ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN AIR MINERAL
MENGGUNAKAN METODE EOQ
(Studi Kasus pada Agen Tirta Indah)
BUDI SUSANTO
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M / 1430 H
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN AIR MINERAL
MENGGUNAKAN METODE EOQ
(Studi Kasus pada Agen Tirta Indah)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sains
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
BUDI SUSANTO
105094003083
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M / 1430 H
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul “Analisis Pengendalian Persediaan Air Mineral
Menggunakan Metode EOQ.” yang ditulis oleh Budi Susanto, NIM
105094003083 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknolosgi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. pada
tanggal 9 Desember 2009. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (SI) Program Matematika.
Menyetujui :
Penguji 1, Penguji 2,
Taufik Edy Sutanto, M. ScTech Yanne Irene, M.Si
NIP. 19790530 200604 1 002 NIP. 150 368 744
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Gustina Elfiyanti M.Si. Suma’inna, M. Si
NIP. 19820820 200901 2 006 NIP. 150 408 699
Mengetahui :
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Ketua Program Studi Matematika,
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis Nur Inayah, M. Si
NIP. 168017 200112 1 001 NIP. 19740125 200312 2 001
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, 7 Desember 2009
Budi Susanto
105094003083
MOTTO
Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan).
Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan ) yang lain.
Dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap.
(Q.S. Al Insyiah : 5-8)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan :
• Kepada Ibu, Bapak dan kakak-adikku.
• Keluarga sanak famili.
• Teman-teman ku semua.
ABSTRAK
Persediaan merupakan salah satu kegiatan manajemen yang penting yang
berhubungan dengan biaya penyimpanan dan pemesanan sehingga diperlukan
pengoptimalan total biaya persediaan, sedemikian sehingga frekuensi permintaan
terhadap penjualan serta titik pemesanan ulang kembali dapat diketahui. Salah
satu metode yang dapat dilakukan untuk pengoptimalan total biaya persediaan
adalah Metode EOQ (Entity Order Quantity) yang dihitung berdasarkan biaya-
biaya yang timbul yang berkaitan dengan persediaan, sedangkan untuk
menentukan titik pemesanan kembali dapat dilakukan dengan metode ROP
(Reorder Point).
Dalam penelitian ini, penulis menerapkan metode EOQ dan ROP untuk
mengetahui total biaya optimum persediaan dan titik pemesanan ulang kembali air
mineral AQUA galon dan botol 1.500 ml pada Agen Tirta Indah.
Kata kunci : Persediaan, EOQ, ROP, dan Optimasi biaya.
ABSTRACT
Inventory is one important management activities related to storage costs
and order that required the total cost of inventory optimization, such that the
frequency of sales and demand for reorder point can be known again. One method
that can be done to optimizing the total cost of inventory is EOQ Method (Entity
Order Quantity) is calculated based on costs incurred relating to inventory, while
to determine the point reordering can be done by the method of ROP (Reorder
Point).
In this study, the authors apply the EOQ and ROP method to determine the
optimum total cost of inventory and reorder point back AQUA gallons of mineral
water and 1500 ml bottle of Agent Tirta Indah.
Keywords: Inventory, EOQ, ROP, and cost optimization.
KATA PENGANTAR
ا��� ا��� ا� ���
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-Nya,
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Pengendalian
Persediaan Air Mineral Menggunakan Metode EOQ .”
Penulisan skripsi ini adalah sebagai syarat mutlak untuk mendapatkan
gelar Sarjana Sains di Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi.
2. Ibu Nur Inayah, M.Si, selaku Ketua Program Studi Matematika yang
senantiasa memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.
3. Ibu Gustina Elfiyanti, M.Si selaku Pembimbing I yang memberikan banyak
waktu, bimbingan, nasihat dan pelajaran yang berharga untuk saya, terima
kasih banyak.
4. Ibu Suma’inna, M.Si selaku Pembimbing II, terima kasih banyak karena telah
memberikan banyak waktu, bimbingan dan kemudahan dalam mengurus
segala sesuatunya
5. Seluruh dosen Prodi Matematika yang selalu memberikan ilmu yang
bermanfaat dan memberikan masukan-masukan yang membangun.
6. Seluruh civitas akademika Fakultas Sains dan Teknologi.
7. Bapak dan ibuku tercinta yang selalu memberikan d`oa, pengertian, perhatian,
kasih sayang, semangat dan dorongan yang luar biasa dan tiada hentinya bagi
penulis.
8. Untuk kakak dan adikku tersayang Mas Tomi dan Andi n Rina yang selalu
memberikan motivasi dan kasih sayang,
9. Untuk teman seperjuanganku dan teman indekos terima kasih atas perhatian,
semangat dan waktu-waktu kalian.
10. Matematika semua angkatan khususnya 2005, my friends Operation Riset Ute,
Arya, Pandu, Nita dan Dwi yang selalu mensupport penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini, baik
dari segi penulisan maupun segi materi. Oleh karenanya penulis mengharapkan
saran dan kritik yang pembangun demi perbaikan dikemudian hari.
Akhir kata, besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya untuk penulis dan pembaca skripsi ini,
Wassalamualaikum Wr. Wb,
Jakarta, 7 Desember 2009
Penulis
Budi Susanto
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
PENGESAHAN UJIAN ...............................................................................ii
PERNYATAAN ..........................................................................................iii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO ..............................................................iv
ABSTRAK ........................................................................................... ........v
ABSTRACT ................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ...............................................................................vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................xii
DAFTAR TABEL .....................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Permasalahan ........................................................................ 2
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................. 3
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 5
2.1 Teori Persediaan ................................................................... 5
2.2 Manajemen Pengendalian Persediaan..................................... 7
2.3 Analisis Persediaan................................................................ 8
2.4 Fungsi Persediaan.................................................................. 9
2.5 Jenis-Jenis Persediaan.......................................................... 10
2.6 Jenis-Jenis Biaya Pada Persedian ........................................ 12
2.7 Penentuan Sistem Persediaan .............................................. 13
2.8 Model-Model Analisis Pengendalian Persediaan ................. 15
2.9 Metode EOQ (Entity Order Quantity) ................................. 16
2.10 Menghitung Q (Persediaan) Optimal .............................. .26
2.11 Model EOQ dengan Titik Pemesanan Ulang .................... .28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... .................................................30
3.1 Sumber Data . ...................................................................... 30
3.2 Metode Pengolahan Data .....................................................30
3.3 Alur Penelitian .......................................................................31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................32
4.1 Metode EOQ (Economic Order Quantity)..............................32
4.2 Analisis Biaya Persediaan Air Mineral....................................35
4.3 Titik Pemesanan Kembali / Reorder Point (ROP)...................43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . ..................................................46
5.1 Kesimpulan..............................................................................46
5.2 Saran .....................................................................................47
REFERENSI .......................................................................................... 48
LAMPIRAN ......................................................................................... .49
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Penggunaan Persediaan………………………...…………………19
Gambar 2.2. Tingkat Persediaan, Q ……………………………………………21
Gambar 2.3. Rata-rata persediaan………………………………………………22
Gambar 2.4. Model Biaya Persediaan…………………………………………..24
Gambar 2.5. Titik Pemesanan Ulang dan Tenggang Waktu……………………28
Gambar 3.1. Alur Penelitian ……………………………………………….…...31
Gambar 4.1. Grafik Penjualan Air Mineral AQUA Jenis Galon
Tahun 2008…………………………………………………….…34
Gambar 4.2. Grafik Penjualan Air Mineral AQUA Jenis Botol 1500 ml
Tahun 2008………………………………………………………34
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Data Penjualan Air Mineral berupa AQUA galon pada Agen Tirta
Indah selama periode Januari-Desember 2008-2009………………33
Tabel 4.2. Komponen Biaya Pemesanan Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta
Indah………………………………………………………………..35
Tabel. 4.3 Komponen Biaya Penyimpanan Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta
Indah………………………………………………………………..36
Tabel 4.4 Perhitungan Total Biaya Persediaan Air Mineral AQUA Berdasarkan
Kebijakan Perusahaan Pada Agen Tirta Indah……………………..37
Tabel 4.5. Jumlah Pemesanan Optimal Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta
Indah………………………………………………………………..39
Tabel 4.6. Frekuensi Pembelian Optimum Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta
Indah………………………………………………………………..40
Tabel 4.7. Perhitungan Biaya Persediaan Air Mineral AQUA Berdasarkan
Economic Order Quantity (EOQ) Pada Agen Tirta Indah………....41
Tabel 4.8. Penghematan Biaya Persediaan Pada Agen Tirta Indah……………42
Tabel 4.9. Perhitungan waktu antara pemesanan Pada Agen Tirta Indah……...43
Tabel 4.10. Perhitungan Titik Pemesanan Ulang Agen Tirta Indah Menurut
metode ROP………………………………………………………..44
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persediaan merupakan salah satu pos modal kerja yang cukup penting
karena kebanyakan modal usaha perusahaan berasal dari persediaan. Pada
perusahaan dagang, persediaan tersebut berupa barang dagangan, sedangkan
pada perusahaan industri, persediaan tersebut dapat berupa bahan mentah,
barang dalam proses, maupun barang jadi.
