Download - ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

Transcript
Page 1: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS

KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN

ANDI RIKA NURALYA

105961119416

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET

ALAM DI SULAWESI SELATAN

ANDI RIKA NURALYA

105961119416

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Respons Penawaran Komoditas Karet Alam di

Sulawesi Selatan

Nama : Andi Rika Nuralya

Stambuk : 105961119416

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Disetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Mohammad Natsir, S.P., M.P. Firmansyah Jalal, S.P., M.Si.

NIDN. 0911067001 NIDN. 0930097503

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis

Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P.

NIDN. 0912066901 NIDN. 0921037003

Page 4: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

iv

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Analisis Respons Penawaran Komoditas Karet Alam di

Sulawesi Selatan

Nama : Andi Rika Nuralya

Stambuk : 105961119416

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Dr.Mohammad Natsir, S.P., M.P

Ketua Sidang

2. Firmansyah Jalal, S.P., M.Si

Sekretaris

3. Dr. Abdul Halil, S.P., M.P

Anggota

4. Asriyanti Syarif, S.P., M.Si

Anggota

Tanggal Lulus : 25 November 2020

Page 5: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Respons

Penawaran Komoditas Karet Alam di Sulawesi Selatan adalah benar

merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Makassar, November 2020

Andi Rika Nuralya

105961119416

Page 6: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

vi

ABSTRAK

ANDI RIKA NURALYA. 105961119416. Analisis Respons Penawaran

Komoditas Karet Alam di Sulawesi Selatan. Dibimbing oleh MOHAMMAD

NATSIR dan FIRMANSYAH JALAL.

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi respons penawaran terhadap luas areal dan produktivitas karet

alam di Sulawesi Selatan serta menganalisis elastisitas penawaran karet alam

dalam jangka panjang dan jangka pendek.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

dengan deret waktu (time series) selama 21 tahun (1997-2017), maka penelitian

dilakukan dengan mengambil seluruh data yang berhubungan dengan respons

penawaran karet berupa data tahunan (t). Penelitian ini menggunakan model

distribusi beda kala (time lagged) dengan metode penyelesaian model Nerlove

berupa persamaan tunggal regresi berganda. Metode analisis permasalahan dalam

penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang signifikan

mempengaruhi respons luas areal karet alam di Sulawesi Selatan adalah

produktivitas tahun sebelumnya. Sedangkan, pada respons produktivitas karet

alam di Sulawesi Selatan tidak ada satu pun variabel yang signifikan. Respons

penawaran karet alam terhadap harga karet alam dalam jangka pendek dan

panjang bernilai yaitu 0,29 dan 0,49 menunjukkan nilai yang inelastis ( E < 1 ).

Respons penawaran karet alam dalam jangka panjang lebih besar dibandingkan

dengan respons penawaran jangka pendek. Hal tersebut berpeluang untuk

peningkatan luas areal dan produktivitas karet alam dalam jangka panjang lebih

baik daripada peluang pada jangka pendek. Nilai tersebut diuraikan bahwa setiap

perubahan sau persen variabel independen dari masing-masing model respons

akan terjadi perubahan pada variabel dependen berkurang satu persen. Kondisi ini

menunjukkan bahwa petani kurang memberi respons atas perubahan harga.

Kata kunci: Elastisitas Penawaran, Karet Alam, Respons Penawaran

Page 7: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

vii

ABSTRACT

ANDI RIKA NURALYA. 105961119416. Analysis of Natural Rubber

Commodity Supply Response in South Sulawesi. Guided by MOHAMMAD

NATSIR and FIRMANSYAH JALAL.

This study aims to identify the factors that influence the supply response to

the area and productivity of natural rubber in South Sulawesi and analyze the

elasticity of natural rubber offerings in the long and short term.

The type of data used in this study is secondary data with time series for

21 years (1997-2017), so the research was conducted by taking all data related to

rubber supply response in the form of annual data (t). This study used a time

lagged distribution model with the Nerlove model solving method in the form of a

single multiple regression equation. Problem analysis method in this research

using descriptive-quantitative research method.

The results showed that a significant variable affecting the response area

of the natural rubber area in South Sulawesi was productivity the previous year.

Meanwhile, in the natural rubber productivity response in South Sulawesi there is

not a single significant variable. The response of natural rubber offerings to the

price of natural rubber in the short and long term is worth 0,29 and 0,49 indicates

an inelastis value (E < 1). The response of natural rubber offerings in the long run

is greater than the short-term supply response. This has the opportunity to increase

the area and productivity of natural rubber in the long term is better than the

opportunity in the short term. The value is described that each change of sau

percent of variables independent of each response model will occur changes to

dependent variables decreased by one percent. This condition indicates that

farmers are less responsive to price changes.

Keywords: Elasticity Deals, Natural Rubber, Response Offers

Page 8: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga,

sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul β€œAnalisis Respons Penawaran Komoditas Karet Alam di Sulawesi

Selatan”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat.

1. Bapak Dr. Mohammad Natsir, S.P., M.P selaku Pembimbing I dan Bapak

Firmansyah Jalal, S.P., M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P, selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P, selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 9: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

ix

4. Kedua orangtua Bapak Andi Suaedi dan Ibu Rukayah, dan kakak saudaraku

Andi Darni, Andi Sartika, Andi Muh. Akram, dan segenap keluarga yang

senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun materiel sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

penulis.

6. Sahabat seperjuangan Mahasiswa Agribisnis angkatan 2016, Ikatan

Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan LKIM-PENA yang telah menjadi

tempat penulis mengasah potensi.

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir

yang penulis tidak dapat sebut satu per satu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga

kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Aamiin.

Makassar, November 2020

Andi Rika Nuralya

Page 10: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 6

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

1.4 Kegunaan Penelitian ......................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 7

2.1 Tanaman Karet Alam ....................................................................... 7

2.2 Teori Penawaran ............................................................................... 8

2.3 Elastisitas Penawaran ....................................................................... 11

2.4 Teori Model Cobb-Douglas.............................................................. 13

2.5 Teori Respons Penawaran ................................................................ 16

2.6 Respons Beda Waktu (lagged) pada Komoditi Pertanian ................ 19

2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan .................................................. 20

2.8 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 23

III.METODE PENELITIAN ....................................................................... 25

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 25

3.2 Teknik Penentuan Sampel ................................................................ 25

Page 11: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

xi

3.3 Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 25

3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................ 26

3.6 Defenisi Operasional ........................................................................ 32

IV.GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN .............................. 33

4.1 Letak Geografis ............................................................................... 33

4.2 Kondisi Demografis ........................................................................ 34

4.3 Kondisi Pertanian ............................................................................ 37

V. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 39

5.1 Respons Luas Areal Karet Alam Sulawesi Selatan ......................... 39

5.2 Respons Produktivitas Karet Alam Sulawesi Selatan ..................... 42

5.3 Respons Penawaran Karet Alam Sulawesi Selatan ......................... 44

VI. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 47

6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 47

6.2 Saran ............................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Luas Areal dan Produksi Karet Menurut Provinsi Tahun 2018 ........... 4

2. Penelitian Terdahulu yang Relevan ..................................................... 20

3. Jumlah, Laju Pertumbuhan, dan Kepadatan Penduduk

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010 dan 2019 ................................ 34

4. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019 ................................................ 35

5. Penduduk Usia Produktif yang Bekerja Menurut

Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2018-Februari 2020 (orang) .... 36

6. Persentase Penduduk Usia Produktif Menurut Tingkat

Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Provinsi

Sulawesi Selatan 2019 ......................................................................... 37

7. Luas Areal/Panen dan Produksi Hasil Pertanian di

Provinsi Sulawesi Selatan, 2018-2019 ................................................. 38

8. Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2018-2019 ..................................................... 38

9. Hasil Estimasi Parameter Luas Areal Tanaman

Karet Alam di Sulawesi Selatan........................................................... 40

10. Hasil Estimasi Parameter Produktivitas Tanaman

Karet Alam di Sulawesi Selatan........................................................... 42

11. Respons Penawaran Karet Alam di Sulawesi Selatan ......................... 44

Page 13: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Kurva Penawaran ................................................................................. 11

2. Hubungan Fungsional Produksi Fisik dan

Faktor Produksi .................................................................................... 13

3. Kerangka Pemikiran Analisis Respons Penawaran

Komoditas Karet Alam di Sulawesi Selatan ........................................ 24

Page 14: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Produksi, Luas Areal, dan Produktivitas Karet Alam

Sulawesi Selatan 1997-2017 ................................................................ 52

2. Hasil Logaritma Natural (Ln) ............................................................. 53

3. Pendugaan Model Respons Luas Areal ............................................... 54 55

4. Pendugaan Respons Penawaran Karet Alam di Sulawesi Selatan ....... 55

5. Perhitungan Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang ............... 56

Page 15: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian memiliki peranan besar dalam pertumbuhan ekonomi

Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2019 terkait ekonomi Indonesia pada

triwulan II-2019 dibandingkan triwulan I-2019 terjadi peningkatan sebesar 4,20

persen. Pertumbuhan tertinggi dari sisi produksi terdapat pada lapangan usaha

pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 13,80 persen.

Daya saing komoditas pertanian yang meningkat menjadi hal urgen dalam

pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat serta menjadi peluang dalam

membuka lapangan pekerjaan. Atika dan Afifuddin (2015) berpendapat bahwa

salah satu subsektor dari pertanian yang memiliki potensi cukup besar adalah

subsektor perkebunan. Perkebunan merupakan segala kegiatan pengelolaan

sumber daya alam, sumber daya manusia, sarana produksi, alat dan mesin,

budidaya, panen pengolahan dan pemasaran terkait tanaman perkebunan.

Karet menjadi salah satu tanaman komoditi perkebunan yang termasuk

dalam tanaman tahunan dan penyegar disamping tanaman kelapa, jambu mete,

kakao, kelapa sawit, sagu, kemiri, kopi, dan teh . Karet menjadi sumber penghasil

devisa negara serta dinilai cukup penting dalam pertumbuhan perekonomian

Indonesia. Kontribusi subsektor perkebunan terhadap Produk Domestik Bruto

(PDB) pada tahun 2018 yaitu sekitar 3,30 persen dan merupakan urutan pertama

di sektor pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa pertanian (BPS, 2019).

Page 16: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

2

Karet alam begitu dikenal oleh masyarakat dengan kualitas elastisnya yang

dimiliki dan menjadi bahan utama pada kebanyakan produk maupun peralatan di

seluruh dunia, mulai dari produk-produk rumah tangga sampai dengan produk

industri yang kecil dan besar. Karet terdiri dari dua jenis yang biasa

didistribusikan yakni karet alam dan karet sintetis. Kedua jenis karet ini saling

mempengaruhi di pasar internasional dalam persoalan harga.

Bagaimanapun keunggulan karet alam tetap belum bisa ditandingi oleh

karet sintetis terutama daya elastisitas dan plastisitasnya yang lebih bagus.

Industri apapun tetap memerlukan karet alam disamping karet sintetis sehingga

kedua jenis karet ini memiliki pasar sendiri. Setiap jenis karet tidak bersifat saling

mematikan, tetapi justru saling melengkapi (Setiawan dan Andoko, 2008).

Berdasarkan data dari Direktur Jenderal Perkebunan (2020) bahwa surplus

perdagangan internasional komoditas perkebunan selama periode lima tahun

terakhir menunjukkan tren positif meskipun di tahun 2019 terjadi penurunan

sampai titik terendah. Adanya penurunan dipengaruhi gejolak harga Crude Palm

Oil (CPO) dan karet. Isu karet terkait adanya kelebihan pasokan di negara

konsumen utama karet seperti di negara Tiongkok, Amerika, Jepang dan Uni

Eropa (UE). Disparitas harga karet antara tahun 2019 dan 2017 sangat mencolok.

