi lebih higienis dan sehat karena hal itu. Dari hal ini terlihat sekali pengaruh arsitektur dalam pariwisata tidak hanya berkaitan dengan hal finansial tetapi juga kesehatan dan keindahan. Contoh desa adat lain yang kehidupan sosial budayanya layak diekspos adalah kehidupan masyarakat Tengger karena di tengah-tengah warganya yang kebanyakan beragama Islam, masyarakat Tengger masih menganut beberapa adat khas Tengger yang otentik dan asli.

3.1.3. ATRAKSI PARIWISATA RURAL

Atraksi dalam pariwisata rural adalah satu nilai jual dari suatu desa adat. Tiap desa adat kebanyakan memiliki pementasan untuk menarik datangnya wisatawan ke daerahnya. Pementasan atraksi ini bermacam-macam baik seni tari hingga seni lukis,

Gambar 2: Dua area di dalam Kampung Naga dibatasi oleh pagar bambu. Pagar tersebut membatasi area rumah tinggal (bagian belakang) dan area lumbung, kandang ternak, jamban, dan area persawahan serta hutan (bagian depan). Sumber: Dok. Pribadi.

Page 9: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

8 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

dari drama hingga orkestra etnik, dari yang gratis hingga membayar beberapa juta untuk dapat melihatnya. Dari tiap atraksi ini memunculkan perbedaan karena akan menjadi remembering point dari setiap desa adat yang bisa dibawa pulang untuk diceritakan ke keluarga maupun kawan. Di sinilah penyaluran informasi pariwisata rural berkembang, mouth to mouth and internet have its power. Internet dan jejaring sosial lain menjadi penyalur informasi tercepat beberapa tahun terakhir membuat peluang desa adat untuk bisa berkembang lebih luas semakin terbuka. Tetapi di samping itu perlu dipikirkan bagaimana membatasi influence yang masuk ke dalam desa. Beberapa desa mulai ‘dijajah’ oleh investor asing maupun domestik dengan dalih untuk ‘mengembangkan’ desa ke arah lebih baik. Tetapi kebanyakan hanya merusak tatanan sakral desa yang sudah ada demi keuntungan finansial. Oleh karena itu perlu adanya tindakan antisipasi baik dari pemerintah daerah maupun pusat,

wisatawan, dan masyarakat desa adat sendiri untuk melakukan kerja sama membentengi desa adat dari ‘tangan jahat’ pihak asing yang ingin merusak desa.

Contohnya adalah desa wisata Kembang Arum, Sleman, Jogjakarta. Di desa ini wisatawan dapat belajar melukis batik tulis dengan membayar uang kursus singkat sebesar Rp 125.000,00/orang. Dengan biaya tersebut wisatawan

dapat membawa pulang hasil batik tangan sendiri dan membawa pulang pengetahuan membatik dari desa ini. Contoh lain adalah kampung sentra tas kulit Tangulangin di Sidoarjo, Jawa Timur.

Gambar 3: Salah satu rumah yang digunakan sebagai tempat kursus melukis batik bagi wisatawan. Sumber: Flickr.com

Page 10: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

9 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

3.2. ANALISA WISATA RURAL: DESA WISATA KEMBANGARUM 3.2.1. DETAIL LOKASI

Gambar 4: Peta lokasi Desa Wisata Kembang Arum, Sleman, Jogjakarta. Sumber: Kembang Arum Blog

Page 11: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

10 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

Gambar 5: Cara tercepat menuju ke lokasi menggunakan perhitungan Google Maps adalah 35 menit ditempuh dengan kendaraan bermotor, jarak tempuh sekitar 18,6 kilometer. Petunjuk jalan dapat dilihat di atas. Sumber: Google Maps.

Desa Wisata Kembang Arum Yogyakarta merupakan desa wisata yang diresmikan pada pertengahan tahun 2005. Desa ini termasuk dalam desa wisata modern. Desa wisata modern memiliki ciri sudah dikelola oleh pemerintah dan investor. Terlihat dari pembangunan desa wisata yang tersentuh oleh tangan arsitek. Adanya beberapa fasilitas pendukung yang cukup modern dan dapat dimanfaatkan oleh wiasatawan. Desa ini tidak begitu jauh dari pusat kota Sleman sehingga untuk mencapai lokasi juga tidak terlalu susah. Desa ini menwarakan wiasta edukasi dan alam sebagai daya tarik wisata bagi pengunjung.

Beralamat di Ngaglik, Donokerto Turi, Sleman, Daerah Istimewa Jogjakarta yang terletak di lereng gunung merapi yang tepatnya di Kelurahan Donokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta.

