Download - ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

Transcript
Page 1: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

Ainun-Maya-Tuti-Imen-Erinda

Page 2: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

Definisi…• Antibiotik profilaksis adalah antibiotik yang

digunakan pasien sebelum terjadi kontaminasi pada jaringan atau cairan yang terinfeksi, dan/atau diduga mempunyai peluang besar untuk terkena infeksi, atau bila terkena dapat menimbulkan dampak buruk bagi pasien.

• Tujuan dari profilaksis antibiotik adalah untuk mencegah perkembangan infeksi pada daerah yang dibedah dan mencegah terjadinya mortalitas dan morbiditas pada infeksi bedah.

Page 3: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH
Page 4: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

1. Faktor resiko dari pembedahan• Tipe prosedur bedah

Pembedahan pada mata mempunyai resiko infeksi yang paling rendah. Angka infeksi yang tinggi terjadi pada pembedahan toraks, bedah umum dan kandungan. Angka infeksi pasca bedah paling tinggi didapatkan pada pembedahan perut yang menembus organ berongga.

• Lama pembedahan

Pembedahan yang berlangsung 2 jam atau lebih dapat meningkatkan resiko kejadian infeksi pasca bedah.

• Faktor lokal

Faktor lokal yang meningkatkan terjadinya infeksi termasuk adanya jaringan nekrotik, rongga mati, penurunan perfusi lokal, hematoma dan adanya benda asing.

• Pembedahan emergency

Dibandingkan dengan elektif, pembedahan emergency mempunyai angka infeksi pasca bedah yang lebih tinggi.

• Derajat pencemaran luka selama pembedahan

Infeksi luka merupakan penyebab tersering terjadinya infeksi pasca bedah, dan merupakan tipe terbanyak dari infeksi nosokomial setelah infeksi traktus urinarius. Terjadinya infeksi pasca operasi sangat ditentukan oleh derajat pencemaran oleh mikroorganisme, dan derajat tersebut berhubungan langsung dengan prosedur yang dilakukan.

Page 5: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

Klasifikasi luka operasi…Berdasarkan atas kontaminasinya dan peningkatan resiko operasi sebagai berikut:a. Luka bersih (kelas 1)• Luka yang tidak menembus rongga-rongga di dalam tubuh termasuk terhadap

traktus gastrointestinalis, respiratorius dan traktus urogenitalis.• Tidak terdapat pelanggaran terhadap teknik aseptic, dan tidak terdapat proses

peradangan di tempat lain. • Tempat pembedahan steril dan kontaminasinya bersumber dari luar.

Satphilococcus aureus adalah penyebab terbanyak infeksi luka operasi pada luka bersih.

• Luka bersih mempunyai angka infeksi pasca operasi yang terendah ( 1-4% ).• Contoh: prosedur operasi yang termasuk luka bersih adalah operasi hernia.b. Luka bersih terkontaminasi ( kelas 2)• Luka operasi yang menembus traktus digestivus, traktus respiratorius tetapi tidak

pencemaran yang berarti. • Termasuk menembus orofaring, vagina, traktus urinarius dan traktus billiaris yang

tidak terinfeksi. • Pelanggaran kecil terhadap teknik aseptik juga diklasifikasikan luka bersih

terkontaminasi. • Pada luka jenis ini terjadi tambahan pencemaran dari bakteri endogen.• Angka infeksi mencapai 5-15%. • Contoh operasi yang dimasukkan dalam kategori ini antara lain : koleksistektomi,

appendektomi subtotal gastrektomi, dan partial kolektomi.

Page 6: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

c. Luka kontaminasi (kelas 3)• Prosedur yang termasuk kelas ini adalah prosedur yang

disertai pencemaran yang nyata dari isi organ berongga, adanya inflamasi akut tanpa terdapatnya pus.

• Luka trauma yang baru dan luka operasi yang disertai pelanggaran besar terhadap teknik aseptik.

• Angka kejadian infeksi pasca bedah adalah 15-40%.

d. Luka kotor (kelas 4)• Luka operasi yang tercemari oleh pus atau terdapat

perforasi fiscus. • Luka traumatik yang lama juga termasuk dalam

kategori lika kotor. • Angka infeksi pasca operasi adalah 40% atau lebih.