Setiap perusahaan, baik perusahaan jasa maupun perusahaan
manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para
pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu
waktu akan tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya. Hal ini
dapat saja terjadi karena tidak selamanya barang atau jasa tersedia setiap
saat. Berarti, pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh
keuntungan yang seharusnya didapatkan. Jadi, persediaan sangat penting
untuk setiap perusahaan.
Persediaan ini diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari
persediaan tersebut terjamin kelancarannya. Dengan demikian, perlu
diusahakan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya-biaya
yang ditimbulkannya.
Setiap perusahaan atau organisasi mempunyai cara-cara yang berbeda
dalam menangani sistem pengendalian dan perencanaan persediaan. Suatu
sistem persediaan adalah seperangkat kebijakan dan pengendalian yang
memonitor tingkat persediaan dan menentukan berapa tingkat yang
seharusnya dijaga dalam gudang dan bagaimana mengoptimalkan biaya total
persediaan barang.
Melihat begitu pentingnya persediaan barang dalam suatu perusahaan,
untuk mencegah terjadinya penumpukan barang yang dapat menimbulkan
tingginya biaya total persediaan, baik biaya penyimpanan atau investasi
yang ditanam oleh perusahaan tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul ” ANALISIS PENGENDALIAN
PERSEDIAAN AIR MINERAL MENGGUNAKAN METODE EOQ
(Studi Kasus Pada Agen Tirta Indah) ”
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Berapa kuantitas pemesanan ekonomis yang harus diputuskan
perusahaan berdasarkan metode EOQ.
2. Berapa jumlah pemesanan air mineral ( Q ) dan frekuensi ( F ) pembelian
air mineral AQUA yang optimal.
3. Berapa total biaya persediaan yang harus diputuskan agar optimum.
4. Berapa kuantitas pemesanan kembali (ROP) yang dapat dilakukan
perusahaan.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan dengan ruang
lingkup sebagai berikut:
1. Permintaan untuk persediaan diketahui dengan pasti dan konstan
sepanjang waktu.
2. Ketika tingkat persediaan mencapai titik nol atau dengan kata lain
persediaannya tinggal sedikit, pemesanan baru seketika dilakukan dan
langsung diterima (tidak diperkenankan terjadi kekurangan).
3. Air mineral AQUA yang digunakan dalam penelitian adalah AQUA
jenis galon dan jenis botol 1500 ml.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui sistem pengadaan air mineral AQUA dan keputusan yang
dilakukan Agen Tirta Indah dalam pengendalian persediaannya.
2. Menganalisis jumlah pemesanan optimal dan frekuensi pembelian
optimal air mineral AQUA.
3. Mengetahui jumlah pemesanan optimalnya dan frekuensi pembelian
optimumnya.
4. Mengetahui efisiensi penghematan biaya berdasarkan perhitungan EOQ.
5. Mengetahui titik pemesanan kembali serta waktu antar pemesanannya.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Memberikan pengetahuan tentang pengadaan persediaan barang optimal
yang akan dijual serta memberikan keputusan terbaik yang diambil
berdasarkan perhitungan yang tepat, cermat dan akurat.
2. Mengetahui jumlah pemesanan yang optimal berdasarkan data frekuensi
pembelian sebelumnya berdasarkan perhitungannya.
3. Mengetahui titik optimal banyaknya persediaan barang yang harus
dilakukan untuk menjamin kebutuhan para pelanggannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal,
atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses
produksi, ataupun persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam
suatu proses produksi. Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan yang
disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk
proses produksi, serta barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi
permintaan langganan setiap waktu.
2.1 Teori Persediaan
Persediaan adalah setiap sumberdaya yang disimpan yang digunakan
untuk memuaskan kebutuhan pelanggan pada saat ini atau masa depan.
Menurut [5], salah satu persoalan manajemen yang potensial adalah
persediaan. Persediaan terdiri dari empat jenis, yaitu persediaan bahan
mentah, persediaan dalam proses, persediaan barang pemeliharaan, dan
persediaan barang jadi. Sedangkan fungsi dari persediaan adalah
menyediakan stok barang untuk memenuhi permintaan konsumen,
mencocokan produksi dengan distribusi, mengambil keuntungan dari diskon
karena pembelian dalam jumlah besar, menghindari inflasi dan perubahan
harga, menghindari kekurangan stok karena cuaca, kekurangan pasokan,
masalah mutu, dan pengiriman, serta menjaga operasi agar berjalan lancar.
Berdasarkan [8] ada dua karakteristik utama pada parameter–parameter
persediaan, yaitu tingkat permintaan dan periode kedatangan pesanan.
Berdasarkan karakteristik-karakteristik tersebut, model persediaan
dibedakan menjadi dua, yaitu model persediaan deterministik dan model
persediaan probabilistik. Model deterministik memiliki karakteristik, tingkat
permintaan dan periode kedatangan pesanan yang dapat diketahui
sebelumnya secara pasti. Sedangkan model probabilistik memiliki
karakteristik, tingkat permintaan dan atau periode kadatangan pesanan tidak
dapat diketahui secara pasti sebelumnya sehingga harus didekati dengan
distribusi probabilitas.
Parameter persediaan yang digunakan adalah parameter biaya. Adapun
parameter biaya yang digunakan yaitu :
a. Biaya Pesan (Ordering Cost)
Biaya pesan adalah biaya yang timbul pada saat terjadi proses
pemesanan suatu barang.
b. Biaya Simpan (Carrying Cost)
Biaya simpan adalah biaya yang timbul pada saat terjadi proses
penyimpanan suatu barang. Sedangkan biaya-biaya yang tetap muncul
meskipun persediaan tidak ada bukan termasuk dalam kategori dalam
biaya simpan.
c. Biaya Kehabisan Persediaan (stockout Cost)
Biaya kehabisan persediaan terjadi pada saat persediaan habis atau tidak
ada pada gudang.
d. Biaya Pembelian (Purchase Cost)
Biaya pembelian timbul pada saat pembelian suatu barang.
Biaya-biaya yang digunakan adalah biaya-biaya yang relevan, artinya
biaya-biaya tersebut timbul karena proses pengendalian persediaan sehingga
relevan digunakan sebagai parameter-parameter model-model persediaan.
2.2 Manajemen Pengendalian Persediaan
Pengendalian dalam hal ini berarti sebagai pengawasan, sekaligus
dapat mengambil beberapa tindakan untuk perbaikan yang diperlukan.
Dengan demikian fungsi pengendalian ini bukan sekedar mengadakan
pengawasan dari pelaksanaan kegiatan dalam sebuah perusahaan, melainkan
juga termasuk pengumpulan data sebagai masukan (input) guna menentukan
tindak lanjut dalam usaha-usaha perbaikan pelaksanaan kegiatan dalam
perusahaan.
Manajemen pengendalian persediaan berarti mengacu pada proses
mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan pengendalian persediaan
supaya diselesaikan secara efisien dan efektif dengan melalui orang lain
untuk masa saat ini dan akan datang.
2.3 Analisis Persediaan
Analisis persediaan merupakan salah satu topik yang paling populer
dalam ilmu manajemen. Salah satu alasannya adalah karena hampir semua
jenis organisasi bisnis memiliki persediaan. Walaupun mereka cenderung
untuk berpikir mengenai persediaan hanya dalam hal jumlah persediaan
yang terdapat dalam rak toko, namun bentuk persediaan dapat bermacam-
macam, seperti produk setengah jadi pada tingkat proses manufaktur yang
berbeda-beda, bahan baku, sumber daya, tenaga kerja atau kas. Tujuan dari
persediaan ini tidak selalu untuk memenuhi permintaan pelanggan, sebagai
contoh perusahaan-perusahaan sering menyimpan persediaan bahan baku
dalam jumlah besar sebagai cadangan jika terjadi pemogokan. Adapun
bentuk serta tujuan persediaan, sering menimbulkan biaya besar bagi
perusahaan bisnis. Oleh karena itu, persediaan merupakan pokok bahasan
penting bagi aplikasi ilmu manajemen.
