7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat
1/15
Anestesi pada Obestetri
BAB I
PENDAHULUAN
Peredaan nyeri selama persalinan merupakan masalah yang unik. Awitan persalinan
tidak dapat diduga dan mungkin diperlukan anestesi obstetri. American Academy of
Pediatrics, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), sertaAmerican
Society of Anesthesiologists(ASA) telah menerbitkan petunjuk tentang anestesi obstetri.
iga hal esensial dalam meredakan nyeri obstetri adalah kemudahan, keamanan, dan
dipertahankan homeostasis janin. !anita yang mendapat analgesia spinal atau epiduraldilakukan dengan sering mengkontrol tekanan darah, kadar anastetik, dan mengukur
oksigenasi ibu dengan oksimeter nadi. "asa takut dan ketidaktahuan akan menambah nyeri.
#paya untuk mengurangi ketegangan emosi dan ke$emasan dapat mengurangi kebutuhan
analgesia. #paya tersebut adalah memberikan in%ormasi dan edukasi antenatal mengenai
proses melahirkan anak dan kehadiran pendamping (mis, suami, keluarga, dsb).
BAB II
1
7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat
2/15
Anestesi pada Obestetri
PEMBAHASAN
II.1. Perubahan fisiologi pada kehailan
Sistem pernapasan
Perubahan pada %ungsi pulmonal, &entilasi dan pertukaran gas. Functional residual
capacity menurun sampai '*+ , $adangan oksigen juga berkurang. Pada saat persalinan,
kebutuhan oksigen (oxygen demand) meningkat sampai '++.
-enjelang atau dalam persalinan dapat terjadi gangguan sumbatan jalan napas pada /+
kasus, menyebabkan penurunan PaO* yang $epat pada waktu dilakukan induksi anestesi,
meskupun dengan disertai denitrogenasi. 0entilasi per menit meningkat sampai +,
memungkinkan dilakukannya induksi anestesi yang $epat pada wanita hamil.
Sistem kardiovaskular
Peningkatan isi sekun$up stroke volume sampai /+, peningkatan %rekuensi denyut
jantung sampai ', peningkatan $urah jantung sampai 1+. 0olume plasma meningkat
sampai 1 sementara jumlah eritrosit meningkat hanya sampai *, menyebabkan
terjadinya dilutional anemia of pregnancy.
-eskipun terjadi peningkatan isi dan akti%itas sirkulasi, penekanan kompresi &ena $a&a
in%erior dan aorta oleh massa uterus gra&id dapat menyebabkan terjadinya supine
hypertension syndrome. 2ika tidak segera dideteksi dan dikoreksi, dapat terjadi penurunan
&askularisasi uterus sampai as%iksia janin.
Pada persalinan, kontraksi uterushis menyebabkan terjadinya autotrans%usi dari
plasenta sebesar /++++ $$ selama kontraksi. 3eban jantung meningkat, $urah jantung
meningkat, sampai 4+. Perdarahan yang terjadi pada partus per&aginam normal ber&ariasi,
dapat sampai 1++5++ $$. Pada sectio cesarea, dapat terjadi perdarahan sampai '+++ $$.
-eskipun demikian jarang diperlukan trans%usi. 6al itu karena selama kehamilan normal
terjadi juga peningkatan %aktor pembekuan 077, 0777, 8, 877 dan %ibrinogen sehingga darah
berada dalam hyper$oagulable state.
Ginal
Aliran darah ginjal dan laju %iltrasi glomerulus meningkat sampai '+ pada
trimester pertama, namun menurun sampai 5+ di atas nonpregnant state pada saat
2
7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat
3/15
Anestesi pada Obestetri
kehamilan aterm. 6al ini kemungkinan disebabkan oleh akti%itas hormon progesteron. 9adar
kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
Pasien dengan preeklampsia mungkin berada dalam proses menuju kegagalan %ungsi ginjal
meskipun pemeriksaan laboratorium mungkin menunjukkan nilai :normal;.
Sistem gastrointestinal
#terus gra&id menyebabkan peningkatan tekanan intragastrik dan perubahan sudut
gastroesophageal unction, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya regurgitasi dan
aspirasi pulmonal isi lambung. Sementara itu terjadi juga peningkatan sekresi asam lambung,
penurunan tonus s%ingter esophagus bawah serta perlambatan pengosongan lambung. ambung harus selalu di$urigai penuh berisi bahan yang berbahaya
(asam lambung, makanan) tanpa memandang kapan waktu makan terakhir.
