Download - Anti korupsi hitam putih

Transcript
Page 1: Anti korupsi hitam putih

PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI

FASILITATORCHOIRUDDIN, S.Pd.

BADAN DIKLATPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

2015

Page 2: Anti korupsi hitam putih

PENGERTIAN KORUPSIIstilah korupsi berasal dari bahasa latin corruptio

yaitu penyuapan; coruptore yaitu meruksak, dalam bahasa Inggris corruption, dalam bahasa Belanda corruptie , arti harfiahnya dari korupsi dapat berupa :

1) Kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan, dan ketidak jujuran (S. Wojowasito – WJS Poerwadarminta, Kamus Lengkap Inggris Indonesia, Indonesia- Inggris, Penerbit Hasta, Bandung).

2) Perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya (W.J.S. Poerwadarminta , Kamus Umum Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka, 1976).

Page 3: Anti korupsi hitam putih

Dalam arti sosial korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan uang milik negara atau perusahaan dan sebagainya untuk kepentingan pribadi dan orang lain.

Kolusi adalah pemupakatan atau kerjasama secara melawan hukum antara penyelenggara negara atau antara penyelenggara negara dan pihak lain yang merugikan orang lain, masyarakat, dan atau negara.

Nepotisme adalah setiap perbuatan bagi penyelenggara negara secara melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarga atau kroni, dengan tidak menghiraukan kepentingan orang lain..

Page 4: Anti korupsi hitam putih

MENURUT HARTANTI:

1. Korupsi, penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan dan sebagainya) untuk kepentingan pribadi dan orang lain;

2. Korupsi : busuk, ruksak, suka memakai barang atau uang yang dipercayakan kepadanya; dapat disogok (melalui kekuasaannya untuk kepentingan pribadi)

Page 5: Anti korupsi hitam putih

UNDANG-UNDANG NO 20/2001 :

1. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi.

2. Perbuatan melawan hukum3. Merugikan keuangan negara atau

perekonomian4. Menyalahgunakan kekuasaan, kesempatan

atas sarana yang ada padanya karena jabatan dan kedudukannya dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain.

Page 6: Anti korupsi hitam putih

Kelompok Delik Korupsi(UU 20 Tahun 2001)

1. Kelompok delik yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (pasal 2,3 UU no. 31 Tahun 1999).

2. Kelompok delik penyuapan, baik aktif (yang menyuap) maupun pasif (yang menerima suap (pasal 5,11,12).

3. Kelompok delik penggelapan (pasal 8 dan 10 )4. Kelompok delik pemerasan dalam jabatan (pasal

12e dan f)5. Kelompok delik yang berkaitan dengan

pemborongan, leveransir, dan rekanan

Page 7: Anti korupsi hitam putih

SIFAT-SIFAT KORUPSI• Korupsi Yang Bermotif Terselubung. Yakni korupsi secara sepintas kelihatannya

bermotif politik, tetapi secara tersembunyi sesungguhnya bermotif mendapatkan uang semata. Contoh seorang pejabat menerima uang suap dengan janji akan menerima si pemberi suap menjadi pegawai negeri atau diangkat dalam suatu jabatan. Namun dalam kenyataannya setelah menerima suap, pejabat itu tidak memperdulikan lagi janjinya kepada orang yang memberi suap tersebut, yang pokok adalah mendapatkan uang tersebut.

Page 8: Anti korupsi hitam putih

2. Korupsi Yang Bermotif Ganda. Yakni seseorang melakukan korupsi secara

lahiriah kelihatannya bermotif mendapatkan uang, tetapi sesungguhn bermotif lain, yakni kepentingan politik. semata. Contoh seorang yang membujuk dan menyogok seorang pejabat agar dengan menyalah gunakan kekuasaannya, pejabat itu dalam mengambil keputusan memberikan suatu fasilitas pada si pembujuk itu, meskipun sesungguhnya si pembujuk (penyogok) tidak memikirkan apahkah fasilitas itu akan memberikankepadanya.

Page 9: Anti korupsi hitam putih

TIPOLOGI KORUPSI1. Korupsi Transaktif, yaitu korupsi yang terjadi atas

kesepakatan di antara seorang donor dengan resipien untuk keuntungan kedua belah pihak;

2. Korupsi Ekstortif, yaitu korupsi yang melibatkan penekanan dan pemaksaan untuk menghindari bahaya bagi mereka yang terlibat atau orang-orang yang dekat dengan pelaku korupsi.

3. Korupsi Investif. Yaitu korupsi yang berawal dari tawaran yang merupakan investasi untuk mengantisipasi adanya keuntungan di masa datang.

4. Korupsi Nepostik, yaitu korupsi yang terjadi karena perlakuan khusus baik dalam pengangkatan kantor publik maupun pemberian proyek-proyek bagi keluarga dekat.