Harga karet pada tahun 2019 hanya Rp 9.000 per kilogram, sedangkan di tahun

2017 berkisar Rp 16.000 per kilogram. Sehingga di tahun 2017 mengalami

surplus tertinggi dibanding tahun sebelum dan sesudahnya. Sinclair dan Bakce

(2015) berpendapat bahwa harga karet alam Indonesia dipengaruhi oleh tingkat

ekspor karet alam dan harga peubah pada tahun sebelumnya.

Page 17: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

3

Menurut Sugiarto et.al (2007), semakin tinggi suatu harga komoditas

maka semakin banyak jumlah komoditi yang akan ditawarkan oleh para penjual.

Sebaliknya, ketika harga suatu komoditas semakin rendah maka akan sedikit

jumlah barang yang akan ditawarkan oleh para penjual. Permintaan yang tidak

disertai dengan penawaran barang atau jasa, maka tidak terjadi transaksi jual beli.

Hal ini bermaksud bahwa penjual menawarkan barang atau jasa yang diperlukan

oleh pihak yang membutuhkannya. Boerhendhy dan Amypalupy (2016)

menambahkan, upaya dalam meningkatkan perkaretan nasional, pengembangan

karet di Indonesia terutama ditujukan pada perkebunan rakyat. Hal tersebut karena

perkebunan rakyat mempunyai peran yang sangat penting tetapi masih

menghadapi masalah dan kendala.

Perkebunan karet tersebar di berbagai daerah di Indonesia karena tanaman

karet sesuai dengan iklim tropis. Perkebunan karet di Indonesia terdiri dari

Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN), dan Perkebunan

Besar Swasta (PBS). (Claudia et al., 2016). Perkebunan rakyat merupakan

perkebunan yang dikelola oleh rakyat yang dikelompokkan dalam usaha kecil

tanaman perkebunan rakyat dan usaha rumah tangga perkebunan rakyat yang

tidak berbadan hukum.

Perkebunan Besar (PB) dan Perkebunan Rakyat (PR) karet tersebar di

beberapa provinsi di Pulau Sumatera dan Kalimantan, Provinsi Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Bali, dan

Maluku (DITJENBUN, 2020). Luas perkebunan karet di Indonesia di tahun 2017

meningkat seluas 3.659.090 ha dengan jumlah produksi 3.680.428 ton

Page 18: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

4

dibandingkan pada tahun 2016 sebesar 3.357.951 ton (KEMENTAN RI, 2019).

tahun 2018 luas areal dan produksi karet berdasarkan provinsi dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Karet Menurut Provinsi Tahun 2018

No Provinsi

Per. Besar Swasta Per. Rakyat

Luas areal

(ha)

Produksi

(ton)

Luas areal

(ha)

Produksi

(ton)

1 Aceh 3.704 3.993 79.971 76.654

2 Sumatera Utara 82.473 118.791 274.945 246.137

3 Sumatera Barat - - 130.331 152.508

4 Riau 1.018 1.407 309.847 31.734

5 Jambi - - 378.695 315.724

6 Sumatera Selatan 38.136 50.586 788.766 926.538

7 Bengkulu 13.454 17.104 75.893 97.585

8 Lampung 12.713 15.320 133.854 136.832

9 Bangka Belitung - - 47.286 59.478

10 Kepulauan Riau 2.586 2.995 20.646 26.140

11 DKI Jakarta - - - -

12 Jawa Barat 23.001 31.052 8.071 7.037

13 Jawa Tengah 4.346 5.009 4.077 2.208

14 D.I Yogyakarta - - 29 36

15 Jawa Timur 7.036 8.597 - -

16 Banten 6.918 6.718 10.173 10.392

17 Bali 375 396 - -

18 N T B - - - -

19 N T T - - - -

20 Kalimantan Barat 24.500 4.211 350.658 250.776

21 Kalimantan Tengah 1.482 2.019 271.496 147.922

22 Kalimantan Selatan 13.589 11.261 166.695 164.285

23 Kalimantan Timur 3.595 2.609 49.241 59.042

24 Kalimantan Utara - - 1.652 773

25 Sulawesi Utara - - - -

26 Sulawesi Tengah 0 0 3.828 2.628

27 Sulawesi Selatan 5.724 6.498 2.711 4.163

28 Sulawesi Tenggara - - 441 73

29 Gorontalo - - - -

30 Sulawesi Barat - - - -

31 Maluku 1.400 177 - -

32 Maluku Utara - - - -

33 Papua Barat - - - -

34 Papua - - 4.112 4.182

Sumber: BPS, 2018

Page 19: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

5

Apabila dilihat berdasarkan luas areal perkebunan swasta tahun 2018,

Sulawesi Selatan berada pada urutan ke-12, dimana Sumatera Utara menempati

posisi pertama. Dari segi banyaknya produksi Sulawesi Selatan berada pada

urutan ke-9. Sedangkan pada perkebunan rakyat Sulawesi Selatan berada di

urutan ke-20, sementara untuk produksi berada pada posisi ke-18.

Selama periode 2014-2017 produktivitas karet di Sulawesi Selatan

menunjukkan peningkatan setiap tahun dengan jumlah 1.395 kg/ha dengan total

produksi 11.433 ton di tahun 2017. Luas areal perkebunan karet tahun 2017 yaitu

7.904 yang mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Total ekspor

karet di Sulawesi Selatan pada tahun 2017 sebanyak 1.693.440 kg dengan nilai

US$ 3.466.814. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengusaha perkebunan karet

dipengaruhi oleh faktor-faktor baik dalam melakukan produksi maupun

penggunaan faktor-faktor produksi dengan pendekatan pada respons luas areal

tanaman dan produktivitas. Selain itu, perlu diketahui respons penawaran

pengusaha perkebunan karet alam terhadap kondisi pasar seperti dari segi harga

komoditi itu sendiri maupun komoditi substitusi.

Berdasarkan latar belakang tersebut menjadi dasar pertimbangan penulis

atas kondisi komoditi karet alam di Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, penulis

memilih judul penelitian β€œAnalisis Respons Penawaran Komoditas Karet

Alam di Sulawesi Selatan” untuk menganalisis perkembangan penawaran karet

alam Sulawesi Selatan.

Page 20: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada

penelitian adalah sebagai berikut.

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi respons penawaran terhadap

luas areal dan produktivitas karet alam di Sulawesi Selatan ?

2. Bagaimana elastisitas penawaran karet alam dalam jangka panjang dan

jangka pendek ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi respons penawaran

terhadap luas areal dan produktivitas karet alam di Sulawesi Selatan

2. Menganalisis elastisitas penawaran karet alam dalam jangka panjang dan

jangka pendek

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian sebagai berikut.

1. Menjadi bahan masukan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan

pengelolaan karet alam guna meningkatkan produktivitas karet alam.

2. Menjadi referensi bagi peneliti dan mahasiswa khususnya dalam

pembuatan karya tulis ilmiah.

3. Memberikan pengetahuan baru bagi penulis mengenai perkembangan

karet alam di Sulawesi Selatan

Page 21: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Karet Alam

Karet alam berasal dari alam, yakni terbuat dari getah tanaman karet, baik

spesies Ficus elastica maupun Hevea brasiliensis. Adapun sifat-sifat atau

kelebihan karet alam (Setiawan dan Andoko, 2008) sebagai berikut.

a. Sangat plastis, sehingga mudah diolah

b. Tidak mudah panas

c. Tidak mudah retak

Sementara kelemahan karet alam terletak pada keterbatasannya dalam memenuhi

kebutuhan pasar. Ketika pasar membutuhkan pasokan karet yang tinggi, karet

alam tidak mampu memenuhi produksi dalam waktu singkat, sehingga harga yang

ditawarkan cenderung lebih tinggi.

Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang banyak

ditanam dan diminati beberapa daerah di Indonesia. Tanaman karet dikelola oleh

perkebunan rakyat, perkebunan swasta, dan perkebunan negara. Perkebunan besar

karet di Indonesia baru dimulai di Pulau Sumatera pada tahun 1902 dan di Jawa

pada tahun 1906. Sejak itu, terjadi perluasan yang cepat, walaupun terjadi pula

masa suram. Selain perkebunan besar yang diusahakan oleh para pengusaha

perkebunan, berkembang pula perkebunan rakyat (petani karet) di luar Jawa yang

masih banyak tanah ladang yang mudah dijadikan perkebunan karet

(Setyamidjaja, 1993).

Page 22: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

8

Keberadaaan perkebunan karet memiliki dampak positif terhadap ekologi.

Kondisi udara akan lebih bersih dan segar karena tanaman karet dapat menyerap

karbondioksida serta menghasilkan oksigen yang baik untuk pernapasan manusia.

Selain itu, dari segi keindahan perkebunan karet bisa menjadi tempat wisata

disamping menghasilkan keuntungan dari sisi ekonomi.

2.2 Teori Penawaran

Penawaran adalah berbagai jumlah barang yang mau dan dapat dijual

(ditawarkan) pada berbagai kemungkinan harga dalam jangka waktu tertentu,

ceteris paribus yaitu jumlah produsen, harga faktor produksi, teknik produksi,

harga barang lain, harapan dan perkiraan akan masa depan (Gilarso, 2004).

Menurut Pracoyo (2006), penawaran adalah jumlah komoditas atau output, baik

berupa barang maupun jasa yang akan dijual oleh pengusaha kepada konsumen.

Penawaran (supply) menunjukkan jumlah (maksimum) yang mau dijual

pada berbagai tingkat harga (minimum) yang masih mendorong penjual untuk

menawarkan berbagai jumlah dari suatu barang. Titik beratnya pada kerelaan atau

kesediaan untuk menjual, bukan berapa jumlah barang yang sungguh-sungguh

terjual (Hanafie, 2010).

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai penawaran, dapat dikatakan

bahwa penawaran sebagai bentuk menarik para konsumen atas barang atau jasa

yang dimiliki oleh penjual dengan didukung berbagai faktor dan latar belakang

atas tindakannya untuk memenuhi kebutuhan para konsumen. faktor-faktor yang

mempengaruhi penawaran (Kurniawan dan Budhi, 2015) sebagai berikut.

Page 23: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

9

a. Biaya Input

Apabila biaya input berubah menjadi menjadi lebih murah atau menurun, hal

ini menunjukkan pergeseran ke kanan dari kurva penawaran karena dengan

harga yang sama menghasilkan kuantitas produk barang yang lebih besar

dengan catatan semua faktor lainnya yang dianggap konstan.

b. Teknologi atau Produktivitas

Terobosan perbaikan teknologi biasanya akan mengurangi biaya marginal dari

produksi barang sehingga produsen bisa memasok lebih banyak. Unit barang

ini terefleksikan dari pergeseran ke kanan pada kurva penawaran.

c. Pajak dan Subsidi

Pajak barang yang dibayar perusahaan sebagai tambahan biaya produksi,

sehingga akan menurunkan kurva penawaran atau bergeser ke kiri. Subsidi

pada dasarnya adalah anti-pajak atau subsidi pajak per unit barang dari

pemerintah yang akan menurunkan biaya per satuan produksi.

d. Ekspektasi harga

Kesediaan produsen untuk menyuplai hari ini kemungkinan akan

mempengaruhi harga hari esok dengan harapan dapat menjual barang dengan

harga yang lebih tinggi.

e. Harga dan Hasil Lain

Suatu perusahaan dapat memberdayakan sumber daya yang sama untuk

menghasilkan barang yang berbeda. Apabila barang A meningkat dan

pendapatan peluang keuntungan bagi produsen A, maka suplai barang dari

makanan B akan menurun dan suplai barang A naik.