Sistem saraf pusat
Akibat peningkatan endorphin dan progesteron pada wanita hamil, konsentrasi obat
inhalasi yang lebih rendah $ukup untuk men$apai anestesia? kebutuhan halotan menurun
sampai *, iso%luran 1+, metoksi%luran /*. Pada anestesi epidural atau intratekal
(spinal), konsentrasi anestetik lokal yang diperlukan untuk men$apai anestesi juga lebih
rendah. 6al ini karena pelebaran &ena&ena epidural pada kehamilan menyebabkan ruang
subarakhnoid dan ruang epidural menjadi lebih sempit.
@aktor yang menentukan yaitu peningkatan sensiti%itas serabut sara% akibat meningkatnya
kemampuan di%usi =at=at anestetik lokal pada lokasi membran reseptor (enhanced diffusion).
!ransfer obat dari ibu ke anin melalui sirkulasi plasenta
2uga menjadi pertimbangan, karena obatobatan anestesia yang umumnya merupakan
depresan, dapat juga menyebabkan depresi pada janin. 6arus dianggap bahwa semua obat
dapat melintasi plasenta dan men$apai sirkulasi janin.
II.!. "eknik Anes#esi
Prinsip teknik anestesi harus memenuhi kriteria
'. Si%at anelgesi yang $ukup kuat
3
7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat
4/15
Anestesi pada Obestetri
*. idak menyebabkan trauma psikis terhadap ibu
/. oksisitas rendah aman terhadap ibu dan bayi
1. idak mendepresi janin
. "elaksasi otot ter$apai tanpa relaksasi "ahim
"isiko yang mungkin timbul pada saat penatalaksanaan anestesi adalah sebagai berikut.
'. Adanya gangguan pengosongan lambung
*. erkadang sulit dilakukan intubasi
/. 9ebutuhan oksigen meningkat
1. Pada sebagian ibu hamil, posisi terletang (supine) dapat menyebabkan hipotensi
(:supine aorto$a&al syndrome;) sehingga janin akan mengalami hipoksiaas%iksia.
@aktor resiko anestesi pada ibu hamil
'. 9egemukan berlebihan
*.
7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat
5/15
Anestesi pada Obestetri
7ner&asi sara% di sekitar perineum berasal dari ner&us pudendus. #ntuk luka perineum
tingkat pertama dan kedua, $ukup dilakukan in%iltrasi lokal di sekitar lokasi jahitan
luka.
3ahan analgesia yang la=im dipergunakan adalah lidokain (*/ ampul, untuk sisi kanan
dan kiri). Selanjutnya ditunggu dua menit, dan jahitan terhadap luka episiotomi dapat
dilakukan dengan aman dan tenang.
b$ 3lok ner&us pudendus
Der&us pudendus menyara%i otot le&ator ani, dan otot perineum pro%unda serta
super%isialis. Eengan memblok sara% pudendus, akan ter$apai anestesi setempat
sehingga memudahkan operator untuk melakukan reparasi terhadap perineum yang
mengalami robekan. eknik blok sara% pudendus
Siapkan '+ $$ larutan lidokain +,' untuk anestesia.
angan kanan dimasukkan kedalam &agina untuk men$apai spina iskiadika.
2arum suntik ditusukkan sampai menembus ujung ligamentum sakrospinarium,
tepat dibelakang spina iskiadika.
9emudian jarum diarahkan agak ke in%erolateralis, dilakukan aspirasi, untuk
menghindarkan masuknya obat anestesi lokal ke dalam pembuluh darah.
Suntikan diberikan sebanyak '+ $$ dan ditunggu selama * menit sehingga e%ek
anestesi ter$apai.
5
7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat
6/15
Anestesi pada Obestetri
"omplikasi anestesi lokal
9omplikasi terjadi bila anestesia lokal masuk ke dalam pembuluh darah, sehingga
menimbulkan intoksikasi susunan sara% pusat. Oleh karena itu harus dilakukan upaya untukmenghindarkan masuknya obat anestesi ke dalam pembuluh darah, dengan jalan melakukan
aspirasi, sebelum penyuntikan dilakukan. Gejala intoksikasi obat anestesi lokal adalah
Pusing dan kepala terasa ringan
initus
Perilaku aneh
9ejang
erdapat gangguan pernapasan
7ntoksikasi pada sistem kardio&askuler, dengan gejala awal hipertensi dan takikardi,
kemudian diikuti hipotensi dan bradikardi.