Economic order Quantity (kuantitas pesanan yang ekonomis) klasik
memberikan bentuk analisis persediaan paling mendasar dan fundamental.
Model-model ini memberikan sarana untuk menentukan berapa jumlah yang
harus dipesan (kuantitas pesanan) dan kapan pemesanan harus dilakukan
sehingga biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan dapat
diminimalisir. Asumsi dasar atas model-model ini adalah bahwa permintaan
diketahui dengan pasti dan bersifat konstan.
2.4 Fungsi Persediaan
Efisiensi operasional suatu organisasi dapat ditingkatkan karena
berbagai fungsi penting persediaan, fungsi-fungsi tersebut meliputi:
1. Fungsi Decoupling
Yaitu fungsi persediaan bahan baku yang memungkinkan
perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung
pada pemasok. Persediaan bahan baku diadakan perusahaan supaya tidak
sepenuhnya tergantung pada kuantitas dan waktu pengiriman pengadaan.
Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk
yang tidak pasti dari para langganan. Persediaan yang diadakan untuk
menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat
diperkirakan disebut fluctuation stock.
2. Fungsi Economic lot Sizing
Yaitu fungsi yang menyimpan persediaan sehingga perusahaan
dapat memproduksi dan membeli sumberdaya-sumberdaya dalam
kuantitas yang dapat mengurangi biaya-biaya per unit. Persediaan lot
size ini mempertimbangkan potongan pembelian, biaya pengangkutan
per unit, dan sebagainya. Karena perusahaan melakukan pembelian
dalam kuantitas yang lebih besar disbanding dengan biaya-biaya yang
timbul karena besarnya persediaan.
3. Fungsi Antisipasi
Yaitu fungsi yang berguna bagi perusahaan dalam menghadapi
ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan pesanan barang selama
periode pemesanan kembali sehingga memerlukan persediaan
pengaman. Fungsi antisipasi ini juga merupakan pelengkap fungsi
decoupling.
2.5 Jenis-Jenis Persediaan
Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut
beberapa cara, dilihat dari fungsinya, yaitu:
1 Bath Stock atau Lot Size Inventory
Merupakan persediaan yang diadakan karena membeli atau
membuat bahan-bahan dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah
yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi dalam hal ini pembelian atau
pembuatan yang dilakukan dalam jumlah besar, sedangkan penggunaan
atau pengeluaran dalam jumlah kecil.
Persediaan ini timbul karena bahan atau barang yang dibeli,
dikerjaan dan diangkut dalam jumlah yang besar, sehingga barang yang
diperoleh lebih banyak dan cepat daripada penggunaan atau
pengeluarannya, dan untuk sementara tercipta suatu persediaan.
Keuntungan yang akan diperoleh diperoleh dari adanya bath-stock ini
antara lain:
a. Memperoleh potongan harga pembelian
b. Memperoleh efisiensi produksi ( manufacturing economiies)
karena adanya operasi atau production run yang lebih lama.
2. Fluctuation Stock
Merupakan persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini
perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan
konsumen, apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak
beraturan atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan tidak dapat
diramalkan terlebih dahulu. Jadi apabila terdapat fluktuasi permintaan
yang sangat besar, maka persediaan ini sangat dibutuhkan untuk menjaga
kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut.
3 Persediaan Pengaman (Anticipation Stock)
Merupakan persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang
terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau
penjualan permintaan yang meningkat. Disamping itu anticipation stock
juga bertujuan untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-
bahan sehingga tidak mengganggu jalannya produksi atau menghindari
kemacetan produksi.
2.6 Jenis-Jenis Biaya pada Persediaan
Unsur-unsur biaya yang terdapat dalam persediaan dapat digolongkan
menjadi 4 golongan, yaitu:
1. Biaya Pemesanan (ordering costs)
Merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan yang berhubungan
pemesanan barang-barang. Yang termasuk dalam biaya pemesanan ini
adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengadakan
pemesanan bahan tersebut, diantaranya biaya administrasi pembelian,
penempatan pesanan, biaya pengangkutan dan bongkar muat dan lain-
lain.
2. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (inventory carrying costs)
Merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan
adanya persediaan yang meliputi seluruh pengeluaran yang dikeluarkan
perusahaan sebagai akibat adanya sejumlah persediaan. Yang termasuk
dalam biaya ini adalah semua biaya yang timbul karena barang disimpan
yaitu biaya pergudangan yang terdiri dari biaya sewa gudang gaji tenaga
pengawas, pelaksanaan pergudangan dan lain-lain.
3. Biaya kekurangan persediaan (out of stock costs)
Merupakan biaya-biaya yang timbul akibat terjadinya persediaan
yang lebih kecil daripada jumlah yang diperlukan, seperti kerugian atau
biaya-biaya tambahan yang diperlukan karena seorang pelanggan
meminta atau memesan suatu barang sedangkan barang atau bahan yang
dibutuhkan tidak tersedia.
4. Biaya yang berhubungan dengan kapasitas (capacity associated
costs)
Merupakan biaya-biaya yang terdiri atas biaya kerja lembur, biaya
latihan, biaya penghentian kerja dan lain-lain. Biaya ini terjadi karena
adanya penambahan atau pengurangan kapasitas.
2.7 Penentuan Sistem Persediaan
Apabila barang-barang yang telah dibeli atau diproduksi sendiri
semuanya terjual dalam suatu periode maka dalam menentukan keuntungan
atau profit atas penjualan akan dapat ditentukan dengan mudah, yaitu total
harga pokok pembelian atau biaya produksi yang juga merupakan harga
pokok penjualan dibebankan pada hasil penjualan (revenue from sales).
tetapi biasanya sebagian barang yang dibeli, tidak atau belum terjual pada
akhir suatu periode. Hal ini memerlukan penilaian atas barang-barang
tersebut. Permasalahan yang terjadi dalam menentukan nilai dari persediaan
yang dilaporkan pada neraca sebagai laporan keuangan adalah faktor-faktor
apakah yang termasuk dalam suatu persediaan dan berapa besarnya nilai
persediaaan tersebut.
2.7.1 Cara-cara Penentuan Jumlah Persediaan
Sistem yang umum dikenal dalam menentukan jumlah
persediaan pada akhir suatu periode adalah:
a. Sistem Periode Berkala (Periodic System)
Merupakan sebuah sistem yang setiap akhir periode
dilakukan perhitungan secara fisik dalam menentukan jumlah
persediaan akhir.
b. Preretual System
Biasa juga disebut book inventories yaitu persediaan yang
diatur dalam catatan administrasi. Setiap mutasi dari persediaan
sebagai akibat dari pembelian dapat dilihat dalam kartu
administrasi persediaannya. Bila metode ini dipakai, maka
perhitungan secara fisik hanya dilakukan paling tidak setahun
sekali yang biasanya dilakukan untuk keperluan counter checking
antara jumlah persediaan menurut fisik dengan menurut catatan
dalam kartu administrasi persediaannya.
2.7.2 Metode Penilaian Persediaan
Dalam menilai suatu persediaan ada beberapa cara yang dapat
digunakan, diantaranya dengan:
a. Firs-In, First-Out (FIFO-Method)
Yaitu bahwa barang-barang yang terdahulu dibeli
merupakan barang yang dijual pertama kali.
b. Rata-rata ditimbang (Weighted Average Method)
Yaitu barang-barang yang dijual merupakan barang yang
terdapat dalam persediaan.
c. Last-In, First-Out (LIFO-Method)
Yaitu bahwa barang-barang yang paling akhir dibeli
merupakan barang yang dijual pertama kali.
2.8 Model-Model Analisis Pengendalian Persediaan
Menurut Indarjit dan Djokopranoto [6], ada berbagai model dalam
analisis pengendalian persediaan, diantaranya adalah system pengendalian
persediaan yang berdasarkan permintaan yang independent, yaitu:
1. Sistem pemesanan tetap
Dalam sistem ini, untuk setiap kali pemesanan, jumlah yang
dipesan sedikit bersifat tetap. Model ini yang paling popular adalah
model EOQ (Economic Order Quantity).
