ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA RENCANA STRATEGIS TAHUN
2008-2013 DENGAN RENCANA KERJA TAHUN 2008 DAN 2009
DI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN KOPERASI
KABUPATEN BANYUMAS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Disusun Oleh :
EKA MISRINA NIM D0105012
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi Dengan Judul
ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA RENCANA STRATEGIS TAHUN
2008-2013 DENGAN RENCANA KERJA TAHUN 2008 DAN 2009
DI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN KOPERASI
KABUPATEN BANYUMAS
Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 27 Januari 2010
Mengetahui
Pembimbing Skripsi
Rino Ardhian Nugroho, S.Sos., M.T.I NIP. 198005032005011003
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini Telah Diuji dan Disahkan Oleh Panitia Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Hari : Kamis
Tanggal : 04 Februari 2010
Panitia Ujian Skripsi
Ketua
1. Drs. H. Marsudi., M.S. NIP. 195508231983031001 ( )
Sekretaris 2. Dra. Retno Suryawati., M.Si. NIP. 196001061987022001 ( )
Penguji 3. Rino Ardhian Nugroho, S.Sos., M.T.I. ( ) NIP. 198005032005011003
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Drs. Supriyadi , SN., SU NIP. 195301281981031001
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila
kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakan urusan
selanjutnya dengan sungguh-sungguh, dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
(QS. Al Insyirah : 6-8)
ALLAH SWT tidak memberikan beban kepada seseorang kecuali
sesuai dengan kesanggupannya.
(Al-Baqarah ayat 286)
Belajar, belajar dan belajarlah demi masa depan karena hanya
langkah Mu yang kan membawa Mu dalam kesuksesan
(Bapak dan Ibu)
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini saya persembahkan untuk :
♥ Bapak dan ibuku tercinta untuk segala cinta, doa dan
pengorbanan yang tiada henti.
♥ Adikku tersayang Heri dan Opi atas kekompakan, kasih
sayang dan dukungan dan semangat.
♥ Almamaterku UNS.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas rahmat yang telah melimpahkan berkah, karunia dan hidayah-NYA serta
kemudahan jalan yang diberikan-NYA sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi dengan judul : “Analisis Perbandingan Antara Rencana Strategis
Tahun 2008-2013 Dengan Rencana Kerja Tahun 2008 Dan 2009 Di Dinas
Perindustrian Perdagangan Dan Koperasi Kabupaten Banyumas”
Skripsi disusun dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat akademis
untk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini banyak pihak yang telah
memberikan bantuan. Sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Rino Ardhian Nugroho, S.Sos., M.T.I selaku dosen pembimbing
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan serta nasehat dan semangat dengan penuh kesabaran sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.atas bimbingan yang telah
diberikan selama proses penyusunan skripsi ini.
2. Bapak H. Didik G. Suharto, S.Sos., M.Si selaku Pembimbing Akademis
yang telah membimbing penulis selama menempuh masa studi.
3. Drs. H Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Sudarto, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara atas ilmu yang
diberikan selama ini.
6. Bapak Ir. Didi Rudwianto, S.H., M.si selaku Kepala Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas yang telah memberikan
ijin penulis melakukan penelitian dan memberikan masukan kepada
penulis.
7. Bapak Didik Haridik, NG., ST selaku pembimbing di Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas dan Seluruh Staff Sub
Bina Program Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten
Banyumas yang telah membimbing dan memberi masukan selama proses
penulisan skripsi.
8. Seluruh Staf dan Karyawan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kabupaten Banyumas atas semua bantuannya kepada penulis
didalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Sahabatku Atika, wiwit serta semua teman-teman AN 2005 yang selalu
menemani dan memberikan semangat.
10. Teman-teman Asrama Putri sari mbak nova, mbak devita, shita, aini, diah
dan made yang telah memberi warna dalam perjalanan hidupku atas
kebersamaan dan kekompakan selama ini.
11. Ninu ibnu yang telah memberikan semangat dan sabar menemaniku dalam
langkah hidupku.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak kekurangan.
Untuk itu penyusun selalu terbuka untuk menerima masukan yang membangun
demi perbaikan skripsi ini. Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya.
Wassalamualaikum, Wr,Wb
Surakarta, 15 April 2010
Penulis
Eka Misrina D0105012
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………... iv
HALAMAN MOTTO……………………………………………... v
KATA PENGANTAR……………………………………………... vi
DAFTAR ISI………………………………………………………. ix
DAFTAR TABEL…………………………………………………. xiii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………. Xvi
DAFTAR GRAFIK……………………………………………….... Xvii
ABSTRAK…………………………………………………………. Xviii
ABSTRACT…………………………………………………………. Xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………….. 1
1.2 Perumusan Masalah………………………………………. 12
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………. 13
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………… 13
1.5 Tinjauan Pustaka………………………………………….. 14
1.5.1 Rencana Strategis ………………………………..…… 14
1.5.2 Rencana Kerja ………………………………..………. 32
1.5.3 Program ……………..………………………..………. 34
1.5.4 Kegiatan ........................................................................ 36
1.5.5 Analisis Perbandingan antara Renstra terhadap
Renja .............................................................................. 38
1.6 Batasan Konsep Penelitian .................................................... 43
1.7 Kerangka Berfikir………………………………..……..….. 44
1.8 Metodelogi Penelitian…………………………..…………. 48
1. Jenis Penelitian……………………………..…..………… 48
2. Lokasi Penelitian…………………………………….……. 48
3. Jenis Data ……………..…………………………….…… 49
4. Tahapan Penelitian ………………………..………….…… 50
5. Teknik Penarikan Sampel……………………………...….. 51
6. Teknik Pengumpulan Data ……………………………..… 52
7.Validitas Data ……………………………………..…….… 54
8.Teknik Analisia Data ……………………………................ 55
BAB II DESKRIPSI LOKASI
2.1 Letak Geografis Kabupaten Banyumas................................. 58
2.2 Potensi Pendukung Dinperindakop Kabupaten
Banyumas................................................................................ 61
2.3 Visi dan Misi ………………………………………….……. 65
2.4 Tujuan dan Sasaran ………………………………………… 66
2.5 Landasan Hukum …………………………………….…..… 68
2.6 Tugas, Fungsi dan tata Kerja ………………………..…....… 69
2.7 Struktur Organisasi ……………………………..…………. 71
2.8 Uraian Tugas ……………………………………...………… 74
2.9 Identifikasi Pegawai …………………………….......……… 92
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisa Dokumen ………………………………………..... 102
3.1.1 Program dan Kegiatan yang terlaksana antara Renstra
Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008-2009.... 102
3.1.2 Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana
antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja
tahun 2008-2009........................................................ 106
3.2 Analisa Wawancara .............................................................. 116
3.2.1 Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana
Antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan
Renja Tahun 2008-2009.......................................... 116
3.2.2 Program dan Kegiatan Tambahan pada Renja
Tahun 2008-2009................................................... 121
3.3 Pembahasan Analisis Perbandingan Renstra Tahun
2008-2013 dan Renja Tahun 2008-2009
Dinperindakop Kabupaten Banyumas................................... 123
3.3.1 Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana
Antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan
Renja Tahun 2008-2009............................................ 123
3.3.2 Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak
terlaksana Antara Renstra Tahun 2008-2013
dengan Renja Tahun 2008-2009..............................125
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan……………………………. …………….……134
4.2 Saran……………………………………………………...139
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….....140
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan Skala Besar, Menengah dan Kecil
Tahun 2008..................................................................................... 6
Tabel 1.2 Sosialisasi Input (Dana) APBD Kabupaten Banyumas................... 10
Tabel 2.1 Rekapitulasi Barang Inventaris Dinas Perindustrian Perdagangan
dan Koperasi Kabupaten Banyumas Tahun 2008............................ 62
Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Banyumas menurut jenis kelamin.................................. 93
Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Banyumas menurut tingkat pendidikan......................... 94
Tabel 2.4 Penyebaran tingkat pendidikan Pegawai di lingkungan Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas.... 95
Tabel 2.5 Jumlah Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Banyumas menurut Eselon dan Fungsional.................... 95
Tabel 3.1 Jumlah Program dan Kegiatan Renstra Tahun 2008-2013
Dinperindakop Kabupaten Banyumas ........................................... 100
Tabel 3.2 Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana antara Renstra
Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008................................. 103
Tabel 3.3 Presentase Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana antara
Renstra tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008........................ 104
Tabel 3.4 Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana antara Renstra Tahun
2008-2013 dengan Renja Tahun 2009.............................................. 105
Tabel 3.5 Presentase Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2009....................... 106
Tabel 3.6 Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana antara Renstra
tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008..................................... 108
Tabel 3.7 Presentase Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana antara
Renstra tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008....................... 108
Tabel 3.8 Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana antara Renstra
tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2009..................................... 109
Tabel 3.9 Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana antara renstra
tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2009.................................. 110
Tabel 3.10 Program dan Kegiatan Tambahan Renja Tahun 2008.................... 111
Tabel 3.11 Program dan Kegiatan Tambahan Renja 2009............................... 112
Tabel 3.12 Analisis Keterkaitan Jumlah Program dan Kegiatan antara Renstra
Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008-
2009.................................................................................................. 114
Tabel 3.13 Program dan Kegiatan Tambahan pada Renja Tahun 2008-2009.. 115
Tabel 3.14 Sosialisasi APBD Kabupaten Banyumas........................................ 121
Tabel 3.15 Ketidakterkaitan Program dan Kegiatan Antara Renstra
Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008-2009........................ 126
Tabel 3.16 Program dan Kegiatan Tambahan Renja tahun 2008-2009............ 127
Tabel 3.17 Program dan kegiatan antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan
Renja Tahun 2008-2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas...... 129
Tabel 3.18 Perbandingan Jumlah dan prosentase analisis perbandingan
Program dan kegiatan antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan
Renja Tahun 2008-2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas...... 131
Tabel 4.1 Analisis Keterkaitan Jumlah Program dan Kegiatan antara Renstra
Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008-
2009................................................................................................... 134
Tabel 4.2 Program dan Kegiatan Tambahan Renja tahun 2008-
2009................................................................................................ 135
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Alur Perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah................30
Gambar 1.3 Penyusunan dan penetapan RPJM....................................................31
Gambar 1.4 Bagan Hubungan RPJMD dengan Dokumen
Perencanaan Lainnya........................................................................39
Gambar 1.5 Proses Penyusunan Rancangan APBD…………………….....……42
Gambar 1.6 Alur Perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah................43
Gambar 1.7 Skema Kerangka Pemikiran -------------------------------------------- 47
Gambar 1.8 Model Analisis Interaktif ------------------------------------------------ 57
Gambar 2.1 Struktur OrganisasiDinperindakop Kabupaten Banyumas --------- 72
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 3.1 Jumlah Program dan Kegiatan yang terkait antara Renstra
Tahun 2008-2013 denga Renja tahun 2008-2009 -------------------- 101
Grafik 3.2 Jumlah Program dan Kegiatan yang terkait antara Renstra
Tahun 2008-2013 denga Renja tahun 2008-2009 -------------------- 124
ABSTRAK
EKA MISRINA, D0105012, “Analisis Perbandingan Antara Rencana Strategis Tahun 2008-2013 Dengan Rencana Kerja Tahun 2008 Dan 2009 Di Dinas Perindustrian Perdagangan Dan Koperasi Kabupaten Banyumas” Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010, 142 halaman. Peraturan Bupati Banyumas Nomor 103 Tahun 2008 tentang RPJMD Kabupaten Banyumas Tahun 2008-2013 menjelaskan bahwa keberadaan RPJMD Kabupaten Banyumas tahun 2008-2013 merupakan satu bagian yang utuh dari manajemen kerja di lingkungan pemerintah yang akan dijadikan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bersifat indikatif yang nantinya akan dijabarkan menjadi Renja Satuan Perangkat daerah (Renja SKPD) sebagai dokumen perencanaan tahunan. Jumlah keseluruhan Program dan kegiatan pada Renstra Tahun 2008-2013 yaitu berjumlah 75 program dengan 615 kegiatan, target jumlah Program dan kegiatan tersebut dijabarkan setiap tahun yaitu 15 program dengan 123 kegiatan. Renja Tahun 2008 dan 2009 Program dan Kegiatan yang dilaksanakan berjumlah 12 Program dengan 57 (Renja Tahun 2008) dan 44 kegiatan (Renja Tahun 2009). Berdasarkan hal tersebut, maka menarik perhatian peneliti untuk mengadakan penelitian mengenai analisis keterkaitan antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 Di Dinperindakop Kabupaten Banyumas Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menganalisis Perbandingan Antara Rencana Strategis Tahun 2008-2013 dengan Rencana kerja Tahun 2008 dan 2009 Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas berdasarkan jumlah program dan kegiatan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif . Sumber data diperoleh dari data primer yaitu melalui wawancara dan observasi dan data sekunder yaitu melalui dokumentasi, catatan-catatan dan arsip. Data yang diperoleh kemudian diuji validitasnya dengan menggunakan teknik triangulasi data. Selanjutnya analisis data dilakukan dengan menggunakan penyajian tabel dan model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa dilihat pada segi program terdapat keterkaitan antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009. Sedangkan bila dilihat pada segi kegiatan tidak terdapat keterkaitan antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 karena jumlah kegiatan yang terkait antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 kurang dari 50%, hal ini disebabkan karena kurangnya anggaran (APBD) yang diberikan oleh pemerintah daerah.
ABSTRACT EKA MISRINA, D0105012, Comparative Analysis between Strategic Planning of 2008-2013 with Work Plan 2008 and 2009 Department of Industry Commercial and Cooperation in Banyumas Regency, A Thesis, Public Administration Department Faculty of Political and Social Science, Sebelas Maret University, Surakarta, 2010, 142 pages. The regulation of Banyumas Regent Number 103 Year 2008 about Local Middle Term Developmental Planning or RPJMD Banyumas Regency in 2008-2013 explained that RPJMD of Banyumas Regency in 2008-2013 is a part of a unit works management in government domain as the guidance for Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) which indicatively will be developed to be works planning of Satuan Perangkat Daerah (Renja SKPD) as the annually planning documents. Total number of programs and activities in strategic planning 2008-2013 about 75 programs with 615 activities, the target of program number and those activities is describeb every year is 15 pgograms with 123 activites, but total programs and activities in work plan 2008 and 2009 can be implemented for 12 programs with 57 activities work plan 2008 and 44 activities work plan 2009. Based on that reason the writer interested to do a research about the relevance between strategic planning 2008-2013 with work plan 2008 and 2009 Department of Industry Commercial and Cooperation Banyumas Regency. The aim of this research is to comparative analysis between strategic planning 2008-2013 with work plan 2008 and 2009 Department of Industry Commercial and Cooperation of Banyumas Regency based on total programs and activities. The kind uses of research contained are descriptive qualitative. Data are taken from primary data through interview and observation meanwhile secondary data are taken from documents, notes and files. Data will be validate by triangulasi data. Then data will be analyse by applying table serving and interactive analysis model which cover data reduction, data presentation, and drawing conclusion. From the result of the research can be conclude that there is relevance in program between strategic planning 2008-2013 with work plan 2008 and 2009. meanwhile there is no relevance between activities of strategic planning 2008-2013 with work plan 2008 and 2009. It is caused by the relevance of total activities between strategic planning 2008-2013 with work plan 2008 and 2009 under 50%, caused by less of local governmental budget. .
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya. Sehingga, pembangunan harus dilaksanakan secara
merata di tanah air dan tidak hanya diberlakukan untuk beberapa golongan
tertentu atau sebagian masyarakat tertentu saja. Hal ini bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
Undang Undang Dasar 1945.
Upaya dalam meningkatkan pembangunan untuk peningkatan
taraf hidup masyarakat yaitu dengan memberikan berbagai pelayanan
seperti: pelayanan kesehatan, pendidikan, perekonomian, pendapatan dan
lain sebagainya. Untuk mencapai keberhasilan pembangunan dibutuhkan
manusia yang berkualitas, sumber dana yang memadai dan kekayaan atau
potensi alam yang mendukung.
Salah satu cara mewujudkan pembangunan adalah melalui
peningkatan di sektor perekonomian. Sektor Perekonomian ini dapat
diwujudkan melalui salah satunya adalah peningkatan di bidang industri
dan perdagangan sebagai penggerak utama proses industrialisasi sekaligus
ujung tombak menghadapi globalisasi. Selain itu diperlukan pembangunan
industri dan perdagangan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
serta bercirikan persaingan sehat dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pokok masyarakat, peningkatan nilai tambah, pengembangan
kewirausahaan, penyerapan tenaga kerja serta mengembangkan
keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif.
Sektor Perekonomian ini dapat digerakkan melalui bidang
perdagangan dan perindustrian. Perdagangan dan perindustrian di
Indonesia ini dilaksanakan oleh setiap daerah. Menurut Undang-Undang
No 32 Tahun 2004, seperti diketahui Indonesia sedang menjalani masa-
masa awal pemerintahan yang bercorak desentralistik, dalam hal ini lebih
sering dikenal dan disebut sebagai era otonomi daerah. Pada era ini
dituntut adanya kemandirian dari daerah untuk mengoptimalkan sumber-
sumber daya yang dimiliki demi kemajuan daerah.
Otonomi daerah berarti telah memindahkan sebagian besar
kewenangan yang tadinya berada di pemerintah pusat diserahkan kepada
daerah otonom, Kewenangan membuat kebijakan Peraturan Daerah
sepenuhnya menjadi wewenang daerah otonom, maka dengan otonomi
daerah pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan akan
dapat berjalan lebih cepat dan lebih berkualitas. Keberhasilan pelaksanaan
otonomi daerah sangat tergantung pada kemampuan keuangan Pendapatan
Asli Daerah (PAD), sumber daya manusia yang dimiliki daerah, serta
kemampuan daerah untuk mengembangkan segenap potensi yang ada di
daerah otonom. Kebijakan Pemerintah Daerah untuk menaikkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) bisa berakibat kontra produktif karena
yang terjadi bukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang meningkat, akan
tetapi justru mendorong para pengusaha memindahkan lokasi usahanya ke
daerah lain yang lebih mempunyai prospek yang baik.
Kabupaten Banyumas merupakan salah satu bentuk perwujudan
dari pelaksanaan otonomi daerah yang harus dilakukan dalam
pengembangan potensi sumber daya yang tersedia. Salah satunya adalah
dalam bidang perindustrian dan perdagangan. Bila dilihat dari bidang
industri di kabupaten Banyumas ini paling banyak yang berkembang
adalah industri rumah tangga, bukan hanya itu pula adapun industri-
industri lain yang berkembang di Kabupaten Banyumas baik itu industri
sedang maupun industri besar. Bidang perindustrian, perdagangan dan
koperasi yang mengatur dalam hal ini adalah Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Koperasi (Dinperindakop) Kabupaten Banyumas.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor : 11
Tahun 2008 tanggal 28 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah kabupaten Banyumas mengakibatkan adanya perubahan
nomenklatur, yaitu Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas
bergabung dengan Dinas Perindustrian dan perdagangan Kabupaten
Banyumas pada bulan Juli 2008 menjadi Dinas Perindustrian Perdagangan
dan Koperasi Kabupaten Banyumas.
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten
Banyumas harus memiliki strategi dan perencanaan yang baik dalam
rangka turut berupaya mewujudkan perekonomian yang lebih adil dan
merata berdaya saing dengan basis efisiensi, berbasis sumber daya alam
dan berkeunggulan kompetitif untuk menghadapi persaingan global.
Rencana Strategis atau Renstra ini disusun dengan
memperhatikan potensi, peluang dan kendala yang ada di bidang
pembangunan industri, perdagangan, pasar, koperasi dan usaha kecil
menengah. Renstra ini diperlukan dalam rangka memberikan kejelasan
arah dan pedoman bagi Pemerintah Daerah di Kabupaten Banyumas
bidang industri, perdagangan, pasar, koperasi dan usaha kecil menengah.
Renstra memuat kebijakan pembangunan strategis secara rinci dan terukur
guna mewujudkan visi pembangunan daerah dalam jangka 5 (ima) tahun
yang akan datang. Peranan perencanaan strategis dalam tujuan jangka
pendek maupun tujuan jangka panjang organisasi sangatlah penting, oleh
karena itu perencanaan strategis harus memuat batasan-batasan visi, misi
dan tujuan organisasi yang jelas supaya jelas pula arah organisasi akan
melangkah mencapai tujuan akhir organisasi.
Hasil analisis dari Lembaga Penelitian dan Pengkajian
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto menunjukkan bahwa Laju
pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) ditunjukkan dengan laju
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Banyumas atas
harga konstan tahun 2003 diketahui bahwa struktur ekonomi Kabupaten
Banyumas selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2005 – 2010 relatif tidak
mengalami banyak perubahan. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai
peranan cukup besar dalam perekonomian dari tahun ke tahun adalah
bidang pertanian (21,67 %), industri (16,95 %) dan jasa (15,91 %).
Meskipun peranan bidang pertanian dan industri cenderung menurun dari
tahun ke tahun, namun perlu adanya penanganan dan kebijakan pada
kedua sektor ini karena merupakan sektor yang memberikan kontribusi
dominan yang mampu menggerakkan aktivitas perekonomian di
Kabupaten Banyumas. (Sumber Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi Kabupaten Banyumas )
Jumlah perusahaan industri di Kabupaten Banyumas pada tahun
2008 sebanyak 41.170 unit dengan rincian Industri Hasil Pertanian dan
Kehutanan (IHPK) mempunyai jumlah unit yang terbesar yaitu 36.393
unit, Industri Aneka (IA) sebesar 2.269 unit dan Industri Logam, Mesin
dan Elektronika (ILME) sebesar 2.481 unit. Jumlah tenaga kerja yang
terserap pada industri tersebut sebanyak 90.581 orang. Permasalahan pada
bidang industri antara lain : keterbatasan IKM terhadap akses pasar dan
permodalan, lemahnya daya saing produk IKM di pasar, rendahnya
kualitas sumber daya manusia dalam pengelolaan IKM, kurangnya
kerjasama antara pengusaha kecil, menengah dengan pengusaha besar dan
belum optimalnya penggunaan teknologi tepat guna dalam pengembangan
industri. (Sumber Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Banyumas )
Bidang perdagangan mampu memberikan kontribusi sebesar
14,91 % bagi PDRB Kabupaten Banyumas pada tahun 2006. Bidang
perdagangan terdiri dari perusahaan dagang besar, menengah dan kecil.
Perusahaan dagang kecil merupakan perusahaan dengan jumlah paling
banyak yaitu 94 % dari total perusahaan dagang yang ada. Namun
pemerintah perlu melakukan upaya-upaya agar perusahaan dagang kecil
dapat bertahan dan menopang perekonomian rakyat. Potensi di bidang
perdagangan adalah Purwokerto Trade Center Pasar Sokaraja, Pasar
Hewan, Mix use Building/Plaza, Supplier Kebutuhan bahan baku sentra
logam pasir. (Sumber Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Banyumas).
Sektor industri kecil di Kabupaten Banyumas dalam kurun waktu
lima tahun terakhir, masih merupakan industri terbanyak atau andalan.
Sektor Industri di Kabupaten Banyumas walaupun dengan persentase yang
kecil tetapi terus mengalami perkembangan. Dari ketiga jenis industri yang
ada (kecil, menengah, besar), industri kecil mempunyai perkembangan
yang paling pesat baik dari sisi jumlah unit usahanya, penyerapan tenaga
kerja maupun nilai produksinya.
