ANALISIS TERHADAP PROGRAM LIBRARY INFORMATION AND
COMMUNICATION TECHNOLOGY DALAM MENINGKATKAN MINAT
MEMBACA PADA SISWA/I KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR SCHOOL OF
UNIVERSE PARUNG – BOGOR
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh: SAIYIDATI SUMAIYAH
NIM 1113025100022
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1439 H / 2017 M
i
ABSTRAK
Saiyidati Sumaiyah (1113025100022) Analisis Terhadap Program Library
Information and Communication Technology dalam Meningkatkan
Minat Membaca Pada Siswa/I Kelas IV Dan V Sekolah Dasar
School Of Universe Parung – Bogor. Di bawah bimbingan Lili
Sudria Wenny. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta,2017.
Adanya pembinaan minat baca di sekolah dapat melatih siswa/i secara dini untuk
menyukai dan mencintai kegiatan membaca buku. Perpustakaan sekolah sebagai
lembaga penyimpan, pengelola, serta penyeberluasan informasi memiliki andil
dalam menumbuhkan minat baca pada siswa/i-nya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh program Library
Information and Communication Technology (Library ICT) dalam meningkatkan
minat baca pada siswa/i kelas iv dan v Sekolah Dasar SOU. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel
dalam penelitian ini adalah siswa/i kelas iv dan v SD sebanyak 30 orang. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif. Hasil penelitian yang berkaitan dengan analisis terhadap program
library ICT dalam meningkatkan minat baca pada siswa/i menggambarkan hasil
yang positif karena sebagian besar responden (53,33%) menjawab mereka
menjadi senang membaca dengan adanya program library ICT ini. Nilai rata-rata
dari pernyataan ini adalah 3,43 dengan posisi skala interval yaitu 3,28-4,03 yang
berarti bahwa kegiatan library ICT ini positif dalam hal peningkatan kesenangan
membaca pada siswa/i-nya. Nilai rata-rata keseluruhan dari analisis terhadap
program library ICT dalam meningkatkan minat baca siswa/i kelas iv dan v
adalah sebesar 3,17, dengan posisi skala interval yaitu 2,52-3,27 yang artinya
kegiatan ini positif untuk dilakukan sebagai pembinaan minat baca siswa/i SOU
Parung-Bogor.
Kata kunci: Library ICT, pembinaan, minat baca.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta„ala,
karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna
melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana. Dalam pelaksanaan penulisan
skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dari beberapa pihak yang
mendukung. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Lili Sudria Wenny, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahannya, serta telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pilirannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Ade Abdul Hak, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing dan memberikan arahan serta sarannya dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Kepada seluruh pihak School of Universe Parung-Bogor antara lain: Ibu
Rizka selaku Kepala Sekolah SD SOU, Ibu Mariah selaku Kepala
iii
Perpustakaan Sekolah SOU, Mba Rahma selaku pustakawan Perpustakaan
Sekolah SOU yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian dan memberikan data-data yang berhubungan dengan skripsi ini.
7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
8. Kedua orang tua tercinta, Bapak Junaedi dan Ibu Suryani yang selalu
memberikan dukungan serta doa, finansial, dan kasih sayang kepada penulis
hingga detik ini.
9. Terima kasih juga untuk kakak-kakakku tersayang yang telah memberikan
semangat dan dukungan finansialnya sehingga penulis berhasil
menyelesaikan skripsi ini.
10. Terima kasih untuk para sahabat seperjuangan: Uci, Nadya, Dilla, Dea dan
Zahra yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, serta selalu
memberikan semangat dan motivasinya selama ini.
11. Terimakasih untuk seluruh teman-teman JIP CLASS A 2013, atas
kebersamaannya selama empat tahun terakhir, yang selalu memberikan
dukungan dan motivasinya, serta tak lupa untuk teman-teman KKN REACH
150.
Sesungguhnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
terbuka dan bersedia menerima kritikan dan saran yang sekiranya dapat
membangun dari pembaca untuk kebaikan pembuatan laporan penelitian
selanjutnya. Penulis juga memohon maaf apabila ada kekeliruan atau hal yang
iv
tidak berkenan dalam penyususnan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
berguna bagi penulis dan setiap pembacanya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Depok, 27 Agustus 2017
Saiyidati Sumaiyah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 11
D. Definisi Istilah ........................................................................................... 12
E. Sistematika Penulisan .............................................................................. 13
BAB II .................................................................................................................. 15
TINJAUAN LITERATUR ................................................................................. 15
A. Perpustakaan Sekolah ............................................................................. 15
B. Informasi ................................................................................................... 18
C. Batasan Usia Anak Didik Sekolah Dasar ............................................... 21
D. Pembinaan Minat Baca ........................................................................... 23
E. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 43
BAB III ................................................................................................................. 45
METODE PENELITIAN ................................................................................... 45
A. Metode Penelitian ..................................................................................... 45
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................................ 45
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 46
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 47
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 53
F. Tempat dan waktu penelitian ................................................................. 57
BAB IV ................................................................................................................. 59
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 59
vi
A. Profil Perpustakaan School of Universe Parung-Bogor ....................... 59
B. Hasil Penelitian ......................................................................................... 66
C. Pembahasan .............................................................................................. 97
BAB V ................................................................................................................. 119
PENUTUP .......................................................................................................... 119
A. Kesimpulan ............................................................................................. 119
B. Saran ....................................................................................................... 124
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 126
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 129
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Kisi-kisi Instrumen Penelitian............................................................... 48
Tabel 3.2: Jadwal Penelitian .................................................................................. 58
Tabel 4.1: Jumlah Koleksi Perpustakaan Sekolah ................................................. 63
Tabel 4.2: Pendapat siswa/i tentang program library ICT ..................................... 67
Tabel 4.3: Kegiatan pada saat jam library ICT ...................................................... 68
Tabel 4.4: Pengaruh library ICT dalam menambah wawasan perpustakaan ......... 68
Tabel 4.5: Frekuensi kunjungan siswa/i ke perpustakaan ...................................... 69
Tabel 4.6: Pengaruh program library ICT dalam meningkatkan membaca ........... 70
Tabel 4.7: Kegiatan belajar di perpustakaan dalam meningkatkan membaca ....... 71
Tabel 4 8: Frekuensi kunjungan siswa ke perpustakaan di luar jam library ICT .. 72
Tabel 4.9: Jangka waktu kunjungan ke perpustakaan di luar jam library ICT ...... 73
Tabel 4.10: Kegiatan yang dilakukan ketika berkunjung ke perpustakaan ............ 74
Tabel 4.11: koleksi yang disukai ketika berkunjung ke perpustakaan ................... 75
Tabel 4.12: Jumlah buku yang dibaca dalam kurun waktu seminggu ................... 76
Tabel 4.13: Manfaat yang anak-anak dapatkan dari membaca .............................. 77
Tabel 4.14: Tempat anak-anak di mana mereka mendapatkan buku yang disukai 78
Tabel 4.15: Fungsi perpustakaan sebagai tempat rekreasi ..................................... 79
Tabel 4.16: Peran motivasi guru/orang tua dalam peningkatan membaca............. 80
Tabel 4.17: Cara guru/orang tua dalam mendukung kegiatan membaca ............... 81
Tabel 4.18: Bahan bacaan yang disediakan di rumah ............................................ 82
Tabel 4.19: Pengaruh bahan bacaan di rumah dalam peningkatan membaca ........ 83
Tabel 4.20: Pengaruh ajakan orang terdekat untuk berkunjung ke perpustakaan .. 84
Tabel 4.21: Pendapat siswa/i mengenai koleksi perpustakaan............................... 85
viii
Tabel 4.22: Pengaruh kenyamanan perpustakaan dalam peningkatan membaca .. 86
Tabel 4.23: Pengaruh keterbatasan jam libraray ict terhadap membaca ............... 87
Tabel 4.24: Rekapitulasi hasil ................................................................................ 88
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4 1: Struktur Organisasi School of Universe ....................................................... 65
Lampiran Gambar 1: Foto-foto kegiatan anak perpustakaan sekolah SOU .................... 148
Lampiran Gambar 2: Foto-foto kegiatan di Lab komputer SOU .................................... 148
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Tabel 1.1: Siswa yang sering berkunjung ke perpustakaan ............... 133
Lampiran Tabel 3.1: Harga Kritik dari r Product Moment ................................. 135
Lampiran Tabel 3.2: Uji Validitas ...................................................................... 136
Lampiran Tabel 3.3: Uji Realibilitas ................................................................... 142
Lampiran Tabel 3.4: Statistic Deskriptif ............................................................ 143
Lampiran Tabel 3.5: Statistik Deskriptif ............................................................. 144
Lampiran Tabel 3.6: Analisis Regression Sederhana ......................................... 145
Lampiran Tabel 4.1: Jenis Koleksi yang disukai Anak-anak .............................. 146
Lampiran Tabel 4.2: Wawancara Fasilitator Kelas 5 SD .................................... 147
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Adanya perpustkaan sekolah memiliki peranan yang penting dalam
membantu kelancaran pendidikan disegala bidang ilmu pengetahuan.
Perpustakaan sekolah juga dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan
penunjang kegiatan belajar dan sumber belajar bagi siswa. Perpustakaan
sekolah merupakan tempat belajar sepanjang hayat untuk mengembangkan
potensi terbaik yang ada di dalam diri siswa/i nya.
Seperti yang tertera dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2007 pasal 23 tentang Perpustakaan Sekolah dinyatakan bahwa:
―Setiap sekolah/ madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi
standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional
Pendidikan‖1. Dalam undang-undang ini jelas sudah bahwa setiap sekolah
diwajibkan untuk menyelenggarakan perpustakaan sebagai sarana
penunjang semua aktivitas pengajaran di sekolah, serta sebagai sarana
penyedia akses informasi kepada seluruh komunitas sekolah, baik kepala
sekolah, guru, staf adminisitrasi, siswa, maupun masyarakat umum yang ada
dilingkungan sekolah. Karena perpustakaan tidak hanya diperuntukkan
komunitas internal sekolah, melainkan komunitas eksternal lingkungan
sekolah pula. Hal ini sejalan dengan visi dari perpustakaan sekolah, yaitu
―... Untuk memberdayakan warga madrasah dan lingkungannya berkembang
1 Republik Indonesia, ―Undang-Undang Perpustakaan: UU RI No.43 Tahun. 2007‖
(Sekretariat Negara, 2007), h.1.
2
menjadi manusia yang berkualitas, beriman, bertaqwa dan berahlak mulia
...‖2
Adanya perpustakaan sekolah pula, diharapkan siswa lambat laun akan
memiliki kesenangan untuk membaca. Jika siswa telah memiliki sifat gemar
membaca, diharapkan siswa dapat menjadi pembelajar yang mandiri dalam
hal mencari ilmu pengetahuan. Maka dari itu dalam proses belajar mengajar,
guru diharapkan dapat mengarahkan keterampilan siswa dalam hal
pembinaan gemar membaca agar siswa dapat mengembangkan potensi
terbaik yang ada di dalam dirinya. Hal ini dinyatakan pula dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan
Bab XIII tentang pembudayaan kegemaran membaca pasal 51 ayat (3) yang
menyatakan bahwa ―Satuan pendidikan membina pembudayaan kegemaran
membaca peserta didik dengan memanfaatkan perpustakaan‖.3
Anjuran untuk membaca telah jelas digambarkan dalam Q.S Al-Alaq
ayat 1-5 yang berbunyi Iqra’ (bacalah) di mana dalam Surat tersebut setiap
manusia dianjurkan untuk membaca. Karena dengan membaca manusia
akan memiliki ilmu pengetahuan. Yang nanti nya akan bermanfaat untuk
dirinya sendiri, ketika digunakan dalam kehidupan nya sehari-hari. Serta
dapat memberikan manfaat bagi orang lain jika ia mengamalkan ilmu
pengetahuan tersebut dengan cara menyebarkan pengetahuan yang ia miliki.
Minat baca sendiri memiliki arti suatu kecenderungan jiwa seseorang,
yang mendorong nya untuk berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca
dapat ditunjukkan dengan adanya kemauan yang kuat untuk melakukan
2 Sudarnoto Abdul hakim, ed., Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah
(Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h.38. 3 ―Undang-Undang Perpustakaan: UU RI No.43 Tahun. 2007,‖ h. 12.
3
kegiatan membaca. Perpustakaan sebagai lembaga penyimpan, pengelola,
serta penyeberluasan informasi memiliki andil dalam menumbuhkan minat
baca pada diri seseorang.
Terutama untuk perpustakaan sekolah, adanya kegiatan pembinaan
minat baca di sekolah dapat melatih siswa/i nya secara dini untuk mau
mencintai buku. Jika memang mereka belum memiliki keinginan untuk
membaca, setidaknya mereka mau membuka dan melihat-lihat isi yang
terdapat didalamnya. Lambat laun mungkin mereka akan tertarik untuk
membaca. Dalam proses permulaan seperti ini, kita melaihat adanya suatu
hasrat dari si anak tadi secara nyata, yakni adanya hasrat ketertarikan dan
keingintahuan (curiousity) yang lebih. Karena pada dasarnya hasrat
keingtahuan sudah ada pada setiap diri seseorang sejak kecil dan akan terus
berkembang.
Kenyataannya jika memang kita ingin menciptakan suatu masyarakat
yang memiliki gemar membaca dikemudian hari, maka haruslah dimulai
dan dibina sejak dini. Mulai dari murid-murid Taman Kanak-Kanak hingga
murid Sekolah Dasar. Karena minat dan kegemaran membaca tidak dengan
sendirinya dimiliki oleh setiap orang. Minat baca dapat tumbuh dan
berkembang dengan cara dibentuk. Salah satu caranya dengan memberikan
motivasi kepada seseorang untuk mau membaca dan terus membaca, serta
memberikan pengertian kepada mereka bahwa dengan membaca, dapat
mendatangkan berbagai macam manfaat untuk dirinya, baik pada masa
sekarang maupun di masa mendatang.
4
Biasanya minat dan kegemaran membaca ini sudah mulai muncul pada
masa anak masuk Sekolah Dasar (SD). Karena pada usia ini, merupakan
masa perkembangan pada anak, serta pada usia ini pula ketertarikan anak
terhadap bahan bacaan dapat terlihat. Selain itu mereka masih memiliki rasa
keingintahuan yang tinggi terhadap hal-hal baru yang ada disekitarnya.
Maka dari itu program pembinaan minat baca pada siswa/i Sekolah Dasar
perlu diadakan. Sutarno mengungkapkan, ada beberapa pengamatan yang
mengatakan bahwa untuk mengembangkan minat baca seseorang, sebaiknya
dimulai sejak usia dini. Bahkan ketika masih dalam kandungan ibunya,
sudah dapat dimulai untuk mengembangkan minat tersebut.4
School of Universe Parung – Bogor (selanjutnya akan disingkat
menjadi perpustakaan SOU) merupakan sekolah alam yang membuka kelas
untuk kelompok Playgroup, Taman Kanak – Kanak (TK), Sekolah Dasar
(SD), hingga sekolah menengah (SM). Sekolah ini lebih menenkankan pada
sikap leadership skill, kemandirian, serta kewirausahaan/bisnis yang sejak
usia dini sudah ditanamkan dengan kegiatan-kegiatan outbond dan camping,
baik di dalam maupun di luar sekolah.
Sistem pengajaran SOU berbeda dengan sekolah umum lainnya, karena
SOU merupakan sekolah alam, maka sistem pengajaran yang dianut adalah
sistem spider web, yang akan membuat murid menjadi lebih peka serta
terbuka dalam menghadapi permasalahannya sekaligus dalam mencari jalan
keluarnya (problem solving). Pada tiap tingkat pendidikannya (TK, SD, dan
SM) terbagi 4 konsep kurikulum pokok pengembangan, antara lain:
4 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:
Sagung Seto, 2006), h.108.
5
Pengembangan ahlak dengan metode teladan (1), pengembangan logika
dengan metode action learning belajar bersama alam (2), pengembangan
sifat kepemimpinan dengan metode outbond training (3) serta
pengembangan mental bisnis dengan metode magang dan belajar dari
ahlinya (4).
Sekolah ini memiliki perpustakaan, dengan ruangan yang disatukan
dengan laboratorium komputer. Perpustakaan SOU berada dibawah naungan
yayasan School of Universe yang kemudian berada di divisi pendidikan dan
pengajaran. Perpustakaan hanya memiliki satu staf perpustakaan saja.
Perpustakaan di sini hanya sebagai penunjang pembelajaran. Perpustakaan
tidak memiliki program ataupun kegiatan lain selain program kunjungan
perpustakaan yang diadakan setiap minggunya, oleh pihak yayasan yang
memutuskan untuk mengadakan program kerjasama antara perpustakaan
dengan sekolah-sekolah.
Perpustakaan memiliki program tersendiri untuk mengintegrasikan
antara perpustakaan dengan kegiatan belajar mengajar di kelas. Di mana
adanya program kunjungan perpustakaan yang dimasukkan ke dalam
kurikulum sekolah, dan menjadi program kunjungan rutin selama tiap
minggunya. Hal ini yang menyebabkan perpustakaan tidak memiliki
program lain selain program kunjungan perpustakaan. Jika tidak ada
kegiatan kunjungan perpustakaan, maka perpustakaan hanya beroperasi
sebagai mana pada layanan administrasinya saja, seperti peminjaman dan
pengembalian buku saja.
6
Namun dengan adanya hal ini pula dapat dijadikan sebagai salah satu
cara untuk mempromosikan perpustakaan kepada murid-muridnya. Agar
fungsi perpustakaan dapat terjalankan dengan baik, terutama fungsinya
sebagai sumber edukasi dan pusat informasi bagi lingkungan sekolah. Selain
itu, dengan adanya program seperti ini diharapkan dapat menarik minat
murid agar mau berkunjung ke perpustakaan dengan sendirinya, serta
diharapkan pula dapat menumbuhkan kebiasaan membaca pada murid di
luar jam kunjungan perpustakaan.
Adanya program seperti ini juga sangat bagus, karena perpustakaan
tidak hanya dijadikan sebagai tempat untuk menyimpan buku saja,
melainkan melibatkan perpustakaan dengan kegiatan pembelajaran dikelas,
agar orientasi pembelajarannya tidak hanya ditujukan untuk mendapatkan
nilai yang baik saja atau asal lulus saja, melainkan suatu orientasi yang
berlandaskan pada kepentingan keberlanjutan pendidikan bagi siswa/i nya.
Jika pihak yayasan tidak mengadakan program kunjungan yang rutin
dilakukan seminggu sekali ini, maka tidak bisa menjamin apakah siswa/i
akan tetap berkunjung ke perpustakaan di luar dari jam kunjungan
perpustakaan ini, dan apakah mereka akan memiliki kesenangan membaca,
atau justru malah sebaliknya, mereka tidak memiliki kesenangan membaca
dan tidak pernah atau mungkin kadang-kadang berkunjung ke
perpustakaannya di luar dari jam kunjungan perpustakaan.
Namun jika tidak adanya program lain yang diadakan oleh
perpustakaan itu sendiri, selain program kunjungan yang rutin dilakukan
seminggu sekali ini pun akan mempengaruhi terhadap pengembangan
7
kreatifitas pustakawan. Di mana pustakawan tidak bisa berinovasi untuk
mengadakan program-program ataupun kegiatan lain selain dari program
ini, seperti program literasi informasi, games edukasi dan lain sebagainya.
Sehingga anak-anak akan merasa bosan ketika berkunjung ke perpustakaan
dan hal ini akan berdampak pada frekuensi kunjungan anak-anak ke
perpustakaan di luar dari jam kunjungan perpustakaan.
Nama kunjungan yang rutin dilakukan sekali dalam seminggu itu
adalah Library Information and Communication Technology. Setiap kelas
memiliki jadwal kunjungan khusus setiap minggunya, yaitu sekali dalam
seminggu. Dalam satu hari terdapat dua kelas yang berkunjung ke
perpustakaan. Dengan durasi masing-masing kelas selama 60 menit, yang
dibagi dua dengan praktik komputer. Jadi masing-masing kegiatan memiliki
waktu selama 30 menit. Di mana dalam kunjungan tersebut, semua kegiatan
yang dilakukan di perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan
belajar mengajar (KBM) yang menyesuaikan dengan tema pelajaran mereka
selama di kelas.
Setiap kegiatan yang dilakukan di perpustakaan, dipegang oleh masing-
masing fasilitator (wali kelas) dari setiap kelasnya. Pustakawan hanya
dijadikan sebagai fasilitator yang memfasilitasi wali kelas (berupa ruangan
perpustakaan) untuk mendukung kegiatan belajar mengajar mereka.
Pustakawan hanya membantu menyiapkan perlengkapan (seperti buku
pelajaran, buku anak, film-film edukasi dan lain sebagainya) yang sekiranya
memang diperlukan oleh wali kelas dalam kegiatan kunjungan
perpustakaan. Biasanya kegiatan yang dilakukan di sana menonton film,
8
bercerita (storytelling), membaca buku, ataupun menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru dengan mengintegrasikan bahan-bahan perpustakaan.
Jika tema pelajaran yang mereka ambil mengenai hewan-hewan, maka
bahan pustaka pendukung yang mereka butuhkan adalah buku yang
bersubjek an hewan. Di sini peran pustakawan dibutuhkan untuk membantu
fasilitator dalam mencarikan buku yang bertemakan tentang hewan. Jadi,
sebelum waktu kunjungan biasanya pihak fasilitator (wali kelas)
mengkomunikasikannya terlebih dahulu kepada pustakawan, mengenai
kegiatan yang akan dilakuakan selama kunjungan. Ataupun mengenai bahan
pustaka yang akan digunakan dalam menunjang kegiatan tersebut. Hal ini
untuk mengefisiensi waktu kunjungan agar tidak terbuang percuma.
Selain menggunakan buku sebagai bahan pendukung pembelajaran di
kelas, biasanya para fasilitator (wali kelas) mengajak murid-murid nya
untuk menonton film-film islami sebagai bahan pendukung pengganti
pengajaran, agar murid tidak merasa bosan dengan kegiatan kunjungan
perpustakaan. Tentu saja film yang diputarkan masih sesuai dengan tema
pelajaran di dalam kelas.
Koleksi yang terdapat di perpustakaan pun beragam, mulai dari buku
ajar, buku anak, ensiklopedia, koleksi audio visual (kaset, vcd, dvd) hingga
buku fiksi lainnya. Dengan beragamnya koleksi yang terdapat di
perpustakaan, dapat menjadi daya tarik sendiri bagi perpustakaan dimata
murid. Murid akan senang berkunjung ke perpustakaan karena koleksi nya
yang beragam, tempatnya yang nyaman serta lokasi nya yang strategis.
Mengutip dari perkataan Sutarno, untuk mengembangkan minat baca,
9
kesenangann membaca, kebiasaan membaca haruslah didukung dengan
ketersediaan bahan bacaan yang memadai dari jumlah, jenis, dan mutunya
serta kelangsungannya secara memadai.5
Tujuan dari diadakannya program ini adalah memfasilitasi siswa/i dan
seluruh civitas SOU untuk dapat menggabungkan antara kegiatan membaca
buku secara fisik, serta kegiatan mencari informasi melalui media elektronik
serta untuk melakukan pembinaan minat baca pada anak agar anak menjadi
gemar membaca. Hal ini sejalan dengan pernyataan pada UU RI Nomor 43
tahun 2007 tentang perpustakaan pada Bab XIII tentang pembudayaan
kegemaran membaca pasal 48 ayat (3) yaitu ―Pembudayaan kegemaran
membaca pada satuan pendidikan dilakukan dengan mengembangkan dan
memanfaatkan perpustakaan sebagai proses pembelajaran‖.6 Dengan
demikian bahwa memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat pembelajaran
diharapkan dapat menimbulkan kegemaran membaca pada peserta didik
yang nantinya akan membudaya dalam diri mereka.
Berdasarkan data sementara yang didapat dari hasil wawancara dengan
pustakawan di sana, kebanyakan dan yang lumayan sering datang ke
perpustakaan di luar dari jam kunjungan program Library ICT, adalah
siswa/i kelas 4 dan 5, yang benar-benar berkunjung untuk membaca buku di
perpustakaan (lampiran1.1). Hal ini mungkin karena mereka masih memiliki
rasa ingin tahu yang lebih terhadap kejadian-kejadian yang ada di
lingkungan sekitarnya. Banyak dari mereka yang antusias untuk meminjam
buku di perpustakaan, atau pun membacanya di tempat. Selanjutnya untuk
5 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik, h.109.
6 ―Undang-Undang Perpustakaan: UU RI No.43 Tahun. 2007,‖ h.12.
10
anak kelas 1-3 kebanyakan dari mereka datang ke perpustakaan hanya untuk
bermain-main saja di perpustakaan. Walaupun ada sebagian dari mereka,
yang memang senang membaca buku dan meminjanya pula dari
perpustakaan.
Maka dari itu penulis ingin meneliti minat baca pada siswa/i kelas iv
dan v Sekolah Dasar. Dengan alasan karena pada masa ini anak sudah
memasuki usia 10-11 tahun di mana merupakan masa perkembangan yang
baik bagi anak. Serta anak-anak sudah mampu membaca secara lancar, dan
sudah mulai senang untuk membaca. Mulai dari bacaan religi, tokoh agama,
hingga buku fiksi lainnya. Sehingga anak sudah mulai lebih mengerti
tentang bacaan apa saja yang mereka butuhkan. Baik untuk menambah
pengetahuan dan wawasannya ataupun sekedar untuk hiburan bagi nya.
Alasan penulis tidak mengambil sampel dari anak-anak jenjang kelas 1-
3, karena penulis merasa bahwa pada usia ini yaitu 7-9 tahun masih terlalu
muda untuk dijadikan sebagai sampel penelitian. Karena dikhawatirkan
mereka masih belum memiliki keterampilan membaca yang baik, dalam hal
memahami pertanyaan-pertanyaan dari angket yang nantinya akan penulis
berikan sebagai instrumen (alat) dalam penelitian ini. Dan untuk anak-anak
kelas 6 sebenarnya ini merupakan umur yang sangat ideal, tapi dilihat dari
waktu pelaksanaan penelitain yang hampir mendekati dengan waktu
pelaksanaan Ujian Nasional, maka dikhawatirkan nanti akan mengganggu
proses belajar mengajar mereka.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai analisis terhadap program Library Information and
11
Communication Technology dalam meningkatkan minat baca bagi siswa/i.
Maka dari itu penulis menetapkan judul penelitian tentang ―Analisis
Terhadap Program Library Information and Communication
Technology dalam Meningkatkan Minat Membaca pada Siswa/i Kelas
IV dan V Sekolah Dasar School of Universe, Parung-Bogor”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis
memberikan batasan masalah agar penelitian ini dapat dilaksanakan lebih
terarah serta dapat memberikan hasil yang baik. Maka dari itu penelitian ini
dibatasi hanya berfokus pada analisis terhadap program Library Information
and Communication Technology dalam meningkatkan minat membaca pada
siswa/i kelas iv dan v sekolah dasar School of Universe Parung – Bogor.
Dari pembatasan masalah di atas, untuk mempermudah pelaksanaan
kegiatan penelitian ini, maka penulis merumuskan masalah penelitian
kedalam bentuk pertanyaan ―Sejauh mana program Library Information and
Communication Technology berpengaruh terhadap peningkatan minat
membaca pada siswa/i kelas iv dan v sekolah dasar ?‖
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Mengacu pada perumusan masalah yang telah penulis paparkan di atas,
tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang
diberikan oleh program Library Information and Communication
Technology dalam meningkatkan minat membaca pada siswa/i kelas iv dan
v Sekolah Dasar.
12
Dari tujuan yang dipaparkan di atas, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan sebuah masukan kepada pihak perpustakaan dan
pustakawan sebagai bahan evaluasi mengenai keberhasilan program
Library Information and Communication Technology dalam hal
meningkatkan minat membaca pada siswa/i kelas iv dan v sekolah
dasar.
2. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya
dengan topik yang berhubungan.
3. Menambah pengetahuan dan wawasan serta pemahaman bagi penulis.
D. Definisi Istilah
1. Perpustakaan Sekolah
Adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan formal,
baik tingkat sekolah dasar, maupun sekolah menengah, baik sekolah
swasta maupun negeri.
2. Informasi
Sebuah data yang akurat, spesifik, dan tersusun dari pikiran seseorang
yang telah dikomunikasikan, direkam serta disebarluaskan untuk
sebuah tujuan memberikan pemahaman kepada orang lain.7
3. Batasan Usia Didik Sekolah Dasar
Merupakan masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia 6-12
tahun, di mana pada usia ini lebih dikenal dengan ―masa sekolah‖,
7 Payare Lal, Information seeking behaviour of faculty members of social sciences
(Jerman: Lambert Academic Publishing, 2012), h. 1.