Page 24: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

10

A

F

E

D

C

B

6

5

4

2

1

7

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Qx

Px

Sx

f. Jumlah Pemasok

Banyaknya produsen yang terlibat akan menyebabkan kurva penawaran

bergeser ke arah kanan sehingga barang yang disuplai bertambah dengan harga

yang sama.

g. Harga Dasar dan Harga Atas

Harga dasar adalah harga minimum yang ditetapkan pemerintah untuk jenis

barang atau jasa. Harga atas adalah harga maksimum yang ditetapkan

pemerintah untuk jenis barang atau jasa. Pemerintah menetapkan harga dasar

dan atau harga atas saat pelaku ekonomi berada pada posisi perpotongan kurva

permintaan dan suplai, dimana tidak ada manfaat bagi masyarakat secara

keseluruhan. Pemerintah melakukannya untuk menjaga agar tidak terjadi

jumlah kelebihan dan kekurangan.

Cara untuk menggambarkan kaitan antara harga dan jumlah barang yang

akan ditawarkan adalah dengan menggunakan kurva penawaran seperti pada

gambar berikut ini.

Gambar 2. Kurva Penawaran

Page 25: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

11

Gambar 3 menunjukkan kurva penawaran mempunyai kemiringan (slope)

positif, yaitu miring dari kiri bawah ke kanan atas. Hal ini berarti bahwa antara

harga X dan jumlah penawaran barang X mempunyai hubungan searah. Jika harga

barang X mengalami kenaikan, maka jumlah barang X yang ditawarkan akan

bertambah, dan sebaliknya jika harga barang X mengalami penurunan, maka

jumlah barang X yang ditawarkan akan berkurang.

Pada dasarnya, dalam melihat sifat hubungan antara barang atau jasa serta

kuantitas barang atau jasa yang ditawarkan maka digunakan hukum penawaran.

Hukum penawaran mengatakan β€œapabila harga suatu barang meningkat, maka

jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah, sebaliknya apabila harga suatu

barang menurun maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan berkurang”

dengan asumsi ceteris paribus atau hal-hal lain dianggap tetap (Nuraini, 2016).

2.3 Elastisitas Penawaran

Konsep respons penawaran dapat diketahui melalui elastisitas penawaran.

Adanya elastisitas penawaran dapat mengukur kuantitas yang ditawarkan terhadap

peubah yang mempengaruhinya dengan nilai antara nol sampai nilai yang tak

terhingga. Menurut Ghatak dan Ingersent (dalam Lukiawan, 2009), pendugaan

respons penawaran sederhana dapat didekati melalui konsep bahwa jumlah

produksi pertanian merupakan hasil perkalian antara luas areal tanam dengan

produktivitas. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.

Q = A.Y...............................................................................................(2.3.1)

Dimana, Q menunjukan jumlah produksi, A adalah luas areal, dan Y

menunjukkan produktivitas.

Page 26: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

12

Berdasarkan hal tersebut, perubahan produksi dari petani karet

dipengaruhi oleh perubahan luas areal dan perubahan produktivitas yang ada akan

mempengaruhi penawaran karet alam. Demikian luas areal dan produktivitas

masing-masing dipengaruhi oleh faktor lainnya. Menurut Lipsey (dalam

Oktavianto, 2009) jika kurva penawaran vertikal, maka jumlah yang ditawarkan

tidak akan berubah dengan adanya perubahan harga atau elastisitas penawaran

sama dengan nol. Sebaliknya, kurva penawaran yang horizontal memiliki

elastisitas penawaran yang tingginya tak terhingga, dimana penurunan harga

sedikit saja dapat menurunkan jumlah yang akan ditawarkan oleh produsen dari

jumlah yang tak terhingga besarnya menjadi nol.

Respons penawaran dapat diturunkan dari persamaan (2.3.1) dengan

mendiferensiasikannya terhadap harga, menjadi

βˆ‚Q

βˆ‚P = Y

βˆ‚A

βˆ‚P + A

βˆ‚Y

βˆ‚P..................................................................................(2.3.2)

dengan mengasumsikan tingkat pengembalian yang konstan (constant return to

scale) kemudian membagi kedua ruas dengan Q/P, maka didapatkan

dQ/dP

Q/P =

Q

A.βˆ‚A

βˆ‚P

Q/P +

Q

Y.βˆ‚Y

βˆ‚P

Q/P.................................................................................(2.3.3)

eQP =

βˆ‚A

βˆ‚P

A/P +

βˆ‚Y

βˆ‚P

Y/P....................................................................................(2.3.4)

maka,

eQP = eAP + eYP .....................................................................................(2.3.5)

dimana:

eQP = elastisitas (respons) penawaran karet alam terhadap harga

eAP = elastisitas (respons) areal tanaman terhadap harga

Page 27: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

13

eYP = elastisitas (respons) produktivitas terhadap harga

2.4 Teori Model Cobb-Douglas

Barang yang telah jadi dan diperoleh kemudian digunakan merupakan

hasil produksi. Dalam sistem industri modern, produksi didefinisikan sebagai

suatu proses transformasi nilai tambah dari input menjadi output. Hubungan

antara input dan output dapat dicirikan melalui suatu fungsi produksi (Gaspers,

1996).

Fungsi produksi merupakan fungsi yang dapat menunjukkan hubungan

teknis antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input)

yang dikenal dengan istilah Factor Relationship (FR). Secara matematis, fungsi

produksi dapat dijabarkan sebagai berikut (Hanafie, 2010).

Y = f(X1, X2, X3 ........ Xn)......................................................................(2.4.1)

Dimana Y adalah output dan X1, X2, X3 ........ Xn adalah faktor-faktor produksi.

Sementara simbol f menunjukkan hubungan dari perubahan input menjadi output.

Sumber: Hanafie, 2010

Gambar 3. Hubungan Fungsional Produksi Fisik dan Faktor Produksi

Page 28: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

14

Berdasarkan grafik, kurva melengkung dari kiri bawah ke kanan atas sampai titik

tertentu dan berubah arah sampai titik maksimum kemudian turun kembali

menunjukkan fungsi produksi.

Fungsi produksi yang paling banyak dipakai oleh para ekonom adalah

fungsi produksi Cobb-Douglas dengan bentuk linear-logaritmik. Fungsi produksi

Cobb-Douglas adalah suatu persamaan yang melibatkan dua variabel atau lebih,

variabel tersebut yakni variabel independen dan variabel dependen. Secara

matematis, bentuk persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas (Situmorang, 2007)

adalah sebagai berikut.

Y = a X1b1 X2

b2 ..........Xibi...........Xn

bn eu..............................................(2.4.2)

Bila fungsi Cobb Douglas tersebut dinyatakan oleh hubungan antara Y dan X,

maka persamaannya:

Y = f(X1, X2, .......... Xi........Xn)...........................................................(2.4.3)

dimana:

Y = variabel yang dijelaskan (dependent variable)

X = variabel yang menjelaskan (independent variabel)

a, b = besaran yang akan diduga

u = galat (disturbance term)

e = logaritma natural, e = 2, 718

Dalam memudahkan pendugaan terhadap persamaan di atas, maka

persamaan tersebut diubah menjadi linier berganda dengan cara menjadikannya

bentuk logaritma berikut.

Y = f(X1, X2), dan

Page 29: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

15

Y = a X1b1 X2

b2 eu................................................................................(2.4.4)

dimana:

Y = output

X1, X2 = jenis input

a = indeks efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output

b1, b2 = elastisitas produksi dari input yang digunakan

logaritma dari persamaan (2.4.4) adalah:

Log Y = log a + b1 log X1 + b2 log X2 + u

Y* = a* + b1X1 + b2X2 + u..................................................................(2.4.5)

Persamaan hasil logaritma di atas dapat diselesaikan dengan cara regresi

berganda dalam memudahkan perhitungan dengan mentransformasikan logaritma

natural (ln), sehingga persamaan menjadi

Ln Y = Ln a + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + u.............................................(2.4.6)

Berdasarkan pada persamaan tersebut, terlihat bahwa b1 dan b2 adalah tetap

meskipun variabel yang terlibat telah berbentuk logaritma karena b1 dan b2 pada

fungsi Cobb-Douglas menunjukkan elastisitas X terhadap Y. Penyelesaian fungsi

Cobb-Douglas yang selalu dilogaritmakan dan diubah bentuk fungsi liniernya,

maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum menggunakan fungsi

produksi Cobb-Douglas, antara lain:

a. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol, sebab logaritma dari nol adalah

suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui (infinite).

b. Dalam fungsi produksi perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan teknologi pada

tiap pengamatan (non neutral difference in the respectives technologies).

Page 30: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

16

c. Variabel input berada pada perfect competition.

d. Faktor-faktor lain yang tidak tercakup pada model seperti iklim sudah

diperhitungkan dalam u.

2.5 Teori Respons Penawaran

Respons penawaran menunjukkan pengaruh harga dari barang produksi

yang ditawarkan dengan menganggap faktor-faktor lainnya seperti teknologi dan

faktor input dianggap konstan atau tetap. Jika kurva supply menggambarkan

hubungan antara harga dan kuantitas dengan asumsi ceteris paribus atau

menganggap semua faktor lain konstan, maka respons penawaran

menggambarkan respons output terhadap perubahan harga dengan tidak menahan

faktor lain konstan.

Menurut Ghatak dan Ingersent (dalam Oktavianto, 2009) bahwa dalam

ilmu ekonomi, respons penawaran berarti variasi dari output pertanian dan luas

areal panen dan kaitannya dengan perubahan harga. Secara sistematis, fungsi

respons penawaran dituliskan sebagai berikut.

Qt = f (Pt-1, At, Wt, Ut)...........................................................................(2.5.1)

Dimana Q menunjukkan jumlah dari hasil produk pertanian, P sebagai tingkat

harga suatu produk, A merupakan luas areal panen, W menunjukkan keadaan

cuaca, T adalah periode waktu dan U adalah istilah error pada suatu statistik.

Dalam mengestimasi respons penawaran komoditi pertanian, model

ekonometrik yang sering digunakan dalam ilmu ekonomi ialah model Nerlove.

Model nerlove bersifat dinamis dengan asumsi bahwa output sebagai fungsi harga

yang telah ditentukan, penyesuaian areal, dan beberapa variabel eksogen lainnya.

Page 31: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

17

Menurut Gujarati (dalam Lukiawan, 2009), sebuah model dikatakan dinamis jika

nilai berikutnya dari variabel dependen dipengaruhi oleh nilai pada periode

sebelumnya. Bentuk yang tereduksi (reducted form) dari model Nerlove akan

berbentuk model autoregressive karena model tersebut memasukkan nilai lag

dari variabel dependen diantara variabel-variabel penjelasnya. Model Nerlove

membuat hipotesis terhadap reaksi petani atas dasar harga yang diinginkan dan

penyesuaian parsial areal (produksi).

Menurut Braulke (1982), dalam versi paling sederhana dari model Nerlove

terdiri dari tiga persamaan sebagai berikut.

At* = Ξ±0 + Ξ±1Pt* + ut............................................................................(2.5.2)

Pt*= P*t-1 + Ξ² (Pt-1 βˆ’ P*t-1)....................................................................(2.5.3)

At = At-1 + (A*t βˆ’ At-1).....................................................................(2.5.4)

Dimana At dan A*t adalah area aktual yang diinginkan di bawah penanaman (atau

kadang-kadang keluaran atau hasil) pada waktu t. Pt, dan P*t adalah harga aktual

dan yang diharapkan pada waktu t. Ξ², dan adalah koefisien penyesuaian dan

yang diharapkan masing-masing. Eliminasi variabel A* dan P* mengarah

langsung sehingga reduced form-nya menjadi :

At = b0 + b1Pt-1 + b2At-1 + b3At-2 + vt ....................................................(2.5.5)

dengan

b0 = Ξ±0 Ξ², b1 = Ξ±1 Ξ², b2 = (1 βˆ’ Ξ²) + (1 βˆ’ ), b3 = βˆ’(1 βˆ’ Ξ²) (1 βˆ’ )

dan

vt = (ut βˆ’ (1 βˆ’ Ξ²)ut-1)

Page 32: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

18

darimana parameter kunci Ξ±1 dapat diambil dengan menggunakan identitas Ξ±1 =

b1/(1βˆ’b2βˆ’b3). Penetapan harga jangka panjang kemudian biasanya dihitung

seperti berikut.