Tabel I.1 Jumlah Perusahaan Skala Besar, Menengah dan Kecil Tahun 2008
No JENIS USAHA JUMLAH 1 Jumlah Perusahaan Skala Besar 80 UU 2 Jumlah Perusahaan Skala Sedang 838 UU 3 Jumlah Perusahaan Skala Kecil a. Industri Kecil Formal
b. Industri Kecil Informal c. Dagang Barang/Jasa Formal d. Dagang Barang/Jasa Informal
1.890 UU 35.420 UU 2.305 UU
10.804 UU (Sumber : Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas)
Koperasi dan UMKM mempunyai peran strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional, karena selain berperan dalam
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga dalam
pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Oleh karena itu, pembangunan
Koperasi dan UMKM perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik dari
pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif
bersama pelaku ekonomi lainnya. Pada umumnya permasalahan yang
dihadapi oleh koperasi dan UMKM adalah rendahnya kualitas lembaga
dan usaha, struktur permodalan, daya inovasi, etos kerja, akses teknologi
informasi, peluang pasar, lemahnya jaringan usaha yang pada akhirnya
mengurangi daya saing baik di pasar lokal maupun internasional.
Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif
bagi tumbuh dan berkembangnya koperasi dan UKM. Pemerintah perlu
meningkatkan perannya dalam memberdayakan koperasi dan UKM,
disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan
antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan
kualitas sumber daya manusianya.
Melihat kenyataan dengan banyaknya potensi yang dimiliki oleh
Kabupaten Banyumas sangat mendukung Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Koperasi dalam mengembangkan bidang perindustrian,
perdagangan dan koperasi dengan tujuan untuk memajukan daerah dan
membantu masyarakat dalam mengembangkan usaha yang akan ditekuni.
Dalam melaksanakan tugas itu maka dinas perindustrian perdagangan dan
koperasi Kabupaten Banyumas menetapkan strategi, kebijakan, program
dan kegiatan yang akan dilakukan dalam bentuk perencanaan strategis
Dinas perindustrian perdagangan dan koperasi Kabupaten Banyumas
Tahun 2005-2013.
Perencanaan strategis yang dilaksanakn kurun waktu 5 tahun ini
dibuat untuk mempertegas kembali visi yang telah dibuat oleh Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas yaitu
“Terwujudnya Industri, Perdagangan, Koperasi dan UKM yang maju dan
berdaya saing di Kabupaten Banyumas”. Dengan adanya visi ini maka
perencanaan strategis sangat diperlukan sebagai dasar penilaian kinerja
dan menjadi tolak ukur kinerja Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi Kabupaten Banyumas dalam melaksanakan pembangunan,
pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat sektor industri,
perdagangan, pasar, koperasi dan usaha kecil menengah selama kurun
waktu 2008-2013.
Renstra yang telah dibuat selama kurun waktu 5 tahun ini
dijabarkan setiap tahunnya, tugas yang dilakukan setiap tahunnya adalah
dengan menjabarkan rencana strategis 2008-2013 dalam bentuk Rencana
Kerja (RENJA). Peraturan Daerah Nomor :11 Tahun 2008 tanggal 28 Juni
2008 tentang organisasi dan Tata kerja Dinas Daerah Kabupaten
Banyumas serta Peraturan Bupati Banyumas Nomor : 43 Tahun 2008
tentang penjabaran Tugas, Fungsi dan Tata kerja Dinas perindustrian
perdagangan dan koperasi kabupaten Banyumas, rencana kerja Tahun
2008 dan 2009, ini berdasarkan pada dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Banyumas tahun 2008-2013.
Peraturan Bupati Banyumas Nomor 103 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembagunan Jangka menengah Daerah kabupaten Banyumas
Tahun 2008-2013 menjelaskan bahwa keberadaan RPJMD Kabupaen
Banyumas tahun 2008-2013 merupakan satu bagian yang utuh dari
manajemen kerja di lingkungan pemerintah yang akan dijadikan pedoman
bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk penyusunan Rencana
Strategis SKPD yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembagunan yang disusun sesuai dengan tugas dan
fungsi SKPD yang bersifat indikatif yang nantinya akan dijabarkan
menjadi Rencana Kerja Satuan Perangkat daerah (Renja SKPD) sebagai
dokumen perencanaan tahunan bagi SKPD yang memuat kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan.
Renstra dan Renja berisikan mengenai Penetapan strategi,
kebijakan, program dan kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun 2008-
2009 oleh Dinas perindustrian perdagangan dan koperasi Kabupaten
Banyumas berdasarkan pada isu-isu strategis yang perlu mendapatkan
penanganan untuk mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi
guna mempercepat pemulihan ekonomi, memperkuat landasan
pembangunan ekonomi berkelanjutan dan mengatasi dampak globalisasi
ekonomi.
Program dan kegiatan yang dilakukan dalam Renstra dan Renja
membutuhkan dana yang berasal dari APBD Kabupaten banyumas,
adapun dana yang dibutuhkan oleh Dinperindakop yaitu sebagai berikut :
Tabel I.2 Sosialisasi Input (Dana) APBD Kabupaten Banyumas
Input (Dana) RENJA RENSTRA
DINPERINDAKOP APBD
RENJA 2008 Rp 7.945.675.000 Rp 5.806.006.500 RENJA 2009 Rp 8.807.687.900 Rp 6.184.500.000
Sumber: (Dinas Perindustrian,Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas, Sub bidang keuangan)
Dari data yang ada diatas pada renstra dinperindakop anggaran
yang diperlukan untuk kegiatan dan program pada Renja 2008 adalah
sebesar Rp 7.945.675.000 dan Renja 2009 dana yang dibutuhkan Rp
8.807.687.900. Renstra yang telah dibuat dalam kurun waktu 5 tahun
diserahkan kepada pemerintah daerah Kabupaten Banyumas untuk
memperoleh dana dalam melaksanakan kegiatan dan program (Renja),
setelah disosialisasaikan dengan berbagai pertimbangan, dana yang
dikeluarkan pada APBD untuk mendanai kegiatan dan program dalam
Renja berkurang yaitu pada Renja 2008 sebesar Rp 5.806.006.500 dan
Renja 2009 yaitu Rp 6.184.500.000. Dana APBD yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah mengalami penurunan sehingga berakibat adanya
program dan kegiatan pada Renja tahun 2008 dan 2009 tidak dilaksanakan
oleh Dinperindakop Kabupaten Banyumas, hal ini disebabkan karena
pengganggaran dana yang besar pada Renstra yang berisikan program dan
kegiatan merupakan dana perkiraan yang akan dibutuhkan pada Renja
Tahun 2008 dan 2009.
Dari adanya data yang ada diatas maka Jumlah Program dan
kegiatan yang dilaksanakan pada Renja Tahun 2008 dan 2009
Dinperindakop Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.:
Tabel I.3 Perbandingan Jumlah program dan kegiatan antara Renstra Tahun 2008-
2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas
Jumlah Perbandingan
Program Kegiatan Rencana Strategis Tahun 2008-2013 75 615
Rencana Kerja Tahun 2008 12 57 Rencana Kerja Tahun 2009 12 44
Sumber: Diolah dari formulir Rencana Strategis Tahun 2008-2013 Dinas Perindustrian,Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas dan RENJA 2008 dan 2009 Bidang SUB BINA PROGRAM
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Perbandingan Jumlah
program dan kegiatan Renstra Dinperindakop Tahun 2008-2013 dengan
Renja Tahun 2008 dan 2009 yaitu pada Renstra Tahun 2008-2013
program yang akan dilaksanakan berjumlah 75 program, itu merupakan
jumlah keseluruhan program yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5
tahun atau disebut dengan Renstra. Renstra ini kemudian dijabarkan dalam
Renja atau rencana kerja yang akan dilaksanakan setiap tahun. Kurun
waktu 5 tahun tersebut target program yang akan dilaksanakan setiap
tahunnya yaitu berjumlah 15 program, tetapi pada Renja Tahun 2008 dan
2009 program yang dilaksanakan masing-masing berjumlah 12 program.
Sedangkan pada kegiatan keseluruhan jumlah yang akan dilaksanakan
selama kurun waktu 5 tahun berjumlah 615 kegiatan. Jumlah keseluruhan
kegiatan yang terdapat pada renstra tersebut dijabarkan ke dalam Renja
yang dilaksanakan setiapa tahunnya yaitu berjumlah 123 kegiatan, tetapi
pada Renja Tahun 2008 berjumlah 57 kegiatan dan pada Renja Tahun
2009 berjumlah 44 kegiatan yang dilakukan. Program dan kegiatan
tersebut merupakan program dan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
Renstra Tahun 2008-2013.
Tabel diatas menunjukkan bahwa Renstra yang dijabarkan
kedalam Renja belum terlaksana, padahal Renstra yang dibuat dalam
kurun waktu 5 tahun ini diperlukan sebagai dasar penilaian kinerja yang
menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya Renstra tersebut dijabarkan ke
dalam Renja setiap tahunnya di Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi Kabupaten Banyumas.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka menarik perhatian
peneliti untuk mengadakan penelitian mengenai analisis perbandingan
antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009
Dinperindakop Kabupaten Banyumas.
I.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana perbandingan antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan
Renja Tahun 2008 dan 2009 dan mengapa terdapat ketidakterlaksanaan
Program dan Kegiatan Antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja
Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas ?
I.3 TUJUAN PENELITIAN
Dalam melakukan suatu kegiatan berupa penelitian, tentunya peneliti
mempunyai tujuan tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menganalisis perbandingan Antara Renstra Tahun 2008-2013
dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 Dinas Perindustrian Perdagangan
dan Koperasi Kabupaten Banyumas berdasarakan jumlah program dan
kegiatan.
2. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan kepada Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Dengan mengetahui Jumlah Program dan kegiatan dalam
menganalisis keterkaitan Antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja
Tahun 2008 dan 2009 Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, maka
penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:
1. Sebagai masukan kepada Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi Kabupaten Banyumas agar Program dan kegiatan yang tidak
dilaksanakan pada Renja Tahun 2008 dan 2009 dapat dilaksanakan
pada tahun berikutnya.
2. Sebagai bahan informasi bagi pembaca maupun pihak-pihak terkait
yang mungkin ingin melakukan penelitian yang lebih mendalam di
masa yang akan datang.
I.5 Tinjauan Pustaka
Salah satu unsur penting dalam penelitian adalah tinjauan pustaka yang
berisikan mengenai teori-teori yang digunakan oleh peneliti. Karlinger
mendefinisikan teori sebagai rangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi
dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena social secara sistematis
dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Menurut definisi ini teori
ini mengandung tiga hal yaitu serangkaian proposisi antar konsep-konsep
yang saling berhubungan, teori menerangkan secara sistematis suatu
fenomena social dengan cara menentukan hubungan antar konsep dan
menerangkan fenomena tertentu dengan menentukan konsep mana yang
berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannnya
(Singarimbun dan Effendi, 1995:37).
Sehubungan dengan penjelasan di atas maka teori pada hakekatnya
merupakan hubungan antara dua faktor atau lebih atau pengaturan fakta
menurut cara-cara tertentu. Fakta-fakta di sini merupakan sesuatu yang dapat
diamati dan pada umumnya dapat diuji secara empiris. Mengingat
pentingnya tinjauan pustaka yang berisikan mengenai teori-teori yang
digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian, maka dalam bagian
ini akan diuraikan teori-teori yang dianggap dapat digunkan sebagai
pedoman. Uraian hal tersebut secara terperinci akan dijelaskan dibawah ini :
I.5.1 Rencana Strategis
Setiap manusia mempunyai rencana yang berbeda-beda dalam
menjalankan kehidupan, bukan hanya itu setiap organisasi juga
memiliki rencana yang matang untuk dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Rencana adalah cara spesifik yang akan ditempuh untuk
mencapai sasaran kegiatan. Manfaat rencana ini agar tujuan dari
kegiatan yang di lakukan dapat tercapai gengan yang diharapkan, yang
mempunyai kriteria spesifik, dapat di capai, relevan dengan masalah
yang ingin di atasi dan mempunyai jangka waktu dalam
pelaksanaannya.
Konsep perencanaan menurut Koontz dan O’Donnel (dalam
Purwanto,2007:45) yaitu :
“planning is the function of a manager which involves the selection from alternatives of objectives, policies, procedures and programs. Terjemahannya kurang lebih yaitu Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program dari alternatif-alternatif yang ada”.
Syarat-syarat rencana yang baik menurut (Purwanto, 2007:49)
antara lain :
1. Merumuskan dahulu masalah yang akan direncanakan. 2. Perencanaan harus didasarkan pada informasi, data dan
fakta. 3. Menetapkan beberapa alternative dan premisnya. 4. Putuskanlah suatu keputusan yang menjadi rencana
rasional, mudah dipahami, dapat dikerjakan, fleksibel, berkesinambungan dalam urutan dan waktu pencapaiannya.
Rencana yang baik memerlukan beberapa langkah-langkah yang
dikemukakan oleh (Purwanto, 2007:49-50) adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan serta merumuskan dahulu masalah/usaha/tujuan yang akan direncanakan itu.
2. Mengumpulkan data,informasi dan fakta yang diperlukan secukupnya.
3. Menganalisis dan mengklarifikasi informasi, serta hubungan-hubungannya.
4. Menetapkan perencanaan, premis-premis dan hambatan-hambatan serta hal-hal yang mendorongnya.
5. Menentukan beberapa alternative. 6. Pemilihan keputusan yang terbaik dari alternative-alternatif
yang ada. 7. Tetapkanlah urutan-urutan dan penetapan waktu secara
terperinci bagi rencana yang diusulkan. 8. Laksanakan pengecekan tentang kemajuan rencana yang
diusulkan. Dalam Undang-undang No. 25 Tahun 2004 Tentang sistem
perencanaan pembangunan nasional dijelaskan bahwa ”perencanaan
adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang
tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya
yang tersedia.”. Pengertian perencanaan juga terdapat dalam PP No. 8
Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunana, pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, pengertian
perencanaan sama dengan yang terdapat pada UU No.25 Tahun 2004
Tentang sistem perencanaan pembangunan nasional.
Istilah strategy berasal dari kata Yunani strategos, atau strategos
dengan kata jamak strategi. Strategos berarti jenderal tetapi dalam
Yunani Kuno sering berarti perwira Negara (state officer) dengan
fungsi yang luas. Pada abad ke-5 SM sudah dikenal adanya Board of
ten strategy di Athena, mewakili 10 suku di Yunani (Salusu,1998:85).
Penyataan yang sama juga dikemukakan oleh Sondang P. Siagian
(dalam Akdon 2007:130) mengartikan Strategis adalah serangkaian
keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak
dan diimplementasikan oleh selurud jajaran suatu organisasi dalam
rangka penacapaian tujuan organisasi tersebut.
Sedangkan menurut (Salusu, 1998: 101) Strategis adalah suatu
seni menggunakan kecakapa dan sumber daya suatu organisasi untuk
mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan
lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.
Pemimpin memfokuskan organisasi mereka pada arah strategis.
Mereka menciptakan agenda mereka untuk perubahan startegis.
Pemimpin organisasi menjaga kemajuan organisasi menuju visi
strategis. Pemimpin-pemimpin strategis dalam sektor publik modern
memberdayakan para manajer dan karyawan mereka untuk membuat
keputusan yang berkaitan dengan peningkatan pelayanan publik (
Gaspersz, 2004: vii).
Strategis yang digunakan dalam suatu organisasi diungkapkan
oleh Shirley dalam (Salusu, 1998: 99-100) pada umumnya membahas
mengenai :
1. Tujuan dan sasaran yang digunakan. 2. Lingkungan 3. Kemampuan internal 4. Kompetisi 5. Pembuat strategi 6. Komunikasi Tipe-tipe strategis yang digunakan dalam suatu organisasi
menurut (Salusu, 1998:105) yaitu :
1. Corporate Strategy (Strategi organisasi). 2. Program Strategy (Strategi program). 3. Resource Support Strategy ( strategipendukung sumber
daya).
4. Intitutional Strategy ( Strategi kelembagaan). Prinsip-prinsip untuk menyukseskan strategis diungkapkan oleh
Hatten dan Hatten (dalam Salusu,1998:108-109) suatu organisasi
yang dibuat harus memiliki petunjuk bagaimana organisasi itu bisa
sukses yaitu melalui :
1. Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya. 2. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategii. 3. Strategi yang efeftif hendaknya memfokuskan dan
menyatukan semua sumber daya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain.
4. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru adalah kelemahannya. Sumber daya adalah suatu yang kritis.
5. Strategi hendaknya memperhitungkan risiko yang tidak terlalu besar.
6. Strategi hendaknya disusun di atas landasan keberhasilan yang telah dicapai.
7. Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait, dan terutama dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi.
Maka dalam strategi diperlukan suatu pemimpin yang di Bantu
oleh para pegawainya dalam membuat keputusan untuk suatu strategis
yang akan dilakukan. Strategis ini dapat merespon terhadap harapan-
harapan masyarakat yang akan menelaah terhadap suatu situasi yang
akan langsung berhubungan dengan kepentingan banyak orang atau
masyarakat guna meningkatkan kualitas pelayanan.
Istilah “Perencanaan Strategis” mulai digunakan pada tahun
1960-an dan menjadi paradigma alternative dalam bidang
perencanaan, menggantikan model perencanaan lama. Perencanaan
strategis menjadi sangat penting manakala organisasi menghadapi
perubahan-perubahan lingkungan yang tidak menentu karena gagalnya
model perencanaan jangka panjang dalam memprediksi situasi yang
cepat berubah dan tidak pasti. Keadaan tersebut menyadarkan
organisasi untuk menerapkan suatu perencanaan yang fleksibel,
mampu memprediksi lingkungan yang cepat berubah, serta dapat
berjalan seiring dengan ketidakpastian keadaan. Konsep perencanaan
strategis memfokuskan pada perencanaan bidang-bidang strategis dan
tidak perlu melakukan semua hal sehingga perencanaan harus
dilakukan dengan cermat, tepat dan matang.
Perencanaan / Rencana Strategik (RENSTRA / strategic
planning), yang merupakan bagian pertama dari manajemen strategik,
mencakup penetapan tujuan, sasaran dan strategi organisasi. Strategi
organisasai berisi tentang kebijakan, program dan kegiatan organisasi,
(muljadi,2006:7).
Menurut pendapat Salusu, 1998: 500 Perencanaan strategis
adalah suatu cara untuk mengurangi risiko, suatu intrumen untuk
mendidik para manajer, para pejabat inti, pejabat menengah, dan
kepala-kepala unit kerja selain itu pula adalah suatu proses dalam
membuat keputusan strategic atau menawarkan metode untuk
memformulasikan dan mengimplementasikan keputusan strategis, serta
mengalokasikan sumber daya untuk mendukungnya semua unit kerja
dan tingkatan dalam organisasi. Perencanaan strategis juga dapat
diartikan sebagai suatu metode dalam mengarahkan para pemimpin
unit kerja sehingga keputusan-keputusan dan tindakan mereka
mempunyai dampak terhadap masa depan organisasi dengan cara yang
konsisten dan rasional.
Perencanaan strategis bagi pemerintah daerah dapat dipandang
sebagai suatu yang dapat digunakan oleh para pemimpin pemerintahan
untuk membayangkan, menvisualisasikan masa depan organisasi
pemerintahannya, kemudian mengembangkan struktur, staf, produser,
operasionalisasi, serta pengendalian sehingga secara gemilang mampu
mencapai masa depan yang diinginkan itu. (Salusu, 1998: 501).
Pendapat selanjutnya dikemukakan oleh John C. Camillus, sebagai
berikut:
Strategic planning systems differ in the extent to which they emphasize creativity as opposed to control, it has been stressed that these two some what opposed orientations need to be balanced in order to enhance the effectiveness of a system. (International Journal of Strategic Planning a Discriminant Analysis Approach, 349).
Terjemahannya kurang lebih, Sistem Perencanaan Strategi
berbeda tingkat dimana mereka menitikberatkan pengawasan kreatifitas
sebagai Lawan, itu mempunyai penekanan bahwa apa kebalikan dua dari
beberapa lawan orientasi-orientasi ini memerlukan untuk jadi seimbang
dalam menambahan keefektifan dari sebuah sistem.
Perencanaan strategis dalam setiap organisasi harus bersifat
responsif terhadap segala bentuk perubahan lingkungan organisasi
yang terjadi. Apabila perencanaan strategis itu kurang responif, maka
organisasi yang bersangkutan akan kesulitan menentukan visi dan misi
bahkan tujuan organisasi sekalipun. Perencanaan strategis merupakan
suatu cara untuk mengendalikan organisasi secara efektif dan efisien
sampai pada implementasi paling depan sampai pada tujuan dan
sasaran organisasi yang bersangkutan (Muljadi, 2006:2).
Menurut beberapa penulis (Steiner, 1979; Barry, 1986; Freeman,
dan Roering, 1986; Bryson, Van de Ven, dan roaring, 1987) bahwa
rencana strategis dapat membantu suatu organisasi :
1. Berfikir secara strategis dan mengembangkan strategi yang efektif.
2. Memperjelas arah masa depan. 3. Menciptakan prioritas 4. Membuat keputusan sekarang dengan mengingat
konsekuensi masa depan. 5. Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi
pembuatan keputusan. 6. Menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam bidang-
bidang yang berada di bawah kontrol organisasi. 7. Membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi. 8. Memecahkan masalah organisasi. 9. Memperbaiki kinerja organisasi. 10. Menangani keadaan yang berubah dengan cepatsecara
efektif. 11. Membangun kerja kelompok dan keahlian. Namun mereka menegaskan bahwa meskipun rencana strategis
dapat memberikan seluruh manfaat di atas, tidak ada jaminan
semuanya akan tersedia. Karena satu hal, perencanaan strategis
hanyalah kumpulan konsep, prosedur dan alat. Jadi perencana perlu
bersikap sangat hati-hati karena tidak semua pendekatan memiliki
kegunaan yang sama, dan beberapa persyaratan tertentu dapat
mempengaruhi keberhasilan penggunaan masing-masing pendekatan.
Konsep kinerja organisasi yang dikemukakan oleh Barry (dalam
salusu, 1998:509) perencanaan strategis baik organisasi besar maupun
kecil, jauh melampaui organisasi lain yang tidak menggunakan
perencanaan strategis. Hal ini antara lain karena perencanaan itu
didasarkan atas misi dan visi strategis yang jelas. Misi dan visi
strategis itu sendiri mampu mengendalikan arah perencanaan yang
baik.
Dalam hal organisasi kekurangan dana karena menurunnya
bantuan dari luar, perencanaan strategis dapat mencari jalan keluar,
misalnya mengurangi biaya, mencari sumber lain, dan melakukan
penggabungan.Menurut (salusu, 1998:510) untuk bisa mencari jalan
keluar, tim perencanaan perlu diperkuat, atau kalau belum ada,
hendanya dibentuk dengan anggota yang terdiri dari pejabat-pejabat
kunci dan beberapa staff lain yang dipandang perlu. Anggota-anggota
tim atau badan perencanaan itu makin lama memperoleh pengetahuan
yang bermanfaat dalam menaggulangi masalah-masalah yang sering
tidak diantisipasi.
Perencanaan strategis tidak selalu dapat memberi nasihat ini
disampaikan oleh (Bryson, 2008:13), karena adanya dua alasan yang
memaksa bertahan pada upaya perencanaan strategis yaitu :
1. Perencanaan strategis tidak hanya menjadi langkah pertama yang
terbaik bagi organisasi rumpun atapnya.
2. Perencanaan startegis akan menjadi kegiatan yang buang-buang
waktu saja jika organisasi tidak memiliki ketrampilan, sumber
daya atau komitmen para pembuat keputusan guna menghasilkan
rencana yang baik.