13
karena pada usia ini lah anak untuk pertama kalinya menerima
pendidikan formal.8
4. Pembinaan Minat Baca
Berasal dari kata bina yang memiliki arti membangun. Sedangkan
pembinaan adalah proses atau cara melakukan pembaharuan berupa
tindakan atau kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Jadi yang dimaksud dengan
pembinaan minat baca adalah cara membangun kegemaran membaca
pada anak sehingga menimbulkan kecintaan untuk membaca atas
kemauannya sendiri.9
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahan
ini, maka penulis akan memaparkan secara sistematis mulai dari Bab I
sampai Bab V dengan rincian sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, dan
sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Bab ini berisikan landasan teori yang berkaitan dengan objek
penelitian, seperti definisi informasi, perpustakaan sekolah, fungsi
dan tujuan perpustakaan sekolah, batasan usia anak didik sekolah
dasar, dan pembinaan minat baca.
8 Haryu Islamuddin, Psikologi Pendidikan (Jember: STAIN Jember Press, 2011),
h. 37. 9 Republik Indonesia, ―Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),‖ KBBI.web.id.
14
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini menjelaskan tentang jenis dan pendekatan penelitian,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik
pengolahan dan analisis data, hipotesis, serta jadwal penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini menguraikan gambaran umum objek penelitian,
hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan
keberhasilan pelaksanaan program library information and
communication technology dalam pembinaan minat baca pada
siswa/i kelas iv dan v sekolah dasar SOU.
Bab V Penutup
Merupakan bab terakhir yang berisi mengenai kesimpulan dari
hasil penelitian, serta peneliti memberikan saran yang membangun
kepada pihak perpustakaan.
15
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Sekolah
1. Definisi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di
sekolah guna untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di lembaga
pendidikan formal, baik tingkat sekolah dasar, maupun sekolah menengah,
baik sekolah swasta maupun negeri. Perpustakaan sekolah sebagai salah
satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar mengajar memegang
peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan
pendidikan di sekolah. Seperti yang tertera dalam Undang-Undang No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam BAB XII tentang
sarana dan prasarana pendidikan pasal 45 (1) menyatakan bahwa: ―Setiap
satuan pendidikan baik formal maupun non formal menyediakan sarana dan
prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.‖10
Perpustakaan sebagai lembaga pengumpul, pengelola, penyimpan,
pelestarian, serta penyebarluasan informasi menjadi tempat yang baik dalam
hal pengembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional
serta kejiwaan para pemustakanya. Karena di dalam perpustakaan ada
berbagai macam sumber informasi dengan berbagai macam bentuknya,
10
Republik Indonesia, ―Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional: UU RI No.
20 Tahun. 2003‖ (Sekretariat Negara, 2003), h 17.
16
mulai dari yang tercetak sampai yang non cetak (digital). Salah satu bentuk
bahan pustaka tercetak yang terdapat di perpustakaan adalah buku. Semua
orang tahu bahwa dengan membaca buku kita dapat mengetahui informasi
baru yang terkandung di dalamnya. Buku memberikan pemahaman tentang
kejadian-kejadian yang telah lalu maupun yang akan datang. Dengan
membaca buku, kecerdasan intelektual seseorang dapat terus bertambah,
dengan membaca buku pula seseorang dapat hidup di tengah-tengah
masyarakat secara mandiri. Karena ia mengetahui berbagai macam
informasi, sehingga ia tidak tergantung dengan orang lain.
Adanya perpustakaan sekolah diharapkan dapat menambah kecerdasan
intelektual para siswa/i nya, serta menjadikan mereka sebagai pembelajar
yang mandiri sepanjang hidupnya, dan tidak tergantung dengan orang lain.
Dengan adanya perpustakaan sekolah siswa/i diharapkan dapat memenuhi
setiap kebutuhan informasi nya, baik yang dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar di sekolah, maupun kegiatan di luar sekolah. Karena perpustakaan
sekolah tidak hanya berfungsi sebagai sarana edukasi melainkan berfungsi
juga sebagai sarana rekreasi, penelitian, serta pelestarian kebudayaan.
Perpustakaan menjadi tempat yang efektif dalam hal menumbuhkan
minat baca siswanya. Menjadikan kegiatan membaca sebagai suatu hal yang
menyenangkan, merupakan cara yang baik untuk menumbuhkan kebiasaan
membaca pada anak. Maka dari itu, pustakawan seharusnya mendukung
usaha perpustakaan dalam hal menumbuhkan kebiasaan membaca, dengan
tujuan untuk menjadikan siswa melek huruf, belajar serta rasa suka
17
membaca yang dapat meningkatkan pengalaman belajar nya di masa yang
akan datang.
2. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Selain berfungsi untuk sarana edukasi, penelitian, rekreasi serta
pelestarian kebudayaan, perpustakaan sekolah juga memilik tujuan penting
dalam hal pengambangan literasi informasi, pengajaran serta pembelajaran.
Berikut beberapa tujuan diselenggaraknnya perpustakaan sekolah:
a. Sebagai sarana dalam hal mendukung keberhasilannya sasaran
pendidikan yang telah digariskan dalam misi dan kurikulum sekolah.
b. Sebagai upaya dalam hal pengembangan serta untuk mempertahankan
kelanjutan siswa/i dalam kebiasaan dan kegemaran membaca nya, serta
mampu menggunakan perpustakaan sepanjang hayat mereka.
c. Memberikan kesempatan bagi siswa/i untuk memperoleh pengalaman,
dalam hal menciptakan dan menggunakan informasi yang baru didapat
oleh nya, dalam hal untuk pengembangan pengetahuan, pemahaman,
serta daya pikir dirinya.
d. Mendukung kegiatan belajar mengajar dengan menyediakan akses yang
mudah ke sumber daya informasi bagi para pemustakanya. Baik murid,
guru, staf, serta masyarakat umum lainnya.
e. Sebagai sarana promosi sumber daya dan jasa perpustakaan sekolah,
serta pembinaan minat baca kepada seluruh komunitas sekolah dan
masyarakat luas.
18
B. Informasi
Menurut Payare, data adalah sekumpulan koleksi penelitian yang
mungkin benar atau mungkin salah, data ini mungkin tidak fakta. Data akan
menjadi sebuah informasi ketika sudah melalui proses.11 Maka dari itu,
sebuah data belum dapat dikatakan menjadi informasi apabila belum melalui
proses. Karena data bukan lah sebuah informasi melainkan hanya
sekumpulan kata atau tulisan yang didapatkan dalam suatu penelitian yang
masih dipertanyakan kebenarannya.
Menurut Ingwerson dalam Payare Informasi adalah suatu struktur yang
ketika dirasakan, dapat mempengaruhi dan mengubah keadaan pengetahuan
si penerima nya. ―Information is something a structure which, when
perceived, may affect and transform the recipient‟s state of knowledge.‖12
Jadi informasi adalah sebuah data yang akurat, spesifik, dan tersusun dari
pikiran seseorang yang telah dikomunikasikan, direkam serta disebarluaskan
untuk sebuah tujuan memberikan pemahaman kepada orang lain. Dalam
kehidupan sehari-hari tiap orang membutuhkan informasi untuk memenuhi
kebutuhan personalnya. Informasi yang mereka butuhkan beragam, mulai
dari kebutuhan yang terkait dengan lingkungan seseorang, peran sosial,
hingga kebutuhan personalnya.
Masyarakat membutuhkan informasi untuk mampu bertahan hidup
dilingkungan sekitarnya. Arus informasi yang semakin cepat
pertumbuhannya membuat mereka harus pandai dalam hal untuk mencari,
11
Lal, Information seeking behaviour of faculty members of social sciences, 2012,
1. 12
Payare Lal, Information seeking behaviour of faculty members of social
sciences, h.3.
19
menemukan dan memilih informasi yang tepat agar selalu up to date dengan
informasi yang ada saat ini. Mereka harus mandiri dan tidak bergantung
kepada orang lain dalam hal memenuhi kebutuhan informasinya. Di era
yang modern ini banyak dari kita yang menginginkan semuanya serba
instan, cepat, mudah dan praktis. Begitupun dalam hal pencarian informasi,
kita sering tidak memperhatikan bagaimana cara kita mencari, menelusur,
menemukan, serta menggunakan informasi yang telah kita dapat. Apakah
kita sudah menemukan informasi yang sesuai dengan yang kita inginkan,
atau mungkin bahkan kita menemukan informasi yang salah, karena
cakupannya yang begitu luas. Hal ini disebabkan karena kurangnya
pemahaman dari diri kita tentang penelusuran informasi, baik itu melalui
media elektronik maupun media cetak.
Kemajuan dalam bidang teknologi dan informasi pada saat ini memang
banyak memberikan dampak yang positif dalam satu sisi, namun disisi lain
hal ini pula memberikan dampak negatif, terutama dalam dunia pendidikan.
Adanya pertumbuhan infornasi yang cepat menjadikan masyarakat terutama
murid-murid (dalam konteks dunia pendidikan ini) sulit untuk menentukan
mana informasi yang relevan dengan kebutuhannya dan mana yang tidak.
Banyak dari mereka malah mendapatkan informasi yang cakupannya sangat
luas dengan informasi yang mereka butuhkan sebenarnya.
Keadaan seperti ini karena kurangnya atau mungkin tidak adanya
pengenalan/pengajaran tentang tatacara penelusuran informasi secara
online/digital. Di mana tujuan dari adanya pengenalan ini untuk
memberitahu kepada siswa/i-nya bagaimana cara mencari, menelusur,
20
menemukan serta menggunakan informasi dari media elektronik secara
benar, efektif, dan juga efisien. Agar mereka mendapatkan informasi yang
relevan serta bijak dalam hal penggunaan dan penyebarluasannya.
Menurut Muhammad Azwar ada beberapa permasalahan yang sering
dihadapi pengguna pada saat menelusuri informasi di internet adalah: (1)
tidak berhasil mendapatkan informasi yang relevan, dan sering tersesat di
rimba dunia maya (2) tidak efisien, karena menghabiskan banyak waktu,
bahkan pada akhirnya gagal dalam hal mendapatkan informasi yang relevan,
(3) jika pada akhirnya pengguna menemukan informasi yang relevan,
mereka haruslah menyortir terlebih dahulu hasil temuan tersebut dalam
jumlah yang besar13
. Hal ini tentu akan membuat penggunanya menjadi
jenuh dan bahkan bisa putus asa. Maka dari itu dalam hal penelusuran
informasi, terutama untuk informasi online haruslah dibutuhkan strategi
serta skill dalam penelusuran informasinya.
Terutama untuk perpustakaan sekolah dianjurkan mengadakan satu
program tentang pembelajaran atau user education mengenai strategi
penelususran online ini. Karena pada usia dinilah anak-anak sebaiknya
diperkenalkan tentang hal seperti itu, agar mereka nantinya memiliki bekal
berupa skill yang memudahkan mereka nantinya dalam hal pencarian
informasi, yang akan mereka bawa sampai besar, hingga menjadikan
mereka sebagai pembelajar yang mandiri.
13
Muhammad Azwar, Information Literacy Skills: Strategi Penelususran
Informasi Online (Makassar: Alauddin University Press, 2013), h. 3.
21
C. Batasan Usia Anak Didik Sekolah Dasar
Nasution dalam Islamuddin mengatakan bahwa, masa usia sekolah
dasar merupakan masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia 6-12
tahun, di mana pada usia ini lebih dikenal dengan ―masa sekolah‖, karena
pada usia ini lah anak untuk pertama kalinya menerima pendidikan formal.14
Dapat dikatakan pula bahwa masa usia sekolah adalah masa usia yang
matang untuk belajar maupun matang untuk sekolah. Dalam masa usia
sekolah ini, anak sudah siap menjelajahi lingkungannya, ia sudah tidak puas
lagi hanya sebagai penonton saja, ia ingin lebih mengetahui serta
mengekplorasi lingkungannya, tata kerjanya, serta perannya dalam menjadi
bagian dari lingkungannya. Serta masa yang baik pula bagi anak-anak dalam
mengembangkan aspek-aspek yang ada pada dirinya. Seperti aspek kognitif,
afektif, dan psikomotoriknya.
Masa Sekolah juga merupakan masa yang baik untuk mengembangkan
kemampuan membaca pada anak. Karena di usia ini lah anak sudah mulai
dilatih kemampuan membaca di lingkungan pendidikan formal pertamanya,
yaitu sekolah. Di sekolah kemampuan membaca pada anak akan lebih
ditingkatkan lagi, dengan berbagai macam kegiatan yang dapat
menumbuhkan serta mengembangkan keterampilan membaca pada anak.
Robert J. Havighurs dalam Desmita, membagi seluruh masa
perkembangan menjadi masa sebagai berikut:
1. Usia 0-6 tahun merupakan masa bayi dan kanak-kanak (Infancy and
childhood)
14
Islamuddin, Psikologi Pendidikan, 37.
22
2. Usia 6-12 tahun merupakan masa sekolah dan pertengahan kanak-
kanak (Middle Childhood)
3. Usia 12-18 tahun merupakan masa remaja (Adolescence)
4. Dan masa usia dewasa, yang dibedakan lagi atas:
a. Usia 18-30 merupakan masa mula dewasa (Early Adulthood)
b. Usia 30-50 tahun merupakan usia pertengahan (Middle Age) dan
c. Usia 50 tahun keatas merupakan masa tua (Latter Maturity).15
Bahan bacaan yang cocok untuk anak-anak berbeda setiap usianya.
Bunanta, membagi beberapa kelompok bacaan yang sesuai dengan usia
anak mulai dari 2-13 tahun, antara lain: Untuk usia 2-3 tahun koleksi buku
yang cocok berupa pengenalan tentang benda dan binatang di sekitar rumah.
Misalnya, sepatu, kucing, anjing, bola dan lain sebagainya. Sedangkan
untuk anak umur 3-5 tahun koleksi yang cocok berupa pengenalan huruf-
huruf, angka yang akan menarik perhatian mereka. Jika sebelumnya pada
usia 2-3 tahun anak-anak lebih dikenalkan pada cerita binatang dan kegiatan
di sekitar rumah, maka pada usia ini anak bisa dibacakan buku tentang
binatang purbakala, binatang yang ada di kebun binatang dan kegiatan luar
rumah lainnya.
Usia 5-7 tahun, anak-anak mulai mengembangkan daya fantasinya.
Mereka sudah dapat menerima adanya benda atau binatang yang dapat
berbicara, misalnya Cerita si Kancil atau cerita rakyat lainnya. Untuk usia 8-
10 tahun anak-anak biasanya lebih menyukai cerita-cerita rakyat yang lebih
panjang dan rumit, cerita petualangan ke negeri dongeng yang jauh dan
15
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), h.25.
23
aneh, juga cerita humor lainnya. Dan untuk usia 10-13 tahun pada
umumnya, anak-anak lebih menyukai cerita dari jenis mitologi, legenda, dan
fiksi ilmiah serta humor. Cerita yang diadaptasi dari biografi para tokoh
ternama juga bagus dibacakan pada usia ini. 16
D. Pembinaan Minat Baca
1. Definisi Pembinaan
Menurut KBBI pembinaan berasal dari kata bina, yang artinya
membangun. Sedangkan pembinaan adalah proses atau cara melakukan
pembaharuan berupa tindakan atau kegiatan yang dilakukan secara efisien
dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.17 Pembinaan minat
baca dilakukan untuk membangun kesenangan membaca pada anak, yang
dilakukan sejak usia dini agar anak menjadi gemar membaca dikemudian
harinya.
2. Definisi Minat
Banyak orang yang menyebut bahwa minat itu “interest”. Minat bisa
dikelompokkan sebagai suatu sifat atau sikap seseorang terhadap
kecenderungan-kecenderungan tertentu. Minat bukanlah pembawaan sejak
lahir, tetapi minat dapat dibentuk, dipelajari, serta dikembangkan.
Kebiasaan membaca (keinginan, kemauan, dan motivasi) serta keterampilan
membaca yang baik dan efisien, yang telah berkembang dan membudaya
dalam diri seseorang secara maksimal adalah minat.
Sutarno mengatakan minat adalah kecenderungan diri seseorang yang
menetap, dan dia merasa tertarik pada suatu bidang atau hal lainnya serta
16
Murti Bunanta, Buku Mendongeng dan Minat Baca (Jakarta: KPBA, 2008),
h.19-20. 17
Ebta Setiawan, ed., ―Bina,‖ KBBI offline versi 1.3, 2011, http://ebsoff.web.id.
24
merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut.18 Minat merupakan
hasrat yang terdapat di dalam diri seseorang untuk melakukan suatu hal
yang didasari pada rasa senang dalam dirinya.
Minat dapat menjadi motivasi atau mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Maka dari itu minat baca berarti dorongan atau motivasi
yang terdapat dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan membaca.
Minat baca adalah ketertarikan diri seseorang terhadap bacaan yang
menimbulkan munculnya keinginan dan kemampuan untuk membaca, yang
tentu diikuti dengan kegiatan nyata membaca bacaan yang diminatinya.
Menurut Darmono, ada beberapa strategi dalam pengembangan minat
dan kegemaran membaca, yang mengacu pada dimensi-dimensi sebagai
berikut:
a. Dimensi edukatif pedagogik
Dimensi ini lebih menekankan pada tindak-tindak motivasional apa
yang dilakukan para guru di dalam kelas. Yang hasil akhirnya para
siswa akan tertarik dan memiliki minat terhadap kegiatan membaca
untuk tujuan apa saja.
b. Dimensi sosio kultural
Dimensi ini mengartikan bahwa minat baca pada siswa/i dapat di
tumbuhkan berdasarkan hubungan-hubungan sosial dan kebiasaan anak
didik sebagai anggota masyarakat.
c. Dimensi perkembangan psikologis
18
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2003), h.13.
25
Usia anak 13-15 tahun merupakan usia menjelang remaja, di mana
anak-anak didominasi oleh fungsi penalaran secara intelektual. Pada
masa ini perlu dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dalam hal
memotivasi kegemaran membaca pada siswa/i. 19
3. Definisi Membaca
Ada istilah yang mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Kiasan
ini mengartikan bahwa dengan buku kita dapat melihat dunia. Karena
dengan membaca dapat membuat seseorang memahami dan mengetahui
segala sesuatu yang dimiliki orang lain dengan cara yang sangat mudah.
Jelas sudah dalam Al-Qur’an tertulis pula pada Surat Al-Alaq, ayat 1-5
sebagai wahyu pertama yang diturunkan malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW, yang mengatakan kalimat perintah ―Bacalah!‖. Perintah
ini tidak hanya pada ayat pertama saja, lima ayat yang pertama dari Al-
Qur’an semua berbicara tentang membaca, dan pada kalimat ―Bacalah‖
diulangi sampai dua kali dalam Surat Al-Alaq. Firman Allah dalam Q.S Al-
Alaq 1-5:
19
Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata
Kerja (Jakarta: Grasindo, 2007), h.218.
26
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Bacalah dengan nama Tuhan mu yang menciptakan (1) Dia
telah menciptakan manusia dari segumpalan darah (2) Bacalah! dan Tuhan
mu lah Yang Maha Pemurah (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantara
qalam (4) Mengajari manusia apa yang tidak ditahuinya (5).
Makna dari kandungan Q.S. Al-Alaq ayat 1-5 ini menurut M. Quraish
Shihab dalam bukunya Tafsir Al-Misbah, kata Iqra‟ yang digunakan di sini
dalam artian membaca, menelaah, menyampaikan dan lain sebagainya, dan
karena objek bacaannya yang bersifat umum, maka objek kata-kata tersebut
mencakup segala yang dapat terjangkau, baik itu merupakan bacaan suci
yang bersumber dari Tuhan maupun bukan, baik itu menyangkut ayat-ayat
tertulis maupun yang tidak tertulis. Maka dapat disimpulkan bahwa perintah
Iqra‟ ini mencakup telaah terhadap alam raya, masyarakat luas, dan diri
sendiri, serta baik itu bacaan yang tertulis, baik suci maupun tidak.20
Menurut Bond dan Wagner dalam Bafadal, membaca merupakan suatu
proses menangkap konsep-konsep yang dimaksud oleh pengarangnya,
menginterpretasi, mengevaluasi, serta merefleksikan atau bertindak
sebagaimana yang dimaksud dari konsep-konsep yang disampaikan oleh
pengarang.21 Kegiatan membaca bukan hanya mengenal bentuk huruf,
mengurutkan kata, serta melafalkannya. Tetapi membaca merupakan proses
yang berpola dan dilakukan secara terus menerus, untuk dapat memahami
makna kata, kalimat, serta peristiwa lainnya yang tertera dalam bacaan
20
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an.,
vol. 15 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 393. 21
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h.193.
27
tersebut. Membaca juga membutuhkan konsenterasi untuk dapat mengingat,
menguasai, serta mampu mengkomunikasikan kembali apa yang telah di
bacanya kepada orang lain. Sedangkan menurut Sutini, membaca bukanlah
suatu objek dari minat, melainkan membaca adalah suatu kegiatan atau
usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi minatnya. Apabila
minat sudah tumbuh dan berkembang, dengan kata lain anak sudah dimulai
suka membaca, maka minat baca pun dengan sendirinya akan meningkat. 22
Membaca adalah sarana dan dengan membaca kita akan tahu. Membaca
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan
(belajar) dan kesenangan. Karena dengan membaca manusia akan
mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan, dengan membaca pula
manusia dapat mengetahui semua peristiwa baik yang telah terjadi pada
masa lampau (sejarah) atau yang akan terjadi pada masa depan. Membaca
dapat menjadikan wawasan seseorang terbuka dan bertambah.
As-Sirjani mengatakan bahwa dengan membaca sangat bermanfaat bagi
kehidupan anak-anak. Ia dapat memperluas wacana dan pengalamannya,
membukakan wawasan berpikir dan pintu-pintu pengetahuan, serta dapat
memberikan hiburan dan rasa senang kepadanya.23 Selain itu dengan
membaca dapat memberikan kemampuan daya pikir serta imajinasi,
mengembangkan kemampuan dan kemahiran berpikir yang sehat bagi anak.
Dengan membaca pula seorang anak akan terbantu dalam membangun
22
Sutini, ―Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas III Sekolah Dasar,‖
Jurnal Pendidikan Interaksi 5 (Juni 2010): h.58. 23
Raghib As-Sirjani, Spiritual Reading: Hidup Lebih Bermakna dengan Membaca
(Solo: Aqwam, 2007), h.109.
28
kepribadian dirinya serta mampu memecahkan masalah (Problem Solving)
secara mandiri.
Minat baca berarti suatu keinginan hati yang tinggi terhadap bahan
bacaan. Bahan bacaan yang diminati oleh seseorang biasanya yang
mendatangkan manfaat, serta nilai yang sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh pembacanya yang tentu sesuai dengan kebutuhannya.
Nilai dan manfaat itu dapat menambah pengetahuan, memberikan
kesenangan, rasa puas, hingga kesenangan jiwa yang ada pada diri seorang
yang membacanya. Dan untuk mengembangkan minat baca seseorang,
menurut Sutarno dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: (a) dimulai sejak
usia dini, (b) dilakukan terus menerus, (c) tersedianya sumber bacaan yang
memadai, (d) dapat mendatangkan manfaat, (e) dilakukan secara bertahap,
dan (f) melibatkan pihak-pihak yang berkait dan berkompeten serta
bertanggungjawab.24
Minat membaca dapat ditumbuhkan dan diajarkan pada anak dengan
cara yang menyenangkan sejak usia dini. Sedangkan keterampilan membaca
adalah sebuah proses yang anak dapatkan setelah adanya pembiasaan
kegiatan mendekatkan anak dengan bacaan yang kemudian diajarkan dan
dikembangkan secara formal sebagai suatu pembelajaran di sekolah. Anak-
anak yang memperoleh ketermpilan membaca akan lebih mudah menyerap
informasi dan pengetahuan pada waktu-waktu selanjutnya dalam kehidupan
anak itu sendiri.25
24
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:
Sagung Seto, 2006), h.112. 25
Erna Ikawati, ―Upaya Meningkatkan Minat Membaca Pada Anak Usia Dini,‖
Logaritma 1 (Juli 2013): h.2.
29
Sama seperti Ikawati, menurut Bunanta, menumbuhkan minat membaca
pada anak dan mengenalkannya pada buku bacaan adalah hal yang terlebih
dahulu harus dilakukan. Setelah itu barulah dimulai pengembangan
keberkasaraan (melek huruf) anak-anak sejak dini secara perlahan-lahan
sehingga dikemudian harinya setelah anak ―melek‖ huruf mereka
diharapkan menjadi terampil dalam mebaca dan menulis serta mampu
berpikir kritis dan kreatif.26
Jadi dalam hal penumbuhan minat membaca, hal pertama yang harus
dilakukan adalah adanya pembiasaan pengenalan kegiatan membaca pada
diri anak dengan cara mengenalkan bahan bacaan (buku, majalah, koran,)
yang setelah itu baru lah dapat dimulai pengembangan keterampilan
membaca pada anak-anak, yang dapat dilakukan dalam pendidikan formal
(sekolah) maupun nonformal (orang tua)
4. Usaha untuk meningkatkan minat baca anak
Perpustakaan sebagai pusatnya sumber informasi yang telah
terorganisir, turut andil dalam menumbuhkan minat baca pada diri
seseorang. Terutama untuk perpustakaan sekolah, yang memiliki peran
penting dalam melakukan pembinaan minat baca pada siswa/i nya. Karena
pada usia sekolah merupakan usia terbaik untuk belajar membaca dan
menanamkan minat baca pada anak. Minat baca pada siswa/i sekolah dasar
muncul dan berkembang karena adanya kebiasaan yang mengharuskan
siswa/i untuk membaca.
26
Murti Bunanta, Buku, Mendongeng dan Minat Baca., h.126.
30
Meningkatkan minat dan budaya baca pada anak melalui peningkatan
mutu layanan perpustakaan sekolah mencakup dua hal pokok. Pertama
melalui sarana dan prasaranan perpustakaan, serta yang kedua melalui
kemampuan dan keaktifan pustakawan dalam mengelola serta menjalankan
fungsi perpusatakaan secara optimal dan maksimal.27 Dalam hal
peningkatan sarana dan prasana, hal pertama yang perlu dilakukan adalah
menciptakan suasana perpustakaan yang nyaman, aman dan tenang. Ruang
perpustakaan yang bersih serta lega di mana buku-buku disusun secara rapih
dan teratur, sehingga anak akan dengan sendirinya datang berkunjung ke
perpustakaan. Intinya suasana perpustakaan diciptakan, seakan-akan
memang sengaja untuk menarik minat dan perhatian bagi para anak dan
remaja, agar berkunjung ke perpustakaan. Hal kedua yang penting lagi
adalah bagaimana seorang pustakawan secara aktif membuat program yang
dapat menarik perhatian anak datang ke perpustakaan serta sekaligus secara
tidak langsung memberitahukan kepada masyarakat sekitar akan adanya
perpustakaan di lingkungan tempat mereka tinggal.
Menurutu Bunanta ada berbagai macam program yang bisa
dilaksanakan, antara lain:
a. Melalui acara yang tidak ada kaitannya secara langsung dengan buku,
tetapi melibatkan perpustakaan sebagai tempat penyelenggaraan
kegiatan tersebut. Sehingga diharapkan anak akan tertarik melihat-lihat
dan akhirnya membaca buku di perpustakaan.
27
Murti Bunanta, Buku, Mendongeng dan Minat Baca., h.97.
31
1) Menyelenggarakan kelas melukis, pameran lukisan dan lomba
melukis.
2) Menyelenggarakan kelas seni: musik, tari, drama, dan menyanyi.
3) Pemutaran film/video untuk anak dan remaja.
b. Mengadakan acara yang langsung berhubungan dengan buku.
1) Melakukan kegiatan mendongeng secara langsung tanpa alat peraga
atau dengan jalan membacakan cerita (Reading aloud).
2) Melakukan kegiatan membicarakan buku/berdiskusi, baik mengenai
buku yang bersangkutan ataupun mengenai buku dengan tema
sejenis lainnya.
3) Mengadakan pameran buku secara teratur. Misalnya ketika
memperingati hari-hari penting. Seperti Hari Pahlawan, Hari Buku
Nasional, Hari Membaca Nasional ataupun ketika ada buku baru
yang datang ke perpustakaan.
4) Menyelenggarakan kelas-kelas diskusi tentang sastra dengan
mengundang para pengarangnya.
c. Mengatur kerjasama dengan para relawan untuk membantu
melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Misal dengan bantuan dari
guru, orang tua murid, ataupun relawan lainnya yang memiliki minat
pada buku.28
Pustakawan sekolah memiliki peranan yang penting untuk memberikan
dorongan kepad siswa/i dalam menumbuhkan kebiasaan membaca nya. Hal
ini bukan lah berarti memaksa mereka untuk melakukannya, melainkan
28
Murti Bunanta, Buku, Mendongeng dan Minat Baca., h.99–102.