= Ξ±1 P

Δ€ =

b1

1βˆ’b2βˆ’b3

P

Δ€ ............................................................................(2.5.6)

Bukan rasionalisasi ekonomi dari model (2.5.2) hingga model (2.5.4)

ataupun masalah estimasi yang berhubungan dengan munculnya variabel-variabel

dependen dan kemungkinan korelasi berantai mengenai gangguan jangka waktu

(2.5.5) yang bukan masalah disini. Pada kenyataannya, pada apa yang mengikuti

korelasi serial seperti itu di antara gangguan akan diasumsikan jauh dalam

mengisolasi lebih efek dugaan masalah kolinearitas. Kolinearitas ini muncul

karena tampilan simultan dari variabel Pt-1 dan At-1 pada model (2.5.5). Dalam

banyak aplikasi praktis dua variabel ini akan berhubungan dengan fungsi

permintaan melambat satu periode,

Pt-1 = Ξ΄0 + Ξ΄1At-1 + wt-1 ........................................................................(2.5.7)

Dimana wt-1 merupakan beberapa istilah acak, Ξ΄1 adalah negatif dan Ξ΄0 mewakili

determinan permintaan lain seperti jumlah penduduk atau pendapatan.

Sebenarnya, jika pasar yang sedang dipertimbangkan tidak dikuasai oleh

pemerintah atau didominasi oleh pasar daerah sekitar atau pasar dunia, orang akan

berharap output sebenarnya pada t-1 untuk mengikuti secara dekat areal aktual At-1

dan demikian sebuah korelasi negatif ada diantara At-1 dan Pt-1.

Page 33: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

19

2.6 Respons Beda Waktu (Lagged) pada Komoditi Pertanian

Respons produksi komoditas pertanian terhadap perubahan harga dan

faktor penentu lainnya memerlukan tenggang waktu atau time lagged (Adnyana,

2013). Sehingga proses produksi komoditi merupakan fungsi dari waktu

disamping faktor-faktor peubah lainnya. Kenaikan harga dari suatu komoditas

pertanian pada saat faktor lain tidak berubah akan mendorong produsen untuk

meningkatkan jumlah komoditas yang akan ditawarkan. Sebaliknya, jika harga

komoditas pertanian turun maka akan mendorong produsen untuk mengurangi

jumlah komoditas yang akan ditawarkan. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan

bahwa produsen bertindak rasional dengan berusaha memaksimalkan keuntungan.

Produsen akan menggunakan input sampai batas dimana biaya per satu input sama

dengan nilai tambahan per satuan output.

Nuryanti (2016) menyatakan, penawaran tidak hanya ditentukan oleh

variabel ekonomi pada waktu yang bersamaan, tetapi juga ditentukan oleh

variabel pada waktu sebelumnya. Dalam sektor pertanian terdapat tenggang waktu

antara pengambilan keputusan produksi dengan realisasi produksi. Keputusan

produksi dibuat satu periode sebelum realisasi penjualan produk. Apabila

keputusan produksi diambil pada waktu t berdasarkan pada harga yang terjadi

pada waktu t, yaitu Pt, produk tidak terealisasi pada waktu t, sehingga Pt

berpengaruh terhadap produksi tahun t atau Qt melainkan Qt+1. Tenggang waktu

tanggapan tersebut dapat ditulis dalam persamaan berikut ini

Qst+1 = f(Pt) atau Qst+1 = f(Pt-1)............................................................(2.6.1)

Page 34: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

20

Selain itu, penawaran tahun ini juga dipengaruhi oleh penawaran dan harga input

tahun sebelumnya, sehingga fungsi penawaran menjadi

Qst+1 = f(Qst, Pt, Pft) atau Qst = f(Qst-1, Pt-1, Pft-1).................................(2.6.2)

Respons penawaran terjadi karena seluruh kegiatan produksi ditentukan

oleh faktor-faktor penentu pada waktu sebelumnya. Ketika tanaman karet ditanam

pada waktu t akan menghasilkan pada waktu t+5 atau t+6. Jika lahan karet

dijadikan peubah bebas dan hasil sebagai peubah tidak bebas, maka pengaruh

peubah bebas tidak akan terlihat pada waktu yang sama tetapi justru akan

disebarkan pada waktu yang akan datang.

2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu menjadi bahan pertimbangan pada penelitian yang

dilakukan dengan melihat perbedaan dan persamaan penelitian yang relevan.

Berikut beberapa hasil penelitian mengenai respons penawaran komoditi

pertanian.

Tabel 2. Penelitian Terdahulu yang Relevan

No Nama Judul Hasil Penelitian

1 Mohammad

Natsir

(2015)

Analisis Supply

Response Jagung

di Daerah Sentra

Produksi Utama

Indonesia

1. Perkembangan jagung Indonesia

dengan periodisasi musim tanam

jagung terjadi perbedaan setiap

dekade pada tren luas panen,

produksi dan produktivitas

2. Peningkatan luas panen

dipengaruhi oleh peningkatan

harga jagung impor dan harga

pakan, kemudian penurunan harga

beras dan ubi kayu. Peningkatan

produktivitas dipengaruhi oleh

peningkatan harga jagung, harga

benih jagung dan harga pupuk

TSP, kemudian penurunan harga

Page 35: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

21

pupuk urea dan harga jagung dari

harga maksimum sebelumnya.

3. Penawaran jagung periode

sebelumnya selalu direspons positif

oleh petani jagung Indonesia.

4. Elastisitas penawaran jagung

Indonesia secara umum inelastis

terhadap perubahan harga jagung,

tetapi dalam jangka panjang lebih

elastis karena adanya penyesuaian

kebiasaan petani.

2 Lukman

Kresno

Oktavianto

(2009)

Analisis Respon

Penawaran Kelapa

Sawit di Indonesia

1. Faktor-faktor yang berpengaruh

nyata terhadap respon luas areal

tanaman kelapa sawit adalah luas

areal lag 1 tahun sebelumnya,

harga CPO, dan harga karet alam.

Faktor-faktor yang berpengaruh

nyata terhadap respon produktivitas

kelapa sawit adalah produktivitas

lag 1 tahun sebelumnya, harga

CPO, harga pupuk urea, dummy

kebijakan inti plasma, dan harga

pestisida

2. Respon luas areal kelapa sawit di

Indonesia terhadap harga CPO

bertanda positif baik dalam jangka

pendek maupun jangka panjang.

Respon produktivitas kelapa sawit

terhadap harga CPO bertanda

positif baik dalam jangka pendek

maupun jangka panjang.

3. Respon penawaran kelapa sawit di

Indonesia bertanda positif baik

dalam jangka pendek maupun

jangka panjang dan bersifat

inelastis

3 Reza

Lukiawan

(2009)

Analisis Respon

Penawaran Kopi di

Indonesia

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi

perubahan luas areal kopi adalah

harga kopi tahun sebelumnya,

harga kelapa sawit tahun

sebelumnya dan luas areal tahun

sebelumnya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi respon

produktivitas adalah harga kopi

dan upah buruh perkebunan.

2. Respon penawaran kopi terhadap

Page 36: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

22

harga kopi dalam jangka pendek

sebesar 0,1715, sedangkan, respon

penawaran kopi terhadap harga

kopi dalam jangka panjang sebesar

0,3679.

4 Dedi

Wahyu

Wicaksono

(2011)

Analisis

Penawaran

Cengkeh di

Karanganyar

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi

penawaran cengkeh dengan

pendekatan luas areal tanam adalah

luas areal tanam cengkeh tahun

sebelumnya, harga cengkeh tahun

sebelumnya, kebijakan pemerintah

mengenai pembentukan BPPC, dan

adanya serangan penyakit BPKC di

Kabupaten Karanganyar.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi

penawaran cengkeh dengan

pendekatan produktivitas adalah

produktivitas tahun sebelumnya,

harga pupuk NPK, rata-rata curah

hujan, kebijakan pemerintah

mengenai pembentukan BPPC, dan

serangan penyakit BPKC terhadap

produktivitas cengkeh di

Kabupaten Karanganyar.

3. Elastisitas penawaran cengkeh di

Kabupaten Karanganyar bersifat

elastis baik dalam jangka pendek

maupun jangka panjang. Diantara

elastis jangka pendek dan jangka

panjang lebih elastis jangka

panjang.

5 Nurul

Fadlillah

(2012)

Analisis

Penawaran Karet

di Provinsi Jawa

Tengah

1. Faktor-faktor yang secara bersama-

sama berpengaruh nyata terhadap

karet di Provinsi Jawa Tengah

adalah harga karet pada tahun

sebelumnya, rata-rata curah hujan

pada tahun berjalan, luas areal

karet pada tahun berjalan, variabel

dummy ITRO dan produksi karet

tahun sebelumnya

2. Faktor-faktor yang secara individu

berpengaruh nyata terhadap

penawaran di provinsi Jawa

Tengah adalah harga ekspor karet

pada tahun sebelumnya, rata-rata

curah hujan pada tahun berjalan,

Page 37: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

23

variabel dummy ITRO, dan

produksi karet tahun sebelumnya.

3. Elastisitas penawaran terhadap

variabel harga karet tahun

sebelumnya, dan rata-rata curah

hujan tahun berjalan baik pada

jangka pendek maupun jangka

panjang bersifat inelastis.

Sedangkan elastisitas penawaran

karet tahun sebelumnya pada

jangka pendek bersifat inelastik

dan pada jangka panjang bersifat

inelastis.

2.8 Kerangka Pemikiran

Tanaman karet alam merupakan tanaman tahunan yang dibudidayakan

untuk diolah menjadi bahan atau peralatan rumah tangga maupun industri-industri

kecil dan besar pada beberapa perusahaan nasional maupun internasional. Sebab

karet alam dikenal dengan teksturnya yang elastis sehingga memiliki banyak

kegunaan dalam kehidupan. Produksi karet alam dibentuk oleh faktor-faktor

produksi seperti tenaga kerja, luas areal, pupuk, pestisida, dan jumlah bibit yang

akan ditanam dengan mempertimbangkan banyak hal sebelum dijual atau

ditawarkan kepada konsumen.

Upaya dalam mengetahui respons penawaran pengusaha karet alam dapat

diketahui melalui adanya perubahan produksi dengan pendekatan luas areal dan

produktivitas. Dimana produksi adalah perkalian antara luas areal dan

produktivitas. Agar mengetahui tingkat perubahan produksi karet alam, maka

perlu ditelusuri peubah-peubah bebas yang mempengaruhi luas areal dan

produktivitasnya.

Page 38: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

24

Komoditas pertanian memiliki respons beda kala (lagged), dalam hal ini

termasuk perkebunan karet alam. Sehingga, masing-masing luas areal dan

produktivitas akan dimasukkan peubah lag dari peubah-peubah bebas dengan

menggunakan model Nerlove. Penggunaan model Nerlove akan diketahui

bagaimana respons areal dan respons produktivitas karet alam baik dalam jangka

panjang maupun pada jangka pendek. Kemudian, hasil kalkulasi dapat diketahui

respons (elastisitas) penawaran karet alam di Sulawesi Selatan. Sehingga dapat

dibentuk kerangka pemikiran sebagai berikut.