Page 7: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

2. Faktor resiko dari penderitaa. Malnutrisi

b. Umur diatas 65 tahun

Angka infeksi pasca operasi meningkat sesuai dengan peningkatan umur. Angka infeksi tersebut mencapai 8-13% lebih tinggi pada penderita berumur diatas 65 tahun atau lebih.

c. Diabetes mellitus --- sangat rentan terkena infeksi.

d. Tumor ganas

Tumor ganas yang solid pada traktus digestivus dapat menyebabkan obstruksi, ulserasi dan perforasi yang dapat merupakan predisposisi untuk terjadinya infeksi.

e. Pemondokan yang lama sebelum terjadinya pembedahan

f. Penggunaaan antibiotika sebelumnya

Penggunaan antibiotika terhadap infeksi yang sedang berlangsung atau infeksi sebelumnya akan menimbulkan perubahan flora microbial yang normal bahkan dapat menimbulkan pseudomembranous colitis.

g. Terapi dengan imunosupresif

h. Terdapatnya infeksi pada tempat lain

Angka infeksi pasca operasi pada pasien yang mengalami infeksi sebelum pembedahan, didapatkan 3-4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang tidak mengalami infeksi.

i. Tipe rumah sakit

Infeksi pasca operasi ditemukan lebih tinggi pada rumah sakit pendidikan dibandingkan rumah sakit bukan pendidikan.

Page 8: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

Dalam mencegah terjadinya infeksi pasca bedah perlu memperhatikan empat hal, yaitu:

• Taktik pembedahan• Teknik pembedahan• Perawatan pasca operasi • Pemberian antibiotika.• Dalam pemberian antibiotika profilaksis harus

didasarkan pada besarnya manfaat yang didapat, dibandingkan dengan efek yang merugikan.

Page 9: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

Prinsip-prinsip pemberian antibiotika profilaksis

• Antibiotika profilaksis dan tipe luka• Penentuan jenis kuman• Timing dan konsentrasi dari antibiotika• Efek samping dan pembiayaan• Lama penggunaan antibiotika

Page 10: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

Terapi profilaksis…• BEDAH PADA GASTROINTESTINAL

a. Pembedahan gastroduodenal• Patogen penginfeksi : Gram negative, Bacillus enteric, Gram positif

coccus enteric, anaerob oral• Rekomendasi Ab : Cefazolin 1g x 1• Keterangan : Hanya pada pasien bersiko tinggi (penyumbatan,

pendarahan, maglinansi, terapi penekanan asam, obesitas)

b. Pembedahan pada saluran empedu• Patogen penginfeksi : Gram negative, Bacillus enteric, anaerob• Rekomendasi Ab : Cefazolin 1 g x 1,untuk pasien beresiko tinggi.• Keterangan : Hanya pada pasien bersiko tinggi (kolesistisis akut,

batu pada saluran, pernah operasi saluran empedu, jaundice, umur > 60 th, obesitas, diabetes melitus )

Page 11: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

c. Appendiktomi• Patogen penginfeksi : Gram negative, bacillus enteric, anaerob• Rekomendasi Ab : Cefoksitin atau Cefotetan 1g x 1, ampisilin

1-2 g/dosis iv, metronidazol 1g/dosis sup. Pasien alergi β laktam : metronidazole + gentamicin

• Keterangan : Pemberian sefoksitin dibutuhkan jika operasi lebih dari 3 jam.

d. Pembedahan kolorektal• Patogen penginfeksi : Gram negative, bacillus enteric, anaerob• Rekomendasi Ab :

Oral : Neomisin 1 g + eritromisin basa 1 g pada jam 13, 14, dan 23. Satu hari sebelum operasi + persiapan saluran cerna . IV : sefoksitin atau sefotetan 1g x 1

• Keterangan : Keuntungan oral + IV masih kontroversial kecuali untuk kolostomi reversal dan rectal resection.

Page 12: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

• Pembedahan Urologi- Patogen penginfeksi : E. coli- Rekomendasi Ab : Sefazolin 1 g x 1, Ampisillin 1g/dosis iv, Gentamisin 1,5 mg/kg/dosis im/iv.- Keterangan : Pada umumnya, tidak direkomendasikan pada pasien dengan kultur urin preoperasi steril

• Pembedahan pada kepala dan leher- Patogen penginfeksi : S. aureus, anaerob oral streptococcus- Rekomendasi Ab :  Sefazolin 2 g, atau Klindamisin 600 mg pada saat induksi dan tiap 8 jam, 2 kali. Penisilin G Kristal 1,2 juta IU/dosis i.m/iv 3kali/24 jam.- Penggunaan kombinasi Klindamisin dan gentamicin untuk bakteri aerob,anaerob, dan bakteri gram negatif pada bedah oncologi yang bersih-terkontaminasi.