Agar mencapai hasil-hasil yang diharapkan, manajemen dan
karyawan harus memiliki komitmen terhadap perencanaan strategis
dan memberikan perhatian penuh pada implementasi dari sasaran-
sasaran dan tujuan-tujuan pernyataan ini dikemukakan menurut
(Gaspersz, 2004:2-4), Beliau juga mengemukakan mengenai manfaat
perencanaan strategis antara lain :
1. Berguna bagi perencanaan untuk perubahan dalam lingkungan dinamik yang komplek.
2. Berguna untuk pengelolaan hasil-hasil (Managing for result). 3. Perencanaan strategis merupakan suatu alat manajerial yang
penting. 4. Perencanaan strategis berorientasi masa depan. 5. Perencanaan strategis mampu beradaptasi (adaptable). 6. Perencanaan strategis adalah penting untuk mendukung pelanggan. 7. Perencanaan strategis mempromosikan komunikasi.
Kriteria lain mengenai keuntungan Perencanaan strategis
disampaikan oleh Menurut (Rino.A.Nugroho, dalam Handout
mengenai memulai perencanaan strategis, 2008:2-4) yaitu sebagai
berikut:
1. Persebaran pemikiran strategis melalui tindakan. 2. Mengubah Pengambilan kebijakan 3. Meningkatkan responsivitas kinerja organisasi
Sedangkan menurut Robbins dan Coulter (1999:200), ada empat
alasan dan manfaat perlunya perencanaan strategis yaitu :
1. Perencanaan strategis memberi arah. 2. Perencanaan strategis mengurangi dampak perubahan. 3. Perencanaan strategis memperkecil pemborosan. 4. Perencanaan strategis menentukan standar pengendalian.
Jika perencanaan strategis dilakukan dalam situasi adapun di
dalam organisasi harus merupayakan keputusan yang terfokus dan
terbatas sesuai dengan keadaan yang bertujuan mengembangkan
ketrampilan, sumber daya dan komitmen yang diperlukan.
Rencana strategis (Renstra) satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) Dinperindakop Kabupaten Banyumas Tahun 2008-2013
berfungsi sebagai dokumen publik yang diharapkan dapat
mengantisipasi kebutuhan pembangunan daerah sektor industri,
perdagangan, pasar, koperasi dan usaha kecdil menengah dalam jangka
waktu lima tahun yang akan datang. Proses penyusunan dilakukan
melalui musyawarah perencanaan partisipatif dengan melibatkan
segenap stakeholders di Kabupataen Banyumas.
Perencanaan strategis yang merupakan bagian pertama dari
manajemen strategis mencakup penetapan tujuan, sasaran, dan strategi
organisai. Strategi organisasi berisi kebijakan, program dan kegiatan
organisasi. Semua hal tersebut merupakan kelanjutan dari tahap
manajemen strategis sebelumnya, sebelum penetapan tujuan
organisasi, yaitu penetapan urutan asumsi strategis pilihan atau faktor
kunci keberhasilan (FKK). Kemudian setiap FKK dirinci lebih lanjut
penjabaranya menjadi beberapa tujuan, dan tiap tujuan dijabarkan
menjadi beberapa tahapan sasaran, dan kemudian tiap sasaran memiliki
beberapa strategi yang dituangkan rincianya dalam beberapa
kebijakan, beberapa program dan beberapa kegiatan organisasi
Muljadi, 2006:7). Setiap langkah dalam rencana strategis perlu
dipikirkan bagaimana langkah-langkah tersebut dapat di aplikasikan ini
dikemukakan oleh (Gaspersz, 2004:5) yang nantinya sangat berguna
dalam melaksanakan misi organisasi yang telah ditetapkan. Perlu
dipahami apabila suatu organiasasi gagal membuat rencana, maka
sebenarnya organisasi tesebut telah merencanakan suatu kegagalan.
Oleh karena itu konsep perencanaan strategis harus diusahakan dengan
sebaik-baiknya.
Pendapat selanjutnya dikemukakan oleh Jane E. Dutton and Robert
B. Duncan, sebagai berikut:
The Strategic planning process is defined as the set of human interactions, formal and informal that take place in the course of generating a strategic plan. For the purposes of the discussion below the focus will be on corporate level as opposed to business or functional level planning. Strategic planning process serves as a type of performance program absorbing uncertainty by reducing the information load facing decision makers. Through the planning process, information critical to the organizations survival is received and interpreted. Signals are received in the form of informational inputs,e.g. data on internal actions such as personnel changes, capital requirements, etc. or external actions such as competitor moves, regulatory changes.ets. formally or informally, this process produces the array of strategic issues that have been earmarked as significant for the organizations future. (International Journal of Strategic Planning Process on Strategic Change, 105-106).
Terjemahannya kurang lebih, Proses perencanaan strategis
ditentukan sebagai kumpulan dari interaksi-interaksi manusia formal
dan informal itu terjadi dalam perjalanan dari penghasilan sebuah
rencana stratwgis . untuk tujuan-tujuan dari focus diskusi di bawah
akan terjadi tingkat diatas kerja sama sebagai lawan untuk urusan-
urusan atau tingkat perencanaan fungsional. Proses perencanaan
strategis disajikan sebagai sebuah tipe dari penyerapan tampilan
program tidak pasti oleh pengurangan beban informasi dihadapan
pembuat keputusan., antara proses perencanaan informasi penting
untuk ketahanan organisasi yang diterima dan diungkapkan. Tanda-
tanda yang diterima dalam bentuk masukan-masukan yang bersifat
informasi misalnya data dalam tindakan-tindakan internal seperti
pergantian anggota, penerimaan capital, dll. Tindakan external seperti
langkah-langkah pesaing, perubahan peraturan, dll. Secara formal atau
informal proses ini menghasilkan pameran dari persoalan-persoalan
strategis itu merupakan cirri yang signifikan untuk masa depan
organisasi.
Perencanaan pembangunan di Indonesia telah diatur dalam
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, dimana regulasi tersebut juga mengatur
tentang perencanaan pembangunan daerah. Berdasarakan pada UU
tersebut dan amanat UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah, maka daerah (Provinsi dan kabupaten/kota) wajib menyusun
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang
selanjutnya disebut dengan RPJMD. (Peraturan Bupati Banyumas No.
103 tahun 2008 tentang RPJMD Kabupaten banyumas Tahun 2008-
2013).
Pada dokumen Rencana Startegis Dinperindakop menyatakan
bahwa Rencana Strategis Dinperindakop Tahun 2008-2013 yaitu
dokumen perencanaan Dinperindakop Kabupaten Banyumas periode
tahun 2008-2013 yang berisi uraian secara rinci dan terukur mengenai
nberbagai kebijakan dan program pembangunan dan teknis operasional
urusan pemerintahan daerah bidang perindustrian, perdagangan, pasar,
koperasi dan usaha kecil menengah berdasarkan asas otonomi dan
tugas pembantuan bersama dengan instansi pemerintah lainnya, dunia
usaha dan masyarakat.
Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Dinperindakop Kabupaten Banyumas Tahun 2008-
2013 disusun berpedoman pada visi, misi dan program Pembagunan
Kepala Daerah, Rencana Pembagunan Jangka Panjang (RPJP) daerah,
Rencana Pembagunan Jangka Menengah daerah (RPJMD) Kabupaten
Banyumas dan berbagai kebijakan / regulasi lain yang secara langsung
atau tidak langsung memiliki keterkaitan dengan penyusunan
perencanaan pembagunan bidang industri, perdagangan, pasar,
koperasi dan UKM di Kabupaten Banyumas. (Dokumen Renstra
Dinperindakop Kabupaten Banyumas)
Maksud penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra SKPD) Dinperindakop Kabupaten banyumas Tahun
2008-2014 ini adalah sebagai pedoman dalam melaksanakan program
dan kegiatan Dinperindakop Kabupaten Banyumas dalam kurun waktu
lima tahun (2008-2013). Tujuan adanya Renstra SKPD Dinperindakop
Kabupaten Banyumas Tahun 2008-2013 disusun yaitu :
a. Memberikan pemahaman kepada pemangku kepentingan (stakeholders) dan pemerintah (aparat dinas Perindakop) tentang mekanisme, proses dan substansi perencanaan pembagunan dan pemberdayaan pada sektor industri, perdagangan, pasar, koperasi, dan UKM selama lima tahun dengan baik.
b. Sebagai acuan dalam perencanaan kerja yang komprehensif periode 2008-2013, sehingga terwujud kejelasan tentang arah kebijakan, program dan kegiatan strategis yang akan dilaksanakan Dinperindakop Kabupaten banyumas selama tahun 2008-2013.
c. Memberikan arahan kebutuhan program dan kegiatan prioritas yang jelas, dengan harapan pelaksanaan pembangunan daerah dapat berjalan secara sinergis sehingga memberikan hasil yang optimal.
d. Sebagai tolak ukur dalam penilaian kinerja Dinperindakop Kabupaten banyumas selama lima tahun.
e. Sebagai dasar komitmen bersama antara eksekutif, legislatif dan Stakeholders pembangunan dan pemberdayaan pada sektor industri, perdaganagan, pasar, koperasi, dan UKM terhadap program-program yang akan dilaksanakan pada kurun waktu lima tahun. (Dokumen Renstra Dinperindakop kabupaten Banyumas Tahun 2008-2013)
Pada PP No.8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana Pembangunan daerah,
Rencana pembagunan daerah meliputi :
a. RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
b. RPJMD (Rencana Pembagunan Jangka Menengah Daerah) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
c. RKPD (Rencana Kerja Pembagunan Daerah) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
Perencanaan dimulai dengan adanya informasi tentang
ketersediaan sumberdaya dan arah pembagunan nasional. Dalam
memulai suatu rencana strategis diperlukan suatu perencanaan adapun
ruang lingkup Perencanaan Daerah Menurut (Dadang Solihin,
2005:10) yaitu sebagai berikut disertai dengan penjelasan penetapan
yang terdapat pada UU No. 25 Tahun 2004 tentang perencanaan
pembangunan nasional :
1. Rencana Pembagunana Jangka Daerah (RPJP-Daerah) Ini terdapat pada penetapan Perda pasal 13 ayat 2 : RPJP Daerah
ditetapkan dengan peraturan daerah. 2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM
Daerah) Teradapat pada Peraturan KDH pasal 19 ayat 3 yaitu : RPJMD ditetapkan paling lambat 3 bulan setelah kepala daerah dilantik. RPJMD Kabupaten Banyumas Tahun 2008-2013 ini digunakan sebagai dasar penilaian kinerja bupati dalam melaksanakan pemerintahan, pembangunan, pelayanan public dan pemberdayaan masyarakat selama masa jabatannya dan menjadi tolak ukur keberhasilan Bupati dalam laporan peratnggungjawaban kepada daerah terkait dengan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerahselama kurun waktu 2008-2013.
3. RENSTRA SKPD Renstra SKPD ditetapkan dengan peraturan pimpinan satuan kerja perangkat daerah setelah disesuaikan dengan RPJMD sebagaimana dimaksud pada 19 ayat 3. menurut PP no 8 tahun 2008 renstra SKPD ini memuat tentang visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembagunan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) RKPD ditetapkn oleh Peraturan Kepala Daerah KDH
5. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Kepala satuan kerja perangkat daerah menyiapkan Renja SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang mengacu kepada rancangan awal RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat 3 yaitu kepala bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD sebagai penjabaran dari RPJM daerah. Dan berpedoman pada Renstra SKPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat 4. (www.dadangsolihin.com)
Isi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yaitu :
1. Strategi Pembangunan Daerah 2. Kebijakan umum 3. Arah Kebijakan Keuangan daerah 4. Programm SKPD, lintas SKPD kewilayahan dan lintas
kewilayahan yang memuat kegiatan dalam : - kerangka regulasi - Kerangka anggaran. (Dadang Solihin, 2005:12)
Dibawah ini akan dijabarkan mengenai alur perencanaan dan
penganggaran yang dikemukakan oleh (Dadang Solihin, 2005:16)
yaitu sebagai berikut:
Gambar I.2 Alur Perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah
Sumber : (Dadang Solihin, 2005:16).
Penyusunan dan penetapan RPJM dapat dilihat pada Gambar 1.3
dibawah ini :
Pedoman Dijabarkan pedoman RKP Daerah Pedoman Diacu Pedoman Pedoman Renja - SKPD
RPJP Daerah
RPJM Daerah RAPBD APBD
Renstra SKPD
RKA - SKPD
Rincian APBD
Gambar 1.3 Penyusunan dan penetapan RPJM
Sumber : (Dadang Solihin, 2005:20).
Jadi, rencana strategis merupakan satuan kerja yang dilakukan
oleh suatu instansi atau dinas dan suatu perusahaan berisikan mengenai
visi, misi, kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan
dengan mempertimbangkan potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut
dengan tujuan mengembangkan ketrampilan, sumber daya dan
komitmen yang diperlukan dalam hal memberikan pelayanan kepada
masyarakat untuk melangkah mencapai tujuan akhir organisasi.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kement/Lemb / SKPD Menyusun
Renstra-KL / Renstra SKPD
Program Kement/Lembaga / SKPD
Bappenas/da menyusun Rancangan awal
RPJM/D a) Visi,Misi Presiden/KD b) Strategi Bangnas/da c) Kebijakan Umum d) Kerangka ekonomi makro/da e). Program Kement/Lembaga/SKPD
Visi, misi, program Presiden/ KD terpilih
Bappenas/da menyelenggarakan MUSRENBANG RPJM/D
Bappenas/da menyusun Rancangan Akhir RPJM/D
a) Visi, Misi Presiden/KD b) Strategi Bangnas/da c) Kebijakan Umum d) Kerangka ekonomi makro/da e) Program Kement/Lembaga / SKPD
Penetapan RPJM / RPJMD
Digunakan sebagai pedoman penyusunan
Rancangan RKP/RKPD
1.5.2 Rencana Kerja
Menurut UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) adalah dokumen perencanaan
satuan kerja perangkat daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
Renja-SKPD yang merupakan penjabaran Renstra SKPD
berisikan mengenai :
1. Kebijakan SKPD
2. Program dan kegiatan pembangunan
- Dilaksanakan pemerintah
- Mendorong partisipasi masyarakat
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD)
Memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan
daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat. (www.slideshare.net)
Rencana kerja (Renja) Dinperindakop Kabupaten Banyumas
disusun sebagai tindak lanjut berlakunya Peraturan daerah No.11
Tahun 2008 Tanggal 28 Juni Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Daerah Kabupaten Banyumas serta Peraturan Bupati
Banyumas No. 43 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas, fungsi dan
Tata Kerja Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten
banyumas. Dengan Adanya Peraturan tersebut mengakibatkan adanya
perubahan nomenklatur, yaitu Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten
Banyumas bergabung dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Banyumas.agar tidak terjadi kevakuman dokumen
perencanaan, maka dipandang perlu adanya penyusunan Rencana
Kerja Dinperindakop Kabupaten Banyumas. (LAKIP Dinperindakop
Kabupaten Banyumas Tahun 2008)
Rencana Kerja (Renja) Dinperindakop disusun berpedoman pada
Rencana Pembagunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Banyumas Tahun 2008-2013. (Renja-SKPD Dinperindakop Tahun
2008-2009)
Renja yang dilakukan oleh Dinperindakop Kabupaten Banyumas
Merupakan tolak ukur keberhasilab atau kegagalan pelaksanaan
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2008-2009.
(Renja-SKPD Dinperindakop Tahun 2008-2009 )
Adapun maksud dilakukan penyusunan Rencana Kerja SKPD
Dinperindakop Kabupaten banyumas adalah sebagai pedoman dalam
melaksanakan program dan kegiatan Dinperindakop Kabupaten
Banyumas,sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, efisien,
transparan dan akuntabel. Tujuan Renja SKPD Dinperindakop ini
disusun sebagai berikut :
1. Terwujudnya dokumen perencanaan kerja yang komprehensif sebagi penjabaran dari rencana strategis Dinperindakop Kabupaten Banyumas.
2. Terwujudnya dokumen perencanaan pembagunan bidang perindustrian, perdagangan dan koperasi untuk mewujudkan pembangunan daerah.
3. Terwujudnya pedoman bagi Dinperindakop Kabupaten Banyumas dan seluruh pihak terkait (Stakeholders) dalam pembagunan bidang perindustrian, perdagangan dan perkoperasian.
4. Terwujudnya kejelasan arah kebijakan, program dan kegiatan strategis yang akan dilaksanakan Dinperindakop Kabupaten Banyumas.
Renja SKPD Dinperindakop Kabupaten Banyumas Tahun 2008-
2009 merupakan suatu dokumen perencanaan Dinperindakop
Kabupaten banyumas untuk periode tahun 2008-2009 yang berisi
uraian secara rinci dan terukur mengenai berbagai kebijakan dan
program pembangunan dalam melaksanakan teknis operasional urusan
pemerintahan daerah bidang perindustrian, perdagangan, pasar,
koperasi dan usaha kecil menengah berdasarkan asas otonomi dan
tugas pembantuan bersama dengan instansi pemerintah lainnya, dunia
usaha dan masyarakat. (Renja SKPD Dinperindakop Kabupaten
Banyumas Tahun 2008-2009)
1.5.3 Program
Menurut UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional program adalah instrumen kebijakan yang
berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta
memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang
dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.
Program merupakan proses bagi penentuan jenis dan jumlah
sumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan strategi suatu
Renstra. Substansi program antara lain sebagai berikut :
a. Merupakan rincian tentang langkah-langkah yang perlu
diambil untuk menjabarkan setiap kebijakan organisasi.
b. Memiliki masa jangka menengah dan jangka panjang antara 3
sampai 5 tahun, juga dapat bersifat tahunan mengenai waktu
pelaksanaan.
c. Melekat dan menjadi pedoman bagi setiap fungsi dari
organisasi.
(Muljadi, 2006:170)
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Program adalah
penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu atau
lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan
untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD.
Langkah langkah dalam Penyempurnaan Program Pembangunan
antara lain :
· Koordinasi Program Pembangunan · Lingkup pusat dan nasional, koordinasi oleh lembaga/badan
perencanaan pembangunan nasional. · Lingkup provinsi, koordinasi oleh lembaga/badan
perencanaan pembangunan provinsi. · Lingkup kabupaten/kota, koordinasi oleh lembaga/badan
perencanaan pembangunan kabupaten/kota. · Pengendalian Program Pembangunan · Pengendalian di tingkat nasional dan daerah, akan dilakukan
secara koordinatif dengan melibatkan unsur-unsur
perencanaan, pengendalian, pembinaan, pelaporan, monitoring dan evaluasi, pendataan dan informasi, dengan pendekatan instrumen kebijakan dan anggaran pembangunan di Pusat dan Daerah. (www.slideshare.net)
Menurut Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah, program adalah bentuk instrumen
kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah atau lembaga atau masyarakat yang dikordinasikan
oleh pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh
alokasi anggaran.
1.5.4 Kegiatan
Kegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh
unit-unit kerja atau komponen organisasi dalam rangka merealisasikan
program kerja operasionalnya sesuai Renstra bagi suatu organisasi.
Kegiatan bersifat hal konkret, maka dalam merumuskan kegiatan harus
SMART (specific, measureable, aggressive, but attainable, Result
oriented dan Time bound), dan diasanya disebut dengan Lembaran
Kerja (Formulir PK). (Muljadi, 2006: 171)
Menurut (Muljadi, 2006:49) rumusan kegiatan pada setiap
program dirumuskan lebih dari satu atau minimal dua kegiatan.
Kegiatan yang harus dilakukan setiap program, dengan
memperhatikan:
· Kemampuan dana, yang dapat didukung oleh masyarakat, swasta, dan dana pemerintah (APBN/ APBD).
· Kecermatan pemanfaatan sumber dana yang harus dioptimalkan manfaatnya (dana bisa jadi swadaya, pinjaman dalam negeri)
· Efisiensi berdasar atas pemilihan alternatif · Kecermatan pemanfaatan sumber daya yang lain dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal · Pemakaian jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan · Perhitungan faktor secara cermat.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah, kegiatan adalah bagian dari program yang
dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari
pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari
sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa
personil (Sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan
teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis
sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan
keluaran (output) dalam bentuk barang atau jasa.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Kegiatan adalah
bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja
pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu
program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya
balk yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal
termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa
atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input)
untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
Rencana kegiatan terdiri dari pilihan-pilihan organisasi atau
instansi pemerintah untuk melaksanakan metode, proses, ketrampilan,
peralatan dan sistem kerja dalam rangka mengimplementasikan
program kerja yang telah dibuat dengan memperhatikan lingkungan
yang ada dalam organisasi, baik lingkungan internal maupun eksternal.
(Muljadi, 2006: 89)
1.5.5 Analisis perbandingan antara Renstra dengan Renja
Berdasarkan Peraturan Bupati Banyumas No. 103 Tahun 2008
tentang Rencana Pembagunan Jangka menengah Daerah kabupaten
Banyumas Tahun 2008-2013 dijelaskan bahwa hubungan RPJM
daerah dengan dokumen perencanaan lainnya yaitu sebagaimana yang
telah diamatkan dalam UU no. 25 Tahun 2004 tentang sistem
Perencanaan Pembagunan Nasional, maka perlu disusun RPJMD
Kabupaten banyumas yang merupakan penjabran dari visi, misi,
program kepala daerah terpilih. Penyusunan RPJMD ini dilakukan
dengan memperhatikan RPJM Nasional dan RPJMD atau Renstrada
Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya RPJMD Kabupaten banyumas akan
dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah daerah (RKPD) untuk
setiap tahunnya, dan dijadikan sebagai pedoman bagi penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)
Kabupaten Banyumas.
Keberadaan RPJMD Kabupaen Banyumas tahun 2008-2013
merupakan satu bagian yang utuh dari manajemen kerja di lingkungan
pemerintah yang akan dijadikan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) untuk penyusunan Rencana Strategis SKPD yang
memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan
pembagunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD yang
bersifat indikatif yang nantinya akan dijabarkan menjadi Rencana
Kerja Satuan Perangkat daerah (Renja SKPD) sebagai dokumen
perencanaan tahunan bagi SKPD yang memuat kebijakan, program,
dan kegiatan pembangunan. Lebih jelasnya lihat pada gambar 1.4
bagan hubungan RPJMD dengan dokumen Perencanaan lainnya
sebagai berkut :
Gambar 1.4 Bagan Hubungan Antara RPJM Nasional dengan Renstra SKP Daerah dan
Renja SKP Daerah
Sumber : (Dokumen Peraturan Bupati Banyumas No. 103 Tahun 2008 tentang Rencana Pembagunan Jangka menengah Daerah kabupaten Banyumas Tahun 2008-2013)
Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan
tugas berbantuan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah sebagai pengganti Undang-Undang
RPJM Kabupaten Banyumas
Tahun 2008-2013 RPJM (Renstrada)
Prov. Jatrng Tahun. 2003-2008
RPJM Nasional Tahun 2004-2009
RKPD Kabuopaten Banyumas
Renstra SKPD Tahun
2008-2013
Renja SKPD
Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah seperti yang disebut diatas didanai dari dan atas
beban anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), yang
merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun
anggaran. Dalam Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara pasal 19 (1) dan (2) menyebutkan bahwa, dalam
rangka penyusunan RAPBD Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
selaku pengguna anggaran menyusun rencana kerja dan anggaran
dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai.
Penyusunan RAPBD berdasarkan anggaran berbasis kinerja
(ABK) diperlukan sumber daya manusia yang mampu untuk
melaksanakannya. Dalam usaha meningkatkan sumber daya manusia
tersebut,BPKP berusaha berperan aktif membantu Pemerintah Daerah
dengan menyusun Pedoman Penyusunan APBD Berbasis Kinerja.