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Analisis Respons Penawaran Komoditas Karet

Alam di Sulawesi Selatan

Komoditas

Karet Alam

Luas Areal

Karet Alam

Produktivitas

Karet Alam

Respons Luas Areal

Karet Alam

Respons Produktivitas

Karet Alam

Respons Penawaran

Karet Alam

Harga

Karet Alam

Page 39: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

25

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih adalah Provinsi Sulawesi Selatan.

Pemilihan lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) karena Sulawesi

Selatan merupakan salah satu daerah penghasil karet di Indonesia. Adapun waktu

penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2020.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Mengacu pada penelitian yang berdasarkan pada sumber data sekunder,

maka penelitian dilakukan dengan mengambil seluruh data yang berhubungan

dengan respons penawaran karet berupa data tahunan (t). Penentuan sampel data

karet alam diambil dari periode tahun 1997-2017 (21 tahun).

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dengan deret waktu (time

series) selama 21 tahun (1997-2017). Data sekunder yang diambil merupakan data

mengenai karet alam yang diperoleh peneliti dari Badan Pusat Statistik, Direktorat

Jenderal Tanaman Perkebunan, Kementerian Pertanian, serta website resmi yang

berkaitan dengan penelitian ini yaitu jurnal, skripsi, dan e-book.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yakni

dengan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi berupa pengumpulan data-data

Page 40: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

26

yang dianggap relevan dengan penelitian respons penawaran karet alam yaitu

harga karet alam, , harga pupuk urea, jumlah produksi karet alam, produktivitas

karet alam, luas areal karet alam, dan kondisi iklim.

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan model distribusi beda kala (time lagged)

dengan metode penyelesaian model Nerlove berupa persamaan tunggal regresi

berganda serta menggunakan fungsi Logaritma Natural (ln) untuk menganalisis

respons penawaran karet alam di Sulawesi Selatan. Adapun metode analisis

permasalahan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian

deskriptif-kuantitatif dengan model ekonometrika. Dalam mempermudah analisis

data, maka dibuat spesifikasi model analisis sebagai berikut.

a. Model Respons Luas areal (A)

Produksi karet alam dipengaruhi oleh luas areal dan produktivitas,

sementara untuk mengetahui respons penawaran karet alam digunakan respons

luas areal melalui variabel-variabel yang mempengaruhinya. Variabel yang akan

dimasukkan adalah luas areal tahun sebelumnya, harga karet alam tahun

sebelumnya, dan iklim curah hujan pada tahun sekarang dengan model time

lagged berikut ini.

𝐴𝑑 = π‘Ž0 + π‘Ž1π΄π‘‘βˆ’1+ π‘Ž2π»πΎπ΄π‘‘βˆ’1 + π‘Ž3𝐢𝐻𝑑 + 𝑒𝐴𝑑..............................................3.5.1)

Kemudian ditransformasikan ke dalam model ln:

𝑙𝑛𝐴𝑑 = π‘Ž0 + π‘Ž1π‘™π‘›π΄π‘‘βˆ’1+ π‘Ž2π‘™π‘›π»πΎπ΄π‘‘βˆ’1 + π‘Ž3𝑙𝑛𝐢𝐻𝑑 + 𝑒𝐴𝑑..............................(3.5.2)

dimana:

Page 41: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

27

A = luas areal (ha/thn)

π΄π‘‘βˆ’1 = luas areal tahun sebelumnya(ha)

π»πΎπ΄π‘‘βˆ’1= harga karet alam (Rp/kg)

𝐢𝐻𝑑 = iklim curah hujan tahun sekarang (mm)

π‘Ž0 = konstanta persamaan regresi

π‘Ž1-π‘Ž3 = parameter dugaan

π‘‘βˆ’1 = tahun sebelumnya

t = rangkaian tahun

e = logaritma natural

b. Model Respons Produktivitas (Y)

Variabel yang dimasukkan dalam respons produktivitas yakni

produktivitas tahun sebelumnya, harga karet alam tahun sebelumnya, dan harga

pupuk urea tahun sebelumnya dengan model time lagged berikut ini..

π‘Œπ‘‘ = 𝑏0 + 𝑏1 π‘Œπ‘‘βˆ’1 + 𝑏2π»πΎπ΄π‘‘βˆ’1 + 𝑏3𝐻𝑃 π‘‘βˆ’1 + π‘’π‘Œπ‘‘ .........................................(3.5.3)

Kemudian ditransformasikan ke dalam model ln:

π‘™π‘›π‘Œπ‘‘ = 𝑏0 + 𝑏1 π‘™π‘›π‘Œπ‘‘βˆ’1 + 𝑏2π‘™π‘›π»πΎπ΄π‘‘βˆ’1 + 𝑏3𝑙𝑛𝐻𝑃 π‘‘βˆ’1 + π‘’π‘Œπ‘‘ ...........................(3.5.4)

dimana:

Y = produktivitas karet alam (kg/ha)

π‘Œπ‘‘βˆ’1 = produktivitas tahun sebelumnya (ton/ha)

π»πΎπ΄π‘‘βˆ’1 = harga riil karet alam (Rp/kg)

π»π‘ƒπ‘‘βˆ’1 = harga riil pupuk urea (Rp/kg)

Page 42: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

28

c. Model Respons Penawaran

Respons penawaran dapat diketahui berdasarkan hasil respons luas areal

dan produktivitas karet alam. Respons tersebut dapat dilihat pada persamaan

sebelumnya (2.3.5) yaitu:

eQP = eAP + eYP

Pendugaan respons penawaran karet alam (eQP) terhadap harga sendiri dapat

diketahui melalui respons penawaran luas areal (eAP) dan produktivitas (eYP)

terhadap harga sendiri. Elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang

luas areal dan produktivitas dapat dihitung sebagai berikut.

1) Elastisitas respons luas areal

𝐸𝑝𝑑= 𝛿𝐴

𝑋𝑖 *

𝑋𝑖

𝐴 =

𝛿 𝑙𝑛 𝐴

𝛿 𝑙𝑛 𝑋𝑖

𝐸𝑝𝑗= 𝐸𝑝𝑑

𝑑 =

𝐸𝑝𝑑

(1βˆ’π‘π‘‘βˆ’1) .......................................................................(3.5.6)

2) Elastisitas respons produktivitas

𝐸𝑝𝑑 = π›Ώπ‘Œ

𝑋𝑖 *

𝑋𝑖

π‘Œ =

π›Ώπ‘Œ

𝛿 𝑙𝑛 𝑋𝑖

𝐸𝑝𝑗 = 𝐸𝑝𝑑

𝑑 =

𝐸𝑝𝑑

(1βˆ’π‘π‘‘βˆ’1) ......................................................................(3.5.7)

𝐸𝑝𝑑 = elastisitas jangka pendek

𝐸𝑝𝑗 = elastisitas jangka panjang

A = luas areal

Y = produktivitas

Xi = peubah bebas ke-i

π‘π‘‘βˆ’1 = koefisien peubah lag endogen

Ξ΄ = koefisien penyesuaian (0 < Ξ΄ > 1)

Page 43: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

29

dengan kriteria:

a) Es > 1 (elastis), berarti setiap perubahan variabel X dalam 1 satuan

yang mempengaruhi penawaran karet alam, maka perubahan penawaran

karet alam lebih besar dari 1 satuan.

b) Es < 1 (inelastis), berarti setiap perubahan variabel X dalam 1 satuan

yang mempengaruhi penawaran karet alam, maka perubahan penawaran

karet alam kurang dari 1 satuan

c) Es = 1 (unitary elastis), berarti setiap perubahan variabel X dalam 1

satuan yang mempengaruhi penawaran karet alam, maka penawaran

akan sama dengan 1 satuan.

d) Pengujian Model

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) hasil yang menunjukkan pengaruh dari variabel

bebas (independent variabel) terhadap variabel tak bebas (dependent

variabel). Semakin besar nilai determinasi (R2) yakni jika nilai R2 semakin

mendekati nilai 1, maka suatu regresi semakin layak untuk dijadikan acuan

untuk memprediksi hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas.

Dalam menghitung koefisien determinasi dapat dihitung dengan rumus

berikut.

R2 = π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘˜π‘’π‘Žπ‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘Ÿπ‘’π‘ π‘–π‘‘π‘’π‘Žπ‘™

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘˜π‘’π‘Žπ‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™

Page 44: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

30

2. Uji Simultan (Uji-f)

Uji f digunakan untuk untuk menguji secara bersama-sama bagaimana

tingkat pengaruh nyata variabel bebas terhadap variabel tak bebas, dengan

menggunakan hipotesis berikut.

H0 : b1 = b2 = b3... = bi=0

(tidak ada pengaruh nyata variabel-variabel)

H1 : b1 β‰  b2 β‰  b3 β‰  ...β‰ bi β‰  0

(minimal ada salah satu bi β‰  0)

Dengan kriteria uji:

a) Probability F-statistic < taraf nyata (Ξ±) maka H0 ditolak dan H1 diterima

yang berarti variabel bebas secara bersama berpengaruh nyata terhadap

variabel tak bebas.

b) Probability F-statistic > taraf nyata (Ξ±) maka H0 diterima dan H1 ditolak

yang berarti variabel bebas secara bersama tidak mempunyai pengaruh

nyata terhadap variabel tak bebas.

3. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh nyata variabel bebas tertentu

(parsial) terhadap variabel tak bebas. Pengujian ini (uji t) dengan

menggunakan hipotesis berikut.

Uji satu arah:

H0 : b1 = b2 = ... = bi = 0

H1 : bi > 0 atau bi < 0

Page 45: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

31

Jika t hitung > tΞ± , tolak H0 dan H1 diterima yang berarti variabel

berpengaruh pada taraf Ξ±.

Uji dua arah:

H0 : b1= b2 = ... = bi = 0

H1 : minimal ada salah satu variabel β‰  0

Jika t hitung > tΞ±/2, tolak H0 dan H1 diterima yang berarti variabel

berpengaruh terhadap taraf Ξ±.

Page 46: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

32

3.6 Defenisi Operasional

1. Karet alam adalah komoditas perkebunan yang menjadi objek penelitian

untuk melihat respons penawarannya.

2. Respons penawaran karet alam adalah pengaruh harga dan pengaruh

variabel lainnya. Respons penawaran dapat diketahui dari hasil respons

luas areal dan produktivitas karet alam.

3. Respons luas areal karet alam adalah pengaruh harga dari variabel bebas

dan variabel tak bebas. Variabel bebas yang dimasukkan adalah luas areal

tahun sebelumnya, harga karet alam tahun sebelumnya, dan iklim curah

hujan pada tahun sekarang.

4. Respons produktivitas karet alam adalah pengaruh harga dari variabel

bebas dan variabel tak bebas. Variabel bebas yang dimasukkan dalam

respons produktivitas yakni produktivitas karet alam sebelumnya, harga

karet alam tahun sebelumnya, dan harga pupuk urea tahun sebelumnya.

5. Elastisitas penawaran adalah tingkat kepekaan atau respons terhadap

perubahan harga harga karet alam.

Page 47: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

33

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Secara astronomis, Sulawesi Selatan terletak antara 0o 12’ Lintang Selatan

dan antara 116o 48’ – 122o 36’ Bujur Timur dan dilalui oleh garis khatulistiwa

yang terletak pada garis lintang 00. Berdasarkan posisi geografisnya, provinsi

Sulawesi Selatan memiliki batas-batas:

1. Bagian Utara : Provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah

2. Bagian Selatan : Laut Flores

3. Bagian Barat : Selat Makassar

4. Bagian Timur : Teluk Bone dan Provinsi Sulawesi Tenggara

Berdasarkan pada letak geografis, Sulawesi Selatan mempunyai dua kabupaten

kepulauan, yaitu Kepulauan Selayar dan Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep).

