ANGGARAN DASAR IKATAN PEKERJA SOSIAL PROFESSIONAL INDONESIA (IPSPI)
Dengan memanjatkan syukur kehadiran Allah SWT (Tuhan Yang Maha Esa) serta atas berkat dan karunianya, para pekerja sosial professional Indonesia dapat mewujudkan keinginan-keinginannya berhimpun dalam suatu wadah organisasi profesi. Pekerjaan Sosial merupakan suatu aktivitas professional yang bertujuan memberdayakan individu, keluarga, kelompok, organisasi dan masyarakat dalam rangka meningkatkan atau memulihkan kemampuan mereka guna melaksanakan tugas – tugas kehidupannya dan menciptakan kondisi – kondisi sosial yang sesuai bagi pencapaian tujuan – tujuan mereka. Professionalitas mengandung makna bahwa aktivitas itu didukung oleh seperangkat perpaduan yang harmonis antara pengetahuan, sikap – sikap dan keyakinan – keyakinan, dan keterampilan – keterampilan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan pengkajian. Sebagai aktivitas professional, pekerja sosial berangkat dari empat prinsip dasar yang sekaligus merupakan visi pekerjaan sosial yaitu penghormatan atas hak asasi manusia (HAM), penghormatan atas hak setiap orang untuk menentukan jalan hidup sendiri, pemberian jaminan bagi setiap orang untuk memperoleh kesempatan yang sama, dan perwujudan tanggung jawab sosial bagi sesama manusia. Visi ini mengarah kepada suatu misi pekerjaan sosial yaitu perbaikan sosial dalam kerangka cita – cita pembangunan sosial. Misi yang diemban oleh Profesi Pekerjaan Sosial pada dasarnya salaing memperkuat dengan penegakan ideologi Negara Republik Indonesia. Muaranya adalah pada pencapaian tujuan nasional bangsa Indonesia, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Pencapaian tujuan nasional bangsa Indonesia dapat juga dilihat sebagai faktor pengintegrasi bagi seluruh rakyat Indonesia yang bhineka. Dan salah satu instrumen integrasi itu adalah profesi Pekerjaan Sosial.
BAB I NAMA DAN WAKTU DIDIRIKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia, dan selanjutnya disingkat IPSPI
Pasal 2
IPSPI didirikan di Jakarta pada tanggal 19 Agustus 1998 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.
BAB II TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 3
(1) IPSPI berkedudukan di wilayah Republik Indonesia dan berkantor pusat di Jakarta (2) IPSPI dapat membuka cabang di daerah Tingkat I dan Tingkat II di seluruh Indonesia
BAB III ASAS DAN BENTUK
Pasal 4
IPSPI berasaskan Pancasila
Pasal 5
IPSPI adalah organisasi profesi yang mewakili Pekerja Sosial Profesional di seluruh Indonesia
BAB IV TUJUAN
Pasal 6
IPSPI bertujuan untuk: (1) Mewadahi Pekerja Sosial Profesional di Indonesia (2) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan professional Pekerja Sosial Indonesia (3) Memberikan arah bagi standarisasi praktek Pekerjaan Sosial dan izin praktek bagi Pekerja
Sosial. (4) Memberikan perlindungan kepada anggita dan masyarakat penerima pelayanan Pekerja
Sosial. (5) Membina kerjasama guna kemajuan dalam pengembangan keilmuan dan profesionalisme
anggita melalui pemupukan rasa kekeluargaan sesame anggita dan meningkatkan kerjasama dengan organisasi keilmuan dan profesi lainnya baik didalam maupun diluar negeri.
(6) Melaksanakan pembangunan nasional Indonesia pada umumnya, serta secara khusus pembangunan sosial dan pelayanan kesejahteraan sosial.
BAB V USAHA
Pasal 7
Untuk mencapai tujuan yang tersebut dalam Bab IV Pasal 6 IPSPI melaksanakan kegiatan – kegiatan sebagai berikut: (1) Melaksanakan registrasi – registrasi sesuai dengan persyaratan (2) Penelitian dan pengembangan Pekerjaan Sosial. Dalam bidang penelitian, mendorong
makin berkembangnya kondisi yang memungkinkan kegiatan penelitian, pembinaan tenaga peneliti dan mengintensifkan publikasi hasil – hasil penelitian dan karya ilmiah serta mendorong kegiatan penelitian baik melalui kerjasama dengan lembaga pemerintah maupun swasta baik di dalam maupun luar negeri. Dalam bidang pengembangan ilmu dan profesi, dilakukan berbagai upaya untuk mengembangkan metode, kebijakan dan praktek pekerjaan sosial serta di lembaga pemerintah maupun swasta. Kegiatan ini antara lain dilakukan melalui tema ilmiah, seminar ataupun symposium.
(3) Praktek Pekerjaan Sosial Profesional, yaitu praktek pelayanan baik langsung maupun tidak langsung sesuai dengan metode praktek pekerjaan sosial.
