Download - Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Transcript
Page 1: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

BAHASA DIALEK DAN TRADISI LISAN

SK

KD

Menu

Evaluasi

Nonika Farahdila XI bahasa

Page 2: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

SK : 3. Memahami kesamaan dan

keberagaman dialek

BACK

Page 3: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

KD :1. Menjelaskan definisi bahasa dan dialek2. Menjelaskan keterkaitan antara bahasa dan dialek.3. Mengidentifikasikan bahasa bahasa yang terdapat di Indonesia serta menunjukkan karakteristik dan wilayahnya4. Mengembangkan sikap kepedulian terhadap bahasa, dialek dan tradisi lisan.

BACK

Page 4: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Konsep Bahasa

Definisi Bahasa

Definisi Dialek

Hubungan Bahasa dan

Dialek

Bahasa daerah di Indonesia

Peduli pada Bahasa, Dialek, dan Tradisi

Lisan

Rumpun Bahasa Austronesia

Konsep Tradisi Lisan

Klasifikasi Bahasa Austronesia

Page 5: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Konsep BahasaDikutip dari Kridalaksana (1923), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (sewenang) yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri. Dikutip dari Tarigan, dikatakan oleh Anderson dan Douglas Brown bahwa bahasa memiliki ciri atau sifat bahasa. Ciri-ciri bahasa itu antara lain bahasa itu adalah sebuah sistem, berwujud lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, bermakna, bersifat konvensional, unik, universal, dan produktif, bervariasi, dinamis, digunakan sebagai alat komunikasi, dan merupakan identitas penuturnya.

BACK

Page 6: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Definisi Bahasaa. Satu sistem untuk mewakili benda, tindakan,

gagasan dan keadaan.

b. Satu peralatan yang digunakan untuk

menyampaikan konsep riil mereka ke dalam pikiran

orang lain.

c. Satu kesatuan sistem makna.

d. Satu kode yang yang digunakan oleh pakar linguistik

untuk membedakan antara bentuk dan makna.

e. Satu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah

ditetapkan (contoh: Perkataan, kalimat, dan lain-lain).

f. Satu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh

masyarakat linguistik.

h. Satu peralatan yang digunakan untuk

menyampaikan konsep riil mereka ke dalam pikiran

orang lain.

BACK

Page 7: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Definisi Dialek

Berkaitan dengan bahasa lisan, Edward Callary mengatakan bahwa bahasa berkembang menjadi banyak variasi. Variasi bahasa terjadi bergantung pada kebiasaan berbicara penutur bahasa. Variasi bahasa tersebut dinamakan dialek.

Page 8: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Dialek (dari bahasa Yunani, ”dialektos”), adalah varian-varian sebuah bahasa yang sama. Varian-varian ini berbeda satu sama lain, tetapi masih banyak menunjukkan kemiripan satu sama lain sehingga belum pantas disebut bahasa-bahasa yang berbeda.

Page 9: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Dialek tidak hanya berkaitan dengan bahasa, namun juga berkaitan dengan fitur non-kebahasaan. Fitur non-kebahasaan tersebut adalah letak geografis, kelas sosial, usia, pekerjaan, dan gender. Pada dialek geografikal atau regional, terdapat beberapa dialek; yaitu dialek kelas, dialek usia, dan dialek gender. Dialek tersebut bergantung pada daerah penutur tinggal, usia penutur tersebut, dan jenis kelaminnya.

Page 10: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Ada pula istilah idiolek, yaitu warna suara yang khas penutur bahasa, gaya bahasa dan susunan kalimat yang digunakan yang menjadi trade mark tersendiri bagi penuturnya.

BACK

Page 11: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Hubungan Bahasa dan Dialek

Bahasa yang digunakan dalam kehidupan manusia mengandung beragam dialek. Dialek tersebut memiliki variasi yang beragam. M. Ramlan dan kawan-kawan membagi ragam bahasa Indonesia menjadi beberapa bagian :Pertama, ragam berdasarkan tempat misalnya dialek Jakarta, dialek Menado, dialek Jawa, dan sebagainya. Kedua, ragam bahasa berdasarkan penutur terbagi menjadi ragam golongan cedekiawan dan ragam golongan bukan cendekiawan.