Page 10: Anti korupsi hitam putih

5. Korupsi Otogenik, yaitu korupsi yang terjadi ketika seorang pejabat mendapat keuntungan karena memiliki pengetahuan sebagai orang dalam (insider information) tentang berbagai kebijakan publik yang seharusnya dirahasiakan.

6. Korupsi Supportif, yaitu perlindungan atau penguatan korupsi yang menjadi intrik kekuasaan dan bahkan kekerasan, dan

7. Korupsi Defensif. Yaitu korupsi yang dilakukan dalam rangka mempertahankan diri dari pemerasan.

Page 11: Anti korupsi hitam putih

CIRI-CIRI KORUPSI1. Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang.2. Korupsi pada umumnya dilakukan secara rahasia.3. Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan

timbal balik.4. Mereka yang mempraktikan cara-cara korupsi biasanya

berusaha untuk menyelubungi perbuatannya dengan berlindung di balik pembenaran hukum.

5. Mereka yang terlibat korupsi menginginkan keputusan yang tegas dan mampu untuk mempengaruhi keputusan-keputusan itu.

6. Setiap perbuatan korupsi mengandung penipuan, biasanya dilakukan oleh Badan Publik atau umum (masyarakat).

7. Setiap bentuk korupsi adalah suatu penghianatan kepercayaan.

Page 12: Anti korupsi hitam putih

PENYEBAB KORUPSIBPKP :(1) moral yang rendah (2) sanksi yang lemah,(3) disiplin yang rendah, (4) sifat kehidupan yang konsumtif, (5) kurangnya pengawasan dalam organisasi,(6) contoh dari atasan, (7) wewenang yang berlebihan, (8) tersedianya kesempatan, (9) budaya untuk memberi upeti, (10)lemahnya pengawasan eksternal, (11)lemahnya peran legislatif, (12)peraturan yang tidak jelas, (13)pengaruh lingkungan, (14)penghasilan yang rendah,

Page 13: Anti korupsi hitam putih

HARTANTI :1. Lemahnya pendidikan agama dan etika2. Kolonialisme, suatu pemerintahan asing tidak

menggugah kesetiaan dan kepatuhan yang diperlukan untuk membendung korupsi

3. Kurangnya pendidikan. Namun kenyataan korupsi dilakukan oleh para koruptor yang memiliki pendidikan tinggi.

4. Kemiskinan, korupsi di Indonesia bukan disebabkan oleh kemiskinan tapi keserakahan.

5. Tidak adanya sanksi yang keras6. Kelangkaan lingkungan yang subur untuk pelaku

korupsi7. Struktur pemerintahan8. Perubahan radikal, pada saat sistem nilai mengalami

perubahan radikal, korupsi muncul sebagai suatu penyakit transisional.

9. Keadaan masyarakat. Korupsi dalam suatu birokrasi bisa mencerminkan keadaan masyarakat secara keseluruhan.

Page 14: Anti korupsi hitam putih

Hamzah (2005), membuat asumsi atau hipotesis penyebab korupsi, adalah :

1. Kurangnya gaji atau pendapatan Pegawai negeri dibandingkan dengan kebutuhan yang makin hari makin meningkat;

2. Kebudayaan atau kultur Indonesia yang merupakan sumber atau sebab meluasnya korupsi;

3. Manajemen yang kurang baik dan Kontrol yang kurang efektif dan efisien;

4. modernisasi;

Page 15: Anti korupsi hitam putih

AKIBAT DARI KORUPSI

1.Berkurangnya kepercayaan terhadap pemerintah;

2.Berkurangnya kewibawaan pemerintah dalam masyarakat;

3.Menyusutnya penerimaan negara;4.Rapuhnya keamanan dan ketahanan

negara.5.Perusak mental pribadi.6.Hukum tidak lagi dihormati.

Page 16: Anti korupsi hitam putih

PENYELENGGARAAN NEGARA YANG BERSIH DAN BEBAS DARI KORUPSI,KOLUSI, DAN

NEPOTISMEPengertian Negara :Menurut Sumantri : Negara adalah suatu organisasi kekuasaan oleh karenanya dalam setiap organisasi yang bernama negara, selalu kita jumpai adanya organ atau alat perlengkapan yang mempunyai kemampuan untuk memaksakan kehendaknya kepada siapa pun juga yang bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaannya.

Page 17: Anti korupsi hitam putih

Menurut Arief Budiman :Negara adalah lembaga yang memiliki kekuasaan yang sangat besar di dalam sebuah masyarakat. Negara dapat memaksakan kehendaknya kepada warga atau kelompok yang ada di masyarakat. Bahkan kalau perlu, negara memiliki keabsahan untuk menggunakan kekerasan fisik dalam memaksakan kepatuhan masyarakat terhadap perintah-perintah yang dikeluarkannya. Kekuasaan yang sangat besar ini diperoleh karena negara merupakan pelembagaan dari kepentingan umum. Sebagai lembaga yang mewakili kepentingan Umum, negara dapat memaksakan kehendaknya melawan kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompok di masyarakat yang lebih kecil jumlahnya.