32
memotivasinya agar mereka memiliki kesenangan membaca. Tujuannya
adalah, untuk mengarahkan serta membangun persepsi mereka, bahwa
membaca adalah bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya, serta kegiatan
membaca adalah suatu yang dibutuhkan dan dapat dinikmati.
Selain perpustakaan dan pustakawan yang memiliki peranan penting
dalam hal pembinaan minat baca di sekolah, peranan orang tua di rumah lah
sebenarnya yang lebih berpengaruh terhadap kebiasaan membaca pada anak.
Dorongan dan motivasi dari orang tua sangat mempengaruhi kebiasaan baik
ini. Karena orang tua lah yang menjadi pendidikan pertama pada saat anak
belum memasuki masa sekolah secara formal. Setelah anak memasuki masa
sekolah, barulah anak mendapat kesempatan untuk lebih mengembangkan
lagi intelektual nya.
Berikut ada beberapa strategi yang dapat menumbuhkan minat baca
pada anak melalui peran orang tua menurut Bunanta, antara lain:
a) Membiasakan anak untuk bergaul dan dikelilingi buku di rumah sejak
anak belum memasuki masa sekolah (masa prasekolah).
b) Memperkenalkan buku pada anak sebelum mereka benar-benar dapat
membaca secara baik. Dengan cara membiasakan diri untuk
membacakan buku/cerita sesuai untuk usia anak prasekolah.
c) Orang tua haruslah mau meluangkan waktu nya di rumah untuk
bercerita atau membacakan buku pada anak secara teratur setiap hari,
meskipun hanya sebentar. Hal ini lebih baik dibanding dalam waktu
yang lama, namun hanya sekali-sekali saja.
33
d) Carilah waktu saat ibu bapak dan anak sama-sama dalam keadaan
santai. Misal pada waktu malam hari menjelang tidur, bisa pula di sore
hari setelah anak-anak selesai membuat pekerjaan rumah.
e) Janganlah melakukan aktivitas ini secara terpaksa dan berkesan
memaksa kepada anak. Karena tujuan kita adalah memperkenalkan
buku/sastra kepada anak untuk memotivasi mereka agar menyukai
membaca, dan bukan untuk mengajari mereka membaca.
f) Sediakanlah koleksi buku yang beragam dan jenis ceritanya bervariasi,
dari fiksi hingga non fiksi. Agar anak-anak tidak merasa bosan dengan
bacaan buku yang itu-itu saja.29
Sutarno mengatakan bahwa minat dan kegemaran membaca tidak
dengan sendirinya dimiliki oleh setiap siswa/i, melainkan dibentuk dengan
kebiasaan-kebiasaan membaca serta program-program yang dapat
menumbuhkan kegemaran membaca pada siswa/i. Dalam praktiknya ada
tiga langkah yang perlu ditempuh yaitu pertama, untuk menumbuhkan hobi
atau kegemaran. Kedua, untuk mengembangkan kebiasaan membaca, dan
ketiga menciptakan budaya baca sebagai suatu kebutuhan.30 Untuk
menumbuhkan rasa senang membaca pada murid-murid, menurut Bafadal
perlu dilakukan beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh guru atau
pustakawan antara lain adalah sebagai berikut:
a) Memperkenalkan murid-murid dengan buku, dengan cara ini guru
memperkenal kan kepada murid buku-buku yang tersedia di
perpustakaan. Atau pustakawan dapat juga bekerja sama dengan guru-
29
Murti Bunanta, Buku, Mendongeng dan Minat Baca., h.107–110. 30
Sutarno NS, Membina Perpustakaan Desa (Jakarta: Sagung Seto, 2008), h.54.
34
guru bidang studi lainnya. Misalkan guru bidang studi sejarah yang
menceritakan kisah para pahlawan indonesia yang berjuang untuk
memerdekakan Indonesia, ataupun tentang sejarah-sejarah terbentuknya
Indonesia.
b) Memperkenalkan riwayat hidup tokoh-tokoh, untuk menumbuhkah rasa
senang membaca guru atau pustakawan dapat menjelaskan mengenai
para hidup tokoh-tokoh nasional maupun internasional. Dalam hal ini
yang dikenalkan adalah tokoh-tokoh memang memiliki kegigihan
dalam membaca ataupun belajar. Sehingga nantinya dapat
mempengaruhi prilaku siswa/i untuk terus membaca.
c) Memperkenalkan hasil-hasil karya sastrawan, dalam hal
memperkanalkan tokoh-tokoh khususnya sastrawan, sebaiknya guru
atau pun pustakawan sambil menyebutkan hasil karya dari tokoh
tersebut, untuk menambah referensi bacaan siswa/i-nya. Sehingga
kegiatan membaca akan terus dilakukan. 31
Menurut Sudarnoto, ada beberapa strategi serta program yang dapat
diterapkan oleh pustakawan dalam menumbuhkan kebiasaan membaca pada
siswa/i, antara lain:
a) Melakukan tour perpustakaan.
b) Menyediakan sumber bacaan yang bervariasi.
c) Memberikan kesempatan kepada siswa/i untuk meminjam buku pada
saat libur sekolah.
d) Membuat slogan tentang manfaat membaca.
31
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, h.203–204.
35
e) Lingkar sastra.
f) Mendongeng.
g) Mengundang penulis cerita.
h) Forum buku atau book talk.
i) Memperkenalkan suatu cerita.
j) Mendisplay karya siswa.32
Berhasil atau tidaknya menumbuhkan rasa senang membaca pada
siswa/i, baik dengan cara-cara di atas maupun dengan cara lainnya, tidak
hanya bergantung kepada materinya, melainkan bergantung pada para
penyampainnya. Bagaimana cara guru atau pustakawan memberikan kesan
khusus kepada siswa/i, sehingga mereka tergugah dan terdorong hatinya
untuk membaca buku-buku tersebut. Dalam hal ini Darmono, menjelaskan
ada beberapa unsur yang harus dilibatkan dalam hal upaya untuk
mengangkat program peningkatan minat dan kegemaran membaca, antara
lain:
a) Seluruh anak didik di semua jenjang, (SD, SMP, dan SMA)
b) Para dewan guru sekolah
c) Semua kegiatan program sekolah yang dapat menunjang tumbuhnya
minat dan kegemaran membaca
d) Wali murid (orang tua) di rumah
e) Lingkungan masyarakat, baik di luar sekolah maupun rumah
f) Lembaga-lembaga masyarakat yang memiliki minat dalam hal
pengembangan minat dan kegemaran membaca, serta
32
Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah,
h.133–141.
36
g) Lembaga pemerintah melalui berbagai programnya yang dapat
dikaitkan dengan pembinaan minat dan kegemaran membaca. Seperti
kegiatan hari buku nasional pada setiap bulan mei, serta hari aksara
pada setiap bulan September, dan lain sebagainya.33
Usaha lain yang dapat dilakukan dalam hal pendekatan untuk
memperkenalkan buku-buku yang terdapat di perpustakaan sekolah adalah
dengan menyelenggarakan “display”. “Display” di sini berarti mengatur
buku-buku secara khusus agar lebih menarik. Biasanya yang di “display”
adalah buku-buku baru, yang bertujuan untuk memberikan stimulus kepada
siswa/i untuk mau membaca buku-buku tersebut. Maka dari itu, kegiatan
“display” ini harus diatur sedemikian rupa dengan mengkombinasikan
beberapa warna, model penyusunan dan lainnya, sehingga koleksi yang
biasa menjadi koleksi yang sangat menarik.34
Minat baca dapat terus dilakukan karena tersedianya bahan bacaan yang
memadai, serta yang dapat menarik perhatian bagi siswa/i, sehingga akan
menggugah kesenangan membaca mereka, dan mendorongnya untuk terus
membaca sesuai dengan seleranya masing-masing. Serta untuk menarik
perhatian siswa/i-nya agar datang terus ke perpustakaan. Hal ini menjadi
sebuah formula yang secara ringkas untuk mengembangkan minat dan
budaya baca. Buku merupakan salah satu koleksi bahan pustaka yang
terdapat di perpustakaan sekolah (baik buku teks, buku penunjang, buku
fiksi, serta buku populer), koleksi referensi, sumber geografi, serial (terbitan
33
Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata
Kerja, h.217. 34
Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata
Kerja, h.205.
37
berkala), serta koleksi audio visual (video, kaset, CD-ROM, VCD, DVD
dan lain sebagainya).
Darmono mengungkapkan, ada beberapa peran yang dapat dilakukan
oleh perpustakaan dalam hal menciptakan tumbuhnya kondisi minat baca di
lingkungan sekolah sebagai berikut:
a) Menyediakan bahan bacaan yang menarik bagi pemustaka perpustkaan.
b) Menganjurkan berbagai cara penyampaian materi pelajaran di sekolah
yang dikaitkan dengan tugas-tugas di perpustakaan.
c) Memberikan akses yang mudah bagi siswa/i dalam mendapatkan bahan
bacaan yang menarik untuk mereka.
d) Memberikan kebebasan membaca secara leluasa kepada para
pemustaka lainnya. Untuk para siswa/i hal ini dimaksudkan untuk
memotivasi siswa/i dalam mencari dan menemukan sendiri bahan
bacaan yang mereka minati.
e) Perpustakaan perlu dikelola dengan baik agar pemustaka merasa betah
dan memiliki kesan yang baik untuk terus berkunjung ke perpustakaan.
f) Perpustakaan melakukan kegiatan promosi yang berkaitan dengan
pemanfaatan perpustakaan serta peningkatan minat baca dan kegemaran
membaca bagi siswa/i.
g) Mengadakan berbagai kegiatan seperti lomba minat dan kegemaran
membaca untuk anak sekolah.
38
h) Memberikan sebuah penghargaan (Rewards) kepada siswa/i yang
paling sering berkunjung serta paling sering meminjam buku di
perpustakaan dalam kurun waktu tertentu. 35
Jika minat baca sudah tumbuh pada diri siswa/i maka perlu adanya
pembiasaan kepada anak untuk terus melakukan membaca. Untuk
perpustakaan sekolah dapat membuat program yang bekerjasama dengan
sekolah, seperti mengintegrasikan kegiatan belajar mengajar dengan
perpustakaan. Program tersebut dapat berupa kunjungan perpustakaan setiap
satu minggu sekali yang kegiatannya masih berkaitan dengan pemanfaatan
koleksi perpustakaan serta yang dapat menjaga kebiasaan membaca mereka.
Karena dengan program seperti ini siswa/i akan terbiasa untuk berkunjung
ke perpustakaan serta akan terus menjaga dan mengembangkan minat
membacanya.
5. Tujuan Membaca
Tujuan umum orang membaca adalah untuk menambah ilmu
pengetahuan serta wawasannya. Dalam kenyataannya menurut Darmono,
terdapat tujuan yang lebih khusus lagi dari kegiatan membaca, yaitu:
a. Membaca dengan tujuan untuk kesenangan (Reading for pleasure),
kegiatan membaca ini ditujukan hanya sekedar ingin mencari hiburan
serta kesenangan jiwa. Kategori ini termasuk bahan bacaan ringan,
seperti novel, surat kabar, majalah, dan komik.
b. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan (Reading for intelectual
profit), seperti pada umumnya kegiatan membaca ini bertujuan untuk
35
Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata
Kerja, h.220.
39
mengatahui ilmu pengetahuan yang baru serta untuk menambah
wawasan pembacanya. Dalam hal ini kegiatan membaca dilakukan pada
buku pelajaran, serta buku ilmu pengetahuan lainnya.
c. Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan (Reading for work),
kegiatan membaca ini ditujukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
atau untuk mendukung berjalannya suatu pekerjaan. Contoh dalam
kasus ini para juru masak (Chef) membaca buku resep makanan untuk
membuat menu makanan baru.36
6. Manfaat Membaca
Membaca dapat mendatangkan berbagai macam manfaat, seperti yang
telah kita ketahui bahwa dengan membaca dapat menambah pengetahuan
serta wawasan bagi seseorang yang melakukannya. Namun ada hal lain
yang didapat dari kegiatan membaca selain dari aspek kognitifnya saja. Dari
aspek afektifnya, membaca dapat memberikan hiburan, membuat rasa
senang, memberikan kepuasan jiwa tersendiri bagi yang melakukannya.
Bagi seseorang yang gemar membaca, kegiatan seperti ini dapat membuat
mereka merasa bahagia, karena pengetahuan yang mereka miliki selalu
bertambah setiap harinya, sehingga mendatangkan ketenangan jiwa bagi
mereka sendiri.
Menurut Sudarnoto, kebiasaan membaca juga akan mempengaruhi
tumbuhnya mental yang baik serta mengembangkan berbagai macam
potensi yang terpendam pada diri siswa.37 Karena dengan membaca akan
36
Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata
Kerja, h.215. 37
Hakim, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah, h.131.
40
mengarahkan siswa menjadi pembelajar yang mandiri serta memotivasinya
untuk menjadi seseorang yang gemar belajar sepanjang hidupnya.
Menurut Mary Leonhardt, ada beberpa manfaat membaca bagi anak
berikut ini adalah:
a. Anak-anak harus gemar membaca agar dapat membaca dengan baik.
Mereka hanya akan bersedia menggunakan sebagian besar waktunya
untuk membaca jika mereka memang benar gemar membaca. Bagi
mereka berlatih adalah segalanya.
b. Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan
yang lebih tinggi. Mereka akan berbicara, menulis, dan memahami
gagasan-gagasan rumit secara lebih baik.
c. Membaca akan memberikan wawasan yang lebih luas keberagamannya,
yang membuat belajar dalam segala hal menjadi lebih mudah.
d. Kemampuan istimewa dalam membaca kemungkinan dapat mengatasi
rasa tidak percaya diri anak terhadap kemampuan akdemiknya. Karena
dengan membaca mereka akan mampu menyelesaikan pekerjaan
sekolahnya hanya dengan menyediakan sedikit waktu dan energi
emosional mereka.
e. Anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola
berpikir kreatif dalam diri mereka. Karena mereka tidak hanya
mendengar informasi, melainkan juga belajar untuk mengikuti
41
argumen-argumen yang kaya dan mengingat alur pemikiran yang
beragam.38
7. Faktor yang dapat mendorong minat baca
Ketika seseorang menjadi gemar membaca ada faktor-faktor yang dapat
merangsang mereka untuk membaca. Menurut Sutarno ada beberapa faktor
yang dapat mendorong bangkitnya minat baca seseorang, antara lain:
a. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan, dan
informasi.
b. Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan
bacaan yang menarik, berkualitas, dan beragam.
c. Keadaan lingkungan sosial yang lebih kondusif, maksudnya adanya
iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.
d. Adanya rasa haus, serta rasa ingin tahu yang lebih terhadap informasi.
e. Memiliki prinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan
rohani.39
Tentu saja untuk menjaga faktor-faktor tersebut, perlu adanya sikap-
sikap bahwa dalam diri tertanam komitmen dengan membaca dapat
memberikan keuntungan bagi diri sendiri yaitu bertambahnya ilmu
pengetahuan, wawasan serta pengalaman baru. Hal ini diharapkan agar
kebiasaan membaca dapat terus dilakukan sehingga menjadi suatu
budaya/kebiasaan membaca pada diri seseorang, yang nantinya akan
menghasilkan masyarakat yang gemar membaca.
38
Mary Leonhardt, 99 Cara Menjadikan Anak Anda Keranjingan Membaca
(Bandung: Kaifa, 2000), h.27. 39
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Revisi (Jakarta: Sagung Seto,
2006), h.29.
42
Menurut Han-Chen Huang dkk, ada empat faktor yang dapat
meenjadikan murid menjadi gemar membaca, antara lain:
a. Sekolah: Menanamkan rasa keingintahuan pada murid-murid nya,
sekaligus kemampuan dan kebiasaannya dalam hal mencari informasi
menjadi hal yang penting. Karena Sekolah tidak hanya sekedar
memberikan pemahaman serta pengetahuan kepada siswa/i-nya di
dalam kelas saja. Maka dari itu dalam rangka meningkatkan minat serta
kemampuan membaca pada murid pihak sekolah sudah harus memulai
untuk menerapkan serangkaian strategi serta kegiatan apa saja yang
dapat dikaitkan dengan kegiatan membaca.
b. Guru: Guru harus menggunakan cara yang bervariasi dalam hal
mengajak siswanya untuk terus membaca serta mulai mengarahkan
minat mereka terhadap melakukan kegiatan membaca.
c. Keluarga: Lingkungan keluarga mereka memiliki peran penting dalam
hal pengenalan terhadap kebiasaan membaca pada anak. Menentukan
waktu yang tepat bagi siswa untuk membaca, dimulai dengan
memahami apa yang mereka minati. Guru dan orang tua harus tahu apa
yang paling dibutuhkan oleh anak-anak. Atau bisa juga dengan
memasuki ke dunia anak, dan mendiskusikannya dengan mereka. Hal
ini merupakan yang paling utama untuk mengetahui apa yang mereka
pikirkan/inginkan.
d. Teman sebaya: Selama proses penumbuhan minat baca pada siswa/i,
peran teman sebayanya menjadi hal yang sangat penting. Pengaruh
mereka yang menjadi semakin penting, bukan hanya sekedar dari peran
43
orang tua atau guru di sekolah. Prilaku membaca yang dilakukan oleh
teman bermainnya memiliki dampak terhadap kegiatan membaca pada
anak. Mereka tidak hanya mengikuti kegiatan teman sebayanya dalam
membaca, melainkan mereka juga dapat berdisukusi mengenai buku
yang mereka baca, serta mendapat feedback yang baik bagi diri mereka
sendiri. Intinya anak-anak akan mendapatkan banyak informasi dari
teman sebayanya.40
E. Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang relevan sejenis dengan
penelitian yang akan diteliti yaitu:
1. Penelitian terdahulu yang pertama, dari penelitian Paridah Aini, untuk
mendapatkan gelar strata satu (S1) jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas
Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tahun 2011, dengan judul skripsi “Penggunaan
Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca (Studi Kasus:
Sekolah An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro). Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui penggunaan perpustakaan dalam
meningkatkan minat baca kemudian faktor-faktor apa saja yang dapat
meningkatkan minat baca serta apa kendala-kendala dalam
meningkatkan minat baca siswa. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian penulis adalah mengenai tema yang akan diteliti yairu minat
baca pada siswa sekolah dasar (SD), serta sampel yang diambil adalah
murid SD kelas IV dan V. Selain itu pendekatan yang digunakan sama,
40
Han-Chen Huang, dkk, ―The Relevant Factors in Promoting Reading Activities
in Elementary Schools,‖ International Journal of Evaluation and Research in Education
4 (Juni 2015): h.63.
44
yaitu pendekatan kuantitatif. Perbedaan antara penelitian ini dengan
penulis adalah terletak pada lokasi penelitiannya yang berbeda.
2. Penelitian terdahulu selanjutnya yaitu dari penelitian Darmawati untuk
mendapatkan gelar strata satu (S1) jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas
Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, pada tahun 2009, dengan judul skripsi ―Peran Perpustakaan
SMP N 161 Jakarta dalam Meningkatkan Minat Membaca.”
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran perpustakaan SMP
N 161 Jakarta dalam meningkatkan minat membaca pada siswa/i-nya.
Persamaan penelitian Darmawati ini dengan penelitian penulis adalah
sama-sama ingin mengetahui minat baca pada siswa dengan
memperhatikan keberhasilan program kerja yang dimiliki perpustakaan
tersebut dalam hal upaya pembinaan minat baca pada siswa/i-nya.
Persamaan lainnya terdapat pada metode penelitian yang digunakan,
yaitu menggunakan metode penelitian deskriptif. Perbedaan yang
terdapat dalam penelitian Darmawati ini dengan penelitian penulis
adalah objek serta lokasi penelitiannya. Di mana objek penelitian
Darmawati adalah Siswa/i SMP sedangkan objek penelitain penulis
adalah Siswa/i SD.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah totaitas cara untuk meneliti dan menemukan
kebenaran dengan menggunakan metode ilmiah,41
dan dalam metode
penelitian ini, penulis akan menjabarkan mengenai metode yang akan
digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: jenis dan pendekatan
penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik
pengolahan dan analisis data.
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk
menjabarkan suatu keadaan atau kejadian seperti apa adanya secara
mendalam.42
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah Pendekatan
yang merupakan salah satu model menemukan kebenaran konsep, hubungan
konsep-konsep melalui wilayah-wilayah yang luas dengan populasi atau
menggunakan sampel dalam jumlah yang besar. Dengan demikian
pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menggunakan suatu populasi
atau sampel dengan jumlah yang besar dalam mencari atau menemukan
sebuah kebenaran dari suatu konsep.
41
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan
Panduan Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula (Jakarta: STIA-
LAN, 2004), h. 54. 42
Ibid., h. 60.
46
C. Populasi dan Sampel
Populasi ialah seluruh kumpulan elemen yang sejenis akan tetapi
berbeda karena karakteristiknya.43
Sedangkan menurut Riduwan populasi
adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang
menjadi objek penelitian.44 Jadi, dapat disimpulkan bahwa populasi
merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah yang
memenuhi kriteria tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa/i kelas iv dan v sekolah dasar School of
Universe, pustakawan, serta wali kelas yang mengatur jalannya kegiatan
selama kunjungan perpustakaan berlangsung.
Sedangkan sampel adalah wakil dari populasi itu sendiri, dan jumlah
sampel yang diambil biasanya jauh lebih sedikit daripada jumlah
populasinya.45
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Purposive Sampling (pengambilan sampel berdasarkan
tujuan). Menurut Irawan, pada cara ini subyek yang akan diambil sebagai
anggota sampel diserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang
menurutnya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Jadi, peneliti akan
mengambil siapa saja (subyek) untuk dijadikan sampel, yang menurut
43
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan
Panduan Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, h. 72. 44
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula
(Bandung: Alfabeta, 2013), h.3. 45
Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis
Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, h. 73.
47
pertimbangannya sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian
tersebut.46
Sampel yang akan dipilih oleh penulis adalah siswa/i kelas iv, v,
pustakawan, beserta wali kelas yang mengatur berjalannya kegiatan selama
kunjungan perpustakaan berlangsung. Dalam penentuan ukuran sampel
dalam penelitian ini seperti teknik pengambilan sampelnya di mana
menggunakan teknik purposive sampling yang didasarkan pada tujuan
penelitian, dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
kesenangan membaca/minat membaca pada siswa/i kelas iv dan juga v. Di
mana jumlah siswa/i kelas iv sebanyak 16 murid dan v sebanyak 14 murid.
Hal ini sudah memenuhi batas minimal pengambilan sampel yaitu
berjumlah 30 responden maka dari itu penulis menjadikan seluruh siswa/i
kelas iv dan v sebagai sampel dalam penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan suatu penelitian perlu adanya teknik pengumpulan
data. Agar data yang telah dikumpulkan dapat digunakan sebagai bahan
analisis data. Penelitian ini bersumber dari dua jenis data yaitu data primer
dan data sekunder.
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang didapat langsung dari
data pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian.47
Sumber data
primer pada penelitian ini adalah angket/kuesioner yang disebarkan
46
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
h.63. 47
Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis
Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, h. 86.
48
kepada responden yaitu siswa/i kelas iv dan v SD SOU Parung-Bogor.
Selain itu penulis juga mewawancarai pustakawan serta wali kelas yang
mengatur jalannya kegiatan selama kunjungan perpustakaan
berlangsung untuk sumber penunjang penelitian ini.
Adapun untuk mempermudah proses penelitian ini dan juga sebagai
pedoman bagi penyusunan angket untuk penulis, maka penulis
membuat kisi-kisi angket. Kisi-kisi instrumen penelitian tersebut dapat
dilihat pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1: Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No Variabel Indikator
1 Analisis terhadap program libarry
ICT di perpustakaan sekolah SOU
Pendapat siswa/i tentang
adanya program library ICT
Kegiatan yang biasa dilakukan
siswa/i ketika program
berlangsung
Pengaruh kegiatan library ICT
dalam hal penambahan
wawasan menganai dunia
perpustakaan pada siswa/i
Frekuensi siswa/i berkunjung
ke perpustakaan
Pengarun kegiatan library ICT
dalam hal penumbuhan
kesenangan membaca pada
anak
Pengaruh belajar di
perpustakaan dalam hal
peningkatan minat membaca
siswa/i
2
Frekuensi kunjungan perpustakaan
pada anak diluar jam library ict.
Frekuensi kunjungan siswa/i ke
perpustakaan diluar jam library
ICT
Frekuensi kunjungan siswa/i ke
perpustakaan dalam kurun
waktu seminggu diluar jam
library ICT
Kegiatan yang sering dilakukan
49
anak-anak ketika berkunjung ke
perpustakaan di luar jam
kunjungan library ICT
3
Kegiatan membaca anak di
perpustakaan
Bahan bacaan/koleksi yang
digemari siswa/i ketika
berkunjung ke perpustakaan
Frekuensi buku yang siswa/i
baca dalam kurun waktu
seminggu
Manfaat yang di dapat dari
membaca
Bagaimana cara anak-anak
membaca buku yang mereka
sukai
4
Faktor yang dapat mempengaruhi
minat baca anak
Peran motivasi/dorongan dari
guru di sekolah dan keluarga
dalam mempengaruhi
peningkatan minat baca.
Pengaruh ketersediaan bacaan
yang ada di rumah terhadap
peningkatan minat baca
Pengaruh ajakan orang-orang
terdekat untuk ke perpustakaan
dalam meningkatkan minat
baca
Pengaruh ketersedian jumlah
koleksi yang relevan dan
beragam terhadap peningkatan
minat baca.
Pengaruh kenyamanan di
perpustakaan terhadap
peningkatan minat baca
Pengaruh keterbatasan jam
library ICT di sekolah terhadap
kegiatan membaca di
perpustakaan.
Pengaruh perpustakaan sebagai
tempat rekreasi dalam
meningkatkan minat baca.
50
Setelah membuat instrumen penelitian, maka tahap selanjutnya
adalah melakukan uji kuesioner dengan cara menguji pengisian
kuesioner kepada 15 Siswa/i kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar SOU, agar
mengetahui kesulitan responden dalam melakukan pengisian data, maka
dari itu penulis ikut serta mendampingi responden dalam mengisi
angket. Tujuan dari kegiatan uji kuesioner ini adalah untuk mengetahui
kesalahan-kesalahan dalam penulisan dan kekurangan dalam penulisan
angket sehingga dapat diperbaiki untuk penyebaran angket selanjutnya.
Untuk memperoleh hasil yang akurat dan mewakili responden, maka
diperlukan melakukan uji validitas dan realibilitasnya.
Validitas adalah suatu ukuran untuk instrumen penelitian yang
digunakan untuk menunjukan tingkat validitas kevalidan dan keabsahan
dari instrumen tersebut. Keabsahan instrumen dapat tercapai apabila
instrumen tersebut telah benar-benar mengukur secara akurat objek
yang diukur. 48
Uji validitas dilakukan dengan cara melakukan korelasi
antara skor masing-masing variabel dengan skor lainnya. Suatu
variabel, dalam hal ini pertanyaan dapat dikatakan valid jika skor
variabel tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya.
Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan
cara menghitung antara nilai yang diperoleh dengan pertanyaan-
pertanyaan.
Uji validitas dilakukan oleh 15 orang siswa/i kelas 4 dan 5 Sekolah
Dasar SOU yang kemudian data tersebut diolah menggunakan Software
48
Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis
Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, 2004, h. 198.
51
SPSS 16. Dengan jumlah responden yang diuji sebanyak 15 orang,
maka pada (lampiran tabel 3.2) menurut Suharsimi Arikunto r tabel
statistik dengan jumlah responden n=15 diperoleh r tabel 0,514.49
Uji
validitas atas instrumen penelitian ini dilakukan untuk poin-poin
pertanyaan pada angket yang diukur dengan menggunakan skala likert,
dan terdapat 10 butir pertanyaan yang menggunakan skala likert pada
butir pertanyaan 1, 5, 6, 7, 14, 15, 18, 20, 21, 22 (Lampiran tabel 3.3 uji
validitas dan lampiran tabel 3.4 uji realibilitas). Hasil uji validitas
kuesioner menunjukan bahwa semua dari pertanyaan dinyatakan valid
karena nilai r tabel 0,514.
Setelah melakukan uji validitas, kemudian baru bisa diakukan uji
realibilitas. Realibilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukan
konsistensi (keajegan) dari suatu alat pengukur di dalam mengukur
gejala yang sama. 50
Suatu instrumen dapat tercapai keajegannya
apabila instrumen tersebut menghasilkan data yang ajeg (konsisten)
tentang suatu objek, meskipun instrumen tersebut telah digunakan
berkali-kali dengan di tempat dan waktu yang berbeda-beda.51
Uji
realibilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha Cronbach ,
perhitungan menggunakan software SPSS 16 yang memiliki fungsi
49
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta:
Rieneke Cipta, 2014), h. 402. 50
Husein Umar, Riset Strategi Pemasaran (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2005), h. 194. 51
Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis
Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, 2004, h. 198.