Sulawesi Selatan terdiri dari 24 kabupaten/kota yang terdiri dari 21

kabupaten dan 3 kota, yaitu: Kepulauan Selayar, Bulukumba, Jeneponto, Takalar,

Gowa, Sinjai, Maros, Pangkep, Barru, Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang,

Enrekang, Luwu, Tana Toraja, Luwu Utara, Luwu Timur, Toraja Utara, Kota

Makassar, Kota Pare-Pare dan Kota Palopo.

Luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan tercatat 46.717,48 km persegi

yang meliputi 21 kabupaten dan 3 kota. Kabupaten Luwu Utara kabupaten terluas

dengan luas 7.502,58 km persegi atau luas kabupaten tersebut merupakan 16,06

persen dari seluruh wilayah Sulawesi Selatan. Sementara itu, Kota Pare-Pare

Page 48: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

34

merupakan kabupaten dengan luas wilayah terkecil dengan luas 99,33 km persegi

atau 0,21 persen dari wilayah Sulawesi Selatan.

Berdasarkan data pada tahun 2019 rata-rata suhu udara 27,10o C di Kota

Makassar dan sekitarnya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Suhu udara

maksimum di Kota Makassar 32,20oC. Kelembaban udara di Kota Makassar rata-

rata 80 persen dan minimum 71 persen.

4.2 Kondisi Demografis

1. Jumlah, Laju Pertumbuhan, dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk setiap provinsi sangat beragam dan bertambah dengan

laju pertumbuhan yang beragam pula. Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah

satu provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Jumlah penduduk

Sulawesi Selatan mengalami peningkatan tiap tahun. Pada tahun 2010 jumlah

penduduk berjumlah 8.060,4 ribu jiwa, lalu tahun 2019 meningkat dengan laju

pertumbuhan 1,05% menjadi 8.851,2 ribu jiwa. Sementara itu, jumlah penduduk

provinsi Sulawesi Selatan tertinggi berada di Kota Makassar dengan jumlah

1.526,7 ribu jiwa dan jumlah penduduk terendah berada di Kepulauan Selayar

dengan jumlah penduduk 135,6 ribu jiwa.

Tabel 3. Jumlah, Laju Pertumbuhan, dan Kepadatan Penduduk Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 2010 dan 2019

Tahun Jumlah

penduduk

Laju Pertumbuhan per

Tahun (%)

Kepadatan Penduduk

per km2

2010 8.060,4 1,19 176

2019 8.851,2 1,05 193

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Selatan, 2020

Page 49: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

35

2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Berdasarkan kelompok umur, penduduk terbanyak di Provinsi Sulawesi

Selatan berada di kelompok umur 5-9 tahun. Tahun 2019, rasio jenis kelamin

yang dimiliki provinsi Sulawesi Selatan berjumlah 95,6 % dengan jumlah laki-

laki 4.326.409 jiwa dan perempuan 4.524.831 jiwa.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2019

Kelompok Umur Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 420.691 404.024 824.715

5-9 423.310 407.118 830.428

10-14 409.791 392.082 801.873

15-19 405.550 388.070 793.620

20-24 398.854 389.880 788.734

25-29 345.642 356.975 702.617

30-34 306.753 330.160 636.913

35-39 289.129 322.228 611.357

40-44 282.734 309.984 592.718

45-49 266.342 289.913 556.255

50-54 226.790 252.188 478.978

55-59 178.011 205.061 383.072

60-64 137.048 159.195 296.243

65-69 99.534 119.401 218.935

70-74 67.287 90.829 158.116

75+ 68.943 107.723 176.666

Sulawesi Selatan 4.326.409 4.524.409 8.851.240

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Selatan, 2020

3. Mata Pencaharian

Berdasarkan pada pengelompokan kategori utama jenis pekerjaan, pada

Februari 2020 penduduk Sulawesi Selatan paling banyak bekerja pada sektor

pertanian sekitar 1,43 juta orang atau sebesar 36,35 persen dari total penduduk

Page 50: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

36

yang bekerja. Sementara jasa pendidikan paling sedikit menyerap tenaga kerja.

Sektor industri pengolahan dan administrasi pemerintah mengalami peningkatan

jumlah pekerja.

Tabel 5. Penduduk Usia Produktif yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan

Utama, Februari 2018-Februari 2020 (orang)

No. Kegiatan

Utama

Februari

2018

Februari

2019

Februari

2020

Perubahan

feb 2018-

feb 2019

Perubahan

feb 2019-

feb 2020

1. Pertanian 1.617.680 1.513.552 1.428.532 -104.128 -85.020

2. Perdagangan 652.232 739.575 730.328 87.343 -9.247

3. Industri

Pengolahan

304.224 317.478 322.208 13.254 4.730

4. Adm.

Pemerintah

262.878 257.238 266.130 -5.640 8.892

5. Jasa

Pendidikan

253.103 233.565 231.355 -19.538 -2.210

6. Konstruksi 236.673 241.897 244.571 5.224 2.674

7. Lainnya 622.506 631.252 685.057 8.746 53.805

Jumlah 3.949.296 3.934.557 3.908.181 -14.739 -26.376

BPS Provinsi Sulawesi Selatan, 2020

4. Pendidikan

Tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk menjadi

salah satu indikator dari tingkat Sumber Daya Manusia (SDM). Tahun 2019

persentase tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk Sulawesi

Selatan terbanyak berada pada kategori SD-SMP, yaitu sebesar 44,00 persen dan

terkecil pada kategori tidak punya ijazah sebesar 15,17 persen. Semakin

bertambahnya persentase penduduk yang menamatkan jenjang pendidikan SMA

ke atas jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan kemajuan

Sulawesi Selatan dalam hal pendidikan

Page 51: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

37

Berdasarkan dari sudut pandang gender bahwa tidak ada lagi tendensi

diskriminatif terhadap kesempatan pendidikan bagi kaum perempuan.

Ketimpangan pemerataan tingkat pendidikan yang ditamatkan perempuan hanya

unggul pada tingkat pendidikan SLTP ke bawah. Pada tingkat SLTA ke atas

tingkat pendidikan kaum perempuan sangat minim.

Tabel 6. Persentase Penduduk Usia Produktif Menurut Tingkat Pendidikan yang

Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Provinsi Sulawesi Selatan 2019

Kategori Jenis Kelamin Persentase Penduduk

Umur 15 Tahun ke Atas Laki-laki Perempuan

Belum Punya Ijazah 15,10 % 15,64 % 15,17 %

SD-SMP 39,61 % 41,18 % 40,43 %

SMA ke atas 45,29 % 43,58 % 44,00 %

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Selatan, 2019

4.3 Kondisi Pertanian

Luas panen tanaman padi di Sulawesi Selatan tahun 2019 seluas

1.010.188,75 ha dengan produksi 5.054.166,96 ton. Daerah produksi tanaman

pangan padi terbanyak berada di Kabupaten Bone Selain tanaman pangan,

Sulawesi Selatan juga penghasil tanaman hortikultura dan tanaman hias. Tanaman

hias terbanyak berada di daerah Kabupaten Gowa. Sementatara dari hasil

perkebunan pada tahun 2019 di Sulawesi Selatan ialah kelapa sawit 80.804 ton,

kelapa 56.889 ton, karet 297 ton, kopi 32.197 ton, kakao 118.775 ton, tebu 2.125

ton, dan tembakau 1.335 ton.

Page 52: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

38

Tabel 7. Luas Areal Panen dan Produksi Hasil Pertanian di Provinsi Sulawesi

Selatan, 2018-2019

Subsektor

Pertanian

Luas Panen (ha, m2) Produksi (ton, kg)

2018 2019 2018 2019

Tanaman

Pangan

(padi)

1.185.484,10

ha

1.010.188,75

ha

5.952.616,45

ton

5.054.166,96

ton

Tanaman

Sayuran

76.669 ha 54.559 ha 4.531.248 ton 4.868946 ton

Tanaman

Biofarmaka

7.535.022 m2 6.626.535 m2 24.460.750 kg 26.798.611 kg

Tanaman

Perkebunan

440.061 ha 428.232` ha 327.448 ton 292.422 ton

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Selatan, 2019

Provinsi Sulawesi Selatan juga memiliki tanaman perkebunan yang

beragam dan menjadi tanaman unggulan seperti kelapa, kelapa sawit, kopi, kakao,

karet, tebu, dan sebagainya. Terlihat bahwa tanaman perkebunan lebih unggul

dibandingkan tanaman lainnya. Berikut disajikan luas areal (ha) dan produksi

(ton) tanaman perkebunan Sulawesi Selatan.

Tabel 8. Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2018-2019

No

Jenis tanaman

Tahun 2018 Tahun 2019

Luas Areal

(ha)

Produksi

(ton)

Luas Areal

(ha)

Produksi

(ton)

1 Kelapa Sawit 30 729,00 90 490,00 30 729,00 80 804,00

2 Kelapa 102 303,00 74 210,00 100 933,00 56 889,00

3 Karet 4 671,00 2 136,00 4 413,00 297,00

4 Kopi 71 580,00 31 857,00 69 657,00 32 197,00

5 Kakao 225 114,00 124 332,00 217 020,00 118 775,00

6 Tebu 2 763,00 3 134,00 2 582,00 2 125,00

7 Tembakau 2 901,00 1 289,00 2 898,00 1 335,00

Sumber: Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Selatan, 2020

Page 53: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

39

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis respons penawaran karet di Sulawesi Selatan dilakukan melalui

hasil dari analisis respons luas areal, dan respons produktivitas tanaman karet

alam. Apabila harga karet alam tinggi maka sikap petani adalah melakukan upaya

peningkatan produksi dengan cara meningkatkan intensifikasi luas areal agar

produktivitas karet alam meningkat. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan harga

maka berpengaruh terhadap sikap petani dalam melakukan perubahan aktivitas

produksinya. Selain itu, faktor iklim merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan karet alam sehingga berdampak pada hasil

produksi.

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian dimulai dengan hasil

analisis dari respons luas areal, respons produktivitas, dan respons penawaran.

Dalam mengetahui respons penawaran karet alam dalam jangka pendek dan

jangka panjang dapat terlihat dari elastisitas respons luas areal dan produktivitas,

karet alam Provinsi Sulawesi Selatan.

5.1 Respons Luas Areal Karet Alam Sulawesi Selatan

Variabel-variabel yang dimasukkan pada respons luas areal tanaman karet

alam adalah luas areal tahun sebelumnya (π΄π‘‘βˆ’1), harga karet alam tahun

sebelumnya (π»πΎπ΄π‘‘βˆ’1), dan iklim curah hujan tahun sekarang. Pada uji statistik,

data hasil estimasi dianalisis menggunakan uji-f (uji simultan), uji-t (uji parsial),

dan uji goodness of fit (R-Square). Hasil pendugaan parameter persamaan luas

areal karet alam dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 54: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

40

Tabel 9. Hasil Estimasi Parameter Luas Areal Tanaman Karet Alam di Sulawesi

Selatan

Variabel Koefisien Standard

Error t Stat Prob.

Intercept 6,5767 3,1543 2,0850 0,0535

Lnπ΄π‘‘βˆ’1 0,5747 0,2092 2,7471 0,0143*

Lnπ»πΎπ΄π‘‘βˆ’1 0,1366 0,1780 0,7674 0,4540

Ln𝐢𝐻𝑑 (0,4616) 0,3880 (1,1897) 0,2515

Fhitung = 3,7360

Prob. Fhitung = 0,0329

R2 = 0,4119

Keterangan: *: signifikan nyata pada taraf Ξ± = 5 %

Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan hasil estimasi respons luas areal karet alam pada tabel 9,

dapat dilihat bahwa model tersebut mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar

0,4119. Hal ini menunjukkan variabel luas areal karet alam (dependent variabel)

dapat dijelaskan oleh variabel independen (independent variabel) sebesar 41,19

persen atau ada 58,81 persen keragaman dalam respons luas areal yang tidak

mampu dijelaskan oleh seluruh variabel independen yang ada.