Page 18: Anti korupsi hitam putih

TUJUAN NEGARA INDONESIA

“kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”.

Page 19: Anti korupsi hitam putih

AZAS POKOK SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA,

1.Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat), Negara Indonesia tidak berdasarkan atas kekuasaan (Machtsaat).

2.Sistem Konstitusional Pemerintah berdasarkan atas sistem

konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas)

3.Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan rakyat. Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.

Page 20: Anti korupsi hitam putih

4. Presiden ialah pemegang kekuasaan pemerintah negara. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang

tertinggi, karena Presiden adalah pemegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Dalam menjalankan pemerintahan negara, kekuasaan dan tanggung jawab adalah di tangan presiden.

5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. DPR hanya dapat mengusulkan pemberhentian Presiden. Presiden tidak bertanggung kepada DPR artinya kedudukan Presiden tidak tergantung kepada Dewan.

6. Presiden mengangkat dan memberhentikan Menteri-Menteri Negara. Menteri-Menteri itu tidak bertanggung jawab kepada DPR. Kedudukan menteri tergantung kepada Presiden. Menteri negara adalah pembantu Presiden.

7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas

Page 21: Anti korupsi hitam putih

PENYELENGGARA NEGARA.1. Pejabat negara pada Lembaga Negara;2. Menteri3. Gubernur4. Hakim5. Pejabat negara yang lain, misalnya Kepala perwakilan

Republik Indonesia di luar negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa pebuh, Wakil Gubernur, dan Bupati/Walikota.

6. Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis, meliputi : Direksi, Komisaris, dan pejabat struktural lainnya pada BUMN/BUMD, Pimpinan Bank Indonesia dan Pimpinan Badan Penyehatan Perbankan Nasional, Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri; Pejabat eselon I dan pejabat lain yang disamakan di lingkungan sipil, militer, dan kepolisian Negara Republik Indonesia;

Jaksa, Penyidik, Panitera Pengadilan, dan Pemimpin dan Bendaharawan Proyek.

Page 22: Anti korupsi hitam putih

PEJABAT NEGARA1. Presiden dan wakil presiden2. Ketua, wakil ketua, dan anggota MPR3. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota DPR4. Ketua, wakil ketua, ketua muda, dan hakim agung

Mahkamah Agung5. Ketua, wakil ketua,anggota BPK6. Menteri dan jabatan setingkat Menteri7. Kepala Perwakilan RI di luar negeri yang

berkedudukan sebagai duta besar luar biasa dan berkuasa penuh

8. Gubernur dan Wakil Gubernur9. Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota10. Pejabat negara lainnya yang ditentukan oleh

Undang-Undang

Page 23: Anti korupsi hitam putih

PEGAWAI NEGERIPegawai Negeri adalah setiap warga negara Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan pereaturan perundangan-undangan yang berlaku.

Page 24: Anti korupsi hitam putih

JENIS-JENIS PEGAWAI NEGERI

PEGAWAI NEGERI

PEGAWAI NEGERI SIPIL

ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA

ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA

PEGAWAI NEGERI SIPIL

PUSAT

PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

Page 25: Anti korupsi hitam putih
Page 26: Anti korupsi hitam putih
Page 27: Anti korupsi hitam putih

AZAS-AZAS UMUM PENYELENGGARAAN NEGARA 1. AZASKEPASTIAN HUKUM, adalah azas dalam negara hukum yang mengutamakan

landasan peraturan perundangan-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara negara.

2. AZAS TERTIB PENYELENGGARAAN NEGARA Adalah azas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian,

dan keseimbangan dalam mengendalikan penyelenggara negara.

3. AZAS KEPENTINGAN UMUM Adalah azas yang mendahulukan kesejahteraan umum

dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.4. AZAS KETERBUKAAN Adalah yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk

memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak azasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.

Page 28: Anti korupsi hitam putih

5. AZAS PROPORSIONALITAS, Adalah azas yang mengutamakan keseimbangan

antara hak dan kewajiban penyelenggara negara.6. AZAS PROFESIONALISME, adalah azas yang mengutamakan keahlian yang

berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. AZAS AKUNTABILITAS, Adalah azas yang menentukan bahwa setiap kegiatan

dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 29: Anti korupsi hitam putih

ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA SEBAGAI PEDOMAN PENYELENGGARAAN NEGARA

YANG BAIK DAN BERSIH

1. KEJUJURAN 2. AMANAH 3. KETELADANAN4. SPORTIVITAS5. DISIPLIN6. ETOS KERJA7. KEMANDIRIAN8. SIKAP TOLERANSI9. RASA MALU10. TANGGUNG JAWAB11. MENJAGA KEHORMATAN SERTA MARTABAT DIRI

SEBAGAI WARGA BANGSA

Page 30: Anti korupsi hitam putih

PRINSIP GOOD GOVERNANCE1. Participation, Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan,

baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi dibagun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara secara konstruktif.