52
pengujian realibilitas. Pengukuran realibilitas dapat dilakukan dnegan
menentukan Cronbach‟s alpha:52
a. Jika nilai Cronbach‟s alpha > 0,70 maka suatu instrumen dikatakan
reliabel.
b. Jika nilai Cronbach‟s alpha < 0,70 maka suatu instrumen dikatakan
tidak reliabel.
Selain melakukan uji validitas dan realibilitas penulis juga
melakukan analisis regresi sederhana terhadap variabel independen
dengan variabel dependen yang bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar hubungan antara variabel dependen dengan satu variabel
independen.53
Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah
minat baca yang disingkat menjadi MB sedangkan variabel independen
(bebas) adalah program library ICT yang disingkat menjadi LICT.
Hasil yang didapat dari analisis regresi sederhana pada (lampiran tabel
3.6) dimulai dari tabel model summary menunjukan berapa nilai R dan
R², nilai R sebesar 0,938 artinya besarnya korelasi antara seluruh
independen variabel dengan dependen variabel, sedangkan nilai R²
sebesar 0,879 yang mengartikan bahwa besarnya kontribusi yang
diberikan oleh independen variabel kepada dependen variabel jika
dibentuk dalam persentase sebesar 87,9%.
Dari tabel anova menunjukan apakah adanya pengaruh antara
seluruh independen variabel dengan dependen variabel, pada sig. p-
value sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari p-value 0,05 atau 0,10
52
Edy Supriyadi, SPPS+Amos (Jakarta: IN MEDIA, 2014), h. 32. 53
Ibid., h. 57-58.
53
atau 0,01. Maka dapat dikatakan bahwa seluruh variabel independen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Pada tabel coeficients menunjukan persamaan regreresi sederhana
MB = -3,473 + 2,554 LICT . Lalu pada variabel LICT dengan nilai sig.
p-value sebesar 0.000 yang mempunyai nilai lebih kecil dari nilai alpha
p-value sebesar 0,05 atau 0,10 atau 0,01. Maka dapat dikatakan bahwa
variabel LICT berpengaruh terhadap variabel MB.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang didapat secara tidak
langsung atau merupakan sumber yang diperoleh dari sumber data
kedua.54
Sumber data sekunder pada penelitian ini mencakup studi
kepustakaan baik yang tercetak maupun elektronik seperti majalah,
jurnal, karya tulis serta laporan dan dokumen relevan lainnya.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Dalam tahap pengolahan data dalam penelitian ini, ada 2 kegiatan
yang dilakukan, yaitu:
a. Editing
Editing data mengacu pada kegiatan persiapan data sebelum
dianalisis. Dalam proses editing data, peneliti melakukan penelitian
awal terhadap data, untuk meyakinkan agar data tersebut tidak
mengandung kesalahan atau cacat. Peneliti melihat dengan cermat
apakah ada kuesioner yang secara salah diisi oleh responden, ada
54
Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis
Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, 2004, h. 87.
54
halaman yang hilang, atau poin-poin penting yang terlewatkan.55
Dengan adanya tahap pemeriksaan ini, diharapkan peneliti dapat
meningkatkan kualitas data yang akan diolah dan dianalisis.
b. Tabulasi
Tabulasi adalah menyajikan data dalam bentuk tabel-tabel
tertentu, dan mengatur angka-angka tersebut serta menghitungnya
untuk memudahkan pengamatan dan evaluasi.
2. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data, penulis memperoleh data dari penyebaran
kuesioner di lapangan, yang kemudian diolah dan diedit serta
selanjutnya dianalisis, kemudian disajikan dalam bentuk narasi. Hasil
dari penelitian yang telah diterima melalui kuesioner ini, kemudian
diolah dengan menggunakan teknik perhitungan sebagai berikut:
P = f x 100%
n
P = Angka Presentase untuk setiap katagori
F = Frekuensi jawaban responden
n = Jumlah Responden / banyaknya individu.
Setelah semua data tersebut diperoleh dalam bentuk presentase,
yang kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk tabel, serta
dideskripsikan dengan menggunakan parameter sebagai berikut:
a. 1% - 25% = Sebagian kecil
b. 26% - 49% = Hampir setengahnya
c. 50% = Setengahnya
d. 51% - 75% = Sebagian Besar
55
Ibid., 217.
55
e. 76% - 99% = Pada Umumnya
f. 100% = Seluruhnya56
Setelah menghitung persentase data selesai dikerjakan, maka
langkah selanjutnya dalam analisis data yaitu proses penyederhanaan
dan penyajian data ke dalam kelompok serta menginterpretasikannya,
dan memberikan penjelasan terhadap persentase yang sudah dihitung
atau dinilai dari hasil yang telah didapat, hal ini dimaksud agar data
yang sudah dihitung dapat dimengerti dan dibaca. Dalam penelitian ini
disajikan analisis statistik deskriptif yang telah diolah lalu disajikan
dengan menggunakan tabel yang selanjutnya diberikan penjelasannya
secara deskriptif dari setiap tabel.
Sedangkan dalam menganalisis data kuesioner yang menggunakan
bentuk skala likert, maka penulis akan memberikan bobot penilaian
jawaban dari setiap item pertanyaan yang digunakan. Skala likert
sendiri memiliki jawaban dari sangat positif sampai dengan negatif,
yaitu sangat setuju, setuju, netral/ragu-ragu, tidak setuju dan sangat
tidak setuju. Untuk masing-masing penilaian tersebut antara lain:
1) Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4
2) Setuju (S) diberi nilai 3
3) Tidak Setuju (ST) diberi nilai 2
4) Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1.57
Tahap selanjutnya, dari setiap pertanyaan yang terdapat bobot
penilaian dikalikan dengan frekuensi jawaban dari setiap responden.
56
A Supardi, Statistik (Bandung: Fakultas Tarbiah IAIN Sunan Gunung Jati,
1979), h.20. 57
Morrisan, Metode Penelitian Survey (Jakarta: Prenadamedia, 2015), h.88.
56
Setelah mendapatkan skor maka dilakukan penjumlahan total skor yang
telah diperoleh, lalu hasil skor dibagi dengan jumlah kuesioner yang
disebarkan untuk mendapatkan nilai skor rata-rata. Berikut rumus untuk
nilai skor rata-rata:
∑x
X =
n
Keterangan:
X =(x bar atau x garis) n = rata-rata x
∑x= Jumlah seluruh nilai x
n = Jumlah seluruh nilai n58
Setelah mengetahui skor rata-rata dari tiap pernyataan, maka tahap
selanjutnya adalah menafsirkan skor rata-rata. Untuk menafsirkan skor
rata-rata, penulis menggunakan perhitungan skor interval. Untuk
menentukan skor interval, yaitu dengan cara membagi selisih anatara
skor tertinggi dan skor terendah. Berikut rumus skala interval:
Skala interval = a(m-n): b)
Keterangan: a = Jumlah atribut
m = Skor tertinggi
n = Skor terendah
b = Jumlah penilaian yang ingin dibentuk atau
diterapkan.
58
Husaini Usman Purnomo Setiadi Akbar, Pengantar Statistika (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), h.89.
57
Jika skala penilaian yang diterapkan berjumlah empat, di mana skor
terendah berarti satu dan skor tertinggi adalah empat, maka skala
interval dapat dihitung sebagai berikut: (1(4-1): 4) = 0,75. Jadi jarak
setiap titik adalah 0,75 sehingga dapat diperoleh penilaian sebagai
berikut:
a. Sangat positif 3,28 – 4,03
b. Positif 2,52 – 3,27
c. Negatif 1,76 – 2,51
d. Sangat negatif 1.00 – 1,7559
F. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Sekolah SOU Parung – Bogor
yang berlokasi di Jalan Raya Perung 314 Km. 43, Pemagarsari, Parung –
Bogor. Alasan memilih School of Universe karena sekolah ini memiliki
program tersendiri untuk mengintegrasikan antara perpustakaan dengan
kegiatan belajar mengajar di kelas yang dimasukkan ke dalam kurikulum
sekolah, dan menjadi program kunjungan rutin setiap minggunya. Nama
kunjungan yang rutin dilakukan sekali dalam seminggu itu adalah Library
Information and Communication Technology. Setiap kelas memiliki jadwal
kunjungan khusus setiap minggunya, yaitu sekali dalam seminggu. Dalam
satu hari terdapat dua kelas yang berkunjung ke perpustakaan. Dengan
durasi masing-masing per kelas selama 60 menit, yang dibagi dua dengan
praktik komputer. Jadi masing-masing kegiatan memiliki waktu selama 30
menit.
59
Bilson Sinamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen (Jakarta: Gramedia, 2004),
h.202.
58
Alasan penulis memilih SOU sebagai tempat penelitian karena tertarik
untuk menganalisis program Library Information and Communication
Technology dalam peningkatan minat baca siswa/i-nya, serta jarak tempat
penelitian yang tidak terlalu jauh dengan rumah penulis, sehingga ekonomis.
Maka dari itu saya tertarik untuk melakukan penelitian di SOU. Penelitian
ini dilaksanankan selama sembilan bulan dari bulan Februari 2017 sampai
bulan Agustus 2017 dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 3.2: Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan Ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Penyusunan proposal
2 Pengajuan proposal
3 Mendapat dosen
pembimbing
4 Bimbingan awal
skripsi
5 Penelitian lapangan
6 Pengolahan &
penulisan laporan
7 Penyusunan skripsi
8 Pengajuan sidang
9 Sidang skripsi
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perpustakaan School of Universe Parung-Bogor
1. Sejarah Perpustakaan School of Universe Parung-Bogor
Awal mula terbentuknya sekolah alam School of Universe ini didirikian
oleh Bapak Lendo Novo yang merupakan penggas pertama pendiri sekolah
alam di Indonesia. Sekolah alam pertama kali didirikan di Ciganjur Jakarta
Selatan. Namun, Bapak Lendo sendiri bukanlah menjadi owner untuk
sekolah alam ini. Beliau hanya sebagai penggas utama untuk mendirikan
sekolah alam pertama kali di Indonesia. Setelah selang beberapa tahun
barulah pada tahun 2004 beliau mendirikan sekolah alam School of
Universe (SOU) sekaligus sebagai owner dari sekolah alam ini.60
Fasilitas yang dimiliki oleh School of Universe berupa masjid, kelas,
playground, library, green lab, nursery, lab komputer (ICT lab), retail lab,
studio musik, outbond installation, bank sampah, lapangan olahraga, dan
pusat terapi.61
2. Visi dan Misi School of Universe
Sekolah alam School of Universe didirikan dengan visi mendampingi
setiap anak manusia untuk menjadi pemimpin di muka bumi dan memberi
rahmat bagi sekalian alam. Bagi mereka yang mau berpikir alam semesta
adalah sumber pelajaran tanpa batas.
Adapun Misi yang dimiliki oleh sekolah alam School of Universe adalah:
60
Rahmawati, Sejarah Sekolah SOU, 19 April 2017. 61
School of Universe, ―Brosur School of Universe Parung-Bogor‖ (School of
Universe, 2017), h.6.
60
a. Menjadikan SOU sebagai sekolah yang mampu menumbuhkan generasi
yang cinta belajar, kritis serta berani berinovasi.
b. Mengembalikan dan mengoptimalkan alam sekitarnya sebagai media
belajar.
c. Senantiasa memberikan pelayanan prima terhadap murid dan orang tua.
d. Efektif dalam hal manajemen (sekolah dan kelas) serta efisien dalam
hal biaya.
e. Selalu meningkatkan akhlakul karimah dan suri tauladan di semua
pihak:
1) Rapi, bersih dan cinta lingkungan
2) Kejujuran
3) Tidak zolim kepada sesama
f. Menciptakan iklim bisnis yang professional diseluruh civitas School of
Universe.62
Selain memilliki semua fasilitas yang telah disebutkan di atas, School of
Universe juga memiliki perpustakaan yang menyatu dengan lab komputer.
Perpustakaan School of Universe pun memiliki tujuan dan fungsi yang
disesuaikan dengan yayasan School of Universe.
3. Tujuan Perpustakaan Sekolah SOU
a. Untuk Menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
b. Sebagai sarana penumbuhan minat baca pada siswa/i
c. Memfasilitasi warga SOU untuk mengembangkan ilmu dengan
membaca
62
School of Universe, ―Brosur School of Universe Parung-Bogor,‖ h.6.
61
d. Menunjang program pemerintah pada program gerakan literasi sekolah
e. Sebagai wadah atau tempat siswa/i, orang tua maupun seluruh warga
sekolah SOU dalam program donasi buku.63
4. Program Library ICT
a. Definisi Program Library ICT
Library ICT (information and communication technology) adalah
sebuah program yang menggabungkan sebuah kegiatan literasi melalui
media buku serta media elektronik. Program ini memiliki tujuan untuk
memfasilitasi siswa/i dan seluruh civitas SOU untuk dapat
menggabungkan antara kegiatan membaca buku secara fisik, serta
kegiatan mencari informasi melalui media elektronik.64
Setiap kelas memiliki jadwal kunjungan khusus setiap minggunya,
yaitu sekali dalam seminggu. Dalam kunjungan tersebut, semua
kegiatan yang dilakukan di perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan
kegiatan belajar mengajar (KBM) yang menyesuaikan dengan tema
pelajaran mereka selama di kelas.
Setiap kegiatan yang dilakukan di perpustakaan, dipegang oleh
masing-masing fasilitator (wali kelas) dari setiap kelasnya. Pustakawan
hanya dijadikan sebagai fasilitator yang memfasilitasi wali kelas
(berupa ruangan perpustakaan) untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar mereka. Pustakawan hanya membantu menyiapkan
perlengkapan (seperti buku pelajaran, buku anak, film-film edukasi dan
63
Rahmawati, Tujuan Perpustakaan Sekolah SOU Parung Bogor, 19 April 2017. 64
Rahmawati, Definisi Program Library Information and Communication
Technology, 19 April 2017.
62
lain sebagainya) yang sekiranya memang diperlukan oleh wali kelas
selama kegiatan kunjungan perpustakaan berlangsung.
Kegiatan yang sering dilakukan pada jam library ICT, terutama
untuk kegiatan library-nya adalah kegiatan membaca, menonton film,
games edukasi dan mendongeng (untuk TK). Adapun untuk kegiatan ict
itu sendiri biasanya melakukan praktik komputer, untuk semester ini
mereka sedang mempelajari cara mengoperasikan Ms.Excel. Selain itu
biasanya anak-anak sering diberi perintah untuk mencari materi dengan
memanfaatkan komputer, yang materinya masih sama yaitu
menyesuaikan dengan tema kelas yang sedang berlangsung selama satu
semester itu.
Adanya kegiatan ini memberi wadah bagi mereka terutama untuk
siswa/i, maupun guru, staf serta civitas sekolah lainnya, yang tidak
sempat mendapatkan buku secara fisik (dari perpustakaan) dalam hal
pencarian informasinya, namun hal ini dapat diatasi dengan
menggunakan atau memanfaatkan lab komputer untuk pencarian
informasi tersebut. Jika kegiatan di perpustakaan mencari informasi dari
buku yang disesuaikan dengan tema kelas pada saat satu semester itu,
maka kegiatan ict pun sama, mencari informasi namun melalui media
elektronik yaitu dengan menggunakan komputer. Karena untuk zaman
serba digital sekarang ini mencari informasi bukan hanya di
perpustakaan saja, melainkan dengan menggunakan komputer bahkan
dengan handphone pun kita bisa mengakses informasi di mana saja, dan
kapan saja. Maka dari itu sangatlah bagus bagi pihak yayasan SOU
63
yang menyelenggarakan program seperti ini, selain untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah, juga memberikan
kemudahan bagi semua civitas SOU yang ingin mengakses informasi.
Koleksi yang terdapat di perpustakaan pun beragam, mulai dari
buku ajar, buku anak, ensiklopedia, koleksi audio visual (kaset, vcd,
dvd) hingga buku fiksi lainnya. Dengan beragamnya koleksi yang
terdapat di perpustakaan, dapat menjadi daya tarik sendiri bagi
perpustakaan dimata murid. Murid akan senang berkunjung ke
perpustakaan karena koleksinya yang beragam, tempatnya yang nyaman
serta lokasinya yang strategis.
Berikut jumlah koleksi yang terdapat di perpustakaan sekolah SOU
Parung-Bogor terhitung dari tahun 2013 sampai 2015.65
Tabel 4.1: Jumlah Koleksi Perpustakaan Sekolah
No Bentuk koleksi Jumlah koleksi
1 Koleksi tercetak 1931 eksemplar
2 Koleksi audio visual 289
b. Fungsi dan Tugas Program Library ICT
Selain memiliki tujuan untuk memberikan wadah kepada seluruh
civitasnya dalam hal pencarian informasi baik melalui media tercetak
ataupun media elektronik, program library ICT juga memiliki beberapa
fungsi dan tugas. Fungsinya yaitu sebagai sarana penunjang kegiatan
belajar mengajar, dan memiliki tugas sebagai fasilitator yang
65
Rahmawati, ―Buku Induk Perpustakaan Sekolah SOU Parung Bogor 2013-
2015,‖ Soft file Ms.Excel (School Of Universe, 12 April 2017).
64
memfasilitasi kebutuhan siswa/i serta gurunya dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM).66
c. Sasaran dan Target Program Library ICT
Program Library ICT ini diadakan untuk siswa/i serta seluruh
civitas SOU beserta wali murid, yang memiliki target sendiri yaitu
dapat menumbuhkan minat baca siswa, serta menjadikannya kegiatan
membaca sebagai suatu hal kebutuhan bagi mereka.67
d. Waktu Kunjungan Library ICT
Waktu kunjungan setiap jenjang kelas berbeda dengan kelas
lainnya. Setiap harinya terdapat dua kelas yang berkunjung ke
perpustakaan. Waktu kunjugan perpustakaan ini dibagi menjadi dua
dengan kegiatan ICT, masing-masing selama 30 menit. Berikut rincian
lebih jelas mengenai jam kunjungan perpustakaan:
Senin : Pukul 09.30-10.30 untuk SD tingkat 1
: Pukul 10-30-11-30 untuk SD tingkat 2
Selasa : Tidak ada jam kunjungan
Rabu : Pukul 09.30-10.30 untuk SD tingkat 3
: Pukul 10.30-11.30 untuk SD tingkat 4
Kamis : Pukul 09.30-10.30 untuk SD tingkat 5
: Pukul 10.30-11.30 untuk SD tingkat 6
Jumat : Pukul 08.30-08.50 untuk tingkat PG
: Pukul 10.00-11.00 untuk tingkat TK
66
Rahmawati, Fungsi dan Tugas Program Library Information and
Communication Technology, 19 April 2017. 67
Rahmawati, Sasaran dan Target Program Library Information and
Communication Technology, 19 April 2017.
65
Gambar 4 1: Struktur Organisasi School of Universe
KETUA YAYASAN
Wakil Yayasan Personalia
Wakil Yayasan Operasional
Wakil Yayasan Pendidikan dan Pengajaran
Wakil Yayasan Resource and Development
Berikut keterangan striktur organisasi School of Universe
School of Universe (SOU) dipimpin oleh ketua yayasan yaitu Mrs.
Yusrianah sekaligus pemilik dari yayasan atau sekolah SOU Parung- Bogor.
Selanjutnya dibawah ketua yayasan terdapat Wakil Ketua Yayasan (WKY)
bidang personalia, yang dipimpin oleh Mr. Subhan, WKY. Operasional
dipimpin oleh Mr. Darwin, WKY. Pendidikan dan Pengajaran (DIKJAR)
dipimpin oleh Mrs. Rizka dan WKY. Resource and Development (R and D
)dipimpin oleh Mr.Iman. K.. Untuk divisi perpustakaan sekolah SOU sendiri
berada di divisi Pendidikan dan Pengajaran yang dipimpin oleh Mrs. Rizka
sendiri. Yang merangkap sekaligus menjadi Kepala Sekolah SD, Kepala
Perpustakaan, dan Fasilitator. Perpustakaan juga memiliki satu orang staff
pustakawan yang bertugas untuk membantu para guru menyiapkan
keperluan ketika jam library ICT berlangsung, serta untuk mengorganisir
semua aktivitas yang terdapat di perpustakaan.
WKY. Resource
and
Developmentnt
WKY. Resource
and
Developmentnt
WKY. Resource
and
Developmentnt
WKY. Resource
and
Developmentnt
Kepala
Sekolah SD
Kepala
Perpustakaan
Fasilitator
Pustakawan
66
B. Hasil Penelitian
1. Penyebaran Angket (kuesioner)
Subyek pada penelitian ini adalah siswa/i kelas iv dan v SOU Parung –
Bogor. Sumber data yang diperoleh yaitu melalui penyebaran angket kepada
siswa/i pada tanggal 19 – 20 April 2017. Jumlah angket yang telah
disebarkan sebanyak 30 buah dan kembali ke tangan penulis dengan jumlah
yang sama, yaitu sebanyak 30 buah (100%). Poin-poin pertanyaan yang
terdapat dalam angket tersebut sebanyak 22 pertanyaan. Angket ini
disebarkan kepada seluruh siswa/i kelas empat dan lima, di mana masing-
masing kelas memiliki jumlah murid yang berbeda, kelas empat sebanyak
16 orang dan kelas lima sebanyak 14 orang.
2. Analisis Terhadap Program Library Information and Communication
Technology dalam Meningkatkan Minat Membaca pada Siswa/i Kelas
IV dan V Sekolah Dasar School of Universe, Parung-Bogor”.
Brikut ini akan dijabarkan analisis terhadap program library ICT dalam
meningkatkan minat baca pada siswa/i kelas iv dan v SD SOU Parung-
Bogor. Jumlah N dalam beberapa tabel di bawah ini tidak sama, hal ini
dikarenakan ada beberapa soal dalam kuesioner yang kemungkinan
responden menjawab lebih dari satu jawaban.
a. Analisis Terhadap Program Library ICT Di Perpustakaan SOU
Parung-Bogor
Salah satu tolok ukur berhasilnya penyelenggaraan program library ICT
ini didasarkan pada indikator mengenai pendapat siswa/i tentang program
library ICT Apakah mereka merasa senang dengan adanya program seperti
67
ini, kegiatan apa saja yang mereka lakukan ketika jam library ICT
berlangsung, apakah dengan adanya program library ICT ini mereka jadi
lebih mengetahui tentang dunia perpustakaan, atau mereka memang sudah
mengetahui sebelumnya, seberapa sering mereka datang ke perpustakaan,
dan apakah dengan adanya program seperti ini dapat menumbuhkan rasa
senang membaca pada diri mereka. Hal ini dapat dilihat pada butir
pertanyaan 1-6. Berikut tabel 4.2 menjabarkan tentang pendapat atau
persepsi siswa/i terhadap adanya program Library ICT.
Tabel 4.2: Pendapat siswa/i tentang program library ICT (N=30)
Nomor
Kategori Jawaban Bobot F
Skor
Persentase
(%)
1
Sangat senang 4 24 96 80%
Cukup senang 3 6 18 20%
Tidak senang 2 0 0 0
Sangat tidak senang 1 0 0 0
Jumlah 30 114 100%
Skor rata-rata Χ = 114/30 = 3,8
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.2 dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya
(80%) 24 orang siswa/i menjawab sangat senang dengan adanya program
library ICT ini. Sedangkan sebagian kecilnya (20%) menjawab cukup
senang terhadap program library ICT. Berdasarkan hasil di atas dapat
disimpulkan bahwa dari setengahnya siswa/i merasa sangat senang dan
antusias ketika program library ICT berlangsung. Jika dilihat dari skala
penilaian, maka skor rata-rata berada pada 3,28-4,03.
68
Tabel 4.3: Kegiatan pada saat jam library ict (N=31)
Nomor
Kategori Jawaban
F
Persentase
(%)
2
Belajar dan memperhatikan guru 9 29,03%
Membaca buku 17 54,84%
Bermain gadget 0 0
Bermain dengan teman 5 16,13%
Jumlah Total 31 100%
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.3 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
(54,84%) 17 orang siswa/i menjawab membaca buku sebagai kegiatan yang
dilakukan ketika jam library ICT berlangsung. Sedangkan hampir
setengahnya (29,03%) sebanyak sembilan orang siswa/i menjawab belajar
dan memperhatikan guru (pada saat jam ICT atau praktik komputer
berlangsung) adalah kegiatan yang dilakuakn ketika jam library ICT, dan
sebagian kecil lainnya (16,13%) siswa/i menjawab bermain dengan teman
sebagai kegiatan pada saat jam library ICT berlangsung. Berdasarkan data
di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (54,84%) siswa/i menjawab
membaca buku adalah kegiatan yang mereka lakukan di sana.
Tabel 4.4: Pengaruh kegiatan library ICT dalam menambah wawasan
mengenai dunia perpustakaan (N=30)
Nomor
Kategori Jawaban
F
Persentase
(%)
3
Lebih mengetahui tentang perpustakaan 18 60%
Sudah mengenal perpustakaan
sebelumnya
12 40%
Sudah tahu, tapi belum pernah ke
perpustakaan
0 0
Belum mengetahui perpustakaan sama
sekali
0 0
Jumlah Total 30 100%
69
F = Frekuensi
Berdasarkan data dari tabel 4.4 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian
besar (60%) sebanyak 18 orang siswa/i menjawab lebih mengetahui tentang
dunia perpustakaan dengan diselenggarakannya program library ICT ini,
dan hampir setengahnya (40%) 12 orang siswa/i menjawab sudah mengenal
perpustakaan lebih dulu sebelum diadakannya program library ICT ini.
Mengacu pada data di atas, dapat disimpulkan bahwa program library
ICT ini memberikan dampak yang positif bagi siswa/i, karena dengan
diadakannya program seperti ini, siswa/i menjadi jauh lebih mengenal
tentang dunia perpustakaan yang dapat menambah wawasan mereka
mengenai perpustakaan.
Tabel 4.5: Frekuensi kunjungan siswa/i ke perpustakaan (N=32)
Nomor
Kategori Jawaban
F
Persentase
(%)
4
Setiap hari 3 9,37%
Setiap minggu 26 81,25%
Setiap bulan 3 9,37%
Tidak pernah 0 0
Jumlah Total 32 100%
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa pada umumnya
(81,25%) sebnayak 26 orang siswa/i menjawab setiap minggu mereka selalu
berkunjung ke perpustakaan. Selanjutnya sebagian kecil (9,37%) tiga orang
siswa/i menjawab hampir setiap hari berkunjung ke perpustakaan, dan tiga
orang lainnya menjawab bahwa setiap bulan mereka berkunjung ke
perpustakaan sekolah. Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa
70
siswa/i lebih sering datang berkunjung ke perpustakaan karena adanya
program seperti ini, sehingga secara tidak langsung akan membiasakan
kepada siswa/i untuk terus mengunjungi perpustakaan.
Tabel 4.6: Pengaruh program library ICT dalam peningkatan
kesenangan membaca (N=30)
Nomor
Kategori Jawaban Bobot F
Skor
Persentase
(%)
5
Saya menjadi senang
membaca
4 16 64 53,33%
Cukup membuat saya
menjadi senang membaca
3 13 39 43,33%
Tidak membuat saya
menjadi senang membaca
2 1 2 3,33%
Sangat tidak membuat saya
menjadi senang membaca
1 0 0 0
Jumlah Total 30 103 100%
Skor rata-rata X = 103/30 = 3,43
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.6 dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak
(53,33%) atau sebagian besar nya siswa/i menjawab mereka menjadi lebih
gemar membaca dengan adanya program library ICT ini. Sedangkan hampir
setengahnya dengan persentase sebesar (43,33%) menjawab cukup
membuat mereka menjadi senang membaca, dan sebagian kecilnya dengan
perolehan sebesar (3,33%) menjawab tidak membuat mereka menjadi gemar
membaca.
Hal ini dapat dikatakan bahwa program library ICT ini telah berhasil
mencapai tujuannya yaitu untuk membuat siswa/i menjadi gemar membaca
bagi yang belum memiliki minat membaca, atau mungkin meningkatkan
dan mempertahankan kebiasaan membaca bagi siswa/i yang terlebih dahulu
71
telah memiliki kesenangan membaca. Jika dilihat dari skala penilaian, maka
skor rata-rata berada pada 3,28-4,03.
Tabel 4.7: Pengaruh kegiatan belajar di perpustakaan dalam
peningkatan kesenangan membaca (N=30)
Nomor
Kategori Jawaban Bobot F
Skor
Persentase
(%)
6
Iya 4 15 60 50%
Cukup 3 14 42 46,67%
Tidak 2 1 2 3,33%
Tidak sama sekali 1 0 0 0
Jumlah Total 30 104 100%
Skor rata-rata X = 104/30 = 3,47
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.7 dapat diinterpretasikan bahwa setengahnya
(50%) dari 15 siswa/i memberikan jawaban kegiatan belajar di perpustakaan
sangat mempengaruhi peningkatan kesenangan membaca pada diri mereka.