2. Sistem produksi tumpukan
Sistem ini berorientasi pada produksi barang dalam tumpukan
tertentu. Model yang cukup popular adalah formula EPQ (Economic
Production Quantity).
3 Sistem periodik tetap
Sistem ini digunakan untuk perhitungan atau tinjauan pemesanan
kembali persediaan barang berdasarkan jadwal waktu yang tetap. Model
yang dikembangkan dalam sistem ini, diantaranya adalah Economic
Order Interval.
4 Sistem minimum-maksimum
Sistem ini menganut paham sebaiknya diusahakan suatu jumlah
persediaan minimum untuk menjamin kelangsungan operasi perusahaan,
namun juga perlu ditetapkan jumlah maksimal untuk menjamin tidak
tertumpuknya barang secara tidak terkendali.
2.9 Kualitas Pesanan Yang Ekonomis (Economic Order Quantity (EOQ))
Menurut [2], metode EOQ merupakan teknik pengendalian persediaan
yang klasik atau tertua dan paling sederhana. Metode ini diperkenalkan
pertama kali oleh Ford W. Harris pada tahun 1915. Metode ini bertujuan
untuk meminimisasi biaya total (keseluruhan) dan untuk mendapatkan hasil
persediaan ekonomis dengan melakukan efisiensi biaya.
Dalam suatu bisnis penjualan terdapat jenis-jenis biaya untuk
menjalankan roda perputaran bisnisnya yaitu biaya penyimpanan dan biaya
pemesanan. Dari kedua biaya tersebut pastilah pihak perusahaan ingin
meminimalisasi biaya-biaya yang dikeluarkan. Tujuan dari model ini adalah
mengembangkan suatu model yang dapat membantu mengambil keputusan
ini. Model ini dikenal sebagai model EOQ (Economic Order Quantity)
klasik. Model ini dikembangkan dengan asumsi bahwa pemesanan dibuat
dan diterima seketika itu juga sehingga tidak ada kekurangan yang terjadi.
Kemudian metode EOQ bertujuan untuk menentukan jumlah dan frekuensi
pembelian yang optimal. Melalui penentuan jumlah dan frekuensi pembelian
yang optimal maka akan didapatkan pengendalian persediaan yang optimal.
Dengan menggunakan variabel-variabel dibawah ini dapat ditentukan total
biaya pemesanan dan penyimpanan, yaitu:
cC = biaya pemeliharaan per pesanan
0C = biaya pemesanan per pesanan
D = permintaan bahan baku per periode waktu
Q = kuantitas barang setiap pemesanan / persediaan
*Q = kuantitas ekonomis barang setiap pemesanan (EOQ)
F = frekuensi pembelian bahan baku
TS = total biaya pemesanan tahunan
TC = total biaya persediaan tahunan
TH = total biaya penyimpanan / perawatan tahunan
Dalam mengaplikasiskan model EOQ terlebih dahulu akan dijelaskan
jenis-jenis biaya yang berhubungan dengan persediaan di atas.
2.9.1 Biaya Pemeliharaan (Carrying Cost)
Biaya pemeliharaan juga dikenal dengan biaya penyimpanan,
dilambangkan dengan Cc adalah biaya untuk pemeliharaan dalam
persediaannya. Total biaya pemeliharaan umumnya mencakup
beberapa atau seluruh dari hal-hal berikut:
a. Biaya penyimpanan langsung (sewa, pemanas, lampu, perawatan,
keamanan, penanganan, pencatatan, tenaga kerja, dan lain-lain
dalam gudang tersebut )
b. Laba investasi yang ditangguhkan (barang dalam persediaan tidak
menghasilkan laba), seperti: bunga atas investasi dalam persediaan,
keusangan produk, penyusutan, pajak, asuransi.
Biaya pemeliharaan biasanya dinyatakan dengan dasar per unit
untuk beberapa periode waktu (walaupun kadangkala dinyatakan
dalam bentuk persentase rata-rata persediaan). Secara tradisional, biaya
pemeliharaan dihubungkan dengan dasar tahunan (per tahun).
Misalkan suatu perusahaan memutuskan bahwa biaya pemeliharaan ( Cc ) adalah
seperti Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Penggunaan Persediaan
Walaupun demikian, nilai ini hanya menyajikan biaya per unit dan tidak
total biaya pemeliharan tahunan. Total biaya pemeliharaan ditentukan oleh
jumlah persediaan yang dimiliki selama tahun itu. Jumlah persediaan yang
tersedia diilustrasikan dalam gambar di atas.
Dalam Gambar 2.1, Q melambangkan besarnya pemesanan yang
diperlukan untuk mengisi persediaan yang ditentukan. Garis yang
menghubungkan Q dengan waktu t , dalam grafik, melambangkan tingkat
dimana persediaan dihabiskan selama periode waktu tertentu. Permintaan
diasumsikan diketahui secara konstan atau pasti, hal ini menjelaskan
mengapa garis yang melambangkan permintaan berupa garis lurus atau
linear. Kemudian persediaan tidak pernah turun dibawah nol, ketika tingkat
persediaan mencapai titik nol, diasumsikan bahwa pesanan segera datang
setelah beberapa waktu yang tidak lama.
Pada Gambar 2.1, dapat diketahui bahwa jumlah persediaan (Q) adalah
besarnya pemesanan untuk sedikit periode waktu yang terbatas, karena
persediaan selalu dihabiskan oleh permintaan. Demikian pula halnya jumlah
persediaan adalah nol untuk sedikit periode waktu, karena satu-satunya saat
di mana tidak ada persediaan adalah pada waktu tertentu, t . Maka jumlah
persediaan yang tersedia adalah diantara dua titik ekstrim ini. Dedukasi yang
logis adalah bahwa jumlah persediaan yang tersedia adalah sebesar rata-rata
tingkat persediaan, yang didefinisikan sebagai:
Rata-rata Persediaan = 2
Q (2.1)
Dari persamaan (2.1), akan dihasilkan Rata-rata persediaan = 2
Q. Untuk
membuktikannya akan dicari dengan deret aritmatika, bahwa persediaan awal
adalah Q , kemudian berkurang secara konstan persatuan waktu misalkan
sebanyak b , sehingga data penurunan persediaan adalah:
0),3(),2(,)(, ΚbQbQbQQ −−− . (2.2)
Untuk mencari rata-rata persediaan tersebut adalah dengan menjumlah data di atas
kemudian dibagi dengan banyaknya data. Karena data tersebut menurun secara
konstan persatuan waktu maka untuk mencari jumlah datanya menggunakan
pendekatan deret hitung.
Misal banyak data = n
suku awal (a) = Q
beda (b) = b
suku terakhir )(Un = 0
jumlah suku ke-n = )(Sn
Rata-rata persediaan =n
Sn
Untuk memperoleh rata-rata persediaan akan dihitung:
b
Qbn
Qbbn
bbnQ
bnQ
bnaUn
−=
−=
−+=
−+=
−+=
0
)1(0
)1(
kemudian
Qb
QbSn
Qb
Qb
Sn
Unan
Sn
.2
)0(2
)(2
−=
+
−
=
+=
Maka diperoleh rata-rata dari data tersebut )(Ut ,adalah:
2
)(2
)(
2
)(
QUt
Qb
bQ
b
QbUt
b
Qb
Qb
Qb
Ut
n
SnUt
=
−
−=
−
−
=
=
Untuk memeriksa hubungan ini, sebagai contoh tentukan jumlah titik
manapun, nilai-nilai dari Q dalam seluruh periode waktu, t , dan bagi nilai
tersebut dengan jumlah titik yang ada. Misalkan jika Q =5.000, enam titik yang
ditandai dari 5.000 sampai seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.2, dijumlah dan
dibagi dengan 6.
Rata-rata Persediaan = 6
0000.1000.2000.3000.4000.5 +++++
= 2.500
Gambar 2.2. Tingkat Persediaan, Q
Sebagai alternatif, menjumlahkan kedua titik ekstrim (yang mencakup jarak
waktu, t) dan bagi dengan 2. proses ini juga menghasilkan 2.500. Perhitungan ini,
pada prinsipnya sama dengan 2
Q atau dengan perhitungan:
Rata-rata Persediaan = 500.22
000.50=
+
Hubungan untuk rata-rata persediaan ini dipertahankan tanpa melihat
besarnya pemesanan, Q , atau frekuensi pemesanan (periode waktu, t ). Oleh
karena itu, rata-rata persediaan dalam dasar tahunan juga sebesar 2
Q, seperti
ditunjukkan Gambar 2.3.