2. Rule of Law, Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu,

terutama hukum untuk hak azasi manusia3. Transprarency Tranfaransi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi. Proses-

proses,lembaga-lembaga, dan informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan, informasi harus dapat dipahami dan dapat dimonitor

4. Responsiveness, lembaga-lembaga dan proses-proses harus mencoba untuk

melayani stakeholders.5. Consensus orientation, Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda

untuk mmemperoleh pilihan-pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur.

Page 31: Anti korupsi hitam putih

6. Equity, semua warga negara, baik laki-laki maupun perempuan

mempunyai kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka.

7. Efektiveness and efisiency. proses-proses dan lembaga-lembaga menghasilkan sesuai

dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin.

8. Accountability, Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan

masyarakat sipil bertanggung jawab kepada publik dan lembaga-lembaga stakeholder.

9. Strategic vision, Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif good

governance dan pengembangan manusia yang luas dan jauh ke depan, sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan semacam itu.

Page 32: Anti korupsi hitam putih
Page 33: Anti korupsi hitam putih

DASAR HUKUM1. UU No 3/1971 tentang Pemberantasan Korupsi.2. UU No 28/1999 tentang Penyelenggara negara yang

bersih dan bebas dari KKN3. Tap MPR XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara

yang bersih dan bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme.4. UU No 31/1999 tentang Pemberantasan tindak pidana

korupsi.5. UU No 20 tahun 2001 tentang Perubahan UU no 31/1999.6. UU no 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi7. Inpres no 5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan

Korupsi

Page 34: Anti korupsi hitam putih

HAK-HAK PENYELENGGARA NEGARA (TAP MPR XI/MPR/1998)

1. Menerima gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. menggunakan hak jawab terhadap setiap teguran, tindakan dari atasannya, ancaman hukuman, dan kritik masyarakat;

3. menyampaikan pendapat di muka umum secara bertanggung jawab sesuai dengan wewenangnya; dan

4. mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 35: Anti korupsi hitam putih

KEWAJIBAN PENYELENGGARA NEGARA (TAP MPR XI/MPR/1998)

1. Mengucapkan sumpah dan janji sesuai dengan agamanya sebelum memangku jabatan

2. Bersedia diperiksa kekayaannya sebelum, selama dan setelah menjabat;

3. Melaporkan dan mengumumkan kekayaannya sebelum dan setelah menjabat;

4. Tidak melakukan perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme;5. Melaksanakan tugas tanpa membeda-bedakan suku, agama,

ras, dan golongan6. Melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab dan

tidak melakukan perbuatan tercela, tanpa pamrih baik untuk kepentingan pribadi, keluarga, kroni, maupun kelompok, dan tidak mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

7. Bersedia menjadi saksi dalam perkara korupsi, kolusi, dan nepotisme serta dalam perkara lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 36: Anti korupsi hitam putih

1. Memperoleh Gaji yang layak sesuai dengan tanggungjawabnya

2. Memperoleh cuti3. Memperoleh perawatan bagi yang ditimpa oleh suatu

kecelakaan dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya yang mengakibatkan tidak dapat bekerja dalam jabatan apapun

4. Memperoleh uang duka bagi keluarga PNS yang tewas5. Memperoleh pensiun bagi yang telah memenuhi syarat6. Memperoleh kenaikan gaji dan kenaikan pangkat7. Menjadi peserta askes dan taspen

HAK-HAK BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

Page 37: Anti korupsi hitam putih

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENYELENGGARA NEGARA (TAP MPR XI/MPR/1998)

1. Membersihkan penyelengaraan negara dari KKN dengan memberikan sanksi yang berat sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, meningkatkan efektivitas pengawasan dan mengembangkan etika dan moral.

2. Meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta memberlakukan sistem karier dan prestasi kerja dengan menitik beratkan kepada prestasi kerja.

3. Melakukan pemeriksaan terhadap kekayaan pejabat negara dan pejabat pemerintah sebelum dan sesudah memangku jabatan dengan tetap menjungjung hukum dan Ham.

4. Meningkatkan fungsi keprofesionalan birokrasi dalam melayani masyarakat adan akuntabilitasnya dalam mengelola kekayaan negara secara tranfaran, bersih, dan bebas dari penyalahgunaan kekuasaan.

5. Meningkatkan kesejahteraan pegawaii negeri untuk menciptakan aparatur yang bebas KKN, bertanggung jawab, profesional, produktif dan efesien, memantapkan netralitas politik pegawai negeri dengan menghargai hak-hak politiknya.