Untuk menyusun ABK, pemerintah daerah terlebih dahulu
harus mempunyai Renstra. Renstra merupakan kegiatan dalam mencari
tahu dimana organisasi berada saat ini, arahan kemana organisasi harus
menuju, dan bagaimana cara (stratejik) untuk mencapai tujuan itu.
Oleh karenanya, renstra merupakan analisis dan pengambilan
keputusan stratejik tentang masa depan organisasi untuk menempatkan
dirinya (positioning) pada masa yang akan datang. Renstra
memberikan petunjuk tentang mengerjakan sesuatu program/kegiatan
yang benar (doing the right things). Oleh karena itu, bahasa yang
digunakan dalam perumusan renstra haruslah jelas dan nyata serta
tidak berdwimakna sehingga dapat dijadikan sebagai petunjuk/arah
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan operasional.
Perencanaan anggaran daerah secara keseluruhan yang
mencakup penyusunan Kebijakan Umum APBD sampai dengan
disusunnya Rancangan APBD terdiri dari beberapa tahapan proses
perencanaan anggaran daerah. Berdasarkan Undang-Undang No. 17
Tahun 2003 serta Undang-Undang No. 32 dan 33 Tahun 2004, tahapan
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pemerintah daerah menyampaikan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikutnya sebagai landasan penyusunan rancangan APBD paling lambat pada pertengahan bulan Juni tahun berjalan. Kebijakan umum APBD tersebut berpedoman pada RKPD. Proses penyusunan RKPD tersebut dilakukan antara lain dengan melaksanakan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) yang selain diikuti oleh unsur-unsur pemerintahan juga mengikutsertakan dan/atau menyerap aspirasi masyarakat terkait, antara lain asosiasi profesi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), pemuka adat, pemuka agama, dan kalangan dunia usaha.
2) DPRD kemudian membahas kebijakan umum APBD yang disampaikan oleh pemerintah daerah dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya.
3) Berdasarkan Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati dengan DPRD, pemerintah daerah bersama DPRD membahas prioritas dan plafon anggaran sementara untuk dijadikan acuan bagi setiap SKPD.
4) Kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyusun RKA-SKPD tahun berikutnya dengan mengacu pada prioritas dan plafon anggaran sementara yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah bersama DPRD.
5) RKA-SKPD tersebut kemudian disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD.
6) Hasil pembahasan RKA-SKPD disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan daerah sebagai bahan penyusunan rancangan perda tentang APBD tahun berikutnya.
7) Pemerintah daerah mengajukan rancangan perda tentang APBD disertai dengan penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD pada minggu pertama bulan Oktober tahun sebelumnya.
8) Pengambilan keputusan oleh DPRD mengenai rancangan perda tentang APBD dilakukan selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. (www.slideshare.net)
Tahapan penganggaran di atas dapat diringkas dengan bagan
seperti di bawah ini :
Gambar 1.5 Proses Penyusunan Rancangan APBD
P
Keterkaitan anatara RPJM dengan rangkaian dokumen
perencanaan laiinya mulai dari PPJP, RPJM, Renstra SKPD, Renja
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Kebijakan Umum APBD
Perda APBD
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
Rancangan Perda APBD
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD)
SKPD, RKPD dan APBD yaitu dapat dilihat pada gambar 1.6 sebagai
berikut :
Gambar 1.6 Alur Perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah
Sumber : (Dadang Solihin, 2005:16). Dari adanya penjelasan diatas maka penelitian mengenai Analisis
Renstra terhadap Renja dapat peneliti lakukan yaitu dengan
menganalisis Renstra SKPD Tahun 2008-2013 dan Renja SKPD
Tahun 2008 dan 2009 yang dimiliki oleh Dinperindakop Kabupaten
Banyumas
I.6 Batasan Konsep Penelitian
Konsep-konsep yang diindentifikasi dalam menganalisis kesesuaian
antara RENSTRA Tahun 2008-2013 dengan RENJA Tahun 2008-2009
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas adalah
sebagai berikut :
1. Rencana strategis merupakan satuan kerja yang dilakukan oleh suatu
instansi atau dinas dan suatu perusahaan berisikan mengenai visi, misi,
kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan dengan
mempertimbangkan potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut dengan
tujuan mengembangkan ketrampilan, sumber daya dan komitmen yang
Pedoman Dijabarkan pedoman RKP Daerah Pedoman Diacu Pedoman Pedoman Renja - SKPD
RPJP Daerah
RPJM Daerah RAPBD APBD
Renstra SKPD
RKA - SKPD
Rincian APBD
diperlukan dalam hal memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk
melangkah mencapai tujuan akhir organisasi.
2. Rencana Kerja adalah pedoman yang berisikan program dan kegiatan
yang berdasarkan atas Renstra untuk periode 1 (satu) tahun, sehingga
dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
3. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah atau lembaga atau
masyarakat yang dikordinasikan oleh pemerintah untuk mencapai
sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran.
4. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau
beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur
pada suatu program dengan memperhatikan lingkungan yang ada dalam
organisasi, baik lingkungan internal maupun eksternal.
5. Analisis Perbandingan Renstra dan Renja adalah analisis yang dilakukan
dengan menganalisis Renstra SKPD Tahun 2008-2013 dan Renja SKPD
Tahun 2008 dan 2009 yang dimiliki oleh Dinperindakop Kabupaten
Banyumas terhadap program dan kegiatan yang dilakukan oleh
Dinperindakop Kabupaten Banyumas.
I.7 Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir bertujuan untuk mengambarkan secara jelas
bagaimana kerangka pikir yang akan digunakan peneliti untuk mengkaji dan
memahami permasalahan yang akan diteliti, ini dikemukakan oleh (Sutopo,
2006:176, sajian kerangka pikir meski tidak harus disertai atau diwujudkan
dalam bentuk gambar diagram, namun kebanyakan untuk kejelasan pola
pikir disajikan. Namun karena gambar diagram merupakan sajian ringkas,
maka bagian kerangka pikir ini selalu memerlukan deskripsi kalimat yang
bersifat penjelasan mengenai pola pikir yang digunakannya untuk
pemahaman dan analisisnya.
Potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Banyumas sangat mendukung
Dinperindakop dalam mengembangkan bidang perindustrian, perdagangan
dan koperasi dengan tujuan untuk memajukan daerah dan membantu
masyarakat dalam mengembangkan usaha yang akan ditekuni.
Dinperindakop Kabupaten Banyumas harus memiliki strategi dan
perencanaan yang baik dalam rangka turut berupaya mewujudkan
perekonomian yang lebih adil dan merata berdaya saing dengan basis
efisiensi, berbasis sumber daya alam dan berkeunggulan kompetitif untuk
menghadapi persaingan global.
Peraturan Bupati Banyumas Nomor 103 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembagunan Jangka menengah Daerah kabupaten Banyumas
Tahun 2008-2013 menjelaskan bahwa keberadaan RPJMD Kabupaen
Banyumas tahun 2008-2013 merupakan satu bagian yang utuh dari
manajemen kerja di lingkungan pemerintah yang akan dijadikan pedoman
bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk penyusunan Rencana
Strategis SKPD yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program
dan kegiatan pembagunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi
SKPD yang bersifat indikatif yang nantinya akan dijabarkan menjadi
Rencana Kerja Satuan Perangkat daerah (Renja SKPD) sebagai dokumen
perencanaan tahunan bagi SKPD yang memuat kebijakan, program, dan
kegiatan pembangunan.
Rencana Strategis ini disusun dengan memperhatikan potensi,
peluang dan kendala yang ada di bidang pembangunan industri,
perdagangan, pasar, koperasi dan usaha kecil menengah. Renstra ini
diperlukan dalam rangka memberikan kejelasan arah dan pedoman bagi
Pemerintah Daerah di Kabupaten Banyumas bidang industri, perdagangan,
pasar, koperasi dan usaha kecil menengah. Rencana strategis yang telah
dibuat selama kurun waktu 5 tahun ini dijabarkan setiap tahunnya, tugas
yang dilakukan setiap tahunnya adalah dengan menjabarkan rencana
strategis 2008-2013 dalam bentuk rencana kerja.
Maka penelitian mengenai Analisis Renstra terhadap Renja ( Program
dan kegiatan) yang peneliti lakukan yaitu dengan menganalisis Renstra
SKPD Tahun 2008-2013 dan Renja SKPD Tahun 2008 dan 2009 yang
dimiliki oleh Dinperindakop Kabupaten Banyumas. Peneliti hanya
membatasi pada program dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinperindakop
Kabupaten Banyumas.
Untuk lebih memperjelas kerangka berfikir ini, akan peneliti sajikan
dalam bentuk gambar (Gb 1.7),seperti dibawah ini :
Gambar I.7 Kerangka Pikir
Analisis Perbandingan Rencana Strategis Tahun 2008-2013 Terhadap Rencana Kerja Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas
Rencana Strategis SKPD Dinperindakop
Kabupaten Banyumas Tahun 2008-2013
Rencana Kerja SKPD Dinperindakop
Kabupaten Banyumas Tahun 2008 dan 2009
Analisis Perbandingan berdasarkan pada Program dan kegiatan yang terdapat pada Renstra Tahun
2008-2013 dan Renja Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas
Peraturan Bupati Banyumas Nomor 103 Tahun 2008 tentang Rencana Pembagunan Jangka menengah Daerah
kabupaten Banyumas Tahun 2008-2013
I.8 Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif
Kualitatif . Menurut (H.B. Sutopo, 2006:111) Penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang mengarah pada pendeskrisian secara rinci dan mendalam
mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa
adanya di lapangan studi. Metode kualitatif merujuk pada prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif, apa yang ditulis dan
dikatakan oleh orang /tingkah laku yang diamati. Jenis penelitian
deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan mengenai Analisis
perbandingan antara Rencana Strategis Tahun 2008-2013 dengan Rencana
Kerja Tahun 2008 dan 2009 di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi
Kabupaten
2. Lokasi Penelitian
Penelitian tentang Analisis Perbandingan Rencana Strategis Tahun
2008-2013 Terhadap Rencana Kerja Tahun 2008 dan 2009 di Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi Kabupaten Banyumas studi kasus
program dan kegiatan yang terdapat pada Renstra dan Renja.
Beralamat di Jl. Jendral Gatot Subroto Purwokerto No 32 Kabupaten
Banyumas. Alasan-alasan pemilihan lokasi ini adalah :
a. Untuk menganalisis Keterkaitan antara Renstra tahun 2008-2013 dan
renja Tahun 2008 dan 2009 mengenai : Jumlah Kesamaan Program
dan Kegiatan Antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun
2008 dan 2009, Perbandingan Ketidaksesuaian Program dan
Kegiatan Antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun
2008-2009 dan Program dan Kegiatan Tambahan pada Renja Tahun
2008-2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas.
b. Pihak Dinas Perindustrian, perdagangan dan koperasi sangat
mendukung untuk memberikan data-data atau informasi yang penulis
butuhkan sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini.
c. Belum adanya penelitian sejenis yang mendorong penulis untuk
mengadakan penelitian di Dinas Perindustrian, perdagangan dan
koperasi.
3. Jenis Data
Untuk mengetahui bagaimana analisis Keterkaitan Program dan
Kegiatan antara Renstra tahun 2008-2013 dan Renja Tahun 2008 dan
2009 maka data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder, yaitu :
a. Data primer yaitu data yang biasanya diperoleh dengan survey
lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data
original (Kuncoro,2001:25). Data primer ini diperoleh dari :
1. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Banyumas
2. Pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Banyumas
b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna
data (Kuncoro,2001:25). Data ini diperoleh dari Dinas Perindustrian,
Perdagangan Dan Koperasi Kabupaten Banyumas. Data ini berupa
Renstra Tahun 2008-2013, Renja SKPD Tahun 2008 dan 2009 dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP)
Tahun 2008 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Banyumas Tahun 2008.
4. Tahapan Penelitian
Dalam penelitian ini ada 2 tahapan penelitian yang dilakukan yaitu
sebagai berikut:
a. Analisis dokumen
Analisis dokumen dilakukan untuk mengetahui mengenai
jumlah program dan kegiatan yang terdapat pada Rentra dan Renja
di Dinperindakop Kabupaten Banyumas. Pada penelitian
Kuantitatif eksploratif, ini analisa dokumen dilakukan dengan uji
statistika. Menurut McNabb uji statistik dapat dilakukan dalam
berbagai cara. Inilah yang beliau kemukakan, yaitu sebagai berikut:
“The statistical tests typically used in quantitative public administration research to answer questions such as these include, but are not limited to, the following: • Measures of central tendency, variability, and/or dispersion • Graphic methods, such as tables, charts, and graphs • Hypothesis tests • Association (correlation) tests • Regression analysis •A few tools for specific purposes, such as time series and quality
tests” (2002: 84)
Dalam hal uji statistika peneliti menggunakan uji statistika
dengan menggunakan metode grafik seperti tabel, bagan dan
grafik.
b. Analisa wawancara
Analisa wawancara dilakukan untuk membandingkan
dokumen dengan hasil dari key informant Dalam tahapan ini
peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk memilih
informannya. Informan yang dipilih adalah Kepala Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas
sebagai key informant karena informan inilah yang dianggap
mengetahui analisis Keterkaitan Program dan Kegiatan antara
Renstra tahun 2008-2013 dan Renja Tahun 2008 dan 2009.
Informan-informan berikutnya juga dipilih atau ditentukan oleh
peneliti berdasarkan pertimbangan tertentu.
5. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel dilakukan untuk menguji penelitian
yang bersifat kualitatif dimana peneliti mendasarkan landasan kaitan
teori yang digunakan, keingintahuan pribadi, karakteristik yang
dihadapi, dan sebagainya. Sampel lebih mengarah pada generalisasi
teoritisnya. Sampel menurut (Susanto,2006:114) adalah bagian dari
populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu
penelitian. Sumber data yang digunakan disini tidak sebagai yang
mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya.
Untuk itu penarikan sample yang digunakan bersifat purposive
sampling, dengan memilih informan yang dianggap mengetahui
informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya
untuk menjadi sumber data yang mantap. Selain itu, peneliti
menggunakan teknik snowball sampling, yaitu peneliti menjumpai
informan pertama yang kemudian selanjutnya yang atas arahan
informan pertama tersebut peneliti memilih informan lain yang lebih
tahu sesuai dengan kebutuhan peneliti dalam memperoleh data,
sehingga peneliti mampu menggali data secara lengkap dan
mendalam (H.B.Sutopo, 2008:65).
6. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini,
metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara menurut Lincoln dan Guba dalam (Moleong,
2008:186) wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak taitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan yang diberikan. Wawancara diadakan secara langsung
terhadap pihak yang bersangkutan, pihak yang bersangkutan
disini adalah mereka yang dianggap mengerti dan dapat
dipercaya menjadi sumber data yang akurat dan mendalam
penguasaanya terhadap data tersebut.
Dalam penelitian ini, proses wawancara dilakukan secara
formal dan informal dengan cara tanya jawab dengan terlebih
dahulu membuat kerangka garis besar pokok-pokok yang akan
ditanyakan dalam proses wawancara tersebut, serta dilakukan
dalam waktu dan kondisi yang dianggap paling tepat guna
mendapatkan kejelasan tentang hal yang berkaitan analisis
Keterkaitan antara Renstra tahun 2008-2013 dan Renja Tahun
2008-2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan
mencatat data-data, dokumen-dokumen, arsip-arsip yang ada
yang mencakup semua informasi yang berupa tulisan atau
gambar dan ketentuan-ketentuan yang ada (Susanto,2006:137).
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang bersumber dari
arsip/dokumen yang terdapat di berbagai instansi terkait yaitu
dari Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi Kabupaten
banyumas sendiri, serta dari media massa yang pernah
diterbitkan. Selain itu juga menggunakan data yang bersumber
dari buku kepustakaan, hasil penelitian dan arsip/dokumen yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3. Observasi
Teknik obervasi digunakan untuk menggali data dari sumber
data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda serta
rekaman gambar. Teknik secara observasi merupakan pengamatan
dan pencatatan secara sitematis terhadap gejala-gejala yang diteliti
(Susanto,2006:126). Dalam observasi ini peneliti tidak bersifat
pasif sebagai pengamat, tetapi memainkan peran yang
dimungkinkan dalam situasi yang berkaitan dengan penelitianya,
dengan mempertimbangkan akses yang biasa diperolehnya yang
bisa dimanfaatkan bagi pengumpulan data.
7. Validitas Data
Validitas data yang dimaksudkan sebagai bahwa data yang
diperoleh akurat atau sesuai dengan kenyataan atau fakta. Data yang
telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenaranya. Oleh
karena itu untuk memperoleh kemantapan dan kebenaran data,
peneliti memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk
mengembangkan validitas data yang diperoleh dengan menggunakan
teknik trianggulasi data (trianggulasi sumber). Maksudnya adalah
mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, peneliti
wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia.
8. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada proses analisa yang dikembangkan oleh Miles dan
Huberman (1984). Dalam HB. Sutopo (2006:117), ada tiga
komponen yang merupakan model yang terjalin atau Model
interaktif, yaitu :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam
analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan,
penyederhanaan dan abstraksi dari semua jenis informasi
yang tertulis lengkap dalam catatan lapangan (Fieldnote),
(Sutop,2006:114). Proses ini berlangsung terus sepanjang
pelaksanaan penelitian. Bahkan prosesnya diawali
sebelum pelaksanaan pengumpulan data. reduksi dimulai
sejak peneliti mengambil keputussan tentang kerangka
kerja konseptual, melakukan pemilihan kasus, menyusun
pertanyaan penelitian, dan juga waktu menentukan cara
pengumpulan data yang akan digunakan. Pada waktu
pengumpulan data berlangsung, reduksi data yang
dilakukan dengan memuat ringkasan dari catatan data
yang diperoleh dari lapangan. Dalam menyusun ringkasan
tersebut peneliti memuatkan tema, menentukan batas-
batas permasalahan, dan juga menulis memo. Proses
reduksi ini berlangsung terus sampai laporan akhir
penelitian selesai disusun. Penelitian ini hanya dibatasi
pada analisis Keterkaitan Program dan Kegiatan antara
Renstra tahun 2008-2013 dan Renja Tahun 2008-2009
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Banyumas.
2. Sajian Data
Sajian data sebagai komponen analisis kedua, menurut
(Sutopo,2006:114) sajian data merupakan suatu rakitan
organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang
memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan.
Sajian data yang baik dan jelas sistematikanya, akan
banyak menolong peneliti sendiri dalam menyelesaikan
pekerjaanya.
2. Penarikan Kesimpulan
Dari awal pengumpulan data, peneliti sudah harus
memahami apa arti dari berbagai hal yang ia temui
dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-
pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin,
arahan sebab akibat dan berbagai proposisi. Aktifitas
diantara ketiga komponen analisis tersebut dapat
dilakukan dengan cara interaksi, baik antar komponenya,
maupun dengan proses pengumpulan data, dalam proses
yang berbentuk siklus. Dalam bentuk ini peneliti tetap
bergerak diantara tiga komponen analisis dengan proses
pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data
berlangsung. Sesudah pengumpulan data berakhir,
peneliti bergerak diantara ketiga komponen analisis yaitu
reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.
Untuk lebih jelasnya secara sederhana prosesnya dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.8 Skema Model Analisis Interaktif
Sumber : H.B. Sutopo (2006:120).
Pengumpulan data
Sajian Data Reduksi Data
Penarikan Simpulan/Verifikasi
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
2.1 Letak Geografis Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas merupakan salah satu bagian wilayah Propinsi
Jawa Tengah yang secara astronomis terletak diantara 108° 39¢17² - 109°
27¢15² Bujur Timur dan 7° 15¢05²- 7° 37¢10² Lintang Selatan, yang
terbentang dari arah barat ke timur dengan panjang bentangan 96 km. Luas
wilayah Kabupaten Banyumas adalah 132.759 Ha atau sekitar 4,08 % dari
wilayah Jawa Tengah. Luas wilayah tersebut terbagi menjadi lahan sawah
sekitar 33.068 Ha atau 24,91 % dan 10.308 Ha sawah dengan pengairan
teknis. Sedangkan sisanya 99.691 Ha atau 75,09 % merupakan lahan bukan
sawah dengan 19.522 Ha merupakan tanah untuk bangunan dan pekarangan.
Perubahan status lahan sawah menjadi non sawah dalam periode lima tahun
terakhir (1997 – 2001) 863,6 hektar lahan sawah berubah fungsi terutama
menjadi daerah permukiman. Hal ini terjadi seiring dengan berambahnya
jumlah penduduk, termasuk pendatang dari luar wilayah Kabupaten
Banyumas.
Pemerintah Kabupaten Banyumas secara adminisratif dibagi menjadi
27 kecamatan yang terdiri dari 331 desa/kelurahan. Kecamatan Cilongok
merupakan wilayah yang paling luas yaitu 105,34 Km², sedangkan
Kecamatan Purwokerto Purwokerto Barat merupakan wilayah yang paling
sempit 7,40 Km². Dalam lingkup regional, letak Kabupaten Banyumas
memiliki posisi yang sangat strategis dalam konteks pengembangan wilayah
di Propinsi Jawa Tengah karena beberapa aspek, yaitu :
1. Kabupaten Banyumas berada pada persimpangan perhubungan lintas
daerah, yakni jalur Jawa Barat – Cilacap, Jawa Barat – DIY, Jawa Barat
– Pegunungan Dieng dan sekitarnya.
2. Kabupaten Banyumas berada dalam rangkaian situs pariwisata lintas
provinsi, yakni kawasan Pancimas (Pengandaran, Cilacap, dan
Banyumas). Hal ini dapat membuka peluang bagi perkembangan
pariwisata di Kabupaten Banyumas, baik dari segi pengembangan obyek
wisata, fasilitas pendukung pariwisata maupun aksesbilitas untuk
mencapai obyek wisata.
3. Dalam struktur kewilayahan nasional, Kabupaten Banyumas menjadi
salah satu pusat pengembangan kawasan penting di wilayah tengah dan
berada di jalur transportasi nasional lintas selaan dengan jangkauan
pelayanan melipui Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara,
Kabupaten wonosobo, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Purworejo.
Hal itu menambah peluang untuk meningkatkan potensi internal seperti
fasilitas pendidikan (khususnya perguruan tinggi) dan pariwisata yang
berskala nasional.
4. Dalam sruktur pengembangan regional Jawa Tengah, Kabupaten
Banyumas diposisikan sebagai kawasan prioritas dengan arah
pengembangan kawasan basis pertanian, kawasan perbatasan antar
propinsi, kawasan konservasi ekologis dan perlindungan terhadap
bencana alam termasuk banjir dan tanah longsor di Jawa Tengah bagian
selatan.
5. Letak Kabupaten Banyumas yang berdekatan dengan Kabupaten Cilacap
sebagai kawasan industri di Jawa Tengah bagian selatan, memberikan
peluan unuk menjadi pendukung kegiatan industri baik dari segi
penyediaan sumber maerial maupun bahan dasar.
Kabupaten Banyumas merupakan pusat pengembangan kawasan di
dalam kerangka pembangunan nasional dengan pusat pengembangan di kota
Purwokerto dan wilayah pelayanannya meliputi beberapa kota seperti
Purbalingga, Banjarnegara, Sokaraja, Ajibarang, Wangon dan Cilacap.