Tingkat Persediaan, Q
5000
4000
3000
2000
1000
0
Waktu t
Gambar 2.3. Rata-rata persediaan
Jika jumlah persediaan yang tersedia dalam dasar tahunan adalah sebesar
rata-rata persediaan, 2
Q, maka dapat ditentukan total biaya pemeliharaan
tahunan dengan mengalikan rata-rata jumlah dalam persediaan dengan biaya
pemeliharaan per tahunnya, Cc . Total biaya Pemeliharaan tahunnya:
)(TH = Cc 2
Q (2.3)
2.9.2 Biaya Pemesanan
Biaya persediaan kedua yaitu biaya melakukan pemesanan.
Total biaya pemesanan umumnya mencakup beberapa atau seluruh
hal-hal berikut:
Ukuran Pemesanan
Q
Tingkat
Persediaan
2
Q
0 t 2 t
Pemesanan ulang
Waktu
a. Biaya pemrosesan suatu pemesanan, termasuk seluruh
pencatatan.
b. Biaya transportasi untuk mengangkut pesanan dari pemasok.
c. Biaya menurunkan pesanan dan menempatkannya dalam
persediaan.
d. Gaji pegawai yang terlibat dalam proses pemesanan.
e. Seluruh perlengkapan yang digunakan dalam pemesanan,
termasuk formulir, perangko, telepon.
Biaya pemesanan ( Co ) dinyatakan dalam dasar per pemesanan,
nilai ini haya menggambarkan biaya per pemesanan dan bukan total
biaya pemesanan. Sebelumnya telah dirumuskan total biaya
pemeliharan dengan dasar tahunan, maka sekarang akan ditentukan
total biaya pemesanan per tahun. Total biaya pemesanan diambil dari
jumlah pemesanan yang akan dilakukan selama tahun tersebut.
Pemesanan suatu barang tidak melebihi permintaan yang ada karena
permintaan diketahui secara pasti, jumlah pemesanan per tahun
)(PT didefinisikan sebagai:
Q
DPT = (2.4)
dimana, D = permintaan per tahun
Total biaya pemesanan tahunan )(TS dapat dihitung sebagai jumlah
pemesanan per tahun dikalikan dengan biaya per pemesanan.
)(TS = Co Q
D (2.5)
2.9.3 Total Biaya Persediaan
Total biaya persediaan tahunan )(TC dihitung dengan
menjumlahkan total biaya pemeliharaan tahunan dan total biaya
pemesanan.
)(TC = Cc2
Q + Co
Q
D (2.6)
Misalkan total biaya persediaan, biaya pemesanan, dan biaya
pemeliharaan digambarkan oleh Grafik 2.4 berikut:
Gambar 2.4. Model Biaya Persediaan
Total biaya persediaan, biaya pemesanan dan biaya pemeliharaan
pada gambar di atas. Kemudian analisa masing-masing dari ketiga
kurva biaya yang ditunjukkan dalam Gambar 2.4 tersebut secara
terpisah.
Rp TC = Cc2
Q + Co
Q
D
TH = Cc 2
Q.
Biaya
TS = Co Q
D
Pemesanan Q
Pertama, mengamati kecenderungan menaik dari kurva total biaya
pemeliharaan, sejalan dengan meningkatnya jumlah pemesanan ( Q )
pada sumbu horizontal, total biaya pemeliharaan (pada sumbu
vertikal) juga meningkat. Hal ini rasional, karena pemesanan yang
semakin banyak akan menyebabkan semakin banyaknya unit yang
dipelihara dalam persediaan.
2.10 Menghitung Q (Persediaan) Optimal
Pada gambar 2.4, dapat diketahui bahwa nilai Q optimal yang
berhubungan dengan total biaya persediaan minimum terjadi tidak hanya
pada saat kurva total biaya mencapai titik terendah, tetapi juga ketika total
biaya pemesanan sama dengan total biaya pemeliharaan (dimana kedua
kurva biaya tersebut berpotongan). Hubungan ini dinyatakan:
Cc
2
Q = C0
Q
D (2.7)
Karena disini kita ingin mengetahui nilai Q, maka itulah variabel
keputusan yang akan dicari, pertama kita kalikan kedua ruas Q, yang
menghasilkan
Cc
2
2Q
= C0 D (2.8)
Kemudian, kalikan kedua ruas dengan 2, dan bagi kedua ruas dengan Cc
sehingga diperoleh
Q2 = cC
DC02 (2.9)
Misalkan
Q* = 2Q (2.10)
sehingga
Q* =
cC
DC02 (2.11)
Dari persamaan (2.6) akan dihasilkan biaya total persediaan )(TC
minimum. Untuk membuktikannya akan dicari turunan pertama dari
persamaan (2.6), yaitu :
.2
)(
2
20
0
Q
DC
C
dQ
TCd
Q
DC
QCTC
c
c
−=
+=
(2.12)
Syarat minimum
0)(
=dQ
TCd (2.13)
sehingga
02
02=− C
Q
DCc (2.14)
atau
c
c
C
DCQ
CQ
DC
02
02
2
2
=
=
(2.15)
Jadi,
cC
DCQ 02
* = (2.16)
Q* menandakan bahwa nilai Q ini optimal, dikenal sebagai economic
order quantity (EOQ).
Dengan diketahuinya Q* yang optimal maka juga dapat dicari:
1. Jumlah Pemesanan per tahun
Jumlah pemesanan tahunan )(TP yang akan dilakukan dapat
dihitung sebagai berikut :
)(TP = *
Q
D (2.17)
2. Waktu Antar Pemesanan
Dengan mengasumsikan satu tahun sama dengan 365 hari, dapat
ditentukan waktu antara pemesanan )(TA , sebagai berikut;
Waktu antara pemesanan
)(TA = TP
365 (2.18)
2.11 Model EOQ dengan Titik Pemesanan Ulang
Tenggang waktu antara pemesanan dilakukan dan diterima disebut
sebagai tenggang waktu pemesanan ulang (reorder lead time). Konsep
jarak waktu yang dibutuhkan untuk menerima pesanan diasumsikan
konstan pada Grafik dalam Gambar 2.5. Pemesanan sekarang harus dibuat
sebelum saat dimana tingkat persediaan menjadi nol. Karena permintaan
suatu barang mengkonsumsi persediaan sementara pesanan sedang
dikirim, pemesanan harus dilakukan selama masih terdapat cukup
persediaan dalam stok untuk memenuhi permintaan selama periode
tenggang waktu. Tingkat persediaan ini disebut dengan titik pemesanan
ulang ditunjukkan dalam Gambar 2.5.
Gambar 2.5. Titik Pemesanan Ulang dan Tenggang Waktu
Titik pemesanan ulang dihitung dengan mengalikan tenggang waktu
)(L , dengan permintaan per hari. Jika kita mengasumsikan bahwa satu
Tingkat Persediaan
Q
Titik
pemesanan
0 t 2 t Tenggang Waktu Tenggang Waktu
Waktu
tahun terdiri dari 365 hari, maka permintaan per hari adalah 365
D. Jadi,
rumus untuk titik pemesanan ulang )(R , adalah
365
DLR = (2.19)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data
yang diambil berupa data penjualan dan data operasional biaya-biaya dari air
mineral AQUA yaitu jenis AQUA galon dan AQUA botol 1.500 ml pada
bulan Januari sampai dengan Desember 2008 di AGEN TIRTA INDAH
yang beralamat di Bukit Cirendeu Blok A III / 15 Pondok Cabe Tangerang
Banten
3.2 Metode Pengolahan Data
Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan
Metode Entity Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP). Langkah-
langkah pengolahan datanya sebagai berikut:
1. menghitung total dan rata-rata dari data penjualan air mineral.
2. menghitung komponen biaya-biaya.
3. menghitung total biaya persediaan.
4. menghitung jumlah pemesanan optimal.
5. menghitung frekuensi pembelian optimal.
6. menghitung biaya persediaan berdasarkan EOQ.