Page 38: Anti korupsi hitam putih

KOMISI PEMERIKSA(UU 28/1999 Pasal 10)

Untuk mewujudkan Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Presiden selaku Kepala Negara membentuk Komisi Pemeriksa.Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara yang selanjutnya disebut komisi Pemeriksaan, adalah lembaga independen yang akan melaksanakan tugas dan fungsinya bebas dari pengaruh kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif”.

Page 39: Anti korupsi hitam putih

TUGAS DAN WEWENANG KOMISI PEMERIKSA

1. Melakukan pemantauan dan klarifikasi atas harta kekayaan penyelenggara negara.

2. Meneliti laporan atau pengaduan masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau instansi pemerintah tentang dugaan adanya korupsi, kolusi, dan nepotisme terhadap penyelenggara negara yang bersangkutan;

3. Melakukan penyelidikan atas inisiatif sendiri mengenai harta kekayaan penyelenggara negara berdasarkan petunjuk adanya korupsi, kolusi, dan nepotisme terhadap penyelenggara negara yang bersangkutan.

Page 40: Anti korupsi hitam putih

4. Mencari dan memperoleh bukti-bukti, menghadirkan saksi-saksi untuk penyelidikan Penyelenggara Negara yang diduga melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme atau meminta dokumen-dokumen dari pihak-pihak terkait dengan penyelidikan harta kekayaan Penyelenggara Negara yang bersangkutan.

5. Jika dianggap perlu, selain meminta bukti kepemilikan sebagian atau seluruh harta kekayaan Penyelenggara Negara yang diduga diperoleh dari korupsi, kolusi dan nepotisme selama mmenjabat sebagai Penyelenggara Negara, juga meminta pejabat yang berwenang membuktikan dugaan tersebut sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Page 41: Anti korupsi hitam putih

• KPK berwenang mengambil alih penyidikan dan penuntutan, untuk :

1. Adanya laporan masyarakat mengenai tindak pidana korupsi yang tidak dilanjuti:

2. Proses penanganan tindak pidana korupsi yang berlarut-larut;

3. Adanya unsur nepotisme yang melindungi pelaku korupsi;

4. Adanya campur tangan pihak eksekutif, legislatif, dan yudikatif;

5. Alasan lain yang menyebabkan penanganan tindak pidana korupsi sulit dilaksanakan.

Page 42: Anti korupsi hitam putih

KEWENANGAN KPK DALAM PENYIDIKAN, PENYELIDIKAN, DAN PENUNTUTAN

1. Melakukan penyadapan pembicaraan2. Memerintahkan untuk cekal3. Meminta data keuangan pada bank dan memblokir

rekening tersangka4. Meminta data kekayaan dan perpajakan tersangka5. Menghentikan transaksi keuangan, perdagangan

dan pencabutan ijin lisensi serta konsesi yang dimiliki tersangka.

6. Meminta bantuan interpol untuk pencarian dan penyitaan aset tersangka di luar negeri

7. Meminta bantuan polisi untuk melakukan penangkapan, penahanan, penggeladahan, dan penyitaan.

Page 43: Anti korupsi hitam putih

KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI (UU 20/2001)

TUGASNYA :1. Koordinasi dengan instansi yang berwenang

melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;2. Suvervisi terhadap instansi yang berwenang

melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;3. melakukan penyelidikan, penyidikan, dan

penuntutan terhadap tindak pidana korupsi;4. melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak

pidana korupsi;5. melakukan monitor terhadap penyelenggaraan

pemerintahan negara;

Page 44: Anti korupsi hitam putih

Wewenang KPK:

1. Mengkoordinasikan penyilidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi;

2. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi;

3. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi lain yang terkait;

4. Melaksanakan dengan pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;

5. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi;

Page 45: Anti korupsi hitam putih
Page 46: Anti korupsi hitam putih

Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dan Pemberian Penghargaan Dalam

Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi

Page 47: Anti korupsi hitam putih

PERAN SERTA MASYARAKAT1. Hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi

tentang penyelenggaraan negara;2. Hak untuk memperoleh pelayanan yang sama dan adil

dari penyelenggara negara;3. Hak menyampaikan dan pendapat secara

pertanggung jawab terhadap kebijakan Penyelenggara negara;

4. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam hal :

a. melaksanakan haknya sebagaimana dimaksud dalam butir 1 dan 2.

b. Diminta hadir dalam proses penyelidikan, penyidikan, dan sidang pengadilan sebagai saksi, dan saksi ahli pelapor, dan saksi ahli, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 48: Anti korupsi hitam putih

KEJAKSAAN Tugas dan wewenang Kejaksaan Republik

Indonesia :

1. Di bidang pidana :a. melakukan penuntutanb. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang

telah memperoleh hukum;c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana

bersyarat, putusan pidana pengawasa, dan keputusan lepas bersyarat;

d. melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang;

e. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaanya dikoordinasikan dengan penyidik.

f. Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama dengan atau pemerintah.