Selain itu, dalam Rencana Tata Ruang Propinsi Jawa Tengah, Kota
Purwokerto ditetapkan sebagai kota Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Hal ini
bertitik tolak dari fungsi Kota Purwokerto pada khususnya dan Kabupaten
Banyumas pada umumnya sebagai daerah yang mempunyai peranan penting
di bagian barat daya Propinsi Jawa Tengah. Selain itu keberadaan fasillitas
pendidikan yang berskala nasional seperti perguruan tinggi negeri
Universitas Jenderal Sudirman, kawasan wisata Baturaden dan saat ini
sedang dikembangkan kawasan Kebun Raya di kaki Gunung Slamet
menjadikan Kota Purwokerto semakin penting peranannya.
Hampir setengah dari luas wilayah Kabupaten Banyumas merupakan
kawasan budidaya pertanian dengan tingkat kesuburan yang cukup baik.
Namun demikian dari pemanfaatan tanah yang ada masih belum maksimal
penggunannya terhadap kegiatan produktif. Guna menjaga keseimbangan
ekosistem dan ketahanan pangan nasional, maka Kabupaten Banyumas
dijadikan salah satu daerah produksi pangan. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 21 tahun 2003 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah, Perda
tersebut diperkuat dengan adanya kesepakatan antara Bupati/Walikota se
Jateng untuk mempertahankan lahan sawah yang produktif dari alih fungsi
lahan.
Berkaitan dengan hal tersebut, sektor pertanian sebagai basis
perekonomian rakyat yang menghidupi sebagian besar penduduk Kabupaten
Banyumas perlu didorong oleh pembangunan industri yang menyediakan
input produksi dan mengolah hasil-hasil pertanian (agro industri). Aktivitas
perdagangan antar daerah di Kabupaten Banyumas yang meliputi
perdagangan barang-barang produksi antara lain produksi hasil pertanian,
hasil industri dan hasil penggalian, aktivitas hotel dan losmen serta restoran
dan rumah makan masih mempunyai peluang untuk ditingkatkan. Hal ini
ditunjang dengan dimilikinya pusat perdagangan yang terletak di Kota
Purwokerto, Ajibarang dan Wangon yang merupakan pusat-pusat
pertumbuhan di Kabupaten Banyumas.
2.2 Potensi pendukung Dinperindakop Kabupaten Banyumas
Dinas Perindagkop Kabupaten Banyumas menempati tanah seluas
1.875 m2 dan bangunan seluas 1.312 m2, sehingga ruang kerja bagi pegawai
terlalu sempit. Oleh karena itu, sebagian pegawai (Bidang Koperasi
sebanyak 4 pejabat dan 16 staf) menempati bangunan Dinas Sumber Daya
Air dan Bina Marga seluas 144 m2. Pada tahun 2009 atau 2010 akan segera
dibangun kantor bagi Bidang Koperasi agar dapat melaksanakan pelayanan
kepada masyarakat dengan lebih baik dan layak.
Dinas Perindagkop Kabupaten Banyumas memiliki sarana dan
prasarana pendukung yang dapat digunakan untuk kelancaran kerja antara
lain :
Tabel 2.1
Rekapitulasi Barang Inventaris Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas Tahun 2008
No Nama Barang Jumlah Keterangan
A TANAH DAN BANGUNAN 1. Tanah kantor Jl. G Subroto 1.312 m2 2. Tanah Jl. G Soebroto 1.875 m2 3. Tanah Jl. Printis Kemerdekaan 280 m2 4. Tanah Pasar Wage 17.017 m2 5. Tanah Pasar Manis 2.568 m2 6. Tanah Pasar Pon 4.784 m2 7. Tanah Pasar Karanglewas 3.200 m2 8. Tanah Pasar Sarimulyo 2.800 m2 9. Tanah Pasar Pahing 2.100 m2
10. Tanah Pasar Cikebrok 1.000 m2 11. Tanah Pasar Sumpiuh 14.390 m2 12. Tanah Pasar Sokaraja 14.410 m2 13. Tanah Pasar Sangkal putung 2.850 m2 14. Tanah Pasar Larangan 1.400 m2 15. Tanah Pasar Kemukusan 2.400 m2 16. Tanah Pasar Ajibarang 35.995,92 m2 17. Tanah Pasar Hw Ajibarang 1.125 m2 18. Tanah Pasar Karang tengah 1.357 m2 19. Tanah Pasar Cilongok 8.245 m2 20. Tanah Pasar Legok 118 m2 21. Tanah Pasar Jatilawang 4.800 m2 22. Tanah Pasar Wangon 9.753 m2 23. Tanah Pasar Banyumas 4.100 m2 24. Tanah Pasar Buntu 4.800 m2 25. Tanah Pasar Tambak 13.729 m2 26. Tanah Pasar Wijahan 4.710 m2 27. Bangunan G. Kantor 175 m2 28. Bangunan G. R Dinas 126 m2 29. Bangunan Pasar Wage 40 m2 30. Bangunan Pasar Manis 35 m2 31. Bangunan Pasar Pon
35 m2
No Nama Barang Jumlah Keterangan
32. Bangunan Pasar Karanglewas 25 m2 33. Bangunan Pasar Sarimulyo 20 m2 34. Bangunan Pasar Pahing 25 m2 35. Bangunan Pasar Sumpiuh 33 m2 36. Bangunan Pasar Sokaraja 84 m2 37. Bangunan Pasar Sangkal putung 12 m2 38. Bangunan Pasar Larangan 12 m2 39. Bangunan Pasar Kemukusan 12 m2 40. Bangunan Pasar Ajibarang 40 m2 41. Bangunan Pasar Cilongok 40,5 m2 42. Bangunan Pasar Legok 56 m2 43. Bangunan Pasar Jatilawang 13,75 m2 44. Bangunan Pasar Wangon 40 m2 45. Bangunan Pasar Banyumas 35 m2 46. Bangunan Pasar Wijahan 37 m2 47. Bangunan Pasar Buntu 20 m2 48. Bangunan Pasar Tambak 21,6 m2 B ALAT TRANSPORTASI KENDARAAN RODA EMPAT 1. Mobil Kijang STDLG 1 unit 2. Mobil Kijang Super Station 1 unit 3. Mobil Zebra Jumbo 1 unit 4. Mobil L 300 Bak Terbuka 1 unit 5. Mobil Zebra Bak Terbuka 1 unit 6. Mobil Kijang Avanza.E.VTI 1 unit 7. Mobil Toyota Kijang 5 unit 8. Dump Truk Toyota 1 unit 9. Dump Truk Mitsubisi 2 unit 10. Dump Truk Dyna 2 unit
KENDARAAN RODA DUA 1. Sepeda Motor Suzuki 6 unit 2. Sepeda Motor Honda 7 unit 3. Sepeda Motor Honda Win 8 unit 4. Sepeda Motor Suzuki A 100 4 unit 5. Sepeda Motor Honda Star 1 unit 6. Sepeda Motor GL Max 3 unit 7. Sepeda Motor Honda MCB 1 unit 8. Sepeda Motor Honda Supra Fit 1 unit 9. Sepeda Motor Suzuki Smash 1 unit
C. PERALATAN KANTOR DAN RUMAH
TANGGA
KOMPUTER 1. Note Book / Laptop 6 unit 2. Pc rancang sendiri / rakitan 27 unit
No Nama Barang Jumlah Keterangan
3. Printer 17 unit 4. UPS. 5 unit 5. Stabilizer 7 unit 6. Meja komputer 3 buah 7. Scaner Cano Scan lide 60 1 unit 8. Keyboard 2 buah 9. Mouse 2 buah
MEUBELER 1. Meja Biro 6 buah 2. Meja 1/2 Biro 370 buah 3. Meja Biro sedang Uk 150x75x75 2 buah 4. Meja kerja kecil 4 buah 5. Meja - Kursi Kerja Activi 3 buah 6. Meja Kerja 1 buah 7. Meja Rapat 1 buah
8. Meja Karcis 33 buah 9. Meja kursi kayu 1 buah
10. Meja - Kursi Tamu 1 buah
11. Kursi Tamu 10 buah 12. Kursi Rapat 12 buah 13. Kursi Lipat 123 buah 14. Kursi lipat mdl tanpa tangan 1 buah 15. Kursi putar mdl tangan 30 buah 16. Kursi Kerja 12 buah 17. Kursi Sudut Minimalis 1 buah 18. Kursi Rotan/ jok 285 buah 19. Bangku Panjang 5 buah 20. Almari Arsip 68 buah 21. Almari Arsip/ Laci 1 buah 22. Almari 4 pintu 1 buah 23. Lemari Kayu 1 buah 24. Lemari Rak Buku 1 buah 25. Lemari Bifet 1 buah 26. Lemari buku/Kaca 2 buah 27. Lemari kaca arsip 14 buah ALAT RUMAH TANGGA 28. Filling Kabinet 36 buah 29. Filling Plastik 3 buah 30. Rak Plastik 2 buah 31. Rak Kayu 5 buah 32. Rak Besi 8 buah 33. Brankas Kecil 7 buah 34. Brankas Besar 1 buah 35. Kipas Angin 22 buah 36. Mesin Tik 48 buah 37. Air Conditioner (AC) 7 unit 38. Tape Recorder 7 unit 39. LCD Projector 4 buah
No Nama Barang Jumlah Keterangan
40. Layar proyektor 1 buah 41. Handycam 2 buah 42. Kamera 5 buah 43. Kalkulator 26 buah 44. Jam Dinding 32 buah 45. Board Struktur Organisasi 1 buah 46. Papan Pengumuman 24 buah 47. Papan white board 5 buah 48. Tabung pemadam kebakaran 32 buah 49. Kompor Gas 1 buah 50. Tabung Gas 1 buah 51. Lemari Es 2 unit 52. Lampu Hias Jalan 1 buah 53. gerobag 30 buah PERALATAN KOMUNIKASI 1. Pesawat telephone 6 buah 2. Sentral telephon PABX 1 unit 3. Mesin faximile thermalpaper 2 unit 4. Wareless 2 unit 5. Megaphone 1 unit 6. Speaker 1 unit 7. Sound System untuk Upacara 1 unit 8. Sound System untuk Ruangan 1 unit
2.3 Visi dan Misi
Visi marupakan cara pandang jauh ke depan tentang kemana Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas akan
diarahkan dan apa yang akan dicapai. Dalam rangka peningkatan kinerja dan
pelayanan kepada masyarakat dan untuk mengantisipasi tantangan di masa
depan, maka Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten
Banyumas mempunyai Visi untuk Tahun 2008-2013 adalah :
” TERWUJUDNYA INDUSTRI, PERDAGANGAN, KOPERASI
DAN UKM YANG MAJU DAN BERDAYA SAING ”
Sebagai perwujudan visi tersebut diatas ditetapkanlah misi Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas. Misi harus
memperlihatkan sacara jelas tahapan yang penting dalam proses
implementasinya dan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan dalam rangka untuk mewujudkan visi. Untuk mencapai visi
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas, maka
ditetapkan misi sebagai berikut :
” MEMBERDAYAKAN USAHA INDUSTRI, PERDAGANGAN,
KOPERASI DAN UKM PENINGKATAN KELEMBAGAAN,
PEMBINAAN, PENGEMBANGAN, FASILITASI PEMBIAYAAN
DAN KEMITRAAN.”
2.4 Tujuan dan Sasaran
Tujuan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten
Banyumas, dengan memperhatikan visi dan misi pembangunan industri,
perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah, serta lingkungan strategis.
Maka dapat ditetapkan tujuan pembanguan industri, perdagangan, koperasi
dan usaha kecil menengah agar maju dan berdaya saing yang selaras dengan
tujuan RPJM Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2008-2013.
Tujuan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten
Banyumas pada dasarnya adalah menghasilkan pelayanan yang bermutu,
akuntabel dan transparan untuk meningkatkanpelayanan kepada usaha industri
dan perdagangan, meliputi :
1. Terwujudnya kenerja organisasi yang efektif dan efesiensi
2. Terwujudnya pelayanan yang bermutu dalam rangka memperdayakan
usaha industri dan perdagangan
3. Terwujudnya kesempatan berusaha, kesempatan kerja dan pendapatan
masyarakat secara lebih merata
4. Terwujudnya struktur industri yang kuat
5. Semakin banyaknya IKM yang berbasis pada hasil karya intelektual
yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi
6. Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya secara optimal
7. Meningkatnya persebaran IDKM
8. Meningkatnya pemasaran dalam negeri dan ekspor produk IKM
9. Terwujudnya sistem distribusi barang dan jasa yang efisien
10. Terwujudnya upaya pelestarian dan pengembangan seni budaya
Banyumas
11. Terselenggaranya sistem informasi dan komsultasi yang efektif tentang
potensi, teknologi dan akses permodalan.
Sedangkan sasaran yang hendak dicapai oleh Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas dalam pembangunan
industri, perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah adalah:
1. Semakin meningkatnya jumlah unit-unit usaha IDKM baru yang
tersebar merata di wilayah Kabupaten Banyumas
2. Meningkatnya penciptaan lapangan kerja baru di segmen IDKM, yang
tersebar di wilayah Kabupaten Banyumas
3. Meningkatnya secara nyata sumbangan nilai tambah IKM, dengan
dampak pemerataan pendapatan ke seluruh wilayah Kabupaten
banyumas
4. Meningkatnya daya saing produk IKM sehingga ekspor produk IKM
meningkat.
2.5 Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi Kabupaten Banyumas adalah :
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
5. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
13. Surat Edaran Menteri dalam Negeri Nomor : 050/2020/SJ tanggal 11
Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan
RPJM Daerah.
14. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 2 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyumas
Tahun 2005-2025
15. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas No. 11 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Banyumas.
16. Peraturan Bupati Banyumas Nomor : 43 Tahun 2008 tentang Penjabaran
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi Kabupaten Banyumas.
2.6 Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja
Dinas Perindustrian, Perdangan Dan Koperasi Kabupaten Banyumas
mempunyai tugas melaksanakan teknis operasional urusan pemerintahan
daerah bidang perindustrian, perdagangan, pasar, koperasi dan usaha kecil
menengah berdasrkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Fungsi Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi Kabupaten
Banyumas antara lain :
1. Perumusan Kebijakan teknis bidang perindustrian, perdagangan,
pasar, koperasi dan usaha kecil menengah;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
perindustrian, perdagangan, pasar, koperasi dan usaha kecil
menengah;
3. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas bidang perindustrian,
perdagangan, pasar, koperasi dan usaha kecil menengah;
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
Tugas, fungsi dan tata kerjanya.
Sedangkan Tata Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi
Kabupaten Banyumas antara lain :
1. Kepala Dinas membawahi Sekretariat, Bidang, UPT dan Kelompok
Jabatan Fungsional, sekretariat membahawi Sub Bagian sedangkan
Bidang Membawahi Seksi
2. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas
3. Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Melalui Sekretaris
4. Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris
5. Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepala Kepala Bidang
6. UPT dipmpin oleh Kepala UPT yang berkedudukan Di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas.
2.7 Struktur Organisasi
Setiap instansi baik pemerintah maupun swasta perlu ditetapkan
adanya struktur organisasi. Pengertian Struktur Organisasi itu sendiri adalah
kerangka antar hubungan satuan-satuan orang yang didalamnya terdapat
pejabat, tugas dan tanggungjawab yang masing-masing mempunyai peranan
tertentu dalam kesatuan yang utuh.
Adapun kegunaan struktur organisasi adalah untuk mengatasi status
dan kedudukan pegawai serta struktur organisasi, juga menetapkan kelancaran
jalannya pelaksanaan proses jalannya pekerjaan masing-masing karyawan
mengetahui benar tugas yang dibebankan dan mereka mampu mengerjakan
pekerjaan itu sampai selesai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat struktur
organisasi pada Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi Kabupaten
Banyumas adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi
Kabupaten Banyumas Berdasar Perda No. 11 Tahun 2008 tentang SOTK Pemerintah Kabupaten Banyumas
KEPALA DINAS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Sekretaris
SUB DINAS BINA
PROGRAM
SUB BAGIAN UMUM
SUB BAGIAN
KEUANGAN
Bidang perindustrian
Bidang Perdagangan
Bidang Pasar
Seksi Industri
pertanian & kehutanan
Seksi Industri Logam
& Elektronik
Seksi
Industri pertanian & kehutanan
Seksi
Pembinaan & Usaha
Perdagangan
Seksi Perlindungan
Konsumen & Teknik
Kemetrologian
Seksi Distribusi &
Informasi
Seksi Pengelolaan
Pasar
Seksi
Pendapatan Pasar
Seksi
Pengendalian Pedagang Kaki Lima
Bidang Koperasi
Seksi Kelembagaan
& usaha Koperasi
Bidang Koperasi
Seksi Pengawasan Usaha Kecil Menengah
Seksi Pengembangan
Usaha Kecil Menengah
Seksi Fasilitasi
& Pembiyaan Usaha Kecil
Menengah
Seksi Pengawasan
Koperasi
Seksi
Fasilitasi & Pembiyaan
Koperasi
Unit Pelaksana
Teknis
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun
2008 tanggal 28 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kabupaten Bnyumas, maka Susunan organisasi Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas terdiri dari:
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Program
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Umum
3. Bidang Perindustrian, terdiri dari :
a. Seksi Industri Pertanian dan Kehutanan
b. Seksi Industri Logam dan Elektronik
c. Seksi Industri Kerajinan dan Aneka
4. Bidang Perdagangan, terdiri dari :
a. Seksi Distribusi dan Informasi
b. Seksi Perlindungan konsumen dan Teknik
Kemetrologian
c. Seksi Pembinaan dan Pengendalian usaha
Perdagangan
5. Bidang Pasar, Terdiri dari:
a. Seksi Pengelolaan Pasar
b. Seksi Pendapatan Pasar
c. Seksi Pengendalian Pedagang Kaki Lima
6. Bidang Koperasi, Terdiri dari :
a. Seksi Kelembagaan dan Usaha Koperasi
b. Seksi Pengawasan Koperasi
c. Seksi Fasilitasi dan Pembiayaan Koperasi
7. Bidang Usaha Kecil Menengah, Terdiri dari :
a. Seksi Pengembangan Usaha Kecil
b. Seksi Pengawasan Usaha Kecil Menengah
c. Seksi Fasilitasi dan Pembiayaan Usaha
Kecil Menengah
8. Unit Pelaksana Teknis Dinas
9. Kelompok Jabatan Fungsional
2.8 Uraiana Tugas
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun
2008 tanggal 28 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kabupaten Bnyumas, maka Susunan organisasi Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Koperasi Kabupaten adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
a. Menyusun kebijakan teknis operasional urusan pemerintahan daerah
bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil
menengah
b. Menyusun materi fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis, advokasi,
supervisi dan konsultasi pelaksanaan kegiatan perindustrian,
perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah
c. Memimpin penyelenggaraan pembinaan dan pemgebangan industri
pertanian, kehutanan, logam, mesin, elektronik, kerajinan dan aneka
industri lainnya, perdagangan dalam dan luar negeri, perlindungan
konsumen, kemetrologian, pengendalian dan pengawasan usaha
perdagangan, pengelolaan dan pendapatan pasar dan PKL,
pengembangan, pengawasan, fasilitasi dan pembiayaan bagi koperasi
dan UKM
d. Menandatangani pemberian rekomendasi dan atau izin berkaitan
dengan perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil
menengah
e. Mengarahkan penyusunan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan
perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah
f. Melaksanakan pembinaan seluruh kegiatan bidang perindustrian,
perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah
g. Melaksanakan Pengawasan terhadap kegiatan bidang perindustrian,
perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah
2. Sekretariat
a. Merumuskan kebijakan teknis tentang pengelolaan administrasi
surat-menyurat, kearsipan, perpustakaan, kehumasan, keprotokolan,
kepegawaian serta perlengkapan dan kerumahtanggaan
b. Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan administrasi surat-
menyurat
c. Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan kearsipan dan
perpustakaan
d. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan kehumasan
e. Mengkoordinasikan kegiatan keprotokolan
f. Mengkoordinasikan kegoiatan pelayanan administrasi kepegawaian
g. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan perlengkapan dan
kerumahtanggaan dinas pengelolaan sarana dan prasarana,
kebersihan, keamanan dll.
h. Mengkoordinasikan kegiatan penyusunan rencana strategis, program
dan kegiatan Dinas
i. Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan usulan program dan
kegiatan dinas
j. Mengkoordinasikan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan program dan kegiatan
k. Mengkoordinasikan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan dan
pelaporan termasuk di dalamnya Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP), Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),
Laporan keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ), Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
l. Mengkoordinasikan kegiatan koreksi rencana anggaran dan rencana
perubahan anggaran dari masing-masing Nama jabatan/ pimpinan
kegiatan
m. Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan gaji dan penghasilan lain
pegawai serta pembiayaan kegiatan
n. Mengkoordinasikan kegiatan verifikasi/ pemeriksaan administrasi
dan surat pertanggungjawaban (SPJ) keuangan dinas
o. Mengkoordinasikan kegiatan pencatatan akuntansi keuangan Dinas
3. Sub Bagian Program
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis tentang penyusunan
rencana strategis, program dan kegiatan serta monitoring dan
evaluasi kegiatan.
b. Menyelenggarakan kegiatan penyusunan rencana strategis, program
dan kegiatan Dinas
c. Menyelenggarakan pengelolaan usulan program dan kegiatan Dinas
d. Menyelenggarakan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan program dan kegiatan
e. Menyelenggarakan penyusunan dokumen perencanaan dan pelaporan
termasuk di dalamnya Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP), Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan
keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ), Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
4. Sub Bagian Keuangan
a. Menyiapkan bahan penyusunana kebijakan teknis tentang
pengelolaan administrasi keuangan.
b. Mengoreksi rencana anggaran dan rencana perubahan anggaran dari
masing-masing Nama Jabatan/ pimpinan kegiatan
c. Menyelenggarakan pengelolaan gaji dan penghasilan lain pegawai
serta pembiayaan kegiatan.
d. Menyelenggarakan veifikasi / pemeriksaan administrasi dan surat
pertanggungjawaban (SPJ) keuangan Dinas
e. Menyelenggarakan pencatatan akuntansi keuangan Dinas
5. Sub Bagian Umum
a. Menyiapakan bahan penyusunan kebijakan teknis tentang
pengelolaan administrasi surat menyurat dan kearsipan,
perpustakaan, kehumasan, keprotokolan, kepegawainan, serta
perlengkapan dan kerumahtanggaan
b. Menyelenggarakan administrasi surat-menyurat
c. Menyelenggarakan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan
d. Menyelenggarakan pelayanan kehumasan
e. Menyelenggarakan kegiatan keprotokolan
f. Menyelenggarakan pelayanan administarsi kepegawaian
g. Menyelenggarakan pelayanan perlengkapan dan kerumahtanggaan
Dinas (Pengelolaan sarana prasarana, kebersihan, keamanan dan
lain-lain)
6. Kepala Bidang Perindustrian
a. Merumuskan Kebijakan pembinaan dan pengembangan industri
pertanian, kehutanan, logam, mesin, elektronik, kerajinan dan
aneka industri lainnya.
b. Mengoreksi materi, fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervisi dan konsultasi pelaksanaan pembinaan dan
pengembangan industri pertanian, kehutanan, logam, mesin,
elektronik, kerajianan dana aneka industri lainnya.
c. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pembinaan dan
pengembangan industri pertanian, kehutanan, logam, mesin,
elektronik, kerajianan dana aneka industri lainnya.
d. Mengarahkan penyusunan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan
pembinaan dan pengembangan industri pertanian, kehutanan,
logam, mesin, elektronik, kerajianan dana aneka industri lainnya.
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pelaksanaan pembinaan
dan pengembangan industri pertanian, kehutanan, logam, mesin,
elektronik, kerajianan dana aneka industri lainnya.
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan pembinaan dan
pengembangan industri pertanian, kehutanan, logam, mesin,
elektronik, kerajianan dana aneka industri lainnya.