Sedangkan hampir setengahnya (46,67%) enam orang siswa/i memilih
menjawab bahwa kegiatan belajar di perpustakaan cukup mempengaruhi
peningkatan kesenangan membaca mereka, dan sebagian kecil lainnya
(3,33%) satu orang siswa/i menjawab bahwa kegiatan belajar di
perpustakaan sama sekali tidak mempengaruhi peningkatan kesenangan
membaca pada mereka.
Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari
anak-anak telah setuju dengan adanya kegiatan belajar di perpustakaan yang
dapat meningkatkan kesenangan membaca mereka. Maka dapat dikatakan
bahwa program library ICT dapat memberikan dampak positif dalam hal
72
peningkatan kegemaran membaca pada siswa/i-nya. Jika dilihat dari skala
penilaian, maka skor rata-rata berada pada 3,28-4,03.
b. Frekuensi Kunjungan Siswa/i Ke Perpustakaan Di Luar Jam
Library ICT.
Tabel 4 8: Frekuensi kunjungan siswa/i ke perpustakaan di luar jam
library ICT (N=30)
Nomor
Kategori Jawaban Bobot F
Skor
Persentase
(%)
7
Sangat sering 4 4 16 13,3%
Sering 3 1 3 3,33%
Kadang-kadang 2 19 38 63,33%
Tidak pernah 1 6 6 20%
Jumlah Total 30 63 100%
Skor rata-rata X = 63/30 = 2,1
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.8 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
(63,33%) sebanyak 19 orang siswa/i menjawab kadang-kadang suka
berkunjung ke perpustakaan di luar dari jam kunjungan perpustakaan.
Sedangkan sebagian kecilnya (20%) enam orang siswa/i menjawab tidak
pernah berkunjung ke perpustakaan di luar dari jam library ICT, dan
sebagian kecil lainnya (13,3%) empat orang siswa/i menjawab sangat sering
untuk berkunjung ke perpustakaan di luar dari jam library ICT, sedangkan
satu orang lainnya (3,33%) menjawab sering berkunjung ke perpustakaan di
luar dari jam library ICT.
Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi kunjungan
siswa/i ke perpustakaan di luar dari jam library ICT masih belum menentu
73
setiap minggunya. Maka dari itu jika dilihat pada skala penilaian, skor rata-
rata berada pada 1,76-2,51 (negatif).
Tabel 4.9: Jangka waktu kunjungan ke perpustakaan di luar jam library
ICT (N=35)
Nomor
Kategori Jawaban
f
Persentase
(%)
8
Sebelum jam masuk sekolah 3 8,58%
Pada waktu istirahat 18 51,43%
Sepulang sekolah 10 28,57%
Tidak pernah 4 11,42%
Jumlah Total 35 100%
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.9 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
(51,43%) sebanyak 18 orang siswa/i menjawab pada waktu istirahat-lah
biasanya mereka mengunjungi perpustakaan. Hal ini berarti sekitar pukul
09.00 atau pada saat snack time siswa/i berkunjung ke perpustakaan, atau
lebih tepatnya sebelum waktu library ICT dimulai. Sedangkan sebagian
kecil (28,57%) sepuluh orang siswa/i menjawab sepulang sekolah
merupakan waktu yang tepat untuk mereka berkunjung ke perpustakaan di
luar dari jam library ICT. Hasil sebagian kecil lainnya (11,42%), empat
orang siswa/i memberikan jawaban bahwa mereka tidak pernah berkunjung
ke perpustakaan, baik pada waktu istirahat, sebelum jam masuk sekolah
maupun sepulang sekolah, dan sebagian kecil lainnya (8,58%) tiga orang
siswa/i menjawab bahwa sebelum jam masuk sekolah-lah mereka
berkunjung ke perpustakaan di luar dari jam library ICT Dari hasil di atas
dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa/i kelas iv dan v pernah
74
berkunjung ke perpustakaan di luar dari jam library ICT, baik pada waktu
istirahat, sepulang sekolah, maupun sebelum jam masuk sekolah.
Tabel 4.10: Kegiatan yang dilakukan ketika berkunjung ke perpustakaan
(N=37)
Nomor
Kategori Jawaban
F
Persentase
(%)
9
Bermain dengan teman 8 21,63%
Membaca buku 24 64,87%
Main gadget/game 2 5,40%
Sekedar santai-santai 3 8,10%
Jumlah Total 37 100%
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.10 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
(64,87%) sebanyak 24 orang siswa/i menjawab membaca buku menjadi
kegiatan yang dilakukan oleh mereka ketika sedang berkunjung ke
perpustakaan. Sedangkan sebagian kecilnya (21,63%) delapan orang siswa/i
menjawab bermain dengan teman merupakan kegiatan yang mereka lakukan
ketika berada di perpustakaan. Sebagian kecil lainnya (8,10%) tiga orang
anak menjawab sekedar santai-santai dan dua orang lainnya (5,40%)
menjawab bahwa bermain gadget adalah kegiatan yang mereka lakukan
ketika sedang berkunjung ke perpustakaan di luar jam library ICT.
Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa/i
melakukan kegiatan membaca buku ketika berada di perpustakaan.
75
c. Kegiatan Membaca Anak Di Perpustakaan Sekolah SOU
Tabel 4.11: koleksi yang disukai ketika berkunjung ke perpustakaan
(N=31)
Nomor
Kategori Jawaban
F
Persentase
(%)
10
Membaca majalah/surat kabar 2 6,45%
Membaca buku pelajaran 1 3,23%
Membaca buku fiksi (novel, komik,
cerpen)
24 77,42%
Buku-buku yang berkaitan dengan
hobi
4 12,90%
Jumlah Total 31 100%
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.11 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
(77,42%) sebanyak 24 orang siswa/i menjawab membaca buku fiksi sebagai
pilihannya ketika berkunjung ke perpustakaan. Sedangkan sebagian
kecilnya (12,90%) empat orang siswa/i menjawab membaca buku yang
berkaitan dengan hobi mereka adalah koleksi yang disukai ketika
berkunjungan ke perpustakaan, dan sebagian kecil lainnya (6,45%) dua
orang siswa/i memilih membaca surat kabar/majalah, serta satu orang
siswa/i (3,23%) menjawab membaca buku pelajaran ketika sedang berada di
perpustakaan.
Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas dari siswa/i lebih senang untuk
membaca buku fiksi (komik, novel, ataupun buku kkpk) dengan alasan
bahwa membaca komik dan buku kkpk memiliki alur cerita yang pendek,
serta penyampaiannya yang simpel, dengan penggunaan kata ataupun
kalimat yang mudah untuk dimengerti.
76
Tabel 4.12: Jumlah buku yang dibaca dalam kurun waktu seminggu
(N=30)
Nomor
Kategori Jawaban
F
Persentase
(%)
11
> 3 buku 11 36,67%
3 buku 6 20%
≤ 2 buku 8 26,67%
Tidak sama sekali 4 13,33%
Lainnya..... 1 3,33%
Jumlah Total 30 100%
F = Frekuensi
Berdasarkan data pada tabel 4.12 dapat diinterpretasikan bahwa hampir
setengahnya (36,67%) sebanyak sebelas orang siswa/i memilih menjawab
jumlah buku yang mereka baca lebih dari tiga buku dalam kurun waktu
seminggu. Sedangkan hampir setengah lainnya (26,67%) delapan orang
siswa/i menjawab membaca kurang dari atau cukup dua buku dalam kurun
waktu seminggu. Hasil sebagian kecilnya (20%) enam orang siswa/i
menjawab membaca sebanyak tiga buku selama kurun waktu seminggu, dan
sebagian kecilnya lainnya, dengan masing-masing perolehan persentase
(13,33%) dan (3,33%) empat orang siswa/i menjawab mereka tidak sama
sekali membaca buku dalam kurun waktu seminggu, serta satu orang
lainnya menjawab tidak menentu berapa banyak buku yang ia baca dalam
kurun waktu seminggu.
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa setidaknya hasil ini telah
memberikan gambaran posotif terhadap minat membaca pada siswa/i
sekolah dasar. Karena di sini dapat dilihat mayoritas siswa/i telah
77
membiasakan dirinya untuk membaca buku setiap minggunya, minimal tiga
buku.
Tabel 4.13: Manfaat yang anak-anak dapatkan dari membaca (N=39)
Nomor
Kategori Jawaban
F
Persentase
(%)
12
Memperoleh informasi baru 7 17,95%
Menambah pengetahuan pikiran 14 35,91%
Lebih tau banyak tentang buku-buku
baru
9 23,07%
Mendapatkan hiburan 9 23,07%
Jumlah Total 39 100%
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.13 dapat diinterpretasikan bahwa hampir
setengahnya (35,91%) sebanyak 14 orang siswa/i memilih menjawab
dengan membaca buku dapat menambah pengetahuan pikiran mereka.
Sedangkan sebagian kecil dengan perolehan persentase masing-masing
(23,07%) sembilan orang siswa/i menjawab bahwa dengan membaca buku
menambah pengetahuan mereka tentang buku-buku baru, dan sembilan
orang lainnya menjawab dari membaca buku mereka mendapatkan hiburan.
Hasil sebagian kecil lainnya (17,95%) tujuh orang siswa/i menjawab bahwa
dari membaca buku mereka mendapatkan informasi baru mengenai apa saja.
Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari mereka
telah mengetahui berbagai macam manfaat yang didapat dari membaca
buku, sehingga mendorong/memotivasi mereka untuk selalu membaca buku.
78
Tabel 4.14: Tempat anak-anak di mana mereka mendapatkan buku yang
disukai (N=47)
Nomor
Kategori Jawaban
F
Persentase
(%)
13
Di perpustakaan 16 34.04%
Di rumah 7 14,90%
Di toko buku 15 31,92%
Meminjam dari teman 9 19,14%
Jumlah Total 47 100%
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.14 dapat diinterpretasikan bahwa hampir
setengahnya (34.04%) sebanyak 16 orang siswa/i memilih perpustakaan-lah
menjadi tempat yang tepat untuk mendapatkan buku yang mereka sukai.
Hampir setengah lainnya (31,92%) 15 orang siswa/i menjawab bahwa toko
buku-lah tempat di mana mereka mendapatkan buku yang disukai. Sebagian
kecil (19,14%) sembilan orang siswa/i menjawab bahwa dengan meminjam
dari teman-teman terdekat mereka mendapatkan buku yang disukai.
sebagian kecil lainnya (14,90%) sebanyak tujuh orang siswa/i menjawab di
rumah-lah tempat di mana mereka bisa mendapatkan buku yang mereka
sukai. Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa/i
telah mengetahui di mana kah tempat mereka bisa mendapatkan buku yang
ingin dibaca olehnya, dengan menyesuaikan posisi mereka pada saat itu.
79
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Pada Anak.
Tabel 4.15: Fungsi perpustakaan sebagai tempat rekreasi dalam
peningkatan kesenangan membaca (N=30)
Nomor
Kategori Jawaban Bobot F
Skor
Persentase
(%)
14
Iya 4 14 56 46,67%
Cukup 3 9 27 30%
Tidak 2 6 12 20%
Tidak sama sekali 1 1 1 3,33%
Jumlah Total 30 96 100%
Skor rata-rata X = 96/30 = 3,2
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.15 dapat diinterpretasikan bahwa hampir
setengahnya (46,67%) sebanyak 14 orang siswa/i menyatakan benar bahwa
dengan adanya fungsi perpustakaan sebagai tempat rekreasi (bermain) dapat
meningkatkan kesenangan membaca pada diri mereka. Hampir setengah
lainnya (30%) sembilan orang siswa/i menyatakan bahwa adanya fungsi
perpustakaan sebagai tempat rekreasi (bermain) cukup membuat kesenangan
membaca pada diri mereka meningkat. Sedangkan sebagian kecil lainnya
dengan perolehan persentase masing-masing sebesar (20%) dan (3,33%)
mereka menjawab bahwa walaupun adanya fungsi perpustakaan sebagai
tempat rekreasi (bermain) hal itu tidak dapat meningkatkan kesenangan
membaca pada diri mereka.
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa/i telah
mengetahui fungsi lain dari suatu perpustakaan yang tidak hanya sebagai
sarana edukasi saja, melainkan dapat dijadikan sebagai sarana rekreasi yang
dapat memberi pengaruh pula terhadap kesenangan membaca mereka, dan
80
mayoritas dari mereka menyatakan setuju dengan adanya fungsi
perpustakaan sebagai tempat rekreasi (bermain) yang secara tidak langsung
dapat meningkatkan kesenangan membaca mereka.
Tabel 4.16: Peran motivasi guru/orang tua dalam peningkatan
kesenangan membaca (N=30)
Nomor
Kategori Jawaban Bobot F
Skor
Persentase
(%)
15
Iya 4 11 44 36,67%
Cukup 3 12 36 40%
Tidak 2 5 10 16,66%
Tidak sama sekali 1 2 2 6,67%
Jumlah Total 30 92 100%
Skor rata-rata X = 92/30 = 3,07
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.16 dapat diinterpretasikan bahwa hampir
setengahnya (40%) 12 orang siswa/i menjawab cukup adanya motivasi yang
diberikan oleh para guru serta orang tua dalam meningkatkan kesenangan
membaca pada diri mereka. Sedangkan hampir setengah lainnya (36,67%)
11 orang siswa/i memberikan jawaban bahwa telah adanya motivasi dari
para guru dan orang tua di rumah dalam meningkatkan kesenangan
membaca mereka. Hasil lainnya menunjukan bahwa sebagian kecil
(16,67%) dan (6,66%) mereka memberikan jawaban tidak adanya motivasi
dari para guru dan orang tua di rumah dalam hal meningkatkan kesenangan
membaca pada diri meraka. Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan
bahwa cukup adanya peran atau motivasi dari guru maupun orang tua dalam
hal meningkatkan kesenangan membaca pada anak-anak mereka.
81
Tabel 4.17: Cara guru/orang tua dalam mendukung kegiatan membaca
(N=39)
Nomor
Kategori Jawaban
F
Persentase
(%)
16
Mengajak kamu ke perpustakaan 10 25,65%
Mengajak kamu ke toko buku 16 41,02%
Membuat perpustakaan di
rumah/menyediakan buku-buku
9 23,07%
Membatasi kegiatan menonton tv 4 10,26%
Jumlah Total 39 100%
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.17 dapat diinterpretasikan bahwa hampir
setengahnya (41,02%) sebanyak 16 orang siswa/i memberikan jawaban cara
orang tua mereka dalam mendukung kegiatan membaca adalah dengan
mengajak mereka ke toko buku. Sedangkan sebagian kecilya (25,65%)
sepuluh orang siswa/i memilih jawaban dengan mengajak mereka ke
perpustakaan adalah cara yang dilakukan guru maupun orang tua dalam
mendukung kegiatan membaca mereka. Sebagian kecil lainnya (23,07%)
sembilan orang siswa/i memberikan jawaban dengan membuat perpustakaan
di rumah/ menyediakan buku-buku di rumah merupakan cara yang
dilakukan oleh orang tua dalam hal meningkatkan kesenangan membaca
pada mereka. Serta sebagian kecil lainnya (10,26%) empat orang siswa/i
menyatakan membatasi kegiatan menonton tv merupakan cara yang
dilakukan oleh orang tua di rumah dalam hal mendukung kesenangan
membaca mereka.
Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa ada banyak cara
yang dapat dilakukan oleh para guru maupun orang tua di rumah, dalam hal
mendukung kesenangan membaca pada anak-anak mereka. Salah satunya
82
dengan mengajak mereka berkunjung ke toko buku dan membelikan buku-
buku baru yang sesuai dengan kesenangan ataupun hobi mereka.
Tabel 4.18: Bahan bacaan yang disediakan di rumah (N=34)
Nomor
pertanyaan
Kategori Jawaban
F
Persentase
(%)
17
Majalah anak 6 17,65%
Buku pelajaran 0 0
Ensiklopedia 0 0
Buku fiksi (novel, komik, buku
cerita)
28 82,35%
Jumlah Total 34 100%
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.18 dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya
(82,35%) sebanyak 28 orang siswa/i memberikan jawaban bahwa buku
fiksi-lah koleksi yang disediakan oleh orang tua mereka di rumah.
Sedangkan sebagian kecilnya (17,65%) enam orang siswa/i memilih
majalah anak sebagai koleksi yang disediakan oleh orang tua mereka di
rumah. Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas buku
yang disediakan oleh orang tua di rumah lumayan beragam di mana ada
majalah anak mapun koleksi fiksi lainnya (seperti komik, buku kkpk, novel,
dan buku cerita lainnya) yang dapat merangsang atau menarik perhatian
anak untuk mau membaca, karena pada usia ini memang anak-anak lebih
menyukai cerita-cerita yang fantasi, fiksi, sains fiksi, ataupun lainnya yang
dapat menghidupkan imajinasi mereka.
83
Tabel 4.19: Pengaruh bahan bacaan di rumah dalam peningkatan
kesenangan membaca (N=30)
Nomor
Kategori Jawaban Bobot F
Skor
Persentase
(%)
18
Iya 4 19 76 63,33%
Cukup 3 9 27 30%
Tidak 2 2 4 6,67%
Tidak sama sekali 1 0 0 0
Jumlah Total 30 107 100%
Skor rata-rata X = 107/30 = 3,57
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.19 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
(63,33%) sebanyak 19 orang siswa/i memilih menyatakan benar adanya
pengaruh dari bahan bacaan yang disediakan di rumah dalam hal
meningkatkan kesenangan membaca pada diri mereka. Sedangakan hampir
setengahnya (30%) menjawab ketersediaan bahan bacaan di rumah cukup
mempengaruhi mereka dalam hal peningkatan kesenangan membacanya dan
sebagian kecilnya menjawab (6,67%) bahwa bahan bacaan yang terdapat di
rumah tidak memberi pengaruh dalam hal kesenangan membaca pada diri
mereka. Hasil ini memberikan gambaran bahwa mayoritas dari mereka
setuju dengan adanya ketersediaan bahan bacaan di rumah, membuat
mereka menjadi lebih senang membaca. Jika dilihat dari skala penilaian,
maka skor rata-rata berada pada 3,28-4,03.
84
Tabel 4.20: Pengaruh ajakan orang-orang terdekat untuk berkunjung ke
perpustakaan (N=33)
Nomor
pertanyaan
Kategori Jawaban
F
Persentase
(%)
19
Teman-teman 7 21,21%
Guru di sekolah 16 48,48%
Pustakawan di sekolah 1 3,03%
Orang tua di rumah 6 18,18%
Lainnya 3 9,1%
Jumlah Total 33 100%
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.20 dapat diinterpretasikan bahwa hampir
setengahnya (48,48%) sebanyak 16 orang siswa/i memilih guru di sekolah-
lah yang paling berpengaruh dalam hal mengajak mereka untuk berkunjung
ke perpustakaan. Sebagian kecilnya (21,21%) sebanyak tujuh orang siswa/i
memberikan jawaban bahwa teman-teman sebaya-lah yang mempengaruhi
mereka untuk berkunjung ke perpustakaan. Sebagian kecil liannya (18,18%)
sebanyak enam orang siswa/i memberikan jawaban bahwa orang tua di
rumah -ah yang mempengaruhi mereka untuk berkunjung ke perpustakaan.
Sedangkan sebagian kecil lainnya (9,1%) sebanyak tiga orang siswa/i
memilih opsi jawaban lainnya. Di mana dalam opsi jawaban ini siswa/i
dapat menuliskan jawaban apa saja yang mereka inginkan, hasil ini
menunjukan bahwa satu orang memilih jawaban tidak ada pengaruh dari
orang terdekat lainnya yang mengajak ia untuk berkunjung ke perpustakaan,
dan dua orang lainnya memilih diri sendiri-lah yang mendorong mereka
untuk berkunjung ke perpustakaan. Hasil sebagian kecil lainnya (3,03%)
85
satu orang siswa/i menjawab bahwa pustakawan di sekolah-lah yang
mempengaruhi ia untuk berkunjung ke perpustakaan.
Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa ajakan dari orang-
orang terdekat sangat mempengaruhi frekuensi kunjungan perpustakaan
pada anak, terutama untuk para guru di sekolah. Selain itu adanya dukungan
atau ajakan dari orang tua di rumah juga menambah semangat pada diri
mereka untuk selalu berkunjung ke perpustakaan.
Tabel 4.21: Pendapat siswa/i mengenai koleksi perpustakaan (N=30)
Nomor
Kategori Jawaban Bobot F
Skor
Persentase
(%)
20
Iya 4 10 40 33,33%
Cukup menarik 3 18 54 60%
Tidak menarik 2 2 4 6,67%
Tidak sama sekali 1 0 0 0
Jumlah Total 30 98 100%
Skor rata-rata X = 98/30 = 3,27
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.21 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
(60%) sebanyak 18 orang siswa/i memberikan jawaban bahwa koleksi yang
terdapat di perpustakaan sudah cukup menarik minat dan ketertarikan
mereka terhadap kegiatan membaca. Sedangkan hampir setengahnya
(33,33%) sepuluh orang siswa/i membenarkan bahwa koleksi perpustakaan
sekolah mereka sudah membuat mereka tertarik untuk membacanya, dan
sebagian kecilnya (6,67%) dua orang siswa/i menjawab bahwa koleksi yang
terdapat di perpustakaan tidak menarik minat mereka untuk membaca.
Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari siswa/i
setuju dengan koleksi yang telah terdapat di perpustakaan sekolah dapat
86
membuat nya menjadi senang untuk membaca buku. Jika dilihat dari skala
penilaian, maka skor rata-rata berada pada 3,28-4,03.
Tabel 4.22: Pengaruh kenyamanan di perpustakaan dalam peningkatan
kesenangan membaca (N=30)
Nomor
Kategori Jawaban Bobot F Skor
Persentase
(%)
21
Iya 4 13 52 43,33%
Cukup 3 12 36 40%
Tidak 2 5 10 16,66%
Tidak sama sekali 1 0 0 0
Jumlah Total 30 98 100%
Skor rata-rata X = 98/30 = 3,27
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.22 dapat diinterpretasikan hampir setengahnya
(43,33%) sebanyak 13 orang siswa/i menyatakan benar bahwa keadaan
aman, nyaman dan tentram yang terdapat di perpustakaan, mempengaruhi
peningkatan kesenangan membaca pada diri mereka. Sedangkan hampir
setengahm lainnya (40%) 12 orang siswa/i menyatakan bahwa pengaruh
kenyamanan di perpustakaan cukup meningkatkan kesenangan membaca
pada diri mereka. Sebagian kecilnya (16,66%) lima orang siswa/i
menyatakan tidak adanya pengaruh dari kenyamanan perpustakaan terhadap
peningkatan kesenangan membaca pada diri mereka. Berdasarkan hasil di
atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa/i menyatakan setuju dengan
kenyamanan di perpustakaan yang dapat mempengaruhi peningkatan
kesenangan membaca mereka. Jika dilihat dari skala penilaian, maka skor
rata-rata berada pada 2,52-3,27.
87
Tabel 4.23: Pengaruh keterbatasan jam libraray ict terhadap membaca di
perpustakaan (N=30)
Nomor
Kategori Jawaban Bobot F
Skor
Persentase
(%)
22
Iya 4 14 56 46,67%
Cukup 3 4 12 13,33%
Tidak 2 12 24 40%
Tidak sama sekali 1 0 0 0
Jumlah Total 30 92 100%
Skor rata-rata X = 92/30 = 3,07
F = Frekuensi
Dari data pada tabel 4.23 dapat diinterpretasikan hampir setengahnya
(46,67%) sebanyak 14 orang siswa/i menyatakan benar bahwa kurangnya
jam kunjungan ke perpustakaan/ library ICT mempengaruhi kegiatan
membaca mereka di perpustakaan. Sedangkan hampir setengah lainnya
(40%) 12 orang siswa/i memberikan jawaban tidak sama sekali adanya
pengaruh dari kurangnya jam kunjungan perpustakaan dalam kegiatan
membaca mereka di perpustakaan, dan sebagian kecil lainnya (13,33%)
empat orang siswa/i menyatakan bahwa kurangnya jam kunjungan
perpustakaan cukup mempengaruhi kegiatan membaca mereka di
perpustakaan. Berdasarkan hasil yang telah didapat, dapat disimpulkan
bahwa setengahnya dari siswa/i merasa setuju dengan kegiatan kunjungan/
jam library ICT yang masih dirasa kurang lama durasi kunjungannya,
sehingga mempengaruhi kegiatan membaca mereka di perpustakaan. Jika
dilihat dari skala penilaian, maka skor rata-rata berada pada 2,52-3,27.
88
3. Rekapitulasi Analisis Terhadap Program Library Information and
Communication Technology dalam Meningkatkan Minat Baca pada
Siswa/i Kelas IV dan V Sekolah Dasar School of Universe, Parung-
Bogor”.
Tabel 4.24: Rekapitulasi hasil
Analisis Terhadap program library ict di perpustakaan sekolah SOU Parung-Bogor
No Hal Jawaban
Terbanyak Jumlah
Persentase
(%)
Skor
rata-rata Pernyataan
1
Pendapat siswa
tentang program
library ICT
Sangat
senang
30
Responden
(N=30)
50% 3,3 Positif
2
Kegiatan siswa/i
yang dilakukan
ketika jam library
ICT berlangsung
Membaca
buku
30
Responden
(N=31)
54,84% - -
3
Kegiatan library
ICT menambah
pengetahuan baru
tentang dunia
perpustakaan
Lebih
mengetahi
tentang
perpustakaan
30
Responden
(N=30)
60% - -
4
Frekuensi siswa/i
datang ke
perpustakaan
Setiap
minggu
30
Responden
(N=32)
81,25% - -
5
Pengaruh
program library
ICT dalam hal
peningkatan
kesenangan
membaca pada
anak
Saya menjadi
senang
membaca
30
Responden
(N=30)
53,33% 3,43 Sangat
positif
6
Kegiatan belajar
di perpustakaan
mempengaruhi
peningkatan
kesenangan
membaca anak.
Iya
30
Responden
(N=30)
50% 3,47 Sangat
positif
Rata-rata persentase 58,27% 3.4 Positif
Frekuensi kunjungan anak-anak ke perpustaan di luar dari jam library ict
No Hasil Jawaban
Terbanyak
Jumlah
Resonden
Persentase
(%)
Skor
rata-rata Pernyataan
7 Frekuensi
kunjungan siswa/i
Kadang-
kadang
30
Responden 63,33% 2,1 Negatif
89
ke perpustakaan
di luar jam
kunjungan
perpustakaan
(N=30)
8
Jangka waktu
kunjungan anak
ke perpustakaan
di luar jam library
ICT
Pada waktu
istirahat
30
Responden
(N=35)
51,43% - -
9
Kegiatan yang
dilakukan anak-
anak ketika
berkunjung ke
perpustakaan
Membaca
buku
30
Responden
(N=37)
64,87% - -
Rata-rata persentase 59,87% 2,1 Negatif
Kegiatan membaca siswa/i di perpustakaan sekolah SOU Parung-Bogor
No Hasil Jawaban
terbanyak
Jumlah
Responden
Persentase
(%)
Skor
rata-rata Pernyataan
10
Bahan
bacaan/koleksi
yang disukai anak
ketika berkunjung
ke perpustakaan
Membaca
buku fiksi
(novel,
komik,
cerpen)
30
Responden
(N=31)
77,42% - -
11
Jumlah buku yang
siswa/i baca
dalam kurun
waktu seminggu
> 3 buku
30
Responden
(N=30)
36,67% - -
12
Manfaat yang
anak-anak
dapatkan dari
membaca
Menambah
pengetahuan
pikiran
30
Responden
(N=39)
35,91% - -
13
Tempat anak-
anak di mana
mereka
mendaptkan buku
yang disukai
Di
perpustakaan
30
Responden
(N=47)
34.04% - -
Rata-rata persentase 46.01% - -
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat membaca pada siswa/i
No Hal Jawaban
terbanyak
Jumlah
responden
Persentase
(%)
Skor
rata-rata Pernyataan
14
Fungsi
perpustakaan
sebagai tempat
rekreasi dapat
meningkatkan
kesenangan
membaca pada
anak
Iya
30
Responden
(N=30)
46,67% 3,2 Positif
90
15
Peran motivasi
guru atau orang
tua dalam
peningkatan
kesenangan
membaca pada
anak
Cukup
30
Responden
(N=30)
40% 3,07 Positif
16
Cara guru atau
orang tua dalam
mendukung
kegiatan
membaca pada
anak
Mengajak
kamu ke toko
buku
30
Responden
(N=39)
41,02% - -
17
Bahan bacaan
yang disediakan
di rumah
Buku fiksi
(novel,
komik, buku
cerita)
30
Responden
(N=34)
82,35% - -
18
Pengaruh bahan
bacaan di rumah
dalam
meningkatkan
kesenangan
membaca pada
anak
Iya
30
Responden
(N=30)
63,33% 3,57 Sangat
positif
19
Pengaruh ajakan
orang-orang
terdekat untuk
berkunjung ke
perpustakaan
Guru di
sekolah
30
Responden
(N=33)
48,48% - -
20
Pendapat siswa/i
mengenai koleksi
yang terdapat
perpustakaan
dalam menarik
minat membaca
mereka
Cukup
menarik
30
Responden
(N=30)
60% 3,27 Positif
21
Pengaruh
kenyamanan di
perpustakaan
dalam
peningkatan
kesenangan
membaca pada
anak
Iya
30
Responden
(N=30)
43,33% 3,27 Positif
22
Pengaruh
keterbatasan jam
library ICT
terhadap
Iya
30
Responden
(N=30)
46,67% 3,07 Positif
91
membaca di
perpustakaan
Rata-rata persentase 52,48% 3,27 Positif
Total rata-rata keseluruha kegiatan library ict 53,86% 3,17 positif
Dari data pada tabel 4.23 dapat dilihat bahwa hampir setengahnya
(50%) siswa/i Sekolah Dasar SOU merasa sangat senang dengan adanya
program library ICT ini. Untuk skala interval nya hasil ini mendapat nilai
rata-rata sebesar 3,3 di mana hal ini menunjukan bahwa siswa/i kelas iv dan
v SOU sangat antusias dengan adanya program library ICT ini. Mereka
yang antusias dengan adanya program seperti ini biasanya melakukan
kegiatan membaca buku ketika jam library ICT berlangsung, hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil sebagian besar dari responden (54,84%) memilih
kegiatan tersebut. Pada tabel ini dapat dilihat pula bahwa dengan adanya
kegiatan semacam ini dapat membuat siswa/i menjadi lebih mengenal
dengan dunia perpustakaan, hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan hasil
sebagian besar (60%) atau sebanyak 18 responden. Dengan adanya kegiatan
library ICT ini frekuensi anak-anak berkunjung ke perpustakaan pun
menjadi lebih sering, yaitu seminggu sekali karena memang sudah terjadwal
setiap minggunya. Hal ini dapat dilihat dengan hasil sebagian besar
(81,25%) responden menjawab bahwa setiap minggu mereka berkunjung ke
perpustakaan.
