Dari sudut pandang Investor
meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis laporan keuangan
Dari sudut pandang manajemen
analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan, dan sebagai titik awal melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang
Aktiva 2002
2001
Kewajiban dan Ekuitas
2002
2001
Cash dan Sekuritas
10 80 Debt 60 30
Account Receivable
375 315 Wesel Tagih 110 60
Supply 615 415 Accrual 140 130
Total liquid asset 1000 810 Total kewajiban lancar 310 220
Aktiva tetap bersih
1000 870 Obligasi jangka panjang
754 580
Total kewajiban 1064 800
Saham preferen (400.000)
40 40
Saham biasa (5.000.000)
130 130
Retained Earnings 766 710
Total ekuitas biasa 936 840
Total Asset 2000 1680 Total kewajiban dan ekuitas
2000 1680
2002 2001
Net Sales 3000 2850
Operating 2616.2
2497
EBITDA 383.8 353
Depreciation 100 90
Amortization 0 0
Depreciation and Amortization 100 90
EBIT 283.8 263
Interest 88 60
EBT 195.8 203
Taxes 78.3 81.2
Net Profit sebelum saham preferen 117.5 121.8
Dividen saham preferen 4 4
Net Profit 113.5 117.8
Dividen saham biasa 57.5 53
Tambahan untuk retained earning 56 64.8
Posisi likuiditas perusahaan akan berhubungan dengan pertanyaan:
Apakah perusahaan dapat melunasi utang-utangnya pada saat jatuh tempo dalam waktu satu atau
beberapa tahun kemudian?
Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar
Rata-rata industri = 4,2.
Artinya perusahaan mengalami kesulitan keuangan, klaim dari kreditor jangka pendek tidak dapat ditutupi secara cepat. Utang-utang dibayar lebih lambat. Posisi likuiditas perusahaan disebut lemah.
Rasio Manajemen Aktiva (Asset Management Ratio)
Apakah jumlah total dari tiap-tiap jenis aktiva seperti yang dilaporkan di dalam neraca terlihat wajar, terlalu tinggi,
atau terlalu rendah jika dibandingkan dengan tingkat penjualan saat ini dan proyeksinya.
Mengevaluasi Persediaan : Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
Rasio Perputaran Rasio = Penjualan/Persediaan
Rata-rata industri = 9 kaliPerusahaan yang tingkat perputarannya rendah menunjukkan
perusahaan terlalu banyak menyimpan persediaan. Kelebihan persediaan mencerminkan sesuatu yang tidak produktif dan mencerminkan suatu investasi dengan tingkat pengembalian yang rendah.
Mengevaluasi Piutang : Jumlah Hari Penjualan Belum Tertagih (Days sales
outstanding)Periode Penagihan Rata-rata (Average Collection
Period)
DSO/ACP mencerminkan rata-rata rentang waktu perusahaan harus menunggu untuk menerima kas setelah melakukan penjualan.
DSO = Piutang / rata-rata penjualan per hari = Piutang / (Penjualan tahunan/365)
Rata-rata industri = 36 hari
Mengevaluasi Aktiva Tetap : Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover
Ratio) Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan
mempergunakan pabrik dan peralatannya.
Rasio perputaran aktiva tetap = Penjualan / Aktiva tetap bersih
Rata-rata industri = 3 kali
Mengevaluasi Total Aktiva : Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover
Ratio) Rasio ini mengukurperputaran dari seluruh aktiva
perusahaan.
Rasio perputaran total aktiva = Penjualan / Total aktiva
Rata-rata industri = 1,8 kali
Seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang (financial leverage) akan memiliki 3 implikasi penting1.Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan2.Kreditor akan melihat pada ekuitas, sebagai suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka semakin kecil resiko yang harus dihadapi oleh kreditor3.Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar
PT U (not leverage)
Aktiva lancar 50 Utang 0
Aktiva Tetap 50 Ekuitas saham biasa 100
Total Aktiva 100 Total kewajiban dan ekuitas
100
Kondisi yg dihrpkan
Kondisi Buruk
Penjualan 100 82.5
Biaya-biaya operasi 70 80
EBIT 30 2.5
Interest 0 0
EBT 30 2.5
Taxes 12 1
Net Income 18 1.5
ROE = NI/Ekuitas saham biasa = NI/100
18% 1.5%
PT L (leverage)
Aktiva lancar 50 Utang (bunga = 15%) 50
Aktiva Tetap 50 Ekuitas saham biasa 50
Total Aktiva 100 Total kewajiban dan ekuitas
100
Kondisi yg dihrpkan
Kondisi Buruk
Penjualan 100 82.5
Biaya-biaya operasi 70 80
EBIT 30 2.5
Interest 7.5 7.5
EBT 22.5 (5)
Taxes 9 (2)
Net Income 13.5 (3)
ROE = NI/Ekuitas saham biasa = NI/100
27% (6%)
Bagaimana Perusahaan Didanai : Total Utang terhadap Total Aktiva
Rasio total utang terhadap total aktiva, yang umumnya disebut rasio utang (debt ratio), akan mengukur persentase dari dana yang diberikan oleh para kreditor
Rasio utang = total utang / total aktiva
Rata-rata industri = 40%Kreditor lebih menyukai rasio utang yang lebih rendah karena semakin rendah angka rasionya, maka semakinbesar peredaman dari kerugian yang dialami kreditor jika terjadi likuidasi. Pemegang saham dilain pihak, mungkin menginginkan lebih banyak leverage karena ia akan memperbesar ekspektasi keuntungan.