Page 13: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

• Pembedahan obstetri & gynecology

a. Bedah caesar- Patogen penginfeksi : Gram negative, Bacillus enteric, anaerob, streptococcus group B, enterococcus- Rekomendasi Ab : Sefazolin 2 g x 1, atau sefazolin + metronidazole, Ampisillin 1g/dosis iv 4x/24 jam. Untuk pasien alergi β laktam : metronidazol

b. Histerectomi- Patogen penginfeksi : Gram negative, Bacillus enteric, anaerob, streptococcus group B, enterococcus- Rekomendasi Ab : Vaginal : Sefazolin 1g x1, Abdominal : Sefazolin 1g x 1 atau sefotetan 1g x 1. Untuk pasien alergi B laktam : metronidazol atau doksisiklin.- Keterangan : Profilaksis antibiotik tidak boleh lebih dari 24 jam

 

Page 14: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

• Bedah Kardiotorak

a. Bedah kardiak - Patogen penginfeksi : S. aureus, S. epidermidis, Corynebacterium, gram

negative bacillus enterik- Rekomendasi Ab : Cefazolin 1 g tiap 8 jam x 48 jam. Pasien alergi β lactam : vancomicin atau clindamicin- Keterangan : Pada prevalensi tinggi terhadap resistensi S. aureus, vankomisin dapat diberikan.

b. Bedah Thorak- Patogen penginfeksi : S. aureus, S. epidermidis, Corynebacterium, gram negative bacillus enterik- Rekomendasi Ab : Cefuroxime 750 mg IV setiap 8 jam x 48 jam

c. Bedah Toraks Paru - Patogen penginfeksi : S. aureus, S.epidermidis, Ps.aeruginosa

- Rekomendasi Ab :  Ampisilin 1 g/ dosis i.v 4x/ 24 jam/hari + Gentamisin 1,5 mg/kg/ dosis i.v. 3x/ 24 jam/ hari, atau sefalosporin gen.III.

Page 15: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

• Bedah Vaskular- Patogen penginfeksi : S. aureus, S. epidermidis, gram negative bacillus entrik- Rekomendasi Ab : Sefazolin 1 g pada saat induksi dan tiap 8 jam, 2 kali. Untuk pasien alergi B laktam : ciprofloxacin oral.

• Bedah Orthopedi a. Bersih - Patogen penginfeksi : S. aureus, S. epidermidis

- Rekomendasi Ab : Pengganti sendi : Sefazolin 1 g x 1 preop., kemudian tiap 8 jam, 2 kali.Perbaikan kerusakan pinggul : sama sepeti di atas, kecuali pengobatan diteruskan selama 48 jam.

Page 16: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

b. Bersih terkontaminasi (amputasi tungkai bawah karena iskemia)- Patogen penginfeksi : Cl.perfringens, S.aureus, Basil gram negative.- Rekomendasi Ab : Penisilin G Kristal 1,2 juta IU/ dosis i.m/ i.v 4x/ 24 jam/ hari + metronidazol 1g/ dosis sup. 3x/ 24 jam

c. Terkontaminasi (fraktur terbuka grade I dan II)- Patogen penginfeksi : S. aureus, S.pyogenes- Rekomendasi Ab : Sefalosporin gen.I selama 2 hari

d. Terkontaminasi (fraktur terbuka grade III)- Patogen penginfeksi : S. aureus, S.pyogenes, Ps.aeruginosa, Cl. Perfringens- Rekomendasi Ab : Sefalosporin gen.I selama 3 hari + gentamisin 1,5 mg/dosis iv 3x/24 jam + Penisillin G Kristal 1,2 juta IU/dosis iv 3x/24 jam

- Keterangan : Aminoglikosida dapat diberikan pada luka terbuka yang terkontaminasi dengan gram negative bacillus.

Page 17: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

• Bedah Saraf

- Patogen penginfeksi : S. aureus, S. epidermidis

- Rekomendasi Ab : Prosedur perubahan aliran CSF : Sefazolin 1 g x 1 atau seftriakson 2 g x 1

Kraniotomi : Sefazolin 1 g x 1 atau trimetopim – sulfametoksazol (160/ 800) IV x 1.