Penanganan intoksikasi obat anestesi lokal yang masuk ke pembuluh darah
3ila terjadi kejang, dapat diatasi dengan memberikan
Pentotal
0alium
6
7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat
7/15
Anestesi pada Obestetri
3ila terjadi gangguan pada sistem kardio&askuler
3erikan in%us se$epatnya
3erikan e%edrin hingga tekanan darah naik
3ila keadaan pasien gawat, maka pasien dapat dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai
%asilitas $ukup.
Apabila dalam melakukan pertolongan sederhana, diperkirakan dapat terjadi komplikasi
yang serius, maka pasien perlu dipasangi in%us, karena akan memudahkan pemberian
obatobat antidotum (jika diperlukan).
II.!.!. Anes#esi %egional
Pelaksanaan blok epidural blok spinal bersi%at spesialistik, sehingga sebaiknya diserahkan
kepada dokter ahli anastesia. Sebagai gambaran, berikut ini dikemukakan beberapa hal
tentang anastesia epidural atau spinal.
Ealam melakukan tindakan ke$il pada obstetri dan ginekologi, seperti penjahitan kembali
luka episiotomi, dilatasi dan kuretase, atau biopsi dianjurkan untuk melakukan anastesia
se$ara intra&ena (lebih mudah dan aman). Einegara yang sudah maju, kebanyakan kasus
persalinannya memerlukan tindakan anastesia lumbal, sakral, atau kaudal.
Analgesi/blok epidural (lumbal)& sering digunakan untuk persalinan per &aginam.
Anestesi epidural atau spinal : sering digunakan untuk persalinan per abdominamsectio
cesarea.
"euntungan #
-engurangi pemakaian narkotik sistemik sehingga kejadian depresi janin dapatdi$egahdikurangi.
7bu tetap dalam keadaan sadar dan dapat berpartisipasi akti% dalam persalinan.
"isiko aspirasi pulmonal minimal (dibandingkan pada tindakan anestesi umum)
2ika dalam perjalanannya diperlukan se$tio $esarea, jalur obat anestesia regional sudah
siap.
7
7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat
8/15
Anestesi pada Obestetri
"erugian #
$% 6ipotensi akibat &asodilatasi (blok simpatis)
&% !aktu mula kerja (time of onset) lebih lama
'% 9emungkinan terjadi sakit kepala pas$a punksi. (Post (ural Punction )eadache
PEP6)
*% #ntuk persalinan per &aginam, stimulus nyeri dan kontraksi dapat menurun, sehingga
kemajuan persalinan dapat menjadi lebih lambat.
"ontraindikasi #
a+ Pasien menolak
b+ 7nsu%isiensi uteroplasentac+ Syok hipo&olemik
d+ 7n%eksi in%lamasi tumor pada lokasi injeksi
e+ Sepsis
f+ Gangguan pembekuan
g+ 9elainan SSP tertentu
!eknik #
Pasang line in%us dengan diameter besar, berikan ++'+++ $$ $airan kristaloid ("inger
>aktat).
'/+ menit sebelum anestesi, berikan antasida
Obser&asi tanda &ital
Epidural posisi pasien lateral dekubitus atau duduk membungkuk, dilakukan punksi
antara &ertebra >*> (umumnya >/>1) dengan jarumtrokard. "uang epidural di$apai
dengan perasaan :hilangnya tahanan; pada saat jarum menembus ligamentum %la&um.
Spinal ' subaraknoid posisi lateral dekubitus atau duduk, dilakukan punksi antara >/
>1 (di daerah cauda euina medulla spinalis), dengan jarum trokard. Setelah
menembus ligamentum %la&um (hilang tahanan), tusukan diteruskan sampai menembus
selaput duramater, men$apai ruangan subaraknoid. 7denti%ikasi adalah dengan keluarnya
$airan $erebrospinal, jika stylet ditarik perlahanlahan.
9emudian obat anestetik diinjeksikan ke dalam ruang epidural subaraknoid.
8
7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat
9/15
Anestesi pada Obestetri
9eberhasilan anestesi diuji dengan tes sensorik pada daerah operasi, menggunakan jarum
halus atau kapas.
2ika dipakai kateter untuk anestesi, dilakukan %iksasi. Eaerah punksi ditutup dengan kasa
dan plester.
9emudian posisi pasien diatur pada posisi operasi tindakan selanjutnya.