• HOW TO GET THERE?

Page 12: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

11 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

• FACILITIES AROUND a. Penginapan banyak tersedia di kawasan desa wisata, dengan view kebun salak sangat cocok dijadikan tempat untuk bermalam di desa wisata ini. Di desa wisata Kembangarum terdapat sebuuah rumah yang dibangun khusus untuk para tamu dan penginapan. Rumah ini dibangun dari bambu, berlantai tanah, dan dihiasi dengan wayang dan lukisan-lukisan. Di depan rumah ini terdapat berbagai barang unik, seperti patungbambu dan kursi meja bambu. Di rumah ini pengunjung dapat memperoleh

kenyamanan karenanuansasejuk dari pemandangan dan suara gemercik air yang menenangkan. Rumah ini disewakan Rp 750.000 per malam untuk rombongan. b. Massage Area: Wisatawan dapat memeroleh layanan pijat dengan view pinggir kolam yang gemericik sembari menikmati pemandangan alam dengan membayar Rp 50.000 per orang. c. Kembang Arum Culinary, kuliner khas Kembang Arum ditawarkan dengan

harga cukup murah Rp 20.000 per porsi.

d. Beberapa saran dan prasana pendukung lain yang tersedia di desa wisata Kampung Arum adalah: Masjid Homestay Area permainan Sanggar lukis Perpustakaan wisata Bicycle and car rent untuk jelajah alam, dan Restoran

Gambar 7: Beberapa bungalow tempat menginap wisatawan di dalam desa. Sumber: TripAdvisor.com

Gambar 6: Massage area dibuat terbuka agar menyatu dengan alam dan merasakan sejuknya udara di luar ruang. Sumber: Kembang Arum Blog.

Page 13: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

12 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

3.2.2. ANALISA ARSITEKTUR DALAM WISATA RURAL 3.2.2.1. ARSITEKTUR LANSKAP ALAMI RURAL Desa wisata ini selain menawarkan wisata edukasi kepada wisatawan juga

menyuguhkan keindahan alam daerah Sleman, yaitu lereng gunung Merapi. Karena memang tipologi daerahnya berada tepat di kaki gunung Merapi. Meskipun sudah dikelola oleh investor dan pemerintah desa ini tidak mengeksploitasi alam sekitar. Buktinya disediakan sarana untuk melakukan jelajah alam sekitar desa wisata dengan mobil maupun dengan bersepeda.

Selain beberapa arsitektur lanskap yang alami dari desa, ada pula beberapa

arsitektur yang sedikit diolah tetapi tidak serta merta merusak tatanan alam dan kontur di dalam desa. Area ini digunakan sebagai area penginapan maupun area outboud.

Gambar 9: Selain memberikan edukasi bagi wisatawan tentang cara bertani masyarakat desa wisata. Pemandangan area persawahan terasiring memberikan nilai tersendiri pada arsitektur lanskap alami desa. Sumber: antaranews.com

Gambar 9: Beberapa wisatawan tampak berfoto setelah asik bermain air di sungai desa di bagian selatan desa wisata. Sungai ini tampak dibiarkan alami tak tersentuh pembangunan

Gambar 11: Area penginapan meskipun sudah diolah tetapi masih menunjukkan kesan alami dari lanskap taman di pekarangan penginapan. Sumber: TripAdvisor.com

Gambar 11: Area outbound diolah tetapi kealamiannya dijaga untuk memberikan kesan ‘alam’ kepada pengunjung saat melakukan outbound di atas jembatan gantung. Sumber: Antaranews.com

Page 14: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

13 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

3.2.2.2. ARSITEKTUR MEMBENTUK KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA

Sebelum desa ini diresmikan sebagai desa wisata tahun 2005, desa ini tak beda halnya dengan desa lain yaitu masyarakatnya banyak yang bertani, membajak sawah, terkadang memancing di sungai dangkal di selatan desa, beberapa di antaranya melukis batik. Tetapi setelah pemerintah meresmikan desa ini sebagai desa wisata edukasi dan wisata alam, pemerintah mulai melakukan sosialisasi dari berbagai pihak. Baik pihak dinas pertanian, pariwisata, maupun pendidikan. Dengan beberapa pembangunan di desa, penambahan fasilitas seperti outbound, restoran, sanggar lukis, toko-toko suvenir khas desa, masyarakat juga mengembangkan kehidupan sosial budaya mereka sebagai langkah adaptasi dari perubahan desa mereka.