7. Kepala Seksi Industri Pertanian dan Kehutanan
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pembinaan dan
pengembangan industri pertanian dan kehutanan
b. Menyiapkan bahan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan
pembinaan dan pengembangan industri pertanian dan kehutanan
c. Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan industri
pertanian dan kehutanan
d. Menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pembinaan dan
pengembangan industri pertanian dan kehutanan
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pembinaan dan
pengembangan industri pertanian dan kehutanan
f. Melaksanakan pengawasan pembinaan dan pengembangan industri
pertanian dan kehutanan.
8. Kepala Seksi Industri Logam dan Elektronik
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pembinaan dan
pengembangan industri logam, mesin dan elektronik.
b. Menyiapkan bahan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan
pembinaan dan pengembangan industri logam, mesin dan
elektronik.
c. Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan industri logam,
mesin dan elektronik.
d. Menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pembinaan dan
pengembangan industri logam, mesin dan elektronik.
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pembinaan dan
pengembangan industri logam, mesin dan elektronik.
f. Melaksanakan pengawasan pembinaan dan pengembangan industri
logam, mesin dan elektronik.
9. Kepala Seksi Industri Kerajinan dan Aneka
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pembinaan dan
pengembangan industri kerajinan dan aneka
b. Menyiapkan bahan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan
pembinaan dan pengembangan industri kerajinan dan aneka
c. Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan industri
kerajinan dan aneka
d. Menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pembinaan dan
pengembangan industri kerajinan dan aneka
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pembinaan dan
pengembangan industri kerajinan dan aneka
f. Melaksanakan pengawasan pembinaan dan pengembangan industri
kerajinan dan aneka
10. Kepala Bidang Perdagangan
a. Merumuskan kebijakan monitoring harga, distribusi kebutuhan
pokok masyarakat, perlindungan konsumen, kemetrologian,
pelayanan teknis, administrasi rekomendasi perijinan usaha dan
legalitas usaha perdagangan.
b. Mengoreksi materi fasilitasi, sosialisasi , bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan
monitoring harga, distribusi kebutuhan pokok masyarakat,
perlindungan konsumen, kemetrologian, pelayanan teknis,
administrasi rekomendasi perijinan usaha dan legalitas usaha
perdagangan.
c. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pelaksanaan monitoring
harga, distribusi kebutuhan pokok masyarakat, perlindungan
konsumen, kemetrologian, pelayanan teknis, administrasi
rekomendasi perijinan usaha dan legalitas usaha perdagangan.
d. Mengarahkan penyusunan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan
monitoring harga, distribusi kebutuhan pokok masyarakat,
perlindungan konsumen, kemetrologian, pelayanan teknis,
administrasi rekomendasi perijinan usaha dan legalitas usaha
perdagangan.
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pelaksanaan monitoring
harga, distribusi kebutuhan pokok masyarakat, perlindungan
konsumen, kemetrologian, pelayanan teknis, administrasi
rekomendasi perijinan usaha dan legalitas usaha perdagangan.
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan distribusi kebutuhan pokok
masyarakat, perlindungan konsumen, kemetrologian dan perijinan.
11. Kepala Seksi Distribusi dan Informasi
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan monitoring harga,
distribusi kebutuhan pokok dan penyebaran informasi harga.
b. Menyiapkan bahan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan
monitoring harga, distribusi kebutuhan pokok dan penyebaran
informasi harga.
c. Menyelenggarakan monitoring harga, distribusi kebutuhan pokok
dan penyebaran informasi harga.
d. Menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan monitoring harga,
distribusi kebutuhan pokok dan penyebaran informasi harga.
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas monitoring harga, distribusi
kebutuhan pokok dan penyebaran informasi harga.
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan monitoring harga, distribusi
kebutuhan pokok dan penyebaran informasi harga.
12. Kepala Seksi Perlindungan konsumen dan Teknik Kemetrologian
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan fasilitasi perlindungan
konsumen dan kemetrologian.
b. Menyiapkan bahan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan fasilitasi
perlindungan konsumen dan kemetrologian.
c. Menyelenggarakan fasilitasi perlindungan konsumen dan
kemetrologian.
d. Menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan fasilitasi
perlindungan konsumen dan kemetrologian.
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pelaksanaan kegiatan
fasilitasi perlindungan konsumen dan kemetrologian.
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan fasilitasi perlindungan
konsumen dan kemetrologian.
13. Kepala Seksi Pembinaan dan Pengendalian usaha Perdagangan
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan perijinan, pengawasan
dan pengendalian usaha perdagangan.
b. Menyiapkan bahan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan perijinan,
pengawasan dan pengendalian usaha perdagangan.
c. Menyelenggarakan perijinan, pengawasan dan pengendalian usaha
perdagangan.
d. Menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan perijinan,
pengawasan dan pengendalian usaha perdagangan.
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pelaksanaan kegiatan
perijinan, pengawasan dan pengendalian usaha perdagangan.
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan perijinan, pengawasan dan
pengendalian usaha perdagangan.
14. Kepala Bidang Pasar
a. Merumuskan kebijakan pengelolaan dan pendapatan pasar serta
pengendalian PKL.
b. Mengoreksi materi fasilitasi, sosialisasi , bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan
pengelolaan dan pendapatan pasar serta pengendalian PKL.
c. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pelaksanaan pengelolaan dan
pendapatan pasar serta pengendalian PKL.
d. Mengarahkan penyusunan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan
pengelolaan dan pendapatan pasar serta pengendalian PKL.
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pelaksanaan pengelolaan
dan pendapatan pasar serta pengendalian PKL.
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan pengelolaan dan pendapatan
pasar serta pengendalian PKL.
15. Kepala Seksi Pengelolaan Pasar
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan penataan, pemeliharaan,
dan pengembangan pasar.
b. Menyiapkan bahan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan penataan,
pemeliharaan, dan pengembangan pasar.
c. Menyelenggarakan penataan, pemeliharaan, dan pengembangan
pasar.
d. Menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan penataan,
pemeliharaan, dan pengembangan pasar.
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pelaksanaan kegiatan
penataan, pemeliharaan, dan pengembangan pasar.
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan penataan, pemeliharaan, dan
pengembangan pasar.
16. Kepala Seksi Pendapatan Pasar
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan penetapan dan
pemungutan pendapatan pasar.
b. Menyiapkan bahan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan penetapan
dan pemungutan pendapatan pasar.
c. Menyelenggarakan penetapan dan pemungutan pendapatan pasar.
d. Menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan penetapan dan
pemungutan pendapatan pasar.
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pelaksanaan kegiatan
penetapan dan pemungutan pendapatan pasar.
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan penetapan dan pemungutan
pendapatan pasar.
17. Kepala Seksi Pengendalian Pedagang Kaki Lima
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan penataan, pembinaan
dan pengawasan PKL
b. Menyiapkan bahan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan penataan,
pembinaan dan pengawasan PKL
c. Menyelenggarakan penataan, pembinaan dan pengawasan PKL
d. Menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan penataan,
pembinaan dan pengawasan PKL
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pelaksanaan kegiatan
penataan, pembinaan dan pengawasan PKL
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan penataan, pembinaan dan
pengawasan PKL
18. Kepala Bidang Koperasi
a. Merumuskan kebijakan pembinaan, pengawasan kelembagaan dan
usaha serta fasilitasi dan pembiayaan koperasi.
b. Mengoreksi materi fasilitasi, sosialisasi , bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pembinaan, pengawasan
kelembagaan dan usaha serta fasilitasi dan pembiayaan koperasi.
c. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pelaksanaan pembinaan,
pengawasan kelembagaan dan usaha serta fasilitasi dan
pembiayaan koperasi.
d. Mengarahkan penyusunan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan
pembinaan, pengawasan kelembagaan dan usaha serta fasilitasi dan
pembiayaan koperasi.
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pelaksanaan pembinaan,
pengawasan kelembagaan dan usaha serta fasilitasi dan
pembiayaan koperasi.
f. Melaksanakan pengawasan pembinaan, pengawasan kelembagaan
dan usaha serta fasilitasi dan pembiayaan koperasi.
19. Kepala Seksi Kelembagaan dan Usaha Koperasi
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pembinaan,
pengembangan kelembagaan dan usaha koperasi.
b. Menyiapkan bahan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan
pembinaan, pengembangan kelembagaan dan usaha koperasi.
c. Menyelenggarakan pembinaan, pengembangan kelembagaan dan
usaha koperasi.
d. Menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pembinaan,
pengembangan kelembagaan dan usaha koperasi.
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pembinaan, pengembangan
kelembagaan dan usaha koperasi.
f. Melaksanakan pengawasan pembinaan, pengembangan
kelembagaan dan usaha koperasi.
20. Kepala Seksi Pengawasan Koperasi
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pengawasan koperasi.
b. Menyiapkan bahan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan
pengawasan koperasi.
c. Menyelenggarakan pengawasan koperasi.
d. Menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pengawasan
koperasi.
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pelaksana kegiatan
pengawasan koperasi.
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan pengawasan koperasi.
21. Kepala Seksi Fasilitasi dan Pembiayaan Koperasi
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan fasilitasi dan
pembiayaan koperasi
b. Menyiapkan bahan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan fasilitasi
dan pembiayaan koperasi
c. Menyelenggarakan fasilitasi dan pembiayaan koperasi
d. Menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan fasilitasi dan
pembiayaan koperasi
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pelaksana kegiatan
fasilitasi dan pembiayaan koperasi
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan fasilitasi dan pembiayaan
koperasi
22. Kepala Bidang Usaha Kecil dan Menengah
a. Merumuskan kebijakan pembinaan, pengawasan dan usaha serta
fasilitasi dan pembiayaan usaha kecil dan menengah.
b. Mengoreksi materi fasilitasi, sosialisasi , bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pembinaan, pengawasan dan
usaha serta fasilitasi dan pembiayaan usaha kecil dan menengah.
c. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pelaksanaan pembinaan,
pengawasan dan usaha serta fasilitasi dan pembiayaan usaha kecil
dan menengah.
d. Mengarahkan penyusunan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan
pembinaan, pengawasan dan usaha serta fasilitasi dan pembiayaan
usaha kecil dan menengah.
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pelaksanaan pembinaan,
pengawasan dan usaha serta fasilitasi dan pembiayaan usaha kecil
dan menengah.
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan pembinaan, pengawasan dan
usaha serta fasilitasi dan pembiayaan usaha kecil dan menengah.
23. Kepala Seksi Pengembangan Usaha Kecil dan menengah
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pembinaan,
pengembangan usaha kecil dan menengah.
b. Menyiapkan bahan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan
pembinaan, pengembangan usaha kecil dan menengah.
c. Menyelenggarakan pembinaan, pengembangan usaha kecil dan
menengah.
d. Menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pembinaan,
pengembangan usaha kecil dan menengah.
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pembinaan, pengembangan
usaha kecil dan menengah.
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan pembinaan, pengembangan
usaha kecil dan menengah.
24. Kepala Seksi Pengawasan Usaha Kecil dan Menengah
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pengawasan usaha kecil
dan menengah.
b. Menyiapkan bahan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan
pengawasan usaha kecil dan menengah.
c. Menyelenggarakan pengawasan usaha kecil dan menengah.
d. Menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pengawasan usaha
kecil dan menengah.
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pelaksana kegiatan
pengawasan usaha kecil dan menengah.
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan pengawasan usaha kecil dan
menengah.
25. Kepala Seksi Fasilitasi dan Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah
a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan fasilitasi dan
pembiayaan usaha kecil dan menengah.
b. Menyiapkan bahan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan kegiatan fasilitasi
dan pembiayaan usaha kecil dan menengah.
c. Menyelenggarakan fasilitasi dan pembiayaan usaha kecil dan
menengah.
d. Menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan fasilitasi dan
pembiayaan usaha kecil dan menengah.
e. Melaksanakan pembinaan bagi petugas pelaksana kegiatan
fasilitasi dan pembiayaan usaha kecil dan menengah.
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan fasilitasi dan pembiayaan
usaha kecil dan menengah.
26. Unit Pelaksana Teknis Dinas
27. Kelompok Jabatan Fungsional
2.9 Identifikasi Pegawai
Identifikasi pegawai merupakan gambaran mengenai keadaan
pegawai yang dimiliki oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Banyumas. Berikut ini disajikan identifikasi pegawai berdasarkan
jenis kelamin, tingkat pendidikan formal dan kepangkatan / golongan.
Gambaran pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Banyumas dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Struktur pegawai berdasarkan jenis kelamin
Struktur pegawai berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel dibawah ini, dimana jumlah pegawai secara keseluruhan sampai
pada bulan Junil 2009 adalah sebanyak 428 orang.
Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Banyumas menurut jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah No PNS CPNS PTT POCOKAN Jumlah
1. Laki – laki 103 103 36 94 336 2. Perempuan 35 43 14 - 92
J u m l a h 138 146 50 94 428 Sumber : DinasPerindustrian, perdagangan dan koperasi, 2009
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah pegawai laki-laki
lebih banyak dibandingkan jumlah pegawai perempuan dimana jumlah
pegawai laki-laki berjumlah 336 yang terdiri dari 138 orang PNS, 146
orang CPNS, 50 orang Honorer PTT, 94 orang Tenaga Honorer
Pocokan sedangkan pegawai perempuan berjumlah 92 orang.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas jumlah pegawai yang
menempati Kantor di Jalan Gatot Subroto No. 102 sebanyak 121 orang,
sedangkan sebanyak 307 orang tersebar pada 25 pasar di Kabupaten
Banyumas.
2. Struktur pegawai berdasarkan tingkat pendidikan formal
Untuk mendukung terwujudnya perencanaan strategis Dinas Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas melalui
beberapa program kerjanya, maka diperlukan beberapa pegawai yang
memiliki keahlian dan kemampuan yang cukup, sehingga mampu
menjalankan tugasnya dengan baik. Keadaan ini akan tercermin dari
latar belakang pendidikan yan mereka miliki.
Berdasarkan tingkat pendidikan formal yang telah ditempuh,
pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten
Banyumas terbagi kedalam jenjang pendidikan seperti tabel dibawah ini
Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Banyumas menurut tingkat pendidikan Jumlah No Tingkat Pendidikan
PNS CPNS PTT POCOKAN Jumlah 2. PASCA SARJANA/S2 7 - - - 7 3. SARJANA 35 1 1 3 40 4. DIPLOMA III 12 53 2 1 68 5. SLTA 54 1 6 31 92 6. SLTP 26 42 7 19 94 7. SD 1 49 34 39 144
J u m l a h 138 146 50 94 428 Sumber : DinasPerindustrian, perdagangan dan koperasi, 2009
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pendidikan pegawai
mayoritas berpendidikan Sekolah Dasar sebanyak 144 orang dari total
pegawai yang berjumlah 428 pegawai, hal ini dikarenakan Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas sangat
membutuhkan para pegawai yang lebih berpengalaman di daerah
khususnya di daerah pasar sehingga para pegawai dinas ini ditempatkan
di pasar yang tersedia di kabupaten banyumas. Selanjutnya jumlah
pegawai berpendidikan SLTP berjumlah 94 orang, SLTA berjumlah 92
orang, Diploma III berjumlah 68 orang , Sarjana Berjumlah 40 orang dan
Pasca sarjana 2 berjumlah 7 orang. Selain itu tabel II.4 menjelaskan
mengenai penyebaran fungsi yang dijalankan berdasarkan atas
pendidikan yang dimiliki oleh setiap pegawaii yaitu:
Tabel 2. 4 Pernyebaran tingkat pendidikan Pegawai di lingkungan Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas
Tingkat Pendidikan JML No
Jabatan dalam organisasi S2 S1 D 3 SLTA SLTP SD
1. Kepala Dinas 1 - - - - - 1 2. Sekretaris/Kabid 4 2 - - - - 6 3. Kasubag/Kasi/UPTD 1 14 6 1 - - 23 4. Fungsional - 1 - - - - 1 5. Staf 1 19 1 68 47 50 186 6. PTT - 1 2 5 40 44 48 7. Tenaga Pocokan - 3 - 52 - 39 94
J u m l a h 7 40 9 126 87 133 428
Dengan begitu diharapkan akan dapat mendukung tugas dan fungsi
yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi.
3. Struktur pegawai berdasarkan Kepangkatan / Golongan
Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Banyumas terbagi kedalam beberapa pangkat / golongan
sebagaimana mestinya layaknya seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Berikut ini tabel pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Banyumas berdasarkan kepangkatan atau golongan :
Tabel 2.5 Jumlah Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Kabupaten Banyumas menurut Eselon dan Fungsional
No Tingkat Eselon / Fungsional Jumlah 1. IV b 2 2. IV a 21 3. III b 5 4. III a 1 5. II a 1 6. Fungsional Perencana 1
J u m l a h 31
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari pegawai Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas menurut
eselon dan fungsional berjumlah 31 pegawai. Pegawai yang memiliki
jangkauan golongan tertinggi adalah golongan IV/b dan jangkauan
golongan yang paling rendah adalah golongan II/a. Jumlah pegawai
paling banyak adalah pegawai dengan golongan IV/a, sedangkan jumlah
pegawai paling sedikit adalah pegawai dengan golongan IIIa, IIa dan
fungsional Perencana.
BAB III
PEMBAHASAN
Sektor industri dan perdagangan merupakan salah satu penggerak utama
dalam proses perekonomian untuk pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat,
peningkatan nilai tambah, pengembangan kewirausahaan, penyerapan tenaga kerja
serta mengembangkan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif.
Dalam rangka mewujudkan kondisi tersebut maka Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Koperasi (Dinperindakop) Kabupaten Banyumas memerlukan
adanya suatu Rencana strategis (Renstra).
Perencanaan strategis disusun sebagai dasar pelaksanaan penyusunan
kebijakan, program dan kegiatan Dinperindakop Kabupaten Banyumas tahun
2008 dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Penyusunan Rencana Strategis Dinperindakop Kabupaten Banyumas Tahun
2008-2013 disusun berpedoman pada visi, misi dan program pembangunan
Kepala Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten banyumas dan
berbagai kebijakan yang memiliki keterkaitan dengan penyusunan perencanaan
pembangunan bidang industri, perdagangan, pasar, koperasi dan UKM (Usaha
Kecil Menengah) di Kabupaten Banyumas.
Pelaksanaan Rencana strategis yang telah dibuat selama kurun waktu 5
tahun ini dijabarkan setiap tahunnya, tugas yang dilakukan setiap tahunnya adalah
dengan menjabarkan rencana strategis 2008-2013 dalam bentuk Rencana Kerja
(Renja). Penetapan program dan kegiatan yang dilaksanakan pada Renstra Tahun
2008-2013 dan Renja Tahun 2008-2009 berisikan mengenai berbagai program dan
kegiatan. Program ini berisikan mengenai perumusan gambaran pekerjaan yang
akan dilaksanakan disertai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang
mengatur kewenangan, tanggung jawab, waktu, sarana dan prasarana. Pada setiap
program yang dilakukan ada beberapa kegiatan yang bersangkutan untuk
dilaksanakan berdasarkan atas program tersebut.
Pembahasan mengenai analisis perbandingan antara Rencana Strategis
(Renstra) Tahun 2008-2013 dengan Rencana kerja (Renja) Tahun 2008 dan 2009
Dinperindakop Kabupaten Banyumas studi kasus Program dan Kegiatan dalam
Renstra Tahun 2008-2013 dan Renja Tahun 2008 dan 2009 akan dijabarkan ke
dalam tiga bagian yaitu : Pertama, analisa dokumen mengenai : Jumlah Program
dan Kegiatan yang terlaksana Antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja
Tahun 2008 dan 2009, Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana
Antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 dibagi
menjadi dua bagian yaitu mengenai Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak
terlaksana Antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009
dan Jumlah Program dan Kegiatan Tambahan pada Renja Tahun 2008 dan 2009
Dinperindakop Kabupaten Banyumas. Kedua, analisa wawancara mengenai
Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana Antara Renstra Tahun 2008-2013
dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 dan Program dan Kegiatan Tambahan pada
Renja Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas. Ketiga,
Pembahasan mengenai Analisis perbandingan Renstra Tahun 2008-2013 dan
Renja Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas, berdasarkan
pada Jumlah program dan kegiatan yang terlaksana dan tidak terlaksana serta
Tambahan yang terdapat pada Program dan Kegiatan pada Renstra dan Renja.
Lebih jelasnya mengenai Analisis perbandingan Renstra Tahun 2008-2013
Terhadap Renja Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas maka
terlebih dahulu peneliti akan membahas mengenai Renstra Tahun 2008-2013
Dinperindakop Kabupaten Banyumas.
Jumlah Keseluruhan Program dan Kegiatan yang terdapatdalam Renstra
yaitu berjumlah 15 program dengan 615 kegiatan. Jumlah ini kemudian dijabarkan
dalam setiap tahunnya terdapat 15 program dengan 123 kegiatan. Program dan
kegiatan dalam Renstra yang akan dilaksanakan oleh Dinperindakop Kabupaten
Banyumas yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.1 Jumlah Program dan Kegiatan Renstra Tahun 2008-2013 Dinperindakop Kabupaten
Banyumas
Program Dinperindakop Jumlah Kegiatan
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Pelayanan administrasi perkantoran Peningkatam sarana dan prasarana aparatur Peningkatan disiplin pegawai Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Peningkatan pengembangan sistem pelaporan pencapaian kinerja dan keuangan Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Pengembangan industri kecil menengah (IKM) Penataan struktur industri Peningkatan kemampuan teknologi industri Pengembangan perdagangan dalam dan luar negeri Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan Pengembangan sentra-sentra industri potensial Penguatan, pengembangan, pengawasan koperasi dan usaha kecil menengah (KUKM) Penciptaan iklim usaha kecil dan menengah yang kondusif Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi
15 6 2 1 4 8
13 4 5 8
10 8
27
10 2
Jumlah keseluruhan kegiatan 123 Sumber: Diolah dari formulir Rencana Strategis Tahun 2008-2013 Dinperindakop Kabupaten
Banyumas Bidang SUB BINA PROGRAM
Dari data diatas dapat diketahui bahwa pada Renstra Dinperindakop
Kabupaten Banyumas Tahun 2008-2013 terdapat 15 program dengan 123 kegiatan
yang akan dilaksanakan. Untuk lebih jelasnya mengenai kegiatan yang terdapat
pada setiap program tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.
Program dan kegiatan yang terdapat pada Renstra Tahun 2008-2013 tersebut
dituangkan ke dalam Renja Tahun 2008 dan 2009 yang dilaksanakan setiap
tahunnya. Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana antara Renstra dengan
Renja dapat dilihat Pada grafik 3.1 dibawah ini sebagai berikut :
Grafik 3.1 Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009
1257
12 44
615
75
0
100
200
300
400
500
600
700
Program kegiatan program kegiatan program kegiatan
JUML
AH
Renstra 2008-2013 Renja 2008 Renja 2009
Sumber: Diolah dari formulir Renstra Tahun 2008-2013 dan Renja Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas Bidang SUB BINA PROGRAM
Pada grafik 3.1 bila dilihat pada Jumlah Program dan Kegiatan keseluruhan
pada Renstra yaitu 75 program yang ditargetkan setiap tahunnya yaitu 15 program
yang harus dilaksanakan, dengan jumlah keseluruhan kegiatan yaitu 615 kegiatan
yang ditargetkan setiap tahunnya berjumlah 123 kegiatan. Renstra Tahun 2008-
2013 yang setiap tahunnya ditargetkan dengan 15 program yang dijabarkan ke
dalam Renja Tahun 2008 dan 2009 program yang dilaksanakan masing-masing
berjumlah 12 program. Sedangkan kegiatan yang akan dilaksanakan pada Renstra
Tahun 2008-2013 berjumlah 123 kegiatan, tetapi pada Renja Tahun 2008
berjumlah 57 kegiatan dan Renja Tahun 2009 berjumlah 44 kegiatan yang
dilaksanakan. Lebih jelasnya mengenai analisis keterkaitan Renstra Tahun 2008-
2013 terhadap Renja Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas
dapat dijelaskan dibawah ini.