7. Menghitung waktu antar pemesanan.
8. Menghitung titik pemesanan ulang .
3.3 Alur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:
Gambar 3.2. Alur Penelitian
Sumber Data
• Data Penjualan
• Data Biaya Operasional
Pengolahan Data
Metode EOQ
• Menentukan kuantitas pemesanan ekonomis Q* =
cC
DC02
Dimana :
cC =biaya pemeliharaan per pesanan
D =permintaan bahan baku per periode waktu
0C = biaya pemesanan per pesanan
• Menentukan Total biaya Persediaan optimum
)(TC = Cc2
Q + Co
Q
D
• Menentukan frekuensi pembelian optimal
)(TP = *
Q
D
• Menentukan waktu antar pemesanan
)(TA = TP
365
Motode ROP
• Menentukan titik pemesanan
optimal
365
DLR =
)(L = tenggang waktu
D = permintaan bahan baku
per periode waktu
Kesimpulan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persediaan barang / air mineral yang dilakukan oleh Agen Tirta Indah
berdasarkan order atau permintaan dari pelanggan (costumer) harus benar-benar
terpenuhi supaya dapat memuaskan pelanggannya. Dari banyak jenis produk air
mineral yang paling besar frekuensi penjualan terhadap permintaannya adalah air
mineral dalam bentuk galon dan jenis botol 1.500 ml.
Merek jenis air mineral yang jual disini ialah AQUA, karena AQUA
merupakan jenis merek air mineral yang terbaik dan terbesar dari segi kualitas dan
kapasitasnya sebagai trademark. Pada penelitian ini fungsi persediaannya
merupakan funsi Economic Lot sizing dan jenis persediaannya merupakan
Fluctuation Stock serta metode persediaannya adalah Last-In, First Out (LIFO
Method).
4.1 Metode EOQ (Economic Order Quantity)
Metode perhitungan EOQ dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah
pesanan yang harus dipesan (kuantitas pemesanan) dan total biaya persediaan
optimum dari biaya-biaya operasionalnya. Pada penelitian ada dua jenis air
mineral AQUA yang akan diteliti, yaitu air mineral jenis galon dan jenis botol
1.500 ml. Dengan melihat rata-rata permintaan pada masing-masing barang,
maka seorang produsen dapat memperkirakan jumlah barang yang akan distok
di gudang dengan tingkat resiko yang kecil. Berikut ini data yang digunakan
untuk melakukan perhitungan :
Tabel 4.1. Data Penjualan Air Mineral berupa AQUA Galon pada Agen Tirta
Indah selama periode Januari-Desember 2008-2009.
Tahun AQUA Galon AQUA BOTOL 1500 ml
2008-2009 Penjualan Penjualan
(Bulan) (buah) (dus)
Januari 22.417 10.212
Februari 19.196 8.796
Maret 20.345 8.345
April 18.725 9.654
Mei 19.330 11.471
Juni 18.567 9.878
Juli 22.117 10.024
Agustus 16.456 7.998
September 19.331 8.914
Oktober 13.201 6.112
November 17.577 9.011
Desember 19.472 8.655
Total 226.734 109.070
Rata-rata 18,895 9.089
Grafik Penjualan Air Mineral AQUA Jenis Galon Pada Tahun 2008
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
Janu
ari
Febru
ari
Mar
et
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septe
mbe
r
Oktob
er
Nov
embe
r
Des
embe
r
Bulan Penjualan
An
gka P
en
juala
n
Gambar 4.1. Grafik Penjualan Air Mineral AQUA Jenis Galon Tahun 2008
Grafik Penjualan AQUA Jenis Botol 1.500 ml Pada Tahun 2008
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
Janu
ari
Feb
ruar
i
Mar
et
Apr
ilMei
Juni
Juli
Agu
stus
Sep
tembe
r
Oktob
er
Nov
embe
r
Des
embe
r
Bulan Penjualan
Angka P
enju
ala
n
Gambar 4.2. Grafik Penjualan Air Mineral AQUA Jenis Botol 1500 ml Tahun
2008
4.2 Analisis Biaya Persediaan Air Mineral
Dalam analisis biaya persediaan air mineral di Agen Tirta Indah
terdapat dua komponen biaya, yaitu biaya pemeliharaan atau biaya
penyimpanan dan biaya pemesan. Biaya pemesanan adalah biaya yang
timbul dikarenakan perusahaan melakukan pembelian barang. Biaya
pemesanan di dalamnya terdapat biaya telepon dan biaya surat pesanan.
Biaya telepon timbul karena perusahaan memesan air mineral
dengan menggunakan telepon dan biaya faksimili karena pengiriman PO
(Purchase Order) dalam bentuk faksimili kepada distributor.
Komponen biaya pemesanan air mineral pada Agen Tirta Indah
tertera dalam tabel 4.2 sebagai berikut;
Tabel 4.2 Komponen Biaya Pemesanan Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta
Indah.
Jenis Air Mineral AQUA
Aqua Galon Aqua Botol 1500 ml Komponen Biaya
Nilai (Rp) % Nilai (Rp) %
Telepon & Fax 900 8,3 900 10,1
Menurunkan Pesanan dan
Penempatan dalam Gudang 10.000 91,7 8.000 89,9
Total 10.900 100 8.900 100
Sumber; Bagian Keuangan, Agen Tirta Indah 2008
Dalam biaya pemesanan dapat dilihat bahwa nominal biaya pemesanan
berbeda, dikarenakan dua jenis air mineral ini berbeda bentuk, ukuran dan beban.
Sehingga komponen biaya yang dikeluarkan berbeda pada setiap jenis air mineral.
Untuk jenis galon dan botol 1.500 ml pemesanan dilakukan lewat telepon dan fax
kurang lebih 6 menit untuk memesan, jadi biaya nominalnya tidak jauh berbeda
yaitu sebesar Rp. 900 setiap pemesanan. Sedangkan biaya menurunkan pesanan
dan penempatan dalam gudang berbeda untuk jenis galon kurang lebih biayanya
sebesar Rp. 10.000 setiap pemesanan dan untuk jenis botol 1.500 ml kurang lebih
Rp. 8.000 setiap pemesanan. Dengan total biaya pemesanan untuk jenis galon
yaitu Rp 10.900 dan untuk jenis botol 1.500 ml yaitu Rp 8.900 untuk setiap
pemesanan.
Jenis biaya persediaan yang kedua yaitu biaya penyimpanan. Biaya
penyimpanan yang dilakukan oleh Agen Tirta Indah yaitu biaya-biaya yang
timbul akibat dari perawatan tempat penyimpanan, fasilitas dan pengawasan atau
keamanan. Dengan demikian biaya penyimpanan masing-masing jenis air mineral
tercantum pada Tabel 4.3 berikut;
Tabel. 4.3 Komponen Biaya Penyimpanan Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta
Indah.
Jenis Air Mineral AQUA
Aqua Galon Aqua Botol 1500 ml Komponen Biaya
Nilai (Rp) % Nilai (Rp) %
Fasilitas 200 5.9 100 3.1
Perawatan 150 4.5 100 3.1
Pengawasan / Keamanan 3.000 89.6 3.000 93.8
Total 3.350 100 3.200 100
Sumber; Bagian Keuangan, Agen Tirta Indah 2008
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa untuk setiap jenis air
mineral biaya penyimpanannya berbeda, dikarenakan dua jenis air mineral ini
berbeda bentuk, ukuran dan beban. Untuk jenis galon komponen biaya
penyimpanan yang dikeluarkan dapat dilihat langsung pada tabel diatas dengan
total biaya penyimpanannya sebesar Rp. 3.350 dan untuk jenis botol 1.500 ml
sebesar Rp. 3.200. Harga air mineral yang berlaku di tingkat supplier yaitu untuk
jenis galon Rp 9.500 per buah dan jenis botol 1.500 ml Rp. 30.000 per dus (1 dus
= 1lusin botol).
Dari biaya pemesanan dan penyimpanan pada Tabel 4.2 dan 4.3, dapat
diketahui biaya total pengendalian persediaan yang dilakukan oleh perusahaan.
Perhitungan biaya total persediaan berdasarkan rumus biaya total persediaan yaitu
biaya total pemesanan ditambah biaya total penyimpanan, disajikan pada Tabel
4.4 berikut;
Tabel 4.4. Perhitungan Total Biaya Persediaan Air Mineral AQUA Berdasarkan
Kebijakan Perusahaan Pada Agen Tirta Indah.