Page 12: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Ketiga, ragam bahasa berda sarkan sarana terbagi menjadi ragam lisan dan ragam tulisan. Keempat, ragambahasa berdasarkan bidang penggunaan terbagi menjadi ragam ilmu, ragam sastra, ragam surat kabar, ragam undang-undang, dan lain-lain.Kelima, ragam bahasa berdasarkan suasana penggunaan, terbagi menjadi ragam resmi dan ragam santai.BACK

Page 13: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Bahasa Daerah di Indonesia

Menurut www.ethnologue.com, di dunia terdapat sekitar 7.000 bahasa. Dan 10%-nya terdapat di Indonesia, sedangkan 60-70 buah terdapat di NTT. Bahasa daerah di Indonesia yang berjumlah sekitar 700 bahasa tersebut banyak yang terancam punah, terutama yang terdapat di daerah NTT. Kepunahan terjadi disebabkan tidak digunakannya kembali bahasa tersebut.

BACK

Page 14: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Dikutip dari pernyataan Louise Baird pada www.ethnologue.com ada anggapan negatif terhadap bahasa daerah yang menyebabkan bahasa daerah semakin ditinggalkan. Anggapan negatif tersebut sebagai berikut:1) Bahasa daerah dianggap ketinggalan zaman.2) Bahasa daerah dianggap sebagai bahasa milik orang golongan bawah.3) Bahasa daerah dianggap tidak intelek.4) Bahasa daerah dianggap tidak memiliki kegunaan di daerah perkotaan.5) Bahasa daerah dianggap tidak mendukung kemajuan.6) Bahasa daerah dianggap tidak mendukung kesuksesan belajar.

Page 15: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

No

Wilayah Bahasa Daerah

1. Bali Bahasa Bali, bahasa Sasak

2. Jawa Bahasa Jawa, Madura, Sunda3. Kalimantan

bahasa Bahau, Bajau, Banjar, Iban, Kayan, Kenya,

Klemautan, Melayu, Milano, Ot-Danum4. Maluku bahasa Alor, Ambelan, Aru, Banda, Belu, Buru, Geloli,

Goram, Helo, Kadang, Kai, Kaisar, Kroe, Lain, Leti, Pantar,

Roma, Rote, Solor, Tanibar, Tetun, Timor, Wetar, Windesi,

Ternate, Tidore, Bacan, Sula, Taliabo5 Nusa

Tenggara

Sasak, Sumba, Sumbawa, Tetun, Timor

6 Sulawesi bahasa Bubgkumori, Laki, Landawe, Mapute, Buol,

Gorontalo, Kaidipan, Bulanga, Balantak, Banggai, Babongko,

Loinan, Bonerate, Butung, Kalaotoa, Karompa, Layolo, Walio,

Bugis, Luwu, Makassar, Mandar, Pitu, Sa’dan, Salu, Seko,

Uluna, Bantik, Mongondow, Sangir, Talaud, Tambalu,

Tombatu, Tompakewa, Tondano, Tontembun, Tomini,

Bada’Besona, Kail, Leboni, Napu, Pilpikoro, Toraja, Wotu7 Sumatra bahasa Aceh, Alas, Angkola, Batak, Enggano, Gayo, Karo,

Kubu, Lampung, Lom, Mandailing, Melayu, Mentawai,

Minangkabau, Nias, Orang Laut, Pak-Pak, Rejang Lebong,

Riau, Sikule, Simulur

Page 16: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Konsep Tradisi Lisan

Tradisi lisan adalah folklor lisan yang dirumuskan sebagai bagian kebudayaan yang diciptakan, disebarluaskan, dan diwariskan dalam bentuk kelisanan, seperti cerita rakyat dan nyanyian rakyat, juga adat / kebiasaan secara turun menurun dari nenek moyang yang masih diperlukan dalam masyarakat.

Page 17: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan
Page 18: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Tradisi lisan memiliki ciri-ciri: a. penyebaran dan pewarisan secara

lisan, bersifat tradisionalb. memiliki berbagai versi bukan

variasic. Anonimd. bentuknya berpolae. milik bersamaf. bersifat polos, lugu, dan spontan.

Page 19: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Contoh tradisi lisan

misalnya Shalawat Dulang yang berasal dari Minangkabau, pertunjukan Sanghyang Rejang, pertunjukan Gambuh, pertunjukan Wayang Wong, pertunjukan Balih-balihan Legong Arya Kebyar, gambuh, wayang kulit, dramatari topeng, peratari arja, dan sendratari.