3.1 Analisa Dokumen
Analisa dokumen ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui
perbandingan Jumlah Program dan kegiatan yang terdapat antara Renstra
Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009. Analisis keterkaitan
antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009
Dinperindakop Kabupaten Banyumas dapat dilakukan dengan menganalisa
dokumen mengenai : Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana Antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009, Jumlah
Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana Antara Renstra Tahun 2008-
2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 dan Jumlah Program dan Kegiatan
Tambahan Antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan
2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas.
3.1.1 Program dan Kegiatan yang terlaksana antara Renstra Tahun
2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009.
Renstra Tahun 2008-2013 yang berisikan 15 program dengan
123 kegiatan yang dituangkan dalam Renja tahun 2008 dan 2009
tidak seluruhnya dari program dan kegiatan tersebut dilaksanakan.
Untuk mengetahui mengenai analisis perbandingan Renstra Tahun
2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 terlebih dahulu
peneliti mencari jumlah program dan kegiatan yang terkait antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009.
Pada grafik 3.1 seperti yang telah diketahui Jumlah Program
dan kegiatan yang terlaksana antara Renstra tahun 2008-2013
dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 terdapat 12 program dengan
57 kegiatan pada Renja Tahun 2008 dan 44 kegiatan pada Renja
Tahun 2009, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2 dibawah
ini.
a. Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008
Jumlah program dan kegiatan yang terlaksana antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dapat
dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini :
TABEL 3.2 Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana antara Renstra
Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008
Sumber: Diolah dari formulir Rencana Strategis Tahun 2008-2013 Dinperindakop Kabupaten Banyumas dan Renja Tahun 2008 Bidang SUB BINA PROGRAM
Untuk lebih jelasnya mengenai program dan kegiatan yang
terkait pada Renja Tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 2.
No. Program Jumlah 1. Pelayanan administrasi perkantoran 15 2. Peningkatam sarana dan prasarana aparatur 6 3. Peningkatan disiplin pegawai 2 4. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur _ 5. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan pencapaian kinerja
dan keuangan 4
6 Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan 6
7. Pengembangan industri kecil menengah (IKM) 3 8. Penataan struktur industri - 9. Peningkatan kemampuan teknologi industri 2 10. Pengembangan perdagangan dalam dan luar negeri 6 11. Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan 2 12. Pengembangan sentra-sentra industri potensial 5 13. Penguatan, pengembangan, pengawasan koperasi dan usaha kecil
menengah (KUKM) -
14. Penciptaan iklim usaha kecil dan menengah yang kondusif 5 15. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi 1
Jumlah 57
Presentase mengenai jumlah program dan kegiatan yang
terlaksana antara Renstra tahun 2008-2013 dan Renja Tahun
2008 dapat dilihat pada Tabel 3.3 dibawah ini :
Tabel 3.3 Presentase Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana antara Renstra
tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 Renja Tahun 2008 Jumlah Presentase
Program 12 80 % Kegiatan 57 46 %
Sumber: Diolah dari formulir Renja Tahun 2008 Dinperindakop Kabupaten Banyumas Bidang SUB BINA PROGRAM
Jumlah program yang terlaksana antara Renstra tahun 2008-
2013 dengan Renja tahun 2008 menunjukkan bahwa 80%
program tersebut terdapat pada Renstra, ini menunjukkan
bahwa adanya keterkaitan antara Renstra dan Renja. Sedangkan
kegiatan pada Renja menunjukkan 46% kegiatan yang
terlaksana pada Renstra, ini menandakan adanya
ketidakterikatan antara Renstra dan renja karena kegiatan yang
dilakukan kurang dari 50% kegiatan yang tidak dilaksanakan
berdasarkan Renstra Tahun 2008-2013.
b. Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2009
Hasil analisa dokumen yang peneliti lakukan Jumlah pada
program dan kegiatan yang terlaksana antara Renstra Tahun
2008-2013 dengan Renja Tahun 2009 dapat dilihat pada tabel
3.4 dibawah ini :
Tabel 3.4
Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2009
Sumber: Diolah dari formulir Rencana Strategis Tahun 2008-2013 Dinperindakop Kabupaten Banyumas dan Renja 2009 Bidang SUB BINA PROGRAM
Lebih jelasnya mengenai jumlah program dan kegiatan yang a
terlaksana ntara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja tahun
2009 terdapat pada lampiran 3 (Diolah berdasarkan pada formulir
Renstra tahun 2008-2013 dan Renja tahun 2009). Pada Tabel 3.5
dibawah ini akan disajikan presentase jumlah program dan
kegiatan yang terkait antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan
Renja Tahun 2008 dan 2009 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5 Presentase Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2009 Renja Tahun 2009 Jumlah Presentase
No. Program Jumlah 1. Pelayanan administrasi perkantoran 15 2. Peningkatam sarana dan prasarana aparatur 6 3. Peningkatan disiplin pegawai _ 4. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur _ 5. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan pencapaian kinerja
dan keuangan _
6 Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan 2
7. Pengembangan industri kecil menengah (IKM) 2 8. Penataan struktur industri 1 9. Peningkatan kemampuan teknologi industri 1 10. Pengembangan perdagangan dalam dan luar negeri 3 11. Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan 4 12. Pengembangan sentra-sentra industri potensial 2 13. Penguatan, pengembangan, pengawasan koperasi dan usaha kecil
menengah (KUKM) 3
14. Penciptaan iklim usaha kecil dan menengah yang kondusif 3 15. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi 2
Jumlah 44
Program 12 80 % Kegiatan 44 36 %
Sumber: Diolah dari formulir Renja Tahun 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas Bidang SUB BINA PROGRAM
Hasil presentase diatas menunjukkan adanya keterkaitan
antara Renstra dengan Renja Tahun 2009 karena menghasilkan
80 % dari program yang dilaksanakan berasal dari Renstra
tahun 2008-2013. Sedangkan terjadi ketidakterikatan pada
kegiatan Renja 2009 yang dilaksanakan karena kegiatan yang
dilaksanakan berjumlah 36% atau kurang dari 50% kegiatan
yang mempunyai keterkaitan dengan Renstra Tahun 2008-
2013.
3.1.2 Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja tahun 2008 dan 2009.
Jumlah program dan kegiatan yang terdapat pada Renstra
Tahun 2008-2013 seperti yang dijelaskan pada Tabel 3.1
menerangkan adanya jumlah program dan kegiatan tersebut secara
keseluruhan yaitu terdapat 15 program dan 123 kegiatan. Hasil
analisa dokumen mengenai yang terdapat pada Renja Tahun 2008
dan 2009 menjelaskan bahwa Renja Tahun 2008 pada Tabel 3.2
program dan kegiatan yang terlaksana dengan renstra berjumlah 12
program dengan 57 kegiatan, sedangkan pada Renja Tahun 2009
pada Tabel 3.4 program dan kegiatan yang terlaksana dengan Renstra
berjumlah 12 program dengan 44 kegiatan.
Bila dilihat dari jumlah program dan kegiatan yang terdapat
pada Renstra tersebut menggambarkan adanya program dan kegiatan
yang tidak dilaksanakan pada Renja Tahun 2008 dan 2009, Maka
berikut akan dilakukan analisa dokumen mengenai jumlah program
dan kegiatan yang tidak terlaksana antara Renstra tahun 2008-2013
dengan Renja tahun 2008 dan 2009 yaitu dibagi menjadi 2 bagian
yaitu mengenai jumlah program dan kegiatan yang tidak terlaksana
antara Renstra tahun 2008-2013 dengan Renja tahun 2008 dan 2009
dan Program dan Kegiatan Tambahan tahun 2008 dan 2009.
a. Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana antara
Renstra tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008
Jumlah Program dan kegiatan yang tidak terlaksana antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008, dapat
dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini :
TABEL 3.6 Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana antara Renstra
tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 No. Program Jumlah 1. Pelayanan administrasi perkantoran _
2. Peningkatam sarana dan prasarana aparatur _ 3. Peningkatan disiplin pegawai _ 4. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 1 5. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan pencapaian
kinerja dan keuangan _
6 Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan 2 7. Pengembangan industri kecil menengah (IKM) 10 8. Penataan struktur industri 4 9. Peningkatan kemampuan teknologi industri 3 10. Pengembangan perdagangan dalam dan luar negeri 2 11. Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan 8 12. Pengembangan sentra-sentra industri potensial 3 13. Penguatan, pengembangan, pengawasan koperasi dan
usaha kecil menengah (KUKM) 27
14. Penciptaan iklim usaha kecil dan menengah yang kondusif
5
15. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi 1 Jumlah 66
Sumber: Diolah dari formulir Rencana Strategis Tahun 2008-2013 Dinperindakop Kabupaten Banyumas dan RenjaTahun 2008 Bidang SUB BINA PROGRAM
Untuk lebih jelasnya mengenai program dan kegiatan yang
tidak terlaksana antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja
tahun 2008 dapat dilihat pada lampiran 3. Pada Tabel 3.7
dibawah ini akan ditampilkan presentase jumlah program dan
kegiatan yang tidak terlaksana antara renstra tahun 2008-2013
dengan Renja Tahun 2008.
Tabel 3.7 Presentase Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana
antara renstra tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 Renja Tahun 2008 Jumlah Presentase
Program 3 20% Kegiatan 66 54%
Sumber: Diolah dari formulir Rencana Kerja Tahun 2008-2013 Dinperindakop Kabupaten Banyumas dan Renja Tahun 2008 Bidang SUB BINA PROGRAM
Jumlah Program yang tidak terlaksana antara Renstra dengan
Renja Tahun 2008 Renstra berjumlah 20%, sedangkan kegiatan
yang tidak dilaksanakan berjumlah 54%. Banyaknya kegiatan
yang tidak dilaksanakan sesuai dengan Renstra menandakan
adanya faktor-faktor penghambat.
b. Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana antara
Renstra tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2009.
Pada Tabel 3.8 akan ditampilkan jumlah program dan
kegiatan yang tidak terlaksana antara Renstra tahun 2008-2013
dengan Renja tahun 2009 yaitu sebagai berikut :
TABEL 3.8 Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana antara Renstra
tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2009 No. Program Jumlah 1. Pelayanan administrasi perkantoran _ 2. Peningkatam sarana dan prasarana aparatur _ 3. Peningkatan disiplin pegawai 2 4. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 1 5. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan pencapaian
kinerja dan keuangan 4
6. Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan 6 7. Pengembangan industri kecil menengah (IKM) 11 8. Penataan struktur industri 3 9. Peningkatan kemampuan teknologi industri 4 10. Pengembangan perdagangan dalam dan luar negeri 5 11. Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan 6 12. Pengembangan sentra-sentra industri potensial 6 13. Penguatan, pengembangan, pengawasan koperasi dan usaha
kecil menengah (KUKM) 24
14. Penciptaan iklim usaha kecil dan menengah yang kondusif 7 15. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi _
Jumlah 79 Sumber: Diolah dari formulir Renja Tahun 2008-2013 Dinperindakop Kabupaten
Banyumas dan Renja Tahun 2009 Bidang SUB BINA PROGRAM
Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah program dan kegiatan
yang tidak terlaksana antara Renstra tahun 2008-2013 dengan
Renja tahun 2008 dapat dilihat pada lampiran 3. Pada Tabel 3.9
dibawah ini akan ditampilkan presentase jumlah program dan
kegiatan yang tidak terlaksana antara renstra tahun 2008-2013
dengan Renja Tahun 2009.
Tabel 3.9 Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana antara
renstra tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2009 Renja Tahun 2009 Jumlah Presentase
Program 3 20% Kegiatan 79 64%
Sumber: Diolah dari formulir Renja Tahun 2008-2013 Dinperindakop Kabupaten Banyumas dan Renja Tahun 2009 Bidang SUB BINA PROGRAM
Program yang tidak terlaksana pada Renja Tahun 2009
berjumlah 20%, sedangkan kegiatan yang tidak dilaksanakan
sesuai dengan Renstra Tahun 2008-2013 berjumlah 64% ini
menandakan adanya faktor penghambat pada ketidakterikatan
antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2009
karena lebih dari 50% kegiatan tidak terlaksana.
c. Program dan Kegiatan Tambahan Renja Tahun 2008-2009
Renstra yang telah dibuat oleh Dinperindakop selama 5
tahun yang kemudian dijabarkan setiap tahunnya ke dalam Renja
(Rencana Kerja) berisikan program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan. Program dan kegiatan yang terdapat dalam Renja
yang merupakan deskripsi dari Renstra yang telah dibuat ada
beberapa kegiatan maupun program yang dilaksanakan maupun
tidak dilaksanakan.
Program dan kegiatan yang terdapat dalam renja Tahun
2008-2009 tidak seluruhnya merupakan program dan kegiatan
yang berasal dari Renstra, karena pada Renja tahun 2008-2009
terdapat program dan kegiatan tambahan yang dilaksanakan.
Adapun penjelasan program dan kegiatan tambahan pada Renja
tahun 2008-2009 sebagai berikut.
Tabel 3.10 dibawah ini akan menjelasakan program dan
kegiatan tambahan pada Renja Tahun 2008 sebagai berikut :
TABEL 3.10 Program dan Kegiatan Tambahan Renja Tahun 2008
Sumber: Diolah dari formulir Renja Tahun 2008 Dinperindakop Kabupaten Banyumas Bidang SUB BINA PROGRAM
Pada program dan kegiatan Renja Tahun 2008 terdapat 1
program tambahan yaitu pengembangan sistem usaha mikro kecil
menengah yang terdiri dari 11 kegiatan. Selain itu pula adapun
kegiatan tambahan pada program yang terdapat dalam Renstra.
Keseluruhan program tambahan yang dilaksanakan pada Renja
No. Program Jumlah 1. Pelayanan administrasi perkantoran 1 2. Peningkatam sarana dan prasarana aparatur - 3. Peningkatan disiplin pegawai - 4. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur _ 5. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan pencapaian kinerja
dan keuangan -
6 Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan 1 7. Pengembangan industri kecil menengah (IKM) 1 8. Penataan struktur industri - 9. Peningkatan kemampuan teknologi industri 1 10. Pengembangan perdagangan dalam dan luar negeri 5 11. Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan - 12. Pengembangan sentra-sentra industri potensial - 13. Penguatan, pengembangan, pengawasan koperasi dan usaha kecil
menengah (KUKM) _
14. Penciptaan iklim usaha kecil dan menengah yang kondusif 2 15. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi 1 16. Pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil
menengah. 11
Jumlah 23
Tahun 2008 terdapat 23 kegiatan.Untuk lebih jelasnya mengenai
Program dan kegiatan tambahan Renja Tahun 2008 dapat dilihat
pada lampiran 4.
Program dan kegiatan tambahan pada Renja Tahun 2009
akan ditampilkan pada Tabel 3.11 dibawah ini :
Tabel 3.11 Program dan Kegiatan Tambahan Renja 2009
No. Program Jumlah 1. Pelayanan administrasi perkantoran - 2. Peningkatam sarana dan prasarana aparatur - 3. Peningkatan disiplin pegawai - 4. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur _ 5. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan pencapaian kinerja dan
keuangan -
6 Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan 5 7. Pengembangan industri kecil menengah (IKM) 3 8. Penataan struktur industri - 9. Peningkatan kemampuan teknologi industri - 10. Pengembangan perdagangan dalam dan luar negeri - 11. Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan - 12. Pengembangan sentra-sentra industri potensial - 13. Penguatan, pengembangan, pengawasan koperasi dan usaha kecil
menengah (KUKM) 6
14. Penciptaan iklim usaha kecil dan menengah yang kondusif 2 15. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi - 16. Penyusunan dan pembaharuan peraturan perundangan di daerah 2
Jumlah 18 Sumber: Diolah dari formulir Renja Tahun 2009 Dinperindakop Kabupaten
Banyumas dan Bidang SUB BINA PROGRAM
Pada Renja Tahun 2009 terdapat 1 program tambahan yaitu
penyusunan dan pembaharuan peraturan di daerah yang terdiri
dari 2 kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan tambahan pada
Renja tahun 2009 berjumlah 18 kegiatan yang berada dalam
masing-masing program tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 4.
Analisa dokumen yang telah dilakukan oleh peneliti berdasarkan atas
dokumen yang telah diperoleh dari Dinperindakop Kabupaten Banyumas,
untuk mengetahui Jumlah Program dan Kegiatan yang terkait Antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008-2009, Jumlah Program
dan Kegiatan yang tidak terkait Antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan
Renja Tahun 2008-2009 dan Program dan Kegiatan Tambahan pada Renja
Tahun 2008-2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas.
Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana dan tidak terlaksana
antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008-2009
Dinperindakop Kabupaten Banyumas, maka dapat dilihat secara jelas
mengenai keterkaitan maupun ketidakterkaitan program dan kegiatan anatar
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008-2009. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat Tabel 3.12 mengenai Analisis perbandingan Jumlah
Program dan Kegiatan yang terlaksana dan tidak terlaksana antara Renstra
Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009.
Tabel 3.12 Analisis Perbandingan Program dan Kegiatan antara Renstra Tahun
2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 Renja Tahun 2008 Renja Tahun 2009
Program Kegiatan Program Kegiatan Analisis
Keterkaitan Jumlah Presentase
(%) Jumlah Presentase
(%) Jumlah Presentase
(%) Jumlah Presentase
- Terlaksana - Tidak terlaksana
12 3
80 20
57 66
46 54
12 3
80 20
44 79
36 64
Jumlah Keseluruhan
15 100 123 100 15 100 123 100
Keterangan : N program= 15 Berdasarkan Renstra Tahun 2008-2013 N kegiatan =123
Tabel 3.12 mengenai Analisis Perbandingan Jumlah Program dan
Kegiatan yang terlaksana dan tidak terlaksana antara Renstra Tahun 2008-
2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 yaitu bila dilihat pada segi
program yang terdapat pada Renja Tahun 2008 dan 2009 terdapat
keterkaitan antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan
2009 yaitu 80% sedangkan bila dilihat pada segi kegiatan tidak adanya
keterkaitan antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan
2009 karena jumlah kegiatan yang terlaksana antara Renstra Tahun 2008-
2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 kurang dari 50% yaitu pada
Renja Tahun 2008 berjumlah 46% dan Renja Tahun 2009 berjumlah 36 %,
hal ini menyatakan bahwa adanya faktor penghambat sehingga kegiatan
tersebut tidak dilaksanakan.. Jumlah kegiatan yang tidak dilaksanakan pada
Renja Tahun 2008 dan 2009 yaitu pada renja tahun 2008 berjumlah 54
kegiatan sedangkan pada Renja Tahun 2009 berjumlah 79 kegiatan, hal ini
disebabkan karena adanya kegiatan tambahan yang dilaksanakan oleh
Dinperindakop karena adanya perubahan peraturan yang dilaksanakan oleh
perda sehingga kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan oleh Dinperindakop
dapat dilaksanakan pada tahun berikutnya. Kegiatan Tambahan pada Renja
Tahun 2008 salah satunya yang mendesak untuk dilaksanakn yaitu
pendampingan bantuan bergulir untuk masyarakat miskin yang produktif
dan kegiatan tambahan pada Renja 2009 yaitu penyusunan Perda tentang
bantuan bergulir bagi UMKM.
Program dan kegiatan tambahan pada Renja Tahun 2008 dan 2009
yang dilaksanakan oleh Dinperindakop Kabupaten Banyumas dapat dilihat
pada Tabel 3.13 yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.13 Program dan Kegiatan Tambahan pada Renja Tahun 2008-2009
Sumber diolah berdasarkan Renja tahun 2008-2009
Tabel 3.13 pada Renja Tahun 2008-2009 terdapat 1 program
tambahan berjumlah yang dilaksanakan yaitu pada Renja Tahun 2008
terdapat program pengembangan sistem usaha mikro kecil menengah dan
Renja Tahun 2009 terdapat program Penyusunan dan pembaharuan
peraturan perundangan di daerah, masing-masing program tambahan yang
terdapat pada Renja Tahun 2008 dan 2009 tidak terdapat pada Renstra
Tahun 2008-2013. Sedangkan kegiatan tambahan yang dilaksanakan pada
Renja Tahun 2008 berjumlah 23 kegiatan dan Renja Tahun 2009 berjumlah
18 kegiatan yang dilaksanakan. Program dan kegiatan tambahan yang
dilaksanakan pada Renja Tahun 2008 dan 2009 akan dibahas pada analisa
wawancara yang dilakukan peneliti kepada para karyawan Dinperindakop
Kabupaten Banyumas.
3.2 Analisa Wawancara
Wawancara dilakukan kepada Dinperindakop untuk mengadakan cross
check pada dokumen (formulir). Analisa wawancara dilakukan untuk
mengetahui alasan Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terkait Antara
Renja Tahun 2008 Renja Tahun 2009 Jumlah Jumlah
Program Kegiatan Program Kegiatan 1 23 1 18
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008-2009 serta Program
dan Kegiatan Tambahan pada Renja Tahun 2008-2009 Dinperindakop
Kabupaten Banyumas.
3.2.1 Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terkait Antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan
2009
Analisa wawancara untuk mengetahui alasan Jumlah
Program dan Kegiatan yang tidak terkait Antara Renstra Tahun
2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 dilakukan pada
para karyawan di Dinperindakop Kabupaten Banyumas.
Wawancara 1 dilakukan kepada kepala Dinperindakop yang
terdapat pada lampiran 6 dan diintepretasikan oleh peneliti
sebagai berikut:
1. Program tersebut tetap dilaksanakan oleh bagian
Ketatausahaan.
2. Tidak adanya program pengganti
3. Program dan kegiatan yang tidak dilaksanakan pada
Renja Tahun 2008 dan 2009 dikarenakan kurangnya
dana, tempat, kesadaran masyarakat, kurangnya
informasi dan kurangnya peranan pada salah satu
lembaga.
4. Penataan struktur industri tidak dilaksanakan karena
program ini merupakan program penggabungan antara
pengembangan perdagangan dalam dan luar negeri
selain itu pula pengembangan industri kecil dan
menengah.
5. Kurangnya dana yang berasal dari APBD
6. karena adanya masa transisi yang dialami oleh
DINPERINDAKOP dan kurangnya dana dalam
membiayai program dan kegiatan tersebut.
7. Program wajib yang harus dilakukan oleh setiap
pegawai, hal ini membutuhkan kesadaran pada setiap
diri pegawai
8. Setiap program dan kegiatan yang tidak dilakukan
kareana adanya keterbatasan dana yang dimiliki.
Faktor utama yang menyebabkan program dan kegiatan
tidak terlaksana pada Renja Tahun 2008 dan 2009 karena
kurangnya dana dari APBD yang diberikan oleh pemerintah,
tetapi tidak menutup kemungkinan program dan kegiatan yang
tidak dicantumkan pada Renja tahun 2008 dan 2009 dapat
dilaksanakan pada Renja tahun berikutnya.
Wawancara 2 dilakukan kepada Kasi Bina Program
Dinperindakop yang terdapat pada lampiran 7 dan
diintepretasikan oleh peneliti sebagai berikut:
1. RENSTRA dan RENJA hanya sebuah rencana yang
baru akan dibuat untuk mengambarkan kegiatan dan
program yang akan dilaksanakan tetapi tidak semua
program dan kegiatan akan dilaksanakan karena dinas
bekerja berdasarkan penetapan program.