Kemampuan untuk Membayar BungaRasio Kelipatan Pembayaran Bunga (Times Interest
Earned)
Rasio kelipatan pembayaran bunga = EBIT / Beban bunga
Rata-rata industri = 6 kali
Rasio TIE mengukur sampai sejauh mana laba operasi dapat menurun sebelum perusahaan tidak mampu lagi membayar biaya bunga tahunannya. Kegagalan dalam memenuhi kewajiban ini akan dapat mengakibatkan adanya tuntutan hukum oleh kreditor perusahaan yang kemungkinan akan menyebabkan kebangkrutan.
Rasio TIE akan berguna dalam menilai kemampuan sebuah perusahaan memenuhi beban-beban bunga atas utangnya, akan tetapi rasio ini memiliki dua kelemahan:
(1)Bunga bukanlah satu-satunya beban keuangan yang bersifat tetap – perusahaan juga harus mengurangi utangnya sesuai jadwal, dan banyak perusahaan menyewa aktivanya dan akibatnya harus melakukan pembayaran sewa. Jika gagal membayar kembali utang atau melunasi pembayaran sewanya, perusahaan terpaksa harus menyatakan bangkrut.
(2)EBIT tidaklah mencerminkan seluruh arus kas yang tersedia untuk melayani utang, terutama bagi perusahaan yang memiliki beban depresiasi dan amorisasi yang tinggi.
Kemampuan untuk Melayani UtangRasio cakupan EBITDA (EBITDA Coverage Ratio)
Rasio cakupan EBITDA = (EBITDA + Pembayaran sewa) / (Bunga + Pembayaran Pokok + Pembayaran sewa)
Rata-rata Industri = 4,3 kali
Rasio cakupan EBITDA paling bermanfaat bagi para pemberi pinjaman jangka pendek seperti kalangan perbankan, yang jarang memberikan pinjaman untuk jangka waktu lebih dari 5 tahun.
Margin Laba atas Penjualan (Profit margin on sales)
Margin laba atas penjualan = Laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa / penjualan
Rata-rata industri = 5%
Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba (Basic Earning Power)
Rasio BEP = EBIT / Total Aktiva
Rata-rata industri = 17,2%
Rasio ini menunjukkan kemampuan dasar untuk menghasilkan laba dari aktiva-aktiva perusahaan, sebelum ada pengaruh dari pajak dan leverage. Angka ini bermanfaat dalam membandingkan perusahaan-perusahaan dengan berbagai situasi pajak dan tingkat leverage keuangan yang berbeda-beda.
Tingkat Pengembalian Total Aktiva (Return on Total Asset)
ROA = Laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa / Total aktiva
Rata-rata industri = 9%
Tingkat Pengembalian Ekuitas Saham Biasa (Return on Common Equity)
ROE = Laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa/Ekuitas biasa
Rata-rata industri = 15%
Para pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas uang mereka, dan rasio ini menunjukkan seberapa baik mereka telah melakukan hal tersebut dilihat dari kacamata akuntansi.
Rasio-rasio dalam kelompok ini dapat memberikan indikasi kepada menajemen mengenai apa yang dipikirkan oleh para investor tentang kinerja masa lalu dan prospek perusahaan di masa mendatang. Jika rasio-rasio likuiditas, manajemen aktiva, manajemen utang, dan profitabilitas semuanya terlihat baik, maka rasio-rasio nilai pasarnya juga akan tinggi, dan harga saham kemungkinan juga akan tinggi sesuai harapan.
Rasio harga/laba (Price/Earning – P/E)Menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela
dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar laba yang dilaporkan.
P/E = Harga per lembar saham / Laba per lembar saham
Rata-rata industri = 12,5 kali
Rasio P/E akan lebih tinggi pada perusahaan-perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan yang kuat, jika hal lain dianggap konstan, tetapi P/E akan lebih rendah pada perusahaan-perusahaan yang lebih beresiko.
Rasio Harga/Arus Kas (Price/Cash ratio)
Di beberapa industri, harga saham akan lebih terikat pada arus kas dari pada laba bersih.
Rasio harga/arus kas = Harga per lembar saham/Arus kas per lembar saham
Rata-rata industri = 6,8 kali
Rasio Nilai Pasar/Nilai Buku (Market/Book – M/B)
Perusahaan dengan tingkat pengembalian ekuitas yang relatif tinggi biasanya menjual dengan perkalian nilai buku yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan yang pengembaliannya rendah.
Nilai buku per lembar saham = Ekuitas saham biasa/jumlah saham beredar
M/B = Nilai pasar/nilai buku
Rata-rata industri = 1,7 kali
Top Related