Tujuan diadakannya program library ICT ini adalah untuk
memfasilitasi siswa/i dan seluruh civitas SOU untuk dapat menggabungkan
antara kegiatan membaca buku secara fisik, serta kegiatan mencari
informasi melalui media elektronik. Maka dapat dikatakan bahwa dengan
92
adanya program seperti ini telah berhasil membuat anak-anak menjadi
senang untuk membaca. Hal ini dapat dibuktikan dengan pernyataan siswa/i
yang mana hampir setengahnya (53,33%) menjawab bahwa program library
ICT ini sangat memberikan pengaruh dalam hal peningkatan kesenangan
membaca pada diri mereka. Untuk skala interval nya hasil ini mendapatkan
nilai rata-rata sebesar 3,43 yang artinya bahwa kegiatan library ICT ini
membawa dampak yang sangat positif sebagai pembinaan minat membaca
pada anak.
Adanya kegiatan belajar di perpustakaan pun menjadikan anak-anak
semakin senang membaca. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan hasil
setengah dari responden (50%) menyatakan bahwa benar adanya dengan
kegiatan belajar di perpustakaan membuat mereka menjadi senang untuk
membaca. Untuk skala intervalnya hasil ini mendapatkan nilai rata-rata
sebesar 3,47 yang artinya kegiatan belajar di perpustakaan memberikan
dampak yang sangat positif terhadap peningkatan kesenangan membaca
pada siswa/i.
Saat anak-anak telah memiliki kesenangan membaca maka secara tidak
langsung mereka akan berusaha untuk memenuhi keinginan mereka untuk
terus membaca. Salah satu caranya dengan terus berkunjung ke
perpustakaan agar keinginan tersebut terbayarkan. Dengan adanya program
library ICT ini, frekuensi kunjungan perpustakaan di luar dari jam library
ICT seharusnya menjadi meningkat, namun jawaban dari responden
sebagian besar (63,33%) menyatakan bahwa mereka kadang-kadang
berkunjung ke perpustakaan, yang artinya nillai rata-rata untuk skala
93
intervalnya berada di angka 2,1 atau berhasil negatif. Jangka waktu
kunjungan siswa/i ke perpustakaan di luar dari jam library ICT biasanya
pada waktu istirahat. Hasil ini memperoleh sebagian besar respondennya
(51,43%).
Kegiatan yang sering dilakukan anak-anak ketika sedang berada di
perpustakaan, sebagian besar dari responden (64,87%) memilih membaca
buku, dan bahan pustaka atau koleksi yang paling digemari oleh siswa/i
ketika membaca buku di perpustakaan adalah koleksi fiksi. Buku fiksi yang
dipilih oleh siswa/i untuk dibaca seperti membaca komik, buku kkpk, novel
dan lain sebagainya. Hasil ini dapat dibuktikan dengan perolehan (77,42%)
yang artinya pada umumnya siswa/i memilih koleksi tersebut. Jumlah buku
yang mereka baca dalam kurun waktu seminggu pun bervariasi dari setiap
anak-anaknya. Hampir setengahnya menyatakan bahwa jumlah buku yang
mereka baca dalam kurun waktu seminggu nya sebanyak lebih dari tiga
buku. Hasil ini dapat dibuktikan dengan perolehan hampir setengahnya dari
responden memilih jawaban ini (36,67%).
Ada banyak manfaat yang didapat oleh setiap pembacanya dari hasil
kegiatan membaca mereka. Siswa/i punn menyetujui bahwa manfaat yang
mereka dapat dari kegiatan membaca bisa menanmbah pengetahuan pikiran
mereka. Hasil ini dapat dibuktikan dengan perolehan hasil hampir
setengahnya dari responden (35,91%) menyatakan hal tersebut. Banyak cara
yang dapat dilakukan untuk terus melakukan kegiatan membaca ini, mulai
dari mengunjungi perpustakaan umum/sekolah, mengunjungi toko-toko
buku, sampai dengan membuat perpustakaan sendiri di rumah. Anak-anak
94
memiliki caranya tersenidri untuk mendapatkan buku yang mereka sukai,
salah satunya dengan berkunjung ke perpustakaan. Karena lokasi yang
paling strategis ketika mereka sedang berada di sekolah adalah perpustakaan
sebagai tempat di mana mereka dapat melakukan kegiatan membaca. Hasil
ini dapat dibuktikan dengan perolehan sebesar (34.04%) atau hampir
setengahnya dari responden menyatakan perpustakaan lah tempat yang
paling tepat bagi mereka.
Fungsi dari suatu pepustakaan bukan hanya sebagai sarana edukasi,
melainkan sebagai sarana rekreasi yang dapat membuat anak-anak menjadi
senang dan nyaman untuk berlama-lama di perpustakaan. Tentu saja dengan
adanya rekreasi seperti ini dapat lebih meningkatkan kesenangan membaca
pada diri siswa/i. Karena koleksi yang terdapat di perpustakaan sekolah
tidak harus selalu tentang buku-buku pelajaran atau buku penunjang
kegiatan belajar lainnya.Hasil ini dapat dibuktikan dengan pernyataan dari
hampir setengahnya responden (46,67%) menyatakan bahwa benar dengan
adanya fungsi perpusakaan sebagai tempat rekreasi dapat meningkatkan
kesenangan membaca pada dirinya. Untuk skala interval nya, hasil ini
mendapatkan nilai rata-rata sebesar 3,2 yang artinya hasil ini berada pada
tingkat positif.
Adanya peran motivasi atau dorongan dari orang-orang terdekat (orang
tua dan guru) dalam hal peningkatan kesenangan membaca pada diri anak-
anak menjadi poin yang sangat penting. Hal ini sama seperti yang
dinyatakan oleh responden dengan hasil hampir setengahnya (40%)
menyatakan bahwa adanya motivasi atau dorongan dari para orang tua serta
95
orang-orang terdekat lainnya cukup meningkatkan kesenangan membaca
pada diri mereka. Jika dilihat pada skala interval nya hasil ini memperoleh
nilai rata-rata sebesar 3,07 (positif) yang artinya kegiatan motivasi ini perlu
dilakukan bagi para orang tua serta pihak lainnya. Ada banyak cara yang
dapat dilakukan untuk mendukung kegiatan membaca pada siswa/i, salah
satu caranya seperti yang dinyatakan oleh sebagian responden bahwa
hampir setengahnya (41,02%) mereka memilih dengan mengajak mereka ke
toko buku lah cara yang tepat untuk meningkatkan kesenangan membaca
pada diri mereka.
Cara lain yang dapat dilakukan oleh para orang tua di rumah dalam hal
mendukung kesenangan membaca pada anak-anaknya adalah dengan
menyediakan bahan bacaan yang disenangi oleh anak-anak. Seperti buku
fiksi, majalah anak, atau buku-buku yang berkaitan dengan hobi mereka.
Namun jika dilihat pada hasil tabel 4.23 di atas bahwa pada umumnya
(82,35%) responden menyatakan buku fiksi lah sebagai koleksi yang paling
banyak disediakan oleh orang tua mereka di rumah. Tentu saja dengan
adanya koleksi fiksi yang disediakan di rumah menjadikan mereka lebih
senang untuk melakukan kegiatan membaca. Hasil ini dapat dibuktikan
dengan perolehan sebesar (63,33%) atau sebagian besar dari respondennya
menyatakan hal tersebut. Jika dilihat pada skala intervalnya, hasil ini
memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,57 (sangat positif) yang artinya
ketersediaan bahan bacaan di rumah sangat mempengaruhi kesenangan
membaca pada diri mereka.
96
Selain cara-cara di atas yang dapat mempengaruhi peningkatan
kesenagan membaca pada diri anak-anak, adanya keterlibatan dari orang-
orang terdekat dalam hal mengajak mereka untuk berkunjung ke
perpustakaan menjadi poin penting, dan untuk orang terdekat yang menjadi
peran penting dalam hal mengajak siswa/i untuk berkunjung ke
perpustakaan adalah para guru di sekolah. Hasil ini dapat dibuktikan dengan
perolehan hasil hampir setengahnya (48,48%) dari responden yang memilih
jawaban tersebut. Tentu saja perpustakaan yang dimaksudkan di sini adalah
perpustakaan sekolah.
Ketersediaan bahan bacaan/koleksi yang bervariasi (jumlah dan jenis)
juga memiliki peranan yang penting dalam hal menarik minat membaca
pada siswa/i. Apakah koleksi yang terdapat di perpustakaan sekolah mereka
telah menarik minat membaca pada mereka atau belum. Hal ini dapat dilihat
dari pernyataan sebagian besar responden (60%) yang menyatakan bahwa
koleksi yang terdapat di perpustakaan sekolah cukup menarik minat
membaca pada diri mereka. Hasil ini jika dilihat pada skala intervalnya
memiliki nilai rata-rata sebesar 3,27 (positif) yang artinya koleksi yang
terdapat di perpustakaan sudah cukup menarik minat membaca pada diri
anak-anak.
Hal selanjutnya yang dapat mempengaruhi kesenangan membaca pada
anak adalah adanya pengaruh dari kenyamanan pada saat mereka
berkunjung ke perpustakaan. Hasil ini mendapatkan perolehan (43,33%)
atau hampir setengahnya dari responden menyatakan iya benar bahwa
kenyamanan di perpustakaan dapat mempengaruhi peningkatan kesenangan
97
membaca pada diri mereka. Jika dilihat pada skala intervalnya, hasil ini
memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,27 (positif). Hal terakhir yang dapat
mempengaruhi kesenangan membaca pada anak adalah keterbatasannya jam
kunjungan atau library ict yang dapat mengganggu kegiatan membaca
mereka di perpustakaan. Hasil ini dapat dibuktikan dengan perolehan hasil
hampir setengahnya (46,67%) dari responden yang menyatakan benar
terhadap keadaan tersebut. Jika dilihat pada skala interval, maka hasil ini
mendapatkan nilai rata-rata sebesar 3,07 (positif).
C. Pembahasan
1. Analisis Terhadap Program Library ICT Di Perpustakaan Sekolah SOU
Parung-Bogor
Pada bagian pembahasan mengenai analisis terhadap program library
ICT di perpustakaan sekolah SOU Parung-Bogor, penulis akan membahas
hasil penelitian yang didapatkan ke dalam enam kategori yaitu pendapat
siswa/i tentang program library ICT, kegiatan siswa/i yang dilakukan pada
saat jam library ICT, pengaruh kegiatan library ICT dalam hal penambahan
wawasan mengenai dunia perpustakaan, pengaruh kegiatan library ICT
dalam hal penumbuhan dan penanaman kesenangan membaca pada anak,
dan pengaruh belajar di perpustakaan dalam meningkatkan kesenangan
membaca pada anak. Berikut pembahasan mengenai enam kategori hasil
penelitian, diantaranya yaitu:
a. Pendapat Siswa/i Mengenai Adanya Program Library ICT
Ketika membahas mengenai analisis terhadap program library ICT,
tentunya tidak lepas dari pendapat siswa/i mengenai program ini. Apakah
98
mereka merasa sangat senang, senang, cukup senang, atau mungkin sama
sekali tidak senang dengan adanya program seperti ini. Dari hasil yang
didapat, bahwa setengahnya dari siswa/i kelas iv dan v SD SOU Parung-
Bogor merasa sangat senang dengan adanya program library ICT ini dengan
perolehan hasil sebesar 50%. Hasil ini mencapai perolehan yang positif,
karena sudah adanya tanggapan yang baik dari siswa/i tentang program ini.
Tentu saja jika siswa/i telah memiliki rasa senang terhadap program ini,
maka ke depannya mereka akan terus berpartisipasi dalam keberlangsungan
program ini dan tidak menutup kemungkinan siswa/i akan berkunjung ke
perpustakaan setiap minggunya. Hal ini merupakan langkah awal yang baik
bagi keberlanjutan program library ICT itu sendiri.
b. Kegiatan Siswa/i yang Dilakukan Ketika Jam Library ICT
Berlangsung
Ketika siswa/i telah memiliki antusias yang tinggi pada saat jam library
ICT berlangsung, maka hal yang perlu diketahui adalah kegiatan apa saja
yang biasa siswa/i lakukan di sana. Antusias yang tinggi muncul karena
adanya keingintahuan yang lebih pada diri anak itu sendiri. Baik mengenai
perpustakaan itu sendiri maupun kegiatan-kegiatan yang berlangsung
selama jam library ICT sehingga membuat mereka tertarik dan selalu
antusias dengan perpustakaan. Apakah kegiatan yang dilakukan berupa
penyampaian materi pelajaran, (baik menggunakan media buku ataupun
elektronik) kegiatan membaca buku, story telling ataupun kegiatan lainnya.
Berdasarkan data pada hasil penelitian bahwa sebagian besar siswa/i
menjawab membaca buku adalah kegiatan yang mereka lakukan di sana
99
(54,84%). Hasil ini menunjukan bahwa siswa/i lebih senang melakukan
kegiatan membaca dibanding kegiatan yang lainya, karena memang rata-rata
siswa/i kelas iv dan v sudah memiliki minat membaca yang cukup tinggi,
dan tujuan dari diadakannya program library ICT ini memang sebagai
pembinaan minat baca pada siswa/i-nya. Walaupun ada beberapa anak yang
menjawab bahwa bermain dengan temannya merupakan kegiatan yang
dilakukan ketika di perpustakaan. Tetapi setidaknya ada pencapaian positif
yang dihasilkan dari diadakannya program library ICT ini yaitu untuk
menumbuhkan kesenangan membaca pada anak.
c. Pengaruh Kegiatan Library ICT dalam Hal Penambahan Wawasan
Menganai Dunia Perpustakaan Pada Siswa/i
Ketika siswa/i sudah antusias dengan perpustakaan karena adanya
kegiatan-kegiatan yang dapat mereka lakukan di sana, maka hal selanjutnya
adalah apakah dengan adanya program library ICT ini memberikan
pengaruh terhadap penambahan wawasan mereka mengenai dunia
perpustakaan atau tidak. Karena dengan adanya program seperti ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan atau wawasan bagi para siswa/i-
nya mengenai perpustakaan. Serta menjadi sarana yang baik untuk
mempromosikan perpustakaan kepada siswa/i. Bahwa perpustakaan, bukan
hanya sebagai tempat penyimpan buku, tetapi sebagai tempat belajar,
menemukan informasi, penelitian, serta sebagai tempat rekreasi (bermain).
Hal ini dapat dilihat dengan perolehan hasil sebagian besar (60%)
siswa/i yang menyatakan bahwa dengan adanya program library ICT
menambah pengetahuan atau wawasan mereka mengenai dunia
100
perpustakaan. Hasil ini tentu menunjukkan bahwa, dengan adanya program
library ICT telah memberikan dampak yang positif bagi pengetahuan
siswa/i-nya, terutama dalam hal pengenalan tentang dunia perpustakaan.
Mungkin memang ada dari mereka yang telah mengetahui tentang
perpustakaan sebelumnya, atau tidak menutup kemungkinan bahkan banyak
dari mereka yang belum mengetahui tentang perpustakaan, dan dengan
adanya program ini, membantu mereka lebih mengenal mengenai dunia
perpustakaan.
d. Frekuensi Siswa/i Berkunjung Ke Perpustakaan
Ketika siswa/i sudah lebih mengenal dengan dunia perpustakaan, maka
hal pertama yang akan mereka lakukan adalah berkunjung ke perpustakaan.
Seberapa sering mereka berkunjung ke perpustakaan dalam kurun waktu
sebulan atau bahkan seminggunya. Berdasarkan hasil yang didapat bahwa
pada umumnya (81,25%) siswa/i lebih sering berkunjung ke perpustakaan
setiap minggunya. Hal ini dikarenakan jam library ICT dilakukan setiap
minggunya, yang mewajibkan para siswa/i-nya untuk datang berkunjung ke
perpustakaan sebagai media pengganti pembelajaran yang bermula di dalam
kelas menjadi di perpustakaan dan di lab komputer. Sedangkan untuk
siswa/i yang berkunjung ke perpustakaan dengan frekuensi hampir setiap
hari maupun setiap bulannya, hal ini dilakukan oleh siswa/i yang
berkunjung ke perpustakaan di luar dari jam library ICT. Sehingga ia lebih
sering untuk datang ke perpustakaan di waktu senggang lainnya.
Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa/i lebih sering
datang berkunjung ke perpustakaan karena adanya program seperti ini. Hal
101
ini sangat baik, karena secara tidak langsung akan membiasakan kepada
siswa/i untuk terus mengunjungi perpustakaan dan untuk mengenalkan
kepada mereka tentang dunia perpustakaan. Sehingga dikemudian hari
siswa/i akan lebih mengenal dunia perpustakaan dan lebih mengetahui
fungsi serta tugas dari suatu perpustakaan itu sendiri, baik dalam hal
menunjang kegaiatan belajar mereka ataupun dalam hal lainnya.
e. Pengarun Kegiatan Library ICT dalam Hal Penumbuhan
Kesenangan Membaca pada Anak
Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah SOU adalah untuk
menumbuhkan dan menanamkan minat baca pada siswa/i, sedangkan tujuan
dari diadakannya program library ICT ini adalah memfasilitasi siswa/i dan
seluruh civitas SOU untuk dapat menggabungkan antara kegiatan membaca
buku secara fisik, serta kegiatan mencari informasi melalui media
elektronik. Dalam hal ini menjadikan siswa/i menjadi senang membaca
merupakan tugas yang penting bagi perpustakaan dan juga program library
ICT itu sendiri. Dari data yang telah didapat maka dapat disimpulkan bahwa
program library ICT telah berhasil mencapai tujuannya, yaitu untuk
membuat siswa/i menjadi gemar membaca, bagi yang belum memiliki minat
membaca, atau mungkin meningkatkan dan mempertahankan kebiasaan
membaca bagi siswa/i yang terlebih dahulu telah memiliki kesenangan
membaca. Hal ini tentu dapat dilihat dari perolehan hasil sebanyak (53,33%)
dari siswa/i menyatakan hal tersebut.
Hasil ini tentu sejalan dengan tujuan utama dari diadakannya program
library ICT, karena memang pada dasarnya siswa/i telah memiliki minat
102
baca yang sangat tinggi, sehingga ketika jam library ICT ini berlangsung,
mereka selalu senang dan menggunakan waktu kunjungan ini untuk
membaca buku ataupun mencari informasi dari komputer. Hal ini dapat
diperkuat dengan hasil wawancara dari para fasilitator kelas iv dan v.
(lampiran 4.26).
f. Pengaruh Belajar di Perpustakaan dalam Hal Peningkatan Minat
Membaca Siswa/i
Adanya kegiatan belajar di perpustakaan juga memberikan dampak
yang positif terhadap peningkatan kesenangan membaca pada siswa/i, hal
ini terbukti dengan perolehan setengahnya (50%) yang menyatakan hal
tersebut. Tentu saja hasil ini memberikan pencapaian yang positif terhadap
kinerja dari program library ICT itu sendiri, karena dapat memberikan
manfaat bagi para siswa/i-nya terutama sebagai pembinaan minat membaca
pada mereka, serta sebagai pertimbangan apakah program tersebut dapat
diberlanjutkan atau tidak ke depannya.
2. Frekuensi Kunjungan Siswa/i Ke Perpustakaan di Luar Jam Library
ICT
Pada bagian pembahasan mengenai frekuensi kunjungan siswa/i ke
perpustakaan di luar dari jam library ICT penulis akan membahas hasil
penelitian yang didapatkan ke dalam tiga kategoori, yaitu frekuensi
kunjungan siswa/i ke perpustakaan di luar jam library ICT, frekuensi
kunjungan siswa/i ke perpustakaan dalam kurun waktu seminggu di luar jam
library ICT, serta kegiatan apa saja yang sering dilakukan siswa/i ketika
berkunjung ke perpustakaan di luar jam kunjungan library ICT.
103
a. Frekuensi Kunjungan Siswa/i Ke Perpustakaan di Luar Jam
Library ICT
Ketika siswa/i telah memiliki kesenangan membaca, mereka akan terus
berusaha untuk memenuhi minat atau hasrat mereka yang haus akan ilmu
pengetahuan, maka secara tidak langsung mereka akan mengunjungi
perpustakaan dengan sendirinya di luar dari jam library ICT. Berdasarkan
hasil yang didapat, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (63,33%)
frekuensi kunjungan siswa/i ke perpustakaan di luar dari jam library ICT
masih fifthy-fifthy atau dengan kata lain kadang-kadang berkunjung ke
perpustakaan, kadang pula tidak. Namun tidak menutup kemungkinan
siswa/i masih sering datang berkunjung ke perpustakaa di luar dari jam
library ICT. Walaupun ada beberapa orang siswa/i yang menjawab bahwa
mereka tidak pernah berkunjung ke perpustakaan di luar jam library ICT.
Maka dari itu jika dilihat pada skala penilaian, skor rata-ratanya berada pada
1,76-2,51, atau dengan kata lain hal ini menunjukan hasil yang negatif, atau
belum maksimal karena frekuensi waktu kunjungan yang belum pasti.
Namun setidaknya siswa/i telah memiliki jam kunjungan setiap minggunya
dengan adanya program library ICT ini, sehingga membuat mereka menjadi
lebih sering untuk berkunjung ke perpustakaan tanpa menggangu aktivitas
sekolah mereka, karena program library ICT telah memiliki jam tersendiri.
b. Frekuensi Kunjungan Siswa/i Ke Perpustakaan dalam Kurun
Waktu Seminggu di Luar Jam Library ICT
Ketika siswa/i telah memiliki frekuensi kunjungan ke perpustakaan
tersendiri di luar dari jam library ICT, walaupun hal itu masih kadang-
104
kadang dilakukan, namun secara tidak langsung kita dapat mengetahui
setiap kapan sajakah waktu kunjungan anak ke perpustakaan di luar dari jam
library ICT. Dari hasil yang didapat, bahwa mayoritas (51,43%) siswa/i
kelas iv dan v pernah berkunjung ke perpustakaan di luar dari jam library
ICT, baik pada waktu istirahat, sepulang sekolah, maupun sebelum jam
masuk sekolah. Hal ini menunjukan bahwa tetap ada siswa/i yang
berkunjung ke perpustakaan di luar dari jam library ICT walaupun masih
bersifat tidak menentu. Setidaknya dari hasil sebelumnya yang menyatakan
negatif tetapi tidak menutup kemungkinan hal tersebut akan terjadi.
c. Kegiatan yang Sering Dilakukan Anak-anak Ketika Berkunjung ke
Perpustakaan di Luar Jam Kunjungan Library ICT
Ketika siswa/i telah memiliki waktu kunjungan perpustakaan sendiri,
atau di luar dari jam library ICT, berarti ada suatu kegiatan yang dilakukan
anak-anak ketika berkunjung ke perpustakaan dan hal itu membuat ia
senang untuk terus datang ke perpustakaan. Berdasarkan hasil yang didapat,
bahwa mayoritas siswa/i (64,87%) melakukan kegiatan membaca buku
ketika berada di perpustakaan. Jika siswa/i telah memiliki kesenangan
membaca yang cukup tinggi, berarti mereka telah memiliki bahan bacaan
sendiri dengan jenis khusus yang dapat menambah kesenangan bagi diri
mereka. Perpustakaan memiliki peran yang sangat penting dalam
menyediakan koleksi atau bahan bacaan yang bervariasi serta bermutu yang
nantinya dapat menarik minat dan kesenangan siswa/i untuk membaca
koleksi tersebut. Hal ini dapat dijadikan sebagai pembinaan minat baca pada
105
anak, dengan memberikan wadah (perpustakaan) dan menyediakan koleksi
(buku) yang bervariasi baik dari segi jumlah ataupun jenis-nya.
3. Kegiatan Membaca Anak di Perpustakaan
Pada bagian pembahasan mengenai kegiatan membaca siswa/i di
perpustakaan, penulis akan membahas hasil penelitian yang didapatkan ke
dalam empat kategoori, yaitu bahan bacaan/koleksi yang digemari siswa/i
ketika berkunjung ke perpustakaan, frekuensi buku yang siswa/i baca dalam
kurun waktu seminggu, manfaat yang di dapat dari membaca, serta
bagaimana cara anak-anak membaca buku yang mereka sukai.
a. Bahan Bacaan/Koleksi yang Digemari Siswa/i Ketika Berkunjung
ke Perpustakaan
Mengacu pada hasil sebelumnya yang menyatakan bahwa mayoritas
kegiatan yang dilakukan siswa/i ketika berkunjung ke perpustakaan di luar
dari jam library ICT adalah membaca buku, maka otomatis ada beberapa
bahan bacaan/koleksi yang disukai oleh mereka ketika berkunjung ke
perpustakaan. Berdasarkan hasil yang didapat, mayoritas jawaban (77,42%)
yang diberikan siswa/i terhadap jenis koleksi yang mereka sukai ketika
berkunjung ke perpustakaan adalah buku ber-jenis fiksi (komik, novel,
ataupun buku kkpk), dan dari hasil bincang-bincang yang saya lakukan
dengan sebagian anak-anak kelas iv, bahwa mayoritas dari mereka lebih
menyukai membaca komik ataupun buku kkpk dibanding novel (Lampiran
4.2). Dengan alasan bahwa membaca komik lebih seru karena terdapat
gambar-gambar dalam penyampaian alur ceritanya, serta membaca kkpk
106
jauh lebih pendek ceritanya dibanding dengan novel, sehingga lebih cepat
selesai.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa anak-anak lebih cenderung memilih
membaca komik dan buku kkpk karena alur ceritanya yang pendek,
penyampaiannya yang simpel, dengan penggunaan kata ataupun kalimat
yang mudah untuk dimengerti. Orientasi membaca mereka masih sebatas
untuk kesenangan (reading for pleasure), karena memang dapat dikatakan
pada usia ini bahan bacaan yang disukai anak-anak adalah cerita-cerita
rakyat yang lebih panjang dan rumit, cerita petualangan ke negeri dongeng
yang jauh dan aneh, juga cerita humor lainnya, seperti yang terdapat pada
buku kkpk, ataupun komik.68
b. Jumlah Buku Bacaan Siswa/i dalam Kurun Waktu Seminggu
Pada saat anak-anak telah memiliki jenis bacaan bukunya sendiri, maka
ia akan memiliki jadwal rutin untuk melakukan kegiatan membaca, baik di
rumah maupun di sekolah. Dari data yang telah didapat, dapat disimpulkan
bahwa hampir setengahnya (36,67%) siswa/i memilih menjawab jumlah
buku yang mereka baca lebih dari tiga buku dalam kurun waktu seminggu.
Hasil ini menunjukan setidaknya ada gambaran posotif terhadap
peningkatan minat membaca pada siswa/i. Karena di sini dapat dilihat
mayoritas anak telah membiasakan dirinya untuk membaca buku setiap
minggunya, minimal tiga buku. Sehingga pembinaan minat baca ini
diharapkan akan terus berlanjut sampai mereka keluar dari sekolah nanti.