Page 49: Anti korupsi hitam putih

Wewenang kepolisian dalam proses pidana (Pasal 16).

1.melakukan penangkapan, penahanan, penggeladahan, dan penyitaan

2.melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk kepentingan penyidikan.

3.membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan

4.menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri;

5.melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;6.memanggil orang untuk didengar dan diperiksa

sebagai tersangka atau saksi;

Page 50: Anti korupsi hitam putih

7. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;

8. Mengadakan penghentian penyidikan;9. Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut

umum;10. Mengajukan permintaan secara langsung kepada

imigrasi yang berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka untuk melakukan tindak pidana;

11. Memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik PNS serta menerima hasil penyidikan penyidik PNS untuk diserahkan kepada penuntut umum;

12. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

Page 51: Anti korupsi hitam putih
Page 52: Anti korupsi hitam putih

STRATEGI DALAM UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI

1. Strategi Persuasif yaitu berupa upaya untuk menghilangkan penyebab korupsi, menghilangkan peluang melakukan korupsi dan mencegah terjadinya korupsi.

2. Strategi detektif yaitu berupa upaya untuk menampilkan suatu informasi apabila korupsi sudah terjadi dan semaksimal mungkin dapat diidentifikasikan dalam waktu yang singkat.

3. Strategi Represif yaitu memproses korupsi yang sudah diidentifikasikan menurut ketentuan hukum secara cepat, tepat, dengan tingkat kepastian hukum yang tinggi melalui proses penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di persidangan/putusan pengadilan.

Page 53: Anti korupsi hitam putih

PIRAMIDA STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI

PUBLIK EDUCATION

PREVENTION

PUNISHMEN

Page 54: Anti korupsi hitam putih

INTRUKSI PRESIDEN KEPADA JAGUNG DAN KAPOLRI

1. mengoptimalkan upaya-upaya penyidikan/penuntutan terhadap

tindak pidana korupsi untuk menghukum pelaku dan

menyelamatkan uang negara.

2. Mencegah dan memberikan sanksi yang tegas terhadap

penyalahgunaan wewenang yang dilakukan jaksa dan polisi

dalam rangka penegakan hukum

3. Meningkatkan kerjasama kejaksaan dengan kepolisian selain

BPKP dan Institusi negara yang terkait dengan upaya penagakan

hukum, dan pengembalian kerugian keuangan negara akibat

tiundakan korupsi

Page 55: Anti korupsi hitam putih

RENCANA AKSI NASIONAL PEMBERANTASAN KORUPSI

1. Mendesain ulang pelayanan publik2. Memperkuat tranfaransi, pengawasan, dan

sanksi pada kegiatan-kegiatan pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi dan sumber daya manusia.

3. Meningkatkan pemberdayaan perangkat-perangkat pendukung pencegahan korupsi.

Page 56: Anti korupsi hitam putih

JENIS HUKUMAN TINDAK PIDANA KORUPSI

– Pidana Mati Dapat dipidana mati kepada setiap orang

yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, sebagaimana ditentukan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, yang dilakukan dalam ”keadaan tertentu”.

Page 57: Anti korupsi hitam putih

1. Melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi dan dapat merugikan keuangan negara. Pasal 2 ayat (1) UUPTPK :dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh tahun) dan denda paling sedikit Rp 200 juta, dan paling banyak Rp 1 Milyar.

Pasal 2 ayat (2) UUPTPK bilamana tindak pidana sbgmana ayat (1) dilakukan dalam keadaan ttt, pidana mati dapat dijatuhkan

2. Menyalah gunakan kewenangan untuk menguntungkan diri sendiri, atau orang lain atau korporasi dan dapat merugikan keuangan negara.

Pasal 3 UUPTPK : dipidana dengan pidana seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau denda paling sedikit Rp 50 juta, dan paling banyak Rp 1 Milyar

Page 58: Anti korupsi hitam putih

3. Menyuap Pegawai Negeri Pasal 5 ayat (1) huruf a : setiap orang yang memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya. Dipidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50 jt, dan paling banyak Rp 250 jt. 4. Menyuap Pegawai Negeri Pasal 5 ayat (1) huruf b : setiap orang yang memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatan Dipidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50 jt, dan paling banyak Rp 250 jt.

Page 59: Anti korupsi hitam putih

5. Memberi hadiah kepada pegawai negeri karena jabatannya

Pasal 13 UUPTPK : Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan atau denda paling banyak Rp 150 jt, setiap orang yang memberi hadiah kepada pegawai negeri dengan mengingat kekuasaan atau kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatannya atau kedudukan tersebut .

6. Pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima suap Pasal 5 ayat (2) UUPTPK : Pegawai negeri atau

penyelenggara negara menerima pemberian atau janji sebagmana dimaksud pasal 5 ayat (1) huruf a, dan b,

dipidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50 jt, dan paling banyak Rp 250 jt.