Mata pencaharian masyarakat desa kini mulai bercabang, tidak hanya bertani dan melukis batik. Beberapa dari masyarakat menjadi guide untuk wisatawan, beberapa belajar kesenian tari untuk penyambutan wisatawan, beberapa lagi menjadi tutor melukis batik, beberapa menjadi pengrajin hasil karya seni asli desa Kembang Arum, beberapa belajar untuk memijat, dan lain-lain. Mata pencaharian masyarakat desa mulai terangkat, beberapa keahlian baru juga mereka dapat karena adanya pembangunan di desa mereka. Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur tidak hanya membawa pengaruh buruk bagia kehidupan sosial budaya masyarakat pedesaan. Dengan penanganan dan kontrol berkala, arsitektur dapat merubah keadaan ekonomi masyarakat desa menjadi lebih baik dengan tanpa merusak kondisi alam desa yang sudah dari dari dulu. Arsitektur mengolah alam bukan merusaknya, oleh karena itu perlunya komunikasi yang jelas sebelum melakukan pembangunan di desa wisata adalah hal yang tepat dilakukan baik pemerintah maupun investor yang akan mengolah dan melakukan pembangunan di desa wisata.

Gambar 12: Wisatawan dan masyarakat desa berbaur untuk belajar bagaimana cara bertani di desa wisata Kembang Arum. Sumber: TripAdvisor.com

Page 15: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

14 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

3.2.2.3. ATRAKSI PARIWISATA RURAL Yang dimaksud atraksi di sini bukan hanya atraksi pagelaran seni tari atau

pementasan drama. Atraksi pariwisata rural juga termasuk sarana edukasi bertani, outbound, kursus melukis batik dan yang lain.

Desa ini menawarkan banyak atraksi di antaranya yang pertama adalah sarana edukasi bertani. Wisatawan akan diajarkan oleh masyarakat desa asli untuk bertani di tanah terasiring milik warga. Dari membajak sawah, memandikan kerbau, menuai padi, hingga memanennya. Meskipun hal ini tampak biasa saja bagi masyarakat pedesaan, bagi masyarakat kota hal ini merupakan pengalaman baru yang belum pernah mereka lakukan dan tidak bisa dilakukan di kota. Sarana edukasi ini menjadi hal yang menarik dan memiliki nilai jual tinggi bagi desa.

Selain bertani, desa ini juga menawarkan atraksi outbound mini yang dapat dinikmati wisatawan di selatan desa, tepatnya di sungai desa. Selain menikmati jembatan gantung yang berada tepat di atas desa, wisatawan juga dapat menikmati keindahan persawahan di belakang spot outbound dan

wisatawan dapat bermain air di sungai dangkal di selatan desa. Tempat ini menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan yang ingin lebih dekat dengan alam.

Satu lagi yang paling menarik dari desa ini adalah wisatawan dapat secara langsung belajar cara membatik, menorehkan lilin panas dari canting ke kain putih yang sudah diberi draf corak batik. Wisatawan dapat membawa pulang pengalaman

Gambar 13: Warga dan wisatawan membajak sawah bersama di area persawahan merupakan bagian dari wisata edukasi yang disuguhkan desa wisata ini. Sumber: Antaranews.com

Gambar 14: Keceriaan wisatawan saat melakukan outbound di selatan desa wisata. Sumber: Google Images.

Page 16: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

15 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

membatik bersama pembatik profesional desa. Tak hanya pengalaman wisatawan juga dapat membawa pulang hasil karya mereka sendiri secara gratis dan bila ingin juga dapat membawa pulang batik Jogja khas desa di sentra melukis batik di desa ini.

3.3. KLASIFIKASI TURIS DALAM PARIWISATA RURAL

DESA WISATA

MODERN

Termasuk di antaranya

adalah desa wisata

Kembang Arum,

Sleman, Jogjakarta.

Cirinya:

Dikelola pihak luar bekerja sama dengan pihak desa. baik pemerintah maupun investor swasta.

Memiliki beberapa fasilitas modern yang dapat mendukung kebutuhan pariwisata wisatawan yang kompleks.

Memiliki jarak tempuh yang cukup mudah dari pusat kota.

Memiliki cara hidup yang tidak terlalu etnik, cukup toleran terhadap wisatawan asing karena pola hidupnya tidak jauh berbeda dengan para wisatawan.

Memerlukan beberapa biaya tambahan untuk wisatawan menikmati keindahan desa wisata modern ini, karnea memang dikelola dengan pengelolaan yang cukup baik.

DESA ADAT ETNIK

Termasuk di antaranya

adalah desa adat

Kampung Naga,

Tasikmalaya, Jawa Barat.

Cirinya:

Belum ada pengelolaan dari pihak luar. Pembangunan dilakukan dari, oleh, dan untuk masyarakat desa sendiri tanpa ada campur tangan pihak asing.