(4) Pembinaan anggita (5) Melaksanakan pengembangan pendidikan dan latihan dalam rangka meningkatkan
kemampuan professional, karier dan kesejahteraan anggita (6) Menyelenggarakan pertemuan – pertemuan ilmiah dalam rangka pengembangan profesi
maupun untuk memecahkan berbagai permasalahan dan kebutuhan – kebuthan masyarakat.
(7) Menerbitkan media profesi (8) Menyediakan berbagai fasilitas bagi kemudahan praktek pekerjaan sosial bagi para
anggotanya (9) Melakukan pembinaan terhadap para calon/asisten pekerja sosial dalam rangka
meningkatkan standard praktek minimal. (10) Melaksanakan pembangunan nasional Indonesia pada umumnya, serta secara khusus
pembangunan sosial dan pelayanan kesejahteraan sosial.
BAB VI KEANGGOTAAN
Pasal 8
(1) Anggota IPSPI adalah lulusan Perguruan Tinggi Pekerjaan Sosial / Ilmu Kesejahteraan
Sosial (2) Ketentuan – ketentuan keanggotaan organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB VII SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 9
(1) Susunan Organisasi IPSPI terdiri dari tingkat pusat, tingkat provinsi, dan tingkat
kabupaten/kotamadya (2) IPSPI memiliki susunan pengurus pada setiap tingkat organisasi (3) IPSPI memiliki Dewan Pakar dan Dewan Kehormatan Kode Etik Profesi (4) Berdasarkan pertimbangan – pertimbangan tertentu, organisasi IPSPI dapat dibentuk pada
satuan sosial seperti Perguruan Tinggi dan lembaga pelayanan sosial yang besar.
BAB VIII
KONGRES DAN MUSYAWARAH DAERAH
Pasal 10
(1) Kongres merupakan kekuasaan tertinggi IPSPI dan diselenggarakan sekali dalam tiga tahun.
(2) Dalam hal – hal tertentu berdasarkan usulan Pengurus Pusat atau dengan persetujuan 2/3 Pengurus Daerah, maka dapat diselenggarakan Kongres Luar Biasa.
Pasal 11
Kongres dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus Provinsi, Pengurus Kabupaten/Kotamadya, Dewan Pakar, Dewan Kehormatan Kode Etik Profesi, serta Pengurus Satuan Sosial tertentu.
Pasal 12
Kongres berwenang untuk: (1) Menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat (2) Menetapkan program kerja untuk periode berikutnya (3) Membicarakan masalah – masalah IPSPI (4) Membicarakan dan memutuskan perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga
serta kemungkinan menyempurnakan kode etik profesi (5) Memilih pengurus pusat untuk periode berikutnya
Pasal 13
(1) Musyawarah Daerah merupakan kekuasaan tertinggi IPSPI Tingkat provinsi dan kabupaten/kotamadya dan diselenggarakan sekali dalam tiga tahun
(2) Dalam hal – hal tertentu berdasarkan usulan pengurus daerah tingkat kabupaten/kotamadya atau dengan persetujuan 2/3 pengurus kabupaten/kotamadya, maka dapat diselenggarakan Musyawarah Daerah Luara Biasa
Pasal 14
Musayawarah Daerah dihadiri oleh pengurus provinsi, pengurus kabupaten/kotamadya, dewan pakar dan dewan kehormatan kode etik profesi
Pasal 15
Musyawarah Daerah berwenang untuk: (1) Menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Pengurus Propinsi dan
Kabupaten/kotamadya (2) Menetapkan program kerja untuk periode berikutnya (3) Memilih pengurus Provinsi dan Kabupaten/Kotamadya untuk periode berikutnya
Pasal 16
Musyawarah organisasi pada satuan sosial tertentu mengikuti ketentuan – ketentuan tentang musyawarah daerah.
Pasal 17
Jumlah Pengurus Organisasi (1) Organisasi Tingkat Pusat, sebanyak – banyak nya 45 orang (2) Organisasi Tingkat Provinsi, sebanyak – banyak nya 25 orang (3) Organisasi Tingkat Kabupaten/Kotamadya, sebanyak – banyaknya 15 orang (4) Organisasi pada satuan sosial tertentu, sebanyak – banyak nya 15 orang
BAB IX KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 18
(1) Kekayaan IPSPI diperoleh dari: a. Iuran anggita yang jumlahnya ditentukan oleh Pengurus Pusat b. Usaha – usaha dan sumbangan lain yang sah dan tidak mengikat
(2) Atas kekayaan IPSPI dilakukan audit oleh Akuntan Publik
BAB X PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 19
Perubahan Anggaran Dasar IPSPI hanya dapat dilakukan oleh Kongres berdasarkan persetujuan sekurang – kurangnya 2/3 dari jumlah peserta yang hadir.
Pasal 20
Apabila IPSPI dibubarkan, Kongres atau Kongres Luar Biasa akan membentuk suatu kepanitiaan yang beranggotakan sebanyak – banyaknya 9 orang untuk mengurus dan mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan pembubaran Organisasi IPSPI.
BAB XI LAIN – LAIN
Pasal 21
Hal – hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga serta peraturan – peraturan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
Top Related