Obat anestetik yang digunakan
>ido$ain ', bupi&a$ain +.*+.B, atau $hlorpro$ain */ .Eosis yang dipakai untuk
anestesi epidural lebih tinggi daripada untuk anestesi spinal.
"omplikasi yang mungkin teradi
2ika terjadi injeksi subara$hnoid yang tidak diketahui pada ren$ana anestesi epidural dapat
terjadi total spinal anesthesia, karena dosis yang dipakai lebih tinggi. Gejala berupa nausea,
hipotensi dan kehilangan kesadaran, dapat sampai disertai henti napas dan henti jantung.
Pasien harus diatur dalam posisi telentang supine, dengan uterus digeser ke kiri, dilakukan
&entilasi O* '++ dengan mask disertai penekanan tulang $ri$oid, kemudian dilakukan
intubasi. 6ipotensi ditangani dengan memberikan $airan intra&ena dan ephedrine.
7njeksi intra&askular ditandai dengan gangguan penglihatan, tinitus, dan kehilangan
kesadaran. 9adang terjadi juga serangan kejang. 6arus dilakukan intubasi pada pasien,
menggunakan '.+ F '. mgkg33 suksinilkolin, dan dilakukan hiper&entilasi untuk
mengatasi asidosis metabolik.
9omplikasi neurologik yang sering adalah rasa sakit kepala setelah punksi dura. erapi
dengan istirahat baring total, hidrasi (/ >hari), analgesik, dan pengikat korset perut
(abdominal binder).
II.!.( Anes#esi Uu
9
7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat
10/15
Anestesi pada Obestetri
indakan anestesi umum digunakan untuk persalinan per abdominam se$tio $esarea.
7ndikasi
'. Gawat janin.
*. Ada kontraindikasi atau keberatan terhadap anestesia regional.
/. Eiperlukan keadaan relaksasi uterus.
9euntungan
'. 7nduksi $epat.
*. Pengendalian jalan napas dan pernapasan optimal./. "isiko hipotensi dan instabilitas kardio&askular lebih rendah.
9erugian
'. "isiko aspirasi pada ibu lebih besar.
*. Eapat terjadi depresi janin akibat pengaruh obat.
/. 6iper&entilasi pada ibu dapat menyebabkan terjadinya hipoksemia dan asidosis pada janin.
1. 9esulitan melakukan intubasi tetap merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas
maternal.
eknik
'. Pasang line in%us dengan diameter besar, antasida diberikan '/+ menit sebelum operasi,
obser&asi tanda &ital, pasien diposisikan dengan uterus digeser dimiringkan ke kiri.
*. Eilakukan preoksigenasi dengan O* '++ selama / menit, atau pasien diminta melakukan
pernapasan dalam sebanyak sampai '+ kali.
/. Setelah regio abdomen dibersihkan dan dipersiapkan, dan operator siap, dilakukan rapid-
seuence induction dengan propo%ol * F *. mgkg33 atau ketamine '*mgkg dan ',
mgkg33 suksinilkolin.
1. Eilakukan penekanan krikoid, dilakukan intubasi, dan balon pipa endotrakeal
dikembangkan. Eialirkan &entilasi dengan tekanan positi%.
. O*D*O ++ diberikan melalui inhalasi, dan suksinilkolin diinjeksikan melalui
in%us. Eapat juga ditambahkan inhalasi '.+ se&o%luran, +.B iso%luran, atau +. halotan,
sampai janin dilahirkan, untuk men$egah ibu bangun.
10
7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat
11/15
Anestesi pada Obestetri
5. Obat inhalasi dihentikan setelah tali pusat dijepit, karena obatobat tersebut dapat
menyebabkan atonia uteri.
B. setelah melahirkan bayi dan plasenta, *+ 7# oksitosin didrip 70 dan +,* mg methergin 7-
dalam '++ ml normal salin di drip perlahan.
4. Setelah itu, untuk maintenan$e anestesi digunakan teknik balans (D*Onarkotikrelaksan),
atau jika ada hipertensi, anestetik inhalasi yang kuat juga dapat digunakan dengan konsentrasi
rendah.
.
7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat
12/15
Anestesi pada Obestetri
(osis pentotal
Eosis pentotal yang dianjurkan adalah mgkg 33 dalam larutan *, dengan p6 '+.4,
tetapi sebaiknya hanya diberikan +B mg.
"euntungan pentotal
Cepat menimbulkan rasa mengantuk (sedasi) dan tidur (hipnotik).
ermasuk obat anestesia ringan dan kerjanya $epat.
idak terdapat delirium
Cepat pulih tanpa iritasi pada mukosa saluran napas.