Hasil uji-f diperoleh bahwa variabel-variabel independen mampu

menjelaskan variabel dependen yang ditunjukkan oleh nilai probabilitasnya

sebesar 0,0329 yang lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan yaitu sebesar 5

persen (Ξ± = 5%). Nilai ini menandakan bahwa persamaan tersebut telah

mendukung keabsahan model.

Hasil uji-t dapat ditunjukkan bahwa variabel independen yang

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen pada taraf nyata 5 persen (Ξ± =

5%) adalah variabel luas areal pada tahun sebelumnya (π΄π‘‘βˆ’1). Sedangkan pada

Page 55: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

41

variabel harga karet alam tahun sebelumnya (π»πΎπ΄π‘‘βˆ’1) dan iklim curah hujan pada

tahun sekarang (𝐢𝐻𝑑) tidak menunjukkan nilai yang signifikan terhadap

perubahan luas areal dengan hasil nilai nilai probabilitasnya masing-masing

0,4540 dan 0,2515.

Tanda koefisien sebagai nilai luas areal yang ditawarkan. Pada variabel

luas areal tahun sebelumnya (π΄π‘‘βˆ’1) memiliki nilai koefisien positif sebesar

0,5747 yang berarti apabila luas areal meningkat 1 ha/thn maka respons luas areal

yang akan ditawarkan meningkat sebesar 0,5747 ha/tahun. Nilai tersebut terlihat

nyata (0,0143) bahwa peningkatan luas areal pada tahun sebelumnya akan

menggerakkan petani untuk lebih meningkatkan luas areal pada tahun berikutnya.

Hal demikian menunjukkan terjadinya peningkatan luas areal dari tahun ke tahun.

Koefisien harga karet alam menunjukkan nilai yang positif sebesar 0,1366

yang menunjukkan bahwa apabila harga karet alam naik 1 Rp/Kg maka petani

akan meningkatkan luas areal senilai 0,8098 ha/tahun. Namun, nilai tersebut tidak

nyata (0,4540 ) karena diketahui bahwa apabila harga karet alam meningkat pada

tahun sebelumnya, maka petani karet alam akan lebih semangat untuk

meningkatkan luas areal. Sehingga, produksi karet alam akan diperoleh hasil yang

lebih banyak ketika luas areal meningkat.

Pada koefisien curah hujan tahun sekarang (𝐢𝐻𝑑) bernilai negatif yaitu

(0,4616). Nilai tersebut menjelaskan apabila curah hujan meningkat 1 mm/thn

maka respons luas areal yang ditawarkan menurun sebesar (0,4616). Namun, nilai

tersebut tidak nyata (0,2515) mengingat bahwa curah hujan Curah hujan

merupakan faktor alam yang berubah-ubah sehingga diperlukan penyesuaian

Page 56: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

42

terhadap pola tanam. Menurut Siagian (2015) bahwa daerah yang cocok untuk

pertanaman karet adalah pada zona antara 1500 LS dan 150 LU dan sangat sesuai

ditanam pada wilayah yang memiliki curah hujan 1.600 – 2.500 mm/tahun. Curah

hujan yang terlalu tinggi (>3.500 mm/tahun) biasanya kinerja penyadap menurun

dalam melakukan panen, dan resiko penyakit gugur daun pun mengancam. Selain

itu curah hujan tahunan tinggi dan merata sepanjang tahun akan mendukung

pertumbuhan patogen penyebab penyakit gugur daun sekunder.

5.2 Respons Produktivitas Karet Alam Sulawesi Selatan

Adapun variabel-variabel independen yang dimasukkan dalam respons

produktivitas yakni produktivitas tahun sebelumnya (π‘Œπ‘‘βˆ’1), harga karet alam

tahun sebelumnya (π»πΎπ΄π‘‘βˆ’1), dan harga pupuk urea tahun sebelumnya (π»π‘ƒπ‘‘βˆ’1).

Pada uji statistik, data hasil estimasi dianalisis menggunakan uji-f (uji simultan),

uji-t (uji parsial), dan uji goodness of fit (R-Square). Hasil pendugaan parameter

produktivitas karet alam di Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 10. Hasil Estimasi Parameter Produktivitas Tanaman Karet Alam di

Sulawesi Selatan

Variabel Koefisien Standard Error t Stat Prob.

Intercept 6,5236 2,5636 2,5447 0,0216

Lnπ‘Œπ‘‘βˆ’1 0,1538 0,2617 0,5877 0,5649

Lnπ»πΎπ΄π‘‘βˆ’1 0,1476 0,1504 0,9811 0,3411

Lnπ»π‘ƒπ‘‘βˆ’1 (0,2496) 0,2302 (1,0842) 0,2943

Fhitung = 0,9051

Prob. Fhitung = 0,4604

R2 = 0,1451

Sumber: Lampiran 3

Page 57: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

43

Berdasarkan pada respons produktivitas, hasil menunjukkan tidak satu pun

nilai yang signifikan terhadap produktivitas karet alam. Diketahui koefisien

determinasi (R2) senilai 0,1451 yang sangat rendah. Kondisi tersebut berarti

variabel independen sangat lemah untuk menjelaskan variabel dependen pada

persamaan sebesar 14,51 persen dan selebihnya sebesar 85,49 persen yang

dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya di luar model persamaan.

Hasil uji-f diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,4604 yang tidak signifikan

artinya bahwa variabel independen tidak memiliki pengaruh nyata terhadap

variabel dependen (produktivitas). Begitu pun pada hasil uji-t menunjukkan nilai

yang tidak signifikan. Pada uji-t, variabel produktivitas menunjukkan hasil yang

tidak signifikan sehingga dalam memberikan penjelasan pada variabel tidak bisa

dilakukan secara tegas artinya bahwa tidak ada pengaruh yang nyata antara

produktivitas karet alam pada tahun sebelumnya dan tahun berikutnya. Hal

demikian mengindikasikan bahwa grafik produktivitas setiap tahun cenderung

konstan dan menurun.

Harga karet alam dan harga pupuk pun menunjukkan hasil yang tidak

berpengaruh signifikan. Sebagian besar perkebunan rakyat relatif jarang

menggunakan pupuk urea untuk memupuk tanamannya. Keadaan tersebut

disebabkan oleh harga pupuk urea untuk perkebunan lebih mahal dibandingkan

dengan pupuk urea untuk tanaman pertanian lainnya.

Page 58: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

44

5.3 Respons Penawaran Karet Alam Sulawesi Selatan

Konsep respons penawaran dapat dilihat berdasarkan elastisitas penawaran

karet alam di Sulawesi Selatan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Oleh karena itu, dilakukan analisis nilai elastisitas dari luas areal, produktivitas,

dan respons penawaran terhadap harga karet alam. Hasil perhitungan masing-

masing nilai elastisitas tersebut dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini.

Tabel 11. Respons Penawaran Karet Alam di Sulawesi Selatan

Keterangan Respons luas areal

panen karet alam

terhadap harga

karet alam 𝑒𝐴𝑃

Respons

produktivitas karet

alam terhadap

harga karet alam

π‘’π‘Œπ‘ƒ

Respons

penawaran karet

alam terhadap

harga karet alam

𝑒𝑄𝑃

Koefisien

adjustment 0,43 0,85

Elastisitas

jangka pendek 0,14 0,15 0,29

Elastisitas

jangka panjang 0,32 0,17 0,49

Keterangan: 𝑒𝑄𝑃 = 𝑒𝐴𝑃 + π‘’π‘Œπ‘ƒ

Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan pada tabel 11 diketahui bahwa respons dari produktivitas

terhadap harga karet alam dalam jangka pendek lebih besar dibandingkan pada

respons luas areal. Sehingga, apabila terjadi kenaikan harga karet alam maka

keputusan yang baik untuk meningkatkan respons penawaran karet alam dalam

jangka pendek yang diambil adalah meningkatkan produktivitas karet alam.

Upaya peningkatan produktivitas bisa dilakukan dengan pemberian pupuk pada

tanaman karet secara teratur, pemberantasan hama dan penyakit, dan reboisasi

tanaman karet yang sudah tua agar tanaman bisa lebih produktif.

Page 59: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

45

Pada respons penawaran produktivitas dan luas areal dalam jangka

panjang menunjukkan bahwa respons luas areal lebih besar dibandingkan pada

respons produktivitas terhadap harga karet alam. Oleh karet itu, keputusan untuk

meningkatkan respons penawaran tanaman karet alam yang baik adalah dengan

meningkatkan luas areal panen yang berarti jika terjadi kenaikan harga karet alam

maka keputusan yang tepat untuk meningkatkan respons penawaran karet alam

dalam jangka panjang adalah dengan meningkatkan luas areal panen.

Nilai elastisitas dari respons luas areal tanaman karet alam, respons

produktivitas karet alam, dan respons penawaran karet alam dalam jangka pendek

dan jangka panjang berada pada nilai antara nol dan satu yang berarti respons

penawaran bersifat inelastis (E < 1). Nilai tersebut diuraikan bahwa setiap

perubahan sau persen variabel independen dari masing-masing model respons

akan terjadi perubahan pada variabel dependen berkurang satu persen. kondisi ini

menunjukkan bahwa petani kurang memberi respons atas perubahan harga.

Respons penawaran karet alam terhadap harga karet alam dalam jangka

pendek sebesar 0,29 menunjukkan nilai yang inelastis (E < 1). Sedangkan,

respons penawaran karet alam terhadap harga karet alam dalam jangka panjang

sebesar 0,49 yang juga menunjukkan nilai inelastis (E < 1). Menurut Pracoyo

(2006) bahwa penawaran yang bersifat tidak elastis terjadi ketika faktor produksi

yang dibutuhkan sangat sulit diperoleh. Sebaliknya, bila biaya yang dikeluarkan

tidak terlalu besar maka penambahan penawaran menyebabkan kurva penawaran

menjadi elastis.

Page 60: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

46

Terlihat bahwa respons penawaran karet alam dalam jangka panjang lebih

besar dibandingkan dengan respons penawaran jangka pendek. Hal tersebut

berpeluang untuk peningkatan luas areal dan produktivitas dalam jangka panjang

lebih baik daripada peluang pada jangka pendek. Hasil ini sejalan dengan

pendapat Hariyati (2007) bahwa melakukan produksi dan jumlah penawaran lebih

mudah ditingkatkan dalam jangka panjang sehingga penawaran lebih elastis

dengan memiliki konsekuensi bahwa faktor produksi tetap dapat berubah menjadi

variabel produksi yang variabel artinya variabel tetap dapat berubah dengan

perubahan jumlah produk.

Page 61: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

47

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai analisis respons

penawaran karet alam di Sulawesi Selatan selama periode 1997-2017, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Variabel yang signifikan mempengaruhi respons luas areal karet alam di

Sulawesi Selatan adalah produktivitas tahun sebelumnya. Sedangkan, pada

respons produktivitas karet alam di Sulawesi Selatan tidak ada satu pun

variabel yang signifikan.

2. Respons penawaran karet alam terhadap harga karet alam dalam jangka pendek

dan panjang bernilai yaitu 0,29 dan 0,49 menunjukkan nilai yang inelastis ( E

< 1 ). Respons penawaran karet alam dalam jangka panjang lebih besar

dibandingkan dengan respons penawaran jangka pendek. Sehingga, peluang

untuk peningkatan luas areal dan produktivitas dalam jangka panjang lebih

baik daripada peluang pada jangka pendek.

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran peneliti kepada

para peneliti selanjutnya terkait fokus penelitian respons penawaran karet alam

adalah dengan memasukkan variabel-variabel yang belum terinput dalam

penelitian ini sehingga dapat mencakup pembahasan yang lebih bersifat khusus

dan jelas. Adapun variabel-variabel yang dimaksud adalah harga tanaman

komplementer karet alam, harga pestisida, harga SP-36 dan upah tenaga kerja.