BACK

Page 20: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Rumpun Bahasa Austronesia

Austronesia berasal dari bahasa Latin austrâlis yang memiliki makna ’selatan’ dan bahasa Yunani nesos yang memiliki makna ’pulau’.Jadi, secara harafiah Austronesia berarti ’Kepulauan Selatan’

Page 21: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Bahasa Austronesia adalah sebuah rumpun bahasa yang memiliki wilayah persebaran yang luas di dunia. Sekitar 4000 tahun yang lalu, Para penutur bahasa ini yang diduga berasal dari Cina bagian selatan melakukan migrasi ke Pulau Taiwan. Persebarannya:utara : Taiwan dan Hawaiiselatan : Selandia Baru (Aotearoa) barat : Madagaskar timur : Pulau Paskah (Rapanui) BACK

Page 22: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Klasifikasi Bahasa Austronesia

Rumpun bahasa Austronesia dibagi ke dalam dua kategori utama yaitu bahasa Taiwanik dan bahasa Melayu-Polinesia. Secara lengkap, rumpun bahasa Austronesia dibagi menjadi seperti berikut:a. Rumpun bahasa Austronesia meliputi bahasa Taiwanik (bahasa Atayalik, bahasa Tsouik, bahasa Paiwanik, bahasa Taiwanik Barat, dan bahasa Taiwanik yang terpengaruh bahasa Tionghoa.

Page 23: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

b. Bahasa Melayu-Polinesia meliputi: bahasa Melayu-Polinesia Barat, bahasa Borneo, bahasa Filipina Utara, bahasa Filipina Tengah, bahasa Filipina Selatan, bahasa Mindanao Selatan, bahasa Sama- Bajau, bahasa Sulawesi, bahasa Sundik.

Page 24: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

c. Bahasa Melayu-Polinesia Tengah meliputi: bahasa Bima-Sumba, bahasa Maluku Tengah, bahasa Maluku Tenggara, bahasa Timor- Flores.

d. bahasa Melayu Polinesia Timur meliputi bahasa Halmahera Selatan-Papua Barat-Laut dan bahasa Oseania.

Page 25: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Bahasa Sundik yang termasuk di dalam kategori bahasa Melayu Polinesia Barat adalah cabang bahasa yang kemudian menurunkan bahasa Jawa, bahasa Melayu (termasuk bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahasa Madura, bahasa Aceh, bahasa Batak dan bahasa Bali)

BACK

Page 26: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Peduli pada Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan

1. Peduli terhadap BahasaBahasa adalah emas. Itu

adalah ungkapan yang menegaskan bahwa bahasa adalah sesuatu yang sangat berharga dan sangat diperlukan. Bahasa adalah emas karena bahasa adalah sarana pengantar komunikasi di dalam kehidupan manusia.

Page 27: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Beberapa bentuk kepedulian terhadap bahasa, di antaranya sebagai berikut:

a. Diadakannya Bulan Bahasab. Membuat Majalah yang Mendukung Aktivitas Berbahasac. Pembuatan Lagu yang Menggunakan Bahasa yang Dikehendakid. Diselenggarakannya Pengajaran Bahasa

Page 28: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

2. Peduli terhadap Tradisi Lisan

a. Diadakannya Pagelaran Diadakan pagelaran wayang, tembang-tembang, dan lain sebagainya.b. Pembuatan Program Televisi Membuat program televisi yang mendukung tradisi lisan.c. Pembuatan Situs di Internet Membuat situs di internet yang mendukung tradisi lisan. Bila perlu dapat didengarkan dan terdapat transkripsinya dalam bentuk tertulis.d. Lomba Sering diadakannya lomba berkaitan dengan tradisi lisan.

BACK

Page 29: Antopologi: Dialek dan Bahasa Lisan

Evaluasi1. Konsep bahasa menurut

Kridalaksana adalah…2. Ciri-ciri bahasa antara lain…3. Jelaskan perbedaan dialek dan

ideolek!4. Penyebab kepunahan bahasa

daerah antara lain…5. Tuliskan pengertian folklore!6. Sebutkan pembagian rumpun

bahasa Austronesia!7. Jelaskan dan sebutkan beberapa

bentuk kepedulian terhadap bahasa dan tradisi lisan!