Fasilitas bagi wisatawan masih belum terlalu banyak. Karena memang dalam desa adat sulit melakukan pembangunan dari pihak asing

Kebanyakan memiliki jarak tempuh yang susah dan jauh dari pusat kota.

Masyarakatnya memiliki cara hidup yang sederhana.

Tidak banyak mengeluarkan biaya untuk mengunjungi desa. Kebanyakan hanya perlu mengisi buku tamu untuk wisatawan.

Page 17: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

16 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

DESA WISATA MODERN

Umur: 5-70 tahun

Pekerjaan: Swasta, PNS, Pengusaha, Mahasiwa, Pelajar, Peneliti, & Ekspatriat.

Finansial: Menengah hingga tinggi

Latar belakang pendidikan: SD - Magister

Tipe wisatawan: 1. Praktis 2. Masih mengandalkan kehidupan kota sebagai acuan 3. Individualistis 4. Menginginkan banyak fasilitas yang dapat dimanfaatkan olehnya 5. Sedikit suka berpetualang 6. Hanya mencari tempat untuk melupakan sejenak segala rutinitas 7. Eksplorasi alam kurang

DESA ADAT ETNIK

Umur: 18-70 tahun

Pekerjaan: Pelajar, Mahasiswa, Akademisi, Ekspatriat.

Finansial: Bawah, menengah, atas.

Latar belakang pendidikan: SMA - Mahasiswa - Professor

Tipe wisatawan: 1. Menyukai petualangan 2. Haus akan pengetahuan tradisional dan sejarah 3. Humble 4. Dapat beradaptasi dengan mudah 5. Suka meneliti 6. Mencari tempat tinggal yang berbeda dari tempat tinggal di tempat asal 7. Suka bereksplorasi 8. Adrenaline seeker

Page 18: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

17 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

BAB II SIMPULAN DAN SARAN

4.1. SIMPULAN

Pariwisata perdesaan merupakan salah satu alternatif utama untuk mengatasi lemahnya ekonomi perdesaan juga upaya dalam mendukung kebijakan pemerintah Indonesia dalam menumbuhkan ekonomi nonpertanian di perdesaan. Lingkungan perdesaan, kehidupan sehari-hari masyarakat desa yang beridentitas lokal, juga kontak dengan warisan budaya dan penduduk desa merupakan produk utama pariwisata perdesaan.

Tanpa adanya masyarakat kota, pariwisata rural tidak akan berkembang. Tanpa pariwisata rural, masyarakat kota akan pula kehilangan tempat untuk mengurangi ‘tekanan’ yang mereka dapat di rutinitas mereka. Oleh karena itu keduanya harus berjalan seimbang, tidak boleh saling tumpang tindih karena keduanya saling membutuhkan.

Page 19: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

18 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

4.2. SARAN

Page 20: Arsitektur & Wisata Rural

Andaka Rizki Pramadya 1351010024 Arsitektur | FTSP | UPN “Veteran” Jawa Timur................ Inggrid Andhini 1351010044

19 Arsitektur dan Pariwisata Rural | Arsitektur Pariwisata | Tahun ajaran 2015-2016

DAFTAR PUSTAKA

http://www.indonesia.travel/public/media/images/upload/poi/Kampung%20Naga%20%2889%292014Kampung%20Naga.jpg http://www.p2par.itb.ac.id/?page_id=747 https://desawisatasleman.wordpress.com/desa-wisata-kembangarum/ http://liburanjogja.co.id/blog/desa-wisata-kembangarum/ http://www.tripadvisor.com/Hotel_Review-g294230-d307061-Reviews-Dusun_Jogja_Village_Inn-Yogyakarta_Java.html https://www.google.co.id/maps/dir/Yogyakarta,+Yogyakarta+City,+Special+Region+of+YogYogyaka/Desa+Wisata+Kembang+Arum,+Donokerto,+Turi,+Sleman+Regency,+Special+RegReg+of+Yogyakarta,+Indonesia/@-7.6747021,110.3698038,3878m/am=t/data=!3m1!1e3!4m13!4m12!1m5!1m1!1s0x2e7a5787bb5b6bc5:0x21723fd4d3684f71!2m2!1d110.3694896!2d-7.7955798!1m5!1m1!1s0x2e7a5fb4a278b607:0x1d85349bbef2f8!2m2!1d110.37706!2d-7.656253?hl=en https://www.google.com/search?q=melukis+batik+kembang+arum+jogja&biw=1920&bih=977&source=lnms&sa=X&ved=0ahUKEwjn_93fuc_JAhVIm5QKHUXdAD0Q_AUIBSgA&dpr=1