2. Program tambahan dilakukan karena adanya
perubahan yang mendesak menyesuaikan dengan
PERDA di daerah dan adanya kebutuhan saat itu.
3. Program tersebut tetap dilaksanakan oleh bagian
Ketatausahaan.
4. Tidak adanya program pengganti
5. Program dan kegiatan yang tidak dilaksanakan pada
Renja Tahun 2008 dan 2009 dikarenakan kurangnya
dana yang diberikan
6. Bukan merupakan suatu program tetapi merupakan
suatu kesadaran yang harus dimiliki oleh setiap
pegawai.
Penyusunan Renstra dan Renja hanya merupakan suatu
rencana yang akan dilakukan, Dinperindakop melaksanakan
program dan kegiatan berdasarkan pada penetapan program.
Banyaknya program dan kegiatan yang tidak dilaksanakan
karena kurangnya anggaran yang diberikan oleh pemerintah.
Sedangkan pada program peningkatan kapasitas sumber daya
aparatur tidak dicantumkan dalam Renja karena program ini
merupakan program tahunan yang dilaksanakan oleh bidang
ketatausahaan.
Wawancara 3 dilakukan kepada staff Bina Program
Dinperindakop yang terdapat pada lampiran 8 dan
diintepretasikan oleh peneliti sebagai berikut:
1. RENSTRA dan RENJA tidak dilakukan itu baru
merupakan suatu rencana, yang dilaksanakan hanya
yang ada pada penetapan program
2. Program tersebut program tahunan yang dilakukan
3. Kurangnya anggaran yang diberikan oleh pemerintah
daerah
4. Tidak adanya program pengganti
5. program peningkatan disiplin pegawai merupakan hal
wajib yang perlu dilakukan oleh setiap karyawan.
Wawancara 4 dilakukan kepada kasubag umum
Dinperindakop mengenai kejelasan program peningkatan
kapasitas sumber daya aparatur yang tidak dicantumkan
kedalam Renja tahun 2008 dan 2009, terdapat pada lampiran 9
dan diintepretasikan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Program kapasitas sumber daya aparatur itu
merupakan masalah pegawai fungsional, kegiatan ini
merupakan kegiatan rutin yang dilakukan , dalam hal
ini berisikan mengenai pembayaran honor
ketatausahaan.
2. Tidak adanya program lain untuk menggati program
kapasitas sumber daya aparatur, karena merupakan
salah satu kegiatan rutin.
Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
merupakan suatu program rutin yang dilakukan sehingga tidak
dicantumkan ke dalam Renja Tahun 2008 dan 2009 tetapi tetap
dimasukkan ke dalam Renstra sebagai salah satu program yang
harus dilaksanakan.
Faktor penghambat yang menyebabkan Ketidaksamaan
Jumlah Program dan Kegiatan antara Renstra Tahun 2008-2013
dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 yaitu kurangnya anggaran
(APBD) yang diberikan oleh pemerintah daerah. Ini dapat
dilihat pada Tabel 3.14 mengenai Sosialisasi APBD Kabupaten
Banyumas yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.14 Sosialisasi APBD Kabupaten Banyumas
Input (Dana) RENJA RENSTRA
DINPERINDAKOP APBD
RENJA 2008 Rp 7.945.675.000 Rp 5.806.006.500 RENJA 2009 Rp 8.807.687.900 Rp 6.184.500.000
Sumber: (Dinas Perindustrian,Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas, Sub bidang keuangan)
Dari data yang ada diatas pada Rentra anggaran yang
diperlukan untuk kegiatan dan program pada Renja Tahun 2008
adalah sebesar Rp 8.945.675.000 dan Renja Tahun 2009 dana
yang dibutuhkan Rp 9.807.687.900. Setelah disosialisasaikan
dengan berbagai pertimbangan, dana yang dikeluarkan pada
APBD Kabupaten Banyumas untuk mendanai kegiatan dan
program dalam Renja Tahun 2008 sebesar Rp 5.806.006.500
dan Renja Tahun 2009 yaitu Rp 6.184.500.000. Dana yang
diperoleh dari APBD tersebut berakibat adanya program dan
kegiatan yang tidak dilaksanakan oleh Dinperindakop
Kabupaten Banyumas.
3.2.2 Program dan Kegiatan Tambahan pada Renja Tahun 2008
dan 2009
Analisa wawancara mengenai Program dan Kegiatan
Tambahan pada Renja Tahun 2008 dan 2009 untuk
mengadakan cross check pada dokumen (formulir). Wawancara
1 dilakukan kepada kepala Dinperindakop yang terdapat pada
lampiran 6 dan diintepretasikan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Program tambahan dilakukan karena adanya
perubahan yang mendesak menyesuaikan dengan
PERDA di daerah dan adanya kebutuhan saat itu.
2. Kegiatan tambahan pada RENJA tahun 2008 dan
2009 karena adanya perubahan dari PERDA yang ada
di daerah
Program dan kegiatana tambahan yang dilakukan karena
adanya perubahan dari PERDA sehingga mewajibkan adanya
program dan kegiatan tambahan yang dilakukan pada tahun
tersebut. Sehingga dinas harus dapat menyesuaikan dengan
keadaan tersebut, ini juga dapat disebabkan karena adanya
perubahan yang terjadi di daerah tersebut atau sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang ada.
Wawancara 2 dilakukan kepada Kasi Bina Program
yang terdapat pada lampiran 7 dan diintepretasikan oleh
peneliti sebagai berikut Adanya faktor kondisi pada saat
tersebut dan adanya perubahan yang dilakukan oleh
PEMDA.
Wawancara 3 dilakukan kepada kasi bidang
perdagangan yang terdapat pada lampiran 10 dan
diintepretasikan oleh peneliti sebagai berikut: Program
tambahan dilakukan karena adanya peraturan dan perubahan
yang harus dilakukan.
Wawancara yang peneliti lakukan kepada para pegawai,
dari rata-rata jawaban yang diberikan yaitu karena adanya
perubahan yang dilakukan oleh PEMDA setempat.
3.3 Pembahasan Analisis Keterkaitan Renstra Tahun 2008-2013 dan Renja
Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas.
Pembahasan mengenai Analisis Keterkaitan Renstra Tahun 2008-
2013 dan Renja Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas
dibagi menjadi 3 bagian yaitu : Jumlah Program dan Kegiatan yang
terlaksana Antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan
2009, Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana Antara Renstra
Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 dan Program dan
Kegiatan Tambahan pada Renja Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop
Kabupaten Banyumas.
3.3.1 Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana Antara Renstra
Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009.
Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana Antara Renstra
Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 dapat dilihat
pada Grafik 3.2 dibawah ini :
Grafik 3.2Jumlah Program dan Kegiatan yang terlaksana antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009
1257
12 44
615
75
0
100
200
300
400
500
600
700
Program kegiatan program kegiatan program kegiatan
JUML
AH
Renstra 2008-2013 Renja 2008 Renja 2009
Sumber: Diolah dari formulir Renstra Tahun 2008-2013 dan Renja Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas Bidang SUB BINA PROGRAM
Berdasarkan pada Garafik 3.2 bila dilihat pada Jumlah Program
dan Kegiatan keseluruhan pada Renstra yaitu 75 program yang
ditargetkan setiap tahunnya yaitu 15 program yang harus
dilaksanakan, dengan jumlah keseluruhan kegiatan yaitu 615
kegiatan yang ditargetkan setiap tahunnya berjumlah 123 kegiatan.
Renstra Tahun 2008-2013 yang setiap tahunnya ditargetkan dengan
15 program yang dijabarkan ke dalam Renja Tahun 2008 dan 2009
program yang dilaksanakan masing-masing berjumlah 12 program.
Sedangkan pada kegiatan tidak adanya keterkaitan antara Renstra
Tahun 2008-2013 dengan Renja tahun 2008 dan 2009 yaitu kegiatan
yang tidak terlaksana kurang dari 50% yaitu 46% Renja Tahun 2008
dan 36% pada Renja Tahun 2009.
3.3.2 Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana Antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009
Pada Grafik 3.2 menjelaskan mengenai Jumlah Program dan
Kegiatan yang terlaksana antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan
Renja Tahun 2008 dan 2009. Hasil analisa dokumen yang dilakukan
oleh peneliti menyatakan bahwa 50% kegiatan tidak terkait antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009
Dinperindakop. Setelah melakukan wawancara kepada para pegawai
terutama kepada Kepala Dinperindakop, kegiatan yang tidak
terlaksana karena faktor utama yaitu kurangnya anggaran yang
dimiliki untuk membiayai kegiatan tersebut walaupun banyak faktor
lainnya tetapi faktor utama penyebab tidak dilaksanaknnya kegiatan
adalah anggaran yang diberikan. Program maupun kegiatan yang
tidak dilaksanakan pada Renja tahun 2008 dan 2009 akan
dilaksanakan pada Renja tahun berikutnya.
Ketidakterkaitan Program dan Kegiatan Antara Renstra Tahun
2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 ditampilakan pada
Tabel 3.15 dibawah ini :
Tabel 3.15 Ketidaktelaksanaan Program dan Kegiatan Antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan
Renja Tahun 2008 dan 2009 Perbandingan Dokumen
Program Presentase Kegiatan Presentase
Renstra 15 100% 123 100%
Renja Tahun 2008 3 20% 66 54%
Renja Tahun 2009 3 20% 79 64%
Sumber: Diolah dari formulir Renstra dan Renja Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas Bidang SUB BINA PROGRAM
Program yang tidak dilaksanakan pada Renja Tahun 2008 dan
2009 yaitu 20% dari 100% sehingga dalam hal program terdapat
keterkaitan antara Renstra tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun
2008 dan 2009. Sedangkan pada kegiatan antara Renstra dengan
Renja ini menandakan faktor penghambat sangat berpengaruh,
kegiatan yang tidak terkait pada Renja tahun 2008 berjumlah 54%
kegiatan dan Renja Tahun 2009 yaitu 64% kegiatan. Selain itu pula
kegiatan yang tidak dilaksanakan pada tahun 2009 lebih besar
dibandingkan tahun 2008 (64% > 54%).
Hasil analisa dokumen dan wawancara yang peneliti lakukan
mengenai program dan kegiatan tambahan pada Renja tahun 2008
dan 2009, peneliti menyimpulkan bahwa adanya program dan
kegiatan yang baru atau kegiatan tambahan yang dilakukan pada
program yang terdapat pada Renstra dikarenakan adanya perubahan
yang mendesak menyesuaikan dengan PERDA di daerah. Bila dilihat
dari jumlah kegiatan tambahan yang dilakukan kegiatan tambahan
yang dilakukan pada tahun 2008 lebih banyak dibandingkan pada
tahun 2009 yaitu pada tahun 2008 berjumlah 23 kegiatan dan pada
tahun 2009 berjumlah 18 kegiatan. Ini dapat dilihat pada Tabel 3.16
program dan kegiatan tambahan pada Renja tahun 2008 dan 2009
sebagai berikut :
Tabel 3.16 Program dan Kegiatan Tambahan Renja tahun 2008 dan 2009
Sumber diolah berdasarkan Renja tahun 2008 dan2009
Pembahasan mengenai analisis perbandinagn program dan kegiatan yang
mempunyai kesamaan, ketidaksamaan serta tambahan digunakan untuk
mengetahui analisis keterkaitan antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja
Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas. Sesuai dengan
kerangka pikir peneliti untuk mengetahui mengenai analisis keterkaitan antara
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2008-2013 dengan Rencana kerja (Renja)
Tahun 2008 dan 2009 diukur dari program dan kegiatan yang berdasar pada :
jumlah Program dan Kegiatan yang terkait Antara Renstra Tahun 2008-2013
Renja Tahun 2008 Renja Tahun 2009
Jumlah Jumlah
Program Kegiatan Program Kegiatan
1 23 1 18
dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 dan Jumlah Program dan Kegiatan yang tidak
terkait Antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009
Dinperindakop Kabupaten Banyumas, Program dan Kegiatan tambahan pada
Renja Tahun 2008 dan 2009 merupakan suatu kebutuhan yang mendesak untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang harus dilaksanakan karena
adanya perubahan peraturan menyesuaikan dengan PERDA Kabupaten
Banyumas. Pada Tabel 3.17 dibawah ini akan disajikan mengenai Analisa
Dokumen Program dan Kegiatan antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja
Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas, yaitu sebagai berikut
:
DILAMPIRAN
Pada Tabel 3.17 mengenai Analisa Dokumen Program dan Kegiatan antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop
Kabupaten Banyumas, maka kita dapat mengetahui secara keseluruhan Jumlah
Program dan Kegiatan yang terlaksana Antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan
Renja Tahun 2008 dan 2009, Program dan Kegiatan yang tidak terlaksana Antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 serta Program dan
Kegiatan Tambahan pada Renja Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten
Banyumas. Tabel 3.17 dapat digunakan dalam menganalisis keterkaitan antara
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2008-2013 dengan Rencana kerja (Renja)
Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas studi kasus Program
dan Kegiatan dalam Renstra Tahun 2008-2013 dan Renja Tahun 2008 dan 2009
seperti yang ada pada kerangka pikir peneliti, lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 3.18 mengenai Perbandingan Jumlah dan Presentase Analisis Keterkaitan
Program dan kegiatan antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008
dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas sebagai berikut :
Tabel 3.18 Perbandingan Jumlah dan Prosentase Analisis perbandingan Program dan kegiatan
antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas
Renja Tahun 2008 Renja Tahun 2008 Program
Kegiatan
Program
Kegiatan
Jumlah Analisa
Dokumen N=15 (%) N=123 (%) N=15 (%) N=123 (%)
Terlaksana Tidak terlaksana
12
3
80
20
57
66
46
54
12
3
80
20
44
79
36
64
Jumlah 15 100 123 100 15 100 123 123
Bila dilihat pada Tabel 3.18 mengenai analisis perbandingan Program dan
kegiatan antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009
dilihat dengan adanya jumlah analisa dokumen yang berdasarkan atas terlaksana
dan tidak terlaksana antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008
dan 2009.
Bila dilihat pada program yang terdapat pada Renja Tahun 2008 dan 2009
adanya keterkaitan antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008
dan 2009 yaitu 80% sedangkan pada analisa dokumen kegiatan tidak adanya
keterkaitan antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009
karena jumlah kesamaan kegiatan antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja
Tahun 2008-2009 kurang dari 50% yaitu pada Renja Tahun 2008 berjumlah 46%
dan Renja Tahun 2009 berjumlah 36 %, hal ini menyatakan bahwa adanya faktor
penghambat yaitu kurangnya anggaran (APBD) yang diberikan oleh pemerintah
daerah Kabupaten Banyumas sehingga kegiatan tersebut tidak dilaksanakan.
Jumlah kegiatan yang tidak dilaksanakan pada Renja Tahun 2008 dan 2009 yaitu
pada renja tahun 2008 berjumlah 54 kegiatan sedangkan pada Renja Tahun 2009
berjumlah 79 kegiatan, hal ini disebabkan karena adanya kegiatan tambahan yang
dilaksanakan oleh Dinperindakop karena adanya perubahan peraturan yang
mendesak sesuai dengan kebutuhan daerah pada saat itu yang dilaksanakan oleh
Perda sehingga kegiatan yang telah ditetapkan oleh Dinperindakop dapat
dilaksanakan pada tahun berikutnya. Kegiatan Tambahan pada Renja Tahun 2008
salah satunya yang mendesak untuk dilaksanakn yaitu pendampingan bantuan
bergulir untuk masyarakat miskin yang produktif dan kegiatan tambahan pada
Renja 2009 yaitu penyusunan Perda tentang bantuan bergulir bagi UMKM.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis
keterkaitan antara Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2008-2013 dengan
Rencana kerja (Renja) Tahun 2008- dan 2009 Dinperindakop Kabupaten
Banyumas studi kasus Program dan Kegiatan pada Renstra Tahun 2008-2013
dan Renja Tahun 2008 dan 2009 yang dikemukakan diperoleh maka
kesimpulan akan dijabarkan ke dalam tiga bagian yaitu :
1. Jumlah Program dan Kegiatan yang terkait dan tidak terkait antara
Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009
Dinperindakop Kabupaten Banyumas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.1 Analisis Keterkaitan Jumlah Program dan Kegiatan Antara Renstra Tahun 2008-
2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 Renja Tahun 2008 Renja Tahun 2009
Program Kegiatan Program Kegiatan Analisis
Keterkaitan Jumlah Presentase
(%) Jumlah Presentase
(%) Jumlah Presentase
(%) Jumlah Presentase
-Terkait -Tidak Terkait
12 3
80 20
57 66
46 54
12 3
80 20
44 79
36 64
Jumlah Keseluruhan
15 100 123 100 15 100 123 100
Keterangan : N program= 15 Berdasarkan Renstra Tahun 2008-2013 N kegiatan =123
Analisis Keterkaitan Jumlah Program dan Kegiatan yang terkait dan
tidak terkait Antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun
2008 dan 2009 yaitu :
a. Dilihat pada segi program yang terdapat pada Renja Tahun 2008
dan 2009 adanya keterkaitan antara Renstra Tahun 2008-2013
dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 yaitu 80%.
b. Dilihat pada segi kegiatan tidak adanya keterkaitan antara Renstra
Tahun 2008-2013 dengan Renja Tahun 2008 dan 2009 karena
jumlah kegiatan yang terkait antara Renstra Tahun 2008-2013
dengan Renja Tahun 2008-2009 kurang dari 50% yaitu pada Renja
Tahun 2008 berjumlah 46% dan Renja Tahun 2009 berjumlah 36 %,
hal ini disebabkan karena kurangnya anggaran (APBD) yang
diberikan oleh pemerintah daerah.
2. Program dan kegiatan tambahan yang dilakukan karena adanya
perubahan dari PERDA sehingga mewajibkan adanya program dan
kegiatan tambahan yang dilakukan pada tahun tersebut. Sehingga dinas
harus dapat menyesuaikan dengan keadaan tersebut, ini juga dapat
disebabkan karena adanya perubahan yang terjadi di daerah tersebut atau
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada. Jumlah program dan
kegiatan tambahan dapat dilihat pada Tabel 4.2 yaitu:
Tabel 4.2 Program dan Kegiatan Tambahan Renja tahun 2008 dan 2009
Renja Tahun 2008 Renja Tahun 2009
Jumlah Jumlah
Program Kegiatan Program Kegiatan
1 23 1 18
Bila dilihat dari jumlah kegiatan tambahan yang dilakukan kegiatan
tambahan yang dilakukan pada tahun 2008 lebih banyak dibandingkan
pada tahun 2009 yaitu pada tahun 2008 berjumlah 23 kegiatan dan pada
tahun 2009 berjumlah 18 kegiatan.
3. Analisis Keterkaitan Renstra Tahun 2008-2013 dan Renja Tahun 2008
dan 2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas. Hasilnya dapat dilihat
pada Tabel 4.3 dibawah ini :
DILAMPIRAN
4.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, peneliti
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk mendorong keberhasilan program dan kegiatan yang terdapat
pada Renja maka Dinperindakop perlu memaksimalkan terlebih dahulu
kondisi lingkungan yang ada.
2. Program dan Kegiatan yang belum terlaksana pada Renstra dan Renja
diharapkan dapat dilaksanakan pada rencana kerja tahun berikutnya.
3. Dalam penyusunaan Rencana Strategi dan Rencana Kerja harus benar-
benar di sesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki agar rencana
strategi yang ada relevan dengan kondisi Kabupaten Banyumas.
4. Bagi pihak yang ingin melanjutkan penelitian berikutnya, peneliti
menyarankan agar melaksanakan penelitian yang mengkaji Implementasi
Program dan Kegiatan antara Renstra Tahun 2008-2013 dengan Renja
Tahun 2008-2009 Dinperindakop Kabupaten Banyumas.
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. 2007. Strategic Management for Educational Management (Manajemen
Strategik untuk Manajemen Pendidikan). Bandung: Alfabeta Bryson, M John. 2007. “Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial”.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. . 2008. “Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial”.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar David E, Mc Nabb. 2002. ” Research Methods in Public Administration and
Nonprofit Management Quantitative and Qualitative Approaches”. New York : M, E, Sharpe, Inc
Jauch, Lawrence R. dan William F. Glueck. 1999. Manajemen Strategis dan
Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif. Yogyakarta:UPP AMP YKPN Moleong.J.Lexy.2008. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT remaja
Rosdakarya Muljadi, Arief. 2006. Pokok-Pokok dan Ikhtisar Manajemen Stratejik
Perencanaan dan Manajemen Kinerja. Jakarta: Prestasi Pustaka Purwanto, Iwan. 2008. Manajemen Strategi. Bandung: Yrama Widya Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. 1999. Manajemen Jilid 1. Jakarta:
Prenhallindo Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia Salusu, J. 1998. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan
Organisasi Nonprofit. Jakarta: Gramedia Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3ES Susanto, 2006, ”Metode Penelitian Sosial”, Surakarta : LPP UNS & UNS Press. Sutopo, HB. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Vincent Gaspersz. 2004. ”Perencanaan Strategik Untuk Peningkatan Kinerja
sektor Publik. Jakarta: PT gramedia Sumber Lain :
Jane E. Dutton and Robert B. Duncan. 2008. Strategic Management Journal, in International Journal Strategic Planning Process On Strategic Change, Vol. 8, No. 2 (Mar. - Apr., 2008 ), http://www.worldacademicunion.com/journal/MSEM/msemVol02No04paper08.pdf. Diakses Tanggal 5 Oktober 2009
John C, Camillus. 2008. Multi-Objective Assessment Of Effectiveness, in International Journal Of Strategic Planning: a Discriminant Analysis Approach. Vol. 29. No. 2. 347-372. 2008. http://inderscience.metapress.com/app/home/contribution.asp?referrer=parent&backto=issue,3,7;journal,2,2;linkingpublicationresults,1:121098,1. Diakses tanggal 5 Oktober 2009
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Dinperindakop Kabupaten Banyumas Tahun 2008
Peraturan Bupati Banyumas Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Penjabaran Tugas,
Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi Kabupaten Banyumas.
Peraturan Bupati Banyumas No. 103 Tahun 2008 tentang Rencana Pembagunan
Jangka menengah Daerah kabupaten Banyumas Tahun 2008-2013 Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Banyumas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah No.8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana Pembangunan daerah Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Rencana strategis (Renstra) satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Dinperindakop Kabupaten Banyumas Tahun 2008-2013
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA-SKPD) Dinas
Perindustrian, Perdangan Dan Koperasi Kabupaten Banyumas Tahun 2008-2009.
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
www.DadangSolihin.com. Keterkaitan Dokumen Perencanaan. http://www.slideshare.net/DadangSolihin/keterkaitan-dokumen-perencanaan. Diakses tanggal 17 Oktober 2009
www.slideshare.net. Pentingnya Strategi Dan Akselerasi Pembangunan Daerah Dalam Penyusunan RPJMD. http://www.slideshare.net/DadangSolihin/pentingnya-strategi-dan-akselerasi-pembangunan-daerah-dalam-penyusunan-rpjmd. Diakses tanggal 17 Oktober 2009
www.slideshare.net. Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah Berdasarkan UU 25 tahun 2004. http://www.slideshare.net/DadangSolihin/mekanisme-dan-proses-perencanaan-pembangunan-daerah-berdasarkan-uu-252004. Diakses tanggal 17 Oktober 2009
www.slideshare.net. Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri13/2006.http://www.slideshare.net/DadangSolihin/penyusunan-apbd-sesuai-uu-252004-uu-172003-dan-permendagri-132006. Diakses tanggal 17 Oktober 2009
Top Related