• Bedah Plastik

a. Bersih : dengan implan

- patogen penginfeksi : S. aureus, S. pyogenes grup A

- Rekomendasi Ab:

- penisilin G Kristal 1,2 juta IU dosis im/iv 3x/24 jam

- prokain penisilin G 1 juta IU/dosis im 3x/24 jam

- sefalosporin gen I

Page 18: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

b. Bersih terkontaminasi: Cheylopalatoraphy- Patogen penginfeksi : S. aureus, S. pyogenesCl.perfingens basil negative gram aerob.- Rekomendasi Ab : Penisilin G Kristal 1,2 juta IU dosis im/iv 3x/24 jam, Gentamisin 1,5 mg/kg/dosis im/iv 3x/24 jam + klindamisin 300mg/ dosis iv 3x/ 24 jm/ hari

c. Luka bakar- Patogen penginfeksi: S.aureus, S.pyogenes, Ps.aeruginosa- Rekomendasi : Topikal : Silversulfadiazin

Page 19: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

• Bedah Tumor Ganas (payudara, kulit, jaringan lunak)- Patogen penginfeksi : S. aureus, S. epidermis, kuman anaerob, S. pyogenes, E.coli, Ps. Aeruginosa- Rekomendasi Ab :

- penisilin G Kristal 1,2 juta IU dosis im/iv 3x/24 jam, - Sefalosporin gen 1 - Metronidazol 1g/ dosis sup 3x/ 24 jam/ hari.

Page 20: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

• BEDAH MATAa. Bersih - Patogen penginfeksi : S. aureus, S. epidermidis,

Streptococcus spp., Ps. aeruginosa, S. pneumonia- Rekomendasi Ab : Topical :

- kloramfenikol 2 tetes/ salep/ dosis 3x/ 24 jm (lama pemberian 3-5 hr) - campuran neomisin, polimiksin B, basitrasin 2

tetes/ salep/ dosis 4x/ 24 jm (lama pemberian 3-5 hr). Injeksi subkonjungtival : gentamisin 20 mg/ ml.

b. TerkontaminasiPatogen penginfeksi : s.d.aRekomendasi Ab : sda– injeksi retrobulbar : gentamisin 40 mg/ ml

Page 21: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

SEFALOSPORINMekanisme : Menghambat sintesis dinding sel mikroba.

• Kebanyakan sefalosporin diekskresi dalam bentuk utuh ke urin, kecuali sefoperazon yang sebagian besar diekskresi melalui empedu. Oleh karena itu, dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal.

• Sefalosporin terdiri dari 3 generasi

• Generasi I --- sefazolin, sefalotin

aktif → bakteri gram positif (Str.anaerob, Clostridium perfringens, Listeria monocytogenes dan Corinebacterium diphtheria, S.aureus, Str.pyogenes, Str. Viridians dan Str. pneumonia.

resisten → S.aureus resisten metisilin, S.epidermis dan Str. faecalis

Page 22: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

• Generasi II --- sefuroksimaktif → Bakteri gram negatif (H.influenzae, Pr. Mirabilis, E. coli, dan Klebsiella)kurang efektif → Bakteri gram positif, Ps.aeruginosa dan enterokokkus.

• Generasi III --- sefotaksim, seftriaksonKurang aktif → kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama, tetapi jauh lebih aktif terhadap Enterobacteriaceae, termasuk strain penghasil penisilinase.

Page 23: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

AminoglikosidaMekanisme kerja obat :

Bakterisid yang menghambat sintesis protein.

Berikatan dengan subunit ribosomal 30 S dengan mengganggu sintesis protein melalui 3 cara yaitu: menghambat kompleks inisiasi, kesalahan dalam membaca kode pada cetakan mRNA dan gangguan polisom menjadi monosom nonfungsional.

Spektrum luas terutama pada bacilli Gram negatif.

Contoh obat : Neomisin

Page 24: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

LINKOMISIN

- Mekanise kerja :Berikatan dengan ribosom 50 S dan

menekan sintesis protein.- Bakteriostatis terutama pada kuman Gram positif dan anaerob.- Contoh Obat :

Klindamisin

Page 25: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

SULFONAMIDA DAN TRIMETOPRIM

Mekanisme kerja : • Sulfametoksazol menghambat sintesis asam

dihidrofolat bakteri berkompetisi dengan asam para aminobenzoat.

• Trimetoprim menghambat produksi asam tetrahidrofolat dengan menghambat enzim dihidrofolat reduktase.

Contoh obat : trimetoprim - sulfametoksazol

Page 26: ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH

TERIMA KASIH