Page 62: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

48

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, M. O. 2013. Penerapan Model Penyesuaian Parsial Nerlove dalam

Proyeksi Produksi dan Konsumsi Beras. SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi

Pertanian, 4(1).

Atika, S., dan Afifuddin, S. 2015. Analisis Prospek Ekspor Karet Indonesia ke

Jepang. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 3(1).

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. 2019. Statistik Pendidikan

Provinsi Sulawesi Selatan.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. 2020. Sulawesi Selatan Dalam

Angka.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. Produksi Tanaman Menurut

Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Provinsi Sulawesi Selatan (ton)

2015, Makassar.

Badan Pusat Statistik. 2019. Analisis Komoditas Ekspor 2012-2018, Sektor

Pertanian, Industri, dan Pertambangan, Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Karet Indonesia 2018, Jakarta.

Boerhendhy, I., dan Amypalupy, K. 2016. Optimalisasi Produktivitas Karet

Melalui Penggunaan Bahan Tanam, Pemeliharaan, Sistem Eksploitasi dan

Peremajaan Tanaman. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian,

30(1), 23-30.

Braulke, M. 1982. A Note On The Nerlove Model Of Agricultura Supply

Response. International economic review. 241-244.

Claudia, G., Yulianto, E., dan Mawardi, M. K. 2016. Pengaruh Produksi Karet

Alam Domestik, Harga Karet Alam Internasional, dan Nilai Tukar

Terhadap Volume Ekspor Karet Alam (Studi pada Komoditi Karet Alam

Indonesia Tahun 2010-2012). Jurnal Administrasi Bisnis, 35(1), 165-171.

Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI. 2020. Pembangunan

Perkebunan 2019. Jakarta

Fadillah, N. 2012. Analisis Penawaran Karet di Provinsi Jawa Tengah. Skripsi.

UNS, Surakarta.

Gaspers, V. 1996. Ekonomi Manajerial. Gramedia Pustaka Utama.

Ghatak dan Ingersent dalam Lukiawan, R. 2009. Analisis Respon Penawaran

Kopi di Indonesia. Skripsi. IPB, Bogor.

Page 63: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

49

Ghatak dan Ingersent dalam Oktavianto, L. K. 2009. Analisis Respon Penawaran

Kelapa Sawit di Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

IPB, Bogor.

Gilarso, T. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Gujarati, D dalam Lukiawan, R. 2009. Analisis Respon Penawaran Kopi di

Indonesia. Skripsi. IPB, Bogor.

Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Hariyati, Y., 2007. Ekonomi Mikro (Pendekatan Matematis dan Grafis).

Kementerian Pertanian RI. Ekspor Komoditi Pertanian Menurut Provinsi tahun

2017, Jakarta.

Kementerian Pertanian RI. Indikator Luas Area dan Produksi Perkebunan Karet

Nasional 2015-2018, Jakarta.

Kurniawan, P dan Budhi, M. K. S. 2015. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro.

Penerbit Andi, Yogyakarta.

Lipsey dalam Oktavianto, L. K. 2009. Analisis Respon Penawaran Kelapa Sawit

di Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB, Bogor.

Natsir, M. 2015. Analisis Supply Response Jagung di Daerah Sentra Produksi

Utama Indonesia. Disertasi. UGM, Yogyakarta.

Nuraini, I. 2016. Pengantar Ekonomi Mikro. UMMPress, Malang.

Nuryanti, S. 2016. Analisa Keseimbangan Sistem Penawaran dan Permintaan

Beras di Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, 23(1), 71-81.

Pracoyo, T. K., dan Pracoyo, A. 2006. Aspek Dasar Ekonomi Mikro. Penerbit PT

Grasindo, Jakarta.

Setiawan, H. D dan Andoko, A. 2008. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. PT

AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Setyamidjaja, D. 1993. Karet. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Siagian, I.N., 2015. Cara Modern Mendongkrak Produktivitas Tanaman Karet.

AgroMedia.

Sinclair, A. S., dan Bakce, D. 2015. Analisis Respon Penawaran dan Permintaan

Karet Alam Indonesia. IJEA (Jurnal Ilmu Ekonomi Pertanian Indonesia),

6(1), 29-38.

Situmorang, J. 2007. Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Fungsi

Produksi Cobb-Douglas dalam Menentukan Return to Scale pada PT.

Perkebunan Nusantara IV Sawit Langkat. Skripsi. USU, Medan.

Page 64: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

50

Sugiarto., Herlambang, T., Brastoro., Sudjana, R., dan Kelana, S. 2007. Ekonomi

Mikro. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wicaksono, D.W. 2011. Analisis Penawaran Cengkeh di Kabupaten Karanganyar.

Skripsi. UNS, Surakarta.

Page 65: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

LAMPIRAN

Page 66: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

52

Lampiran 1. Produksi, Luas Areal, dan Produktivitas Karet Alam Sulawesi

Selatan 1997-2017

Karet Sulawesi Selatan

Tahun Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kg/Ha)

1997 7.639 7.599 1350

1998 8.321 6.521 1163

1999 9.720 9.473 1371

2000 13.395 8.932 841

2001 12.192 8.646 965

2002 12.553 8.681 968

2003 12.175 10.097 977

2004 5.686 5.513 1204

2005 5.848 5.910 1198

2006 19.475 7.979 1311

2007 19.901 8.299 1345

2008 20.350 8.169 1382

2009 19.900 7.282 1262

2010 19.893 7.794 1352

2011 19.571 8.761 1601

2012 19.652 8.873 1607

2013 6.771 7.514 1527

2014 7.654 7.482 1391

2015 7.660 2.983 531

2016 7.966 2.990 523

2017 7.904 11.433 1935

Page 67: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

53

Lampiran 2. Hasil Logaritma Natural (Ln)

LnY LnA LnQ LnHKA LnHPU LnCHU

7,207859871 8,941021984 8,935771939 6,828712072 6,035911962 7,578145472

7,058758153 9,026537719 8,782783017 7,397791759 6,327329143 7,472387037

7,22329568 9,181940897 9,156200926 7,439849165 7,153546591 8,373969263

6,734651111 9,502636782 9,097395613 7,472673644 7,254962971 7,822444729

6,871630568 9,408535278 9,064852065 7,684109896 7,472484037 8,313582623

6,875676204 9,43771496 9,068892008 7,9026778 7,626856031 7,667205049

6,884169304 9,407139948 9,219993629 7,141296954 6,739854513 8,024174741

7,093404626 8,645762292 8,614864219 7,503627697 6,745066777 7,765993079

7,088408779 8,673855001 8,68440111 7,882446757 6,911457677 7,961021466

7,178545484 9,876886871 8,984568369 8,358029896 7,006693894 7,693937326

7,204149292 9,898525261 9,023890305 8,598259701 7,089533537 8,12474302

7,231287004 9,920836191 9,008101781 8,403839944 6,53550531 7,80710329

7,140453043 9,898475011 8,893160829 8,166263076 6,586597322 7,975220839

7,209340257 9,89812319 8,961109486 8,504051897 6,639584244 8,227909838

7,378383713 9,881804158 9,078065333 8,647909039 6,988966932 8,150467912

7,382124366 9,885934393 9,090768237 8,671146733 7,151390426 7,821242084

7,331060305 8,820404065 8,924523226 8,725837686 7,2119322 8,287276756

7,237778192 8,942983666 8,920255415 8,418731792 7,008015858 7,915348169

6,274762021 8,943767263 8,000684785 8,373031659 7,051868587 8,126222529

6,259581464 8,982937764 8,003028666 8,34551448 7,080760203 8,199464198

7,567862605 8,975124239 9,34425919 8,531784842 7,124191153 8,159088655

Page 68: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

54

Lampiran 3. Pendugaan Model Respons Luas Areal

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,6418

R Square 0,4119

Adjusted R

Square 0,3017

Standard Error 0,3874

Observations 20

ANOVA

df SS MS F Significance

F

Regression 3 1,6822 0,5607 3,7360 0,0329

Residual 16 2,4014 0,1501

Total 19 4,0835

Coefficients Standard

Error t Stat

P-

value

Intercept 6,5767 3,1543 2,0850 0,0535

LnAt-1 0,5747 0,2092 2,7471 0,0143

LnHKAt-1 0,1366 0,1780 0,7674 0,4540

LnCHt (0,4616) 0,3880 (1,1897) 0,2515

Page 69: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

55

Lampiran 4. Pendugaan Model Respons Produktivitas

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,3809

R Square 0,1451

Adjusted R

Square (0,0152)

Standard Error 0,3392

Observations 20

ANOVA

df SS MS F Significance

F

Regression 3 0,3124 0,1041 0,9051 0,4604

Residual 16 1,8408 0,1150

Total 19 2,1531

Coefficients Standard

Error t Stat P-value

Intercept 6,5236 2,5636 2,5447 0,0216

LnYt-1 0,1538 0,2617 0,5877 0,5649

LnHKAt-1 0,1476 0,1504 0,9811 0,3411

LnHPUt-1 (0,2496) 0,2302 (1,0842) 0,2943

Page 70: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

56

Lampiran 5. Perhitungan Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Diketahui:

Koefisien adjustment (A) = 1 - π‘π‘‘βˆ’1 = 1 - 0,5747= 0,43

Koefisien adjustment (Y) = 1 - π‘π‘‘βˆ’1 = 1 - 0,2549 = 0,85

1) Elastisitas Respons Luas Areal

𝐸𝑝𝑑= Ξ΄ ln A

Ξ΄ ln Xi = 0,14

𝐸𝑝𝑗= Epd

(1-bt-1 ) =

0,14

0,43 = 0,32

2) Elastisitas Respons Produktivitas

𝐸𝑝𝑑 = Ξ΄Y

Ξ΄ ln Xi = 0,15

𝐸𝑝𝑗 = Epd

(1-bt-1 ) =

0,15

0,85 = 0,17

Page 71: ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ......ANALISIS RESPONS PENAWARAN KOMODITAS KARET ALAM DI SULAWESI SELATAN ANDI RIKA NURALYA 105961119416 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat

57

RIWAYAT HIDUP

ANDI RIKA NURALYA. Penulis dilahirkan di Bulukumba tanggal 16

Oktober 1998 dari ayah Andi Suaedi dan ibu Rukayah. Penulis merupakan anak

bungsu dari empat bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah

SMAN 5 Bulukumba dan lulus tahun 2016. Pada tahun yang sama, penulis lulus

seleksi masuk Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah magang di Balai Penelitian

Serealia Kabupaten Maros. Penulis melakukan pengabdian kepada masyarakat

melalui Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Kabupaten Jeneponto. Penulis pernah

menjadi mentor Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ) tahun 2017-2019.

Selain itu, penulis juga pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah Statistika

semester ganjil 2019/2020 dan 2020/2021.

Selain itu, penulis aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang

telah melalui tingkat pengkaderan DAD, DAM, dan LID. Amanah di IMM yakni

departemen bidang SPM periode 2017-2018, Kabid Immawati Periode 2018-

2019, dan Kabid Kader periode 2019-2020. Penulis juga aktif di Lembaga

Kreativitas Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (LKIM-PENA) sebagai

Staf Bidang Penelitian dan Penalaran Periode 2018-2019 dan Wakil Ketua Umum

periode 2019-2020. Selama berorganisasi penulis telah menorehkan beberapa

prestasi yakni sebagai Finalis LKTIN di Universitas Riau tahun 2019, Juara 1

LKTIN IMM Gold di Unismuh Makassar tahun 2019, serta meloloskan karya dan

didanai oleh DIKTI pada skim PKM Penelitian Sosial Humaniora tahun 2020.