"omplikasi pentotal
>okal (akibat ekstra&asasi), dapat menyebabkan nekrosis
"asa panas (bila pentotal langsung masuk ke pembuluh darah arteri)
Eepresi pusat pernapasan
"eaksi &ertigo, disorientasi, dan an%ilaksis
"ontraindikasi pentotal
Pentotal merupakan kontraindikasi pada pasienpasien yang disertai keadaan berikut
Gangguan perna%asan
Gangguan %ungsi hati dan ginjal
Anemia
Alergi terhadap pentotal
Apabila dilakukan anestesi intra&ena menggunakan pentotal, sebaiknya pasien dirawat
inap karena e%ek pentotal masih dijumpai dalam waktu *1 jam, dan hal ini
membahayakan bila pasien sedang dalam perjalanan.
b) 9etamin
9etamin termasuk golongan non barbiturat dengan akti&itas :rapid setting general
anaesthesia;, dan diperkenalkan oleh Eomine dan Carses pada tahun '5.
Si%at ketamin
o
7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat
13/15
Anestesi pada Obestetri
o
7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat
14/15
Anestesi pada Obestetri
#ntuk menghindari terjadinya komplikasi karena tindakan anastesia sebaiknya
dilakukan dalam keadaan perut lambung kosong.
Setelah pasien dipindahkan ke ruangan inap, pasien diobser&asi dan posisi tidurnya
dibuat miring (ke kiri kanan), sedangkan letak kepalanya dibuat sedikit lebih
rendah.
$) Anastesia analgesia dengan &alium
0alium tergolong obat penenang (tranIuili=er), yang bila diberikan dalam dosis rendah
bersi%at hipnotis. Obat ini jarang digunakan se$ara sendiri (tunggal), dan selalu diberikan
se$ara 70 bersama dengan ketamin, dengan tujuan mengurangi e%ek halusinasi ketamin.
(osis 0alium
'+ g 70 atau 7-. 3ila digunakan untuk induksi anastesi, dosis nyasebesar +,* F +,5
mgkg 33.
d) Eipri&an
9omposisi dipri&an adalah sebagai berikut
'+ minyak ka$ang kedelai
',* %os%atida telur
*,* gliserol
9eseluruhannya merupakan larutan ' dalam air, dalam bentuk emulsi.
Eipri&an sangat baik karena tidak memerlukan obat premedikasi. Eisamping itu
kesadaran pasien pulih dengan $epat, tanpa terjadi perubahan apapun. Eipri&an juga
tidak menimbulkan depresi pusat perna%asan ataupun gangguan jantung. Oleh karena itu,
ketika dipri&an digunakan untuk pertama kalinya pada tahun 'BB, obat ini langsung
menduduki tempat tertinggi untuk kepentingan operasioperasi yang ringan dan singkat.
14
7/24/2019 Anestesi Pada Obstetri - Referat
15/15
Anestesi pada Obestetri
3A3 777
9AD
Perubahan %isiologis kehamilan akan mempengaruhi teknik anestesi yang akan
digunakan. "isiko yang mungkin timbul pada saat penatalaksanaan anestesi adalah seperti
adanya gangguan pengosongan lambung, terkadang sulit dilakukan intubasi, kebutuhan
oksigen meningkat, dan pada sebagian ibu hamil posisi terletang (supine) dapat menyebabkan
hipotensi (:supine aorto$a&al syndrome;) sehingga janin akan mengalami hipoksiaas%iksia.
eknik anestesi lo$al (in%iltrasi) jarang dilakukan, terkadang setelah bayi lahir
dilanjutkan dengan pemberian pentotal dan D*OO*namun analgesi sering tidak memadai
serta pengaruh toksik obat lebih besar. Anestesi regional (spinal atau epidural) dengan teknik
yang sederhana, $epat, ibu tetap sadar, bahaya aspirasi minimal, namun sering menimbulkan
mual muntah sewaktu pembedahan, bahaya hipotensi lebih besar, serta timbul sakit kepala
pas$a bedah. Anestesi umum dengan teknik yang $epat, baik bagi ibu yang takut, serba
terkendali dan bahaya hipotensi tidak ada, namun kerugian yang ditimbulkan kemungkinan
aspirasi lebih besar, pengaturan jalan napas sering mengalami kesulitan, serta kemungkinan
depresi pada janin lebih besar.
15
Top Related