Download - Analisis titik

Transcript
Page 1: Analisis titik

MODEL KONSEP ANALISIS DATA TITIK

Laboratorium Sistem Informasi Geografis

Departemen Geografi FMIPA-UI

Page 2: Analisis titik

Obyek titik dalam SIG adalah data yang mempunyai koordinat (x,y) dan

tidak mempunyai luasan dan panjang

Obyek tersebut antara lain titik sumur, titik pohon, titik tiang, titik kota, dan lain sebagainya

titik di sini adalah label point bukan node atau vertex, karena node dan

vertex tidak dapat berdiri sendiri

Page 3: Analisis titik

Analisis wilayah dari obyek titik

Analisis wilayah yang dimaksud di sini adalah pengembangan analisis titik menjadi area/wilayah.

Hasil area tersebut yang menjadikan analisis ini mempunyai satuan luas. Analisis tersebut adalah

analisis Polygon Thiessen dan Buffer. (Verbila, 1997).

Page 4: Analisis titik

Poligon Thiessen

Selama ini metode Thiessen antara lain dipergunakan untuk melihat wilayah rezim hujan (rata-rata) tahunan dengan menarik wilayah rezim berdasarkan nilai dari

titik-titik stasiun curah hujan pada suatu wilayah (adminstrasi, pulau, ataupun suatu daerah aliran sungai).

Penarikan garis menjadi polygon-poligon yang beraturanmencirikan wilayah pada masing-masing polygon tersebut

Bidang segi yang didapat kemudian ditarik garis tengah masing-masing garis menjadi polygon-poligon. Itulah polygon rezim curah hujan

Page 5: Analisis titik

Gambar 3.1. Titik stasiun curah hujan dengan nilai atributnya

Page 6: Analisis titik

1

2

3

4

55

1

3

42

Gambar 3.2. Titik stasiun curah hujan dengan nilai atributnya

Poligon DATA

1 2300

2 3000

3 2400

4 2000

5 1500

Poligon/wilayah 1 semua wilayahnya mempunyai rata-rata curah hujan tahunan adalah 2.300 mm/th,

sedangkan wilayah 5 mempunyai rata-rata curah hujan tahunan 1.500 mm/th.

Page 7: Analisis titik

Buffer (Wilayah jangkauan/penyangga)

Proses buffer dari titik/point menjadi polygon menggunakan jarak yang diinginkan dari titik tersebut. Jika titik kita buffer menjadi

polygon dengan jarak tertentu maka database (table) akan berubah hanya

menjadi item polygon dan jarak.

Page 8: Analisis titik

(a) (b)

(c)Gambar 3.4. Hasil buffer : (a) jarak yang sama (b) jarak yang berbeda dan (c) multiple

Page 9: Analisis titik

Pada gambar (a) misalkan titik-titik pasar mempunyai pengaruh/jangkauan yang sama

terhadap wilayah sekitarnya dengan jarak pengaruh sekitar 1000 meter dari pasar.

Gambar (b) titik pasar mempunyai pengaruh/jangkauan terhadap wilayah

sekitarnya yang jaraknya berbeda-beda, ada yang 1.500 m, 2.500 m dan 3.000 m. Sedangkan gambar (c) melihat wilayah

pengaruh berdasarkan tiga jarak ( 500, 1000 dan 1.500 meter) terhadap daerah sekitarnya.

Page 10: Analisis titik

KETERKAITAN ANALISIS OVERLAY DAN BUFFER DENGAN TEORI LOKASI

Teori Tempat Sentral (Walter Christaller, 1933)

Page 11: Analisis titik

Hirarki tempat sentral dan pengaruhnya

Garis merah = 6 (1/3) + 1 = 3

Garis biru = 6 (1/2) + 1 = 4

Garis hitam = 6 (1) + 1 = 7

Page 12: Analisis titik

Konsep Isotim dan Isodapen = Contoh teori Alfred Weber

Isotim di sekitar dua daerah yang mempunyai karekter yang berbeda

Jika Titik Merah = Bahan mentah

Titik kuning = Lokasi Pemasaran

Jika bahan mentah diolah menjadi bahan jadi maka mempunyai nilai = 1

Jika bahan jadi dipasarkan pada lokasi di titik kuning maka mempunyai nilai = 1

Indeks material (IM) = 1

Indeks material (IM) = 1

Bobot lokasi = IM + 1

Bobot lokasi = IM + 1

Page 13: Analisis titik

Pertemuan garis kuning 1 dengan garis merah 5 = 6, juga terjadi dengan yang lainnya akan berjumlah = 6.

2 + 4 = 6

3 + 3 = 6

4 + 2 = 6

5 + 1 = 6

6 + 0 = 6

0 + 6 = 6

Ini adalah garis transportasi terdekat yang disebut sebagai Garis Isodapen

Segitiga Aglomerasi dapat dibangun oleh Isotim dan Isodapen dari tiga komponen (misalnya : lokasi

produksi,lokasi bahan mentah dan lokasi pemasaran.

Segitiga Aglomerasi dapat dibangun oleh Isotim dan Isodapen dari tiga komponen (misalnya : lokasi

produksi,lokasi bahan mentah dan lokasi pemasaran.

Page 14: Analisis titik

Analisis Difusi dan Gravitasi

Page 15: Analisis titik

Interpolasi jarak dua titik dengan isohyet

Page 16: Analisis titik

Analisis Node sebagai titik

A

B

C

D

E

F

G

Page 17: Analisis titik