Jenis Frekuensi Jumlah Biaya Biaya
Air Mineral Pembelian Pemesaanan Pemesanan Penyimpanan
(Buah/Pesan) (Rp/Pesan) (Rp/Buah)
Q
D Q C0 Cc
Aqua Galon 95 2.386 10.900 3.350
Aqua Botol
1500ml 95 1.148 8.900 3.200
Biaya Total Biaya Total Biaya Total
Pemesanan Penyimpanan Persediaan Jenis
Air Mineral (Rp/Tahun) (Rp/Tahun) (Rp/Tahun)
C0
Q
D Cc
2
Q. Cc
2
Q + C0
Q
D
Aqua Galon 1.035.500 3.996.550 5.032.050
Aqua Botol
1500ml 845.500 1.836.800 2.682.300
Berdasarkan Tabel 4.4, diatas dapat dijelaskan bahwa frekuensi pembelian
yang dilakukan pada tiap jenis air mineral adalah sama yaitu sebanyak 95 kali
pembelian, sedangkan jumlah pemesanan atau kuantitas pemesanan diperoleh dari
total pembelian air mineral ( D ) dibagi dengan frekuensi pemesanan. Jumlah
pemesanan yang dilakukan setiap pemesanan sebesar 2.386 buah untuk jenis
galon dan 1.148 dus untuk jenis botol 1.500 ml.
Dalam biaya total persediaan terdapat perbedaan yaitu air mineral jenis
gallon sebesar Rp. 5.032.050 dan untuk jenis botol 1.500 ml sebesar Rp.
2.682.300. perbedaan ini berdasarkan hasil perhitungan EOQ diperoleh jumlah
pemesanan yang ekonomis yaitu sebesar 1.215 buah untuk air mineral jenis galon
, dan 779 dus untuk jenis botol 1.500 ml.
Tabel 4.5. Jumlah Pemesanan Optimal Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta
Indah.
Pembelian Biaya Biaya EOQ
(Buah/tahun) Pemesanan Penyimpanan EOQ
(Rp/Pesan) (Rp/Buah)
Jenis Air Mineral
D C0 Cc cC
DC02
Q*=cC
DC02
Aqua Galon 226.734
10.900 3.350 1.475.463 1.215
Aqua Botol
1500ml
109.070
8.900 3.200 606.701 779
Jumlah pemesanan ekonomis ini memiliki nilai yang kecil dibandingkan
jumlah pemesanan yang dilakukan perusahaan. Banyaknya jumlah pemesanan air
mineral AQUA akan berpengaruh terhadap frekuensi pembelian yang dilakukan
perusahaan dan pada akhirnya berpengaruh total biaya persediaan air mineral.
Dengan diketahuinya jumlah pemesanan ekonomis maka frekuensi maka
frekuensi pemesanan yang optimal dapat diketahui. Frekuensi pembelian optimal
adalah banyaknya pembelian yang dilakukan perusahaan berdasarkan jumlah
pemesanan optimal. Frekuensi pembelian optimal didapatkan dari pembelian
selama satu tahun oleh perusahaan dibagi dengan hasil perhitungan EOQ, maka
frekuensi pembelian optimal air mineral disajikan pada Tabel 4.6 sebagai berikut;
Tabel 4.6. Frekuensi Pembelian Optimum Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta
Indah.
Jenis Air Mineral Pembelian
(P)
EOQ
(Q*)
Frekuensi
(*Q
P)
Aqua Galon 226.734
1.215 186
Aqua Botol 1500ml
109.070
779 140
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas dapat dijelaskan bahwa, air mineral jenis
galon memiliki frekuensi sebesar 186 kali pembelian dalam setahun dan Aqua
Botol 1.500ml sebanyak 140 kali. Jumlah frekuensi ini sangatlah berbeda dengan
yang dilakukan Agen perusahaan yaitu sebanyak 95 kali dalam setahun.
Perbedaan ini dikarenakan jumlah pemesanan optimal kuantitasnya lebih rendah
dibandingkan dengan yang dilakukan perusahaan.
Setelah mendapatkan hasil perhitungan dari keseluruhan variabel maka
dapat diketahui biaya total persediaan secara optimum. Biaya total persediaan
optimum adalah jumlah nominal yang dikeluarkan untuk melakukan persediaan
barang secara ekonomis dan efisien. Berdasarkan perhitungan dengan pendekatan
metode EOQ maka total biaya persediaan optimal air mineral AQUA dapat
disajikan dalam tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7. Perhitungan Biaya Persediaan Air Mineral AQUA Berdasarkan
Economic Order Quantity (EOQ) Pada Agen Tirta Indah.
Jenis
Air
Mineral
Frekuensi
Pembelian EOQ
Biaya
Pemesanan
(Rp/Pesanan)
Biaya
Penyimpanan
(Rp/buah/tahun)
Biaya Total
Pemesanan
(Rp/Tahun)
Biaya Total
Penyimpanan
(Rp/Tahun)
Biaya Total
Persediaan
(Rp/Tahun)
Q
D Q* C0 Cc
C0 Q
D Cc
2
Q. Cc
2
Q + C0
Q
D
Aqua
Galon 186 1.215 10.900 3.350 2.027.400 2.035.125 4.062.525
Aqua
Botol
1500ml
140 779 8.900 3.200 1.246.000 1.246.400 2.492.400
Berdasarkan model EOQ yang terdapat pada Tabel 4.7, diperoleh biaya
persediaan optimum tiap jenis air mineral. AQUA galon memiliki biaya
persediaan optimum sebesar Rp. 4.062.525 dan untuk AQUA botol 1.500 ml
sebesar Rp.2.492.400. perhitungan biaya-biaya ini diharapkan dapat diterapkan
perusahaan dalam menentukan kebijakan persediaannya. Dari hasil perhitungan
ini terdapat perbedaan antara Tabel 4.4 dengan Tabel 4.8, yakni antara total biaya
persediaan air mineral menurut kebijakan perusahaan dengan yang menggunakan
model perhitungan EOQ, perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan (pada
Tabel 4.4) memiliki angka nominal yang lebih besar dibandingkan dengan
menggunakan model EOQ (pada Tabel 4.8). Jadi perhitunan ini
mengidentifikasikan bahwa perhitungan dengan metode EOQ menjadikan
perusahaan dapat melakukan efisiensi biaya persediaan.
Perbedaan ini menunjukkan adanya penghematan total biaya persediaan
dari sistem yang digunakan perusahaan terhadap sistem EOQ. Berdasarkan
perhitungan dengan pendekatan metode EOQ maka penghematan biaya
persediaan air mineral disajikan dalam Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8. Penghematan Biaya Persediaan Pada Agen Tirta Indah.
Total Biaya Persediaan Jenis
Air Mineral Sistem Pada
Perusahaan Sistem EOQ Penghematan
Persentase
(%)
Aqua Galon 5.032.050 4.062.525 969.525 19,3
Aqua Botol
1500ml 2.682.300 2.492.400 189.900 7,1
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat dijelaskan bahwa, perusahaan dapat
menghemat total biaya persediaan sekitar 19,3 % yaitu sebesar Rp. 969.525 untuk
jenis AQUA galon, untuk AQUA jenis botol 1.500 ml penghematannya sebesar
7,1 % yaitu sebesar Rp. 189.900.
Total biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan lebih besar dari
perhitungan menurut metode EOQ. Dalam hal ini sistem pengendalian persediaan
yang dilakukan perusahaan belumlah optimal. Perusahaan sebenarnya dapat
menghemat biaya pengeluaran yang biasa dilakukan untuk melakukan pemesanan.
Penghematan berdasarkan perhitungan ini dapat dilakukan jika frekuensi
pembelian yang dilakukan perusahaan diperkecil sampai pada titik optimal. Untuk
mendapatkan nilai optimal dalam melakukan pemesanan air mineral perlu
memperhatikan frekuensi pemesanan berdasarkan perhitungan EOQ.
Setelah dilakukan perhitungan total biaya persediaan optimum, selanjutnya
untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan antara pemesanan berikutnya
yang akan dilakukan, peritungan waktu antara pemesanan disajikan pada Tabel
4.9, sebagai berikut:
Tabel 4.9. Perhitungan waktu antara pemesanan Pada Agen Tirta Indah
Jenis
Air Mineral
waktu dalam satu
tahun/ hari
Jumlah Pemesanan
Per tahun
Waktu antara
Pemesanan
(hari)
t p p
t
Aqua Galon 365 95 4
Aqua Botol 1500ml 365 95 4
Berdasarkan Tabel 4.8, diatas dapat dijelaskan bahwa, perhitungan waktu
antara pemesanan dengan mengasumsikan satu tahun sama dengan 365 hari dan
besar jumlah pemesanannya per tahun untuk setiap jenis air mineral ini sama yaitu
95 kali, didapat nilai yang sama waktu antara pemesanan untuk setiap jenis air
mineral, yaitu 4 hari antara pemesanan.