Hanya saja perlu adanya pengawasan lebih dan motivasi yang ditingkatkan
68
Bunanta, Buku Mendongeng dan Minat Baca, h.19-20.
107
dari orang tua di rumah, karena guru tidak selama nya bisa mengawasi
kegiatan siswa/i-nya.
c. Manfaat yang Didapat Dari Membaca
Jika siswa/i telah terbiasa membaca banyak buku dalam kurun waktu
tertentu, berarti mereka mengetahui manfaat yang mereka dapat dari
kegiatan membaca itu, sehingga membuat mereka mau melakukan kegiatan
itu secara terus menerus. Berdasarkan hasil yang didapat hampir
setengahnya (35,91%) siswa/i menjawab bahwa dengan membaca buku
dapat menambah pengetahuan pikiran mereka. Hasil-hasil lainnya pula
menggambarkan bahwa mayoritas siswa/i telah mengetahui berbagai macam
manfaat yang didapat dari kegiatan membaca mereka, seperti menambah
pengetahuan buku-buku baru, mendapatkan informasi baru, serta
mendapatkan hiburan. Hal ini tentu menunjukan hasil yang positif, karena
dengan adanya pengetahuan seperti ini secara tidak langsung dapat
memotivasi siswa/i untuk selalu melakukan kegiatan membaca.
Keadaan seperti ini harus terus dipertahankan agar kesenangan
membaca anak tidak menghilang begitu saja secara perlahan nantinya. Hal
ini tergantung dari tindakan atau action dari orang tuanya di rumah serta
guru di sekolah, bagaimana mereka mendukung kegiatan membaca ini agar
terus berlanjut dan tidak menghilang nantinya. Salah satu caranya adalah
dengan memfasilitasi (tempat) atau menyediakan buku-buku yang mereka
sukai baik di rumah maupun di sekolah, serta memberika waktu luang untuk
membaca bagi sang anak itu sendiri.
108
d. Bagaimana Cara Anak-anak Membaca Buku yang Mereka Sukai
Ketika anak-anak telah mengetahui berbagai macam manfaat yang
didapat dari kegiatan membacanya, maka secara naluriah mereka akan
berusaha untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pengetahuannya
dengan melakukan berbagai cara. Ada banyak cara yang dapat dilakukan
untuk mendapatkan bahan pustaka/koleksi yang mereka sukai, seperti
dengan mengunjungi perpustakaan, di rumah, berkunjung dan membeli di
toko buku, maupun meminjam dari temannya.
Hasil yang telah didapat menyimpulkan bahwa mayoritas siswa/i telah
mengetahui di mana saja tempat mereka bisa mendapatkan buku yang ingin
dibaca olehnya. Salah satunya adalah dengan perolehan hasil hampir
setengahnya (34.04%) siswa/i yang menyatakan perpustakaan-lah menjadi
tempat yang tepat untuk mendapatkan buku yang mereka sukai. Namun
masih banyak hasil lainnya yang dinyatakan siswa/i, mengenai tempat di
mana mereka biasanya mendapatkan buku yang mereka sukai, seperti di
toko buku, rumah, maupun meminjam dari teman sebayanya. Maka dari itu
dapat disimpulkan bahwa siswa/i telah mengetahui tempat-tempat mana saja
yang sekiranya bisa memenuhi kebutuhan membaca mereka yang
disesuaikan dengan posisi mereka pada saat itu. Untuk saat ini, ketika
mereka sedang berada di sekolah, maka perpustakaan, kelas maupun teman-
teman sekelasnya-lah tempat yang paling tepat untuk mereka mendapatkan
buku yang mereka sukai. Sedangkan jika mereka telah berada di lingkungan
luar sekolah, maka rumah dan toko buku lah tempat yang tepat untuk
mereka mendapatkan buku tersebut.
109
4. Faktor yang Dapat Mempengaruhi Minat Baca Anak
Pada bagian pembahasan mengenai faktor yang dapat mempengaruhi
minat baca pada anak, penulis akan membahas hasil penelitian yang
didapatkan ke dalam tujuh kategoori, yaitu pengaruh perpustakaan sebagai
tempat rekreasi dalam meningkatkan minat baca, peran motivasi/dorongan
dari guru di sekolah dan keluarga dalam mempengaruhi peningkatan minat
baca, pengaruh ketersediaan bacaan yang ada di rumah terhadap
peningkatan minat baca, pengaruh ajakan orang-orang terdekat untuk ke
perpustakaan dalam meningkatkan minat baca, pengaruh ketersedian jumlah
koleksi yang relevan dan beragam terhadap peningkatan minat baca,
pengaruh kenyamanan di perpustakaan terhadap peningkatan minat baca,
serta pengaruh keterbatasan jam library ICT di sekolah terhadap kegiatan
membaca di perpustakaan.
a. Pengaruh Perpustakaan Sebagai Tempat Rekreasi Dalam
Meningkatkan Minat Baca
Fungsi dari suatu perpustakaan tidak hanya sebagai tempat untuk
belajar saja (edukasi) melainkan adapula yang dinamakan sebagai fungsi
rekreasi atau dengan kata lain bisa dijadikan sebagai tempat rekreasi. Di
mana siswa/i dapat menjadikan perpustakaan sebagai sarana bermain namun
tetap mengandung unsur belajar (edukasi). Dalam hal ini dapat dikatakan
bermain sambil belajar, seperti bermain puzzle, game edukasi, ataupun
menonton film edukasi yang memang koleksi tersebut disediakan di
perpustakaan selain dari koleksi buku umum, pelajaran, dan juga anak.
110
Mengacu pada hasil yang telah didapat, bahwa hampir setengahnya
(46,67%) siswa/i menyatakan benar dengan adanya fungsi perpustakaan
sebagai tempat rekreasi (bermain) dapat meningkatkan kesenangan
membaca pada diri mereka. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa
fungsi perpustakaan bukan hanya sebagai sarana edukasi saja, melainkan
dapat pula dijadikan sebagai sarana rekreasi yang memberi pengaruh pula
terhadap kesenangan membaca pada anak. Maka dari itu dapat dikatakan
bahwa sebagian dari siswa/i telah mengetahui fungsi dari perpustakaan yang
bukan hanya sebagai sarana edukasi saja, melainkan dapat dijadikan sebagai
sarana rekreasi pula.
Jika hal ini telah diketahui oleh mereka, maka diharapkan frekuensi jam
kunjungan siswa/i ke perpusatakaan di luar dari jam library ICT menjadi
meningkat sehingga minat membaca mereka pun menjadi meningkat. Selain
itu dengan adanya fungsi rekreasi ini diharapkan perpustakaan dapat
menambah koleksi permainan lainnya, namun tetap mengandung unsur
edukasi, yang dapat menarik minat siswa/i-nya untuk berkunjung ke
perpustakaan.
b. Peran Motivasi/Dorongan Dari Guru Di Sekolah dan Keluarga
dalam Mempengaruhi Peningkatan Minat Baca
Jika kita ingin menanamkan kesenangan membaca pada diri anak, maka
haruslah dimulai sejak usia dini. Namun hal yang tidak kalah penting yaitu
adanya terlebih dahulu peran dari para orang tua dan guru di sekolah,
bagaimana cara mereka untuk mendukung kegiatan membaca anak-anaknya,
bagaimana cara mereka memberikan motivasi kepada anak-anaknya untuk
111
terus melakukan kegiatan membaca. Karena jelas sudah dalam kehidupan
keluarga, jika ingin menumbuhkan minat dan kecintaan membaca seorang
anak maka haruslah ditanamkan dan dimulai melalui ibu dan bapaknya
terlebih dahulu. Ibu dan bapaknya harus dapat memberikan contoh kepada
anak-anaknya dalam hal mengenalkan budaya membaca, maka dari itu ibu
dan bapak haruslah pribadi yang gemar membaca pula.69 Selain itu adanya
motivasi yang diberikan oran gtua untuk mendukung kegiatan membaca
anak-anaknya menjadi hal yang sangat penting pula.
Jika anak-anak kehilangan peran orang tua dalam hal ini dikarenakan
orang tua yang tidak ataupun kurang pendidikannya atau mungkin orang tua
tidak mampu untuk membelikan buku-buku untuk anaknya, maka peran
pengganti yang paling tepat dan sudah jelas adalah sekolah dan
perpustakaan. Gurulah yang bertanggunga jawab dalam hal ini untuk
mendekatkan siswa/inya pada sastra. 70
Berdasarkan hasil data yang didapat, dalam butir pertanyaan adakah
peran motivasi dari guru maupun orang tua dalam hal peningkatan
kesenangan membaca pada mereka, bahwa hampir setenganya (40%) dari
mereka menjawab cukup adanya motivasi tersebut. Maka dapat disimpulkan
bahwa, cukup adanya peran atau motivasi dari guru maupun orang tua
dalam hal meningkatkan kesenangan membaca pada anak-anak mereka.
Hasil ini memberikan dampak positif terhadap kegiatan membaca anak-
anak, karena mereka merasa didukung dengan apa yang mereka lakukan,
dan dukungan ini harus terus berlanjut sampai anak-anak tumbuh dewasa
69
Bunanta, Buku, Mendongeng dan Minat Baca., h.106. 70
Bunanta, Buku Mendongeng dan Minat Baca, h.110-111.
112
serta mengetahui sendiri arti penting dari kegiatan membaca bagi diri
mereka sendiri. Jika dilihat dari skala penilaian, maka skor rata-rata berada
pada 2,52-3,27.
c. Cara Guru Atau Orang Tua dalam Mendukung Kegiatan
Membaca pada Anak
Jika motivasi dari para guru dan orang tua telah ada dalam hal
keberlangsungan kegiatan membaca anak-anak, maka akan ada suatu upaya
atau tindakan nyata yang dilakukan mereka untuk menunjang kegiatan
tersebut agar terus berlanjut. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh para
orang tua maupun guru di sekolah dalam hal mendukung kegiatan tersebut.
Seperti yang dinyatakan para siswa/i ini hampir setengahnya dari mereka
(41,02%) menjawab cara orang tua mereka dalam mendukung kegiatan
membaca adalah dengan mengajak mereka ke toko buku.
Selain itu ada pula cara lain yang dapat dilakukan seperti mengajak
berkunjung ke perpustakaan, membuat perpustakaan kecil-kecilan di rumah,
sampai dengan membatasi kegiatan menonton tv mereka. Hal di atas dapat
dilakukan untuk membuktikan adanya motivasi yang diberikan oleh para
orang tua kepada anak-anaknya.
d. Koleksi/Bahan Bacaan yang Disediakan Di Rumah
Ketika guru dan orang tua di rumah telah memiliki caranya tersendiri
dalam hal mendukung kegiatan membaca anak-anaknya di rumah, seperti
membuat perpustakaan di rumah, berkunjung ke perpustakaan, maupun
berkunjung ke toko buku, berarti ada koleksi bacaan yang disediakan di
rumah untuk menunjang kegiatan tersebut. Dari data yang didapat, pada
113
umumnya (82,35%) siswa/i memberikan jawaban bahwa buku fiksi-lah
koleksi yang disediakan oleh orang tua mereka di rumah. Walaupun ada
sebagian kecilnya yang menjawab majalah anak-lah koleksi yang disediakan
di rumah.
Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas buku
yang disediakan oleh orang tua di rumah lumayan beragam di mana ada
majalah anak mapun koleksi fiksi lainnya (seperti komik, buku kkpk, novel,
dan buku cerita lainnya) yang dapat merangsang atau menarik perhatian
anak untuk mau membaca, karena pada usia ini memang anak-anak lebih
menyukai cerita-cerita yang fantasi, fiksi, sains fiksi, ataupun lainnya yang
dapat menghidupkan imajinasi mereka.
e. Pengaruh Ketersediaan Bacaan Di Rumah Terhadap Peningkatan
Minat Baca
Jika para orang tua telah melakukan upaya atau tindakan nyata, yang
dilakukan mereka untuk menunjang agar kegiatan membaca pada anak terus
berlanjut, maka hal selanjutnya yang perlu diketahui adalah, apakah adanya
pengaruh dari bahan bacaan yang disediakan di rumah, terhadap
peningkatan kesenangan membaca pada anak. Dari data yang telah didapat
sebagian besar (63,33%) siswa/i memilih menyatakan benar bahwa, adanya
pengaruh yang diberikan dari bahan bacaan yang disediakan di rumah,
dalam hal meningkatkan kesenangan membaca pada diri mereka.
Hasil ini memberikan gambaran bahwa, mayoritas dari mereka setuju
dengan adanya ketersediaan bahan bacaan di rumah, membuat mereka
menjadi lebih senang membaca. Hal ini didasarkan dengan adanya peran
114
dari para orang tua di rumah, dalam hal mendukung kegiatan membaca
anak-anaknya, dengan menyediakan berbagai macam koleksi yang dapat
mendorong, serta meningkatkan semangat mereka untuk terus membaca.
Jika dilihat dari skala penilaian, maka skor rata-rata berada pada 3,28-4,03.
f. Pengaruh Ajakan Orang-orang Terdekat Untuk Berkunjung ke
Perpustakaan
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan minat membaca
pada anak, salah satu caranya dengan mengajak mereka berkunjung ke
perpustakaan sekolah. Karena melalui perpustakaan sekolah-lah anak-anak
dapat mengetahui secara langsung baik bentuk fisik dari perpustakaan,
maupun fungsi yang terdapat di dalam perpustakaan itu sendiri.
Perpustakaan sekolah menjadi tempat pertama yang dapat mengenalkan
kepada anak-anak mengenai apa itu perpustakaan, untuk apa adanya
perpustakaan (tujuan, tugas, dan fungsi) ketika anak-anak belum
mengetahui tentang dunia perpustakaan. Tentu saja untuk mengenalkan
mengenai dunia perpustakaan kepada anak-anak, dapat dilakukan dengan
cara mengajaknya untuk berkunjung ke perpustakaan, dengan tujuan anak-
anak akan memiliki kebiasaan berkunjung ke perpustakaan dengan
sendirinya di lain hari.
Ajakan tersebut biasanya datang dari orang-orang terdekat yang berada
di sekitar anak-anak, seperti guru di sekolah, orang tua di rumah, maupun
teman-teman sebayanya. Dari hasil yang didapat hampir setangahnya
(48,48%) siswa/i menyatakan bahwa guru di sekolah-lah yang paling
berpengaruh dalam hal mengajak mereka untuk berkunjung ke
115
perpustakaan. Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa ajakan
dari orang-orang terdekat sangat mempengaruhi frekuensi kunjungan
perpustakaan pada anak, terutama untuk guru-guru di sekolah. Karena anak-
anak merasa didukung dan dihargai tindakannya untuk berkunjung ke
perpustakaan, jika adanya motivasi atau ajakan dari para guru di sekolah.
Serta yang tidak kalah penting adalah adanya ajakan atau pengaruh dari para
teman sebayanya untuk berkunjung ke perpustakaan, karena dengan hal ini,
mereka akan merasa memiliki teman ataupun kerabat yang memiliki
kesenangan yang sama dengan dirinya, sehingga membuat mereka menjadi
senang untuk berkunjung ke perpustakaan. Selain itu adanya dukungan atau
ajakan dari orang tua di rumah juga menambah semangat pada diri mereka
untuk selalu berkunjung ke perpustakaan.
g. Pengaruh Ketersedian Jumlah Koleksi Yang Relevan dan Beragam
Terhadap Peningkatan Minat Baca
Jika anak-anak telah memiliki orang-orang terdekat yang paling
mempengaruhi mereka untuk berkunjung ke perpustakaan, maka dapat
dikatakan ada pengaruh lain yang membuat mereka untuk terus berkunjung
ke perpustakaan, seperti pengaruh ketersediaan koleksi di perpustakaan
sekolah yang dapat menarik minat membaca mereka. Karena bagaimanapun
juga ketersediaan koleksi yang relevan dan beragam, baik dalam bentuk
jumlah maupun jenis koleksinya sangat memberikan pengaruh terhadap
peningkatan kesenangan membaca siswa/i-nya. Maka dari itu ketersediaan
jumlah koleksi yang relevan dan beragam menjadi perhatian utama untuk
perpustakaan dalam hal pengadaan koleksi/bahan pustaka lainnya.
116
Dari hasil yang didapat sebagian besar (60%) siswa/i menyetakan
bahwa koleksi yang terdapat di perpustakaan sekolah sudah cukup menarik
minat dan ketertarikan mereka terhadap kegiatan membaca. Jika dilihat dari
skala penilaian, maka skor rata-rata berada pada 3,28-4,03. Berdasarkan
hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari siswa/i setuju dengan
koleksi yang telah terdapat di perpustakaan sekolah dapat membuat nya
menjadi senang untuk membaca buku. Hal ini didasari dengan keberagaman
jumlah koleksi yang telah terdapat di perpustakaan sekolah SOU, mulai dari
koleksi pengetahuan umum, agama, fiksi, sampai koleksi anak lainnya yang
dapat menarik minat dan ketertarikan siswa/i-nya untuk melakukan kegiatan
membaca.
h. Pengaruh Kenyamanan Di Perpustakaan Terhadap Peningkatan
Minat Baca
Faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi minat membaca pada
siswa/i adalah keadaan aman, nyaman dan tentram yang terdapat di
perpustakaan, yang memberikan pengaruh terhadap peningkatan minat
membaca pada siswa/i. Faktor kenyamanan ini menjadi penting karena, jika
siswa/i telah merasa nyaman ketika berkunjung ke perpustakaan, maka
kegiatan membaca yang mereka lakukan pun akan menjadi nyaman,
begitupun sebaliknya jika kondisi di perpustakaan tidak membuat mereka
nyaman, maka kegiatan membaca yang mereka lakukan pun akan menjadi
tidak nyaman, atau bahkan berkesan terpaksa. Faktor kenyamanan ini bisa
saja berasal dari sarana dan prasarana yang terdapat di perpustakaan, seperti
ketersediaan meja, bangku, pendingin ruangan, wi-fi dan lain sebagainya
117
yang dapat membuat mereka menjadi betah untuk berlama-lama di
perpustakaan.
Dari hasil yang didapat hampir setengahnya (43,33%) siswa/i
menyatakan benar bahwa keadaan aman, nyaman dan tentram yang terdapat
di perpustakaan, dapat mempengaruhi peningkatan kesenangan membaca
pada diri mereka. Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa
mayoritas siswa/i menyatakan setuju dengan kenyamanan di perpustakaan
yang dapat mempengaruhi peningkatan kesenangan membaca mereka.
Walaupun sebagian kecilnya merasa tidak begitu memperhatikan masalah
kenyamanan di perpustakaan, tetapi hal ini tetap perlu diperhatikan bagi
para pustakawan sekolah untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang
terdapat di perpustakaan, agar dapat menunjang kegiatan lainnya yang
terdapat di perpustakaan. Jika dilihat dari skala penilaian, maka skor rata-
rata berada pada 2,52-3,27.
i. Pengaruh Keterbatasan Jam Library ICT Di Sekolah Terhadap
Kegiatan Membaca Di Perpustakaan
Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi minat membaca pada siswa/i
adalah, keterbatasannya jam library ICT yang dapat mempeengaruhi
kegiatan membaca pada siswa/i di perpustakaan. Tentu saja keterbatasan
durasi/waktu library ICT menjadi poin penting terakhir, dalam hal
memberikan pengaruh terhadap kegitan membaca siswa/i-nya. Apakah
dengan kurangnya jam library ICT dapat mengganggu kegiatan membaca
siswa/i-nya atau justru siswa/i sudah merasa cukup dengan durasi yang
diberikan oleh pihak sekolah terhadap jam library ICT itu sendiri.
118
Dari hasil yang didapat hampir setengahnya (46,67%) siswa/i
menyatakan benar bahwa kurangnya jam kunjungan ke perpustakaan/library
ICT mempengaruhi kegiatan membaca mereka di perpustakaan. Hal ini
karena memang durasi dari kegiatan library ICT yang dibagi dua dengan
kegiatan lab komputer/ ICT itu sendiri, yaitu dengan masing-masing durasi
30 menit setiap kegiatannya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
oleh pihak fasilitator kelas iv dan v (lampiran 4.3) yang menyatakan benar
bahwa jam library ICT masih dirasa kurang durasinya. Sehingga
menyebabkan siswa/-i kadang merasa baru memulai untuk mencari buku di
perpustakaan, tiba-tiba sudah masuk jam ICT dan harus segera ke ruangan
lab komputer, dan hal itu dikeluhkan oleh para siswa/i-nya. Namun hal ini
masih dapat disisati oleh pustakawan di perpustakaan sekolah SOU, yaitu
dengan mengizinkan siswa/i-nya untuk meminjam buku yang ingin mereka
baca dengan batas maksimal peminjaman dua buku, dan dalam jangka
waktu dua minggu untuk setiap siswa/i-nya. Jika dilihat dari skala penilaian,
maka skor rata-rata berada pada 2,52-3,27.
Hasil di atas merupakan gambaran mengenai keberhasilan suatu
kegiatan library ICT menurut pandangan siswa/i kelas iv Sekolah Dasar
SOU, yang sebagian besar hasilnya dapat dikatakan cukup memuaskan di
mana kegiatan library ICT ini telah dapat meningkatkan minat membaca
pada siswa/i-nya.
119
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di Perpustakaan Sekolah
School of Universe Parung-Bogor, penulis mendapatkan beberapa
kesimpulan tentang analisis terhadap program library ICT dalam
meningkatkan minat baca siswa/i kelas iv dan v, diantaranya sebagai
berikut:
1. Analisis Terhadap rogram Library ICT Di Perpustakaan Sekolah SOU
Pendapat anak-anak tentang adanya program library ICT cukup positif,
hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan persentase sebesar (50%)
responden sangat senang dengan adanya program seperti ini. Kegiatan yang
biasa dilakukan di perpustakaan pada jam library ICT adalah membaca
buku. Hasil ini memberikan dampak yang positif karena memang tujuan
utama diadakannya program library ICT ini untuk menanamkan kesenangan
membaca kepada siswa/i-nya. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan
persentase sebesar (54,84%). Dengan adanya program seperti ini juga
membawa pengaruh positif terhadap wawasan siswa/i mengenai dunia
perpustakaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan hasil sebesar
(60%) yang mayoritas respondennya menyatakan bahwa dengan adanya
kegiatan seperti ini membuat mereka menjadi lebih tahu tentang
perpustakaan.
Hasil analisis lainnya mengenai kunjungan siswa/i ke perpustakaan,
menunjukan bahwa (81,25%) respondennya menyatakan setiap minggu
120
mereka selalu berkunjung ke perpustakaan. Hal ini dikarenakan memang
sudah adanya jadwal rutin kunjungan perpustakaan pada setiap mingggunya,
yaiu jam librray ICT itu sendiri. Adanya program library ICT dan adanya
kegiatan belajar di perpustakaan menjadikan siswa/i-nya menjadi senang
membaca. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan perolehan sebesar (53,33%)
dan (50%) responden yang menyatakan bahwa adanya pengaruh positif dari
program library ICT dan kegiatan belajar di perpustakaan dalam hal
peningkatan kesenangan membaca mereka. Hasil ini sejalan dengan tujuan
utama dari diadakannya program library ICT sebagai pembinaan minat
membaca pada siswa/i-nya.
2. Frekuensi Kunjungan Siswa/i Ke Perpustakaan Di Luar Jam Library
ICT
Frekuensi kunjungan siswa/i ke perpustakaan di luar dari jam library
ICT menunjukkan bahwa sebanyak (63,33%) responden menjawab kadang-
kadang. Hasil ini masih belum mencapai angka yang positif, karena
kemungkinan dari mereka ada yang berkunjung ke perpustakaan ada pula
yang tidak. Namun jika dilihat dari waktu kunjungannya, biasanya pada saat
jam istirahat mereka ke perpustakaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan
perolehan hasil sebesar (51,43%). Kegiatan yang mereka lakukan ketika
berkunjung ke perpustakaan di luar dari jam library ICT juga masih sama
yaitu membaca buku. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan hasil
(64,87%) respondennya menjawab kegiatan tersebut.
Hasil ini memberikan gambaran yang positif, jika dilihat dari kegiatan
yang sering mereka lakukan ketika ke perpustakaan, walaupun frekuensi
121
kunjungan perpustakaannya masih kadang-kadang, dikarenakan
keterbatasan waktu dan jadwal sekolah yang cukup padat. Tetapi
sebenarnya mereka tetap melakukan kegiatan membaca di kelas, karena di
setiap masing-masing kelas memiliki koleksi buku-buku tersendiri yang
biasanya mereka baca ketika waktu istirahat maupun jam sepulang sekolah
pada saat menunggu jemputan.
3. Kegiatan Membaca Siswa/i Di Perpustakaan Sekolah SOU
Kegiatan membaca siswa/i ketika sedang berada di perpustakaan,
biasanya koleksi yang mereka baca berjenis-kan fiksi, baik komik, buku
kkpk, ataupun novel. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan sebesar
(77,42%). Dari kegiatan membaca mereka menghasilkan dampak yang
positif terhadap jumlah buku yang mereka baca dalam kurun waktu
seminggunya. Hasil ini dapat dibuktikan dengan perolehan (36,67%)
responden yang meilih jawaban biasanya mereka membaca lebih dari tiga
buku dalam kurun waktu seminggunya, tentu hal ini merupakan perolehan
yang sangat positif bagi pembinaan minat membaca pada diri mereka.
Tempat biasanya di mana anak-anak mendapat kan buku yang mereka
sukai ketika berada di lingkungan sekolah adalah perpustakaan. Hal ini
sejalan dengan jawaban dari mereka, bahwa sebanyak 16 siswa (34.04%)
memilih perpustakaan lah menjadi tempat di mana mereka mendapatkan
buku yang disenangi. Mayoritas dari siswa/i telah mengetahui berbagai
macam manfaat yang didapatkan dari kegiatan membacanya, salah satunya
dapat menambah pengetahuan pikiran mereka. Hal ini dapat dibuktikan
dengan perolehan (35,91%), dengan demikian mayoritas dari mereka
122
menyadari akan pentingnya arti dari kegiatan membaca bagi diri mereka
sendiri.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca pada Anak
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi minat membaca pada
anak terutama dalam hal peningkatan kesenangan membacanya. Faktor yang
pertama adalah berkaitan dengan fungsi perpustakaan sebagai tempat
rekreasi yang dapat meningkatkan kesenangan membaca siswa/i-nya, hal ini
mendapat perolehan hasil (46,67%) responden membenarkannya bahwa
adanya pengaruh dari fungsi perpustakaan sebagai tempat rekreasi yang
meningkatkan kesenangan membaca mereka. Faktor yang kedua adalah
peran motivasi/dukungan dari para guru maupun orang tua di rumah dalam
hal peningkatan kesenangan membacanya.
Hampir setengahnya (40%) responden menyatakan cukup adanya
motivasi yang diberikan oleh para guru maupun orang tua di rumah.
Selanjutnya bagaimana cara guru ataupun orang tua dalam hal mendukung
kegiatan membaca mereka dengan hasil (41,02%) responden menjawab
bahwa dengan mengajak mereka ke toko buku lah hal yang dilakukan oleh
mereka, dan mengenai bahan bacaan yang disediakan di rumah mayoritas
(82,35%) responden menjawab bahwa buku fiksi lah yang disediakan oleh
mereka. Adanya buku-buku yang disediakan di rumah pula membawa
pengaruh yang positif terhadap peningkatan kesenangan membaca mereka.
Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil (63,33%) responden
membenarkannya.
123
Faktor lainnya yang dapat meningkatkan kesenangan membaca pada
anaki-anak adalah adanya ajakan dari orang-orang rerdekat mereka untuk
berkunjung ke perpustakaan. Hampir setengah responden (48,48%) memilih
guru di sekolah lah sebagai orang terdekat yang mempengaruhi mereka
untuk berkunjung ke perpustakaan. Selain itu adanya koleksi yang
bervariasi di perpustakaan sekolah pula menjadi salah satu faktor yang dapat
meningkatkan kesenangan membaca mereka. Sebagian besar (60%)
responden manyatakan bahwa koleksi yang terdapat di perpustakaan
sekolah sudah cukup menarik minat membaca mereka.
Adanya rasa aman dan tenang di perpustakaan menjadi faktor
selanjutnya, hampir setengah dari responden (43,33%) menyatakan bahwa
benar faktor kenyamanan di perpustakaan dapat meningkatkan kesenangan
membaca mereka. Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi kegiatan
membaca mereka adalah tidak terbatasnya waktu yang disediakan oleh
perpustakaan dalam hal kegiatan membaca tersebut. Namun adanya
keterbatasan waktu jam library ICT menjadi penghalang bagi mereka dalam
hal melakukan kegiatan membacanya. Hasil ini dapat dibuktikan dengan
perolehan hasil sebesar (46,67%) yang menyatakan hal tersebut.