7. Pasal 12 huruf a

Page 60: Anti korupsi hitam putih

7. Pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima suap Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, pada hal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.Pasal 12 huruf a UUPTPK : Dipidana dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat ) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 jt dan paling banyak Rp 1 milyar.

Page 61: Anti korupsi hitam putih

8. Pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima Hadiah Pasal 12 huruf b UUPTPK : Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah, pada hal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yg bertentangan dengan kewajibannya, dipidana penjara seumur hidup / penjara paling singkat 4 (empat ) tahun dan paling lama 20 (duapuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 M 9. Pegawai negeri / penyelenggara negara menerima hadiah Pasal 11 UUPTPK : Pegawai negerai atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga , bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya, dipidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 50 jt, dan paling banyak Rp 250 jt.

Page 62: Anti korupsi hitam putih

10. Menyuap Hakim Pasal 6 ayat (1) huruf a UUPTPK : Setiap orang yang

memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili, dipidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 150 jt, dan paling banyak Rp 50 jt.

11. Menyuap Advokat Pasal 6 ayat (1) huruf b UUPTPK : setiap orang yang memberi atau

menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili, dipidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun atau atau pidana denda paling

sedikit Rp 150 jt, dan paling banyak Rp 750 jt.

Page 63: Anti korupsi hitam putih

12. Hakim dan Advokat menerima suap Pasal 6 ayat (2) UUPTPK : Bagi hakim atau advokat yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau advokat yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana yg sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

13. Hakim menerima suap Pasal 12 huruf (c) UUPTPK : Hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahuinya atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili, dipidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 Milyar

Page 64: Anti korupsi hitam putih

14. Advokat menerima suap

Pasal 12 huruf d UUPTPK : Seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 Milyar.

Page 65: Anti korupsi hitam putih

15. Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan

penggelapan.

Pasal 8 UUPTPK : Pegawai negeri atau orang selain pegawai

negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena jabatannya, atau membiarkan uang atau surat berharga tersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 150 jt, dan paling banyak Rp 750 jt.

Page 66: Anti korupsi hitam putih

16. Pegawai negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi Pasal 9 UUPTPK : Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau sementara waktu, dengan sengaja memalsu buku- buku atau daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima ) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 50 jt, dan paling banyak Rp 250 jt.17. Pegawai negeri merusakkan bukti Pasal 10 huruf a UUPTPK : Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan, menghancurkan , merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar yang digunakan untuk meyakinkan atau membuktikan di muka pejabat yang berwenang yang dikuasai karena jabatannya , dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt, dan paling banyak Rp 350 jt.

Page 67: Anti korupsi hitam putih

20. Pegawai negeri dan penyelenggara negara memeras Pasal 12 huruf e UUPTPK : Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 Milyar.

Page 68: Anti korupsi hitam putih

21. Pegawai negeri atau penyelenggara negara memeras

Pasal 12 huruf g UUPTPK : Pegawai negeri atau

penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima pekerjaan, atau penyerahan barang , seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, pada hal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 M

Page 69: Anti korupsi hitam putih

22. Pegawai negeri atau penyelenggara negara memeras pegawai negeri atau penyelenggara negara.

Pasal 12 huruf f UUPTPK : Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima atau memotong pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau kepada kas umum seolah-olah pegawai negeri atau penyelenggara negara lain atau kas umum tersebut mempunyai utang kepadanya, pada hal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 M.

Page 70: Anti korupsi hitam putih

23. Pemborong berbuat curang Pasal 7 ayat (1) huruf a UUPTPK : Pemborong akhli bangunan yang pada waktu membuat bangunan, atau menjual bahan bangunan yang ada pada waktu menyerahkan bahan bangunan melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang atau keselamatan negara dalam keadaan perang, dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt, dan paling banyak Rp 350 jt.

24. Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang Pasal 7 ayat (1) huruf b UUPTPK : setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan atau penyerahan bahan bangunan, sengaja membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud huruf a, dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt, dan paling banyak Rp 350 jt.

Page 71: Anti korupsi hitam putih

25. Rekanan TNI/POLRI berbuat curang Pasal 7 ayat (1) huruf c : Setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan keselamatan negara dalam keadaan perang, dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt, dan paling banyak Rp 350 jt

26. Pengawas rekanan TNI / POLRI berbuat curang Pasal 7 ayat (1) huruf d UUPTPK : Setiap orang yang bertugas mengawasi barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan sengaja membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud huruf c, dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt, n paling banyak Rp 350 jt.