4.3 Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Apabila metode EOQ menjawab pertanyaan berapa banyak pemesanan
yang optimal, sedangkan reorder point (ROP) menjawab pertanyaan kapan
mulai mengadakan pemesanan kembali.
ROP terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat di dalam stok
berkurang terus, oleh karena itu perusahaan menentukan titik pemesanan
kembali yang harus dilakukan perusahaan agar tidak kehabisan stok
(stokout) maupun kelebihan stok (over stock). Untuk mengetahui besarnya
titik pemesanan kembali digunakan rumus; 365
DLR = . Untuk lebih
jelasnya disajikan pada Tabel 4.10, dibawah ini;
Tabel 4.10 Perhitungan Titik Pemesanan Ulang Agen Tirta Indah Menurut
metode ROP.
Jenis
Air Mineral
Waktu Tunggu
Rata-rata
(hari)
Pembelian
(Buah/tahun)
waktu dalam
satu tahun
(hari)
Titik Pemesanan
Ulang
(R)
L D R=L
365
D
Aqua Galon 8 226.734
365 4.970
Aqua Botol
1500ml 8 109.070
365 2.391
Waktu tunggu rata-rata yang digunakan adalah selama 8 hari didapat dari
jumlah pemesanan dalam satu tahun yaitu 95 kali dibagi dengan 12 bulan. Setelah
itu didapat titik pemesanan ulang sebesar 4.970 buah untuk jenis AQUA galon
mengandung arti bahwa suatu pemesanan harus dilakukan ketika persediaan
mencapai 4.970 buah. Selama periode 8 hari ketika pesanan sedang dikirim, 4.970
galon yang akan benar-benar habis, sehingga tepat pada saat pesanan baru datang,
tingkat persediaan akan mencapai titik nol, bahwa keberadaan tenggang waktu
sama sekali tidak mempengaruhi kuantitas pemesanan optimal. Dan untuk jenis
AQUA botol 1.500 ml, titik pemesanan ulangnya sebesar 2.391 dus maksudnya
suatu pemesanan harus dilakukan ketika persediaan mencapai 2.391 dus. Selama
periode 8 hari ketika pesanan sedang dikirim, 2.391 dus yang akan benar-benar
habis, sehingga tepat pada saat pesanan baru datang,
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada
bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kuantitas pemesanan ekonomis
yang dilakukan oleh agen Tirta Indah supaya biaya yang dikeluarkan lebih
efisien yaitu untuk jenis air mineral AQUA galon yaitu sebesar 1215 per
pesanan, dan jenis botol 1500 ml yaitu sebesar 775 per pesanan, dengan
frekuensi pembelian optimum air mineral AQUA galon sebesar 186 per
tahun atau sekitar 15 per bulan dan jenis botol 1500 ml sebesar 140 per
tahun atau sebesar 11 per bulan.
Untuk penghematan biaya persediaan, air mineral AQUA jenis
galon biaya total persediaan yang berdasarkan perhitungan kebijakan Agen
sebesar Rp. 5.032.050, jika dibandingkan dengan perhitungan total biaya
persediaan dengan metode EOQ yaitu sebesar Rp. 4.062.525. jadi
penghematan biaya persediaan jika menerapkan EOQ sebesar Rp 969.525
atau 19,3 % dari selisih menurut perhitungan yang dilakukan agen. Dan
untuk air mineral AQUA jenis botol 1500 ml biaya total persediaan yang
berdasarkan perhitungan kebijakan Agen sebesar Rp. 2.682.300, jika
dibandingkan dengan perhitungan total biaya persediaan dengan metode
EOQ yaitu sebesar Rp. 2.492.400. Jadi penghematan biaya persediaan jika
menerapkan EOQ sebesar Rp 189.900 atau 7,6 % dari selisih menurut
perhitungan yang dilakukan agen.
Untuk waktu antar pemesanannya didapat untuk air mineral AQUA
jenis gallon dan botol 1500 ml memiliki nilai periode yang sama yaitu 4 hari
antara pemesanan. Kemudian untuk perhitungan titik pemesanan ulang
didapat untuk air mineral AQUA jenis gallon sebesar 4.970 buah dan
AQUA jenis botol 1500 ml sebesar 2.391 dus, artinya bahwa suatu
pemesanan harus dilakukan ketika persediaan mencapai titik pemesanan
ulang tersebut, Selama periode 8 hari ketika pesanan sedang dikirim.
Pada penelitian ini funsi persediaannya merupakan funsi Economic
Lot sizing dan jenis persediaannya merupakan Fluctuation Stock serta
metode persediaannya adalah Last-In, First Out (LIFO Method).
5.2 Saran
Penulis menyarankan agar pada penelitian selanjutnya supaya
melakukan perhitungan dengan menggunakan software-software lain yang
mendukung agar lebih akurat, dan juga lebih melakukan pendekatan
perhitungan EOQ dan model-model didalamnya supaya lebih teliti dengan
mempertimbangkan permasalahan yang terjadi sebenarnya dengan data-
data yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Slamet, Juli Soemirat, Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University
Press. Bulaksumur. Yogyakarta. 1994.
[2] Bernad W, Taylor. Sains Managemen Pendekatan Matematika untuk
Bisnis. Salemba Empat. Jakarta. 2001.
[3] Erlina, www.investopedia.com /terms/e/ economic order quantit
.aspibrary . usu ac.id/ download/ fe/akutansi -erlina3. pdf [06/08/2009 : 19.30
WIB]
[4] William J, Stevenson. Operations Management seventh edition. Mc Graw
Hill North Amerika.2002.
[5] Bayu. P, . www.inventoryops.com/economic_order_quantity. Elearning
.gunadarma.ac.id/.../model.../28_model_persediaan_eoq.pdf
[05/08/2009 : 14.30 WIB].
[6] Indrajit, E.R dan Djokopranoto, R. Manajemen Persediaan. Grasindo.
Jakarta 2003.
[7] Petrus, en.wikipedia.org/wiki/Economic_order_quantity Digilib
petra.ac.id/.../jiunkpe -ns-s1-2005-25401110-7188 -bahan_baku-
chapter1.pdf [05/09/2009 : 17.00 WIB].
[8] Mulyono, S. Riset Operasi. Fakultas Ekonomi UI. Jakarta .2002.
[9] Rangkusi, F, Managemen Persediaan. PT. Raja Grasindo Persada.
Jakarta. 2004.
[10] Edwin J. Purcell dan Dale Varberg, Kalkulus dan Geometri Analtis.
Erlangga.jakarta.2005.
Lampiran 1
Data Penjualan Air Mineral berupa AQUA Galon pada Agen Tirta Indah selama
periode Januari-Desember 2008-2009.
Tahun AQUA Galon AQUA BOTOL 1500 ml
2008-2009 Penjualan Penjualan
(Bulan) (buah) (dus)
Januari 22.417 10.212
Februari 19.196 8.796
Maret 20.345 8.345
April 18.725 9.654
Mei 19.330 11.471
Juni 18.567 9.878
Juli 22.117 10.024
Agustus 16.456 7.998
September 19.331 8.914
Oktober 13.201 6.112
November 17.577 9.011
Desember 19.472 8.655
Total 226.734 109.070
Rata-rata 18,895 9.089
Lampiran 2
Komponen Biaya Pemesanan Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta Indah.
Jenis Air Mineral AQUA
Aqua Galon Aqua Botol 1500 ml Komponen Biaya
Nilai (Rp) % Nilai (Rp) %
Telepon & Fax 900 8,3 900 10,1
Menurunkan Pesanan dan
Penempatan dalam Gudang 10.000 91,7 8.000 89,9
Total 10.900 100 8.900 100
Sumber; Bagian Keuangan, Agen Tirta Indah 2008
Komponen Biaya Penyimpanan Air Mineral AQUA Pada Agen Tirta Indah.
Jenis Air Mineral AQUA
Aqua Galon Aqua Botol 1500 ml Komponen Biaya
Nilai (Rp) % Nilai (Rp) %
Fasilitas 200 5.9 100 3.1
Perawatan 150 4.5 100 3.1
Pengawasan / Keamanan 3.000 89.6 3.000 93.8
Total 3.350 100 3.200 100
Sumber; Bagian Keuangan, Agen Tirta Indah 2008
Top Related