Dari keempat variabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa program
library ICT ini telah berhasil di mana dalam butir pertanyaan nomor lima
yang menyatakan bahwa sebagian besar responden menjadi senang
membaca karena adanya program seperti ini. Lalu hasil selanjutnya
menyatakan bahwa sebagian besar ketika siswa/i berkunjung ke
perpustakaan di luar dari jam library ICT adalah melakukan kegiatan
124
mmembaca buku, hal ini terbukti pula dengan jumlah koleksi bacaan siswa/i
yang dalam kurun waktu seminggunya, yaitu lebih dari tiga buku, di mana
hasil ini merupakan hasil yang baik sebagai awal dari kegiatan membaca
mereka. Selain itu, ketersediaan koleksi yang bervariasi di perpustakaan
sekolah pula cukup membuat siswa/i menjadi senang membaca. Maka dari
itu dapat disimpulkan bahwa, kegiatan library ICT ini layak untuk
diberlanjutkan, karena memiliki banyak manfaat terutama sebagai
pembinaan minat membaca pada siswa/i-nya.
B. Saran
Dari penelitian yang penulis lakukan adapun saran yang dapat diberikan
oleh penulis untuk kegiatan library ICT ini antara lain:
1. Perlu diadakannya program-program yang dijalankan tersendiri oleh
perpustakaan sekolah. Hal ini tentu untuk menarik minat siswa/i agar
mau berkunjung ke perpustakaan di luar dari jam library ICT. Karena
selama ini perpustakaan sekolah SOU hanya menjadi fasilitator dari
program library ICT saja tanpa adanya program tambahan lainnya.
Selain itu pustakawan juga harus turut andil dalam menghidupkan
kegiatan-kegiatan yang ada di perpustakaan.
2. Perlu ditambahnya durasi/waktu untuk program library ICT itu sendiri,
karena dari hasil yang didapat setengahnya dari siswa/i merasa program
library ICT masih belum cukup lama durasinya pada saat berlangsung,
sehingga mengganggu mereka untuk melakukan kegiatan membaca.
3. Program library ict ini pula harus diisi dengan kegiatan-kegiatan yang
dapat meningkatkan pengetahuan siswa/i mengenai literasi informasi,
125
baik itu mengenai literasi tentang perpustakaan sendiri maupun literasi
online atau digital agar siswa/i memiliki kemampuan penelusuran
informasi secara mandiri dan benar khusunya untuk informasi yang
dicari melalui media online/digital.
4. Perlu ditambahnya sumber informasi lainnya, selain koeksi fiksi
(komik, kkpk, dll) seperti ensiklopedia anak, majalah anak, serta buku-
buku umum lainnya yang dapat menambah wawasan pikiran serta
mengarahkan pada pengembangan kreatifitas anak.
Adapun saran-saran dibawah ini yang diberikan oleh para fasilitator
baik kelas iv dan v yaitu dalam hal kegiatan ICT pihak sekolah agar lebih
menyediakan koneksi yang berkaitan dengan ICT. Misal menyediakan
website yang berkaitan dengan tema-tema kelas serta memiliki informasi
yang sama pada lab komputer perpustakaan SOU.
126
DAFTAR PUSTAKA
Abdul hakim, Sudarnoto, ed. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah.
Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rieneke Cipta, 2014.
As-Sirjani, Raghib. Spiritual Reading: Hidup Lebih Bermakna dengan Membaca.
Solo: Aqwam, 2007.
Azwar, Muhammad. Information Literacy Skill: Strategi Penelususran Informasi
Online. Makassar: Alauddin University Press, 2013.
Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara,
2006.
Bunanta, Murti. Buku Mendongeng dan Minat Baca. Jakarta: KPBA, 2008.
Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja.
Jakarta: Grasindo, 2007.
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010.
Hakim, Sudarnoto Abdul, ed. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah.
Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
Han-Chen Huang, dkk. ―The Relevant Factors in Promoting Reading Activities in
Elementary Schools.‖ International Journal of Evaluation and Research in
Education 4 (Juni 2015).
Ikawati, Erna. ―Upaya Meningkatkan Minat Membaca Pada Anak Usia Dini.‖
Logaritma 1 (Juli 2013).
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan
Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula. Jakarta:
STIA-LAN, 2004.
Islamuddin, Haryu. Psikologi Pendidikan. Jember: STAIN Jember Press, 2011.
Lal, Payare. Information seeking behaviour of faculty members of social sciences.
Jerman: Lambert Academic Publishing, 2012.
Leonhardt, Mary. 99 Cara Menjadikan Anak Anda Keranjingan Membaca.
Bandung: Kaifa, 2000.
127
Morrisan. Metode Penelitian Survey. Jakarta: Prenadamedia, 2015.
Purnomo Setiadi Akbar, Husaini Usman. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
Rahmawati. ―Buku Induk Perpustakaan Sekolah SOU Parung Bogor 2013-2015.‖
Soft file Ms.Excel. School Of Universe, 12 April 2017.
———. Definisi Program Library Information and Communication Technology,
19 April 2017.
———. Fungsi dan Tugas Program Library Information and Communication
Technology, 19 April 2017.
———. Sasaran dan Target Program Library Information and Communication
Technology, 19 April 2017.
———. Sejarah Sekolah SOU, 19 April 2017.
———. Tujuan Perpustakaan Sekolah SOU Parung Bogor, 19 April 2017.
Republik Indonesia. ―Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),‖ n.d. KBBI.web.id.
———. ―Undang-Undang Perpustakaan: UU RI No.43 Tahun. 2007.‖ Sekretariat
Negara, 2007.
———. ―Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional: UU RI No. 20 Tahun.
2003.‖ Sekretariat Negara, 2003.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta, 2013.
———. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: CV
Alfabeta, 2002.
School of Universe. ―Brosur School of Universe Parung-Bogor.‖ School of
Universe, 2017.
Setiawan, Ebta, ed. ―Bina.‖ KBBI offline versi 1.3, 2011. http://ebsoff.web.id.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an.
Vol. 15. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Sinamora, Bilson. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia, 2004.
128
Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011.
Supardi, A. Statistik. Bandung: Fakultas Tarbiah IAIN Sunan Gunung Jati, 1979.
Supriyadi, Edy. SPPS+Amos. Jakarta: IN MEDIA, 2014.
Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Sagung Seto, 2006.
———. Membina Perpustakaan Desa. Jakarta: Sagung Seto, 2008.
———. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.
———. Perpustakaan dan Masyarakat. Revisi. Jakarta: Sagung Seto, 2006.
Sutini. ―Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas III Sekolah Dasar.‖ Jurnal
Pendidikan Interaksi 5 (Juni 2010).
Umar, Husein. Riset Strategi Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2005.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
130
131
132
133
134
Lampiran Tabel 1: Siswa yang sering berkunjung ke perpustakaan
Informan: Mba Rahma (Pustakawan Perpustakaan Sekolah SOU)
Pertanyaan Jawaban
Biasanya yang sering ke
perpustakaan dari semua anak-
anak SD itu tingkat berapa saja
mba?
Semuanya si, karena kan
sudah ada jadwal nya
tersendiri setiap minggu
untuk setiap kelasnya.
kalau kunjungan anak-anak di
luar dari jam library ict, yang
paling sering datang ke
perpustakaan itu anak kelas
berapa saja?
ooh kalau itu biasanya anak-
anak kelas v, tapi anak-anak
kelas iv juga sering sih dateng
ke sini buat membaca buku
atau hanya sekedar main-
main saja.
135
Lampiran Tabel 3 1: Harga Kritik dari r Product Moment
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rieneke Cipta, 2014.
N
(1)
Interval Kepercayaan N
(1)
Interval Kepercayaan
N (1)
Interval Kepercayaan
95%
(2)
99%
(3)
95%
(2)
99%
(3)
95%
(2)
99%
(3)
3 0,997 0,999 26 0,388 0,4906 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 27 0,381 0,487 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 28 0,374 0,478 65 0,244 0,317
6 0,811 0,917 29 0,367 0,470 70 0,235 0,306
7 0,754 0,874 30 0,361 0,463 75 0,227 0,296
8 0,707 0,874 31 0,355 0,456 80 0,220 0,286
9 0,666 0,798 32 0,349 0,449 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 33 0,344 0,442 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 34 0,339 0,436 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 35 0,334 0,430 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 36 0,329 0,424 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 37 0,325 0,418 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 38 0,320 0,413 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 39 0,316 0,408 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 40 0.312 0,403 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 41 0,308 0,396 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 42 0,304 0,393 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 43 0,301 0,389 600 0,080 0,105
21 0,433 0,549 44 0,297 0,384 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 45 0,294 0,380 800 0,070 0,091
23 0,413 0,526 46 0,291 0,276 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 47 0,288 0,372 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 48 0,284 0,368
49 0,281 0,364
50 0,297 0,361
Lampiran Tabel 3 2: Uji Validitas
Pendapa
t siswa
tentang
program
library
ICT
Pengaruh
program
library ICT
dalam hal
peningkata
n
kesenanga
n membaca
pada anak
Kegiatan
belajar di
perpustaka
an
mempengar
uhi
peningkata
n
kesenanga
n membaca
anak
Frekuensi
kunjungan
siswa/i ke
perpustak
aan di
luar jam
kunjungan
perpustak
aan
Fungsi
perpustaka
an sebagai
tempat
rekreasi
dapat
meningkatk
an
kesenanga
n membaca
pada anak
Peran
motivasi
guru atau
orang tua
dalam
peningkat
an
kesenang
an
membaca
pada
anak
Pengaruh
bahan
bacaan di
rumah
dalam
meningkat
kan
kesenang
an
membaca
pada
anak
Pendapat
siswa/i
mengenai
koleksi
yang
terdapat
perpustaka
an dalam
menarik
minat
membaca
mereka
Pengaruh
kenyamanan
di
perpustakaan
dalam
peningkatan
kesenangan
membaca
anak
Pengaruh
keterbatasa
n jam
library ICT
terhadap
membaca
di
perpustaka
an Jumlah
137
Pendapat
siswa tentang
program
library ICT.
Pearso
n
Correla
tion
1 .377 .559* .523
* 1.000
** .559
* .647
** .523
* .477 .523
* .665
**
Sig. (2-
tailed)
.165 .030 .045 .000 .030 .009 .045 .072 .045 .007
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pengaruh
program
library ICT
dalam hal
peningkatan
kesenangan
membaca
pada anak.
Pearso
n
Correla
tion
.377 1 .844** .777
** .377 .844
** .651
** .777
** .783
** .777
** .847
**
Sig. (2-
tailed) .165
.000 .001 .165 .000 .009 .001 .001 .001 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Kegiatan
belajar di
perpustakaan
mempengaruh
i peningkatan
kesenangan
membaca
anak.
Pearso
n
Correla
tion
.559* .844
** 1 .910
** .559
* 1.000
** .844
** .910
** .738
** .910
** .952
**
Sig. (2-
tailed) .030 .000
.000 .030 .000 .000 .000 .002 .000 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
138
Frekuensi
kunjungan
siswa/i ke
perpustakaan
di luar jam
kunjungan
perpustakaan
Pearso
n
Correla
tion
.523* .777
** .910
** 1 .523
* .910
** .777
** 1.000
** .793
** 1.000
** .950
**
Sig. (2-
tailed) .045 .001 .000
.045 .000 .001 .000 .000 .000 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Fungsi
perpustakaan
sebagai
tempat
rekreasi dapat
meningkatkan
kesenangan
membaca
pada anak
Pearso
n
Correla
tion
1.000** .377 .559
* .523
* 1 .559
* .647
** .523
* .477 .523
* .665
**
Sig. (2-
tailed) .000 .165 .030 .045
.030 .009 .045 .072 .045 .007
N
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Peran
motivasi guru
atau orang tua
dalam
peningkatan
kesenangan
Pearso
n
Correla
tion
.559* .844
** 1.000
** .910
** .559
* 1 .844
** .910
** .738
** .910
** .952
**
Sig. (2-
tailed) .030 .000 .000 .000 .030
.000 .000 .002 .000 .000
139
membaca
pada anak
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pengaruh
bahan bacaan
di rumah
dalam
meningkatkan
kesenangan
membaca
pada anak
Pearso
n
Correla
tion
.647** .651
** .844
** .777
** .647
** .844
** 1 .777
** .783
** .777
** .889
**
Sig. (2-
tailed) .009 .009 .000 .001 .009 .000
.001 .001 .001 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pendapat
siswa/i
mengenai
koleksi yang
terdapat
perpustakaan
dalam
menarik minat
membaca
mereka
Pearso
n
Correla
tion
.523* .777
** .910
** 1.000
** .523
* .910
** .777
** 1 .793
** 1.000
** .950
**
Sig. (2-
tailed) .045 .001 .000 .000 .045 .000 .001
.000 .000 .000
N
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
140
Pengaruh
kenyamanan
di
perpustakaan
dalam
peningkatan
kesenangan
membaca
anak
Pearso
n
Correla
tion .477 .783
** .738
** .793
** .477 .738
** .783
** .793
** 1 .793
** .871
**
Sig. (2-
tailed) .072 .001 .002 .000 .072 .002 .001 .000
.000 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pengaruh
keterbatasan
jam library ICT
terhadap
membaca di
perpustakaan
Pearso
n
Correla
tion .523
* .777
** .910
** 1.000
** .523
* .910
** .777
** 1.000
** .793
** 1 .950
**
Sig. (2-
tailed) .045 .001 .000 .000 .045 .000 .001 .000 .000
.000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
141
Jumlah Pearso
n
Correla
tion .665
** .847
** .952
** .950
** .665
** .952
** .889
** .950
** .871
** .950
** 1
Sig. (2-
tailed) .007 .000 .000 .000 .007 .000 .000 .000 .000 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran Tabel 3 3: Uji Realibilitas
Uji Reliabilitas
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 15 100.0
Excludeda 0 .0
Total 15 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.788 11
Lampiran Tabel 3 4: Statistic Deskriptif Analisis Pelaksanaan Program Library ICT
Statistic
Pendapat siswa
tentang program
library ICT
Pengaruh program
library ICT dalam
hal peningkatan
kesenangan
membaca pada
anak
Kegiatan belajar
di perpustakaan
mempengaruhi
peningkatan
kesenangan
membaca anak
N Valid 15 15 15
Missing 0 0 0
Mean 3.80 3.47 3.33
Median 4.00 4.00 3.00
Mode 4 4 3
Std. Deviation .414 .640 .617
Variance .171 .410 .381
Range 1 2 2
Minimum 3 2 2
Maximum 4 4 4
144
Lampiran Tabel 3 5: Statistik Deskriptif
Frekuensi Kunjungan Anak Ke Perpustakaan Di Luar Jam Library ICT dan
Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Minat Membaca Pada Anak
Statistics
Frekuensi
kunjungan
siswa/i ke
perpustaka
an di luar
jam
kunjungan
perpustaka
an
Fungsi
perpustak
aan
sebagai
tempat
rekreasi
dapat
meningk
atkan
kesenang
an
membaca
pada
anak
Peran
motivas
i guru
atau
orang
tua
dalam
peningk
atan
kesenan
gan
membac
a pada
anak
Pengaruh
bahan
bacaan di
rumah
dalam
meningk
atkan
kesenang
an
membaca
pada
anak
Pendapat
siswa/i
mengenai
koleksi
yang
terdapat
perpustaka
an dalam
menarik
minat
membaca
mereka
Pengaruh
kenyaman
an di
perpustaka
an dalam
peningkata
n
kesenanga
n
membaca
pada anak
Pengaru
h
keterbat
asan jam
library
ICT
terhadap
membac
a di
perpusta
kaan
N Valid 15 15 15 15 15 15 15
Missi
ng 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.27 3.80 3.33 3.47 3.27 3.20 3.27
Median 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00
Mode 3 4 3 4 3 4 3
Std.
Deviation .594 .414 .617 .640 .594 .941 .594
Variance .352 .171 .381 .410 .352 .886 .352
Range 2 1 2 2 2 3 2
Minimum 2 3 2 2 2 1 2
Maximum 4 4 4 4 4 4 4
145
Lampiran Tabel 3 6: Analisis Regression Sederhana
Regression
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 LICTa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: MB
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .938a .879 .870 1.42811
a. Predictors: (Constant), LICT
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 193.086 1 193.086 94.673 .000a
Residual 26.514 13 2.040
Total 219.600 14
a. Predictors: (Constant), LICT
b. Dependent Variable: MB
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.473 2.807 -1.237 .238
LICT 2.554 .262 .938 9.730 .000
a. Dependent Variable: MB
146
Lampiran Tabel 4 1: Jenis Koleksi yang disukai Anak-anak
Responden : BN
Pertanyaan Jawaban
Kamu suka baca? ―Iya suka‖.
Biasanya suka baca buku apa? ―Buku cerita, tapi lebih seneng baca
komik soalnya kalau baca komik seru
ada gambar-gambarnya dan ceritanya
pendek-pendek.‖
Kalau kaya baca novel gitu suka gak? ―Suka sih, lebih suka baca kkpk tapi.
Soalnya ceritanya lebih singkat
dibanding novel.‖
Responden : AU
Kamu biasanya suka baca buku apa?
buku fiksi suka gak?
―Kalau komik suka?‖
Kalau novel suka gak? ―Suka, tapi ceritanya kadang terlalu
panjang jadi cepet bosan.‖
Kalau komik suka?
―Suka, soalnya komik ceritanya lebih
singkat-singkat dan bergambar.‖
147
Lampiran Tabel 4 2: Wawancara Fasilitator Kelas 5 SD
Responden : Siti Maemunah (Fasilitator kelas 5 SD)
1. Bagaimana pendapat ibu tentang adanya program Library ICT ini?
“Kegiatan library ict sudah sangat bagus, jika dibanding dengan zaman
dahulu waktu saya sekolah jarang adanya jam khusus seperti library ict ini.
Namun di SOU ini menemukan suatu hal yang baru bahwa ternyata ada loh
waktunya anak-anak berkunjung ke perpustakaan yaitu pada saat jam library
ict ini.”
2. Kegiatan apa saja yang dilakukan selama proses kunjungan berlangsung?
“Kegiatan yang biasa dilakukan ketika jam library ict pastinya baca buku,
biasanya anak-anak mengambil buku sesuai yang mereka sukai, atau kita
memberi tugas, misalnya pada saat pelajaran Bahasa Indonesia ada materi
tentang kisah-kisah rakyat indonesia, mereka kita perintahkan untuk membaca
namun kita juga mengetesnya dengan memberikan pertanyaan-pertanyan yang
disesuiakan dengan konten buku tersebut. Hal ini untuk mengetahui apakah
mereka menangkap isi dari buku tersebut atau tidak. “
3. Apakah menurut ibu anak-anak merasa senang dengan adanya program
kunjungan seperti ini? “Anak-anak sangat antusias dengan adanya program
ini, atau mungkin ada anak-anak yang tidak suka membaca, tapi minimal dia
melihat-lihat bukunya.”
4. Apakah dengan ada nya program Library ICT dapat lebih meningkatkan
minat baca pada anak?
“Dengan adanya kegiatan ini minat baca anak-anak menjadi meningkat juga,
karena di kelas juga kita ada perpustakaan. Jadi anak-anak juga kalau
istirahat bisa membaca buku di kelas. “
5. Bagaimana cara atau strategi apa saja yang ibu gunakan dalam menumbuhkan
kegemaran minat baca pada anak?
“Kalau dari fasil ketika kunjungan perpustakaan mewajibkan anak-anak untuk
meminjam minimal satu buku, lalu kemudian minggu depannya baru
dikembalikan. Atau mungkin dikelas adanya pemberian tugas-pelajaran yang
148
mewajibkan anak-anak untuk membaca baik melalui buku maupun internet.”
6. Faktor apa saja yang dapat menumbuhkan kegemaran membaca pada anak?
selain dukungan dari sekolah dan dewan guru
“Yang pertama koleksi bukunya yang pasti, mulai dari keragamannya, jumlah
bukunya. Yang kedua faktor lingkungan sangat mempengaruhi, khususnya
teman. Apalagi jika anak-anak memiliki teman yang suka membaca, insya
allah dia pun akan suka membaca.”
7. Apakah keterbatasan nya bahan bacaan yang relevan seerta beragam di
perpustakaan mempengaruhi minat baca pada anak?
“Pasti mempengaruhi, apalagi ada anak-anak yang suka membaca komik,
namun di perpustakaan belum ada komik. Lalu ada buku-buku yang kelihatan
dari covernya sudah agak jadul, kadang membuat anak-anak menjadi malas
untuk membaca koleksi tersebut. Karena kebanyakan anak-anak melihat buku
by teh cover.”
8. Apakah koleksi di perpustakaan ini sudah memadai untuk dapat menarik
minat anak-anak agar mau berkunjung ke perpustakaan?
“Over all, ketika kita kompering dengan dahulu sudah lumayan cukup
walaupun tidak selengkap yang lainnya. Namun dari berbagai tingkat mulai
dari kelas kecil sampai kelas besar sudah ada semua, dari yang novel, buku
pelajaran, buku agama sudah ada. Cuma hanya ada kekurangan dari
penyusunan buku-bukunya yang menyulitkan para siswa/i serta guru lainnya
dalam hal pencarian bukunya (temu kembali).”
9. Apakah desain interior perpustakaan sudah cukup membuat anak nyaman
dalam melakukan berbagai macam aktivitas di perpustakaan?
“Cukup lumayan nyaman, apalagi anak-anak sekolah alam kadang membaca
bukunya sambil tiduran, selonjoran dan lain-lain. Hanya kurang pendingin
ruangan saja.”
149
10. Apakah keterbatasan waktu kunjungan menjadi penghambat dalam proses
penumbuhan minat baca pada anak?
“Tidak terlalu, karena masih bisa disiasati dengan mengizinkan anak-anak
untuk meminjam bukunya, atau mungkin anak-anak bisa pula berkunjung pada
jam istirahat. “
150
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS TERHADAP PROGRAM LIBRARY INFORMATION AND
COMMUNICATION TECHNOLOGY DALAM MENINGKATKAN MINAT
BACA SISWA/I KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR SCHOOL OF
UNIVERSE PARUNG-BOGOR.
PETUNJUK PENGISIAN
1. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data sehubungan
dengan penelitian pelaksanaan program Library ICT sebagai
pembinaan minat baca siswa/i.
2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan secara seksama sebelum adik-adik
mengisi kuesioner ini.
3. Jawablah pertanyaan dengan melingkari atau mencoret jawaban
tersebut
4. Terima kasih atas kerjasama dan kesediaan untuk mengisi
kuesioner ini
I. Data Responden
Nama :
Jenis Kelamin : L/P
Kelas : SD
1. Apakah kamu senang dengan adanya program Library
ICT ini?
a. Sangat senang c. Tidak senang
b. Cukup senang d. Sangat tidak senang
2. Kegiatan apa saja yang biasa kamu lakukan ketika
program Library ICT berlangsung? (jawaban boleh lebih
dari satu)
a. Belajar dan memperhatikan guru
b. Membaca buku
c. Bermain gadget/game
d. Bermain dengan teman
151
3. Apakah kegiatan Library ICT ini membuat kamu lebih
tahu tentang perpustakaan atau tidak?
a. Lebih mengetahui tentang perpustakaan
b. Sudah mengenal perpustakaan sebelumnya
c. Sudah tahu, tetapi belum pernah ke perpustakaan
d. Belum tahu perpustakaan sama sekali
4. Jika iya, seberapa sering kamu datang ke perpustakaan?
a. Setiap hari c. Setiap Bulan
b. Setiap minggu d. Tidak pernah
5. Apakah dengan adanya program Library ICT ini dapat
membuat kamu menjadi senang membaca?
a. Saya menjadi senang membaca
b. Cukup membuat saya menjadi senang membaca
c. Tidak membuat saya menjadi senang membaca
d. Sangat tidak membuat saya menjadi senang
membaca
6. Apakah kegiatan belajar di perpustakaan dapat membuat
kamu menjadi suka membaca?
a. Iya c. Tidak
b. Cukup d. Tidak sama sekali
7. Apakah kamu sering datang ke perpustakaan diluar jam
kunjungan program library ICT?
a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
8. Kapan biasanya kamu datang ke perpustakaan diluar jam
kunjungan Library ICT? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Sebelum masuk jam sekolah
b. Pada waktu istirahat
c. Sepulang sekolah
d. Tidak pernah
9. Kegiatan apa saja yang biasanya kamu lakukan ketika
datang ke perpustakaan? (jawaban boleh lebih dari satu)
152
a. Bermain dengan teman
b. Membaca buku
c. Main gadget/game
d. Sekedar santai-santai
10. Biasanya bacaan apa saja yang kamu sukai ketika
datang ke perpustakaan? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Membaca majalah/surat kabar
b. Membaca buku pelajaran
c. Membaca buku fiksi (novel, komik, cerpen)
d. Buku-buku yang berkaitan dengan hobi kamu
11. Berapa banyak buku yang kamu baca dalam waktu
seminggu?
a. > 3 buku c. ≤ 2 buku
b. 3 buku d. Tidak sama sekali
e. Lainnya...
12. Manfaat apa saja yang kamu dapatkan dari membaca?
(jawaban boleh lebih dari satu)
a. Memperoleh informasi baru
b. Menambah pengetahuan pikiran
c. Lebih tau banyak tentang buku-buku baru
d. Mendapatkan hiburan
13. Dimana kamu mendapatkan buku yang kamu sukai?
(jawaban boleh lebih dari satu)
a. Di perpustakaan
b. Di rumah
c. Di toko buku
d. Meminjam dari teman
14. Apakah menggunakan perpustakaan sebagai tempat
senang-senang dapat membuat kamu menjadi suka
membaca?
a. Iya c. Tidak
b. Cukup d. Tidak sama sekali
153
15. Apakah ada motivasi dari guru-guru atau orang tua di
rumah dalam meningkatkan minat membaca kamu?
a. Iya c. Tidak
b. Cukup d. Tidak sama sekali
16. Bagaimana cara guru atau orang tua di rumah dalam
mendukung kegiatan membaca kamu? (jawaban boleh
lebih dari satu)
a. Mengajak kamu ke perpustakaan
b. Mengajak kamu ke toko buku
c. Membuat perpustakaan di rumah/ menyediakan
buku-buku
d. Membatasi kegiatan menonton tv
17. Apa saja bacaan yang disediakan di rumah? (jawaban
boleh lebih dari satu)
a. Majalah anak c. Ensiklopedia
b. Buku pelajaran d. Buku fiksi (novel,
komik,buku cerita).
18. Apakah bacaan yang terdapat dirumah dapat membuat
kamu menjadi senang membaca?
a. Iya c. Tidak
b. Cukup d. Tidak sama sekali
19. Siapa yang paling berpengaruh dalam mengajak kamu
untuk berkunjung ke perpustakaan? (jawaban boleh lebih
dari satu)
a. Teman-teman
b. Guru di sekolah
c. Pustakawan di sekolah
d. Orang tua di rumah
e. Lainnya.....
20. Apakah koleksi yang terdapat di perpustakaan sekolah
sudah menarik minat kamu untuk membaca?
a. Iya c. Tidak menarik
154
b. Cukup menarik d. Tidak sama sekali
21. Apakah kenyamanan di perpustakaan mempengaruhi
peningkatan kesenangan kamu dalam membaca?
a. Iya c. Tidak
b. Cukup d. Tidak sama sekali
22. Apakah kurangnya jam kunjungan perpustakaan di
sekolah mempengaruhi kamu untuk membaca di
perpustakaan?
a. Iya c. Tidak
b. Cukup d. Tidak sama sekali
155
Lampiran Gambar 1: Foto-foto kegiatan anak-
anak di perpustakaan sekolah SOU
156
157
Lampiran Gambar 2: Foto-foto kegiatan di Lab
komputer SOU
158
BIODATA PENULIS
SAIYIDATI SUMAIYAH. Lahir di Jakarta pada 20
Oktober 1995, putri ke-delapan dari sebelas bersaudara atas
pasangan Bapak Junaedi dan Ibu Jamilah (alm). Penulis
bertempat tinggal di Jl. Masjid Jami Nurul Yaqin, Kp.
Kebon Rt 02/07 No.41 Cinangka, Sawangan-Depok.
Menyelesaikan pendidikan pada tahun (2001-2007) di SDN Cinangka 02, (2007-
2010) di Mts Al-Hidayah Cinangka, dan (2010-2013) di SMA N 8 Tangerang
Selatan. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan pada program studi (S1)
Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
(2013). Penulis menyelesaikan kuliah dengan menulis skripsi berjudul ―Analisis
Pelakasanaan Program Library Information and Communication Technology
Sebagai Pembinaan Minat Baca pada Siswa/i Kelas IV dan V SD School of
Universe Parung-Bogor.‖ Selama di universitas penulis pernah menjadi relawan
dalam hal merevitalisasi kembali perpustakaan Baitul Hikmah Pondok Pesantren
Madinatunnajah pada tahun 2015 selama 2 bulan. Penulis juga melakukan Praktik
Kerja Lapangan di Perpustakaan Dewan Perwakilan Rakyat RI selama 1 bulan.
Top Related