Page 72: Anti korupsi hitam putih

27. Penerima barang TNI / POLRI membiarkan perbuatan curang

Pasal 2 ayat (2) UUPTPK : Bagi orang yang menerima penyerahan bahan bangunan atau orang yang menerima penyerahan barang keperluan TNI dan / atau POLRI dan membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimna dmaksudkan dalam ayat (1)

28. Pegawai negeri atau penyelenggara negara menyerobot tanah negara sehingga merugikan orang

lain Pasal 12 huruf a UUPTPK : Pegawai negeri atau

penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas telah menggunakan tanah negara yang diatasnya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, telah merugikan orang yang berhak, pada hal diketahuinya pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya. dipidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 M

Page 73: Anti korupsi hitam putih

29. Pegawai negeri atau penyelenggara negara turut serta dalam pengadaan yang diurusnya

Pasal 12 huruf i UUPTPK : Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruhnya atau sebagian ditugaskan untuk mengurusi atau mengawasi, dipidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 M

Page 74: Anti korupsi hitam putih

30. Pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima gratifikasi dan tidak lapor KPK

Pasal 12 B UUPTPK : (1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau

penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Yang nilainya Rp 10 jt atau lebih, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap, yang dilakukan oleh penerima gratifikasi;

b. Yang nilainya kurang dari Rp 10 jt pembuktian bahwa gratifikasi tersebut adalah suap, oleh penuntut umum.

(2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pidana seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 M

Page 75: Anti korupsi hitam putih
Page 76: Anti korupsi hitam putih

Pidana Tambahan.1. perampasan barang bergerak yang berwujud

atau tidak berwujud atau barang bergerak tidak bergerak yang digunakan atau diperoleh dari tindak pidana korupsi.

2. Pembayaran uang pengganti yang jumlahnya sebanyak-banyaknya sama dengan harta yang diperoleh dari tindak pidana korupsi.

3. Penutupan seluruh atau sebagian perusahaan untuk paling lama 1 (satu) tahun;

4. Pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu atau penghapusan seluruh atau sebagian keuntungan tertentu, yang telah atau dapat diberikan oleh pemerintah kepada terpidana.

Page 77: Anti korupsi hitam putih

5. Jika terpidana tidak membayar uang pengganti paling lama 1 (satu) bulan sesudah putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut.

6. Dalam hal terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti maka terpidana dengan pidana penjara yang lamanya tidak memenuhi ancaman maksimum dari pidana pokok sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 dan lamanya pidana tersebut sudah ditentukan dalam putusan pengadilan.

Page 78: Anti korupsi hitam putih

Gugatan Perdata Kepada Ahli Warisnya. Dalam hal terdakwa meninggal dunia pada saat dilakukan pemeriksaan di sidang pengadilan, sedangkan secara nyata telah ada kerugian keuangan negara, maka penuntut umum segera menyerahkan salinan berkas berita acara sidang tersebut kepada Jaksa Pengacara Negara atau diserahkan kepada instsansi yang dirugikan untuk dilakukan gugatan perdata kepada ahli warisnya.

Page 79: Anti korupsi hitam putih

MEKANISME PEMERIKSAAN1. PENUNTUTAN2. PEMERIKSAAN AKHIR.3. PEMERIKSAAN PENDAHULUANa. Pembacaan Surat Dakwaanb. Eksepsic. Pemeriksaan saksi dan saksi ahlid. Keterangan terdakwae. Pembuktianf. Requisitor atau tuntutan pidanag. Pledoih. Replik-Duplik i. Kesimpulan j. Putusan Pengadilan

Page 80: Anti korupsi hitam putih

LATIHAN MASALAH PENYEBAB SASARAN RENCANA

AKSIMoral rendah 1.Pendidikan

agama rendah.2.Kemiskinan3.Lingkungan tidak kondusif

1.meningkatnya pendidikan agama2. Berkurangnya kemiskinan3.Terwujudnya lingkungan yang kondusif

1.Pembinaan mental spiritual

2.Menyediakan lapangan kerja

3.Melaksanakan kantibmas

CONTOH :

Page 81: Anti korupsi hitam putih

Soal Postest

1. Siapa saja pejabat negara itu, dan sebutkan 3 tugas utama pemerintah ?.

2. Dalam rangka mewujudkan Good Governance, penyelenggaraan negara harus berpedoman kepada azas, etika, dan prinsip good governance, sebutkan ?

3. Jelaskan kewajiban penyelenggara negara berdasarkan Tap MPR no XI/MPR/1998.

4. Sebutkan jenis-jenis korupsi menurut UU No 20 Tahun 2001?

5. Apa peran Komisi Pemberantasan korupsi dalam upaya percepatan pemberantasan korupsi?

6. Alasan apa KPK mengambil alih penyidikan atau penuntutan terhadap pelaku tindak pidana korupsi dari kepolisian dan kejaksaan?

7. Ada 3 Strategi apa yang perlu dilakukan dalam percepatan pemberantasan korupsi, sebutkan?.

Tulis no absen

Page 82: Anti korupsi hitam putih